BAB IV
KEGIATAN PERENCANAAN
4.1 Umum
4.1.1 Pendekatan Teoritis
Sifat-sifat sungai sangat dipengaruhi oleh luas dan bentuk daerah pengaliran
serta kemiringannya. Sungai adalah saluran drainasi yang terbentuk secara alamiah.
Akan tetapi disamping fungsinya sebagai saluran drainasi dan dengan adanya air yang
mangalir di dalamnya, sungai menggerus tanah dasarnya secara terus menerus
sepanjang masa dan terbentuklah lembah-lembah sungai. Volume sedimen yang yang
sangat besar yang dihasilkan dari keruntuhan tebing-tebing sungai di daerah
pegunungan dan tertimbun di dasar sungai tersebut, terangkut ke hilir oleh aliran sungai.
Dengan demikian sedimen yang terdapat dalam arus sungai berangsur-angsur
diendapkan. Karena itu ukuran butiran sedimen yang mengendap di bagian hulu sungai
lebih besar daripada di bagian hilirnya.
k. Perda Kota Banjarmasin No. 5 Tahun 2013 Tentang TRRW Kota Banjarmasin
Tahun 2013- 2032
l. Perda Kota Banjarmasin No.15 Tahun 2016 Tentang Upaya Peningkatan
Pengelolaan Sungai
m. Peraturan Daerah Kota Banjarmasin No.6 Tahun 2021 Tentang TRRW Kota
Banjarmasin Tahun 2021- 2041
n. Perwali Kota Banjarmasin No. 39 Tahun 2010 Tentang Garis Sempadan
Sungai, Daerah manfaat Sungai, Daerah Penguasaan Sungai dan Bekas Sungai
o. Surat Keputusan Wali Kota Banjarmasin Nomor 158 Tahun 2011 Tentang
Penetapan Sungai Sebagai Fasilitas Umum dan Aset Pemerintah
1) Persiapan Lapangan
3) Pengukuran Topografi
4) Penyelidikan Tanah
4.2.3 Tahap III Analisis dan Perencanaan Sistem (System Planning) dan
Perencanaan Detail
Pada tahap ini merupakan tahapan inti dalam perencanaan yang meliputi :
3) Perencanaan Detail
Tahap ini merupakan tahap akhir dari kegiatan perencanaan yang meliputi :
1) Laporan Akhir Sementara
4) Mulai
Pekerjaan Pendahuluan :
Persiapan Administrasi
Penyiapan Fasilitas Kerja
Penempatan Tenaga Ahli
Mobilisasi dan Koordinasi Team Pelaksana
Pengumpulan Data Awal
Diskusi Awal dengan pemberi kerja
Studi meja dan literatur, Alternatif Awal Pemecahan Masalah
Program Kunjungan Lapangan
Kunjungan Lapangan
Konfirmasi Data Lapangan dan Studi Meja
Alternatif Pemecahan Masalah
disetujui
Tidak disetujui
Diskusi
disetujui
Selesai
Pembebanan
Muatan mati atau beban mati dihitung dari berat struktu serta elemen yang lainnya.
- Berat jenis beton/struktur = 2.400kg/m3
- Berat beban diatas timbunan = 1.000kg/m2
- Berat jenis tanah timbunan (ɣt) = 1,95 ton m3
Ø1 = 35°
C1 = 0
- Berat Tanah dalam keadaan jenuh (ɣsat) = 2,54 ton/m3
Ø2 = 20°
C1 = 0,015kg/m2
Analisa perhitungan di mulai dari menguraikan akibat tekan tanah dan air pada
tiap lapisan tanah, kemudian tanah tersebut dirubah menjadi gaya lateral/horizontal
yang bekerja pada dinding turap yang mengakibatkan terjadinya dinding moment pada
setiap turap yang mengalami jepit elastis.
Hal-hal dasar dalam perencanaan perkuatan lereng, adalah :
Beban rencana, terdiri dari :
- Berat sendiri perkuatan lerengyang digunakan dalam perhitungan
kemantapan(Satbility) adalah perkuatan lereng itu sendiri dan berat tanah
pada bagian atas tumit pelat lantai.
- Tekanan tanah meliputi tekanan tanah aktiof dan tekanan tanah pasif.
Kedua tekanan tersebut merupakan tekanan tanah dalam keadaan batas di
manan tanah isian di bagian belakang akan mulai runtuh karena berat
sendiri, atau keruntuhan gelincir mulai terjadi karena gaya dan dinidng.
dimana :
SF = Faktor keamanan
V = Jumlah gaya vertikal ( kg )
H = Jumlah gaya Horisontal ( kg )
C = Kohesi tanah ( kg/m2 )
A’ = Luas pembebanan ( m2 )
= sudut geser dalam ( )
Kemantapan terhadap Daya Dukung Tanah
Suatu konstruksi dikatakan aman ditinjau dari kemantapan daya dukung tanah
pondasinya apabila besarnya reaksi darai tanah lebih kecil dari besar daya dukung yang
diijinkan.
dimana :
= Besarnya reaksi daya dukung tanah ( t/m2 )
V = Jumlah gaya vertikal ( kg )
e = Eksentrisitas pembebanan ( m)
B = Lebar pondasi ( m )
A = Luas Dasar pondasi per meter panjang ( m2 )
dimana :
σ = kekuatan kompresive vertikal
Φ = kekuatan geser dalam
C = kohesi
Angka-angka dari nilai di atas dalam praktek sangat bervariasi tergantung dari
bahan, kadar air yang terkandung di dalamnya serta kepadatan dari tanah sendiri.
Dalam kondisi normal, kemiringan lereng 1:2 s/d 1:3 sudah cukup memadai. Akan
tetapi harus dianalisa mengenai garis rembesan yang terjadi untuk mengantisipasi
kerusakan tanggul.
Untuk menentukan stabilitas lereng tanggul keseimbangan massa tanah yang
cenderung slip harus diselidiki. Dengan melakukan beberapa kali penyelidikan pada
permukaan yang rawan slip, permukaan tersebut akan ditemukan, yakni permukaan
yang harga faktor keamanannya minimum.
Dalam metode Bishop, irisan tebal satuan, yakni volume yang cenderung slip,
dibagi-bagi menjari irisan-irisan vertikal. Seperti pada Gambar 4.1
dimana:
c’ = tegangan kohesif efektif (kN/m2)
= lebar irisan (m)
N’ = tegangan normal efektif pada muka slip (kN/m2)
F = faktor keamanan
’ = sudut efektif gesekan dalam
Reaksi-reaksi (v) antar irisan En dan En+1