Anda di halaman 1dari 10

BUKU JAWABAN UJIAN (BJU)

UAS TAKE HOME EXAM (THE)


SEMESTER 2020/21.1 (2020.2)

Nama Mahasiswa : AHMAD RIZA

Nomor Induk Mahasiswa/NIM : 030659307

Tanggal Lahir : 21 OKTOBER 1991

Kode/Nama Mata Kuliah : EKMA 4311

Kode/Nama Program Studi : MANAJEMEN -S1

Kode/Nama UPBJJ : BANJARMASIN

Hari/Tanggal UASTHE : 17 – 12 - 2020

Tanda Tangan Peserta Ujian

1
Petunjuk

1. Anda wajib mengisi secara lengkap dan benar identitas pada cover BJU pada halaman ini.

2. Anda wajib mengisi dan menandatangani surat pernyataan kejujuran akademik.

3. Jawaban bisa dikerjakan dengan diketik atau tulis tangan.

4. Jawaban diunggah disertai dengan cover BJU dan surat pernyataan kejujuran akademik.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

Surat Pernyataan Mahasiswa

Kejujuran Akademik

Yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama Mahasiswa : AHMAD RIZA

NIM : 030659307

Kode/Nama Mata Kuliah : EKMA 4311

Fakultas : EKONOMI

Program Studi : MANAJEMEN – S1

UPBJJ-UT : BANJARMASIN

1. Saya tidak menerima naskah UAS THE dari siapapun selain mengunduh dari aplikasi THE
pada laman https://the.ut.ac.id.
2. Saya tidak memberikan naskah UAS THE kepada siapapun.
3. Saya tidak menerima dan atau memberikan bantuan dalam bentuk apapun dalam
pengerjaan soal ujian UAS THE.

2
4. Saya tidak melakukan plagiasi atas pekerjaan orang lain (menyalin dan mengakuinya
sebagai pekerjaan saya).
5. Saya memahami bahwa segala tindakan kecurangan akan mendapatkan hukuman sesuai
dengan aturan akademik yang berlaku di Universitas Terbuka.
6. Saya bersedia menjungjung tinggi ketertiban, kedisiplinan, dan integritas akademik
dengan tidak melakukan kecurangan, joki, menyebarluaskan soal dan jawaban UAS THE
melalui media apapun, serta tindakan tidak terpuji lainnya yang bertentangan dengan
peraturan akademik Universitas Terbuka.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila dikemudian hari
terdapat pelanggaran atas pernyataan diatas, saya bersedia bertanggung jawab dan
menanggung sanksi akademik yang ditetapkan oleh Universitas Terbuka.

Banjarmasin, 17 Desember 2020

Yang Membuat Pernyataan

( Ahmad Riza )

3
1. Susunlah sebuah perencanaan strategi bauran pemasaran (Marketing Mix) yang
dapat dilakukan oleh PT. Indofood agar dapat sukses memasuki pasar
internasional yang baru terkait studi kelayakan bisnis.
Jawaban:
Menurut Kotler dan Amstrong, marketing mix adalah sekumpulan variabel pemasaran yang
bisa digunakan oleh perusahaan untuk mengejar tingkat penjualan mereka. Dengan kata lain,
marketing mix merupakan strategi pemasaran yang menggabungkan elemen-elemen di dalam
mix marketing itu sendiri dan dijalankan secara terpadu.
Marketing mix memiliki beberapa elemen, yang dikenal dengan sebutan 4P. 4P adalah
Product, Price, Promotion, Place. Namun, seiring dengan perkembangan zaman strategi mix
marketing 4P ini sudah bertambah menjadi 7P.
Tentang Indomie PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. merupakan salah satu perusahaan
mie instant dan makanan olahan terkemuka di Indonesia yang menjadi salah satu cabang
perusahaan yang dimiliki oleh Salim Group. Pada tahun 1994, terjadi penggabungan
beberapa anak perusahaan yang berada di bawah Indofood Group, sehingga mengubah
namanya menjadi PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. yang khusus bergerak dalam
bidang pengolahan mie instan. Divisi mie instan merupakan divisi terbesar di Indofood dan
pabriknya tersebar di 15 kota, diantaranya Medan, Pekanbaru, Palembang, Tangerang,
Lampung, Pontianak, Manado, Semarang, Surabaya, Banjarmasin, Makasar, Cibitung,
Jakarta, Bandung dan Jambi, sedangkan cabang tanpa pabrik yaitu Solo, Bali dan Kendari.
1) Marketing mix - Produk Karakteristik perusahaan dalam melakukan kegiatan produksi
yang dimiliki PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. yakni bersifat mass production, yaitu
jenis barang yang diproduksi relatif sedikit tetapi dengan volume produksi yang besar,
permintaan produk tetap/stabil demikian juga desain produk jarang sekali berubah bentuk
dalam jangka waktu pendek atau menengah. PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. divisi
noodle merupakan salah satu cabang perusahaan yang dimiliki Salim Group yang
memproduksi mie instan. Produk mie instan yang dihasilkan PT. Indofood CBP Sukses
Makmur, Tbk ada sebanyak 19 produk diantaranya adalah indomie, indomie vegan, indomie
jumbo, dan lain-lain.
2) Marketing mix - Price Dalam menentukan harga mie instan Indofood membedik 2 target
pasar yaitu kalangan menengah ke atas dan kalangan menengah ke bawah. Untuk membidik
target menengah ke atas, Indofood menggunakan Indomie sebagai produk yang digunakan.
Dengan sudah dimilikinya brand mie instan, strategi harga Indomie ditentukan dengan
memilih strategi harga di atas rata- rata pesaing, namun juga diimbangi dengan kualitas
produk yang baik. Sementara itu untuk target mengah ke bawah, Indofood meluncurkan
Supermi dan Sarimi, dan strategi harga yang digunakan ialah menggunakan strategi harga
sama dengan rata-rata pesaing.
3) Marketing mix - Promotion Indofood tetap gencar melakukan promosi, terutama melalui
media elektronik khususnya televisi. Dengan promosi massal menggunakan iklan yang
menarik, Indofood mengupayakan untuk menanamkan brand produk kepada konsumen agar
semakin kuat posisinya pada brand image konsumen. Selain melalui media elektronik,
Indofood juga melakukan promosi dengan cara menjadikan Indomie sebagai sponsor acara-
acara besar baik yang disiarkan langsung di televisi maupun tidak. Indofood juga menggelar
berbagai event-event serta lomba-lomba untuk lebih menarik masyarakat dan menanamkan
citra baik perusahaan.
4) Marketing mix - Place Jumlah titik gudang Indofood semakin diperbanyak secara agresif
sejak tahun 2005, sehingga mampu menyediakan produk yang lebih luas melalui rantai suplai

4
dan penghantaran. Gudang stok ditempatkan pada area-area yang memiliki outlet retail yang
banyak, termasuk pasar tradisional, sehingga setiap gudang dapat melayani masing-masing
area geografis dalam waktu yang sesingkat mungkin. Saluran distribusi yang panjang dan
tersebar di seluruh Indonesia membuat produk mie instan dari Indofood sangat mudah
ditemukan baik di swalayan maupun toko - toko kelontong
5) Segmentasi - Geografis Kebanyakan produk-produk mie instan khususnya indomie cocok
untuk seluruh daerah di Indonesia. Warga Indonesia yang melakukan perjalanan ke luar kota
atau luar negeri membawa Indomie untuk mengatasi masalah ketersediaan makanan yang
praktis dan sesuai dengan selera karena mie instant sesuai untuk daerah dataran tinggi
maupun rendah. Bahkan ada beberapa produk indomie yang sudah memiliki pasar di luar
negri, artinya produk mie tersebut cocok bagi segala keadaan geografi, dan banyak
dikomsumsi semua kalangan baik dikalangan bawah dan menengah ke atas.
6) Segmentasi - Demografis Produk ini lebih cocok dikonsumsi oleh orang dewasa dan atau
remaja, anak – anak usia balita sebaiknya tidak terlalu banyak mengonsumsi mie instant.
Produk Indomie sangat sesuai dengan kebutuhan rumah tangga maupun yang belum berumah
tangga atau anak-anak kos karena kepraktisannya dan harga yang murah.
Targetting Target pasar dari indomie adalah lebih kepada remaja dan keluarga. Pada industri
target mereka pada umumnya adalah masyarakat menengah ke bawah karena prouk ini
menawarkan harga yang murah dan kepraktisan memasaknya.
7) Positioning Mie instant Indomie adalah merek produk mie instant yang sangat populer di
Indonesia dan Nigeria juga di Amerika Serikat, Australia, berbagai negara di Asia, Afrika
bahkan Eropa. Indomie secara tidak langsung terpromosikan karena sering menjadi salah satu
bantuan makanan untuk korban bencana alam baik di dalam negeri maupun di luar nengeri.
Banyak warga negara Indonesia di negara lain yang sering membawa produk ini ke negara
mereka tinggal sebagai salah satu makanan instant favorit. Indomie sebagai salah satu dari
segelintir produk asli Indonesia yang mampu menembus pasar internasional dan
memposisikan diri sebagai market leader.
- Analisis SWOT Strength Keahlian dalam cita rasa Indonesia Produksi rendah biaya
Jangkauan distribusi luas Kecepatan dalam menjangkau konsumen Brand yang sudah
terkenal Banyak inovasi rasa yang dibuat oleh Indofood Strength
- Analisis SWOT Weakness Terlalu banyak Brand yang dikeluarkan Permintaan pasar yang
belum terpenuhi Mengandung zat yang berbahaya bagi tubuh seperti MSG Weakness
- Analisis SWOT Opportunity Melakukan ekspansi ke luar negeri Melakukan join dengan
perusahaan yang memiliki produk yang sejenis Melakukan diversifikasi terhadap produk lain
Opportunity
- Analisis SWOT Ketatnya persaingan yang dilakukan pesaing dalam hal iklan maupun
inovasi Tidak fokus terhadap satu jenis produk Penelitian-penelitian yang dilakukan oleh para
ahli gizi mengeni kandungan zat yang ada di Indomie terhadap produk lain Menciptakan mie
dengan bahan-bahan yang lebih sehat seperti bahan-bahan organik Threat
- Analisis Political and economy Political Pemerintah yang menaikan harga bahan baku,
dampaknya harga produk indomie akan naik atau juga ukurannya menjadi lebih kecil dengan
harga tetap. (-) Pemerintah yang menaikan harga bahan bakar atau BBM akan berdampak
pada peningkatan ongkos produksi, maka biaya ongkos produksinya meningkat. (-
) Economy Ketika gejala inflasi sedanng melanda, penjualan indomie bisa dikatakan stabil
karena harganya yang terjangkau bagi semua kalangan masyarakat. (+) Political and economy
- Analisis Social and Technology Social Gaya hidup masyarakat yang ingin praktis, maka

5
kesempatan indomie untuk memasarkan produknya lebih luas dengan varian terbaru. (+)
Orang zaman sekarang yang lebih suka makanan herbal (tidak mengandung bahan
kimia) akan berfikir ulang untuk membeli indomie yang mengandung MSG. (-) Technology
Fokus pemerintah yang sangat mendukung kemajuan teknologi sangat berpengaruh karena
indomie bias diproduksi lebih banyak lagi tiap harinya. (+) Dengan kemajuan teknologi kita
dapat mempromosikan indomie varian – varian terbaru memanfaatkan teknologi internet. (+)
Social and Technology
Keunggulan Indomie Komitmen dari Masyarakat terhadap Indomie, contoh: Indomie
menawarkan berbagai cita rasa selera nusantara dari Sabang sampai Merauke. Mie Indomie
terbuat dari tepung bogasari yang dikenal bermutu tinggi Rasa bumbu yang khas dengan
kualitas yang premium Komitmen dari Masyarakat terhadap Indomie, contoh: Sebutan
Indomie dijadikan istilah generic yang merujuk kepada semua merek mie instant di
Indonesia. Saat terjadi bencana alam, orang Indonesia sering menyumbang mie instant seperti
Indomie. Indomie memiliki harga yang terjangkau bagi konsumen, tanpa mengurangi
standard kualitasnya.
Kesimpulan Brand Name yang telah melekat di masyarakat membuat Indomie tetap menjadi
Market Leader produk mie instant di Indonesia walaupun terjadi persaingan yang sangat
ketat, baik dengan grup Indofood itu sendiri (Sarimi, Supermie, Pop Mie) maupun Wingsfood
(Mie Sedaap) dan brand-brand lain, yang melakukan strategi pemasaran yang sangat gencar
yang diwaspadai oleh Indomie. Berbagai inovasi dilakukan untuk mempertahankan posisinya
sebagai Brand Market Leader, salah satunya adalah keluarnya produk dengan rasa baru.
Keunggulan Indomie dibanding dengan produk lain antara lain: cita rasa nusantara yang khas,
terbuat dari tepung yang berkualitas tinggi, rasa bumbu yang khas dengan kualitas premium
dan komitmen masyarakat yang tinggi terhadap produk Indomie.

2. Berikan analisa anda tentang bagaimana perannya dalam berbagai hal sehingga
dianggap hal yang sangat penting bagi pemerintah Bengkulu untuk dilakukan
dan diterapkan oleh perusahaan terkait dengan studi kelayakan bisnis
Jawaban:
Berdasarkan analisis ini dapat diketahui secara lebih jelas dampak besar dan penting terhadap
lingkungan hidup, baik dampak negatif maupun dampak positif yang akan timbul dari usaha
dan/atau kegiatan sehingga dapat dipersiapkan langkah untuk menanggulangi dampak negatif
dan mengembangkan dampak positif.
AMDAL merupakan salah satu instrumen pengelolaan lingkungan hidup. AMDAL memiliki
peranan dan fungsi yang strategis dalam upaya pencegahan dan pengendalian kerusakan
lingkungan. Melalui AMDAL suatu rencana usaha atau kegiatan telah menuangkan komitmen
pengelolaan lingkungan yang akan dilakukannya.
AMDAL adalah analisis yang meliputi berbagai macam faktor seperti fisik, kimia, sosial
ekonomi, biologi dan sosial budaya yang dilakukan secara menyeluruh. Alasan diperlukannya
AMDAL adalah untuk studi kelayakan karena tercantum dalam undang-undang dan peraturan
pemerintah serta menjaga lingkungan dari operasi proyek kegiatan industri atau kegiatan-
kegiatan yang dapat menyebabkan kerusakan lingkungan.
AMDAL sebagai alat pengelolaan lingkungan hidup, bertujuan untuk menghindari dampak,
meminimalisasi dampak, dan melakukan mitigasi/kompensasi dampak. AMDAL sebagai
“environmental safe guard” bermanfaat untuk pengembangan wilayah, sebagai pedoman
pengelolaan lingkungan, pemenuhan prasyarat utang (loan), dan rekomendasi dalam proses

6
perijinan. Tujuan AMDAL adalah menjaga rencana usaha atau kegiatan agar tidak
memberikan dampak buruk bagi lingkungan.
Sementara itu, fungsi AMDAL adalah;
- Bahan perencanaan pembangunan wilayah.
- Membantu proses dalam pengambilan keputusan terhadap kelayakan lingkungan hidup dari
rencana usaha dan/atau kegiatan.
- Memberikan masukan dalam penyusunan rancangan rinci teknis dari rencana usaha
dan/atau kegiatan.
- Memberi masukan dalam penyusunan rencana pengelolaan dan pemantauan lingkungan
hidup.
- Memberikan informasi terhadap masyarakat atas dampak yang ditimbulkan dari suatu
rencana usaha dan atau kegiatan.
- Tahap pertama dari rekomendasi tentang izin usaha.
- Merupakan Scientific Document dan Legal Document.
- Izin Kelayakan Lingkungan.
Agar pelaksanaan AMDAL berjalan efektif dan dapat mencapai sasaran yang diharapkan,
pengawasannya dikaitkan dengan mekanisme perijinan. Peraturan pemerintah tentang
AMDAL secara jelas menegaskan bahwa AMDAL adalah salah satu syarat perijinan, di mana
para pengambil keputusan wajib mempertimbangkan hasil studi AMDAL sebelum
memberikan ijin usaha/kegiatan. AMDAL digunakan untuk mengambil keputusan tentang
penyelenggaraan/pemberian ijin usaha dan/atau kegiatan. Sehingga perannya dalam berbagai
hal dianggap sangat penting bagi pemerintah bengkulu.

3. Berdasarkan atas kasus diatas, banyak sekali faktor penyebab dari tutupnya
gerai 7-eleven di Indonesia baik itu dari faktor internal maupun eksternal.
Dalam kasus ini, Anda diminta untuk menganalisis penyebab kegagalan
manajemen yang terjadi pada kasus
Jawaban:
7-Eleven resmi ditutup karena beberapa alasan, salah satunya adalah keterbatasan sumber
daya yang dimiliki Perseroan dalam menunjang kegiatan operasional toko.
Penyebab tutupnya bisnis 7-Eleven:
- Ekspansi Secara Cepat & Agresif
Chandra Wijaya, sebagai Direktur Keuangan Modern Internasional menyadari bahwa
ekspansi gerai 7-Eleven dilakukan terlalu cepat di awal. Ekspansi yang dilakukan oleh 7-
Eleven dibiayai oleh pinjaman sehingga dana yang seharusnya dapat digunakan untuk
operasional bisnis justru digunakan untuk membayar pinjaman beserta bunga yang jumlahnya
sangat signifikan. Hal ini tentu dapat mengganggu modal kerja.
- Biaya Operasional Berlebih
Sebelum memulai bisnisnya, 7-Eleven telah melakukan pembayaran sewa tempat untuk 5-10
tahun ke depan, di mana biaya tersebut telah mereka bayarkan di muka. Tak hanya itu, 7-
Eleven juga melakukan renovasi besar-besaran untuk mengikuti standar 7-Eleven Inc. Hal ini
tentu memberikan dampak negatif bagi arus kas perusahaan, yaitu modal yang seharusnya

7
digunakan untuk biaya operasional justru terpakai di awal untuk biaya sewa yang seharusnya
dapat dibayarkan per bulan atau per tahun.
- Pembengkakan Laporan Keuangan
Beban biaya operasional membengkak dalam laporan keuangan 7-Eleven. Menurut laporan
keuangan konsolidasian MDRN, pada kuartal 1 2017 7-Eleven mengalami kerugian hingga
Rp447,9 miliar. Di mana pada kuartal 1 2016, 7-Eleven masih mendapatkan laba sebesar
Rp21,3 miliar.
- Daya Beli Menurun
Menteri Perdagangan, Enggartiasto Lukita mengaku bahwa pada lebaran 2017 lalu telah
terjadi penurunan daya beli masyarakat yang disebabkan oleh pola konsumsi masyarakat
yang semakin cerdas dalam menggunakan uangnya. Ditambah lagi kompetitor 7-Eleven yang
semakin menyebar dan menawarkan bisnis serupa dengan harga yang lebih murah. Hal ini
semakin membuat 7-Eleven ditinggalkan oleh pelanggannya.

4. Berdasarkan kasus tutupnya 7-eleven di Indonesia pada kasus no. 3, ada


beberapa faktor penyebab internal dan eksternal yang muncul. Dari faktor-
faktor tersebut, mahasiswa diminta untuk menganalisa faktor terkait dengan
aspek hukum yang menyebabkan tutupnya gerai tersebut dan apakah yang
seharusnya dilakukan oleh 7-eleven sebelum masuk ke Indonesia terkait studi
kelayakan bisnis agar tidak tersandung dengan masalah hukum tersebut.
Jawaban:
Faktor-faktor lain yang menyebabkan gagalnya 7-Eleven beroperasi di Indonesia antara lain:
1) Dugaan kemelut yang dialami PT Modern Sevel Indonesia seperti persoalan
manajemen dan para pemegang saham keluarga. Dugaan tersebut didasarkan pada
pantauan penjualan bersih 7-Eleven yang menurun pada tahun 2015. Pada tahun
tersebut, total penjualan bersih 7-Eleven adalah Rp886,84 miliar. Penjualan bersih
tersebut menunjukkan penurunan sebesar 8,7 persen.
2) Munculnya gerai-gerai waralaba yang serupa dengan 7-Eleven. Tidak hanya
perusahaan ritel lokal seperti Indomaret dan Alfamart, perusahaan-perusahaan ritel
asing yang berkonsep waralaba juga muncul di Indonesia sebagai kompetitor dari 7-
Eleven. Karena kompetitor 7-Eleven bermunculan pada masa pengembangan 7-
Eleven, iklim persaingan usaha ritel di Indonesia menjadi sangat kompetitif sehingga
7-Eleven menutup seluruh gerainya pada 30 Juni 2017.
3) Model bisnis yang tidak jelas. Pengusaha dan pelatih eksekutif, Budi Satria Isman
menilai bahwa 7-Eleven tidak tegas dalam menentukan model bisnisnya (antara kafe
atau convenience store). Beliau menilai bahwa inovasi yang dicoba dilakukan oleh 7-
Eleven di Indonesia, yaitu menerapkan model bisnis food store destination,
menyebabkan biaya per gerai mahal.
4) Perilaku konsumen. Salah satu penyebab tutupnya 7-Eleven di Indonesia adalah
perilaku konsumen 7-Eleven yang beli sedikit minuman tetapi nongkrong lama di
sana. Adhitya Nugroho selaku Research Manager Euromonitor International
mengatakan bahwa konsumen bisa saja hanya membeli satu roti atau minuman dan
duduk di 7-Eleven selama tiga jam.
5) Pelarangan penjualan minuman beralkohol di Indonesia. Regulasi tersebut berlaku

8
pada tahun 2015 dan ditujukan khusus untuk bisnis minimarket, termasuk 7-Eleven.
Regulasi tersebut membuat penjualan 7-Eleven menurun pada tahun itu.
Sebagian besar dari faktor-faktor yang menyebabkan 7-Eleven gagal di Indonesia
merupakan faktor eksternal. Faktor-faktor tersebut cenderung sulit untuk dikendalikan
oleh perusahaan. Dalam ilmu pemasaran, faktor tersebut disebut “lingkungan
pemasaran”. Lingkungan pemasaran atau marketing environment merupakan semua
hal yang berada di luar kegiatan pemasaran tetapi memiliki pengaruh terhadap
kegiatan pemasaran tersebut.
Lingkungan pemasaran dapat dibedakan menjadi dua, yaitu microenvironment dan
macroenvironment. Microenvironment merupakan pihak yang dekat dengan
perusahaan dan sangat memengaruhi kegiatan perusahaan tersebut seperti pemasok,
distributor, pesaing, dan konsumen. Macroenvironment merupakan pengaruh yang
berasal dari hal yang lebih besar, luas, dan juga memengaruhi microenvironment
seperti demografi, ekonomi, lingkungan alam, sosial, politik, hukum, dan kebudayaan.
Kegagalan 7-Eleven di Indonesia dapat dianalisis menggunakan konsep lingkungan
pemasaran. Faktor-faktor yang menyebabkan penutupan 7-Eleven di Indonesia dapat
digolongkan baik dalam microenvironment maupun macroenvironment. Lingkungan
pemasaran yang menyebabkan gagalnya 7-Eleven di Indonesia antara lain:
 Lingkungan Perusahaan
Sebagai pengelola 7-Eleven di Indonesia, PT Modern International Tbk berperan
dalam menentukan tujuan dan strategi 7-Eleven di Indonesia. Kegagalan dari
lingkungan perusahaan ditunjukkan oleh gagalnya akuisisi yang direncanakan oleh PT
Modern International Tbk tersebut. Selain itu, adanya dugaan mengenai masalah
internal dari anak perusahaannya, PT Modern Sevel Indonesia, juga merupakan faktor
dari lingkungan pemasaran bagian perusahaan.
 Lingkungan Politik
Lingkungan politik merupakan bagian dari macroenvironment. Lingkungan politik
yang berkaitan dengan kegagalan 7-Eleven di Indonesia ditunjukkan oleh peraturan
pemerintah mengenai larangan penjualan minuman beralkohol. Regulasi tersebut
tidak hanya memengaruhi bagian pemasaran 7-Eleven, tetapi juga perusahaan secara
keseluruhan sehingga penjualan bersih 7-Eleven di Indonesia menurun selama dua
tahun.
 Lingkungan Konsumen
Walaupun konsumen merupakan pihak yang paling memiliki potensi untuk
meningkatkan keuntungan perusahaan, perilaku konsumen juga dapat menurunkan
keuntungan perusahaan. Dalam kasus 7-Eleven di Indonesia, kebiasaan konsumen
yang hanya menghabiskan sedikit di 7-Eleven tetapi menggunakan banyak fasilitas
memicu penurunan keuntungan perusahaan karena biaya tetap yang tidak tertutup oleh
penjualan.
 Lingkungan Kompetitor
Pesaing merupakan pihak dari lingkungan pemasaran mikro yang sangat berpengaruh
pada kegiatan pemasaran suatu perusahaan. Perilaku dan strategi pesaing sangat
menentukan pilihan keputusan terbaik yang dapat diambil perusahaan. Untuk kasus 7-
Eleven di Indonesia, lingkungan kompetitor dapat dikatakan sebagai faktor yang
paling berkontribusi dalam kebangkrutan 7-Eleven di Indonesia. Bahkan, banyak

9
pesaing dengan model bisnis sama yang sudah populer di Indonesia terlebih dahulu
sebelum 7-Eleven masuk.
Faktor-faktor eksternal yang dikonsepkan ke dalam lingkungan pemasaran tersebut
memaksa 7-Eleven untuk menutup seluruh gerainya di Indonesia.

SOLUSI
Solusi yang kami usulkan adalah solusi yang berkaitan dengan keputusan 7-Eleven
apabila ingin membuka usaha kembali di Indonesia dengan tetap memperhatikan
macroenvironment dan microenvironment yang ada.
 Pemahaman regulasi
Sebelum membuka gerai di Indonesia, tentunya hal yang perlu diketahui pertama
adalah mengenai regulasi yang berlaku. Karena dengan memahami regulasi yang ada
maka bisa menghindari menjual barang yang sah secara hukum. Contohnya tentang
regulasi larangan penjualan minuman beralkohol
 Strategi produk
Hindari stuck in the middle atau ketidakjelasan produk. Ini dialami oleh 7-Eleven
yang terkesan ingin menghadirkan layanan premium tapi tidak bisa namun dianggap
sebagai minimarket juga tidak bisa. Maka tentukan dahulu konsep usaha yang akan
dibuka. Mengingat bisnis ritel di Indonesia sangat berkembang dan banyak
kompetitor.
 Konsumen
Karena rata – rata konsumen Indonesia lebih banyak menghabiskan waktu untuk
menggunakan fasilitas yang ada daripada menghabiskan banyak uang terhadap produk
yang dijual, maka perlu diperhatikan budaya ini. Perusahaan bisa berfokus untuk
menjual barang dengan menyediakan fasilitas untuk berbincang lebih sempit. Ini juga
nantinya dapat menekan cost perusahaan.
 Kompetitor
Faktor dari lingkungan pemasaran yang paling mengancam 7-Eleven di Indonesia
adalah pesaing. Karena sudah banyak perusahaan ritel yang terkenal dan sangat
disukai konsumen di Indonesia, 7-Eleven harus benar-benar memikirkan strategi
pemasaran yang tepat agar bisa bersaing di Indonesia. Solusi yang kami usulkan
terkait dengan pesaing adalah memberikan nilai lebih kepada konsumen seperti
menawarkan produk yang eksklusif (Slurpee, Big Gulp, dan lain-lain), memberikan
fasilitas yang belum dimiliki perusahaan ritel lain (misal, fasilitas printing), atau
memberikan harga yang dapat menyaingi tawaran dari pesaing.

10

Anda mungkin juga menyukai