Petunjuk
1. Anda wajib mengisi secara lengkap dan benar identitas pada cover BJU pada halaman ini.
2. Anda wajib mengisi dan menandatangani surat pernyataan kejujuran akademik.
3. Jawaban bisa dikerjakan dengan diketik atau tulis tangan.
4. Jawaban diunggah disertai dengan cover BJU dan surat pernyataan kejujuran akademik.
NIM : 043543881
Fakultas : Ekonomi
UPBJJ-UT : Jakarta
1. Saya tidak menerima naskah UAS THE dari siapapun selain mengunduh dari aplikasi THE pada laman
https://the.ut.ac.id.
2. Saya tidak memberikan naskah UAS THE kepada siapapun.
3. Saya tidak menerima dan atau memberikan bantuan dalam bentuk apapun dalam pengerjaan soal ujian
UAS THE.
4. Saya tidak melakukan plagiasi atas pekerjaan orang lain (menyalin dan mengakuinya sebagai pekerjaan
saya).
5. Saya memahami bahwa segala tindakan kecurangan akan mendapatkan hukuman sesuai dengan aturan
akademik yang berlaku di Universitas Terbuka.
6. Saya bersedia menjunjung tinggi ketertiban, kedisiplinan, dan integritas akademik dengan tidak
melakukan kecurangan, joki, menyebarluaskan soal dan jawaban UAS THE melalui media apapun, serta
tindakan tidak terpuji lainnya yang bertentangan dengan peraturan akademik Universitas Terbuka.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari terdapat pelanggaran
atas pernyataan di atas, saya bersedia bertanggung jawab dan menanggung sanksi akademik yang ditetapkan oleh
Universitas Terbuka.
Jakarta, 31 Desember 2022
4. A. regulasi ekonomi adalah suatu bentuk intervensi pemerintah yang dirancang untuk mempengaruhi
perilaku perusahaan dan individu di sektor swasta.
B. Salah satu kecenderungan yang bisa dilihat dari perkembangan perundang-undangan di Indonesia adalah
banyaknya persoalan yang ingin diatur dalam undang-undang. Seolah-olah undang-undang menjadi obat
yang paling ampuh untuk mengatasi persoalan yang ada. Sebagai contoh, untuk mengatasi permasalahan
hubungan antar umat beragam, muncul usulan untuk membentuk undang-undang yang mengatur kerukunan
antar umat beragama. Contoh lain, merespon aksi terorisme belakangan, pemerintah menggagas revisi
undang-undang antiterorisme. Beberapa contoh lainnya dapat dicermati dari daftar RUU yang masuk dalam
program legislasi nasional 2015-2019. Pertanyaannya, apakah materi-materi tersebut layak diatur dalam
undang-undang dan apakah membentuk undang-undang menjadi solusi tepat mengatasi persoalan
masyarakat?
Ann Seydman dalam bukunya Penyusunan Rancangan Undang-Undang Dalam Perubahan Masyarakat yang
Demokratis menuliskan ada dua alasan urgensi pengaturan dalam bentuk undang-undang. Pertama, alasan
kebutuhan untuk memerintah. Bagi pemerintah kedudukan undang-undang berguna untuk menjalankan roda
pemerintahan. Kedua, alasan tuntutan legitimasi. Kebijakan pemerintah yang diformulasikan dalam bentuk
undang-undang memberikan pemerintah suatu legitimasi. Alasan yang dikemukakan oleh Ann Seydman
tersebut melihat dari kelanjutan perumusan kebijakan. Pemerintah untuk mengefektifkan kebijakannya
perlu mengubah bentuknya menjadi undang-undang yang dapat mengikat secara umum baik
masyarakat maupun aparatur pemerintah sendiri. Legitimasi ini dibutuhkan pemerintah dan
aparaturnya untuk menguatkan posisi kebijakannya ketika berhadapan dengan publik.
Dari pendapat tersebut juga dapat dilihat bahwa undang-undang diperlukan untuk mengatur kepentingan
umum. Pemerintah menjalankan fungsinya untuk melayani kepentingan umum. John Locke sebagaimana
dikutip Bayu Dwi Anggono dalam bukunya Perkembangan Pembentukan Undang-Undang di Indonesia
menyatakan bahwa undang-undang yang dibuat oleh kekuasaan legislatif merupakan undang-undang yang
dapat memberikan kebaikan bagi masyarakat luas atau memuat unsur-unsur kepentingan umum.
Undang-undang yang dibentuk harus memberikan manfaat yang luas bagi masyarakat. Akan tetapi, persoalan
yang berkembang dalam sistem undang-undang saat ini tidak jelas batasan materi yang harus diatur dalam
undang-undang. Walaupun pengaturan normatif mengenai batasan materi muatan undang-undang sudah
terdapat dalam UU No. 12/2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan meliputi: (i)
pengaturan lebih lanjut mengenai ketentuan Undang-Undang Dasar Negara Republik IndonesiaTahun 1945;
(ii) perintah suatu Undang-Undang untuk diatur dengan Undang-Undang; (iii) pengesahan perjanjian
internasional tertentu; (iv) tindak lanjut atas putusan Mahkamah Konstitusi; dan/atau (v) pemenuhan
kebutuhan hukum dalam masyarakat.
Jadi sebenarnya sistem perundang-undangan sudah membatasi materi yang dapat diatur dalam suatu undang-
undang. Memang kalau diperhatikan,materi muatan kelima yaitu pemenuhan kebutuhan hukum
dalam masyarakat menjadi materi yang terbuka. Undang-undang tidak memberi batasan lebih lanjut
mengenai kebutuhan hukum dalam masyarakat tersebut. Hal ini bisa menjadi pintu masuk untuk
mengatur banyak hal dalam suatu undang-undang.
Pakar perundang-undangan yang kini menjadi hakim konstitusi, Maria Farida, menerangkan bahwa saat ini
banyak materi muatan yang seharusnya cukup diatur lewat peraturan perundang-undangan di bawah undang-
undang justru dipaksakan diatur dengan undang-undang. Padahal seandainya diatur dengan peraturan
perundang-undangan di bawah undang-undang, pelaksanaannya menjadi lebih sederhana dan anggaran yang
dibutuhkan relatif kecil (www.mahkamahkonstitusi.go.id).
Kita bisa mempertanyakan urgensi pembentukan berbagai undang-undang yang tidak masuk dalam lingkup
pengaturan kepentingan umum, seperti undang-undang yang mengatur mengenai profesi, berbagai peraturan
di bidang kesehatan, sampai pada undang-undang yang bersifat sangat teknis. Alasan legitimasi juga
ditengarai muncul dalam pembentukan berbagai undang-undang tersebut. Kebutuhan legitimasi yang
menurut Ann Seydman hanya tertuju pada pemerintah untuk menguatkan kebijakannya, ternyata juga
dibutuhkan oleh organisasi atau masyarakat, sehingga keinginan membentuk undang-undang, didasarkan
pada alasan prakmatis. Tanpa mempertimbangkan apakah akan memberi manfaat bagi masyarakat luas atau
hanya sebagian kecil kelompok.
Adanya kecenderungan pendapat bahwa setiap persoalan perlu diatur dalam undang-undang,
keinginan memperoleh legitimasi melalui undang-undang, keyakinan bahwa undang-undang menjadi
alternatif solusi menyelesaikan masalah sosial akan menyebabkan tingginya produksi undang-
undang. Jumlah undang-undang akan semakin membengkak. Indonesia masuk dalam situasi hiper regulasi.
Banyak hal yang diatur dengan undang-undang. Permasalahan ini juga akan berdampak pada pemborosan
anggaran negara. Pembahasan undang-undang melalui proses yang panjang dengan tuntutan ketersediaan
alokasi anggaran yang tidak sedikit. Ditambah lagi dengan alokasi anggaran yang tidak relevan misalnya
studi banding. Permasalahan lain terkait dengan ongkos sosial yang muncul dari pembahasan undang-undang
yang menimbulkan pro kontra yang ekstrem di masyarakat. Padahal belum tentu undang-undang yang
diperdebatkan tersebut akan dapat diimplementasikan secara efektif dan memberi manfaat bagi masyarakat
luas.
Membatasi Produksi
Undang-undang menjadi bagian penting dalam sistem hukum kita. Ketidakcermatan dalam membentuk
undang-undang dapat menimbulkan dampak negatif bagi hukum itu sendiri. Oleh karena itu, DPR dan
Presiden sebagai pemegang kuasa membentuk undang-undang perlu melakukan penataan ulang dengan
melihat pada kecenderungan motiv membentuk undang-undang saat ini. Seleksi usulan undang-undang perlu
dilakukan secara lebih ketat, prioritaskan pada undang-undang yang mengatur kepentingan umum.
Selain itu, ketaatan pada ketentuan normatif yang mengatur materi muatan undang-undang juga harus
ditingkatkan kembali, sehingga materi yang seharusnya diatur dalam jenis peraturan di bawah undang-
undang tidak perlu dibahas untuk menjadi undang-undang. Di sisi lain, perlu mendorong berbagai kalangan
untuk lebih memahami kedudukan undang-undang dalam mengatur kepentingan negara dengan
mengedepankan pada pengaturan yang bersifat umum dan luas.
C. Istilah ‘ekonomi’ berasal dari bahasa Yunani oikonomia, yaitu gabungan kata oikos-nomos. Oikos berarti
rumah tangga, sedangkan nomos berarti aturan. Oikonomia mengandung arti aturan yang berlaku untuk
memenuhi kebutuhan hidup dalam suatu rumah tangga.
Secara istilah, ilmu ekonomi yaitu ilmu yang mempelajari berbagai tindakan manusia dalam memenuhi
kebutuhan hidupnya yang tidak terbatas dengan alat pemuas kebutuhan yang terbatas.
Berdasarkan ruang lingkupnya, ilmu ekonomi terbagi dalam kedua kajian yakni Ekonomi Mikro dan
Ekonomi Makro. Adapun pengertiannya yaitu sebagai berikut :
Ekonomi Mikro
Ekonomi Mikro adalah bagian dari ilmu ekonomi yang menganalisa bagian-bagian kecil dari keseluruhan
kegiatan perekonomian (dalam lingkup kecil) seperti harga, biaya produksi, perilaku produsen, perilaku
konsumen, permintaan, penawaran, teori produksi, elastisitas, dan lain-lain.
Ekonomi mikro mempelajari bagaimana rumah tangga individual atau perusahaan pengambil keputusan dan
melakukuan interaksi di pasar tertentu. Contohnya seperti bagaimana harga suatu barang terbentuk?
Bagaimana menentukan harga? Bagaimana memproduksi untuk mencapai tingkat paling efisien? Bagaimana
perusahaan memperoleh laba maksimum? Bagaimana konsumen memperoleh kepuasan maksimum?
Ekonomi Makro
Ekonomi Makro adalah bagian dari ilmu ekonomi yang menganalisis kegiatan perekonomian secara
keseluruhan (dalam lingkup luas) seperti inflasi, pendapatan nasional, kesempatan kerja, pengangguran,
kebijakan fiskal, kebijakan moneter, neraca pembayaran, investasi, dan lain-lain.
Ekonomi Makro mengkaji fenomena perekonomian secara menyeluruh atau luas. Contoh : inflasi,
pengangguran, pendapatan nasional, kesempatan kerja, pengangguran, kebijakan fiskal, kebijakan moneter,
neraca, pembayaran, investasi, dan pertumbuhan ekonomi.
Kedua kajian tersebut pada dasarnya adalah menjelaskan mekanisme dari kegiatan ekonomi.
Teori Ekonomi (Analysa Economic), yakni ilmu yang menerangkan hubungan peristiwa-peristiwa
ekonomi kemudian merumuskan hubungan-hubungan itu dalam suatu hokum ekonomi. Contoh : Hukum
Permintaan (Jika harga suatu barang naik maka jumlah barang yang diminta akan berkurang.
Jika harga barang turun maka jumlah barang yang diminta akan bertambah), Hukum Penawaran (Jika harga
barang naik maka jumlah yang ditawarkan akan bertambah. Jika harga barang turun maka jumlah yang
ditawarkan akan berkurang), Teori Produksi, dan lain-lain.
Ekonomi Deskriptif (Descriptive Economics), yakni ilmu yang menggambarkan keadaan yang sebenarnya
dari wujud dalam perekonomian. Contohnya seperti keadaan petani di Jawa Tengah, inflasi yang meningkat
pada tahun 1998, dan lain-lain.
Ekonomi terapan (Aplied Economics), yakni ilmu ekonomi yang mengkaji tentang kebijakan-kebijakan
yang perlu dilaksanakan dalam mengatasi masalah-masalah ekonomi. Contoh : Ekonomi Moneter, Ekonomi
Koperasi, Ekonomi Perusahaan, dan lain-lain.
Pada intinya, ilmu ekonomi adalah ilmu yang mengakui realitas kelangkaan lalu memikirkan cara
mengorganisasikan masyarakat dalam suatu acara yang menghasilkan pemanfaatan sumber daya ekonomi
yang paling efisien. Disinilah ilmu ekonomi memberikan kontribusinya (sumbangan) yang unik. Pengkajian
ilmu ekonomi dilakukan dalam dua tingkatan. Pertama, pengkajian berdasarkan keputusan rumah tangga
individual dan perusahaan. Dapat dikaji interaksi rumah tangga individual dan perusahaan di pasar untuk
barang dan jasa tertentu. Kedua, dapat dikaji operasi perekonomian secara menyeluruh yang merupakan
kumpulan dari semua pengambil keputusan di semua pasar.