Anda di halaman 1dari 11

BUKU JAWABAN UJIAN (BJU)

UAS TAKE HOME EXAM (THE)


SEMESTER 2022/23.1 (2022.2)

Nama Mahasiswa : Muhammad Dedin Herdiyansah

Nomor Induk Mahasiswa/NIM : 043543881

Tanggal Lahir : 07 Februari 2000

Kode/Nama Mata Kuliah : EKMA4312/Ekonomi Manajerial

Kode/Nama Program Studi : 54/Manajemen

Kode/Nama UPBJJ : 21/Jakarta

Hari/Tanggal UAS THE : 31 Desember 2022

Tanda Tangan Peserta Ujian

Petunjuk

1. Anda wajib mengisi secara lengkap dan benar identitas pada cover BJU pada halaman ini.
2. Anda wajib mengisi dan menandatangani surat pernyataan kejujuran akademik.
3. Jawaban bisa dikerjakan dengan diketik atau tulis tangan.
4. Jawaban diunggah disertai dengan cover BJU dan surat pernyataan kejujuran akademik.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN


RISET, DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS TERBUKA
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

Surat Pernyataan Mahasiswa


Kejujuran Akademik

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama Mahasiswa : Muhammad Dedin Herdiyansah

NIM : 043543881

Kode/Nama Mata Kuliah : EKMA4312/Ekonomi Manajerial

Fakultas : Ekonomi

Program Studi : Manajemen

UPBJJ-UT : Jakarta

1. Saya tidak menerima naskah UAS THE dari siapapun selain mengunduh dari aplikasi THE pada laman
https://the.ut.ac.id.
2. Saya tidak memberikan naskah UAS THE kepada siapapun.
3. Saya tidak menerima dan atau memberikan bantuan dalam bentuk apapun dalam pengerjaan soal ujian
UAS THE.
4. Saya tidak melakukan plagiasi atas pekerjaan orang lain (menyalin dan mengakuinya sebagai pekerjaan
saya).
5. Saya memahami bahwa segala tindakan kecurangan akan mendapatkan hukuman sesuai dengan aturan
akademik yang berlaku di Universitas Terbuka.
6. Saya bersedia menjunjung tinggi ketertiban, kedisiplinan, dan integritas akademik dengan tidak
melakukan kecurangan, joki, menyebarluaskan soal dan jawaban UAS THE melalui media apapun, serta
tindakan tidak terpuji lainnya yang bertentangan dengan peraturan akademik Universitas Terbuka.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari terdapat pelanggaran
atas pernyataan di atas, saya bersedia bertanggung jawab dan menanggung sanksi akademik yang ditetapkan oleh
Universitas Terbuka.
Jakarta, 31 Desember 2022

Yang Membuat Pernyataan

Muhammad Dedin Herdiyansah


A. Apakah yang dimaksud dengan pendekatan utilitas? Berikan penjelasannya.
1. Berikut masing-masing penjelasannya. Kardinal pada utilitas adalah suatu pendekatan terhadap manfaat
atau kegunaan yang tidak dapat diukur, namun bisa dibandingkan antara satu produk dengan lainnya.
Sehingga, pendekatan ini bersifat kualitatif Misalnya, Anda lebih puas jika bisa membeli dua roti dengan
uang Rp50 ribu. Sedangkan, Deni lebih puas bila uang Rp50 ribu tersebut untuk membeli dua roti dan dua
minuman. Dengan kata lain, kepuasan yang didapat ditentukan sendiri oleh konsumen tanpa adanya
pengukuran nilai.
2. Ordinal (ordinal utility)
Berbanding terbalik dengan kardinal, pendekatan ordinal pada utilitas adalah suatu pendekatan terhadap
manfaat yang bisa diukur melalui angka secara sistematis. Sehingga pendekatan ini bersifat kuantitatif.
Dalam mengukurnya, ekonom akan menggunakan satuan “util”. Misalnya, Ali memahami bahwa makan nasi
goreng akan menghasilkan 10 util, sedangkan makan ikan bakar akan menghasilkan 15 util. Maka makan
ikan bakar bisa lebih memuaskan.
Biaya Utilitas
Melalui perkembang bidang ekonomi, saat ini kita mengenal adanya biaya utilitas atau utility cost. Apa itu?
Biaya utilitas adalah biaya yang dikeluarkan oleh seseorang atau perusahaan berkaitan dengan biaya listrik,
air, telephone, internet dan sebagainya.
Biaya ini dibagi menjadi dua jenis yaitu tetap dan variabel. Biaya utilitas adalah tetap apabila penggunaannya
tidak berpengaruh pada tagihan. Misalnya, biaya paket bulanan internet. Sedangkan, bersifat variabel bila
besarnya tagihan dipengaruhi oleh penggunaan.
Contoh Utilitas
Agar Sobat OCBC lebih memahami bagaimana konsep teori utilitas dalam bidang ekonomi, simak deskripsi
contoh utilitas berikut ini.
Katakanlah Anda ingin membeli motor. Ada dua pilihan yang menjadi pertimbangan Anda. kedua motor
tersebut memiliki desain dan fitur yang hampir sama. Namun, motor kedua menawarkan kelebihan pada fitur
keselamatan. Sehingga, selisih harga Rp10 juta dengan motor pertama.
Jika Anda membeli motor kedua meski dengan perbedaan harga Rp10 juta, maka Anda telah menerima
utilitas dari motor kedua. Utilitas ini diyakini oleh konsumen bahwa mereka akan bisa meminimalisir risiko
kecelakaan dengan memilih motor kedua.
A. Gambarlah kurva Total Utilitas dan Marginal Utility terhadap jumlah barang C yang dikonsumsi!
2. A. Pasar persaingan tidak sempurna adalah struktur pasar dimana jumlah penjual lebih sedikit daripada
jumlah pembeli. Walau berjumlah sedikit, penjual di pasar persaingan tidak sempurna berhak atas penjualan
produk tertentu dan hanya mereka yang boleh atau mampu menjual produk dengan jumlah terbatas.

Keuntungan Pasar Monopoli


Sebagai perusahaan satu-satunya yang memiliki kuasa penuh, terdapat beberapa keuntungan yang didapat
perusahaan dalam pasar monopoli.
 Perusahaan tidak perlu melakukan banyak promosi karena berapapun harganya masyarakat akan tetap
setia.
 Peluang kompetisi yang kecil.
 Meningkatkan kreativitas dari perusahan tersebut. Perusahaan juga akan melakukan inovasi dan
mengembangkan ide-ide baru untuk membuat konsumennya tetap setia.
 Dalam Monopoly by Nature, perusahaan tidak akan bisa mencapai skala ekonomi (economies scale).
Produksi pun bisa menjadi lebih efisien.
 Monopoly by License, membuat pemilik hak paten tersebut menjadi bisa lebih leluasa. Dalam
mengembangkan produknya ke arah yang lebih baik dan bagus lagi. Karena tidak perusahaan lain tidak bisa
mengusik hak cipta yang dimiliki.
 Jika dilakukan oleh pemerintah, perusahaan dapat mengendalikan harga produk di pasaran.
3. A. Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di Indonesia merupakan salah satu upaya
pemerintah dalam meningkatkan pembangunan dan perekonomian nasional. Ibu kota Jawa Barat yaitu
Bandung sangat terkenal dengan banyaknya pelaku UMKM dari berbagai sektor. Salah satu sektor industri
yang diminati oleh pelaku UMKM adalah industri kuliner. Membuka usaha kuliner di Indonesia khususnya
Bandung tergolong tidak mudah, terlebih lagi jika dilakukan oleh pelaku UMKM yang baru terjun dalam
industri kuliner. Dibutuhkan inovasi dan kreativitas dalam menjalankan usaha kuliner sehingga perlu adanya
strategi pemasaran yang tepat. Karena hal tersebut penting untuk keberlanjutan dan meningkatkan daya saing
suatu UMKM yang bergerak pada industri kuliner. Bauran pemasaran (marketing mix) merupakan salah satu
unsur penting dalam penetapan strategi pemasaran. Menurut William J. Stanton yang dikutip oleh Swastha
dan Handoko terdapat empat bagian dari bauran pemasaran (marketing mix) yaitu strategi produk, strategi
harga, strategi penyaluran atau distribusi, dan strategi promosi (Swastha & Handoko, 2002). Tujuan utama
dari setiap UMKM adalah memperoleh profit untuk dapat menjalankan dan mengembangan usahanya. Dalam
marketing mix strategi penetapan harga produk merupakan salah satu cara untuk dapat mencapai tujuan
tersebut karena secara langsung harga berpengaruh dalam pemasukan. Café Semanis Kamu adalah salah satu
UMKM yang bergerak di industri kuliner pada bidang café dan resto. Didirikan pada tahun 2020 untuk
cabang yang berlokasi di Jalan Panyadapan Malajalaya No.25-26, Sukamanah, Kec. Majalaya, Bandung.
Café Semanis Kamu menjual makanan dan minuman siap saji dengan menu andalannya kopi dan baso aci
atau bacineng. Menyediakan tempat makan dengan segala fasilitas yang mendukung seperti wifi, ruangan
ber-AC dan live music. Harga produk yang ditawarkan oleh Café Semanis Kamu berkisar antara Rp15.000-
Rp55.000. Sehingga Café Semanis Kamu memiliki buyer persona berupa remaja dan orang dewasa yang
berusia 15-25 tahun, memiliki kebutuhan untuk aktivitas “nongkrong” dan aktif menggunakan sosial media
untuk self branding. Strategi penetapan harga yang dilakukan Café Semanis Kamu adalah penetapan harga
berdasarkan biaya (cost-based pricing). Merupakan hasil perhitungan didasarkan pada biaya produksi,
pemasaran, distribusi dan overhead ditambah dengan laba yang diinginkan penjual (Kurniawan, 2014). Dasar
dari cost-based pricing adalah strategi costplus pricing dengan menambahkan mark-up standar pada biaya
produk. Dengan strategi cost-based pricing Café Semanis Kamu mendapatkan laba Rp17 juta-Rp25 juta
perbulan. Hal ini masih jauh dari target yang diinginkan pemilik yaitu memperoleh pendapatan Rp2 juta per
hari. Cost-based pricing ini diterapkan pada segmentasi pembelian satuan dan jumlah banyak sehingga tidak
ada perbedaannya. Dalam membuat harga dan keputusan produk, Café Semanis Kamu harus dapat mengukur
permintaan pasar sehingga dapat meningkatkan volume penjualan. Hal ini dilakukan untuk dapat
mendapatkan perhatiaan dari konsumen sehingga konsumen dapat menjauhi pesaing, hal ini disebut “efek
peralihan pelanggan”. Namun, metode seperti itu sulit dilakukan karena value yang ditawarkan oleh industri
kuliner hampir sejenis dan semua tergantung pada selera dari konsumen. Alternatif lain yang dapat dilakukan
Café Semanis Kamu adalah dengan menerapkan metode harga reservasi (reservation price). Hal ini dapat
memberikan probabilitas baru bagi Café Semanis Kamu untuk meningkatkan volume penjualan dan
mendatangkan konsumen baru. Harga reservasi sendiri terbentuk dari negosiasi yang dilakukan oleh kedua
pihak (penjual dan pembeli). Harga reservasi adalah harga terendah yang dapat ditawarkan penjual dan harga
tertinggi yang dapat diberikan pembeli (Jedidi & Zhang, 2002). Menyiratkan bahwa semua konsumen adalah
pembeli untuk semua kategori dan dapat diasumsikan hal ini sebagai upaya melakukan ekspansi pasar. Café
Semanis kamu hanya berfokus pada pembelian individu dan tidak memperhitungan probabilitas pembelian
dengan jumlah volume lebih banyak. Padahal salah satu target yang dituju oleh Café Semanis Kamu adalah
segmentasi keluarga. Dengan menentukan harga reservasi dengan melakukan diskriminasi harga untuk
pembelian dalam jumlah banyak akan mempermudah Café Semanis Kamu dalam memasuki pasar untuk
event, kegiatan dan pembeli “borongan”. Hal ini juga akan memberikan kesan hak istimewa bagi konsumen
yang membeli dalam bentuk “borongan”. Melihat dari kondisi diatas dapat dikatakan bahwa Café Semanis
Kamu sudah cukup tepat dalam melakukan penetapan harga. Namun masih kurang dalam melihat peluang
untuk meningkatkan volume penjualan dengan memasuki pasar event, kegiatan dan pembeli “borongan”.
Dari permasalah tersebut tujuan dari penelitian ini adalah untuk memberikan strategi alternatif penetapan
harga yang dapat dilakukan Café Semanis dengan Kamu dengan pendekatan diskriminasi harga untuk
meningkatkan volume penjualan. Kerangka Teori Strategi penetapan harga Salah satu strategi yang dilakukan
perusahaan adalh dengan menentapkan harga pada suatu jasa atau produk untuk meningkatkan laba
perusahaan karena hal tersebut akan menentukan besar volume daya beli konsumen. Menurut Ririn Tri dan
Mastuti (Ratnasari & Mastuti, 2011) Strategi penetapan harga didasarkan pada nilai, kompetisi dan biaya
sehingga dapat digambarkan seperti tumpukan berkaki tiga. Dalam perusahaan saat melakukan penetapan
harga terdapat aktivitas untuk penyesuaian harga yaitu (Purnama, 2002): 1) Penetapan Harga Diskriminasi. 2)
Penetapan Harga Promosi. 3) Penetapan Diskon dan Potongan Harga. Manfaat strategi penetapan harga
Produk yang berhasil terjual pada konsumen dan mendatangkan keuntungan pada perusahaan tidak lepas dari
peran sertanya dari harga produk. Menurut Kurniawan dalam (Abadi, 2016) setiap perusahaan memiliki
berbagai tujuan dalam menetapkan harga produk yaitu sebagai strategi bertahan perusahaan dari pesaing,
untuk mencapai ROI (Rate of Return), strategi mempertahankan kondisi yang sedang berlangsung (status
Quo) dan pasti untuk mendapatkan laba yang maksimal (profit oriented). Diskriminasi harga Diskriminasi
harga merupakan sebuah strategi yang dilakukan untuk menetapkan harga jual suatu produk yang sama
dengan menerapkan harga yang berbeda, hal ini dilakukan bertujuan untuk dapat meningkatkan volume
penjualan dan laba yang diterima (Suardi, 2019). Prinsip dasar dari diskriminasi harga adalah bahwa semua
produk yang sama atau sejenis namun diperlakukan berbeda. Diskriminasi harga memiliki tiga jenjang yang
berbeda (Kotler & Lane, 2006): 1) Diskriminasi harga tingkat pertama atau first degree price discrimination
atau perfect price discrimination. Pada tingkat pertama, perusahaan melakukan diskriminasi harga dengan
menetapkan harga reservasi setiap produk berbeda untuk setiap konsumennya. Pada umumnya harga yang
ditetapkan adalah harga maksimum yang bersedia konsumen bayarkan (willing to pay). Tujuan dari
penerapan diskriminasi harga tingkat pertama adalah upaya perusahaan untuk mendapatkan semua
keuntungan dari konsumen. Namun diskriminasi harga pada tingkat pertama ini sulit dilaksanakan karena
sulit bagi perusahaan untuk membungkam harga jual yang ditawarkan oleh konsumen satu dengan konsumen
yang lainnya. 2) Diskriminasi harga tingkat kedua atau second degree price discrimination. Pada tingkat
kedua ini atau biasa disebut non-linier pricing, dimana perusahaan menetapkan harga yang berbeda untuk
konsumen yang membeli produk sejenis dengan volume yang berbeda. Konsumen akan membeli suatu
produk dengan volume lebih banyak data mereka menyukainya dan hal tersebutlah yang dimanfaatkan
perusahaan untuk menerapkan strategi penetapan harga. Perusahaan akan menurunkan harga kepada
konsumen yang membeli dalam volume lebih banyak dan akan mengenakan harga satuan produk pada
konsumen yang membeli dalam volume lebih sedikit. 3) Diskriminasi harga tingkat ketiga atau third degree
price discrimination Pada tingkat ketiga ini, perusahaan harus mampu mensegmentasikan konsumen atau
pasar menjadi dua atau lebih segmentasi. Hal ini dimaksudkan untuk melihat manakah segmentasi yang
elastis dan inelastis sehingga dari informasi tersebut perusahaan dapat mengetahui berapa harga yang harus
diterapkan. Pada segmentasi elastis, konsumen cenderung sensitif dengan kenaikan harga yang akan
dilakukan oleh perusahaan akibatnya volume penjualan akan menurun.
A. Termasuk kedalam metode pengembangan

4. A. regulasi ekonomi adalah suatu bentuk intervensi pemerintah yang dirancang untuk mempengaruhi
perilaku perusahaan dan individu di sektor swasta.

B. Salah satu kecenderungan yang bisa dilihat dari perkembangan perundang-undangan di Indonesia adalah
banyaknya persoalan yang ingin diatur dalam undang-undang. Seolah-olah undang-undang menjadi obat
yang paling ampuh untuk mengatasi persoalan yang ada. Sebagai contoh, untuk mengatasi permasalahan
hubungan antar umat beragam, muncul usulan untuk membentuk undang-undang yang mengatur kerukunan
antar umat beragama. Contoh lain, merespon aksi terorisme belakangan, pemerintah menggagas revisi
undang-undang antiterorisme. Beberapa contoh lainnya dapat dicermati dari daftar RUU yang masuk dalam
program legislasi nasional 2015-2019. Pertanyaannya, apakah materi-materi tersebut layak diatur dalam
undang-undang dan apakah membentuk undang-undang menjadi solusi tepat mengatasi persoalan
masyarakat?

Undang-Undang, Upaya Mencari Legitimasi

Ann Seydman dalam bukunya Penyusunan Rancangan Undang-Undang Dalam Perubahan Masyarakat yang
Demokratis menuliskan ada dua alasan urgensi pengaturan dalam bentuk undang-undang. Pertama, alasan
kebutuhan untuk memerintah. Bagi pemerintah kedudukan undang-undang berguna untuk menjalankan roda
pemerintahan. Kedua, alasan tuntutan legitimasi. Kebijakan pemerintah yang diformulasikan dalam bentuk
undang-undang memberikan pemerintah suatu legitimasi. Alasan yang dikemukakan oleh Ann Seydman
tersebut melihat dari kelanjutan perumusan kebijakan. Pemerintah untuk mengefektifkan kebijakannya
perlu mengubah bentuknya menjadi undang-undang yang dapat mengikat secara umum baik
masyarakat maupun aparatur pemerintah sendiri. Legitimasi ini dibutuhkan pemerintah dan
aparaturnya untuk menguatkan posisi kebijakannya ketika berhadapan dengan publik.

Dari pendapat tersebut juga dapat dilihat bahwa undang-undang diperlukan untuk mengatur kepentingan
umum. Pemerintah menjalankan fungsinya untuk melayani kepentingan umum. John Locke sebagaimana
dikutip Bayu Dwi Anggono dalam bukunya Perkembangan Pembentukan Undang-Undang di Indonesia
menyatakan bahwa undang-undang yang dibuat oleh kekuasaan legislatif merupakan undang-undang yang
dapat memberikan kebaikan bagi masyarakat luas atau memuat unsur-unsur kepentingan umum.
Undang-undang yang dibentuk harus memberikan manfaat yang luas bagi masyarakat. Akan tetapi, persoalan
yang berkembang dalam sistem undang-undang saat ini tidak jelas batasan materi yang harus diatur dalam
undang-undang. Walaupun pengaturan normatif mengenai batasan materi muatan undang-undang sudah
terdapat dalam UU No. 12/2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan meliputi: (i)
pengaturan lebih lanjut mengenai ketentuan Undang-Undang Dasar Negara Republik IndonesiaTahun 1945;
(ii) perintah suatu Undang-Undang untuk diatur dengan Undang-Undang; (iii) pengesahan perjanjian
internasional tertentu; (iv) tindak lanjut atas putusan Mahkamah Konstitusi; dan/atau (v) pemenuhan
kebutuhan hukum dalam masyarakat.

Jadi sebenarnya sistem perundang-undangan sudah membatasi materi yang dapat diatur dalam suatu undang-
undang. Memang kalau diperhatikan,materi muatan kelima yaitu pemenuhan kebutuhan hukum
dalam masyarakat menjadi materi yang terbuka. Undang-undang tidak memberi batasan lebih lanjut
mengenai kebutuhan hukum dalam masyarakat tersebut. Hal ini bisa menjadi pintu masuk untuk
mengatur banyak hal dalam suatu undang-undang.

Memperlemah Sistem Hukum

Pakar perundang-undangan yang kini menjadi hakim konstitusi, Maria Farida, menerangkan bahwa saat ini
banyak materi muatan yang seharusnya cukup diatur lewat peraturan perundang-undangan di bawah undang-
undang justru dipaksakan diatur dengan undang-undang. Padahal seandainya diatur dengan peraturan
perundang-undangan di bawah undang-undang, pelaksanaannya menjadi lebih sederhana dan anggaran yang
dibutuhkan relatif kecil (www.mahkamahkonstitusi.go.id).

Kita bisa mempertanyakan urgensi pembentukan berbagai undang-undang yang tidak masuk dalam lingkup
pengaturan kepentingan umum, seperti undang-undang yang mengatur mengenai profesi, berbagai peraturan
di bidang kesehatan, sampai pada undang-undang yang bersifat sangat teknis. Alasan legitimasi juga
ditengarai muncul dalam pembentukan berbagai undang-undang tersebut. Kebutuhan legitimasi yang
menurut Ann Seydman hanya tertuju pada pemerintah untuk menguatkan kebijakannya, ternyata juga
dibutuhkan oleh organisasi atau masyarakat, sehingga keinginan membentuk undang-undang, didasarkan
pada alasan prakmatis. Tanpa mempertimbangkan apakah akan memberi manfaat bagi masyarakat luas atau
hanya sebagian kecil kelompok.

Adanya kecenderungan pendapat bahwa setiap persoalan perlu diatur dalam undang-undang,
keinginan memperoleh legitimasi melalui undang-undang, keyakinan bahwa undang-undang menjadi
alternatif solusi menyelesaikan masalah sosial akan menyebabkan tingginya produksi undang-
undang. Jumlah undang-undang akan semakin membengkak. Indonesia masuk dalam situasi hiper regulasi.
Banyak hal yang diatur dengan undang-undang. Permasalahan ini juga akan berdampak pada pemborosan
anggaran negara. Pembahasan undang-undang melalui proses yang panjang dengan tuntutan ketersediaan
alokasi anggaran yang tidak sedikit. Ditambah lagi dengan alokasi anggaran yang tidak relevan misalnya
studi banding. Permasalahan lain terkait dengan ongkos sosial yang muncul dari pembahasan undang-undang
yang menimbulkan pro kontra yang ekstrem di masyarakat. Padahal belum tentu undang-undang yang
diperdebatkan tersebut akan dapat diimplementasikan secara efektif dan memberi manfaat bagi masyarakat
luas.

Montesquieu berpendapat bahwa perubahan-perubahan yang tidak penting dalam undang-undang


yang ada, undang-undang yang sulit dilaksanakan, dan undang-undang yang benar-benar tidak
diperlukan, harus dihindari karena hukum-hukum seperti itu akan memperlemah otoritas hukum
secara umum. Jadi membengkaknya undang-undang justru akan berdampak negatif bagi keberadaan hukum
itu sendiri. Undang-undang hanya akan menjadi dokumen tertulis yang tidak berpengaruh bagi perubahan
masyarakat. Bahkan dapat berpengaruh pada kepercayaan masyarakat terhadap hukum.

Membatasi Produksi

Undang-undang menjadi bagian penting dalam sistem hukum kita. Ketidakcermatan dalam membentuk
undang-undang dapat menimbulkan dampak negatif bagi hukum itu sendiri. Oleh karena itu, DPR dan
Presiden sebagai pemegang kuasa membentuk undang-undang perlu melakukan penataan ulang dengan
melihat pada kecenderungan motiv membentuk undang-undang saat ini. Seleksi usulan undang-undang perlu
dilakukan secara lebih ketat, prioritaskan pada undang-undang yang mengatur kepentingan umum.

Selain itu, ketaatan pada ketentuan normatif yang mengatur materi muatan undang-undang juga harus
ditingkatkan kembali, sehingga materi yang seharusnya diatur dalam jenis peraturan di bawah undang-
undang tidak perlu dibahas untuk menjadi undang-undang. Di sisi lain, perlu mendorong berbagai kalangan
untuk lebih memahami kedudukan undang-undang dalam mengatur kepentingan negara dengan
mengedepankan pada pengaturan yang bersifat umum dan luas.

C. Istilah ‘ekonomi’ berasal dari bahasa Yunani oikonomia, yaitu gabungan kata oikos-nomos. Oikos berarti
rumah tangga, sedangkan nomos berarti aturan. Oikonomia mengandung arti aturan yang berlaku untuk
memenuhi kebutuhan hidup dalam suatu rumah tangga.

Secara istilah, ilmu ekonomi yaitu ilmu yang mempelajari berbagai tindakan manusia dalam memenuhi
kebutuhan hidupnya yang tidak terbatas dengan alat pemuas kebutuhan yang terbatas.

Berdasarkan ruang lingkupnya, ilmu ekonomi terbagi dalam kedua kajian yakni Ekonomi Mikro dan
Ekonomi Makro. Adapun pengertiannya yaitu sebagai berikut :

 Ekonomi Mikro

Ekonomi Mikro adalah bagian dari ilmu ekonomi yang menganalisa bagian-bagian kecil dari keseluruhan
kegiatan perekonomian (dalam lingkup kecil) seperti harga, biaya produksi, perilaku produsen, perilaku
konsumen, permintaan, penawaran, teori produksi, elastisitas, dan lain-lain.

Ekonomi mikro mempelajari bagaimana rumah tangga individual atau perusahaan pengambil keputusan dan
melakukuan interaksi di pasar tertentu. Contohnya seperti bagaimana harga suatu barang terbentuk?
Bagaimana menentukan harga? Bagaimana memproduksi untuk mencapai tingkat paling efisien? Bagaimana
perusahaan memperoleh laba maksimum? Bagaimana konsumen memperoleh kepuasan maksimum?

 Ekonomi Makro

Ekonomi Makro adalah bagian dari ilmu ekonomi yang menganalisis kegiatan perekonomian secara
keseluruhan (dalam lingkup luas) seperti inflasi, pendapatan nasional, kesempatan kerja, pengangguran,
kebijakan fiskal, kebijakan moneter, neraca pembayaran, investasi, dan lain-lain.

Ekonomi Makro mengkaji fenomena perekonomian secara menyeluruh atau luas. Contoh : inflasi,
pengangguran, pendapatan nasional, kesempatan kerja, pengangguran, kebijakan fiskal, kebijakan moneter,
neraca, pembayaran, investasi, dan pertumbuhan ekonomi.

Kedua kajian tersebut pada dasarnya adalah menjelaskan mekanisme dari kegiatan ekonomi.

Adapun jenis-jenis analisis ilmu ekonomi yaitu sebagai berikut :

 Teori Ekonomi (Analysa Economic), yakni ilmu yang menerangkan hubungan peristiwa-peristiwa
ekonomi kemudian merumuskan hubungan-hubungan itu dalam suatu hokum ekonomi. Contoh : Hukum
Permintaan (Jika harga suatu barang naik maka jumlah barang yang diminta akan berkurang.

Jika harga barang turun maka jumlah barang yang diminta akan bertambah), Hukum Penawaran (Jika harga
barang naik maka jumlah yang ditawarkan akan bertambah. Jika harga barang turun maka jumlah yang
ditawarkan akan berkurang), Teori Produksi, dan lain-lain.

 Ekonomi Deskriptif (Descriptive Economics), yakni ilmu yang menggambarkan keadaan yang sebenarnya
dari wujud dalam perekonomian. Contohnya seperti keadaan petani di Jawa Tengah, inflasi yang meningkat
pada tahun 1998, dan lain-lain.

 Ekonomi terapan (Aplied Economics), yakni ilmu ekonomi yang mengkaji tentang kebijakan-kebijakan
yang perlu dilaksanakan dalam mengatasi masalah-masalah ekonomi. Contoh : Ekonomi Moneter, Ekonomi
Koperasi, Ekonomi Perusahaan, dan lain-lain.

Pada intinya, ilmu ekonomi adalah ilmu yang mengakui realitas kelangkaan lalu memikirkan cara
mengorganisasikan masyarakat dalam suatu acara yang menghasilkan pemanfaatan sumber daya ekonomi
yang paling efisien. Disinilah ilmu ekonomi memberikan kontribusinya (sumbangan) yang unik. Pengkajian
ilmu ekonomi dilakukan dalam dua tingkatan. Pertama, pengkajian berdasarkan keputusan rumah tangga
individual dan perusahaan. Dapat dikaji interaksi rumah tangga individual dan perusahaan di pasar untuk
barang dan jasa tertentu. Kedua, dapat dikaji operasi perekonomian secara menyeluruh yang merupakan
kumpulan dari semua pengambil keputusan di semua pasar.

Anda mungkin juga menyukai