Anda di halaman 1dari 9

Nama : Hadiid Harly Putra Pratama

NIM : 152220083

Kelas : AB-F

A. Arus Sejarah Bangsa

Dalam Pancasila arus sejarah bangsa terdapat periode dalamnya yang terbagi dalam :

1. Periode Penyusunan Pancasila

Periode ini dilaksanakan saat BPUPKI yang dibentuk oleh Jepang pada tanggal 29 April
1945. Disini Jepang hanya membentuk dan tidak mengintervensi dalam proses didalamnya.
Dengan rasa nasionalisme untuk segera merdeka dan segera keluar dari masa penjajahan,
terbentuk panitia didalamnya dengan susunan :

a. Ketua : Dr. Radjiman Wedyodiningrat


b. Ketua Muda : Raden Panji Soeroso
c. Ketua Muda : Ichibangase (Anggota Luar Biasa – Orang Jepang)
d. Anggota : 60 Orang (tidak termasuk ketua dan ketua muda)

Letjen Kumakici Harada yang melantik BPUPKI, seorang panglima tentara ke-16 Jepang di
Indonosia pada tanggal 8 Mei 1945. Dalam sidang pertama 4 tokoh, Ir. Soekarno, Ki Bagus
Hadikusumo, Muhammad Yamin, dan Mr. Soepomo. Dari berbagai usulan hanya satu yang
diambil milik Ir.Soekarno yang berisi :

a. Nasionalisme dan Kebangsaan Indonesia


b. Internasionalisme dan Peri Kemanusiaan
c. Mufakat dan Demokrasi
d. Kesejahteraan Sosial
e. Ketuhanan yang berkebudayaan

Dari kelima gagasan itu diberi nama Pancasila atas usul Soekarno dan disetujui oleh anggota.
Barulah dibentuk panitia kecil yang beranggotakan 8 orang yakni Ki Bagus Hadikusumo, KH
Wahid Hasyim, Muh Yamin, Sutarjo, AA Maramis, Otto Iskandardinata, dan Moh Hatta.
Mereka bertugas untuk menampung usul-usul calon dasar negara.
Selanjutnya PPKI masuk kedalam pra kemerdekaan karena berkaitan langsung dalam
penyusunan ideologi dan dasar negara.

B. Pancasila Pra Kemerdekaan

Pada tanggal 22 Juni 1945, diadakan rapat bersama antara komite kecil dan anggota BPUPKI
yang tinggal di Jakarta. Mereka berhasil merumuskan draf Undang-Undang Dasar, yang
kemudian dikenal sebagai "Piagam Jakarta" atau "Djakarta Charter". Piagam Jakarta berperan
sebagai dokumen awal dalam deklarasi kemerdekaan Indonesia. Pada paragraf keempat
Piagam Jakarta, prinsip-prinsip Pancasila dirumuskan sebagai berikut:

1) Kepercayaan kepada Tuhan, dengan kewajiban untuk mengikuti hukum Islam bagi
pemeluknya.

2) Manusia yang adil dan beradab.

3) Persatuan Indonesia.

4) Kedaulatan rakyat yang dipandu oleh kebijaksanaan dalam musyawarah perwakilan.

5) Keadilan sosial bagi seluruh warga negara Indonesia.

Pada tanggal 6 Agustus 1945, kota Hiroshima dibom oleh Sekutu. Pada tanggal 7 Agustus
1945, Jepang mengeluarkan maklumat yang berisi hal-hal berikut:

1. Pada pertengahan Agustus 1945, akan dibentuk panitia persiapan kemerdekaan Indonesia
(PPKI).

2. Panitia tersebut dijadwalkan akan dilantik pada tanggal 18 Agustus 1945 dan akan
memulai sidangnya pada tanggal 19 Agustus 1945.

3. Direncanakan bahwa Indonesia akan memperoleh kemerdekaannya pada tanggal 24


Agustus 1945.

Pada saat itu, BPUPKI dibubarkan dan PPKI didirikan. Selain itu, pada tanggal 9 Agustus
1945, kota Nagasaki dibom oleh Sekutu, dan pada tanggal 14 Agustus 1945, Jepang
menyerah tanpa syarat kepada Sekutu.

Periode Pengesahan Pancasila


Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pembukaan UUD 1945 merupakan dua hal yang tak
terpisahkan dalam proses perumusan dan pengesahan. Berikut adalah sejarah pengesahan
Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pembukaan UUD 1945 dalam urutan kronologis:

Tanggal 15 Agustus 1945

Ir. Soekarno, Moh Hatta, dan Dr. Radjiman Widyodiningrat kembali ke Indonesia setelah
berada di Vietnam pada tanggal 12 Agustus 1945, karena dipanggil oleh penguasa militer
Jepang di Dalat (Vietnam) untuk membahas kemerdekaan Indonesia sesuai dengan janji
sebelumnya. Pada saat itu, terjadi penculikan Soekarno dan Hatta ke Rengasdengklok oleh
para pemuda yang merasa perlu segera mengumumkan kemerdekaan Indonesia.

Tanggal 16 Agustus 1945

Teks kemerdekaan diatur oleh Moh Hatta dan ditulis oleh Ir. Soekarno, kemudian hasil
akhirnya diketik oleh Sayuti Melik.

Tanggal 17 Agustus 1945

Proklamasi kemerdekaan Indonesia diumumkan oleh Ir. Soekarno.

Tanggal 18 Agustus 1945

Diadakan sidang PPKI, dan hasil keputusan yang diambil meliputi:

1. Pengesahan Undang-Undang Dasar Negara (UUD 1945), yang terdiri dari pembukaan dan
batang tubuh. Naskah pembukaan berasal dari Piagam Jakarta dengan beberapa perubahan,
sedangkan batang tubuh berasal dari rancangan BPUPKI dengan sejumlah perubahan.

2. Pemilihan presiden dan wakil presiden yang pertama.

3. Pembentukan KNIP (Komite Nasional Indonesia Pusat), dengan anggota intinya terdiri
dari mantan anggota PPKI ditambah tokoh-tokoh masyarakat dari berbagai lapisan. Komite
ini dilantik pada tanggal 29 Agustus 1945 dengan Mr. Kasman Singodimedjo sebagai ketua.

Selain itu, Pancasila secara resmi disahkan oleh PPKI dengan sejumlah perubahan pada
momen tersebut.

C. Pancasila sebagai Identitas


Pancasila memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk identitas bangsa Indonesia.
Di bawah ini, saya akan menjelaskan lebih rinci bagaimana Pancasila menjadi elemen kunci
dalam membentuk identitas nasional Indonesia:

1. Pancasila sebagai Landasan Ideologis

Pancasila adalah ideologi dasar negara Indonesia. Ini adalah serangkaian prinsip dan nilai-
nilai yang menentukan identitas intelektual dan moral negara. Sebagai landasan ideologis,
Pancasila memengaruhi cara orang Indonesia memahami dan memaknai eksistensi mereka
sebagai sebuah bangsa.

2. Kemajemukan dan Kesatuan

Indonesia adalah negara yang sangat beragam dalam hal budaya, bahasa, agama, dan etnis.
Pancasila mempromosikan persatuan dalam keragaman ini, mengakui perbedaan sebagai
sumber kekayaan yang harus dijaga. Ini berarti bahwa identitas nasional Indonesia tidak
terikat pada satu etnis, agama, atau kelompok tertentu, tetapi menjadi hasil dari semangat
kesatuan dalam perbedaan.

3. Kepatuhan Terhadap Hukum

Pancasila mendorong kepemilikan terhadap hukum dan aturan. Ini berarti bahwa identitas
bangsa Indonesia termasuk kedisiplinan dan kepatuhan terhadap hukum sebagai prinsip
fundamental dalam menjalani kehidupan sehari-hari.

4. Keadilan Sosial

Salah satu pilar Pancasila adalah keadilan sosial. Ini mencerminkan komitmen untuk
mengatasi ketidaksetaraan ekonomi dan sosial dalam masyarakat. Identitas nasional
Indonesia mencakup tekad untuk menciptakan masyarakat yang lebih adil dan merata.
5. Kemanusiaan

Pancasila menekankan pentingnya nilai-nilai kemanusiaan, termasuk toleransi, perdamaian,


dan penghormatan terhadap hak asasi manusia. Identitas nasional Indonesia mencakup sikap
hormat terhadap semua individu sebagai bagian dari tanggung jawab moral yang mendasari
keberadaan bangsa.

6. Kedaulatan Rakyat

Pancasila mengandung prinsip kedaulatan rakyat, yang berarti bahwa identitas Indonesia
mencakup partisipasi aktif warga negara dalam proses demokratis. Ini menggarisbawahi
peran masyarakat dalam pembentukan dan pengawasan pemerintahan.

7. Perdamaian dan Persatuan

Pancasila mendukung perdamaian dan persatuan sebagai nilai-nilai kunci dalam identitas
nasional Indonesia. Ini menciptakan semangat untuk menjaga stabilitas dan persatuan di
dalam negeri, serta dalam hubungan dengan negara-negara lain.

8. Pancasila sebagai Simbol Nasional

Pancasila juga diwakili oleh lambang negara, yaitu Garuda Pancasila. Simbol ini sering
digunakan dalam berbagai aspek kehidupan sehari-hari, dari bendera nasional hingga logo
pemerintah. Ini memperkuat identifikasi warga negara Indonesia dengan prinsip-prinsip
Pancasila.

Dalam rangkaian ini, Pancasila tidak hanya menjadi fondasi konstitusi dan panduan bagi
pemerintahan, tetapi juga menjadi pemersatu dan pengidentifikasi bagi masyarakat Indonesia.
Ini membentuk dasar identitas nasional yang melibatkan keberagaman, persatuan, keadilan,
dan komitmen terhadap nilai-nilai kemanusiaan.

D. Pancasila sebagai Jiwa Bangsa

Pancasila, sebagai Jiwa Luhur Bangsa bisa dibagi dalam beberapa point dibawah ini :
a. Pancasila sebagai Identitas Kebangsaan: Pancasila menjadi ciri khas identitas bangsa
Indonesia yang sangat penting. Bukan sekadar sebuah konsep atau dokumen formal,
Pancasila menjadi simbol yang mencerminkan nilai-nilai, aspirasi, dan tujuan bersama
yang mengikat masyarakat Indonesia.
b. Akar Historis yang Mendalam: Pancasila tumbuh dari sejarah perjuangan panjang
bangsa Indonesia melawan penjajahan. Ini mengakar dalam pengalaman bersejarah
yang memperkuat hubungannya dengan jiwa luhur bangsa.
c. Pandangan Dunia yang Merangkul Keadilan dan Kemanusiaan: Pancasila
mengandung nilai-nilai moral yang dalam, termasuk keadilan sosial dan kemanusiaan
yang adil dan beradab. Ini membentuk pemahaman yang mendalam tentang
bagaimana masyarakat Indonesia seharusnya berperilaku dalam hubungan dengan
sesama manusia dan lingkungan mereka.
d. Pancasila sebagai Pemersatu: Pancasila berperan sentral dalam menjaga persatuan di
tengah keberagaman etnis, agama, dan budaya di Indonesia. Dengan mendorong sikap
toleransi dan penghormatan terhadap perbedaan, Pancasila membantu mengatasi
potensi konflik akibat keragaman sosial dan agama.
e. Kepatuhan Terhadap Nilai-Nilai Moral dan Etika: Jiwa luhur bangsa yang tercermin
dalam Pancasila mengajarkan pentingnya moral dan etika dalam kehidupan sehari-
hari. Ini membentuk budaya yang menghargai integritas, kejujuran, dan tanggung
jawab.
f. Kesadaran Terhadap Keberagaman: Pancasila mengajarkan bahwa keberagaman
adalah kekayaan yang harus dijaga. Ini menciptakan kesadaran akan pentingnya
menghormati hak-hak individu dan kelompok, bahkan jika mereka berbeda.
g. Panduan untuk Pembangunan Nasional: Pancasila juga berfungsi sebagai panduan
dalam pengembangan ekonomi, politik, dan sosial di Indonesia. Nilai-nilai Pancasila,
seperti keadilan sosial dan kedaulatan rakyat, menjadi dasar kebijakan pemerintah
dalam mencapai tujuan pembangunan nasional.
h. Semangat Kemandirian: Pancasila memupuk semangat kemandirian dan keteguhan di
tengah tantangan. Ini menjadi motivasi untuk mencapai kemandirian dalam berbagai
aspek kehidupan, termasuk ekonomi dan politik.
i. Pancasila dalam Kehidupan Sehari-Hari: Jiwa luhur bangsa yang tercermin dalam
Pancasila tidak hanya terbatas pada pidato resmi atau upacara nasional. Ini terintegrasi
dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia, termasuk dalam hubungan
antarindividu, keluarga, dan komunitas.
Dengan kata lain, Pancasila sebagai jiwa luhur bangsa Indonesia bukan hanya sebuah konsep
atau ideologi, melainkan bagian tak terpisahkan yang membentuk cara berpikir, bertindak,
dan nilai-nilai yang menjadi landasan masyarakat Indonesia. Ini adalah fondasi moral dan
ideologis yang kuat yang membentuk identitas bangsa dan memberikan panduan untuk hidup
berdasarkan nilai-nilai yang baik dan mulia

E. Pancasila sebagai Perjanjian Luhur

Pancasila dilihat sebagai kesepakatan yang mulia karena merupakan hasil kesepakatan
bersama dari berbagai tokoh nasional yang mewakili keberagaman sosial, agama, etnis, dan
budaya di Indonesia. Ini adalah komitmen untuk mencapai tujuan bersama yang mencakup
keadilan sosial, persatuan, kemanusiaan, dan demokrasi.

Pancasila adalah bagian dari konstitusi Indonesia, memiliki kekuatan hukum yang mengikat
pemerintah dan warga negara. Ini mencerminkan nilai-nilai universal seperti keadilan,
persatuan, perdamaian, dan kemanusiaan, membuatnya relevan secara global.

Pancasila berfungsi sebagai panduan moral dan hukum bagi pemerintah dan masyarakat
Indonesia dalam menjalankan kehidupan berbangsa dan bernegara. Ini juga membantu
menjaga persatuan dan harmoni di antara berbagai kelompok masyarakat yang beragam di
Indonesia.

Sebagai perjanjian luhur, Pancasila mengurangi potensi konflik antarkelompok dalam


masyarakat yang beragam sosial dan agama. Ini juga menekankan pentingnya menghormati
perbedaan dan keragaman, sambil memprioritaskan persatuan nasional.

Pancasila menyatakan komitmen terhadap nilai-nilai moral seperti kejujuran, tanggung


jawab, dan integritas. Ini juga menjadi sumber inspirasi bagi berbagai gerakan sosial dan
reformasi di Indonesia yang bertujuan untuk perbaikan sosial dan politik di negara ini.

Secara keseluruhan, Pancasila sebagai perjanjian luhur mencerminkan semangat persatuan,


keadilan, dan keberagaman yang menjadi landasan bagi negara Indonesia. Ini mencerminkan
tekad bersama untuk mencapai kemajuan yang adil dan merata, menghormati keberagaman,
dan menjaga persatuan di tengah perbedaan. Sebagai perjanjian moral dan hukum yang kuat,
Pancasila memainkan peran penting dalam membentuk identitas bangsa Indonesia dan
memberikan arahan untuk masa depannya.
Contoh setiap masalah dengan kondisi yang nyata :

a. Masalah Kesadaran Perpajakan:

Kesadaran perpajakan menjadi perhatian utama bangsa karena uang dari pajak adalah sumber
pendanaan utama untuk pembangunan. Pada APBN 2016, sekitar 74,6% penerimaan negara
berasal dari pajak. Salah satu masalah yang muncul adalah masih banyak Wajib Pajak
Perorangan dan badan yang belum memahami sepenuhnya kewajiban perpajakan mereka.
Laporan pajak yang disampaikan seringkali tidak mencerminkan dengan akurat harta dan
penghasilan yang sebenarnya dimiliki, bahkan ada yang menyembunyikan kekayaan mereka.
Selain itu, masih ada warga negara yang belum terdaftar sebagai Wajib Pajak, namun mereka
tetap menikmati fasilitas yang disediakan oleh pemerintah.

b. Masalah Korupsi:

Korupsi masih menjadi masalah serius di Indonesia, baik di tingkat pusat maupun daerah.
Menurut Transparency International (TI) pada tahun 2015, Indonesia masih menempati
peringkat 88 dalam daftar negara paling korup di dunia. Perlu dilakukan upaya untuk
mengatasi korupsi ini. Selain itu, penting juga untuk meningkatkan pendidikan Pancasila di
perguruan tinggi karena mahasiswa merupakan kelompok intelektual yang akan menjadi
pemimpin masa depan.

c. Masalah Disintegrasi Bangsa:

Demokratisasi yang terjadi setelah reformasi di Indonesia membawa perbaikan pada satu sisi,
tetapi juga menimbulkan masalah dalam bentuk disintegrasi bangsa. Terdapat pemahaman
yang sempit tentang otonomi daerah di kalangan sebagian elit politik daerah yang
menginginkan daerahnya diistimewakan. Hal ini mengancam kesatuan dan persatuan bangsa.

d. Masalah Penegakan Hukum yang Berkeadilan:

Salah satu tujuan reformasi adalah memperbaiki sistem hukum dan penegakan hukum yang
berkeadilan. Namun, efektivitas penegakan hukum banyak dipengaruhi oleh kesadaran
hukum masyarakat dan profesionalisme aparat penegak hukum. Oleh karena itu, pendidikan
Pancasila memiliki peran penting dalam meningkatkan kesadaran hukum mahasiswa sebagai
calon pemimpin bangsa.
e. Masalah Terorisme:

Terorisme merupakan masalah serius yang dihadapi Indonesia. Asal usul kelompok terorisme
tidak selalu jelas, tetapi beberapa kelompok teroris sudah berhasil ditangkap dan
dipenjarakan. Mereka melakukan kekerasan dengan alasan agama. Beberapa tokoh
berpendapat bahwa faktor ekonomi yang sulit, tingkat pendidikan rendah, dan pemahaman
agama yang kurang komprehensif dapat membuat orang rentan terhadap paham ekstrim.

Anda mungkin juga menyukai