Anda di halaman 1dari 59

STRUKTUR ORGANISASI

Struktur organisasi ditetapkan dengan kejelasan tugas, wewenang,


tanggung jawab, dan tata hubunga kerja serta persyaratan jabatan
• Agar dapat menjalankan tugas pokok dan fungsi organisasi,
perlu disusun struktur organisasi Puskesmas yang ditetapkan
oleh Kepala Dinas Kesehatan daerah Kabupaten/Kota sesuai
dengan peraturan perundangan yang berlaku
• Untuk tiap jabatan yang ada dalam struktur organisasi yang
telah ditetapkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Daerah
Kabupaten/Kota, perlu ada kejelasan tugas, wewenang,
tanggungjawab dan persyaratan jabatan
• Pengisian jabatan dalam struktur organisasi berdasarkan
persyaratan jabatan
• Efektivitas struktur dan pengisian jabatan perlu dikaji ulang
secara periodik
• Ada SK Kepala Puskesmas ttg Struktur Organisasi Puskesmas
(fungsional) = Penetapan PJ Program/Upaya
• Struktur fungsional mengacu pada Pmk 43 th 2019 dan SK
Kadinkes Kab/Kota
• Penetapan dg mengisi kotak2 struktur dalam SK Kadinkes
dengan tenaga Puskesmas yang memenuhi persyaratan jabatan
• Karena keterbatasan jumlah tenaga, dimungkinkan terjadi
perangkapan jabatan
• Ada SK Kepala Puskesmas ttg Pendelegasian Wewenang
(manajerial)
KEPUTUSAN
KEPALA UPTD. PUSKESMAS …………………
NOMOR : 005 TAHUN : 2022
TENTANG
PENETAPAN PENANGGUNG JAWAB UKM dan UKP PUSKESMAS ……………..
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
KEPALA UPTD. PUSKESMAS ………………… ,

Menimbang : a. bahwa adanya Struktur Organisasi Puskemas yang


ditetapkan oleh Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten / Kota;
b. bahwa Struktur Organisasi dalam SK Kadinkes diisi
dengan tenaga Puskesmas yang memenuhi
persyaratan jabatan;
c. bahwa bila ada keterbatasan jumlah tenaga
dimungkinkan terjadi perangkapan jabatan;
d. bahwa penetapan penanggung jawab, diatur alur
pertanggung jawababan dan pelaporan, mekanisme
pengarahan, komunikasi dan koordinasi antar posisi
dalam struktur dan antara penanggung jawab dan
pelaksana, dilengkapi dengan SOP;
e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana yang
dimaksud dalam huruf a,b,c dan d, maka perlu
penetapan Keputusan Kepala UPTD. Puskesmas
……………….. tentang Penetapan Penanggung jawab
UKM dan UKP;

Mengingat : 1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun


2009 tentang Kesehatan ( Lembaran Negara Republik
Indonesia tahun 2009 Nomor 144, Tambahan );
2. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun
2014 tentang Tenaga Kesehatan
3. Peraturan Pemerintah RI Nomor 32 Tahun 1996
tentang Tenaga Kesehatan;
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor :
971/MENKES/PER/XI/2009 tentang Standar
kompetensi;
4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 46 Tahun 2015
tentang Akreditasi Puskesmas , Klinik Pratama ,
Tempat Praktik Mandiri Dokter , dan Tempat Praktik
Mandiri Dokter gigi;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 64 Tahun 2015
tentang Organisasi dan Tata kerja Kementrian
Kesehatan;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 44 Tahun 2016
tentang Manajemen Puskesmas;
7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2019
tentang Pusat Kesehatan Msyarakat;
8. Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 30 Tahun
2018 tentang PenyusunanTata Naskah di
lingkungan Pemerintah Propinsi Jawa Barat;

MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA UPTD. PUSKESMAS ….. TENTANG


PENETAPAN PENANGGUNG JAWAB UKM DAN UKPP
PUSKESMAS ………..

KESATU Struktur fungsional mengacu pada Peraturan Menteri


Kesehatan Nomor 43 Tahun 2019 dan SK Kadinkes
Kab/Kota;
KEDUA Pimpinan Puskesmas menetapkan Penanggung jawab
Program dan Upaya Puskesmas …… dan dilengkapi dengan
uraian jabatan, uraian tugas, tanggung jawab dan
wewenang serta persyaratan jabatan;
KETIGA Ditetapkan alur komunikasi dan koordinasi pada posisi-
posisi yang ada pada struktur;
KEEMPAT Pengarahan oleh Kepala Puskesmas, komunikasi dan
koordinasi antar posisi dalam struktur dan antara
penanggung jawab dengan pelaksana, lengkapi dengan
SOP;
KELIMA Keputusan Pimpinan FKTP ini mulai berlaku pada tanggal
ditetapkan.

Dietapkan di : ……………………….
Pada Tanggal : …………………2021
KEPALA UPTD. PUSKESMAS
…………………

Nama Pimpinan FKTP

Lampiran
Keputusan Kepala UPTD. Puskesmas …………………
Nomor : 005 TAHUN 2021
Tentang : Penetapan Penanggung jawab UKM dan UKP
Puskesmas ………………….

KEPALA UPTD. PUSKESMAS


………………

Nama pimpinan FKTF

Penanggung Jawab
NO Nama Petugas Keterangan
Upaya/Program
UKM Esensial dan
1. Keperawatan
Kesehatan Masyarakat
2. UKM Pengembangan

UKP, Kefarmasian dan


3.
Laboratorium
Jaringan Pelayanan
4. Puskesmas dan
Jejaring Puskesmas
Bangunan, Prasarana
5.
dan Peralatan
6. MUTU

Lampiran berikut : URTUG dan WEWENANG : Kapus , PJ , Koordinator dan


Pelaksana

1. Kepala Puskesmas 1. Tugas pokok :

Mengusahakan agar fungsi puskesmas


dapat diselenggarakan dengan baik

2. Fungsi :

a. Sebagai seorang dokter


b. Sebagai seorang manajer

3. Kegiatan pokok :

a. Melaksanakan fungsi-fungsi
manajemen
b. Melakukan pemeriksaan dan
pengobatan pasien dalam rangka
menerima rujukan dan konsultasi
c. Mengkoordinir kegiatan penyuluhan
Kesehatan masyarakat
d. Mengkoordinir pengembangan PKMD
e. Membina karywan/karyawati
puskesmas dalam pelaksanaan tugas
sehari-hari
f. Melakukan pengawasan melekat bagi
seluruh pelaksanaan kegiatan
upaya/program
g. Mengadakan koordinasi dengan Lintas
Sektor dalam upaya pembangunan
Kesehatan di wilayah kerja puskesmas
h. Menjalin kemitraan dengan berbagai
pihak dan masyarakat dalam rangka
peningkatan derajat Kesehatan
masyarakat
i. Menyusun perencanaan kegiatan
puskesmas dengan dibantu oleh staf
puskesmas
j. Memonitoring dan mengevaluasi
kegiatan puskesmas
k. Melaporkan hasi kegiatan
program/upaya ke Dinas Kesehatan
Kab/Kota, baik berupa laporan rutin
maupun khusus
l. Membina petugas dalam peningkatan
mutu pelayanan
m. Melakukan supervise dalam
pelaksanaan kegiatan di puskesmas,
Puskesmas pembantu, PKD, Pusling,
Posyadu dan di masyarakat
n. Sebagai dokter ( fungsional )
melaksanakan tugas pelayanan
pemeriksaan dan pengobatan pasien

4. Kegiatan lainnya :

Menerima konsultasi dari semua kegiatan


puskesmas

2. Pnanggung Jawab 1. Tugas pokok :


UKPP
a. Bertanggung jawab terhadap kegiatan
pelayanan Usaha Kesehatan
Perorangan dan Penunjang
b. Bertanggung jawab terhadap
peningkatan sumber daya manusia
pelaksana rawat jalan

2. Fungs :

Sebagai koordinator pelayanan medik ,


mengkoordinir kegiatan pelayanan medik
didalam maupun diluar gedung

3. Kegiatan pokok :
a. Melaksanakan kegiatan pelayanan
pemeriksaan dan pengobatan pasien
b. Penanggung jawab IGD dan
melaksanakan kegiatan pelayanan
kegawat daruratan/PPPK Bersama-
sama petugas medis dan paramedis
c. Membantu membina petugas dalam
meningkatan mutu pelayanan
d. Bersama koordinator yang lain
menyusun prosedur-prosedur kegiatan
yang terkait pelayanan rawat jalan
e. Bersama koordinator yang lain
mengidentifikasi dan mengelola
program-program mutu pelayanan
rawat jalan
f. Memastikan pelayanan rawat jalan
dilaksanakan sesuai dengan prosedur
pelayanan yang sudah ditentukan
g. Melaporkan kepada Kepala Puskesmas
tentang hasil pelayanan kegiatan di
rawat jalan
h. Mensupervisi dan membina petugas
Puskesmas pembantu, PKD dan
Posyandu

4. Kegiatan lainnya :

a. Membantu Kepala Puskesmas dalam


membina karyawan dibidang medis
b. Membantu Kepala Puskesmas dalam
menyusun rencana kegiatan
puskesmas
c. Membant Kepala Puskesmas dalam
pembuatan laporan kegiatan
puskesmas

3. Koordinator UKM 1. Tugas pokok :


dan UKPP
Bertanggung jawab terhadap kegiatan
pelayanan PROMOTIF, PREVENTIF,
Kuratif dan Rehabilitatif

2. Fungsi :

Mengkoordinir kegiatan Preventif dan


Promotif Lintas Program da Lintas Sektor,
serta mengefektifkan kelancaran
pelaksanaan program

3. Kegiatan pokok :
a. Mempromosikan kebijakan dan
sasaran mutu di seluruh unit
pelayanan untuk meningkatkan
kesadaran, dan keterlibatan karyawan
b. Mempromosikan pelaksanaan
pelayanan rawat jalan melalui media
elektronik maupun cetak
c. Mengali potensi dibidang Kesehatan
melalui keompok masyarakat
d. Merencanakan, melaksanakan dan
mengevaluasi kegiatan Promotif,
Preventif, Kuratif dan Rehabilitatif

4. Kegiatan lainnya :

Menerima konsultasi dari semua kegiatan


puskesmas
Pelaksana Pendaftaran 1. Tugas pokok :
dan Rekam Medik
a. Bertanggung jawab terhadap
pelayanan pendaftaran pasien
baru/lama rawat jalan
b. Bertanggung jawab terhadap
pengelolaan Rekam Medik pasien
rawat jalan

2. Fungsi :

Merencanakan, melaksanakan dan


mengevaluasi pelayanan pendaftaran dan
pengelolaan Rekam Medik

3. Kegiatan pokok :

a. Bertanggung jawab terhadap


kebersihan, kerapihan, sarana, dan
prasarana pendaftaran
b. Memastikan pelayanan di pendaftaran
dan pengelolaan rekan medik sesuai
dengan prosedur dan instruksi kerja
c. Koordinasi dengan unit lain untuk
kelancaran pelayanan rawat jalan
d. Mengoptimalkan tenaga pelaksana di
unit pendaftarandan rekam medik
yang ada
e. Merencanakan, melaksanakan dan
mengevaluasi pelayanan pendaftaran
dan pengelolaan rekam medik
f. Mengusulkan sarana dan prasarana
terkait kebutuhan pelayanan
pendaftaran dan pengelolaan rekam
medik
g. Membuat laporan harian, mingguan
dan bulanan

4. Kegiatan lainnya :

Membantu kegiatan pelayanan


Puskesmas Keliling
Ada PEDOMAN TATA NASKAH PUSKESMAS
• Pedoman tata naskah sebagai acuan dalam penyusunan
dokumen regulasi yang meliputi kebijakan, pedoman, panduan,
kerangka acuan, dan prosedur, maupun dalam pengendalian
dokumen eksternal dan dokumen bukti rekaman pelaksanaan
kegiatan
• Pedoman tata naskah mengatur, al:
 Penyusunan,tinjauan & pengesahan
 Pengendalian dokumen termasuk perubahann yang kan
datang
 Pemeliharaan dokumen
 Pengelolaan dokumen eksternal
 Masa retensi
 Alur pneyusunan & distribusi
• Komponen Tata Naskah Puskesmas sebaiknya mengacu pada
Pedoman Tata Naskah yang ditetapkan oleh Dinkes dan Pemda
Kab/Kota
• Ada DOKUMEN REGULASI (SK, Pedoman/Panduan, SOP, KAK
untuk KMP, Penyelenggaraan UKM, Penyelenggaraan UKPP,
Kefarmasian dan Laboratorium Format Dokumen Regulasi harus
mengacu pada Pedoman Tata Naskah Puskesmas
PEDOMAN / PANDUAN
KERJA PENYELENGGARA PROGRAM/UPAYA PUSKESMAS

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Puskesmas ………………… terletak di Desa/Kelurahan ………Kecamatan
……..Kabupaten/Kota ……Provinsi …………..Luas wilayah kerja
Puskesmas …………… adalah ……km² dari luas wilayah Kabupaten/Kota
………….( ……. km² )
Secara umum Puskesmas merupakan satuan organisasi yang dberikan
kewenangan kemandirian oleh Dinas Kesehatan untuk melaksanakan
satuan tugas operasional pembangunan di wilayah kerjanya. Menurut
Peraturan Menteri Kesehatan nomor 43 tahun 2019 tentang Pusat
Kesehatan Masyarakat, bahwa Puskesmas mempunyai tugas
melaksanakan kebijakan Kesehatan untuk mencapai tujuan
pembangunan Kesehatan di wilayah kerjanya dalam rangka mendukung
terwujudnya kecamatan sehat.
Adapun fungsi Puskesmas sebagaimana tertuang dalam Permenkes
tersebut, meliputi :
1. Penyelenggaraan UKM ( Upaya Kesehatan Masyarakat )
2. Penyelenggaraan UKP ( Upaya Kesehatan Perorangan )
3. Wahana Pendidikan Tenakes.

Puskesmas sebagai fasilitas pelayanan tingkat pertama memiliki


peranan penting dalam sistim Kesehatan nasional, khususnya Upaya
Kesehatan. Untuk mencapai tujuan pembangunan Kesehatan nasional
diselenggarakan berbagai upaya Kesehatan secara menyeluruh ,
berjenjang, dan terpadu. Upaya Kesehatan Masyarakat tingkat pertama
meliputi Upaya Kesehatan Esensial dan Pengembangan.

Upaya Kesehatan Masyarakat Esensial meliputi :

a. Pelayan Promosi Kesehatan;


b. Pelayanan Kesehatan Lingkungan;
c. Pelayanan KIA dan KB;
d. Pelayanan Gizi;
e. Pelayanan P2M;
f. Perkesmas.
B. Tujuan pedoman
Pedoman Upaya Kesehatan bertujuan untuk menjadi acuan bagi seluruh
aktifitas pelayanan upaya Kesehatan yang dilaksanakan di Puskesmas
…….., sehingga pada akhirnya pelayanan upaya Kesehatan dapat
mendukung pencapaian standar pelayanan minimal ( SPM ).
C. Ruang lingkup pelayanan
Ruang lingkup upaya pelayanan Kesehatan masyarakat di Puskesmas
….., meliputi ….. kegiatan esensial dan ……. kegiatan pengembangan.
Upaya Kesehatan Masyarakat Esensial :
1. Pelayanan Promosi Kesehatan;
2. Pelayanan Kesehatan Lingkungan;
3. Pelayanan KIA dan KB;
4. Pelayanan Gizi;
5. Pelayana P2M;
6. Perkesmas

Upaya Kesehatan Masyarakat :

1. Upaya Kesehatan ………….


2. Upaya Kesehatan ……………..
3. Dst ……………..
D. Batasan operasional
1. Promosi Kesehatan adalah upaya untuk meningkatkan kemampuan
masyarakat melalui pembelajaran diri, oleh, untuk, Bersama
masyarakat, agar mereka dapat menolong diri sendiri, serta
mengembangkan kegiatan yang bersumber daya masyarakat, sesuai
social budaya setempat.
2. Upaya Kesehatan Lingkungan adalah upaya yang dilakukan oleh
Puskesmas untuk menjadikan lingkungan sehat dalam rangka
pencegahan terhadap penyakit yang berhubungan dengan
lingkungan dan menciptakan lingkungan yang dapat
mengoptimalkan penyembuhan suatu penyakit di masyarakat.
3. Upaya Kesehatan Ibu, Anak dan KB adalah upaya Kesehatan primer
yang menyangkut pelayanan dan pemeliharaan Kesehatan ibu dalam
menjalankan fungsi reproduksi yang berkualitas serta upaya
kelangsungan hidup , pengembangan dan perlindungan bayi, anak
bawah lima tahun ( BALITA ) dan anak usia pra sekolah dalam proses
tumbuh kembang.
Keluarga Berencana adalah upaya Kesehatan primeryang
menyangkut pelayanan dan pemeliharann pasangan usia subur
dalam menjalankan fungsi reproduksi yang berkualitas.
4. Upaya peningkatan gizi masyarakat adalah kegiatan untuk
mengupayakan peningkatan status gizi masyarakat dengan
penglolaan terkoordinasi dari berbagai profesi Kesehatan serta
dukungan peran serta aktif masyarakat.
5. Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit adalah suatu upaya
untuk mencegah agar penyakit menular tidak menyebar didalam
masyarakat, yang dilakukan antara lain dengan memberikan
kekebalan pada host melalui kegiatan penyuluhan Kesehatan,
surveilans dan imunisasi.
6. Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat upaya Puskesmas dalam
melakukan perawatan bagi penderita yang dilakukan di rumah.
7. Upaya Kesehatan Lansia adalah upaya untuk meningkatkan dan
mempertahankan kulitas hidup lansia di masyarakat.
8. Upaya Kesehatan Jiwa adalah upaya untuk meningkatkan Kesehatan
jiwa ODGJ berat dan mencegah terjadinya kekambuhan dan
menghindari pemasungan. Serta agar setiap ODGJ mendapatkan
pelayanan Kesehatan sesuai standar.
E. Landasan hukum
1. UU Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
2. PMK Nomor 43 Tahun 2019 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat
3. PMK Nomor 65 Tahun 2013 tentang Pedoman Pelaksanaan dan
Pembinaan Pemberdayaan Masyarakat Bidang Kesehatan.

BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia Upaya Kesehatan


Berikut ini kualifikasi SDM dan realisasi tenaga upaya Kesehatan yang
ada di puskesmas ……………
Kegiatan Kualifikasi Realisasi
SDM
Pelayanan Promkes Pendidikan Dipegang oleh 1 org dgn latar
minimal DIII belakang Pendidikan S1 Kesehatan
Masyarakat ( Contoh )
Pelayanan Kesling Pendidikan
minimal DIII
Pelayanan Kesehata Pendidikan
Ibu, Anak dan KB minimal DIII
Pelayanan Gizi Pendidikan
minimal DIII
Pelayanan P2M Pendidikan
minimal DIII
Upaya PERKESMAS Pendidikan
minimal DIII
Upaya Keswa Pendidikan
minimal DIII
Upaya Kesehatan Usila Pendidikan
minimal DIII
Upaya Kesehatan Kerja Pendidikan
minimal DIII

B. Distribusi ketenagaan
Penanggung jawab program upaya Kesehatan dan latar belakang
profesinya adalah sbb :
Kegiatan Petugas Profesi
Pelayanan Promkes Yenny, SKM Kesehatan Msyarakat
Pelayanan Kesling
Pelayanan Kesehata Ibu,
Anak dan KB
Pelayanan Gizi
Pelayanan P2M
Upaya PERKESMAS
Upaya Keswa
Upaya Kesehatan Usila
Upaya Kesehatan Kerja

C. Jadwal kegiatan
1. Pengaturan kegiatan upaya Kesehatan dilakukan Bersama oleh para
pemegang programdalam kegiatan lokakarya mini bulanan maupun
tri bulanan / lintas sektor, dengan persetujuan Kepala Puskesmas.
2. Jadwal kegiatan upaya Kesehatan dibuat untuk jangka waktu satu
tahun, dan di break down dalam jadwal kegiatan bulanan dan
dikoordinasikan setiap awal bulan sebelum pelaksanaan jadwal.
3. Secara keseluruhan jadwal dan perencanaan kegiatan upaya
Kesehatan di koordinasikan oleh Kepala Puskesmas …………..

BAB III
STANDAR FASILITAS
Untuk mendukung tercapainya tujuan kegiatan upaya Kesehatan, puskesmas
………..memiliki :

1. Satu ( 1 ) unit mobil puskesmas keliling


2. Tiga ( 3 ) unit kendaraan roda dua ……………..misal Contoh saja
3. Seperangkap LCD Proyektor
4. Lima ( 5 ) unit laptop ……………………………….misal Contoh saja

Adapun fasilitas penunjang untuk masing-masing kegiatan upaya Kesehatan


dapat dilihat pada table berikut ini :

Kegiatan Sarana-prasarana
Pelayanan Promkes  Leaflet
 Alat peraga penyuluhan
 Kamera
 Jadwal kegiatan
 Buku
 Pmplet
 Form PHBS
 LCD dan laptop
Pelayanan Kesling  Senter
 Block Grill
 Kit sampling air
 Alat pembasmi nyamuk
 Swim fog
 Leaflet
Pelayanan Kesehata Ibu, Anak dan KB  Tensimeter
 Stetoskop
 Termometer
 Doppler
 KB Set
 Partus set
 Spuit
 Pita pengukur
Pelayanan Gizi  Leaflet
 Panduan diet
 Food model
 Timbangan badan dan Mikrotois
 Infantometri
Pelayanan P2M  Leaflet/Brosur penyuluhan penyakit
 Poster
 Blanko suveilans
 Pedoman KLB
 Swingfog
 Senter
 Alat Pelindung Diri
 Alat kebersihan lingkungan
Upaya PERKESMAS  PHN kit ( tensi, timbangan, stetoskop,
senter, alat tulis, thermometer )
 Leaflets penyakit
 Set perawatan luka
Upaya Keswa  Tensimeter
 Stetoskop
 Termometer
Upaya Kesehatan Usila  Leaflet
 PHN kit
 KMS Lansia
 Form laporan
 LCD
 Laptop
 Banner
Upaya Kesehatan Kerja  Tensimeter
 Stetoskop
 Timbangan
 Alat pemriksaan HB

BAB IV
TATALAKSANA PELAYANAN
A. Tatalaksana Upaya Promosi Kesehatan
1. Penanggung jawab : petugas Kesehatan masyarakat
2. Perangkat kerja
 Leaflet
 Alat peraga penyuluhan
 Kamera
 Jadwal kegiatan
 Buku
 Pamplet
 Form PHBS
3. Tujuan
Tercapainya perubahan perilaku individu, keluarga dan masyarakat
dalam membina dan memelihara perilaku sehat, serta berperan aktif
dalm upaya mewujudkan derajat Kesehatan yang optimal.
4. Kegiatan
Kegiatan promosi Kesehatan yaitu :
a. Pemantauan PHBS
Untuk memetakan perilaku masyarakat , kegiatan berupa
pemamtauan PHBS. Pemantauan dapat berupa :
 Pemantauan PHBS tatanan rumah tangga
 Pemantauan PHBS institusi Pendidikan
 Pemantauan PHBS institusi perkankoran
b. Pembinaan posyandu
c. Penyuluhan
Penyuluhan meningkatkan pengetahuan secara langsung, baik
penyuluhan kelompok/masa ataupun perorangan. Penyuluhan ini
diantaranya :
 Kader posyandu
 Ibu hamil/menyusui
 Calon pengantin
 Siswa sekolah
 remaja
d. Pembinaan desa siaga
e. Advokasi program
Untuk mendapat dukungan pemangku kepentingan setempat
seperti Cmat, Kepala Desa/Lurah. Kegiatan ini berupa kegiatan
yang tergabung dalam forum fokjanal DBD, kegiatan deklarasi
stop BABS ( stop buang air besar sembarangan )
5. Tatalaksana
a. Perencanaan ( P1 )
Petugas merencanakan kegiatan promosi Kesehatan pada RKA
( yang bersumber dana APBD ) dan atau melalui RKA BOK
( rencana kegiatan anggaran bantuan operasional kesehatan )
pada kegiatan yang bersumber APBD.
b. Penggerakan pelaksanaan ( P2 )
Pada kegiatan P 2 petugas melakukan :
 Membuat jadwal kegiatan
 Mengkoordinasikan dengan bendahara pengeluaran atau
bendahara BOK
 Mengkoordinasikan dengan lintas program tentang kegiatan yang
akan dilaksanakan
 Melaksanakan kegiatan
c. Pengawasan Pengendalian Penilaian ( p3 )
 Petugas mencatat hasil kegiatan dan melaporkan hasil kegiatan
 Petugas membuat notulen pada kegiatanyang berupa pertemuan
 Petugas mengevaluasi kegiatan

B. Tatalaksana Upaya Kesehatan Lingkungan


1. Penanggung jawab : Sanitarian
2. Perangkat kerja
 Senter
 Block Grill
 Kit sampling air
 Alat pembasmi nyamuk
 Swim fog
 Leaflet
3. Tujuan umum
Kegiatan peningkatan Kesehatan lingkungan bertujuan terwujudnya
kualitas lingkungan yang lebih sehat agar dapat melindungi
masyarakat dari segala kemungkinan risiko kejadian yang dapat
menimbulkan gangguan dan bahaya Kesehatan menuju derajat
Kesehatan kelurga dan masyarakat yang lebih baik.
Tujuan khusus
a. Meningkatkan mutu lingkungan yang dapat menjamin masyarakat
mencapai derajat Kesehatan yang optimal.
b. Terwujudnya pemberdayaan masyarakat dan keikut sertaan
sektor lain yang bersangkutan, serta bertanggung jawab atas
upaya peningkatan dan pelestarian lingkungan hidup
c. Terlaksananya peraturan perundang-undangan tentang
penyehatan lingkungan dan pemukiman yang berlaku
d. Terselenggaranya Pendidikan Kesehatan guna menunjang kegiatan
dalam peningkatan Kesehatan lingkungan dan pemukiman.
e. Terlaksananya pengawasansecara teratur pada sarana sanitasi
perumahan, kelompok masyarakat, tempat
pembuatan/penjualanmakanan, perusahaan dan tempat-tempat
umum
4. Kegiatan
Kegiatan-kegiatan utama Kesehatan lingkungan yang harus
dilakukan puskesmas, meliputi :
a. Penyehatan air
b. Penyehatankanan dan minuman
c. Pengawasan SPAL, jamban air, TTU/TPM
d. Pengawasan dan pembuangan sampah dan limbah
e. Pengawasan sanitasi tempat umum
f. Pengawasan industry rumah tangga
g. Pengamanan peptisida
h. Klinik sanitasi
5. Tatalaksana
a. Perencanaan (P1)
b. Penggerakan dan pelaksanaan (P2)
c. Pengawasan Pengendalian Penilaian ( P3)
C. Tatalaksana Upaya Kesehatan Ibu, Anak dan KB
D. Tatalaksana Peningkatan Gizi Masyarakat
E. Tatalaksana Upaya Pencegahan dan Penangulangan Penyakit Menular
F. Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat
G. Tatalaksana Upaya Kesehatan Jiwa
H. Upaya Kesehatan Usia Lanjut
I. Tatalaksana Upaya Kesehetan Kerja

BAB V
PENUTUP

Salah satu keistimewaan Puskesmas adalah bahwa institusi ini memiliki wilayah
kerja, oleh karena itu selain pelayanan yang dilakukan didalam Gedung, dimana
pasien datang ke Puskesmas, Puskesmas menyelenggarakan pula kegiatan diluar
Gedung. Yakni petugas Puskesmas melakukan kegiatan di wilayah kerja seperti
kegiatan di Desa, posyandu, sekolah dan lain-lain.

Dalam system Kesehatan nasional ( SKN ) , kegiatan UKP harus seimbang dengan
kegiatan UKM. Sementara itu , kegiatan UKM sendiri terdiri dari UKM Esensial dan
Pengembangan. UKM Esensial meliputi : pelayanan promosi Kesehatan; pelayanan
Kesehatan lingkungan; pelayanan KIA dan KB; pelayanan gizi; pelayanan P2M; dan
Perkesmas. Sedangkan UKM Pengembangan terdiri dari : upaya Kesehatan jiwa, kerja
, lansia dan sebagainya.

PEDOMAN / PANDUAN PENGENDALIAN DOKUMEN DAN REKAMAN


BAB I
DEFINISI

Dokumen yang dimaksud dalam prosedur ini adalah semua dokumen yang
terkait dengan system manajemen mutu yang digunakan sebagai acuan dalam
kegiatan pengendalian mutu.

1. Pengendalian Dokumen
Adalah kegiatan pengelolaan dan pengendalian dokumen-dokumen
system manajemen mutu yang mencakup pembuatan, distribusi,
penggunaan, perubahan dengan mengikuti ketentuan/metodeyang
diatur dalam prosedur ini.
2. Dokumen dikendalikan
Dokumen dengan status DIKENDALIKAN adalah bahwa dokumen acuan
kerja tersebut di-up-date / diperbaharui secara berkala sesuai
perubahan-perubahan yang terjadi selama pemakaiannya.
3. Dokumen tidak dikendalikan
Dokumen dengan status TIDAK DIKENDALIKAN adalah bahwa dokumen
tersebut sejak diterbitkan tidak di-up-date / diperbaharui dan
karenanya tidak diperuntukan sebagai ajuan kerja.
4. Dokumen tidak berlaku
Dokumen dengan status KADALUARSA artinya adalah bahwa dokumen
tersebut sudah tidak berlaku lagi dan selanjutnya diperlakukan sebagai
arsip.
5. Pedoman mutu
Manual Mutu adalah dokumen system manajemen mutu yang memuat
ketentuan-ketentuan / persyaratan-persyaratan / kebijakan-kebijakan
yang digunakan sebagai acuan umum dalam menjalankan semua
kegiatan operasional organisasi.
6. Prosedur kerja
Prosedur kerja adalah dokumen system manajemen mutu yang
mengatur / mengkoordinasikan kegiatan / proses secara lintas fungsi
agar dicapai sasaran dan persyaratan yang telah ditetapkan.
7. Program pendukung
Program pendukung termasuk dokumen system mutu dalam bentuk
jadwal kegiatan yang memuat rencana aktifitas untuk mendukung
pelaksanaan system manajemen mutu.

BAB II

TATA LAKSANA

1. Penetapan jenis dokumen


Kepala Puskesmas / Pemegang Program / Koordinator unit ,
menetapkan jenis dokumen terkendali, meliputi :
a. Manual Mutu
b. Prosedur kerja / SOP
c. Formulir
2. Pembuatan dokumen
Wakil manajemen menetapkan sistematika pembuatan dokumen sebagai
berikut :
a. Pengertian tujuan kebijakan prosedur
b. Diagram alir ( jika diperlukan ) Unit terkait
c. Referensi
d. Dokumen terkait
e. Catatan revisi / perubahan
3. Pengesahan isi dokumen
Setiap dokumen terkendali harus mendapat bukti persetujuan dan
pengesahan dari Kepala Puskesmas
4. Pemberian identitas dokumen
Setiap dokumen terkendali memiliki bagian header yang merupakan
identitas dokumen yang berisi :
 Judul dokumen
 Nomor kode dokumen
 Terbitan ( dua digit )
 Revis ( dua digit )
 Tanggal mulai berlaku
 Halaman
 Penanggung jawab ( disiapkan , diperiksa , disahkan )
5. Penomoran dokumen
Setelah disahkan, secretariat ISO memberi nomor dokumen yang terdiri
dari 4 bagian :
Bagian I , menunjukan jenis dokumen
MM : untuk manual mutu
PK : untuk prosedur kerja
FORM : untuk formular yang digunakan
Bagian II , menunjukan unit yang membuat dokumen menunjukan
nomor urut penerbitan dokumen, dengan 3 digitmenunjukan tahun
penerbitan dengan 4 digit
Contoh penomoran dokumen : SPO/PKM-DP/III/2016 , artinya
SOP : jenis dokumen
PKM-DP : nama puskesmas
III : bulan penerbitan
2016 : tahun penerbitan
6. Penerbitan dan Distribusi dokumen
a. Suatu dokumen dapat diterbitkan bila sudah mendapat persetujuan
dan pengesahan dari Kepala Puskesmas
b. Dokumen diperbanyak dan didistribusikan oleh secretariat ISO dan
MR kepada semua pihak yang berkepentingan dengan mengisi
formular bukti penerimaan dokumen.
c. Sekretariat bertanggung jawab menyimpan dokumen sah memelihara
Daftar Induk Prosedur Kerja. Instruksi kerjakan formular yang ada
pada bagian Sub.Bag. Bidang atau Seksi .
d. Untuk menunjukan Salinan dokumen tersebut terkendali diberi cap “
TERKENDALI “ dengan persetujuan MR
7. Revisi dokumen
Suatu dokumen dapat direvisi dengan tata cara :
a. Pmohon revisi mengisi formulir usulan revisi kepada Kepala
Puskesmas
b. Permintaan revisi disetujui pejabat yang berwenang
c. Revisi dicatat dalam rekaman historis perubahan pada tiap dokumen
8. Penerbitan ulang dokumen
Suatu dokumen dapat diterbitkan ulang jika :
a. Terjadi perubahan system mutu
b. Ada perubahan struktur organisasi yang mempengaruhi isi dokumen
c. Instruksi kerja sudah tidak sesuai dengan urutan pelaksanaan tugas

SOP – PENGENDALIAN DOKUMEN


Catatan tambahan :
1. Tujuannya pengendalian dokumen disamping untuk kegiatan akreditasi
juga ada hal penting penerapannya terhadap seluruh dokumen yang d
digunakan di Puskesmas. Pengendalian Dokumen diperlukan agar
dokumen dapat digunakan sebagaimana mestinya baik sebagai acuan
kerja, bukti kegiatan, bahan evaluasi dan monitoring, serta mencegah
penyalah gunaan melaui terkendalinya kerahasiahan dokumen, proses
perubahan, penerbitan, distribusi dan sirkulasi dokumen.
2. Dalam kegiatan akreditasi, dokumen di klasifikasikan menjadi 2, yaitu
dokumen internal ( kebijakan, pedoman, SOP dan dokumen lainnya,
dissusun berdasarkan peraturan perundang-undangan dan pedoman-
pedoman eksternal yang berlaku . Dokumen tersebut digunakan untuk
menbangun dan membakukan system manajemen mutu dan system
manajemen pelayanan ) dan Dokumen eksternal ( umumnya berupa
peraturan perundang-undangan dan pedoman-pedoman yang
diberlakukan oleh Kementerian Kesehatan, Dinkes
Propinsi/Kabupaten/Kota dan Organisasi profesi ).

KEPUTUSAN
KEPALA UPTD. PUSKESMAS ……………………
NOMOR : 006 TAHUN : 2022
TENTANG
PENGENDALIAN DOKUMEN DAN PENGENDALIAN REKAMAN
DI PUSKESMAS ………………………,
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
KEPALA UPTD. PUSKESMAS …………………….

Menimbang : a. bahwa pedoman dan prosedur penyelenggaraan


program/upaya Puskesmas dan kegiatan pelayanan
Puskesmas disusun, didokumentasikan dan
dikendalikan;
b. bahwa prosedur kerja perlu didokumentasikan dengan
baik dan dikendalikan;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana yang
dimaksud dalam huruf a dan b , maka perlu
penetapan
Keputusan Kepala UPTD. Puskesmas ………… tentang
Pengendalian dokumen dan pengendalian rekaman;

Mengingat : 1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun


2009
2. tentang Kesehatan ( Lembaran Negara Republik
Indonesia
3. tahun 2009 Nomor 144, Tambahan )
4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 46 Tahun 2015
tentang Akreditasi Puskesmas , Klinik Pratama ,
Tempat Praktik Mandiri Dokter , dan Tempat Praktik
Mandiri Dokter gigi;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 64 Tahun 2015
tentang Organisasi dan Tata kerja Kementrian
Kesehatan;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 44 Tahun 2016
tentang Manajemen Puskesmas;
7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2019
tentang Pusat Keehatan Masyarakat;
MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA UPTD. PUSKESMAS ……… TENTANG


PENGENDALIAN DOKUMEN DAN PENGENDALIAN
REKAMAN DI PUSKESMAS ..........................

KESATU : Untuk memastikan program dan kegiatan terlaksana secara


konsisten dan realibel, maka perlu disusun pedoman kerja
dan prosedur kerja.
KEDUA : Prosedur kerja didokumentasikan dengan baik dan
dikendalikan, demikian juga rekaman sebagai bentuk
pelaksanaan prosedur yang harus dikendalikan sebagai
bukti pelaksanaan kegiatan.

KETIGA Keputusan Pimpinan FKTP ini mulai berlaku pada tanggal


Ditetapkan.

Ditetapkan di : ………………….
Pada Tanggal : ……………………2021
KEPALA UPTD. PUSKESMAS
……………………

Nama Pimpinan FKTP


No. Dokumen :
Revisi :
SOP
Tgl. Berlaku :
LOGO
Halaman :
Instansi/fktp

PENGENDALIAN DOKUMEN PUSKESMAS

a. Dokumen adalah data yang memuat informasi


penting yang disimpan dalam suatu media berupa
prosedur, laporan, standar, rekaman, spesifikasi
dan lain-lain. Boleh dalam bentuk softcopy
maupun hardcopy
b. Pengendalian dokumen adalah kegiatan
pengelolaan dan pengendalian dokumen-dokumen
sistem manajemen mutu yang mencakup
pembuatan, ditribusi, penggunaan, perubahan

1. Pengertian dengan mengikuti ketentuan / metoda yang diatur


dalam prosedur ini.
c. Dokumen terkendali adalah bahwa dokuen acuan
kerja tersebut di-up-date / diperbaharui secara
berkala sesuai perubahan-perubahan yang
terjadisebagai acuan kerja selama pemakainnya.
d. Dokumen tidak terkendali adalah bahwa dokumen
tersebut sejak diterbitkan tidak di-up-date /
diperbaru dan karenanya tidak diperuntukan
sebagai acuan kerja

Sebagai acuan mengatur tata cara pengendalian

2. Tujuan dokumen agar sesuai dengan persyaratan system


manajemen mutu
Surat Keputusan Nomor : 006 Tahun 2021 tentang
Pegedalian Dokumen dan Rekaman Puskesmas
3. Kebijakan …………………Tahun 2021

Pedomanan Tata Naskah


4. Referensi

5. Langkah- A. Pengendalian dokumen dengan menerapkan hal-


langkah hal sebagai berikut :
( Prosedur )
1. Pengkodean dokumen kelompok pelayanan :
a. Administrasi manajemen dengan kode A

b. Pelayanan Upaya Kesehatan Masyarakat


dengan kode B

c. Pelayanan Usaha Kesehatan Perorangan dan


Penunjang ( Farmasi dan Laboratorium )
dengan kode C

d. Program Perioritas Nsional dengan kode D

e. Program MUTU dengan kode E

f. Jenis dokumen
(1) Standar Prosedur Operasional, disingkat :
SPO
(2) Daftar Tilik, disingkat : DT
(3) Kerangka Acuan, disingkat : K.A.K
(4) Surat Keputusan, disingkat : SK
(5) Kebijakan, disingkat : Kb.
(6) Dokumen Eksternal, disingkat : Dek.
(7) Manual Mutu, disingkat : MM
(8) Pedoman Mutu, disingkat : PM
(9) Audit Internal, disingkat : AI

2. Sisten penomoran
a. Surat masuk dan keluar sesuai degan aturan
Pemerintah Kabupaten/Kota …( Tata Naskah )
b. Penomoran kelompok pelayanan dilakukan oleh
kelompok pelayanan masing-masing
disesuaikan dengan system pengkodean yang
telah ditentukan
c. Penomoran dokumen diurutkan sesuai dengan
pengkodean
d. Urutan penomoran
e. Contoh : sesuai dengan Tata Naskah

3. Penyimpanan Dokumen Manajeme


a. Penyimpanan dokumen/arsip perkantoran
sesuai dengan system penyimpanan
dokumen/arsip aturan Tata Naskah
Kabupaten/Kota ……………
b. Penyimpanan dokumen akreditasi disimpan
dimasing-masing kelompok pelayanan,
sedangkan di administrasi dan manajemen
( admen ) menyimpan master dokumen semua
kelompok pelayanan dan program

4. Menerbitkan dan mendistribusikan dokumen dan


rekaman
a. Suatu dokumen dapat diterbitkan bila sudah
mendapat persetujuan dan pengesahan dari
Kapus
b. Dokumen diperbanyak dan didistribusikan oleh
secretariat dan Ka. TU kepada semua pihak
yang berkepentingan dengan mengisi formular
bukti penerimaan dokumen
c. Sekertariat bertanggung jawab menyimpan
dokumen syah memelihara Daftar Induk
Prosedur Kerja, Instruksi Kerja, dan formular
yang ada pada bagian, sub. Bagian bidangatau
seksi
d. Untuk menunjukan Salinan dokumen tersebut
terkendali diberi cap “ Terkendali “ dengan
persetujuan Ka. TU

B. Merevisi dokumen dan rekaman


Suatu dokumen dapat direvisi dengan tata cara :
1. Permohonan revisi mengisi formular usulan
revisi kepada Kapus
2. Permintaan revisi disetujui pejabat yang
berwenang
3. Revisi dicatat dalam rekaman historis
perubahan pada tiap dokumen

C. Menerbitkan ulang dokumen


Suatu dokumen dapat diterbitkan ulang jika :
1. Terjadi perubahan system mutu
2. Ada perubahan struktur organisasi yang
mempengaruhi isi dokumen
3. Instruksi kerja sudah tidak sesuai dengan
urutan pelaksanaan tugas
4. Bila terjadi penerbitan ulang , dokumen lama
ditarik

D. Melakukan penarikan dan pemusnahan dokumen


1. Ka. TU menarik Salinan dokumen dan rekaman
yang sudah ditarik, dimusnahkan dengan cara
dibakar dan dicatat dalam formular berita
acara pemusnahan dokumen
2. Salinan dokumen yang sudah ditarik,
dimusnahkan dengan cara dibakar dan dicatat
dalam formular berita acara pemusnahan
dokumen
3. Dokumen asli dari dokumen yang sudah ditarik
, diberi cap “ Tak terkendali “ dan disimpan Ka.
TU sebagai arsip.
4. Formulir berita acara pemusnahan dokumen
disimpan oleh Ka. TU

E. Melakukan peninjauan ulang dokumen


Dokumen
Menetapkan jenis dokumen
dan dan rekaman
Rekaman

Membuat dokumen dan rekaman

Mengesahkan isi dokumen dan rekaman

Memberikan identitas dokumen dan rekaman

Memberikan penomoran dokumen dan rekaman

Menerbitkan dan mendistribusikan


6. Diagram alir dokumen dan rekaman

Merevisi dokumen dan rekaman

Menerbitkan ulang dokumen dan rekaman

Penarikan dan pemusnahan dokumen dan rekaman

Peninjauan ulang dokumen

Pengendalian
Dokumen Eksternal
1. Kapus
2. Kasubag. TU
7. Unit Terkait
3. Pokja Admen , UKM dan UKP

Jika pengendalian dokumen eksternal tidak


8. Hal-hal yang dilakukan dengan benar, maka pengelolaan dan
perlu pelaksanaan UKM Puskesmas tidak maksimal hasil
diperhatikan

N Tgl mulai
Yg dirubah Isi perubahan
O diberlakukan
9. Rekaman
historis
KEPUTUSAN
KEPALA UPT. PUSKESMAS ……………..
NOMOR : 007 TAHUN : 2022
TENTANG
PENDELEGASIAN WEWENANG
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
KEPALA UPT. PUSKESMAS …………………….. ,

Menimbang : a. bahwa dalam penyelenggaraan kegiatan puskesmas


dan upaya pelayanan diperlukan mekanisme
pendelegasian wewenang;
b. bahwa ada kinerja yang jelas dalam pendelegasian
wewenang dari pimpinan dan / atau penanggung
jawab upaya puskesmas kepada pelaksana kegiatan
apabila meninggalkan tugas;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana yang
dimaksud dalam huruf a dan b, maka perlu
penetapan keputusan Kepala UPTD. Puskesmas ……
tentang Pendelegasian Wewenang;
Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25
Tahun 2009 tentang Pelayana public;
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36
Tahun 2009 tentang Kesehatan ( Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144,
Tambahan )
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36
Tahun 2014 tentang Tenaga keehatan;
4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32
Tahun 1996 tentan Tenaga Kesehatan;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor :
1280/Menkes / SK / X / 2002 tentang Petunjuk
teknis jabatan fungsional perawat terkait tugas
limpah;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 46 Tahun 2015
tentang Akreditasi puskesmas, Klinik pratama,
tempat praktik mandiri dokter, tempat praktik
mandiri dokter gigi;
7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 64 Tahun 2015
tentang Organisasi dan Tata kerja Kementrian
Kesehatan;
8. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 44 Tahun 2016
tentang Mnajemen puskesmas;
9. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2019
tentang Pusat Kesehatan Masyarakat;
MEMUTUSKAN
Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA UPTD. PUSKESMAS …… TENTANG
PENDELEGASIAN WEWENANG DI PUSKESMAS ……
KESATU : Pimpinan dan / atau Penanggung jawab Upaya puskesmas
wajib melakukan pendelegasian wewenang kepada
pelaksana kegiatan apabila meninggalkan tugas;
KEDUA : Kriteria yang jelas perlu ditetapkan untuk menentukan
kepada siapa pendelegasian wewenang akan diberikan;
KETIGA : Keputusan Pimpinan FKTP ini mulai berlaku pada tanggal
ditetapkan.

Ditetapkan di : ……………………
Pada Tanggal : ……………..2021
KEPALA UPTD. PUSKESMAS
…………………..
Nama Pimpinan FKTP
PANDUAN PENDELEGASIAN WEWENANG
DARI DOKTER KEPADA PERAWAT

Sebagai pihak yang paling bertanggung jawab terhadap pasien, banyak tugas
yang perlu dilakukan oleh dokter. Namun, karena dokter biasanya
bertanggung jawab atas lebih dari satu pasien, ada tugas tertentu yang dapat
didelegasikan

Tugas delegative :
Yang bersifat delegative artinya disertai pelimpahan tanggung jawab, ini
artinya, tanggung jawab ada pada perawat yang melakukan tugas tersebut,
contohnya tugas delgatif, yaitu :

1. Memeriksa tanda-tanda vital pasien, seperti tekanan darah, laju jantung,


frekuensi nafas dan suhu tubuh
2. Melakukan Tindakan medis, seperti mengambil darah, menyuntik, memasang
selang infus dan membersihkan luka.
3. Memberikan informasi tentang penyakit, rencana pengobatan dan penjelasan
tentang obat-obatan yang dikonsumsi pasien.
4. Memberikan imunisasi dasar sesuai program pemerintah.

Tugas mandate :

Sedangkan yang bersifat mandate, tanggung jawab tetap di pegang dokter,


karenanya perawat hanya dapat melakukan tugas tersebut dibawah
pengawasan dokter. Dengan kata lain, tugas-tugas yang bersifat mandate baru
bisa dilakukan ole perawat jika ada penyataan lisan ataupun tertulis dari
dokter yang bertanggung jawab. Jadi, perawat tidak berhak mengubah atau
mengganti instruksi tanpa persetujuan dari dokter. Contoh, tugas delegative,
misalnya Tindakan memasang kateter, melakukan penjahitan luka, pemberian
obat injeksi atau melalui selang infus, serta meresepkan obat.

Tujuan delegasi tugas dokter

Mendelegasikan tugas bukan berarti dokter tidak kompeten melakukannya.


Semua tugas-tugas tersebut tertuang dalam Standar Kompetensi Dokter
Indonesia tahun 2012 dan harus mampu dilakukan oleh dokter secara
mandiri.
Dalam dunia kerja, pendelegasian tugas-tugas tersebut dokter perlu dilakukan
agar pasien mengantri tidak terlalu lama di poliklinik atau terlambat
ditangani. Alasan lain, dokter terkadang tidak bisa hadir tepat waktu di jam
praktik atau pada saat melakukan kunjungan ruangan karena harus
melakukan prosedur medis atau operasi yang memakan waktu tidak sebentar.

Namun demikian ada tugas dokter yang tidak dapat didelegasikan, yakni
penentuan diagnosis dan rencana pengobatan pasien. Ini merupakan
wewenang eksklusif dokter yang diatur dalam undang-undang, sekaligus yang
membedakannya dengan profesi perawat.

Walaupun wewenang medisnya tidak sebesar dokter, perawat bukanlah


pembantu dokter seperti anggapan banyak orang. Pola piker yang seperti ini
justru sering membuat hubungan antara dokter dan perawat menjadi kurang
harmonis. Tak jarang, dokter mersa perawat bekerja diluar wewenangnya atau
perawat merasa dokter hanya bisa memerintah tanpa melihat kondisi
sebenarnya di lapangan. Padahal, dokter tidak akan mampu mengobati dan
melayani pasien dengan baik tanpa peran serta perawat. Sebagai ujung
tombak pelayanan medis, perawat kerap menjadi orang pertama yang ditemui
pasien pada saat berobat. Karena itu, perannya sangat menentukan. Jadi, bila
dokter perlu mendelegasikan tugas, perlakukanlah perawat sebagai mitra kerja
yang setara.

Sebaliknya, perawat harus tetap mawas diri agar tidak melampaui atau
bahkan menyalahgunakan wewenang yang diberikan dokter. Karena pada
dasarnya, baik dokter maupun perawat memiliki satu tujuan yang sama, yakni
melakukan upaya medis terbaik untuk kesembuhan pasien.

Pendahuluan

 Kesehatan sebagai hak asasi manusia yang diakui secara


konstitusional dalam UU 1945 sebagai hak warga negara dan
tanggung jawab negara.
 Subjek hukum Kesehatan adalah segala sesuatu yang dapat
dibebankan kepadanya Hak dan Kewajiban.
 Tenakes ( perawat , bidan , dan tenakes yang berpraktek )
Pengaturan Hak Tenakes
 UU N0. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
 UU NO. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
 UU N0. 36 Tahun 2014 tentang Tenakes

PENDELEGASIAN WEWENANG
Dokter ke tenaga perawat

UU KEPERAWATAN NO. 38 TAHUN 2014 , Pasal 29 :

 Dlm menyelenggarakan praktik keperawatan , perawat bertugas


sebagai : pelaksana tugas berdasarkan pelimpahan wewenang
 Pengertian pendelegasian : pelimpahan wewenang dari pihak yg
berhak kepada pihak yg tidak berhak berdasarkan kesepakatan
kedua pihak secara tertulis.

PENDELEGASIAN WEWENANG
Dokter ke tenaga perawat
UU KEPERAWATAN NO. 38 TAHUN 2014 , Pasal 32 :

( 1 ) Pelaksana tugas berdasarkan pelimpahan wewenang,


sebagai mana dimaksud pasal 29, ayat 1 , huruf E , hanya
dapat diberikan secara tertulis oleh tenaga medis kepada
perawat untuk melakukan sesuatu Tindakan medis dan
melakukan evaluasi pelaksanaanya

( 2 ) Pelimpahan wewenang , sebagaimana dimaksud pada


ayat ( 1 ) dapat dilakukan secara mandate atau delegative

( 3 ) Pelimpahan wewenang secara delegative untuk


melakukan sesuatu Tindakan medis diberikan oleh tenaga
medis kepada perawat dengan disertai pelimpahan
tanggung jawab

( 4 ) Pelimpahan wewenang secara degatif sebagaimana


dimaksud pada ayat ( 3 ) hanya dapat diberikan kepada
perawat profesi atau vokasi terlatih yg memiliki
kompetensi yg diperlukan.

( 5 ) Pelimpahan wewenang secara mandate diberikan oleh


tenaga medis kepada perawat untuk melakukan sesuatu
Tindakan medis dibawah pengawasan.

( 6 ) Tanggung jawab atas Tindakan medis pada pelimpahan


wewenang mandate sebagaimana dimaksud ayat ( 5 )
berada pada pemberi pelimpahan wewenang

PENDELEGASIAN WEWENANG
Dokter ke tenaga perawat
UU KEPERAWATAN NO. 38 TAHUN 2014 , Pasal 32 :

( 7 ) Dalam melaksanakan tugas berdasarkan pelimpahan


wewenang, sebagai mana dimaksud , ayat 1 , Perawat
berwenang :

A. Melakukan Tindakan medis yg sesuai dengan


kompetensinya atas pelimpahan wewenang delegative
tenaga medis;

B. Melakukan Tindakan medis di bawah pengawasan atas


pelimpahan wewenang mandate, dan

C. Memberi pelayanan Kesehatan sesuai dengan program


pemerintah.

PENDELEGASIAN WEWENANG
KEPADA PERAWAT

 Berdasarkan pasal 1233 KUH perdata , perikatan lahir karena


persetujuan dan karena undang-undang. Pelimpahan wewenang
dengan cara atribusi berarti bahwa perawat menerima wewenang
 Sedangkan kewenangan perat adalah melaksanakan pemberian terapi dan
Tindakan medis yang telah didelegasikan, memonitor respon pasien terhadap
terapi dan Tindakan medis yang dilakukan, melakukan kolaborasi dengan dokter
terkait dengan perubahan respon pasien, dan melakukan Tindakan mandiri
perawat.
 Pelimpahan wewenang kepala perawat di dalamnya mengandung beberapa aspek
hukum karena terjadi akibat adanya hubungan hukum dan perbuatan hukum yang
Undang-Undang No. 23 Tahun 1992 tentang : Kesehatan
Oleh : PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
Nomor : 23 Tahun 1992 ( 23/1992 )
Tanggal : 17 September 1992 ( Jakarta )
(1) Tenaga Kesehatan berhak memperoleh perlindungan hukum dalam
melaksanakan tugas sesuai dengan profesinya.
(2) Tenaga Kesehatan dalam melakukan tugasnya berkewajiban untuk
mematuhi standard profesi dan menghormati hak pasien
(3) Tenaga Kesehatan, untuk kepentingan pembuktian , dapat melakukan
Tindakan medis terhadap seseorang dengan memperhatikan Kesehatan
dan keselamatan yang bersangkutan
(4) Ketentuan mengeanai standar profesi dan hak-hak pasien ditetapkan
dengan peraturan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) ditetapkan
dengan Peraturan Pemerintah.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 32 TAHUN 1996

TENTANG

TENAGA KESEHATAN
Menimbang :

Bahwa sebagai pelaksana ketentuan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan ,
dipandang perlumenetapkan Peraturan Pemerintah tentang Tenaga Ksehatan.

Mengingat :

1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar 1945;


2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan ( Lembaran Negara Tahun 1992
Nomor 100, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3495 );

MEMUTUSKAN :

Menetapkan :

PERATURAN PEMERINTAH TENTANG TENAGA KESEHATAN

Bagian kedua
Perlindungan Hukum

Pasal 24

(1) Perlindungan hukum diberikan kepada tenaga Kesehatan yang melakukan tugasnya sesuai
dengan standard profesi tenaga Kesehatan
(2) Pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diatur lebih lanjut oleh
Menteri.
Catatan

Pasal 24 ayat (1) : Perlindungan hukum di sini misalnya rasa aman dalam melaksanakan tugas
profesinya, perlindungan terhadap keadaan membahayakanHUKUM
PERLINDUNGAN yang dapat mengancam keselamatan
atau jiwa baik karena alam maupun perbuatan manusia.

Ada 3 fungsi Perawat terkait dengan tanggung jawab


# FUNGSI INDEPENDEN ( MANDIRI ) , DASAR : KEMENKES 1239 / 2001
# FUNGSI INDEPENDEN ( KOLABORASI ) , DASAR : SK TIM
PAHAMI DAN IKUTI

BEKERJA LAH SESUAI PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN


No. Dokumen :
Revisi :
SOP
Tgl. Berlaku :
LOGO
Halaman :
Instansi/fktp

PENDELEGASIAN WEWENANG
DI LINGKUNGAN PUSKESMAS ……………..

Pendelegasian wewenang adalah proses pengalihan


tugas kepada orang lain yang sah atau terlegitimasi
( menurut mekanisme tertentu dalam organisasi ) dalam

1. Pengertian melakukan berbagai kegiatan aktifitas yang ditujukan


untuk pencapaian tujuan organisasi yang jika tidak
dilimpahkan akan menghambat proses pencapaian
tujuan tersebut.

Sebagai acuan penerapan Langkah-Langkah untuk


petugas dapat melakukan dan menyelesaikan pekerjaan
dengan lebih cepat sekiranya pelimpahan wewenang
2. Tujuan
tersebut berjalan sebagaimana mestinyadan diberikan
kepada orang yang bertanggung jawab sesuai dengan
kompetensinya

Surat Keputusan Nomor : 007 Tahun 2021 tentang

3. Kebijakan Pendelegasian wewenang di lingkungan


Puskesmas …………………….;

4. Referensi 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun


2014 tentang Tenaga Kesehatan.
2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32
Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan.
3. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor :
1280/Menkes/SK/X/2002 tentang Petunjuk Teknis
Jabatan Fungsional Perawat terkait tugas limpah.
4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2019
tentang Pusat Kesehatan Msyarakat;

a. Kepala Puskesmas atau Penanggung jawab pelayanan


atau upaya menentukan
hal-hal yang akan didelegasikan dan jangka
waktu lamanya pendegasian
b. Menentukan pegawai yang layak untuk menerima
pendelegasian wewenang.
c. Menyampaikan kepada yang menerima pendelegasian
5. Langkah-
langkah wewenang tentang hal-hal yang akan di delegasikan.
( Prosedur ) d. Petugas yang memberi dan penerima delegasi
menanda tangani Surat Pendelegasian/Pelimpahan
wewenang.
e. Setelah jangka waktu pendelegasian selesai, penerima
delegasi melaporkan kegiatan dan hasilnya yang
dilaksanakan selama pendelegasian wewenang.
Menentukan pegawai
yang layak untuk
Kepala menerima pendelegasian
Puskesmas atau wewenang.
Penanggung
jawab pelayanan Menyampaikan kepada
atau upaya yang menerima
menentukan pendelegasian wewenang
6. Diagram
alir tentang hal-hal yang
hal-hal yang akan
didelegasikan dan akan di delegasikan.

jangka waktu
lamanya
Petugas yang memberi dan
pendegasian
penerima delegasi
menanda tangani Surat
Pendelegasian/Pelimpahan
wewenang.

Setelah jangka waktu pendelegasian selesai, penerima


delegasi melaporkan kegiatan dan hasilnya yang
dilaksanakan selama pendelegasian wewenang

1. Kapus
7. Unit 2. PJ UPAYA
Terkait 3. PELAKSANA
KEPUTUSAN
KEPALA UPTD. PUSKESMAS …………………
NOMOR : 00 TAHUN : 2021
TENTANG
PENYAMPAIAN UMPAN BALIK (PELAPORAN) DARI PELAKSANA KEPADA
PENANGGUNG JAWAB PROGRAN DAN PIMPINAN PUSKESMAS UNTUK
PERBAIKAN KINERJA DI PUSKESMAS …………………….
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
KEPALA UPTD. PUSKESMAS ……………….,

Menimbang : a. bahwa da mekanisme untuk memperoleh umpan balik dari


pelaksana kegiatan kepada Penanggung jawab Upaya
Puskesmas dan Pimpinan Puskesmas untuk perbaikan
kinerja dan tindak lanjut.
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana yang
dimaksud dalam huruf a , maka perlu penetapan
Keputusan Kepala UPTD. Puskesmas ……………. tentang
Penyampaian umpan balik (pelaporan) dari pelaksana
kepada Penanggung jawab program dan pimpinan
Puskesma untuk perbaikan kinerja;

Mengingat : 1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun


2009 tentang Pelayanan public
2 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009
tentang Kesehatan
( Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2009 Nomor 144,
Tambahan )
3 Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 128 Tahun 2004 tentang
kebijakan Puskesmas;
4 Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 46 Tahun 2015 tentang
Akreditasi Puskesmas , Klinik Pratama , Tempat Praktik
Mandiri Dokter , dan Tempat Praktik Mandiri Dokter gigi;
5 Peraturan MenteriKesehatan Nomor 64 Tahun 2015
tentang Organisasi dan Tata kerja Kementrian Kesehatan;

6 Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 44 Tahun 2016


tentang Manajemen Puskesmas;

7 Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2019


tentang Pusat Kesehatan Msyarakat;

MEMUTUSKAN :
Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA UPTD. PUSKESMAS ………….
TENTANG PENYAMPAIAN UMPAN BALIK (PELAPORAN) DARI
PELAKSANA KEPADA PENANGGUNGJAWAB PROGRAN DAN
PIMPINAN PUSKESMAS UNTUK PERBAIKAN KINERJA DI
PUSKESMAS .......................

KESATU : Untuk perbaikan kinerja dan tindak lanjut diperlukan data-


data dan informasi umpan balik dari pelaksana kegiatan
kepada Penanggung jawab Upaya Puskesmas dan Pimpinan
Puskesmas .

KEDUA : Dilakukan pertemuan evaluasi kinerja

KETIGA : Keputusan Pimpinan FKTP ini mulai berlaku pada tanggal


Ditetapkan
Ditetapkan di : Sukabumi
Pada Tanggal : ………………………2021
KEPALA UPTD. PUSKESMAS
………………………
Nama Pimpinan FKTP
PANDUAN PENYAMPAIAN UMPAN BALIK
DARI PELAKSANA KEPADA ATASAN

I. Pengertian
Unpan Balik adalah laporan atas proses dan hasil pelaksanaan kegiatan
yang diberikan oleh atasan kepada bawahan/pelaksanakegiatan.
II. Ruang lingkup
Penyampaian umpan balik dari pelaksana kepada Penanggung Jawab /
pimpinan Puskesmas meliputi umpan balik dalam proses pelaksanaan
kegiatan, pencapaian kinerja, maupun tindak lanjut terhadap peningkatan
capaian kinerja.
III. Tata laksana
Penyampaian umpan balik dilakukan dengan cara menyampaikan laporan
baik secara tertulis maupun secara lisan.
a. Penyampaian laporan secara tertulis / pelaporan dilakukan dengan
Langkah-langkah sebagai berikut :
1. Pelaksanaan program/kegiatan/upaya mempersiapkan bahan
penyusunan laporan.
2. Pelaksanaan program/kegiatan/upaya mempersiapkan format
laporan sesuai ketentuan ( jika ada )
3. Pelaksanaan program/kegiatan/upaya membuat konsep laporan
4. Pelaksanaan program/kegiatan/upaya menyusun laporan
5. Pelaksanaan program/kegiatan/upaya mengoreksi laporan yang
telah disusun
6. Pelaksanaan program/kegiatan/upaya mencatat laporan dalam buku
agenda laporannya
7. Pelaksanaan program/kegiatan/upaya menyerahkan laporan kepada
atasan
8. Pelaksanaan program/kegiatan/upaya meminta tanda tangan bukti
penerimaan laporan dalam buku agenda laporan.
b. Penyampaian laporan secara lisan dilakukan dengan Langkah-langkah
sebagai berikut :
1. Pelapor mempersiapkan bahan yang akan dilaporkan secara lisan
2. Pelapor meminta izin untuk menyampaikan laporan
3. Pelapor menyampaikan laporan secara langsung tatap muka
perseorangan/rapat/lokmin
4. Pelapor menyampaikan hasl pelaksanaan kegiatan.
5. Pelapor menyampaikan hambatan pelaksanaan kegiatan
6. Pelapor menyampaikan masukan perbaikan pelaksanaan kegiatan
7. Penerima laporan menganalisa laporan
8. Penerima laporan Bersama pelapor menyusun rencana tindak lanjut
9. Pelapor dan penerima laporan mendokumentasikan kegiatan
pelaporan.

IV. Dokumentasi
1. SOP-SOP : Pencatatan , Alur pelaporan bulanan , Pelaporan secara
tertulis secara lisan
2. Laporan tertulis penyampaian umpan balik
3. Catatan harian laporan lisan

No. Dokumen :
Revisi :
SOP
Tgl. Berlaku :
LOGO Halaman :
Instansi/fktp

PENYAMPAIAN UMPAN BALIK DARI PELAKSANA


KEPADA ATASAN
Unpan Balik adalah laporan atas proses dan hasil

1. Pengertian pelaksanaan kegiatan yang diberikan oleh atasan


kepada bawahan/pelaksanakegiatan.
Sebagai acuan penerapan Langkah-langkah untuk
memperoleh umpan balik / pelaporan dari pelaksana

2. Tujuan kegiatan kepada penanggung jawab upaya puskesmas


dan pimpinan puskesmas untuk perbaikan kinerja dan
tindak lanjut

Surat Keputusan Nomor : 000 Tahun 2021 tentang


3. Kebijakan Penyampaian umpan balik (pelaporan) dari pelaksana
kepada Penanggung jawab program dan pimpinan
Puskesma untuk perbaikan kinerja

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor : 128 Tahun : 2004


4. Referensi tentang kebijakan Puskesmas

a. Pelaksana program melakukan kegiatan pelayanan


Kesehatan ( terlaksananya kegiatan puskesmas )

b. Pelaksana program melakukan pencatatan kegiatan


( pencatatan kegiatan dan arsip data )

c. Hasil pencatatan dilaporkan kepada penanggung jawab


5. Langkah- program
langkah
( Prosedur ) d. Pelaksana dan penanggung jawab program Bersama-
sama membuat laporan kegiatan yang akan disampaikan
kepada Kepala puskesmas

e. Kepala puskesmas melakukan analisis terhadap laporan


tersebut dan memberikan umpan balik kepada
penanggung jawab dan pelaksana program
Pencatatan kegiatan

Tersimpannya pencatatan

6. Diagram alir
Penyaian laporan kegiatan
kepada Kepala puskesmas

1. Kapus
7. Unit Terkait 2. PJ UPAYA DAN PROGRAM
3. PELAKSANA

Anda mungkin juga menyukai