Anda di halaman 1dari 23

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Obyek Penelitian

1. Letak Geografis PTQ Barokalloh

PTQ Barokalloh berada di Jalan Sukomaju No. 62 Dusun Tawang Desa

Sukowilangun Kecamatan Kalipare Kabupaten Malang, Jawa Timur, dengan kode

pos 65166. PTQ Barokalloh merupakan tempat pendidikan membaca dan

menghafal Al-Qur’an, yang memiliki lokasi cukup strategis karena ditengah

lingkungan masyarakat. Selain itu PTQ Barokalloh ini juga dekat dengan

beberapa lembaga pendidikan formal yaitu: RA. Islamiyah, MI Islamiyah, MTs

Bahrul Huda dan MA Ar-Ridlo.

2. Sejarah Berdirinya PTQ Barokalloh

Pada tahun 2014 ada salah satu lembaga disekitar PTQ Barokalloh yang

akan mengikuti lomba sambung ayat dan meminta tolong kepada Ustadzah Lia

untuk Membimnbing salah satu siswa tersebut karena di daerah Sukowilangun ini

yang hafal Al-qur’an hanya Ustadzah Lia karena dianggap mampu untuk

membimbing siswa tersebut maka orang tua dari siswa tersebut datang menemui

Ustadzah Lia untuk membimbing anaknya sampai hafal materi sambung ayat.

Setelah keberhasilannya dalam lomba, anak tersebut termotivasi untuk menghafal

Al-Qur’an dan berkomitmen hafal sampai 30 juz. Kemudian dari mulut ke mulut

memotivasi beberapa orang untuk ikut menghafal Al-qur’an.

80
81

Sebelum resmi bergabung dibawah naungan Daarul Qur’an, Ustadzah Lia

hanya menjadi pembimbing bagi anak-anak yang ingin menghafal Al-Qur’an di

Rumahnya. Kemudian, Ustadzah Lia terinspirasi mendirikan rumah tahfidz dari

saudaranya di Lumajang yang juga mendirikan sebuah rumah tahfidz. Beliau

mencari informasi tentang komunitas rumah tahfidz di Malang melalui internet.

Hingga akhirnya mendapat nomor telepon Daarul Qur’an pusat, kemudian

diarahkan oleh pusat ke kantor Daarul Qur’an yang di Malang. Kantor Daarul

Qur’an Malang menyebutkan 2 syarat untuk mendirikan tumah fahfidz, yaitu ada

Guru yang mumpuni dan Santri yang berkomitmen. Kemudian Daarul Qur’an

mendatangi lokasi rumah Usradzah Lia untuk melakukan peninjauan guna

mengetahui keadaan yang sebenamya. Dan akhirnya rumah tahfidz ini diberi

nama Rumah Tahfidz Barokalloh yang resmi berdiri dan bergabung dengan

Daarul Qur’an pada tahun 2018 dengan 8 (delapan) santri yang berkomitmen

untuk hafalan Al-Qur’an. Hingga saat ini sudah terdapat 40 santri yang ikut

menghafal di PTQ Barokalloh Kalipare. Terdapat 1 (satu) santri yang memiliki

hafalan paling banyak yaitu 15 juz yang merupakan santri hafidz Al-Qur’an yang

pertama.

3. Profil PTQ Barokalloh

Nama Instansi : Pesantren Tahfidzul Qur’an Barokalloh

Alamat Instansi : Jl. Sukomaju No. 62 Dusun Tawang Desa Sukowilangun

Kecamatan Kalipare Kabupaten Malang, Jawa Timur.

Nama Pengasuh : Lulu’atul Mauliyah


82

4. Visi dan Misi PTQ Barokalloh

d. Visi

- Mencetak generasi Sholih/Sholihah, berakhlaqul Karimah, disiplin,

bertanggung jawab dan berakidah Ahlussunah wal jamaah.

- Mencetak generasi Qur’ani yang tidak hanya mahir membaca dan

menghafal Al-Qur’an dengan tartil serta memenuhi hak-haknya bacaan

Al-Qur’an, namun juga berusaha mengamalkan isi kandungan didalam

Al-Qur’an.

d. Misi

- Menanamkan faham-faham Ahlussunah wal jamaah.

- Menumbuhkan semangat untuk mempelajari, memahami dan menghafal

Al-Qur’an, sehingga menjadi generasi yang Qur’ani bi akhlaqil qur’ani wa

bi akhlaqil Karimah.

5. Data Guru PTQ Barokalloh

Adapun data guru yang juga menjadi pengasuh di PTQ Barokalloh

kalipare sebagai berikut :

Nama : Lulu’atul Mauliyah

Tempat Lahir : Malang

Tanggal Lahir : 07 Februari 1990

Beliau adalah pengasuh sekaligus guru Tahfidz satu satunya di PTQ

Barokalloh Desa Sukowilangun Kalipare. Sejak kecil beliau tinggal di lingkungan

pesantren. Beliau mulai menghafal sejak usia 17 tahun dan selesai saat usia 19
83

tahun pada tahun 2009 di Pondok Pesantren Nurul Huda Bululawang. Sertifikat

Hafidzahnya didapat dari pondok pesantren PPAI Ar-Ridlo dengan syarat harus

setoran bil hifdzi (Hafalan 30 juz sebanyak 2 kali) pada tahun 2014. Beliau juga

pernah mondok di Jepara mempelajari metode Amsilati (metode praktis

mendalami Al-Qur’an dan membaca kitab kuning) dengan waktu yang singkat.

Yang biasanya ditempuh selama 4-5 tahun, beliau hanya menempuh selama 4-5

bulan kemudian wisuda.

6. Data Santri PTQ Barokalloh

Berdasarkan data santri terdapat 40 santri yang terdiri dari 15 santri putra dan

25 santri putri yang mengikuti hafalan Al-Qur’an di PTQ Barokalloh Kalipare.

Yang dibagi dalam beberapa kelas, yaltu :

c. Kelas Al-Fatihah (jam 05.00)

c. Kelas Al-Baqarah (jam 14.30)

c. Kelas Ali imron (jam 04.00)

c. Kelas An-Nisa’ (jam 04.00)

7. Sarana dan Prasarana PTQ Barokalloh

Adapun sarana dan prasarana di PTQ Barokalloh adalah sebagai berikut :

- Ruang Aula Atas yang digunakan pada saat acara Mauludan, pengajian

rutin, rapat dengan wali santri dan lain sebagainya.

- Ruang kamar mandi

- Gedung lantai 3 (tiga)

- Gurfah Santri Akhwat

- Ruang kelas
84

- Dapur

8. Kegiatan-kegiatan di PTQ Barokalloh

Berikut merupakan kegiatan-kegiatan yang dilakukan di PTQ Barokalloh :

a. Setoran Hafalan

Setoran hafalan dilaksanakan setiap hari (waktu sesuai dengan pembagian

kelas)

b. Muraja’ah Hafalan

Murojaah hafalan dilaksanakan kurang lebih 10 menit sebelum setoran

dimulai, setiap hari secara bersama-sama

c. Muraja’ah Wajib

Murojaah wajib dilakukan di rumah masing-masing santri sesuai dengan

target hafalan yang didapat.

d. Tambahan Pelajaran

Di PTQ Barokalloh ada beberapa pelajaran tambahan antara lain:

- Hadist

- Tauhid

- Fiqih

- Akhlaq

- Pego

- Al-Banjari yang dilakukan setiap hari sabtu ba’da Ashar dll.

e. Ujian Kenaikan Juz

Ujian kenaikan juz dilaksanakan ketika santri mendapatkan hafalan baru

sebanyak 1 (satu) juz. Dan yang dibaca hanya juz yang diujikan
85

f. Ujian Ketuntasan Hafalan

Ujian ketuntasan hafalan dilakukan setiap 6 bulan sekali. Apabila dalam

pelaksanaannya ada lebih dari 20 kali kesalahan (lupa) maka ujian

dianggap tidak tuntas.

g. Tasmi’ Al-Qur’an Bil-Ghaib

Tasmi’ Al-Qur’an Bil-Ghoib dilaksanakan setiap hari jumat pon. Dengan

tugas membaca 2 santri secara bergilir.

h. Laporan Hasil Hafalan Selama 3 (tiga) Bulan

i. Outbond

Kegiatan outbond dilakukan setiap kurang lebih 2 minggu sekali di sekitar

bendungan sutamai karangkates.

j. Studytour

k. Wisuda Tahfidz

Wisuda Tahfidz dilakukan ketika ada santri yang sudah memenuhi target

hafal 30 juz, dan kegiatan ini dilakukan serentak bersama seluruh PTQ

Barokalloh yang dibawah naungan Darul Qur’ani kantor Malang.49

B. Paparan Data dan Analisis Data

Dalam meningkatkan kemampuan siswa inovasi serta kreativitas guru

diperlukan. Untuk mengembangkan kemampuan siswa cara dan strategi yang

digunakan guru akan sangat berpengaruh, karena jika satu cara tidak berhasih

guru akan mencari dan menemukan ide-ide atau inovasi baru yang memiliki

kemungkinan tingkat keberhasilannya.

49
Ustadzah Lia, Pengasuh PTQ Barokalloh, Wawancara, di Ndalem Pengasuh, 20 Maret
2023.
86

Hasil penelitian yang diperoleh penulis tentang strategi yang digunakan

Guru Tahfidz dalam meningkatkan kemampuan hafalan Al-Qur’an pada santri di

PTQ Barokalloh dapat fenomena sebagai berikut :

1. Strategi Guru Tahfidz Dalam Meningkatkan Hafalan Al-Qur’an

Santri di PTQ Barokalloh

a. Memberikan motivasi dan dukungan kepada santri

Strategi pertama yang dapat dilakukan Guru Tahfidz dalam meningkatkan

kemampuan menghafal Al-Qur’an santri adalah dengan cara memberikan

motivasi kepada para santri. Motivasi dalam diri siswa akan tumbuh

apabila siswa tahu dan menyadari bahwa apa yang dipelajari bermanfaat,

karena pada umumnya siswa memiliki rasa ingin tahu dan memiliki

keyakinan akan kemampuan dirinya. “Pemberian motivasi kepada santri

biasanya dilakukan dengan obrolan yang santai dan baik agar motivasi

yang diberikan akan diterima dengan baik oleh para santri”.50

Sebagai Guru yang bertanggung jawab terhadap tingkatnya semangat

hafalan Al-Qur’an para santri, guru harus bisa memberikan motivasi agar

siswa tetap semangat dalam menghafal Al-Qur’an.

Sebagai guru yang sering berinteraksi dengan santri, maka guru harus bisa

membibing sekaligus memberi banyak motivasi agar semangat para santri

bangkit. Hasil wawancara yang diungkapkan oleh Ustadzah Lia berikut ini:

Untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menghafal Al-Qur’an,

50
Ustadzah Lia, Pengasuh PTQ Barokalloh, Wawancara, di Ndalem Pengasuh, 20 Maret
2023
87

pemberian motivasi serta dukungan dari Guru sangat penting, hasil

wawancara dengan Ustadzah Lia mengatakan bahwa:

Motivasi serta dukungan saya berikan ketika mengobrol santai dengan


para santri. Saya memberikan motivasi dan dukungan berupa pujian atas
hafalan yang telah dicapai serta menceritakan setiap pengalaman yang
pernah saya lewati semasa menghafal dulu agar dapat dijadikan motivasi
oleh para santri.
Beberapa penyampaian motivasi dan dukungan yang dilakukan oleh

Ustadzah Lia, hasil wawancara dengan salah satu santri yang menyatakan

bahwa:

Ustadzah sering kali memberikan pujian kepada saya ketika saya dapat
menyelesaikan target hafalan saya dengan baik. Biasanya Ustadzah
berkata pinter, bagus atau dengan mengucapkan sip dan mengangkat
jempol. Ustadzah juga sering ngobrol santai bersama saya dan teman-
teman lainnya tentang keutamaan menghafal Al-qur’an, pahala dan
nasehat-nasehat lainnya ketika ada waktu luang. Kadang beliau juga
menceritakan proses beliau menghafal dulu sehingga saya bersemangat
untuk menghafal 30 juz.
Pemberian motivasi menghafal juga dilakukan dengan kegiatan outbond,

Kegitan tersebut dilakukan kurang lebih 2 minggu sekali. Dimana kegiatan

tersebut berisi permainan yang tidak jauh dari hafalan alqur’an yang

dilakukan dengan santai namun tidak mengurangi manfaatnya, seperti

yang diungkapkan Ustadzah Lia berikut :

“Setiap kurang lebih 2 minggu sekali Rumah Tahfidz mengadakan


outbond di daerah waduk Sutami Karangkates. Dalam kegitan tersebut
kami bermain estafet hafalan antara santri. Sehingga para santri tetap bisa
bermain dan bersenang-senang namun tidak melupakan kewajiban
menghafalnya”.
Berdasarkan pernyataan di atas dapat dipahami bahwa, Guru Tahfidz

selalu memberikan motivasi serta dukungan kepada para santrinya seperti


88

pujian dan lain-lain. Bukan hanya itu, pemberian motivasi juga dilakukan

dengan cara pendekatan terhadap santri dengan memberikan nasihat dan

ngobrol santai dengan masing-masing santri atau berkelompok yang

bertujuan menumbuhkan semangat menghafal. Selain itu kegiatan outbond

juga menjadi salah satu media yang meningkatkan semangat santri dalam

menghafal al-qur’an.

b. Memberikan tugas atau target hafalan kepada para santri

Teknik latihan dapat diartikan sebagai cara mengajar dimana siswa

melaksanakan kegiatan-kegiatan latihan, agar siswa memiliki ketangkasan

atau keterampilan yang lebih tinggi dari apa yang telah dipelajari.51

Teknik latihan dapat menjadi salah satu cara mengajarkan menghafal al-

qur’an pada santri. Di PTQ Barokalloh teknik latihan digunakan oleh Guru

Tahfidz untuk melatih kebiasaan menghafal Al-Qur’an para santri.

Pembiasaan menghafal dilakukan dengan cara memberi tugas atau target

dan latihan menghafal bersama-sama. Ustadzah Lia mengungkapkan

bahwa :

“Agar santri terlatih untuk menghafal al-Qur’an saya memberi tugas atau
target hafalan satu halaman setiap harinya. Selain itu setiap hari 10 menit
sebelum kegiatan mengahafal Al-Qur’an saya mengajak para santri untuk
muroja’ah hafalan secara bersama-sama agar santri selalu mengingat
hafalannya”.
Berdasarkan pernyataan di atas, bahwa Guru Tahfidz memberikan tugas

atau target hafalan kepada santri untuk disetorkan ketika kelas tahfidz

dimulai setiap harinya, atau bisa disebut juga tugas hafalan yang harus

51
Roestiyah N. K, Strategi Belajar Mengajar: Salah Satu Pelaksanaan Strategi Belajar
Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2012), Cet 8, hal. 125
89

dilakukan di rumah sesuai target yang telah ditentukan. Setiap harinya

santri diberikan tugas 1 halaman untuk dihafal.

Selain pemberian tugas biasanya Guru Tahfidz memberikan hukuman

apabila santri tidak bisa menyelesaikan tugas sesuai dengan target yang

diberikan. Namun di PTQ Barokalloh tidak memberikan hukuman apapun

kepada santri yang belum menyelesaikan tugasnya. Seperti yang

diungkapkan oleh Ustadzah Lia berikut:

“Disini tidak ada hukuman bagi santri yang belum menyelesaikan tugas
hafalannya. Itu karena saya tidak berani membebani santri dengan paksaan,
sehingga akan mempengaruhi kualitas hafalannya nanti. Dan ditakutkan
santri semakin malas datang ke PTQ karena mereka takut dihukum. Jadi
lebih baik saya tidak menghukum mereka melainkan mengajak mereka
bersama-sama menghafal dan juga memotivasi mereka agar tidak lagi lalai
dengan kewajiban serta tanggung jawab menghafalnya karena pengasuh
menyadari kemampuan tiap santri berbeda-beda”.
Berikut ungkapan salah satu santri yang belum menyelesaikan hafalannya :

“Waktu itu saya pernah belum hafal, Ustadzah tidak menghukum saya,
melainkan membimbing saya agar cepat menghafal dan memberikan
nasehat agar saya tidak lalai dengan kewajiban menghafal saya”.
Berdasarkan pernyataan diatas, Guru Tahfidz tidak memberikan

hukukman apapun kepada santri yang belum menyelesaikan tugas

hafalannya sesuai target. Melainkan mengajak serta membimbing santri

agar cepat menyelesaikan tugas hafalannya sesuai target. Selain itu guru

tahfidz juga memeberikan nasihat kepada santri yang belum selesai

menyelesaikan hafalan agar tidak lagi lalai akan kewajiban serta tanggung

jawabnya dalam menghafal Al-Qur’an.

c. Membimbing para santri untuk selalu muraja’ah


90

Allah telah menjadikan sifat lupa sebagai tabiat dasar umat manusia. Di

antara penyebab lupanya seseorang terhadap hafalan Al-Qur’an adalah

karena kurangnya muraja’ah (mengulang-ulang) atau karena banyaknya

pekerjaan dan kesibukan yang harus diselesaikannya.52

Untuk menjaga hafalan dari sifat lupa yang di miliki santri, upaya yang

dapat dilakukan oleh Guru Tahfidz adalah dengan selalu membimbing

siswanya untuk tetap muraja’ah. Seperti yang diungkapkan oleh Ustadzah

Lia, beliau menyatakan bahwa :

“Kegiatan muroja’ah merupakan kegiatan yang wajib dilakukan setiap hari


sebelum kegiatan tahfidz dilakukan. Murojaah dilakukan 10 menit
sebelum kegiatan tahfidz dilakukan guna menjaga hafalan-hafalan para
santri”.
Berdasarkan pernyataan di atas, dapat dipahami bahwa guru telah

memberikan bimbingan kepada para santri. Bimbingan yang diberikan

berupa kegiatan muraja’ah yang dilakukan setiap hari 10 menot sebelum

kegiatan tahfidz dimulai.

Kegiatan muroja’ah ini terbagi menjadi 2 kategori, yang pertama murojaah

yang dilakukan 10 menit sebelum kegiatan tahfidz dimulai dan murojaah

wajib yang dilakukan di rumah masing-masing.

d. Wisuda bagi yang memenuhi target

Wisuda Tahfidz yang dilakukan di PTQ Barokalloh merupakan suatu

kegiatan yang dilaksanakan apabila ada santri yang sudah memenuhi

target hafalan Al-Qur’an yaitu 30 juz. Selama PTQ Barokalloh berdiri

belum pernah diadakan wisuda Tahfidz karena paling banyak hafalan

52
Yahya bin Abdurrazzaq al-Ghautsani, Cara Mudah dan Cepat Menghafal Al-Qur’an,
(Jakarta: Pustaka Imam Asy-Syafi’I, 2003), hal. 37
91

santri baru mencapai 15 juz. Seperti yang diungkapkan oleh Ustadzah Lia

berikut ini :

“Insyaalloh akan diadakan wisuda bagi santri yang sudah mencapai target
dalam menghafal al-qur’an yaitu 30 juz. Namun semenjak berdiri masih
belum pernah ada wisuda tahfidz dikarenakan masih belum ada santri yang
mencapai target hafalan 30 juz. Paling banyak ada satu santri yang sudah
hafal al-qur’an 15 juz.”
Berdasarkan pernyataan Guru Tahfidz diatas dapat dipahami bahwa

kegiatan wisuda tahfidz hanya akan dilakukan apabila sudah ada santri

yang mencapai target hafalan Al-Qur’an 30 juz. Hingga saat ini masih ada

Satu santri dengan pencapaian hafalan Al-Qur’an paling banyak yaitu 15

juz.

2. Peran Guru Tahfidz Dalam Menjaga Hafalan Al-Qur’an Santri Di

PTQ Barokalloh Kalipare.

Di PTQ Barokalloh terdapat satu guru tahfidz yang merangkap juga

sebagai pengasuh PTQ Barokalloh. Dalam pembelajaran Tahfiduzul Qur’an guru

bertugas untuk memberikan pelayanan kepada santri agar santri menjadi santri

yang berprestasi dan mendapatkan target hafalan yang diinginkan. Minat,

kemampuan dan potensi santri dalam menghafal tidak akan berkembang secara

optimal tanpa bantuan guru.

Menghafal dan menjaga hafalan al-qur’an merupakan proses yang ada

dalam pendidikan. Dalam keseluruhan proses pendidikan, guru merupakan faktor

utama yang bertugas sebagai pendidik. Guru memegang berbagai jenis peranan

yang mau tidak mau harus dilaksanakannya sebagai guru.


92

Pelakasaan tahfidz al-qur’an di PTQ Barokalloh diampu oleh satu guru,

yaitu ustadzah Lia. Berikut peranan guru tahfidz dalam proses menghafal dan

menjaga hafalan Al-Qur’an, antara lain :

a. Inisiator

Guru sebagai inisiator bagi para santrinya, seorang santri akan tergerak

untuk dapat menjadi lebih maju apabila ia melihat sosok yang dapat

ditirunya dan kecenderungan ingin menjadi seperti yang dilihatnya. Untuk

menciptakan keberhasilan dalam mengajar seorang guru harus dapat

menjadi inisiator di dalam kelas.

Guru Tahfidz memiliki peranan yaitu memunculkan banyak gagasan atau

ide untuk menemukan jalan keluar dari berbagai macam masalah yang

dihadapi oleh para santri dalam menghafalkan al-Qur’an. Misalkan ketika

guru tahfidz sedang menyampaikan materi pembelajaran tahfidz ada

sebagian santri yang tidak begitu antusias dalam mengikuti pembelajaran

tahfidz maka guru biasanya langsung tanggap dengan situasi tersebut.

Kemudian yg dilakukan oleh guru ialah tidak langsung memarahi atau

menegur santri tersebut, melainkan dengan cara memberikan pertanyaan

tentang materi yang tidak jauh berkaitan dengan masalah tahfidz, apabila

santri tersebut tidak dapat menjawab pertanyaannya maka guru biasanya

mengajak kepada para santri untuk lebih memperhatikan lagi materi

pembelajaran yang ia sampaikan, tujuannya yaitu agar para santri tergerak

untuk lebih memperhatikan lagi materi yang telah disampaikan oleh guru

sehingga para santri paham tentang materi pembelajaran tersebut. Seperti


93

yang diungkapkan Ustadzah Lia berikut : “Pada waktu kegiatan tahfidz

kadang ada beberapa santri yang tidak bersemangat menghafal, dari situ

saya mengajak bahwa nanti kita outbond ya, nanti juga main sambung ayat

pas outbond. Jadi semangat yuk hafalannya nanti biar bisa pas main

sambung ayat,”

b. Inspirator

Selama ini guru yang sudah mampu menjadi inspirator bagi para santrinya

sudah banyak kita temui. Akan tetapi peran itu menurutnya dianggap

bukanlah hal yang utama dalam mengajar. Cukup mendidik,

menyampaikan materi, memberi ilmu dan mengajar, itu menurutnya sudah

memenuhi sebagian besar tugasnya sebagai seorang guru.

Sebagai inspirator guru harus dapat memberikan inspirasi atau petunjuk

yang baik bagi kemajuan santri. Guru harus memberikan petunjuk kepada

santri bagaimana cara belajar yang baik, media apa yang dapat digunakan

dalam proses pembelajaran, sehingga hal tersebut akan melahirkan sebuah

inspirasi dan dalam diri santri tersebut untuk terus belajar guna meraih

suatu prestasi. Seperti yang diungkapkan Ustadzah Lia berikut ini : “Untuk

beberapa kali saya bercerita tentang Hafidz Hafidzoh kepada para santri

bagaimana cara mereka menghafal guna memberi sedikit banyak motivasi

kepada mereka dalam mencapai target Hafalannya,”

Dalam hal ini guru tahfidz peranannya yaitu menceritakan kisah-kisah

para tokoh penghafal Al-qur’an, dengan harapan agar para santri bisa

mengambil pelajaran serta terinspirasi dari kisah-kisah yang telah


94

diceritakan oleh guru tahfidz tersebut. Sehingga para santri tergerak

hatinya untuk lebih semangat lagi dalam mempelajari Al-Qur’an,

memahami, menghafalkannya, serta terlebih dapat mengamalkan dalam

kehidupan sehari-hari mereka baik itu di lingkungan sekolah, keluarga,

maupun masyarakat pada umumnya.

c. Fasilitator

Dalam kegiatan belajar mengajar santri pasti akan menemukan berbagai

persoalan atau permasalahan, baik itu permasalahan yang berasal dari diri

sendiri maupun permasalahan yang berasal dari lingkungan luar.

Permasalahan itu dapat menjadi penyebab terhambatnya atau bahkan dapat

menyebabkan kegagalan belajar oleh santri, maka dari itu di sinilah arti

penting guru sebagai fasilitator.

d. Pembimbing

Sudah menjadi kewajiban bagi seorang guru memberi pelayanan salah

satunya berupa bimbingan kepada santrinya agar menjadi lebih baik lagi

dalam segala aspek dari sebelumnya, termasuk dalam hal ini guru tahfidz

membimbing santrinya untuk bisa menghafal Al-Qur’an dengan baik dan

benar serta dapat menghafalkannya dengan lancar sesuai dengan

kemampuan santri masing-masing. Dalam kaitan ini, guru perlu

memperhatikan peserta didik secara individu, karena antara satu peserta

didik dengan yang lain memiliki perbedaan mendasar. Pendekatan pribadi

semacam ini akan secara langsung mengenal dan memahami para

santrinya secara lebih mendalam, sehingga dapat memperoleh hasil belajar


95

yang optimal. Seperti yang pernah disinggung oleh Ustadzah Lia berikut :

“Saya membimbing sesuai dengan kemampuan para santri, santri disini

kan ada yang Tuna Netra, nah sebisa saya ya membimbing dengan cara

membacakan ayat-ayat Al-Qur’an sampai dia bisa menghafal. Sama

halnya dengan santri yang belum terlalu lancar membacanya, saya juga

melakukan hal yang sama,”

Dalam prakteknya di lapangan biasanya guru tahfidz melakukan

pendeketan kepada semua santri, setelah itu guru dapat menganalisa satu

per satu dari masing-masing santri serta dapat menentukan jenis pelayanan

atau bimbingan apa yang akan dilakukan oleh guru tahfidz terhadap para

santrinya. Misalnya ialah pelayanan atau bimbingan yang diberikan

kepada santri yang lambat dalam menghafal al-Qur’an ialah pada waktu

setoran hafalan guru tahfidz tetap mau mendampingi dan menunggu

sampai mereka menyetorkan hafalannya, meskipun sebenarnya waktu

pembelajaran tahfidz sudah selesai. Itulah salah satu bentuk bimbingan

yang dilakukan oleh guru tahfidz, yaitu melakukan pendampingan khusus

bagi santri yang memiliki kemampuan menghafal dibawah rata-rata. E.

Motivator Peranan lain yang tak kalah penting yang dilakukan oleh guru

tahfidz ialah sebagai motivator, peranan ini sangat dibutuhkan oleh para

santri untuk menghafalkan Al-Qur’an. Tentu tidak semua santri langsung

tergerak dengan sendirinya untuk menghafalkan Al-Qur’an, ada sebagian

yang belum mempunyai antusias dan masih malas-malasan untuk

menghafalkan Al-Qur’an dengan alasan sulit, berat, dan tidak mungkin


96

bisa menghafalkan. Ada juga sebagian santri yang mengalami kesulitan

dalam menghafalkan Al-Qur’an. Dari berbagai persoalan yang dialami

oleh para santri diatas tentu motivasi dari guru tahfidz sangat dibutuhkan

untuk memotivasi mereka di dalam menghafalkan Al-Qur’an.

Biasanya guru tahfidz di dalam memberikan motivasi kepada santri ialah

dengan cara menyampaikan dalil-dalil yang shahih baik dari Al-Qur’an

maupun al-Hadits tentang keutamaan-keutamaan orang yang menghafal

Al-Qur’an serta kedudukan mereka ketika dihari kiamat. Guru

menceritakan bahwa orang yang hafal Al-Qur’an kelak dihari kiamat

mendapatkan kedudukan yang istimewa dari Allah yang tidak akan

diberikan kepada hamba yang lainnya. Kemudian guru juga

menyampaikan keistimewaan-keistimewaan lainnya yang Allah berikan

kepada para penghafal Al-Qur’an bahwa orang yang hafal Al-Qur’an nanti

di hari kiamat dapat memberikan mahkota dan dapat menarik kedua orang

tua mereka ke dalam surga serta dapat menjadi syafa‘at (penolong) bagi

orang-orang yang dia cintai. Ustadzah Lia pernah berkata bahwa : “untuk

memotivasi saya sering bercerita tentang kemuliaan orang yang menghafal

dan menjaga hafalan Al-Qur’an. Selain itu saya juga bercerita bagaimana

saya dulu menghafal Al-Qur’an dengan maksud agar para santri termotivsi

untuk meningkatkan hafalannya sesuai target.”

Sehingga dengan adanya motivasi yang diberikan oleh guru tahfidz

terhadap para santrinya tersebut diharapkan dapat memberikan dan

menambah semangat bagi para santri untuk menghafalkan Al-Qur’an


97

dengan dengan rasa yakin tanpa merasa ragu dan mampu untuk

menghafalkan al-Qur’an dengan lancar.

3. Faktor Pendukung dan Penghambat Dalam Menghafal Al-Qur’an

Santri di PTQ Barokalloh

a. Faktor pendukung dalam menghafal Al-Qur’an santri di PTQ Barokalloh

Desa Sukowilangun Kalipare

1) Adanya kesadaran diri dari peserta didik, bahwa menghafal Al-Qur’an

adalah perilaku yang mulia.

Menghafal Al-Qur’an merupakan perilaku yang sangat mulia, selain

membuat kita rajin membaca Al-Qur’an, hafalan juga melatih otak kita

agar tidak mudah lupa. Ustadzah Lia mengungkapkan bahwa : “Saya

sering memberikan cerita dan pembelajaran kepada para santri mengenai

kemuliaan menghafal Al-Qur’an. Selain bermaksud untuk sekedar

bercerita, melalui pemahaman kemuliaan menghafal Al-Qur’an secara

tidak langsung menjadikan motivasi bagi para santri agar semangat dan

tekun menghafal Al-Qur’an.”

Berdasarkan pernyataan di atas, dapat dipahami bahwa cerita dan

pemahaman tentang kemuliaan menghafal Al-Qur’an akan menyadarkan

santri bahwa menghafal Al-Qur’an bukanlan beban, melainkan kegiatan

yang sangat mulia.

2) Ketekunan dan komitmen dari peserta didik dalam mengahafal Al-Qur’an

di PTQ Barokalloh
98

Dalam menghafal Al-Qur’an dibutuhkan komitmen dan ketekunan santri

agar hafalan cepat selesai sesuai target. Diawal pendaftaran sebagai santri

yang akan mengikuti program hafalan Al-Qur’an di PTQ Barokalloh akan

ditanya mengenai komitmen hafalannya. Seperti yang diungkapkan

Ustadzah Lia berikut : “Ketika santri ingin bergabung menjadi keluarga

besar PTQ Barokalloh, saya akan memastikan seberapa besar komitmen

satri dalam menghafal Al-Qur’an. Karena komitmen itu nanti akan

mempengaruhi ketekunan santri dalam menghafal. Dan disini santri harus

berkomitmen hafal 30 juz. Ketika santri itu sudah komitmen pasti mereka

akan menekuni hafalannya, tidak perlu hafal dengan cepat, perlahan saja

tapi tuntas.”

Berdasarkan pernyataan di atas dapat dipahami bahwa komitmen dan

ketekunan merupakan satu kesatuan yang menjadi salah satu faktor

meningkatnya hafalan Al-Qur’an. Ketika komitmen sudah dibuat maka

ketekunan itu akan muncul seiring berjalannya waktu.

3) Adanya dorongan dan motivasi dari keluarga, orang tua dan kerabat

Selain motivasi yang diberikan oleh guru tahfidz, Motivasi juga datang

dari keluarga, orang tua dan kerabat Seperti yang diungkapkan oleh salah

satu santri berikut ini : “Saya mulai menghafal Al-Qur’an dari tahun 2014,

waktu itu saya belum lancar membaca Al-Qur’an. Saya menghafal dengan

dibacakan ayat-ayat Al-Qur’an oleh ibu saya. Jadi dari situlah dukungan

ibu saya untuk menghafal Al-Qur’an. Selain itu seluruh keluarga dan

teman-teman juga ikut mendukung dan menyemangati saya dalam


99

menghafal Al-Qur’an, sehingga saya menjadi termotivasi untuk

menyelesaikan target hafalan 30 juz.”

Berdasarkan pernyataan di atas, dapat dipahami bahwa faktor dukungan

dari orang-orang terdekat akan menjadi motivasi yang akan mempengaruhi

tingkat semangat menghafal bagi santri.

b. Faktor penghambat dalam mengahafal Al-Qur’an santri di PTQ

Barokalloh Desa Sukowilangun Kalipare

1) Adanya santri belum bisa membaca Al-Qur’an dengan baik atau fasih

2) Terbatasnya Jumlah guru yang ada

3) Kurangnya kesadaran dan adanya rasa malas dari diri santri ketika

menghafal Al-Qur’an

4) Adanya kecerdasan atau kecepatan menghafal yang berbeda-beda dari

setiap santri

C. Pembahasan

Upaya guru tahfidz dalam meningkatkan kemampuan menghafal

Al-Qur’an santri di PTQ Barokalloh dilakukan dengan membimbing dan

mengarahkan siswa untuk menghafal dan menjaga hafalan Al-Qur’an sesuai target

yang ditentukan. Kegiatan menghafal Al-Qur’an di PTQ Barokalloh dilakukan

setiap hari Senin-Sabtu sesuai dengan jam pembagian setiap kelas.

Program tahfidz diperuntukkan untuk seluruh masyarakat sekitar yang

memiliki komitmen kuat untuk menghafal al-qur’an dengan target 30 juz. Santri

yang mengikuti program ini tidak diharuskan bisa membaca Al-Qur’an dengan

lancar. Yang terpenting ada komitmen kuat dari santri.


100

Pembelajaran tahfidz dilakukan dengan materi tahfidz dan muroja’ah

bersama-sama setiap hari Senin-Sabtu. Dimana pembelajaran tahfidz dibagi dalam

4 kelas yang berbeda sesuai dengan kemampuan membaca dan kecepatan

menghafal santri.

Berdasarkan teori yang Penulis sajikan dan fakta yang ada di lapangan

tentang strategi yang Guru Tahfidz lakukan dalam meningkatkan hafalan Al-

Qur’an santri dilakukan dengan berbagai cara, cara tersebut bervariasi disesuaikan

sasaran yang telah ditentukan.

Sesuai fakta yang terjadi di lapangan bahwa guru telah memberikan

bimbingan kepada santri berupa nasehat, motivasi, dukungan, pujian kepada santri

yang baik secara prestasi menghafal atau kurang dalam menghafal. Namun

hukuman tidak dilakukan dikarenakan guru tidak ingin santri merasa terpaksa dan

terbebani. Teori muraja’ah yang diterapkan itu sangat efektif dalam meningkatkan

hafalan Al-Qur’an dan menjaga hafalan Al-Qur’an pada santri, sedangkan teori

pemberian hukuman pada santri itu tidak menjamin santri akan meningkatkan

hafalannya oleh karenanya pengasuh lebih menerapkan dan memotivasi agar

gantri lebih bersemangat dalam menghafal Al-Qur’an.

Guru juga telah memberikan bimbingan berupa pemberian tugas yang

harus dicapai santri yaitu menyetorkan hafalan Satu halaman al-qur’an setiap hari.

Apabila dalam satu hari itu hafalan belum lancar, maka pada hari berikutnya santri

masih harus mengulangi hafalan sebelumnya.


101

Selain dengan memberikan tugas, guru juga memberikan bimbingan

kepada santri untuk tetap muraja’ah dan dengan menggunakan metode yang

bervariasi yang disesuaikan dengan kemampuan siswa dalam menghafal Al-

Qur’an. Salah satu metode yang dipakai adalah dengan bermain sambil menghafal

yang dilakukan saat kegiatan outbond.

Ternyata dengan adanya strategi Guru dalam membimbing santri dalam

menghafal Al-Qur’an, dapat meningkatkan kemampuan santri dalam menghafal

Kemampuan santri yang dulunya hanya dalam standar rata-rata, dengan adanya

bmbingan, pemberian motivasi, pemberian tugas dan hukuman yang dilakukan

Guru membuat kesemangatan santri untuk terus menghafal meningkat.

Pelaksanaan upaya yang dilakukan guru tidak lepas dari hambatan dan

problematika yang dihadapi. Selain masalah yang datang dari sarana prasarana

lembaga, hambatan yang dihadapi guru tidak lepas dari santri. Ada beberapa

santri yang masih kesusahan dalam mengahafal karena belum mampu membaca

Al-Qur’an dengan baik, maka seorang guru harus dapat memberikan bimbingan

dan latihan kepada santri untuk memperbaiki bacaan Al-Qur’annya. Adapun satu

santri yang membacanya harus menggunakan Al-Qur’an breille, sehingga guru

juga dituntut bisa memakai Al-Qur’an breille demi membimbing santrinya.

Selain dengan adanya beberapa santri yang belum mampu membaca Al-

Qur’an dengan baik, ada juga santri yang malas untuk menghafal. Keadaan ini

tidak terjadi setiap hari namun ketika rasa malas ada dalam diri santri maka akan

sulit bagi santri untuk menghafal bahkan bagi guru untuk membimbing hafalan
102

santri. Solusi yang dapat dilakukan guru untuk mencegah rasa malas santri adalah

dengan selalu memberikan motivasi berupa nasehat dan target hafalan yang

berkesinambungan agar hafalan ssntri selalu terukur.

Anda mungkin juga menyukai