Matematika adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang perhitungan, pengkajian dan pikiran logis, kritis analitis dan sistematis. Oleh sebab itu sebagai guru dalam menanamkan konsep dan pengetahuan prosedural harus betul-betul memahami karakteristik peserta didik. Teori belajar burner mengajarkan matematika dapat diajarkan mulai dari tahap konkrit menuju abstrak dengan melihat tingkat perkembangan kognitif anak SD. Tahap-tahap dalam model teori belajar burner, yaitu: 1. Model tahap enaktif, suatu tahap pembelajaran sesuatu pengetahuan dimana pengetahuan itu dipelajari secara aktif dengan menggunakan benda-benda konkrit atau menggunakan situasi yang nyata. 2. Model tahap ikonik, suatu tahap pembelajaran sesuatu pengetahuan dimana pengetahuan itu direpresentasikan dalam bentuk bayangan visual, gambar, atau diagram yang menggambarkan kegiatan konkrit. 3. Model tahap simbolis, suatu tahap pembelajaran dimana pengetahuan itu direpresentasikan dalam bentuk simbol-simbol abstrak. Dalam pemahaman meteri matematika, burner juga mengemukakan 4 dalil atau teorema, yaitu: (1) Teorema konstruksi; (2) Notasi; (3) pengkontrasan dan variasi; (4) Konektivitas. Suatu proses pembelajaran akan berjalan optimal jika seorang guru dalam mengajarkan peserta didik menggunakan metode penemuan (discovery). Hal ini diyakini bahwa suatu hasil belajar tersebut akan tertanam lebih lama. B. Teori Belajar Dienes Teori belajar dienes menyatakan bahwa untuk belajar matematika maka cara yang terbaik adalah dengan cara permainan interaktif. Dasar teori dienes bertumpu pada Piaget dan pengembangannya diorientasikan kepada siswa. Menurut Dienes terdapat tiga jenis konsep matematika, yaitu: (1) Konsep murni; (2) Konsep notasi; (3) Konsep terapan Dalam permainan matematika mempunyai tiga tujuan yang mencakup aspek kognitif, psikomotorik, atau afektif. Manfaat dari teori belajar Dienes, yaitu: anak dapat memutuskan sesuatu berdasarkan ide dan perasaan secara verbal, anak dapat mebangun sikap menghargai orang lain, saling bekerjasama membangun pikiran yang kontruktif. C. Teori Belajar Robert Gagne Teori belajar Gagne termasuk kedalam psikologi tingkah laku atau psikologi stimulus respon. Kemampuan yang dimiliki manusia karena ia belajar disebut kapabilitas. Terdapat 5 kapabilitas, yaitu: 1. Informasi verbal 2. Intelektual 3. Strategi kognitifa 4. Sikap 5. Keterampilan motorik Khusus untuk kapabilitas intelektual, Gagne membaginya menjadi delapan tipe belajar, yaitu: belajar isyarat, belajar stimulus respon, belajar rangkaian gerak, belajar rangkaian verbal, belajar memperbedakan, belajar pembentukan konsep, belajar pembentukan aturan, dan belajar pemecahan masalah. D. Teori Belajar Van Hiele Tahapan untuk memahami geometri dalam teori belajar Van Hiele: (1) Tahap pengenalan; (2) Tahap analisis; (3) Tahap pengurutan; (4) Tahap deduksi; (5) Tahap keakuratan. Van hiele mengunkapkan tiga unsur dalam pembelajaran geometri, yaitu: materi, waktu, dan metode. Ketiga unsur tesebut jika dikelola dalam proses pembelajaran secra profesional, maka dapat meningkatkan kemampuan berpikir peserta didik lebih tinggi. Teori belajar Van hiele mengurutkan materi geometri dengan hierarki dari mudah sampai kompleks. Materi disesuaikan dengan tahap berpikir peserta didik. E. Pendekatan Problem Solving Pendekatan problem solving menurut George Polya, dilakukan melaui empat tahapan, yaitu: 1. Memahami masalah. 2. Menemukan strategi pemecahan masalah. 3. Melaksanakan strategi pemecahan masalah. 4. Mengecek ulang jawaban. Berdasarkan jenisnya, soal matematika dibagi menjadi dua, yaitu: soal rutin dan soal non rutin. Soal rutin yaitu soal yang didalam penyelesaiannya prosedur sudah jelas. Sedangkan soal non rutin yaitu soal yang membutuhkan pemikiran lanjut dalam penyelesaiannya. F. Penedekatan Matematika Realistik Dalam pendekatan realistic dikatakan bahwa matematika bukan tempat memindahkan matematika dari guru kepada siswa, melainkan tempat siswa menemukan kembali ide dan konsep matematika melalui eksplorasi masalah-masalah nyata. Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan RME lebih menekankan proses daripada hasil, dalam hal ini diigunakan istilah matematisasi, yaitu proses mematematikakan dunia nyata. Dalam memahamkan materi matematika, RME mempunyai 5 dasar aplikatif yang sekaligus merupakan karakteristik pendidikan matematika realistik, yaitu: (1) Menggunakan konteks; (2) Menggunakan model; (3) menggunakan kontribusi siswa; (4) Menggunakan format interaktif; (5) Interwinning. G. Pendekatan Keterampilan Proses Pendekatan keterampilan proses merupakan suatu pendekatan belajar yang mengarah pada pengembangan kemampuan dasar yang berupa mental fisik dan sosial untuk menentukan fakta dan konsep maupun pengembangan sikap dan nilai melalui proses belajar mengajar. H. Pelaksanaan Pembelajaran Dalam pelaksanaan pembelajaran seorang guru harus dapat mempersiapkan proeses mengajar dalam jangka pendek, sehingga apa yang akan dilakukan dapat terproyeksikan sebaik mungkin. Guru harus menguasai secara teoritis dan praktis dalam persiapan pelaksanaan pembelajaran. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan pembelajaran, yaitu: (1) komponen-komponen keterampilan membuka pelajaran; (2) keterampilan menutup pelajaran; (3) penerapan keterampilan membuka dan menutup pembelajaran.
Manajemen waktu dalam 4 langkah: Metode, strategi, dan teknik operasional untuk mengatur waktu sesuai keinginan Anda, menyeimbangkan tujuan pribadi dan profesional