dalam Penanganan
Masalah Banjir di Desa
Benteng
Kelompok 6
01 02 03 03 04
Alriza Kerta Ayu Hanifah Nur Hidayah Alya Nur Shabihah Nur Laili Fajriyah
I3401201088 I3401201054 I3401201133 I3401201138
Ringkasan
Desa Cibanteng merupakan desa yang terletak di kelurahan Ciampea,
Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Desa ini memiliki luas area 162,185 Ha yang
terdiri dari 10 RW dan 49 RT. Pada penerapan teknik PRCA ini kami memilih
beberapa RT yang ada di RW 1 Desa Cibanteng, yaitu RT4,5 dan 7. Pada
tahun 1970-an wilayah ini dipenuhi dengan lahan persawahan dan
perkebunan, namun dengan seiring berjalannya waktu, mulai banyak
pendatang sehingga banyak lahan yang berubah menjadi pembangunan
rumah ataupun fasilitas lainnya. Hal ini merupakan awal mula dari
tercemarnya sungai dan masalah lainnya yang menyebabkan bencana
banjir
Table of content
01 PENDAHULUAN 02 PROFIL KOMUNITAS
ANALISIS
03
02 TINJAUAN PUSTAKA 03 PRINSIP-PRINSIP
METODE PENGUMPULAN
03 DATA 02 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
PENDAHULUAN
Setiap wilayah pemukiman masyarakat baik di wilayah
perkotaan maupun pedesaan seringkali ditemukan beberapa
saluran air. Sungai/ aliran air yang tersedia berfungsi untuk
mengalirkan air dari satu tempat ke tempat lain agar tidak
tergenang di satu tempat dan mengakibatkan banjir. Namun
dalam (Sebastian 2008) menyatakan bahwa aliran air yang
menyediakan kemudahan hidup bagi masyarakat disekitarnya
itu juga bisa menjadikan masyarakat tersebut menghadapi
risiko bencana tahunan akibat banjir. Naiknya permukaan air
akibat curah hujan yang tinggi maupun pencemaran sampah
yang menghambat fungsi dari aliran air, dapat mengakibatkan
banjir dan berdampak terhadap pemukiman sekitar.
PENDAHULUAN
Untuk saat ini yang menjadi isu publik dalam penyebab
terjadinya banjir adalah pengubahan lahan, kepadatan
pemukiman yang menyebabkan tertutupnya lahan, erosi dan
sedimentasi yang terjadi diberbagai kawasan perkotaan dan
pedesaan. Mengenai permasalahan ini maka masyarakat
membutuhkan strategi-strategi penanganan yang menyeluruh
dan multistakeholders dalam mengatasi masalah banjir tersebut.
Diperlukannya juga pendekatan Participatory Rural
Communication Appraisal (PRCA) untuk menemukan masalah
yang dapat diselesaikan melalui penerapan komunikasi. Maksud
dari penelitian ini adalah mengkombinasikan dan menganalisis
Penerapan Teknik PRA dan PRCA dalam Penanganan Masalah
Banjir di Desa Benteng.
TINJAUAN PUSTAKA
Participatory Rural Appraisal (PRA)
PRA merupakan metode penelitian aksi yang dikembangkan untuk meningkatkan partisipasi
masyarakat dalam pembangunan. Robert Chambers menegaskan bahwa PRA memungkinkan orang
desa (baca: masyarakat) dapat mengungkapkan dan menganalisis situasi mereka sendiri serta secara
optimal merencanakan dan melaksanakan tekat itu di desanya sendiri (Mikkelsen 2011)
Fasilitas Umum
Dekat dengan Puskesmas, masjid,
kantor Polsek, kantor desa, pasar,
sekolah (SD, SMP).
Keterangan:
Batas Wilayah Fasilitas Umum (Sekolah, Puskesmas) Aset Negara
Lahan (Perkebunan atau lahan kosong) Usaha (Tempat pemancingan) Aliran air/sungai
SALURAN AIR LAHAN KOSONG
SUNGAI
FOTO BANGUNAN
MUSHOLA AKBID
PEMANCINGAN
PERKEBUNAN PGRI MASJID
LAHAN KOSONG RUKO
FOTO BANGUNAN
PUSKESMAS PGRI
KANTOR DESA
UPT PAUD MTS GARDU TOWER
Pemetaan WAKTU
1970-an
1990-an 2000 - 2010
Masih banyak terdapat
Terdapat pembangunan jalan Mulai dibangun infrastruktur :
lahan persawahan dan
setapak disekitaran RT 07 saluran air, aspal, drainase.
perkebunan
Sungai mulai tercemar.
MASA
1980-an 1995
PENJAJAHAN
Mulai banyak bangunan dan RT 5 muncul sebagai bentuk
Merupakan benteng belanda
pendatang pemekaran dari RT 4 2018
(Kecamatan nya dulu
Kecamatan Lama) DBD merambah
Mulai terjadi banjir di RT 4
untuk pertamakalinya
2022 2021
2020
Pengaspalan beberapa RW 1 menjadi zona merah
wilayah di RT 5 Covid-19 Betonisasi gang RT 4
2020 2019
2020-2023
Kasus covid pertama di RT 5 DIlakukan padat kaarya untuk
Banjir di RT 4 lebih
Masjid Al-Ittihad mulai membersihkan sampah
sering terjadi
dibangun
Akar Masalah
KALI/ALIRAN AIR YANG KERUGIAN MATERIAL
BAU DAN KOTOR DAN FINANCIAL
EFFECT BANJIR
PROBLEM BANJIR
TERKIKISNYA
SENDIMENTASI
PENGECILAN
KALI/ ALIRAN AIR KURANG
KESADARAN
BUANG SAMPAH
CAUSES
PEMBANGUNAN
SEMBARANGAN
RUKO/ KONTRAKAN
Pemetaan relasi
RELASI AKTOR DALAM MENANGANI BANJIR
Pemerintah
Banjir seringkali terjadi di RT 4 dan RT 5
Desa
Ketua RT Ketua RT 4 tidak memiliki hubungan
4 yang dekat dengan masyarakat, apalagi
saat ini rumah tinggalnya berada di RW 3
Masyarakat
Ketua RT Pendatang
Ketua RT 5 memiliki kontribusi dalam
kegiatan padat karya
5
Pemerintah desa mengarahkan
Masyarakat
penyelesaian banjir oleh masyarakat
Pribumi sendiri tanpa melihat akar permasalahan
Masyarakat pendatang yang seringkalo
Ketua RT
tidak kooperatif
7
Pemilik
Kontrakan 30%
analisis
Buruh
Pedagang
Bangunan 10%
KakiLima 10%
analisis prinsip
Solution
Permaslahan pendatang
yang tidak taat aturan
Pemerintah dan masyarakat desa
mengkomunikasikan masalah dari
pendatang, khususnya sampah, dengan
pemilik kontrakan
Pemilik kontrakan mebuat aturan yang ketat terhadap
pendatang terutama dalam pengelolaan sampah.
Dikarenakan pendatang tersebut menjadi tanggung
jawab pemilik kontrakan
analisis prinsip
We
analisis prinsip
Program
Pembangunan
dan
komunikasi
Program Geopori
Nama Program Biopori melalui Paving Block Geopori
Salah satu cara penanggulangan banjir melalui paving block geopori, dimana Paving Block Geopori ini
Definisi Program
merupakan alternatif dari paving block komersial ataupun beton yang umumnya digunakan.
Partisipan Masyarakat yang ahli di bidang tersebut didampingi oleh ketua RT dan RW
Bahan material yang lebih ramah lingkungan, proses penyerapan air yang lebih cepat dan harga yang tidak
Pembahasan
jauh beda dengan paving block komersial.
1. Melakukan diskusi kelompok dengan masyarakat RW 01 mengenai usulan solusi yang diberikan.
2. Mengajukan usulan solusi kepada pihak pemerintah desa setempat untuk mendapatkan dukungan serta
Cara bantuan, baik secara tenaga maupun materi.
3. Melakukan peninjauan lapangan terkait jalan mana saja yang akan dipasangi geopori
Menerapkan 4. Pemasangan Paving Block Geopori dengan melibatkan masyarakat yang ahli dibidangnya dengan didampingi
Program oleh ketua RT dan Rw
5. Melakukan monitoring dan maintenance secara berkala untuk melihat kondisi jalan yang sudah dipasangi dan
efektivitasnya dalam menangani masalah banjir di RW 01
Program sumur resapan
Nama Program Pembangunan Sumur Resapan
Pembuatan sumur resapan merupakan salah satu solusi alternatif untuk mengurangi volume air yang ada
Definisi Program
terutama ketika hujan, dengan memanfaatkan lahan-lahan kosong yang banyak ditemukan di RW 01.
Partisipan Masyarakat yang ahli di bidang tersebut didampingi oleh ketua RT dan RW
Meningkatkan solidaritas dan rasa gotong royong melalui pertemuan rutin berupa diskusi maupun
Pembahasan
melakukan kegiatan secara bersama.
1. Melakukan diskusi kelompok dengan masyarakat RW 01 mengenai usulan solusi yang diberikan, juga dengan
para pemilik lahan yang menjadi sasaran penyedia lahan.
2. Mengajukan usulan solusi kepada pihak pemerintah desa setempat untuk mendapatkan dukungan serta
Cara bantuan, baik secara tenaga maupun materi.
3. Melakukan peninjauan lapangan terkait lahan mana saja yang cocok dan memenuhi syarat untuk dibangun
Menerapkan sumur resapan.
Program 4. Merancang pembangunan sumur dan melaksanakannya dengan memaksimalkan partisipasi dari warga
setempat.
5. Melakukan monitoring dan maintenance secara berkala untuk melihat kondisi sumur resapan dan
efektivitasnya dalam menangani masalah banjir di RW 01.
Program Padat karya
Nama Program Padat Karya Pengelolaan Sampah
Program yang bertujuan untuk menanggulangi banjir melalui pengelolaan sampah di Sungai/Kali, dimana
Definisi Program
Peninjauan terhadap sampah ini merupakan cara yang efektif untuk meminimalisir terjadinya banjir.
Meningkatkan solidaritas dan rasa gotong royong melalui pertemuan rutin berupa diskusi maupun
Pembahasan
melakukan kegiatan secara bersama.
Untuk mendukung program-program pembangunan yang direncanakan perlu adanya program komunikasi
Definisi Program sehingga kolaborasi antara masyarakat-pemerintah dapat berjalan dengan baik. Masyarakat pribumi dan
Masyarakat pendatang dapat bersinegri.
Meningkatkan solidaritas dan rasa gotong royong melalui pertemuan rutin berupa diskusi maupun
Pembahasan
melakukan kegiatan secara bersama.
1. Dilakukan pertemuan rutin antara perwakilan masyarakat-Ketua RT-Ketua RW-Pemerintah Desa untuk
membahas permasalahan telah diidentifikasi oleh masyarakat. Dalam pertemuan rutin itu masyarakat
dilibatkan dalam proses perencanaan, pelaksanaan, hingga monitoring-evaluasi
Cara 2. Mendorong komunikasi yang terbuka antara semua pihak. Berikan ruang bagi setiap anggota tim untuk
Menerapkan berbagi pendapat, ide, dan masalah yang dihadapi. Diskusikan secara terbuka tentang program-program yang
telah dilakukan oleh masyarakat sebelumnya dan identifikasi kelemahan dan kelebihannya.
Program
3. Bersama-sama, ketua RT, ketua RW, dan pemerintah desa dapat merancang dan melaksanakan kampanye
kesadaran masyarakat tentang pengolahan sampah dan penanganan banjir. Melibatkan warga akan
membantu meningkatkan pemahaman dan partisipasi mereka dalam langkah-langkah pencegahan banjir.
Thank You for
listening