Penyusun
Edon Ramdani
Shinta Ningtiyas Nazar
Penulis:
Edon Ramdani
Shinta Ningtiyas Nazar
ISBN: 978-623-6352-55-7
Editor:
Yulianto
Ita Yunita Sari
Indriyani
Rahmi Nurlaila
Desain sampul:
Putut Said Permana
Tata Letak:
Riska Apriliana
Annisa Tri Mulyani
Humairoh Nida
Penerbit:
Unpam Press
Redaksi:
Jl. Surya Kecana No. 1
Pamulang – Tangerang Selatan
Telp. 021-7412566
Fax. 021 74709855
Email: unpampress@unpam.ac.id
Cetakan pertama, Desember 2021
Hak cipta dilindungi undang-undang.
Dilarang memperbanyak karya tulis ini dalam bentuk dan dengan cara apapun tanpa
ijin penerbit.
Teori Portofolio Dan Investassi / Edon Ramdani, Shinta Ningtyas Nazar -1STed
ISBN. 978-623-6352-55-7
1. Teori Portofolio dan Investasi. I. Edon Ramdani II. Shinta Ningtyas Nazar
M186-23122021-01
Dilarang memperbanyak karya tulis ini dalam bentuk dan dengan cara apapun tanpa
ijin penerbit.
Sks : 3 Sks
Prasyarat : -
Semester : 5 (Lima)
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat-Nya
yang telah tercurah, sehingga penulis bisa menyelesaikan bahan ajar mata kuliah Teori
Portofolio dan Investasi. Adapun tujuan dari disusunnya bahan ajar ini adalah supaya
para mahasiswa dapat mengetahui konsep-konsep dan teori portofolio dengan
membentuk teori portofolio dan investasi dengan teori ini akan menambah
pengetahuan dalam berinvestasi.
Dengan teori portofolio dan investasi membantu masyarakat untuk lebih mengerti
dalam dunia investasi, memudahkan dalam berinvestasi dan menambah pengetahuan
tentang pasar modal di Indonesia yang semakin terintegrasi dengan pasar keuangan
global.
Tersusunnya bahan ajar ini tentu bukan dari usaha penulis seorang. Dukungan
moral dan material dari berbagai pihak sangatlah membantu tersusunnya bahan ajar
ini. Untuk itu, penulis ucapkan terima kasih kepada keluarga, sahabat, rekan-rekan,
dan pihak-pihak lainnya yang membantu secara moral dan material bagi tersusunnya
buku ini.
Bahan ajar yang tersusun sekian lama ini tentu masih jauh dari kata sempurna.
Untuk itu, kritik dan saran yang membangun sangat diperlukan agar buku ini bisa lebih
baik nantinya.
Edon Ramdani
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR ISI
PERTEMUAN 1 ............................................................................................................ 1
1. Portofolio ...................................................................................................... 2
2. Investasi ....................................................................................................... 5
D. DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 11
PERTEMUAN 2 .......................................................................................................... 15
6. Pasar Modal................................................................................................ 24
D. DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 29
PERTEMUAN 3 .......................................................................................................... 31
4. Penggabungan BEJ dan BES Menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI) ............ 34
6. Underwriter ................................................................................................. 39
11. Disclosure yang Dibolehkan dan Tidak Dibolehkan di Pasar Modal ............ 44
D. DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 45
PERTEMUAN 4 .......................................................................................................... 47
D. DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 56
PERTEMUAN 5 .......................................................................................................... 58
SAHAM....................................................................................................................... 58
1. Harga Saham.............................................................................................. 62
D. DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 68
PERTEMUAN 6 .......................................................................................................... 70
D. DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 80
PERTEMUAN 7 .......................................................................................................... 82
RIGHT ISSUE............................................................................................................. 82
D. DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 95
PERTEMUAN 8 .......................................................................................................... 97
2. Stock splits dalam Perspektif Signaling theory dan Trading Range Theory . 99
5. Stock repurchase atau Buy Back (Pembelian Kembali Saham) ................ 104
2. Arhitrage Pricing Theory (APT) dan Capital Aset Pricing Model (CAPM) .. 139
6. Portofolio Dua Saham dengan Expected Return dan Standar Deviasi yang
Berbeda ........................................................................................................... 172
8. Risk and return pada Tiga Sektor Bisnis yang Berbeda ............................ 175
3. Pasar Efisien dan Pasar Tidak Efisien dalam Perspektif investor .............. 186
4. Peristiwa Ekonomi dan Politik yang Menyebabkan Investor Bereaksi ....... 190
5. Posisi Pasar Modal Indonesia dalam Perspektif Pasar Efisien .................. 194
2. Earnings management dan Insider Trading dalam Perspektif Etika Bisnis 228
3. Saham gorengan dan saham pasar modal yang melanggar etika perusahaan
229
PERTEMUAN 1
A. CAPAIAN PEMBELAJARAN
4. Resiko investasi
B. URAIAN MATERI
Pembahasan tentang pendanaan tidak akan menarik jika kita tidak turut
membahas tentang portofolio, karena portofolio itu sendiri adalah membicarakan
tentang bagaimana suatu investasi dihindari dari berbagai risiko yang mungkin
akan terjadi nantinya. Dalam bab 1 ini akan diberikan pembahasan tentang
bagaimana keterkaitan portofolio dengan investasi, dengan maksud sebelum
melangkah lebih jauh pada bab-bab selanjutnya diharapkan Mahasiswa/i sudah
memahami atau memiliki base concept secara baik.
1. Portofolio
Pemahaman rencana portofolio didalam bidang investasi mengalami
sistem pergantian yang pesat setiap masanya. Pengetahuan portofolio
konvensional dan modern yang berarti penelitian investasi (investment
research) merupakan begitu mencuat untuk dikaji dan didiskusikan secara
mendalam dan aktif. Berbagai definisi mengenai portofolio yang diterangkan
oleh berbagai pakar dari berbagai macam negeri, terutama negara maju
(newlycountries) seperti Amerika Serikat, Italia, Jerman, Kanada, Prancis,
Inggris, dan Rusia yang ada pada kawasan Eropa Timur (East Europe).
Menurut berbagai macam sumber yang tertera bisa didefinisikan bahwa
portofolio merupakan keahlian yang individual membahas mengenai dengan
cara apa investor meminimalkan risiko dalam berinvestasi, termasuk salah
satunya dengan penganekaragaman risiko tersebut.
b. Portofolio Efisien
d. Resiko Portofolio
2. Investasi
Ada beberapa definisi mengenai investasi. Menurut Frank J. Fabozzi
(2007) “manajemen investasi adalah proses pengelolaan uang”. Smith dan
Skousen (1982) mengatakan, “investing activities: transaction and events the
purchase and sale of securities (excluding cash equivalents), land, building,
equipment. And other asset not generally held for sale, and the making, and
collecting of loans. They are not classified as operating activities, since the
relate only indirectly to the central, ongoing operations ofentity”.
Dapat dipahami bahwa “asal usul investasi tidak mesti berasal dari
bagian keuangan. Mungkin saja usul investasi tersebut berasal dari bagian
pemasaran (misal, membuka jaringan distribusi baru), bagian produksi
(mengganti mesin lama dengan mesin baru), dan melibatkan berbagai bagian
(meluncurkan produk baru, mendirikan pabrik baru). Demikian juga estimasi
arus kas akan memerlukan kerja sama antara bagian yang mengusulkan
dengan bagian keuangan. Evaluasi arus kas mungkin lebih banyak
dilakukan oleh bagian keuangan, demikian juga pemilihan proyek.
Akhirnya Monitoring memerlukan kerja sama dengan seluruh bagian yang
terlibat”.
perdagangan”.
b. Tujuan Investasi
c. Bentuk-bentuk Investasi
d. Tipe-tipe Investasi
1) Investasi Langsung
(1) Opsi, terdiri dari warrant, put option dan call option
e. Proses Investasi
4) Pemilihan Aset
C. LATIHAN SOAL
4. Menurut pendapat anda, apakah benar jika melakukan investasi pada pasar di
negara berkembang lebih tinggi risikonya di bandingkan berinvestasi di negara
maju. Jika ya atau tidak berikan alasan anda.
6. Jelaskan dimana perbedaan stimulus profit dan sustainability profit, dan berikan
contohnya.
D. DAFTAR PUSTAKA
Basri, Y. Z., & Subri, M. (2003). Keuangan negara dan analisis kebijakan utang luar
negeri.
Beaver, W., Eger, C., Ryan, S., & Wolfson, M. (1989). Financial reporting,
supplemental disclosures, and bank share prices. Journal of Accounting
Research, 27(2), 157-178.
Black, H. C. (1990). Black's Law Dictionary: Definitions of the Terms and Phrases of
American. Minnesota.
Copeland, T. E., Weston, J. F., & Shastri, K. (2005). Financial theory and corporate
policy (Vol. 4). Boston: Pearson Addison Wesley.
Fabozzi, F. J., Kolm, P. N., Pachamanova, D. A., & Focardi, S. M. (2007). Robust
portfolio optimization and management. John Wiley & Sons.
Fahmi, Irham, 2015, Pengantar Teori Portofolio dan Analisis Investasi Bandung :
Alfabeta
Fakhruddin, H. M. (2008). Istilah pasar modal AZ: berisi kumpulan istilah populer
pasar modal khususnya di pasar modal Indonesia, mencakup berbagai
istilah seputar perdagangan saham, obligasi, reksa dana, instrumen derivatif
dan berbagai istilah terkait lainnya. Elex Media Komputindo.
Fama, E. F. (1970). Session topic: stock market price behavior. The Journal of
Finance, 25(2), 383-417.
Fazli Syam dan Harianto, 2003, Pengaruh Pengumuman Right Issue Terhadap
Harga Saham (Studi Empiris Pada Sejumlah Perusahaan yang Terdaftar di
Bursa Efek Jakarta), Jurnal Telaah dan Riset Akuntansi, Vol 1 No. 1 April
2003
Ginting, S. D., & Riyanto, B. (2015). Analisis beberapa faktor yang mempengaruhi
indeks harga saham di bursa efek Jakarta periode Juli 1992-Agustus 1993
(Studi kasus perusahaan yang memiliki saham likuid) (Doctoral dissertation,
Universitas Gadjah Mada).
Jones, C. P. 1995, Investments: Analysis and Management, 7th ed., New York:John
Wiley & Sons, Inc.
Jones, S., & Sharma, R. (2001). The impact of free cash flow, financial leverage and
accounting regulation on earnings management in Australia’s “old” and “new”
economies. Managerial Finance.
Keputusan Majelis Permusyarawatan Rakyat No. IV Tahun 1999 (TAP MPR), BAB
IV mengenai Kebijaksanaan Ekonomi
Khomsiyah, K., & Sulistyo, S. (2001). Faktor tingkat kemahalan harga saham,
kinerja keuangan perusahaan dan keputusan pemecahan saham (stock
splits): Aplikasi analisis diskriminan. Journal of Indonesian Economy and
Business, 16(4).
McLindon, M. P., & Reich, B. (1996). Privatization and capital market development:
Strategies to promote economic growth. Greenwood Publishing Group.
Purwantoro, Nugroho, 2017, Portofolio Choice Problem Teori dan Praktek, Jakarta :
Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia
Reilly, F. K., & Brown, K. C. (2011). Investment Analysis and Portfolio Management
(Text Only). Cengage Learning.
Ross, S. A. (2013). The arbitrage theory of capital asset pricing. In Handbook of the
fundamentals of financial decision making: Part I (pp. 11-30).
Shim, Jae K. and Siegel, Joel G., Budgeting Basics & Beyond: A Complete Step by
Step Guide for Non financial Managers, 1994
Shook, RJ Shook. 2002. Wall Street Dictionar terjemahaan roy Sembel. Jakarta:
Erlangga
The Fei Ming, Day Training Valuta Asing, 2001, Gramedia, Jakarta
Treynor, J. L., Sharpe, W. F., Lintner, J., & Mossin, J. (1961). The Treynor Capital
Asset Pricing Model. Journal of Investment Management, 1(2), 6072.
PERTEMUAN 2
FINANCIAL MARKET
A. CAPAIAN PEMBELAJARAN
B. URAIAN MATERI
Secara umum, sektor keuangan dikenal dengan dua jenis pasar, yaitu pasar
modal (capital market) dan pasar uang (money market). Kedua jenis pasar ini
pada dasarnya terkait. Di Indonesia pasar modal berada dibawah pengawasan
Menteri Keuangan dalam hal ini melalui OJK (Otoritas Jasa Keuangan),
sedangkan pasar uang berada di bawah pengawasan Gubernur Bank Indonesia
(BI). Kedua jenis pasar ini bekerja sama dalam upaya menciptakan kondisi
perekonomian yang kondusif dan dinamis sehingga dapat mendorong
pertumbuhan ekonomi di negara masing-masing. Dengan menetapkan berbagai
kebijakan, Bank Indonesia dijamin independensinya dari pemerintah meskipun
kita tahu bahwa berbagai kebijakan tersebut belum tentu baik dan tepat.
Mengingat pengalaman meunjukkan bahwa tidak semua kebijakan pemerintah
merupakan ekspresi kehendak pengusaha, tidak menutup kemungkinan
keputusan tersebut lahir karena alasan tertentu, seperti tarik ulur politik antar elit
politik negara yang berbeda atau bahkan tekanan dari dunia internasional yang
menginginkan agar dilakukannya pengkajian terhadap keputusan yang telah
dijalankan sejauh ini.
1. Financial Market
Pasar keuangan (Financial Market) adalah “tempat dilakukan berbagai
kegiatan keuangan, baik dalam bentuk penjualan surat berharga (commercial
paper) di pasar modal (capital market) maupun dalam penjualan mata uang
(currency) seperti yang dilakukan di pasar uang (money market)”.
Secara umum pada sektor keuangan dikenal dua jenis pasar keuangan
yaitu capital market dan money market. Capital market dan money market ini
pada prinsipnya memiliki hubungan yang saling berkaitan.
2. Kebijakan Moneter
Kebijakan moneter merupakan suatu pengertian tentang pengendalian
jumlah pengedaran uang, dalam hal ini pihak yang bertanggung jawab adalah
bank sentral (central banking) lebih tepatnya Bank Indonesia yang biasa
disebut dengan the last of resort. Dalam Undang-undang Republik Indonesia
Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia dijelaskan “Kebijakan Moneter
adalah kebijakan yang ditetapkan dan dilaksanakan oleh Bank Indonesia
untuk mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah yang dilakukan antara
lain melalui pengendalian jumlah uang beredar dan atau suku bunga”. Adapun
menurut Yuswar Zainul Basri dan Mulyadi Subri (2003) mengatakan bahwa
“kebijakan moneter adalah kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah di
bidang keuangan yang berkenaan dengan jumlah uang yang beredar di
masyarakat”.
menciptakan angka aktual inflasi atau inflasi yang diharapkan maka ini akan
menjadi berbeda yang terjadi nantinya atau jumlah uang yang bertambah dan
keinginan yang diharapkan pun tercapai. Walaupun ini adalah suatu yang sulit.
Dari gambar di atas terlihat jelas bahwa garis inflasi (inflation line)
selalu di-manage untuk berada di bawah garis investasi (investment line),
sehingga menciptakan investasi yang nyaman. Dan diharapkan bahwa
investasi langsung dan investasi keuangan selalu ingin masuk ke negara
tersebut. Karena salah satu prinsip dasar para investor adalah selalu
berusaha menghindari dan menjauhi risiko, dan inflasi adalah risiko yang
harus dihindari. Pembahasan lebih dalam mengenai pengaruh inflasi pada
investasi akan dijelaskan pada bab tentang inflasi dan investasi.
Selain lima faktor diatas, ada faktor lain yang harus ikut dimiliki oleh
suatu negara, yaitu:
a. Cadangan valas yang memadai, dapat terdiri dari mata uang asing seperti
dollar AS, cadangan berupa emas dengan jumlah yang material.
c. Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang siap dibangun kembali jika
suatu saat terjadi krisis mata uang. Terutama SDM para pebisnis yang
selama ini dianggap sebagai pelaku ekonomi.
e. Jumlah utang dalam bentuk foreign currency baik oleh pemerintah maupun
swasta adalah kecil. Dalam artian masuk dalam jumlah yang terkendali
The Fei Ming (2001) menjelaskan tentang model penentuan nilai tukar
yang dipakai, yaitu:
1) Traditional Theories
b) Teori Elastisitas
6. Pasar Modal
a. Kebijaksanaan Pasar Modal
suku bunga ini bisa mendorong investor asing untuk masuk. Dengan
kebijakan pemerintah yang memotivasi masyarakat untuk menabung di
bank bisa membawa manfaat pada turunnya inflasi, uang yang beredar
akan menurun karena diakibatan oleh daya tarik suku bunga yang tinggi
akan menyebabkan dana masyarakat masuk ke bank.
3) Sejauh ini tidak ada satupun ekonom di dunia yang dapat meramalkan
secara pasti kondisi titik equilibrium moneter secara stabil dalam
jangka panjang. Namun para ekonom selalu berusaha membuat
formula-formula berdasarkan data-data masa lalu untuk dijadikan
sebagai alat prediksi pergerakan valas ke depan.
4) Ada negara yang diuntungkan dan ada negara yang dirugikan, bagi
Negara yang diuntungkan adalah dimana selama ini negara tersebut
memiliki struktur nilai mata uang yang lemah maka dengan penyatuan
diharapkan struktur ekonominya akan menjadi lebih kuat, adapun bagi
negara yang dirugikan ia harus menanggung beberapa kondisi seperti
melakukan control dan koordinasi secara lebih maksimal agar agenda
ekonomi yang diterapkan negara tersebut tidak mengalami perubahan
oleh berbagai factor yang disebabkan oleh negara yang tidak memiliki
struktur ekonomi yang sama kuat dengan negara yang bersangkutan.
dasar seperti ini menjadi bahan diskusi bagi kita semua agar kita suatu
saat mampu menempatkan mata uang penyatuan ASEAN sebagai mata
uang yang memiliki nilai kuat di pasaran.
C. LATIHAN SOAL
3. Apakah hubungan pasar uang dan pasar modal menurut anda bersifat linear
atau non linear. Jelaskan.
5. Jika mata uang telah mampu disatukan, maka apakah menurut anda pasar
modal juga perlu untuk disatukan sehingga ASEAN hanya memiliki satu pasar
modal saja. Jelaskan
D. DAFTAR PUSTAKA
Basri, Y. Z., & Subri, M. (2003). Keuangan negara dan analisis kebijakan utang luar
negeri.
Fabozzi, F. J., Kolm, P. N., Pachamanova, D. A., & Focardi, S. M. (2007). Robust
portfolio optimization and management. John Wiley & Sons.
Fahmi, Irham, 2015, Pengantar Teori Portofolio dan Analisis Investasi Bandung :
Alfabeta
Purwantoro, Nugroho, 2017, Portofolio Choice Problem Teori dan Praktek, Jakarta :
Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia
Reilly, F. K., & Brown, K. C. (2011). Investment Analysis and Portfolio Management
(Text Only). Cengage Learning.
The Fei Ming, Day Training Valuta Asing, 2001, Gramedia, Jakarta
PERTEMUAN 3
A. CAPAIAN PEMBELAJARAN
B. URAIAN MATERI
Pasar modal memiliki fungsi sebagai tempat untuk mencari tambahan dana
bagi para pebisnis ketika sumber-sumber lain dianggap belum mencukupi. Dalam
bab ini akan menjelaskan mengenai pasar modal dengan berbagai seluk
beluknya.
Tabel 1
b. Kemauan dalam menciptakan pasar modal yang kuat dan dapat bersaing
dengan bursa lain di kawasan.
Tabel 2
No Uraian Tahun
5) Investor akan lebih mudah untuk berinvestasi pada saham atau surat
berharga pendapatan tetap (fixed income) hanya pada 1 organisasi
saja.
5. Perusahaan Go Public
Go public artinya penjualan saham perusahaan kepada public dan
public akan melakukan penilaian secara terbuka. Adapun menurut Tandelilin
“go public atau penawaran umum merupakan kegiatan yang dilakukan emiten
untuk menjual sekuritas kepada masyarakat, berdasarkan tata cara yang
diatur undang- undang dan peraturan pelaksanaannya. Saat pertama sekali
perusahaan go public sering disebut dengan IPO (initial public offering)”.
6. Underwriter
Underwriter merupakan penjamin emisi bagi perusahaan yang
menerbitkan sahamnya di pasar modal. Dalam pelaksanaanya, membantu
suatu sindikasi penjaminan yang terdiri dari beberapa underwriter dengan
porsi penjaminan yang berbeda-beda. Penjamin pelaksana atas suatu emisi
biasanya adalah pihak dengan porsi penjaminan terbesar. Misalnya ketika PT
Abadi Mulya go public atau dengan kata lain menjual sahamnya kepada
publik maka PT. Bank Mandiri menjadi penjamin emisinya bahwa PT Abadi
Mulya layak untuk go public. Hal ini menunjukkan pentingnya reputasi bagi
sebuah underwriter pada saat perusahaan dinyatakan layak go public, karena
jika tidak layak tetapi kemudian dinyatakan layak maka pada saat PT Abadi
Mulya mengalami masalah dikemudian hari PT Bank Mandiri yang harus
menanggung konsekuensinya yang dapat menyebabkan menurunnya
reputasi di mata publik. Dan sebaliknya jika baik atau sukses reputasi PT
Bank Mandiri juga akan ikut terdongkrak ke depan. Adapun keuntungan
underwriter adalah dalam bentuk fee yang semua itu telah terjelaskandalam
kontrak awal.
a. “Agen Best effort, artinya penjaminan Emisi hanya menjual sebatas yang
laku
e. Financial statement.
h. Polis asuransi.
j. Daftar produksi.
k. Perkara-perkara litigasi.
l. Daftar supplier.
m. Daftar pelanggan.
Keterangan :
Nilai Dasar = sama dengan nilai pasar tetapi dimulai dari tanggal 10
Agustus 1982.
2) Memiliki Rasio utang terhadap Aktiva tidak lebih tinggi dari 90% di
laporan keuangan tahunan atau tengah tahun.
b. Indeks LQ45
ILQ-45 diperbarui setiap 6 bulan, yaitu pada awal bulan Februari dan
Agustus. Berbagai saham yang masuk dalam kategori ILQ 45 ini sering
disebut sebagai saham Blue Chip. Saham Blue Chip memiliki nilai kondisi
yang stabil dan menunjukkan pertumbuhan yang konsisten, sehingga bagi
investor kategori risk adverse (menghindari risiko) cenderung memilih
saham kategori ini. Namun tidak semua tindakan yang terdapat dalam ILQ
45 tidak dapat masuk dalam kategori Blue Chip. Namun bagi penganalisis
saham Blue Chip kiranya bisa menjadikan pijakan ILQ 45 sebagai
pendukung keputusannya.
e. Perkara baik perdata maupun pidana yang menyangkut emiten dan pribadi
pengurus kepribadian”.
Yang harus diingat bisa saja syarat-syarat ini di kemudian hari menjadi
jauh lebih kompleks dan dalam, dengan tujuan untuk meningkatkan tingkat
kehati-hatian lembaga bursa terhadap masuknya calon emiten nakal. Kita
ingin menjadikan Bursa Efek Indonesia (BEI) sebagai lembaga penghimpun
modal yang disegani di mata internasional dan menjunjung tinggi konsep
independensi. Ini sebagaimana ditegaskan dalam Keputusan Majelis
Permusyarawatan Rakyat No. IV Tahun 1999 (TAP MPR), BAB IV mengenai
Kebijaksanaan Ekonomi, Butir 8 menegaskan bahwa “arah kebijakan ekonomi
pemerintah Indonesia adalah termasuk pula di dalamnya upaya untuk
mengembangkan pasar modal yang sehat, transparan, efisien, dan
meningkatkan penerapan peraturan perundangan sesuai dengan standar
internasional dan diawasi oleh lembaga independen”.
C. LATIHAN SOAL
1. Apakah menurut anda penggabungan bursa efek Jakarta dan bursa efek
Surabaya menjadi bursa efek Indonesia sudah tepat? Jelaskan.
D. DAFTAR PUSTAKA
Basri, Y. Z., & Subri, M. (2003). Keuangan negara dan analisis kebijakan utang luar
negeri.
Fabozzi, F. J., Kolm, P. N., Pachamanova, D. A., & Focardi, S. M. (2007). Robust
portfolio optimization and management. John Wiley & Sons.
Fahmi, Irham, 2015, Pengantar Teori Portofolio dan Analisis Investasi Bandung :
Alfabeta
Fakhruddin, H. M. (2008). Istilah pasar modal AZ: berisi kumpulan istilah populer
pasar modal khususnya di pasar modal Indonesia, mencakup berbagai
istilah seputar perdagangan saham, obligasi, reksa dana, instrumen derivatif
dan berbagai istilah terkait lainnya. Elex Media Komputindo.
Keputusan Majelis Permusyarawatan Rakyat No. IV Tahun 1999 (TAP MPR), BAB
IV mengenai Kebijaksanaan Ekonomi
McLindon, M. P., & Reich, B. (1996). Privatization and capital market development:
Strategies to promote economic growth. Greenwood Publishing Group.
Purwantoro, Nugroho, 2017, Portofolio Choice Problem Teori dan Praktek, Jakarta :
Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia
Reilly, F. K., & Brown, K. C. (2011). Investment Analysis and Portfolio Management
(Text Only). Cengage Learning.
Shook, RJ Shook. 2002. Wall Street Dictionar terjemahaan roy Sembel. Jakarta:
Erlangga
Shim, Jae K. and Siegel, Joel G., Budgeting Basics & Beyond: A Complete Step by
Step Guide for Non financial Managers, 1994
PERTEMUAN 4
A. CAPAIAN PEMBELAJARAN
B. URAIAN MATERI
1. Harry Markowitz
Harry Max Markowitz merupakan ekonom ternama asal Amerika Serikat
yang meraih penghargaan John von Neumann Theory, dan meraih hadiah
Nobel untuk Ilmu Ekonomi dalam partisipasinya di bidang ekonomi. Teori
tentang diversifikasi investasi yang ditulis oleh Harry Markowitz yang
merupakan seorang ahli di bidang manajemen investasi dikenal oleh
masyarakat luas dan sampat saat ini tetap menjadi bahan diskusi oleh berbagai
univesitas di penjuru dunia. Diversifikasi investasi merupakan cara untuk
mengurangi risiko dengan menyebarkan portofolio investasi di berbagai aset,
bertujuan untuk memangkas kerugian dan mengoptimalkan laba yang diperoleh
investor.
Seiring waktu, ide Markowitz meletakkan dasar untuk porsi aset yang
banyak digunakan sekarang ini. Ketika dengan diperkenalkannya reksadana
dana indeks, teori Markowitz menjadi sangat tepat untuk digunakan sebagai
strategi dalam membangun portofolio yang baik. Reksadana dana indeks teruji
sejalan dalam penggunaan investasi jangka panjang sesuai dengan kinerjanya
yang selalu bertumbuh dan mampu mengungguli sebagian besar jenis
reksadana lainnya. Diversifikasi telah terbukti mengurangi risiko, tetapi langkah
penting selanjutnya bagi investor adalah wajib menentukan tingkat diversifikasi
yang paling tepat yang dapat ditentukan dengan apa yang dikenal sebagai
“Efficient Frontier atau batas efisien”. Batas efisien atau Efficient Frontier
memberikan gambaran mengenai :
Sebagai contoh :
b. Dalam teorinya tidak di jelaskan adanya batas waktu, seperti berapa lama
waktu yang digunakan untuk menghitung diversifikasi, sehingga analisisnya
tidak mampu dikatakan baik maupun optimal
b. Dalam teorinya tidak di jelaskan adanya batas waktu, seperti berapa lama
waktu yang digunakan untuk menghitung diversifikasi, sehingga analisisnya
tidak mampu dikatakan baik maupun optimal.
6. Portofolio Optimal
Menurut Tandelilin (2010:157) dan Hartono (2017:387) “portofolio optimal
merupakan portofolio yang dipilih investor dari sekian banyak pilihan yang ada
pada kumpulan portofolio efisien portofolio optimal adalah portofolio dengan
kombinasi return ekspektasi dan risiko terbaik”. Markowitz menyatakan bahwa
pengembalian portofolio tidak terlepas dari portofolio optimal. Secara teori,
portofolio yang optimal terletak pada persinggungan dari efisien frontier dengan
kurva utilitas yang menyatakan risiko dan tingkat pengembalian yang
diharapkan. Reily and Brown (1997; 272) menyatakan bahwa “portofolio optimal
adalah portofolio efisien yang mempunyai utilitas yang tertinggi untuk investor
tertentu”. Beta dapat digunakan untuk mendapatkan portofolio optimal dengan
mengetahui kisaran risiko yang dapat diatas oleh para investor. “Rudd dan
Classing (1982) menyebutkan bahwa beta yang optimal terjadi dimana fungsi
utilitas adalah flat, jadi kontribusi kemiringan (slope) dari rata-rata dan
kontribusi dari varians pada beta optimal harus menjadi tepat yang dapat
dipertukarkan”.
C. LATIHAN SOAL
2. Apakah teori portofolio Markowitz dapat diterapkan pada seluruh sektor bisnis
di Indonesia, jika ya dan tidak berikan alasan anda !
D. DAFTAR PUSTAKA
Basri, Y. Z., & Subri, M. (2003). Keuangan negara dan analisis kebijakan utang luar
negeri.
Fabozzi, F. J., Kolm, P. N., Pachamanova, D. A., & Focardi, S. M. (2007). Robust
portfolio optimization and management. John Wiley & Sons.
Fahmi, Irham, 2015, Pengantar Teori Portofolio dan Analisis Investasi Bandung :
Alfabeta
Purwantoro, Nugroho, 2017, Portofolio Choice Problem Teori dan Praktek, Jakarta :
Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia
Reilly, F. K., & Brown, K. C. (2011). Investment Analysis and Portfolio Management
(Text Only). Cengage Learning.
PERTEMUAN 5
SAHAM
A. CAPAIAN PEMBELAJARAN
B. URAIAN MATERI
Saham adalah cara lain untuk mendapatkan dana tambahan yang bertujuan
untuk memberikan profit tinggi dan memiliki pengaruh dalam mengambil keputusan
yang bersifat kontinu, hal tersebut menyebabkan analisis tentang saham semakin
membaik. Terdapat tiga pihak yang terlibat dalam bermain saham, yaitu pemilik
modal, spekulasi, pemerintah. Tiga pelaku yang terlibat mempunyai tujuan dan
keinginannya masing-masing, misalnya pemerintah yang ingin melakukan evaluasi
untuk jangka pendek dan jangka panjang mengenai arah pasar saham agar sesuai
dengan keadaan dan target yang di inginkan. Berikut merupakan bagian definisi
saham :
1. Saham merupakan bukti pelibatan hak modal atau dana pada perseroan.
3. Merupakan aset lancar yang selalu tersedia untuk di jual kapan saja
Ada beberapa hak yang bisa diperoleh sebagai pemilik saham biasa,
yaitu sebagai berikut:
2) Saham itu berisiko, harganya dapat naik turun, dan jika ada perusahaan
emiten bangkrut, barangnya bisa menjadi tidak ada harganya.
1. Harga Saham
Sartono (2011:192) menyatakan bahwa “harga saham terbentuk melalui
mekanisme permintaan dan penawaran di pasar modal, apabila suatu saham
mengalami kelebihan permintaan, maka harga saham cenderung naik”.
Sebaliknya, apabila kelebihan penawaran maka harga saham cenderung turun,
menurut Hartono (2013:157) pengertian dari harga saham adalah “Harga suatu
saham yang terjadi di pasar bursa pada saat tertentu yang ditentukan oleh
pelaku pasar dan ditentukan oleh permintaan dan penawaran saham yang
bersangkutan di pasar modal”. Adapun jenis-jenis harga saham menurut
Widoatmojo (2012:126) adalah sebagai berikut :
b. Harga Perdana, harga ini merupakan pada waktu harga saham tersebut
dicatat dibursa efek
c. Harga Pasar, merupakan harga jual dari investor yang satu dengan investor
yang lain
e. Harga Penutupan adalah harga yang diminta oleh penjual atau pembeli pada
saat akhir hari bursa
f. Harga Tertinggi, harga tertinggi suatu saham adalah harga yang paling tinggi
yang terjadi pada hari bursa
g. Harga Terendah, harga terendah suatu saham adalah harga yang paling
rendah yang terjadi pada hari bursa
2. Fluktuasi Saham
Fluktuasi saham dapat terjadi karena hal-hal berikut ini :
3. Pembayaran Dividen
Keuntungan pertama yang akan diperoleh oleh investor Ketika memiliki
saham adalah Capital Gain. Berikut disajikan rumus perhitungan Capital Gain :
𝑃𝑖𝑡 − 𝑃𝑖𝑡 − 1
𝐶𝑎𝑝𝑖𝑡𝑎𝑙 𝐺𝑎𝑖𝑛 =
𝑃𝑖𝑡 − 1
Keterangan :
Sumber : wordpess.com
Berikut adalah cara menghitung Rate of Return pada Prefferent Stock dan
Contoh Soal
Hitunglah rate of return dari saham preferen PT Sukses Abadi jika diketahui
bahwa PT Sukses Abadi memiliki saham istimewa sebesar Rp1 M, dan jika
setiap tahun membayar dividen sebesar Rp150.000.000,- dan Rp
420.000.000,- untuk harga pasaran saham.
Rp 150.000.000
𝑅𝑎𝑡𝑒 𝑂𝑓 𝑅𝑒𝑡𝑢𝑟𝑛 = = 0,3571 (35,71%)
Rp 420.000.000
Rate of return yang diperoleh PT Sukses Abadi adalah sebesar 35,71%. Rate
of return adalah rata-rata pengembalian investasi yang diperoleh dari suatu
investasi yang ditanamkan. Bagi para investor ukuran rate of return menjadi
salah satu alasan dalam mendukung pengambilan keputusan. Berikut
penyebab sulitnya penetapan besar rate of return dan nilai dari saham biasa
jika disandingkan dengan obligasi dan saham preferen :
b. Adanya harapan agar pendapatan dan dividen saham biasa setiap tahunnya
meningkat, tidak tetap seperti bunga dan dividen preferen.
4. Agio Saham
Agio adalah kekayaan bersih perusahaan yang didapatkan dari penjualan
saham di atas nilai nominalnya, nilai agio saham diambil dari selisih harga jual
dan harga beli suatu saham, atau singkatnya adalah selisih lebih setoran
pemegang saham di atas nilai nominalnya. Agio tidak berhubungan langsung
dengan kepentingan investor menyebabkan istilah ini tidak populer di
lingkungan para investor, nilai agio saham terkait dengan kesepakatan pendiri
saat perusahaan resmi didirikan. Agio saham adalah “sisa dari harga jual dan
harga beli”, contohnya misalkan harga jual saham sebesar Rp800,- per lembar
dan harga pembelian saham sebesar Rp920,- per lembar. Maka agio saham
adalah Rp120,- per lembar.
b. Agio merupakan selisih lebih antara nilai yang sebetulnya dengan nilai
nominal atau nilai tukar, entah itu untuk instrumen efek maupun mata uang
asing. Penyusutan nilai pada mata uang logam juga bisa disebut dengan
Agio.
c. Selisih lebih setoran modal yang diterima oleh bank pada saat penerbitan
saham karena harga pasar saham lebih tinggi daripada nilai nominal.
a. RUPS Tahunan, setidaknya dilakukan satu kali dalam enam bulan, akan
tetapi boleh dilaksanakan lebih dari satu kali dalam enam bulan. RUPS
Tahunan mempunyai agenda yang tetap yaitu membicarakan pertanggung
b. RUPS lainnya, RUPS ini dapat dilakukan kapan saja saat dibutuhkan dan
tidak ada batasan berapa kali dilakukan, bahkan jika tidak ada hal yang perlu
dibicarakan di luar RUPS Tahunan, maka RUPS lainnya tidak perlu untuk
dilaksanakan. Pembahasan dalam RUPS ini adalah hal-hal di luar laporan
pertanggung jawaban dan rencana kerja
Tabel 2
para buruh
C. LATIHAN SOAL
2. Tuliskan secara rinci apa yang dimaksud dengan broker dan prosesnya?
D. DAFTAR PUSTAKA
Basri, Y. Z., & Subri, M. (2003). Keuangan negara dan analisis kebijakan utang luar
negeri.
Black, H. C. (1990). Black's Law Dictionary: Definitions of the Terms and Phrases of
American. Minnesota.
Fabozzi, F. J., Kolm, P. N., Pachamanova, D. A., & Focardi, S. M. (2007). Robust
portfolio optimization and management. John Wiley & Sons.
Fahmi, Irham, 2015, Pengantar Teori Portofolio dan Analisis Investasi Bandung :
Alfabeta
Purwantoro, Nugroho, 2017, Portofolio Choice Problem Teori dan Praktek, Jakarta :
Reilly, F. K., & Brown, K. C. (2011). Investment Analysis and Portfolio Management
(Text Only). Cengage Learning.
PERTEMUAN 6
A. CAPAIAN PEMBELAJARAN
1. Pengukuran saham
B. URAIAN MATERI
Tabel 3
2. Aspek Hukum :
Haryajid, Hendy, dan Anjar mengatakan kategori industry berikut ini harus
dimengerti oleh pialang sebelum mengambil keputusan untuk membeli saham :
b. Skala industri yang cukup matang dimana kondisinya sudah stabil sehingga
cenderung untuk bertahan pada posisinya saat ini
c. Skala Industri yang sedang mengalami penurunan atau industry yang sudah
memiliki pasar dan membutuhkan inovasi untuk menemukan pasar baru
Sumber : kajianpustaka.com
Dari gambar di atas dapat diartikan kalau daur hidup produk akan
mengalami kenaikan dan penurunan bersama dengan waktu yang di lewati oleh
perusahaan. Berikut susunan penjelasan yang akan dilalui oleh suatu produk:
c. Pada fase III produk telah memiliki kualitas dan nilai di market serta telah
mencapai kematangan atau kedewasaan produk dengan masuk ke benak
konsumen seperti produk merek Philips, Sony, d an Honda yang telah
mempunyai nilai jual tinggi di pasaran diikuti dengan manajemen
perusahaan yang memiliki kendala baik
D1 P1 − Po
𝒓= +
Po Po
Keterangan :
P0 = Harga beli
P1 = Harga jual
𝑇𝑒
𝑁𝑏𝑝 =
𝐽𝑠𝑏
Keterangan:
Te = Total ekuitas
Contoh Soal
Hitunglah niIai buku perlembar jika diketahui nilai total ekuitas pada PT
Multi Makmur adalah Rp4 M dan terdapat 15 lot jumlah saham yang beredar
𝑇𝑒
𝑁𝑏𝑝 =
𝐽𝑠𝑏
4.000.000.000
𝑁𝑏𝑝 = 7.500
= 533.333,333
Maka nilai buku per lembarnya adalah sebesar Rp533.333,33,- dengan catatan
1 lot adalah 500 lembar saham
Keterangan :
D = Dividen
K = Tingkat diskonto
EAT
EPS =
Jsb
Keterangan :
Contoh soal
200.000.000
EPS = = 1.000
200.000
b. Hitunglah earning per share (EPS) pada PT Business Park yang di 2010
telah memperoleh EAT sebesar Rp 6,3 M dan sekarang mempunyai mean
6.300.000.000
EPS = = 52.500
120.000
Maka EPS PT Business Park adalah sebesar Rp52.500,- per lembar saham
yang beredar.
Keterangan :
Contoh soal
12.000
PER = = 38
315
Maka price earning ratio yang diperoleh oleh PT Arena Pasifik adalah 38 kali.
Keterangan :
Contoh Soal
Hitunglah besarnya return oninvestment PT Maju Mundur jika data pada neraca
serta laporan laba rugi perusahaan menunjukan adanya EAT senilai Rp720,-
dan total aset sebesar Rp8.000,-.
720
𝑅𝑒𝑡𝑢𝑟𝑛 𝑂𝑛 𝐼𝑛𝑣𝑒𝑠𝑡𝑚𝑒𝑛𝑡 =
8.000
Maka return on investment dari PT. Maju Mundur adalah sebesar 0,09.
Keterangan :
Contoh Soal :
1.265
𝑅𝑒𝑡𝑢𝑟𝑛 𝑂𝑛 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦 = = 0,33
3.803
𝐷
𝑃𝑜 =
𝐾
Contoh Soal
Hitunglah nilai intrinsik saham per lembarnya dari PT Baskoro yang di 2007
melaporkan telah membayar dividen konstan senilai Rp500 juta,- tiap tahunnya,
dan menetapkan sebesar 17,5% per tahun untuk suku bunga diskonto.
500.000.000
𝑃𝑜 = = 2.857.142
0,175
𝐷1
𝑃𝑜 =
𝑟−𝑔
Keterangan:
C. LATIHAN SOAL
D. DAFTAR PUSTAKA
Basri, Y. Z., & Subri, M. (2003). Keuangan negara dan analisis kebijakan utang luar
negeri.
Fabozzi, F. J., Kolm, P. N., Pachamanova, D. A., & Focardi, S. M. (2007). Robust
portfolio optimization and management. John Wiley & Sons.
Fahmi, Irham, 2015, Pengantar Teori Portofolio dan Analisis Investasi Bandung :
Alfabeta
Investasi. Ja
Purwantoro, Nugroho, 2017, Portofolio Choice Problem Teori dan Praktek, Jakarta :
Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia
Reilly, F. K., & Brown, K. C. (2011). Investment Analysis and Portfolio Management
(Text Only). Cengage Learning.
PERTEMUAN 7
RIGHT ISSUE
A. CAPAIAN PEMBELAJARAN
B. URAIAN MATERI
Satu dari berbagai penelitian tentang saham yang sering dilakukan ada 4
(empat) yaitu right issue, stock split, stock repurchase dan reverse splits. Penelitian
tentang ini sering dilakukan dan dihubungkan dengan melihat pada kinerja
perusahaan tersebut yang nantinya menggambarkan perusahaan tersebut sehat
atau tidak sehat. Termasuk solusi yang wajib diatasi oleh perusahaan dalam
menghadapi permasalahan tersebut.
1. Right issue
Right issue merupakan hak yang diberikan kepada para investor lama
dengan melakukan pemesanan terlebih dahulu mengenai saham perusahaan
yang akan dijual dengan harga yang sudah ditentukan dan diputuskan oleh
pihak perusahaan dengan tujuan menambahkan keterbatasan modal. Definisi
mengenai Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu atau (HMETD) merupakan
sebuah aturan yang mengatur tentang preemptive right pada investor lama
yang mempunyai hak untuk melakukan pembelian saham baru atau yang
baru dikeluarkan dalam portofolio perseroan dan investor tersebut sudah
terdaftar dalam nama-nama pemegang saham. Menurut Brealey dan Myres
(1996), Right issue merupakan “The common stockholders as the owners of
the corporations have a preemptive right to subscripted to new offerings.
Tirese right have been interpreted in a limited way”. Adapun menurut
pendapat dari Puji Harto mengatakan bahwa “Right issue merupakan
penawaran sekuritas baru kepada pemegang saham perusahaan untuk
membeli saham baru tersebut pada harga tertentu pada saat tertentu pula”.
Sama seperti yang dikatakan oleh Horne bahwa “Right issue merupakan
Tabel 3
Adanya pertemuan
antara manajemen
entitas dengan dewan
komisaris dimana
manajemen entitas ini
Pihak manajemen hanya
memberikan usulan
menghubungi pemegang saham
untuk membahas
saja tidak dengan pihak lain jika
penambahan dana
keadaan perusahaan sedang
perusahaan dengan
mengalami keuntungan ataupun
menerbitkan right issue,
kerugian
hal ini disertai dengan
proposal yang
menyebutkan alasan-
alasan yang detail dan
konkrit.
Diinformasikan secara
Persoalan yang terjadi di
transparan kepada
perusahaan dapat dibicarakan
publik jika perusahaan
dengan pihak internal, sehingga
sedang menghadapi
pihak eksternal tidak perlu
masalah pada kondisi
dilibatkan dalam penyelesaian
keuangannya.
persoalan tersebut.
Perusahaan dalam
melakukan
pembayaran
angsuran akan
kewalahan jika
sistem perhitungan
Apabila meminjam di perbankan
bunganya
syariah maka mekanisme
menyesuaikan
perhitungannya menggunakan
kondisi ekonomi saat
metode syariah. Meskipun adanya
ini sehingga
keterbatasan dalam menyalurkan
menimbulkan
dana oleh pihak perbankan syariah
nominal angsuran
pada bentuk-bentuk usaha tertentu.
yang bisa berubah-
ubah karena kondisi
pasar serta
ketetapan dari BI
sebagai otoritas
moneter.
Jaminan (collateral)
yang telah diberikan
kepada pihak bank
Jaminan bisa diambil kembali jika tidak bisa
pembayaran kredit tersebut dikembalikan ke
dipercepat pelunasannya atau perusahaan jika
pembayaran tersebut sudah selesai entitas tersebut tidak
tepat waktu. bisa membayar
angsuran sesuai
dengan tanggal yang
ditentukan.
Ada beberapa alasan yang umum berlaku atas upaya emiten dalam
melakukan penawaran right issue menyangkut tujuan yang ingin dicapai.
Oleh karena itu, terdapat berbagai alasan penting perusahaan melakukan
penerbitan right issue yaitu :
Ada banyak penelitian yang telah dilakukan tentang right issue namun
disini hanya beberapa penelitian saja yang penulis tampilkan. Adapun
penelitian tersebut adalah:
Tabel 4
C. LATIHAN SOAL
2. Menurut anda apakah jika suatu perusahaan menerbitkan right issue maka
harus ada rekomendasi dari auditor atau dengan kata lain harus diaudit untuk
dinyatakan perusahaan tersebut layak apa tidak untuk di putuskan
menerbitkan right issue.
D. DAFTAR PUSTAKA
Basri, Y. Z., & Subri, M. (2003). Keuangan negara dan analisis kebijakan utang luar
negeri.
Fabozzi, F. J., Kolm, P. N., Pachamanova, D. A., & Focardi, S. M. (2007). Robust
portfolio optimization and management. John Wiley & Sons.
Fahmi, Irham, 2015, Pengantar Teori Portofolio dan Analisis Investasi Bandung :
Alfabeta
Fazli Syam dan Harianto, 2003, Pengaruh Pengumuman Right Issue Terhadap
Harga Saham (Studi
Empiris Pada Sejumlah Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta), Jurnal
Telaah
Purwantoro, Nugroho, 2017, Portofolio Choice Problem Teori dan Praktek, Jakarta :
Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia
Racanelli, V. J. (2003). The trader: Flat week belies earnings optimism. Barron's,
83(17), 2-2.
Reilly, F. K., & Brown, K. C. (2011). Investment Analysis and Portfolio Management
(Text Only). Cengage Learning.
PERTEMUAN 8
A. CAPAIAN PEMBELAJARAN
B. URAIAN MATERI
sehingga tidak akan ada perubahan yang dialami oleh perusahaan. Untuk itu,
kita harus melihat dari sisi pendekatan trading range theory dan signaling
theory agar dapat melihat dan memahami lebih jauh mengenai stock split ini
karena sudah banyak yang melakukan riset baik nasional atau internasional
mengenai stock split dengan periode waktu yang berbeda.
a. Mencegah terjadinya harga saham yang tinggi. Apabila harga saham yang
ditawarkan oleh perusahaan tinggi maka, masyarakat atau publik merasa
ragu dan terbebani untuk melakukan pembelian atau bahkan mempunyai
saham perusahaan tersebut.
f. Meminimalisir risiko bagi para investor yang akan terjadi di masa depan.
Jika sudah dilakukannya pemecahan nilai saham otomatis nilai tersebut
menjadi rendah dan investor sebelumnya sudah memiliki saham tersebut
maka hal ini sudah terjadinya diversifikasi investasi.
2. Stock splits dalam Perspektif Signaling theory dan Trading Range Theory
Petunjuk yang berisi gambaran kondisi perusahaan saat ini merupakan
sebuah sinyal jika perusahaan melakukan stock splits. Hal tersebut bisa
diperhatikan dari segi positif dan segi negative. Informasi mengenai
perusahaan melakukan stock split, para investor menganggap adanya sinyal
positif dari perusahaan tersebut karena didalamnya mengandung peluang
atau prospek yang baik pada perusahaan di masa yang akan datang yang
dilakukan oleh manajer perusahaan serta kinerja yang dilakukan perusahaan
bekerja dengan baik. Dikarenakan sinyal atau petunjuk yang dilakukan
perusahaan berupa stock splits yang mendeskripsikan bahwa peluang
perusahaan di masa depan memiliki kondisi yang baik sehingga kondisi pasar
akan bereaksi jika ada perusahaan yang mengumumkan stock splits tersebut.
Tidak memiliki nilai ekonomis pada informasi stock splits bukan berarti pasar
tidak akan bereaksi. Namun, pasar tidak langsung menganggap valid dan
percaya meskipun perusahaan memberikan tanda atau sinyal mengenai stock
splits ini dan hal tersebut akan menimbulkan dampak negatif. Pasar akan
bereaksi positif jika kondisi perusahaan sesuai dengan yang disinyalkan
tersebut yaitu jika perusahaan memiliki kinerja dan prospek yang baik dalam
menangani biaya stock splits karena stock splits ini berisi informasi mengenai
biaya-biaya yang harus ditangani oleh perusahaan yang menerapkan stock
splits. Sedangkan, jika perusahaan tidak sanggup membiayai tersebut maka
pasar akan menganggap prospek dan kinerja perusahaan tidak valid.
Sehingga, harga sekuritas pada stock split akan diturunkan apabila pasar
sangat pintar untuk mengetahuinya.
Jika dilihat dari gambar tersebut, harga saham akan terus naik jika tren
juga ikut mengalami kenaikan maka akan menciptakan bentuk grafik seolah-
olah tangga yang ke arah atas sampai memperoleh harga resistennya setelah
itu membangun harga resisten yang baru. Sama seperti grafik harga saham
yang mengalami kenaikan, harga saham yang mengalami penurunan
meskipun pada tren juga ikut turun, maka nominal sahamnya akan bergerak
Saham biasa
Saham biasa
Untuk memahami stock splits secara lebih dalam maka bisa dilihat pada
gambar dibawah ini, bahwa sebelumnya posisi harga saham ada di harga Rp.
850,- per lembar lalu harga saham ini meningkat dan ada di posisi Rp. 3.700,.
Dengan adanya peningkatan ini, perusahaan mempunyai motivasi untuk
dilakukannya stock splits agar harga saham perusahaan kembali menjadi Rp.
1.850,-. Maka, investor yang sebelumnya berinvestasi pada posisi Rp 850,-
per lembar memiliki dua lembar saham dengan nominal saham dari keduanya
sebesar Rp 1.850,- per lembarnya.
Gambar 10
b. Jika perusahaan mampu mengelola keuangan dengan baik, maka hal ini
memberikan tanda positif bagi pasar. Di indonesia, biasanya investor
memberikan respon positif jika perusahaan melakukan perencanaan untuk
melakukan stock repurchase, setidaknya bisa dilihat apakah adanya
penurunan secara drastis pada harga saham perusahaan yang melakukan
stock repurchase.
h. Sebagai salah satu cara yang dilakukan perusahaan untuk saving dividen.
C. LATIHAN SOAL
1. Menurut anda apa alasan suatu perusahaan melakukan kebijakan stock split.
Jelaskan.
D. DAFTAR PUSTAKA
Basri, Y. Z., & Subri, M. (2003). Keuangan negara dan analisis kebijakan utang luar
negeri.
Fabozzi, F. J., Kolm, P. N., Pachamanova, D. A., & Focardi, S. M. (2007). Robust
portfolio optimization and management. John Wiley & Sons.
Fahmi, Irham, 2015, Pengantar Teori Portofolio dan Analisis Investasi Bandung :
Alfabeta
Khomsiyah, K., & Sulistyo, S. (2001). Faktor tingkat kemahalan harga saham,
kinerja keuangan perusahaan dan keputusan pemecahan saham (stock
splits): Aplikasi analisis diskriminan. Journal of Indonesian Economy and
Business, 16(4).
Purwantoro, Nugroho, 2017, Portofolio Choice Problem Teori dan Praktek, Jakarta :
Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia
Reilly, F. K., & Brown, K. C. (2011). Investment Analysis and Portfolio Management
(Text Only). Cengage Learning.
PERTEMUAN 9
OBLIGASI
A. CAPAIAN PEMBELAJARAN
B. URAIAN MATERI
2. Bond (obligasi) adalah sekuritas utang jangka panjang yang diterbitkan oleh
sebuah perusahaan atau pemerintah, yang memiliki suku bunga dan tanggal
jatuh tempo yang tetap
Pada Al-Qur’an surat Al-Maidah ayat (2) yang artinya “Dan tolong
menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan
tolong menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran”. Sehingga, sukuk
adalah jawaban dari sistem yang dinginkan guna membantu sesama secara
islam dengan tidak membebani pihak pihak yang berpartsipasi. Sekarang ini
banyak negara yang masyarakatnya mayoritas memeluk agama islam sudah
melakukan penjualan obligasi ke pasar-pasar internasional atau dikenal istilah
global corporate sukuk misalnya Malaysia, Pakistan, dan negara-negara islam
yang lain. Karena daya serap sukuk yang cepat, maka global corporate sukuk
ini dipandang bisa mempunyai prospek yang bagus. Dan dengan menjual
2. Penerbitan Obligasi
Syarat-syarat yang dipenuhi perusahaan jika ingin melakukan
penerbitan obligasi, adalah sebagai berikut:
b. Dana yang diperoleh dari penjualan obligasi tidak sesuai dengan keputusan
awal.
e. Dana dari hasil penjualan obligasi ini harus bisa dikelola dan dialokasikan
dengan baik oleh sumber daya manusia di daerah tersebut dan melakukan
pembayaran kewajiban sesuai dengan tanggal waktu yang sudah
ditetapkan. Jika adanya penundaan dalam membayar kewajiban obligasi,
maka kualitas yang dimiliki sumber daya manusia di daerah tersebut masih
lemah.
4. Pembelian Obligasi
Terdapat alasan yang didasari sesorang dalam melakukan pembelian
obligasi, antara lain:
a. Tingkat suku bunga obligasi yang tidak berubah atau tetap sehingga
terhindar dari risiko yang akan terjadi.
c. Dapat menjaga obligasi sampai tanggal jatuh tempo tersebut jika seseorang
ingin melakukan pembelian obligasi dan pendapatan yang diperoleh dapat
diambil atau diinvestasikan lagi.
e. Publik akan menilai kondisi keuangan dan kapasitas finansial organisasi jika
organisasi tersebut mempunyai kualitas dan kemampuan dalam melakukan
pembelian berbagai macam obligasi yang bersumber dari entitas,
pemerintah pusat, dan pemerintah daerah.
5. Peringkat Obligasi
Jika dilihat dari sudut pandang pembeli, penjualan obligasi ke publik
dilihat dari peringkat yang didapat yang mendeskripsikan kredibilitasnya serta
prospeknya apakah obligasi ini mampu dijadikan sebagai salah satu asset
lancar perusahaan. Pembelian obligasi ini dilihat dari rekomendasi yang
diberikan oleh lembaga pemeringkat yang sudah dipercayai dan diuji kevalid-
annya pada tingkat internasional sehingga obligasi tidak bisa dibeli secara
asal-asalan. Sebagian lembaga pemeringkat yang terdapat di dunia yaitu
Moody's Investor Services, Standar & Poor's Corporation, Duff & Phelps, Fitch
Investor Service, dan lain-lain. Sedangkan lembaga pemeringkat yang
terdapat di Indonesia yaitu PT Pemeringkat Efek Indonesia (PEFINDO), PT
Kasnic, dan lain-lain.
Tabel 4
Tabel 5
Bond Ratings
Berdasarkan
AAA AA A BBB BB B CCC D
Standard
&Poor's
Berdasarkan
Aaa Aa A Baa Ba B Caa C
Moody's
6. Commercial paper
Obligasi merupakan salah satu bentuk dari commercial paper. Nilai
nominal, adanya batas waktu dalam melakukan pembayaran, dan nama
penerbit harus diberi penjelasan merupakan beberapa kebijakan yang dimiliki
commercial paper. Pada commercial paper, nilai uang yang dicantumkan jauh
lebih besar dibandingkan dengan nilai uang dari bentuk instrument pasar
uang yang lain kecuali instrument hutang dan beberapa yang organisasi
keuangan terbitkan misalnya perusahaan holding bank, perusahaan penjualan
dan keuntungan pribadi, perusahaan asuransi, dan perusahaan leasing.
b. Jika daya produksi dan kas perusahaan dikeluarkan dilakukan yaitu sama
atau tidak terlalu tinggi, maka tidak memungkinkan bisa memberikan
keuntungan jangka panjang bagi perusahaan. Karena keuntungan ini
didapat perusahaan secara fluktuasi di pasar bukan keuntungan dalam
bentuk pencapaian yang ingin dicapai perusahaan. Jika sifatnya fluktuatif
maka profit yang didapat tidak aman seperti menunda pembayaran jika
obligasi ini termasuk bentuk risiko yang tinggi.
c. Hasil penjualan dari obligasi bisa dikelola oleh perusahaan dengan baik
yang sesuai dengan permintaan produk yang diinginkan konsumen
sehingga perusahaan bisa menjelaskan bagaimana mengelola kepemilikan
kas tersebut. Secara umum ketetapan penerbitan obligasi harus sebanding
dengan kemampuan dan kualitas perusahaan dalam membuat produk
terbaru. Misalnya perusahaan migas yang siap mengeksploitasi target
pasar berupa persetujuan yang jelas dan mengajukan ke dewan komisaris
perusahaan karena menemukan liang sumur gas yang baru. Peran dewan
komisaris ini penting karena sebagai alat untuk menentukan apakah
obligasi ini diterbitkan atau tidak.
Foreign bond yaitu negara asing yang menerbitkan jenis obligasi ini.
dikarenakan hal tersebut risiko dari jenis obligasi ini berbentuk mata uang
asing dan risiko gagal bayar bisa memungkikan terjadi.
c. Obligasi konversi, adalah surat obligasi berupa hak yang diberikan kepada
pemiliknya yang mana pemilik obligasi ini kemungkinan akan mendapatkan
capital gain dengan cara obligasi tersebut dikonversi oleh beberapa saham
yang dimiliki perusahaan pada waktu yang sudah ditentukan. Sedangkan
jika obligasi yang dikonversikan tersebut menyajikan kupon dengan harga
yang murah dari pada obligasi biasa, maka hal tersebut perusahaan emiten
akan mendapatkan keuntungan.
d. Bond with warrant (obligasi yang diikuti warrant). Kepemilikan hak bagi
pemilik obligasi dalam pembelian saham perusahaan dengan nominal yang
sudah ditetapkan karena terdapat warrant. Jenis obligasi ini juga akan
memperoleh capital gain apabila adanya peningkatan pada nominal saham
perusahaan. Hal ini sama seperti obligasi konversi yang juga menyajikan
kupon dengan harga yang rendah dibandingkan dengan obligasi pada
umumnya sehingga perusahaan emiten memperoleh profit.
h. Junk bond merupakan obligasi yang memiliki risiko yang tinggi namun
tingkat keuntungan yang diberikan oleh obligasi ini juga tinggi. Entitas yang
mempunyai risiko tinggi atau sedang berencana untuk melakukan merger
yang biasanya menerbitkan jenis obligasi ini.
penjelasannya:
a. Obligasi merupakan salah satu bentuk surat utang. Semakin besar tingkat
bunga yang didapat maka jatuh temponya juga panjang dan hal ini
disebabkan adanya penurunan harga karena lamanya jatuh tempo
tersebut. Kerugian akan didapat serta harga obligasi menjadi turun jika
pemilik obligasi menaruh dananya pada obligasi dengan periode yang
lama.
c. Adanya inflasi, adanya penurunan nilai mata uang dari waktu ke waktu jika
harga barang terus meningkat, hal ini dikarenakan sifat structural yang
dimiliki oleh inflasi.
𝐺 𝐺 𝐺 𝐺 𝐺 𝐺
𝑂𝑡𝑏 = + + + + + ⋯+
(1 + 𝑅)1 (1 + 𝑅)2 (1 + 𝑅)3 (1 + 𝑅)4 (1 + 𝑅)5 (1 + 𝑅)∞
Keterangan:
G = angka obligasi
Pada grafik diatas, bond line atau garis obligasi tidak mengalami
pergerakan dan tetap menunjukkan garis horizontal yang terus bergerak
sesuai dengan periode waktu. Bond line pada gambar tersebut menunjukkan
harga Rp. 3 juta yang tidak menunjukkan perubahan yang signifikan dari
waktu ke waktu sehingga suku bunga yang didapat juga tidak ada perubahan.
Kondisi-kondisi yang menyebabkan perbedaan tingkat suku bunga
obligasi, antara lain:
b. Terdapat premi yang dituntut sebagai ganti rugi jika adanya risiko yang
timbul dari obligasi.
Sedangkan, definisi dari current yield yaitu memperlihatkan rasio dari suku
bunga obligasi yang bergantung pada kondisi harga pasar. Terdapat rumus
untuk mencari perhitungan nominal yield yaitu:
Selain itu, rumus untuk mencari current yield adalah sebagai berikut :
Ci
Cy =
Pm
Keterangan:
Pm = Market price ofbond atau harga pasar yang bersumber dari obligasi
𝐶1 𝐶2 𝐶3 𝐶𝑁 𝑇1
𝑃= + + + ⋯ + 𝑛 +
(1 + 𝑌)1 (1 + 𝑌)2 (1 + 𝑌)3 (1 + 𝑌) (1 + 𝑌)𝑛
Keterangan:
Y = yield to maturity
C. LATIHAN SOAL
3. apakah anda setuju atau tidak dengan argument jika commercial paper yang
diterbitkan oleh pihak perbankan mempunyai risiko yang tinggi dari pada jenis
perusahaan lainnya? jelaskan berikut dengan alasannya!
D. DAFTAR PUSTAKA
Basri, Y. Z., & Subri, M. (2003). Keuangan negara dan analisis kebijakan utang luar
negeri.
Fabozzi, F. J., Kolm, P. N., Pachamanova, D. A., & Focardi, S. M. (2007). Robust
portfolio optimization and management. John Wiley & Sons.
Fahmi, Irham, 2015, Pengantar Teori Portofolio dan Analisis Investasi Bandung :
Alfabeta
Purwantoro, Nugroho, 2017, Portofolio Choice Problem Teori dan Praktek, Jakarta :
Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia
Reilly, F. K., & Brown, K. C. (2011). Investment Analysis and Portfolio Management
(Text Only). Cengage Learning.
PERTEMUAN 10
A. CAPAIAN PEMBELAJARAN
B. URAIAN MATERI
Menurut William F. Sharpe, et. All (1961) “Capital Aset Pricing Model (CAPM)
merupakan model penetapan harga aktiva equilibrium yang menyatakan bahwa
ekspektasi return atas sekuritas tertentu adalah fungsi linier positif dari sensitivitas
sekuritas terhadap perubahan retum portofolio pasarnya”. Beberapa ahli keuangan
lainnya mendefinisikan CAPM ini sebagai berikut:
1. "A model based on the proposition that any stock's required rate ofreturn is
equal to the risk free of retum plus a risk premium, where risk reflect
diversification". (Weston, Beasley, and Brigham)
2. Capital Aset Pricing Model atau model untuk menentukan harga aset modal
adalah hubungan antar risiko dan tingkat pengembalian yang di harapkan
suatu perusahaan. Model ini, menjelaskan bahwa tingkat pengembalian suatu
aset atau saham setara dengan tingkat bebas risiko keuntungan ditambah
premiu resiko. Risk premium (risiko premium) adalah yang paling banyak
dicari oleh investor sebelum menanamkan uang dalam aset berisiko karena
adanya pemngembalian tambahan di atas tingkat bebas risiko yang sangat
diperlukan untuk mengkompensasi investor
CAPM akan menjelaskan situasi dimana hubungan antara risiko setiap asset
Ketika dalam keadaan seimbang Modal ini perlu banyak dipelajari karena
modelnya seimbangan dan terus berkembang.
Model jenis ini juga akan menggambarkan hubungan antara risiko dan
pengembalian yang ditawarkan, model ini cenerung membuat sekuritas pada
tingkat bebas risiko yang ditimbulkan biasanya merupakan risiko sistematis
dari sekuritas tersebut.
Oleh karena itu kesimpulan CAPM adalah model yang dapat digunakan untuk
memberikan prespektif kepada investor dalam memperkirakan kondisi
keseimbangan risiko dalam aset, sehingga mendapatkan hasil sesuai dengan
prediksi yang diinginkan. Dalam ilmu ekonomi, khususnya dalam investasi, asumsi
digunakan untuk melihat bagaimana ilmu itu bekerja dala kenyataan. Asumsi yang
dibuat akan memudahkan banyak pihak seperti pengguna untuk mengetahui
berbagai kondisi yang mungkin terjadi dikemudia hari. Dalam CAPM ini, kita dapat
mengetahui beberapa asumsi yang umum digunakan. William F. Sharpe, et all
(1961) menemukan bahwa mereka didasarkan pada asumsi-asumsi berikut;
2. Investor tidak pernah puas, sehingga jika mereka memiliki pilihan dua
portofolio dengan standart deviasi yang sama, mereka akan memilih portofolio
dengan tingkat pengembalian yang diharapkan lebih besar.
3. Investor adalah penghindar risiko, jadi jika diberi pilihan antara dua portofolio
dengan pengembalian yang diharapkan identik, mereka memilih portofolio
dengan standart deviasi yang lebih rendah.
4. Aset individu dapat dibagi tanpa batas, yang berarti bahwa investor dapat
5. Terdapat tingkat bebas risiko yang pada tingkat itu investor dapat memberi
pinjaman (berinvestasi) atau meminjam uang.
Asumsi tambahan :
3. Informasi bebas diperoleh dan tersedia secara cepat untuk semua investor.
Adapun menurut Suad Husnan dan Enny Pujiastuti (2002) dalam hal standar
CAPM asumsi-asumsi yang dipergunakan adalah sebagai berikut:
4. Harga saham tidak bisa dipengaruhi oleh tidakan membeli atau menjual
saham yang dilakukan para investor saham.
Memakai CAPM sebagai alat analisis portofolio adalah perlu benar dalam
memilih indeks pasar yang benar-benar sesuai dengan portofolio pasar yang
sebenarnya. Karena istilah yang terbentuk sebelumnya selalu menjadi penghalang
Penelitian. Menggunakan Standar CAPM adalah jika beta bernilai positif, sementara
dalam pengujian di Bursa Efek Jakarta (BEJ) terlihat bahwa beta adalah negatif. Ini
terlihat dari banyaknya sudah pengujian yang dilakukan seperti oleh Husnan (1990)
dimana munculnya 8 saham yang C memiliki angka beta negatif dan beberapa
diantaranya dianggap adalah cukup signifikan secara statistik. Asumsi yang bisa
menjelaskannya adalah salah satunya karena Bursa Efek Indonesia berada pada
posisi weakform (bentuk lemah).
Ri = Rf + βi (Rm - Rf)
Atau
Ri = Rf + (Rm - Rf).βi
Atau
Ri = (1 - βi). Rf + βi.Rm
Keterangan:
Ri = Return saham i
𝐼𝐻𝑆𝐺𝑡 − 𝐼𝐻𝑆𝐺𝑡 − 1
𝑅𝑚 =
𝐼𝐻𝑆𝐺𝑇 − 1
Keterangan:
Untuk dimengerti bahwa return pasar bisa dihitung melalui return Indeks
Harga Saham Gabungan (IHSG). IHSG merupakan value-iveigthted index, yaitu
perhitungannya menggunakan nilai (value) kapitalisasi pasar. Adapun rumus umum
yang sering dipakai untuk menghitung IHSG adalah :
Nilai Pasar = nilai pasar rata-rata tertimbang (jumlah saham yang tercatat
di bursa dikali kandengan harga pasar persahamnya) dari
saham biasa dan saham preferen pada hari ke-t.
Nilai Dasar = sama dengan nilai pasar tetapi dimulai dari tanggal 10 Agustus
1982.
1. Beta
Beta digunakan untum menentukan besarnya risiko di suatu saham. Beta
menunjukkan hubungan (gerakan) antara saham dan pasarnya (saham secara
d. Risiko sekuritas diukur dengan melihat Beta, atau dengan kata lain risiko
sekuritas yaitu beta.
Semakin tinggi beta maka semakin besar pula risiko yang terjadi,
sehingga dengan kata lain kondisi beta yang tinggi mengambarkan kepekaan
suatu saham terhadap berbagai perubahan pasar.
Sumber : researchgate.com
*Low risk in market berada pada posisi antara titik Rf hingga M.11)
juga akan tinggi, dan begitu pula sebaliknya pada beta yang kecil (0,5) maka
akan diperoleh expected return yang tinggi pula. Pada high risk dan low risk
dapat kita jelaskan sebagai berikut,
a. High risk adalah aset yang risikonya memiliki risiko yang tinggi di pasar.
b. Low risk adalah aset yang risikonya memiliki risiko yang lebih kecil di pasar.
Jika kita melihat gambar di atas maka kita dapat membuat rumus dari
SML yang memiliki keeratan hubungan dengan rumus CAPM, yaitu: Ada 3
(tiga) variabel untuk membentuk garis security market une (SML). Seperti
berikut ini:
c. Variabel tingkat diharapkan oleh investor atau return market, di mana ini
diwakili oleh indeks pasar.
a. Over valued adalah tingkat return yang diharapkan adalah lebih rendah
dari pengembalian yang diharapkan investor, atau menggambarkan
keamana yang memiliki harga pasar (market price) terlalu tinggi untuk nilai
wajarnya (offer stock), kondisi saham yang over valued sangat berpeluang
untuk turun. Akibatnya, investor akan menjual yang ekspektasi alfa-nya
negatif.
untuk turun, investor akan membeli dan menahannya, dan kemudian pada
saat harga saham tersebut turun. naik kembali lagi akan menjualnya. pada
saat harga saham turun . Pada under value sekuritas nya yang ekspektasi
alphanya positif.
Memahami harga pasar tidak bisa begitu saja dilihat sebagai harga
yang dikecilkan atau digelembungkan. Dalam hal undervalue dan overvalue
ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebagai catatan dalam mengambil
keputusan, yaitu :
Dengan begitu untuk melihat undervalue dan overvalue ini kita harus
melihat dua hal yaitu,
C. LATIHAN SOAL
D. DAFTAR PUSTAKA
Basri, Y. Z., & Subri, M. (2003). Keuangan negara dan analisis kebijakan utang luar
negeri.
Fabozzi, F. J., Kolm, P. N., Pachamanova, D. A., & Focardi, S. M. (2007). Robust
portfolio optimization and management. John Wiley & Sons.
Fahmi, Irham, 2015, Pengantar Teori Portofolio dan Analisis Investasi Bandung :
Alfabeta
Purwantoro, Nugroho, 2017, Portofolio Choice Problem Teori dan Praktek, Jakarta :
Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia
Reilly, F. K., & Brown, K. C. (2011). Investment Analysis and Portfolio Management
(Text Only). Cengage Learning.
PERTEMUAN 11
A. CAPAIAN PEMBELAJARAN
B. URAIAN MATERI
Kajian Arbitrage Pricing Theory (APT) merupakan tindak lanjut dari kajian
Capital Aset Pricing Theory (CAPM). APT adalah pengamatan mengenai suatu aset
dan harganya di pasar, dan solusi untuk menganalisis dan menjelaskan bagaimana
suatu aset dapat diterapkan dan harganya di pasar, dan menerapkan keputusan
yang flexibel. “CAPM dikemukakan dan digagas oleh William F. Sharpe, Litner, dan
Mossing di tahun 1960-an. Teori APT dikemukakan oleh Stephen A. Ross tahun
1976”. Stephen A. Ross (2013) adalah mantan ketua dari American Pinance
Association, dan saat ini beliau adalah seorang Profesor Ilmu Keuangan dan
Ekonomi Franco Modigliani di Sloan School of Management, Massachusetts
Institute of Technology. Tulisan dan karya Stephen Ross dapat ditemukan
diberbagai buku teks, jurnal, serta berbagai publikasi ilmiah lainnya. Pada bab ini
kita akan membahas secara khusus tentang Arbitrage Pricing Theory (APT) dan
berbagai keterkaitan-nya, serta diharapkan pada para mahasiswa dapat menjawab
juga berbagai pertanyaan yang disajikan pada bagian akhir bab ini.
a. APT adalah teori yang dikembangkan oleh Stephen A. Ross pada tahun
1976, dimana Ross menyatakan bahwa “harga suatu aktiva bisa
dipengaruhi oleh berbagai faktor”. Dimana pada CAPM portofolio pasar
(Rm) merupakan faktor yang hanya mempengaruhi harga.
Keterangan:
Ri = Return saham i
ai = Alpa saham i
βi = Beta saham i
RM = Return pasar
ei = Random error
c. yang diduga sebagai k model faktor ialah pendatan aset yang dihasilkan
Untuk memberi pemahaman kita lebih dalam tentang asumsi dari APT
ini, maka ada baiknya kita lihat pendapat dari Zaenal Arifin bahwa, "APT
disusun berdasarkan lima asumsi dasar. Pertama, pasar modal diasumsikan
pada kondisi persaingan sempurna. Kedua, investor memiliki harapan yang
sama (homogen) atas pengembalian setiap saham. Ketiga, ekspetasi
pengembalian ini diturunkan dari serangkaian faktor (k) yang berpengaruh
secara linear seperti yang ditunjukan pada model di bawah ini:
dimana:
Untuk prosedur dan cara menguji Arbitrage Pricing Theory (APT) ini kita
dapat melihat pendapat yang dikemukakan oleh Zainal Arifin dimana
"Prosedur yang dipakai untuk menguji APT secara empiris biasanya mengikuti
langkah-langkah berikut. Pertama, mengumpulkan data return saham harian
secara runtut waktu untuk sekelompok saham. Kedua, menghitung matriks
variance-covariance dari data return yang terkumpul. Ketiga, menggunakan
prosedur factor analysis untuk mengidentifikasi jumlah faktor dan apa saja
factor loadingnya (P¡k). Keempat, memakai factor loading hasil estimasi untuk
menjelaskan variasi ekspektasi return saham individual secara cross sectional
dan untuk memperoleh nilai serta tingkat signifikansi koefisien (factor risk
premium) pada tiap-tiap faktor”.
2. Arhitrage Pricing Theory (APT) dan Capital Aset Pricing Model (CAPM)
Arhitrage Pricing Theory (APT) merupakan tindak lanjut dari Capital
Aset Pricing Model (CAPM). Oleh karena itu kita perlu melihat keunggulan
dan kelemahan dari APT itu sendiri, agar para pembaca bisa nanti
membandingkannya dengan CAPM.
a. Keunggulan APT
b. Kelemahan APT
Namun yang harus diingat bahwa kajian yang dilakukan secara CAPM
dan APT menekankan pada adanya hubungan yang positif dari expected
return dengan risiko. Keyakinan bahwa ada hubungan yang positif
menyebabkan ini menjadi bagian yang menarik untuk dikaji. Termasuk
melihat risiko dalam perspektif beta, dan beta selam ini telah dilihat sebagai
pengukuran risiko yang sangat relevan. Penafsiran relevan tersebut telah
menempatkan beta memiliki suatu hubungan yang saling berkaitan atau
positif dengan expected return. Bahwa beta memiliki hubungan yang bersifat
linear dengan sensitifitas faktornya. Ini sebagaimana terlihat dalam formula
yang dikemukakan oleh Sharpe, Alexander, dan Bailey (2001) :
faktor untuk sekuritas i dan return atas portafolio pasar, δ2M menotasikan
M
varian return atas portofolio pasar, dan βeiM masing-masing didefinisikan
sama dengan COV(F1, RM) / δ2M dan COV(ei, rM) / δ2. Dan akhirnya Sharpe,
Alexander, dan Bailey "Karena itu, βF1M menotasikan beta faktor, dan
βeiMmenotasikan beta atas return sisa pada sekuritas i; kedua beta tersebut
diukur relatifnya terhadap portofolio pasar”. Berikut dijelaskan pada table
mengenai perbedaan tafsir metode APT dan CPAM :
Tabel 5
No APT CAPM
“APT memungkinkan
Asumsi CAPM. "Para pemodal akan
penggunaan lebih dari
bertindak semata-mata atas
satu faktor untuk
5 pertimbangan expected value dan
menjelaskan tingkat
deviasi standar tingkat keuntungan
keuntungan yang
portofolio”
diharapkan”
APT hanya
menginformasikan bahwa
faktor-faktor tertentu
Dalam CAPM portofolio pasar adalah
6 mempengaruhi tingkat
portofolio efisien
keuntungan atas saham
yang jumlahnya bisa lebih
dari satu.
telah berusaha memberi suatu masukan yang berarti bagi ilmu sekuritas,
namun tidak dapat dipungkiri jika ilmu pengetahuan yang begitu pesat
perkembangannya saat ini berusaha memberi tingkat pemahaman yang lebih
kompleks. Konsep APT memberikan interpretasi mendalam tentang fakta
bahwa setiap sekuritas memiliki risiko sistematis yang berbeda. Dan memang
setiap saham memiliki potensi pengerakan spekulatif. Dalam konteks ini,
investor mencoba memahami perbedaan risiko. Ini sebagaimana dikatakan
oleh Eduardus Tandelilin : "Masing-masing investor mempunyai perilaku
terhadap risiko yang berbeda, sehingga investor dapat membentuk portofolio
tergantung dari preferensinya terhadap risiko, pada masing-masing faktor
risiko." Dan selanjutnya Eduardus Tandelilin (2010) menambahkan bahwa,
"Dengan mengetahui harga pasar dari faktor-faktor risiko yang dianggap
relevan, dan sensitivitas return sekuritas terhadap perubahan pada faktor
tersebut, maka kita dapat menentukan estimasi return yang diharapkan untuk
berbagai sekuritas."
Investor adalah mereka yang bereaksi lebih cepat dari keadaan yang
akan terjadi. Karena jika ia bereaksi lebih lambat maka yang iiperoleh adalah
permasalahan seperti kerugian dan sebagainya. Termasuk bereaksi lebih
cepat sebelum keputusan atau kebijakan ekonomi teraplikasi atau terlihat
dampaknya. Artinya seorang investor harus bisa menyimpulkan kondisi-
kondisi yang mungkin terjadi atau yang akan terlihat dalam kinerja ekonomi
makro dan mikro, yaitu jika kebijakan ekonomi seperti ini dan seperti itu
diterapkan. Sehingga wajar jika perubahan harga di pasar saham selalu
mendahului dari sebelum terjadinya perubahan dalam bidang ekonomi. Jadi
tegasnya investor dalam melihat berbagai kondisi dan realita di lapangan
akan bereaksi secara lebih cepat, biasanya seorang investor memiliki
C. LATIHAN SOAL
2. Jelaskan hubungan hukum satu harga (The Law of One Price) dengan APT.
5. Dalam APT jika kita pahami secara dalam maka dimanakah letak perbedaan
yang mendalam dari konsep pendekatan APT tersebut. Berikan
penjelasannya.
6. Faktor-faktor makro ekonomi seperti apa saja sebenarnya yang bisa ikut
mempengaruhi analisis APT. Berikan penjelasan anda.
D. DAFTAR PUSTAKA
Basri, Y. Z., & Subri, M. (2003). Keuangan negara dan analisis kebijakan utang luar
negeri.
Fabozzi, F. J., Kolm, P. N., Pachamanova, D. A., & Focardi, S. M. (2007). Robust
portfolio optimization and management. John Wiley & Sons.
Fahmi, Irham, 2015, Pengantar Teori Portofolio dan Analisis Investasi Bandung :
Alfabeta
Purwantoro, Nugroho, 2017, Portofolio Choice Problem Teori dan Praktek, Jakarta :
Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia
Reilly, F. K., & Brown, K. C. (2011). Investment Analysis and Portfolio Management
(Text Only). Cengage Learning.
PERTEMUAN 12
A. CAPAIAN PEMBELAJARAN
B. URAIAN MATERI
Pembahasan risk and return menjadi penting di saat dilihat dari segi prediksi
kemungkinan yang mungkin terjadi. Analisis expected return melihat pada kondisi-
kondisi yang mungkin terjadi termasuk menghubungkannya dengan pendekatan
risiko yang juga harus di nerhitungkan. Dalam bab ini pembahasan risk and return
akan kita analisis dari berbagai segi. Risko dapat dijelaskan sebagai suatu bentuk
pertimbangan suatu keadaan yang akan datang nanti (future) ketika keputusan
dibuat atas dasar berbagai premis pada saat itu. Bahwa pembahasan risiko
memiliki keterkaitan kuat dengan pembahasan investasi. Risiko ini adalah tingkat
potensi kerugian yang dihasilkan dari kenyataan bahwa pengembalian investasi
yang diharapkan tidak memenuhi harapan.
1. Return on equity atau imbal hasil atas ekuitas merupakan pendapatan bersih
dibagi ekuitas pemegang saham.
2. Return of capital atau imbal hasil atas modal merupakan pembayaran kas yang
tidak kena pajak kepada pemegang saham yang mewakili imbal hasil modal
yang di investasikan dan bukannya distribusi dividen. Investor mengurangi
biaya investasi dengan jumlah pembayaran
9. Return total (total return) merupakan return keseluruhan dari suatu investasi
dalam suatu periode yang tertentu
11. Return ekspektasi portofolio atau pengembalian yang diharapkan adalah rata-
rata tertimbang dari pengembalian yang diharapkan dari masing-masing
saham individu dan portofolio.
Secara umum bentuk hubungan risk and return adalah sebagai berikut,
Hubungan risk dan return dapat terlihat pada gambar berikut ini :
Hubungan risiko dan expected return dapat kita jelaskan mengenai posisi
"government protection" yaitu :
Pertama, SBI (Sertifikat Bank Indonesia) dianggap oleh banyak investor sebagai
risk free atau bebas risiko. Terutama karena SBI diterbitkan oleh lembaga yang
sangat credible yaitu Bank Indonesia atau bank sentral.
Keempat, Time deposit dan saving adalah dijamin oleh pemerintah dalam jumlah
tertentu yang dimaksud. Penjaminan dana nasabah oleh pemerintah ini
merupakan bukti perhatian pemerintah secara konsisten dalam melindungi dan
bertanggungjawab terhadap berbagai kepemilikan dana nasabah yang berada di
bank, dan juga memberi sinyal positif ke pasar dalam negeri dan luar negeri
bahwa kondisi ekonomi dan moneter Indonesia tetap dalam keadaan stabil dan
terkendali dengan baik.
Dan yang harus diingat investor sering melihat setiap keputusan investasi
dari berbagai sudut perspektif namun secara umum ada 4 (empat) perspektif yang
b. Menginginkan setiap keputusan analisis juga dilihat dari segi perspektif capital
gain, yaitu membeli pada harga rendah dan menjual pada harga tinggi.
Sumber : Researchgate.com
Pada gambar 6 terlihat bahwa pergerakan time deposit berada pada posisi
dengan garis trend bersifat stabil yaitu pada 5,5%. Artinya expected return yang
diterima pada posisi rata-rata 5,5%. Jika ada beberapa lembaga perbankan
menaikkan ke posisi 6% maka di waktu yang lain dalam kondisi tertentu
menurunkan kembali ke posisi 5,5% atau bahkan ke posisi 5,2%. Dan secara
realita memang menyimpan uang di bank dalam bentuk deposito (time deposit)
adalah cenderung memiliki tingkat risk yang tidak fluktuatif dan bersifat perolehan
keuntungan dalam bentuk persentase bunga adalah stabil. Adapun untuk melihat
bagaimana pergerakan valas atau forewing currency (mata uang asing) dalam
bentuk technical dan mengapa valas memiliki sudut pandang risk and return yang
lebih tinggi daripada time deposit (deposito). Pergerakan valas memiliki kualitas
fluktuatif yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan pergerakan time deposit
(deposito). Kondisi ini terjadi dengan beberapa sebab, yaitu:
a. Penetapan suku bunga time deposit sangat ditentukan oleh kebijakan perbankan
yang bersangkutan. Jika ia menetapkan suku bunga deposito yang terlalu rendah
maka public akan kurang berminat untuk mendepositokan uangnya ke bank, dan
jika ia menetapkan tingkat suku bunga deposito yang terlalu tinggi maka bank
juga akan kesulitan dalam membayar kewajibannya kepada para
b. Deposan. Karena dana deposito juga akan dipakai dalam berbagai bentuk
yang memberikan keuntungan bagi bank, seperti untuk penyaluran kredit. Maka
jika dimisalkan suku bunga kredit ditetapkan 8,5% dan suku bunga deposito
adalah 8% maka artinya pihak perbankan memperoleh keuntungan adalah
0,5% atau 0,005 dari selisih dana deposito dan angka kredit. Kondisi ini
dianggap riskan.
c. Pergerakan valas atau valuta asing (foreign currency) dianggap lebih tinggi dan
sulit untuk diperhitungkan karena ini bersifat global dan kondisi naik turunnya
dipengaruhi oleh kondisi mikro dan makro ekonomi domistik serta internasional.
Dan setiap pihak tidak pernah mengetahui dengan pasti kondisi tersebut,
namun hanya bisa mememperkirakan saja baik dengan pendekatan kualitatif
dan kuantitatif.
1. Expected Return
Expected return adalah keuntungan yang diharapkan oleh investor
dimasa depan dari jumlah dana yang diinvestasikan. Harapan
menggambarkan apa yang mukin terjadi diluar apa yang Anda harapkan.
Misalnya seorang investor mengharapkan keuntungan 25%, tetapi ternyata
dia hanya mendapatkan 22% jadi dapat dimengerti bahwa keuntungan 22%
masih dapat dianggap sebagai pengembalian tetapi mengalami penurunan
dari apa yang diharapkan (expected).
a. Risiko Suku Bunga. Naik turunnya suku bunga perbankan baik deposito,
tabungan dan pinjaman akan mempengaruhi keputusan publik dalam
menetapkan keputusannya, yaitu jika suku bunga bank mengalami
kenaikan maka publik akan menyimpan dananya di bank seperti dalam
bentuk deposito, namun jika suku bunga bank terjadi penurunan maka
b. Risiko pasar. Kondisi risiko pasar diganbarkan dalam fluktuasi pasar, krisis
moneter dan resesi ekonomi.
c. Risiko inflasi (daya beli masyarakat saat inflasi turun, tetapi saat inflasi
stabil atau rendah, daya beli masyarakat meningkat).
b. Risiko bisnis. Peristiwa yang terkait dengan tren, mode, dan dinamika
lainnya telah mampu mempengaruhi berbagai keputusan sosial berbelanja.
e. Risiko nilai tukar mata uang (risiko pasar mata uang, naiknya turunnya nilai
mata uang suatu negara saat dikonversikan dengan mata uang Negara
lainnya, seperti dengan dollar, yen, euro, danlainnya. Apalagi saat itu ada
berbagai perusahaan membutuhkan mata uang asing dalam setiap
transaksi bisnisnya).
a. Systematic Risk
b. Unsystematic Risk
c. Total Risk
Sumber : https://www.bbalectures.com/
3. Pengelolaan Risiko
Dalam suatu kegiatan yang disebut risiko, hal yang tidak dapat dihindari
dan sulit untuk dihindari, sehingga sangat penting bagi suatu lembaga bisnis
seperti bank untuk mempertimbangkan bagaimana mengelola risiko ini secara
umum, risiko sendiri dapat dikelola dengan 4 (empat) cara, yaitu:
a. Memperkecil risiko
b. Mengalihkan risiko
c. Mengontrol risiko
d. Pendanaan risiko.
4. Perhitungan Risiko
Model perhitungan risiko yang paling populer dalam investasi adalah
secara varians dan standart deviasi. perhitungan risiko di seluruh investasi
menyangkut dengan perhitungan terhadapt pengembalian yang diharapkan
dari seluruh investasi atau yang biasa disebut dengan retur on invesment
(ROI). Return on Investment menurut Joel G. Siegel adalah “rasio untuk
mengukur kekuatan penghasilan atas aktiva. Rasio tersebut menyatakan
kemampuan perusahaan dalam memperoleh penghasilan terhadap operasi
bisnis dan menjadi ukuran keefektifan manajemen”. Untuk menghitung risiko
sering dipergunakan formula dengan pendekatan standard deviasi, varians
dan expected return. Dalam pendekatan matematis untuk menghitung varians
dan standar deviasi dapat dipergunakan rumus sebagai berikut :
σ =standard deviasi
Tabel 6
Perhitungan Varians dan Standard Deviasi pada Salah Satu Jenis Sekuritas
Return Probabilitas
(1).(2) Ri – E(R) [Ri – E(R)]2 [Ri – E(R)]2 pxi
(Ri) (pri)
E(R)=0,079 Ơ = 0,0006849
Tabel 7
Perhitungan Varians dan Standard Deviasi pada Salah Satu Jenis Sekuritas
Return Probabilitas
(1).(2) Ri – E(R) [Ri – E(R)]2 [Ri – E(R)]2 pxi
(Ri) (pri)
E(R)=0,047 Ơ = 0,0009169
untuk mendapatkan hasil 0,0303 dapat juga dihitung dengan cara sebagai
berikut :
Adapun hasil hitungan untuk coefficient ofvariation atau risiko relative adalah
sebagai berikut:
Berdasarkan pada 2 (dua) contoh soal di atas, maka kesimpulan yang bisa kita
ambil adalah:
b. Jika keputusan diajukan dari sudut pandang koefisien variasi, yang terbaik
Keterangan:
Pada gambar diatas, Anda dapat melihat bahwa standart deviasi yang
baik berada dalam kondisi yang menguntungkan maupun sekitar +1 Standart
deviation. dan luas simpangan baku yang tidak sesuai berada pada daerah
kurang baik atu pada daerah 1 Standart deviation. Adapun pengertian dari
standar deviasi, Variance, dan coejficient ofvariation dapat dilihat
penjelasannya di bawah ini.
a. Standar Deviasi
𝑛𝛴𝑋𝑌 − 𝛴𝑋. 𝛴𝑌
𝑟𝑥𝑦 =
𝑟 {𝛴𝑥 2 } {𝛴𝑌 2 − (𝛴𝑌 )2 }
n = jumlah observasi (kejadian)
𝐶𝑜𝑣𝑥𝑦
𝑟𝑥𝑦 =
ơ𝑥 ơ𝑦
Yang dimaksud Cov diatas adalah covarian. Covarian artinya
penggabungan antara x dan y.
b. Varians
Ada beberapa definisi yang menjelaskan tentang varians yang bisa kita
lihat di bawah ini:
4) Variance (nilai kuadrat dari deviasi standar) yang disimbolkan seperti ini
a2 atau pangkat dua dari standard deviasi. Secara lebih dalam Sudjana
mengatakan "Untuk sampel, simpanganbaku akan diberi simbol s,
sedangkan untuk populasi diberi simbol a (baca: sigma).
c. Coefficient of Variation
Tabel 8
A $ 440 $ 231,02
B $ 450 $ 406,77
5. Perhitungan Covariance
Kajian covariance merupakan bagian tindak lanjut dari penguatan
pemahaman tentang standard deviasi. Ini sebagai mana dikatakan oleh R.J.
Shook (2002) bahwa, "Covariance adalah korelasi antara dua variabel
dikalikan dengan standard deviasi masing-masing." Di sisi lain Jogianto
mengatakan bahwa "Covariance adalah pengukur yang menunjukkan arah
pergerakan dua buah variabel”. Adapun rumus dari covariance adalah :
𝑛
𝐶𝑂𝑉(𝑅𝑎𝑅𝑏) = ∑𝑡=1[𝑅𝑎𝑖 − 𝐸( 𝑅𝑎𝑖 )] - [Rbi – E(Rbi)] Pri
Keterangan:
Contoh Soal
Tabel 9
Bagus 0,21 12 14
Normal 0,15 9 10
Buruk 0,22 2 4
Penyelesaian :
𝐸(𝑅𝑖) = ∑(Pri)(𝑅𝑖)
𝑡=1
Di mana:
Prí = Probabilitasi
Ri = Returni
Sehingga :
𝑛=3
Tabel 10
Ri Pri
32% 0,06
14% 0,66
0% 0,14
-10% 0,07
C. LATIHAN SOAL
3. Apakah benar semua spekulan adalah seorang yang risk seeker. Jelaskan.
4. Pada gambar hubungan risiko dan expected return, jika kita tempat emas
(gold) maka pada posisi atau dititik mana dia akan berada. Jelaskan
D. DAFTAR PUSTAKA
Basri, Y. Z., & Subri, M. (2003). Keuangan negara dan analisis kebijakan utang luar
negeri.
Fabozzi, F. J., Kolm, P. N., Pachamanova, D. A., & Focardi, S. M. (2007). Robust
portfolio optimization and management. John Wiley & Sons.
Fahmi, Irham, 2015, Pengantar Teori Portofolio dan Analisis Investasi Bandung :
Alfabeta
Fischer, P. M. (1982). Smith and Skousen," Intermediate Accounting", (Book
Review). The Accounting Review, 57(1), 237.
Halim, A. (2005). Analisis investasi.
Ibbotson, R. G., & Brinson, G. P. (1987). Investment markets: gaining the
performance advantage. McGraw-Hill.
Ikatan Akuntansi Indonesia, 2004, Standar Akuntansi Keuangan, PSAK No.13:
Investasi. Jakarta: Salemba Empat.
Krugman, P. R., & Obstfeld, M. (2006). Economía internacional. Pearson
Educación.
Purwantoro, Nugroho, 2017, Portofolio Choice Problem Teori dan Praktek, Jakarta :
Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia
Reilly, F. K., & Brown, K. C. (2011). Investment Analysis and Portfolio Management
(Text Only). Cengage Learning.
Sharpe, W. F., Alexander, G. J., & Bailey, J. W. (1999). Investments.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia
PERTEMUAN 13
A. CAPAIAN PEMBELAJARAN
B. URAIAN MATERI
Tabel 11
B Rp.1.200.000.000,- 7%
Keterangan:
Penyelesaian soal:
= Rp 164.000.000
Dimana:
Ri = Return pada i. Jika Ri1 artinya return pada i yang 1 dan jika Ri2
Contoh soal:
Tabel 12
Penyelesaian
𝐸(𝑅) = ∑ 𝑅𝐼 𝑃𝑟𝑖
𝐽=1
Keterangan:
E(R) = Expected return atau return yang diharapkan dari surat berharga
Ri = Return ke-i yang mungkin terjadi
Jika kita ingin melihat secara lebih jelas bagaimana bentuk dari ketiga
karakteristik tersebut dalam satu bentuk gambar dapat kita lihat di bawah ini :
Sumber : Researcgate.com
Gambar 12
cenderung lebih tegas dan berani dibandingkan dengan yang lain. Hal ini tidak
terlepas dari muatan keputusan yang dihasilkan yaitu fokus pada sasaran dan
penuh perhitungan bukan hanya sekedar spekulasi saja.
Sumber : https://cerdasco.com/
Gambar 23
Pada gambar Risk free lending dan Borrowing rate terlihat bahwa ketika
pemilik modal mempunyai uang dari hasil pinjam, pemilik modal akan
menginvestasikan dana di atas M yaitu di posisi C2. Ini dilakukan karena ia
ingin mengambil keuntungan yang tinggi agar mampu mengembalikan
pinjaman. Adapun risiko tinggi yang menyertainya dalam sesuatu yang biasa
bagi investor tersebut, karena di sudah mengawali nya dari sikap berani
meminjam yang otomatis ia juga memiliki kewajiban untuk berani
mengembalikan pinjaman secara tetap dan tepat pada waktunya, jika tidak
jaminannya akan diambil dan risiko itu adalah semakin besar, karena dalam
prinsip dan konsep kredit nilai jaminan adalah harus selalu lebih besar dari
angka pinjaman kredit.
6. Portofolio Dua Saham dengan Expected Return dan Standar Deviasi yang
Berbeda
Dalam suatu hitungan portofolio saham sering kita menemukan
perbedaan pada hasil hitungan standar deviasi. Perbedaan tersebut
mempengaruhi pada terbentuknya garis portofolio saham tersebut, yaitu
Tabel 13
Portofolio Dua Saham dengan Expected Return dan Standar Deviasi yang
Berbeda
No Uraian E (R) ơ
1 Titik C1 140 60
2 Titik C2 150 48
3 Titik C3 220 30
4 Titik C4 260 33
5 Titik C5 370 40
6 Titik C6 450 55
7 Titik C7 600 70
8 Titik C8 650 80
portofolio saham B atau pada titik C8 yaitu pada kondisi E(R) sebesar 800 dan
σ sebesar 75.
Untuk dipahami bahwa posisi C4 adalah jauh lebih baik karena risikonya
hanya bertambah dari 30 menjadi 33 namun E(R) naik lebih tinggi yaitu menjadi
260. Maka ada baiknya jika kita memilih C4. Investor selalu menginginkan
terdapatnya maksimal. return dan risiko yang rendah, gambaran psikologis ini
semakin memperjelas bahwa investor adalah penghindar risiko.
Gambar 24
a. Sektor bisnis food and beverage adalah sektor bisnis yang mempunyai
kriteria diantaranya:
6) Barang mentah berasal dari dalam negeri atau bisa diperoleh didalam
negeri, karena bisa dikatakan semua bahan mentah berasal dari
sektor pertanian, perikanan, kelautan, dan peternakan.
6) Bahan baku untuk perbaikan dan perawatan mesin banyak yang harus
diimpor.
7) Pada kerusakan mesin yang tidak bisa diselesaikan dari dalam negeri
harus mendatangkan teknisi dari luar negeri, yang otomatis biaya
dikeluarkan untuk menggaji tenaga dari luar juga menjadi tinggi.
5) Beberapa bahan baku yang tidak bisa dihasilkan dari dalam negeri
harus di datangkan dari luar negeri.
Gambar 25
Pada gambar di atas terlihat bahwa garis telah bergerak menurun dan
menuju kepada kondisi yang jauh lebih tinggi risikonya yaitu dapat kita lihat baik
garis A dan B. Jika penurunan itu disebabkan karena faktor eksternal, seperti
market risk maka artinya secara konsep makin tinggi beta maka makin tinggi
pula systematic risk tertanggung suatu entitas.
Pada kondisi ini, keputusan yang diambil sudah jelas pada fokus yang
dituju. Tidak banyak alternatif dalam proses pengambilan keputusannya.
C. LATIHAN SOAL
1. Ada yang berpendapat bahwa dalam kondisi pasar yang kacau lah banyak
orang yang menjadi kaya atau memperoleh keuntungan. Bagaimana anda
memaknai pendapat ini dari segi perspektif risk and return.
2. Perhatikan data di bawah ini, yaitu ada tiga entitas yang otomatis memiliki
tiga saham yang berbeda.
D. DAFTAR PUSTAKA
Basri, Y. Z., & Subri, M. (2003). Keuangan negara dan analisis kebijakan utang luar
negeri.
Fabozzi, F. J., Kolm, P. N., Pachamanova, D. A., & Focardi, S. M. (2007). Robust
portfolio optimization and management. John Wiley & Sons.
Fahmi, Irham, 2015, Pengantar Teori Portofolio dan Analisis Investasi Bandung :
Alfabeta
Purwantoro, Nugroho, 2017, Portofolio Choice Problem Teori dan Praktek, Jakarta :
Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia
Reilly, F. K., & Brown, K. C. (2011). Investment Analysis and Portfolio Management
(Text Only). Cengage Learning.
Undang-und
PERTEMUAN 14
PASAR EFISIEN
A. CAPAIAN PEMBELAJARAN
B. URAIAN MATERI
b. Pemilik modal.
c. Masyarakat umum.
a. Pengungkapan (Disclosure)
b. Informasi tidak memerlukan biaya dan tersedia luas bagi para pelaku pasar
pada waktu yang hampir bersamaan.
c. Informasi dalaman. Informasi ini per sendirian yang hanya dimiliki oleh
segelintir individu saja
dirinya.
e. Informasi tersebut tidak bergantung antara satu dengan yang lain dan
dalam bentuk random.
2. Efisiensi Pasar
Dari beberapa literato yang ditemukan, ada beberapa macam definisi
yang diberikan mengenai efisiensi pasar. Salah satunya seperti apa yang
dikemukakan oleh Beaver. Efisiensi pasar (market efficiency) yang
didefinisikan oleh Beaver (1989) yaitu sebagai hubungan antara harga-harga
sekuritas dengan informasi. Lebih jauh Jogiyanto mengatakan lebih detail,
efisiensi pasar dapat didefinisikan kedalam beberapa macam, diantaranya:
Hipotesis pasar modal yang efisien dalam bentuk lemah (weak form)
menyatakan bahwa harga saham merefleksikan semua informasi yang
terdapat pada catatan harga di waktu lalu. Apabila tingkat efisiensi bentuk
lemah ini tercapai, berarti tidak seorang investor pun mendapat keuntungan di
atas normal (abnormal return). Gerakan harga saham bersifat acak (random
walk), sehingga sangat sulit untuk memperkirakan arah perubahan harga
periode yang akan datang.
Terakhir hipotesis pasar modal yang efisien dalam bentuk kuat (strong
form) menyatakan bahwa seluruh informasi yang relevan yang tersedia
tergambarkan dalam harga saham. Untuk itu, baik informasi yang sudah
terpublikasi ataupun yang belum terpublikasikan (private information) akan
tergambarkan melalui harga saham. Dalam keadaan seperti ini, tidak dapat
seorang pemilik modal pun bisa mendapatkan abnormal return (excess return)
dengan memakai informasi apapun.
Gambar 26
Reaksi Investor pada Pasar yang Efisien untuk Informasi "Good News"
Jika kita melihat gambar di atas (10.4) maka terlihat investor menerima
informasi yang good news dan bereaksi terlalu berlebihan atau terlalu
memperkirakan sangat baik dan menguntungkan namun kemudian
melakukan koreksi, sehingga perlahan-lahan grafik atau titik-titik tersebut
turan hingga menyentuh kembali harga yang sesuai dengan yang dimaksud
yaitu pada garis yang sesungguhnya.
d. Entitas tidak pernah mencatat kejadian yang belum terjadi untuk memiliki
data masa depan.
Informasi yang bersifat kabar baik (Good news) memberikan efek bagi
para pemilik modal dalam menanggapinya, yaitu ada yang begitu cepat dan
ada juga yang bereaksi terlambat maupun berhati-hati ketika
Gambar 26 Reaksi Investor pada Pasar yang Efisien untuk Informasi Bad News
Jika kita melihat gambar 38, maka menjadi jelas bahwa investor
memperoleh informasi berita buruk (bad news) dengan baik dan cepat.
Sehingga reaksinya pun bersifat cepat yaitu tanda panah turun menandakan
reaksi investor dalam menanggapi informasi pasar yang bad news. Tujuan
dari turunnya tanda panah tersebut adalah informasi yang bad news selalu
mendorong pemilik modal untuk mengambil beberapa tindakan mencegah hal
terburuk, contohnya seperti menjual saham yang dimilikinya kemudian ditahan
terlebih dahulu dengan melihat situasi dan kondisi yang ada (wait and see).
Setelah itu, investor mengambil sikap kapankah saat yang tepat untuk
melepas saham kembali atau membeli saham yang lainnya. Ada beberapa
simpulan yang bisa diberikan berkaitan dengan reaksi investor dalam
mereaksi good news and bad news yaitu:
Tabel 13
Peristiwa-peristiwa Politik
Oktober 2001.
Tabel 14
Peristiwa-peristiwa Ekonomi
Peristiwa lalu lintas devisa wajib lapor, 1 Juni 2002. Referensi: Kompas,
19
2 Juni 2002.
C. LATIHAN SOAL
3. Event studi dan efisiensi pasar, bagaimana bentuk hubungan kedua ini,
jelaskan?
4. Mengapa reaksi dari investor terhadap good news dan bad news adalah bisa
berbeda- beda dalam berbagai kondisi. Jelaskan kondisi seperti apa yang
dimaksud.
D. DAFTAR PUSTAKA
Basri, Y. Z., & Subri, M. (2003). Keuangan negara dan analisis kebijakan utang luar
negeri.
Fabozzi, F. J., Kolm, P. N., Pachamanova, D. A., & Focardi, S. M. (2007). Robust
portfolio optimization and management. John Wiley & Sons.
Fahmi, Irham, 2015, Pengantar Teori Portofolio dan Analisis Investasi Bandung :
Alfabeta
Fischer, P. M. (1982). Smith and Skousen," Intermediate Accounting", (Book
Review). The Accounting Review, 57(1), 237.
Halim, A. (2005). Analisis investasi.
Ibbotson, R. G., & Brinson, G. P. (1987). Investment markets: gaining the
performance advantage. McGraw-Hill.
Ikatan Akuntansi Indonesia, 2004, Standar Akuntansi Keuangan, PSAK No.13:
Investasi. Jakarta: Salemba Empat.
Krugman, P. R., & Obstfeld, M. (2006). Economía internacional. Pearson
Educación.
Purwantoro, Nugroho, 2017, Portofolio Choice Problem Teori dan Praktek, Jakarta :
Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia
Reilly, F. K., & Brown, K. C. (2011). Investment Analysis and Portfolio Management
(Text Only). Cengage Learning.
Sharpe, W. F., Alexander, G. J., & Bailey, J. W. (1999). Investments.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia
PERTEMUAN 15
A. CAPAIAN PEMBELAJARAN
B. URAIAN MATERI
Mutual funds adalah portofolio saham yang ter-diversifikasi dan dikelola oleh
entitas investasi profesional, kemudian pengelola tersebut mendapatkan sedikit
imbalan (management fee) berupa persentase keuntungan. Kumpulan dana yang
dikelola berasal dari masing- masing investor yang terlibat dalam pembentukan
mutual fund, dan keuntungan ataupun kerugian mereka ditentukan oleh besar
kecilnya dana yang diinvestasikan dalam mutual fund tersebut. Namun sebagai
catatan yang perlu anda pahami bahwa bagaimanapun cerdas nya seorang
manajer mutual funds (reksadana) tetaplah anda dituntut untuk mengerti dan
harus memahami persoalan saham dengan berbagai seluk beluknya secara
maksimal. Karena pemahaman yang secara umum akan memperoleh
kesimpulan secara umum juga. Untuk itu, seperti kata pakar manajemen
keuangan bahwa pemahaman secara maksimal akan membuat kesimpulan
secara maksimal. Dalam bab ini penulis mengajar para pembaca untuk dapat
memahami reksadana secara lebih dalam dan realistis.
Kata reksadana berasal dari istilah mutual fund. Fund berarti dana dan
mutual berarti saling menguntungkan. Kemudian dipilihlah kata "dana" dan
"reksa", yang apabila digabung menjadi danareksa. Jadi, dana reksa adalah
sebuah entitas investasi dengan nama PT Danareksa. Reksadana adalah salah
satu alternatif investasi dalam bidang investasi keuangan. Pengertian reksadana
adalah sebuah lembaga investasi yang bisa digunakan untuk para calon investor
yang tertarik untuk berinvestasi obligasi dan/atau saham, tetapi memiliki
kelemahan ilmu mengenai bidang investasi keuangan. Maka dana tersebut dapat
Adapun perbedaan dengan membeli saham yaitu pemodal tidak perlu dalam
nominasi. Tetapi cukup menentukan jumlah dana yang hendak ditawarkan kepada
manajer investasi. Kemudian manajer investasi akan mengkonversi menjadi unit
penyertaan menurut nilai aktiva bersih pada hari yang bersangkutan. Dan untuk
investor yang hendak menjualkan sahamnya, investor reksa dana hanya perlu
mengkontak manajer investasi. Dan manajer investasi inilah yang wajib untuk
melakukan pembelian kembali unit penyertaan dari investor menurut harga NAB
akhir pada hari yang bersangkutan.
a. Reksa dana pasar uang yaitu reksa dana yang hanya melakukan investasi
pada surat berharga yang bersifat utang dengan jatuh tempo kurang dari satu
tahun. Reksa dana pasar uang umumnya menjadi pilihan bagi investor pemula.
b. Reksa dana pendapatan tetap yaitu reksa dana yang investasinya dilakukan
sekurang- kurangnya 80% dari aktivanya ke dalam obligasi dengan bunga
tetap, dan bukan pada obligasi yang berbunga mengambang atau floating rate
bond. Reksa dana jenis ini memiliki jangka waktu lebih dari satu tahun.
c. Reksa dana saham adalah reksa dana yang investasinya dilakukan sekurang-
kurangnya 80% dari aktiva dalam efek berbentuk ekuitas. Reksa dana jenis ini
Selain itu, reksa dana juga dibedakan berdasarkan jenis lainnya diantaranya
adalah :
1) Reksa dana terproteksi. Reksa dana terproteksi adalah reksa dana yang
dimana memberikan jaminan kepada para investor bahwa dana yang
diinvestasikan kepada produk reksa dana (nilai investasi) masih tetap utuh
seperti pada saat awal investasi ketika reksa dana tersebut sudah jatuh
tempo.
2) Reksa dana pinjaman. Reksa dana pinjaman adalah reksa dana yang
memberikan jaminan atas nilai investasi awal investor. Penjaminan yang
diberikan yaitu melalui asuransi. Namun untuk reksa dana jenis ini belum
tersedia di Indonesia.
3) Reksa dana indeks. Reksa dana indeks adalah reksa dana yang
portofolionya mengacu pada indeks. Sebagai contoh, manajer investasi
memilih indeks LQ45. Reksa dana indeks hampir sama dengan reksa dana
terbuka. Dimana reksa dana tersebut dapat dijual dan dibeli sewaktu-
waktu.
1) Reksa dana ETF (Exchange Trade Fund), yaitu bentuk reksa dana yang
portofolionya didasarkan pada indeks tertentu dan unit pernyataannya
dicatat sekaligus diperdagangkan di bursa efek.
2) Reksa dana real estate, yaitu reksa dana dimana manajer investasi
menginvestasikan dana investor pada aset aset real estate, aset yang
berkaitan dengan real estate atau kas ataupun setara kas. Contohnya
adalah gedung ataupun tanah.
Yang dapat menjalankan usaha Reksa Dana sebagaimana dimaksud dalam ayat
(1) huruf a adalah :
b. Reksa Dana sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf b hanya dapat
dikelola oleh Manajer Investasi berdasarkan kontrak
Reksa dana merupakan bagian dari tipe entitas investasi. Adapun tipe
entitas investasi tersebut adalah:
Open-end fund (reksa dana terbuka) atau lebih dikenal dengan sebutan
mutual funds adalah suatu kebijakan dimana keputusannya selalu siap untuk
Risiko investasi pada reksa dana adalah apabila entitas reksa dana tersebut
pailit atau bangkrut. Dana yang ditempatkan juga akan kehilangan, khususnya
pada reksa dana tertutup. Ini sebagaimana dikatakan oleh Rusdin bahwa Untuk
reksa dana tertutup, investor tidak dapat menjual investasinya kapan saja ia
inginkan, karena penjualannya harus dilakukan di Bursa yang tergantung pada
permintaan serta penawaran. Dengan kata lain investor yang mempercayakan
dananya untuk dikelola oleh manajer investasi di reksa dana harus sangat
mengerti dan paham bagaimana kondisi entitas tersebut. Apakah entitas tersebut
baik dan bersifat menguntungkan atau tidak, dan juga mempunyai kredibilitas di
pasar. Salah satu cara melihat suatu entitas yang mempunyai nilai kualitas di
pasar ialah dari data terdahulu yang menunjukkan entitas tersebut mampu
melakukannya, yaitu kepuasan pada mereka yang pernah berinvestasi atau
bekerjasama dengan entitas reksa dana tersebut.
keputusan jual ketika mengetahui penguatan bursa segera berakhir, mereka juga
mencermati dan mengamati situasi umum bursa atau sektor tertentu, serta mampu
menemukan saham bagus lainnya untuk dibeli. Untuk itu, investor memberi upah
(management fee) kepada manajer reksadana. Jumlah yang diterima manajer
reksadana tidaklah terlalu besar, hanya beberapa rupiah per lembar atas setiap
transaksi beli ataupun jual. Saat seseorang memiliki sejumlah dana atau dapat
disebut ia investor. Maka keputusan menempatkan sejumlah dana pada
reksadana (mutual funds), harus juga memahami beberapa kesalahan yang biasa
terjadi dalam konteks keputusan. Kesalahan paling umum adalah investor baru
bersedia membeli mutual fund setelah mutual fund tersebut baru saja mengalami
tahun-tahun kejayaannya. Mereka tidak menyadari bukti sejarah bahwa hasil
mereka (mutual funds) di tahun-tahun berikutnya (setelah jaya) makin merosot.
Disisi lain ada beberapa bentuk kesalahan lain yang sering terjadi pada diri
investor tersebut dalam hubungannya dengan mutual funds ini. Kesalahan
tersebut adalah :
a. Berharap terlalu tinggi pada manajer reksadana tersebut bahwa ia akan mampu
memberi keuntungan tinggi.
b. Takut terjadi kerugian, sehingga sering menarik atau tiba-riba ikut menarik
seluruh dana yang diinvestasikan tersebut. Padahal setelahditarik ternyata
malah harga saham mengalami kenaikan.
c. Mudah terpancing dan terpengaruh oleh isu-isu atau berita-berita yang tidak
bisa dipercaya kebenarannya.
e. Tidak ikut mempelajari tentang saham dan berbagai jenis Commercial paper
secara komprehensif. Sehingga ilmu tentang saham sangat pas-pasan, dan ia
menyerahkan semua keputusan kepada manajer reksadana.
Bagi yang tertarik untuk memahami saham dan memiliki referensi yang
maksimal tentang saham, maka keputusan untuk menempatkan dana pada
manajer reksadana dapat dianggap sebagai keputusan yang tidak tepat. Perlu
anda pahami bahwa lebih baik belajar dari kesalahan daripada sama sekali tidak
pernah melakukannya. Ketika anda meletakkan dana pada manajer reksadana
maka anda tidak pernah untuk mencoba bermain saham. Ini adalah kesalahan
awal sebagai seorang pemain saham. Banyak cerita sukses para pemain saham
diawali dengan kegagalan mereka melakukan keputusan-keputusan salah yang
menyebabkan mereka mengalami kerugian, namun mereka terus memperbaiki
kesalahan tersebut dengan terus belajar. Anda dapat belajar dari berbagai buku
teks dan media elektronik lainnya, seperti simulasi pembelian saham. Dan juga
bisa berasal dari guru pribadi dalam bentuk pelatihan singkat tentang jual beli
saham.
C. LATIHAN SOAL
D. DAFTAR PUSTAKA
Basri, Y. Z., & Subri, M. (2003). Keuangan negara dan analisis kebijakan utang luar
negeri.
Fabozzi, F. J., Kolm, P. N., Pachamanova, D. A., & Focardi, S. M. (2007). Robust
portfolio optimization and management. John Wiley & Sons.
Fahmi, Irham, 2015, Pengantar Teori Portofolio dan Analisis Investasi Bandung :
Alfabeta
Purwantoro, Nugroho, 2017, Portofolio Choice Problem Teori dan Praktek, Jakarta :
Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia
Reilly, F. K., & Brown, K. C. (2011). Investment Analysis and Portfolio Management
(Text Only). Cengage Learning.
PERTEMUAN 16
A. CAPAIAN PEMBELAJARAN
B. URAIAN MATERI
Untuk menarik minat terhadap saham maka muncul konsep dan berbagai
strategi, salah satunya muncul konsep warrant, option, dan future. Sejauh ini
konsep warran, option, dan future dapat dianggap sebagai ide yang memiliki nilai
strategi menarik untuk dikaji. Pasar modal memang selama ini dianggap memiliki
daya tarik untuk mendorong diperolehnya dana dalam jumlah besar. Memang
ketika perbankan tidak mampu lagi menyediakan dana dalam jumlah yang
mencukupi, maka pasar modal menjadi sumber alternatif untuk memperolehnya.
Dalam bab ini kita akan membahas berbagai seluk beluk surat perintah, opsi, dan
future.
1. Warrant
Warrant adalah sertifikat yang dikeluarkan oleh perusahaan yang
mewakili opsi untuk membeli sejumlah saham tertentu pada harga tertentu
sebelum tanggal tertentu. Warrant ini diperdagangkan di pasar modal dan
dapat dibeli melalui pasar modal. Menurut Lani Salim bahwa, "Warrant
memberi fleksibilitas yang cukup tinggi pada penerbit untuk menyusun warrant
sedemikian rupa sehingga memenuhi kebutuhan tertentu dalam pasar.
Fleksibilitas ini membuat warrant menjadi produk derivatif yang sangat popular
untuk sebagian investor ritel”. Secara hukum, warran dan sekuritas yang
diterbitkan oleh perusahaan yang memberikan hak kepada pedagang
sekuritas untuk memesan saham perusahaan pada harga tertentu selama
minimal 6 bulan atau lebih. Secara umum, warran mencermin-kan kebebasan
untuk memilah dan membayar sejumlah saham tertentu dengan harga
tertentu. Publikasi dan keputusan yang berhubungan dengan warran
berhubungan dengan obligasi. Dengan dikaitkan pada obligasi, maka setiap
pembelian satu lembar obligasi akan diberi waran berdasarkan persentase
tertentu. Obligasi adalah obligasi yang diterbitkan oleh suatu perusahaan yang
menjelaskan berbagai ketentuan, seperti suku bunga, tanggal kedaluwarsa,
nama penerbit, dll. Karena warran ini memiliki hubungan yang sama dengan
obligasi maka setiap keputusan penerbitan warran harus mendapat
persetujuan dari komisaris perusahaan, karena komisaris perlu mengetahui
bagaimana bentuk mekanisme penawaran warran tersebut. Sebagai contoh
sebuah perusahaan menjual obligasi sebesar Rp 1 miliar dan setiap
pembelian Rp 50 juta obligasi per lembar diberi hak warran untuk membeli
saham sebanyak satu lot. Syarat dan berbagai nilai nominal bisa saja berubah
berdasarkan kepada keadaan, dan ini sangat tergantung kepada keputusan
antara manajemen dan komisaris perusahaan. Warrant memiliki karakteristik
antara lain :
d. Warrant memiliki peride jatuh tempo yang lebih Panjang jika dibandingkan
dengan opsi, yaitu antara 6 bulan sampai 5 tahun, bahkan terdapat jenis
warrant yang tidak memiliki periode jatuh tempo, yaitu disebut perpetual
warrant.
e. Jumlah saham yang ditempatkan dan beredar tidak melebihi 35% jumlah
saham yang ditempatkan dan disetor penuh.
2. Opsi (option)
Kontrak opsi adalah kontrak dua pihak yang menentukan, tetapi tidak
wajib, untuk membeli (untuk pembelian) atau menjual (untuk opsi) aset dasar
pada harga yang telah ditentukan sebelum tanggal yang telah ditentukan.
Sebagai missal : opsi cali ABC September $7.50 memberi pemegang hak
untuk membeli (tidak wajib) 1000 saham ABC dengan harga $7.50 (per
saham) pada tanggal kadaluwarsa yang ditentukan atau lebih awal di bulan
September; option put XYZ Desember $4.35 memberi hak (tetapibukan
kewajiban) untuk menjual 1000 saham XYZ pada harga $4.35(per saham)
tanggal kedaluwarsa ditentukan pada bulan Desember atau sebelumnya. Ada
beberapa factor penting yang mempengaruhi harga opsi :
d. Masa berlaku, makin lama masa berlaku, makin tinggi harga opsinya”.
a. “Opsi Tipe Eropa. Merupakan kontrak opsi yang baru bisa dilakukan di hari
terakhir pada saat tanggal jatuh tempo yang berlaku tiba.
b. Opsi Tipe Bermuda. Opsi ini merupakan gabungan dari tipe Eropa dan tipe
Amerika, yakni opsi dapat dilaksanakan baik pada hari terakhir saat tanggal
jatuh tempo maupun sebelum waktu jatuh tempo datang.
c. Opsi Bersyarat (Barrier Option). Opsi tipe ini hanya dapat dilakukan setelah
syarat telah dipenuhi, yakni tercapainya suatu harga tertentu pada aset
acuan”.
a. Opsi adalah sarana lindung nilai. Investor melindungi diri dari risiko
fluktuasi harga. Perusahaan besar juga biasanya menggunakan kontrak ini.
Secara khusus, gunakan kontrak dengan suku bunga tinggi, nilai tukar, dan
risiko keuangan barang. Jika kondisi pasar keuangan memburuk, opsi
mitigasi risiko dapat mengimbanginya.
c. Biaya yang relatif rendah. Biaya pembelian opsi (premium dan biaya
transaksi) lebih rendah dari harga sekuritas yang mendasarinya.
b. Potensi risiko kerugiannya juga tinggi. Anda perlu memahami risiko yang
terkait dengan investasi atau lindung nilai. Nilai wajar opsi terus menurun
karena jangka waktu yang terbatas. Selama periode ini, harga mungkin
tidak bergerak seperti yang diharapkan dan opsi mungkin tidak tersedia.
3. Futures
Futures adalah barang yang dijual untuk pengiriman di masa
mendatang. Manfaat yang muncul dari futures trading adalah sebagai berikut :
a. Future trading dengan tingkat leverage yang tinggi untuk investasi karena
investor perdagangan berjangka dapat mengurangi nilai kontrak berjangka
menjadi sebagian kecil (minimal 10%) dari nilai komoditas dalam kontrak.
Dikenal sebagai "margin". Jika investor memprediksi lebih banyak
komoditas yang akan dibeli, maka keuntungan investor akan menjadi 10
kali lipat dari keuntungan yang disisihkan dalam bentuk kontrak berjangka
margin.
d. Future trading adalah pasar yang sangat adil dibandingkan dengan pasar
saham, sangat sulit untuk mendapatkan informasi orang dalam dalam
perdagangan berjangka, dan kemungkinan perdagangan orang dalam
dalam perdagangan berjangka rendah.
Tabel 15
OPTION WARRANT
Tspot Endowment
LEPO Index
C. LATIHAN SOAL
1. Jelaskan pengertian warran, option dan future. Dan berikan jawaban Anda
dengan sebuah contoh.
D. DAFTAR PUSTAKA
Basri, Y. Z., & Subri, M. (2003). Keuangan negara dan analisis kebijakan utang luar
negeri.
Fabozzi, F. J., Kolm, P. N., Pachamanova, D. A., & Focardi, S. M. (2007). Robust
portfolio optimization and management. John Wiley & Sons.
Fahmi, Irham, 2015, Pengantar Teori Portofolio dan Analisis Investasi Bandung :
Alfabeta
Purwantoro, Nugroho, 2017, Portofolio Choice Problem Teori dan Praktek, Jakarta :
Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia
Reilly, F. K., & Brown, K. C. (2011). Investment Analysis and Portfolio Management
(Text Only). Cengage Learning.
PERTEMUAN 17
A. CAPAIAN PEMBELAJARAN
B. URAIAN MATERI
Perilaku manajemen laba terkait erat dengan perilaku manajer dan orang
yang bertanggung jawab atas laporan keuangan bisnis melalui penggunaan data
dan metode akuntansi yang digunakan. Ini sebagaimana dinyatakan oleh Tatang
Ary Gumanti (2013) bahwa "Perlu dicatat disini bahwa manajemen laba tidak
harus dikaitkan dengan upaya untuk memanipulasi data atau informasi akuntansi,
tetapi lebih condong dikaitkan dengan pemilihan metode akuntansi (accounting
methods) untuk mengatur keuntungan yang bisa dilakukan karena memang
diperkenankan menurut accounting regulations." Menggunakan teknik akuntansi di
atas sebenarnya diperkenankan. Tetapi hal tersebut patut dicurigai karena telah
dicapai dengan tujuan dan sasaran tertentu serta dilandasi oleh motivasi yang
telah ditentukan. Apalagi apabila tujuan suatu saham adalah untuk memberikan
pengaruh terhadap pasar, seperti menaikkan harga suatu saham di pasar modal.
Pemodal terbujuk pada informasi keuangan dalam laporan keuangan sebab
informasi tersebut mempengaruhi harga saham di pasar. Salah satu informasi
yang dilihat serta digunakan investor untuk menganalisa adalah posisi pendapatan
dan nilai buku mereka.
Inilah yang dikatakan Hadri Kusuma. yakni, "Di Indonesia, penelitian Indra
dan Syam (2004) dan Suwardi (2005), membuktikan relevansi laba dan nilai buku
menunjukkan peningkatan dari waktu ke waktu dan sebagai dasar ekspektasi
investor masa mendatang. Relevansi laba dan nilai buku juga berhubungan
dengan kebijakan pembagian deviden, kualitas akrual dan ukuran perusahaan
(Anggono dan Baridwan, 2003)." Bukti pengalaman juga menunjukkan bahwa
manfaat akuntansi adalah informasi terkait tentang arus kas saat ini dan masa
depan dari bisnis yang pada akhirnya berhubungan dengan nilai bisnis (firm value)
(Watts dan Zimmerman, 1986).
Pada akuntansi, terdapat banyak faktor yang mendorong suatu bisnis untuk
mengelola pendapatan :
b. Terkait pengaturan lembaga jasa keuangan (bank dan non bank) meliputi:
c. Terkait pengawasan lembaga jasa keuangan (bank dan non bank) meliputi:
Pasal 86 :
Sebagai catatan yang harus diingat bahwa Bapepam saat ini telah
diganti dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), maka OJK kini bertugas
C. LATIHAN SOAL
D. DAFTAR PUSTAKA
Basri, Y. Z., & Subri, M. (2003). Keuangan negara dan analisis kebijakan utang luar
negeri.
Fabozzi, F. J., Kolm, P. N., Pachamanova, D. A., & Focardi, S. M. (2007). Robust
portfolio optimization and management. John Wiley & Sons.
Fahmi, Irham, 2015, Pengantar Teori Portofolio dan Analisis Investasi Bandung :
Alfabeta
Purwantoro, Nugroho, 2017, Portofolio Choice Problem Teori dan Praktek, Jakarta :
Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia
Reilly, F. K., & Brown, K. C. (2011). Investment Analysis and Portfolio Management
(Text Only). Cengage Learning.
PERTEMUAN 18
A. CAPAIAN PEMBELAJARAN
B. URAIAN MATERI
Di kalangan pengusaha, ada istilah yang selalu bisa menjaga rahasia bisnis.
Yaitu rahasia perusahaan yang berkaitan dengan berbagai kebijakan perusahaan,
baik masalah keuangan maupun non keuangan. Insider Trading adalah Informasi
yang perlu dikelola dan disebarluaskan hanya oleh sekelompok orang, tetapi
berada di tangan sekelompok orang tertentu dan dilakukan untuk tujuan tertentu.
Biasanya ditujukan untuk keuntungan finansial.
Pasal 96 :
1. Mempengaruhi pihak lain untuk membeli atau menjual surat berharga yang
terkait; atau
Dalam hal ini OJK (Otoritas Jasa Keuangan) Melalui Bursa Efek Indonesia,
khususnya dalam hal insider trading, kami memiliki kewenangan yang besar untuk
mengontrol keberadaan semua bisnis. Salah satu tujuan utama OJK adalah
menciptakan pasar modal Indonesia sebagai pasar modal yang dihormati dan
didukung oleh investor dalam dan luar negeri.
Dalam konsep etika bisnis, hal ini jelas tidak dibenarkan, karena pihak
manajemen perusahaan membeli saham sendiri secara tindakan tidak jujur
yaitu dalam bentuk ingin mempengaruhi publik agar membeli saham
perusahaan. Dimana mungkin saja saham jika tindakan aksi gorengan saham
ini tidak dilakukan publik tidak berminat untuk membeli saham perusahaan.
Tidak ada minat dari publik menunjukkan nilai perusahaan di mata publik
adalah rendah, sementara perusahaan ingin memaksimalkan pendapatan dari
penjualan saham publik. Apabila publik mendapati tindakan berupa aksi
menggoreng saham yang dikerjakan oleh pihak manajemen bisnis pastinya
publik ragu-ragu dalam membeli saham perusahaan tersebut. Tetapi karena
ini suatu kebusukan maka pihak manajemen bisnis sangat merahasiakan
informasi ini.
Sumber : https://www.poems.co.id/
C. LATIHAN SOAL
2. Satu hal yang harus dimiliki investor yang bermain di pasar saham adalah
kepercayaan. Jelaskan tujuan dari keyakinan tersebut.
D. DAFTAR PUSTAKA
Basri, Y. Z., & Subri, M. (2003). Keuangan negara dan analisis kebijakan utang luar
negeri.
Fabozzi, F. J., Kolm, P. N., Pachamanova, D. A., & Focardi, S. M. (2007). Robust
portfolio optimization and management. John Wiley & Sons.
Fahmi, Irham, 2015, Pengantar Teori Portofolio dan Analisis Investasi Bandung :
Alfabeta
Purwantoro, Nugroho, 2017, Portofolio Choice Problem Teori dan Praktek, Jakarta :
Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia
Reilly, F. K., & Brown, K. C. (2011). Investment Analysis and Portfolio Management
(Text Only). Cengage Learning.
DAFTAR PUSTAKA
Anggono, A., & Baridwan, Z. (2003). Pengaruh Kebijakan Pembagian Dividen, Kualitas
Akrual, dan Ukuran Perusahaan pada Relevansi Nilai Dividen, Nilai Buku
dan Laba. Simposius Nasional Akuntansi VI, 393-403.
Basri, Y. Z., & Subri, M. (2003). Keuangan negara dan analisis kebijakan utang luar
negeri.
Beaver, W., Eger, C., Ryan, S., & Wolfson, M. (1989). Financial reporting,
supplemental disclosures, and bank share prices. Journal of Accounting
Research, 27(2), 157-178.
Black, H. C. (1990). Black's Law Dictionary: Definitions of the Terms and Phrases of
American. Minnesota.
Copeland, T. E., Weston, J. F., & Shastri, K. (2005). Financial theory and corporate
policy (Vol. 4). Boston: Pearson Addison Wesley.
Fabozzi, F. J., Kolm, P. N., Pachamanova, D. A., & Focardi, S. M. (2007). Robust
portfolio optimization and management. John Wiley & Sons.
Fahmi, Irham, 2015, Pengantar Teori Portofolio dan Analisis Investasi Bandung :
Alfabeta
Fakhruddin, H. M. (2008). Istilah pasar modal AZ: berisi kumpulan istilah populer pasar
modal khususnya di pasar modal Indonesia, mencakup berbagai istilah
seputar perdagangan saham, obligasi, reksa dana, instrumen derivatif dan
berbagai istilah terkait lainnya. Elex Media Komputindo.
Fama, E. F. (1970). Session topic: stock market price behavior. The Journal of
Finance, 25(2), 383-417.
Fazli Syam dan Harianto, 2003, Pengaruh Pengumuman Right Issue Terhadap Harga
Saham (Studi Empiris Pada Sejumlah Perusahaan yang Terdaftar di Bursa
Efek Jakarta), Jurnal Telaah dan Riset Akuntansi, Vol 1 No. 1 April 2003
Ginting, S. D., & Riyanto, B. (2015). Analisis beberapa faktor yang mempengaruhi
indeks harga saham di bursa efek Jakarta periode Juli 1992-Agustus 1993
(Studi kasus perusahaan yang memiliki saham likuid) (Doctoral dissertation,
Universitas Gadjah Mada).
Gordon, M. J. (1959). Dividends, earnings, and stock prices. The review of economics
and statistics, 99-105.
Healy, P. M., & Wahlen, J. M. (1999). A review of the earnings management literature
and its implications for standard setting. Accounting horizons, 13(4), 365-
383.
Husnan, S., & Pujiastuti, E. (2002). Dasar-dasar Manajemen Edisi Ketiga. Yogyakarta:
UPP-AMP YKPN.
Ibbotson, R. G., & Brinson, G. P. (1987). Investment markets: gaining the performance
advantage. McGraw-Hill.
Jones, C. P. 1995, Investments: Analysis and Management, 7th ed., New York:John
Wiley & Sons, Inc.
Jones, S., & Sharma, R. (2001). The impact of free cash flow, financial leverage and
accounting regulation on earnings management in Australia’s “old” and “new”
economies. Managerial Finance.
Keputusan Majelis Permusyarawatan Rakyat No. IV Tahun 1999 (TAP MPR), BAB IV
mengenai Kebijaksanaan Ekonomi
Khomsiyah, K., & Sulistyo, S. (2001). Faktor tingkat kemahalan harga saham, kinerja
keuangan perusahaan dan keputusan pemecahan saham (stock splits):
Aplikasi analisis diskriminan. Journal of Indonesian Economy and
Business, 16(4).
McLindon, M. P., & Reich, B. (1996). Privatization and capital market development:
Strategies to promote economic growth. Greenwood Publishing Group.
Purwantoro, Nugroho, 2017, Portofolio Choice Problem Teori dan Praktek, Jakarta :
Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia
Reilly, F. K., & Brown, K. C. (2011). Investment Analysis and Portfolio Management
(Text Only). Cengage Learning.
Ross, S. A. (2013). The arbitrage theory of capital asset pricing. In Handbook of the
fundamentals of financial decision making: Part I (pp. 11-30).
Shim, Jae K. and Siegel, Joel G., Budgeting Basics & Beyond: A Complete Step by
Step Guide for Non financial Managers, 1994
Shook, RJ Shook. 2002. Wall Street Dictionar terjemahaan roy Sembel. Jakarta:
Erlangga
The Fei Ming, Day Training Valuta Asing, 2001, Gramedia, Jakarta
Treynor, J. L., Sharpe, W. F., Lintner, J., & Mossin, J. (1961). The Treynor Capital
Asset Pricing Model. Journal of Investment Management, 1(2), 6072.
Program Studi : Akuntansi S-1 Mata Kuliah/ Kode : Teori Portfolio dan Investasi/SAK1013
Deskripsi Mata : Mata Kuliah Teori Portfolio dan Capaian Pembelajaran : Setelah mempelajari Teori Portfolio
Kuliah Investasi merupakan mata kuliah pada dan Investasi, mahasiswa mampu
Program Studi Akuntansi S1 yang menganalisis kebijakan-kebijakan
mempelajari mengenai teori portfolio, saham di Indonesia dengan baik.
investasi saham, resiko investasi dan
analisis saham.
Mahasiswa mampu memahami Portofolio Dan Resitasi Tugas dan latihan Kelengkapan 2.5
dengan baik tentang definisi Investasi Jawaban
Diskusi dan Tanya
dan contoh portofolio, proses
Jawab
terbentuknya portofolio,
1
perbedaan riel investment dan
financial investment, resiko
investasi, perbedaan stimulus
profit dan sustainbability profit
Mahasiswa mampu Financial Market Resitasi Tugas dan latihan Kelengkapan 5.0
menganalisis mengenai Jawaban
Diskusi dan Tanya
perbandingan penggunaan
2 Jawab
mata uang negara lain dan
mata uang Indonesia dalam
berinvestasi
Mahasiswa mampu Pasar Modal Resitasi Tugas dan latihan Kelengkapan 7.5
3 menganalisis kebijakan bursa Indonesia Jawaban
Diskusi dan Tanya
efek di Indonesia dan di dunia.
Jawab
Mahasiswa mampu Teori Portofolio Resitasi Tugas dan latihan Kelengkapan 5.0
4 menganalisis penerapan Markowitz Jawaban
Diskusi dan Tanya
portofolio Markowitz
Jawab
Mahasiswa mampu memahami Saham Resitasi Tugas dan latihan Kelengkapan 7.5
dengan baik mengenai resiko Jawaban
Diskusi dan Tanya
saham dan obligasi, proses
5 Jawab Ketepatan
pembentukan broker saham
Perhitungan
dan penyebab terjadinya
fluktuasi saham
Mahasiswa mampu memahami Saham (Bag. Resitasi Tugas dan latihan Kelengkapan 7.5
dengan baik mengenai Kedua) Jawaban
Diskusi dan Tanya
6 pengukuran saham, kaitan
Jawab
commercial paper dan saham
dan keuntungan dalam saham
Mahasiswa mampu Right Issue Resitasi Tugas dan latihan Kelengkapan 7.5
menganalisis penerbitan right Jawaban
7 Diskusi dan Tanya
issue oleh perusahaan
Jawab Ketepatan
Perhitungan
Mahasiswa mampu Stock Split, Resitasi Tugas dan latihan Kelengkapan 5.0
menganalisis mengenai Stock Jawaban
Diskusi dan Tanya
kebijakan stock split yang Repurchase
8 Jawab
diambil oleh perusahaan dan Dan Reverse
kaitannya dengan kinerja Split
keuangan perusahaan
Mahasiswa mampu melakukan Capital Aset Resitasi Tugas dan latihan Ketepatan 5.0
perhitungan return saham Pricing Model Penghitungan
10 Diskusi dan Tanya
dengan metode Capital Aset (CAPM)
Jawab
Pricing Model (CAPM).
Mahasiswa mampu memahami Arbitrage Pricing Resitasi Tugas dan latihan Kelengkapan 2.5
11 konsep APT dan kaitannya Theory (APT) Jawaban
Diskusi dan Tanya
dengan kondisi makro ekonomi.
Jawab
Mahasiswa mampu Risk And Return Resitasi Tugas dan latihan Kelengkapan 7.5
12 menganalisis mengenai resiko Jawaban
Diskusi dan Tanya
yang dihadapi oleh investor
Jawab
Mahasiswa mampu melakukan Risk And Return Resitasi Tugas dan latihan Kelengkapan 7.5
perhitungan covarian, varians, (Bag.2) Jawaban
13 Diskusi dan Tanya
dan beta untuk mengetahui
Jawab
resiko pasar
Mahasiswa mampu memahami Pasar Efisien Resitasi Tugas dan latihan Kelengkapan 5.0
dengan baik tentang Jawaban
14 Diskusi dan Tanya
pandangan investor dalam
Jawab
melihat pasar yang efisien,
kondisi yang menyebabkan
Mahasiswa mampu memahami Reksadana Resitasi Tugas dan latihan Kelengkapan 7.5
dengan baik tentang definisi (Mutual Fund) Jawaban
Diskusi dan Tanya
15 reksadana dan tipe perusahaan
Jawab
reksadana serta berinvestasi
melalui reksadana.
Mahasiswa mampu Warrant, Option, Resitasi Tugas dan latihan Kelengkapan 7.5
16 menganalisis perbedaan And Future Jawaban
Diskusi dan Tanya
warran, option dan future
Jawab
Mahasiswa mampu memahami Earnings Resitasi Tugas dan latihan Kelengkapan 5.0
dengan baik tentang definisi Management, Jawaban
Diskusi dan Tanya
earnings management, insider Insider Traiding,
Jawab Ketepatan
trading, aksi gorengan saham Dan Aksi
Penghitungan
dan tindakan kecurangan, Gorengan
faktor yang menyebabkan suatu Saham
17
perusahaan melakukan
earnings management, insider
trading, dan aksi gorengan
saham serta peranan OJK
dalam mengantisipasi insider
trading
Referensi :
1. Alexander, G. J., Sharpe, W. F., & Bailey, J. V. (2001). Fundamentals of investments. Pearson Educación.
2. Anggono, A., & Baridwan, Z. (2003). Pengaruh Kebijakan Pembagian Dividen, Kualitas Akrual, dan Ukuran Perusahaan pada
Relevansi Nilai Dividen, Nilai Buku dan Laba. Simposius Nasional Akuntansi VI, 393-403.
3. Basri, Y. Z., & Subri, M. (2003). Keuangan negara dan analisis kebijakan utang luar negeri.
4. Beaver, W., Eger, C., Ryan, S., & Wolfson, M. (1989). Financial reporting, supplemental disclosures, and bank share prices. Journal
of Accounting Research, 27(2), 157-178.
5. Black, H. C. (1990). Black's Law Dictionary: Definitions of the Terms and Phrases of American. Minnesota.
6. Brealey, R. A., Myers, S. C., & Marcus, A. J. (1996). Fundamentos de finanzas corporativas. Madrid: McGraw-Hill.
7. Copeland, T. E., Weston, J. F., & Shastri, K. (2005). Financial theory and corporate policy (Vol. 4). Boston: Pearson Addison Wesley.
8. Fabozzi, F. J., Kolm, P. N., Pachamanova, D. A., & Focardi, S. M. (2007). Robust portfolio optimization and management. John Wiley
& Sons.
9. Fahmi, Irham, 2015, Pengantar Teori Portofolio dan Analisis Investasi Bandung : Alfabeta
10. Fakhruddin, H. M. (2008). Istilah pasar modal AZ: berisi kumpulan istilah populer pasar modal khususnya di pasar modal Indonesia,
mencakup berbagai istilah seputar perdagangan saham, obligasi, reksa dana, instrumen derivatif dan berbagai istilah terkait lainnya.
Elex Media Komputindo.
11. Fama, E. F. (1970). Session topic: stock market price behavior. The Journal of Finance, 25(2), 383-417.
12. Fazli Syam dan Harianto, 2003, Pengaruh Pengumuman Right Issue Terhadap Harga Saham (Studi Empiris Pada Sejumlah
Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta), Jurnal Telaah dan Riset Akuntansi, Vol 1 No. 1 April 2003
13. Fischer, P. M. (1982). Smith and Skousen," Intermediate Accounting", (Book Review). The Accounting Review, 57(1), 237.
14. G AHMAD, KAMARUDIN. 1997, Dasar-Dasar Manajemen Modal Kerja, Cetakan Pertama, Penerbit Rhineka Cipta, Jakarta halia
Indonesia, Jakarta
15. Ginting, S. D., & Riyanto, B. (2015). Analisis beberapa faktor yang mempengaruhi indeks harga saham di bursa efek Jakarta periode
Juli 1992-Agustus 1993 (Studi kasus perusahaan yang memiliki saham likuid) (Doctoral dissertation, Universitas Gadjah Mada).
16. Gordon, M. J. (1959). Dividends, earnings, and stock prices. The review of economics and statistics, 99-105.
19. Healy, P. M., & Wahlen, J. M. (1999). A review of the earnings management literature and its implications for standard setting.
Accounting horizons, 13(4), 365-383.
20. Husnan, S., & Pujiastuti, E. (2002). Dasar-dasar Manajemen Edisi Ketiga. Yogyakarta: UPP-AMP YKPN.
21. Ibbotson, R. G., & Brinson, G. P. (1987). Investment markets: gaining the performance advantage. McGraw-Hill.
22. Ikatan Akuntansi Indonesia, 2004, Standar Akuntansi Keuangan, PSAK No.13:
24. Jones, C. P. 1995, Investments: Analysis and Management, 7th ed., New York:John Wiley & Sons, Inc.
25. Jones, S., & Sharma, R. (2001). The impact of free cash flow, financial leverage and accounting regulation on earnings management
in Australia’s “old” and “new” economies. Managerial Finance.
26. Keputusan Majelis Permusyarawatan Rakyat No. IV Tahun 1999 (TAP MPR), BAB IV mengenai Kebijaksanaan Ekonomi
27. Khomsiyah, K., & Sulistyo, S. (2001). Faktor tingkat kemahalan harga saham, kinerja keuangan perusahaan dan keputusan
pemecahan saham (stock splits): Aplikasi analisis diskriminan. Journal of Indonesian Economy and Business, 16(4).
28. Krugman, P. R., & Obstfeld, M. (2006). Economía internacional. Pearson Educación.
29. Markowitz, H. M. (1991). Foundations of portfolio theory. The journal of finance, 46(2), 469-477.
30. McLindon, M. P., & Reich, B. (1996). Privatization and capital market development: Strategies to promote economic growth.
Greenwood Publishing Group.
31. Moffett, M. H., Stonehill, A. I., & Eiteman, D. K. (2003). Fundamentals of multinational finance. Addison-Wesley.
33. Purwantoro, Nugroho, 2017, Portofolio Choice Problem Teori dan Praktek, Jakarta : Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Indonesia
34. Reilly, F. K., & Brown, K. C. (2011). Investment Analysis and Portfolio Management (Text Only). Cengage Learning.
35. Rodoni, A. (2002). Penawaran Saham Perdana: Pengalaman Di Bursa Efek Jakarta 1990–1998. Journal of Indonesian Economy and
Business, 17(4).
36. Ross, S. A. (2013). The arbitrage theory of capital asset pricing. In Handbook of the fundamentals of financial decision making: Part I
(pp. 11-30).
38. Shim, Jae K. and Siegel, Joel G., Budgeting Basics & Beyond: A Complete Step by Step Guide for Non financial Managers, 1994
39. Shook, RJ Shook. 2002. Wall Street Dictionar terjemahaan roy Sembel. Jakarta: Erlangga
40. Tandelilin, E. (2010). Dasar-dasar Manajemen Investasi. Diambil dari http://repository. ut. ac. id/3823/1/EKMA5312-M1. pdf.
41. The Fei Ming, Day Training Valuta Asing, 2001, Gramedia, Jakarta
42. Treynor, J. L., Sharpe, W. F., Lintner, J., & Mossin, J. (1961). The Treynor Capital Asset Pricing Model. Journal of Investment
Management, 1(2), 6072.
43. Tryfino. 2009. Cara Cerdas Berinvestasi Saham. Jakarta: Transmedia Pustaka
44. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia
45. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal.
46. Van Horne, J. C., & Wachowicz, J. M. (2021). Prinsip-prinsip manajemen keuangan.
48. Wibisono, H. (2004). Pengaruh Manajemen Laba terhadap Kinerja Perusahaan di Seputar Seasoned Equity Offerings (Studi Empiris
di Bursa Efek Jakarta) (Doctoral dissertation, Program Pascasarjana Universitas Diponegoro).