Anda di halaman 1dari 14

PROPOSAL PENELITIAN

RESPON PEKERJA MUSLIMAH TERHADAP KESETARAAN SUAMI-


ISTRI SEBAGAI PENCARI NAFKAH UTAMA
(Studi Pada Pekerja Muslimah di PT Tempo Scan Pacific Cikarang Jawa Barat)

Oleh:

OLEH:
IMAM FACHRUDDIN, M.Ag
NIP: 196909072006041001
KATA PENGANTAR

Dengan senantiasa menghaturkan alhamdulillah rabbil 'alamin yang tiada


terhingga atas limpahan hidayah, taufik, serta ridla-Nya sehingga proposal
penelitian yang merupakan prasyarat pelaksanaan penelitian dosen dapat disusun
sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan. Shalawat dan salam semoga tetap
terhaturkan kepada Nabi Agung Muhammad SAW yang dengan hikmah ilahiyah
berupa al-Qur’an telah menyingkap tabir kebodohan menuju ajaran yang
menjunjung tinggi ilmu pengetahuan.
Penelitian yang direncanakan berjudul: RESPON PEKERJA MUSLIMAH
TERHADAP KESETARAAN SUAMI-ISTRI SEBAGAI PENCARI NAFKAH
UTAMA (Studi Pada Pekerja Muslimah di PT Tempo Scan Pacific Cikarang Jawa
Barat) merupakan penelitian agama berprespektif gender yang diharapkan dapat
mengungkap pengalaman perempuan khususnya pekerja muslimah dalam memberi
respon terhadap kesetaraan suami-istri sebagai pencari nafkah utama dalam
keluarga.
Akhirnya peneliti berharap proposal penelitian ini dapat diterima dan dapat
ditindak lanjuti kepada tahap-tahap penelitian selanjutnya.

Jakarta, Juli 2019

Imam Fachruddin, M.Ag


NIP: 196909072006041001
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR --------------------------------------------------------------- ii


DAFTAR ISI -------------------------------------------------------------------------- iii
A. Latar Belakang Masalah -------------------------------------------------------- 1
B. Masalah Penelitian -------------------------------------------------------------- 3
C. Pembatasan Masalah ------------------------------------------------------------ 3
D. Signifikansi Penelitian ---------------------------------------------------------- 3
E. Kajian Riset Sebelumnya ------------------------------------------------------- 4
F. Metode Penelitian --------------------------------------------------------------- 5
G. Instrumen Penelitian ------------------------------------------------------------ 6
H. Jadwal Penelitian ---------------------------------------------------------------- 7
I. Sumber Bacaan ------------------------------------------------------------------ 8
LAMPIRAN -------------------------------------------------------------------------- 10
A. Latar Belakang Masalah
Agama Islam memiliki aturan hukum pranata sosial yang jauh lebih rinci
dibandingkan dengan agama-agama lain. Di antara karakter hukumnya yang paling nyata
adalah pembedaannya yang sangat jelas terhadap peran jender laki-laki dan perempuan.
Pembedaan ini telah menjadi karakter sosial hukum Islam, di mana peran dan status jender
laki-laki menempati posisi lebih "tinggi" dibandingkan dengan peran dan status yang
ditempati perempuan.
Karakteristik tersebut tidak terlepas dari pengaruh sikap-sikap sosial yang terbentuk
dalam masyarakat patriarki, sehingga norma-norma agama seringkali diinterpretasikan
sedemikian rupa dan merefleksikan sikap mental yang berlaku. Pandangan yang
membenarkan "kemuliaan" pria, termasuk oleh kaum perempuan sendiri, sangat subur
dikonstruksi oleh penafsiran ajaran agama yang misoginis sehingga argumen-argumen tafsir
atas ayat sosiologis yang bersifat kontekstual dikategorikan sebagai ayat-ayat teologis yang
bersifat absolut.
Di antara aturan hukum pranata sosial yang mempersepsikan perempuan sebagai
"manusia kedua" yang kurang dihargai sebagaimana mestinya adalah aturan hukum
perkawinan, khususnya tentang penanggung jawab pencari nafkah dalam keluarga. Dalam
kitab-kitab fiqih klasik suami dinobatkan sebagai pihak yang paling bertanggung jawab
terhadap nafkah keluarga.1 Demikian juga halnya dengan ketetapan hukum dalam
Kompilasi Hukum Islam, sebagai perangkat hukum yang mengakomodasi mashlahat
masyarakat muslim Indonesia, menempatkan suami sebagai pihak yang berkewajiban
memberi nafkah dalam keluarga.2 Sedangkan perempuan dalam kedua perangkat hukum itu
ditempatkan sebagai penanggung jawab wilayah domestik.
Kosekuensi logis dari ketetapan hukum tersebut adalah bahwa perempuan yang
mencari nafkah keluarga hanya akan dipandang membantu suami dalam memenuhi
kebutuhan keluarga dan tetap berkewajiban penuh menjalankan peran domestiknya,
sehingga perempuan akan mengalami beban ganda (double burden). Lebih dari itu, ketika
perempuan pekerja tidak mampu menjalankan peran domestik yang dibebankan sepenuhnya
secara optimal, maka ia akan dituding sebagai penyebab rusaknya keharmonisan keluarga.
Kondisi seperti ini tentu saja dirasakan oleh perempuan sebagai sebuah kungkungan.
Maka tidak mengherankan apabila dari kalangan yang menghendaki adanya kesetaraan

1
Abdur Rohman Al-Jaziri, Kitab Fiqh Al-Madzahib Al-Arba'ah: Juz 4, (Mesir: Al Maktabah Al-Tijariyyah Al-
Kubro, 1969), h. 553.
2
Kompilasi Hukum Islam Pasal 80 ayat 4

1
gender muncul cita-cita bahkan gerakan mencoba mempertanyakan apakah memang
pembagian wilayah kerja bertolak dari perbedaan gender? benarkah karena kekhasan yang
dimiliki wanita tidak diperkenankan berperan sepenuhnya di sektor publik dan berakibat
pada status hukum yang berbeda dibandingkan dengan laki-laki? Benarkah agama memiliki
andil dalam pelestarian diskriminasi ini?
Salah satu bentuk upaya untuk merekonstruksi relasi gender dalam perundang-
undangan di Indonesia adalah diluncurkannya naskah hukum Islam yang disebut Counter
Legal Draft Kompilasi Hukum Islam (CLD-KHI) oleh Kelompok Kerja Pengarusutamaan
Gender Departemen Agama RI (Pokja PUG Depag), yang salah satu pasalnya menyatakan
bahwa pencarian nafkah adalah kewajiban bersama suami dan istri (Pasal 51).
Terlepas dari adanya penolakan dari kelompok pejuang formalisasi syariah terhadap
CLD-KHI yang dianggap sebagai "produk pesanan" barat, hal terpenting yang perlu
diungkap adalah bagaimana respon pekerja perempuan itu sendiri terhadap bunyi Pasal 51
CLD-KHI tersebut. Idealnya, respon yang muncul dari pekerja perempuan yang rentan
untuk mengalami beban ganda adalah menghendaki adanya kesetaraan tanggung jawab
dalam mencari nafkah antara suami dan istri, sehingga peran domestik tidak sepenuhnya
menjadi tanggung jawab istri.
Namun demikian, respon individu terhadap sesutu tidaklah bersifat tunggal karena
dipengaruhi berbagai faktor internal maupun eksternal. Demikian juga halnya dengan
respon perempuan terhadap isu gender dipengaruhi oleh berbagai faktor, sebagaimana
dinyatakan oleh Endang Widuri:
Faktor internal perempuan antara lain: masih rendahnya dan terbatasnya
motivasi perempuan di dalam meningkatkan dirinya untuk maju, sikap
menerima dan pasrah terhadap keadaan, merasa rendah diri, tidak berdaya
serta tidak mandiri. Gerak perempuan juga terkendala oleh ukuran-ukuran
obyektif dari sumber daya manusia, misalnya rendahnya pendidikan dan
pengetahuan, terbatasnya wawasan serta rendahnya ketrampilan sebagian
perempuan dalam berbagai bidang. Adapun faktor eksternal perempuan
dipengaruhi oleh faktor-faktor yang menyangkut nilai-nilai budaya
masyarakat, tidak komprehensifnya penterjemahan ajaran agama, aturan
hukum dan kebijakan serta pola pengambilan keputusan dalam berbagai
bidang kehidupan yang masih bias gender. Nilai-nilai budaya patriarki
mengakibatkan perempuan terdiskriminasi dalam berbagai bidang kehidupan
yang berakibat terinternalisasinya sikap-sikap sebagai warga negara kelas
dua.3

3
Endang Widuri, Pendidikan Hukum Perempuan: Sebagai Upaya Pemberdayaan Perempuan, Jurnal Studi
Gender dan Anak, Vol. 3 No. 2 Juli-Desember 2008, h. 211.

2
Kutipan di atas membangun asumsi bahwa respon pekerja muslimah terhadap
kesetaraan suami-istri sebagai pencari nafkah utama akan bervariasi sesuai dengan faktor-
faktor yang mempengaruhinya termasuk pemahaman keagamaannya. Untuk itu perlu
dilakukan penelitian empiris yang akan mengungkap respon dan bagaimana respon tersebut
terbangun dalam hal kesetaraan suami-istri sebagai pencari nafkah utama.

B. Masalah Penelitian
Permasalahan dalam penelitian ini difokuskan untuk mendeskripsikan pengalaman
pekerja muslimah PT Tempo Scan Pacifik Cikarang Jawa Barat dalam relasinya dengan
suami berupa respon terhadap kesetaraan suami-istri sebagai pencari nafkah utama. Karena
itu, secara garis besar permasalahan dalam penelitian ini diarahkan untuk menjawab
pertanyaan: "Bagaimana Respon Pekerja Muslimah PT Tempo Scan Pacific Terhadap
Kesetaraan Suami-Istri Sebagai Pencari Nafkah Utama?"

C. Pembatasan Masalah
Untuk menjawab permasalahan utama di atas, berikut dikemukakan rincian
permasalahan sebagai pembatasan terhadap permasalahan dalam penelitian ini:
1. Bagaimanakah peran pekerja muslimah PT Tempo Scan Pacific dalam wilayah domestik?
2. Bagaimanakah sikap pekerja muslimah PT Tempo Scan Pacific terhadap perlakuan
diskriminatif sebagai pencari nafkah dalam keluarga?
3. Apakah pemahaman ajaran Islam melatarbelakangi sikap pekerja muslimah PT Tempo
Scan Pacific terhadap perlakuan diskriminatif sebagai pencari nafkah dalam keluarga?
4. Bagaimanakah tindakan pekerja muslimah PT Tempo Scan Pacific dalam membangun
kesetaraan sebagai pencari nafkah utama dalam keluarga?

D. Signifikansi Penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk mengemukakan fakta-fakta empiris pengalaman
pekerja perempuan dalam relasinya dengan suami sebagai pencari nafkah dalam keluarga.
Apa yang dialami pekerja perempuan sebagai dampak dari ketidaksetaraan relasi suami-istri
dalam mencari nafkah baik dalam bentuk diskriminasi, beban ganda, dan stereotyping,
adalah bentuk nyata ketidakadilan dan mudharat yang dialami perempuan. Oleh karena itu,
hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai pijakan penetapan kebijakan (perundang-
undangan) tentang kesetaraan relasi suami-istri sebagai pencari nafkah dalam keluarga.

3
Penilitian ini juga akan mengungkap bagaimana sikap pekerja perempuan terhadap
diskriminasi dan beban ganda dalam rumah tangga. Hasil penelitian yang dicapai tentu dapat
ditindak lanjuti dalam bentuk pendidikan kesetaraan gender bagi pekerja perempuan dalam
prespektif yang lebih membumi dengan melihat faktor yang melatarbelakangi sikap yang
mereka ambil.

E. Kajian Riset Sebelumnya


Penelitian tentang pekerja perempuan dalam prespektif gender tentunya sudah
banyak dilakukan, seperti penelitian yang dilakukan oleh Tanti Herawati yang berjudul: "
Studi Kesetaraan Gender pada Tingkat Pengambilan Keputusan dalam Ranah Pekerja
Media Solopos." Dalam penelitian tersebut terungkap bahwa kesetaraan gender dalam
kedudukan pekerja media di Solopos masih sangat kurang di mana kedudukan penting di
perusahaan tersebut masih didominiasi laki-laki, sedangkan untuk pekerjaan yang dianggap
mementingkan kecantikan, keluwesan diberikan kepada perempuan. Dari pihak pekerja
perempuan sendiri ada yang menolak ketika ditawari jabatan penting karena alasan takut

tidak bisa bekerja secara maksimal. 4

Penelitian lain dilakukan oleh Yetniwati dkk dengan judul: "Kesetaraan Gender
dalam Rangka Mewujudkan Perlindungan Kepada Tenaga Kerja Wanita Pada Perusahaan
Sektor Perdagangan di Kota Jambi." Penelitian ini mengungkap bahwa kesetaraan gender
dalam sistem pengupahan di lokasi penelitian telah terwujud, hanya saja rendahnya upah
pekerja perempuan disebabkan oleh penempatan pekerja perempuan yang lebih dominan
pada level bawah dan sedikit sekali pada level atas. Hal ini disebabkan oleh adanya
pandangan streotip terhadap perempuan, marjinalisasi perempuan, subordinasi pandangan
pekerja laki-laki lebih tinggi dari perempuan, dan belum adanya sanksi ketidaksetaraan

gender. 4

Dari dua penelitian di atas, nampak bahwa penelitian terhadap pekerja perempuan
lebih difokuskan kepada aspek perlakuan perusahaan terhadap pekerja perempuan serta
analisis kesetaraan gender di dalamnya. Sedangkan penelitian tentang pekerja perempuan

4
Tanti Hermawati, Studi Kesetaraan Gender pada Tingkat Pengambilan Keputusan dalam Ranah Pekerja Media
Solopos, (Surakarta: LPPM UNS, 2006), tidak diterbitkan
5
Yetniwati, et. al., Kesetaraan Gender dalam Rangka Mewujudkan Perlindungan Kepada Tenaga Kerja Wanita
Pada Perusahaan Sektor Perdagangan di Kota Jambi, dimuat di Majalah Hukum Forum Akademia, Vol. 17 No.
1 April 2008.

4
yang mengangkat pengalaman pekerja perempuan dalam relasinya dengan suami di
lingkungan rumah tangga, sejauh pengetahuan peneliti, belum banyak dilakukan.
Dengan demikian, penelitian yang akan dilakukan berbeda dengan penelitian
tentang pekerja perempuan yang selama ini dilakukan. Setidaknya ada 2 (dua) titik beda,
yaitu: 1) Penelitian ini lebih mengangkat pengalaman pekerja perempuan dalam relasinya
dengan suami di rumah; dan 2) Penelitian ini ingin mengungkap apakah faktor pemahaman
agama (Islam) turut melatar belakangi respon pekerja perempuan dalam relasi-suami istri di
rumah.

F. Metode Penelitian
Pada penelitian ini, peneliti ingin mengungkap respon pekerja muslimah terhadap
kesetaraan suami-istri sebagai pencari nafkah utama. Apa sebenarnya yang dialami oleh
pekerja muslimah PT Tempo Scan Pacific di balik status mereka sebagai pencari nafkah
dalam keluarga. Selanjutnya dalam rangka menguak makna dan esensi di balik fenomena
kesetaraan suami-istri sebagai pencari nafkah utama, maka dalam hal ini dibutuhkan sebuah
perangkat metodologis berupa fenomenologi.
Dalam fenomenologi, kenyataan yang dianggap penting adalah apa yang
diimajinasikan oleh pelakunya pada saat kenyataan itu berlangsung. Perspektif
fenomenologi merupakan dasar konsepsi metodologi kualitatif. Karena metode kualitatif
memperkenankan kita untuk mengetahui kedirian seseorang dan melihat seseorang itu
sebagaimana ia mengembangkan definisinya sendiri terhadap dunianya. Dengan demikian,
seolah kita mengalami apa yang ia alami dalam perjuangan sehari-harinya dalam
menghadapi kehidupan sosialnya. 6
Adapun dalam penelitian ini, peneliti lebih memilih untuk menggunakan
fenomenologi empirik yang lebih mengutamakan upaya penggambaran pengalaman pekerja
muslimah. Dalam penelitian ini digunakan pendekatan fenomenologi, karena tujuan dari
penelitian ini adalah ingin menemukan esensi respon pekerja muslimah terhadap kesetaraan
suami-istri sebagai pencari nafkah utama, yang hanya bisa dilakukan dengan menggali data
langsung dari para pekerja muslimah tersebut, sehingga di sini peneliti tidak ikut campur
dalam menentukan makna dan esensinya. Esensi dan makna, seluruhnya dirumuskan

4
Robert Bogdan and Steven J.Taylor, Introduction to Qualitative Research Methods: a Phenomenological
Approach to the Social Sciences, (New York: Wikey-Intercience Publication, 1975), 4-5.

5
berdasarkan pengalaman dan pemaknaan para pekerja muslimah terhadap obyek atau
fenomena kesetaraan suami-istri sebagai pencari nafkah.
Sedangkan metode analisis dalam penelitian ini meliputi 3 tahapan: (1) reduksi
fenomenologi, (2) variasi imajinatif, dan (3) sintesis antara deskripsi tekstural dan deskripsi
struktural. Ketiga tahapan analisis ini harus dilakukan, karena adanya bermacam-macam
pemahaman, maka harus dilakukan reduksi fenomenologi yang disesuaikan dengan tema,
sehingga dapat diperoleh satu horizon atau makna, atau yang disebut sebagai deskripsi
tekstural yang universal. Kemudian adanya pemaknaan dan pengalaman yang berbeda-beda
dalam deskripsi tekstural itu dibuatkan daftar kualitas struktural (variasi imajinatif) pada
setiap pengalaman masing-masing subyek penelitian. Selanjutnya, peneliti memasukkan
setiap pemaknaan dan pengalaman yang berbeda-beda itu pada tema penelitian, sehingga
dapat diperoleh sebuah gambaran struktural dari masing-masing subyek penelitian. Sintesis
antara deskripsi tekstural dan deskripsi struktural, yakni sebagai tahap terakhir untuk
menggabungkan antara deskripsi tekstural dan deskripsi struktural dalam rangka membuat
sintesis atau menggabungkan antara beberapa makna dan esensi dari sebuah fenomena atau
pengalaman.

G. Instrumen Penelitian
Data dalam penelitian ini diperoleh dengan menggunakan instrumen sebagai
berikut:
a. Observasi.
Dalam hal ini peneliti melakukan observasi tentang kondisi-kondisi obyektif
tempat penelitian dalam kaitannya dengan keberadaan pekerja muslimah. Dalam
observasi ini juga diamati berbagai sikap, reaksi, dan respon non verbal pekerja
muslimah selama wawancara berlangsung.
b. Wawancara Mendalam
Dalam hal ini peneliti melakukan wawancara secara mendalam dengan sumber
data yaitu pekerja muslimah PT Tempo Scan Pacific yang sudah menikah, guna
mendapatkan data tentang:
1) Kedudukan informan sebagai pencari nafkah dalam rumah tangga.
2) Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab rumah tangga oleh suami-istri
3) Respon informan terhadap kesetaraan suami-isri sebagai pencari nafkah utama dalam
keluarga.

6
4) Respon suami terhadap kesetaraan suami-isri sebagai pencari nafkah utama dalam
keluarga.
5) Respon informan terhadap ajaran Islam mengenai penanggung jawab nafkah dalam
keluarga.
6) Reaksi informan yang mengalamai double bourden dalam rumah tangga.
c. Focus Group Discussion (FGD)
Focus Group Discussion (FGD) diterapkan untuk mendapatkan informasi dari
informan secara lebih dialogis melalui umpan balik antar-subjek penelitian. FGD
merupakan sarana untuk rekonfirmasi data yang telah diperoleh. FGD dilakukan peneliti
dengan menyelenggarakan diskusi kecil yang dihadiri oleh semua informan dan
beberapa pekerja muslimah non informan yang membahas tentang kesetaraan suami-
istri sebagai pencari nafkah utama dalam keluarga. Melalui FGD ini diharapkan dapat
diperoleh data sebagai berikut:
1) Respon pekerja muslimah terhadap kesetaraan suami-istri sebagai pencari nafkah
utama.
2) Pengalaman double burden pekerja muslimah di rumah.
3) Pengaruh pemahaman agama pekerja muslimah terhadap respon mereka tentang
kesetaraan suami-istri sebagai pencari nafkah utama.
4) Pengaruh faktor non agama pekerja muslimah terhadap respon mereka tentang
kesetaraan suami-istri sebagai pencari nafkah utama.
5) Upaya pekerja muslimah dalam mewujudkan kesetaraan suami-istri sebagai pencari
nafkah utama.

H. Jadwal Penelitian
Penelitian ini akan dilaksankaan selama 5 bulan dengan rincian kegiatan sebagai
berikut:
PELAKSANAAN
No. KEGIATAN
Agustus September Oktober November Desember

1 Penyusunan proposal

2 Observasi lokasi penelitian

3 Interview

7
4 FGD

5 Pengolahan data temuan

6 Penyusunan laporan

7 Penyerahan laporan

I. Sumber Bacaan
Al-Anshariy, Zakariyya, Fath al- Wahhab, Jilid II, Beirut: Dar al-Kutub al-‘Ilmiyyah, 1418
H.

Al-Hashfakiy, Al Dur al Mukhtar, Jilid III, Beirut: Dar al-Fikr, 1386 H.

Al-Jaziri, Abdur Rohman, Kitab Fiqh Al-Madzahib Al-Arba'ah, Mesir: Al Maktabah Al-
Tijariyyah Al-Kubro, 1969.

Al-Qurthubiy, Abu Abdillah Muhammad bin Ahmad, Al Jami’ Li Ahkam Al-Quran, jilid V,
Riyadh: Dar ‘Alam al-Kutub, 2003.

Al-Zuhaili, Wahbah. Al-Fiqh al-Islamiy Wa 'Adillatuhu, Damaskus: Dar al-Fikr, 1985.

Bogdan, Robert and Steven J.Taylor, Introduction to Qualitative Research Methods: a


Phenomenological Approach to the Social Sciences, New York: Wikey-Intercience
Publication, 1975.

Depag RI. Himpunan Peraturan Perundang-Undangan Perkawinan. Jakarta: Dirjen


Bimbingan Masyarakat Islam dan Bimbingan Haji Direktorat Urusan Agama Islam.
1997.

Dimyathi, Abu Bakar bin Sayyid Muhammad Syatha, I’anat al-Thalibin, Juz 4, Beirut: Dar
al-Fikr, tt.

Djannah dkk., Fathul, Kekerasan terhadap Isteri, Yogyakarta: LKiS, 2007

Handayani, Christina S. dan Novianto, Ardhian, Kuasa Wanita, Yogyakarta: LKiS, 2004.

Haryanto, Sindung, Sosiologi Ekonomi, Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2011.

Ismail, Nurjannah, Perempuan dalam Pasungan: Bias laki-laki dalam Penafsiran, Yogyakarta:
LKiS, 2003.

Moustakas, Clark, Phenomenological Research Methods, California: Sage Publication, 1994.


Mufidah Ch., Paradigma Gender, Malang: Banyumedia, 2003.

Mulia, Siti Musdah, "Counter Legal Draft Kompilasi Hukum Islam: Upaya Implementasi
CEDAW dalam Perkawinan". Dalam Jurnal Perempuan, No. 45, 2006.

8
Munhanif, Ali, Mutiara Terpendam: Perempuan dalam Literatur Islam Klasik, Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama, 2002.

Munti, Ratna Batara, Perempuan Sebagai Kepala Rumah Tangga, Jakarta: Lembaga Kajian
Agama dan Jender & Solidaritas Perempuan, 1999.

Muriati, A. Nunuk P., Getar Gender Magelang: Indonesiatera, 2004.

Nangoy, Nelly, Konsep dan Teori Gender, Jakarta: PPG dan PKP BKKBN, 2009.

Praja, Juhaya S., Filsafat Hukum Islam, Bandung: LPPM, 1985.

Rofiah, Nur. Memecah Kebisuan: Agama Mendengar Suara Perempuan Korban Kekerasan
Demi Keadilan (Respon NU). Jakarta: Komnas Perempuan. 2009.

Sabiq, Sayyid, Fiqh Al Sunnah, jilid 2, Beirut: Dar al-Fikr, 1983.

Sarwono, Wirawan Sarlito, Teori-teori Psikologi Sosial, Jakarta: CV. Rajawali, 1998.

Suyanto, Bagong dan Emy Susanti Hendrarso. Wanita, Dari Subordinasi dan Marginalisasi
Menuju ke Pemberdayaan. Surabaya: Airlangga Univrsity Press, 1996.

Umar, Nasaruddin, Argumen Kesetaraan Jender, Jakarta: Paramadina, 1999.

Widuri, Endang, Pendidikan Hukum Perempuan: Sebagai Upaya Pemberdayaan


Perempuan, Jurnal Studi Gender dan Anak, Vol. 3 No. 2 Juli-Desember 2008.

9
PEDOMAN WAWANCARA

1. Data tentang peran pekerja muslimah PT Tempo Scan Pacific dalam wilayah domestik
diperoleh melalui pertanyaan berikut:
a. Bagaimana anda mengerjakan semua pekerjaan rumah tangga?
b. Apakah suami anda ikut membantu pekerjaan rumah tangga? Mengapa?
c. Bagaimana pembagian tugas dalam mengerjakan pekerjaan rumah tangga antara anda
dengan suami?
d. Bagaimana reaksi suami anda jika ada pekerjaan rumah yang tidak beres?
e. Jika karena satu dan lain hal ada pekerjaan rumah tangga yang menjadi tanggung jawab
anda tidak bisa dikerjakan, apakah suami bersedia mengerjakan pekerjaan itu?
2. Data tentang sikap pekerja muslimah PT Tempo Scan Pacific terhadap perlakuan
diskriminatif sebagai pencari nafkah dalam keluarga, diperoleh melalui pertanyaan berikut:
a. Bagaimana sikap anda jika suami tidak menghargai pekerjaan yang ada geluti sekarang?
b. Bagaimana sikap anda jika suami menyuruh anda melakuan pekerjaan rumah tangga
sementara anda baru pulang dari bekerja
c. Bagaimana sikap anda jika suami enggan membantu pekerjaan rumah tangga?
d. Bagaimana sikap anda jika suami marah karena anda lembur bekerja?
e. Bagaimana anda menyelesaikan kesalahpahaman dengan suami anda?
3. Data tentang pemahaman ajaran Islam melatarbelakangi sikap pekerja muslimah PT Tempo
Scan Pacific terhadap perlakuan diskriminatif sebagai pencari nafkah dalam keluarga,
diperoleh melalui pertanyaan berikut:
a. Bagaimana pendapat anda tentang kedudukan suami sebagai kepala rumah tangga
menurut ajaran Islam?
b. Bagaimana pendapat anda tentang kesibukan anda bekerja di luar rumah menurut ajaran
Islam?
c. Bagaimana pendapat anda tentang kedudukan anda sebagai pencari nafkah tambahan
dalam keluarga?

10
d. Bagaimana pendapat anda tentang kewajiban istri terhadap semua pekerjaan di rumah
meskipun anda bekerja?
e. Bagaimana pendapat anda tentang suami yang tidak bisa mencari nafkah tapi tetap
sebagai kepala rumah tangga?

4. Data tentang tindakan pekerja muslimah PT Tempo Scan Pacific dalam membangun
kesetaraan sebagai pencari nafkah utama dalam keluarga, diperoleh melalui pertanyaan
berikut:
a. Apa upaya yang anda lakukan agar suami anda menghargai anda sebagai pencari nafkah
dalam keluarga?
b. Apa yang anda lakukan agar tidak hanya anda yang dibebani tanggung jawab pekerjaan
rumah tangga?
c. Apa yang anda lakukan agar suami memahami kesetaraan suami-istri dalam rumah
tangga?
d. Apa upaya yang anda lakukan sebagai pekerja muslimah agar tidak diperlakukan secara
diskriminatif di tempat anda bekerja?

Catatan:
Pedoman wawancara ini akan dikembangkan sesuai dengan kondisi yang ditemukan peneliti
di lapangan.

11

Anda mungkin juga menyukai