Anda di halaman 1dari 72

MODUL PRAKTIKUM

POLITEKNIK NEGERI MANADO


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
LAB. ELEKTRONIKA DIGITAL, MIKROPROSESSOR
dan ELEKTRONIKA DAYA

i
PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL PRAKTIKUM

 Latar Belakang Penulisan Modul Praktikum.


Jurusan Teknik Elektro adalah salah satu Jurusan yang ada di Politeknik Negeri
Manado yang saat ini dalam pembenahan, antara lain pembenahan mutu akademik.
Dalam proses ini disisi lain kelemahannya adalah masih kurangnya buku pedoman
perkuliahan berupa modul praktikum terutama sebagai penuntun untuk mata kuliah
Praktek Elektronika Digital. Buku-buku referensi mengenai hal ini disamping kurang
juga bentuknya dalam „teks book‟ berbahasa asing, dimana hal ini melihat kondisi
mahasiswa sangat sulit untuk menggunakan apalagi mencerna isinya karena kesulitan
segi bahasanya. Dengan alasan ini, maka penulis menyusun modul praktikum ini
dengan harapan bisa membuka terobosan baru dalam proses pendidikan terutama di
Politeknik Negeri Manado dengan mengingat masa sekarang ini banyak teknologi
sudah beralih ke sistem digitalisasi.

 Tujuan Umum Modul Praktek Elektronika Digital


Modul Praktikum ini bertujuan untuk memperkenalkan, merancang perangkat lunak
Sistem digital dan menerapkan aplikasi untuk bidang kontrol industri, instrumentasi,
agar mahasiswa dapat memiliki bekal ilmu dan pengetahuan yang mampu bersaing di
era globalisasi.

 Isi Modul Praktikum Secara Keseluruhan


Modul Praktikum ini berisi penuntun teknik merancang, menganalisa, menulis dan
membuat Rangkaian digital sampai aplikasi di industri, instrumentasi, hiburan, dan
lain-lain, dengan orientasi dasar yang menggunakan piranti-piranti pendukung yang
bisa untuk otomatisasi sistem yang mengutamakan kehandalan dan efisiensi.
 Petunjuk Penggunaan Modul Praktikum.
Didalam Modul Praktikum ini akan menjumpai bahasan-bahasan yang meliputi :
1. Gerbang-gerbang Logika Dasar : AND, OR, NOT
2. Rangkaian Aplikasi menggunakan simbol-simbol gerbang logika yang berbeda
beda sesuai peralatan yang digunakan, seperti contoh di bawah ini.

NOT Peralatan Leobolt

Peralatan De Lorenzo

NAND
Peralatan Leobolt

Peralatan De Lorenzo

NOR Peralatan Leobolt

Peralatan De Lorenzo
DAFTAR ISI

Hal

PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL PRAKTIKUM


DAFTAR ISI ................................................................................................... i
PERCOBAAN 1 Rangkaian Dasar Gerbang Logika ................................ 1
PERCOBAAN 2 De Morgan Law ............................................................ 8
PERCOBAAN 3 Operasi 3 bit dan 4 bit Variabel Masukan .................. 12
PERCOBAAN 4 Penyederhanaan Fungsi Logika ................................ 17
PERCOBAAN 5 Half Adder & Full Adder ............................................. 21
PERCOBAAN 6 Substracter .................................................................... 25
PERCOBAAN 7 Encoder dan Decoder .................................................... 31
PERCOBAAN 8 Code Converter ............................................................ 35
PERCOBAAN 9 Multiplexer & Demultiplexer ....................................... 38
PERCOBAAN 10 Flip - Flop SR dan Clock Controlled RS Flip - Flop .... 44
PERCOBAAN 11 Flip - Flop JK, Type “T” dan Type “D” ....................... 49
PERCOBAAN 12 Shift Register ................................................................. 56
PERCOBAAN 13 Counter UP & Down .................................................... 60
PERCOBAAN 14 Motor Car Ligthning ...................................................... 65
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 68

i
PERCOBAAN 1
RANGKAIAN DASAR GERBANG LOGIKA

Selesai praktikum diharapkan dapat :


- Mengetahui gerbang-gerbang logika dasar.
- Merangkai dan menganalisa Gerbang AND, OR, NOT, NAND, NOR dan
EXOR.
- Membuat dan mengecek tabel kebenaran.
- Menentukan persamaan-persamaan logika.
- Membuat diagram waktu.
- Menjelaskan prinsip kerja gerbang-gerbang logika.

 Gerbang AND
Rangkaian AND dinyatakan sebagai Y = A . B, dan keluaran rangkaian Y menjadi
“1” hanya ketika kedua masukan A dan B adalah “1”, dan Y menjadi “0” pada
kedua kondisi yang lain, dan kedua masukan A dan B adalah “0”.

 Gerbang OR
Rangkaian OR dinyatakan sebagai Y = A + B, dan keluaran rangkaian Y menjadi
“0” hanya ketika kedua masukan A dan B adalah “0”, dan Y menjadi “1” pada
kedua kondisi yang lain, dan kedua masukan A dan B adalah “1”.

 Gerbang NOT
Rangkaian NOT juga dikenal sebagai inverter dan dinyatakan sebagai Y = A.
Harga logika masukan dan keluaran rangkaian ini selalu berlawanan.

1
 Gerbang NAND
Rangkaian NAND dinyatakan dalam Y = (A . B) dan keluaran rangkaian Y
menjadi “0” hanya ketika masukan A dan B adalah “1”, dan “0” pada kondisi
yang lain.

 Gerbang NOR
Rangkaian NOR dinyatakan sebagai Y = (A + B) dan keluaran Y menjadi “1”
ketika kedua masukan A dan B adalah “0”, dan “1” pada kondisi yang lain.

 Gerbang EXCLUSIVE OR (EXOR)


Rangkaian EXOR dinyatakan dalam Y = A . B + A . B = A + B , dan keluaran
menjadi “0” ketika kedua masukan A dan B pada level yang sama, dan “1”, ketika
kedua masukan pada level yang berbeda.

Gambar di bawah ini menunjukkan rangkaian–rangkaian logika dan tabel-tabel


kebenaran.

2
3
- Gerbang AND
- Gerbang OR
- Gerbang NOT
- Gerbang EX-OR
- Trainer Digital
- Catu Daya DC
- Kabel penghubung secukupnya.

4
a. Rangkailah rangkaian-rangkaian berikut (Sesuai rangkaian percobaan).
b. Ujilah rangkaian-rangkaian tersebut, dan buatlah tabel kebenaran dari kondisi
masukan terhadap kondisi keluarannya.
c. Tentukan persamaan-persamaan logika.
d. Gambar diagram waktu dari percobaan yang telah dilakukan.
e. Jelaskan prinsip kerja dari percobaan yang telah dilakukan.
f. Analisalah rangkaian-rangkaian tersebut.
g. Buatlah kesimpulannya.

a. AND

b. OR

5
b. NOT

c. NAND

d. NOR

6
e. EXOR

a. Berapakah tegangan yang dikatakan/dianggap sebagai logika “0” (low) dan


logika “1” (high) ?
b. Keadaan suatu logika tidak “0” dan tidak “1” berada pada level tegangan
berapa dari data percobaan saudara !
c. Rancanglah rangkaian gerbang-gerbang logika yang saudara ketahui
menggunakan gerbang logika NAND.

7
PERCOBAAN 2
DE MORGAN LAWS

Selesai praktikum diharapkan dapat :


- Menjelaskan hubungan antara Hukum de Morgan dan Rangkaian logika.
- Membuktikan dan menganalisa Hukum de Morgan.

Praktikum ini menjelaskan hubungan antara Hukum de Morgan dari aljabar


boolean dan rangkaian logika.
Hukum ini sangat penting, sebab merumuskan kaitan antara fungsi ( N ) AND dan
fungsi (N) OR yang memungkinkan diberikan satu jenis fungsi dengan
menggunakan gerbang yang berbeda.

Hukum : a.b  a  b
a  b  a.b

Kaidah ini dapat dijelaskan dengan rangkaian logika. Rangkaiannya adalah seperti
di bawah ini.

A
A.B
B

A
A.B
B

8
A
A.B
B

A
A.B
B

Tabel kebenaran

A B A+B A+B A B A.B A.B A.B A+B


0 0 0 1 1 1 1 1 0 1
0 1 1 0 1 0 0 1 0 1
1 0 1 0 0 1 0 1 0 1
1 1 1 0 0 0 0 0 1 0

Dari tabel terbukti bahwa

I. a . b = a + b

II. a + b = a . b

Nilai praktis kedua kaidah ini akan segera tampak

Kaidah I berarti fungsi OR dapat dilakukan dengan memungkinkan kedua


masukan AND.
Kaidah II berarti fungsi NAND dapat diperoleh dengan menginverskan kedua
masukan fungsi OR.
Venn Charts

A B A B

9
A  B  A.B A.B  A  B

kalau kedua persamaan itu diinvers maka :

A  B  A.B

A..B  A  B

Suatu logika sum yang diinvers dari dua signal masukan sama dengan logika
produk yang diinvers dari dua signal masukan, sama dengan sum dari dua signal
dari operasi masing masing untuk gerbang NAND dan gerbang NOR

- Catu Daya DC
- 1 buah 4 AND
- 1 buah 4 NAND
- 1 buah 4 OR
- 1 buah 4 EXOR
- Trainer digital
- Kabel penghubung secukupnya.

a. Buatlah Rangkaian percobaan seperti gambar berikut :

10
b. Berikan kombinasi masukan yang bervariasi serta buatlah tabel kebenaran dari
masing-masing rangkaian percobaan diatas.
c. Buatlah persamaan logika dari hasil tabel kebenaran dan gambarkan diagram
waktu.
d. Bandingkan kedua rangkaian diatas dan buatlah analisa dan kesimpulannya.

11
PERCOBAAN 3
OPERASI 3 BIT DAN 4 BIT VARIABEL MASUKAN

- Membuat dan mengecek tabel kebenaran dengan variasi 3 masukan dan 4


masukan.
- Menentukan persamaan-persamaan logika.
- Membuat diagram waktu.
- Menjelaskan prinsip kerja rangkaian dengan variasi 3 masukan dan 4 masukan.

- Operasi 3 Bit Variabel Masukan

Gambar di bawah adalah gerbang AND dengan 3 variabel masukan. Ekspresi


Boolean untuk gerbang AND 3 masukan adalah:
A.B.C=Y
Semua kombinasi yang mungkin dari A,B dan C diberikan pada tabel kebenaran.
Gerbang AND 3 masukan mempunyai jumlah kemungkinan kombinasi
bertambah menjadi delapan.
Rangkaian gerbang AND 2 masukan dapat dirancang menjadi gerbang AND 3
masukan, seperti gambar dibawah.

Simbol AND 3 Masukan Tabel Kebenaran

Masukan Keluaran
A B C Y
A
Y 0 0 0 0
B
C 0 0 1 0
0 1 0 0
0 1 1 0
A.B.C = Y 1 0 0 0
1 0 1 0
1 1 0 0
1 1 1 1

12
Rangkaian AND 3 Masukan

A A
B Y = B
C Y
C

- Operasi 4 Bit Variabel Masukan

Suatu gerbang AND 2 masukan dapat juga dirancang menjadi gerbang AND 4
masukan. Disini akan dijelaskan juga gerbang OR empat masukan seperti gambar
berikut. Ekspresi Boolean untuk gerbang OR 4 masukan adalah
A+B+C+D=Y
Tabel kebenaran untuk gerbang OR 4 masukan diperlihatkan pada gambar di
bawah. Perhatikanlah bahwa gerbang OR masukan terdapat 16 kombinasi yang
mungkin dari A, B, C dan D. Gerbang OR 4 masukan dapat dirancang dari
gerbang OR 2 masukan seperti gambar di bawah.

Simbol Gerbang OR 4 Masukan Tabel Kebenaran

Masukan Keluaran
D C B A Y
A
B 0 0 0 0 0
Y
C 0 0 0 1 1
D
0 0 1 0 1
0 0 1 1 1
0 1 0 0 1
A+B+C+D = Y 0 1 0 1 1
0 1 1 0 1
0 1 1 1 1
1 0 0 0 1
1 0 0 1 1
1 0 1 0 1
1 0 1 1 1
1 1 0 0 1
1 1 0 1 1
1 1 1 0 1
1 1 1 1 1

13
Rangkaian OR 4 Masukan

A
A
B
B
C Y = Y
D
C

Pada dasarnya pola hubungan untuk mengembangkan jumlah masukan gerbang


OR maupun gerbang AND adalah sama. Pengembangan jumlah masukan suatu
gerbang NAND lebih sukar daripada mengembangkan gerbang AND dan OR.

- Catu Daya + 5 Volt DC


- 4 OR
- 4 AND
- Digital Trainer.
- Kabel penghubung secukupnya.

a. Rangkailah rangkaian seperti gambar percobaan.


b. Buatlah tabel kebenaran dari masing-masing gambar percobaan.
c. Buatlah analisa dan kesimpulan dari hasil percobaan yang dilakukan.

14
 AND 3 masukan

 AND dan NAND 4 masukan.

15
 OR dan NOR 4 Masukan

a. Tuliskan Ekspresi Boolean Gerbang AND 4 masukan.


b. Tuliskan Ekspresi Boolean Gerbang OR 3 masukan.
c. Gambar dan tuliskan persamaan logika Gerbang NAND 3 masukan.
d. Gambar dan tuliskan persamaan logika Gerbang NOR 4 masukan

16
PERCOBAAN 4
PENYEDERHANAAN FUNGSI LOGIKA

Selesai praktikum diharapkan dapat :


- Menyederhanakan fungsi-fungsi logika.
- Menyederhanakan fungsi logika dengan Karnaugh-Map.
- Menyederhanakan fungsi logika dengan Al;jabar Boolean.

Untuk menyederhanakan rangkaian logika, ada beberapa metode yang dapat


digunakan. Umumnya metode Karnaugh-Map atau penyederhanaan Aljabar
Boolean dapat digunakan.
Elemen Dari Karnaugh-Map disebut Minterm atau Sum of Product. Standar
penjumlahan bentuk product dari 3 variabel adalah :

F (a, b, c) = a b c . f (0, 0, 0) + a b c . f (0, 0, 1) +


a b c . f (0, 1, 0) + a b c . f (0, 1, 1) +
a b c . f (1, 0, 0) + a b c . f (1, 0, 1) +
a b c . f (1, 1, 0) + a b c . f (1, 1, 1)

- Cayu Daya DC
- Digital Trainer
- Kabel penghubung secukupnya.

17
a. Rangkailah rangkaian percobaan seperti gambar berikut
b. Buatlah Tabel Kebenaran dari beberapa kemungkinan masukan.
c. Ceklah Tabel Kebenaran.
d. Tentukan persamaan logika dari rangkaian yang telah dipraktekkan.
e. Ulangi langkah a hingga d untuk gambar rangkaian 2.
f. Analisalah dan buat kesimpulan dari percobaan yang telah dilakukan.

A &

B
1

A &

C &
B
C
A & 1
B H
C

A &

Gambar 1

18
X
Y &
Y
X
1 &

X &

Y 1
Y & 1
H
X &

Z 1

X
&
Z
Y
Z
Gambar 2

A &
B
C

&
A &

B
1
C
B & 1 &
A H
A 1

A &
B 1
C Gambar 3
19
1. Buatlah rangkaian digital yang sederhana dari fungsi minterm berikut ini :
a. AA + BB + AB + BB

b. (X + Y) . Z + X Y

2. Buatlah rangkaian digital dari K-map berikut ini :

A AB A A
A A
BC C CD 0 0 1 0 D
0 0
B 0 1 B 0 1 1 0
C D
1 1 1 1 1 1
0 1 C C 0 1 1 1 D
C
A A A
3. Sederhanakan rangkaian berikut dengan aljabar Boole dan buatlah tabel
kebenaran serta rangkaian penggantinya.
a.
A
B Y

b.
A

B
C
Y

4. Sederhanakan fungsi berikut ini dan tabel kebenarannya serta buatlah


rangkaian sederhananya.
a. f (A,B,C) = A B C + A B C + A B C + A B C
b. f (x,y,z) = (A + Y ) Z + XY

20
PERCOBAAN 5
HALF ADDER & FULL ADDER

Selesai praktikum diharapkan dapat :


- Menyebutkan komponen-komponen rangkaian half adder dan full adder
dengan benar
- Menjelaskan cara kerja rangkaian half adder dan full adder dengan baik dan
benar.

- HALF ADDER
Rangkaian half adder merupakan suatu penjumlah. Untuk menjumlahkan 2 buah
bilangan biner, dimulai dengan bit satuannya.
Hasil penjumlahan ini kemungkinan mempunyai bilangan yang harus dibawa
kedepan (carry).
Rangkaian untuk menjumlahkan 2 buah bit dinamakan half adder.

A
Carry = AB
B

SUM = AB + AB

Gambar Rangkaian Half Adder

21
- FULL ADDER
Untuk menjumlahkan bilangan / bit-bit selanjutnya, maka digambarkan rangkaian
Full Adder. FA dapat dijumlahkan 3 bit sekaligus.
Bit ke 3 merupakan bit bawaan (carry) dari hasil penjumlahan sebelumnya. Oleh
karena itu rangkaian full adder mempunyai 3 buah masukan dan 2 buah keluaran.

A Carry

B F. A

C SUM

Blok Diagram Full Adder

a. Catu Daya DC
b. Digital Trainer
c. 1 buah 4 bit EXOR
e. Kabel penghubung secukupnya.

a. Rangkailah rangkaian percobaan Half Adder sesuai dengan gambar .

b. Berikan kombinasi masukan yang bervariasi dan buatlah Tabel Kebenaran dari
hasil percobaan tersebut
c. Ulangi langkah a dan b di atas untuk rangkaian Full Adder dan rangkaian
kombinasi Half dan Full Adder serta Paralel Adder.
d. Buatlah Analisa dan kesimpulan dari masing-masing rangkaian percobaan
tersebut.

22
- HALF ADDER

- FULL ADDER

23
- HALF & FULL ADDER

- PARALEL FULL ADDER

24
PERCOBAAN 6
SUBSTRACTER

Selesai praktikum diharapkan dapat :


- Membuat sebuah rangkaian half dan full substractor (pengurang).
- Mengkompile tabel kebenaran untuk kedua macam substractor.
- Mampu menjelaskan operasi pengurangan dari bilangan biner.

a. Operasi Pengurangan

Operasi/Proses pengurangan dari bilangan-bilangan biner diikuti oleh aturan yang


sama dengan sistem bilangan desimal.

Contoh :

35 - 17 = 18
Bilangan
yg dikurangi kurang Pengurang = selisih

M - S = D

Sistem desimal nama Sistem biner

35 Bil. Yang 100011


-17 dikurangi - 010001
10 100000
18 010010

Di dalam sebuah sistem bilangan desimal, bila bilangan yang dikurangi lebih
kecil dari pada pengurang, digitnya harus dipinjam dari digit tertinggi berikut.

25
Proses dari pengurangan angka desimal :
Tempat pertama : 5 dikurangi dengan 7 5 < 7 tidak bisa
Pinjam 1
15 dikurangi dengan 7 = 8
Tempat kedua : 1 (dari hasil pinjam) ditambah dengan 1 = 2
3 dikurangi 2 =1

Dalam sebuah sistem bilngan biner, bila bilangan yang dikurangi lebih kecil
dari pada pengurang, digit 1 harus dipinjam dari digit berikut yang
tempatnya lebih signifikan.
Proses pengurangan bilangan biner :
Tempat pertama : 1 dikurangi 1 = 0
Tempat kedua : 1 dikurangi 0 = 1 1 > 0 - lanjut
Tempat ketiga : 0 dikurangi 0 = 0
Tempat keempat : 0 dikurangi 0 = 0
Tempat kelima : 0 dikurangi 1 = 0 < 1 – tidak bisa
Pinjam 1
10 dikurangi 1 = 1
Tempat keenam : 1 (dari hasil pinjam) ditambah 0 = 1
1 dikurangi 1 = 0

b. Aturan-aturan didalam pengurangan (substraction) bilangan biner

M - S = D Pinjam
0 - 0 = 0 tidak ada
1 - 1 = 0 tidak ada
1 - 0 = 1 tidak ada
0 - 1 = 1 1 sedangkan 0 < 1

Sebuah bilangan yang dipinjam harus ditambahkan kedalam tempat berikut


yang signifikan dengan pengurang, sebelum proses substraction

26
(pengurangan) dilengkapi, karena itu yang dipinjam juga ditunjukkan
sebagai bagian dari digit biner signifikan berikutnya.

c. Rangkaian substracter (pengurang)

Tabel kebenaran dapat dilengkapi dengan memperhatikan aturan-aturan untuk


pengurangan aritmatika.

Masukan Keluaran
M S B01 D B02
0 0 0 0 0 Seandainya B01 = 0, sebuah half
1 1 0 0 0 substractor cukup
1 0 0 1 0
0 1 0 1 1
0 0 1 1 1 Seandainya B01 = 1, diperlukan
1 1 1 1 1 sebuah full substractor
1 0 1 0 0
0 1 1 0 1

d. Persamaan-persamaan Half Substractor

Persamaan Boolean dapat diambil dari tabel kebenaran untuk sebuah half
substractor :

D =(MS) V (M  S)

Bo = M  S

Sebuah rangkaian half substractor dapat dibentuk dengan menggunakan 2


gerbang AND untuk :

Bo = M  S

D =(MS) V B0

e. Persamaan substractor

D  M ^ S ^ B0 1v M ^ S ^ B0 1v M ^ S ^ B0 1vM ^ S ^ B0 1
27
B0 2  M ^ S ^ B0 1v M ^ S ^ B0 1vM ^ S ^ B0 1v M ^ S ^ B0 1 
Dari persamaan untuk B02, hal itu dapat dilihat bahwa bagian II, III, dan IV dari
persamaan untuk D, adalah biasa.
Rangkaian sederhana ini seperti ditunjukkan dalam diagram dimana 3 gerbang
AND di simpan.

- 1 Catu Daya DC, + 5 V


- 5 AND / NAND
- 2 OR / NOR
- Digital Trainer
- Kabel, plug sesuai kebutuhan

a. Buatlah rangkaian seperti gambar percobaan.


b. Kombinasikan semua masukan M dan S, seperti ditunjukkan dalam tabel
kebenaran, dan masukkan gabungan level keluaran, D dam B02, ke dalam tabel
kebenaran.

Tabel Kebenaran Half Substracter

M S D BO2
0 0
0 1
1 0
1 1

c. Kombinasikan semua hasil masukan, M, S dan B01, seperti ditunjukkan dalam


tabel kebenaran, dan masukkan level keluaran gabungan dari D dan B02, ke
dalam tabel kebenaran.

28
Tabel Kebenaran Full Subtracter

M S B01 D B0 2
0 0 0
0 0 1
0 1 0
0 1 1
1 0 0
1 0 1
1 1 0
1 1 1

d. Periksa kebenaran dari tabel kebenaran dengan memakai aturan-aturan


pengurangan aritmatika serta lengkapi pengurangan bilangan biner tersebut.

0 kurang 0 = …..
1 kurang 1 = …..
1 kurang 0 = …...
0 kurang 1 = …..

e. Buat analisa dan kesimpulan dari percobaan yang dilakukan.

M M

S S

& &

1

D B02
29
M M

M
S S

S
B01 E1
E1

& & & & &

1 1

D B02

a. Buatlah rangkaian untuk mengerjakan proses pengurangn bilangan biner yang


terdiri dari 4 bit.
b. Buatlah rangkaian yang mengubah kode menjadi komplemen dua („2‟
complement).
c. Buatlah rangkaian substraktor (pengurang) dengan menggabungkan rangkaian
pengubah ke komplemen dua dan rangkaian penjumlah (adder).

30
PERCOBAAN 7
ENCODER DAN DECODER

Selesai praktikum diharapkan dapat :


- Memahami operasi konversi dari desimal menjadi biner
- Memahami operasi konversi dari biner menjadi desimal.
- Menjelaskan prinsip kerja dari rangkaian Decoder dan Encoder.
- Menerapkan Decoder dan Encoder pada rangkaian aplikasi tertentu.

- ENCODER

Rangkaian logika yang mengkonversikan angka desimal ke dalam biner 4-bit


disebut dengan encoder.
Persamaan yang menunjukkan hubungan antara angka desimal dan biner seperti
terlihat dibawah ini :
Dimana :
Angka desimal “ 0 “ “9“
Angka biner A = 20 bit, B = 21 bit
C = 22 bit, D = 23 bit

A = “1” + “3” + “5” + “7” + “9”


B = “2” + “3” + “6” + “7”
C = “4” + “5” + “6” + “7”
D = “8” + “9”

31
- DECODER

Rangkaian logika yang mengkonversikan angka biner ke dalam angka desimal


semula disebut sebagai decoder.
Persamaan yang menunjukkan hubungan antara angka desimal dengan biner
adalah sebagai berikut.

Kode bilangan biner A = 20 bit, B = 21 bit


C = 22 bit, D = 23 bit

Angka desimal dimana “ 0 “ “9“

“0“ = A.B.C.D

“1“ = A.B.C.D

“2“ = A.B.C.D

“3“ = A.B.C.D

“4“ = A.B.C.D

“5“ = A.B.C.D

“6“ = A.B.C.D

“7“ = A.B.C.D

“8“ = A.B.C.D

“9“ = A.B.C.D

a. Catu Daya DC, + 5 V


b. 1 bh Decoder
c. 1 bh Encoder
d. Digital Trainer
e. Kabel penghubung sesuai kebutuhan.

32
 ENCODER

a. Rangkailah rangkaian percobaan seperti gambar di bawah ini.

b. Buatlah tabel kebenaran sesuai dengan masukan yang diberikan.

33
 DECODER

a. Rangkailah rangkaian percobaan decoder seperti gambar di bawah ini.

b. Buatlah Tabel Kebenaran sesuai masukan yang diberikan.


c. Buatlah analisa dan kesimpulan dari hasil percobaan yang dilakukan

a. Sederhanakan tabel kebenaran untuk rangkaian Decoder yang Saudara buat.


b. Buatlah rangkaian Decoder dari 3 ke 8 dan buat pula tabel kebenarannya.
c. Buatlah pula rangkaian encoder 6 ke 3.

34
PERCOBAAN 8
CODE CONVERTER

Setelah praktikum diharapkan dapat :


- Dapat memahami kode-kode konverter dalam sistem digital
- Dapat menjelaskan prinsip kerja dari kode konverter biner ke Gray.

Sistem digital biasanya dirancang untuk beroperasi menggunakan cara


pengkodean biner tertentu. Pada beberapa sistem yang kompleks tidak tertutup
kemungkinan terdapat beberapa cara pengkodean yang berbeda yang digunakan.
Untuk kebutuhan tersebut biasanya diperlukan suatu rangkaian yang berfungsi
untuk melakukan konversi dari satu kode ke kode lainnya. Rangkaian seperti ini
disebut Code Converter.
Untuk melakukan konversi dari biner ke Gray, berdasarkan pengamatan dapat
dilihat bahwa dengan menganggap adanya bit 0 pada posisi bit ke 5 MSB kode
Biner, maka dari dua bit kode Biner yang berdekatan kita dapat memperoleh kode
Gray dengan cara melakukan operasi XOR. Dengan algoritma tersebut kita dapat
memperoleh persamaan konversi tanpa harus membuat K-Map sebagai berikut :

A = A‟
B = A‟ B‟
C = B‟ C‟
D = C‟ D‟

35
Tabel Kode Gray & Kode Biner

Gray Biner Nilai


D C B A D C B A Desimal

0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 1 0 0 0 1 1
0 0 1 1 0 0 1 0 2
0 0 1 0 0 0 1 1 3
0 1 1 0 0 1 0 0 4
0 1 1 1 0 1 0 1 5
0 1 0 1 0 1 1 0 6
0 1 0 0 0 1 1 1 7
1 1 0 0 1 0 0 0 8
1 1 0 1 1 0 0 1 9
1 1 1 1 1 0 1 0 10
1 1 1 0 1 0 1 1 11
1 0 1 0 1 1 0 0 12
1 0 1 1 1 1 0 1 13
1 0 0 1 1 1 1 0 14
1 0 0 0 1 1 1 1 15

a. Catu Daya DC
b. 4 bit input
c. 4 bit EXOR
d. 4 bit output
e. Digital Trainer.
f. Kabel penghubung secukupnya.

36
a. Buatlah rangkaian seperti gambar percobaan.

b. Buatlah tabel kebenarannya


c. Analisa dan buatlah kesimpulan dari hasil percobaan yang dilakukan

37
PERCOBAAN 9
MULTIPLEXER & DEMULTIPLEXER

Selesai praktikum diharapkan dapat :


- Memahami fungsi dan karakteristik Multiplexer.
- Mampu merancang rangkaian multiplexer dan yang lain serta mengenal
penerapan rangkaian multiplexer

 MULTIPLEXER

Multiplexer adalah mentransmisikan sejumlah informasi melalui saluran atau


chanel. Multiplexer digital dalam rangkaian kombinasi yang menyeleksi informasi
dalam bentuk bilangan biner dari satu atau lebih yang masuk melalui saluran
masukan langsung dikeluarkan menjadi salurana tunggal. Seleksi masukan
dilakukan / dikontrol oleh saluran seleksi standart multiplekser bila ada 2 saluran
input terdapat n saluran seleksi. Multiplekser disebut juga “data selektor” .
Rangkaian dasar multiplexer dan Tabel Kebenarannya adalah seperti gambar
berikut.

Blok Diagram Multiplexer


38
Tabel Kebenaran

Multiplexer juga dapat dipakai untuk mengimplementasikan fungsi-fungsi aljabar


boolean maupun rangkaian kombinasi yang lain seperti adder, substractor, decoder
dan lain-lain.

 DEMULTIPLEXER

Divais yang dapat melakukan fungsi kebalikan dari multiplekser disebut


Demultiplekser, atau dapat juga disingkat dengan DEMUX atau Data Distributor.
Sebuah Demultiplexer adalah rangkaian logika yang menerima satu input data dan
mendistribusikan input tersebut ke beberapa output yang tersedia. Seleksi data-
data input dilakukan oleh selector line, yang juga merupakan input dari
demultiplexer tersebut, seperti yang dapat dilihat pada gambar berikut.

Blok Diagram Demultiplexer


39
Tabel Kebenaran

1. Catu Daya DC,  5 V


2. 4 bit input
3. 4 bit XOR
4. 4 bit output
5. Digital Trainer
6. fungction generator
7. Oscilloscope
8. Kabel penghubung secukupnya

a. Buatlah rangkaian seperti pada gambar percobaan di bawah.


b. Amati keluaran rangkaian tersebut dengan memberikan variasi masukan.
c. Lengkapi tabel kebenaran yang menunjukkan operasi rangkaian tersebut.
d. Ulangi langkah b dan c dengan memberi masukan pulsa dan amatilah
keluarannya dengan oscilloscope. Masukkan juga data tersebut dalam tabel.
e. Analisalah yang terjadi dan buatlah kesimpulan di tiap-tiap percobaan anda.

40
5.1 Rangkaian Multiplexer

41
5.2 Rangkaian Demultiplexer

42
1. Buatlah data selektor untuk dua buah masukan saja (Mux 2 x 1).
2. Buatlah rangkaian demultiplexer untuk tiga keluaran (Demux 1 x 3).

43
PERCOBAAN 10
FLIP – FLOP SR DAN
CLOCK CONTROLLED RS FLIP - FLOP

Selesai praktikum diharapkan dapat :


- Menguji dan mengamati rangkaian flip-flop RS, flip-flop JK, Master-Slave
flip-flop, flip-flop D serta Clock controlled RS flip-flop.
- Membuat tabel kebenaran dari masing-masing flip-flop dengan percobaan.
- Membuat diagram waktu dari masing-masing flip-flop.
- Menjelaskan prinsip kerja dari masing-masing flip-flop.

 S – R Flip-Flop

SR-Flip-flop dapat dibentuk dengan dua cara; yaitu dari gerbang NAND atau
dari gerbang NOR.
Pada percobaan ini kita akan mengamati dua jenis SR-FF, yang tanpa
menggunakan Clock dan dengan menggunakan Clock. Perbedaan dasar dari kedua
jenis SR tersebut adalah perubahan output berikutnya akan terjadi dengan atau tanpa
adanya clock / trigger. Gambar berikut ini merupakan simbol Logika SR-FF tanpa
clok

Simbol S-R Flip-Flop Tabel Kebenaran S - R Flip-Flop

Rn Sn Qn + 1
S Q
0 0 Qn
F-F
0 1 1
R Q 1 0 0
1 1 x

44
Pada jenis SR-FF yang disimbolkan pada gambar diatas setiap perubahan yang
diberikan pada input S dan R akan menyebabkan terjadinya perubahan output menuju
keadaan berikutnya.
SR-FF dengan simbol seperti pada gambar dibawah, outputnya baru akan
memberikan respons menuju output berikutnya jika input Clk diberi trigger.

S Q
Clk F-F
R Q

Tabel 1. State SR-FF dengan Clock

PRESENT PRESENT NEXT


CLOCK
STATE OUTPUT OUTPUT
T S R Q Qn
0 0 0 0
0 0 0 1
0 0 1 0
0 0 1 1 Hold “0”
0 1 0 0 saja atau “1” saja
0 1 0 1
0 1 1 0
0 1 1 1
1 0 0 0
Hold
1 0 0 1
1 0 1 0
0
1 0 1 1
1 1 0 0
1
1 1 0 1
1 1 1 0 *
1 1 1 1 *

Tabel State SR-FF dengan Clock. menunjukkan perubahan kondisi output dari SR-FF
dengan Clock. Jika clock bernilai “1”, maka kondisi output akan berubah sesuai
dengan perubahan input SR-nya, jika clock bernilai “0”, kondisi output tetap pada
kondisi sebelumnya, meskipun nilai input S dan R-nya diubah-ubah.

45
Rangkaian S-R Flip – Flop seperti pada gambar berikut ini :

S
Q

R Q

Rangkaian R-S Flip-flop

- Catu Daya DC, + 5 V


- Flip-Flop R-S, J-K, Master Slave, D, T
- Digital Trainer
- Function Generator
- Oscilloscope
- Kabel penghubung secukupnya

a. Rangkailah rangkaian Flip-Flop S-R sesuai diagram rangkaian percobaan


b. Berilah variasi masukan melalui switch S dan R.
c. Amati hasil keluarannya dan masukan pada tabel.
d. Analisalah rangkaian tersebut dan buatlah kesimpulan.
e. Ulangi prosedur a-c diatas untuk Rangkaian Clock Controlled RS Flip-flop.

46
5.1 Rangkaian S – R Flip-Flop

47
5.2 Rangkaian Clock Controlled RS Flip-flop

48
PERCOBAAN 11
FLIP - FLOP JK, TYPE “T” DAN TYPE “D”

Selesai praktikum diharapkan dapat :


- Menguji dan mengamati rangkaian flip-flop JK, flip-flop Type T dan Type D
- Membuat tabel kebenaran dari masing-masing flip-flop dengan percobaan.
- Menjelaskan prinsip kerja dari masing-masing flip-flop.

 J-K FLIP-FLOP

Sebuah JK-FF adalah SR-FF yang telah dimodifikasi sedemikian rupa.


Pada SR-FF, jika kedua input S dan R-nya sama-sama bernilai “1”, flip-flop tidak mampu
merespons kondisi output berikutnya (pelajari lagi sifat SR-FF). Sebuah JK-FF dibentuk
dari SR-FF dengan tambahan gerbang AND pada sisi input SR-nya. Dengan tambahan
tersebut, apabila input J dan K keduanya bernilai “1” akan membuat kondisi output
berikutnya menjadi kebalikan dari kondisi output sebelumnya. Keadaan ini dinamakan
Toggle.

J Q

K Q

Simbol J-K Flip-Flop

49
Tabel kebenaran J-K Flip-Flop

Sebuah Master-Slave JK-FF dibentuk dari dua buah SR-FF, dimana operasi
dari kedua SR-FF tersebut dilakukan secara bergantian, dengan memberikan input
Clock yang berlawanan pada kedua SR-FF tersebut. Master-Slave JK-FF ditunjukkan
pada gambar berikut ini

50
Prinsip dasar dari Master-Slave JK-FF adalah sebagai berikut : jika Clock
diberi input “1”, gerbang AND 1 dan 2 akan aktif, SR-FF ke-1 (Master) akan
menerima data yang dimasukkan melalui input J dan K, sementara gerbang AND 3
dan 4 tidak aktif (menghasilkan output = “0”), sehingga SR-FF ke-2 (Slave) tidak ada
respons (kondisinya sama dengan kondisi sebelumnya). Sebaliknya jika Clock diberi
input “0”, gerbang 3 dan 4 aktif, Slave akan mengeluarkan output di Q dan Q‟,
sementara Master tidak me-respons input, karena gerbang AND 1 dan 2 tidak aktif.
Selain mempunyai input Clock, sebuah JK-FF juga dilengkapi dengan input-input
Asinkron. Kedua input Asinkron ini dikenal sebagai Preset (PS) dan Preclear (PC).
IC JK-FF yang mempunyai input Asinkron adalah 74LS76. Kedua input Asinkron ini
digunakan untuk mengoperasikan JK-FF dimana kondisi perubahan outputnya tidak
hanya bergantung kepada nilai input J dan K-nya, melainkan juga pada nilai input
Asinkron tersebut. Contoh pemakaian input Asinkron ini adalah untuk me-reset JK-FF
ke kondisi “0” maupun men-set JK-FF ke kondisi “1”, tanpa harus menunggu J dan K
bernilai “0” dan “1” atau sebaliknya. Input-input Asinkron akan diaplikasikan dalam
pembuatan Counter dan Shift Register.

Gambar J-K Flip Flop dengan Input Asinkron

 T-FLIP-FLOP (Toggle Flip-Flop)


Sebuah T-FF dapat dibentuk dari SR-FF maupun dari JK-FF, karena pada
kenyataan, IC T-FF tidak tersedia di pasaran. T-FF biasanya digunakan untuk
rangkaian yang memerlukan kondisi output berikut yang selalu berlawanan dengan
kondisi sebelumnya, misalkan pada rangkaian pembagi frekuensi (Frequency
Divider).

51
Rangkaian T-FF dibentuk dari SR-FF dengan memanfaatkan hubungan Set dan
Reset serta output Q dan Q‟ yang diumpan balik ke input S dan R. Sedangkan
rangkaian T-FF yang dibentuk dari JK-FF hanya perlu menambahkan nilai “1” pada
input-input J dan K (ingat sifat Toggle dari JK-FF).

Gambar Rangkaian Dasar T Flip-Flop

Gambar Rangkaian T Flip-Flop


(i) Dari S-R Flip Flop (ii) Dari J-K Flip Flop

Tabel Kebanaran State dari T Flip Flop

52
 D-Flip Flop (Delay/Data Flip-Flop)

Sebuah D-FF terdiri dari sebuah input D dan dua buah output Q dan Q‟.
-FF digunakan sebagai Flip-flop pengunci data. Prinsip kerja dari D-FF adalah sebagai
berikut : berapapun nilai yang diberikan pada input D akan dikeluarkan dengan nilai
yang sama pada output Q. D-FF diaplikasikan pada rangkaian-rangkaian yang
memerlukan penyimpanan data sementara sebelum diproses berikutnya. Salah satu
contoh IC D-FF adalah 74LS75, yang mempunyai input Asinkron.
D-FF juga dapat dibuat dari JK-FF, dengan mengambil sifat Set dan Reset dari JK-FF
tersebut. Rangkaian D-FF ditunjukkan pada gambar berikut ini.

Simbol D – Flip Flop


(i) Simbol Logika D-FF 74LS75 (ii) D-FF dari JK-FF

Tabel Kebenaran D Flip-flop

53
- Catu Daya DC, + 5 V
- Flip-Flop R-S, J-K, Master Slave, D, T
- Digital Trainer
- Function Generator
- Oscilloscope
- Kabel penghubung secukupnya

a. Rangkailah rangkaian J-K Flip Flop sesuai diagram rangkaian percobaan.


b. Berilah variasi masukan melalui switch
c. Amatilah hasil keluarannya dan masukan pada tabel.
d. Analisalah rangkaian tersebut dan buatlah kesimpulan.
e. Ulangi prosedur a-c di atas untuk rangkaian T Flip-Flop.

5.1 Rangkaian Flip-Flop J-K

54
5.2 Rangkaian Flip-Flop Type T

5.3 Rangkaian Flip-Flop Type D

55
PERCOBAAN 12
SHIFT REGISTER

Setelah praktikum mahasiswa diharapkan dapat :


- Memahami fungsi dari shift register

- Catu daya + 5 Volt DC


- Digital Trainer
- J-K Flip-flop
- Kabel penghubung secukupnya

Dengan menambahkan terminal trigger pada rangkaian R-S Flip-flop maka


diperoleh elemen shift register 1 bit, yang disebut sebagai half shift register. Shift
register merupakan rangkaian logika yang mempunyai fungsi untuk menyimpan
data input secara berkala dan memindahkannya ke bit berikutnya melalui pulsa
clock. Shift register yang maju diperoleh apabila lebih dari dua bit disambung
secara seri. Sebagaimana trigger T dari simbol shift register pada rangkaian
dibawah ini, pulsa clock dapat dipandang sebagai ekivalen T. Rangkaian peralatan
ini tampak pada gambar b, Rangkaian delay diletakkan pada keluaran untuk
menjaga data baru yang dimasukan, sebelum data lama dipindahkan.

56
PS PS
S Q
S Q
CP CP
R Q
Q
R
PC PC
(a) (b)

Gambar Shift Register

a. Rangkailah rangkaian percobaan seperti gambar.


b. Masukan sinyal level “0” ke terminal Clear dan switchlah ke “0” bila seluruh
flip-flop diclearkan.
c. Masukan sinyal level “1” ke terminal masukan dan tambahkan satu pulsa
clock. Pada state ini data “1” yang dimasukan ke terminal masukan disimpan
dalam flip-flop pertama.
d. Bila keluaran pertama tersebut menswitch ke “1”, buatlah sinyal pada
terminal; masukan menswitch ke “0”. Pastikan bahwa data “1” digeser dari
flip-flop pertama ke flip-flop kedua dan seterusnya untuk tiap-tiap pulsa clock
masuk.

57
Gambar 1

Gambar 2

58
Gambar 3

59
PERCOBAAN 13
COUNTER UP & DOWN

Selesai praktikum diharapkan dapat :


- Mengerti prinsip kerja pencacah Biner.
- Mengerti prinsip kerja pencacah naik-turun dengan J-K Flip-Flop.
- Membuat diagram waktu untuk rangkaian pencacah.

Istilah shift berarti pemindahan data yang disimpan dalam satu flip-flop ke flip-
flop lainnya. Shift Register pada dasarnya merupakan himpunan flip-flop yang
tersusun kaskade. Setiap saat pulsa shift (pulsa clock) masuk, maka data digeser
masuk atau keluar dari flip-flop. Shift register tidak hanya menyimpan data saja,
tetapi juga menunda data, dan menghasilkan konversi data seri ke paralel atau
konversi data dari paralel ke seri, serta menghitung bilangan.
Data yang dapat ditunjukkan dengan satu bit dibatasi dengan “0” dan “1”. Data
yang sesuai ditunjukkan dengan „Words‟ yang terdiri atas suatu set bit. Bila word
digeser pada satu baris data dalam timed sequence, operasi tersebut disebut shift
seri, sedang bila word tersebut digeser pada baris-baris data yang sesuai dengan
bit-bitnya secara serempak, operasi ini disebut dengan shift paralel.
Counter yang diperoleh dengan shift register mempunyai suatu kekurangan dalam
counter biner untuk penggunaan yang luas. Ring counter ekivalen dengan
rangkaian yang output flip-flop terakhirnya dihubungkan dengan input dari flip-
flop pertama dan memiliki jumlah state yang sama seperti halnya flip-flop. Pada
Ring counter, level “1” atau “0” berputar mengelilingi register. Ring counter
mempunyai kelebihan yang tidak dapat diterjemahkan isi counternya oleh
beberapa rangkaian logika istimewa.

60
Dengan menghubungkan seri empat rangkaian J-K Flip – slop, maka counter
heksadesimal 2 x 2 x 2 x 2 = 16 angkaian counter. Rangkaian ini umumnya
dikenal sebagai counter biner 4 – bit.
Rangkaian counter desimal dapat disusun dengan berbagai metode, dan rangkaian
counter desimal jenis non sinkron biner murni dapat diperoleh. Operasi rangkaian
tersebut yaitu merupakan keluaran A, B, C dan D dari Flip-Flop (seperti kode
BCD 1-2-4-8 nantinya). Seperti tampak pada gambar diagram waktu, A bergerak
dari pulsa masukan pertama, B dari yang kedua, C dari yang keempat dan D dari
yang kedelapan. Bila FF-4 mengembalikan pada pulsa delapan, terminal FF-2 J
yang pada kedudukan “1” kemudian menjadi “0”, dan FF-2 mencapai kondisi
tidak sinkron yang disebabkan oleh karakteristik J-K Flip-Flop.
Gerbang Nand D1 pada saat membuka dan keluaran A secara langsung
menyinkronkan FF-1 dengan kesepuluh pulsa masukan agar keluaran D menjadi
“0”.
Seperti dijelaskan di atas, setiap FF dapat kembali ke kondisi semula dengan 10
pulsa input. FF dapat juga mengembalikan kondisi awalnya (“0”) dengan pulsa
reset.

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

Gambar Diagram Waktu

61
Q J Q Q Q
Input T T T T
PC PC PC Q PC Q

A B C D

Rangkaian Logika

- Catu Daya DC
- Digital Trainer
- JK flip-flop
- Function Generator
- Oscilloscop
- Kabel penghubung secukupnya

a. Buatlah rangkaian sesuai dengan gambar percobaan (Gambar a)


b. Hubungkan masukan clock (CK) dari clock manual dan keluarannya ke digital
trainer.
c. Hubungkan tiap keluaran dari QA, QB, QC dan QD ke tampilan
d. Buatlah tabel kebenaran untuk setiap penambahan clock (CLK).
e. Gantilah masukan CLK dengan pulsa 1 KHz dari function generator.

62
f. Amatilah data tersebut dengan cermat dalam diagram waktu dan buatlah
kesimpulan.
g. Lakukan langkah yang sama dari prosedur a hingga f untuk rangkaian
selanjutnya (Gambar b).
h. Berikan masukan CLK FF 1 dari Function generator dengan frekuensi 1 KHz.
Amatilah keluaran tampilan setelah memberi sinyal 0 ke PS.
i. Gambarkan diaram waktunya.
j. Analisalah jawaban anda dan buatlah kesimpulan dari percobaan yang
dilakukan.

QA QB QC QD

SET

SET SET SET SET


J Q J Q J Q J Q

DETAK

K Q K Q K Q K Q
CLR CLR CLR CLR

CLR
(a)

63
QA QB QC QD

SET

SET SET SET SET


J Q J Q J Q J Q

DETAK

K Q K Q K Q K Q
CLR CLR CLR CLR

CLR

(b)

a. Termasuk jenis pencacah apa praktikum yang anda lakukan ?


b. Sebutkan setiap selesai menganalisa tiap rangkaian.

64
PERCOBAAN 14
CAR LIGHTING SYSTEM

- Mahasiswa dapat mengkompilasi sebuah tabel kebenaran untuk suatu system


lampu mobil.
- Mahasiswa dapat menguji rangkaian kontrol lampu mobil.

Suatu rangkaian kontrol untuk system lampu pada mobil dapat dirancang.
Bagian-bagian yang relevan dari sistem tersebut adalah :
a. Head Light/Lampu besar (biasanya lampu pada meja panel ikut menyala
pada saat yang sama.
b. High Beam/Lampu terang (seting dari lampu besar)
c. Fog Light/Lampu kabut (Kiri dan Kanan)

Bila lampu kabut dinyalakan, switch lampu terang harus ditahan. Jika lampu besar
di switch ke lampu terang maka lampu kabut di switch ke on. Lampu besar harus
di switch kepenggerak lampu normal. Lampu kabut dan lampu terang switchnya
hanya dapat digunakan secara bersama-sama dengan switchnya lampu besar.

Tiga switch tersebut sudah tersedia masing-masing mempunyai sebuah kutub


tunggal, switch on/off.

Switch S1 : Lampu besar


Switch S2 : Lampu terang
Switch S3 : Lampu kabut

65
Sebagai indicator, pada interior mobil terdapat 3 lampu yang tersedia yaitu :
Lampu L1 : Head Light/lampu besar
Lampu L2 : Head Beam/lampu terang
Lampu L3 : Fog Light/lampu kabut

- Power supply  5 V
- 3 Switch anti guncangan
- 2 AND/NAND
- 1 Indikator LED
- Kabel penghubung secukupnya

a. Perhatikan maksud dan tujuan kemudian lengkapilah tabel kebenaran dibawah


ini

S3 S2 S1 L1 L2 L3
0 0 0
0 0 1
0 1 0
0 1 1
1 0 0
1 0 1
1 1 0
1 1 1

66
b. Buatlah persamaan logika dari tabel kebenaran pada langkah a.
c. Lengkapilah diagram rangkaian percobaan dibawah ini dengan menggunakan
persamaan logika dari tabel kebenaran.
d. Ujilah rangkaian percobaan tersebut sesuai dengan kebutuhan system.

1
&

B Dash Panel
High Beam
1
For light
&

67
DAFTAR PUSTAKA

1. Albert Paul Malvino, Tjia May On, PhD, Elektronika Komputer Digital,
Pengantar Mikrokomputer, Edisi Kedua, Erlangga 1993
2. …..; Basic Integreted Digital Circuit ; Syba Tronic
3. Instruction Manual ; “ Logic Circuit Trainer, Simolog LS TTL “, 3rth edition ;
Leybold, 1988.
4. Jacob Millman; “Microelectronics “; McGraw Hill ; 1979.
5. James Buchanan, “CMOS and TTL System Design “; McGraw Hill ; 1990.
6. Malvino, Brown, “ Digital Computer Electronics “; McGraw Hill ; 1992.
7. Roger L. Tokheim ; “ Elektronika Digital “ Edisi ke 2 Bahasa Indonesia ;
Erlangga, 1988.
8. Roger L. Tokheim, Sutisna ; “Prinsip-Perinsip Digital “ Edisi ke 2 seri buku
Schaum Teori dan Soal ; Erlangga, 1994.
9. Takehio Hara, jun Kyokane, “ Praktikum Elektronika Digital “ ; Politeknik
Elektronika Surabaya, EEPIS ; 1994.

68

Anda mungkin juga menyukai