Anda di halaman 1dari 18

Jurnal Good governance Vol. 11 No.

1 Bulan Maret Tahun 2015 63


Peran diplomasi sebagai cara meningkatkan Pengakuan


internasional terhadap posisi suatu Negara dalam
mengimplementasikan kebijakan politik luar negeri (Studi kasus di
Indonesia)

Sofia Martauli
Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah Makassar Sulawesi Selatan
sofia.martauli@yahoo.com

Abstract
Economic benefits are increasingly seen as important in the relations of two States.
Economic diplomacy is understood here as a factor supporting the increasing bilateral trade
and investment between the two countries. The law has evolved to support the activities of
countries to achieve their national goals. This paper does not use descriptive techniques to
illustrate the superiority of diplomatic programs and the performance of foreign ministries in
carrying out diplomatic programs. Economic diplomacy as an instrument has been used by
Indonesia to improve its export performance to partner countries this is because Indonesia is
increasingly dependent on the international market, not only the average ratio of exports to
GDP is increasing, but also the average import ratio that shows increase. Diplomacy is also
useful to boost cooperation opportunities in order to open markets for food and agricultural
products. Indonesia's diplomatic performance has shown strengthening, both in bilateral,
regional and multilateral terms. The subsequent multilateral and regional diplomacy efforts
to be undertaken by Indonesia should continue to be strengthened by strong bilateral
diplomacy.
Keywords:Economic diplomacy, multilateral diplomacy, foreign policy

Abstrak
Manfaat ekonomi makin dipandang penting dalam hubungan dua Negara. Diplomasi
ekonomi disini difahami sebagai suatu faktor yang mendukung meningkatnya perdagangan
bilateral dan investasi antara dua Negara. Hukum telah berkembang untuk mendukung
aktivitas negara-negara agar mencapai tujuan nasional mereka.Makalah ini tidak
menggunakan teknik deskriptif untuk menggambarkan keunggulan program diplomasi dan
kinerja kementerian luar negeri dalam menjalankan program diplomasi. Diplomasi ekonomi
sebagai sebuah instrumen telah digunakan Indonesia untuk meningkatkan kinerja ekspornya
ke negara-negara mitra hal ini karena Indonesia semakin tergantung terhadap pasar
internasional, tidak hanya rata-rata rasio ekspor terhadap PDB yang terus meningkat, tetapi
juga rata-rata rasio impor yang menunjukkan kenaikan. Diplomasi juga berguna untuk
mendongkrak peluang kerjasama agar dapat membuka pasar untuk produk pangan dan
pertanian. Kinerja diplomasi Indonesia telah menunjukkan penguatan, baik dalam kerangka
bilateral, regional maupun multilateral. Upaya-upaya diplomasi multilateral dan regional


Jurnal Good governance Vol. 11 No. 1 Bulan Maret Tahun 2015 64

yang akan dilakukan oleh Indonesia selanjutnya telah tetap diperkuat dengan diplomasi
bilateral yang tangguh.
Kata kunci:Diplomasi ekonomi, diplomasi multilateral, Kebijakan luar negeri

1. LATAR BELAKANG suaka di wilayah negara-negara pihak


Urusan-urusan hukum dan politik lainnya. Dalam tahun 1973, misalnya,
dapat mengakibatkan permasalahan lain tatkala terjadi coup d’etet di Chile, lebih
seperti ketidakstasbilan politik maupun dari 1000 orang yang ada keterlibatan
kegagalan hubungan dan kerjasama luar dengan penggulingan pemerintah Allende
negeri. Dengan demikian dibutuhkan telah masuk di berbagai Kedutaan Besar
diplomasi yang sangat penting untuk Asing untuk meminta tempat
mendukung kepentingan ekonomi maupun perlindungan, 300 di antaranya berada di
politik dari suatu Negara (Djelantik, Kedaulatan Besar Mexico, 250 orang di
2008). Diplomasi juga sangat penting Kedaulatan Besar Panama dan 100 orang
untuk pemohon agar dapat tenggang berada di kedaulatan Besar Venezuela
waktu untuk putusan bebas atau lepas dari (Tahamata, 2011). Dalam bulan-bulan
segala tuntutan hukum adalah tidak berikutnya kebanyakan dari mereka itu
memperoleh kekuatan hukum dan juga termasuk pejabat pemerintah sebelumnya
mengatasi kesalahan atau kelalaian yang telah diizinkan untuk meninggalkan Chile
dilakukan oleh suatu kebijakan institusi dengan sepengetahuan rejim baru.
publik (Syahmin, 2008). Diplomasi juga Berada diantara negara – negara
sangat penting untuk melindungi hak-hak penerima pencari suaka dan pengungsi
warga negaara dan aktivitas mereka agar dalam jumlah besar seperti Malaysia,
tidak memperoleh ganjalan politik Thailand dan Australia, secara
maupun hukum. berkelanjutan Indonesia terkena dampak
Konvensi Wina 1961 tidak dari pergerakan populasi tercampur
membuat ketentuan-ketentuan mengenai (mixed population movements). Setelah
suaka, meskipun Pasal 41 ayat (3) penurunan jumlah di akhir tahun 1990-an,
menyebutkan tentang “persetujuan jumlah kedatangan pencari suaka ke
khusus” yang dapat memberikan peluang Indonesia kembali meningkat di tahun
terhadap pengakuan secara bilateral, hal 2000, 2001 dan 2002. Meskipun jumlah
untuk memberikan suaka kepada kedatangan kemudian menurun lagi pada
pengungsi politik di dalam lingkungan tahun 2003 - 2008, tren kedatangan
perwakilan asing. Perumusan dalam Pasal kembali meningkat di tahun 2009 dengan
41 ayat (3) tersebut dibuat agar jumlah 3,230 orang meminta perlindungan
memungkinkan suaka diplomatik melalui UNHCR (Anggrainy, 2014).
diberikan baik atas dasar instrumen yang Dalam beberapa kasus, misalnya,
ada maupun hukum kebiasaan. imigran gelap, diplomasi sangat penting
Instrumen yang dapat diambil untuk bagi para pejuang migran yang
sebagai contoh misalnya, Konvensi menjadi tersangka/terdakwa dan sedang
Caracas 1954 yang memberikan hak menjalani proses pemeriksaan di
kepada para pihak untuk memberikan pengadilan (Piper, 2015).


Jurnal Good governance Vol. 11 No. 1 Bulan Maret Tahun 2015 65

Dengan demikian, diplomasi dapat menjadi pilihan konsumen di kedua


dikaitkan dengan keberadaan tata kelola Negara. Disamping itu, bersamaan dengan
diplomasi di tangan pemerintah (Presiden) investasi, maka ketersediaan lapangan
untuk memberikan rehabilitasi guna kerja juga akan meningkat. Hal yang
memulihkan hak kemampuan dan harkat disebut terakhir ini amat penting bagi
martabat para pejuang agraria yang Indonesia. Apabila hal ini dapat dilakukan
menjadi bekas narapidana berdasarkan maka diaspora ribuan warga Negara
pasal 14 UUD 1945. Diplomasi sangat Indonesia yang mencari penghidupan di
penting untuk untuk menghasilkan Negara lain, dimana 299 diantaranya
rekomendasi konstitusional untuk terancam hukuman mati karena berbagai
mendukung kepentingan masyarakat lokal kasus yang menimpa mereka, akan dapat
dan masyarakat umum agar tidak terjadi dikurangi. Apabila penelitian tentang
kriminalisasi (Elisabeth,2015). Hal ini diplomasi ekonomi ini tidak dilakukan,
dapat dilakukan dalam bentuk grasi untuk maka potensi perdagangan dan investasi
tujuan perubahan, peringanan, yang sebenarnya dapat dikembangkan
pengurangan, atau penghapusan tidak dapat dimaterialisasikan, dan ini
pelaksanaan pidana kepada pelanggar tentunya adalah suatu “missed
hukum berdasarkan kepada putusan opportunity” yang amat disayangkan.
pengadilan yang berkekuatan hukum Presiden bisa memberikan Abolisi
tetap. Diplomasi sangat penting untuk untuk menghapuskan penuntutan hukum
menjamin perlindungan hak dan akibat pajak. Dengan demikian, diplomasi
kewajiban mereka. Diplomasi juga sangat penting baik bagi pemerintah
merupakan perjuangan mempertahankan maupun bagi warga negara yang sebagai
hak dan memperoleh putusan yang posisi tersangka (Sudirman, 2014).
berkekuatan hukum tetap dalam bentuk Presiden dapat memerintahkan polisi
kebijakan Amnesti (Siswoko, 2017). untuk mengeluarkan Surat Perintah
Misalnya, dalam hal amnesti pajak, Penghentian Penyidikan (SP3) atas
diplomasi sangat penting bagi pemerintah pertimbangan kepentingan ekonomi
untuk mencapai tujuan target pajak nasional dan politik nasional. Namun,
tahunan dan berguna agar ekonomi untuk menjalankan diplomasi semacam
nasional tetap tumbuh signifikan. ini, Presiden diharapkan segera
selanjutnya, manfaat ekonomi membentuk suatu badan pemerintah pusat
makin dipandang penting dalam hubungan yang secara khusus bekerja untuk
dua negara. Diplomasi ekonomi disini menyiapkan prosedur tata kelola yang
difahami sebagai suatu faktor yang tepat agar tidak disalahgunakan demi
mendukung meningkatnya perdagangan kepentingan sempit.
bilateral dan investasi antara dua Negara. Penyusunan prosedur tata kelola
Bila diplomasi ekonomi dapat diplomasi telah dilandasi oleh pemahaman
dioptimalkan, maka perdagangan dan atas sumber masalah kasus-kasus konflik
investasi antar Negara dapat ditingkatkan maupun memantau dan mengawasi
(Elisabeth, 2015). Hal ini berarti bahwa implementasi dari penyelesaian konflik-
akan lebih banyak barang yang dapat konflik tersebut. Pada tingkatan tertinggi


Jurnal Good governance Vol. 11 No. 1 Bulan Maret Tahun 2015 66

dibutuhkan pemahaman terhadap adalah merupakan tindakan negara


tantangan diplomomasi dan melakukan yang diwakili.
studi evaluasi hasil dari implementasi c. Functional necessity theory, yaitu
tersebut dari perspektif pemenuhan rasa pemberian kekebalan dan
keadilan korban, baik dengan mekanisme keistimewaan kepada wakil – wakil
inkuiri publik, restitusi, kompensasi, diplomatik atas fungsi dari wakil
rehabilitasi, dan bentuk reparasi lainnya. wakil diplomatik agar supaya wakil
2. LANDASAN TEORI diplomatik dapat menjalankan fungsi
2.1. Suaka dengan baik.
Hukum Internasional tidak 2.2.Suaka dari kepala perwakilan
mengenal hak secara umum dari Kepala negara
Perwakilan asing untuk memberikan Starke (1972:358-357) berpendapat
suaka di dalam gedung perwakilannya, bahwa hukum internasional modern pada
karena jelas bahwa tindakan semacam itu umumnya tidak mengakui hak dari kepala
dapat menghalangi perundang-undangan perwakilan untuk memberikan suaka
setempat dengan berbuat sekehendaknya dalam gedung kedutaan. Pemberian
dan akan melibatkan suatu pelanggaran tersebut agaknya dilarang oleh hukum
kedaulatan negara tempat perwakilan Internasional sebab akibat dapat
asing tersebut berada (Suryokusumo, membebaskan pelarian dari pelaksanan
1995:152). Hukum Internasional dalam hukum dan keadilan oleh negara
pemberian kekebalan dan keistimewaan territorial. Ketika tidak terdapat hak
diplomat ada 3 teori yaitu: umum untuk memberikan suaka
a. Exterritoriality theory adalah diplomatik ditegaskan oleh Mahkamah
pemberian pengakuan kepada pejabat Internasional dalam asylum case yang
diplomatik yang dianggap tidak memberlakukan apa yang hukum
berada dinegara penerima melainkan Internasional regional dari negara –
berada dalam negara pengirim, Negara Amerika Latin mengenai suaka.
meskipun kenyataan ia berada di Dalam keadaan tertentu, suaka dapat
wilayah negara penerima. Maksudnya diberikan di dalam gedung kedutaan
adalah sesorang diplomat itu tidak (legation premise), yakni:
tunduk pada yuridiksi hukum nasional a. Sebagai tindakan yang bersifat
setempat, yang sebernarnya teori ini sementara bagi individu yang secara
menghendaki bahwa setiap pejabat fisik berada dalam bahaya amukan
diplomatik adalah hanya dikuasai oleh massa, atau pelarian itu berada dalam
hukum negara pengirim. bahaya karena terjadinya perubahan
b. Reresentative character theory yaitu, politik secara mendadak, maka
suatu negara berdaulat tidak dapat agaknya yang menjadi alas an
melaksanakan yuridiksinya terhadap pembenar adalah bahwa dengan
negara berdaulat lainnya Jika seorang pemberian suaka, ancaman yang
agen diplomatik dianggap wakil sifatnya mendesak dapat diredam
Negara maka setiap sikap tindakannya untuk sementara.


Jurnal Good governance Vol. 11 No. 1 Bulan Maret Tahun 2015 67

b. Suaka diplomatik diperbolehkan 2.3. Diplomasi Indonesia di


terdapat kebiasaan setempat yang tingkat ASEAN
bersifat mengikat, yang sudah lama Tujuan utama diplomasi dan
diakui. peningkatan mutu tata kelola ialah untuk
c. Karena adanya suatu perjanjian meningkatkan daya saing bangsa.
khusus (yang biasanya Menjelang masyarakat ekonomi ASEAN
memperkenankan hak pemberian 2015 yang mendorong adanya kompetisi
suaka bagi pelaku kejahatan politik di antara 10 negara ASEAN dalam hal
antara negara teritoriall (Negara daya saing pasar produk dan jasa,
penerima) dan negara pengirim. kompetensi ketenagakerjaan profesional
2.2. Diplomasi (tenaga medis, pendidik dan tenaga
Diplomasi merupakan proses politik profesional lainnya) serta peluang
untuk memelihara kebijakan luar negeri investasi (Pramudyo, 2014). Proses ini
suatu pemerintah dalam mempengaruhi keseluruhan akan menjadi peluang, beban
kebijakan dan sikap Pemerintah negara dan tantangan bagi pemerintahan daer ah.
lain (Suryokusmo, 2004). Diplomasi Artinya dengan adanya MEA 2015,
kekninian juga tidak hanya menyangkut pemerintahan daerah ialah memfasilitasi
aspek ekonomi, sosial-budaya, hak asasi peran strategis dalam kerja sama
manusia dan lingkungan hidup yang internasional.
digunakan di situasi apapun dalam Dalam Pertemuan Pertama Forum
hubungan antarbangsa untuk menciptakan Walikota ASEAN, Surabaya, 24-25
perdamaian dalam percaturan politik Oktober 2011 ditunjukkan bahwa
global serta mencapai kepentingan diplomasi bertujuan mengatasi efek
nasional suatu negara. samping dari globalisasi bagi negara
Diplomasi sebagai alat untuk tujuan berkembang, agar dapat mengatasi krisis
sebuah negara. Diplomasi memiliki kaitan ekonomi maupun liberalisasi pasar. selain
yang erat dengan politik luar negeri, itu, diplomasi juga dianggap penting
karena diplomasi merupakan dalam meningkatkan daya saing bangsa
implementasi dari kebijakan luar negeri dan membangun tata kelola demokratis
yang dilakukan oleh pejabat-pejabat resmi untuk menuju dunia yang lebih adil.
yang terlatih. Di banyak negara, kebijakan Setelah reformasi, Indonesia
luar negeri dirancang dan diformulasikan merombak paradigma pelaksanaan
oleh Menlu dan staf Deplu. Pelaksanaan manajemen pemerintahan yang semula
diplomasi bilateral dan utilateral serta sentralistik menjadi desentralisasi, dan hal
kegiatan sehari-hari dilaksanakan oleh ini berimbas kepada secara politik
para diplomat dan perwakilan-perwakilan pelaksanaan pemerintahan daerah
yang ditempatkan di luar negeri dan di (Mungkasa, 2011). Oleh sebab itu,
dalam organisasi-organisasi internasional peraturan perundangan tentang
(Djelantik, 2008). pemerintahan daerah dengan acuan asas
desentralisasi dalam UU No 23 Tahun
2014. Tujuan utama UU di atas adalah
penyempurnaan peraturan perundangan


Jurnal Good governance Vol. 11 No. 1 Bulan Maret Tahun 2015 68

yang dapat menjadi dasar hukum untuk dengan memetakan Issu perencanaan daya
penerapan desentralisasi yang diyakini saing, lalu membuat tampilan strategi dan
merupakan cara yang paling sesuai untuk menentukan indicator pencapaian yang
menghidupkan demokrasi di tingkat lokal dapat menjadi tujuan diplomasi.
sesuai dengan kekhususan kedaerahan Kemudian, dikumpulkan isu eksternal
masing-masing. yang sedang menjadi perhatian pada
Selain itu, perlu strategi manajemen pemerintahan keseluruhan dan
memberdayakan masyarakat dan mempengaruhi fungsi kementerian luar
percepatan pembangunan daerah dengan negeri.
kewenangan yang nyata, dan kewajiban Dengan metode deskriptif,
daerah untuk mengatur kepentingan dilakukan pembandingan isu agar dapat
masyarakat setempat namun tetap dalam menawarkan kerangka menjadi model
koridor NKRI (Broto, 2015). konsep yang dapat ditawarkan untuk
Selanjutnya meningkatkan daya meningkatkan daya saing suatu Negara
saing bangsa juga membutuhkan melalui diplomasi (Umar, 2000). Dengan
pemahaman terhadap kewenangan/ menganati faktor yang mempengaruhi tata
kekuasaan untuk merumuskan kebijakan kelola daya saing dan juga faktor yang
dan administrasi ekonomi maupun politik membentuk isu maka dapat dilakukan
sesuai tujuan pemerintahan. Dari sisi antisipasi dan perbaikan sesuai topik
sosial hukum, dapat dilihat bahwa disini.
peningkatan daya saing bangsa juga Peran kementerian dan pihak
berkaitan dengan perubahan cara pandang internasional juga penting untuk
orang terhadap diri dan lingkungannya membentuk struktur pengembangan model
yang akan mempengaruhinya dalam dan memeriksa hubungan yang pasti
berpikir (kognitif), bersikap (afektif), dan supaya dapat meningkatkan pemahaman
bertingkah laku (konatif) yang sesuai dinamika situasi. Dengan mengambil
dengan realitas masalah yang dihadapi. pendekatan empirik menggunakan metode
Dalam hal ini, desentralisasi dalam kualitatif maka dapat dilihat mengenai
hubungan pemerintah pusat -pemerintah kombinasi solusi dan kebijakan yang
daerah menunjukkan kewenangan yang dapat digunakan untuk meningkatkan
jelas yang dapat dilakukan oleh daya saing baik dari sisi kebijakan
pemerintah daerah untuk melakukan kerja pemerintah maupun partisipasi agen
sama luar negeri (hubungan internasional) swasta dalam meningkatkan daya saing di
maupun memperkuat sinergi tuntutan lapangan (Somantri, 2010).
dalam komunitas MEA 2015. Metode dalam makalah ini mungkin
3.METODOLOGI mempunyai kelebihan dan kekuarangan
Makalah ini berkaitan dengan masing-masing dalam penelitian tata
pengembangan diplomasi untuk kelola dikarenakan menggunakan data
digunakan kembali untuk meningkatkan sekunder. Kombinasi keduanya
tata kelola daya saing bangsa di tingkat merupakan pendekatan yang dapat
nasional dan internasional. Terkait dengan menghasilkan outcome yang lebih.
pengembangan diplomasi, maka dimulai Dengan demikian, makalah ini


Jurnal Good governance Vol. 11 No. 1 Bulan Maret Tahun 2015 69

menggunakan teknik analisis kebijakan Diplomasi ekonomi berperan dalam


untuk memetakan upaya dilakukan peningkatan ekspor dalam pembangunan
kementerian di Indonesia dan juga respon ekonomi di banyak negara. Mulai dari
dari pemerintah asing terhadap kebijakan bertambahnya jumlah lapangan kerja yang
Indonesia. Makalah ini juga menyinggung dapat membantu menekan angka
upaya diplomasi yang telah berlangsung pengangguran, hingga meningkatnya
dalam memperjuangkan banyak sumber cadangan devisa yang dapat dipakai untuk
daya seperti waktu, biaya, komitmen dan membayar hutang dan membiayai impor.
dukungan dari organisasi atau individual Namun meningkatkan kinerja ekspor
untuk mencapai tujuan nasional bangsa. tidaklah semudah yang dibayangkan,
Makalah ini tidak menggunakan teknik terlebih jika sasaran pasarnya adalah
deskriptif untuk menggambarkan negara-negara yang selama ini dianggap
keunggulan program diplomasi dan sebagai mitra non-tradisional. Maka dari
kinerja kementerian luar negeri dalam itu, diantara sejumlah pilihan yang dapat
menjalankan program diplomasi. beberapa diambil oleh pemerintah, pendekatan
metode diringkas agar dapat digunakan diplomasi ekonomi merupakan salah satu
dalam metode di penelitian ini. Namun, instrumen yang dapat digunakan untuk
untuk menjelaskan alur peningkatan daya meningkatkan akses pasar bagi komoditi
saing maka perlu mengarahkan secara ekspor, khususnya ke pasar non-
metodologis agar isu yang diangkat dalam tradisional.
makalah ini dapat dijelaskan secara Rana (2007) mendefinisikan
singkat dan lengkap. diplomasi ekonomi sebagai proses yang
4.ANALISIS DAN PEMBAHASAN dilalui oleh negara dalam mengelola
Diplomasi ekonomi sebagai sebuah hubungan luar negerinya, dengan tujuan
instrumen telah digunakan Indonesia untuk mengoptimalisasi keuntungan
untuk meningkatkan kinerja ekspornya ke nasional di segala bidang, termasuk di
negara-negara mitra, termasuk kawasan sektor perdagangan dan investasi, baik di
Timur Tengah. Indonesia semakin tingkatan bilateral, regional maupun di
tergantung terhadap pasar internasional, level multilateral. Luasnya ruang lingkup
tidak hanya rata-rata rasio ekspor terhadap diplomasi ekonomi, menurut Rana,
PDB yang terus meningkat, tetapi juga menuntut partisipasi aktif tidak hanya dari
rata-rata rasio impor yang menunjukkan aktor negara, seperti kementerian luar
kenaikan. Celakanya, gejala defisit neraca negeri dan kementerian perdagangan,
perdagangan terus membayangbayangi tetapi juga dari aktor non-negara. Oleh
perekonomian nasional, pasca krisis sebab itu, kemitraan dan kolaborasi yang
ekonomi global 2008. Rata-rata rasio efektif antara aktor negara dan non-negara
neraca perdagangan terhadap PDB terus menjadi salah satu kunci sukses di balik
mengalami penyusutan dari 7,4 persen pelaksanaan diplomasi ekonomi.
pada periode 2004- 2007 menjadi 4,8 4.1. Diplomasi Indonesia di ASEAN
persen pada periode 2008-2011 (Basri, Kebijakan dalam menjaga
Prasetyantoko dan Putra, 2012:7). kesinambungan dan pemantapan peran
politik luar negeri dan kerja sama


Jurnal Good governance Vol. 11 No. 1 Bulan Maret Tahun 2015 70

internasional antara lain adalah yang lebih solid serta peningkatan kerja
meningkatkan kualitas diplomasi sama internasional dalam lingkaran
Indonesia dalam rangka memperjuangkan konsentris yang lebih luas guna
kepentingan nasional; melanjutkan membangun tatanan hubungan dan kerja
komitmen Indonesia terhadap sama ekonomi internasional yang lebih
pembentukan identitas dan pemantapan seimbang.
integrasi regional khususnya di ASEAN; Secara khusus, kehadiran Indonesia
dan menegaskan pentingnya memelihara pada KTT ASEAN diharapkan mampu
kebersamaan, multilateralisme, saling menjadi pemantik untuk meningkatkan
pengertian dan perdamaian dalam politik kerja sama antarnegara ASEAN dan
dan hubungan internasional. Dengan negara mitra wicara yang telah disepakati
demikian, diharapkan peran Indonesia pada KTT ASEAN ke-10. Dampak yang
semakin besar dalam hubungan diharapkan muncul adalah tumbuhnya ‘a
internasional dan dalam menciptakan new sense of activism’ di ASEAN.
perdamaian dunia, serta secara bertahap Cerminannya adalah tingginya intensitas
memulihkan citra Indonesia dan saling kunjung pada tingkat kepala negara
kepercayaan masyarakat internasional. dan pemerintahan di antara anggota
Sejalan dengan hal tersebut, dalam ASEAN. Selain itu, ASEAN kini mampu
mendorong kerja sama untuk mengorganisasi KTT khusus dalam
menyeimbangkan kekuatan dari tatanan suasana darurat, dan waktu yang sangat
dunia diperlukan perluasan fungsi jaringan singkat, seperti yang dilakukan pada
dan peningkatan efektivitas kerja sama waktu KTT SARS di Bangkok (2003), dan
yang ada demi membangun kembali KTT Pasca-gempa dan bencana tsunami di
solidaritas ASEAN di bidang politik, Jakarta.
ekonomi, kebudayaan, dan keamanan
menuju terbentuknya komunitas ASEAN

Gambar 1. Kepemimpinan Indonesia di ASEAN


Sumber:Kemenlu (2015)


Jurnal Good governance Vol. 11 No. 1 Bulan Maret Tahun 2015 71

Beberapa bukti peningkatan setiap permasalahan yang menjadi agenda


kepemimpinan Indonesia di ASEAN pada utama pembahasan sehubungan dengan
tahun 2015 juga dapat dilihat dari semakin upaya mempertahankan karakter APEC
banyaknya peran dan kontribusi sebagai forum kerja sama ekonomi serta
Indonesia, yang merupakan penggagas masalah percepatan integrasi ASEAN,
kerja sama maritim dalam kerangka KTT khususnya di bidang ekonomi dan
Asia Timur (East Asia Summit/EAS) perdagangan. Secara umum, penegasan
dengan menorehkan satu capaian penting komitmen dan posisi Indonesia pada
melalui disepakatinya EAST Statement on agenda APEC dan ASEAN tersebut telah
Enhancing Regional Maritime mewarnai pembahasan dan tercermin
Cooperation (Wardhana, 2016). Kepe- dalam Deklarasi Santiago dan ASEAN
mimpinan Indonesia untuk mengarus- Framework Agreement sebagai hasil-hasil
utamakan kerja sama maritim dalam kesepakatan dari kedua KTT.
konteks EAS akan terus ditindaklanjuti. Khusus di forum APEC, penegasan
Indonesia juga menjadi inisiator posisi dan komitmen Indonesia sangat
penguatan kapasitas ASEAN Institute for diperlukan karena terkait dengan agenda
Peace and Reconciliation (AIPR). Dan pembahasan yang antara lain menyangkut
tidak kalah pentingnya, Indonesia terus isu pemberantasan terorisme, komitmen
memperjuangkan penghormatan hak-hak untuk memerangi korupsi, di samping
buruh migran dalam ASEAN. Indonesia pemberian prioritas pada liberalisasi
memainkan peranan penting dalam perdagangan dan investasi. Secara khusus,
mendorong penyelesaian dini Code of ada beberapa hal yang diperjuangkan
Conduct (CoC) dan implementasi Indonesia yang terkait dengan agenda
Declaration of Conduct (DoC) in the tersebut.
South China Sea secara penuh dan efektif. a. mengupayakan agar isu asset tracing,
Kehadiran dalam Konferensi return of proceed of corruption,
Tingkat Tinggi (KTT) APEC XII, yang denial of safe haven dan mutual legal
berlangsung pada 19–20 November 2004 assistance dapat tercermin dalam
di Santiago, Cile, merupakan awal pernyataan terpisah para pmipin
perjalanan luar negeri yang mengemban ekonomi APEC mengenai antikorupsi.
harapan untuk menggunakan KTT b. mendorong ditampungnya
tersebut sebagai forum guna menegaskan kepentingan Indonesia seperti SMEs
komitmen Indonesia terhadap agenda dan trade sustainable use of diversity
APEC – sebuah komitmen yang juga pada agenda APEC.
ditegaskan dalam forum KTT ASEAN ke- c. mendorong secara optimal
10 (terkait dengan agenda ASEAN), yang pemanfaatan skema kerja sama di
berlangsung di Vientiane, Laos, pada 29– APEC dalam bentuk proyek ataupun
30 November 2004. inisiatif lain untuk kepentingan
Pada kedua KTT tersebut, delegasi Indonesia.
RI aktif menyampaikan dan menegaskan d. mendukung upaya APEC mengenai
pandangan dan posisi Indonesia terhadap fasilitasi perdagangan dan investasi


Jurnal Good governance Vol. 11 No. 1 Bulan Maret Tahun 2015 72

melalui penghapusan berbagai Diplomasi dari sisi Indonesia juga


hambatan perdagangan dan investasi berguna untuk menjalankan Rencana
pada masa datang, termasuk Pembangunan Jangka Menengah
peningkatan partisipasi swasta dalam (RPJMN) 2015-1019 untuk mengelola
inisiatif tersebut. Potensi, Peluang dan Kondisi Prioritas
4.2. Diplomasi ekonomi interna-sional kelompok sasaran agar memperoleh
Dari kepentingan ekonomi nasional, Bantuan ekonomi, politik dan sosial
diplomasi dapat berupa penguatan strategi budaya sesuai indikator yang telah disusun
ekonomi antar wilayah dalam lingkup oleh Kemlu. Dengan mempertimbangkan
nusantara. Sedangkan dari sisi aspek tersebut maka penerima bantuan
internasional, strategi itu telah ditujukan akan lebih mampu melakukan
untuk penguatan diplomasi ekonomi pengembangan kapasitas untuk mencapai
internasional yang mampu mengatasi kesejahteraan ekonomi, sosial, dan politik.
tantangan luar negeri. Diplomasi juga penting untuk
Diplomasi juga berguna untuk penyusunan kebijakan dan aksi guna
mendongkrak peluang kerjasama agar mewujudkan kesejahteraan gender dan
dapat membuka pasar untuk produk pemberdayaan wanita. untuk
pangan dan pertanian seperti ikan, meningkatkan pemahaman mulai dari
sayuran, dan buah-buahan. Dalam bidang konteks sejarah yang melatarbelakangi
pertanian, misalnya, diplomasi berkaitan diadopsinya pemberdayaan wanita, hingga
dengan upaya membangun kerja sama informasi mengenai kemajuan dan
pengelolaan sumberdaya maupun riset tantangan yang dihadapi Pemerintah
penelitian untuk mengolah potensi dan Indonesia selama 20 tahun terakhir. Hal
pembekalan bagi diplomat yang akan ini berguna untuk melindungi migran
ditempatkan di Perwakilan RI. wanita Indonesia dengan mengidentifikasi
Hal ini berguna disamping capaian dan hambatan serta upaya yang
menghemat biaya juga memudahkan bagi dapat ditingkatkan untuk mewujudkan
Kemlu untuk menugaskan para diplomat. kesetaraan gender dan pemberdayaan
Misalnya, dalam perjanjian kerja sama wanita secara penuh baik di dalam negeri
bidang pertanian yang sedang dalam tahap maupun di luar negeri. Hal ini telah
komunikasi antara Kementerian Pertanian dilakukan oleh Wakil Menteri Luar Negeri
RI dengan Kementerian Pertanian Ukraina dan pejabat Kementerian Pemberdayaan
ditujukan untuk meningkatkan kapasitas Wanita dalam politik dan pengambilan
produksi dua negara. keputusan. Mengingat terdapat peran
Kemudian, dalam kerjasama antara makin luas dari wanita dalam kehidupan
Indonesia dengan Rusia, diplomasi sosial dan ekonomi, maka Peraturan
ditujukan untuk mendukung Rencana perundang-undangan yang tidak responsif
Kerja Pemerintah (RKP) tahun 2016 agar gender dapat dianggap menghambat
mendorong Kementerian/Lembaga untuk sehingga sebagai bahan dan posisi pada
dapat mengalokasikan/merelokasikan sidang sesi ke-59 Commission on the
anggaran kegiatan mereka agar Status of Women PBB yang akan
bermanfaat bagi masyarakat sasaran. dilaksankan pada tanggal 9 20 Maret 2015


Jurnal Good governance Vol. 11 No. 1 Bulan Maret Tahun 2015 73

di New York memunculkan proses antara Indonesia-Afrika. Disini juga


diplomasi yang rumit diantara negara memaparkan peluang dan potensi
PBB. kerjasama Indonesia dengan Negara-
Diplomasi semacam ini juga telah negara Afrika.Hubungan Indonesia
dilakukan oleh Duta Besar Kuwait untuk dengan Afrika secara statistic ada
Indonesia, Naser Bareh Shahir El Enezi, kecenderungan naik setiap tahun. Namun
yang menyampaikan bahwa diperlukannya demikian Indonesia masih kalah aktif jika
kerjasama dibidang ketenagakerjaan dibandingkan dengan Negara-negara Asia
mengingat saat negaranya membutuhkan lainnya seperti China dan Malaysia. Untuk
banyak tenaga kerja formal laki-laki meningkatkan hubungan kerjasama
maupun perempuan untuk ditempatkan Indonesia-Afrika, Indonesia dapat
dalam sektor formal seperti pekerja memanfaatkan forum kerjasama bilateral
konstruksi, jasa, medis, minyak dan gas. seperti KSST, forum regional seperti
Namun, terdapat kendala para peraturan di IORA maupun Multilateral seperti OIC
Kuwait yang membatasi usia wanita dan NAM. Afrika saat ini telah mengalami
sehingga kemudian dilakukan diplomasi perubahan yang besar baik secara politik,
antar dua negara tersebut. Hasilnya, saat ekonomi maupun sosial. Sehingga acara
ini kedua negara tengah menjalin kerja ini merekomendasikan untuk
sama di bidang kesehatan dengan mengintensifkan kegiatan dialog untuk
Kementerian Kesehatan untuk mengubah image tentang Afrika menjadi
mengevaluasi kebutuhan tenaga kerja agenda dialog dengan tema “Indonesia-
formal yang tinggi sesuai dengan visi emir Afrika the Series” dan disiarkan melalui
Kuwait, untuk menjadikan negara itu media cetak maupun elektronik.
sebagai pusat keuangan dan perdagangan Dalam hal diplomasi peningkatan
dunia di kawasan Teluk pada 2025. Selain kapasitas padi antar negara, telah
itu, Kuwait berniat untuk meningkatkan dilakukan sosialisasi Hasil Kerja Sama
pembangunan ekonomi, serta melakukan Selatan-Selatan Tentang Proyek
diversifikasi ekonomi mulai 2013 lalu. Pengembangan Padi di Sudan, tanggal 19
Dengan demikian, Kementerian Tenaga Maret 2015 di Jakarta. Diplomasi itu
Kerja perlu melakukan diplomasi untuk mampu menyelesaikan permasalahan
merespon permintaan dari Pemerintah permodalan untuk mendukung ketahanan
Kuwait terkait dengan upaya pemenuhan pangan Indonesia melalui pengembangan
tenaga kerja yang dibutuhkan untuk komoditas padi bagi Negara Sudan dan
Kuwait. Selanjutnya, Kementerian Tenaga Kerjasama Selatan-Selatan. Potensi lahan
Kerja melaksanakan moratorium untuk dan air di Sudan sangat besar, Pemerintah
percepatan kerjasama dibidang Sudan menawarkan 80.000 ha lahan yang
ketenagakerjaan dan perlindungan potensi untuk dikembangkan oleh
terhadap TKI wanita Indonesia di Kuwait. Pemerintah Indonesia. Beberapa kegiatan
Melalui Exploration Talks GI RI- pendukungnya antara lain:pengiriman
UE (European Union), tanggal 6 Maret tenaga ahli, namun dibutuhkan bantuan
2015 di Jakarta, merupakan diplomasi alat mesin pertanian dan bantuan fasilitas
untuk mengatasi perbedaan persepsi pertanian sehingga dibutuhkan negosiasi


Jurnal Good governance Vol. 11 No. 1 Bulan Maret Tahun 2015 74

Indonesia pada forum internasional dalam Bilateral (FKB) dan Joint/Mixed meeting
program Kerja Sama Selatan- Selatan yang disponsori pihak ketiga.
(KSS) melalui kerangka kerja sama 4.3. Peran Indonesia dalam
bilateral. Hal ini dimulai dengan permasalahan imigran
melakukan pemetaan terhadap potensi Isu-isu strategis yang dihadapi tahun
serta keunggulan negara mitra penerima 2015 di antaranya adalah isu mengenai
bantuan sesuai dengan dengan kondisi migrasi dimana Indonesia telah menjadi
alam, geografis dan potensi pertanian contoh kepada dunia tentang bagaimana
yang ada. Tujuan diplomasi semacam ini humanitarian response perlu dilakukan.
adalah untuk membahas dan merumuskan Upaya ini ditunjukkan melalui kesiapan
bahan-bahan yang diperlukan dalam Indonesia menerima dan menampung
rangka kegiatan Sinkronisasi Agenda sementara lebih dari 1800 irregular
Pembangunan Daerah dengan Kebijakan migrants dari Bangladesh dan Myanmar
Luar Negeri Indonesia Khusus Komoditas (Mei 2015). Indonesia juga aktif pada
Padi. High Level Event UN di bidang migrasi
Diplomasi ini juga difokuskan pada dan pengungsi serta berkontribusi dalam
potensi perdagangan komoditi pertanian upaya penyelesaian root causes dengan
dengan masing-masing negara dan melakukan marathon diplomacy dan
mengatasi permasalahan perbedaan aturan menjadi tuan rumah Jakarta Declaration
hukum, daya dukung teknis, potensi Roundtable Meeting on Addressing the
perdagangan dan investasi. Hal ini juga Root Causes of Irregular Movement of
menunjukkan terdapat kebutuhan untuk Persons di Jakarta (November 2015).
membangun hubungan bilateral dalam Permasalahan illegal smuggling atau
kerangka politik luar negeri Indonesia. imigran gelap dari Timur Tengah dengan
Namun, dengan adanya perbedaan tujuan Island Christmas (Pulau Christmas
persepsi mengenai aspek politik, sosial atau Pulau Natal) menjadi persoalan klasik
budaya dapat menjadi penghambat dalam antara Indonesia dan Australia. Bahkan,
membangun hubungan bilateral tersebut. kasus ini telah lama menjadi perhatian
Oleh karena itu dibutuhkan diplomasi dunia internasional. Faktanya, hingga saat
untuk menjamin kemampuan ekonomi ini, para imigran gelap dari negara Timur
nasional, kekuatan pertanian nasional, dan Tengah seperti Iran, Afganistan dan
sumberdaya manusia, serta arah prioritas Pakistan masih terus mengalir. Larangan
utama kerjasama bilateral. dan sanksi keras yang diterapkan Australia
Kerjasama bilateral itu dapat sebagai Negara tujuan dan Indonesia
menjadi rumit bila berkaitan dengan sebagai transit seperti tak diindahkan.
tenaga kerja, sumberdaya manusia negara Mereka sukses ‘kucing-kucingan’ dengan
mitra dan arah prioritas utama untuk Alih petugas lintas sektoral. Ini terbukti dengan
teknologi informasi dan teknologi. jumlah imigran gelap dari Timur Tengah
Dengan demikian, diplomasi dapat ke Australia melalui Indonesia yang terus
diarahkan ke dalam pengembangan dan meningkat setiap tahunnya.
penyelenggaraan Forum Konsultasi Indonesia terkesan mudah untuk
dimasuki. Sebagaimana Negara


Jurnal Good governance Vol. 11 No. 1 Bulan Maret Tahun 2015 75

berkembang pada umumnya, situasi dan adalah implementasi dari asas non
kondisi politik dan ekonomi yang belum refoulement dalam Konvensi Pengungsi
stabil biasanya akan memberikan efek 1951 (tidak mengusir / memulangkan
domino pada aspek kehidupan lainnya. kembali ke negeri asal apabila kondisi
Penegakan hukum menjadi sedemikian negerinya masih tidak kondusif). Langkah
lemah. Faktor lain yang behubungan berikutnya adalah membantu pemprosesan
langsung dengan masalah imigran gelap status para pengungsi tersebut dan tidak
adalah rapuhnya penjagaan perbatasan sekali-sekali melakukan kekerasan
negara-negara berkembang terutama di terhadap mereka dalam segala bentuknya.
wilayah perairan. Suatu hal yang ironis, Sejauh ini belum ada strategi atau
jika melihat kenyataan bahwa ternyata kerjasama yang dilakukan antara
penyelundupan imigran paling banyak Indonesia dan Australia kedepannya,
dilakukan melalui jalur laut. dilihat dari sikap Australia yang
Indonesia sampai saat ini belum cenderung menyalahkan Indonesia
menjadi anggota dari Konvensi Pengungsi terhadap masalah ini karena menganggap
1951 maupun Protokol 1967 dan juga Indonesia tidak melakukan upaya
tidak mempunyai mekanisme penentuan pencegahan. Terjadinya kesenjangan
status pengungsi. Oleh karena itu, selama sumber daya dan kapasitas antara kedua
ini Badan PBB yang mengurusi pengungsi negara turut memperkeruh masalah ini.
United Nations High Commissioner for Dalam masalah pencari suaka, Australia
Refugees (UNHCR) yang memproses memiliki sistem hukum yang lebih tegas,
sendiri setiap permohonan status lembaga dan kesiapan operasional. Namun
pengungsi di Indonesia dengan dibantu sebelum hubungan Indonesia-Australia
badan internasional lain seperti tidak seharmonis dulu, kedua negara ini
International Organization for Migration masih menjalankan kerjasama dalam
(IOM). pemantauan.
Kendati belum menjadi pihak dari Kerjasama Kepolisian lintas Negara
Konvensi Pengungsi 1951, pemerintah dalam mengatasi imigran gelap saat ini,
Indonesia dan pemerintah daerah selama yaitu bekerja sama dengan Australian
ini telah mendukung proses-proses suaka Federal Police (AFP), dan Polri yang
tersebut dengan mengijinkan pencari memiliki ‘extradition treaty’ ini.
suaka masuk ke wilayah Indonesia, Keduanya anggota Icpo Interpol. AFP ini,
merujuk para pencari suaka ke UNHCR, merasa berkepentingan bantu Polri, atasi
dan mengijinkan para pengungsi untuk masalah imigran gelap tujuan ke Australia
tinggal di Indonesia sementara menunggu di wilayah Indonesia. Upaya yang telah
diperolehnya solusi yang berkelanjutan. dilakukan, yakni masalah ditangani secara
Contoh terakhir adalah bagaimana rakyat komprehensif, melalui Program ‘G-to-G’
Aceh dan pemerintah Indonesia bersedia (Government to Government). Komitmen
menampung sementara pencari suaka kerjasama antar negara ASEAN
Rohingya dari Myanmar yang terusir oleh (Association of South East Asian Nations),
Tindakan pemerintah Indonesia dan dengan mencantumkan masalah imigran
pemerintah daerah ini patut dipuji. Ini gelap dalam agenda pertemuan negara


Jurnal Good governance Vol. 11 No. 1 Bulan Maret Tahun 2015 76

ASEAN, dalam forum seperti SOMTC mengimplementasikan politik luar negeri


(The ASEAN Senior Officials Meeting on Indonesia pada periode mendatang.
Transnational Crime) dan ASEANAPOL Sebagai pilar terdepan dalam
(The ASEAN Police Chiefs Association). melaksanakan penyelenggaraan hubungan
4.4. Kinerja Kementerian Luar Negeri luar negeri dan politik luar negeri,
Dalam konteks intermestik, kinerja Kementerian Luar Negeri memperkokoh
diplomasi Indonesia telah menunjukkan peranan Indonesia dalam peningkatan
penguatan, baik dalam kerangka bilateral, kerja sama internasional, menciptakan
regional maupun multilateral. Upaya- perdamaian dunia, serta mendorong
upaya diplomasi multilateral dan regional terciptanya kerja sama ekonomi dalam
yang akan dilakukan oleh Indonesia tataran bilateral, regional dan multilateral
selanjutnya telah tetap diperkuat dengan sebagai bagian dari strategi memperkuat
diplomasi bilateral yang tangguh. lingkaran pertama kebijakan politik luar
Kebijakan luar negeri secara aktif akan negeri Indonesia demi mencapai
berupaya meningkatkan hubungan dengan kepentingan nasional. Kementerian Luar
negara-negara di kawasan Asia Pasifk dan Negeri memiliki fungsi strategis dalam
Afrika maupun Amerika dan Eropa ke memagari potensi disintegrasi bangsa,
tataran yang lebih tinggi dan ditujukan pelayanan dan perlindungan Warga
pada pencapaian kepentingan nasional. Negara Indonesia dan Badan Hukum
Pengakuan internasional terhadap posisi Indonesia (WNI BHI) di luar negeri, serta
Indonesia merupakan modal kuat dalam peningkatan citra Indonesia.

Gambar 2. Peta Strategi Kementerian Luar Negeri

Sumber:Kemenlu (2015)

Kementerian Luar Negeri juga of the solution) bagi penyelesaian masalah


senantiasa menjadi bagian dari solusi (part global. Dalam konteks tersebut, politik


Jurnal Good governance Vol. 11 No. 1 Bulan Maret Tahun 2015 77

luar negeri RI telah terbukti memberikan ancaman keamanan non-tradisional.


peluang dalam membangun hubungan Dengan prinsip politik luar negeri yang
baik dengan negara-negara di dunia dan bebas dan aktif, Kementerian Luar Negeri
meningkatkan peranan Indonesia dalam mencoba meraih manfaat yang seluas-
berbagai organisasi regional dan luasnya dari hubungan baik yang
internasional. Selain itu, kebijakan luar terbangun dengan negara-negara di dunia
negeri juga memprioritaskan isu-isu yang dan berupaya meningkatkan peranan
menjadi kepentingan masyarakat, antara Indonesia yang menonjol dalam berbagai
lain isu lingkungan hidup, isu ekonomi, organisasi regional dan internasional.
demokrasi, hak asasi manusia (HAM) dan

Tabel 1. Realisasi dan Capaian Kinerja Kementerian Luar Negeri Tahun 2015
Kode Tujuan (T) / Kode Indikator Kinerja Utama Target Realisasi Capaian
Sasaran Strategis (IKU) 2015 2015 2015
(SS)
Pemangku kepentingans Perspective
T1.1 Kepemimpinan dan IKU-1 Tingkat pengaruh Indonesia 89% 99,60% 111,90%
peran Indonesia dalam T.1.1 di dunia internasional
kerja sama internasional
yang berpengaruh
T1.2 Nilai manfaat ekonomi, IKU-1 Jumlah negara akreditasi 78 67 85,90%
keuangan, dan T.1.2 yang mencapai target (85,90%)
pembangunan yang peningkatan nilai
optimal melalui perdagangan dengan
hubungan luar negeri Indonesia
IKU-2 Jumlah negara akreditasi 25 16 64%
T.1.2 yang mencapai target (64%)
peningkatan nilai investasi
asing ke Indonesia
IKU-3 Jumlah negara akreditasi 23 5 21,74%
T.1.2 yang mencapai target (21,74%)
peningkatan jumlah
wisatawan mancanegara ke
Indonesia
Rata-rata realisasi dan capaian T1.2 57,21%
SS Dukungan dan komitmen IKU-1 Persentase tindak 74% 103,60% 140%
2.1.1 nasional yang tinggi atas SS 2.1.1 lanjut/implementasi (Toleransi:
kebijakan luar negeri dan kesepakatan internasional 120%)
kesepakatan oleh pemangku
internasional kepentingans dalam negeri
SS Pemenuhan pelayanan IKU-1 Indeks Pelayanan dan 74% 72,15% 97,51%
2.1.2 dan aspirasi publik SS 2.1.1 Aspirasi Publik
IKU-2 Peringkat Inovasi Pelayanan Top 99 Top 99 100%
SS 2.1.2 Publik oleh KemenPAN RB (100%)
Rata-rata realisasi dan capaian SS 2.1.2 86,07% 98,75%

Business Process Perspective


SS Kebijakan luar negeri IKU-1 Persentase rekomendasi 93% 97,06% 104,36%
1.1.6 yang berkualitas SS 1.1.6 kebijakan luar negeri yang
diimplementasikan
SS Diplomasi maritim dan IKU-1 Indeks diplomasi maritim 86% 111,17% 129,26%
1.1.1 perbatasan yang kuat SS 1.1.1 dan perbatasan (Toleransi:
120%)


Jurnal Good governance Vol. 11 No. 1 Bulan Maret Tahun 2015 78

Tabel 1. (Lanjutan) Realisasi dan Capaian Kinerja Kementerian Luar Negeri 2015
SS Kepemimpinan SS 1.1.2 Persentase rekomendasi 90% 96,31% 107,01%
1.1.2 Indonesia ASEAN dan prakarsa Indonesia
yang meningkat IKU- yang diterima dalam
1di setiap pertemuan
ASEAN
SS Peran Indonesia di IKU-1 Indeks peran Indonesia 91% 110,24% 121,15%
1.1.3 dunia internasional SS 1.1.3 di dunia internasional
yang meningkat (Toleransi
:
120%)
SS Diplomasi ekonomi IKU-1 Indeks diplomasi 79% 98,32% 124,46%
1.1.4 yang kuat SS 1.1.4 ekonomi
(Toleransi
:
120%)
SS Pelayanan dan IKU-1 Indeks pelayanan dan 67,69% 83,35% 123%
1.1.5 perlindungan WNI SS 1.1.5 perlindungan WNI dan
dan BHI dan diaspora BHI serta pemberdayaan (Toleransi
yang prima diaspora :
120%)
SS Monitoring hasil IKU-1 Persentase deviasi 10% -2,82% 228,17%
1.1.7 diplomasi yang efektif SS 1.1.7 efektifitas perumusan
dan implementasi (Toleransi
kebijakan luar negeri :
120%)
Learning and Growth Perspective
SS SDM yang IKU-1 Persentase pejabat yang 50% 5,56% 11,11%
3.1.1.1 berkompeten SS telah memenuhi standar
3.1.1.1 kompetensi jabatan
SS Organisasi dan tata IKU-1 Nilai kemajuan 60 68,75 114,58%
3.1.1. kelola yang baik SS Reformasi Birokrasi
2 3.1.1.2IK Kemenlu (114,58
U-1 %)
SS Lingkungan kerja SS Indeks kepuasan 65% 44,80% 68,92%
3.1.1. yang kondusif 3.1.1.3 pegawai
3
SS Sistem informasi IKU-1 Indeks Keamanan 1,5 1,2 80%
3.1.1. manajemen yang SS Informasi (KAMI) (80%)
4 terintegrasi 3.1.1.4
IKU-2 Indeks Pemeringkatan e- 3,35 3,32 99,10%
SS Government Indonesia
3.1.1.4 (PEGI) (99,10%
)
Rata-rata realisasi dan capaian SS 3.1.1.4 89,55%
SS Anggaran yang IKU-1 Persentase penyerapan 95% 87,11% 91,69%
3.1.1. optimal SS anggaran dan realisasi
5 3.1.1.5 kinerja
Realisasi dan Capaian Kinerja Kementerian Luar Negeri Tahun 2015 84,73% 93,89%
Sumber:Kemenlu (2015)


Jurnal Good governance Vol. 11 No. 1 Bulan Maret Tahun 2015 79

5.KESIMPULAN dengan melakukan marathon diplomacy


Diplomasi ekonomi sebagai sebuah dan menjadi tuan rumah Jakarta
instrumen telah digunakan Indonesia Declaration Roundtable Meeting on
untuk meningkatkan kinerja ekspornya ke Addressing the Root Causes of Irregular
negara-negara mitra hal ini karena Movement of Persons di Jakarta
Indonesia semakin tergantung terhadap Dalam konteks intermestik, kinerja
pasar internasional, tidak hanya rata-rata diplomasi Indonesia telah menunjukkan
rasio ekspor terhadap PDB yang terus penguatan, baik dalam kerangka bilateral,
meningkat, tetapi juga rata-rata rasio regional maupun multilateral. Upaya-
impor yang menunjukkan kenaikan. upaya diplomasi multilateral dan regional
Diplomasi ekonomi telah berperan yang akan dilakukan oleh Indonesia
dalam peningkatan ekspor dalam selanjutnya telah tetap diperkuat dengan
pembangunan ekonomi di banyak negara. diplomasi bilateral yang tangguh.
Mulai dari bertambahnya jumlah lapangan Kebijakan luar negeri secara aktif akan
kerja yang dapat membantu menekan berupaya meningkatkan hubungan dengan
angka pengangguran, hingga negara-negara di kawasan Asia Pasifk dan
meningkatnya cadangan devisa yang dapat Afrika maupun Amerika dan Eropa ke
dipakai untuk membayar hutang dan tataran yang lebih tinggi dan ditujukan
membiayai impor. pada pencapaian kepentingan nasional.
Dari kepentingan ekonomi nasional, Pengakuan internasional terhadap posisi
diplomasi dapat berupa penguatan strategi Indonesia merupakan modal kuat dalam
ekonomi antar wilayah dalam lingkup mengimplementasikan politik luar negeri
nusantara. Sedangkan dari sisi Indonesia pada periode mendatang.
internasional, strategi itu telah ditujukan
untuk penguatan diplomasi ekonomi 6. SARAN
internasional yang mampu mengatasi Beberapa hal untuk memperbaiki
tantangan luar negeri. implementasi PPLS 2011, antara lain:
Diplomasi juga berguna untuk a. meningkatkan peran komunikasi
mendongkrak peluang kerjasama dalam koordinasi dengan TNP2K,
internasional agar dapat membuka pasar kementerian/lembaga terkait juga
untuk produk pangan dan pertanian seperti antara BPS pusat dengan BPS daerah
ikan, sayuran, dan buah-buahan. Dalam serta aparat desa setempat serta
bidang pertanian, misalnya, diplomasi sosialisasi yang telahnya dilakukan
berkaitan dengan upaya membangun kerja sampai lapisan terbawah.
sama pengelolaan sumberdaya maupun b. Perencanaan penyediaan anggaran
riset penelitian untuk mengolah potensi yang matang sehingga dapat
dan pembekalan bagi diplomat yang akan mencukupi seluruh kebutuhan untuk
ditempatkan di Perwakilan RI. pendataan.
Selama Indonesia aktif pada High c. Penentuan kriteria miskin telah
Level Event UN di bidang migrasi dan diperjelas untuk mendapatkan data
pengungsi, Indonesia juga berkontribusi yang akurat.
dalam upaya penyelesaian root causes


Jurnal Good governance Vol. 11 No. 1 Bulan Maret Tahun 2015 80

d. Perlunya dilakukan verifikasi data Ekonomi ASEAN Tahun 2015. Jurnal


hasil PPLS secara berkala sehingga Bisnis Manajemen dan Akuntansi, 2
data yang disajikan lebih akurat. (2).
Redjeki, R., & Setyowati, E. (2016,
November). Diplomasi Ekonomi
DAFTAR PUSTAKA Kadin Jawa Tengah Dalam
Anggrainy, V. S. (2014). Perlindungan Meningkatkan Perdagangan Luar
Pengungsi Lintas Batas Negara Di Negeri 2011-2012. In Prosiding
Indonesia Menurut Hukum Seminar Nasional INDOCOMPAC.
Internasional. Lex Et Societatis, 2 (1). Siswoko, K. H. (2017). Tekanan Global
Basri, F., & Putra, G. A. (2002). Escaping Dalam Penundaan Eksekusi Terpidana
the middle income trap in Indonesia. Mati Di Indonesia. Jurnal
Broto, M. F. (2015). Kerja Sama Luar Komunikasi, 8 (2), 179-186.
Negeri Oleh Pemerintahan Daerah Somantri, G. R. (2010). Memahami
Menghadapi MEA 2015 (Kajian metode kualitatif. Makara Hubs-Asia,
Konsep Paradiplomasi Dalam 8 (3).
Khasanah Ilmu Pemerintahan). Starke, J.G, 1972.Introduction to
Dixon, M., McCorquodale, R., & Internastional Law,
Williams, S. (2011). Cases and Sevendition:Nijhoff Martin
materials on international law. Oxford Sudirman, S. (2014). Kedudukan Presiden
University Press. Dalam Sistem Pemerintahan
Djelantik, S. (2008). Diplomasi antara Presidensial. Jurnal Mahasiswa
teori dan Praktik. Graha Ilmu. Fakultas Hukum, 1 (1).
Elisabeth, A. (Ed.). (2015). Grand Suryokusumo,1995.Hukum Diplomatik
Design:Kebijakan Luar Negeri teori dan kasus, Bandung Alumi
Indonesia (2015-2025). Yayasan Syahmin, A. K. (2008). Hukum
Pustaka Obor Indonesia. diplomatik dalam kerangka studi
Mungkasa, O. (2011). Desentralisasi dan analisis. Rajawali Pers.
Otonomi Daerah di Indonesia:Konsep, Tahamata, 2011.Suaka Diplomatik Dalam
Pencapaian dan Agenda Kedepan. Kajian Hukum Internasional.Jurnal
Decentralization and Regional Sasi Vol.17 No.2. hlm. 2.
Autonomy in Indonesia:Concept, Umar, H. (2000). Metodologi Penelitian.
Achievement, and Future Agenda. Gramedia Pustaka Umum, Jakarta.
Piper, N. (2015). Democratising migration Wardhana, W. (2016). Poros
from the bottom up:The rise of the Maritim:Dalam Kerangka Sejarah
global migrant rights movement. Maritim Dan Ekonomi Pertahanan.
Globalizations, 12 (5), 788-802. Jurnal Masyarakat dan Budaya, 18
Pramudyo, A. (2014). Mempersiapkan (3), 51-68.
Sumber Daya Manusia Indonesia
dalam Menghadapi Masyarakat

Anda mungkin juga menyukai