Anda di halaman 1dari 6

Review pertemuan 4 Manajemen Pemasaran Internasional

Nama: Dinda Tri Damayanti


No. Bp: 2010003530906
Kelas : 7M3

Lingkungan politik
◦ Perspektif politik internasional

Politik internasional sederhananya diartikan sebagai sebuah bentuk interaksi atau pertemuan 2
politik luar negeri yang dilakukan oleh negara. Untuk syarat mutlak terjadinya politik internasional
ialah adanya 2 minimal kebijakan luar negeri dari 2 negara tersebut untuk melakukan interaksi satu
sama lain. 
Dalam hubungan internasional perkembangan politik internasional tidak pernah menyimpang dari
kajian hubungan internasional itu sendiri. Berkembangnya kajian hubungan internasional maka
berkembang pula politik internasional apalagi pasca perang dunia 2. Perkembangan tersebut sangat
mempengaruhi kondisi politik suatu negara dengan negara lain khususnya perkembangan politik di
bidang teknologi. 
Politik internasional dalam bidang teknologi yang sangat tampak ialah dalam perkembangan
pertahanan militer dan persenjataaan. Contohnya pengeboman 2 nuklir oleh Amerika Serikat di kota
Hiroshima dan Nagasaki. Tragedi ini membuka mata dunia untuk berlomba-lomba dalam politik
internasional demi keamanan negaranya.
Pada perspektif liberalisme yang menjunjung tinggi nilai perdamaian, kebebasan hak individu dan
kerjasama antar sesama. Menurutnya tentang politik internasional ada 3 faktor yang
memengaruhinya yaitu : 
1. Adanya sistem atau demokrasi yang stabil agar menjadi sistem yang damai.
2. Free trade for peace, artinya dengan adanya perdagangan bebas dapat menimbulkan hubungan
yang damai dan mencapai tujuan yang diinginkan.
3. Perlunya institusi global, artinya untuk membantu mengatur,meregulasi,dan membuat kebijakan
dalam hal pasar global,seperti WTO (world trade organizatoin).
Tokoh Immanuel Kant membantu mendefinisi teori liberal modern dalam pemikirannya perpetual
politik dengan mendukung masyarakat global (non state), free trade dan demokrasi sebagai alat
untuk damai. 
Jadi, dinamika politik internasional pada perspektif liberalisme tidak selalu berujung pada konfliktual
tetapi dapat menciptakan hubungan kerjasama,diplomasi,dan institusi internasional.
◦ Masalah dan intervensi politik

Intervensi adalah salah satu istilah dalam dunia politik diartikan sebagai campur tangan suatu negara
dalam urusan negara seperti politik,ekonomi, kesehatan, pemerintahan ataupun militer dari negara
lain.
Intervensi juga dapat dikatakan sebagai campur tangan negara diktator dalam urusan negara lain.
Namun, intervensi juga dapat berupa turut campurnya suatu pihak untuk membantu penyelesaian
masalah pihak lainnya. Tidak selalu mengarah pada konotasi negatif yang ingin mengambil
keuntungan dalam perselisihan.
Tujuan intervensi
Turut campurnya pihak lain atau intervensi terhadap suatu masalah yang bukan masalahnya
bertujuan untuk membantu permasalahan pihak tersebut agar dapat selesai. Namun intervensi juga
dapat bertujuan untuk mendapatkan keuntungan dari permasalahan orang lain.
Jenis-jenis intervensi
Dilansir dari SRD Law Notes, ada tiga jenis intervensi berdasarkan jangkauannya yaitu intervensi
internal, intervensi eksternal, dan intervensi reprisal. Berikut penjelasannya: 
• Intervensi internal adalah campur tangan negara lain dalam perselisihan dalam
negara lainnya. Intervensi internal dapat bertujuan untuk melindungi atau mendukung pemerintah
yang sah, maupun mendukung kelompok pemberontak untuk menjatuhkan kekuasaan pemerintah.
• Intervensi eksternal adalah campur tangan suatu negara pada konflik antardua
negara lainnya. Intervensi eksternal dapat bertujuan mendamaikan atau menyelesaikan konflik
anatardua negara, maupun mendukung salah satu negara agar dapat menang dari negara lainnya.
Tidak hanya antarnegara, intervensi eksternal juga dapat terjadi pada hubungan multilateral (banyak
negara).
• Intervensi reprisal tau punitive adalah campur tangan suatu negara untuk
membalaskan kerugian negara lain akibat konflik dengan negara lainnya. Intervensi reprisal biasanya
dilakukan oleh negara yang lebih kuat pada negara lebih lemah yang telah menimbulkan kerugian
pada negara lainnya.
Dampak intervensi
Intervensi dapat berdampak positif (baik) ataupun berdampak negatif (buruk) sesuai dengan tujuan
dilakukannya, sebagai berikut:
• Intervensi positif adalah intervensi yang berdampak baik bagi negara yang dicampuri
urusannya. Misalnya intervensi negara Indonesia dalam mengakhiri perang Kamboja dan Vietnam,
juga intervensi PBB untuk menjaga keamanan dan tidak adanya pelanggaran HAM di seluruh negara
di dunia.
• Intervensi negatif adalah intervensi yang berdampak buruk bagi negara yang
dicampuri urusannya. Contohnya adalah masuknya Italia untuk membela Jerman melawan Inggris
Raya pada Perang Dunia II yang memperparah peperangan. Intervensi negatif juga sering kali
dilakukan negara kuat untuk mendapatkan keuntungan sumber daya maupun politik dari negara
yang lebih lemah.
◦ Pengaruh politik internasional pada bisnis internasional

Perusahaan yang terlibat dalam bisnis internasional akan berhadapan dengan kondisi politik negara
tempat ekspansi bisnis dilakukan. Perusahaan internasional tidak hanya harus berhadapan dengan
perbedaan budaya saja, konstelasi politik domestik negara juga menjadi tantangan tersendiri bagi
perusahaan untuk dapat mempertahankan ekspansi bisnis. Wild, et al. (2016) menyatakan bahwa
sistem politik sebuah negara berakar dari sejarah dan budaya masyarakatnya, sehingga struktur,
proses dan aktivitas politik negara berbeda-beda satu sama lain. Sistem politik dibentuk melalui
ideologi politik yang menjadi dasar bagi pembentukan lingkungan untuk mendorong pertumbuhan
ekonomi negara (Thanopuolous, 2014). Tulisan ini akan membahas mengenai peran sistem politik
dalam bisnis internasional.
Ketika melakukan ekspansi bisnis, perusahaan akan dihadapkan dengan situasi politik di negara
tempat ekspansi bisnis dilakukan. Sistem politik negara menjadi salah satu bahan pertimbangan
perusahan untuk melakukan ekspansi, mengingat survivalitas perusahaan juga bergantung pada
situasi politik negara. Oleh karena itu, perusahaan harus menyusun cara agar terhindar dari
penurunan profit akibat sistem politik. Thanopoulos (2014) memberikan penyebutan ‘resiko politik’
untuk mendefinisikan penurunan profit perusahaan akibat sistem politik. Resiko politik dapat
disebabkan oleh dinamika politik domestik seperti pemilu, pergantian ideologi, revolusi atau
terganggunya keamanan negara. Bagi perusahaan, hal ini bisa berdampak pada fungsi bisnis terkait
kontrol perusahaan, kepemilikan properti dan tantangan pajak.  Untuk menghindari resiko politik,
perusahaan harus beradaptasi dengan situasi politik negara tempat bisnis dilakukan. Misalnya
dengan menciptakan citra lokal, mengakomodasi selera pasar, memberdayakan personel dan
fasilitas lokal dan melakukan joint venture dengan perusahaan setempat (Thanopoulos, 2014).
Beberapa negara menganut pendekatan laissez faire yang mempromosikan kebebasan pasar, tetapi
beberapa negara menganut pendekatan yang lebih melibatkan pemerintah (Daniels, et al., 2014).
Perbedaan pendekatan ini disebabkan oleh sistem politik yang berbeda di setiap negara, sebab
ideologi yang dianut setiap negara juga berbeda-beda. Wild, et al. (2016) membagi sistem politik
menjadi dua, yakni sistem totalitarian dan sistem demokrasi. Pada sistem totalitarian, pemerintah
memiliki kendali penuh terhadap ekonomi negara. Termasuk pada investasi asing yang masuk di
negara tersebut. Sistem politik ini dapat ditemui pada negara yang menganut ideologi komunisme.
Pemerintah memegang kendali penuh atas faktor produksi dan bisnis serta tidak memprioritaskan
kepentingan pasar (Thanopoulos, 2014). Sistem sosialisme juga ekuivalen dengan sistem politik
totalitarian di mana pemerintah memiliki dan mengontrol produksi, distribusi dan pertukaran barang
di negara (Thanopoulos, 2014). Sedangkan pada sistem demokrasi, pemerintah yang dipilih oleh
partisipasi khalayak luas. Sistem ekonomi pada negara demokrasi lebih bebas daripada negara
totalitarian, sehingga pergerakan pasar dan bisnis internasional semakin intens. Sistem politik
demokrasi memungkinkan terbentuknya kapitalisme dan sistem campuran. Kapitalisme
mengedepankan kepemilikan swasta dan berorientasi pada profit. Sementara pada sistem
campuran, pemerintah mencari sistem operasional yang cocok untuk memuaskan selera pasar
(Thanopoulos, 2014). Sistem campuran merupakan hasil kerja sama pemerintah dan perusahaan
swasta dalam membangun ekonomi.
Salah satu aktivitas yang banyak melibatkan pemerintah dan pelaku bisnis internasional adalah
investasi asing. Investasi atau penanaman modal asing merupakan pergerakan arus modal yang
dilaukan untuk mendapatkan aset fisik maupun kontrol manajemen (Wild dan Wild, 2015). Penulis
akan berfokus pada dinamika penanaman modal asing yang terjadi di Indonesia. Perusahaan asing
berminat untuk menanam modalnya di Indonesia karena beberapa hal, yakni populasi, peningkatan
kelas menengah, permintaan domestik kuat, situasi politik yang stabil dan Indonesia adalah
kekuatan ekonomi terbesar di Asia Tenggara (export.gov, 2017). Pemerintah Indonesia membuka
kesempatan penanaman modal guna menciptakan lapangan pekerjaan baru dan membantu
mendorong pertumbuhan ekonomi. Perusahaan asing juga dapat membantu pembangunan
infrastruktur negara dan menufaktur berorientasi ekspor. Sejak pemerintahan Joko Widodo pada
tahun 2014, terjadi perombakan peraturan penanaman modal asing di Indonesia. Joko Widodo
berharap penanaman modal asing di Indonesia dapat mendiversifikasi ekonomi dan mengurangi
hambatan bisnis untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia (export.gov, 2017). Joko
Widodo menilai birokrasi menghambat kelancaran penanaman modal asing, sehingga registrasi yang
semula memakan waktu hingga 260 hari kini hanya menjadi 24.9 hari saja. Upaya ini mampu
menaikkan indeks ekspor Indonesia dari yang sebelumnya hanya 142.2 pada Oktober 2017 menjadi
166 pada Juli 2018 (Trading Economics, 2018).
Dari paparan di atas dapat disimpulkan bahwa dalam melakukan ekspansi bisnis, perusahaan
hendaknya juga mempertimbangkan faktor politik dari negara tempat ekspansi bisnis dilakukan.
Setiap negara memiliki sistem politik yang berbeda, demikian dengan pendekatan ekonominya.
Penulis berpendapat bahwa Indonesia menganut sistem campuran, di mana perusahaan swasta
asing masih bisa berjalan dengan aturan yang dikeluarkan oleh pemerintah. Hal ini disebabkan
karena Indonesia menyadari pentingnya membangun perusahaan domestik agar tidak bergantung
sepenuhnya pada perusahaan asing.

Perspektif politik internasional


Sistem pemerintahan
◦ Sistem parlementer adalah sebuah sistem pemerintahan di mana parlemen memiliki
peranan penting dalam pemerintahan. Dalam hal ini parlemen memiliki wewenang dalam
mengangkat perdana menteri dan parlemen pun dapat menjatuhkan pemerintahan, yaitu dengan
acara mengeluarkan semacam mosi tidak percaya.
◦ Sistem absolut, Monarki mutlak atau monarki absolut merupakan struktur monarki
yang berprinsip seorang raja benar kuasa penuh sebagai memerintah negaranya. Beda dengan
sistem monarki konstitusional, perdana menteri dalam kerajaan monarki mutlak hanya memainkan
peranan simbolis.

Sistem kepartaian
◦ Sistem dua partai
partai politik adalah organisasi politik yang menjalani ideologi tertentu atau dibentuk dengan
tujuan umum. Definisi lainnya adalah kelompok yang terorganisir yang anggota-anggotanya
mempunyai orientasi, nilai-nilai, dan cita-cita yang sama. Bisa juga di definisikan, perkumpulan
(segolongan orang-orang) yang seasas, sehaluan, setujuan di bidang politik. Baik yang berdasarkan
partai kader atau struktur kepartaian yang dimonopoli oleh sekelompok anggota partai yang
terkemuka. Atau bisa juga berdasarkan partai massa, yaitu partai politik yang mengutamakan
kekuatan berdasarkan keunggulan jumlah anggotanya. Tujuan kelompok ini ialah untuk memperoleh
kekuasaan politik dan merebut kedudukan politik - (biasanya) dengan cara konstitusionil - untuk
melaksanakan kebijakan-kebijakan mereka.
◦ Sistem multipartai adalah sebuah sistem yang terdiri atas berbagai partai politik
yang berlaga dalam pemilihan umum, dan semuanya memiliki hak untuk memegang kendali atas
tugas-tugas pemerintah, baik secara terpisah atau dalam koalisi.[1] Sistem multi-partai banyak
dipraktikkan dalam sistem parlementer dibandingkan sistem presidensial, serta di negara-negara
yang Pemilunya menggunakan sistem proporsional dibandingkan dengan negara-negara yang
menggunakan sistem distrik.

Pemerintah-pemerintah negara bagian India dipimpin oleh berbagai koalisi dan partai politik
Sistem distrik terpusat pada daerah dukungan terkonsentrasi untuk perwakilan besar dalam
legislatur sementara sistem proporsional lebih mengaitkan pandangan masyarakat. Sistem
proporsional memiliki distrik-distrik multianggota dengan lebih dari satu perwakilan yang terpilih
dari setiap daerah yang diberikan untuk badan legislatif yang sama, dan kemudian masuk ke dalam
sejumlah besar partai. Hukum Duverger menyatakan bahwa jumlah partai politik adalah tambahan
jumlah kursi dalam suatu daerah.
Argentina, Austria, Brasil, Denmark, Finlandia, Prancis, Jerman, Islandia, India, Indonesia, Irlandia,
Israel, Italia, Lebanon, Meksiko, Moldova, Nepal, Belanda, Selandia Baru, Norwegia, Filipina,
Portugal, Rumania, Serbia, Spanyol, Sri Lanka, Swedia, Swiss, Taiwan, Tunisia, dan Ukraina adalah
contoh negara-negara yang menggunakan sistem multipartai secara efektif dalam sistem
demokrasinya. Di negara-negara tersebut, tak ada partai tunggal yang memegang penuh kursi
parlemen. Sehingga, berbagai partai politik membentuk koalisi partai politik dalam menyusun blok
kekuatan pengembangan pemerintahan.

◦ Sistem partai dominan adalah sistem politik ketika terdapat partai yang
memenangkan pemilu secara terus menerus dan tampaknya tidak akan kalah dalam tahun-tahun
berikutnya. Partai tersebut biasanya memperoleh suara mayoritas tanpa perlu membentuk koalisi
dengan partai-partai lain

Risiko politik

1. Resiko kepemilikan (ownership risk) = Kehidupan & kekayaan


perusahaan (konsfiskasi, ekspropriasi, domestikasi)
2. Resiko operasional = ketidakpastian pemerintah negara tujuan yang
menghambat operasi bisnis perusahaan asing
3. Resiko pengalihan = pelarian modal, pembayaran, laba ke perusahaan
induknya (transfer risk)
4. General instability risk = ketidakpastian masa depan sistem politik negara

Upaya meminimalisasi resiko politik

Berbagai negara memiliki cara yang berbeda dalam penanganan ke arah pemecahan konflik. Konflik
tidak mungkin dihindari akan muncul dalam bisnis dimanapun, khususnya apabila budaya yang
berbeda bertemu untuk membeli, menjual, mendirikan usaha patungan, bersaing dan bekerjasama
di pasar global. Penyelesaian diluar pengadilan merupakan alternatif pendekatan yang memberikan
cara yang lebih cepat, mudah dan murah untuk menyelesaikan perselisihan perdagangan daripada
melalui proses pengadilan. Arbirase adalah suatu bentuk penyelesaian dalam perselisihan bisnis
internasional formal yang dilakukan diluar pengadilan yang mendengarkan semua pihak yang terlibat
sebelum mendengarkan dari tiga anggota tim juri. Biasanya hasilnya merupakan suatu keputusan
dimana pihak-pihak yang bersengketa setuju untuk patuh.

UPAYA MEMINIMISASI RESIKO POLITIK


◦ Meningkatkan pertumbuhan ekonomi lokal
◦ Mempekerjakan tenaga kerja lokal
◦ Membagi kepemilikan
◦ Menerapkan politik netral
◦ Lisensi
◦ Melakukan Lobbying
◦ Mengantisipasi resiko politik
◦ Menghindari bidang usaha yang sensitif terhadap politik.

MASALAH DAN INTERVENSI POLITIK


Permasalahan menjalankan bisnis di negara asing:
◦ Kedaulatan politik
◦ Konflik politik
Bentuk-bentuk intervensi
◦ Ekspropriasi: pengambilalihan kekayaan/investasi asing oleh pemerintah
lokal disertai kompensasi tertentu berdasarkan nilai pasar.
◦ Konfiskasi: pengambilalihan kekayaan/investasi asing oleh pemerintah
lokal TANPA disertai kompensasi tertentu berdasarkan nilai pasar.
◦ Nasionalisasi: pengambilalihan industri tertentu/keseluruhan perusahaan
asing secara terpaksa oleh pemerintah lokal

◦ Domestikasi: pengambilalihan perusahaan asing oleh pemerintah lokal secara


bertahap atau sebagian saja.

PENGARUH POLITIK INTERNASIONAL PADA BISNIS INTERNASIONAL


1. Politik bilateral antara negara asal dengan negara tujuan
2. Perjanjian multilateral antara beberapa negara
Tidak selalu pengaruh politik internasional positif. Jika hubungan bilateral antar negara berkembang
positif, maka bisnispun dapat merasakan manfaatnya.
PENGARUH POLITIK DUNIA
1. Relasi global
2. Politik transnasional
3. Kekuatan politik tinggi

Anda mungkin juga menyukai