Anda di halaman 1dari 14

Nama : Agis Pebrian

NPM : 213403057

Kelas : Bisnis Internasional A

Perbedaan Politik, Ekonomi, Dan Hukum Dalam Bisnis


Internasional

A. Politik Dalam Bisnis Internasional


1. Lingkungan Politik
Elemen lingkungan politik yang relevan adalah peranan pemerintah dalam
perekonomian, ideologi ekonomi dan politik, hubungan internasional, dan hubungan antara
pemerintah dan bisnis pada umumnya. Para ahli politik biasanya melihat pada variabel
lainya karena mereka berminat terhadap perilaku politik dan organisasi menurut pengertian
harfiahnya, bukannya bagaimana kaitan semua faktor itu dengan kegiatan bisnis.
Lingkungan politik telah diakui sebagai faktor penting dalam banyak keputusan
bisnis internasional. Studi menunjukkan bahawa nasionalisme dan perundangan dengan
pemerintah dianggap sebagai masalah pokok bagi manajemen internasional. Selanjutnya,
Hendrick dan Struggles memperkirakan bahwa lebih dari 60% perusahaan Amerika Serikat
yang melakukan bisnis di luar negeri mengalami kerugian akibat politik dalam periode
1975 sampai 1980.
Permasalahan politik merupakan permasalahan yang sangat penting bagi
perusahaan internasional bahkan bayak sekali perusahaan yang melakukan analisi politik
sebelum menanamkan modalnya. Kehadiran perusahaan multinasional juga sering
dicurigaiakan mendominasi perekonomian suatu Negara. Dengan demikian, perusahaan
asing dalam kegiatan internasionalnya tidak bisa mengabaikan begitu saja aspek-aspek
politik dalam negeri suatu Negara, sebab aspek tersebut variable penting dalam penentuan
strategi dalam perumusan kebijaksanaan perusahaan.
Aspek politik tergolong kritis dalam perlusan operasi perusahaan internasional.
Perusahaan multinasional biasanya melakukan analisis resiko politik terhadap negara yang
menjadi wilayah operasinya tidak mengherankan bagi suatu perusahaan untuk tidak
melakukan investasi di negara yang mengalami peperangan atau instabilitas politik dalam
negeri sikap ini didasari akan kekhawatiran akan perubahan situasi politik yang bisa
merugikan operasi perusahan multinasional.

2. Lingkungan Politik
Sistem politik merupakan sistem pemerintahan di suatu negara yang memiliki beberapa
sifat, diantaranya yaitu :
1) Kolektivisme
Adalah sistem kepemimpinan (politik) yang melibatkan para pihak yang
berkepentingan dalam mengeluarkan keputusan atau kebijakan melalui
mekanisme yang di tempuh, musyawarah untuk mencapai mufakat
atau pemungutan suara, dengan mengedepankan semangat keberasamaan. Yang
memberlakukan sistem ini adalah organisasi, partai politik, lembaga wakil rakyat,
dan lembaga peradilan.
2) Individualisme
Adalah suatu filsafat yang memiliki pandangan moral, politik atau sosial yang
menekankan kemerdekaan manusia serta kebutuhan bertanggung jawab dan
kebebasan sendiri. Seorang individualis hendak melanjutkan percapaian dan
keinginan pribadi. Mereka menentang intervensi dari warga, negara dan setiap
badan atau kumpulan atas pilihan pribadi mereka.
3) Demokrasi
Adalah bentuk pemerintahan di mana rakyat memiliki wewenang untuk
mempertimbangkan dan memutuskan undang-undang (demokrasi langsung), atau
untuk memilih pemerintahan pejabat untuk melakukannya (demokrasi
perwakilan).
Ciri-ciri negara demokrasi diantaranya :
a) Kebebasan berpendapat, berekspresi, pers dan berorganisasi
b) Ada pemilu dimana pemilih memilih wakil rakyat yang mewakilinya
c) Waktu yang terbatas bagi para wakil rakyat
d) Sistem pengadilan yang independen dan adil
e) Birokrasi yang relatif tidak memihak
f) Adanya akses masyarakat dalam proses pembuatan keputusan
4) Totaliter
Adalah  bentuk pemerintahan atau sistem politik yang menghalangi adanya
pihak oposisi, membatasi oposisi seorang individu terhadap suatu negara beserta
segala tuduhannya, dan melaksanakan kendali terhadap kehidupan publik dan
pribadi warga negaranya dengan tingkat sangat tinggi. Totaliterisme sering
dianggap sebagai bentuk otoritarianisme yang paling ekstrim dan paling ketat.
Ciri negara totaliterisme diantaranya :
a) Partai politik yang tunggal
b) Individu ataupun kelompok individu yang memonopoli kekuatan politik
c) Tidak memiliki ataupun mengenal dan mengijinkan adanya oposisi

3. Fungsi Proses Politik


a. Artikulasi kepentingan. Artikulasi kepentingan adalah suatu proses penginputan
berbagai kebutuhan, tuntutan dan kepentingan melalui wakil-wakil kelompok yang
masuk dalam lembaga legislatif, agar kepentingan, tuntutan dan kebutuhan
kelompoknya dapat terwakili dan terlindungi dalam kebijakan pemerintah.
b. Agregasi kepentingan. Agregrasi kepentingan merupakan cara bagaimana tuntutan-
tuntutan yang dilancarkan oleh kelompok-kelompok yang berbeda, digabungkan
menjadi alternatif-alternatif kebijakan pemerintah.
c. Pembuatan kebijakan. Pembuatan kebijakan merupakan suatu keputusan yang
dibuat oleh pra pembuat kebijakan. Kebijakan yang dibuat ini berdasarkan hasil
konsensus yang mewakili berbagai macam kepentingan yang ada.
d. Implementasi kebijakan dan pengadilan oleh hukum. Implementasi kebijakan yang
sudah dibuat tentunya harus dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab dan
kebijakan ini memiliki aturan yang mengikat dan memiliki konsekuensi hukum,
sehingga apabila ada pelanggaran maka akan menjadi tangung jawab pengadilan
untuk memberikan konsekuensi hukum.
4. Resiko Politik
Resiko politik adalah perubahan perubahan dalam lingkungan yang mungkin akan
membawa pengaruh terhadap nilai kegiatan kegiatan bisnis suatu perusahaan. Resiko
politik dapat dibagi menjadi tiga kategori, yaitu:
 Resiko kepemilikan, di mana harta harta kekayaan perusahaan terancam oleh
pernyataan atau pengambilalihan.
 Resiko pengoperasian, di mana operasi suatu perusahaan yang sedang berjalan
terancam oleh perubahan-perubahan hukum, standar lingkungan, undang-undang
perpajakan, terorisme, dan lain lain.
 Resiko transfer, di mana pemerintah melakukan campur tangan dalam
kemampuan suatu perusahaan memindahkan dana keadaan dari negara tersebut.
Untuk melindungi diri dari perubahan prubhan tersebut. Perusahaan harus secara
terus menerus memantau situasi politik di negara-negara yang menjadi tempatnya
melakukan bisnis dengan melakukan konsultasi kepada staf, pejabat kedutaan dan
apabila tepat kepada perusahaan-perusahaan yang mengkhususkan diri dalam
penilaian resiko politik.

5. Aspek Politik Dalam Bisnis Internasional


Aspek politik tergolong kritis dalam perluasan operasi perusahaan internasional.
Perusahaan multi nasional biasanya melakukan analisis resiko politik terhadap negara
yang menjadi wilayah operasinya tidak mengherankan bagi suatu perusahaan untuk tidak
melakukan investasi di negara yang mengalami peperangan atau instabilitas politik dalam
negeri, sikap ini didasari akan kekhawatiran akan perubahan situasi politik yang bisa
merugikan operasi perusahaan multinasional.

Sebagai contoh, suatu studi untuk PBB, menunjukkan 1075 perubahan trans
nasional yang dibebaskan secara paksa (divestment) di 79 negara berkembang selama 20
tahun dari tahun 1960 sampai 1979. Masalah perusahaan multinasional yang sering
menjadi topik perdebatan politik, karena kehadirannya yang mempengaruhi politik dalam
Negeri suatu negara. Meluasnya operasi perusahaan multinasional di negara-negara
berkembang dikhawatirkan akan mengurangi Bobot kedaulatan negara, dan tidak jarang
dicurigai sebagai bentuk Perluasan kapitalisme yang bertentangan dengan prinsip/
idiologi national mereka. Kehadiran investasi negara negara Barat dan Jepang sempat
menjadi masalah politik dan negeri Indonesia. Dimata orang Indonesia aspek dari modal
asing ini dianggap sebagai pengaruh negatif dari kebijaksanaan-kebijaksanaan sekarang
yang diberlakukan. Karena mereka berpendapat penanaman modal asing telah
memperbesar ketergantungan Indonesia kepada negara-negara barat dan Jepang.

Masing-masing negara berbeda keadaan politik dan dasar hukum yang dianutnya.
Politik suatu negara dicerminkan oleh struktur pemerintahan dan sistem partai politiknya.
Pemerintah suatu negara dibedakan antara sistem parlementer (republic dan monarki
konstitusional) dan absolut (monarki absolute dan diktatoriat). Sistem kepartaian
dibedakan antara sistem dua partai, multi partai, satu partai, atau satu partai yang
dominan. Resiko politik dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu:
1. Resiko kepemilikan (owner risk) menyangkut kehidupan dan kekayaan
perusahaan (konfiskasi, ekspropriasi, dan dmestikas),
2. Resiko operasional (operating risk) berkaitan dengan kelancaran usaha, dan
3. Resiko pengadilan (transfer risk) berkaitan dengan resiko pelarian modal.

Politik internasional diwarnai oleh berbagai relasi yang bersifat global dan
kekuatan politik dunia. Dengan kata lain, pengaruh politik dunia dapat dibedakan oleh
relasi global, politik internasional, dan kekuatan politik tinggi. Meskipun demikian
pengaruh politik internasional pada bisnis internasional secara khusus ditentukan oleh
politik bilateral antara negara asal dengan negara tujuan juga oleh perjanjian multilateral
antar beberapa negara. Tidak selalu pengaruh politik internasional bersifat negatif. Jika
hubungan bilateral antar negara berkembang positif, maka bisnis pun dapat merasakan
manfaatnya.

B. Ekonomi Dalam Bisnis Internasional


1. Sistem Ekonomi Dalam Bisnis Internasional
Perdagangan internasional dipengaruhi sistem ekonomi yang berdampak pada
industrialisasi negara, kemajuan transportasi, globalisasi dan kehadiran perusahaan
multinasional. Di banyak negara, perdagangan internasional menjadi salah satu faktor
utama untuk meningkatkan GDP. Dengan adanya perdagangan internasional, setiap
negara mampu memenuhi kebutuhan yang tidak diproduksi sendiri sehingga
permasalahan ekonomi atas tersedianya bahan kebutuhan dalam negeri dapat terpenuhi.
Perdagangan internasional mampu meningkatkan kondisi ekonomi suatu negara. Sistem
ekonomi berjalan dengan baik terutama dalam memperoleh peningkatan kas negara
melalui impor barang dalam perdagangan internasional.
Pendekatan yang dilakukan aktor – aktor internasional terlibat dalam sistem
ekonomi internasional, yaitu kemampuan ekonomi internal dari suatu aktor yang akan
menentukan seberapa kuat aktor tersebut dalam persaingan internasional yang akhirnya
akan menentukan seberapa jauh aktor tersebut terlibat dalam sistem ekonomi
internasional,
Perdagangan internasional yang semakin mengarah pada perdagangan bebas
dengan teori comparative advantages oleh David Ricardo dan segala bentuk resistensi
berkaitan dengan perdagangan bebas tersebut, kebijakan moneter internasional
mengenai nilai pertukaran mata uang antar negara (fixed exchange rate maupun floating
exchange rate), ranah finansial internasional mengenai mobilitas uang antar negara
untuk tujuan investasi, perdagangan, dan akumulasi kapital (modal) di mana
kebanyakan bagian dunia sudah menjadi satu pasar finansial yang terintegrasi, dan
ketiga subsistem ekonomi global (subsistem fungsi antar negara – negara maju, antara
negara – negara maju dan negara – negara berkembang, dan antar negara berkembang).
Ada tiga bentuk sistem ekonomi yaitu sistem ekonomi pasar, sistem ekonomi
komando dan sistem ekonomi campuran.
 Sistem Ekonomi Pasar/Kapitalisme
Dalam sistem ekonomi pasar produksi barang dan jasa sepenuhnya
diserahkan kepada hukum permintaan dan penawaran melalui mekanisme
harga. Sistem ini sangat menguntungakan bagi konsumen karena akan lenih
efisien dalam mengalokasikan sumber dayanya yang di miliki.

Sistem ekonomi pasar atau liberal adalah sebuah sistem dimana adanya
kebebasan baik untuk produsen maupun konsumen untuk berusaha yang
didalamnya tidak ada campur tangan pemerintah untuk mempengaruhi
mekanisme pasar, jadi semua mekanisme pengaturan harga diserahkan ke
pasar (tergantung mekanisme (supply dan demand).
Umumnya sistem ekonomi liberal di anut oleh negara-negara yang berada
di Kawasan barat (Amerika dan Eropa) seperti yang paling terkenal adalah
negara adi daya Amerika Serikat yang belakangan terkena krisis keuangan.
Ekonomi pasar (liberal) adalah teori ekonomi yang di uraikan oleh tokoh-
tokoh penemu liberal klasik seperti Adam Smith atau French Physiocrats.
Sistem ekonomi liberal tersebut mempunyai kaitannya dengan “kebebasan
alami” yang dipahami oleh tokoh-tokoh ekonomi liberal klasik tersebut.
Meskipun demikian, Smith tidak pernah menggunakan paham tersebut.
Konsep dari ekonomi liberal ialah bergerak kearah suatu sistem ekonomi
pasar bebas dan sistem berpaham perdagangan bebas.
 Sistem Ekonomi Komando
Sistem ekonomi komando kebalikan dari sistem ekonomi pasar. Dalam
sistem ini produksi barang dan jasa baik jumlah maupun hara ditentukan oleh
negara. Semua aktivitas bisnis dikuasi oleh negara. Tujuannya adalah untuk
memobilisasi sumber daya ekonomi untuk mencapai kesejahteraan bersana.
Tapi dalam kenyataanya sistem ini berjalan tidak efisien, membatasi inovasi
produk sehingga mengakibatkan stagnasi ekonomi.
Sistem ekonomi terpusat adalah sistem ekonomi dimana peran pemerintah
sangat dominan dan berpengaruh dalam mengendalikan perekonomian. Pada
sistem ini pemerintah menentukan barang dan jasa apa yang akan diproduksi,
dengan cara atau metode bagaimana barang tersebut diproduksi, serta untuk
siapa barang tersebut diproduksi. Sintem ini muncul sebagai akibat dari
ketidakpuasan atas berbagai kelemahan sistem ekonomi pasar malah
menimbulkan berbagai keburukan sehingga diperlukan campur tangan pihak
lain dalam hal ini pemerintah. Sistem ini pertama kali dicetuskan oleh Karl
Marx. Ciri-ciri sistem ekonomi terpusat :
a. Semua alat dan sumber produksi adalah milik Negara dan dikuasai
Negara.
b. Segala kebijaksanaan perekonomian diatur oleh pemerintah
c. Jenis-jenis pekerjaan dan pembagian kerjanya diatur oleh pemerintah.

 Sistem Ekonomi Campuran


Dalam sistem ekonomi campuran sebagian sector ekonomi dikuasai oleh
negara, dan sebagian sector lainnya diserahkan kepada mekanisme pasar.
Ekonomi campuran adalah sistem perekonomian yang menggabungkan lebih
dari satu aspek sistem ekonomi. Biasanya, di dalam ekonomi campuran
terdapat paduan unsur kapitalisme dan sosialisme. Tidak ada satu definisi
yang pasati untuk ekonomi campuran, tetapi aspek penting yang menjadi
cirinya adalah terdapat tingkat kebebasan ekonomi individu (termasuk
kepemilikan industry secara individu) yang bersipadu dengan ekonomi
terancang (termasuk campur tangan atas tanggung jawab sosial, pemulihan
lingkungan, atau pemilikan asset atau sumber pengeluaran oleh negara). Pada
praktiknya, banyak negara mulai dari Amerika Serikat hingga Kuba
menjalankan sistem perekonomian yang dapat dianggap sebagai ekonomi
campuran.

2. Perdagangan Bebas dan Interdepedensi


Poin yang harus diamati mengenai perdagangan bebas dan interdependensi,
yaitu :
 Interdependensi merupakan ketergantungan yang timbal balik, A
membutuhkan B, dan B membutuhkan A. Dalam ekonomi internasional,
interdependensi ini mudah dilihat dari ketergantungan suatu negara terhadap
produk atau resource dari negara lain untuk kegiatan perekonomiannya
sendiri.

 Suatu kondisi di mana perdagangan dapat dengan bebas dilakukan akan


memperkuat integrasi ekonomi antar negara tersebut menjadi suatu pasar
yang besar. Perdagangan bebas ini, hanya dapat dilakukan dengan
meminimalisir intervensi negara pada pasar, yang biasa dilakukan dengan
berbagai kebijakan proteksionis dan tarif.

C. Hukum Dalam Bisnis Internasional


1. Sistem dan Lingkungan Hukum
Sistem hukum adalah aturan atau hukum yang mengatur perilaku, bagaimana
hukum ditetapkan dan bagaimana hukum ditetapkan dan bagaimana tanggapan atas
pengaduan didapatkan. Sistem legal berpengaruh pada tingkat ketertarikan negara
tersebut dalam menarik investasi. Perbedaan struktur hukum antar negara sangat
bervariasi. Tiga isu penting dalam sistem hukum yaitu :
 Bagaimana sistem hukum manjamin hak milik pribadi seperti hak paten,
copyrights dan trademarks.
 Bagaimana hukum mejamin keamanan produk dan tanggung jawab produk.
 Bagaimana kontrak hukum antar negara.

Sistem hukum yang digunakan negara diseluruh dunia sangat berbeda-beda.


Sistem hukum nasional yang sangat berbeda-beda karena alasan-alasan sejarah, budaya,
politik, dan agama.

2. Hak Kekayaan Intelektual (HKI)


HKI adalah karya-karya yang dilahirkan atau dihasilkan atas kemampuan
intelektual manusia baik melalui curahan tenaga, pikiran dan daya cipta, rasa serta
karsanya sudah sewajarnya diamankan dengan menumbuhkembangkan sistem
perlindungan hukum atas kekayaan tersebut yang dikenal sebagai sistem Hak Kekayaan
Intelektual (HKI). HKI merupakan cara melindungi kekayaan intelektual dengan
menggunakan instrumen-instrumen hukum yang ada, yakni Hak Cipta, Paten, Merek
dan Indikasi Geografis, Rahasia Dagang, Desain Industri, Desain Tata Letak Sirkuit
Terpadu dan Perlindungan Varietas Tanaman. Instrumen hukum melindungi HAKI
(proteksi); patent, copy right’s, trade mark.
Tujuan perlindungan Kekayaan Intelektual melalui HKI yaitu:
 Memberi kejelasan hukum (provide legal clarity) mengenai hubungan antara
kekayaan dengan inventor, pencipta, desainer, pemilik, pemakai, perantara yang
menggunakannya, wilayah kerja pemanfaatannya dan yang menerima akibat
pemanfaatan HKI untuk jangka waktu tertentu;
 Memberikan penghargaan (provide appreciation) atas suatu keberhasilan dari
usaha atau upaya menciptakan suatu karya intelektual;
 Mempromosikan publikasi invensi atau ciptaan dalam bentuk dokumen HKI
yang terbuka bagi masyarakat;(promote the creation of publications in the form
of documents)
 Merangsang terciptanya upaya alih informasi melalui kekayaan intelektual serta
alih teknologi melalui paten; (stimulate the creation of information and
technology transfer)
 Memberikan perlindungan terhadap kemungkinan ditiru karena karya intelektual
karena adanya jaminan dari negara bahwa pelaksanaan karya intelektual hanya
diberikan kepada yang berhak. (provide protection and security is not imitated

Proteksi terhadap Kekayaan Intelektual antar negara pasti berbeda-beda,


dimana negara yang sering melakukan pelangggaran yaitu; China, Thailand, dan
Indonesia. Oleh karena itu diperlukan:
 Product Safety yang memuat tentang aturan hukum yang berisi standar-standar
yang harus dimiliki oleh suatu produk.
 Product Liability yaitu tanggun jawab yang harus dipenuhi oleh perusahaan jika
produknya mengakibatkan efek negatif kepada konsumennya, aturan hukumnya
bisa hukum pidana ataupun perdata.

3. Hukum Anglo-Saxon (common law)


Hukum Anglo-Saxon adalah fondasi sistem hukum di Ingrris dan bekas koloni-
koloninya, termasuk Amerika Serikat, Kanada, Australia, india, Selandia Baru,
Barbados, Saint Kitts, Nevis dan Malaysia. Hukum Anglo-saxon didasarkan pada
kebijakan kumulatif putusan-putusan para hakim tantang masing-masing perkara
sepanjang sejarah. Perkara-perkara ini menciptakan preseden hukum, yang digunakan
hakim-hakim lain untuk memutuskan perkaran serupa. Contohnya produsen produk-
produk yang cacat akan lebih rentan terhadap gugatan di Amerika Serikat daripada di
Inggris sebagai akibat dari perbedaan-perbedaan perkembangan dalam putusan hakim
kedua negara tersebut. Selain perbedaan perkembangan putusan-putusan hakim,
undang-undang tertulis juga berbeda diantara negara-negara Angglo Saxon. Contohnya
banyak transaksi bisnis antara perusahaan dan pemerintah Inggris dilindungi dari
penyidikan public. Sebaliknya di AS lebih banyak informasi antara perusahaan dan
pemerintah.
Sedangkan kabanyakan negara-negara barat lainnya banyak menggunakan sistem
hukum continental yang diciptakan bangsa Romawi. Hukum Kontinental (civil law),
didasarkan pada suatu kodifikasi atau daftar yang lengkap tentang apa yang
diperbolehkan dan tidak diperbolehkan. Sistem hukum continental berasal dari zaman
Alkitab dengan bangsa Romawi, yang menyebarkannya diseluruh dunia barat.

Salah satu perbedaan penting antara hukum Anglo-Saxon dan hukum continental
jelas dalam peran hakin berntindak sebagai wasit yang netral, yang mengatur berbagai
pendapat pengacara pihak-pihak yang saling bersebrangan. Sedangkan, dalam hukum
continental, hakim banyak mengambil tugas pengacara, dengan menentukan, contohnya,
lingkup barang bukti yang harus dikumpulkeun dan harus di hadirkan di pengadilan.
Beberapa negara seperti Iran dan Arab Saudi menggunakan hukum agama.
Hukum agama didasarkan pada ketentuan-ketentuan yang diciptakan secara resmi yang
mengatur iman dan praktik suatu agama sering mempunyai ciri-ciri seperti tidak adanya
pembelaan dan prosedur banding, yang seharusnya membuat pihak luar berhati-hait.
Andaikata ada sengketa dagang antara pengusaha asing dan pesaing local, perwakilan
local tersebut dapat meminta polisi setempat untuk menahan pengusaha asing. Karena
tidak ada pengadilan yang independent di negara tersebut untuk melindungi hak-hak
orang asing.
Sedangkan negara-negara dengan perekonomian yang direncanakan dengan
terpusat menggunakan hukum birokratis. Hukum biroktatis adalah apa saja yang
dikatakan para birokrat tanpa memperdulikan hukum formal negara tersebut. Kontrak
dapat dibuar dan di akhiri oleh orang yang berkuasa. Di negara-negara yang
mengandalkan hukum birokratis, kemampuan suatu bisnis internasional untuk
mengelola usaha-usahanya sering terancam oleh birokrat.

4. Hukum Kontrak
Kontrak yaitu dokumen yang merunci syarat-syarat terjadinya transaksi dan
penjelasan secara detail hak dan kewajiban masing-masing pihak. Kapan hukum
kontrak internasional berlaku? Hukum kontrak internasional berlaku pada saat ditunjuk
oleh para pihak, atau apabila para pihak tidak menentukan hukum mana yang akan
berlaku, maka apabila kemudian terjadi sengketa, pada saat itu harus dimintakan
persetujuan antara pihak bersengketa untuk menunjuk choice of law dan choice of
forum-nya.

Hal yang harus diperhatikan dalam menyusun Kontrak Internasional yaitu:


a) Konsep perjanjiannya, karena tiap-tiap bentuk/model perjanjian memiliki
klausul tersendiri berdasarkan best practices of law yang berlaku di dunia
atau bagi negara tertentu;
b) Prinsip-prinsip hukum kontrak internasional;
c) Governing law/Choice of law adalah hukum yang berlaku dan mengikat
pada perjanjian tersebut;
d) Choice of forum adalah lembaga penyelesaian sengketa mana yang
ditunjuk untuk menyelesaikan sengketa.

Perlu diketahui bahwa dalam kontrak internasional berlaku prinsip-prinsip umum


yang selama ini diakui yaitu:
a) Prinsip freedom of contract, dimana para pihak berhak menentukan isi
perjanjian, di Indonesia terdapat dalam Pasal 1338 KUH Perdata.
b) Prinsip good faith, dimana para pihak harus beritikad baik dalam menangani
kontrak. Apabila kita melakukan perjanjian dengan negara yang menganut
sistem common law, maka perlu dipahami bahwa itikad baik dalam
pengertian mereka ditempatkan setelah perjanjian ditandatangani, sehingga
isi kontrak harus dipikirkan dengan baik sebelum ditandatangani.
c) Selain itu prinsip pacta sunt servanda, dimana perjanjian harus ditepati dan
dipatuhi oleh para pihak.

Fungsi Hukum Kontrak dari sudut pandang ekonomi, yaitu:


a) Kontrak Hukum kontrak yang memuat masalah ganti rugi bila salah satu
pihak melakukan wanprestasi atau melanggar kontrak akan memberikan
“an essential check on opportunism in non-simulataneous exchanges”
dengan menjamin pihak yang satu. Dalam pelaksanaan kontrak, tidak
berhadapan dengan resiko, daripada kerja sama dari pihak lainnya.
b) Fungsi ekonomi lainnya dari hukum kontrak adalah memakai para pihak
given categories of exchanges dengan seperangkat ketentuan kontrak (di
mana mereka bebas untuk menentukan bila mereka mau) sehingga akan
mengurangi transaction costs.
c) Hukum kontrak berfungsi untuk mengurangi ketidakhati-hatian para pihak
dengan memberikan tanggung jawab kepada pihak yang mengakibatkan
kerugian kepada pihak lainnya.
d) Fungsi hukum kontrak dari sudut pandangan ekonomi adalah
memformulasikan seperangkat ketentuan yang merupakan alasan yang
memanfaatkan dalam pelaksanaan kontrak sehingga dapat dilaksanakannya
efficient exchanges, tetapi tidak mendorong pelaksanaan inefficient
exchanges yang tidak memenuhi kriteria efisiensi pareto.

Bentuk Hukum Kontrak Internasional, diantranya yaitu:


a) Common Law
Dalam pembuatan kontrak di sistem common law, para pihak memiliki
kebebasan untuk menyepakati persyaratan yang diinginkan, sepanjang
persyaratan tersebut tidak melanggar kebijakan publik ataupun melakukan
tindakan yang melanggar hukum. Jika ada persyaratan tertentu yang tidak
tercakup, hak dan kewajiban yang wajar akan diterapkan diambil dari
ketetapan hukum yang ada atau praktek bisnis yang biasa dijalankan oleh para
pihak atau industri.

b) Civil law
Kebanyakan negara yang tidak menerapkan common law memiliki sistem
civil law. Civil law ditandai oleh kumpulan perundang-undangan yang
menyeluruh dan sistematis, yang dikenal sebagai hukum yang mengatur
hampir semua aspek kehidupan

5. Hukum Yang Berorientasi Ke Dalam Negeri


Hukum ini mempengaruhi segala segi usaha dalam ngeri suatu perusahaan
seperti ; pengelolaan tenaga kerjannya (undang-undang recruitment, kompensasi, dan
hubungan tenaga kerja), pembiayaan usaha-usahanya (undang-undang surat berharga,
perbankan, kredit), pemasaran produk-produknya (undang-undang periklanan,
distribusi, dan perlindungan konsumen) dan pengembangan serta penggunaan teknologi
(undang-undang hak paten, hak cipta, dan merk dagang). Meskipun undang-undang
seperti ini difokuskan untuk dalam negeri, peraturan tersebut tetap saja secara tidak
langsung dapat mempengaruhi perusahaan dalam negeri untuk bersaing secara
internasional dengan meningkatkan biayanya.

Contohnya biaya tenaga kerja untuk pabrik-pabrik di Jerman, Perancis dan Belgia
Termasuk diantara yang tertinggi di dunia. Karena itu, pabrik-oabrik ini menyaksikan
bahwa produk-produknya kurang mamou bersaing dari segi harga dalam pasar ekspor;
banyak di antaranya yang bersaing di dunia internasional menekankan kualitas produknya
daripada harganya..

6. Hukum Yang Langsung Mempengaruhi Transaksi Bisnis


a. Sanksi : larangan perdagangan dengan negara tersebut. Seperti larangan akses ke
barang-barang berteknologi tinggi, penarikan perlakuan tarif istimewa, pemboikotan
barang-barang tersebut, penolakan pinjaman baru.
b. Embargo: sanksi menyeluruh terhadap perdagangan dengan negara tertentu, dapat
dilakukan serentak atau sendiri-sendiri
c. Fumgsi ganda: pengendalian ekspor untuk barang-barang berteknologi tinggi yang
banyak digunakan untuk kepentingan militer atau sipil.
d. Ekstrateritorialisme: mengatur aktivitas-aktivitas bisnis yang di jalankan diluar
perbatasannya.
7. Hukum Yang Ditujukan Ke Perusahaan-Perusahaan Asing
a. Nasionalisasi
Nasionalisasi adalah perubahan atau memindahkan kepemilikan sumber daya dari
sector swasta ke kantor pemerintah. Nasionalisasi yang paling rentan terhadap
tindakan semacam ini adalah industry sumber daya alam seperti produksi miyak
mentah dan penyulingan minyak.

b. Privatisasi
Privatisasi adalah perubahan kekayaan milik negara menjadi kekayaan milik
swasta. Sebagian besar BUMN yang dijual ke swasta karena kekurangan modal,
kelebihan karyawan, atau tidak menguntungkan serta tekanan persaingan yang
dhadapi perusahaan. Banyak perusahaan-perusahaan dalam negeri untuk
menghindari perekonomian dan industri-industri utamanya dikendalikan pihak asing.

8. Pengaruh Kekuatan Hukum Terhadap Bisnis Internasional


a. Berfokus pada pajak atas laba modal yang didapat.
b. Adanya kuota (pembatasan jumlah produk yang diimpor) dan subsidi ( pembayaran
pemerintah untuk membantu bisnis domestic bersaing dengan perusahaan asing).
c. adanya kontrak bisnis internasional, yang berisi : perjanjian patungan (joint
vventure), perjanjian waralaba (franchise), perjanjian lihsensi (license), perjanjian
keagenan (agence), memiliki formal dan substansi yang hampir sama diberbagai
negara.
d. Adanya hak paten terhadap merek dagang, nama dagang, hak cipta, dan rahasia
dagang kekayaan.

9. Penyelesaian Sengketa dalam Bisnis Internsional


Biasanya empat pertanyaan harus dijawab agar sengketa internasional dapat
diselesaikan:
a. Hukum negara mana yang berlaku?
b. Di negara mana seharusnya persoalan tersebut diselaikan?
c. Teknik mana yang digunakan untuk menyelesaikan persoalan tersebut?
d. Bagaimana penyelesaian tersebut akan dilaksanakan?

Jika suatu kontrak bisnis tidak berisikan jawaban atas dua pertanyaan diatas, masing-
masing pihak mungkin akan berupaya agar perkara itu diperiksa dalam sistem pengadilan
yang paling menguntungkan bagi kepentingan-kepentingan sendiri, suatu proses yang
dikenal sebagai forum shopping (penjajakan pengadilan).
Suatu putusan pengadilan asing dilaksankan atau tidak ditentukan oleh prinsip sikap
hormat. Prinsip sikap hormat ini mengatakan bahwa suatu negara akan menaati dan
melaksanakan dalam wilayahnya sendiri penilaian dan putusan pengadilan asing, dengan
batasan-batasan tertentu. Agar prinsip tersebut berlaku, negara-negara umumnya
menuntut tiga syarat untuk dipenuhi:
a. Timbal balik antar negara-negara
b. Tergugat diberi berita puan dengan jelas
c. Putusan pengadilan asing tidak menyimpang dari undang-undang dan traktat.

D. Contoh Kasus
India Blokir Lebih Banyak Aplikasi China, Termasuk TikTok
India menambah lagi aplikasi asal China yang diblokir karena dianggap
menimbulkan masalah keamanan, termasuk TikTok. India blokir aplikasi China sejak
politik dengan Beijing memanas pada 2020. Seperti dikutip dari Reuters, Rabu, India
semula memblokir 59 aplikasi China. Kini jumlahnya mencapai 321 aplikasi. Sea
menyatakan sudah mematuhi peraturan di India dan tidak mengirim atau menyimpan data
pengguna ke China. Salah seorang sumber dari Sea yang mengikuti pertemuan tahunan
perusahaan mengatakan perwakilan Sea menyatakan kepada pemegang saham bahwa
mereka sedang mengatasi masalah di India ini.
Shopee, aplikasi e-commerce dari Sea, diboikot di India beberapa waktu lalu
karena dituduh mengganggu pedagang luar jaringan. Kendati demikian, Tencent tidak
berkomentar atas isu dengan Sea ini. Pemerintah India meyakini aplikasi-aplikasi yang
diblokir itu mengirim data ke server di China. Sumber Reuters di pemerintahan India
menyatakan praktik seperti itu bisa berkembang data ditambang, disusun, dianalisis dan
dibuat profil oleh "elemen yang memusuhi kedaulatan dan integritas India serta untuk
kegiatan yang merugikan keamanan nasional" lain yang diblokir adalah game Free Fire,
milik perusahaan Sea yang berbasis di Singapura, bukan China. Namun Tencent yang
merupakan perusahaan teknologi dari China, memiliki saham di Sea sebesar18,7 persen.

Anda mungkin juga menyukai