Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Education and Economics (JEE) ISSN: 2654-9808 E-ISSN: 2615-448X

PENINGKATAN DUKUNGAN KELUARGA DALAM


MENENTUKAN STUDI LANJUT SISWA

Rois Husnur Ridho


SMP Negeri 6 Sukoharjo, Jawa Tengah
Email: rois.pitc@ymail.com

Abstrak : Penelitian ini memiliki tujuan untuk mendeskripsikan peningkatan dukungan


keluarga dalam menentukan studi lanjut siswa kelas IX SMP Negeri 6 Sukoharo.
Jenis penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan metode
studi pustaka dari sumber-sumber pustaka yang mendukung serta berkaitan
dengan penelitian sebagai metodologi penyelesaiannya. Sehingga peningkatan
dukungan keluarga dalam menentukan studi lanjut dapat terbangun melalui teori-
teori yang sudah ada sebelumnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dukungan
keluarga adalah suatu bentuk hubungan interpersonal yang meliputi sikap,
tindakan dan penerimaan terhadap anggota keluarga, sehingga anggota keluarga
merasa ada yang memperhatikannya. Dukungan sosial adalah strategi penting
yang harus ada dalam masa stress bagi keluarga. Terdapat empat dimensi dari
dukungan keluarga yaitu: Pertama, Dukungan emosional berfungsi sebagai
pelabuhan istirahat dan pemulihan serta membantu penguasaan emosional serta
meningkatkan moral keluarga. Kedua, Dukungan informasi terjadi dan diberikan
oleh keluarga dalam bentuk nasehat, saran dan diskusi tentang bagaimana cara
mengatasi atau memecahkan masalah yang ada. Ketiga, Dukungan instrumental
merupakan dukungan yang diberikan oleh keluarga secara langsung yang meliputi
bantuan material. Keempat, Dukungan penghargaan terjadi melalui ekspresi
penghargaan yang positif melibatkan pernyataan setuju dan panilaian positif
terhadap ide-ide, perasaan dan performa orang lain yang berbanding positif antara
individu dengan orang lain. Sehingga dalam studi lanjutpun seorang siswa harus
mendapatkan dukungan keluarga dari berbagai aspek atau dimensi terutama bagi
siswa kelas IX SMP Negeri 6 Sukoharo. Mereka dapat melanjutkan ke SMA,
SMK, atau MA sesuai dengan bakat dan minat, keluarga harus mendukung
sepenuhnya pilihan mereka.

Kata Kunci: dukungan keluarga, studi lanjut

Abstract : This study aims to describe an increase in family support in determining further
studies of class IX students of SMP Negeri 6 Sukoharo. This type of research is
qualitative research using literature study methods from library sources that
support and are related to research as a solution methodology. So that increasing
family support in determining further studies can be built through pre-existing
theories. The results of the study show that family support is a form of
interpersonal relations that includes attitudes, actions and acceptance of family
members, so that family members feel someone is paying attention. Social support
is an important strategy that must be in a time of stress for the family. There are
four dimensions of family support, namely: First, Emotional support serves as a
port of rest and recovery and helps emotional mastery and increases family
morale. Second, information support occurs and is given by the family in the form
of advice, advice and discussion on how to overcome or solve existing problems.
Third, instrumental support is directly provided by family support which includes

Jurnal Education and Economics – Vol.02, No.02 (April-Juni) 2019 230


Rois Husnur Ridho – SMP Negeri 6 Sukoharjo, Jawa Tengah

material assistance. Fourth, award support takes place through positive


appreciation expressions that involve agreeing statements and positive judgments
on other people's ideas, feelings and performance that are positively proportional
to individuals and others. So that in further studies a student must get family
support from various aspects or dimensions, especially for class IX students of
SMP Negeri 6 Sukoharo. They can continue to high school, vocational, or MA
according to their talents and interests, the family must fully support their choices.

Keywords: family support, further study

PENDAHULUAN
Setiap manusia pastinya membutuhkan dukungan dari orang lain dalam menggapai
setiap tujuan dan aktifitas yang dia lakukan. Keluarga memiliki fungsi strategis di dalam
pertumbuhan serta perkembangan pribadi yang dimiliki setiap individu. Fungsi dan peran
orang tua merupakan komponen yang sangat penting dalam pendidikan anak-anaknya.
Dukungan dari keluarga memiliki pengaruh sangat kuat dalam membantu seorang remaja
dalam menentukan keputusan pada saat memilih studi lanjut. Myers (1992), berpendapat
bahwa dukungan dari orang tua biasanya didapatkan dari hubungan yang hangat dengan orang
tua, dan dari hubungan yang baik dengan orang tuanya itu memberikan dukungan yang sangat
positif bagi individu dalam menjalin hubungan dengan teman dan lingkungan sekitar dengan
menghasilkan hubungan yang baik pula.
Keluarga dapat memberikan dukungan kepada mereka dalam berbagai bentuk bantuan
baik secara emosional, instrumental, informatif, penghargaan terhadap seorang remaja untuk
melakukan penyesuaian secara adaptif selama masa-sama belajarnya tersebut. Bantuan
tersebut akan dapat dirasakan oleh seorang remaja, ketika menentukan berbagai pilihan
tentang bidang keilmuan yang nantinya akan ditekuni dalam studi lanjut sehingga mampu
melakukan perilaku yang sesuai dengan dirinya dan lingkungan sosialnya nantinya.
Menurut Santrock (2003), dimana Santrock menjelaskan bahwa kemampuan dalam
membuat keputusan adalah ciri lain yang tidak sepenuhnya terbangun pada kaum muda,
pengambilan keputusan secara luas tentang karir, nilai-nlai, keluarga dan hubungan, serta
tentang gaya hidup. Orang tua diharapkan senantiasa memberikan berbagai bimbingan yang
mengarah pada motivasi belajar dengan memperhatikan berbagai kebutuhan anaknya dalam
proses belajar, sehingga apa yang telah dicita-citakan oleh orang tua terhadap anaknya dapat
dicapai serta memberikan dukungan, baik berupa dukungan moral maupun dukungan material
terhadap berbagai kebutuhan belajar yang diperlukan oleh anak-anaknya.
Program tindak lanjut merupakan lanjutan dari program layanan penempatan, karena
program ini berguna bagi siswa pada dua tingkatan perkembangannya, yaitu pada waktu
pendaftaran diri masuk ke sekolah dan pada waktu meninggalkan sekolah. Karena itu Trexler
membagi layanan tindak lanjut menjadi dua, yaitu program tindak lanjut bagi siswa disekolah
dan bagi siswa yang akan meninggalkan sekolah. Program tindak lanjut bagi siswa yang
masih disekolah sangan berguna untuk mengamati sejauh mana layanan penempatan dan
konseling telah berhasil bagi siswa. Program tindak lanjut ini cukup kompleks dan
membutuhkan banyak waktu. Dalam program ini pembimbingan dapat membantu konseli
dapat melaksanakan keputusannya atau melaksanakan rencananya.
Siswa dalam proses menentukan pilihan studi lanjutnya tersebut diharapkan dapat
mempertahankan serta meningkatkan motivasi belajar dengan senantiasa belajar semakin
lebih giat dengan melakukan berbagai aktivitas atau kegiatan yang dapat mengembangkan
potensi yang dimilikinya tersebut guna meningkatkan keahlian atau skill.

231 Jurnal Education and Economics – Vol.02, No.02 (April-Juni) 2019


Rois Husnur Ridho – SMP Negeri 6 Sukoharjo, Jawa Tengah

KAJIAN TEORI
Dukungan Keluarga
Dukungan keluarga adalah suatu bentuk hubungan interpersonal yang melindungi
seseorang dari efek setres yang buruk (Kaplan dan Sadock, 2002). Dukungan keluarga
menurut Fridman (2010) adalah sikap, tindakan penerimaan keluarga terhadap anggota
keluargannya, berupa dukungan informasional, dukungan penilaian, dukungan instrumental
dan dukungan emosional. Jadi dukungan keluarga adalah suatu bentuk hubungan
interpersonal yang meliputi sikap, tindakan dan penerimaan terhadap anggota keluarga,
sehingga anggota keluarga merasa ada yang memperhatikannya. Jadi dukungan sosial
keluarga mengacu kepada dukungan-dukungan sosial yang dipandang oleh anggota keluarga
sebagai sesuatu yang dapat diakses atau diadakan untuk keluarga yang selalu siap
memberikan pertolongan dan bantuan jika diperlukan (Erdiana, 2015).
Menurut Caplan (1974) dalam Friedman (2010) terdapat tiga sumber dukungan sosial
umum, sumber ini terdiri atas jaringan informal yang spontan: dukungan terorganisasi yang
tidak diarahkan oleh petugas kesehatan professional, dan upaya terorganisasi oleh
professional kesehatan. Dukungan sosial keluarga mengacu kepada dukungan-dukungan
sosial yang di pandang oleh anggota keluarga sebagai sesuatu yang dapat diakses atau
diadakan untuk keluarga (dukungan sosial bisa atau tidak digunakan, tetapi anggota keluarga
memandang bahwa orang yang bersifat mendukung selalu siap memberikan pertolongan dan
bantuan jika diperlukan). Dukungan sosial keluarga dapat berupa dukungan sosial keluarga
internal, seperti dukungan dari suami/istri atau dukungan dari saudara kandung atau dukungan
sosial keluarga eksternal (Friedman, 1998)
Tujuan Dukungan Keluarga
Sangatlah luas diterima bahwa orang yang berada dalam lingkungan sosial yang suportif
umumnya memiliki kondisi yang lebih baik dibandingkan rekannya yang tanpa keuntungan
ini. Lebih khususnya, karena dukungan sosial dapat dianggap mengurangi atau menyangga
efek serta meningkatkan kesehatan mental individu atau keluarga secara langsung, dukungan
sosial adalah strategi penting yang harus ada dalam masa stress bagi keluarga (Friedman,
2010). Dukungan sosial juga dapat berfungsi sebagai strategi pencegahan guna mengurangi
stress akibat negatifnya (Roth, 1998). Sistem dukungan keluarga ini berupa membantu
berorientasi tugas sering kali diberikan oleh keluarga besar, teman, dan tetangga. Bantuan dari
keluarga besar juga dilakukan dalam bentuk bantuan langsung, termasuk bantuan financial
yang terus-menerus dan intermiten, berbelanja, merawat anak, perawatan fisik lansia,
melakukan tugas rumah tangga, dan bantuan praktis selama masa krisis (Friedman, 2010).

Jenis Dukungan Keluarga


Menurut Friedman (1998), menyatakan bahwa keluarga berfungsi sebagai sistem
pendukung bagi anggotanya. Anggota keluarga memandang bahwa orang yang bersifat
mendukung, selalu siap memberikan pertolongan dan bantuan jika diperlukan. Terdapat
empat dimensi dari dukungan keluarga yaitu:
1. Dukungan emosional berfungsi sebagai pelabuhanistirahat dan pemulihan serta membantu
penguasaan emosional serta meningkatkan moral keluarga (Friedman, 2010). Dukungan
emosianal melibatkan ekspresi empati, perhatian, pemberian semangat, kehangatan pribadi,
cinta, atau bantuan emosional. Dengan semua tingkah laku yang mendorong perasaan
nyaman dan mengarahkan individu untuk percaya bahwa ia dipuji, dihormati, dan dicintai,
dan bahwa orang lain bersedia untuk memberikan perhatian (Sarafino, 2011).
2. Dukungan informasi, keluarga berfungsi sebagai sebuah kolektor dan disseminator
(penyebar) informasi tentang dunia (Friedman, 1998). Dukungan informasi terjadi dan
diberikan oleh keluarga dalam bentuk nasehat, saran dan diskusi tentang bagaimana cara
mengatasi atau memecahkan masalah yang ada (Sarafino, 2011).

Jurnal Education and Economics – Vol.02, No.02 (April-Juni) 2019 232


Rois Husnur Ridho – SMP Negeri 6 Sukoharjo, Jawa Tengah

3. Dukungan instrumental, keluarga merupakan sebuah sumber pertolongan praktis dan


konkrit (Friedman, 1998). Dukungan instrumental merupakan dukungan yang diberikan
oleh keluarga secara langsung yang meliputi bantuan material seperti memberikan tempat
tinggal, memimnjamkan atau memberikan uang dan bantuan dalam mengerjakan tugas
rumah sehari-hari (Sarafino, 2011).
4. Dukungan penghargaan, keluarga bertindak (keluarga bertindak sebagai sistem
pembimbing umpan balik, membimbing dan memerantai pemecahan masalah dan
merupakan sumber validator identitas anggota (Friedman, 2010). Dukungan penghargaan
terjadi melalui ekspresi penghargaan yang positif melibatkan pernyataan setuju dan
panilaian positif terhadap ide-ide, perasaan dan performa orang lain yang berbanding
positif antara individu dengan orang lain (Sarafino, 2011).

Manfaat Dukungan Keluarga


Dukungan sosial keluarga adalah sebuah proses yang terjadi sepanjang masa kehidupan,
sifat dan jenis dukungan sosial berbedabeda dalam berbagai tahap-tahap siklus kehidupan.
Namun demikian, dalam semua tahap siklus kehidupan, dukungan sosial keluarga membuat
keluarga mampu berfungsi dengan berbagai kepandaian dan akal. Sebagai akibatnya, hal ini
meningkatkan kesehatan dan adaptasi keluarga (Friedman, 1998). Wills (1985) dalam
Friedman (1998), menyimpulkan bahwa baik efek-efek penyangga (dukungan sosial menahan
efek-efek negatif dari stres terhadap kesehatan) dan efek-efek utama (dukungan sosial secara
langsung mempengaruhi akibat-akibat dari kesehatan) ditemukan. Sesungguhnya efek-efek
penyangga dan utama dari dukungan sosial terhadap kesehatan dan kesejahteraan boleh jadi
berfungsi bersamaan.

Keluarga
Menurut Duval, keluarga merupakan sekumpulan dari orang yang dihubungkan oleh
suatu ikatan perkawinan, proses adopsi, atau kelahiran yang bertujuan menciptakan serta
mempertahankan sebuah budaya umum, meningkatkan perkembangan secara fisik dan
mental, emosional dan sosial dari tiap anggota. Iqbal, (2006) Banyaknya ahli menguraikan
pengertian tentang keluarga sesuai dengan perkembangan sosial masyarakat. Sedangkan
menurut WHO (1969), Keluarga adalah anggota rumah tangga yang saling berhubungan
melalui pertalian darah adopsi atau perkawinan.
Dari uraian diatas menunjukan bahwa keluarga juga merupakan sistem. Sebagai sistem
keluarga mempunyai anggota yaitu: ayah, ibu, dan anak atau semua individu yang ditinggal di
dalam rumah tangga tersebut. Anggota keluarga tersebut saling berinteraksi,intrerelasi,dan
interdepent untuk mencapai tujuan bersama. Keluarga merupakan sistem yang terbuka
sehingga dapat dipengaruhi oleh supra system yaitu: lingkungan atau masyarakat dan
sebaliknya sebagai sub system dari lingkungan atau masyarakat, keluarga dapat
mempengarruhi masyarakat (supra system) oleh karena itu betapa pentingnya peran dan
fungsi keluara dalam membentuk manusia sebagai anggota masyarakat yang sehat bio-psiko-
sosial-spritual. Jadi sangatlah tepat bila keluarga sebagi titik sentral pelayanan keperawatan.
Diyakini bahwa keluarga yang sehat akan mempunyai anggota yang sehat dan mewujudkan
masyarakat yang sehat.

Fungsi Keluarga Kaitannya Pendidikan dan Sosial


Keberadaan keluarga pada umunya adalah untuk memenuhi fungsi-fungsi keluarga.
Fungsi keluarga, berbeda sesuai dengan sudut pandan terhadap keluarga. Fungsi keluarga,
yang disusun oleh Friedman berikut ini dijelaskan fungsi keluarga dari Depkes RI dan
Friedman (Andarmoyo, 2012): Menurut (PP No.21 Th.1994 dan UU No. 10 Tahun 1992)
Keluarga merupakan suatu tempat pendidikan yang paling utama dan pertama bagi setiap

233 Jurnal Education and Economics – Vol.02, No.02 (April-Juni) 2019


Rois Husnur Ridho – SMP Negeri 6 Sukoharjo, Jawa Tengah

anggota keluarga yang memiliki fungsi dalam rangka meningkatkan fisik, meningkatkan
mental, meningkatkan sosial, serta meningkatkan spiritual secara serasi, selaras dan seimbang.
Fungsi-fungsi tersebut adalah sebagai berikut ini:
1. Menyadari, merencanakan dan menciptakan lingkungan keluarga sebagai wahana
pendidikan dan sosialisasi anak yang pertama dan utama,
2. Menyadari, merencanakan dan menciptakan kehidupan keluarga sebagai pusat dimana
anak dapat mencari pemecahan masalah dari konflik yang dijumpai, baik di lingkungan
sekolah maupun masyarakat, dan
3. Membina proses pendidikan dan sosialisasi anak tenttang hal-hal yang diperlukan untuk
meningkatkan kematangan dan kedewasaan fisik dan mental, yang tidak/kurang diberikan
oleh linkungan sekolah maupun masyarakat.

Studi Lanjut
Menurut Sutikna (Rahma, 2010: 172) studi lanjut adalah kelanjutan studi. Dari
pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa studi lanjut adalah pendidikan sambungan atau
lanjutan setelah lulus dari SD, SMP, SMA/SMK atau pendidikan yang lebih tinggi dari yang
ditempuh saat ini. Pengertian sekolah lanjutan menurut KBBI adalah sekolah selepas sekolah
dasar, sebelum perguruan tinggi.
Pengertian sekolah lanjutan dalam hal memasuki sekolah lanjutan tingkat atas, yaitu
sekolah selepas sekolah lanjutan tingkat pertama, sebelum perguruan tinggi. Studi lanjutan
yang harus ditempuh oleh siswa SMP selepas mereka menyelesaikan studinya yaitu
diantaranya ada SMK, SMA, dan MA. Kegiatan studi lanjut dan merencanakan karir
merupakan kegaiatn yang dialami oleh semua individu. Kegiatan ini juga merupakan salah
satu dari tugas perkembangan khususnya bagi remaja.

Macam-Macam Studi Lanjut


Penelitian ini mengambil subyek siswa SMP yang nantinya akan melanjutkan studi ke
jenjang sekolah menengah atas. Di jenjang sekolah menengah atas terdapat beberapa macam
sekolah lanjutan (Kemendikbud, 2015) yaitu:
a. Sekolah Menengah Atas (SMA)
SMA merupakan salah satu jenis sekolah yang dapat dimasuki oleh siswa yang telah
menyelesaikan studi di Sekolah Menengah Pertama (SMP). SMA mengutamakan
persiapan siswa melanjutkan pendidikan pada jenjang pendidikan lebih tinggi. Dalam
rangka mempersiapkan siswa memasuki perguruan tinggi, di SMA diselenggarakan
program pendidikan khusus atau jurusan. Ada tiga program studi di SMA, yaitu IPA, IPS,
dan Bahasa. Masing-masing program bertujuan untuk mempersiapkan siswa memasuki
perguruan tinggi yang berkaitan dengna ilmu-ilmu pada program tersebut. Minat dan bakat
yang dimiliki siswa juga menjadi pertimbangan atas persetujuan orangtua siswa.
b. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan salah satu jenis sekolah menengah
yang dapat dimasuki siswa setelah tamat dari SMP. Siswa yang belajar di sekolah
menengah kejuruan lebih banyak dibekali keterampilan untuk memasuki lapangan kerja.
Sekolah ini mempunyai penekanan pada program keahlian khusus. Ada SMK yang khusus
mempelajari teknik,komputer, tata boga, kecantikan, ekonomi/ akuntansi, mesin, otomotif,
dan masih banyak lagi, yang semuanya bertujuan untuk mempersiapkan calon tenaga kerja
siap pakai sesuai dengan bidang dan keahlian masing-masing yang dibutuhkan dalam
dunia usaha. Tidak hanya dibekali keterampilan untuk memasuki lapangan kerja saja,
SMK juga mempersiapkan siswa memasuki pendidikan yang lebih tinggi, misalnya
perguruan tinggi atau yang sederajat.

Jurnal Education and Economics – Vol.02, No.02 (April-Juni) 2019 234


Rois Husnur Ridho – SMP Negeri 6 Sukoharjo, Jawa Tengah

c. Madrasah Aliyah (MA)


Madrasah Aliyah merupakan jenjang pendidikan menengah pada pendidikan formal
di Indonesia, setara denga sekolah menengah atas, yang pengelolaannya dilakukan oleh
kementrian agama. Pendidikan MA ditempuh dalam waktu tiga tahun, mulai dari kelas X
hingga kelas XII. Terdapat empat jurusan yaitu, IPA, IPS, Ilmu keagamaan Islam, dan
Bahasa. Lulusan MA dapat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi umum, perguruan
tinggi agama Islam, atau langsung bekerja.

METODE
Jenis penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan metode studi
pustaka dari sumber-sumber pustaka yang mendukung serta berkaitan dengan penelitian
sebagai metodologi penyelesaiannya. Sehingga upaya meningkatkan dukungan keluarga
dalam menentukan studi lanjut dapat terbangun melalui teori-teori yang sudah ada
sebelumnya.

PEMBAHASAN
Sistem dukungan keluarga ini berupa membantu berorientasi tugas sering kali diberikan
oleh keluarga besar, teman, dan tetangga. Bantuan dari keluarga besar juga dilakukan dalam
bentuk bantuan langsung, termasuk bantuan financial yang terus-menerus dan intermiten,
berbelanja, merawat anak, perawatan fisik lansia, melakukan tugas rumah tangga, dan bantuan
praktis selama masa krisis (Friedman, 2010).
Dukungan keluarga adalah suatu bentuk hubungan interpersonal yang meliputi sikap,
tindakan dan penerimaan terhadap anggota keluarga, sehingga anggota keluarga merasa ada
yang memperhatikannya. Dukungan sosial adalah strategi penting yang harus ada dalam masa
stress bagi keluarga. Terdapat empat dimensi dari dukungan keluarga yaitu: Pertama,
Dukungan emosional berfungsi sebagai pelabuhan istirahat dan pemulihan serta membantu
penguasaan emosional serta meningkatkan moral keluarga. Kedua, Dukungan informasi
terjadi dan diberikan oleh keluarga dalam bentuk nasehat, saran dan diskusi tentang
bagaimana cara mengatasi atau memecahkan masalah yang ada. Ketiga, Dukungan
instrumental merupakan dukungan yang diberikan oleh keluarga secara langsung yang
meliputi bantuan material. Keempat, Dukungan penghargaan terjadi melalui ekspresi
penghargaan yang positif melibatkan pernyataan setuju dan panilaian positif terhadap ide-ide,
perasaan dan performa orang lain yang berbanding positif antara individu dengan orang lain.
Dalam pemilihan studi lanjut seorang siswa harus mendapatkan dukungan keluarga dari
berbagai aspek atau dimensi terutama bagi siswa kelas IX SMP Negeri 6 Sukoharo. Mereka
dapat melanjutkan ke SMA, SMK, atau MA sesuai dengan bakat dan minat, keluarga harus
mendukung sepenuhnya pilihan mereka.
SMA mengutamakan persiapan siswa melanjutkan pendidikan pada jenjang pendidikan
lebih tinggi. Dalam rangka mempersiapkan siswa memasuki perguruan tinggi, di SMA
diselenggarakan program pendidikan khusus atau jurusan.
Sekolah ini mempunyai penekanan pada program keahlian khusus. Ada SMK yang
khusus mempelajari teknik,komputer, tata boga, kecantikan, ekonomi/ akuntansi, mesin,
otomotif, dan masih banyak lagi, yang semuanya bertujuan untuk mempersiapkan calon
tenaga kerja siap pakai sesuai dengan bidang dan keahlian masing-masing yang dibutuhkan
dalam dunia usaha.
Madrasah Aliyah hampir sama dengan Sekolah Menengah Atas (SMA) maupun Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK), hanya saja karena dikelola di bawah kementerian agama,
sehingga mata pelajaran agama akan lebih banyak dibandingkan dengan SMA atau SMK.

235 Jurnal Education and Economics – Vol.02, No.02 (April-Juni) 2019


Rois Husnur Ridho – SMP Negeri 6 Sukoharjo, Jawa Tengah

SIMPULAN
Dukungan keluarga adalah suatu bentuk hubungan interpersonal yang meliputi sikap,
tindakan dan penerimaan terhadap anggota keluarga, sehingga anggota keluarga merasa ada
yang memperhatikannya. Dukungan sosial adalah strategi penting yang harus ada dalam masa
stress bagi keluarga. Terdapat empat dimensi dari dukungan keluarga yaitu: dukungan
emosional, dukungan informasi terjadi dan diberikan oleh keluarga dalam bentuk nasehat,
saran dan diskusi tentang bagaimana cara mengatasi atau memecahkan masalah yang ada,
dukungan instrumental merupakan dukungan yang diberikan oleh keluarga secara langsung
yang meliputi bantuan material, dan dukungan penghargaan terjadi melalui ekspresi
penghargaan yang positif melibatkan pernyataan setuju dan panilaian positif terhadap ide-ide,
perasaan dan performa orang lain yang berbanding positif antara individu dengan orang lain.
Dalam pemilihan studi lanjut seorang siswa harus mendapatkan dukungan keluarga dari
berbagai aspek atau dimensi terutama bagi siswa kelas IX SMP Negeri 6 Sukoharo. Mereka
dapat melanjutkan ke SMA, SMK, atau MA sesuai dengan bakat dan minat, keluarga harus
mendukung sepenuhnya pilihan mereka.

DAFTAR PUSTAKA
Andarmoyo, Sulistyo. 2012. Keperawatan Keluarga Konsep Teori, Proses dan Praktik
Keperawatan. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Erdiana, Yuyun. 2015. Dukungan Keluarga Dalam kunjungan Lansia Di posyandu lansia Di
Desa Karanglo lor Kecamatan Sukerejo Kabupaten Ponorogo. KTI. Tidak diterbitkan
ponorogo : Program studi D III Keperawatan Falkultas Ilmu Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Ponorogo
Friedman, 1998. Keperawatan Keluarga. Jakarta: EGC
Friedman, M. 2010. Buku Ajar Keperawatan keluarga: Riset, Teori, dan Praktek. Edisi ke-5.
Jakarta: EGC
Kaplan & Sadock. 2002. Sinopsis psikiatri jilid2. (Edisi 7). Jakarta: Binarupa Aksara.
Kemendikbud. 2015. Profil Pendidikan Dasar dan Menengah.
Myers, G. E., & Michele, T. M. (1992). The dinamics of human communication (6th ed) New
York: Mc. Grow Hill Inc.
PP No.21 Th.1994 dan UU No. 10 Tahun 1992
Roth, J.H., dan Blaschke, G., 1998, Analisis Farmasi, Cetakan III, diterjemahkan oleh
Kisman, S., dan Ibrahim, S., Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Sarafino, Edward P., Timothy W. Smith. 2011. Health Psychology Biopsychosocial
Interactions Seventh edition. United States of America
Santrock, J. 2003. Adolescence: Perkembangan remaja. Edisi ke-6. (Alih Bahasa: Shinto B.A
& Sherly S). Jakarta: Penerbit Erlangga.
Wills, T. A. 1985. Stress, Social Support an the Buffering Hypothesis. Psychological Bulletin.
98 (2), 310-357.

Jurnal Education and Economics – Vol.02, No.02 (April-Juni) 2019 236

Anda mungkin juga menyukai