Anda di halaman 1dari 41

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan oleh seseorang
untuk mendapatkan suatu perubahan atau pengalaman yang baru. Belajar
sangat dibutuhkan bagi semua manusia dari mulai usia dini sampai usia
lanjut dan tidak mengenal batas usia, karena dengan belajar manusia bisa
memperoleh ilmu pengetahuan yang akan bermanfaat untuk diterapkan
dalam kehidupan sehari-hari.
Belajar dimulai dari usia dini, pada tahapan usia sekolah, anak
membutuhkan pengarahan atau bimbingan dalam belajar karena anak masih
dalam tahap yang rentan dipengaruhi lingkungan. Orang tua merupakan
lingkungan pertama dan utama bagi anak. Orang tua memiliki peran sebagai
fasilitator, motivator, dan pembimbing anak serta memiliki potensi untuk
membantu pendidikan anak secara efektif.
Setiap orang tua pasti mendukung anaknya baik di lingkungan sekolah
maupun lingkungan masyarakat. Bentuk dukungan orangtua beraneka
macam, salah satunya dukungan sosial. Bentuk dukungan sosial yang biasa
diberikan orang tua diantaranya memberikan motivasi ke anak agar anak
memiliki motivasi belajar yang tinggi sehingga diharapkan prestasi
belajarnya meningkat. Tetapi pada kenyataannya yang sering dijumpai
peneliti, kebanyakan orang tua kerap mengabaikan proses belajar anak.
Orang tua hanya fokus pada hasil belajar anak tanpa memberi dukungan dan
bimbingan dalam proses belajar. Kurangnya keterlibatan orang tua dalam
pendidikan anak merupakan salah satu masalah dalam prestasi belajar anak.
Permasalahan serupa juga mencul di lingkungan sekitar rumah peneliti
yaitu di Jl. M. Ali 2 Tanah Baru Depok Jawa Barat, berdasarkan hasil
observasi awal selama 2 minggu pada bulan April 2019 dengan melakukan
wawancara kepada 3 orang siswa SMP yang bertempat tinggal di sana,
ditemukan berbagai permasalahan yakni: (1) motivasi dalam belajar masih
rendah ditandai dengan lebih senang main game online daripada belajar

1
serta bermalas-malasan ketika belajar, (2) rendahnya pengetahuan orang tua
terhadap motivasi belajar anaknya, (3) orang tua kurang terlibat dalam
proses pendidikan anak di sekolah, (4) ada orang tua yang hanya lulusan
SMP dan didapati tidak menuntut anak untuk berpendidikan tinggi,
sehingga anak memiliki motivasi belajar rendah, dan (5) orang tua telah
memberikan dukungan moral maupun sosial kepada anak tetapi anak tetap
malas-malasan dalam belajar ditandai tinggal kelas karena sering tidak
masuk ke sekolah.
Permasalahan yang terjadi pada siswa usia SMP bisa juga terjadi
dimana saja dengan rentang usia tersebut. Pondok Pesantren sebagai salah
satu institusi formal juga memiliki jenjang MTs yang setara dengan SMP.
Oleh karena itu peneliti tertarik ingin meneliti permasalahan tersebut di
lingkungan Pondok Pesantren, yaitu apakah ada pengaruh antara dukungan
sosial orang tua terhadap motivasi belajar siswa. Untuk itu, peneliti
mengambil karya tulis dengan judul “Pengaruh dukungan sosial orang tua
terhadap motivasi belajar peserta didik di MTs Pondok Pesantren Ar-Rofi'i
Jakarta Tahun Pelajaran 2018/2019.”

B. Identifikasi Masalah
Bedasarkan permasalahan yang telah disebutkan di atas,maka dapat
diidentifikasi sebagai berikut:
1. Motivasi dalam belajar siswa masih rendah. Hal ini ditandai dengan
siswa lebih senang main game online daripada belajar serta bermalas-
malasan ketika belajar,
2. Orang tua telah memberikan dukungan moral maupun sosial kepada
anak tetapi anak tetap malas-malasan dalam belajar.
3. Kurangnya keterlibatan orang tua dalam pendidikan anak. Padahal
orang tua harus terlibat dalam pendidikan anak dikarenakan salah satu
faktor dalam meningkatkan motivasi adalah mendapatkan dukungan
orang tua.

2
4. Kebanyakan orang tua kerap mengabaikan proses belajar anak. Orang
tua hanya fokus pada hasil belajar anak tanpa memberi dukungan dan
bimbingan dalam proses belajar.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang dijabarkan
di atas, maka dapat ditarik suatu perumusan masalah yaitu “Apakah ada
pengaruh dukungan sosial orang tua terhadap motivasi belajar peserta didik
MTs Pondok Pesantren Ar-Rofi'i Jakarta Tahun Pelajaran 2018/2019”

D. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui apakah ada pengaruh
dukungan sosial orang tua terhadap motivasi belajar peserta didik MTs
Pondok Pesantren Ar-Rofi'i Jakarta Tahun Pelajaran 2018/2019.

E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Orang Tua dan Peserta didik
Mengetahui pentingnya dukungan sosial orang tua dalam
menumbuhkan motivasi belajar peserta didik sehingga motivasi
belajar peserta didik dapat ditingkatkan.
2. Bagi Guru
Mengetahui bahwa motivasi belajar peserta didik dapat
dipengaruhi oleh dukungan sosial yang diberikan orangtua.Sehingga
guru perlu meningkatkan keterlibatan orangtua dalam proses
pendidikan.
3. Bagi Sekolah
Mengetahui pentingnya keterlibatan orang tua dalam pendidikan
peserta didik dan komunikasi yang baik antara pihak sekolah dengan
orang tua untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik.

3
BAB II
KAJIAN TEORI

A. Deskripsi Teoritis
1. Dukungan Sosial Orang Tua
a. Pengertian Dukungan Sosial Orang Tua
Dukungan sosial adalah informasi atau umpan balik dari
orang lain yang menunjukan bahwa seseorang dicintai dan
diperhatikan, dihargai, dan dihormati, dan dilibatkan dalam
jaringan komunikasi dan kewajiban yang timbal balik1.
Sedangkan menurut Ganster,dkk, dukungan sosial adalah
tersedia hubungan yang bersifat menolong dan mempunyai nilai
khusus bagi individu yang menerima.2
Menurut Sarason dkk, mengartikan kalau dukungan sosial
adalah suatu yang dapat dipercaya dapat membantu sehingga
individu mengetahui bahwa dirinya dihargai3. Sedangkan orang
tua dalam kamus besar bahasa Indonesia sebagai : (a) orang
yang sudah tua, dan (b) orang yang dianggap tua ,(c) ibu dan
bapak.4
Bedasarkan definisi para ahli di atas maka dapat
disimpulkan bahwa dukungan sosial orang tua adalah suatu
pemberian bantuan atau umpan balik yang diberikan oleh orang
tua kepada anaknya agar anaknya merasa dihargai, dicintai, dan
dihormati.

1
Ani Riana, diakses dari http://www.gunadarma.ac.id/library/articles/graduate/psychology/2008/artikel_10503225.pdf pada
20 april 2019 pukul 18.45 WIB
2
Abu Ahmadi, Psikologi Sosial. (2010), Jakarta: PT.Rineka Cipta hal 203
3
Abu Ahmadi, Psikologi Sosial. (2010), Jakarta: PT.Rineka Cipta hal 203
4
Kamus Besar Bahasa Indonesia, diakses dari https://kbbi.web.id/ pada 20 April 2019 pukul 18.33 WIB

4
b. Manfaat Dukungan Sosial Orang Tua
Toifur dan Prawitasari menyebutkan bahwa dukungan
sosial disekitarnya membuat individu merasa aman dan
dimengerti. Individu yang mendapatkan dukungan sosial yang
tinggi maka ia mengalami hal positif dalam hidupnya,
mempunyai harga diri, serta konsep diri yang tinggi serta
mengalami tingkat kecemasan yang rendah.5
Thoitas dalam ismudiyati dan Hatjarjo menyatakan bahwa
dukungan sosial merupakan sumber potensial yang bermanfaat
bagi individu untuk memecahkan masalah yang bersumber dari
orang – orang terdekat.6
Bedasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa
dukungan sosial bermanfaat bagi individu untuk menggerakan
psikologinya apalagi pada anak-anak yang sangat diperlukan
saat tumbuh berkembang dalam proses pembelajaran karena
hanya orang tua yang dapat dipercayai oleh anak-anaknya untuk
memenuhi semua kebutuhan yang sedang dibutuhkannya.

c. Aspek-Aspek Dukungan Sosial Orang Tua


Menurut Sarafino dalam Lismudiyati dan Hastjarjo,
dukungan sosial merupakan transaksi interpersonal yang dapat
melibatkan satu atau lebih aspek-aspek dalam berikut ini: 7
1) Dukungan emosional, merupakan dukungan yang melibat
empati, ekspresi rasa kehangatan, kepedulian dan
perhatian terhadap individu sehingga individu tersebut
merasa ada yang memberikan perhatian dan
mendengarkan keluh kesah orang lain.
2) Dukungan penghargaan, merupakan dukungan yang
terjadi lewat hormat (penghargaan) positif untuk orang

5
Abu Ahmadi. Psikologi sosial. (2010) Jakarta:PT.Rineka Cipta hal 205
6
Abu Ahmadi. Psikologi sosial. (2010) Jakarta:PT.Rineka Cipta hal 206
7
Santrock, John W. Psikologi Pendidikan.Edisi 2.Jilid 1.Prenada Media. 2017 Jakarta: Salemba Humanika.

5
tersebut, dorongan maju atau persetujuan dengan gagasan
atau perasaan individu dan perbandingan positif orang itu
dengan orang-orang lain yang melibatkan pernyataan
setuju dan penilaian positif terhadap ide-ide, perasaan,
penguatan dan perbandingan sosial yang digunakan untuk
dorongan agar maju
3) Dukungan instrumental, merupakan bentuk dukungan
yang melibatkan bantuan langsung sesuai dengan
kebutuhan individu, misalnya berupa bantuan finansial
atau bantuan, yang dapat berwujud barang, pelayanan,
dukungan keluarga.
4) Dukungan informatif, merupakan bentuk dukungan berupa
nasehat. Petunjuk-petunjuk, saran atau umpan balik,
pemberian informasi bagaimana cara memecahkan
persoalan sehingga individu mendapat jalan keluarnya.

d. Faktor yang Mempengaruhi Dukungan Sosial Orang Tua


Cohen dan Syme berpendapat bahwa dukungan sosial
yang diterima individu dapat berbeda-beda antara lain
berdasarkan kuantitas dan kualitas dukungan; sumber
dukungan; dan jenis dukungan8.
Cohen dan Syme juga menyatakan beberapa faktor yang
mempengaruhi dukungan sosial9, yaitu:
1) Pemberi dukungan sosial: Dukungan yang diberikan oleh
teman dan orang yang memahami permasalahan individu
penerima akan lebih efektif daripada dukungan yang
diberikan orang asing.

8
Yudrik Jahja, Psikologi Perkembangan Jakarta: (Prenada Media,2017) hal 470
9
Yudrik Jahja, Psikologi Perkembangan Jakarta: (Prenada Media,2017) hal 474

6
2) Jenis dukungan sosial : Jenis dukungan sosial yang
diberikan akan bermanfaat apabila sesuai dengan situasi
yang terjadidan yang dibutuhkan individu.
3) Penerima dukungan sosial: Karakteristik penerima
dukungan sosial seperti kepribadian, peran sosial dan
kebudayaan,akan menentukan keefektifan dukunganyang
diberikan.Menurut Ritter, penelitian membuktikan bahwa
persepsi dukungan sosial tidak memiliki efek yang sama
seperti dukungan sebenarnya yang diterima.
4) Permasalahan yang dihadapi: Ketepatan jenis dukungan
sosial yang diberikan adalah yang sesuai dengan
permasalahan yang dihadapi individu.
5) Waktu pemberian dukungan sosial: Dukungan sosial akan
berhasil secara optimal jika diberikan pada suatu situasi,
yaitu ketika individu membutuhkan, tetapi tidak berguna
jika diberikan pada situasi yang lain.

2. Motivasi Belajar
a. Pengertian Motivasi Belajar
Menurut Mc. Donald yang mengatakan bahwa motivasi
adalah suatu perubahan energi di dalam pribadi seseorang yang
ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai
tujuan10.Sedangkan menurut Woodworth dan Marques,
mendefinisikan motivasi sebagai satu set motif atau kesiapan
yang menjadikan individu cenderung melakukan kegiatan-
kegiatan tertentu dan untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu.11
Bedasarkan kesimpulan uraian diatas maka motivasi ialah
perubahan suatu energi,dorongan atau pengarahan perilaku
individu dalam kegiatan untuk mencapai tujuan tertentu.

10
Yudrik Jahja, Psikologi Perkembangan Jakarta: (Prenada Media,2017) hal 353
11
Yudrik Jahja, Psikologi Perkembangan Jakarta: (Prenada Media,2017) hal 353

7
Menurut Gagne, Belajar adalah sebuah proses perubahan
tingkah laku yang meliputi perubahan kecenderungan manusia
seperti sikap,minat,nilai atau perubahan kemampuannya.
bedasarkan kesimpulan uraian diatas maka motivasi
belajar ialah perubahan suatu energy ,dorongan atau pengarahan
perilaku individu dalam sebuah proses perubahan tingkah laku
yang meliputi perubahan kecenderungan manusia.
b. Fungsi Motivasi Belajar
Fungsi motivasi belajar yaitu:
1) Untuk mengatur tingkah laku
2) Sebagai penyeleksi tingkah laku
3) Memberi energy dan menahan tingkah laku
4) Untuk mempertahankan agar perbuatan atau minat dapat
berlangsung terus menerus dalam jangka waktu yang
lama.12

c. Jenis-Jenis Motivasi Belajar


Berdasarkan jenisnya, menurut Rudi Hartono maka
motivasi belajar terbagi menjadi dua jenis yaitu: 13
1) Motivasi ekstrinsik, yaitu melakukan sesuatu untuk
mendapatkan sesuatu yang lain (cara untuk mencapai
tujuan). Motivasi ekstrinsik sering dipengaruhi oleh
insentif eksternal seperti imbalan dan hukuman.
Misalnya, murid belajar keras dalam menghadapi ujian
untuk mendapatkan nilai yang baik. Terdapat dua
kegunaan dari hadiah, yaitu sebagai insentif agar mau
mengerjakan tugas, dimana tujuannya adalah mengontrol
perilaku siswa, dan mengandung informasi tentang
penguasaan keahlian.

12
Erwin Widiasworo,S.Pd, 19 kiat sukses membangkitkan motivasi belajar pesera didik, (Ar-Ruzz Media Grup, 2016) hal
15-18
13
Erwin Widiasworo,S.Pd.19 kiat sukses membangkitkan motivasi belajar pesera didik”.(Arr-Ruzz Media Group,2016)
hal 16-17

8
2) Motivasi intrinsik, yaitu motivasi internal untuk
melakukan sesuatu demi sesuatu itu sendiri (tujuan itu
sendiri). Misalnya, murid belajar menghadapi ujian
karena dia senang pada mata pelajaran yang 19 diujikan
itu. Murid termotivasi untuk belajar saat mereka diberi
pilihan, senang menghadapi tantangan yang sesuai
dengan kemampuan mereka.

d. Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar


Dalam kegiatan belajar, ada hakikat yang mempengaruhi
proses belajar. Dimyati dan Mudjono Menjelaskan faktor yang
mempengaruhi motivasi belajar yaitu: 14
1) Cita-cita atau aspirasi siswa
2) Cita-cita akan memperkuat semangat belajar dan
mengarahkan perilaku belajar.sebab tercapainya cita-cita
akan mewujudkan aktulisasi diri.
3) Kemampuan siswa
Kegiatan belajar itu perlu dibarengi dengan kemampuan
siswa untuk menganl huruf-huruf dll.
4) Kondisi Siswa dengan lingkungan
Kondisi jiwa juga meliputi kondisi jasmaniah dan
rohaniah yang dapat mempengaruhi motivasi belajar.
a) Kondisi lingkungan
Seorang individu dapat menyesuaikan diri degan
lingkungan sekitar,tempat dimana individu akan
memperoleh pengalaman.
b) Dukungan orang tua
Setiap individu memerlukan dukungan untuk
menambah semangat,support dan menjadikan
motivasi dalam belajar tinggi.

14
Erwin Widiasworo,S.Pd.19 kiat sukses membangkitkan motivasi belajar pesera didik”.(Arr-Ruzz Media Group,2016)
hal 19

9
e. Indikator Motivasi Belajar
Motivasi itumempunyai indikator-indikator untuk
mengukurnya, sebagaimana Sardiman menyebutkan bahwa
motivasi belajar memiliki indikator sebagai berikut:15
1) Tekun dalam menghadapi tugas. Contohnya yaitu
- Mengerjakan tugas tepat waktu
- Memeriksa kelengkapan tugas
2) Ulet menghadapi tugas. Contohnya yaitu
- Memperbaiki tugas sampai benar
- Bertanya kepada guru
- Mencari informasi untuk penunjang pembelajaran
3) Menunjukkan minat untuk sukses. Contohnya yaitu
- Mencari jalan keluar masalah yang dihadapi
4) Senang belajar mandiri. Contohnya yaitu
- Mengerjakan pekerjaan sekolah diluar jam pelajaran
- Menyusun jadwal pelajaran
- Mengikuti bimbingan belajar
5) Cepat bosan pada tugas-tugas rutin. Contohnya yaitu
- Melakukan kegiatan kreatif

f. Karakteristik Anak Usia Sekolah Menengah Pertama


Usia peserta didik SMP berkisar antara 13 sampai dengan
15 tahun dan masuk pada kelompok masa remaja awal, seperti
yang dijelaskan oleh Rumini & Sundari (2004). Rumini dan
Sundari menyatakan bahwa masa remaja adalah perubahan dari
masa anak dengan masa dewasa yang mengalami perkembangan
semua aspek/ fungsi untuk memasuki masa dewasa. Rentang
waktu usia remaja ini biasanya dibedakan atas tiga, yaitu 12 –
15 tahun adalah masa remaja awal, 15 – 18 tahun adalah masa
remaja pertengahan, dan 18 – 21 tahun adalah masa remaja
akhir.
15
Erwin Widiasworo,S.Pd.19 kiat sukses membangkitkan motivasi belajar pesera didik”. Jogjakarta (Arr-Ruzz Media
Group,2016) hal18

10
Terdapat sejumlah karakteristik yang menonjol pada anak
usia SMP:16
1) Terjadinya ketidakseimbangan proporsi tinggi dan berat
badan
2) Mulai timbulnya ciri-ciri seks sekunder
3) Kecenderungan ambivalensi, antara keinginan menyendiri
dengan keinginan bergaul, serta keinginan untuk bebas
dari dominasi dengan kebutuhan bimbingan dan bantuan
dari orangtua.
4) Senang membandingkan kaedah-kaeadah, nilai-nilai etika
atau norma dengankenyataan yang terjadi dalam
kehidupan orang dewasa.
5) Reaksi dan ekspresi emosi masih labil.
6) Kecenderungan minat dan pilihan karer relatif sudah lebih
jelas.
Oleh karena itu, anak usia Sekolah Menengah Pertama
(SMP) dapat dikategorikan sebagai anak usia remaja awal. Pada
umumnya ketika usia Sekolah Menengah Pertama (SMP) adalah
masa remaja awal setelah mereka melalui masa-masa
pendidikan Sekolah Dasar.

3. Pengertian Pondok Pesantren


Menurut asal katanya pesantren berasal dari kata ”santri” yang
mendapat imbuhan awalan ”pe” dan akhiran ”an” yang menunjukkan
tempat, maka artinya adalah tempat para santri. Terkadang pula
pesantren dianggap sebagai gabungan dari kata ”santri”(manusia baik)
dengan suku kata ”tra” (suka menolong) sehingga kata pesantren
dapat diartikan tempat pendidikan manusia baik-baik. Kemudian
diasumsikan bahwa santri berarti orang yang tahu tentang agama
melalui kitab-kitab berbahasa Arab dan atau paling tidak santri bisa
membaca al-Qur'an, sehingga membawa kepada sikap lebih serius

16
Yudrik Jahja, Psikologi Perkembangan Jakarta : (Prenada Media,2017) hal 219

11
dalam memandang agama. Juga perkataan santri berasal dari bahasa
Jawa ”cantrik” yang berarti orang yang selalu mengikuti guru kemana
guru pergi menetap (istilah pewayangan) tentunya dengan tujuan agar
dapat belajar darinya mengenai keahlian tertentu17.
Pesantren juga dikenal dengan tambahan istilah pondok yang
dalam arti kata bahasa Indonesia mempunyai arti kamar, gubug,
rumah kecil dengan menekankan kesederhanaan bangunan atau
pondok juga berasal dari bahasa Arab ”Fundũq” yang berarti ruang
tidur, wisma, hotel sederhana, atau mengandung arti tempat tinggal
yang terbuat dari bamboo.
Bedasarkan uraian di atas maka dapat disimpukan pondok
pesantren adalah tempat para santri untuk belajar atau mengaji ilmu
pengetahuan agama kepada kiai atau guru ngaji, biasanya tempat itu
berbentuk asrama atau kamar-kamar kecil dengan bangunan
apaadanya yang menunjukkan kesederhanaannya.

B. Kerangka Berfikir
Motivasi Belajar adalah perubahan suatu energy ,dorongan atau
pengarahan perilaku individu dalam sebuah proses perubahan tingkah laku
yang meliputi perubahan kecenderungan manusia
Dukungan Sosial Orang Tua adalah adalah suatu pemberian bantuan
atau umpan balik yang diberikan oleh orang tua kepada anaknya agar
anaknya bahwa dirinya dihargai, dicintai, dan dihormati. Dengan faktor
pengaruh dukungan sosial yang berbeda akan membentuk suatu metode
yang berbeda dari orang tua dalam mendidik anaknya. Saat sudah terbiasa
dengan dukungan sosial yang diberi orang tua, anak akan semangat sesuai
dengan cara orang tua membimbing dan membentuk sikap pada anak.
Dari jenis-jenis dukungan sosial emosional, penghargaan,
instrumental dan informatif akan menghasilkan sikap berbeda pada
anak.Terdapat sebuah penelitian Pengaruh antara Dukungan Sosial Orang Tua
dengan Prestasi Belajar Anak Usia Sekolah Dasar siswa oleh Rima Rosa Mindo

17
Zarkasy. Teori: Pengertian Pondok Pesantren. (Jakarta: Gema Insani Press. 1998) h.105-106

12
yang menghasilkan adanya Ada Pengaruh positif terhadap dukungan sosial
orang tua dengan prestasi belajar anak. Prestasi belajar adalah hasil yang telah
dicapai yang bermula dari motivasi belajar, dengan kesamaan variabel itu
peneliti akan mencari pengaruh dukungan sosial orang tua terhadap motivasi
belajar. Peneliti akan meneliti menggunakan metode kuantitatif dengan
mencari derajat hubungan atau korelasi kemudian mencari pengaruh dengan
koefisien determinasi.

C. Hipotesis
bedasarkan uraian diatas peneliti mengambil hipotesis sebagai berikut:
1. Hipotesis Kerja (Ha)
Terdapat pengaruh dukungan sosial orang tua terhadap motivasi
belajar peserta didik di MTs Pondok Pesantren Ar-Rofi'i Jakarta
Tahun Pelajaran 2018/2019.
2. Hipotesis Nol (Ho):
Tidak terdapat pengaruh dukungan sosial orang tua terhadap
motivasi belajar peserta didik di MTs Pondok Pesantren Ar-Rofi'i
Jakarta Tahun Pelajaran 2018/2019.

D. Hasil Penelitian yang Relavan


Dalam penelitian ini ada penelitian yang sejenis hanya saja berbeda
subjek atau objeknya seperti sebagai berikut :
Tabel 1. Penelitian Yang Relavan
No Nama Peneliti Judul Penelitian Tahun Hasil penelitian
1 Rima Rosa Hubungan antara 2008 Ada hubungan positif
Mindo Dukungan Sosial Orang terhadap dukungan sosial
Tua dengan Prestasi Belajar orang tua dengan prestasi
Anak Usia Sekolah Dasar. belajar anak.
2 Lili Garliah Peran pola asuh orang tua 2005 Terdapat perbedaan yang
dan Fatma Terhadap Motivasi signifikan antara pola asuh
kartika berprestasi. orang tua terhadap
motivasi berprestasi.
3 Fenty Zahara Hubungan dukungan sosial 2007 Terdapat signifikan antara

13
orang tua dan motivasi dukungan sosial orang tua
belajar dengan kemandirian dengan kemandirian
belajar. belajar.

Jadi penelitian ini dengan penelitian yang sejenis terdapat perbedaan


dengan jurnal lainnya yaitu dari segi tempat, variabel, dan tahun yang
berbeda maka peneliti mengambil jurnal tersebut sebagai referensi atau
acuan untuk membuat karya tulis ilmiah dengan tempat berbeda, waktu
berbeda, dan objek yang berbeda dari jurnal tersebut.

14
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian


Peneliti mengambil tempat penelitian di Mts Pondok Pesantren Ar-
Rofi'i Jakarta. Sedangkan untuk waktu yang akan digunakan untuk
melaksanakan penelitian, terdapat pada jadwal berikut:

Tabel 2.Waktu dan Kegiatan Penelitian

Waktu Kegiatan

Maret 2019 Menentukan tema


April 2019 Menyusun bab I
April 2019 Menyusun bab II
April 2019 Menyusun bab III
Mei 2019 Sidang proposal
Juni 2019 Revisi bab 1-3
Juli 2019 Penelitian lapangan
Agustus 2019 Menyusun bab 4 dan 5
September 2019 Sidang hasil penelitian

B. Populasi dan Sampel


Populasi adalah objek/subjek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya.18 Menurut Suharsimi Arikunto, apabila
subjek kurang dari 100 maka diambil sekaligus semua sehingga peneliti
melakukan penelitian populasi.”19
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan populasi yang bertempat di
MTs Pondok Pesantren Ar-Rofi’I yang jumlah peserta didiknya 47 peserta
didik. Maka dengan ini, berdasarkan teori di atas maka subjek diambil
seluruhnya.
18
Prof.dr.sugiyono,metode peneltian kuantitatif, kualitatif dan R$D,alphabet,bandung,2006 hal 35
19
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta, 2010 hal 35.

15
C. Metode Penelitian
Peneliti menggunakan metode penelitian deksripsi korelatif yang
bertujuan untuk mencari atau menguji pengaruh antar variabel. Penelitian
korelasional bertujuan untuk mengungkapkan pengaruh korelatif antara
variabel. Hubungan korelatif mengacu kepada kecenderungan bahwa suatu
variabel diikuti variasi variabel yang lain. Dengan demikian, dengan
rancangan penelitian korelasional penelitian melibatkan minimal dua
variabel, yaitu dukungan sosial orang tua dan motivasi belajar.

D. Prosedur Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data dalam melakukan penelitian ini adalah
dengan menggunakan angket . Angket merupakan suatu alat yang
digunakan untuk mengumpulkan data dengan cara membuat daftar
pertanyaan secara tertulis dan lalu diisi narasumber/responden.
Bedasarkan jenisnya angket terbagi menjadi 2 jenis yaitu 20
1. Angket tertutup
Angket tertutup adalah angket yang didalamnya terdapat
alternatif jawaban yang telah ditentukan oleh si pembuat angket.
Sehingga responden hanya dapat memberikan tanggapan terbatas pada
pilihan yang diberikan, contohnya: berupa checklist ya/tidak, pilihan
ganda, skala penilaian dan daftar cek.
2. Angket terbuka
Angket terbuka adalah Angket yang diberikan kebebasan bagi
responden untuk memberikan tanggapan,biasanya diberikan sebuah
pertanyaan dan responden dapat menulis sendiri contohnya berupa
uraian singkat benbentuk isian.

Dalam melakukan penelitian ini, peneliti memberikan angket kepada


responden dengan angket jenis tertutup. Karena dalam mengisi pernyataan

20
Pengertian Angket dan jenis angket,Ali Samiun diakses dari http://www.informasiahli.com/2015/08/pengertian-angket-
dan-jenis-angket.html pada 23 april 2019 pukul 13.00 WIB.

16
yang terdapat dalam angket tersebut, responden hanya memberikan tanda
checklist pada kolom yang tertera di angket.
Pada penelitian ini, peneliti mengambil data melalui angket motivasi
belajar dan dukungan sosial orang tua. Berikut ini kisi-kisi pembuatan
angket tentang dukungan sosial orang tua dan motivasi belajar yang
digunakan oleh peneliti:
Tabel 3. Kisi-Kisi Angket Dukungan Sosial Orang Tua
Variabel Diskripsi
Indikator Deskriptor Nomor Item
Operasional
Dukungan dukungan sosial Dukungan merupakan dukungan 1(+), 3(+),
Sosial orang tua adalah sosial yang melibat empati, 11(+), 12(-),
Orang Tua suatu pemberian Emosional ekspresi rasa kehangatan, 15(-)
bantuan atau umpan kepedulian dan perhatian
balik yang terhadap individu .
diberikan oleh Dukungan dukungan yang terjadi 2(+),
orang tua kepada sosial lewat hormat 4(-), 10(+),
anaknya agar Penghargaan (penghargaan) positif 13(-)
anaknya bahwa untuk orang tersebut.
dirinya dihargai, Dukungan bentuk dukungan yang 5(+),
dicintai, dan sosial melibatkan bantuan 6(-), 14(+)
dihormati Instrumental langsung sesuai dengan
kebutuhan individu,.
Dukungan bentuk dukungan berupa 7(+)
sosial nasehat. Petunjuk- 8(-), 9(+)
Informasi petunjuk, saran atau
umpan balik.
Jumlah 15

Tabel 4. Kisi-Kisi Angket Motivasi Belajar.


Variabel Diskripsi Indikator Deksriptor No Item
Operasional
Motivasi Motivasi ialah Tekun dalam Mengerjakan tugas 1 (+),2 (-)
Belajar suatu energy menghadapi tugas tepat waktu
atau dorongan Memeriksa 3 (+),4 (-)
atau kelengkapan tugas
pengarahan Ulet menghadapi Memeperbaiki tugas 5 (+),6(-)

17
perilaku kesulitan. sampai bener
individu dala Bertanya kepada 7 (+),8(-)
kegiatan untuk guru
mencapai Mencari informasi 9(+),10(-)
tujuan tertentu untuk penunjang
pembelajaran
Menunjukan minat Mencari jalan keluar 11(+),12(-)
untuk sukses masalah yang
dihadapi
Lebih senang bekerja Mengerjakan 13(+),14(-)
mandiri pekerjaan sekolah
diluar jam pelajaran
Menyususn jadwal 15(+),16(-)
pelajaran
Mengikuti 17(+),18(-)
bimbingan belajar
Cepat bosan pada Melakukan kegiatan 19(-),20(+)
tugas rutin. kreatif
Jumlah 20

Dalam Penelitian ini peneliti menggunakan skala likert untuk


mengukur angket. Skala Likert adalah skala yang digunakan untuk
mengukur persepsi, sikap atau pendapat seseorang atau kelompok
mengenai sebuah peristiwa atau fenomena sosial, berdasarkan definisi
operasional yang telah ditetapkan oleh peneliti. Dalam penggunaan
skala Likert, terdapat dua bentuk pertanyaan, yaitu bentuk pertanyaan
positif untuk mengukur skala positif, dan bentuk pertanyaan negatif
untuk mengukur skala negatif. Berikut perhitungan untuk mengukur
angket yang digunakan peneliti:

Pernyataan Positif.
Selalu Sering Kadang-kadang Jarang Tidak pernah
5 4 3 2 1
Pernyataan Negatif:
Tidak pernah Jarang Kadang-kadang Sering Selalu
5 4 3 2 1

18
E. Teknik Analisis Data
Setelah data terkumpul dari hasil pengumpulan data dari angket
dukungan sosial orang tua dan motivasi belajar. Secara garis besar, proses
yang dilakukan dalam proses analisis sebagai berikut:
1. Tahap Persiapan
Kegiatan persiapan adalah :
a. Mengecek nama dan kelengkapan identitas pengisi/responden.
b. Mengecek kelengkapan data, artinya isi instrumen pengumpulan
data.
2. Tahap Tabulasi
Kegiatan tabulasi adalah :
a. Memberikan skor terhadap item-item yang perlu diberi skor.
Misalnya tes, angket berbentuk pilihan ganda, rating scale,dan
lainnya.
b. Memberikan kode-kode terhadap item-item yang diberi skor
penerapan data sesuai dengan pendekatan penelitian.
3. Memberikan Kode
4. Uji Persyaratan Analisis
Dalam pengolahan kata dari penelitian ini menggunakan alat uji
statistik sebelumnya dilakukan uji persyaratan analisi yang terdiri dari
uji lineritas,uji normalitas dan uji homogenitas
a. Uji Linearlitas
Bertujuan untuk mengetahui apakah ada dua variabel
mempunyai hubungan yang linear atau tidak secara
signifikan .Uji ini biasanya digunakan sebagai persyaratan
dalam analisis korelasi atau regresi linear .Pengujian pada SPSS
dengan menggunakan test for linear dengan pada taraf signifikan
0.05.21
b. Uji Normalitas

21
Uji liniearlitas, Duwi Consultant, diakses dari http://duwiconsultant.blogspot.com/2011/11/uji-linieritas.html pada
tanggal 14 Mei 2019 pukul 12.32 AM

19
Sebelum uji yang dilakukan dengan tujuan untuk menilai
sebaran data pada sebuah kelompok data atau variabel, apakah
sebaran data tersebut berdistribusi normal ataukan tidak.22
c. Uji Homogenitas
Pengujian sama mengenai tidaknya variansi-variansi dan
buah distribusi atau lebih. Dan bertujuan untuk mengetahui
apakah data dalam variabel X dan Y bersifat homogen atau
tidak.23
5. Pengolahan data Statistik
a. Membuat tabel distribusi frekuensi
Tabel distribusi frekuensi adalah tabel tempat data mentah
atau data awal diatur dalam kelas bedasarkan
frekuensinya.Rumus untuk menemukan tabel distribusi
frekuensi adalah:24
1) Jangkauan (R) = data terbesar – data terkecil
2) Kelas (K) = 1+3,3 log N
jangkauan
3) Interval (I) =
kelas
b. Mean ( Rata-rata hitung)
Mean (rata-rata) adalah suatu bilangan yang mewakili
sekumpulan data. Dalam penelitian ini peneliti menghitung
mean (rata-rata) dengan menggunakan software SPSS 22.0.
c. Mengukur Derajat Hubungan Antar Variabel
Derajat hubungan antar dua variabel dinamakan korelasi.
Dalam penelitian ini, untuk menghitung koefisien kolerasi
peneliti menggunakan software SPSS 22.0 dengan menguji
validitas product moment pearson correlation menggunakan
prinsip mengkorelasikan atau menghubungkan antara masing-

22
Penjelasan lengkap uji noormallitas” di akses dari https://www.statistikian.com/2013/01/uji-normalitas.html pada tanggal
14 Mei 2019 pukul 12.32 AM
23
Penjelasan lengkap uji homogenetis” di akses dari https://www.statistikian.com/2013/01/uji-homogenitas.html pada
tanggal 14 mei 2019 pukul 12.32 AM
24
Wilson Simangusong, PKS Matematika Kelas XSMA/MA Wajib, Jakarta: Gematama. hal 438

20
masing skor item atau soal dengan skor total yang diperoleh dari
jawaban responden atas kuesioner.25
Berikut tabel kriteria derajat hubungan hasil dari koefisien
korelasi yaitu:
Tabel 5. Kriteria Derajat Hubungan26
Nilai r Keterangan
0,00 – 0,25 memiliki hubungan sangat lemah
0,26 – 0,50 Memiliki hubungan yang cukup
0,51 – 0, 75 Memiliki hubungan kuat
0,76 -0,99 Memiliki hubungan yang sangat kuat
1,00 Memiliki hubungan sempurna

d. Mengukur Pengaruh Antar Variabel


Mengukur pengaruh antar variabel bertujuan untuk
menemukan seberapa besar pengaruh dari variabel x dengan
variabel y.27 Pengaruh tersebut dapat dihitung dengan
menggunakan rumus koefisien determinasi (KD) berikut ini
rumusnya:
KD =r2 x 100%
Keterangan :
KD = koefisien determinan
r = koefisien korelasi

25
Sahid Raharjo, “Cara melakukan uji valliditas product moment dengan SPSS”, SPSS indonesia, di akses dari
https://www.spssindonesia.com/2014/01/uji-validitas-product-momen-spss.html pada tanggal 21 Mei pukul 12.32 AM
26
Idianto Muin, 2006, Sosiologi Kelas XII, Jakarta: Erlangga. Hal. 169
27
Sahid Raharjo, “Rumus Koefisien Determinasi”, SPSS indonesia, di akses dari
https://www.spssindonesia.com/2014/01/uji-validitas-product-momen-spss.html pada tanggal 23 september pukul 16. 30
AM

21
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data
Setelah melakukan penelitian terhadap kedua variabel yaitu dukungan
sosial orang tua dan motivasi belajar, peneliti mendapatkan hasil
perhitungan dari pernyataan setiap responden dan peneliti melakukan
perhitungan untuk melihat pengaruh antar kedua variabel, berikut hasilnya:
1. Variabel Dukungan Sosial Orang Tua
a. Jangkauan = Data terbesar – Data terkecil
= 73 – 44
= 29
b. Kelas = 1 + 3,3 log (N)
= 1 + 3,3 log 47
= 6,5179
≈6
jangkauan
c. Interval =
kelas
29
=
6,5179
= 4,4493
≈5
d. Tabel Distribusi Persentase
Dari data diatas, didapatkan hasil perhitungan jangkauan
sebesar 29, kelas sebanyak 6 dan interval setiap kelasnya 5.
Peneliti mengumpulkan data tersebut dalam data berkelompok
menjadi tabel distribusi frekuensi. Berikut ini tabel distribusi
frekuensi hasil angket dukungan sosial orang tua .

Tabel. 6 Distribusi Freskuensi Angket Dukungan Sosial


OrangTua
Interval Frekuensi Persentase
44 – 48 4 8,51 %

22
49 – 53 2 4,25 %
54 – 58 7 14,89%
59 – 63 16 34,04%
64 – 68 14 29,78%
69 – 73 4 8,51%

Berikut ini penggambaran data hasil angket dari variabel


dukungan sosial orang tua dalam bentuk histogram sebagai
berikut .

Dukungan Sosial
44 – 48 49 – 53 54 – 58 59 – 63 64 – 68 69 – 73
18
16
14
12
10
8
6
4
2
0

Gambar 1. Histogram Angket Dukungan Sosial Orang Tua


e. Deskripsi Statistik
Berikut deskripsi statistik hasil angket dukungan sosial
orang tua dengan menggunakan software SPSS 22.0 didapat
hasil seperti tabel di bawah ini:
Tabel.7 Deskripsi Statistik Angket Dukungan Sosial Orang Tua

23
Dari tabel di atas, nilai rata-rata hasil perhitungan angket
dukungan sosial orang tua yaitu 60,7021. Berdasarkan
perhitungan, maka hasil rata-rata masuk ke kategori tinggi.
Berikut perhitungan kategorinya:
15 – 35,2 35,3 – 55,5 55,6 - 75

Rendah Sedang Tinggi


Hasil angket dukungan sosial orang tua didapat data skor
minimum 44 dan skor maksimum 72. Sedangkan Median data
didapat 61,00, varian data 44,692 dan standar deviasinya 6,6852.

2. Variabel Motivasi Belajar


a. Jangkauan = Data terbesar – Data terkecil
= 93 – 56
= 37
b. Kelas = 1 + 3,3 log (N)
= 1 + 3,3 log 47
= 6,5179
≈7
jangkauan
c. Interval =
kelas
37
=
6,5179
= 5,6767
≈6

24
d. Tabel Distribusi Frekuensi
Dari data diatas, didapatkan hasil perhitungan jangkauan
sebesar 37, kelas sebanyak 6 dan interval setiap kelasnya 6.
Peneliti mengumpulkan data tersebut dalam data berkelompok
menjadi tabel distribusi frekuensi . Berikut ini tabell distribusi
frekuensi hasil angket Motivasi Belajar .

Tabel.8 Distribusi Freskuensi Angket Motivasi Belajar.


Interval Frekuensi Persentase
55 – 60 2 4,25 %
61 – 66 5 10,63 %
67 – 72 9 19,14%
73 – 78 16 34,04%
79 – 84 9 19,14%
85 – 89 3 6,38%
90 – 95 3 6,38%

Berikut ini penggambaran data hasil angket dari variabel


motivasi belajar dalam bentuk histogram sebagai berikut .

Motivasi Belajar
55 – 60 61 - 66 67 – 72 73 – 78 79 – 84 85 – 89 90 - 95
18
16
14
12
10
8
6
4
2
0

Gambar 2. Histogram Angket Motivasi Belajar .

e. Deskripsi Statistik

25
Berikut deskripsi statistik hasil angket dukungan sosial
orang tua dengan menggunakan software SPSS 22.0 didapat
hasil seperti tabel di bawah ini:

Tabel.9 Deskripsi Statistika Angket Motivasi Belajar

Dari tabel di atas, nilai rata-rata hasil perhitungan angket


motivasi belajar yaitu 75,5532 . Berdasarkan perhitungan, maka
hasil rata-rata masuk ke kategori tinggi. Berikut perhitungan
kategorinya:
20 - 46 47 – 73 74 - 100

Rendah Sedang Tinggi


Hasil angket motivasi belajar didapat data skor minimum
56 dan skor maksimum 95. Sedangkan Median data didapat
76,00, varian data 71,296 dan standar deviasinya 8,44370.

B. Pengujian Hipotesis
1. Hasil Uji Normalitas

26
Uji Normalitas bertujuan untuk mengetahui data penelitian
berdistribusi normal atau tidak sebelum dianalisis. Dalam
menganalisis, data berdistribusi normal menjadi syarat mutlak yang
harus dipenuhi. Berikut hasil perhitungan uji normalitas data angket
dukungan sosial orang tua dan angket motivasi belajar yaitu sebagai
berikut:

Tabel 10. Hasil Uji Normalitas

bedasarkan ouput diatas pengujian hasil uji normalitas dengan


menggunakan SPSS tipe 22.0 pada dukungan sosial orang tua dengan
motivasi belajar menunjukan bahwa data sebesar 0,200 lebih besar
dari 0,05, sehingga data dinyatakan data tersebut berdistribusi normal.
2. Hasil Uji Linearitas
Uji linearitas bertujuan untuk mengetahui hubungan yang linear
secara siginifikan antara dua variabel. Pada penenlitian ini, peneliti
ingin menguji linearitas antara variabel dukungan sosial orang tua
dengan motivasi belajar yang dihitung menggunakan SPSS 22.0,
berikut tabel hasil perhitungan uji linearitas:

27
Tabel.11 Hasil Uji Linearitas dengan Anova

bedasarkan nilai signifikan (sig) dari ouput diatas diperoleh nilai


deviation from linearity Sig adalah 0,851 lebih besar dari 0,05. Maka
dapat disimpulkan bahwa ada hubungan linear secara signifikan antara
variabel motivasi belajar dengan variabel dukungan sosial orang tua.
3. Hasil Uji Homogenitas
Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui sifat homogen
secara signifikan antara dua variabel.pada penelitian ini ,peneliti ingin
menguji homogen antara dua variabel dukungan sosial orang tua
dengan motivasi belajar yang dihitung menggunakan SPSS 22.0,
berikut tabel hasil perhitungan uji homogenitas.
Tabel.12 Hasil Uji Homogenitas Dengan Spss

berdasarkan nilai signifikan (sig) dari ouput di atas diperoleh


nilai homogeneity of variances pada motivasi belajar adalah 0,934
lebih besar dari 0,05 dan pada dukungan terdapat nilai signifikan
sebesar 0,390 lebih besar dari 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa
data angket dukungan sosial orang tua dan motivasi belajar
merupakan data yang homogen.
4. Mengukur derajat hubungan variabel dukungan sosial orang tua
dengan motivasi belajar.
Analisis koefisien korelasi digunakan untuk mengukur seberapa
kuat hubungan antar variabel terikat dengan variabel bebas yang
diteliti oleh peneliti yaitu antara dukungan sosial orang tua dengan

28
motivasi belajar. Berikut hasil perhitungan koefisien korelasi dengan
menggunakan software SPSS 22.0 didapatkan hasil sebagai berikut:
Tabel 13. Hasil Korelasi

Berdasarkan hasil perhitungan Pearson Correlation pada tabel


di atas, didapat hasil korelasi sebesar 0,327 dalam mencari seberapa
besar hubungan antar variabel dukungan sosial orang tua dengan
motivasi belajar. Berdasarkan tabel 5. Kriteria derajat hubungan, hasil
korelasi sebesar 0,327 memiliki hubungan cukup.
5. Mengukur pengaruh antar variabel
Mengukur pengaruh antar variabel dapat menggunakan
koefisien determinasi (KD) dengan perhitungan sebagai berikut:
KD = r2 x 100%
= (0,327)2 x 100%
=10,69 %
Dari data di atas, hasil perhitungan koefisien determinasi
mendapatkan hasil sebesar 10,69% dapat diartikan pengaruh
dukungan sosial orang tua dengan motivasi belajar sebesar 10,69%
dan dipengaruhi oleh faktor lain sebesar 89,31%.

C. Pembahasan Hasil Penelitian


Dalam hasil uji linearitas pada variabel dukungan sosial orang tua dan
motivasi belajar bahwa ada hubungan linear secara signifikan antara
variabel motivasi belajar dengan variabel dukungan sosial orang tua.
Berdasarkan hasil uji homogenitas disimpulkan bahwa data angket
dukungan sosial orang tua dan motivasi belajar merupakan data yang

29
homogen dan dari hasil uji normalitas bedasarkan ouput perhitungan uji
normalitas data angket dukungan sosial orang tua dan angket motivasi
belajar yaitu data tersebut berdistribusi normal.
Hasil penelitian menunjukan bahwa rata-rata dari dukungan sosial
orang tua yaitu sebesar 60,7234 sehingga masuk kategori tinggi dan rata-
rata motivasi belajar yaitu sebesar 75,5532 dan juga masuk kategori tinggi.
Namun dukungan orang tua tersebut memberikan efek yang kurang
signifikan terhadap motivasi belajar peserta didik Pondok Pesantren Ar-
Rofi'i Jakarta Tahun Pelajaran 2018/2019. Hal ini dapat terlihat dari hasil
koefisien korelasi yaitu sebesar 0,327 dapat diartikan memiliki hubungan
cukup serta bedasarkan hasil perhitungan didapatkan hasil koefisien
determinasi sebesar 10,69% artinya pengaruh dukungan sosial orang tua
terhadap motivasi belajar sebesar 10,69% dan dipengaruhi oleh faktor
lainnya sebesar 89,31%.
Berdasarkan hasil analisa peneliti, hasil motivasi belajar yang tinggi
dari peserta didik Pondok Pesantren Ar-Rofi'i Jakarta faktor terbesarnya
dari dukungan sosial orang tua, dikarenakan orang tua yang jarang
menjenguk anaknya di pondok pesantren dan jarang orang tua datang untuk
mengambil rapot anaknya disekolah dan hanya sebulan sekali menjenguk
anaknya di pondok pesantren Ar-Rofi’i. Hal ini, merupakan faktor-faktor
lain yang peneliti lihat selama proses penelitian ke Pondok Pesantren Ar-
Rofi'i Jakarta Tahun Pelajaran 2018/2019
Kesimpulan statistik yang didapat dari penelitian tersebut adalah
hipotesis kerja diterima yaitu adanya pengaruh dukungan sosial orang tua
terhadap motivasi belajar peserta didik di Pondok Pesantren AR-Rofi’i
Jakarta sebesar 10,69% dan Hipotesis nol tidak adanya pengaruh dukungan
sosial orang tua terhadap motivasi belajar peserta didik di Pondok Pesantren
AR- Rofi’I ditolak.

30
BAB V
PENUTUP

A. Simpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian pada bab sebelumnya dapat
disimpulkan sebagai berikut :
1. Hipotesis Kerja diterima yaitu adanya pengaruh dukungan sosial
orang tua terhadap motivasi belajar peserta didik di Pesantren AR-
Rofi’I sebesar 10,69% dan Hipotesis nol tidak adanya pengaruh
dukungan sosial orang tua terhadap motivasi belajar peserta didik di
Pesantren AR- Rofi’I ditolak.
2. Hasil perhitungan koefisien korelasi untuk menentukan hubungan
dukungan sosial orang tua dan motivasi belajar peserta didik di
Pondok Pesantren AR-Rofi’I sebesar 0,327 sehingga dapat
disimpulkan bahwa kedua variabel memiliki hubungan cukup.

B. Saran
Berdasarkan hasil simpulan di atas maka peneliti memberikan saran
untuk menyelesaian masalah dalam meningkatkan motivasi belajar pada
peserta didik di Pondok Pesantren AR-Rofi’I adapun saran dari peneliti
yaitu:
1. Dalam meningkatkan motivasi peserta didik di Pondok Pesantren Ar-
Rofi’I perlu juga ditingkatkan faktor yang lain selain dukungan sosial
orang tua karena faktor dukungan orang tua hanya memberikan
pengaruh sebesar 10,69% saja terhadap peningkatan motivasi belajar.
2. Faktor lain selain dukungan sosial orang tua yang dapat dijadikan
bahan penelitian selanjutnya untuk meningkatkan motivasi belajar
adalah fasilitas belajar, keaktifan belajar peserta didik dan kepedulian
atau perhatian guru terhadap siswa

31
DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu. 2009. Psikologi umum. Jakarta: Rineka Cipta hal 205 - 206.

[Anonim]. Pengertian angket dan jenis angket di akses dari


http://www.informasiahli.com/2015/08/pengertian-angket-dan-jenis-
angket.html pada 23 april 2019 pukul 13.00 WIB.

[Anonim]. Penjelasan lengkap uji noormallitas” di akses dari


https://www.statistikian.com/2013/01/uji-normalitas.html pada tanggal 14
Mei 2019 pukul 12.32 AM

Erwin Widiasworo,S.Pd. 2016. 19 Kiat Sukses Membangkitkan Motivasi Belajar


Pesera Didik. Yogyakarta: Arr-Ruzz Media Group hal 15 - 19.

Jahja,Yudrik. 2017. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Prenada Media hal 219 -


474.

Muin, Idianto. 2006. Sosiologi Kelas XII. Jakarta: Erlangga hal 169.

Raharjo, Sahid. Cara Uji Linearitas, Uji Normalitas dan Uji Homogenitas dengan
Menggunakan SPSS. Diakses dari www.spssindonesia.com

Raharjo, Sahid. “Rumus Koefisien Determinasi”, SPSS indonesia, di akses dari


https://www.spssindonesia.com/2014/01/uji-validitas-product-momen-spss.html
pada tanggal 23 september pukul 16. 30 AM

Riana, Ani. Diskses dari http://www.gunadarma.ac.id/library/articles/graduate/


psychology/2008/artikel_10503225.pdf Ani Riana diakses pada 20 april
2019.

Santrock, John W. 2017. Psikologi Pendidikan.Edisi 2.Jilid 1.Prenada


Media.Jakarta: Salemba Humanika.

Simangusong, Wilson PKS Matematika Kelas XSMA/MA Wajib, Jakarta:


Gematama hal 438.

Steinberg, Darling. 1990. Parenting style as context. England: Phsycological


Bulletin

32
Sugiyono. 2006. Metode Peneltian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alphabet hal 35.

Zarkasy. 1998. Teori: Pengertian Pondok Pesantren. (Jakarta: Gema Insani Press)
hal 105-106

LAMPIRAN

33
Lampiran 1. Angket Dukungan Sosial Orang Tua

Nama :
Nama sekolah :
Kelas :
Pilihlah salah satu jawaban yang paling sesuai dengan keadaan teman-teman saat
ini dengan memberi tanda checklist (v) pada :

Jawaban
No Pernyataan Selal Kadang- Tidak
Sering Jarang
u kadang pernah
1. Orangtua menenangkan perasaan
saya jika gelisah menghadapi ujian.
2. Orang tua memberikan pujian
apabila saya mampumelakukan tugas
sekolah dengan baik.
3. Orangtua memberikan dorongan
ketika saya merasa kurang yakin
dengan kemampuan untuk meraih
prestasi akademik di sekolah.
4. pujian dari orangtua saya terima
meskipun dapat mengatasi masalah
yang sedang dihadapi di sekolah.
5. Orangtua menyediakan waktu serta
tenaga untuk membantu saya dalam
belajar.
6. hadiah atau pujian diberikan
orangtua jika saya dapat melakukan
pekerjaan di sekolah dengan baik.

34
7. Orangtua memberikan nasihat agar
saya belajar dengan tekun.
8. Orang tua saya memberi kebebasan
tanpa ada batasan.
9. Saran atas setiap masalah di sekolah
yang selalu diberikan oleh orangtua.
10. Orangtua tetap menghargai hasil
kerja keras saya dalam belajar.
11. Orangtua selalu membesarkan hati
saya jika kecewa karena hasil ujian
yang kurang memuaskan.
12. Orangtua tidak mempercayai
kemampuan saya untuk meraih
prestasi di sekolah.
13. pujian dari orangtua tidak pernah
saya terima meskipun dapat
mengatasi masalah yang sedang
dihadapi di sekolah.
14. Sangat sulit mendapatkan bantuan
dari orangtua bila saya memerlukan
uang untuk membeli buku.
Orangtua pernah mempedulikan
15. kesulitan dalam studi saya.

35
Lampiran 2. Angket Motivasi Belajar

Nama :
Nama Sekolah :
Kelas :
Pilihlah salah satu jawaban yang paling sesuai dengan keadaan teman-teman saat
ini dengan memberi tanda checklist (v) pada :

Jawaban
No
Pernyataan Kadang- Tidak
Selalu Sering Jarang
Kadang Pernah
1. Saya mengerjakan tugas
sekolah dengan tepat waktu
2. Saya tidak serius dalam
mengerjakan soal maupun tugas
yang diberikan oleh guru.
3. Saya mengerjakan tugas yang
diberikan oleh guru.
4. Saya tidak mengerjakan tugas
yang diberikan oleh guru.
5. Saya memperbaiki tugas yang
diberikan guru sampai benar
6. Saya tidak memperbaiki
jawaban yang salah
7. Saya bertanya kepada guru jika
mengalami kesulitan dimata
pelajaran
8. Jika ada soal yang sulit maka
saya tidak akan
mengerjakannya

36
9. Saya mencari informasi
berkaitan dengan tugas
10. Saya tidak mencari informasi
berkaitan dengan tugas
11. Saya mencari jalan keluar atas
masalah yang saya hadapi
12. Saya lebih baik main game jika
ada masalah
13. Saya selalu memberikan
pendapat saat diskusi
14. Saya mengulang kembali
pelajaran yang diperoleh
disekolah dirumah
15. Saya jarang mengerjakan pr
dirumah
16. Saya membuat jadwal belajar
dirumah
17. Saya malas belajar dirumah
18. Saya mengikuti bimbingan
belajar diluar sekolah
19. Saya males mengikuti kegiatan
lomba disekolah
20. Saya mengikuti kegiatan diluar
jam sekolah untuk
mengembangakan kreatifitas
yang saya miliki

37
Lampiran 3. Hasil Tabulasi Angket Motivasi Belajar

38
Kode Siswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 jumlah
1 3 2 4 2 5 4 4 4 5 5 5 4 2 4 3 0 2 4 5 2 69
2 3 4 2 4 3 2 5 4 5 2 4 3 4 5 3 5 4 5 4 3 74
3 3 3 5 3 3 5 1 5 3 5 5 5 5 5 2 5 2 4 1 5 75
4 3 4 5 5 4 4 1 5 5 5 4 3 5 2 5 1 3 1 5 3 73
5 1 5 1 0 5 5 1 5 5 5 5 5 5 5 1 5 1 5 5 5 75
6 5 4 5 3 4 3 1 5 4 5 5 3 4 2 3 4 5 0 5 5 75
7 1 3 5 4 2 3 5 4 3 5 4 1 1 5 3 1 1 5 5 5 66
8 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 5 5 5 5 5 4 95
9 3 5 5 3 4 4 5 4 5 4 5 5 5 4 2 3 1 4 5 1 77
10 4 3 4 3 3 3 2 3 3 3 4 2 2 4 3 1 4 2 3 4 60
11 3 5 4 3 1 1 4 5 4 4 4 3 2 2 4 5 5 1 5 4 69
12 3 5 4 4 5 5 5 3 4 5 5 3 1 3 3 5 5 3 5 3 79
13 3 3 5 4 5 5 5 5 4 4 5 3 2 3 2 5 3 5 5 2 78
14 3 3 2 3 2 3 4 2 3 3 3 4 2 2 3 2 3 3 4 2 56
15 3 5 4 3 3 4 1 5 5 5 5 5 5 2 2 5 3 3 5 3 76
16 5 5 5 3 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 1 3 4 5 2 5 87
17 3 5 4 3 5 5 3 5 5 5 5 5 2 3 4 2 3 3 5 4 79
18 3 5 5 3 1 5 5 3 5 5 5 5 4 3 4 4 1 5 5 5 81
19 3 2 5 5 1 3 5 4 5 4 5 3 3 3 4 5 3 1 4 1 69
20 3 5 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 5 3 5 5 5 92
21 3 4 5 3 5 5 3 3 5 5 5 5 5 3 3 5 3 2 5 1 78
22 4 5 4 4 4 4 2 5 2 4 5 5 5 5 5 5 5 1 5 5 84
23 3 4 4 3 3 4 4 5 3 3 4 2 5 2 4 3 4 1 5 3 69
24 5 3 5 5 5 3 2 3 5 5 5 5 5 5 5 4 3 4 3 4 84
25 3 3 4 3 2 3 3 3 2 4 3 5 3 3 5 5 5 2 4 1 66
26 4 5 3 4 5 4 3 5 4 3 4 3 3 4 4 4 5 4 4 5 80
27 2 5 4 3 3 4 5 5 5 5 4 5 3 4 5 3 4 2 5 2 78
28 4 3 5 4 4 3 5 5 4 5 5 4 3 2 3 5 4 5 5 5 83
29 4 3 5 4 4 4 3 4 4 5 3 4 3 4 3 4 5 3 4 3 76
30 4 3 5 2 4 5 5 4 3 5 4 3 5 4 5 5 4 3 3 4 80
31 3 4 5 3 3 5 3 3 3 3 5 3 3 1 5 5 3 3 5 3 71
32 3 3 3 4 3 3 4 4 4 4 4 5 2 1 4 5 2 2 4 3 67
33 5 3 3 5 5 2 4 5 3 5 5 3 3 3 3 3 5 3 5 4 77
34 3 3 2 3 3 4 3 3 4 4 5 3 3 2 4 3 3 3 3 3 64
35 3 3 3 4 5 5 5 2 4 5 5 4 4 3 5 3 3 1 5 1 73
36 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 5 5 5 3 3 4 93
37 3 4 4 3 5 3 3 5 5 3 4 1 3 3 1 3 3 1 3 5 65
38 3 4 3 5 5 3 4 4 4 4 4 5 1 3 3 3 3 1 3 3 68
39 5 4 5 5 3 2 5 3 4 2 4 3 3 3 4 5 3 4 2 1 70
40 4 4 5 5 5 5 4 5 4 5 4 5 3 3 5 4 4 2 5 4 85
41 4 4 5 4 3 5 5 3 4 4 4 2 2 3 4 5 3 3 5 4 76
42 3 4 3 5 5 3 3 5 4 2 4 3 4 2 2 5 3 4 5 3 72
43 3 5 3 3 3 3 4 3 3 2 4 3 3 3 3 4 2 5 3 2 64
44 3 5 3 3 4 5 4 5 5 3 4 2 5 3 4 5 3 2 5 4 77
45 2 3 5 3 4 3 3 4 5 5 5 4 3 3 3 5 4 4 5 2 75
46 4 5 5 5 3 3 5 4 4 3 5 5 3 3 4 5 5 3 3 5 82
47 4 5 5 5 4 5 5 4 3 5 5 5 3 4 5 5 5 2 5 5 89

39
40
Lampiran 4. Hasil Tabulasi Data Angket Dukungan Sosial Orang Tua
Kode Siswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 jumlah
1 5 5 5 5 4 3 5 5 4 5 5 5 5 4 2 67
2 5 3 5 4 5 2 5 4 5 5 5 4 5 1 5 63
3 3 5 5 4 5 5 4 5 2 4 5 4 2 4 2 59
4 5 5 5 5 5 5 5 2 4 5 5 5 1 4 5 66
5 5 5 5 5 5 5 3 5 5 5 1 5 1 5 5 65
6 4 1 3 4 4 2 4 2 4 4 4 5 5 1 5 52
7 5 5 4 5 5 5 5 4 5 1 4 3 5 5 3 64
8 5 5 4 5 5 1 5 5 5 5 4 5 5 3 5 67
9 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 1 5 69
10 5 4 4 2 5 3 5 3 5 4 3 3 3 4 3 56
11 5 4 4 5 5 2 4 3 3 5 5 5 5 3 5 63
12 5 5 5 5 5 1 5 3 5 5 5 5 5 1 5 65
13 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 4 72
14 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 5 1 5 61
15 5 3 5 5 5 3 5 5 5 5 3 5 5 1 1 61
17 5 4 5 5 5 5 3 5 5 5 5 5 5 3 5 70
18 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 1 5 70
19 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 4 5 5 2 4 68
19 5 5 5 5 4 2 5 5 3 5 5 5 5 1 2 62
20 5 5 5 5 4 2 5 4 3 5 5 5 3 5 5 66
21 5 4 5 5 5 5 4 4 4 4 3 4 5 3 4 64
22 5 5 5 3 5 5 5 5 5 5 3 5 5 1 5 67
23 5 4 4 5 5 4 4 3 2 3 4 4 4 1 5 57
24 3 3 4 3 5 5 2 5 5 5 4 5 1 5 1 56
25 3 2 3 4 1 4 4 3 2 3 3 3 3 3 3 44
26 0 5 5 2 5 2 5 5 5 4 3 4 4 5 5 59
27 5 5 4 4 5 2 5 5 2 4 2 5 5 2 5 60
28 5 5 4 5 5 3 5 1 4 5 4 1 3 5 5 60
29 2 5 4 5 5 3 5 5 3 5 4 5 5 3 5 64
30 4 4 5 4 4 3 5 3 5 5 5 3 1 5 4 60
31 1 5 5 5 5 1 3 5 4 4 3 4 3 4 1 53
32 1 2 2 3 1 1 5 5 3 5 3 3 3 4 3 44
33 3 3 3 5 5 4 5 5 5 3 3 1 5 5 1 56
34 3 5 3 5 3 4 4 5 5 3 5 5 5 3 5 63
35 3 5 5 5 3 5 3 5 4 5 5 5 5 3 5 66
36 5 5 1 2 5 3 5 5 3 4 5 5 5 1 5 59
37 5 5 4 5 5 5 5 3 4 5 4 5 3 4 5 67
38 3 5 4 5 5 2 5 5 3 4 4 3 1 2 5 56
39 5 5 4 5 4 3 5 4 3 5 5 3 5 1 4 61
40 4 4 4 5 4 3 5 5 5 5 3 4 5 `1 5 61
41 3 5 4 4 2 4 4 4 1 4 4 5 3 4 5 56
42 3 2 3 4 3 4 2 5 5 3 5 3 3 1 1 47
43 3 1 5 3 1 5 4 2 3 3 5 3 1 3 3 45
44 3 4 5 3 5 5 5 5 5 5 5 5 3 3 5 66
45 4 2 5 3 5 5 5 5 2 4 4 5 5 2 3 59
46 4 5 5 5 3 5 4 5 4 3 1 5 4 1 5 59
47 3 5 3 2 5 5 4 3 4 5 4 5 4 1 5 58

41

Anda mungkin juga menyukai