Anda di halaman 1dari 2

Formulasi uji stabilitas fisik sediaan gel ekstrak daun sirih merah (piper

crocatum) Sebagai hand sanistizer.


Latar belakang

Pemakaian antiseptik tangan atau lebih dikenal dengan hand sanistizer saat ini
telah dikenal luas dimasyarakat kita. Mungkin ini berkaitan dengan paradaigma
“bersih itu sehat”. Selain itu pemakaiannya yang praktis dan nyaman membuat kita
lebih memilih cara ini. Sediaan hand sanistizer yang beredar di pasaran dibuat dalam
bentuk sediaan gel dengan zat aktif seperti etanol dan dan triklosan. Tetapi seiring
meningkatnya keinginan untuk “back to nature” maka dikembangkanlah sediaan
dengan zat aktif dari bahan alam. Aspek kesehatan dalam kehidupan harus
diperhitungkan termasuk di dalamnya yaitu kesehatan tangan. Kesehatan tangan
merupakan hal yang penting untuk dijaga, karena banyak sekali mikroorganisme yang
menempel ditangan yang tidak dilihat dengan kasat mata (Sari, 2006). Karena tangan
menjadi perantara masuknya mikroba ke saluran cerna, maka kebersihan tangan
sangatlah penting. Produk pembersih tangan dapat dirancang dengan berbagai jenis,
mulai dari sabun yang dicuci dengan air hingga produk hand sanistizer gel dengan
antiseptik yang tidak memerlukan pencucian dengan air (Isriany ismail. 2013)

Hand sanistizer adalah sediaan dengan bebagai kandungan yang membunuh


mikroorganisme yang ada di kulit utamanya di kulit tangan (Benjamin. 2010). Pada
umumnya hand sanistizer mengandung 40-80 % alkohol, klorheksidin, dan triklosan
(Pelczar dan Chan, 2005). Penggunaan alcohol sebagai antiseptik memiliki
keterbartasan yaitu alkohol dapat melarutkan lapisan lemak dan sebum pada kulit,
dimana lapisan tersebut berfungsi sebagai pelindung terhadap infeksi mikroorganisme
(Jones, 2003). Hand sanistizer ada 2 basis, yaitu alkohol dan non alkohol. Mekanisme
kerja basis alkohol dan non alkohol kurang lebih sama, yaitu mendenaturasi protein
bakteri. Alcohol juga dapat mendenaturasi lemak dan menyebabkan dehidrasi kepada
bakteri. Hand sanistizer berbasis non alkohol biasanya mengandung benzalkonium
klorida, senyawa aromatik dan asam piro glutamate (Dexit et al., 2014). Formulasi
han sanistizer umumnya dibuat berbentuk gel. Gel adalah sediaan semi padat yang
terdiri dari supensi yang terbuat dari partikel kecil anorganik atau molekul organic
besar yang terpenetrasi oleh cairan (The united states pharmacopeial convetion,
2009).

Terdapat beberapa tanaman yang dapat digunakan sebagai hand sanistizer


seperti daun sirih merah (piper crocatum). Daun sirih merah (piper crocatum)
merupakan antiseptik tradisional yang sering digunakan oleh masyarakat Indonesia
dapat menggantikan bahan obat sintetik modern. Melihat manfaatnya, persyaratan
keamanan, serta lebih terhindar dari efek samping yang ditimbulkan obat sintetik
maka pengembangan pengobatan bahan alam mulai banyak disukai. Dalam
pembuatan seidaan obat herbal, keamanan dan keefektifitasan suatu obat bahan alam
harus dipertimbangkan dengan pembuatan formulasi atau rancangan dari suatu bentuk
sediaan yang tepat dengan pertimbangan karakteristik fisika, kimia dan biologis dari
setiap bahan bahan obat dan bahan farmasetika yang akan digunakan dalam membuat
produk.

Daun sirih merah dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus


aureus dan Escherichia coli serta jamur Chan dida albicans penyebab sariawan
(Juliantina, 2008). Hal ini dipengaruhi oleh aktivitas antibakteri dari senyawa
metabolit sekunder yang terdapat pada daun sirih merah. Berdasarkan uji
pendahuluan senyawa metabolit sekunder yang terdapat pada daun sirih merah adalah
flavonoid, alkaloid, steroid, selain itu sirih merah juga mengandung senyawa tannin
dan minyak atsiri (Sudewo, 2005).

Anda mungkin juga menyukai