Anda di halaman 1dari 5

Harga Emas Dunia dan Indonesia

Harga emas batangan produksi PT Aneka Tambang (Antam) Tbk. turun pada perdagangan Selasa
(27/4/2021) padahal harga emas dunia naik awal pekan kemarin. Harga emas dunia merupakan acuan
utama naik-turunnya harga emas Antam, tetapi ada faktor lain yang membuat pergerakannya terkadang
tidak seirama.

Melansir data dari situs resmi PT Antam, logammulia.com, harga emas ukuran/satuan 1 gram turun Rp
0,32% ke Rp 930.000/batang. Sementara satuan 100 gram yang biasa menjadi acuan turun 0,34% ke Rp
87.212.000/batang atau Rp 872.120/gram.

Harga emas dunia pada perdagangan kemarin sukses menguat 0,17% ke US$ 1.780,18/troy ons. Indeks
dolar Amerika Serikat (AS) yang terus merosot membuat emas mampu menguat.

Indeks yang mengukur kekuatan dolar AS ini Senin kemarin melemah tipis 0,06%, setelah merosot nyaris
1% pada pekan lalu. Indeks dolar AS bahkan sudah melemah dalam 3 pekan beruntun, dengan
persentase 2,33%.

Namun, merosotnya indeks dolar AS tersebut juga membuat rupiah menguat 0,28% ke Rp 14.480/US$
kemarin. Nilai tukar rupiah merupakan salah satu faktor yang menentukan harga logam mulia di dalam
negeri. Sebab, emas dunia dibanderol dengan dolar AS, Ketika nilai tukar rupiah menguat maka
harganya akan menjadi lebih murah. Alhasil, pergerakan harga emas dunia dan emas Antam terkadang
tidak seirama akibat nilai tukar rupiah. Selain itu, ada faktor supply-demand juga yang mempengaruhi
pergerakan emas Antam.

8 Hal Yang Mempengaruhi Harga Emas

Emas sering digunakan sebagai standar nilai dari mata uang di dunia. Harga emas sering mengalami
perubahan terkait dengan kondisi pasar. Lalu apa yang mempengaruhi kondisi pasar.

Krisis Global

Kenaikan harga emas sering kali disebabkan oleh krisis yang terjadi di dunia. Hal ini dikarenakan banyak
orang yang kurang percaya pada pemerintah atau keadaan pasar global, yang sering disebut dengan
krisis komoditas. Beberapa peristiwa yang terjadi di dunia biasanya dapat berdampak pada harga emas,
karena emas dipandang sebagai penyelamat disaat terjadinya pergolakan ekonomi ataupun politik.

Inflasi

Hal lain yang mempengaruhi harga emas adalah inflasi dan devaluasi mata uang. Beberapa investor akan
berfikir untuk membeli emas jika harga uang kertas mereka turun.

Nilai Dolar AS

Dolar Amerika Serikat masih menjadi mata uang cadangan dominan di dunia dan menjadikan dolar AS
sebagai mata uang utama dalam perdagangan internasional. Jadi, ketika dolar menguat maka emas
melemah, dan sebaliknya.
Ketidakstabilan Bank Central

Setiap negara pasti memiliki bank central masing-masing, misalnya saja Bank Central Eropa, Bank of
Japan, ataupun Swiss National Bank. Keadaan ekonomi yang tidak teratur membuat emas menjadi
barang yang menjanjikan untuk investasi. Jadi, semua orang berusaha untuk mendapatkan emas dan
membuat uang kertas mengalami ketidakpastian.

Suku Bunga

Emas memang tidak ada kaitannya dengan bunga bank, seperti obligasi ataupun rekening tabungan.
Namun, kenaikan harga emas seringkali membuat penurunan suku bunga. Dan, ketika suku bunga
meningkat, maka maka harga emas bisa menurun.

Perhiasan dan Industri

Emas bukan hanya berharga untuk investasi, emas juga sering digunakan untuk perhiasan dan industri.
Lebih dari setengah permintaan emas mengacu pada perhiasan. Umumnya permintaan tersebut banyak
berasal dari China, Amerika Serikat, India, dan beberapa negara dengan permintaan terbanyak.
Misalnya saja seperti India, emas masih menjadi mata uang, kekayaan, dan sebuah hadiah penting.

Selain perhiasan, 12% permintaan emas digunkan untuk industri. Misalnya saja digunakan untuk
perangkat elektronik, computer, perangkat medis, dan lainnya.

Produksi Emas

Produksi emas pertahun sekitar 2500 metric ton, dibandingkan dengan 165.000 metric ton (perkiraan)
untuk memasok kebutuhan emas di seluruh dunia. Jadi, tentu saja hal tersebut akan mempengaruhi
persediaan emas. Selain itu, biaya produksi dapat mempengaruhi harga emas di dunia.

Pasokan Vs Permintaan

Pasokan emas dan permintaan terhadap emas sudah barang tentu akan mempengaruhi harga emas itu
sendiri. Pasalnya, jika permintaan meningkat maka akan membuat harga emas pun ikut naik, terlebih
lagi jika pasokan emas mulai berkurang.

Hal Yang Mempengaruhi Harga Perak

1. Harga Emas

Pergerakan harga perak cenderung mengikuti harga emas. Sehingga bisa dikatakan bahwa harga emas
berkorelasi positif pada peningkatan harga perak. Terkait hal ini Anda dapat membaca tulisan saya
sebelumnya yang membahas tentang harga emas di sini.

2. Volume Persediaan Emas

Jika terdengar berita bahwa persediaan emas merosot, para investor akan beralih membeli perak. Jadi
bisa saja berkorelasi negatif dengan volume persediaan emas, meski jarang terjadi.
3. Konsumsi Perak Oleh Sektor Industri

Berbeda dengan emas, perak menjadi komponen kunci di bidang industri, hingga mencapai 40%. Hal ini
disebabkan sifat perak yang mudah menghantarkan listrik

5. Pengaruh Ekonomi Dunia

Harga emas dan perak bisa tergantung pada ekonomi dunia, misalnya kondisi bangkitnya ekonomi
Amerika yang berpotensi sebagai sentimen negatif yang kuat bagi harga emas dan pera

4. Para Investor

Oleh karena investasi perak juga diminati oleh kalangan investor, saat harga emas sudah terlalu tinggi,
perak tak bisa dihindari menjadi alat investasi bagi para investor serta para trader dunia. Mulai dari
Amerika, Swiss, Australia, Kanada, Tiongkok, serta Singapura.

Proses pengolahan Emas dan perak

mulai dari ekstraksi emas dari raw materialnya, hingga pengerjaan logam emas untuk berbagai
keperluan.

 Ekstraksi bijih emas dari raw material (batuan mineral emas) untuk dijadikan logam emas.
 Pemurnian logam emas.

Mineral pembawa emas biasanya berasosiasi dengan mineral ikutan (gangue minerals). Mineral ikutan
tersebut umumnya kuarsa, karbonat, turmalin, flourpar, dan sejumlah kecil mineral non logam

PTFI, Tembaga DMP (dan mineral pengikut) (Emas Perak), emas primer

Emas aluvial, dulang tambang rakyat

Harga Emas Perak Pada saat pandemi

Kenaikan ini jelas bukan tanpa alasan. Analis sekaligus Kepala Riset Monex Investindo Ariston Tjendra
mengatakan kekhawatiran akan terjadinya krisis ekonomi membuat masyarakat berlomba-lomba
mencari instrumen investasi yang aman. Emas jadi salah satu pilihannya. "Pertama sih karena ketakutan
pasar karena adanya krisis ekonomi yang disebabkan oleh peningkatan penyebaran COVID-19 di seluruh
dunia. Itu masalah utamanya, sampai sekarang COVID-19 masih belum bisa dikendalikan karena belum
ada vaksin," katanya kepada reporter Tirto. Faktor kedua adalah gejolak ekonomi global yang dipicu
memanasnya hubungan Amerika Serikat dan Cina. Hal ini dikhawatirkan memicu gangguan dalam rantai
perdagangan global yang pada akhirnya mengganggu perekonomian dunia dan dampaknya dirasakan
juga oleh Indonesia. "Karena negara lain sangat tergantung pada perekonomian ke dua negara ini,"

harga perak juga naik 4,2 persen ke posisi 24,34 dolar AS per ons, tentu saja untuk kenaikan bulanan
sekitar 33 persen, terbesar sebagai rekor akan kembali seperti ke tahun 1982, didukung oleh investasi
dan permintaan industri.
Emas telah naik hampir 30 persen sepanjang tahun ini, didorong oleh suku bunga rendah secara global
dan stimulus luas dari bank sentral menambah dukungan untuk logam yang dianggap sebagai tempat
berlindung dari inflasi dan penurunan nilai mata uang.

Bullion Bank

Sebenarnya bullion tidak hanya merujuk pada emas saja tetapi logam mulia lain seperti perak, platinum,
paladium dan masih banyak lagi.

Bagi pemerintah manfaat yang bisa didapat berupa penghematan devisa. Bagi industri bisa menjadi
sumber pembiayaan. Keberadaan bank emas juga bisa menjadi salah satu diversifikasi produk bagi bank.
Sementara untuk masyarakat secara luas bullion bank bisa menjadi salah satu alternatif tabungan
ataupun investasi yang bisa menghasilkan return, sarana untuk lindung nilai atau hedging terhadap
gejolak keuangan global dan domestik.

Impor Emas

Lalu dari mana Antam mendapat pasokan untuk memenuhi lonjakan permintaan emas dari para
konsumen? Ya, salah satunya dari impor. Perseroan belum menemukan dan mengeksploitasi tambang
emas yang baru.

cadangan tambang emas Indonesia cenderung menurun dalam 10 tahun terakhir, yakni dari posisi 3.000
metrik ton pada tahun 2010, menjadi 2.300 metrik ton pada tahun 2020. Artinya, terjadi penurunan
sebesar 13%

Penurunan terutama terjadi dalam beberapa tahun terakhir, sejak tahun 2017. Dengan berkurang
sebesar 500 metrik ton pada tahun tersebut menyusul kenaikan permintaan emas di tengah tingginya
harga logam mulia tersebut.

Pada tahun 2017, menurut catatan Tim Riset CNBC Indonesia, 82% dari volume penjualan emas Antam
berasal dari emas yang dibeli dari pihak lain, salah satunya Singapura YLG Bullion Singapore Pte Ltd.
Sementara itu, hanya 18% yang dipenuhi dari tambang Pongkor Jawa Barat dan Cibaliung Banten

Jika Antam menyerap semua emas produk Freeport tersebut untuk memenuhi "defisit" emas miliknya,
maka neraca perdagangan nasional akan sangat terbantu, dengan hilangnya nilai impor emas sekitar
US$1 miliar tahun depan.

Kita lihat saja apakah kepemilikan saham 51% otomatis membuat Indonesia bisa mengambil
keputusan strategis di perusahaan multinasional tersebut. Perlu dicatat, penjualan emas terkadang
dilakukan dengan sistem kontrak berjangka sehingga tak bisa diubah sewaktu-waktu.

Penurunan terutama terjadi dalam tiga tahun terakhir, sejak tahun 2017. Dengan berkurang sebesar 500
metrik ton pada tahun tersebut menyusul kenaikan permintaan emas di tengah tingginya harga logam
mulia tersebut.

Namun, impor emas Antam juga tercatat melonjak, yakni dari Rp 8,62 triliun pada tahun 2018 menjadi
Rp 13,2 triliun. Nilai impor emas Antam setara dengan 58,7% dari penjualan emas Antam.
Dengan kata lain, lebih dari separuh emas yang dijual Antam di Tanah Air adalah emas impor dari YLG
Bullion Singapore Pte Ltd, sebuah perusahaan di Singapura, negara yang tak memiliki bukit atau
tambang emas

Fadhil : Harga Perak dan emas keterkaitan

Pak fadhil

Proses pengolahan emas = produk emas dan perak. Dore

Dititip ke Pengolahan sampai Logam Mulia LBMA, recharge yang didapat oleh pengolahan logam mulia.
Dapat dari selisih logam

Anda mungkin juga menyukai