Anda di halaman 1dari 2

Nama : Geysa Puspa Andira

Kelas : XI IPS 4
No.absen : 21

Kisah Cinta Cello-Helga

Judul : Hello, Cello


Penulis : Nadia Ristivani
Penerbit : PT. Bukune Kreatif Cipta
Tahun Terbit : 2022
Tebal Buku : 428 halaman

Nadia Ristivani atau yang lebih dikenal sebagai Ijo pemilik akun Twitter @ijoscripts
menulis karya-karyanya dalam bentuk alternative universe yang diunggah di akun Twitter
pribadinya sebelum akhirnya menerbitkan karya-karyanya tersebut dalam bentuk buku novel.
Alternative universe merupakan istilah yang digunakan untuk menyebut cerita fiksi di
aplikasi Twitter. Tahun 2022, Nadia Ristivani menerbitkan buku ketiganya yang berjudul
Hello, Cello. Buku yang masih menjadi satu seri dengan dua bukunya yang lain (The
Camarro dan Hilmy Milan) mengisahkan tentang kisah hidup salah satu tokohnya, yaitu
Cello. Novel ini memiliki sampul buku yang dapat dibolak-balik sehingga menjadi daya tarik
tersendiri. Buku ini memiliki dua jenis sampul, yaitu sisi biru tua untuk Cello dan sisi biru
muda untuk Helga. Cerita novel ini sama sekali bukan bacaan yang berat. Melainkan
merupakan sebuah buku yang memberi kesan healing bagi para pembacanya, karena banyak
hal-hal lawak dan konyol didalamnya.
Novel yang ditulis oleh Nadia Ristivani ini bercerita tentang kisah cinta klasik dua orang
remaja yang masih belum berdamai dengan masa lalunya, yakni Cello, laki-laki yang dicap
sebagai playboy orang-orang dengan Helga, perempuan yang selalu rendah diri dan selalu
memaklumi laki-laki yang pernah menyakitinya karena menganggap hal itu sebagai sebuah
karma. Keduanya bertemu karena sebuah ketidaksengajaan. Semuanya berawal dari sebuah
pesan yang secara tiba-tiba dikirimkan Cello kepada Helga, yang tentu saja membuat Helga
bingung sekaligus senang. Karena notabene Cello hanya mendekati perempuan-perempuan
cantik bak model papan atas. Namun ternyata, isi pesan tersebut bukan tertuju kepada Helga,
melainkan temannya, Una. 
Tak disangka pesan yang bermula untuk menanyakan Una menjadi berkelanjutan.
Seperti meminta tolong untuk menemani bertukar pesan hanya karena takut dengan hantu,
membahas plot sebuah drama, atau sekedar mengobrol. Hingga, secara tidak sadar keduanya
menjadi dekat. Kedekatan Cello dan Helga tentu disadari oleh teman-teman mereka. Semua
orang bisa melihat dua sejoli ini sudah jatuh pada satu sama lain. Kecuali Cello dan Helga
sendiri karena menurut Helga, semua yang dilakukan Cello hanya hal-hal biasa yang sudah
sering Cello lakukan kepada banyak perempuan. Di sisi lain, Cello juga bingung dengan
dirinya sendiri. 
Berbagai rintangan harus dilalui Cello dan Helga. Namun bedanya, rintangan ini berasal
dari dalam diri mereka sendiri. Demi tidak menyakiti diri mereka masing-masing dan tentu
saja satu sama lain, mereka harus berubah. Cello yang harus berubah ke dirinya sendiri bukan
menjadi playboy karena terpaksa dan Helga yang berubah menjadi orang yang percaya diri
dan mencintai dirinya sendiri.
Kelebihan dari novel ini adalah masalah yang diangkat tidak hanya tentang percintaan
atau pacaran saja, melainkan mereka saling belajar untuk menemukan dan memperbaiki diri
mereka masing-masing. Selain itu, tema yang diangkat pun adalah percintaan yang
plot/alurnya tidak biasa dan fresh. Buku ini cocok dibaca dibaca oleh orang-orang yang ingin
mencintai seseorang tapi lupa bahwa dirinya adalah yang utama. Kekurangan dari novel ini
yaitu ada beberapa kata yang penulisannya tidak sesuai dengan EYD dan terdapat juga
banyak penulisan yang salah ketik. Namun, dibalik kekurangan itu novel ini sangat bagus
sekali untuk dibaca..
Novel ini menceritakan kisah romansa klasik dengan disisipkan nilai-nilai moral. Nilai-
nilai moral tersebut mengacu pada permasalahan yang dapat ditemukan dalam kehidupan
sehari-hari. Seperti rasa kurang percaya diri, selalu menyalahkan diri sendiri, mengutamakan
kebahagiaan orang lain diatas diri sendiri, sampai permasalahan dibanding-bandingkan dan
direndahkan oleh orang lain. Salah satu pesan moralnya seperti "nomor-satuin orang lain di
atas diri sendiri cuma nyambut cikal bakal luka." Novel ini sangat cocok dibaca oleh remaja.
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, novel ini berawal dari cerita yang diunggah di
aplikasi Twitter. Oleh sebab itu, tentu saja ada beberapa bagian yang berbeda. Namun, hal
tersebut justru menjadikan novel ini semakin menarik karena lebih detail.

Anda mungkin juga menyukai