Anda di halaman 1dari 25

Peran:

- Miko : Anhar, Kang Adi, Suripto


- Uriel : DIlan
- Lea : Ibu Dilan, Mbaknya Milea, Susi
- Phil : Benny, Piyan
- Kenneth : Nandan, Kepsek, Pak Rahmat
- Nath : Ibu Milea, Bu Rini, Bi Eem
- Wynne : Wati
- Riona : Milea

Adegan 1

Latar: Parkiran sekolah

Tokoh: Milea, Dilan

01. 01, Narator : Pagi itu di Bandung, pada bulan September tahun 1990, Milea berjalan
menuju sekolah. Saat itu lah aku mendengar suara sepeda motor yang dating dari arah
belakang. Sepeda motor itu mulai sejajar dengan Milea.

02. Dilan : “Selamat pagi”

03. Milea : “ Pagi”

04. Dilan : ”Kamu Milea ya?”

05. Milea : “Iya.”

06. Dilan : “Boleh aku ramal?”

07. Milea : “Ramal?”

08. Dilan : “Iya! Aku ramal kita akan bertemu di kantin.”

ADEGAN 2

Latar : kelas

Tokoh : Milea, Nandan, Wati, Piyan

1|Page
09. Milea : “Tadi pagi ada anak SMA yang ngeramal aku.”
10. Wati : “Siapa?”
11. Milea : “Gak kenal.”

*Bel istirahat berbunyi*

12. Wati : “Mau ke kantin gak?”

13. Nandan : “Eh, Lia tapi kan kita harus membahas sesuatu.”

14. Milea : “Tapi aku haus, pengen minum.”

15. Nandan : “Oh ya udah, aku aja yang beliin.”

16. Piyan : “Milea ya? Inia da titipan surat dari kawanku.”

17. Milea : “Oh, makasih.”

18. Nandan : “Surat apa itu, Lia?”

19. Milea : “Gak tau.”

20. Narator : Ternyata surat itu berbunyi : “Milea, ramalanku, kita akan bertemu di kantin, ternyata
salah. Maaf. Tapi, aku mau meramal lagi: besok, kita akan ketemu.”

Adegan 3

Latar : rumah Milea

Tokoh : Milea, Dilan, Bibi Milea, Piyan

21. Narator : Pada hari Minggu, Milea sedang menyuci sepatu, lalu mendengar bel rumah berbunyi.

22. Milea : “Bi, tolong bukain pintu!”

23. Bibi : “Ada tamu, katanya maU ke Neng Lia.”

24. Milea : “Hei.”

25. Dilan : “Ada undangan.”

26. Milea : “Undangan apa?”

27. Dilan : “Baca aja. Tapi nanti.”

2|Page
28. Milea : “Oke.”

29. Dilan : “Bacalah Bahasa Arabnya apa, Yan?”

30. Piyan : “Apa ya?”

31. Dilan : “Oh, Iqra! Iqra Milea. Aku langsung ya?”

32. Milea : “Kok tau rumahku?”

33. Dilan : “Aku juga tahu siapa Tuhanmu.”

34. Milea : “Allah.”

35. Dilan : “Iya sama, aku juga. Aku pergi dulu ya.”

36. Milea : “Iya.”

37. Dilan : “Assalamu’alaikum jangan?”

38. Milea : “Assalamu’alaikum.”

39. Dilan : “Alaikum salam.”

40. Narator : “Milea bertanya-tanya dalam hatinya, siapa sih si peramal itu? Dan mengapa Milea
bisa sampai tersipu malu. Tiba-tiba telepon rumah berdering.

41. Milea : “Halo?”

42. Beni : “Hai, Lia.”

43. Milea : “Eh, Beni. Gimana di Jakarta?”

44. Beni : “Jakarta sepi nih gak ada kamu.”

45. Milea : “Hahaha…bisa aja kamu.”

Adegan 4

Latar : lapangan upacara

Tokoh : Dilan, Milea, Piyan, Wati, Nandan, Pak Suripto

46. Narator : Hari Senin, seluruh murid berbaris rapi mengikuti upacara tetapi Milea tidak melihat
Sang Peramal di barisan. Tiba-tiba Milea melihat Sang Peramal ditarik ke depan bersama
dengan seorang temannya.

3|Page
47. Suripto : “Anak-anak, jangan ikuti mereka ya. Mereka ini contoh yang tidak baik. Upacara
merupakan salah satu cara kita menghormati jasa jasa para pahlawan!”

48. wati : “ Dia lagi dia lagi…”

49. Milea : “Siapa dia?”

50. Wati : “Dilan.”

51. Milea : “Oh namanya Dilan.”

52. Wati : “Iya. Dia anak kelas 2 Fisika 1. Anak geng motor katanya. Jabatannya cukup serem,
Panglima Tempur.”

Adegan 5

Latar : jalan ke rumah Milea

Tokoh : Milea, Dilan

53. Narator : Saat Milea menunggu angkot pulang, ia mendengar suara motor.

54. Dilan : “Kamu pulang naik angkot?”

55. Milea : “Iya.”

56. Dilan : “Aku ikut.”

57. Milea : “Ikut apa?”

58. Dilan : “Naik angkot. Boleh aku ikut denganmu?”

59. Milea : “Gak usah.”

60. Dilan : “Kan angkot buat siapa aja. Boleh ya?”

61. Milea : “Kamu kan naik motor.”

62. Dilan : “Oh, gampang. Tinggal dibawa kawanku.”

63. Narator : Dilan menyimpan motornya lalu mereka masuk angkot dan duduk bersebelahan.

64. Dilan : “Ini hari pertama aku duduk denganmu. Milea, kamu cantik.”

65. Milea : “Makasih.”

4|Page
66. Dilan : “Tapi, aku belum mencintaimu. Gak tahu kalau sore. Tunggu aja”

67. Dilan : “kuramal kamu akan segera tahu namaku.”

68. Milea : “ iya,”

*Dilan dan Milea turun dari angkot*

69. Dilan : “ kamu tahu semua siswa itu sombong?”

70. Dilan : “siapa yang mau datang ke ruangan BP menemui suripto?”

71. Milea : “ Siapa??”

72. Dilan : “cuman aku.”

73. Milea : “ohh…”

74. Dilan : “ Maaf kalo aku mengganggumu.”

75. Milea : “ iya, tuh angkotmu” *sambil nunjuk angkot*

76. Dilan : “aku cuman nganter, takut ada yang mengganggumu.”

77. narrator : “Milea memikirkan kata-kata dilan di hari itu, lalu Milea mendapat telpon dari Beni
bahwa ia akan ke bandung minggu depan.”

78. narrator : “Keesokan harinya Milea mendapat surat dari Dilan yang berisi “pemberitahuan : sejak
sore kemarin, aku sudah mencintaimu – Dilan!”

Adegan 6

Latar : kantin

Tokoh : Milea, Nandan, Dilan, Wati

*bel istirahat berbunyii*

79. Milea : “semua siswa makan disini ya??”

78. Wati :” beberapa siswa tertentu lebih memilih nongkrong di warung Bi Eem”

79. Milea : “ oh”

80. Nandan : “ biar pada bisa merokok, kan dijadiin basecamp geng motor juga.”

81. Milea : “ iya”

82. Wati : “pada ga berani dating ke situ”

5|Page
83. Milea : “ kenapa??”

84. Wati : “gatau, males aja kali gabung sama mereka soalnya anak-anaknya nakal gituu.”

85. Dilan : “kamu tahu ga??”

86. Nandan : “ tahu apa??”

87. Dilan : “aku suka Milea, tapi malu mau bilang.”

88. Nandan : “itu sudah bilang..”

89. Dilan : “kan aku bilangnya ke kamu.”

90. Nandan : “tapi dia dengar kan??”

91. Dilan : “Aminin aja.”

92. Dilan : “piyan, ayo”

Adegan 7

Latar : Jalan menuju rumah Milea

Tokoh : Dilan, Milea

93. Dilan : “aku harusnya ngajak kamu pulang naik motor.”

94. Milea : “ ga usah!”

95. Dilan : “tapi gajadi karna aku tahu kamu akan bilang gak usah.”

96. Dilan : “ Aku mau datang ke rumahmu malam ini.”

97. Milea : “hah?? Jangannnn”

98. Dilan : “kenapaa??”

98. Milea : “ayahku galakkkk”

98. Dilan : “ menggigit?”

99. Milea : “seriuss jangannn.”

100. Dilan : “aku tidak takut ayahmu. Dia baik.”

101. Milea : “jangann pokoknya jangann.”

6|Page
102. Dilan : “aku mau datang.”

103. Milea : “jangan ihhh”

Adegan 8

Latar : di rumah milea

Tokoh : Milea, Dilan, Ibu Milea

104. narrator : “ malam itu Dilan datang, Milea tersipu malu dan makan di kamar. Setelah Dilan pulang
Milea pun langsung bertanya kepada ibunya”

105. Ibu milea : “tadi ada tamu”

106. Milea : “ Oh siapa?”

107. Ibu Milea : “nanyain kamu.. katanya sih utusan kantin sekolah. Nawarin menu baru di kantin,
katanya sekarang ada batagor 3 rasa.”

108. Milea : “ ohh hahahaha.”

109. Ibu Milea : “malem malem nawarin menu aneh aneh aja.”

Adegan 9

Latar : di sekolah

Tokoh : milea, wati, Dilan, Piyan

110. Narator : “Dari kantin, sebelum Milea mau masuk ke kelas, ia berpapasan dengan Dilan. Dilan
sedang jalan bersama kawan-kawannya.”

111. Dilan : “MIlea!”

112. Milea : “Ya?”

113. Dilan : “ Boleh ga aku ikut pelajaran di kelasmu lagi?”

114. Milea : “Nanti kamu dimarahin lagi”

115. Dilan : “Gak apa-apa. Aku orangnya yang siap dimarah.”

116. Milea : “Kamu mau bikin aku senang gak?”

117. Dilan : “Iya?”

7|Page
118. Milea : “Kalau gitu, ikuti mauku.”

119. Dilan : “Emang apa maumu?”

120. Milea : “ Jangan ikut pelajaran di kelasku!”

121. Dilan : “ Oke kalau begitu.”

122. Narator : “ Disaat yang bersamaan, Pa Suripto lewat. Dia masuk ke kelasku. Dilan menyapanya
dan nanya ke dia.”

123. Dilan : “Pa, boleh ikut belajar di kelas Bapa?”

124. Pa Suripto : “Heh? Kamu kan punya jadwal sendiri. Ayo pada masuk! Sudah bel!”

125. Dilan : “ Siap grak!”

126. Narator : “Katanya, waktu itu di kelas sedang tidak ada pelajaran, gurunya tidak datang karena
sakit. Dilan dan Piyan berusaha naik ke atas pembatas kelas itu , tujuannya untuk
mencapai lubang ventilasi yang ada di tembok bagian atas.”

127. Milea : “Ihhhhh! Ngapain ?!”

128. Dilan : “Ngintip kamu, hahahaha”

129. Milea : “hahaha kamu jadi beneran masuk kelas Pa Suripto.”

130. Dilan : “Iya! Hahaha, masuk dengan cara lain. Risiko tinggi mencintaimu.”

131. Wati : “Maneh wae siah! Maneh deui! Mimilu!”

132. Narator : “Dilan tidak melawan. Piyan hanya meringis. Aku langsung ingin tahu siapa Wati
sebenarnya? Kenapa dia berani dengan Dilan? Dilan dan Piyan dibawa Pa Suripto ke
ruang guru dengan kasar. Saat itu anehnya Milea tidak cemas. Anehnya Milea peprcaya
Dilan pasti bisa menghadapinya dengan tenang. Keinginan Milea bisa ke kantin berdua
dengan Wati akhirnya kesampaian. Milea ingin menanyakan sesuatu kepada Wati.”

133. Milea : “Eh ngomong-ngomong kemarin waktu si Dilan jatuh , kamu lempar dia pake buku, kok
kamu berani sih?”

134. Wati : “Hahahaha. Berani lah! Kan dia sepupuku.”

135. Milea : “Oh pantes kaget aja pas ngeliat kamu mukul dia hahaha.”

136. Wati : “Hahaha kesel nakal dia itu pernah tuh waktu malem minggu kapan yah pokoknya dia
motong ayam ibuku diambil di kandang ga bilang bilang terus disate.”

137. Milea : “Oh iya? Hahaha mabuk mabukan ya?”

8|Page
138. Wati : “Enggak lah. Waktu dia ditegur ibuku dia bilangnya salah ambil gelap ga keliatan.”

139. Milea : “Hahaha.”

140. Wati : “Padahal kamu tau ga? Ayahnya itu galak ayahnya itu tentara.”

141. Milea : “Oh iya.”

Adegan 10

Latar: Kelas

Tokoh: Dilan, Pak Rahmat, Milea, Wati

142 Narator : “Hari itu Milea sedang belajar biologi di kelas tiba tiba terdengar pintu kelas ada yang
mengetuk. Milea terkejut ketika tahu bahwa orang itu adalah Dilan.

143. Dilan : “Permisi, pak?

144. Pak Rahmat: “Iya?”

145. DIlan : “Maaf ada titipan penting buat Milea.”

146. Pak Rahmat: “Iya silakan.”

147. Wati : “Rek naon si Dilan?”

148. Dilan : “Selamat Ulang Tahun Milea.”

149. Milea : “Makasih Dilan.”

Adegan 11

Latar: Biz, Jakarta

Tokoh: Beni, Milea, Nandan, Wati

150. Narator : “Milea terpilih menjadi salah satu peserta cerdas cemat di TVRI Jakarta. DIlan tidak
ikut. Mengetahui DIlan tidak ikut, Milea menelepon Beni. Seselesainya Cerdas cermat di
TVRi itu, mereka makan di Kantin TVRI.

151. Beni : “Cuman berdua.”

152. Milea : “Banyakan. Tadi disuruh…”

153. Beni : “Disuruh apa? Disuruh berpasang pasangan?”

9|Page
154. Milea : “Apasih Beni?”

155. Beni : “Terus lu siapa?”

156. Milea : “Beni!!!”

157. Beni : “Diem lu! Lu pacarnya!? (sambil menunjuk Milea)”

158. Nandan : “Bukan Mas!”

159. Beni : “Terus lu ngapain berdua?”

160. Nandan : “Temen aja, Mas.”

161. Beni : “Pergi lu!!”

162. Milea : “Kita putus!!”

163. Beni : “Dasar pelacur!”

164. Narator : Milea pun pergi meninggalkan mereka lalu menemui Wati di bus.

165. Wati : “Kenapa?”

166. Milea : “Wati…”

167. Wati : ‘Iya, iya.”

168. Milea : “Dilan…”

169. Wati : “Dilan? Dilan kenapa?”

170. Milea : “Kenapa dia gak ikut?”

171. Wati : “Udah, udah. Nih minum dulu.”

172. Narator : Selama di perjalanan, Milea terus menangis. Ia memikirkan kata-kata yang pernah
Dilan ucapkan kepadanya: “Jangan pernah bilang ke aku ada yang menyakitimu, karena
nanti orang itu akan hilang.”

Adegan 12

Latar : rumah Milea

Tokoh : Milea, Wati, Nandan, Dilan

173. Narator : Keesokan harinya, Milea sakit dan tidak sekolah. Teman-temannya pun mengunjungi
Milea untuk menjenguknya.

10 | P a g e
174. Wati : “Hai Lia.”

175. Nandan : “Gimana? Udah enakan belum?”

176. Milea : “Iya lumayan. Makasih ya udah ke sini.”

*Telepon rumah berdering*

177. Milea : “Eh, bentar ya. Ada telepon.”

178. Milea : “Halo?”

179. Dilan : “Kamu sakit?”

180. Milea : “Eh, iya. Sedikit. Udah mau sembuh kok.”

181. Dilan : “Piyan yang bilang.”

182. Milea : “Oh, iya. Kamu di mana?”

183. Dilan : “Kenapa?”

184. Milea : “Kenapa apa?”

185. Dilan : “Sakit kenapa?”

186. Milea : “Sakit biasa. Kata dokter kecapean.”

187. Dilan : “Harusnya aku ikut dan didatengi orang.”

188. Milea : “Dilan…tidak usah menyesal. Aku gak apa-apa kok.”

Adegan 13

Latar : rumah Milea

Tokoh : Milea, Beni, mas ato

189. Narrator : “Beni datang kerumah ditemani pamannya yang biasa di panggil Mas Ato. Beni sengaja
membawa mas Ato karena dia ingin membuat hubungan milea dengan Beni baik lagi.”

190. Mas Ato : “Beni juga manusia dia bisa khilaf. Buat beni Lia itu segalanya. Apalagi beni kan masih
muda, masih bergelora. Beni juga sudah ngaku bersalah ke mas ato. Harapan mas ato,
lia mau maafin Beni.Beni juga harus janjitidak akan mengulangi yang kemarin.

191. Milea :”mas ato makasih ya sudah datang.”

192. Mas Ato : “Ya, sama-sama. Makasih sudah mau nerima kami.”

11 | P a g e
*Telepon rumah bordering*

193. Dilan : “Hey! Kok kamu yang ngangkat?”

194. Milea : “Emang kenapa?”

195. Dilan : “Kan, harus tidur?”

196. Milea : “Tadi ke dapur bentar. Ada apa?”

197. Dilan : “Boleh bicara sama Si Bibi?”

198. Milea : “Hah? Mau apa?”

199. Dilan : “Kupikir yang angkat Si Bibi.”

200. Milea : “Mau apa ke Bibi?”

201. Dilan : “Mau nitip kamu.”

202. Milea : “Makasih.”

203. Dilan : “Kalau ada apa-apa, panggil aku ya.”

204. Milea : “Biar apa?”

205. Dilan : “Pasti gak kedenger.”

206. Milea `: “Jauh ya soalnya.”

207. Dilan : “Iya. Udah dulu ya. Cepetan tidur.”

208. Milea : “Iya.”

*Milea kembali ke Mas Ato dan Beni*

209. Mas Ato :”Bagaimana menurutmu?”

210. Milea :”Boleh aku pkirin dulu?”

211. Beni : “ Kenapa harus dipikirin? Selesaikan sekarang saja.”

212. Mas Anto : “ Iya beni, biar lia mikir dulu.”

213. Beni :” Atau gw telepon besok?”

214. Milea :”BIar gw aja yang telepon.”

12 | P a g e
Adegan 14

Latar : Rumah Milea

Tokoh : Milea,Dilan,Beni

Narator : ahri itu milea masih tiddak sekolah. Milea mendapat telepon dari dilan.

215. Dilan :” Aku lagi istirahat nih. Cape..”

216. Milea :” abis ngapain gtu?”

217. Dilan :” belajar.”

218. MIlea :” Hahaha kirain.”

219. Dilan :” Kenapa ketawa?”

220. Milea :”Gapapa, kenapa emang kalau ketawa?”

221. Dilan :”Aku jadi senang mendengarnya.Lia udahan dulu ya?”

222. Milea :”Iyah..”

223. Dilan :”Jangan lupa apa?”

224. Milea :” Jangan lupa apa?”

225. Dilan :”Ingatan hahhaaha. Sun jauh jangan?”

226. Milea :” Boleh deh.”

227. Dilan :”Eh jangan deh.Malu..”

228. Milea :” Masa Dilan Malu?”

229. Dilan :”Jangan sun jauh,nanti aja sun dekat.”

230. Narator : Setelah bebrapa menit Dilan telepon, telepon rumah berdering lagi. Kata Bibi itu dari
Beni.

231. Beni : “Gimana, beb?”

232. Milea : “Gue Milea, bukan beb.”

233. Beni : “Iya. Gimana Lia?”

234. Milea : “Gue bukan Lia.”

235. Beni : “Siapa dong kalau gitu?”

13 | P a g e
236. Milea : “Gue pelacur.”

237. Beni : “Maafin gue, Lia. Gue tau gue salah.”

238. Milea : “Udah gue maafin.”

239. Beni : “Gue gak bisa pisah sama lu.”

240. Milea : “Lu mau nerima gue apa adanya?”

241. Beni : “Iya.”

242. Miea : “Nerima gue yang lagi mencintai orang di Bandung?”

243. Beni : “Ah, udah lah. Capek gue! Kaya gini aja ngeluh terus.”

244. Milea : “Gue ngeluh karena gue punya cowok macem lu!”

245. Beni : “Setan!!!”

246. Milea : “Jangan nelepon dengan setan kalau gitu.”

Adegan 15

Latar : jalan menuju sekolah

Tokoh : Dilan, Milea

247. Narator :”Milea dan dilan bejalan menyusuri jalan ke sekolah pada pagi itu.”

248. Dilan : “Kamu tahu gak nama jalan ini sudah kuganti?”

249. Milea : “Diganti apa?”

250. Dilan : “Diganti jadi Jalan Milea. Jalan Milea dan Dilan.”

251. Milea : “Jalan Milea dan Dilan Sang Peramal.”

252. Dilan : “Jalan Milea dan Dilan Sang Peramal yang semalam mikirin Milea.”

253. Milea : “Kenapa mikirin aku?”

254. Dilan : “Aku mikirin yang membuat aku senang.”

255. Milea : “Kamu senang mikirin aku?”

256. Dilan : “Bingung sih.”

14 | P a g e
257. Milea : “Kok bingung?”

258. Dilan : “Bingung gimana berhentinya.”

259. Milea : “Kenapa ingin berhenti?”

260. Dilan : “Biar deket terus. Kalau deket kan gak perlu mikirin.”

261. Milea : “Hahaha..”

Adegan 16

Latar: Sekolah

Tokoh: Milea, DIlan, Piyan, Pak Suripto, Nandan

262. Narator : “Dari luar pagar sekolah terdengar raungan suara motor. Sangat berisik karena
motornya banyak. Ternyata mereka adalah siswa dari SMA lain yang sedang menyerang
sekolahku.”

263. Pak Suripto: “Semuanya masuk ke dalam kelas!”

264. Milea : “Tadi aku liat Anhar di warung Bi Eem.”

265. Nandan : “Kena dia!!”

*Milea berlari ke luar kelas.*

266. Nandan : “Lia mau ke mana?”

267. Narator : “Milea mencari cari DIlan tetapi dia tidak menemukannya juga. Tiba tiba Dilan datang
menemuinya di samping gedung perpustakaan.”

268. Milea : “Tadi kemana?”

269. Dilan : “Kamu tidak apa apa?”

270. Milea : “Tadi ke mana?”

271. Dilan : “Ada.”

272. Milea : “Ke mana, Dilan!?”

273. DIlan : “DI belakang gereja.”

274. Milea : “Kamu ya yang buat ulah?”

275. Dilan : “Bukan aku. Anhar”

15 | P a g e
276. Milea : “Pasti kamu juga! macam macam aja.”

277. Dilan : “Enggak, Nanti aku jelaskan.”

278. Milea : “Gausah!! Aku mau ke kelas.”

*Dilan mengantar Milea ke kelas*

279. Pak Suripto: “Dilan, sini!”

280. Dilan : “Aku ke sana dulu. Nanti pulangnya aku antar.”

281. Milea : “Yaudah sana.”

282. Narator : “Akhirnya DIlan tidak mengantar Milea pulang karena dia harus ke kantor polisi.”

Adegan 17

Latar: Rumah Milea

Tokoh: DIlan, Milea

283. Narator : “Malamnya Dilan nelepon. Dia membahas sebuah peristiwa penyerangan.”

284. Milea : “Apa kata polisi?”

285. Dilan : “Mereka bilang aku manis.”

286. Milea : “Aku serius!”

287. Dilan : “Mereka bilang jangan terlalu serius.”

288. Milea : “Terserah! Tadi aku cemas tau.”

289. Dilan : “Jangan cemas, ada aku.”

290. Milea : “Tadi kamu ga ada!”

291. Dilan : “Iya.”

292. Milea : “Aku kira kamu ditahan."

293. Dilan : “Ditahan siapa?”

294. Milea : “Polisi.”

295. Dilan : “Jangan ditahan tahan.”

16 | P a g e
296. Milea : “Hahahaha.”

297. Dilan : “Kamu tau ga aku bisa membuat kamu tidur?”

298. Milea : “Gimana?”

299. Dilan : “Dengan ngabsen nama nama binatang.”

300. Milea : “Coba gimana?”

301. DIlan : “Dengerin pas aku absen, jangan ngomong ya. Satu beruang, dua kadal, tiga jerapah,
empat macan, lima keledai, enam kamu……”

302. Milea : “Eh??”

303. Dilan : “Hahah tuh kan belum tidur.”

304. Dilan : “Tidur ya, lia. Maaf tadi siang aku membuat kamu kesal. Aku gak bermaksud.”

Adegan 18

Latar: Rumah Milea

Tokoh: Milea, Kang Adi, bibi Milea, Dilan

305. Narator : “Kang Adi… Ia adalah guru les privat milea yang dikenalkan oleh Ibu. Milea belajar
dengannya setiap malam minggu.”

306. Kang Adi : “kanga di kuliah di ITB lhoo.. diantara teman teman sejurusan akang, akang tuh cukup
penting”

307. Milea : “wahh kayaknya mereka membutuhkan kanga di banget ya??”

308. Kang Adi : “ya, katanya kalau gak ada kanga di gaakan jalan urusannya. Eh lia, jadi ikut ga ke ITB
besok??”

309. Milea : “ jam berapa kang?”

310. kang adi : “pagi-pagi aja yu??”

311. Milea : “kalau bangun ya.”

312. Bibi Milea : “non, ada telpon nih”

313. Milea : “ohh iya. Kang adi, Lia ke dalem dulu ya”

314. kang Adi : “yaudah kang adi juga pulang aja yah”

17 | P a g e
Adegan 19

Latar : sekolah

Tokoh : Dilan, Milea, Suripto, Kepala sekolah, Wati, Piyan

315. Narator : “hari Senin pada saat upacara Dilan masuk di barisan supaya berdiri sejajar dengan
Milea. Tentu saja itu dianggap sebagai pelanggaran.”

316. Suripto : “Hehh apa ini??”

317. Dilan : “ ada apa pa?!”

318. Suripto : “Udah tau salah.. masih melawan kamu ?!”

319. Dilan : “ saya menanya pak!”

*pa surito menampar dilan*

320. Narator : “ terjadi perkelahian antara pak suripto dengan DIlan. Untungnya segera dilerai. Dilan,
milea, dan kepala sekolah berkumpul di ruang guru.”

321. Dilan : “saya bukan melawan guru. Saya melawan Suripto!’

322. Bu Rini : “Iya, ibu ngerti.tapi dilan harus maklum.. dia kan memang begitu.”

323. Dilan : “ Aku tidak bisa memaklumi guru seperti itu bu! Siapapun dia, kalau tidak menghargai
orang tidak akan dihargai.”

324. Kepsek : “ yasudah, silahkan yang tidak berkepentingan keluar.”

325. Dilan : “ Lia keluar, saya keluar pak.”

326. Kepsek : “yasudah kamu diam disitu saja.”

327. Dilan : “ aku bukan jagoan lia. Aku hanya melawan.”

328. Milea : “iya dilan.”

329. DIlan : “maaf’

Adegan 20

Latar : sekolah, rumah milea

Tokoh : milea, wati, ibu dilan, ibu milea

18 | P a g e
330. narrator : “ akhirnya Dilan mendapat hukuman skors. Hari rabu ibu dilan datang ke sekolah wati
yang memberi tahuku bahwa itu Ibu dilan.”

331. wati : “ eh bunda..”

332. Bunda : “eh wati.. siapa ini??”

333. Milea : “ Milea bu..”

334. Bunda : “ oh ini milea? Dilan sering cerita tentang kamu lhoo. Kamu pulangnya ke mana??”

335. Milea : “ Jalan Benteng.”

336. Bunda : “Oh..ikut Ibu saja yu? Wati juga bareng aja.”

337. Wati : “Wati udah ada janji sama Piyan hehehe.”

338. Bunda : “ oh yasudah ayo milea.”

339. Milea : “ Dilan manggil apa ke ibu?”

340. Bunda : “bunda..”

341. Milea : “kalau Lia manggil bunda juga boleh??”

342. Bunda : “bolehhh. Kata dilan kamu pacarnya ya? Apa dia ngaku ngaku doang?”

343. Milea : “ohh? Dia bilang gitu bunda??”

344. Bunda : “Iya!”

345. Milea : “Ini, Bun rumah Lia. Ibuuu!! Ada ibunya Dilan nih.”

346. Ibu Milea : “Oh, ini ibunya Dilan?”

347. Bunda : “Iya. Ini ibunya Milea?? Wahh..sama cantiknya ya!!”

348. Ibu Milea : “Ah ibu bisa aja. Ayo, Bu masuk ke dalam biar saya buatkan minum.”

349. Bunda : “Gak usah repot-repot, Bu. Sebentar doang kok.”

*Telepon rumah bordering*

350. Milea : “Sebentar ya, Lia angkat telepon dulu.”

351. Milea : “Hey! Tau gak aku tadi pulangnya diantar siapa?”

352. Dilan : “Angkot?”

353. Milea : “Bukan. Pokoknya oleh orang yang kusuka. Aku sayang.”

19 | P a g e
354. Dilan : “Hmm… siapa?”

355. Milea : “Aku diantar sama…. Bunda!! Ibu kamu.”

356. Dilan : “Hah? Kok bisa?”

357. Milea : “Iya. Tadi Bunda ke sekolah terus katanya mau nganter aku pulang.”

358. Dilan : “Oh…bilang ke dia jangan gossipin aku.”

359. Milea : “Udah digossipin hahahha..”

360. Dilan : “Hahaha. Ya udah, ngobrol sama Bunda lagi gih.”

361. Milea : “Oke. Dah, Dilan.”

362. Bunda : “Bunda pamit dulu ya, Lia. Cantik anak ini…”

363. Milea : “Iya, Bunda. Lia senang bisa ketemu Bunda.”

364. Bunda : “Bunda juga senang ketemu Lia. Bunda pulang ya.”

365. Milea : “Iya, hati-hati Bunda.”

Adegan 21

Latar : warung Bi Eem

Tokoh : Dilan, Milea, Piyan, Anhar

366. Narator : “Hari itu, beredar kabar bahwa Dilan dan kawan-kawannya akan menyerang SMA lain.
Milea tidak ingin Dilan ikut-ikutan sehingga dia memutuskan menghampiri Dilan.”

367. Milea : “Dilan, aku mau jalan-jalan. Sekarang.”

368. Dilan : “Sekarang?? Ntar masuk kelasnya gimana?”

369. Milea : “Kita bisa izin. Pokoknya aku mau kita jalan-jalan sekarang juga.”

370. Anhar : “Ya udah, Lan. Sana.”

371. Dilan : “Mau jalan-jalan ke mana?”

372. Milea : “Ke rumahmu, boleh? Aku ingin ketemu Bunda.”

373. Dilan : “Dia baru pulangnya sore.”

374. Milea : “Ya udah kita jalan-jalan dulu aja.”

20 | P a g e
375. Dilan : “iya.”

376. Milea : “aku gak suka yah kamu nyerang nyerang”

377. Dilan : “ iya Lia. Nggak.”

378. Milea : “janjii?”

379. Dilan : “janji.”

Adegan 22

Latar : rumah Milea

Tokoh : milea, ibu milea, Kang Adi

380. narrator : “hari minggu saat Milea pulang dari pasar, kang adi ada di rumah.”

381. Milea : “eh kangg.”

382. Kang Adi : “eh lia kita ke ITB yu??”

383. Milea : “aduh kayaknya lia gak bisa. Kenapa tadi gak nelpon dulu?”

384. Kang adi : “tadi nelepon tapi kamunya kan lagi ke pasar..”

385. Ibu Milea : “yaudah lia ikut aja. Kasian kanga di udah dating jauh jauhh.”

386. Milea : “yaudah tapi jangan lama ya kangg.”

Adegan 23

Latar : sekolah

Tokoh : Milea, Dilan, Anhar, Wati, susi, Piyan

387. Narator : “di sekolah, hari itu, Milea terus mencari DIlan tapi tak juga kunjung ketemu. Milea pun
memutuskan mencari Dilan ke warung Bi Eem”

388. Milea : “Ada Dilan gak??”

389. Susi : “Aduh sampai dicariin terus. Jangan terlalu di kekang atuh si Dilan!”

390. Anhar : “Bareng terus lahh, sampai memble hahaha.”

391. Milea : “Apa maksud kamu ngomong gitu?!”

21 | P a g e
392. Susi : “wahh wanian kieu euy!”

393. Milea : “ Aku bicara ke Anhar!”

394. Piyan : “ udah. Udah lia. Mending kita keluar aja.”

395. Anhar : “Bawalah keluarr trouble maker.”

396. Milea : “ kamu maunya apa sih?!”

*Anhar menampar Milea*

397. narrator : “Milea pun pergi ke kelas sambil menangis. Piyan dan Anhar mengikuti milea sampai ke
kelas.”

398. Wati : “kenapaaa?”

399. Anhar : “Maaf Lia, gak sengaja.”

400. Wati : “kamu apainn?”

401. Anhar : “Gak diapa apain. Tadi gak sengaja. Maaf lia, gak ada maksud menamparmu.”

402. Wati : “hah?? Kamu tamparr?! Bilangin siah!”

403. Anhar : “Beneran gak sengaja, Wat.”

404. Wati : “ Udah sana! Keluar!!”

405. Narator : “bel bubar sekolah berbunyi. Saat Milea sedang siap siap untuk pulang, Milea
mendengar suara rebut diluar.”

406. Milea : “ada apaa?”

407. Wati : “ada yang berantem diluar.. Dilan kayaknya.”

408. MIlea : “Hah? Dilan? Berantem sama siapa?”

409. Narator : “Milea langsung bergegas menerobos kerumunan dan melihat Dilan sedang berantem
dengan Anhar.”

410. Milea : “Dilan!!!.”

411. Narator : “Bersamaan dengan itu, datang beberapa guru menghentikan perkelahian. Pakaian
DIlan dan Anhar berantakan. Muka keduanya berdarah darah. DIlan dan Anhar dibawa
ke ruang Guru, tidak ada yang boleh masuk kecuali Milea.”

22 | P a g e
Adegan 24

Latar: Ruang Guru

Tokoh: Anhar, DIlan, Kepala sekolah, Bu Rini, Piyan, Wati, Milea

412. Bu Rini : “Kenapa DIlan?”

413. Dilan : “Jangankan Anhar, guru yang memarahi Milea kubakar sekolah ini.”

414. Narator : “Dilan menonjok Anhar untuk kedua kalinya. Guru-guru mencoba melerai DIlan.”

415. Dilan : “Aku mau pulang.”

416. Narator : “Ketika DIlan pergi, tidak ada satu pun yang berusaha mencegahnya. Milea, Wati, dan
Piyan mengikuti dari belakang.”

417. Milea : “Dilan…”

418. Dilan : “Ikut aku, lia.”

419. Milea : “Ke mana, DIlan?”

420. Dilan : “Warung Bi Eem.”

421. Milea : “Iya.”

422. DIlan : “Wati, Piyan. Kalian pulang aja, ya.”

423. Wati : “Iya.”

424. Piyan : “Siap.”

425. Narator : “Lalu mereka pulang dan pergi meninggalkan Milea dan Dilan berjalan berdampingan.
Dilan dan Milea berjalan berdampingan menuju warung Bi Eem.”

Adegan 25

Latar: warung Bi Eem

Tokoh: Dilan, Milea, Bi Eem.

426. Bi Eem : “Kenapa?”

427. DIlan : “Pendarahan, Bi Eem.”

428. Bi Eem : “Berantem?”

429. Dilan : “Sedikit. Ada minum, Bi Eem?”

23 | P a g e
430. Bi Eem : “Mau minum apa?”

431. Dilan : “Air putih aja.”

432. Milea : “Nih minum.’

433. Dilan : “Makasih.”

434. Bi Eem : “Kenapa, DIlan?”

435. DIlan : “Anak muda, Bi Eem.”

436. Bi Eem : “Lukanya kasih obat merah atuh!”

437. DIlan : “Ada bi Eem?”

438. Bi Eem : “Ada.”

439. Dilan : “Kamu sudah makan?”

440. Milea : “Udah, Dilan.”

441. Dilan : “Aku nanya kemarin. Kemarin udah makan?”

442. Milea : “Kemarin ng….. ng…..Belum.”

443. Milea : “Tadi aku nyari kamu.”

444. Dilan : “Iya.”

445. Milea : “Kamu ke mana?”

446. Dilan : “Bangun kesiangan, gak sekolah terus nongkrong di sini.”

447. Milea : “Kamu tau cerita aku sama Anhar?”

448. Dilan : “Iya. AKu nyari kamu, ya terus gitu berantem sama Anhar. Bi Eem udah cerita.”

449. Milea : “Ooh.”

450. Dilan : “Terus ya jadi berantem sama Anhar.”

451. Milea : “Iya. Kamu tau kenapa aku cari kamu?”

452. Dilan : “Rindu.”

453. Milea : “Iya.”

454. Bi Eem : “Ini obatnya.”

24 | P a g e
455. Milea : “Kasih obat dulu ya.”

456. Dilan : “iya.”

457. Bi Eem : “Insyaallah Bi Eem sholat dulu ya.”

458. Dilan : “Iya Bi Eem.”

459. Dilan : “Kamu bawa materai yang kemarin aku suruh?”

460. Milea : “Iya.”

461. Dilan : “Minta buku sama bolpen.”

*Dilan menulis*

462. Dilan : “Kamu tanda tangan pakai materai itu.”

462. Milea : “Okeh. Kamu juga.”

463. Dilan : “Iya.”

464. Dilan : “Proklamasi. Hari ini di Bandung tanggal 22 Desember 1990, Dilan dan MIlea, Dengan
penuh perasaan, Telah resmi Berpacaran. Hal hal mengenai penyempurnaan dan
Kemesraan akan diselenggarakan dalam tempo yang selama-lamanya.”

465. Bi Eem : “Yang pacaran meuni mesra.”

466. DIlan : “Iya nih.”

467. Narator : “Demikianlah kisah cintaku dengan Dilan, ketika aku tinggal di Bandung dulu! Dulu
sekali, bertahun-tahun yang lalumeski aku merasanya seola olah hal itu baru terjadi
kemari. Sebetulnya aku masih ingin terus cerita tentang kisahku dengan Dilan, karena
masih sangat banyak.”

25 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai