Adegan 1
01. 01, Narator : Pagi itu di Bandung, pada bulan September tahun 1990, Milea berjalan
menuju sekolah. Saat itu lah aku mendengar suara sepeda motor yang dating dari arah
belakang. Sepeda motor itu mulai sejajar dengan Milea.
ADEGAN 2
Latar : kelas
1|Page
09. Milea : “Tadi pagi ada anak SMA yang ngeramal aku.”
10. Wati : “Siapa?”
11. Milea : “Gak kenal.”
13. Nandan : “Eh, Lia tapi kan kita harus membahas sesuatu.”
20. Narator : Ternyata surat itu berbunyi : “Milea, ramalanku, kita akan bertemu di kantin, ternyata
salah. Maaf. Tapi, aku mau meramal lagi: besok, kita akan ketemu.”
Adegan 3
21. Narator : Pada hari Minggu, Milea sedang menyuci sepatu, lalu mendengar bel rumah berbunyi.
2|Page
28. Milea : “Oke.”
35. Dilan : “Iya sama, aku juga. Aku pergi dulu ya.”
40. Narator : “Milea bertanya-tanya dalam hatinya, siapa sih si peramal itu? Dan mengapa Milea
bisa sampai tersipu malu. Tiba-tiba telepon rumah berdering.
Adegan 4
46. Narator : Hari Senin, seluruh murid berbaris rapi mengikuti upacara tetapi Milea tidak melihat
Sang Peramal di barisan. Tiba-tiba Milea melihat Sang Peramal ditarik ke depan bersama
dengan seorang temannya.
3|Page
47. Suripto : “Anak-anak, jangan ikuti mereka ya. Mereka ini contoh yang tidak baik. Upacara
merupakan salah satu cara kita menghormati jasa jasa para pahlawan!”
52. Wati : “Iya. Dia anak kelas 2 Fisika 1. Anak geng motor katanya. Jabatannya cukup serem,
Panglima Tempur.”
Adegan 5
53. Narator : Saat Milea menunggu angkot pulang, ia mendengar suara motor.
63. Narator : Dilan menyimpan motornya lalu mereka masuk angkot dan duduk bersebelahan.
64. Dilan : “Ini hari pertama aku duduk denganmu. Milea, kamu cantik.”
4|Page
66. Dilan : “Tapi, aku belum mencintaimu. Gak tahu kalau sore. Tunggu aja”
77. narrator : “Milea memikirkan kata-kata dilan di hari itu, lalu Milea mendapat telpon dari Beni
bahwa ia akan ke bandung minggu depan.”
78. narrator : “Keesokan harinya Milea mendapat surat dari Dilan yang berisi “pemberitahuan : sejak
sore kemarin, aku sudah mencintaimu – Dilan!”
Adegan 6
Latar : kantin
78. Wati :” beberapa siswa tertentu lebih memilih nongkrong di warung Bi Eem”
80. Nandan : “ biar pada bisa merokok, kan dijadiin basecamp geng motor juga.”
5|Page
83. Milea : “ kenapa??”
84. Wati : “gatau, males aja kali gabung sama mereka soalnya anak-anaknya nakal gituu.”
Adegan 7
95. Dilan : “tapi gajadi karna aku tahu kamu akan bilang gak usah.”
6|Page
102. Dilan : “aku mau datang.”
Adegan 8
104. narrator : “ malam itu Dilan datang, Milea tersipu malu dan makan di kamar. Setelah Dilan pulang
Milea pun langsung bertanya kepada ibunya”
107. Ibu Milea : “nanyain kamu.. katanya sih utusan kantin sekolah. Nawarin menu baru di kantin,
katanya sekarang ada batagor 3 rasa.”
109. Ibu Milea : “malem malem nawarin menu aneh aneh aja.”
Adegan 9
Latar : di sekolah
110. Narator : “Dari kantin, sebelum Milea mau masuk ke kelas, ia berpapasan dengan Dilan. Dilan
sedang jalan bersama kawan-kawannya.”
7|Page
118. Milea : “Kalau gitu, ikuti mauku.”
122. Narator : “ Disaat yang bersamaan, Pa Suripto lewat. Dia masuk ke kelasku. Dilan menyapanya
dan nanya ke dia.”
124. Pa Suripto : “Heh? Kamu kan punya jadwal sendiri. Ayo pada masuk! Sudah bel!”
126. Narator : “Katanya, waktu itu di kelas sedang tidak ada pelajaran, gurunya tidak datang karena
sakit. Dilan dan Piyan berusaha naik ke atas pembatas kelas itu , tujuannya untuk
mencapai lubang ventilasi yang ada di tembok bagian atas.”
130. Dilan : “Iya! Hahaha, masuk dengan cara lain. Risiko tinggi mencintaimu.”
132. Narator : “Dilan tidak melawan. Piyan hanya meringis. Aku langsung ingin tahu siapa Wati
sebenarnya? Kenapa dia berani dengan Dilan? Dilan dan Piyan dibawa Pa Suripto ke
ruang guru dengan kasar. Saat itu anehnya Milea tidak cemas. Anehnya Milea peprcaya
Dilan pasti bisa menghadapinya dengan tenang. Keinginan Milea bisa ke kantin berdua
dengan Wati akhirnya kesampaian. Milea ingin menanyakan sesuatu kepada Wati.”
133. Milea : “Eh ngomong-ngomong kemarin waktu si Dilan jatuh , kamu lempar dia pake buku, kok
kamu berani sih?”
135. Milea : “Oh pantes kaget aja pas ngeliat kamu mukul dia hahaha.”
136. Wati : “Hahaha kesel nakal dia itu pernah tuh waktu malem minggu kapan yah pokoknya dia
motong ayam ibuku diambil di kandang ga bilang bilang terus disate.”
8|Page
138. Wati : “Enggak lah. Waktu dia ditegur ibuku dia bilangnya salah ambil gelap ga keliatan.”
140. Wati : “Padahal kamu tau ga? Ayahnya itu galak ayahnya itu tentara.”
Adegan 10
Latar: Kelas
142 Narator : “Hari itu Milea sedang belajar biologi di kelas tiba tiba terdengar pintu kelas ada yang
mengetuk. Milea terkejut ketika tahu bahwa orang itu adalah Dilan.
Adegan 11
150. Narator : “Milea terpilih menjadi salah satu peserta cerdas cemat di TVRI Jakarta. DIlan tidak
ikut. Mengetahui DIlan tidak ikut, Milea menelepon Beni. Seselesainya Cerdas cermat di
TVRi itu, mereka makan di Kantin TVRI.
9|Page
154. Milea : “Apasih Beni?”
164. Narator : Milea pun pergi meninggalkan mereka lalu menemui Wati di bus.
172. Narator : Selama di perjalanan, Milea terus menangis. Ia memikirkan kata-kata yang pernah
Dilan ucapkan kepadanya: “Jangan pernah bilang ke aku ada yang menyakitimu, karena
nanti orang itu akan hilang.”
Adegan 12
173. Narator : Keesokan harinya, Milea sakit dan tidak sekolah. Teman-temannya pun mengunjungi
Milea untuk menjenguknya.
10 | P a g e
174. Wati : “Hai Lia.”
Adegan 13
189. Narrator : “Beni datang kerumah ditemani pamannya yang biasa di panggil Mas Ato. Beni sengaja
membawa mas Ato karena dia ingin membuat hubungan milea dengan Beni baik lagi.”
190. Mas Ato : “Beni juga manusia dia bisa khilaf. Buat beni Lia itu segalanya. Apalagi beni kan masih
muda, masih bergelora. Beni juga sudah ngaku bersalah ke mas ato. Harapan mas ato,
lia mau maafin Beni.Beni juga harus janjitidak akan mengulangi yang kemarin.
192. Mas Ato : “Ya, sama-sama. Makasih sudah mau nerima kami.”
11 | P a g e
*Telepon rumah bordering*
12 | P a g e
Adegan 14
Tokoh : Milea,Dilan,Beni
Narator : ahri itu milea masih tiddak sekolah. Milea mendapat telepon dari dilan.
230. Narator : Setelah bebrapa menit Dilan telepon, telepon rumah berdering lagi. Kata Bibi itu dari
Beni.
13 | P a g e
236. Milea : “Gue pelacur.”
243. Beni : “Ah, udah lah. Capek gue! Kaya gini aja ngeluh terus.”
244. Milea : “Gue ngeluh karena gue punya cowok macem lu!”
Adegan 15
247. Narator :”Milea dan dilan bejalan menyusuri jalan ke sekolah pada pagi itu.”
248. Dilan : “Kamu tahu gak nama jalan ini sudah kuganti?”
250. Dilan : “Diganti jadi Jalan Milea. Jalan Milea dan Dilan.”
252. Dilan : “Jalan Milea dan Dilan Sang Peramal yang semalam mikirin Milea.”
14 | P a g e
257. Milea : “Kok bingung?”
260. Dilan : “Biar deket terus. Kalau deket kan gak perlu mikirin.”
Adegan 16
Latar: Sekolah
262. Narator : “Dari luar pagar sekolah terdengar raungan suara motor. Sangat berisik karena
motornya banyak. Ternyata mereka adalah siswa dari SMA lain yang sedang menyerang
sekolahku.”
267. Narator : “Milea mencari cari DIlan tetapi dia tidak menemukannya juga. Tiba tiba Dilan datang
menemuinya di samping gedung perpustakaan.”
15 | P a g e
276. Milea : “Pasti kamu juga! macam macam aja.”
282. Narator : “Akhirnya DIlan tidak mengantar Milea pulang karena dia harus ke kantor polisi.”
Adegan 17
283. Narator : “Malamnya Dilan nelepon. Dia membahas sebuah peristiwa penyerangan.”
16 | P a g e
296. Milea : “Hahahaha.”
301. DIlan : “Dengerin pas aku absen, jangan ngomong ya. Satu beruang, dua kadal, tiga jerapah,
empat macan, lima keledai, enam kamu……”
304. Dilan : “Tidur ya, lia. Maaf tadi siang aku membuat kamu kesal. Aku gak bermaksud.”
Adegan 18
305. Narator : “Kang Adi… Ia adalah guru les privat milea yang dikenalkan oleh Ibu. Milea belajar
dengannya setiap malam minggu.”
306. Kang Adi : “kanga di kuliah di ITB lhoo.. diantara teman teman sejurusan akang, akang tuh cukup
penting”
308. Kang Adi : “ya, katanya kalau gak ada kanga di gaakan jalan urusannya. Eh lia, jadi ikut ga ke ITB
besok??”
313. Milea : “ohh iya. Kang adi, Lia ke dalem dulu ya”
314. kang Adi : “yaudah kang adi juga pulang aja yah”
17 | P a g e
Adegan 19
Latar : sekolah
315. Narator : “hari Senin pada saat upacara Dilan masuk di barisan supaya berdiri sejajar dengan
Milea. Tentu saja itu dianggap sebagai pelanggaran.”
320. Narator : “ terjadi perkelahian antara pak suripto dengan DIlan. Untungnya segera dilerai. Dilan,
milea, dan kepala sekolah berkumpul di ruang guru.”
322. Bu Rini : “Iya, ibu ngerti.tapi dilan harus maklum.. dia kan memang begitu.”
323. Dilan : “ Aku tidak bisa memaklumi guru seperti itu bu! Siapapun dia, kalau tidak menghargai
orang tidak akan dihargai.”
Adegan 20
18 | P a g e
330. narrator : “ akhirnya Dilan mendapat hukuman skors. Hari rabu ibu dilan datang ke sekolah wati
yang memberi tahuku bahwa itu Ibu dilan.”
334. Bunda : “ oh ini milea? Dilan sering cerita tentang kamu lhoo. Kamu pulangnya ke mana??”
336. Bunda : “Oh..ikut Ibu saja yu? Wati juga bareng aja.”
342. Bunda : “bolehhh. Kata dilan kamu pacarnya ya? Apa dia ngaku ngaku doang?”
345. Milea : “Ini, Bun rumah Lia. Ibuuu!! Ada ibunya Dilan nih.”
348. Ibu Milea : “Ah ibu bisa aja. Ayo, Bu masuk ke dalam biar saya buatkan minum.”
351. Milea : “Hey! Tau gak aku tadi pulangnya diantar siapa?”
353. Milea : “Bukan. Pokoknya oleh orang yang kusuka. Aku sayang.”
19 | P a g e
354. Dilan : “Hmm… siapa?”
357. Milea : “Iya. Tadi Bunda ke sekolah terus katanya mau nganter aku pulang.”
362. Bunda : “Bunda pamit dulu ya, Lia. Cantik anak ini…”
364. Bunda : “Bunda juga senang ketemu Lia. Bunda pulang ya.”
Adegan 21
366. Narator : “Hari itu, beredar kabar bahwa Dilan dan kawan-kawannya akan menyerang SMA lain.
Milea tidak ingin Dilan ikut-ikutan sehingga dia memutuskan menghampiri Dilan.”
369. Milea : “Kita bisa izin. Pokoknya aku mau kita jalan-jalan sekarang juga.”
20 | P a g e
375. Dilan : “iya.”
Adegan 22
380. narrator : “hari minggu saat Milea pulang dari pasar, kang adi ada di rumah.”
383. Milea : “aduh kayaknya lia gak bisa. Kenapa tadi gak nelpon dulu?”
384. Kang adi : “tadi nelepon tapi kamunya kan lagi ke pasar..”
385. Ibu Milea : “yaudah lia ikut aja. Kasian kanga di udah dating jauh jauhh.”
Adegan 23
Latar : sekolah
387. Narator : “di sekolah, hari itu, Milea terus mencari DIlan tapi tak juga kunjung ketemu. Milea pun
memutuskan mencari Dilan ke warung Bi Eem”
389. Susi : “Aduh sampai dicariin terus. Jangan terlalu di kekang atuh si Dilan!”
21 | P a g e
392. Susi : “wahh wanian kieu euy!”
397. narrator : “Milea pun pergi ke kelas sambil menangis. Piyan dan Anhar mengikuti milea sampai ke
kelas.”
401. Anhar : “Gak diapa apain. Tadi gak sengaja. Maaf lia, gak ada maksud menamparmu.”
405. Narator : “bel bubar sekolah berbunyi. Saat Milea sedang siap siap untuk pulang, Milea
mendengar suara rebut diluar.”
409. Narator : “Milea langsung bergegas menerobos kerumunan dan melihat Dilan sedang berantem
dengan Anhar.”
411. Narator : “Bersamaan dengan itu, datang beberapa guru menghentikan perkelahian. Pakaian
DIlan dan Anhar berantakan. Muka keduanya berdarah darah. DIlan dan Anhar dibawa
ke ruang Guru, tidak ada yang boleh masuk kecuali Milea.”
22 | P a g e
Adegan 24
413. Dilan : “Jangankan Anhar, guru yang memarahi Milea kubakar sekolah ini.”
414. Narator : “Dilan menonjok Anhar untuk kedua kalinya. Guru-guru mencoba melerai DIlan.”
416. Narator : “Ketika DIlan pergi, tidak ada satu pun yang berusaha mencegahnya. Milea, Wati, dan
Piyan mengikuti dari belakang.”
425. Narator : “Lalu mereka pulang dan pergi meninggalkan Milea dan Dilan berjalan berdampingan.
Dilan dan Milea berjalan berdampingan menuju warung Bi Eem.”
Adegan 25
23 | P a g e
430. Bi Eem : “Mau minum apa?”
448. Dilan : “Iya. AKu nyari kamu, ya terus gitu berantem sama Anhar. Bi Eem udah cerita.”
24 | P a g e
455. Milea : “Kasih obat dulu ya.”
*Dilan menulis*
464. Dilan : “Proklamasi. Hari ini di Bandung tanggal 22 Desember 1990, Dilan dan MIlea, Dengan
penuh perasaan, Telah resmi Berpacaran. Hal hal mengenai penyempurnaan dan
Kemesraan akan diselenggarakan dalam tempo yang selama-lamanya.”
467. Narator : “Demikianlah kisah cintaku dengan Dilan, ketika aku tinggal di Bandung dulu! Dulu
sekali, bertahun-tahun yang lalumeski aku merasanya seola olah hal itu baru terjadi
kemari. Sebetulnya aku masih ingin terus cerita tentang kisahku dengan Dilan, karena
masih sangat banyak.”
25 | P a g e