Anda di halaman 1dari 6

TUGAS FARMAKOLOGI

ANGINA TIDAK STABIL

Kelompok

Ni Putu Anggi Firda Utari (04)


Ni Made Ayu Swandewi (08)
Elok Sri Wahyuni (14)
Ketut Gita Paramitha Petapan (18)

XI A FARMASI
SMK BINTANG PERSADA
2023
ANGINA TIDAK STABIL

DEFINISI
Angina tidak stabil atau unstable angina adalah suatu kondisi di mana
jantung anda tidak mendapatkan cukup aliran darah dan oksigen. Kondisi ini
dapat menyebabkan serangan jantung. Angina adalah jenis ketidaknyamanan dada
yang disebabkan oleh aliran darah yang buruk melalui pembuluh darah (pembuluh
koroner) otot jantung (miokardium).
Unstable angina merupakan jenis angina yang lebih berbahaya. Angina
jenis ini tidak bergantung pada aktivitas apa yang dilakukan, serta dapat muncul
tiba-tiba dan berlanjut meski penderitanya sudah beristirahat.
Angina yang tidak stabil ini merupakan spektrum presentasi klinis yang
disebut sebagai sindrom koroner akut (ACS), yang terdiri dari peningkatan
segmen ST infark miokard (STEMI) dan non-STEMI (NSTEMI). Angina tidak
stabil dianggap sebagai sindrom koroner akut di mana terdapat iskemia
miokard tanpa terdeteksi nekrosis miokard.
Istilah angina tidak stabil dimaksudkan untuk menandakan keadaan
peralihan antara infark miokard dan keadaan angina stabil yang lebih kronis
Pasien dengan kondisi ini juga telah dikategorikan berdasarkan presentasi, hasil
tes diagnostik, atau kursus dari waktu ke waktu

TANDA GEJALA
Angina tidak stabil ditandai dengan gejala :
1. Rasa nyeri dada yang berlangsung lama dan tidak membaik dengan istirahat.:
2. Nyeri iskemik yaitu berupa berat, sesak, sakit, atau terbakar pada dada,
epigastrium, atau lengan sisi kiri
3. Dispnea
4. Kelelahan
5. Merasa lemas
6. Pusing
7. Batuk atau mengi
8. Rasa cemas hingga panik
9. Sesak napas
10. Berkeringat
11. Nyeri di sisi tubuh lain seperti perut, punggung, dan kaki.

PENANGANAN

A. Pengobatan Farmakologi Angina tidak stabil


Pengobatan angina tidak stabil bertujuan untuk mengurangi keluhan dan
mencegah terjadinya serangan jantung. Metode yang diberikan dapat
berbeda-beda, tergantung pada kondisi yang dialami pasien, antara lain:
Beberapa jenis obat yang dapat diberikan oleh dokter untuk meredakan
gejala angina adalah:
 Obat pengencer darah, seperti aspirin, clopidogrel, atau ticagrelor
 Obat pelebar pembuluh darah golongan nitrat, seperti nitrogliserin dan
isosorbide dinitrate, untuk melebarkan dan merelaksasi pembuluh
darah, sehingga aliran darah ke jantung lebih baik
 Obat penghambat beta, seperti atenolol atau bisoprolol, untuk
memperlambat denyut jantung dan membuat pembuluh darah lebih
rileks sehingga mengurangi beban kerja jantung
 Obat untuk mengontrol penyakit diabetes, kolesterol, dan hipertensi
yang merupakan faktor risiko dari penyakit jantung koroner
 Obat antiangina, seperti trimetazidine atau ranolazine, untuk
mengurangi dan mencegah kejadian nyeri dada
B. Pengobatan Non-Farmakologi Angina tidak stabil
Angina tidak stabil dapat dicegah dengan menerapkan gaya hidup sehat.
Upaya yang bisa diterapkan antara lain:
 Berhenti merokok dan membatasi konsumsi minuman beralkohol
 Berolahraga secara teratur dan menjaga berat badan ideal
 Memperbaiki pola makan dengan mengonsumsi makanan rendah
lemak dan garam, buah-buahan, sayur-sayuran, dan gandum utuh.
 Menghindari konsumsi makanan tinggi lemak jenuh, seperti sosis dan
daging berlemak, mentega, keju, dan makanan cepat saji
 Mengelola stres dengan cara yang positif, bisa dengan yoga, meditasi,
atau melakukan hobi yang menyenangkan
 Memeriksakan diri ke dokter secara berkala jika menderita hipertensi,
hiperkolesterolemia, atau diabetes.

DIAGNOSA PENUNJANG

Untuk mendiagnosis angina tidak stabil, dokter akan menanyakan keluhan


yang dirasakan pasien sekaligus menanyakan apakah pasien memiliki faktor risiko
penyakit jantung koroner. Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik
dan beberapa tes penunjang untuk pemeriksaan jantung, seperti:

 Electrocardiogram (EKG), untuk memeriksa aliran listrik jantung dan


mendeteksi gangguan pada irama jantung
 Echo jantung, untuk menemukan letak kerusakan otot jantung dan area
jantung yang tidak mendapatkan cukup darah
 EKG treadmill (stres test), yang tujuannya sama dengan EKG, tetapi
dilakukan saat pasien sedang beraktivitas
 Rontgen dada, untuk memeriksa kemungkinan terjadinya pembesaran
jantung
 Kateterisasi jantung, untuk melihat penyempitan pada pembuluh darah
jantung dengan bantuan kateter, zat pewarna khusus (kontras), dan foto
Rontgen
 Pemindaian jantung dengan CT scan atau pemeriksaan nuklir, untuk
memeriksa bagian pembuluh jantung yang tersumbat dan bagian jantung
yang tidak mendapatkan aliran darah
 Tes darah, untuk mendeteksi keberadaan enzim jantung, yang kadarnya di
dalam darah dapat meningkat saat jantung tidak mendapatkan suplai darah
yang cukup.

KOMPLIKASI

Angina tidak stabil sering disebabkan oleh penyakit jantung koroner. Bila
pembuluh darah koroner makin menyempit dan tersumbat total, maka akan
muncul serangan jantung yang bisa mengancam nyawa.Oleh karena itu, angina
pektoris perlu diperiksakan sejak masih berupa gejala awal, atau sejak nyeri masih
ringan dan bisa reda sendiri dengan istirahat. komplikasi yang mungkin terjadi
pada angina pektoris yaitu aritmia, gagal jantung, komplikasi mekanik (Ruptur
dinding ventrikel, regurgitasi mitral akut).
DAFTAR PUSTAKA

https://www.alodokter.com

https://my.clevelandclinic.com

https://hellosehat.com

https://www.alomedika.com

https://www.klikdokter.com

https://id.m.wikipedia.com

Anda mungkin juga menyukai