Anda di halaman 1dari 328

Perubahan RPJMD

Kabupaten Sambas
Tahun 2016 - 2021

Pemerintah Kabupaten Sambas


Tahun 2019
BUPATI SAMBAS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SAMBAS


NOMOR 7 TAHUN 2019
TENTANG
PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN SAMBAS
NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA
MENENGAH DAERAH KABUPATEN SAMBAS TAHUN 2016 - 2021

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


BUPATI SAMBAS,

Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 264 ayat (5) Undang–


Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang
Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun
2014 tentang Pemerintahan Daerah, Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah dapat diubah
apabila berdasarkan hasil pengendalian dan evaluasi tidak
sesuai dengan perkembangan keadaan atau penyesuaian
terhadap kebijakan yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat;

b. bahwa berdasarkan hasil pengendalian dan evaluasi


Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Sambas Tahun 2016-2021 serta penyesuaian
terhadap kebijakan pemerintah pusat, maka Peraturan
Daerah Kabupaten Sambas Nomor 8 Tahun 2016 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Sambas Tahun 2016-2021, perlu ditinjau
kembali;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud


pada huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan
Daerah tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Nomor 8
Tahun 2016 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah Kabupaten Sambas Tahun 2016-2021.
Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945;

2. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 1959 tentang Penetapan


Undang-Undang Darurat Nomor 3 Tahun 1953 tentang
Perpanjangan Pembentukan Daerah Tingkat II di
Kalimantan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
1953 Nomor 9) sebagai Undang-Undang (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1959 Nomor 72, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1820)
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor
8 Tahun 1965 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II
Tanah Laut, Daerah Tingkat II Tapin dan Daerah Tingkat II
Tabalong dengan Mengubah Undang-Undang Nomor 27
Tahun 1959 tentang Penetapan Undang-Undang Darurat
Nomor 3 Tahun 1953 tentang Pembentukan Daerah
Tingkat II di Kalimantan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1965 Nomor 51, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 2756);

3. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang


Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari
Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 3851);

4. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan


Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003
Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4286);

5. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem


Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);

6. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana


Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005 -
2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007
Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4700);

7. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang


Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah
diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang - Undang
Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas
Undang – Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5679);

8. Peraturan Pemerintah No. 13 tahun 2019 tentang Laporan


dan Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor
52, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
6323);

9. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang


Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan
Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor
21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4817);

10. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana


Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015-
2019 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015
Nomor 3);

11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017


tentang Tata Cara Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi
Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi Rancangan
Peraturan Daerah Tentang Rencana Jangka Panjang
Pembangunan Daerah dan Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah, serta Tata Cara Perubahan Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah, Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah dan Rencana
Kerja Pemerintah Daerah (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2017 Nomor 1312);

12. Peraturan Daerah Propinsi Kalimantan Barat Nomor 10


Tahun 2014 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Propinsi
Kalimantan Barat Tahun 2014 - 2034 (Lembaran Daerah
Propinsi Kalimantan Barat Tahun 2014 Nomor 10,
Tambahan Lembaran Daerah Propinsi Kalimantan Barat
Nomor 8);

13. Peraturan Daerah Propinsi Kalimantan Barat Nomor 3


Tahun 2016 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Daerah (RPJPD) Propinsi Kalimantan Barat Tahun
2005 - 2025 (Lembaran Daerah Propinsi Kalimantan Barat
Tahun 2016 Nomor 3, Tambahan Lembaran Daerah
Propinsi Kalimantan Barat Nomor 3);

14. Peraturan Daerah Propinsi Kalimantan Barat Nomor 2


Tahun 2019 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD) Propinsi Kalimantan Barat
Tahun 2018 - 2023 (Lembaran Daerah Propinsi Kalimantan
Barat Tahun 2019 Nomor 2);

15. Peraturan Daerah Kabupaten Sambas Nomor 2 Tahun 2010


tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah
Kabupaten Sambas Tahun 2005 - 2025 (Lembaran Daerah
Kabupaten Sambas Tahun 2010 Nomor 2);

16. Peraturan Daerah Kabupaten Sambas Nomor 1 Tahun 2015


tentang Urusan Pemerintahan Daerah (Lembaran Daerah
Kabupaten Sambas Tahun 2015 Nomor 3, Tambahan
Lembaran Daerah Kabupaten Sambas Nomor 11);

17. Peraturan Daerah Kabupaten Sambas Nomor 17 Tahun


2015 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten
Sambas Tahun 2015 - 2035 (Lembaran Daerah Kabupaten
Sambas Tahun 2015 Nomor 19, Tambahan Lembaran
Daerah Kabupaten Sambas Nomor 25);

18. Peraturan Daerah Kabupaten Sambas Nomor 4 Tahun 2016


tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah
(Lembaran Daerah Kabupaten Sambas Tahun 2016 Nomor
4, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Sambas Nomor
25);

19. Peraturan Daerah Kabupaten Sambas Nomor 6 Tahun 2016


tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Sambas Tahun 2016-2021 (Lembaran Daerah
Kabupaten Sambas Tahun 2016 Nomor 8. Tambahan
Lembaran Daerah Kabupaten Sambas Nomor 31).
Dengan persetujuan bersama
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN SAMBAS
dan
BUPATI SAMBAS

MEMUTUSKAN :
Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG PERUBAHAN ATAS
PERATURAN DAERAH NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH
DAERAH KABUPATEN SAMBAS TAHUN 2016-2021.

Pasal I

Beberapa ketentuan dalam Peraturan Daerah Kabupaten Sambas Nomor 6


Tahun 2016 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Sambas Tahun 2016-2021 (Lembaran Daerah Kabupaten
Sambas Tahun 2016 Nomor 8, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten
Sambas Nomor 31), diubah sebagai berikut:
1. Ketentuan Pasal 1 angka 5 dan 10 diubah, serta ditambah angka 14
sampai dengan 21, sehingga Pasal 1 berbunyi sebagai berikut :

Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan:


1. Daerah adalah Kabupaten Sambas.
2. Pemerintah Daerah adalah Kepala Daerah sebagai unsur
penyelenggara Pemerintahan Daerah yang memimpin pelaksanaan
urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah otonom.
3. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disebut DPRD
adalah lembaga perwakilan rakyat daerah yang berkedudukan
sebagai unsur penyelenggara pemerintahan Daerah.
4. Bupati adalah Bupati Sambas.
5. Perangkat Daerah adalah unsur pembantu Bupati dan
DPRD dalam penyelenggaraan Urusan Pemerintahan yang
menjadi kewenangan Daerah.
6. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah yang selanjutnya disebut
Bappeda adalah Organisasi Perangkat Daerah yang melaksanakan
tugas dan mengkoordinasikan penyusunan, pengendalian dan
evaluasi pelaksanaan rencana pembangunan Daerah.
7. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah, yang selanjutnya
disingkat RPJPD adalah dokumen perencanaan pembangunan
daerah untuk periode 20 (dua puluh) tahun;
8. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, yang selanjutnya
disingkat RPJMD adalah dokumen perencanaan pembangunan
Daerah untuk periode 5 (lima) tahun;
9. Rencana Strategis Perangkat Daerah, yang selanjutnya disebut
Renstra PD adalah dokumen perencanaan Perangkat Daerah untuk
periode 5 (lima) tahun.
10. Rencana Pembangunan Tahunan Daerah yang selanjutnya disebut
Rencana Kerja Pemerintah Daerah yang selanjutnya disingkat RKPD
adalah dokumen perencanaan Daerah untuk periode 1 (satu) tahun.
11. Rencana Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat Renja
PD adalah dokumen perencanaan Perangkat Daerah untuk periode 1
(satu) tahun.
12. Pengendalian adalah serangkaian kegiatan manjemen yang
dimaksudkan untuk menjamin agar suatu program/ kegiatan yang
dilaksanakan sesuai dengan rencana yang ditetapkan.
13. Evaluasi adalah rangkaian kegiatan membandingkan realisasi
masukan (input), keluaran (output), dan hasil (outcome) terhadap
rencana dan standar.
14. Isu-isu strategis adalah kondisi atau hal yang harus diperhatikan
atau dikedepankan dalam perencanaan pembangunan daerah
karena dampaknya yang signifikan bagi daerah dengan karakteristik
bersifat penting, mendasar, mendesak, berjangka panjang, dan
menentukan tujuan penyelenggaraan Pemerintahan Daerah dimasa
yang akan datang.
15. Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan
pada akhir periode perencanaan.
16. Misi adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan
dilaksanakan untuk mewujudkan visi.
17. Strategi adalah langkah-langkah berisikan program-program
indikatif untuk mewujudkan visi dan misi.
18. Kebijakan adalah arah atau tindakan yang diambil oleh Pemerintah
Daerah untuk mencapai tujuan.
19. Program adalah instrumen kebijakan yang berisi satu atau lebih
kegiatan yang dilaksanakan oleh instansi pemerintah untuk
mencapai sasaran dan tujuan serta memperoleh alokasi anggaran,
atau kegiatan masyarakat yang dikoordinasikan oleh instansi
pemerintah.
20. Kinerja adalah keluaran/hasil dari kegiatan/program yang akan
atau telah dicapai sehubungan dengan penggunaan anggaran
dengan kuantitas dan kualitas yang terukur.
21. Indikator kinerja adalah alat ukur spesifik secara kuantitatif
dan/atau kualitatif untuk masukan, proses, keluaran, hasil,
manfaat, dan/atau dampak yang menggambarkan tingkat capaian
kinerja suatu program atau kegiatan

2. Ketentuan Pasal 2 ayat (1) diubah, sehingga Pasal 2 berbunyi sebagai


berikut :

Pasal 2

(1) Sistematika RPJMD memuat:


BAB I. PENDAHULUAN.
BAB II. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH.
BAB III. GAMBARAN KEUANGAN DAERAH.
BAB IV. PERMASALAHAN DAN ISU – ISU STRATEGIS DAERAH.
BAB V. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN.
BAB VI. STRATEGI, ARAH KEBIJAKAN DAN PROGRAM
PEMBANGUNAN DAERAH.
BAB VII. KERANGKA PENDANAAN PEMBANGUNAN DAN PROGRAM
PERANGKAT DAERAH.
BAB VIII. KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH.
BAB IX. PENUTUP.
(2) Uraian sistematika RPJMD sebagaimana dimaksud dalam ayat (1),
tercantum dalam lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan
dari Peraturan Daerah ini.

3. Ketentuan Bab IV, Pasal 5 diubah, dan Pasal 6 dihapus, sehingga Bab IV,
Pasal 5 dan Pasal 6 berbunyi sebagai berikut:

BAB IV

PENGENDALIAN DAN EVALUASI RPJMD

Pasal 5

(1) Bupati melakukan pengendalian dan evaluasi terhadap RPJMD.


(2) Pengendalian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:

a. kebijakan perencanaan RPJMD, dan;


b. pelaksanaan RPJMD.
(3) Evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
a. kebijakan perencanaan RPJMD;
b. pelaksanaan RPJMD, dan;
c. hasil RPJMD.
(4) Pelaksanaan Pengendalian dan Evaluasi sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dilakukan oleh Bappeda.
(5) Tata cara pengendalian dan evaluasi pelaksanaan RPJMD
sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dilaksanakan sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan.

4. Pasal 6 dihapus

5. Diantara Pasal 6 dan Pasal 7, disisipkan 1 (satu) Bab dan 1 (satu) Pasal,
yakni Bab IVA, dan Pasal 6A sehingga berbunyi sebagai berikut:

BAB IVA

PERUBAHAN RPJMD

Pasal 6A

(1) Perubahan RPJMD dapat dilakukan apabila:

a. hasil pengendalian dan evaluasi menunjukkan bahwa proses


perumusan tidak sesuai dengan tahapan dan tata cara penyusunan
rencana pembangunan daerah yang diatur dalam peraturan
perundang-undangan;

b. hasil pengendalian dan evaluasi menunjukan bahwa substansi yang


dirumuskan, tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan,
dan;

c. terjadi perubahan yang mendasar (seperti terjadinya bencana alam,


goncangan politik, krisis ekonomi, konflik sosial budaya, gangguan
keamanan, pemekaran daerah atau perubahan kebijakan nasional).

(2) Dalam hal terjadi perubahan yang tidak mendasar, yang bersifat
parsial dan/atau perubahan sasaran dan program tetapi tidak
mengubah target akhir pencapaian sasaran daerah, maka penetapan
perubahan tersebut ditetapkan dengan Peraturan Bupati.
Pasal II

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.


Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan
Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten
Sambas.

Ditetapkan di Sambas
pada tanggal 13 Juni 2019

BUPATI SAMBAS,

TTD

ATBAH ROMIN SUHAILI

Diundangkan di Sambas
Pada tanggal 13 Juni 2019
SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN SAMBAS,
TTD
TTD
URAY TAJUDIN

BERITA DAERAH KABUPATEN SAMBAS TAHUN 2019 NOMOR 7

Salinan Sesuai Dengan Aslinya


KEPALA BAGIAN HUKUM

MARJUNI, SH
Pembina Tk. I (IV/b)
NIP. 19680612 199710 1 001
PENJELASAN
ATAS
PERATURAN DAERAH KABUPATEN SAMBAS
NOMOR 7 TAHUN 2019
TENTANG
PERUBAHAN PERATURAN DAERAH NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
KABUPATEN SAMBAS TAHUN 2016-2021

I. PENJELASAN UMUM
Dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) Kabupaten Sambas Tahun 2016-2021 telah ditetapkan dengan
Peraturan Daerah Kabupaten Sambas Nomor 8 Tahun 2016 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Sambas
Tahun 2016-2021 yang merupakan penjabaran dari visi, misi dan
program Bupati dan Wakil Bupati yang penyusunannya berpedoman pada
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten
Sambas Tahun 2000-2025 serta dengan memerhatikan dokumen
perencanaan lainnya di tingkat Provinsi dan Nasional maupun dokumen
perencanaan strategis lainnya di tingkat Kabupaten Sambas. Selain visi
dan misi, RPJMD Tahun 2016-2021 memuat tujuan, sasaran, strategi,
arah kebijakan dan program-program beserta pagu indikatifnya yang
disusun dalam rangka pencapaian visi dan misi Bupati dan Wakil Bupati.
RPJMD selanjutnya digunakan sebagai pedoman penetapan Renstra
Perangkat Daerah dan penyusunan RKPD serta digunakan sebagai
instrumen evaluasi penyelenggaraan Pemerintahan Daerah.
Pasal 264 ayat 5 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah menyatakan bahwa RPJMD dapat diubah apabila
berdasarkan hasil pengendalian dan evaluasi tidak sesuai dengan
perkembangan keadaan atau penyesuaian terhadap kebijakan yang
ditetapkan oleh Pemerintah Pusat. Selain itu dalam pasal 342 Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata Cara
Perencanaan, Pengendalian Dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata
Cara Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah Tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah dan Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah, Serta Tata Cara Perubahan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah, Dan Rencana Kerja Pemerintah
Daerah diatur tentang perubahan RPJMD yang dapat dilakukan apabila:
a. Hasil pengendalian dan evaluasi menunjukkan bahwa proses
perumusan, tidak sesuai dengan tahapan dan tata cara penyusunan
rencana pembangunan daerah yang diatur dalam Permendagri Nomor
86 Tahun 2017;
b. Hasil pengendalian dan evaluasi menunjukkan bahwa substansi yang
dirumuskan, tidak sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 86 Tahun 2017, dan;
c. Terjadi perubahan yang mendasar;
Sejak ditetapkannya Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2016 atau
selama jangka waktu dua tahun sejak diberlakukannya RPJMD
Kabupaten Sambas, yaitu tahun 2017 dan 2018, telah terjadi dinamika
perkembangan atas pelaksanaan Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah dan perubahan kebijakan pemerintah
pusat lainnya seperti adanya perubahan kebijakan pemerintah pusat
terkait struktur organisasi perangkat daerah, penerapan Standar
Pelayanan Minimal (SPM), penerapan tujuan pembangunan
berkelanjutan/ Sustainable Development Goals (SDG’S), kebijakan
transfer keuangan pemerintah pusat ke daerah, serta perlunya
mengakomodir Visi dan Misi Gubernur Kalimantan Barat periode 2019-
2023 dan Rancangan Teknokratik RPJMN Tahun 2020-2024. Berbagai
perubahan kebijakan tersebut sangat mempengaruhi asumsi-asumsi
dalam perencanaan pembiayaan atau penganggaran pembangunan
daerah sehingga secara langsung berpengaruh pada pencapaian target
atau indikator pembangunan yang sudah ditetapkan. Perubahan yang
terjadi tersebut harus diadaptasi oleh Pemerintah Kabupaten Sambas
dengan melakukan perubahan RPJMD Kabupaten Sambas.
Beberapa perubahan kebijakan diatas dan dasar pertimbangan
perubahan RPJMD Kabupaten Sambas Tahun 2016-2021 dapat
dijelaskan sebagai berikut:
1. Amanat PP Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah.
Pada tahun 2016 pemerintah menerbitkan Peraturan Pemerintah
Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah sebagai pengganti
atas Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi
Perangkat Daerah. Kemudian dalam rangka pelaksanaannya Menteri
Dalam Negeri menetapkan Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor :
061/2911/SJ Tahun 2016 tentang Tindak Lanjut Peraturan
Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 yang memuat point penting
khususnya berkenaan dengan Perencanaan Pembangunan Daerah
yaitu mengamanatkan agar Pemerintah Daerah segera melakukan
penyesuaian dokumen Rencana Pembangunan Daerah sesuai
Kelembagaan Perangkat Daerah yang dibentuk berdasarkan Peraturan
Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016.
2. Amanat Permendagri Nomor 86 Tahun 2017.
Ketentuan pasal 342 ayat (3) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86
Tahun 2017 menyebutkan bahwa perubahan RPJMD dapat dilakukan
apabila terjadi perubahan yang mendasar (terjadinya bencana alam,
goncangan politik, krisis ekonomi, konflik sosial budaya, gangguan
keamanan, pemekaran daerah atau perubahan kebijakan nasional).
Sejalan dengan itu dalam jangka waktu 2 (dua) tahun pelaksanaan
RPJMD Kabupaten Sambas 2016-2021 telah terjadi beberapa
perubahan kebijakan nasional sehingga perlu untuk diakomodir
dengan melakukan penyesuaian.
3. Kebutuhan untuk mengintegrasikan RPJMD Kabupaten Sambas
dengan PP Nomor 2 Tahun 2018 tentang Sandar Pelayanan Minimal,
Peraturan Presiden Nomor 59 Tahun 2017 tentang Pelaksanaan
Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable
Development Goals/SDG’s) dan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun
2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.
4. Evaluasi RPJMD Tahun 2017 dan evaluasi berjalan RPJMD Tahun
2018 yang memperoleh informasi dimana terdapat indikator yang
capaiannya sudah melebihi target tahun terakhir periode RPJMD,
beberapa indikator dinilai kurang mampu memberikan informasi yang
lengkap terkait kinerja daerah serta beberapa target capaian yang
dinilai kurang realistis.
5. Masih terdapat sisa waktu yang memungkinkan yakni 3 (tiga) tahun
untuk dilakukan perubahan RPJMD Kabupaten Sambas Tahun 2016-
2021 sesuai ketentuan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun
2017 pasal 342 ayat (2).
Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut di atas, maka
RPJMD Kabupaten Sambas Tahun 2016-2021 perlu diubah dengan
Peraturan Daerah dan selanjutnya dijadikan pedoman dalam menyusun
Perubahan Renstra-PD. Pelaksanaan Perubahan RPJMD dijabarkan lebih
lanjut dalam RKPD sebagai dokumen perencanaan tahunan Pemerintah
Kabupaten Sambas untuk tahun 2019 sampai dengan 2021.

II. PENJELASAN PASAL DEMI PASAL


Pasal I
Cukup jelas.
Pasal II
Cukup jelas.
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .......................................................................................................................................................... i

DAFTAR TABEL ................................................................................................................................................... viii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................................................................. xvi

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................................. I-1


1.1 Latar Belakang ............................................................................................................................................ I-1
1.2 Dasar Hukum Penyusunan .................................................................................................................... I-3
1.3 Hubungan Antara Dokumen ................................................................................................................. I-6
1.3.1 RPJMD Kabupaten Sambas dan RPJMD Nasional ..................................................... I-6
1.3.2 RPJMD Kabupaten Sambas dan RPJMD Provoinsi Kalimantan Barat ............. I-8
1.3.3 RPJMD Kabupaten Sambas dan RPJPD Kabupaten Sambas ................................ I - 10
1.3.4 RPJMD Kabupaten Sambas dan RTRW Nasional, RTRW Propinsi I - 10
Kalimantan Barat dan RTRW Kabupaten Sambas ...................................................
1.3.5 RPJMD Kabupaten Sambas dan Rencana Strategis Perangkat Daerah .......... I - 12
1.3.6 RPJMD Kabupaten Sambas dan RKPD Kabupaten Sambas ................................. I - 12
1.4 Maksud dan Tujuan ................................................................................................................................. I - 13
1.5 Sistematika Penulisan ............................................................................................................................ I - 13

BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH .................................................................................... II - 1


2.1 Aspek Geografi dan Demografi ............................................................................................................. II - 1
2.1.1 Kondisi Fisik Dasar .................................................................................................................. II - 1
A. Luas dan Batas Wilayah Administrasi .................................................................. II - 1
B. Topografi ............................................................................................................................ II - 3
C. Jenis Tanah ........................................................................................................................ II - 3
D. Hidrologi ............................................................................................................................. II - 4
E. Klimatologi ........................................................................................................................ II - 4
F. Penggunaan Lahan ........................................................................................................ II - 4
G. Kawasan Perbatasan .................................................................................................... II - 5
2.1.2 Penataan Ruang ......................................................................................................................... II - 6
A. Rencana Struktur Ruang ............................................................................................. II - 6
B. Rencana Pola Ruang ...................................................................................................... II - 10
C. Kawasan Rawan Bencana ........................................................................................... II - 11
2.1.3 Demografi ..................................................................................................................................... II - 14
2.2 Aspek Kesejahteraan Masyarakat ....................................................................................................... II - 20
2.2.1 Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi ....................................................... II - 20
A. Pertumbuhan ekonomi ................................................................................................ II - 20
B. PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) ........................................................ II - 22
C. PDRB Perkapita .............................................................................................................. II - 29
D. Indeks Gini (Gini Ratio) ............................................................................................... II - 30
E. Laju Inflasi ........................................................................................................................ II - 31
F. Tingkat Kemiskinan ...................................................................................................... II - 32
G. Tingkat Pengangguran Terbuka ............................................................................. II - 33
H. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) .................................................................. II - 34

i
I. Indeks Desa Membangun ........................................................................................... II - 36
2.2.2 Fokus Kesejahteraan Sosial ................................................................................................. II - 37
A. Angka Melek Huruf ........................................................................................................ II - 37
B. Angka Harapan Lama Sekolah (HLS) .................................................................... II - 38
C. Rata-Rata Lama Sekolah ............................................................................................. II - 39
D. Angka Partisipasi Kasar (APK) ................................................................................ II - 40
E. Angka Partisipasi Murni (APM) .............................................................................. II - 41
F. Angka Pendidikan Yang Ditamatkan .................................................................... II - 39
G. Angka Harapan Hidup (AHH) ................................................................................... II - 42
H. Angka Kematian .............................................................................................................. II - 42
I. Rasio Penduduk Yang Bekerja ................................................................................. II - 45
2.3 Aspek Pelayanan Umum .......................................................................................................................... II - 45
2.3.1 Layanan Urusan Wajib ........................................................................................................... II - 46
2.3.1.1 Fokus Urusan Wajib Pelayanan Dasar ............................................................ II - 46
A. Urusan Pendidikan .......................................................................................... II - 46
B. Urusan Kesehatan ............................................................................................ II – 47
C. Urusan Pekerjaan Umum dan Tata Ruang .......................................... II – 53
D. Urusan Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman ............... II - 54
E. Urusan Ketentraman, Ketertiban Umum dan Perlindungan
Masyarakat .......................................................................................................... II - 55

F. Urusan Sosial ...................................................................................................... II - 57


2.3.1.2. Fokus Urusan Wajib Non Pelayanan Dasar II - 59
A. Urusan Tenaga Kerja ...................................................................................... II - 59
B. Urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak ..... II - 63
C. Urusan Ketahanan Pangan .......................................................................... II - 64
D. Urusan Pertanahan ......................................................................................... II - 66
E. Urusan Lingkungan Hidup ........................................................................... II - 67
F. Urusan Administrasi Kependudukan dan Pencatatan Sipil ........ II - 69
G. Urusan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa ................................... II - 71
H. Urusan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana ......... II - 72
I. Urusan Perhubungan ..................................................................................... II - 73
J. Urusan Komunikasi dan Informatika ..................................................... II - 74
K. Urusan Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah ................................ II - 75
L. Urusan Penanaman Modal ...................................................................... II - 79
M. Urusan Kepemudaan dan Olahraga .................................................... II - 81
N. Urusan Statistik ............................................................................................ II - 82
O. Urusan Persandian ...................................................................................... II - 83
P. Urusan Kebudayaan ................................................................................... II - 83
Q. Urusan Perpustakaan ................................................................................ II - 87
R. Urusan Kearsipan ........................................................................................ II - 88
2.3.2 Fokus Urusan Pilihan .............................................................................................................. II - 88
A. Urusan Kelautan dan Perikanan ............................................................................. II - 88
B. Urusan Pariwisata .......................................................................................................... II - 90
C. Urusan Pertanian ............................................................................................................ II - 93

ii
D. Urusan Kehutanan ......................................................................................................... II - 98
E Urusan Energi dan Sumber Daya Mineral .......................................................... II - 100
F. Urusan Perdagangan ..................................................................................................... II - 103
G. Urusan Perindustrian II - 104
H. Urusan Transmigrasi .................................................................................................... II - 105
2.4 Aspek Daya Saing Daerah ........................................................................................................................ II - 106
2.4.1 Kemampuan Ekonomi Daerah ........................................................................................... II - 106
A. Pendapatan Per Kapita Penduduk ......................................................................... II - 106
B. Pengeluaran Per Kapita Disesuaikan .................................................................... II - 107
C. Pengeluaran Konsumsi ................................................................................................ II - 108
2.4.2 Fasilitas dan Infrastruktur Wilayah ................................................................................. II - 109
A. Jaringan Jalan ................................................................................................................... II - 109
B. Pengelolaan Sampah ..................................................................................................... II - 111
C. Jaringan Drainase ........................................................................................................... II - 113
D. Rumah Layak Huni ......................................................................................................... II - 114
E. Air Bersih ............................................................................................................................ II - 114
F. Sanitasi Lingkungan ...................................................................................................... II - 116
G. Jaringan Listrik ................................................................................................................ II - 117
2.4.3 Iklim Investasi ............................................................................................................................ II - 117
A. Perkembangan Investasi ............................................................................................. II - 118
B. Angka Kriminalitas ........................................................................................................ II - 119
C. Jumlah dan Lama Perijinan ........................................................................................ II - 120
D. Pajak dan Retribusi Daerah ....................................................................................... II - 121
2.4.4 Sumber Daya Manusia ............................................................................................................ II - 122
A. Kualitas Tenaga Kerja .................................................................................................. II - 123
B. Tingkat Ketergantungan (Dependency Ratio) ................................................. II - 123

BAB III GAMBARAN KEUANGAN DAERAH ............................................................................................ III - 1


3.1 Kinerja Keuangan Masa Lalu ................................................................................................................. III - 1
3.1.1 Kinerja Pelaksanaan APBD ................................................................................................... III - 1
A. Pendapatan Daerah ....................................................................................................... III - 2
B. Belanja Daerah ................................................................................................................. III - 6
C. Pembiayaan Daerah ...................................................................................................... III - 9
3.1.2 Neraca Daerah ............................................................................................................................ III - 12
A. Aset ........................................................................................................................................ III - 12
B. Kewajiban .......................................................................................................................... III - 14
C. Ekuitas Dana ..................................................................................................................... III - 15
3.1.3 Rasio Likuiditas .......................................................................................................................... III - 17
A. Rasio Lancar ...................................................................................................................... III - 17
B. Rasio Quick ........................................................................................................................ III - 17
3.1.4 Rasio Solvabilitas ...................................................................................................................... III - 18
1 Rasio Hutang Terhadap Total Aset ........................................................................ III - 19
2 Rasio Hutang Terhadap Modal ................................................................................ III - 19

iii
3.2 Kebijakan Pengelolaan Keuangan Masa Lalu ................................................................................ III - 20
3.2.1 Proporsi Penggunaan Anggaran ........................................................................................ III - 20
3.2.2 Analisis Pembiayaan ................................................................................................................ III - 21
3.3 Kerangka Pendanaan ................................................................................................................................ III - 24
3.3.1 Proyeksi Pendapatan dan Belanja .................................................................................... III - 24
3.3.2 Penghitungan Kerangka Pendanaan ................................................................................ III - 17

BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH .......................................................... IV - 1


4.1 Permasalahan Pembangunan Daerah ............................................................................................... IV - 1
4.1.1 Daya Dukung Lahan dan Lingkungan Hidup ............................................................... IV - 1
4.1.2 Tata Ruang dan Infrastruktur Wilayah .......................................................................... IV - 2
4.1.3 Demografi dan Tenaga Kerja ............................................................................................... IV - 4
A. Demografi ........................................................................................................................... IV - 4
B. Tenaga Kerja ..................................................................................................................... IV - 6
4.1.4 Ekonomi dan Kesejahteraan Masyarakat ..................................................................... IV - 7
A. Koperasi dan Usaha Kecil Menengah .................................................................... IV - 7
B. Penanaman Modal .......................................................................................................... IV - 7
C. Ketahanan Pangan ......................................................................................................... IV - 8
D. Pemberdayaan Masyarakat dan Desa .................................................................. IV - 8
E. Pertanian ............................................................................................................................ IV - 9
F. Perikanan, Peternakan dan Kesehatan Hewan ................................................ IV - 10
G. Perdagangan ..................................................................................................................... IV - 11
H. Industri ................................................................................................................................. IV - 11
I. Ketransmigrasian ........................................................................................................... IV - 11
4.1.5 Sosial dan Budaya ...................................................................................................................... IV - 12
A. Sosial ..................................................................................................................................... IV - 12
B. Pendidikan ......................................................................................................................... IV - 12
C. Kesehatan ........................................................................................................................... IV - 13
D. Kebudayaan ....................................................................................................................... IV - 13
E. Pemberdayaan Perempuan dan Anak .................................................................. IV - 14
F. Pembinaan Pemuda dan Olahraga ......................................................................... IV - 14
G. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Informasi ..................................................... IV - 14
4.1.6 Tata Kelola Pemerintahan dan Keuangan ..................................................................... IV - 15
A. Perencanaan, Pelaksanaan, Pengendalian Pembanguan dan
Pemerintahan .................................................................................................................... IV - 15
B. Sumber Daya Aparatur ................................................................................................ IV - 15
C. Hukum .................................................................................................................................. IV – 16
D. Kerjasama............................................................................................................................ IV - 16
E. Pengelolaan Keuangan .................................................................................................. IV - 16
F. Pelayanan Publik ............................................................................................................. IV - 16
4.2 Isu -Isu Strategis ......................................................................................................................................... IV - 17
4.2.1 Isu Internasional ....................................................................................................................... IV - 17
4.2.2 Isu atau Kebijakan Nasional ................................................................................................. IV - 21
4.2.3 Isu Strategis Kalimantan Barat ........................................................................................... IV - 23

iv
4.2.4 Isu Strategis Daerah ................................................................................................................. IV - 24

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN ............................................................................................ V-1


5.1 Visi ...................................................................................................................................................................... V-1
5.2 Misi ..................................................................................................................................................................... V-2
5.3 Tujuan dan Sasaran .................................................................................................................................... V-3

BAB VI STRATEGI, ARAH KEBIJAKAN DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH ..................... VI - 1


6.1 Strategi ............................................................................................................................................................ VI - 1
6.1.1 Strategi untuk mewujudkan Misi : Meningkatkan Penyediaan
infrastruktur Dasar di semua Aspek Kehidupan Masyarakat .......................... VI - 1
6.1.2 Strategi untuk mewujudkan Misi : Meningkatkan Kesejahteraan
Masyarakat melalui Pembinaan Mental, Spritual berlandaskan Sendi-
sendi Keagamaan, Budaya, dan bewawasan Kebangsaan ..................................... VI - 2
6.1.3 Strategi untuk mewujudkan Misi : Mengembangkan Ekonomi Kerakyatan
yang Sinergis antara Pemerintah, Swasta dan Masyarakat untuk
mendorong percepatan Pembangunan Perekonomian di segala Sektor ....... VI - 2
6.1.4 Strategi untuk mewujudkan Misi : Meningkatkan Kualitas Sumber Daya
Manusia untuk menuju Pembangunan yang Berkeadilan ..................................... VI - 2
6.1.5 Strategi untuk mewujudkan Misi : Meningkatkan Kapasitas dan Kualitas
Aparatur serta Tata Kelola Pemerintahan yang Baik, Bersih, Demokratis,
transparan, Akuntabel, Efektif dan Efisien ................................................................... VI - 3
6.1.6 Strategi untuk mewujudkan Misi : Meningkatkan Keterlibatan dan Peran
Serta Masyarakat dalam Proses Perencanaan, Pelaksanaan, Pengawasan
Pembangunan ............................................................................................................................. VI - 3
6.1.7 Strategi untuk mewujudkan Misi : Meningkatkan Kesadaran Hukum
Masyarakat dan Penegakan Hukum tanpa Diskriminasi ....................................... VI - 3

6.1.8 Strategi untuk mewujudkan Misi : Meningkatkan Ketentraman,


Ketertiban, Stabilitas Keamanan dan Perlindungan Masyarakat ...................... VI - 3

6.2 Arah Kebijakan ............................................................................................................................................. VI – 7


6.2.1 Kebijakan untuk mewujudkan Misi : Meningkatkan Penyediaan
Infrastruktur Dasar di semua Aspek Kehidupan Masyarakat ............................. VI – 7
6.2.2 Kebijakan untuk mewujudkan Misi : Meningkatkan Kesejahteraan
Masyarakat melalui Pembinaan Mental, Spritual berlandaskan Sendi-
sendi Keagamaan, Budaya dan Berwawasan Kebangsaan ................................... VI – 8
6.2.3 Kebijakan untuk mewujudkan Misi : Mengembangkan Ekonomi
Kerakyatan yang Sinergis antara Pemerintah, Swasta dan Masyarakat
untuk mendorong Percepatan Pembangunan Perekonomian di segala
Sektor .............................................................................................................................................. VI - 8
6.2.4 Kebijakan untuk mewujudkan Misi : Meningkatkan Kualitas Sumber Daya
Manusia untuk menuju Pembangunan yang Berkeadilan ..................................... VI - 8
6.2.5 Kebijakan untuk mewujudkan Misi : Meningkatkan Kapasitas dan Kualitas
Aparatur serta Tata Kelola Pemerintahan yang Baik, Bersih, Demokratis,
transparan, Akuntabel, Efektif dan Efisien ................................................................... VI - 9
6.2.6 Kebijakan untuk mewujudkan Misi : Meningkatkan Keterlibatan dan
Peran Serta Masyarakat dalam Proses Perencanaan, Pelaksanaan,
Pengawasan Pembangunan ................................................................................................. VI - 10
6.2.7 Kebijakan untuk mewujudkan Misi : Meningkatkan Kesadaran Hukum
Masyarakat dan Penegakan Hukum tanpa Diskriminasi ....................................... VI - 10

6.2.8 Kebijakan untuk mewujudkan Misi : Meningkatkan Ketentraman,


Ketertiban, Stabilitas Keamanan dan Perlindungan Masyarakat ...................... VI - 10

6.3. Program Pembangunan Daerah ........................................................................................................... VI - 12

v
A. Program Pembangunan Daerah untuk Mewujudkan Misi Meningkatkan
Penyediaan Infrastruktur Dasar di semua Aspek Kehidupan Masyarakat .......... VI - 12
B. Mewujudkan Misi Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat melalui
Pembinaan Mental, Spritual berlandaskan Sendi-sendi Keagamaan, Budaya
dan Berwawasan Kebangsaan ................................................................................................... VI - 12
C. Program Pembangunan Daerah untuk Mewujudkan Misi Mengembangkan
Ekonomi Kerakyatan yang Sinergis antara Pemerintah, Swasta dan
Masyarakat untuk mendorong Percepatan Pembangunan Perekonomian di
segala Sektor ...................................................................................................................................... VI - 13
D. Program Pembangunan Daerah untuk Mewujudkan Misi Meningkatkan
Kualitas Sumber Daya Manusia untuk menuju Pembangunan yang
Berkeadilan ......................................................................................................................................... VI - 13
E. Program Pembangunan Daerah untuk Mewujudkan Misi Meningkatkan
Kapasitas dan Kualitas Aparatur serta Tata Kelola Pemerintahan yang Baik,
VI - 16
Bersih, Demokratis, transparan, Akuntabel, Efektif dan Efisien ...............................
F. Program Pembangunan Daerah untuk Mewujudkan Misi Meningkatkan
Keterlibatan dan Peran Serta Masyarakat dalam Proses Perencanaan,
Pelaksanaan, Pengawasan Pembangunan............................................................................. VI - 18
G. Program Pembangunan Daerah untuk Mewujudkan Misi Meningkatkan
Kesadaran Hukum Masyarakat dan Penegakan Hukum tanpa Diskriminasi ...... VI - 19
H. Program Pembangunan Daerah untuk Mewujudkan Misi Meningkatkan
Ketentraman, Ketertiban, Stabilitas Keamanan dan Perlindungan Masyarakat VI - 19

BAB VII KERANGKA PENDANAAN PEMBANGUNAN DAN PROGRAM PERANGKAT DAERAH .... VII – 1

BAB VIII KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH ................................................ VIII - 1

BAB IX PENUTUP ......................................................................................................................................... IX – 1


9.1 Pedoman Transisi ....................................................................................................................................... IX – 1
9.2 Kaidah Pelaksanaan ................................................................................................................................... IX – 1

vi
DAFTAR TABEL

Hal

Tabel 2.1 Luas Wilayah Kabupaten Sambas Menurut Kecamatan (Km 2) ................................................... II – 2
Tabel 2.2 Pulau-Pulau di Wilayah Kabupaten Sambas .......................................................................................... II – 3
Tabel 2.3 Luas Lahan Pertanian dan Bukan Pertanian Menurut Kecamatan di Kab. Sambas
Tahun 2017 (Ha) ................................................................................................................................................. II – 5
Tabel 2.4 Batas Administrasi Kecamatan Perbatasan di Kabupaten Sambas ............................................ II – 6
Tabel 2.5 Sistem Jaringan Prasarana Utama di Kabupaten Sambas ............................................................... II – 8
Tabel 2.6 Kawasan Lindung Nasional di Kabupaten Sambas ............................................................................. II – 11
Tabel 2.7 Peruntukan Lahan di Kabupaten Sambas ............................................................................................... II – 11
Tabel 2.8 Jumlah Kejadian Bencana di Kabupaten Sambas Tahun 1999-2016......................................... II – 12
Tabel 2.9 Tingkat Risiko Bencana di Kabupaten Sambas Tahun 2017-2021............................................. II – 13
Tabel 2.10 Kepadatan dan Laju Pertumbuhan Penduduk Tahun 2017........................................................... II – 16
Tabel 2.11 Jumlah Penduduk Kabupaten Sambas Tahun 2013 – 2017 ........................................................... II – 16
Tabel 2.12 Penduduk Kabupaten Sambas Berumur 15 tahun keatas berdasarkan jenis kegiatan
utama dan Jenis Kelamin Tahun 2017 ...................................................................................................... II – 17
Tabel 2.13 Jumlah Pemeluk Agama di Kabupaten Sambas Tahun 2014-2017 ............................................ II – 18
Tabel 2.14 Jumlah ASN dilingkungan Pemerintah Kabupaten Sambas berdasarkan Jenis Kelamin,
Pendidikan dan Golongan ............................................................................................................................... II – 19
Tabel 2.15 Perbandingan Laju Pertumbuhan Ekonomi
Kabupaten/Kota di Kalimantan Barat ( % ) 2013-2017.................................................................. II – 20
Tabel 2.16 Pertumbuhan PDRB Kabupaten Sambas Menurut Sektor ADHK 2010 (%) .......................... II – 21
Tabel 2.17 PDRB Kabupaten Sambas ADHK 2010 Tahun 2013-2017 menurut Lapangan Usaha
(juta rupiah) .......................................................................................................................................................... II – 22
Tabel 2.18 Distribusi Persentase PDRB Kabupaten Sambas ADHK 2010 Tahun 2013-2017
menurut Lapangan Usaha (%) ..................................................................................................................... II – 24
Tabel 2.19 PDRB Kabupaten Sambas ADHB Tahun 2013 – 2017 menurut Lapangan Usaha (juta
rupiah) ..................................................................................................................................................................... II – 26
Tabel 2.20 Distribusi Persentase PDRB Kabupaten Sambas ADHB Tahun 2013-2017 menurut
Lapangan Usaha (%) ......................................................................................................................................... II – 28
Tabel 2.21 Perkembangan PDRB Per Kapita Kabupaten Sambas Tahun 2013 – 2017 ............................ II – 30
Tabel 2.22 Status Kemajuan Desa di Kabupaten Sambas Tahun 2017 ...................................................................... II – 37
Tabel 2.23 Angka Melek Huruf Kabupaten Sambas Tahun 2013 – 2017.................................................................. II – 38
Tabel 2.24 Angka RLS Kabupaten Sambas Tahun 2013 – 2017...................................................................................... II – 39
Tabel 2.25 APK PAUD, SD dan SMP Kabupaten Sambas Tahun 2013 – 2017........................................................ II – 40
Tabel 2.26 APM SD dan SMP Kabupaten Sambas Tahun 2013 – 2017....................................................................... II – 41
Tabel 2.27 Angka Pendidikan yang Ditamatkan di Kabupaten Sambas Tahun 2013 – 2017 ...................... II – 41
Tabel 2.28 Angka Harapan Hidup (AHH) Kabupaten Sambas Tahun 2013 – 2017 ........................................... II – 43
Tabel 2.29 Angka Kematian Bayi (AKB) Kabupaten Sambas Tahun 2013 – 2017 ............................................. II – 43
Tabel 2.30 Jumlah Kasus Kematian Bayi di Kabupaten Sambas Tahun 2013 – 2017 ...................................... II – 44
Tabel 2.31 Jumlah Kasus Kematian Ibu di Kabupaten Sambas Tahun 2013 – 2017 ......................................... II – 45
Tabel 2.32 Penduduk Kabupaten Sambas Berumur 15 Tahun Ke Atas Berdasarkan Jenis Kegiatan II – 46
Tabel 2.33 Angka Putus Sekolah di Kabupaten Sambas Tahun 2013 – 2017 ........................................................ II – 47
Tabel 2.34 Angka Partisipasi Sekolah (APS) di Kabupaten Sambas Tahun 2013 – 2017 .............................. II – 48
Tabel 2.35 Kasus Kematian Bayi, Ibu dan Angka Harapan Hidup Kabupaten Sambas Tahun 2013 –
2017 .............................................................................................................................................................................................. II – 48
Tabel 2.36 Kasus Kematian Bayi di Kabupaten Sambas Tahun 2013 – 2017 ............................................... II – 49

vii
Tabel 2.37 Kasus Kematian Ibu di Kabupaten Sambas Tahun 2013 – 2017 ................................................. II – 49
Tabel 2.38 Prevalensi Gizi di Kabupaten Sambas Tahun 2013 – 2017 ............................................................ II – 50
Tabel 2.39 Kasus Gizi Buruk di Kabupaten Sambas Tahun 2013 – 2017 ....................................................... II – 50
Tabel 2.40 Gizi Buruk yang Dirawat di Kabupaten Sambas Tahun 2013 – 2017........................................ II – 51
Tabel 2.41 Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat di Kabupaten Sambas Tahun 2013 – 2017 .................... II – 52
Tabel 2.42 Capaian Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan Tahun 2013 – 2017 ........ II – 52
Tabel 2.43 Cakupan Akses Fasilitas Kesehatan Tahun 2013 – 2017 ............................................................... II – 53
Tabel 2.44 Kondisi Fasilitas Kesehatan Tahun 2013 – 2017 ............................................................................... II – 53
Tabel 2.45 Jumlah UKBM Tahun 2013 – 2017 ............................................................................................................. II – 55
Tabel 2.46 Jumlah UKBM Menurut Stratanya Tahun 2013 – 2017.................................................................... II – 55
Tabel 2.47 Rasio Posyandu Tahun 2013 – 2017 ......................................................................................................... II – 56
Tabel 2.48 Rasio Tenaga Kesehatan Tahun 2013 – 2017 ....................................................................................... II – 56
Tabel 2.49 Capaian Kinerja Urusan Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Kabupaten Sambas Tahun
2013 – 2017........................................................................................................................................................... II – 58
Tabel 2.50 Capaian Kinerja Urusan Perumahan Rakyat dan Kawasan Pemukiman Kabupaten
Sambas Tahun 2013 – 2017........................................................................................................................... II – 59
Tabel 2.51 Capaian Kinerja Urusan Ketentraman, Ketertiban Umum dan Perlindungan Masyarakat
di Kabupaten Sambas Tahun 2013 – 2017 .......................................................................................................... II – 59
Tabel 2.52 Banyaknya Fakir Miskin dan Wanita Rawan Sosial Ekonomi yang Terdata di Kabupaten
Sambas Tahun 2013 – 2017 .......................................................................................................................................... II – 61
Tabel 2.53 Jumlah Penyandang Cacat, Tuna Susila, Bekas Narapidana dan Anak Nakal yang Terdata
di Kabupaten Sambas Tahun 2017 ........................................................................................................................... II – 62
Tabel 2.54 Capaian Pada Urusan Sosial Tahun 2013 – 2017 ............................................................................................ II – 63
Tabel 2.55 Capaian Kinerja Urusan Tenaga Kerja Tahun 2013 – 2017...................................................................... II – 64
Tabel 2.56 Jumlah Tenaga Kerja Yang Dipekerjakan Pada Perusahaan Menurut Lapangan Usaha
di Kabupaten Sambas 2013 – 2017............................................................................................................ II – 64
Tabel 2.57 Banyaknya Tenaga Kerja di Kabupaten Sambas Tahun 2014 – 2017 ............................. II – 66
Tabel 2.58 Ketenagakerjaan di Kabupaten Sambas Tahun 2014 – 2017........................................................ II – 66
Tabel 2.59 Capaian Kinerja Urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten
Sambas Tahun 2013 – 2017 .......................................................................................................................................... II – 68
Tabel 2.60 Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak di Kabupaten Sambas Tahun
2014 – 2017........................................................................................................................................................... II – 68
Tabel 2.61 Capaian Kinerja Urusan Ketahanan Pangan di Kabupaten Sambas Tahun 2013 – 2017 ..... II – 69
Tabel 2.62 Luas Tanam dan Produksi Padi Sawah di Kabupaten Sambas Tahun 2013 – 2017........... II – 70
Tabel 2.63 Luas Tanam, Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Tanaman Bahan Makanan di
Kabupaten Sambas Tahun 2015 – 2017 .................................................................................................. II – 70
Tabel 2.64 Pertanahan di Kabupaten Sambas Tahun 2013 – 2017 ................................................................... II – 71
Tabel 2.65 Jumlah Kawasan Lindung, Kasus Pencemaran dan Plasma Nutfah ............................................ II – 72
Tabel 2.66 Insidensial Kebakaran Hutan dan Lahan di Kabupaten Sambas Tahun 2013 – 2017....... II – 73
Tabel 2.67 Capaian pada Urusan Administrasi Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten
Sambas Tahun 2013 – 2017 .......................................................................................................................................... II – 74
Tabel 2.68 Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Sambas Tahun 2013 – 2017 ........................... II – 75
Tabel 2.69 Jumlah Aparat Pemerintahan Desa Menurut Tingkat Pendidikan (orang) di
Kabupaten Sambas Tahun 2013 – 2017 .................................................................................................. II – 76
Tabel 2.70 Jumlah Organisasi Kemasyarakatan di Kabupaten Sambas Tahun 2013 – 2017 ................ II – 76
Tabel 2.71 Jumlah Posyandu Kabupaten Sambas Tahun 2013 – 2017 ............................................................ II – 77
Tabel 2.72 Capaian Kinerja Urusan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten
Sambas Tahun 2013 – 2017 .......................................................................................................................................... II – 77
Tabel 2.73 Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera di Kabupaten Sambas Tahun 2014 –2017 II – 78

viii
Tabel 2.74 Capaian Kinerja Urusan Perhubungan di Kabupaten Sambas Tahun 2013 – 2017 ................. II – 79
Tabel 2.75 Sarana dan Prasarana Transportasi di Kabupaten Sambas Tahun 2014 – 2017 ................ II – 79
Tabel 2.76 Perkembangan Sarana Telekomunikasi di Kabupaten Sambas Tahun 2013 – 2017 ........ II – 80
Tabel 2.77 Capaian Kinerja Urusan Koperasi dan UKM di Kabupaten Sambas Tahun 2013 – 2017..... II – 81
Tabel 2.78 Rekapitulasi Usaha Mikro Berdasarkan Bidang Usaha di Kabupaten Sambas Tahun
2017 .......................................................................................................................................................................... II – 81
Tabel 2.79 Rekapitulasi Usaha Kecil Berdasarkan Bidang Usaha di Kabupaten Sambas Tahun
2017 .......................................................................................................................................................................... II – 81
Tabel 2.80 Rekapitulasi Usaha Menengah Berdasarkan Bidang Usaha .......................................................... II – 82
Tabel 2.81 Perkembangan Usaha Koperasi di Kabupaten Sambas Tahun 2013 – 2017 ......................... II – 82
Tabel 2.82 Koperasi Menurut Jenisnya di Kabupaten Sambas Tahun 2017.................................................. II – 83
Tabel 2.83 Capaian Kinerja Urusan Penanaman Modal di Kabupaten Sambas Tahun 2013 – 2017. II – 83
Tabel 2.84 Jumlah Informasi Lahan, Izin Lokasi dan HGU di Kabupaten Sambas Tahun 2013 –
2017 .......................................................................................................................................................................... II – 84
Tabel 2.85 Jumlah Izin yang Dikeluarkan Berdasarkan Jenis Izin di Kabupaten Sambas Tahun
2013 – 2017........................................................................................................................................................... II – 85
Tabel 2.86 Capaian Urusan Kepemudaan dan Olahraga di Kabupaten Sambas Tahun 2013 – 2017 II – 86
Tabel 2.87 Capaian Kinerja Urusan Kebudayaan di Kabupaten Sambas Tahun 2013 – 2017.............. II – 88
Tabel 2.88 Potensi Budaya di Kabupaten Sambas ..................................................................................................... II – 89
Tabel 2.89 Capaian Kinerja Urusan Perpustakaan Kabupaten Sambas Tahun 2013-2017 ................... II – 93
Tabel 2.90 Capaian Kinerja Urusan Kearsipan Kabupaten Sambas Tahun 2013 – 2017 ........................ II – 93
Tabel 2.91 Capaian Urusan Kelautan dan Perikanan Kabupaten Sambas Tahun 2013 – 2017 ........... II – 94
Tabel 2.92 Informasi Kelautan dan Perikanan Kabupaten Sambas Tahun 2013 – 2017 II – 94
Tabel 2.93 Jumlah Fasilitas Pariwisata Kabupaten Sambas Tahun 2013 – 2017 ....................................... II – 94
Tabel 2.94 Objek Wisata Menurut Lokasi di Kabupaten Sambas ....................................................................... II – 97
Tabel 2.95 Capaian Urusan Pertanian Kabupaten Sambas Tahun 2013 – 2017 II – 98
Tabel 2.96 Jenis Tanaman, Luas Areal Tanaman, Luas Panen, Jumlah Produksi Total Jumlah
Pohon Produktivitas per Luas dan Produktivitas per Tanaman Buah-Buahan Tahun
2015 – 2017........................................................................................................................................................... II – 100
Tabel 2.97 Jenis Tanaman, Luas Areal Tanam, Luas Panen, Produksi dan Rata-rata Panen
Tanaman Sayur-Sayuran Tahun 2015 – 2017 ...................................................................................... II – 101
Tabel. 2.98 Peternakan di Kabupaten Sambas Tahun 2013 – 2017 ................................................................... II – 101
Tabel. 2.99 Luas Areal, Jumlah Produksi, Jumlah Petani dan Jumlah Industri Pengolahan Hasil
Perkebunan Kabupaten Sambas Tahun 2013 – 2017 ....................................................................... II – 102
Tabel 2.100 Luas Lahan Menurut Penggunaannya di Kabupaten Sambas Tahun 2013 – 2017............. II – 104
Tabel 2.101 Luas Kawasan Hutan Menurut Kecamatan di Kabupaten Sambas Tahun 2017 (Ha)........ II – 104
Tabel 2.102 Potensi Energi Air di Kabupaten Sambas ................................................................................................ II – 105
Tabel 2.103 Sumber Energi di Kabupaten Sambas Tahun 2014 – 2017 ............................................................ II – 106
Tabel 2.104 Potensi Pertambangan dan Penggalian, Mineral dan Batu Bara di Kabupaten Sambas . II – 107
Tabel 2.105 Jumlah Surat Izin Usaha Perdagangan di Kabupaten Sambas Tahun 2017 ........................... II – 109
Tabel 2.106 Capaian Urusan Perindustrian di Kabupaten Sambas Tahun 2016 – 2017 ........................... II – 109
Tabel 2.107 Banyaknya Unit Usaha Formal, Informal dan Tenaga Kerja di Kabupaten Sambas
Tahun 2013 – 2017 ............................................................................................................................................ II – 110
Tabel 2.108 Jumlah Transmigrasi yang Ditempatkan Berdasarkan Lokasi dan Asal Daerah
Transmigran di Kabupaten Sambas Tahun 2017 .............................................................................. II – 110
Tabel 2.109 Perkembangan PDRB Per Kapita Kabupaten Sambas Tahun 2013 – 2017 ............................ II – 111
Tabel 2.110 Pengeluaran Rata-Rata (Makanan) Sebulan Menurut Kelompok Barang dan Golongan . II – 113
Tabel 2.111 Pengeluaran Rata-Rata (Non Makanan) Sebulan Menurut Kelompok Barang dan
Golongan ................................................................................................................................................................. II – 114

ix
Tabel 2.112 Panjang Jalan Kabupaten Menurut Jenis Permukaan (Km) Tahun 2013 – 2017................. II – 115
Tabel 2.113 Panjang Jalan Kabupaten Menurut Kondisi Jalan (Km) Tahun 2013 – 2017......................... II – 115
Tabel 2.114 Panjang Jalan Menurut Status Pengawasan dan Jenis Permukaan di Kabupaten
Sambas Tahun 2017 (Km) .............................................................................................................................. II – 115
Tabel 2.115 Panjang Jalan Menurut Status Pengawasan dan Kondisi Jalan di Kabupaten Sambas
Tahun 2017 (Km) ............................................................................................................................................... II – 116
Tabel 2.116 Pelayanan Persampahan di Kabupaten Sambas Tahun 2013 – 2017 ....................................... II – 117
Tabel 2.117 Produksi Sampah di Kabupaten Sambas Tahun 2013 – 2017 ...................................................... II – 117
Tabel 2.118 Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah di Kabupaten Sambas Tahun 2017 ................. II – 118
Tabel 2.119 Jaringan Drainase di Kabupaten Sambas Tahun 2014 – 2017...................................................... II – 118
Tabel 2.120 Rumah Layak Huni di Kabupaten Sambas Tahun 2014 – 2017 ................................................... II – 119
Tabel 2.121 Persentase Rumah Tangga Menurut Sumber Air Minum di Kabupaten Sambas Tahun
2017 .......................................................................................................................................................................... II – 120
Tabel 2.122 Cakupan Layanan Air Bersih Kabupaten Sambas Tahun 2017 .................................................... II – 120
Tabel 2.123 Besarnya Kapasitas dan Produksi Listrik PLN Menurut Lokasi Pembangkit di
Kabupaten Sambas Tahun 2017 .................................................................................................................. II – 122
Tabel 2.124 Jumlah Pelanggan Listrik PLN Menurut Golongan Pelanggan di Kabupaten Sambas
Tahun 2017............................................................................................................................................................ II – 122
Tabel 2.125 Nilai Investasi PMDN dan PMA di Kabupaten Sambas Tahun 2013 – 2017 .......................... II – 123
Tabel 2.126 Jumlah Kasus Kejahatan dan Pelanggaran Yang dilaporkan dan diselesaikan POLRES
Sambas Tahun 2014 – 2017.......................................................................................................................................... II – 124
Tabel 2.127 Jumlah dan Lama Perizinan di Kabupaten Sambas Tahun 2013 – 2017 ................................. II –126
Tabel 2.128 Jumlah Penduduk Berumur 15 Tahun Ke Atas yang Bekerja Selama Seminggu Menurut
Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan di Kabupaten Sambas Tahun 2015 – 2017 ................. II –128
Tabel 2.129 Hasil Analisis Gambaran Umum Daerah terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan
Urusan Pemerintahan Kabupaten Sambas ............................................................................................. II –130
Tabel 3.1 Rata – Rata Pertumbuhan Realisasi Pendapatan Daerah Kabupaten Sambas Tahun
2013 – 2017........................................................................................................................................................... III –3
Tabel 3.2 Rincian APBD Kabupaten Sambas Tahun Anggaran 2018 ............................................................. III –4
Tabel 3.3 Kontribusi Pendapatan Daerah Kabupaten Sambas Tahun 2013 - 2017 (%)....................... III –6
Tabel 3.4 Realisasi dan Rata – Rata Pertumbuhan Belanja Daerah Kabupaten Sambas Tahun
2013 – 2017 .......................................................................................................................................................... III –8
Tabel 3.5 Proporsi Realisasi Belanja Terhadap APBD Kabupaten Sambas Tahun 2013 – 2017
(%) ............................................................................................................................................................................. III –9
Tabel 3.6 Pembiayaan Daerah Kabupaten Sambas Tahun 2013 – 2017 (dalam Rupiah) .................... III –11
Tabel 3.7 Nilai Aset Pemerintah Kabupaten Sambas Tahun 2013 – 2017 (dalam Rupiah) ............... III –13
Tabel 3.8 Jumlah Kewajiban Pemerintah Kabupaten Sambas Tahun 2013 – 2017 ................................ III –13
Tabel 3.9 Nilai Ekuitas Dana Pemerintah Kabupaten Sambas Tahun 2014 – 2018................................ III –15
Tabel 3.10 Neraca Daerah Kabupaten Sambas Tahun 2013 – 2017 .......................................................................... III –17
Tabel 3.11 Rasio Likuiditas Neraca Keuangan Pemerintah Kabupaten Sambas Tahun 2013 –
2017 .............................................................................................................................................................................................. III –19
Tabel 3.12 Rasio Solvabilitas Neraca Keuangan Pemerintah Kabupaten Sambas Tahun 2013 –
2017 .............................................................................................................................................................................................. III –21
Tabel 3.13 Analisis Proporsi Belanja Pemenuhan Kebutuhan Aparatur Kabupaten Sambas ............... III –22
Tabel 3.14 Defisit Riil Anggaran Kabupaten Sambas 2013-2017 ....................................................................... III –23
Tabel 3.15 Komposisi Penutup Defisit Riil Anggaran Kabupaten Sambas Tahun 2013-2017 ............. III –23
Tabel 3.16 Realisasi Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Kabupaten Sambas Tahun 2015-2017 ......... III –24
Tabel 3.17 Proyeksi Anggaran Pendapatan Belanja Daerah Tahun 2017 -2021 Kabupaten
Sambas ..................................................................................................................................................................... III –27
Tabel 3.18 Kapasitas Riil Kemampuan Keuangan Daerah Untuk Mendanai Pembangunan Daerah
2017-2021.............................................................................................................................................................. III –29

x
Tabel 3.19 Rencana Penggunaan Kapasitas Riil Kemampuan Keuangan Daerah Kabupaten
Sambas Tahun 2017-2021 ............................................................................................................................. III –32
Tabel 5.1 Visi Misi Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Kabupten Sambas .......................................... V–6
Tabel 6.1 Visi, Misi, Tujuan, Sasaran dan Strategi Kabupaten Sambas .......................................................... VI –4
Tabel 6.2 Arah Kebijakan Pembangunan Kabupaten Sambas Tahun 2016 – 2021 ................................ VI –12
Tabel 7.1 Kerangka Pendanaan Pembangunan Daerah Tahun 2017-2021 ................................................ VII –2
Tabel 7.1 Indikasi Rencana Program Prioritas yang disertai Kebutuhan Pendanaan Kab. Sambas VII –3
Tabel 8.1 Penetapan Indikator Kinerja Utama .......................................................................................................... VIII –1
Tabel 8.1 Penetapan Indikator Kinerja Daerah Terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan
Urusan Pemerintahan ....................................................................................................................................... VIII –2

xi
DAFTAR GAMBAR

Hal

Gambar 1.1 Hubungan RPJMD dan Dokumen Perencanaan Lainnya ............................................................ I – 12


Gambar 2.1 Peta Kabupaten Sambas ............................................................................................................................. II – 1
Gambar 2.3 Peta Rencana Struktur Ruang Kabupaten Sambas ......................................................................... II – 7
Gambar 2.4 Peta Rencana Pola Ruang Kabupaten Sambas .................................................................................. II – 10
Gambar 2.5 Persentase Kejadian Bencana di Kabupaten Sambas dari Tahun 1999-2016.................. II – 13
Gambar 2.6 Peta Risiko Multi Bahaya di Kabupaten Sambas ............................................................................. II – 14
Gambar 2.17 Jumlah TKI Kabupaten Sambas di Luar Negeri Tahun 2014 – 2018............................. II – 67
Gambar 2.18 Banyaknya Bongkar Muat Melalui Pelabuhan di Kabupaten Sambas (Ton)
Tahun 2013 – 2017 ........................................................................................................................... II – 108
Gambar 2.19 Persentase Rumah Tangga di Kabupaten Sambas Menurut Golongan Pengeluaran
per Kapita per Bulan Tahun 2017.......................................................................................................... II – 112
Gambar 2.21 Proporsi Rumah Tangga dengan Sanitasi Layak
di Kabupaten Sambas Tahun 2013 – 2017..................................................................................................... II – 121
Gambar 2.22 Rasio Ketergantungan Penduduk Kab. Sambas Tahun 2013-2017 ....................................... II – 129
Gambar 4.1 Fokus Kebijakan Setiap Tahapan dalam RPJPN 2005-2025 ..................................................... IV - 21

xii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pembangunan merupakan upaya sadar yang dilakukan untuk mencapai kondisi kehidupan
yang lebih baik secara berkesinambungan. Pembangunan secara hakiki berkaitan dengan 3 hal,
yakni pengentasan kemiskinan, pengangguran dan ketidaksetaraan dalam kehidupan masyarakat.
Tujuan baik yang ingin dicapai oleh pembangunan tidaklah berjalan dengan sendirinya namun
harus diupayakan secara serius, artinya pelaksanaan pembangunan punya potensi untuk
mengalami kegagalan. Sejalan dengan itu maka perencanaan memegang peranan penting sebagai
panduan sekaligus alat untuk mengukur keberhasilan pelaksanaan pembangunan. Berdasarkan
regulasi yang ada perencanaan pembangunan daerah untuk jangka waktu 5 (lima) tahun atau satu
periode kepala daerah dan wakil kepala daerah dituangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD).
RPJMD Kabupaten Sambas merupakan dokumen perencanaan pembangunan daerah
Kabupaten Sambas yang memuat penjabaran visi, misi dan program Bupati dan Wakil Bupati
Sambas berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) serta
memperhatikan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) dan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat. Hal
bertujuan untuk mendukung sinergitas pembangunan dari tingkat pusat hingga daerah.
Bupati dan Wakil Bupati Sambas masa jabatan 2016-2021 bersama DPRD Kabupaten
Sambas telah menyusun dan menetapkan dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah (RPJMD) Kabupaten Sambas Tahun 2016 – 2021 melalui Peraturan Daerah Nomor 8
Tahun 2016 pada tanggal 22 Desember 2016. Namun dalam perjalanan selama dua tahun
diberlakukannya RPJMD Kabupaten Sambas yaitu tahun 2017 dan 2018 telah terjadi berbagai
dinamika terhadap pelaksanaan Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah, perubahan kebijakan pemerintah pusat lainnya serta perkembangan kehidupan
masyarakat sehingga berakibat kurang relevannya lagi asumsi dan perkiraan yang dijadikan dasar
dalam menyusun RPJMD sebelumnya. Beberapa perubahan dan pergeseran tersebut adalah
adanya perubahan kebijakan pemerintah pusat terkait struktur organisasi perangkat daerah,
penerapan Standar Pelayanan Minimal (SPM), penerapan tujuan pembangunan
berkelanjutan/Sustainable Development Goals (SDG’S), kebijakan transfer keuangan pemerintah
pusat ke daerah serta perlunya mengakomodir Visi dan Misi Gubernur Kalimantan Barat periode
2019-2023. Sejalan dengan itu maka Pemerintah Kabupaten Sambas perlu melakukan adaptasi
dengan melakukan perubahan RPJMD Kabupaten Sambas khususnya untuk tahun 2019, 2020 dan
2021. Beberapa hal yang akan dilakukan penyempurnaan dan penyesuaian akan dijelaskan secara
rinci pada Bab-bab selanjutnya.
Perubahan RPMD Kabupaten Sambas 2016-2021 dilakukan berpijak pada ketentuan pasal
264 ayat (5) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah yang
menyatakan bahwa RPJMD dapat diubah apabila berdasarkan hasil pengendalian dan evaluasi

Perubahan RPJMD Kab. Sambas Tahun 2016-2021 Bab I | 1


tidak sesuai dengan perkembangan keadaan atau penyesuaian terhadap kebijakan yang
ditetapkan oleh Pemerintah Pusat. Lebih lanjut diterangkan dalam pasal 342 ayat (1) Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata Cara Perencanaan, Pengendalian dan
Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah tentang RPJPD
dan RPJMD serta Tata Cara Perubahan RPJPD, RPJMD dan RKPD, bahwa Perubahan RPJPD dan
RPJMD dapat dilakukan apabila :
a) Hasil pengendalian dan evaluasi menunjukkan bahwa proses perumusan tidak sesuai dengan
tahapan dan tatacara penyusunan rencana pembangunan daerah yang diatur dalam Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017;
b) Hasil pengendalian dan evaluasi menunjukkan bahwa substansi yang dirumuskan tidak sesuai
dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017;
c) Terjadi perubahan yang mendasar (mencakup terjadinya bencana alam, goncangan politik,
krisis ekonomi, konflik sosial budaya, gangguan keamanan, pemekaran daerah atau perubahan
kebijakan nasional).
Berbagai perubahan kebijakan yang telah diuraikan sebelumnya sangat mempengaruhi
asumsi-asumsi dalam perencanaan pembiayaan atau penganggaran pembangunan daerah
sehingga secara langsung berpengaruh pada pencapaian target atau indikator pembangunan yang
sudah ditetapkan. Sejalan dengan itu serta memperhatikan ketentuan di atas maka Pemerintah
Kabupaten Sambas perlu melakukan penyesuaian kembali terhadap kebijakan, program, kegiatan,
indikator dan target kinerjanya untuk 3 (tiga) tahun kedepan melalui perubahan RPJMD
Kabupaten Sambas Tahun 2016 – 2021. Secara ringkas dapat dijelaskan hal-hal yang menjadi latar
belakang perubahan RPJMD, yakni :
1. Amanat PP Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah.
Pada tahun 2016 pemerintah menerbitkan Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016
tentang Perangkat Daerah sebagai pengganti atas Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun
2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah. Kemudian dalam rangka pelaksanaannya Menteri
Dalam Negeri menetapkan Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor : 061/2911/SJ Tahun 2016
tentang Tindak Lanjut Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 yang memuat point
penting khususnya berkenaan dengan Perencanaan Pembangunan Daerah yaitu
mengamanatkan agar Pemerintah Daerah segera melakukan penyesuaian dokumen Rencana
Pembangunan Daerah sesuai Kelembagaan Perangkat Daerah yang dibentuk berdasarkan
Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016.
2. Amanat Permendagri Nomor 86 Tahun 2017.
Ketentuan pasal 342 ayat (3) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017
menyebutkan bahwa perubahan RPJMD dapat dilakukan apabila terjadi perubahan yang
mendasar (terjadinya bencana alam, goncangan politik, krisis ekonomi, konflik sosial budaya,
gangguan keamanan, pemekaran daerah atau perubahan kebijakan nasional). Sejalan dengan
itu dalam jangka waktu 2 (dua) tahun pelaksanaan RPJMD Kabupaten Sambas 2016-2021
telah terjadi beberapa perubahan kebijakan nasional sehingga perlu untuk diakomodir
dengan melakukan penyesuaian.
3. Kebutuhan untuk mengintegrasikan RPJMD Kabupaten Sambas dengan PP Nomor 2 Tahun

Perubahan RPJMD Kab. Sambas Tahun 2016-2021 Bab I | 2


2018 tentang Sandar Pelayanan Minimal, Peraturan Presiden Nomor 59 Tahun 2017 tentang
Pelaksanaan Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development
Goals/SDG’s) dan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah.
4. Evaluasi RPJMD Tahun 2017 dan evaluasi berjalan RPJMD Tahun 2018 yang memperoleh
informasi dimana terdapat indikator yang capaiannya sudah melebihi target tahun terakhir
periode RPJMD, beberapa indikator dinilai kurang mampu memberikan informasi yang
lengkap terkait kinerja daerah serta beberapa target capaian yang dinilai kurang realistis.
5. Masih terdapat sisa waktu yang memungkinkan yakni 3 (tiga) tahun untuk dilakukan perubahan
RPJMD Kabupaten Sambas Tahun 2016-2021 sesuai ketentuan Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 86 Tahun 2017 pasal 342 ayat (2).

1.2. Dasar Hukum Penyusunan


Penyusunan perubahan RPJMD Kabupaten Sambas Tahun 2016 – 2021 berdasar pada
ketentuan hukum yang sebagai berikut :
1) Undang-Undang Nomor 27 Tahun 1959 tentang Penetapan Undang-Undang Darurat Nomor 3
Tahun 1953 tentang Perpanjangan Pembentukan Daerah Tingkat II di Kalimantan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1953 Nomor 9) sebagai Undang-Undang (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1959 Nomor 72, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 1820) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun
1965 tentang Pembentukan Daerah tangkat II Tanah Laut, Daerah Tingkat II Tapin dan
Daerah Tingkat II Tabalong dengan mengubah Undang-Undang Nomor 27 Tahun 1959
tentang Penetapan Undang-Undang Darurat Darurat Nomor 3 Tahun 1953 tentang
Pembentukan Daerah Tingkat II di Kalimantan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
1965 Nomor 51, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2756);
2) Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4286);
3) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4286);
4) Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan, Pengelolaan dan
Pertanggungjawaban Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia) Tahun 2004
Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4410);
5) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4421);
6) Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah
Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor
126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);
7) Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

Perubahan RPJMD Kab. Sambas Tahun 2016-2021 Bab I | 3


4725);
8) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 27
tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau – Pulau Kecil (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 2, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5490);
9) Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2014 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5495)
10) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah dua kali diubah, terakhir dengan Undang -
Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang – Undang Nomor 23
Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
11) Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 137, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4575);
12) Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4578);

13) Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan
Standar Pelayanan Minimal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 150,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4585);
14) Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan,
Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4817);
15) Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4833);
16) Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5887);
17) Peraturan Pemerintah No. 2 tahun 2018 tentang Standar Pelayanan Minimal (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 2, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 6178);
18) Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Pulau Kalimantan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 10);
19) Peraturan Pemerintah No. 13 tahun 2019 tentang Laporan dan Evaluasi Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 52,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6323);
20) Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 Tentang Sistem Akuntabilitas

Perubahan RPJMD Kab. Sambas Tahun 2016-2021 Bab I | 4


Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 80);
21) Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional Tahun 2015-2019 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 3);
22) Peraturan Presiden Nomor 59 Tahun 2017 tentang Pelaksanaan Pencapaian Tujuan
Pembangunan Berkelanjutan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 136);
23) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah, sebagaimana telah beberapa kali diubah dan terakhir dengan Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan
daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 310);
24) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 80 Tahun 2015 tentang Pembentukan Produk
Hukum Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 2036);
25) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata Cara Perencanaan,
Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan
Daerah Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah dan Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah, Serta Tata Cara Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Daerah, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, dan Rencana Kerja Pemerintah
Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 1312);
26) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah
Adminisitrasi Pemerintahan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 1955);
27) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 7 Tahun 2018 tentang Pembuatan dan Pelaksanaan
KLHS dalam Penyusunan Rencana Pembangunan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2018 Nomor 459);
28) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 100 Tahun 2018 tentang Penerapan Standar
Pelayanan Minimal (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 1540);
29) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 32 Tentang Standar Teknis Pelayanan
Minimal Pendidikan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 1687);
30) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 29/PRT/M/2018
Tentang Standar Teknis Standar Pelayanan Minimal Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 1891);
31) Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 4 Tahun 2019 Tentang Standar Teknis Pemenuhan
Mutu Pelayanan Dasar pada Standar Pelayanan Bidang Kesehatan (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2019 Nomor 68);
32) Peraturan Daerah Propinsi Kalimantan Barat Nomor 9 Tahun 2005 tentang Tata Cara
Penyusunan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Pelaksanaan Musyawarah Perencanaan
Pembangunan Daerah Propinsi Kalimantan Barat (Lembaran Daerah Propinsi Kalimantan
Barat Tahun 2005 Nomor 9);
33) Peraturan Daerah Propinsi Kalimantan Barat Nomor 10 Tahun 2015 tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Propinsi Kalimantan Barat Tahun 2014 - 2034 (Lembaran Daerah Propinsi
Kalimantan Barat Tahun 2015 Nomor 10, Tambahan Lembaran Daerah Propinsi Kalimantan
Barat Nomor 8);
34) Peraturan Daerah Propinsi Kalimantan Barat Nomor 3 Tahun 2016 tentang Rencana

Perubahan RPJMD Kab. Sambas Tahun 2016-2021 Bab I | 5


Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Propinsi Kalimantan Barat Tahun 2005 - 2025
(Lembaran Daerah Propinsi Kalimantan Barat Tahun 2016 Nomor 3, Tambahan Lembaran
Daerah Propinsi Kalimantan Barat Nomor 3);
35) Peraturan Daerah Propinsi Kalimantan Barat Nomor 2 Tahun 2019 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Propinsi Kalimantan Barat Tahun 2018 -
2023 (Lembaran Daerah Propinsi Kalimantan Barat Tahun 2019 Nomor 2);
36) Peraturan Daerah Kabupaten Sambas Nomor 4 Tahun 2008 tentang Pokok – Pokok Pengelolaan
Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Sambas Tahun 2008 Nomor 4);
37) Peraturan Daerah Kabupaten Sambas Nomor 2 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Daerah Kabupaten Sambas Tahun 2005 - 2025 (Lembaran Daerah Kabupaten
Sambas Tahun 2010 Nomor 2);
38) Peraturan Daerah Kabupaten Sambas Nomor 1 Tahun 2015 tentang Urusan Pemerintahan
Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Sambas Tahun 2015 Nomor 3, Tambahan Lembaran
Daerah Kabupaten Sambas Nomor 11);
39) Peraturan Daerah Kabupaten Sambas Nomor 17 Tahun 2015 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Kabupaten Sambas Tahun 2015 - 2035 (Lembaran Daerah Kabupaten Sambas Tahun
2015 Nomor 19);
40) Peraturan Daerah Kabupaten Sambas Nomor 4 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan
Susunan Perangkat Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Sambas Tahun 2016 Nomor 4).

1.3. Hubungan Antara Dokumen


Sebagai satu kesatuan yang utuh dan bagian dari sistem perencanaan pembangunan
nasional guna menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi dan sinergis antar daerah, antar ruang,
antar fungsi pemerintah serta antar pusat dan daerah sebagaimana diatur dalam Undang-Undang
Nomor 25 Tahun 2004 maka dokumen RPJMD Kabupaten Sambas Tahun 2016 – 2021
mempunyai hubungan dan konsistensi dengan dokumen perencanaan lainnya sebagai berikut :

1.3.1. RPJMD Kabupaten Sambas dan RPJM Nasional

Pembangunan Daerah merupakan perwujudan dari pelaksanaan Urusan Pemerintahan


yang telah diserahkan ke daerah sebagai bagian integral dari pembangunan nasional. Untuk
menjamin sinergisitas program pembangunan nasional dan daerah, maka penyusunan RPJMD
Kabupaten Sambas memperhatikan prioritas dan sasaran 9 (sembilan) agenda prioritas Nawa Cita
Joko Widodo - Jusuf Kalla yang telah ditetapkan dalam RPJMN 2015 – 2019 sebagai berikut:
1. Menghadirkan kembali Negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa aman
pada seluruh warga Negara;
2. Membuat pemerintah tidak absen dengan membangun tata kelola pemerintahan yang bersih,
efektif, demokratis dan terpercaya;
3. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam
kerangka negara kesatuan;
4. Menolak negara lemah dengan melakukan reformasi sistem penegakan hukum yang bebas
korupsi, bermartabat dan terpercaya;
5. Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia;

Perubahan RPJMD Kab. Sambas Tahun 2016-2021 Bab I | 6


6. Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional;
7. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi
domestik;
8. Melakukan revolusi karakter bangsa;
9. Memperteguh ke Bhinekaan dan memperkuat restorasi sosial Indonesia.
Selain itu, penyusunan perubahan RPJMD Kabupaten Sambas 2016-2021 juga
memperhatikan Rancangan Teknokratik RPJMN 2020-2024 yang sedang disusun oleh
Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas RI. Adapun tahapan yang akan
diwujudkan pembangunan nasional tahun 2020-2024 adalah Mewujudkan masyarakat Indonesia
yang mandiri, maju, adil, dan makmur melalui percepatan pembangunan di berbagai bidang
dengan menekankan terbangunnya struktur perekonomian yang kokoh berlandaskan keunggulan
kompetititf di berbagai wilayah yang didukung oleh SDM berkualitas dan berdaya saing,
sedangkan tema pembangunannya Indonesia Berpenghasilan Menengah-Tinggi yang Sejahtera,
Adil, dan Berkesinambungan. Beberapa fokus pembangunan Indonesia berdasarkan Rancangan
Teknokratik RPJMN 2020-2024 adalah pembangunan manusia, pembangunan ekonomi,
pembangunan kewilayahan, pembangunan infrastruktur dan pembangunan poliitik, hukum,
pertahanan dan keamanan.

1.3.2. RPJMD Kabupaten Sambas dan RPJMD Provinsi Kalimantan Barat

RPJMD Kabupaten Sambas disusun dengan memperhatikan RPJMD Provinsi Kalimantan


Barat melalui sinkronisasi atau penyelarasan dalam pencapaian visi, misi, tujuan, sasaran,
kebijakan, strategi dan program pembangunan jangka menengah daerah. Berdasarkan Peraturan
Daerah Provinsi Kalimantan Barat Nomor : 5 Tahun 2014 tentang RPJMD Provinsi Kalimantan
Barat Tahun 2013 – 2018 maka Visi yang ingin dicapai adalah “Mewujudkan Masyarakat
Kalimantan Barat yang Beriman, Sehat, Cerdas, Aman, Berbudaya dan Sejahtera”. Upaya
pencapaian visi selanjutnya dilakukan melalui 10 (sepuluh) misi sebagai berikut :
1. Melaksanakan peningkatan sistem pelayanan dasar dalam bidang sosial, kesehatan,
pendidikan, agama, keamanan dan ketertiban melalui sistem kelembagaan manajemen yang
efisien dan transparan;
2. Meningkatkan kualitas dan kuantitas SDM melalui peningkatan kualitas tenaga kependidikan
dan penyediaan prasarana dan sarana pendidikan serta pemerataan pendidikan;
3. Melaksanakan pemerataan dan keseimbangan pembangunan secara berkelanjutan untuk
mengurangi kesenjangan antar wilayah dengan tetap memperhatikan aspek ekologi dalam
pemanfaatan SDA;
4. Mengembangkan sumber daya lokal bagi pengembangan ekonomi masyarakat melalui sistem
pengelolaan yang professional, efektif dan efisien serta akuntabel dengan didukung sistem
dan sarana investasi yang baik melalui penyediaan data potensi investasi guna menarik dan
mendorong masuknya investasi;
5. Mengembangkan jaringan kerjasama antara pemerintah daerah dengan pihak swasta baik
dalam tataran lokal, regional, nasional maupun internasional melalui penyediaan sarana dan
prasarana infrastruktur serta sumber daya manusia yang memadai;

Perubahan RPJMD Kab. Sambas Tahun 2016-2021 Bab I | 7


6. Meningkatkan kemampuan kapasitas dan akuntabilitas aparatur pemerintah daerah guna
meningkatkan pelayanan publik, serta menempatkan aparatur yang profesional dan
berakhlak sesuai dengan peraturan jenjang karir kepegawaian yang berlaku;
7. Menegakkan supremasi hukum, keadilan sosial, dan perlindungan hak asasi manusia guna
mendukung terciptanya kehidupan masyarakat yang rukun, aman dan damai;
8. Memperluas lapangan kerja dan usaha berbasis ekonomi kerakyatan, melalui pemberdayaan
potensi dan kekuatan ekonomi lokal, terutama pengusaha kecil, menengah dan koperasi
dengan membuka akses ke sumber modal, teknologi dan pasar untuk meningkatkan daya saig
serta menggali, mengembangkan danmelestarikan nilai-nilai seni tradisional guna
melestarikan ekaligus mempertahankan ketahanan budaya;
9. Melaksanakan peningkatan pembangunan infrastruktur dasar guna memperlancar mobilitas
penduduk dan arus barang serta mempercepat pembangunan di wilayah pedalaman,
perbatasan, pesisir dan kepulauan sebagai sumber potensi ekonomi;
10. Melaksanakan pengendalian dan pemanfaatan tata ruang dan tata guna wilayah sesuai
dengan peruntukan dan regulasi guna menghindari kesenjangan wilayah dan terwujudnya
pembangunan yang berkelanjutan.
Selanjutnya dengan terpilihnya Gubernur dan Wakil Gubernur Kalimantan Barat periode
2018-2023 hasil Pemilihan Kepala Daerah serentak pada tanggal 27 Juni 2018 yang telah dilantik
oleh Presiden pada tanggal 5 September 2018 di Istana Negara maka Perubahan RPJMD
Kabupaten Sambas tahun 2016-2021 harus diselaraskan dengan Visi Gubernur dan Wakil
Gubernur Kalimantan Barat periode 2018-2023 yakni “Terwujudnya Kesejahteraan Masyarakat
Kalimantan Barat Melalui Percepatan Pembangunan Infrastruktur Dan Perbaikan Tata Kelola
Pemerintahan”. Upaya untuk mewujudkan visi tersebut dilakukan melalui 6 (enam) misi sebagai
berikut :
1. Mewujudkan percepatan pembangunan infrastruktur, yaitu mempercepat penyediaan
infrastruktur jalan, jembatan, energi listrik dan air bersih, menambah ruang terbuka hijau,
membangun pelabuhan samudra dan meningkatkan kapasitas pelabuhan udara agar bisa
didarati jenis pesawat berbadan besar yang diorientasikan untuk mendorong peningkatan
kegiatan ekonomi dan untuk membantu peningkatan kualitas dan kesejahteraan masyarakat.
2. Mewujudkan tata kelola pemerintahan berkualitas dengan prinsip-prinsip Good
Governance, yaitu meningkatkan kualitas aparatur baik intelektual maupun moral agar lebih
transparan, partisipatif, responsif, efisien dan akuntabel dalam penyelenggaraan
pemerintahan, pembangunan dan pelayanan publik serta mampu mengikuti perubahan
lingkungan eksternal dan internal sekaligus mampu beradaptasi dengan dinamika perubahan
tersebut. Selanjutnya untuk mengurangi rentang kendali pemerintahan maka akan
diwujudkan melalui pemekaran daerah yaitu dalam jangka pendek terbentuknya Provinsi di
bagian timur Kalimantan Barat yaitu Provinsi Kapuas Raya beserta pemekaran Kabupaten
Sambas, Sanggau, Ketapang dan Kapuas Hulu dan dalam jangka panjang terbentuknya
Provinsi di bagian selatan Kalimantan Barat yaitu Provinsi Ketapang (Tanjungpura).
3. Mewujudkan masyarakat yang sehat, cerdas, produktif dan inovatif, yaitu meningkatkan
kualitas sumber daya manusia melalui peningkatan pendidikan dan derajat kesehatan dan

Perubahan RPJMD Kab. Sambas Tahun 2016-2021 Bab I | 8


memperkuat kehadiran nilai-nilai keagamaan dalam proses pendidikan untuk membentuk
manusia yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
4. Mewujudkan masyarakat sejahtera, yaitu dengan mengurangi angka kemiskinan dan
pengangguran, mempertegas keberpihakan pemerintah terhadap kelompok masyarakat dan
wilayah yang kurang beruntung, menghilangkan diskriminasi dalam berbagai aspek
pelayanan sosial dan mempercepat proses hilirisasi dengan memperkuat sinergi antara
sektor pertanian dalam arti luas dan sektor pertambangan dengan sektor industri
pengolahan.
5. Mewujudkan masyarakat yang tertib, yaitu dengan menciptakan kehidupan masyarakat
yang harmoni antar kelompok, etnis, agama dan wilayah.
6. Mewujudkan pembangunan berwawasan lingkungan, yaitu dengan tetap menjaga fungsi,
daya dukung dan kenyamanan dalam kehidupan pada masa kini dan masa depan melalui
pemanfaatan ruang yang serasi antara penggunaan untuk permukiman, kegiatan sosial
ekonomi dan upaya konservasi.

1.3.3. RPJMD Kabupaten Sambas dan RPJPD Kabupaten Sambas

RPJMD Kabupaten Sambas Tahun 2016 – 2021 merupakan RPJMD ketiga dari tahapan
pelaksanaan RPJPD Kabupaten Sambas tahun 2005 – 2025. Sejalan dengan itu maka penyusunan
RPJMD selain menjabarkan visi, misi dan program prioritas Bupati dan Wakil Bupati Sambas masa
bhakti 2016 – 2021 juga berpedoman pada visi, misi dan arah kebijakan yang termuat dalam
RPJPD Kabupaten Sambas Tahun 2005 – 2025 dengan Visi “Sambas Terunggul di Kalimantan
Barat Tahun 2025”. Pencapaian Visi RPJPD ditandai dengan masyarakat yang maju, mandiri dan
sejahtera, terwujudnya Sumber Daya Manusia yang berkualitas, meningkatnya perekonomian
daerah, infrastruktur semakin memadai yang mendukung perekonomian daerah dan seluruh
aktifitas masyarakat, lingkungan hidup terkendali, berkembangnya kawasan-kawasan strategis,
meningkatnya kerjasama pembangunan dan terciptanya kepemerintahan yang baik.

1.3.4. RPJMD Kabupaten Sambas dan RTRW Nasional, RTRW Propinsi Kalimantan Barat
dan RTRW Kabupaten Sambas

Penyusunan RPJMD Kabupaten Sambas memperhatikan dan mempertimbangkan berbagai


pola ruang dan struktur ruang yang telah ditetapkan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Nasional, RTRW Propinsi Kalimantan Barat dan RTRW Kabupaten Sambas. Sebagai garis besar
tinjauan tata ruang makro sebagai payung dan acuan dalam penyusunan RTRW Kabupaten
Sambas sudah sesuai produk Rencana Tata Ruang yang hierarkinya berada pada tingkatan
diatasnya yaitu RTRW Nasional dan RTRW Propinsi Kalimantan Barat.
Kebijakan Penataan Ruang Wilayah Nasional berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 26 Tahun 2008 tentang RTRW Nasional pada Lampiran II : Penetapan Kawasan
Sistem Perkotaan Nasional, Sambas sebagai Pusat Kegiatan Wilayah (PKW), dengan keterangan
Tahapan Pengembangan II, Revitalisasi dan Percepatan Pengembangan Kota – Kota Pusat
Pertumbuhan Nasional dengan pengembangan/peningkatan fungsi. Kemudian Paloh – Aruk
sebagai Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN) dengan keterangan Tahapan Pengembangan I,
Percepatan Pengembangan Kota – Kota Utama Kawasan Perbatasan dengan pengembangan baru.

Perubahan RPJMD Kab. Sambas Tahun 2016-2021 Bab I | 9


Berdasarkan Lampiran VIII Penetapan Kawasan Lindung Nasional, Taman Wisata Alam Belimbing,
Taman Wisata Alam Asuansang dan Taman Wisata Alam Gunung Melintang dengan keterangan
Tahapan Pengembangan II dan I, Taman Wisata Alam dan Taman Wisata Alam Laut.
Selanjutnya berdasarkan Peraturan Daerah Propinsi Kalimantan Barat Nomor 10 Tahun
2014 tentang RTRW Propinsi Kalimantan Barat Tahun 2014-2034 Lampiran II.1 : Rencana
Pengembangan Pembangkit Tenaga Listrik di Propinsi Kalimantan Barat, ditetapkan Pembangkit
Listrik di PLTMH Sajingan dengan kapasitas 300 kw. Berikutnya berkenaan dengan daerah irigasi
rawa sebagaimana tercantum dalam Lampiran II.2 : Daerah Irigasi Rawa Nasional maka
ditetapkan beberapa DIR. yaitu DIR. Sebubus Komplek, DIR. Pimpinan Komplek, DIR. Sarang
Burung Komplek, DIR. Sebawi, DIR. Pemangkat Komplek, DIR. Sebangkau, DIR. Selakau Komplek
dan DIR. Semelagi Komplek. Untuk Daerah Irigasi Rawa Propinsi ditetapkan di DIR. Simpang
Empat, DIR. Malek Nibung, DIR. Lela, DIR. Jawai, DIR. Segarau, DIR. Tebas Komplek, DIR. Tekarang
Komplek, DIR. Seburing, DIR. Seranggam Komplek dan DIR. Serunai Komplek. Untuk Daerah
Irigasi Tambak Propinsi ditetapkan di DIT. Sambas. Terakhir berkaitan dengan kawasan lindung
sebagaimana Lampiran II.3 : Kawasan Lindung Nasional di Propinsi Kalimantan Barat ditetapkan
Suaka Alam Laut Sambas, Taman Wisata Alam Tanjung Belimbing, Taman Wisata Alam Sungai
Liku, Taman Wisata Alam Gunung Asuansang, Taman Wisata Alam Gunung Dungun dan Taman
Wisata Alam Gunung Melintang. Untuk Kawasan Lindung Propinsi (Kawasan Hutan Lindung)
ditetapkan di Kabupaten Sambas seluas 26.433,51 ha dari total Luas Kawasan Lindung Propinsi
2.306.447,58 ha atau sebesar 1,15 %.
Dokumen RTRW Kabupaten Sambas yang telah ditetapkan dengan Peraturan Daerah
Nomor 17 Tahun 2015 Tanggal 31 Desember 2015 yang selanjutnya menjadi dasar dalam
penentuan lokasi program pembangunan dan pemanfaatan ruang di Kabupaten Sambas.
Selanjutnya rencana struktur ruang wilayah kabupaten meliputi : rencana pusat kegiatan;
rencana sistem jaringan prasarana utama dan rencana sistem jaringan prasarana lainnya. Rencana
pusat kegiatan terdiri atas : Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN); Pusat Kegiatan Wilayah
(PKW); Pusat Kegiatan Lokal (PKL); Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) dan Pusat Pelayanan
Lingkungan (PPL). Sementara rencana pola ruang wilayah meliputi rencana kawasan lindung dan
kawasan budidaya. Kawasan lindung sebagaimana dalam Pasal 20 ayat (1) terdiri atas kawasan
yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya; kawasan perlindungan
setempat; kawasan suaka alam dan pelestarian alam; kawasan cagar budaya dan kawasan rawan
bencana alam.

1.3.5. RPJMD Kabupaten Sambas dan Rencana Strategis Perangkat Daerah

RPJMD Kabupaten Sambas menjadi pedoman dalam penyusunan Rencana Strategis


Organisasi Perangkat Daerah (Renstra-OPD) dengan periode 5 (lima) tahunan. Renstra-OPD
merupakan penjabaran teknis RPJMD yang berfungsi sebagai dokumen perencanaan teknis
operasional dalam menentukan arah kebijakan serta indikasi program dan kegiatan setiap urusan
bidang dan atau fungsi pemerintahan untuk jangka waktu 5 (lima) tahunan yang disusun oleh
setiap organisasi perangkat daerah.

1.3.6. RPJMD Kabupaten Sambas dan RKPD Kabupaten Sambas

Perubahan RPJMD Kab. Sambas Tahun 2016-2021 Bab I | 10


Pelaksanaan RPJMD Kabupaten Sambas Tahun 2016 – 2021 dijabarkan ke dalam Rencana
Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) sebagai suatu dokumen perencanaan tahunan Pemerintah
Kabupaten Sambas yang memuat prioritas program dan kegiatan dari Rencana Kerja (Renja)
Perangkat Daerah. RKPD merupakan pokok bahasan utama dalam Musyawarah Perencanaan
Pembangunan (Musrenbang) Daerah Kabupaten Sambas yang dilaksanakan secara berjenjang
mulai dari tingkat desa, kecamatan hingga kabupaten.
Gambaran hubungan antara RPJMD dengan dokumen perencanaan lainnya sebagai
kesatuan sistem perencanaan pembangunan dan sistem keuangan tergambar berikut ini :

Gambar 1.1
Hubungan RPJMD dan Dokumen Perencanaan Lainnya

1.4. Maksud dan Tujuan

Penyusunan perubahan RPJMD Kabupaten Sambas Tahun 2016-2021 dimaksudkan untuk


menyesuaikan berbagai kebijakan pembangunan dalam RPJMD Kabupaten Sambas Tahun 2016-
2021 dengan peraturan perundangan-undangan yang berlaku, perkembangan pembangunan dan
capaiannya serta permasalahan atau isu strategis pembangunan kekinian dalam koridor semangat
untuk mendorong terwujudnya visi, misi dan program pembangunan yang ditetapkan oleh Bupati
dan Wakil Bupati Sambas. Dokumen hasil perubahan RPJMD ini nantinya akan memberikan arah
dan pedoman bagi seluruh pemangku kepentingan baik pemerintah, pemerintah daerah,
masyarakat, maupun dunia usaha dalam membangun kesepahaman, kesepakatan dan komitmen
bersama guna mewujudkan visi dan misi Kabupaten Sambas Tahun 2016-2021 secara
berkesinambungan serta mendukung perwujudan tata kelola pemerintahan yang efektif, efisien,
transparan, akuntabel dan partisipatif.
Selanjutnya tujuan yang ingin dicapai dari penyusunan perubahan RPJMD Kabupaten
Sambas Tahun 2016-2021 adalah :
1. Menjabarkan visi, misi, dan program prioritas kepala daerah terpilih.
2. Memberikan landasan dan pedoman pada Bupati dan Wakil Buptai terpilih dalam melakukan
penajaman program dan kegiatan pelaksanaan pembangunan jangka waktu 2016-2021;

Perubahan RPJMD Kab. Sambas Tahun 2016-2021 Bab I | 11


3. Memberikan pedoman dalam penyusunan Perubahan Rencana Strategis (Renstra) Perangkat
Daerah sebagai penjabaran teknis RPJMD pada masing-masing perangkat daerah sampai
dengan tahun 2021 berdasarkan urusan dan kewenangan yang ada dalam tugas dan fungsi
Perangkat Daerah;
4. Menyediakan pedoman dalam penyusunan RKPD sebagai perencanaan tahunan berupa
program beserta target dan pagu yang bersifat indikatif sebagai bahan lebih lanjut pada
penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah;
5. Menyediakan instrumen sinkronisasi penyelenggaraan pembangunan daerah mulai dari
perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, pengendalian sampai dengan evaluasi.
6. Mewujudkan perencanaan pembangunan daerah yang sinergis dan terpadu antara
perencanaan pembangunan nasional, Provinsi Kalimantan Barat, Kabupaten Sambas dan
kabupaten sekitar ;

1.5. Sistematika Penulisan

Sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 maka sistematika
penulisan Perubahan RPJMD Kabupaten Sambas Tahun 2016-2021 sedikit berbeda dengan
RPJMD sebelumnya. Penyusunan Perubahan RPJMD mengikuti sistematika sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN
Menjelaskan latar belakang penyusunan dokumen, dasar hukum penyusunan,
hubungan antar dokumen, maksud dan tujuan penyusunan perubahan RPJMD
Kabupaten Sambas Tahun 2016-2021 serta sistematika penulisan.

BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH


Gambaran umum kondisi daerah sebagai bahan pertimbangan dalam perumusan
perubahan kebijakan RPJMD ini meliputi : aspek geografi dan demografi, aspek
kesejahteraan masyarakat, aspek pelayanan umum, dan aspek daya saing daerah. Pada
bab ini juga diuraikan hasil evaluasi RPJMD Tahun 2016-2021 tahun pertama.

BAB III GAMBARAN KEUANGAN DAERAH


Menjelaskan analisis pengelolaan keuangan daerah untuk memberikan gambaran
kapasitas riil keuangan untuk pendanaan pembangunan dalam lima tahun ke depan.

BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH


Memuat permasalahan pembangunan dan isu strategis yang akan diselesaikan hingga
akhir masa periode pembangunan jangka menengah.

BAB V VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN


Menguraikan visi dan misi Bupati dan Wakil Bupati Sambas ke dalam tujuan dan
sasaran serta target kinerja yang akan dicapai selama periode pembangunan daerah.

BAB VI STRATEGI, ARAH KEBIJAKAN DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH


Menjelaskan strategi dan arah kebijakan yang akan diselenggarakan sesuai dengan
permasalahan yang ada, arah pengembangan wilayah terdiri dari strategi dan arah
kebijakan yang menyesuaikan rencana pengembangan kawasan strategis.

Perubahan RPJMD Kab. Sambas Tahun 2016-2021 Bab I | 12


BAB VII KERANGKA PENDANAAN PEMBANGUNAN DAN PROGRAM PERANGKAT DAERAH
Menjelaskan kebijakan pendanaan pembangunan dan program perangkat daerah yang
menjadi prioritas dalam mencapai sasaran pembangunan jangka menengah sebagai
dasar penentuan indikasi rencana program dan kegiatan dalam RKPD.

BAB VIII KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH


Memuat penetapan indikator kinerja daerah sebagai gambaran tentang ukuran
keberhasilan pencapaian visi dan misi Bupati dan Wakil Bupati Sambas yang
ditetapkan dalam bentuk Indikator Kinerja Utama (IKU) daerah, indikator kinerja
penyelenggaraan pemerintahan daerah dan Indikator Kinerja Daerah diakhir periode
masa jabatan.

BAB IX PENUTUP
Memuat pedoman transisi dan kaidah pelaksanaan penyusunan dokumen perencanaan
pembangunan setelah periode RPJMD berakhir.

Perubahan RPJMD Kab. Sambas Tahun 2016-2021 Bab I | 13


BAB II
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

2.1. Aspek Geografi dan Demografi


2.1.1. Kondisi Fisik Dasar
A. Luas dan Batas Wilayah Administrasi
Posisi letak geografis Kabupaten Sambas berada pada bagian paling utara dari Provinsi
Kalimantan Barat tepatnya diantara 2°08' hingga 0°33' Lintang Utara dan 108°39' sampai
110°04' Bujur Timur yang secara administratif berbatasan sebagai berikut :
Utara : Serawak (Malaysia Timur) dan laut Natuna
Selatan : Kota Singkawang dan Kabupaten Bengkayang
Timur : Kab. Bengkayang dan Serawak.
Barat : Laut Natuna

Sumber : Perda Kab. Sambas No. 17 tahun 2015 tentang RTRW Kab. Sambas Tahun 2015 – 2035

Gambar 2.1
Peta Kabupaten Sambas

Berdasarkan administrasi pemerintahan Kabupaten Sambas terbagi kedalam 19


kecamatan, 193 Desa dan 594 Dusun dengan 1.147 Rukun Warga dan 2.929 Rukun Tetangga.
Luas wilayah Kabupaten Sambas adalah 6.395,70 Km² atau sekitar 4,36 % dari luas wilayah
Provinsi Kalimantan Barat dengan panjang pantai ± 198,76 km; panjang perbatasan negara ±
97 kmdan perairan laut seluas 1.467,84 Km². Kecamatan terluas ada di Kecamatan Sajingan
Besar yakni 1.391,20 Km² atau 21,75 % sementara Kecamatan Salatiga dengan luas sebesar
82,75 Km² atau 1,29 % tercatat sebagai kecamatan yang terkecil di Kabupaten Sambas. Secara
rinci luas wilayah kecamatan di Kabupaten Sambas tersaji berikut ini :

Perubahan RPJMD Kabupaten Sambas Tahun 2016-2021 Bab II | 1


Tabel 2.1
Luas Wilayah Kabupaten Sambas Menurut Kecamatan (Km 2)
Persentase terhadap
No. Kecamatan Ibukota Luas (Km2)
luas Kabupaten (%)
1. Selakau Selakau 129,51 2,02
2. SelakauTimur SelakauTua 162,99 2,55
3. Pemangkat Pemangkat 111,00 1,74
4. Semparuk Semparuk 90,15 1,41
5. Salatiga Salatiga 82,75 1,29
6. Tebas Tebas 395,64 6,19
7. Tekarang Tekarang 83,16 1,30
8. Sambas Sambas 246,66 3,86
9. Subah BalaiGemuruh 644,55 10,08
10. Sebawi Sebawi 161,45 2,52
11. Sajad Tengguli 94,94 1,48
12. Jawai Sentebang 193,99 3,03
13. Jawai Selatan MatangTerap 93,51 1,46
14. TelukKeramat Sekura 554,43 8,67
15. Galing Galing 333,00 5,21
16. Tangaran SimpangEmpat 186,67 2,92
17. Sejangkung Sejangkung 291,26 4,55
18. SajinganBesar Kaliau’ 1.391,20 21,75
19. Paloh Liku 1.148,84 17,96
Kabupaten Sambas 6.394,70 100,00
Sumber : Buku Kabupaten Sambas Dalam Angka Tahun 2018
Catatan : Terdapat selisih 1 Km² untuk jumlah luas area per kecamatan

Berdasarkan tabel di atas, tampak bahwa luas wilayah kecamatan di Kabupaten Sambas
tidak terdistribusi secara seimbang yang mana terdapat 3 kecamatan dengan luas yang cukup
dominan yakni Kecamatan Sajingan Besar, Paloh dan Subah. Distribusi luas wilayah yang
kurang merata ini berimplikasi besar bagi pemerataan pembangunan daerah. Selanjutnya
distribusi jumlah desa dan dusun per kecamatan tergambar berikut ini :

Sumber : Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Kabupaten Sambas, Tahun 2018

Gambar 2.2
Banyaknya Desa dan Dusun di Kabupaten Sambas

Perubahan RPJMD Kabupaten Sambas Tahun 2016-2021 Bab II | 2


Berdasarkan gambar di atas, jumlah desa dan dusun terbanyak ada di Kecamatan Teluk
Keramat yakni terdiri dari 25 desa dan 75 dusun. Sementara Kecamatan Sajad menjadi
kecamatan yang terkecil jumlah desa dan dusunnya yakni hanya sebanyak 4 desa dan 12
dusun.
Tabel 2.2
Banyaknya Desa, Dusun, Rukun Warga (RW) dan Rukun Tetangga (RT)
per Kecamatan di Kabupaten Sambas
No. Kecamatan Desa Dusun RW RT
1 Selakau 11 30 44 116
2 Selakau Timur 4 13 21 54
3 Salatiga 5 18 29 90
4 Pemangkat 8 27 65 257
5 Semparuk 5 21 47 153
6 Tebas 23 67 178 376
7 Sebawi 7 18 40 86
8 Sambas 18 58 96 239
9 Subah 11 28 71 171
10 Sajad 4 12 29 77
11 Sejangkung 12 36 42 113
12 Galing 10 23 33 99
13 Sajingan Besar 5 14 17 35
14 Jawai Selatan 9 30 47 107
15 Jawai 13 46 100 222
16 Tekarang 7 20 41 85
17 Teluk Keramat 25 75 119 287
18 Tangaran 8 24 36 115
19 Paloh 8 24 54 131
JUMLAH 193 584 1.109 2.813
Sumber: Dinas Sosial, Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kab. Sambas (September 2018)

Selanjutnya Kabupaten Sambas juga mempunyai pulau sebanyak 6 buah yang berada di
3 kecamatan yakni Kecamatan Jawai Selatan, Paloh dan Sambas dengan rincian sebagai berikut:
Tabel 2.3
Pulau-Pulau di Wilayah Kabupaten Sambas
Kecamatan / Nama Koordinat Geografis
No Keterangan
Pulau Lintang Bujur
1 Jawai Selatan :
A. Pulau Belacan 01°11'43" LU 108°58'06" BT TBP, batuan cadas, pohon bakau, terdapat
mercusuar dibangun tahun 2008, luas
pulau 900 m².
B. Pulau Pikah 01°12'22" LU 108°57'22" BT TBP, batuan cadas, pohon bakau dan
kelapa. Keliling sekitar 200 m dimiliki oleh
masyarakat, potensi pariwisata.
C. Pulau Pontianak 01°16'10" LU 108°58'59" BT TBP, batuan cadas, pohon mangga dan
kelapa. Keliling sekitar 5.200 m dimiliki
oleh masyarakat. Dibawah laut terdapat
kerang langka namanya kerang putting
beliung (di Indonesia hanya terdapat di
Sambas dan Bali), potensi pariwisata.
2 Paloh :
A. Pulau Tua 01°43'29" LU 109°15'24" BT TBP, pohon kelapa dan cemara, pada bulan
tertentu (April-Juni)tempat penyu bertelur,
potensi pariwisata.
B. Pulau Selimpai 01°49'19" LU 109°20'6" BT Pohon kelapa dan cemara, penghuni sekitar
20 KK, tempat penangkaran penyu, sebagai
obyek pariwisata, luas 10 ha.
3 Sambas :
B. Pulau Bungin 01°23'24" LU 109°14'36" BT TBP, pantai bakau terdapat daratan
ditengahnya.
Keterangan : TBP = Tidak berpenghuni.
Sumber : Buku Profil Kabupaten Sambas Tahun 2018 (Bappeda Kab. Sambas)

Perubahan RPJMD Kabupaten Sambas Tahun 2016-2021 Bab II | 3


B. Topografi
Sebagian besar wilayah Kabupaten Sambas merupakan wilayah relatif datar yakni
dengan kelerengan 0 - 15% seluas 468.196 ha atau 67,59%, wilayah dengan kelerengan 15 -
40% seluas 160.396 ha atau 25,08% dan wilayah kelas lereng > 40% seluas 46.832 ha atau
7,3%. Ketinggian wilayah kecamatan cukup beragam mulai dari yang terendah dengan
ketinggian 0–7mdpl ada di Kecamatan Sejangkung, Sambas, Tebas, Selakau, Jawai, Paloh dan
Teluk Keramat. Sementara untuk ketinggian 8-25 mdpl berada di Kecamatan Sejangkung,
Sambas, Tebas, Selakau, Pemangkat dan Teluk Keramat. Wilayah yang berada di ketinggian 26-
100 mdpl ada di Kecamatan Sejangkung, Sambas, Tebas, Selakau, Pemangkat, Teluk Keramat
dan Paloh.

C. Jenis Tanah
Kondisi tanah di Kabupaten Sambas jika dilihat dari sisi teksturnya sebagian besar
merupakan tanah aluvial dengan luas areal sebesar 230,63 ribu ha atau 36,06% dari luas
daerah yakni sebesar 0,64 juta ha, tanah podsolid merah kuning sekitar 157,32 ribu ha atau
24,60%, organosol sebesar 136.230 ha, latosol sebesar 70.790 ha dan podsol sebesar 44.600
ha yang terhampar hampir di seluruh kecamatan.

D. Hidrologi
Wilayah Kabupaten Sambas mempunyai 3 (tiga) Daerah Aliran Sungai (DAS) dengan
luas hamparan mencapai 516.200 ha atau 80,71% dari luas wilayah Kabupaten Sambas terdiri
dari DAS Paloh seluas 64,375 ha, DAS Sambas sebesar 245.700 ha meliputi Sungai Sambas
Besar, Sungai Sambas Kecil, Sungai Kumba Sajingan Besar dan DAS Sebangkau dengan luas
193,125 hameliputi Sungai Sebangkau dan Sungai Selakau.

Tabel 2.4
Daerah Aliran Sungai (DAS) di Kabupaten Sambas
No Kecamatan Sungai Luas
1 Kecamatan Paloh DAS Paloh 64,375 ha
2 Kecamatan Sambas DAS Sambas 245.700 ha
3 Kecamatan Sebangkau DAS Sebangkau 193,125 ha
Sumber : Buku Profil Kabupaten Sambas

E. Klimatologi
Keadaan Cuaca Kabupaten Sambas berdasarkan data dari stasiun meteorologi Paloh
Kabupaten Sambas tahun 2017 tercatat suhu udara rata-rata berkisar antara 23,050C sampai
31,090C. Suhu udara maksimum terjadi di bulan Juli yaitu sebesar32,80C, sementara suhu
minimum terjadi pada bulan Februari sebesar 23,00C. Selanjutnya dilihat dari jumlah hari
hujan secara rata-rata cukup tinggi yakni 17 hari hujan per bulan dengan Kecamatan Selakau
sebagai kecamatan yang tertinggi yakni mencapai 201 hari hujan. Secara rata-rata bulanan
hari hujan tertinggi terjadi pada bulan November di Kecamatan Teluk Keramat dengan jumlah
hari hujan sebanyak 27 hari.
Curah hujan di suatu tempat dipengaruhi oleh banyak faktor diantaranya keadaan iklim,
topografi dan perputaran/pertemuan arus udara serta letak geografis sehingga jumlah curah

Perubahan RPJMD Kabupaten Sambas Tahun 2016-2021 Bab II | 4


hujan yang tercatat oleh stasiun pengamat menjadi sangat beragam. Jumlah curah hujan
tertinggi di Kabupaten Sambas sesuai data tahun 2017mencapai 3.101,50 milimeter atau rata-
rata 258,46 milimeter per bulan yang terjadi di Kecamatan Selakau, sedangkan curah hujan
terendah terjadi di Kecamatan Jawai Selatan dengan rata-rata 162,42 milimeter per bulan.

F. Penggunaan Lahan
Pola penggunaan lahan menggambarkan pola keruangan suatu wilayah yang menjadi
salah satu aspek dalam perencanaan pembangunan daerah. Hal itu karena jenis-jenis
pemanfaatan lahan pada suatu wilayah memberikan gambaran aktivitas penduduk beserta
perekonomiannya. Penggunaan lahan di Kabupaten Sambas terbagi menjadi lahan pertanian
dan lahan bukan pertanian yang sampai dengan tahun 2017 tercatat masing-masing sebesar
574.121 ha lahan pertanian dan 65.449 ha lahan bukan pertanian. Selanjutnya lahan pertanian
terbagi lagi kedalam lahan pertanian sawah seluas 66.733 ha dan lahan bukan sawah seluas
507.388 ha. Distribusi lahan pertanian sawah yang terluas berada di Kecamatan Tebas yaitu
6.700 ha diikuti Kecamatan Teluk Keramat 6.180 ha, Kecamatan Jawai 5.678 ha, Kecamatan
Selakau 4.663 ha hingga yang terkecil ada di Kecamatan Sajad yakni sebesar 1.454 ha.
Sementara untuk lahan pertanian bukan sawah yang paling luas ada di Kecamatan Sajingan
Besar yakni sebesar 135.858 ha, diikuti Kecamatan Paloh seluas 107.702 ha,Kecamatan Subah
seluas 54.776 ha, Kecamatan Teluk Keramat seluas 39.533 ha hingga yang terkecil berada
Kecamatan Semparuk yakni 1.101 ha. Secara rinci luas lahan pertanian dan bukan pertanian
tersaji berikut ini :
Tabel 2.5
Luas Lahan Pertanian dan Bukan Pertanian Menurut Kecamatan
di Kabupaten Sambas Tahun 2017 (Ha)
Luas Lahan Pertanian Luas Lahan
Kecamatan Jumlah
Sawah Bukan Sawah Bukan Pertanian
Selakau 4.663 4.378 3.910 12.591
Selakau Timur 2.835 10.438 3.026 16.299
Pemangkat 2.085 5.546 3.469 11.100
Semparuk 4.180 1.101 3.734 9.015
Salatiga 3.244 2.380 2.651 8.275
Tebas 6.700 30.254 2.610 39.564
Tekarang 2.160 5.123 1.033 8.316
Sambas 1.976 19.420 3.270 24.666
Subah 1.775 54.776 7.904 64.455
Sebawi 1.877 12.569 1.699 16.145
Sajad 1.454 7.797 243 9.494
Jawai 5.678 13.216 460 19.399
Jawai Selatan 4.568 4.595 188 9.351
Teluk Keramat 6.180 39.533 9.730 55.443
Galing 3.656 19.987 9.657 33.300
Tangaran 4.395 10.274 3.998 18.667
Sejangkung 3.190 22.396 3.540 29.126
Sajingan Besar 1.620 135.858 1.642 139.120
Paloh 4.497 107.702 2.685 114.884
Kabupaten Sambas 66.733 507.388 65.449 639.570
Sumber : Buku Kabupaten Sambas Dalam Angka Tahun 2018

Perubahan RPJMD Kabupaten Sambas Tahun 2016-2021 Bab II | 5


Berdasarkan tabel di atas, kelihatan bahwa luas lahan pertanian khususnya yang bukan
sawah secara signifikan berada di Kecamatan Sajingan Besar dan Paloh. Kedua kecamatan
tersebut menjadi kawasan yang sangat luas dan cukup potensial untuk dikembangkan
disamping daya dukung ketersediaan lahan yang masih memungkinkan namun juga posisi
letaknya yang berada di wilayah perbatasan. Namun untuk mengembangkan kedua kecamatan
tersebut sebagai daerah sentra produksi menghadapi berbagai kendala salah satunya
berkaitan dengan status kawasan yang sebagian besar merupakan kawasan hutan produksi,
hutan lindung dan taman wisata alam (TWA).

G. Kawasan Perbatasan
Berdasarkan ketentuan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2008 tentang Wilayah Negara
dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah ditegaskan bahwa
yang dimaksud dengan kawasan perbatasan negara adalah kecamatan-kecamatan terluar yang
berbatasan secara langsung dengan negara lain. Selanjutnya mengacu pada buku III Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2015–2019, arah kebijakan
Pengembangan Kawasan Perbatasan di Wilayah Pulau Kalimantan difokuskan untuk
meningkatkan peran sebagai halaman depan negara yang maju dan berdaulat dengan negara
Malaysia di perbatasan darat dan laut. Fokus Pengembangan Kawasan Perbatasan di Wilayah
Pulau Kalimantan diarahkan pada pengembangan Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN) di
Wilayah Pulau Kalimantan.
Mengacu pada Peraturan Presiden RI Nomor 31 Tahun 2015 tentang Rencana Tata
Ruang Kawasan Perbatasan Negara di Kalimantan maka cakupan kawasan perbatasan darat
dan laut di Kabupaten Sambas Provinsi Kalimantan Barat berada di dua kecamatan yaitu
KecamatanSajingan Besar dan Paloh dengan Pusat Kegiatan Strategis Nasional berada di Aruk
dan Paloh. Secara rinci batas administrasi kecamatan perbatasan adalah sebagai berikut :
Tabel 2.6
Batas Administrasi Kecamatan Perbatasan di Kabupaten Sambas
No. Kecamatan Utara Selatan Barat Timur
1. Sajingan Besar Serawak Kecamatan Kecamatan Serawak
(Malaysia Timur) Galing Paloh (Malaysia Timur)
2. Paloh Serawak Kecamatan Laut Natuna Kec. Sajingan Besar dan
(Malaysia Timur) Teluk Keramat Serawak (Malaysia Timur)
Sumber : Buku Kabupaten Sambas Dalam Angka Tahun 2018

2.1.2. Penataan Ruang


A. Rencana Struktur Ruang
Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Sambas Nomor 17 Tahun 2015 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sambas Tahun 2015-2035 rencana struktur ruang
wilayah Kabupaten Sambas meliputi rencana pusat kegiatan, rencana sistem jaringan
prasarana utama dan rencana sistem jaringan prasarana lainnya. Secara detail ketiga rencana
struktur ruang di Kabupaten Sambas tersaji pada gambar 2.3.
a) Rencana Pusat Kegiatan.
Rencana struktur ruang yang diperuntukkan bagi mendukung pusat kegiatan ada 5
yakni :

Perubahan RPJMD Kabupaten Sambas Tahun 2016-2021 Bab II | 6


a. Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN)yaitu Perkotaan Temajuk Kecamatan Paloh dan
Perkotaan Aruk Kecamatan Sajingan Besar;
b. Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) yaitu Perkotaan Sambas sebagai ibukota Kabupaten
Sambas;
c. Pusat Kegiatan Lokal (PKL) yaitu Perkotaan Liku, Sekura, Sentebang, Tebas, Pemangkat,
dan Selakau;
d. Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) yaitu, Selakau Tua, Salatiga, Balai Gemuruh, Tekarang,
Galing, Sebawi, Tengguli, Simpang Empat, Parit Raja, Matang Terap, Semparuk dan
e. Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL) yaitu Seranggam, Sungai Toman, Sempadian, Pancur,
Tanah Hitam, Pipit Teja, Sungai Kelambu, Sepinggan, Sabung, Sarilaba A, dan Sijang.

Sumber : Perda Kab. Sambas No. 17 tahun 2015 tentang RTRW Kab. Sambas Tahun 2015 – 2035

Gambar 2.3
Peta Rencana Struktur Ruang Kabupaten Sambas

b) Rencana sistem jaringan prasarana utama.


Rencana struktur ruang yang diperuntukkan bagi sistem jaringan prasarana utama di
Kabupaten Sambas terdiri dari 4 sistem jaringan yakni sistem jaringan transportasi darat,
perkeretaapian, laut dan udara. Secara rinci keempat sistem jaringan prasarana utama tersaji
dalam tabel 2.7.
c) Rencana sistem jaringan prasarana lainnya.
Rencana struktur ruang yang diperuntukkan bagi sistem jaringan prasarana lainnya di
Kabupaten Sambas berfungsi untuk mendukung kelancaran sistem jaringan prasarana utama.

Perubahan RPJMD Kabupaten Sambas Tahun 2016-2021 Bab II | 7


Tabel 2.7
Sistem Jaringan Prasarana Utama di Kabupaten Sambas
No Sistem Jaringan Prasarana Utama Uraian Keterangan
1. Sistem jaringan transportasi darat a. Jaringan lalu a. Jaringan jalan primer menurut fungsinya sebagai jaringan jalan kolektor primer 1, meliputi:
lintas dan 1. Ruas jalan Bts. Kota Singkawang -Pemangkat – Tebas;
angkutan jalan; 2. Ruas jalan Tebas - Sambas;
dan 3. Ruas jalan Sambas - Tanjung Harapan;
4. Ruas jalan Tanjung Harapan - Galing;
5. Ruas jalan Galing - Simpang Tanjung;
6. Ruas jalan Simpang Tanjung - Aruk - Batas Serawak; dan
7. Ruas jalan Temajuk - Merbau.
b. Jaringan jalan kolektor primer meliputi:
1. Ruas jalan Tebas -Sungai Sambas Besar;
2. Rencana jembatan Sungai Sambas Besar di Tebas;
3. Ruas jalan Sungai Sambas Besar - Sentebang;
4. Ruas jalan Sentebang – Pinang Merah;
5. Ruas jalan Pinang Merah - Simpang Empat;
6. Ruas jalan Simpang Empat - Tanah Hitam;
7. Ruas jalan Tanah Hitam - Merbau;
8. Ruas jalan Simpang Empat - Sekura;
9. Ruas jalan Sekura -Simpang Bantanan II;
10. Ruas jalan Simpang Bantanan II - Tanah Hitam;
11. Ruas jalan Simpang Bantanan I -Simpang Bantanan II;
12. Ruas jalan lingkar barat Perkotaan Sambas;
13. Ruas jalan Simpang Camar Bulan – Sungai Tengah – Simpang Gunung Kukud;
14. Ruas jalan Simpang Gunung Kukud – Simpang Sungai Bening – Simpang Tanjung;
15. Ruas jalan Aruk – Batas Kabupaten Bengkayang (ke Simpang Take);
16. Ruas jalan lingkar timur Perkotaan Sambas (ke ruas jalan Sambas – Ledo);
17. Ruas jalan Sambas - Subah;
18. Ruas jalan Subah -Batas Kabupaten Bengkayang (Kecamatan Ledo);dan
19. Ruas jalan Simpang Liku (Setingga) -Simpang Asuansang.
b. Jaringan angku- Jaringan prasarana transportasi sungai kabupaten dikembangkan di jalur pelayaran sungai besar yang meliputi Sungai Selakau, Sungai Sebangkau, Sungai
tansungai dan Sambas Besar, Sungai Sambas Kecil, Sungai Kumba, Sungai Bantanan, Sungai Paloh, Sungai Sekuyu, dan Sungai Bemban.
penyeberangan 1. Jaringan lintas penyeberangan terdiri atas:
a. Lintas penyebrangan antar provinsi:
b. Sintete – Natuna (rencana); dan
c. Sintete – Tambelan (rencana).
2. Lintas penyeberangan dalam kabupaten yaitu:
a. Tanjung Harapan – Teluk Kalong;
b. Kuala Tebas – Perigi Piai;
c. Sumpit – Ceremai;
d. Sejangkung – Kenanai (rencana);dan
e. Penjajab –Jawai (Sungai Batang).

Perubahan RPJMD Kabupaten Sambas Tahun 2016-2021 Bab II | 8


2. Sistem jaringan transportasi Koridor Singkawang -
perkeretaapian Pemangkat - Sambas
–Aruk
3. Sistem jaringan transportasi laut a. Tatanan a. Pelabuhan pengumpul yang merupakan pelabuhan nasional terdiri atas:
kepelabuhanan 1. Pelabuhan Sintete di Kecamatan Semparuk;dan
2. Pelabuhan Merbau di Kecamatan Paloh.
b. Pelabuhan pengumpan yang merupakan pelabuhan regional dan lokal terdiri atas:
1. Pelabuhan Pemangkat di Kecamatan Pemangkat;
2. Pelabuhan Temajuk di Kecamatan Paloh; dan
3. Rencana Pembangunan Pelabuhan Tanjung Gunung di Kecamatan Salatiga.
b. Alur pelayaran a. Alur pelayaran nasional terdiri atas:
1. Alur pelayaran yang menghubungkan Pelabuhan Sintete – Muara Sungai Sambas Besar – Laut Natuna;
2. Alur pelayaran yang menghubungkan Pelabuhan Merbau Paloh – Muara Sungai Paloh – Laut Natuna;
3. Alur pelayaran yang menghubungkan Pelabuhan Tanjung Api – Laut Natuna; dan
4. Alur pelayaran yang menghubungkan Terminal Khusus (rencana) di Kecamatan Tebas– Muara Sungai Sambas Besar – Laut Natuna.
b. Alur pelayaran regional/lokal terdiri atas:
1. alur pelayaran yang menghubungkan Pelabuhan Tanjung Gunung – Laut Natuna;
2. alur pelayaran yang menghubungkan Pelabuhan Pemangkat – Laut Natuna; dan
3. alur pelayaran yang menghubungkan Pelabuhan Kuala Temajuk Paloh – Laut Natuna.
4. Sistem jaringan transportasi udara a. Tatanan keban- Tatanan kebandarudaraan di daerah terdiri atas:
darudaraan;dan a. Bandar udara pengumpul dengan skala pelayanan tersier, yaitu Bandar Udara Paloh;dan
b. Ruang udara b. Heliport yang dikembangkan di Perkotaan Sambas, Temajuk dan Aruk.
untuk pener-
bangan.
Sumber : Perda Kab. Sambas No. 17 tahun 2015 tentang RTRW Kab. Sambas Tahun 2015 – 2035 (data diolah)

Perubahan RPJMD Kabupaten Sambas Tahun 2016-2021 Bab II | 9


B. Rencana Pola Ruang
Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Sambas Nomor 17 Tahun 2015 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sambas Tahun 2015-2035 rencana pola ruang
wilayah terbagi kedalam 2 kelompok yakni rencana kawasan lindung dan kawasan budidaya.
Secara detail rencana pola ruang tergambar berikut ini :

Sumber : Perda Kab. Sambas No. 17 tahun 2015 tentang RTRW Kab. Sambas Tahun 2015 – 2035

Gambar 2.4
Peta Rencana Pola Ruang Kabupaten Sambas

a) Rencana Kawasan Lindung


Kabupaten Sambas mencadangkan rencana pola ruang untuk kawasan lindung yang
terdiri atas:
1. Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya;
2. Kawasan perlindungan setempat;
3. Kawasan suaka alam dan pelestarian alam;
4. Kawasan cagar budaya dan
5. Kawasan rawan bencana alam.
Secara keseluruhan kawasan lindung nasional di Kabupaten Sambas ada 6 dengan total
luasan sebesar 30.469,84 Ha dengan rincian sebagai berikut :

Perubahan RPJMD Kabupaten Sambas Tahun 2016-2021 Bab II | 10


Tabel 2.8
Kawasan Lindung Nasional di Kabupaten Sambas
No. Kawasan Lindung Luas (Ha)
1. Suaka Alam Laut Sambas -
2. Taman Wisata Alam Sungai Liku 753,79
3. Taman Wisata Alam Tanjung Belimbing 1.023,31
4. Taman Wisata Alam Asuansang 4.845,01
5. Taman Wisata Alam Dungan 1.676,11
6. Taman Wisata Alam Gunung Melintang 22.171,62
Total 30.469,84
Sumber : Perda Kab. Sambas No. 17 tahun 2015 tentang RTRW Kab. SambasTahun 2015 – 2035

b) Kawasan Budidaya
Selain rencana kawasan lindung juga dicadangkan pola ruang untuk kawasan budidaya
yang diperuntukkan bagi keperluan sebagai berikut :
a. Kawasan peruntukan hutan produksi;
Kawasan hutan produksi berada di kawasan yang ditetapkan sebagai kawasan hutan,
terdiri atas:
1. hutan produksi terbatas terdapat di hutan produksi terbatas Sungai Sajingan Kecamatan
Sajingan Besar;
2. hutan produksi, terdapat di:
 Sungai Bemban Kecamatan Paloh dan Kecamatan Sajingan Besar;
 Sungai Sajingan di Kecamatan Sajingan Besar dan Kecamatan Sejangkung;
 Sungai Bantanan di Kecamatan Sajingan Besar, Kecamatan Paloh, Kecamatan Galing,
Kecamatan Sejangkung;
 Sungai Sebubus di Kecamatan Teluk Keramat, Kecamatan Jawai, dan Kecamatan
Tangaran;
 Sungai Selakau – Sebangkau di Kecamatan Selakau, Kecamatan Selakau Timur,
Kecamatan Tebas, dan Kecamatan Semparuk; dan
 Sungai Behe di Kecamatan Tebas dan Subah.
3. hutan produksi yang dapat di konversi terdapat di Sungai Kumba Kecamatan Sejangkung.
b. Kawasan peruntukan hutan rakyat;
Kawasan hutan rakyat sebagaimana adalah hutan yang dibangun dan dikelola oleh rakyat.
Kawasan hutan rakyat tersebar di seluruh wilayah Kecamatan.
c. Kawasan peruntukan pertanian;
Kawasan peruntukan pertanian meliputi :
 Tanaman Pangan;
Kawasan peruntukan pertanian tanaman pangan dikembangkan di seluruh kecamatan
pada lahan yang ditetapkan sebagai pertanian lahan basah dan pertanian lahan kering.

 Hortikultura;
Kawasan peruntukan pertanian hortikultura dikembangkan di seluruh kecamatan pada
lahan yang ditetapkan sebagai pertanian lahan kering.

Perubahan RPJMD Kabupaten Sambas Tahun 2016-2021 Bab II | 11


 Perkebunan;
Kawasan peruntukan perkebunan dikembangkan di seluruh Kecamatan pada lahan yang
ditetapkan sebagai pertanian lahan kering

 Peternakan.
Kawasan peruntukan peternakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d
dikembangkan di seluruh kecamatan
d. Kawasan peruntukan perikanan, kelautan dan pulau kecil;
Kawasan peruntukan perikanan meliputi:
 Kawasan peruntukan perikanan tangkap;
Kawasan peruntukan perikanan tangkap dilakukan di perairan umum dan laut.

 Kawasan peruntukan budidaya ikan air payau;


Kawasan peruntukan budidaya perikanan air payau dikembangkan di Kecamatan
Selakau, Kecamatan Salatiga, Kecamatan Pemangkat, Kecamatan Jawai Selatan,
Kecamatan Jawai, Kecamatan Tangaran, dan Kecamatan Paloh.

 Kawasan peruntukan budidaya ikan air tawar;


Kawasan peruntukan budidaya perikanan air tawar dikembangkan di Kecamatan
Selakau, Kecamatan Selakau Timur, Kecamatan Pemangkat, Kecamatan Salatiga,
Kecamatan Jawai, Kecamatan Jawai Selatan, Kecamatan Tekarang, Kecamatan Semparuk,
Kecamatan Tebas, Kecamatan Sebawi, Kecamatan Subah, Kecamatan Sambas,
Kecamatan Sajad, Kecamatan Sejangkung, Kecamatan Teluk Keramat, Kecamatan Paloh,
Kecamatan Tangaran, Kecamatan Galing, dan Kecamatan Sajingan Besar.

 Pelabuhan perikanan.
Pelabuhan perikanan dikembangkan di Kecamatan Selakau, Kecamatan Salatiga,
Kecamatan Pemangkat, Kecamatan Jawai, Kecamatan Jawai Selatan, Kecamatan
Tangaran dan Kecamatan Paloh.
e. Kawasan peruntukan pertambangan;
Kawasan Peruntukan pertambangan terdiri atas:
 Wilayah Pencadangan Negara batubara yang terdapat di Kecamatan Paloh, Kecamatan
Sajingan Besar, dan Kecamatan Galing;

 Wilayah Pencadangan Negara mineral logam yang terdapat di Kecamatan Paloh;

 Wilayah Usaha Pertambangan batubara yang terdapat di Kecamatan Paloh, Kecamatan


Sajingan Besar, Kecamatan Galing;

 Wilayah Usaha Pertambangan mineral logam yang terdapat di Kecamatan Paloh, Galing,
Tangaran, Teluk Keramat, Sejangkung, Jawai, Jawai Selatan, Sambas, Subah, Sebawi,
Tebas, Semparuk, Pemangkat, Salatiga, Selakau, dan Selakau Timur;

 Wilayah Usaha Pertambangan mineral bukan logam dan batuan yang terdapat di
Kecamatan Sebawi, Salatiga, Selakau, Selakau Timur, Tebas, Sambas, Subah, Jawai, Jawai
Selatan, Sejangkung, Galing, Tangaran, Teluk Keramat, Paloh dan Sajingan Besar;

Perubahan RPJMD Kabupaten Sambas Tahun 2016-2021 Bab II | 12


 Wilayah Usaha Pertambangan Radioaktif yang terdapat di Kecamatan Sajingan Besar,
Sejangkung, Galing, Teluk Keramat, Sebawi, Tebas, Tekarang, Jawai, Jawai Selatan,
Semparuk, Pemangkat, Salatiga, dan Selakau;

 Wilayah Pertambangan Rakyat mineral logam emas yang terdapat di Kecamatan Subah,
Kecamatan Sebawi, Kecamatan Tebas dan Kecamatan Selakau Timur.

f. Kawasan peruntukan industri;


Kawasan peruntukan industri meliputi:
1. Kawasan peruntukan industri besar;
Kawasan peruntukan industri besar terdiri atas:
 Kawasan Industri Semparuk yang merupakan kawasan untuk kegiatan industri
pengolahan makanan/minuman, Kelapa Sawit, industri kimia, industri pengolahan
karet, industri pengolahan kayu dan furniture, industri bahan bangunan, dan
industri lain-lain;
 Kawasan Industri Tanjung Api yang merupakan kawasan untuk kegiatan industri
pengolahan gas alam cair;
 Kawasan Industri Aruk yang merupakan kawasan untuk kegiatan industri
pengolahan berbasis pertanian, perikanan, kehutanan, dan pertambangan.
2. Kawasan peruntukan industri rumah tangga.
Pengembangan kawasan industri rumah tangga meliputi sentra industri kerajinan,
pengolahan pangan, sandang dan lain-lain yang tersebar di kawasan pedesaan dan
perkotaan di wilayah daerah.
g. Kawasan peruntukan pariwisata;
Kawasan peruntukan pariwisata meliputi:
 Kawasan peruntukan objek dan daya tarik wisata budaya;
Kawasan peruntukan objek dan daya tarik wisata budaya merupakan kawasan
peruntukan pariwisata yang didalamnya terdapat kawasan yang ditetapkan sebagai
kawasan cagar budaya
 Kawasan peruntukan objek dan daya tarik wisata alam.
Kawasan peruntukan objek dan daya tarik wisata alam terdiri atas:
a) Kawasan wisatabahari/maritim yang terdiri dari:
1. Pantai Polaria di Kecamatan Selakau;
2. Pantai Saadi/Terigas di Kecamatan Selakau;
3. Pantai Tanjung Batu di Kecamatan Pemangkat;
4. Pantai Sinam di Kecamatan Pemangkat;
5. Pantai Kahona di Kecamatan Jawai;
6. Pantai Natuna Indah di Kecamatan Jawai;
7. Pantai Datok Buntar di Kecamatan Jawai;
8. Pantai Puteri Serayi di Kecamatan Jawai Selatan;
9. Pantai Muare Jalan Indah di Kecamatan Tangaran;
10. Pantai Dataran Merdeka di Kecamatan Tangaran;

Perubahan RPJMD Kabupaten Sambas Tahun 2016-2021 Bab II | 13


11. Pantai Tanjung Terabitan di Kecamatan Tangaran;
12. Pantai Tanjung Lestari di Kecamatan Paloh;
13. Pantai Harapan di Kecamatan Paloh;
14. Pantai Pulau Selimpai di Kecamatan Paloh;
15. Pantai Kampak Indah di Kecamatan Paloh;
16. Pantai Kalangbau di Kecamatan Jawai Selatan;
17. Pantai Tanjung Bendera di Kecamatan Paloh;
18. Pantai Tanjung Kemuning di Kecamatan Paloh;
19. Pantai Banyuan di Kecamatan Paloh;
20. Pantai Camar Bulan di Kecamatan Paloh;
21. Dermaga Asam Jawe di Kecamatan Paloh;
22. Pantai Telok Atong Bahari di Kecamatan Paloh;
23. Pantai Batu Pipih di Kecamatan Paloh;
24. Pantai Kalimantan di Kecamatan Paloh.

b) Kawasan wisata budaya meliputi Istana Alwatzikoebillah di Kecamatan Sambas,


Makam Bujang Nadi Dare Nandung di Kecamatan Sebawi, Makam Bantilan di
Kecamatan Sajad, Makam Ratu Sepudak di Kecamatan Galing, Rumah Batu di
Kecamatan Subah;

c) Kawasan Wisata Agro meliputi Perkebunan Sawo di Kecamatan Tekarang, Argro


Wisata Matang Nangka di Kecamatan Tebas, Agro Wisata Kota Jeruk di Kecamatan
Tebas, Agro Wisata Buah Naga di Perkotaan Sambas, Kecamatan Jawai dan
Kecamatan Jawai Selatan serta Perkebunan Salak di Kecamatan Teluk Keramat;

d) Kawasan wisata alam terdiri dari:


1. Air terjun Gunung Selindung di Kecamatan Salatiga;
2. Taman rekreasi Batu Mak Jage di Kecamatan Tebas;
3. Goa Kelelawar;
4. Danau Sebedang di Kecamatan Sebawi;
5. Air terjun Riam Merasap di Kecamatan Sajingan Besar;
6. Air terjun Riam Cagat di Kecamatan Sajingan Besar;
7. Hutan Hujan Tropis Tanjung Dato di Temajuk di Kecamatan Paloh;
8. Air terjun Teluk Nibung;
9. Air terjun Gunung Pangi; dan
10. Bukit Piantus di Kecamatan Sejangkung.

e) Kawasan wisata religi meliputi Masjid Jami’ di Kecamatan Sambas, Toa Pekong Ular
Putih di Kecamatan Pemangkat, Toa Pekong Dewi Kwan Im di Kecamatan Pemangkat,
dan Goa Alam Santok di Kecamatan Sajingan Besar;

f) Kawasan wisata ritual meliputi taman rekreasi Batu Bejamban di Kecamatan Paloh;

g) Kawasan wisata buatan meliputi Waterfront City Sambas di Kecamatan Sambas dan
Kebun Raya Sambas di Kecamatan Subah.

Perubahan RPJMD Kabupaten Sambas Tahun 2016-2021 Bab II | 14


h. Kawasan peruntukan permukiman;
Kawasan peruntukan permukiman sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 huruf h meliputi:
1. Kawasan peruntukan permukiman perkotaan;
Kawasan permukiman perkotaan meliputi ibukota kabupaten, ibukota kecamatan,
kawasan permukiman yang merupakan Pusat Kegiatan Strategis Nasional, dan wilayah
hinterland perkotaan yang berkembang.

2. Kawasan peruntukan permukiman perdesaan


Kawasan permukiman perdesaan berada di luar kawasan perkotaan yang didominasi
oleh kegiatan pertanian dan/atau perikanan.

i. Kawasan peruntukan lainnya.


Rencana pengembangan kawasan peruntukan lainnya meliputi:
a) Kawasan peruntukan perdagangan dan jasa;
Kawasan peruntukan perdagangan dan jasa dikembangkan untuk mendorong
pengembangan kawasan perdagangan/jasa, khususnya investasi, untuk mencapai
pertumbuhan ekonomi yang berkualitas sesuai potensi wilayah dan pemerataan di
setiap pusat pengembangan dan daerah di belakangnya (hinterland), menyediakan
kawasan perdagangan/jasa sesuai dengan peruntukannya, dan mendorong
pengembangan sektor ekonomi yang mempunyai multiplier effect dan daya serap tenaga
kerja yang tinggi.

b) Kawasan peruntukan pertahanan dan keamanan


Kawasan pertahanan dan keamanan yang berada di wilayah kabupaten meliputi:
1) Kompi A, Yonif 645 / Beruang di Kecamatan Sambas;
2) Kompi B, Yonif 645 / Beruang di Kecamatan Pemangkat;
3) Kompi Senapan 645 di Kecamatan Paloh;
4) Koramil yang terletak di semua kecamatan;
5) Rencana Pangkalan Militer Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat di Temajuk
Kecamatan Paloh;
6) Rencana Pangkalan Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut di Temajuk
Kecamatan Paloh;
7) Pos Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut Tipe A / Paloh di Kecamatan Paloh;
8) Pos Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut Tipe C / Tanjung Datu di
Kecamatan Paloh;
9) Rencana Dantanal di Sambas;
10) Rencana Koramil di Galing;
11) Pos Pengamanan Perbatasan (Pospamtas) yang berada di Paloh, Sei Beruang,
Sekura, dan Aruk;
12) Fasilitas Radar Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara di Pemangkat;
13) Fasilitas Brigadir Infanteri Angkatan Darat di Kecamatan Galing.

Perubahan RPJMD Kabupaten Sambas Tahun 2016-2021 Bab II | 15


Secara keseluruhan dari luas lahan yang ada di Kabupaten Sambas diperuntukkan bagi 7
jenis kegiatan yang rinciannya dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 2 9
Peruntukan Lahan di Kabupaten Sambas
No Jenis Luas (Ha) %
1 Pertanian & Holtikultura 75.759,41 11,79
2 Perkebunan 269.657,55 41,98
3 Kawasan Perkotaan 82.417,48 12,83
4 Pulau 2.876,00 0,45
5 Kawasan Strategis 20.053,41 3,12
6 Hutan (TWA,HL,HPT,HP,HPK) 167.893,61 26,14
7 lain-lain 23.660,00 3,68
Luas Total Kabupaten 642.317,46 100,00
Sumber : Perda Kab. Sambas No. 17 tahun 2015 tentang RTRWKab. Sambas Tahun 2015 – 2035

C. Kawasan Rawan Bencana


Pemerintah Kabupaten Sambas juga menetapkan kawasan rawan bencana terdiri dari
kawasan rawan bencana alamdan lahan gambut. Ada 3 kawasan rawan bencana alam yakni :
a. Kawasan rawan tanah longsor berada pada daerah yang kondisi topografinya berupa
perbukitan/pegunungan dengan kemiringan lereng di atas 40% meliputi Kecamatan
Sajingan Besar, Sejangkung, Paloh, Subah, Sebawi, Salatiga, Selakau Timur dan Pemangkat.

b. Kawasan rawan bencana abrasi tersebar diwilayah pesisir meliputi Kecamatan Paloh,
Tangaran, Jawai, Jawai Selatan, Pemangkat, Salatiga dan Selakau.

c. Kawasan rawan bencana banjir tersebar didaerah sekitar aliran sungai besar meliputi
Kecamatan Sambas, Sebawi, Galing, Sejangkung, Sajad, Teluk Keramat, Tebas, Salatiga,
Selakau, Selakau Timur, Tangaran dan Paloh.

Selain itu juga terdapat kawasan lahan gambut yang rentan dan potensial
menimbulkan terjadinya bencana kebakaran hutan dan lahan tersebar di Kecamatan Sambas,
Sebawi, Sejangkung, Teluk Keramat, Galing, Subah, Tebas, Semparuk dan Selakau Timur.
Kecamatan dan Desa potensi tinggi rawan bencana per jenis bencana dapat dilihat pada tabel
berikut :

Perubahan RPJMD Kabupaten Sambas Tahun 2016-2021 Bab II | 16


Tabel 2.10
Peta Daerah Potensi Tinggi Rawan Bencana Kabupaten Sambas
Per Kecamatan Per Jenis Bencana Tahun Pendataan 2017
Jumlah Distrik per Jenis Bencana (desa)
No. Kecamatan
Banjir Banjir ROB Karhutla Kekeringan Cuaca Ekstrim Gelombang/ Abrasi Longsor Gempa Bumi
1. Sambas Lubuk Dagang Lubuk Dagang Lubuk Dagang
Kartiasa Sebayan Kartiasa
Lumbang Lumbang Saing Rambi
Sungai Rambah Gapura Sungai Rambah
Sumber Harapan Sumber Harapan
Semangau Semangau
2. Teluk Sungai Kumpai Sungai Kumpai Sungai Kumpai
Keramat Lela Sekura Sekura
Puringan Tri Mandayan Tri Mandayan
Sungai Baru Lela Lela
Sengawang Berlimang Berlimang
Sayang Sedayu Sungai Baru Sungai Baru
Pipitteja Sengawang Sengawang
Teluk Kembang Teluk Kasih Teluk Kasih
Samustida Matang Segantar Matang Segantar
Tanjung Keracut Teluk Kembang Teluk Kembang
Mekar Sekuntum Samustida Samustida
Sabing
KP. Keramat
3. Jawai SB. Danau SB. Kuala SB. Danau SB. Danau
Sungai Nilam Sentebang Sungai Nilam Sungai Nilam
SB. Kolam Dungun Laut SB. Kolam SB. Kolam
SB. Usrat Pelimpaan SB. Usrat
Pelimpaan Parit Setia SB. Kuala
Parit Setia Pelimpaan
Bakau Parit Setia
Sungai Nyirih Bakau
Sentebang Sungai Nyirih
Sentebang
Lambau
Dungun Laut

Perubahan RPJMD Kabupaten Sambas Tahun 2016-2021 Bab II | 17


Jumlah Distrik per Jenis Bencana (desa)
No. Kecamatan
Banjir Banjir ROB Karhutla Kekeringan Cuaca Ekstrim Gelombang/ Abrasi Longsor Gempa Bumi
5. Pemangkat Pemangkat Kota Jelutung Jelutung Harapan Harapan
Harapan Perapakan Perapakan Penjajab Gugah
Penjajab Sejahtera
Perapakan
6. Sejangkung Sulung Sulung Sulung Sulung Parit Raja
Setalik Penakalan Penakalan Penakalan Piantus
Parit Raja Sekuduk Sekuduk Sekuduk Senujuh
Piantus Setalik Setalik Setalik Perigi Limus
Perigi Landu Parit Raja Parit Raja Parit Raja Semanga
Sendoyan Piantus Piantus Piantus
Senujuh Perigi Landu Perigi Landu Perigi Landu
Perigi Limus Sendoyan Sendoyan Sendoyan
Semanga Senujuh Senujuh Senujuh
Sepantai Perigi Limus Perigi Limus Perigi Limus
Semanga Semanga Semanga
Sepantai Sepantai Sepantai
7. Selakau Semelagi Besar Kuala Semelagi Besar Semelagi Besar Semelagi Besar Sungai Nyirih
Sungai Daun Parit Baru Sungai Rusa Sungai Daun Sungai Daun Kuala
Sungai Nyirih Parit Baru Sungai Rusa Sungai Rusa Parit Baru
Kuala Sungai Nyirih Sungai Nyirih
Twi Mentibar Parit Baru Kuala
Bentunai Twi Mentibar Parit Baru
Gayung Bersambut Bentunai Twi Mentibar
Pangkalan Bemban Pangkalan Bemban Parit Kongsi
Pangkalan Bemban
8. Paloh Sebubus Sebubus Sebubus Sebubus Sebubus
Malek Nibung Nibung Tanah Hitam Tanah Hitam
Tanah Hitam Malek Malek Matang Danau Matang Danau
Matang Danau Tanah Hitam Tanah Hitam Kalimantan Kalimantan
Temajuk Temajuk Matang Danau Temajuk Temajuk
Mentibar Mentibar Mentibar Mentibar
9. Sajingan Kaliau’ Kaliau’ Sebunga Kaliau’
Besar Santaban Sebunga Santaban Sebunga
Sanatab Santaban Sanatab
Sungai Bening Sanatab Sungai Bening

Perubahan RPJMD Kabupaten Sambas Tahun 2016-2021 Bab II | 18


Jumlah Distrik per Jenis Bencana (desa)
No. Kecamatan
Banjir Banjir ROB Karhutla Kekeringan Cuaca Ekstrim Gelombang/ Abrasi Longsor Gempa Bumi
11. Sajad Jirak Tengguli Jirak
Tengguli Tengguli
Mekar Jaya Mekar Jaya
Beringin Beringin
12 Galing Sagu Sagu Sagu Sungai Palah
Sungai Palah Sungai Palah Sungai Palah Galing
Galing Galing Galing
Tempapan Kuala Tempapan Hulu Tempapan Hulu
Tempapan Hulu Tri Kembang Tri Kembang
Teluk Pandan Trigadu Trigadu
Sijang Teluk Pandan Teluk Pandan
Sijang
13. Tekarang Tekarang Merubung Tekarang Matang Segarau
Merubung Cepala Merubung
Rambayan Sari Makmur Cepala
Sempadian Sari Makmur
Matang Segarau Rambayan
Sempadian
Matang Segarau
14. Semparuk Singaraya Sepinggan
Semparuk Sepadu
Sepinggan Seburing
Sepadu
Seburing
15 Sebawi Semanjang Sepuk Tanjung
Tebing Batu Sempalai Sebedang
Sebawi
Sepuk Tanjung
Sebangun
SempalaiSebedang
Tempatan

Perubahan RPJMD Kabupaten Sambas Tahun 2016-2021 Bab II | 19


Jumlah Distrik per Jenis Bencana (desa)
No. Kecamatan
Banjir Banjir ROB Karhutla Kekeringan Cuaca Ekstrim Gelombang/ Abrasi Longsor Gempa Bumi
17 Tangaran Simpang Empat Simpang Empat Simpang Empat Pancur
Tangaran Semata Tangaran Arung Medang
Merabuan Merabuan Arung Parak
Semata Semata
Merpati Merpati
Pancur Pancur
Arung Parak
18 Salatiga Parit Baru Serumpun Sungai Toman Sungai Toman
Sungai Toman Serunai Salatiga
Serunai Serumpun
Serumpun
Salatiga
19 Selakau Gelik Seranggam Gelik Seranggam Seranggam Selakau Tua
Timur Seranggam Selakau Tua Seranggam Selakau Tua Selakau Tua Buduk
Selakau Tua Buduk Sempadang Selakau Tua Sempadang
Buduk Sempadang
Sumber : Dokumen Rencana Penanggulangan Bencana Kabupaten Sambas Tahun 2018-2022

Perubahan RPJMD Kabupaten Sambas Tahun 2016-2021 Bab II | 20


Berdasarkan Data dan Informasi Bencana Indonesia (DIBI) tahun 1999 sampai dengan
2016 dalam Dokumen Rencana Penanggulangan Bencana (DRPB) Kabupaten Sambas Tahun
2018-2022, tercatat kejadian bencana yang pernah terjadi di Kabupaten Sambas dapat dilihat
pada tabel berikut:
Tabel 2.11
Jumlah Kejadian Bencana di Kabupaten Sambas Tahun 1999-2016
RUMAH RUMAH RUMAH
JUMLAH MENING- LUKA- MENDER MENGUN KERUSAKAN
JENIS BENCANA HILANG RUSAK RUSAK RUSAK
KEJADIAN GAL LUKA ITA GSI LAHAN (Ha)
BERAT SEDANG RINGAN
1. KEKERINGAN 3 - - - - - - - - 74
2. BANJIR 14 4 - 62 69.152 497.217 2.928 - - 8.786
3. BANJIR BANDANG 2 - - - 34.860 19.752 - - - -
4. CUACA EKSTRIM 3 1 - - 612 8 26 185 50 -
5. KEBAKARAN 1 - - - - - - - - -
HUTAN DAN LAHAN
TOTAL KEJADIAN 23 5 - 62 104.624 516.977 2.954 185 50 8.860

Sumber: Data dan Informasi Bencana Indonesia (DIBI) dari tahun 1999-2016 dalam DRPB Kab. Sambas 2018-2022

Berdasarkan tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa terdapat 5 (lima) kejadian bencana
yang ada di Kabupaten Sambas yaitu bencana banjir,kekeringan, banjir bandang, cuaca ekstrim
dan kebakaran hutan dan lahan. Persentase kejadian bencana tersebut dapat dilihat pada
Gambar berikut.

Gambar 2.5
Persentase Kejadian Bencana di Kabupaten Sambas dari Tahun 1999-2016

Dari Gambar diatas, dapat disimpulkan bahwa kejadian bencana yang mempunyai
persentase paling tinggi dan yang merupakan bencana yang paling sering terjadi yaitu bencana
banjir dengan 61%, kemudian cuaca ekstrim dan kekeringan memiliki kesamaan persentase
terjadi bencana sebesar 13%.

Kabupaten Sambas memiliki tingkat risiko tinggi untuk bencana banjir, banjir bandang,
kekeringan, cuaca ekstrim, gempa bumi, kebakaran hutan dan lahan serta tanah longsor. Untuk
bencana gelombang ekstrim dan abrasi memiliki tingkat risiko sedang. Hal ini dapat dilihat pada
Tabel 2.12, melalui proses penggabungan tingkat bahaya, tingkat kerentanan dan tingkat
kapasitas.
Risiko bencana adalah potensi kerugian yang ditimbulkan akibat bencana pada suatu
wilayah dan kurun waktu tertentu berupa kematian, luka, sakit, jiwa terancam, hilangnya rasa
aman, mengungsi, kerusakan atau kehilangan harta, dan gangguan kegiatan masyarakat. Tingkat
risiko bencana di Kabupaten Sambas dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Perubahan RPJMD Kabupaten Sambas Tahun 2016-2021 Bab II | 21


Tabel 2.13
Tingkat Risiko Bencana di Kabupaten SambasTahun 2017-2021
TINGKAT TINGKAT TINGKAT TINGKAT
JENIS BENCANA
BAHAYA KERENTANAN KAPASITAS RISIKO
1 Banjir Tinggi Tinggi Sedang Tinggi
2 Banjir Bandang Tinggi Tinggi Rendah Tinggi
3 Cuaca Ekstrim Tinggi Tinggi Rendah Tinggi
4 Gempabumi Rendah Tinggi Rendah Tinggi
5 Kebakaran Tinggi Tinggi Sedang Tinggi
Hutan Dan
Lahan
6 Kekeringan Tinggi Tinggi Rendah Tinggi
7 Tanah Longsor Sedang Tinggi Rendah Tinggi
8 Gelombang Tinggi Tinggi Rendah Sedang
Ekstrim Dan
Abrasi
Sumber: Data dan Informasi Bencana Indonesia (DIBI) dari tahun 1999-2016 dalam DRPB Kab. Sambas 2018-2022

Penjumlahan dari indeks-indeks risiko setiap bahaya berdasarkan faktor-faktor


pembobotan dari masing-masing menghasilkan peta risiko multi bahaya.

Gambar 2.6
Peta Risiko Multi Bahaya di Kabupaten Sambas

Perubahan RPJMD Kabupaten Sambas Tahun 2016-2021 Bab II | 22


2.1.3. Demografi
Berdasarkan data dari Kabupaten Sambas Dalam Angka tahun 2017, jumlah penduduk
Kabupaten Sambas berjumlah sekitar 529.684 jiwa dengan kepadatan penduduk sekitar 82 jiwa
per kilometer persegi atau 2.710 jiwa per desa. Penyebaran penduduk antar kecamatan di
Kabupaten Sambas tidak merata, dengan Kecamatan Pemangkat sebagai kecamatan yang
terpadat penduduknya yakni 420 jiwa/km² dan Kecamatan Sajingan Besar sebagai kecamatan
yang terendah kepadatan penduduknya yakni hanya 8 jiwa/km².
Selanjutnya bila dilihat dari jenis kelamin, penduduk Kabupaten Sambas terdiri dari
penduduk laki-laki berjumlah 260.502 jiwa dan perempuan berjumlah 269.182 jiwa. Kemudian
jika dilihat dari distribusi kelompok umur maka penduduk Kabupaten Sambas tergolong usia
muda dan belum produktif. Hal ini tergambar dari jumlah penduduk yang terbanyak
(menempati urutan 1 hingga 3) adalah penduduk dengan kelompok umur 0-4 tahun sebanyak
58.783 jiwa, umur 5-9 tahun sebanyak 53.952 jiwa dan umur 10-14 sebanyak 48.842 jiwa.
Secara rinci jumlah penduduk menurut kelompok umur dan jenis kelamin sebagai berikut :

75+
70-74
65-69
60-64
55-59
Laki-laki
50-54
45-49 Perempuan
40-44
35-39
30-34
25-29
20-24
15-19
10-14
5-9
0-4
- 5.000 10.000 15.000 20.000 25.000 30.000 35.000
Sumber : Buku Kabupaten Sambas Dalam Angka Tahun 2018

Gambar 2.7
Penduduk Kabupaten Sambas Menurut Golongan Umur dan Jenis Kelamin Tahun 2017

Berikutnya jika dilihat distribusi penduduk menurut jenis kelamin ditiap kecamatan
masih belum sepenuhnya merata dengan rincian sebagaimana gambar berikut :

80.000
60.000
40.000
20.000
-
Selakau…

Teluk…

Sajingan…
Semparuk

Tebas

Subah

Jawai
Salatiga

Sajad

Jawai Selatan

Paloh
Selakau

Pemangkat

Tangaran
Tekarang

Sejangkung
Sambas

Sebawi

Galing

Laki-laki Perempuan

Sumber : Buku Kabupaten Sambas Dalam Angka Tahun 2018

Gambar 2.8
Penduduk Kabupaten Sambas Menurut Kecamatan dan Jenis Kelamin Tahun 2017

Perubahan RPJMD Kabupaten Sambas Tahun 2016-2021 Bab II | 23


Peningkatan jumlah penduduk Kabupaten Sambas didorong oleh laju pertumbuhan yang
sampai tahun 2017 tercatat sebesar 0,92%. Laju pertumbuhan penduduk tertinggi ada di
Kecamatan Sambas dengan angka sebesar 1,94% sementara yang terkecil ada di Kecamatan
Jawai Selatan yaitu sebesar 0,31%. Secara rinci kepadatan dan laju pertumbuhan penduduk di
Kabupaten Sambas tersaji berikut ini :
Tabel 2.14
Kepadatan dan Laju Pertumbuhan Penduduk Tahun 2017
Laju
Jumlah Luas Kepadatan Penduduk
Pertumbuhan
Kecamatan Penduduk Wilayah
Penduduk
(Jiwa) (Km²) Per Km² Per Desa
(%)
Selakau 32.064 129,51 248 2.915 0,91
Selakau Timur 11.218 162,99 69 2.805 1,35
Pemangkat 46.672 111,00 420 5.834 0,65
Semparuk 25.410 90,15 282 5.082 0,95
Salatiga 15.365 82,75 186 3.073 0,66
Tebas 67.361 395,64 170 2.929 0,81
Tekarang 14.421 83,16 173 2.060 1,16
Sambas 51.530 246,66 209 2.863 1,94
Subah 18.128 644,55 28 1.648 0,48
Sebawi 16.769 161,45 104 2.396 1,03
Sajad 10.378 94,94 109 2.595 0,62
Jawai 36.221 193,99 187 2.786 0,47
Jawai Selatan 18.054 93,51 193 2.006 0,31
Teluk Keramat 60.579 554,43 109 2.423 0,45
Galing 20.578 333,00 62 2.058 0,65
Tangaran 23.694 186,67 127 2.962 1,86
Sejangkung 24.602 291,26 84 2.050 1,38
Sajingan Besar 11.267 1.391,20 8 2.253 1,92
Paloh 25.373 1.148,84 22 3.172 0,85
Jumlah 529.684 6.394,70 82 2.710 0,92
Sumber : Buku Kabupaten Sambas Dalam Angka Tahun 2018
Catatan : Jumlah luas area Kecamatan selisih 1 Km² dengan luas area Kab. Sambas

Mengacu pada data hasil konsolidasi Dinas Kependudukan dan Cacatan Sipil Kabupaten
Sambas dengan Kementerian Dalam Negeri jumlah penduduk Kabupaten Sambas tahun 2017
sebesar 633.182 jiwa dengan rincian sebagai berikut :

Tabel 2.15
Jumlah Penduduk Kabupaten Sambas Tahun 2013 - 2017
No Kode wilayah Kecamatan 2013 2014 2015 2016 2017
1 61.01.01 Sambas 52.696 53.815 56.787 54.339 54.720
2 61.01.02 Teluk Keramat 72.403 73.637 76.869 71.534 72.339
3 61.01.03 Jawai 48.201 49.184 51.173 45.276 45.859
4 61.01.04 Tebas 81.863 83.434 82.597 79.431 79.145
5 61.01.05 Pemangkat 56.350 57.545 53.703 54.478 54.727
6 61.01.06 Sejangkung 25.650 26.213 26.071 27.517 27.438
7 61.01.07 Selakau 37.088 37.930 37.214 39.495 39.763
8 61.01.08 Paloh 27.816 28.286 28.324 29.903 30.164
9 61.01.09 Sajingan Besar 10.442 10.701 10.587 11.414 11.693
10 61.01.10 Subah 21.893 22.324 22.726 24.127 24.701
11 61.01.11 Galing 22.490 22.914 23.038 24.479 24.837

Perubahan RPJMD Kabupaten Sambas Tahun 2016-2021 Bab II | 24


No Kode wilayah Kecamatan 2013 2014 2015 2016 2017
12 61.01.12 Tekarang 16.885 17.213 17.238 17.993 17.998
13 61.01.13 Semparuk 29.947 30.474 29.582 31.208 30.969
14 61.01.14 Sajad 13.268 13.521 13.504 14.152 13.946
15 61.01.15 Sebawi 19.456 19.861 19.716 20.966 20.946
16 61.01.16 Jawai Selatan 22.402 22.766 22.049 23.493 23.450
17 61.01.17 Tangaran 25.385 26.001 25.646 27.072 7.325
18 61.01.18 Salatiga 18.526 18.944 18.418 19.655 19.563
19 61.01.19 Selakau Timur 11.909 12.229 12.595 13.454 13.599
Jumlah 614.670 626.992 627.837 629.986 633.182
Sumber : Data hasil konsolidasi Dinas Kependudukan dan Cacatan Sipil Kabupaten Sambasdengan Kementerian Dalam Negeri,
Tahun2017

Bila kita sandingkan data jumlah penduduk antara yang dicatatkan oleh Dinas
Kependudukan dan Catatan Sipil dengan BPS Kabupaten Sambas maka terdapat selisih sebesar
110.067 jiwa. Perbedaan ini disebabkan oleh metode dan kriteria perhitungan jumlah penduduk
yang berbeda. Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil berbasis pada data dokumen
admininstrasi kependudukan sementara BPS berdasarkan pada hasil sensus.
Penduduk merupakan salah satu faktor produksi yang mampu menggerakkan
perekonomian daerah. Ketersediaan penduduk khususnya angkatan kerja yang berkualitas
tentunya akan menjadi modal strategis bagi kemajuan daerah. Sampai dengan tahun 2017
jumlah angkatan kerja (penduduk yang berumur 15 tahun keatas) di Kabupaten Sambas
tercatat sebanyak 258.052 jiwa terdiri dari yang bekerja sebanyak 247.108 jiwa dan
pengangguran terbuka berjumlah 10.944 orang. Sementara jumlah penduduk yang berumur 15
tahun ke atas namun bukan angkatan kerja sebanyak 110.519 orang. Secara rinci jumlah
angkatan kerja dan bukan angkatan kerja di Kabupaten Sambas sebagai berikut :

Tabel 2.16
Penduduk Kabupaten Sambas Berumur 15 tahun Keatas
Berdasarkan Jenis Kegiatan Utama dan Jenis Kelamin Tahun 2017
Laki-laki Perempuan
Jenis Kegiatan Total
(jiwa) (jiwa)
Penduduk Berumur 15 Tahun Ke Atas 178.161 190.410 368.571
Angkatan Kerja 148.686 109.366 258.052
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (%) 83,46 57,44 70,01
Bekerja 140.879 106.229 247.108
Pengangguran Terbuka 7.807 3.137 10.944
Tingkat Pengangguran Terbuka (%) 5,25 2,87 4,24
Bukan Angkatan Kerja 29.475 81.044 110.519
Sekolah 13.367 14.214 27.581
Mengurus Rumah Tangga 7.296 61.624 68.920
Lainnya 8.812 5.206 14.018
Sumber : BPSKab. Sambas Tahun 2018

Berdasarkan tabel di atas, jumlah angkatan bukan kerja khususnya yang melakukan jenis
kegiatan mengurus rumah tangga cukup besar yakni 68.920 jiwa atau sekitar 18,70%. Kondisi
ini tentunya memperberat beban yang harus ditanggung oleh penduduk yang bekerja.
Disamping itu, jumlah pengangguran terbuka meskipun mengalami perbaikan dari tahun
sebelumnya masih tergolong tinggi dengan jumlah sebesar 10.944 jiwa atau 4,24%. Mengingat
tingkat partisipasi angkatan kerja masih pada angka 70,01% maka perlu didorong penduduk
yang bukan angkatan kerja saat ini khususnya yang melakukan kegiatan mengurus rumah
tangga dan lainnya untuk lebih produktif melakukan kegiatan usaha kecil yang berbasis rumah
tangga.

Perubahan RPJMD Kabupaten Sambas Tahun 2016-2021 Bab II | 25


Kesejahteraan masyarakat selain didukung oleh aktivitas bekerja yang berdimensi
ekonomi juga dipengaruhi oleh aktivitas yang berdimensi sosial yang salah satunya adalah
kebebasan masyarakat untuk memeluk dan menjalankan ibadah menurut agama dan
keyakinannya masing-masing. Hingga tahun 2017 sebagian besar penduduk Kabupaten Sambas
beragama Islam yakni sebanyak 552.422 jiwa atau 87,248%, Kristen sebanyak 11.854 jiwa atau
1,87%, Khatolik sebanyak 18.542 jiwa atau 2,93%, Hindu sebanyak 258 jiwa atau 0,04%, Budha
sebanyak 47.183 jiwa atau 7,45%, Konghucu sebanyak 2.908 jiwa atau 0,46% dan aliran
kepercayaan sebanyak 15 jiwa atau 0,002%. Secara rinci perkembangan jumlah penduduk
menurut agama di Kabupaten Sambas sebagai berikut :

Tabel 2.17
Jumlah Pemeluk Agama di Kabupaten Sambas Tahun 2014-2017
2014 2015 2016 2017
Agama Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah
% % % %
(jiwa) (jiwa) (jiwa) (jiwa)
Islam 543.287 86,65 549.100 87,46 549.434 87,21 552.422 87,248
Kristen 11.512 1,84 11.284 1,80 11.553 1,83 11.854 1,87
Khatolik 17.779 2,84 17.429 2,78 18.190 2,89 11.542 2,93
Hindu 272 0,04 272 0,04 253 0,04 258 0,04
Budha 51.330 8,19 46.928 7,47 47.571 7,55 47.183 7,45
Lainnya 2.815 0,45 2.824 0,45 2.985 0,47 2.923 0,46
Total 626.995 100 627.837 100 629.986 100 626.182 100
Sumber: Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kab. Sambas, 2017

Secara umum kegiatan keagamaan di Kabupaten Sambas berjalan dengan lancar.


Hubungan antar umat beragama berjalan dengan baik sehingga setiap penduduk bisa secara
bebas dan aman dalam menjalankan ibadahnya masing-masing. Kondisi ini merupakan investasi
sosial yang harus terus dipertahankan sebagai modal dasar bagi penyelenggaraan
pembangunan di Kabupaten Sambas.

Penyelenggaraan pemerintahan daerah termasuk didalamnya pelaksanaan pembangunan


dan pelayanan publik pada tataran operasional diselenggarakan oleh aparatur sipil negara
(ASN). Keberadaan ASN menjadi lokomotif yang penting bagi pelaksanaan pembangunan
daerah. Sejalan dengan itu kecukupan jumlah dan kualitas ASN menjadi hal yang harus
dipersiapkan oleh Pemerintah Kabupaten Sambas guna memastikan proses penyelenggaraan
pemerintahan, pembangunan dan pelayanan publik berjalan dengan baik dan memuaskan
masyarakat. Sampai dengan tahun 2017 jumlah ASN dilingkungan Pemerintahan Kabupaten
Sambas sebanyak 6.573 orang dengan rincian sebagai berikut :
Tabel 2.18
Jumlah ASN dilingkungan Pemerintah Kabupaten Sambas
Berdasarkan Jenis Kelamin, Pendidikan dan Golongan
Golongan Tahun
Ruang/ 2015 2016 2017
Tingkat
Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan
Pendidikan
Golongan Ruang
Golongan I 43 7 36 7 25 6
Golongan II 771 587 701 490 556 355
Golongan III 1.983 1.842 1.811 1.752 1.590 1.711
Golongan IV 1.310 983 1.454 1.137 1.263 1.067
Jumlah 4.107 3.419 4.002 3.386 3.434 3.139
Tingkat Pendidikan
SD 65 6 62 6 39 5
SLTP 84 11 71 8 62 8

Perubahan RPJMD Kabupaten Sambas Tahun 2016-2021 Bab II | 26


Golongan Tahun
Ruang/ 2015 2016 2017
Tingkat
Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan
Pendidikan
SLTA 1.470 990 1.379 934 1.164 817
D1 64 98 63 84 43 81
D2 685 521 660 484 562 437
D3 318 400 309 419 274 486
D4 50 25 51 24 60 27
S1 1.254 1.339 1.270 1.383 1.081 1.240
S2 117 29 136 44 149 38
S3 0 0 1 0 0 0
Jumlah 4.107 3.419 4.002 3.386 3.434 3.139
Sumber : Badan Kepegawaian Daerah Kab. Sambas Tahun 2018

Berdasarkan tabel di atas sebagian besar ASN dilingkungan Pemerintah Kabupaten


Sambas memiliki pangkat dan golongan ruang yang sudah tergolong tinggi dengan distribusi
pada golongan III sebanyak 3.301 orang atau 50,22% dan golongan IV sebanyak 2.330 orang
atau 35,45%. Distribusi yang cukup dominan pada golongan III dan IV berimplikasi pada
terbatasnya ASN yang akan melaksanakan tugas administratif. Bila dikaitkan dengan tingkat
pendidikannya maka sebagian besar ASN dilingkungan Pemerintah Kabupaten Sambas telah
berpendidikan S-1 dengan jumlah sebanyak 2.321 orang atau 35,31%. Sementara yang
berpendidikan pasca sarjana S-2 sebanyak 187 orang dan S-3 masih tidak ada. Bila kita
perhatikan lebih jauh kualitas SDM ASN dilingkungan Pemerintah Kabupaten Sambas sudah
cukup baik, meskipun demikian perlu terus ditingkatkan khususnya kualitas ASN pada jenjang
pendidikan S-3. Meningkatnya kualitas SDM ASN niscaya akan semakin meningkatkan kualitas
kebijakan pembangunan daerah sehingga mampu mempercepat peningkatan kinerja
pemerintahan daerah.
2.2. Aspek Kesejahteraan Masyarakat
Gambaran kondisi kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Sambas diuraikan dalam fokus
kesejahteraan dan pemerataan ekonomi dan fokus kesejahteraan sosial sebagai berikut :
2.2.1. Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi
Fokus kesejahteraan dan pemerataan ekonomi diukur dari pertumbuhan ekonomi, PDRB
per kapita, indeks gini, laju inflasi, tingkat kemiskinan, tingkat pengangguran terbuka dan indeks
pembangunan manusia.

A. Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi dapat dilihat dari penyajian angka PDRB baik atas dasar harga
berlaku maupun harga konstan. Khusus dalam melakukan analisis perekonomian daerah
seringkali menggunakan PDRB atas dasar harga konstan karena telah menghilangkan pengaruh
inflasi sehingga dianggap lebih valid. Hipotesis kerja yang digunakan adalah jika angka PDRB
meningkat maka pertumbuhan ekonomi daerah juga meningkat begitu pula sebaliknya.
Perekonomian Kabupaten Sambas pada tahun 2017 mengalami pertumbuhan sebesar
5,13% mengalami perlambatan 0,11% dari tahun 2016 sebesar 5,24%, tahun 2015 sebesar
4,78% dan tahun 2014 sebesar 5,40%. Bila data capaian pertumbuhan 4 tahun terakhir tersebut
kita gambarkan dalam satu grafik maka tampak tren pertumbuhan pertumbuhan PDRB
Kabupaten Sambas menunjukkan dinamika yang sangat fluktuatif. Hal ini menjadi indikasi awal
kurang mantapnya kontribusi pembangunan daerah yang telah dilakukan dalam mendorong

Perubahan RPJMD Kabupaten Sambas Tahun 2016-2021 Bab II | 27


pertumbuhan ekonomi atau dengan kata lain pondasi perekonomian daerah sangat lemah dan
rentan terhadap gejolak perekonomian global dan regional. Secara rinci pertumbuhan ekonomi
kabupaten/kota di Provinsi Kalimantan Barat sebagai berikut :
Tabel 2.19
Perbandingan Laju Pertumbuhan Ekonomi
Kabupaten/Kota di Kalimantan Barat ( % ) 2013-2017
No Kabupaten/Kota 2013 2014 2015 2016 2017
1 Sambas 6,17 5,40 4,78 5,24 5,13
2 Bengkayang 5,90 4,02 3,96 5,15 5,66
3 Landak 5,20 4,93 5,11 5,28 5,21
4 Mempawah 6,48 5,67 5,62 5,99 5,93
5 Sanggau 5,98 3,26 3,68 5,34 4,50
6 Ketapang 4,72 2,76 5,53 7,97 7,21
7 Sintang 6,47 5,37 4,57 5,28 5,33
8 Kapuas Hulu 5,23 3,98 4,66 5,28 5,39
9 Sekadau 6,52 6,09 5,75 5,93 5,85
10 Melawi 4,85 4,73 4,70 4,75 4,79
11 Kayong Utara 2,59 5,66 5,03 5,98 5,42
12 Kubu Raya 6,49 6,28 6,35 6,37 6,56
13 Kota Pontianak 7,83 5,54 4,99 5,08 5,05
14 Kota Singkawang 6,48 6,62 6,17 5,17 5,42
Sumber : Badan Pusat Statistik, 2018

Kontribusi tertinggi pertumbuhan PDRB Kabupaten Sambas menurut sektor ADHK 2010
tahun 2017 berasal dari sektor lapangan usaha informasi dan komunikasi sebesar 13,85%
diikuti lapangan usaha jasa keuangan dan asuransi sebesar 7,50%, lapangan usaha pengadaan
air, pengelolaan sampah, limbah dan daur ulang sebesar 6,26%, lapangan usaha penyediaan
akomodasi dan makan minum sebesar 5,38% dan lapangan usaha pertanian, kehutanan dan
perikanan sebesar 5,37%. Secara rinci laju pertumbuhan PDRB Kabupaten Sambas menurut
sektor ADHK 2010 sebagai berikut :
Tabel 2.20
Pertumbuhan PDRB Kabupaten Sambas Menurut Sektor ADHK 2010 (%)
Tahun
Lapangan Usaha
2013 2014 2015 2016 2017*
A. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 6,31 3,25 2,99 4,71 5,37
B. Pertambangan dan Penggalian 10,55 14,09 8,79 -0,50 2,85
C. Industri Pengolahan 4,64 4,61 3,96 4,50 4,50
D. Pengadaan Listrik dan Gas 3,01 14,20 5,40 12,66 3,52
E. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah,
0,37 5,69 -0,61 10,39 6,26
Limbah dan Daur Ulang
F. Konstruksi 13,06 13,12 6,22 5,19 5,03
G. Perdagangan Besar dan Eceran;
6,51 4,17 5,15 4,45 4,31
Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
H. Transportasi dan Pergudangan 4,52 5,14 6,08 4,60 4,72
I. Penyediaan Akomodasi dan Makan
4,60 6,13 5,97 7,79 5,38
Minum
J. Informasi dan Komunikasi 8,47 9,30 11,39 10,25 13,85
K. Jasa Keuangan dan Asuransi 14,53 14,04 7,75 13,71 7,50
L. Real Estat 5,41 6,66 3,86 2,75 2,58
M, N. Jasa Perusahaan 5,98 4,72 7,12 3,08 0,94
O. Administrasi Pemerintahan,
-4,28 6,84 7,09 7,16 3,94
Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib
P. Jasa Pendidikan 5,27 5,56 5,50 5,98 2,12
Q. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 3,09 4,59 3,34 2,83 3,34
R,S,T,U. Jasa lainnya 1,42 4,09 3,83 4,31 4,17
Produk Domestik Regional Bruto 6,18 5,40 4,76 5,24 5,13
Sumber : BPS Kabupaten Sambas, Tahun 2018.
Keterangan : *) angka sementara

Perubahan RPJMD Kabupaten Sambas Tahun 2016-2021 Bab II | 28


Berdasarkan tabel di atas seluruh lapangan usaha tahun 2017 memberikan kontribusi
positif meskipun jika dibandingkan dengan kondisi sebelumnya terjadi dinamika baik yang
mengalami kenaikan maupun penurunan. Pada tahun 2017, terjadi pertumbuhan ekonomi
sebesar 5,13 % lebih rendah jika dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi tahun 2016 yang
mencapai 5,24%.

Perlambatan Pertumbuhan ekonomi selama 2017 dikarenakan oleh realisasi belanja


APBD yang tumbuh kecil dibandingkan tahun sebelumnya. Selain itu beberapa harga komoditas
pertanian mengalami penurunan sehingga tingkat ekonomi masyarakat rendah. Selain itu
pembangunan daerah perbatasan PLBN aruk juga belum memberikan pengaruh yang signifikan
terhadap perekonomian Kabupaten Sambas. Hal ini dikarenakan pembangunan infrastruktur
menuju daerah perbatasan PLBN masih belum selesai.

Bila kita cermati lebih jauh pertumbuhan yang cukup mantap disumbangkan oleh
lapangan usaha informasi dan komunikasi yang trennya secara stabil terus mengalami
peningkatan. Hal ini tentunya sejalan dengan pergeseran kehidupan manusia sejalan dengan
pesatnya kemajuan teknologi informasi dan komunikasi (ICT). Kemajuan ICT memang
berdampak luas dan merubah landskap kehidupan manusia. Berkat keunggulannyaberupa
kecepatan yang mampu menihilkan dimensi ruang dan waktu melahirkan berbagai tuntutan
baru dalam kehidupan masyarakat. Artinya kemajuan ICT menghadirkan peluang dan ancaman
yang seimbang bagi kehidupan manusia khususnya bagi perekonomian daerah. Pertumbuhan
PDRB sebagaimana dijelaskan sebelumnya berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi daerah
yang secara rinci tergambar berikut ini :

6,5

5,5

4,5

4
2013 2014 2015 2016 2017
Kabupaten Sambas 6,18 5,4 4,76 5,24 5,13
Propinsi Kalimantan
6,05 5,03 4,88 5,2 5,17
Barat
Nasional 5,78 5,02 4,79 5,03 5,07

Sumber : BPSKab. Sambas dan BPS Prov. Kalbar, 2018

Gambar 2.9
Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Sambas,
Provinsi Kalimantan Barat dan Nasional (%) Tahun 2013 – 2017

Berdasarkan gambar di atas, tampak laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sambas


dalam 5 tahun terakhir sudah mendekati pertumbuhan ekonomi Provinsi Kalimantan Barat dan
Nasional. Artinya pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sambas telah berjalan cukup baik
meskipun kontribusinya bukan yang terbaik dari 14 kabupaten/kota yang ada di Provinsi

Perubahan RPJMD Kabupaten Sambas Tahun 2016-2021 Bab II | 29


Kalimantan Barat. Pertumbuhan ekonomi tahun 2015 merupakan pertumbuhan ekonomi
terendah selama 5 (lima) tahun terakhir bukan hanya Kabupaten Sambas namun juga Propinsi
Kalimantan Barat dan Nasional.

B. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)


PDRB adalah jumlah nilai tambah barang dan jasa yang dihasilkan dari seluruh kegiatan
perekonomian di suatu daerah. Perhitungan PDRB dilakukan dengan 2 cara yakni atas dasar harga
konstan dan atas dasar harga berlaku. Perkembangan PDRB Kabupaten Sambas dijelaskan sebagai
berikut :

a. PDRB Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) 2010.


PDRB ADHK merupakan instrumen yang bisa digunakan untuk melihat laju pertumbuhan
ekonomi daerah setiap tahunnya. Artinya semakin tinggi PDRB ADHK maka laju pertumbuhan
ekonomi daerah semakin membaik dan stabil. Tahun 2017 nilai PDRB Kabupaten Sambas ADHK
sebesar Rp. 12.419,53 Miliar mengalami peningkatan dibanding tahun 2016 sebesar Rp.
11.813,97 Miliar. Secara rinci perkembangan PDRB ADHK 2010 di Kabupaten Sambas sebagai
berikut :
Tabel 2.21
PDRB Kabupaten Sambas ADHK 2010
Tahun 2013 –2017 Menurut Lapangan Usaha (Juta Rupiah)
Lapangan Usaha/Industry 2013 2014 2015 2016* 2017**
A Pertanian, Kehutanan, dan 3.612.102,5 3.729.582,5 3,841,222.5 4,022,282.6 4,238,250.2
Perikanan
1. Pertanian, Peternakan, 3.070.083,0 3.148.723,1 3,252,920.1 3,391,314.8 3,590,019.8
Perburuan dan Jasa
Pertanian
a. Tanaman Pangan 666.130,4 634.345,0 598,574.6 613,524.5 624,456.3
b. Tanaman 740.095,3 791.948,0 869,272.3 919,650.1 999,270.8
Hortikultura
c. Tanaman Perkebunan 1.407.929,2 1.446.794,6 1,495,644.5 1,557,914.8 1,661,404.5
d. Peternakan 228.559,4 246.328,9 258,152.9 268,389.0 271,720.9
e. Jasa Pertanian dan 27.368,8 29.306,6 31,275.8 31,836.4 33,167.
Perburuan
2. Kehutanan dan 75.450,1 68.787,8 66,781.4 72,668.9 74,212.3
Penebangan Kayu
3. Perikanan 466.569,4 512.071,5 521,521.0 558,298.9 574,018.1
B Pertambangan dan 98.059,8 111.872,1 121,702.5 121,088.2 124,540.7
Penggalian
1. Pertambangan Minyak, 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0
Gas dan Panas Bumi
2. Pertambangan Batubara 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0
dan Lignit
3. Pertambangan Bijih 1.290,8 1.212,0 993.3 1,209.4 1,021.8
Logam
4. Pertambangan dan 96.769,0 110.660,1 120,709.2 119,878.8 123,518.9
Penggalian Lainnya
C Industri Pengolahan 1.314.963,3 1.375.585,6 1,430,108.2 1,494,415.6 1,561,683.4
1. Industri Batubara dan 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0
Pengilangan Migas
2. Industri Makanan dan 984.877,9 1.052.866,2 1,108,728.0 1,168,201.2 1,224,187.3
Minuman
3. Industri Pengolahan 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0
Tembakau
4. Industri Tekstil dan 10.818,9 11.895,2 12,842.5 13,895.5 14,845.9
Pakaian Jadi
5. Industri Kulit, Barang dari 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0
Kulit dan Alas Kaki
6. Industri Kayu, Barang 43.987,5 40.580,1 38,212.8 39,571.2 37,793.1
dari Kayu dan Gabus dan
Barang Anyaman dari
Bambu, Rotan dan
Sejenisnya
7. Industri Kertas dan 617,6 619,8 661.2 675.0 710.6
Barang dari Kertas;
Percetakan dan

Perubahan RPJMD Kabupaten Sambas Tahun 2016-2021 Bab II | 30


Lapangan Usaha/Industry 2013 2014 2015 2016* 2017**
Reproduksi Media
Rekaman
8. Industri Kimia, Farmasi 124,9 141,4 226.7 344.7 479.6
dan Obat Tradisional
9. Industri Karet, Barang 172.017,9 163.485,5 160,550.4 162,397.0 172,387.9
dari Karet dan Plastik
10. Industri Barang Galian 9.843,0 10.002,5 10,797.8 10,784.8 10,963.2
bukan Logam
11. Industri Logam Dasar 277,3 260,0 257.4 291.0 287.5
12. Industri Barang Logam; 28.336,3 29.476,4 31,259.3 31,650.5 32,357.5
Komputer, Barang
Elektronik, Optik; dan
Peralatan Listrik
13. Industri Mesin dan 2.922,8 3.076,1 3,134.8 3,355.8 3,405.5
Perlengkapan
14. Industri Alat Angkutan 11.535,0 12.779,3 12,519.6 13,130.5 13,218.6
15. Industri Furnitur 43.908,4 44.610,0 44,902.6 43,835.0 44,774.0
16. Industri Pengolahan 5.695,7 5.793,0 6,015.1 6,283.4 6,272.7
Lainnya; Jasa Reparasi
dan Pemasangan Mesin
dan Peralatan
D Pengadaan Listrik dan Gas 4.392,4 5.016,3 5,287.0 5,956.3 6,165.6
1. Ketenagalistrikan 1.697,7 2.101,5 2,195.9 2,653.0 2,722.9
2. Pengadaan Gas dan 2.694,7 2.914,8 3,091.1 3,303.3 3,442.8
Produksi Es
E Pengadaan Air, Pengelolaan 6.227,9 6.581,9 6,541.5 7,221.4 7,673.5
Sampah, Limbah dan Daur
Ulang
F Konstruksi 705.698,0 798.274,3 847,916.5 891,954.9 936,784.3
G Perdagangan Besar dan 1.837.321,0 1.913.849,7 2,012,483.6 2,101,985.9 2,192,499.4
Eceran; Reparasi Mobil dan
Sepeda Motor
1. Perdagangan Mobil, 472.419,6 490.376,7 512,632.8 522,749.2 534,040.4
Sepeda Motor dan
Reparasinya
2. Perdagangan Besar dan 1.364.901,3 1.423.473,0 1,499,850.8 1,579,236.7 1,658,459.0
Eceran, Bukan Mobil dan
Sepeda Motor
H Transportasi dan 255.453,8 268.593,3 284,932.9 298,034.5 312,101.3
Pergudangan
1. Angkutan Rel 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0
2. Angkutan Darat 168.142,5 177.210,4 191,651.9 202,559.0 212,060.6
3. Angkutan Laut 21.589,2 22.194,9 21,296.1 22,091.1 23,472.4
4. Angkutan Sungai Danau 42.379,4 45.094,7 46,876.0 46,541.6 47,858.4
dan Penyeberangan
5. Angkutan Udara 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0
6. Pergudangan dan Jasa 23.342,7 24.093,4 25,108.9 26,842.8 28,709.9
Penunjang Angkutan; Pos
dan Kurir
I Penyediaan Akomodasi dan 200.242,7 212.526,4 225,216.3 242,766.6 255,819.8
Makan Minum
1. Penyediaan Akomodasi 23.639,3 25.126,9 26,228.3 27,511.9 28,365.0
2. Penyediaan Makan 176.603,3 187.399,5 198,988.0 215,254.7 227,454.8
Minum
J Informasi dan Komunikasi 431.912,8 472.073,3 525,837.0 579,732.9 660,007.9
K Jasa Keuangan dan Asuransi 242.207,2 276.219,4 297,622.8 338,440.5 363,818.7
1. Jasa Perantara Keuangan 136.482,0 161.993,9 178,563.7 213,948.2 235,114.7
2. Asuransi dan Dana 49.931,0 54.049,2 56,005.8 58,598.2 60,570.8
Pensiun
3. Jasa Keuangan Lainnya 39.250,6 42.658,4 44,740.1 46,835.8 48,208.3
4. Jasa Penunjang Keuangan 16.543,5 17.518,0 18,313.2 19,058.3 19,924.9
L Real Estat 350.316,6 373.636,8 388,059.2 398,750.2 409,052.6
M,N Jasa Perusahaan 40.568,8 42.484,1 45,508.0 46,910.1 47,368.7
O Administrasi Pemerintahan, 384.679,8 411.004,3 440,129.8 471,658.6 490,253.3
Pertahanan dan Jaminan
Sosial Wajib
P Jasa Pendidikan 462.612,7 488.348,1 5.15,210.1 546,017.3 557,607.0
Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan 126.065,2 131.857,8 136,268.2 140,123.2 144,808.4
Sosial
R,S,T,U Jasa lainnya 94.592,2 98.459,8 102,232.7 106,635.4 111,082.2
Produk Domestik Regional Bruto 10.167.416,4 10.715.965,9 11,226,278.8 11,813,974.2 12,419,517.0
Sumber : BPS Kab. Sambas Tahun 2018
Keterangan : *) angka sementara **) angka sangat sementara

Perubahan RPJMD Kabupaten Sambas Tahun 2016-2021 Bab II | 31


Berdasarkan tabel di atas, struktur lapangan usaha masyarakat Kabupaten Sambas
masih didominasi lapangan usaha pertanian, kehutanan dan perikanan dengan kontribusi
sebesar Rp. 4.238.250,2 juta atau 34,14%. Bila kita perhatikan lebih jauh nilai PDRB dari
lapangan usaha pertanian, kehutanan dan perikanan dalam 5 tahun terakhir menunjukkan
tren yang menanjak. Selain itu sumbangan cukup besar juga diberikan oleh lapangan usaha
perdagangan besar dan eceran; reparasi mobil dan sepeda motor dengan nilai sebesar Rp.
2.192.499,4 juta atau 17,65%, kemudian diikuti oleh lapangan usaha industri pengolahan
dengan nominal sebesar Rp. 1.561.683,4 juta atau 12,58%. Secara rinci distribusi persentase
PDRB Kabupaten Sambas ADHK 2010 menurut lapangan usaha tersaji berikut ini :
Tabel 2.22
Distribusi Persentase PDRB Kabupaten Sambas ADHK 2010
Tahun 2013 –2017 Menurut Lapangan Usaha (%)
Lapangan Usaha/Industry 2013 2014 2015 2016* 2017**
A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 35.53 34,80 34.21 34.05 34.14
1. Pertanian, Peternakan, Perburuan dan Jasa 30.20 29,38 28.97 28.70 28.92
Pertanian
a. Tanaman Pangan 6.55 5,92 5.33 5.19 5.03
b. Tanaman Hortikultura 7.28 7,39 7.74 7.78 8.05
c. Tanaman Perkebunan 13.85 13,50 13.32 13.19 13.38
d. Peternakan 2.25 2,30 2.30 2.27 2.19
e. Jasa Pertanian dan Perburuan 0.27 0,27 0.28 0.27 0.27
2. Kehutanan dan Penebangan Kayu 0.74 0,64 0.59 0.62 0.60
3. Perikanan 4.59 4,78 4.65 4.73 4.62
B Pertambangan dan Penggalian 0.96 1,04 1.09 1.02 1.00
1. Pertambangan Minyak, Gas dan Panas Bumi - - - - -
2. Pertambangan Batubara dan Lignit - - - - -
3. Pertambangan Bijih Logam 0.01 0,01 0.01 0.01 0.01
4. Pertambangan dan Penggalian Lainnya 0.95 1,03 1.08 1.01 0.99
C Industri Pengolahan 12.93 12,84 12.74 12.64 12.58
1. Industri Batubara dan Pengilangan Migas - - - - -
2. Industri Makanan dan Minuman 9.69 9,83 9.88 9.89 9.86
3. Industri Pengolahan Tembakau - - - - -
4. Industri Tekstil dan Pakaian Jadi 0.11 0,11 0.11 0.12 0.12
5. Industri Kulit, Barang dari Kulit dan Alas Kaki - - - - -
6. Industri Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus dan 0.43 0,38 0.34 0.33 0.30
Barang Anyaman dari Bambu, Rotan dan Sejenisnya
7. Industri Kertas dan Barang dari Kertas; Percetakan 0.01 0,01 0.01 0.01 0.01
dan Reproduksi Media Rekaman
8. Industri Kimia, Farmasi dan Obat Tradisional - - - - -
9. Industri Karet, Barang dari Karet dan Plastik 1.69 1,53 1.43 1.37 1.39
10. Industri Barang Galian bukan Logam 0.10 0,09 0.10 0.09 0.09
11. Industri Logam Dasar - - - - -
12. Industri Barang Logam; Komputer, Barang 0.28 0,28 0.28 0.27 0.26
Elektronik, Optik; dan Peralatan Listrik
13. Industri Mesin dan Perlengkapan 0.03 0,03 0.03 0.03 0.03
14. Industri Alat Angkutan 0.11 0,12 0.11 0.11 0.11
15. Industri Furnitur 0.43 0,42 0.40 0.37 0.36
16. Industri Pengolahan Lainnya; Jasa Reparasi dan 0.06 0,05 0.05 0.05 0.05
Pemasangan Mesin dan Peralatan
D Pengadaan Listrik dan Gas 0.04 0,05 0.05 0.05 0.05
1. Ketenagalistrikan 0.02 0,02 0.02 0.02 0.02
2. Pengadaan Gas dan Produksi Es 0.03 0,03 0.03 0.03 0.03
E Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur 0.06 0,06 0.06 0.06 0.06
Ulang
F Konstruksi 6.94 7,45 7.55 7.55 7.54
G Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan 18.07 17,86 17.93 17.79 17.65
Sepeda Motor
1. Perdagangan Mobil, Sepeda Motor dan Reparasinya 4.65 4,58 4.57 4.42 4.30
2. Perdagangan Besar dan Eceran, Bukan Mobil dan 13.42 13,28 13.36 13.37 13.35
Sepeda Motor
H Transportasi dan Pergudangan 2.51 2,51 2.54 2.52 2.52
1. Angkutan Rel - - - - -
2. Angkutan Darat 1.65 1,65 1.71 1.71 1.71
3. Angkutan Laut 0.21 0,21 0.19 0.19 0.19
4. Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan 0.42 0,42 0.42 0.39 0.39

Perubahan RPJMD Kabupaten Sambas Tahun 2016-2021 Bab II | 32


Lapangan Usaha/Industry 2013 2014 2015 2016* 2017**
5. Angkutan Udara - - - - -
6. Pergudangan dan Jasa Penunjang Angkutan; Pos dan 0.23 0,22 0.22 0.23 0.23
Kurir
I Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 1.97 1,98 2.00 2.05 2.06
1. Penyediaan Akomodasi 0.23 0,23 0.23 0.23 0.23
2. Penyediaan Makan Minum 1.74 1,75 1.77 1.82 1.83
J Informasi dan Komunikasi 4.25 4,41 4.68 4.91 5.31
K Jasa Keuangan dan Asuransi 2.38 2,58 2.65 2.87 2.93
1. Jasa Perantara Keuangan 1.34 1,51 1.59 1.81 1.89
2. Asuransi dan Dana Pensiun 0.49 0,50 0.50 0.50 0.49
3. Jasa Keuangan Lainnya 0.39 0,40 0.40 0.40 0.39
4. Jasa Penunjang Keuangan 0.16 0,16 0.16 0.16 0.16
L Real Estat 3.45 3,49 3.46 3.38 3.29
M,N Jasa Perusahaan 0.40 0,40 0.41 0.40 0.38
O Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan 3.78 3,84 3.92 3.99 3.95
Sosial Wajib
P Jasa Pendidikan 4.55 4,56 4.59 4.62 4.49
Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 1.24 1,23 1.21 1.19 1.17
R,S,T,U Jasa lainnya 0.93 0,92 0.91 0.90 0.89
Produk Domestik Regional Bruto 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00
Sumber : BPS Kab. Sambas Tahun 2018
Keterangan : *) angka sementara **) angka sangat sementara

Berdasarkan tabel di atas, distribusi persentase PDRB ADHK masih didominasi oleh
lapangan usaha pertanian, kehutanan dan perikanan. Namun bila kita perhatikan lebih teliti
dalam 5 tahun terakhir angkanya terus mengalami penurunan. Kenaikan cukup mantap dan
stabil disumbangkan oleh lapangan usaha informasi dan komunikasi. Sementara lapangan usaha
yang lain perkembangannya kurang signifikan bahkan cenderung stagnan.

b. PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB)


Nilai PDRB Kabupaten Sambas ADHB tahun 2017 terus mengalami peningkatan dari
tahun sebelumnya yakni mencapai angka sebesar 17.521.961,3 juta rupiah. Secara rinci
perkembangan nilai PDRB Kabupaten Sambas ADHB sebagai berikut :
Tabel 2.23
PDRB Kabupaten SambasADHB Tahun 2013 –2017
Menurut Lapangan Usaha (Juta Rupiah)
Lapangan Usaha/Industry 2013 2014 2015 2016* 2017**
A Pertanian, Kehutanan, dan 4.069.988,0 4.409.759,8 4,785,253.9 5,220,416.5 5,709,196.1
Perikanan
1. Pertanian, Peternakan, 3.471.150,8 3.731.883,8 4,052,924.1 4,388,281.4 4,816,729.3
Perburuan dan Jasa
Pertanian
a. Tanaman Pangan 814.632 860.891,2 890,480.2 943,619.3 953,594.0
b. Tanaman Hortikultura 857.703.9 968.937,0 1,129,193.3 1,240,076.6 1,402,559.6
c. Tanaman Perkebunan 1.510.552,8 1.574.041,4 1,676,629.9 1,829,410.9 2,077,176.9
d. Peternakan 259.310,4 295.922,0 320,767.2 337,138.6 342,965.6
e. Jasa Pertanian dan 28.951,7 32.092,3 35,853.5 38,036.0 40,433.2
Perburuan
2. Kehutanan dan Penebangan 89.260,8 84.940,7 83,898.7 99,294.8 106,804.5
Kayu
3. Perikanan 509.576,4 592.935,2 648,431.1 732,840.3 785,662.3
B Pertambangan dan 126.347,1 157.405,5 190.871,1 199.828,1 220,260.9
Penggalian
1. Pertamb. Minyak, Gas & - - - - -
Panas Bumi
2. Pertambangan Batubara dan - - - - -
Lignit
3. Pertambangan Bijih Logam 1.623,4 1.600,0 1.377,7 1.696,6 1,539.0
4. Pertambangan dan 124.723,8 155.805,6 189.493,3 198.131,5 218,721.9
Penggalian Lainnya
C Industri Pengolahan 1.510.687,2 1.675.939,9 505,322.9 1,988,950.5 2,203,182.0
1. Industri Batubara dan - - - - -
Pengilangan Migas
2. Industri Makanan dan 1.160.080,5 1.326.286,4 146,849.9 1,606,033.1 1,797,701.3
Minuman

Perubahan RPJMD Kabupaten Sambas Tahun 2016-2021 Bab II | 33


Lapangan Usaha/Industry 2013 2014 2015 2016* 2017**
3. Industri Pengolahan - - - - -
Tembakau
4. Industri Tekstil dan Pakaian 12.205,7 13.914,7 15,880.9 18,048.4 20,197.0
Jadi
5. Industri Kulit, Barang dari - - - - -
Kulit dan Alas Kaki
6. Industri Kayu, Barang dari 48.395,8 45.770,6 45,805.7 49,276.8 49,278.6
Kayu dan Gabus dan
Barang Anyaman dari
Bambu, Rotan dan
Sejenisnya
7. Industri Kertas dan Barang 687,2 724,9 817.7 857.6 934.3
dari Kertas; Percetakan dan
Reproduksi Media
Rekaman
8. Industri Kimia, Farmasi 133,6 154,2 227.7 350.7 543.9
dan Obat Tradisional
9. Industri Karet, Barang dari 182.113,6 173.790,1 172,403.1 187,847.3 202,753.8
Karet dan Plastik
10. Industri Barang Galian 10.832 11.197,4 13,105.5 13,482.9 14,071.5
bukan Logam
11. Industri Logam Dasar 272,7 248,3 247.6 299.4 311.9
12. Industri Barang Logam; 30.917,8 34.441,1 37,297.4 38,122.4 40,044.8
Komputer, Barang
Elektronik, Optik; dan
Peralatan Listrik
13. Industri Mesin dan 3.552,1 3.993,7 4,252.6 4,836.6 4,990.4
Perlengkapan
14. Industri Alat Angkutan 12.251,4 14.264,3 14,406.7 15,631.3 16,313.3
15. Industri Furnitur 43.043,4 44.798,4 47,116.2 46,485.4 48,151.2
16. Industri Pengolahan 6.201,5 6.356,0 6,911.9 7,678.6 7,890.0
Lainnya; Jasa Reparasi dan
Pemasangan Mesin dan
Peralatan
D Pengadaan Listrik dan Gas 4.476,4 5.345,2 5,805.0 6,924.0 7,651.8
1. Ketenagalistrikan 1.262,9 1.670,0 2.064,9 2.849,1 3300.3
2. Pengadaan Gas dan 3.213,4 3.675,2 3.740,2 4.075,7 4351.5
Produksi Es
E Pengadaan Air, Pengelolaan 6.648,2 7.269,5 7,635.0 8,587.0 9361.2
Sampah, Limbah dan Daur
Ulang
F Konstruksi 868.977,5 1.057.570,1 1,207,357.0 1,303,035.0 1,447,596.3
G Perdagangan Besar dan 2.073.779,8 2.305.491,2 2,565,011.0 2,788,072.0 3,030,637.4
Eceran; Reparasi Mobil dan
Sepeda Motor
1. Perdagangan Mobil, 561.622,9 616.502,6 678,871.0 707,021.1 751,378.8
Sepeda Motor dan
Reparasinya
2. Perdagangan Besar dan 1.512.156,9 1.688.988,6 1,886,140.6 2,081,051.0 2,279,258.6
Eceran, Bukan Mobil dan
Sepeda Motor
H Transportasi dan 304.392,9 338.263,0 375,811.8 399,456.2 430,160.9
Pergudangan
1. Angkutan Rel - - - - -
2. Angkutan Darat 200.485,1 222.360,2 250,795.1 269,798.8 291,060.0
3. Angkutan Laut 26.258,7 28.725,0 29,700.9 31,507.0 34,700.0
4. Angkutan Sungai Danau 49.257,6 55.766,5 59,941.3 60,011.8 62,646.3
dan Penyeberangan
5. Angkutan Udara - - - - -
6. Pergudangan dan Jasa 28.391,5 31.411,3 35,374.5 38,138.6 41,754.6
Penunjang Angkutan; Pos
dan Kurir
I Penyediaan Akomodasi dan 236.393,4 265.764,1 302,472.7 338,584.9 363,121.2
Makan Minum
1. Penyediaan Akomodasi 26.345,7 28.606,6 32,367.5 34,796.7 36,747.3
2. Penyediaan Makan Minum 210.047,7 237.157,4 270,105.2 303,788.2 326,373.9
J Informasi dan Komunikasi 422.955 468.269,5 528,240.6 589,693.4 691,610.0
K Jasa Keuangan dan Asuransi 282.224,6 333.144,9 366,823.5 422,397.3 465,928.3
1. Jasa Perantara Keuangan 160.524,1 196.552,9 220,915.7 266,338.6 301,505.2
2. Asuransi dan Dana Pensiun 54.499,4 60.440,0 64,989.0 69,481.4 72,550.2
3. Jasa Keuangan Lainnya 47.279,9 54.251,2 57,444.6 61,587.6 64,897.5
4. Jasa Penunjang Keuangan 19.921,2 21.900,8 23,474.2 24,989.7 26,975.4
L Real Estat 414.231,5 459.870,3 503,928.5 545,448.1 579,513.5
M,N Jasa Perusahaan 47.615,8 52.084,2 58,631.7 63,002.5 65,657.8

Perubahan RPJMD Kabupaten Sambas Tahun 2016-2021 Bab II | 34


Lapangan Usaha/Industry 2013 2014 2015 2016* 2017**
O Administrasi Pemerintahan, 611.432,3 730.936,8 859,041.5 983,700.0 1,071,601.9
Pertahanan dan Jaminan
Sosial Wajib
P Jasa Pendidikan 572.689,2 650.497,7 725,063.5 814,095.5 850,371.1
Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan 155.260,7 174.422,6 193,739.4 207,568.3 218,617.6
Sosial
R,S,T,U Jasa lainnya 111.011,6 123.713,6 135,414.5 145,554.9 157,493.3
Produk Domestik Regional Bruto 10.591.621,2 13.215.748,1 13,316,424.9 16,025,316.7 17,521,961.3
Sumber : BPS Kab. Sambas Tahun 2018
Keterangan : *) angka sementara **) angka sangat sementara

Sebagai daerah agraris dengan jumlah penduduk bermata pencaharian pokok pertanian
sudah sewajarnya dalam struktur perekonomian Kabupaten Sambas didominasi oleh sektor
pertanian dengan nilai nominal sebesar Rp 5.709.196,1 juta atau 32,57%, diikuti oleh lapangan
usaha perdagangan besar dan eceran; reparasi mobil dan sepeda motor sebesarRp 3.030.637,4
juta atau 17,30% dan usaha industri pengolahan dengan nilai nominal sebesar Rp 2.203.182,0
juta atau 12,57%. Secara rinci distribusi PDRB ADHB sebagai berikut :
Tabel 2.24
Distribusi Persentase PDRB Kabupaten Sambas ADHB
Tahun 2013 –2017 Menurut Lapangan Usaha (%)
Lapangan Usaha/Industry 2013 2014 2015 2016* 2017**
A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 34.44 33,37 32.69 32.58 32.57
1. Pertanian, Peternakan, Perburuan dan Jasa Pertanian 29.37 28,24 27.69 27.39 27.48
a. Tanaman Pangan 6.89 6,51 6.08 5.89 5.44
b. Tanaman Hortikultura 7.26 7,33 7.72 7.74 8.00
c. Tanaman Perkebunan 12.78 11,91 11.46 11.42 11.85
d. Peternakan 2.19 2,24 2.19 2.10 1.96
e. Jasa Pertanian dan Perburuan 0.24 0,24 0.24 0.24 0.23
2. Kehutanan dan Penebangan Kayu 0.76 0,64 0.57 0.62 0.61
3. Perikanan 4.31 4,49 4.43 4.57 4.48
B Pertambangan dan Penggalian 1.07 1,19 1.30 1.25 1.26
1. Pertambangan Minyak, Gas dan Panas Bumi - - - - -
2. Pertambangan Batubara dan Lignit - - - - -
3. Pertambangan Bijih Logam 0.01 0,01 0.01 0.01 0.01
4. Pertambangan dan Penggalian Lainnya 1.06 1,18 1.29 1.24 1.25
C Industri Pengolahan 12.78 12,68 12.46 12.41 12.57
1. Industri Batubara dan Pengilangan Migas - - - -
2. Industri Makanan dan Minuman 9.82 10,04 10.01 10.02 10.26
3. Industri Pengolahan Tembakau - - - - -
4. Industri Tekstil dan Pakaian Jadi 0.10 0,11 0.11 0.11 0.12
5. Industri Kulit, Barang dari Kulit dan Alas Kaki - - - - -
6. Industri Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus dan 0.41 0,35 0.31 0.31 0.28
Barang Anyaman dari Bambu, Rotan dan
Sejenisnya
7. Industri Kertas dan Barang dari Kertas; Percetakan 0.01 0,01 0.01 0.01 0.01
dan Reproduksi Media Rekaman
8. Industri Kimia, Farmasi dan Obat Tradisional - - - - -
9. Industri Karet, Barang dari Karet dan Plastik 1.54 1,32 1.18 1.17 1.16
10. Industri Barang Galian bukan Logam 0.09 0,08 0.09 0.08 0.08
11. Industri Logam Dasar - - - - -
12. Industri Barang Logam; Komputer, Barang 0.26 0,26 0.25 0.24 0.23
Elektronik, Optik; dan Peralatan Listrik
13. Industri Mesin dan Perlengkapan 0.03 0,03 0.03 0.03 0.03
14. Industri Alat Angkutan 0.10 0,11 0.10 0.10 0.09
15. Industri Furnitur 0.36 0,34 0.32 0.29 0.27
16. Industri Pengolahan Lainnya; Jasa Reparasi dan 0.05 0,05 0.05 0.05 0.05
Pemasangan Mesin dan Peralatan
D Pengadaan Listrik dan Gas 0.04 0,04 0.04 0.05 0.04
1. Ketenagalistrikan 0.01 0,01 0.01 0.02 0.02
2. Pengadaan Gas dan Produksi Es 0.03 0,03 0.03 0.03 0.02
E Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan 0.06 0,06 0.05 0.05 0.05
Daur Ulang
F Konstruksi 7.35 8,00 8.25 8.13 8.26

Perubahan RPJMD Kabupaten Sambas Tahun 2016-2021 Bab II | 35


Lapangan Usaha/Industry 2013 2014 2015 2016* 2017**
G Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan 17.55 17,45 17.53 17.40 17.30
Sepeda Motor
1. Perdagangan Mobil, Sepeda Motor dan Reparasinya 4.75 4,66 4.64 4.41 4.29
2. Perdagangan Besar dan Eceran, Bukan Mobil dan 12.79 12,78 12.89 12.99 13.01
Sepeda Motor
H Transportasi dan Pergudangan 2.58 2,56 2.56 2.49 2.46
1. Angkutan Rel - - - - -
2. Angkutan Darat 1.70 1,68 1.71 1.68 1.66
3. Angkutan Laut 0.22 0,22 0.20 0.20 0.20
4. Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan 0.42 0,42 0.41 0.37 0.36
5. Angkutan Udara - - - - -
6. Pergudangan dan Jasa Penunjang Angkutan; Pos dan 0.24 0,24 0.24 0.24 0.24
Kurir
I Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 2.00 2,01 2.07 2.12 2.06
1. Penyediaan Akomodasi 0.22 0,22 0.22 0.22 0.20
2. Penyediaan Makan Minum 1.78 1,79 1.85 1.90 1.86
J Informasi dan Komunikasi 3.58 3,54 3,61 3.68 3.95
K Jasa Keuangan dan Asuransi 2.39 2,52 2,51 2.63 2.65
1. Jasa Perantara Keuangan 1.36 1,49 1.51 1.66 1.72
2. Asuransi dan Dana Pensiun 0.46 0,46 0.44 0.43 0.41
3. Jasa Keuangan Lainnya 0.40 0,41 0.39 0.38 0.37
4. Jasa Penunjang Keuangan 0.17 0,17 0.16 0.16 0.15
L Real Estat 3.50 3,48 3.44 3.40 3.31
M,N Jasa Perusahaan 0.40 0,39 0.40 0.39 0.37
O Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan 5.17 5,53 5.87 6.14 6.12
Sosial Wajib
P Jasa Pendidikan 4.85 4,92 4.95 5.18 4.85
Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 1.31 1,32 1.32 1.30 1.25
R,S,T,U Jasa lainnya 0.94 0,94 0.93 0.91 0.9
Produk Domestik Regional Bruto 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00
Sumber : BPS Kab. Sambas Tahun 2018
Keterangan : *) angka sementara **) angka sangat sementara

C. PDRB Perkapita
Tingkat kesejahteraan penduduk suatu daerah dapat diukur salah satunya dengan
pendapatan regional per kapita dalam hal ini PDRB per kapita. PDRB per kapita atas dasar harga
berlaku pada tahun 2017 sebesar 33.080 ribu rupiah. Sedangkan PDRB per kapita atas dasar
harga konstan di tahun 2017 sebesar 23.447 ribu rupiah dengan pertumbuhan sebesar 4,47
persen. Secara keseluruhan perkembangan PDRB per kapita ADHB dan ADHK dapat dilihat pada
tabel berikut ini :
Tabel 2.25
Perkembangan PDRB Per Kapita Kabupaten Sambas Tahun 2013 – 2017
Uraian 2013 2014 2015 2016* 2017**
Nilai PDRB (Miliar Rp)
- ADHB 11,819.11 13,215.75 14,634.43 16,025.32 17,521.96
- ADHK 2010 10,167.42 10,715.97 11,226,27 11,813.97 12,419.53
PDRB Perkapita (Ribu Rp)
- ADHB 22.924 25.420 27.976 30.445 33.080
- ADHK 2010 19.721 20.612 21.460 22.444 23.447
Pertumbuhan PDRB perkapita ADHK 2010 4.84 4.52 4.12 4.58 4.47
Jumlah Penduduk (Ribu Org) 515.57 519.89 523.12 536.37 529.68
Pertumbuhan Jumlah Penduduk (%) 1.27 0.84 0.62 0.62 0.63
Sumber : BPS Kab. Sambas Tahun 2018
Keterangan : *) angka sementara **) angka sangat sementara

Berdasarkan tabel di atas, dalam 5 tahun terakhir nilai PDRB dan PDRB Perkapita baik
ADHK 2010 atau ADHB menunjukkan tren yang selalu meningkat dari tahun ketahun. Meskipun
terus menunjukan peningkatan nominalnya namun pertumbuhan PDRB perkapita ADHK 2010
dalam 5 tahun terakhir mengalami dinamika yang kurang stabil. Pertumbuhan PDRB perkapita

Perubahan RPJMD Kabupaten Sambas Tahun 2016-2021 Bab II | 36


sangat dipengaruhi oleh jumlah penduduk dan pertumbuhannya yang hingga tahun 2017 tercatat
sebanyak 529,68 ribu orang dengan laju pertumbuhan sebesar 0,63%.

D. Indeks Gini (Gini Ratio)

Indeks gini merupakan indikator yang digunakan untuk mengukur tingkat ketimpangan
pendapatan secara menyeluruh. Nilai indeks gini berkisar antara 0 sampai 1, artinya jika indeks
gini bernilai 0 maka terjadi pemerataan pendapatan secara sempurna demikian pula sebaliknya
jika indeks gini bernilai 1 maka terjadi ketimpangan pendapatan yang sempurna di masyarakat.
Dengan demikian semakin indeks gini mendekati nilai 0 maka kondisi pemerataan pendapatan
semakin baik.

Sampai dengan tahun 2017 nilai indeks gini Kabupaten Sambas tercatat sebesar 0,305
mengalami perbaikan dari tahun 2016 sebesar 0,376. Berdasarkan capaian tersebut maka
ketimpangan distribusi pendapatan masyarakat Kabupaten Sambas tergolong cukup baik.
Secara rinci perkembangan indeks gini Kabupaten Sambas sebagai berikut :

2013 2014 2015 2016 2017


Provinsi Kalimantan
0,384 0,402 0,33 0,331 0,329
Barat
Kabupaten Sambas 0,351 0,305 0,376 0,305

Sumber : BPS Kab. Sambas dan BPS Prov. Kalbar, 2018

Gambar 2.10
Perkembangan Indeks Gini Kabupaten Sambas dan Provinsi Kalimantan Barat
Tahun 2013 – 2017

Berdasarkan gambar di atas secara umum indeks gini Kabupaten Sambas dalam 4 tahun
terakhir sedikit lebih baik dari indeks gini Provinsi Kalimantan Barat. Meskipun demikian
perkembangannya kurang stabil.

E. Laju Inflasi
Inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus
berkenaan dengan mekanisme pasar yang disebabkan oleh berbagai faktor diantaranya oleh
meningkatnya konsumsi masyarakat, berlebihnya likuiditas dipasar sehingga memicu konsumsi,
adanya spekulasi yang membuat kelangkaan barang dan jasa dipasar hingga ketidaklancaran
distribusi barang dan jasa. Singkatnya inflasi dapat difahami sebagai menurunnya nilai mata
uang secara kontinyu. Sejalan dengan itu maka inflasi dapat dijadikan sebagai salah satu
indikator untuk melihat stabilitas ekonomi suatu daerah. Artinya semakin kecil inflasi daerah
maka harga barang dan jasa akan semakin terkontrol dalam batas keterjangkauan daya beli
masyarakat sehingga perekonomian daerah semakin stabil. Suatu daerah dikatakan memiliki
stabilitas ekonomi yang lebih stabil jika tingkat inflasinya lebih rendah dibandingkan daerah

Perubahan RPJMD Kabupaten Sambas Tahun 2016-2021 Bab II | 37


lain dalam suatu kurun waktu tertentu. Inflasi yang tinggi akan mengakibatkan terjadinya
lonjakan harga yang berakibat pada penurunan daya beli masyarakat. Laju inflasi Kabupaten
Sambas sejak tahun 2012 hingga tahun 2017 tergambar berikut ini :

6,50 6,09
5,70
6,00
5,10
Inflasi (%)
5,50
5,00
4,50 4,03 4,06 4,01
4,00
3,50
3,00
2012 2013 2014 2015 2016 2017
Tahun

Sumber : Badan Pusat Statistik

Gambar 2.11
Laju Inflasi Kabupaten Sambas Tahun 2012 – 2017

Berdasarkan gambar di atas tren laju inflasi Kabupaten Sambas selama 6 tahun terakhir
bergerak dikisaran angka 4 – 6%. Tahun 2012 angka inflasi Kabupaten Sambas tercatat sebesar
4,03% kemudian naik menjadi sebesar 5,1% di tahun 2013 dan puncaknya di tahun 2014
mencapai angka 6,09%. Setelah itu di tahun 2015 inflasi di Kabupaten Sambas mengalami fase
menurun di angka 5,70% dan turun kembali di tahun 2016 dan 2017 menjadi sebesar 4,06%
dan 4,01%.

Tekanan inflasi di Kabupaten Sambas didorong oleh adanya kenaikan harga tarif dasar
listrik dan kenaikan bahan bakar gas sebagai penyesuaian harga oleh pemerintah pusat pada
bulan Maret dan Juli tahun 2017 yang berimplikasi pada naiknya harga bahan pokok seperti
telur, gula, beras, sayuran, cabai dan lainnya yang cukup tinggi. Disamping itu penyesuaian
harga BBM dan tarif dasar listrik juga meningkatkan biaya transportasi dan ongkos produksi.
Selain disebabkan oleh hal tersebut di atas, yang lebih dekat pada sisi suply barang dan jasa,
inflasi di Kabupaten Sambas juga dipicu oleh kenaikan permintaan akan barang dan jasa sebagai
implikasi dari beberapa aktifitas keagamaan dan kebudayaan seperti perayaan Idul Fitri, Idul
Adha, Natal, Cap Go Meh, sembahyang kubur serta tradisi dan kebiasaan masyarakat Kabupaten
Sambas yang seringkali melaksanakan acara syukuran atau pesta baik acara pernikahan, aqiqah,
gunting rambut dan lainnya.

F. Tingkat Kemiskinan
Mengacu pada data BPS Kabupaten Sambas jumlah penduduk miskin di Kabupaten
Sambas tahun 2017 tercatat sebanyak 45.410 jiwa atau 8,59%. Garis kemiskinan di
Kabupaten Sambas tahun 2017 sebesar Rp 369.202,-per kapita per bulan dengan indeks
kedalaman kemiskinan sebesar 1,05 dan indeks keparahan kemiskinan sebesar 0,24.Secara
rinci perbandingan persentase kemiskinan Kabupaten Sambas, Provinsi Kalimantan Barat
dan Indonesia sebagai berikut :

Perubahan RPJMD Kabupaten Sambas Tahun 2016-2021 Bab II | 38


12,00 11,25 11,22 10,86 10,64
10,00 9,46 9,42
8,54 8,59
8,07 8,03 7,87 7,88
8,00

6,00

4,00

2,00

0,00
2014 2015 2016 2017

Sambas Kalimantan Barat Indonesia Expon. (Sambas)

Sumber : Badan Pusat Statistik, 2018

Gambar 2.12
Perbandingan Persentase Tingkat Kemiskinan Kabupaten Sambas,
Kalimantan Barat dan Indonesia 2014–2017

Berdasarkan gambar di atas, perkembangan persentase jumlah penduduk miskin di


Kabupaten Sambas dalam 4 tahun terakhir menunjukkan tren yang menurun. Namun bila
disandingkan dengan Provinsi Kalimantan Barat maka capaian persentase tingkat
kemiskinan di Kabupaten Sambas masih lebih tinggi. Selanjutnya perkembangan indeks
kedalaman dan keparahan kemiskinan Kabupaten Sambas tergambar sebagai berikut :

2 1,44
1,28 1,3
1,5 1,05

0,24 0,33 0,3 0,24


0,5

0
2014 2015 2016 2017

Indeks Keparahan Kemiskinan Indeks Kedalaman Kemiskinan

Sumber : Badan Pusat Statistik, 2018


Gambar 2.13
Indek Kedalaman dan Keparahan Kemiskinan
Kabupaten Sambas Tahun 2014–2017

G. Tingkat Pengangguran Terbuka


Jumlah Pengangguran Terbuka di Kabupaten Sambas sampai dengan tahun 2017 sebesar
10.944 jiwa atau 4,24% berkurang 0,61% dari tahun 2016. Sebagian besar pengangguran
terbuka di Kabupaten Sambas adalah tenaga kerja laki-laki yakni sebesar 7.807 jiwa atau 5,25%
dari angkatan kerja laki-laki. Sementara pengangguran terbuka dari tenaga kerja perempuan
berjumlah 3.137 jiwa atau 2,87% dari angkatan kerja perempuan. Hingga tahun 2017 jumlah
angkatan kerja di Kabupaten Sambas sebesar 258.052 jiwa, terdiri dari 148.686 jiwa laki-laki
dan 109.366 jiwa perempuan dengan tingkat partisipasi mencapai 70,01%. Secara rinci
perkembangan pengangguran terbuka Kabupaten Sambas dan Provinsi Kalimantan Barat
sebagai berikut :

Perubahan RPJMD Kabupaten Sambas Tahun 2016-2021 Bab II | 39


6
5,15
4,85
5 4,36 4,24
4,03 4,04
4 3,7
3,03
3
2
1
0
2014 2015 2016 2017

Kalimantan Barat Sambas Poly. (Sambas)


Sumber : Badan Pusat Statistik, 2018
Gambar 2.14
Perkembangan Pengangguran Terbuka Kabupaten Sambas (%) Tahun 2014-2017

Berdasarkan gambar di atas maka sejak tahun 2014 hingga tahun 2017 capaian
persentase pengangguran terbuka di Kabupaten Sambas lebih rendah dari Provinsi Kalimantan
Barat, meskipun demikian trennya setiap tahun mengalami peningkatan. Khusus di tahun 2017
persentase pengangguran terbuka mengalami perbaikan yang cukup menggembirakan yakni
sebesar 0,61%. Tantangan yang masih dan mungkin dihadapi oleh pemerintah Kabupaten
Sambas adalah masih banyaknya jumlah pengangguran yang berpendidikan rendah yakni SD
sebanyak 3.866 jiwa dan tidak tamat SD sebanyak 3.234 jiwa. Sementara yang berpendidikan
SMP sebanyak 1.410 jiwa dan SMA berjumlah 1.181 jiwa. Memperhatikan kualitas sumber daya
manusia yang tergolong rendah di atas maka perlu dilakukan upaya pemberdayaan masyarakat
melalui program dan kegiatan yang berbasis padat karya sehingga mampu menyiapkan
lapangan kerja yang cukup banyak.

H. Indeks Pembangunan Manusia (IPM)


Manusia adalah kekayaan bangsa yang sesungguhnya sehingga pembangunan semestinya
menempatkan manusia sebagai tujuan akhir bukan sebagai alat pembangunan. Sejalan dengan
itu tujuan utama pembangunan adalah menciptakan lingkungan yang memungkinkan rakyat
untuk menikmati umur panjang, sehat dan menjalankan kehidupan yang produktif (United
Nation Development Programme-UNDP). Pembangunan merupakan sebuah konsep yang harus
dilihat dengan spektrum yang lebih luas. Ia bukan hanya sekedar berkenaan dengan
pertumbuhan ekonomi, peningkatan pendapatan pribadi, kemajuan teknologi atau modernisasi
masyarakat. Namun pembangunan harus dilihat sebagai proses perluasan kebebasan secara
nyata yang dinikmati oleh rakyat. Pusat perhatiannya ada pada perluasan kebebasan substantif
berupa jaminan atas hak-hak sipil, politik, sosial dan ekonomi. Prinsipnya pembangunan
bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui perluasan pilihan bagi
penduduk. Kesejahteraan masyarakat sebagai hasil dari aktivitas pembangunan mestilah
terukur agar dapat diketahui berbagai faktor yang menjadi pendukung dan penghambat
pelaksanaan pembangunan serta apa yang mesti dilakukan sebagai langkah perbaikan dimasa
depan. Berbagai metode dikembangkan oleh para ahli untuk mengukur kesejahteraan
masyarakat salah satunya adalah Indeks Pembangunan Manusia (IPM).

Perubahan RPJMD Kabupaten Sambas Tahun 2016-2021 Bab II | 40


IPM merupakan indeks komposit yang melibatkan dimensi pendidikan, kesehatan dan
pengeluaran masyarakat yang disesuaikan. IPM memberikan informasi tentang bagaimana
penduduk dapat mengakses hasil pembangunan dalam memperoleh pendapatan, kesehatan,
pendidikan dan sebagainya. Gagasan awal IPM disampaikan oleh Mahbub Ul Haq seorang ahli
kemiskinan dalam bukunya yang berjudul The Poverty Curtain yang selanjutnya dikembangkan
oleh Amartya Sen untuk kemudian dipromosikan oleh UNDP pada tahun 1990 sebagai alat yang
digunakan oleh seluruh negara didunia termasuk Indonesia guna mengukur keberhasilan
pembangunan kualitas kehidupan manusia. Singkatnya IPM dibentuk oleh 3 (tiga) dimensi dasar
yaitu umur panjang dan hidup sehat, pengetahuan dan standar hidup layak. Sejalan dengan
ituIPM bagi Indonesia termasuk didalamnya Provinsi Kalimantan Barat dan Kabupaten Sambas
merupakan data strategis karena berfungsi sebagai alat ukur kinerja pemerintah daerah (baik
dimensi teknis maupun politis) sekaligus dijadikan bahan pertimbangan penentuan besaran
Dana Alokasi Umum (DAU) dan alat penentuan bagi peringkat atau level pembangunan daerah.
Berdasarkan penghitungan IPM tahun 2017 IPM Provinsi Kalimantan Barat sebesar 66,26
jauh di bawah IPM Nasional sebesar 70,18. Artinya pencapaian IPM Provinsi Kalimantan Barat
bukanlah yang terbaik di Indonesia bahkan bila kita cermati lebih teliti posisi IPM Provinsi
Kalimantan Barat berada pada posisi bawah yakni urutan ke 29 dari 34 provinsi di Indonesia.
Capaian IPM Provinsi Kalimantan Barat hanya sedikit lebih baik dari Provinsi Papua, Papua
Barat, Nusa Tenggara Timur, Maluku Utara dan Sulawesi Barat. Melihat potensi dan keunggulan
daya saing derah serta letak geografis maka tidak sepantasnya capaian IPM Provinsi Kalimantan
Barat berada pada posisi tersebut. Untuk itu seluruh stakeholder yang ada di Provinsi
Kalimantan Barat harus bekerja lebih keras, lebih cerdas dan sinergis serta fokus pada
permasalahan substansi yang berkontribusi besar bagi peningkatan angka IPM.
Capaian IPM Provinsi Kalimantan Barat tersebut pada beberapa dimensi merupakan
refresentasi atau agregat dari capaian kinerja pemerintah kabupaten/kota. Artinya bila kinerja
peningkatan IPM yang dilakukan oleh kabupaten/kota memberikan hasil yang maksimal maka
akan mampu meningkatkan nilai IPM Provinsi Kalimantan Barat demikian pula sebaliknya.
Dalam konteks perkembangan angka IPM Kabupaten Sambas maka secara umum dapat
dikatakan sudah membaik. Hal ini tergambar dari terus terjadinya peningkatan nilai pada ketiga
komponen pembangun IPM. Sampai tahun 2017 IPM Kabupaten Sambas tercatat sebesar 65,92
berada peringkat 6 dari 14 kabupaten/kota di Provinsi Kalimantan Barat. Capaian IPM tertinggi
dihasilkan oleh Kota Pontianakyakni sebesar 77,93, diikuti Kota Singkawang sebesar 70,25 dan
Kabupaten Kubu Raya sebesar 66,31. Secara rinci perkembangan IPM Kabupaten Sambas,
Provinsi Kalimantan Barat dan Indonesia tergambar sebagai berikut :

Perubahan RPJMD Kabupaten Sambas Tahun 2016-2021 Bab II | 41


2013 2014 2015 2016 2017
IPM Indonesia 68,31 68,9 69,55 70,18 70,18
IPM Provinsi Kalimantan
64,3 64,89 65,59 65,88 66,26
Barat
IPM Kabupaten Sambas 62,47 63,28 64,14 64,94 65,92

Sumber : Buku Kalbar Dalam Angka Tahun 2018

Gambar 2.15
IPM Indonesia, Provinsi Kalimantan Barat dan Kabupaten SambasTahun 2013 – 2017

Berdasarkan gambar di atas, dalam 5 tahun terakhir IPM Kabupaten Sambas terus
menunjukkan kemajuan, namun pertumbuhannya masih di bawah IPM Provinsi Kalimantan Barat
dan Indonesia. Berdasarkan capaian IPM tahun 2017 maka kinerja pembangunan daerah masuk
dalam kategori sedang.

I. Indeks Desa Membangun


Indeks Desa Membangun (IDM) merupakan suatu ukuran yang disusun untuk memetakan
status perkembangan desa yang memperhatikan karakteristiknya di Indonesia. IDM coba
memotret perkembangan desa melalui 3 dimensi yakni indeks ketahanan sosial (IKS), indeks
ketahanan ekonomi (IKE) dan indeks ketahanan lingkungan (IKL). IKS diukur dengan 34 indikator
yang secara garis besar berkaitan dengan bidang kesehatan, pendidikan, modal sosial dan
permukiman. Sementara IKE diukur dengan 12 indikator yang secara umum berkenaan dengan
aspek keragaman produksi, akses perdagangan, akses perkreditan, akses distribusi dan
keterbukaan wilayah. Terakhir IKL diukur melalui 6 indikator yang secara umum berkenaan
dengan aspek kualitas lingkungan dan potensi rawan bencana alam.
Mengacu pada IDM maka perkembangan desa di Kabupaten Sambas dikelompokkan dalam
5 kategori, yakni :
a. Desa Mandiri adalah desa maju yang memiliki kemapuan melaksanakan pembangunan desa
untuk peningkatan kualitas hidup dan kehidupan sebesar-besarnya bagi kesejahteraan
masyarakat desa dengan ketahanan sosial, ketahanan ekonomi dan ketahanan ekologi secara
berkelanjutan (desa dengan nilai IDM lebih dari 0,815).
b. Desa Maju adalah desa yang memiliki potensi sumber daya sosial, ekonomi dan ekologi serta
kemampuan pengelolaan untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat desa, kualitas hidup
manusia dan penanggulangan kemiskinan (desa dengan nilai IDM lebih dari 0,707 hingga
kecil dari atau sama dengan 0,815).
c. Desa Berkembang adalah desa potensial menjadi desa maju yang memiliki potensi sumber
daya sosial, ekonomi dan ekologi tetapi pengelolaan belum dilakukan secara optimal untuk
peningkatan kesejahteraan masyarakat desa, kualitas hidup manusia dan penanggulangan
kemiskinan (desa dengan nilai IDM lebih dari 0,599 hingga kecil dari atau sama dengan
0,707).
d. Desa Tertinggal adalah desa yang memiliki potensi sumber daya sosial, ekonomi dan ekologi

Perubahan RPJMD Kabupaten Sambas Tahun 2016-2021 Bab II | 42


tetapi pengelolaan belum atau kurang dalam upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat
desa, kualitas hidup manusia dan penanggulangan kemiskinan (desa dengan nilai IDM lebih
dari 0,491 hingga kecil dari atau sama dengan 0,599).
e. Desa Sangat Tertinggal adalah desa yang mengalami kerentanan karena masalah bencana
alam, goncangan ekonomi dan konflik sosial sehingga tidak berkemampuan mengelola
potensi sumber daya sosial, ekonomi dan ekologi serta mengalami kemiskinan dalam
berbagai bentuk (desa dengan nilai IDM kecil dari atau sama dengan 0,491).

Berdasarkan hasil survey indeks kemajuan status desa yang dilakukan tahun 2017 maka
jumlah desa di Kabupaten Sambas yang berstatus mandiri masih belum ada, maju sebanyak 5
desa, berkembang sebanyak 71 desa, tertinggal sebanyak 98 desa dan sangat tertinggal sebanyak
19 desa. Secara rinci status kemajuan desa di Kabupaten Sambas sebagai berikut :
Tabel 2.26
Status Kemajuan Desa di Kabupaten Sambas Tahun 2017
Status Kemajuan Desa
No Kecamatan Sangat Jumlah
Mandiri Maju Berkembang Tertinggal
Tertinggal
1. Selakau - - 2 9 - 11
2. Pemangkat - - 8 - - 8
3. Jawai - - 6 7 - 13
4. Tebas - 1 6 13 3 23
5. Sambas - - 8 8 2 18
6. Sejangkung - - - 8 4 12
7. Teluk Keramat - 1 7 12 5 25
8. Paloh - 1 4 3 - 8
9. Sajingan Besar - 2 2 1 - 5
10. Galing - - 3 5 2 10
11. Subah - - 5 6 - 11
12. Tekarang - - 4 3 - 7
13. Semparuk - - 4 1 - 5
14. Sebawi - - 4 3 - 7
15. Sajad - - 1 3 - 4
16. Jawai Selatan - - 3 6 - 9
17. Tangaran - - 2 3 3 8
18. Selakau Timur - - 2 2 - 4
19. Salatiga - - - 5 - 5
Total 0 5 71 98 19 193

Sumber : Keputusan Dirjen Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa Kementerian PDTT Nomor 52 Tahun 2018.

2.2.2 Fokus Kesejahteraan Sosial


Fokus kesejahteraan sosial digambarkan melalui indikator angka melek huruf, angka
harapan lama sekolah, angka rata-rata lama sekolah, angka partisipasi kasar, angka partisipasi
murni, angka pendidikan yang ditamatkan, angka partipasi murni, angka harapan hidup, rasio
penduduk yang bekerja, perbandingan TPAK, TPT dan pertumbuhan ekonomi dengan penjelasan
sebagai berikut :
A. Angka Melek Huruf.
Angka melek huruf adalah persentase penduduk usia 15 tahun ke atas yang dapat membaca
dan menulis serta mengerti sebuah kalimat sederhana dalam hidupnya sehari-hari. Angka melek
huruf merepresentasikan tingkat kemampuan membaca dan menulis yang berkorelasi dengan
tingkat pendidikan masyarakat pada umumnya. Korelasi yang didapatkan dari perhitungan

Perubahan RPJMD Kabupaten Sambas Tahun 2016-2021 Bab II | 43


persentase ini adalah semakin besar nilai angka melek huruf maka semakin banyak masyarakat
yang mampu membaca dan menulis. Secara rinci perkembangan angka melek huruf Kabupaten
Sambas sebagai berikut :
Tabel 2.27
Angka Melek Huruf Kabupaten Sambas Tahun 2013 – 2017
No Indikator Satuan 2013 2014 2015 2016 2017 Pertumbuhan

1. Angka Melek Huruf % 92,55 92,04 92,1 94,44 93,09 0,135

Sumber : RPJMD Provinsi Kalimantan Barat, 2018

Angka melek huruf Kabupaten Sambas menunjukkan tren yang positif dengan pertumbuhan
rata-rata per tahun sebesar 0,135%. Tahun 2013 angka melek huruf Kabupaten Sambas sebesar
92,55% turun di tahun berikutnya menjadi 92,04% kemudian naik lagi sedikit menjadi 92,1% di
tahun 2015. Selanjutnya tahun 2016 terjadi kenaikan yang cukup signifikan yakni sebesar 2,34%
menjadi 94,44%, namun turun kembali di tahun 2017 menjadi 93,09%. Bila kita cermati tren
perkembangan angka melek huruf di atas tampak bahwa dinamikanya sangat tajam.

B. Angka Harapan Lama Sekolah (HLS)


Angka Harapan Lama Sekolah adalah lamanya sekolah (dalam tahun) yang diharapkan
akan dirasakan oleh anak pada umur tertentu dimasa mendatang. Diasumsikan bahwa peluang
anak tersebut akan tetap bersekolah pada umur-umur berikutnya sama dengan peluang
penduduk yang bersekolah per jumlah penduduk untuk umur yang sama saat ini. HLS dihitung
untuk penduduk berusia 7 tahun keatas yang penggunaannya untuk mengetahui kondisi
pembangunan sistem pendidikan di berbagai jenjang yang ditunjukkan dalam bentuk lamanya
pendidikan (dalam tahun) yang diharapkan dapat dicapai oleh setiap anak.

13,00 12,72 12,85


12,55
12,50
12,50
12,00 12,25 12,37

11,50 11,81 11,92


11,70
11,00
2015 2016 2017

Sambas KALIMANTAN BARAT Indonesia


Sumber : Evaluasi RPJMD Kabupaten Sambas Tahun Pertama, 2018

Gambar 2.16
Perkembangan Angka Harapan Lama Sekolah Kabupaten Sambas,
Kalimantan Barat dan Indonesia 2015-2017 (tahun)
Sampai dengan tahun 2017 HLS Kabupaten Sambas tercatat sebesar 11,92 tahun
meningkat dari tahun sebelumnya sebesar 11,81 tahun. Meskipun terjadi peningkatan namun
jika dibandingkan dengan HLS Provinsi Kalimantan Barat tahun 2017 sebesar 12,50 tahun maka
capaian Kabupaten Sambas masih berada di bawah. Secara rinci perbandingan HLS Kabupaten
Sambas, Provinsi Kalimantan Barat dan Indonesia seperti terlihat pada gambar 2.16.

Berdasarkan gambar di atas, tampak dalam 3 tahun terakhir tren HLS Kabupaten Sambas
cenderung meningkat dengan laju pertumbuhan dikisaran 0,11 tahun. Laju pertumbuhan ini
bila dibandingkan dengan laju pertumbuhan HLS Provinsi Kalimantan Barat maupun Nasional

Perubahan RPJMD Kabupaten Sambas Tahun 2016-2021 Bab II | 44


di tahun yang sama yakni sebesar 0,13 tahun maka masih lebih lambat. Kondisi ini
menunjukkan bahwa peningkatan HLS Kabupaten Sambas bukanlah yang terbaik dan belum
memberikan kontribusi positif bagi peningkatan HLS Provinsi Kalimantan Barat. Jika
Pemerintah Kabupaten Sambas tidak melakukan perbaikan kebijakan, program dan kegiatan
yang berkaitan dengan peningkatan HLS secara signifikan dan tetap konstan dengan laju
pertumbuhan di angka 0,11 tahun maka butuh waktu selama 5,5 tahun untuk sama dengan
capaian HLS Provinsi Kalimantan Barat tahun 2017. Memperhatikan dinamika perubahan
masyarakat yang semakin cepat dan tantangan dimasa depan yang semakin berat maka mau
tidak mau pemerintah daerah harus fokus memperbaiki kebijakan, program dan kegiatan di
sektor pendidikan khususnya yang berkaitan langsung dengan peningkatan HLS.

C. Rata-rata Lama Sekolah (RLS)

Angka rata-rata lama sekolah didefinisikan sebagai jumlah tahun yang digunakan oleh
penduduk dalam menjalani pendidikan formal. Diasumsikan bahwa dalam kondisi normal, rata-
rata lama sekolah suatu wilayah tidak akan turun. Cakupan penduduk yang dihitung dalam
penghitungan rata-rata lama sekolah adalah penduduk berusia 25 tahun keatas.RLS
menunjukkan seberapa lama penduduk mengenyam pendidikan di bangku sekolah. Semakin
cepat atau mendekati ideal waktu yang dibutuhkan untuk lulus maka kualitas pendidikan
semakin baik. Sampai dengan tahun 2017 RLS Kabupaten Sambas tercatat sebesar 6,42 tahun
meningkat cukup besar yakni 0,22 tahun atau 3,55% dari tahun 2016 sebesar 6,2 tahun. Secara
rinci perkembangan RLS Kabupaten Sambas sebagai berikut :

Tabel 2.28
Angka RLS Kabupaten Sambas Tahun 2013 – 2017
No Indikator Satuan 2013 2014 2015 2016 2017
1. Angka Rata-Rata 6,67
Tahun 5,48 5,80 6,13 6,42
Lama Sekolah
Sumber : Ranwal RPJMD Provinsi Kalimantan Barat, 2018

Berdasarkan tabel di atas, dalam 5 tahun terakhir angka RLS Kabupaten Sambas terus
membaik. Selanjutnya jika disandingkan dengan capaian RLS Provinsi Kalimantan Barat maka
capaian Kabupaten Sambas masih berada di bawah sebagaimana gambar berikut ini :

Kalimantan Barat Sambas

7,50
6,98 7,05
6,93
7,00
6,42
6,50 6,13 6,20

6,00

5,50
2015 2016 2017

Sumber : Evaluasi RPJMD Kabupaten Sambas Tahun Pertama, 2018

Gambar 2.17
Perkembangan RLS Kabupaten Sambas danProvinsi Kalimantan Barat
Tahun 2015-2017 (tahun)

Perubahan RPJMD Kabupaten Sambas Tahun 2016-2021 Bab II | 45


Mengacu pada gambar di atas, maka laju pertumbuhan RLS Kabupaten Sambas Tahun
2017 sebesar 0,22 tahun meningkat dari tahun sebelumnya yang hanya sebesar 0,07 tahun. Laju
pertumbuhan ini di atas laju pertumbuhan RLS Provinsi Kalimantan Barat pada tahun yang
sama yakni sebesar 0,07 tahun. Meskipun demikian jika kecepatan pertumbuhan ini konstan
maka diperlukan waktu selama 3 tahun bagi Kabupaten Sambas untuk mencapai angka RLS
Provinsi Kalimantan Barat tahun 2017. Disamping itu capaian RLS Kabupaten Sambas bila kita
sandingkan dengan capaian kabupaten/kota yang ada di Provinsi Kalimantan Barat bukanlah
yang terbaik. Untuk mengejar ketertinggalan dari capaian kinerja daerah lain dan Provinsi
Kalimantan Barat Pemerintah Kabupaten Sambas perlu merumuskan kebijakan, program dan
kegiatan yang lebih fokus pada upaya percepatan peningkatan RLS.

D. Angka Partisipasi Kasar (APK)


APK menurut BPS adalah perbandingan antara rasio jumlah siswa pada jenjang usia
manapun yang sedang sekolah di tingkat pendidikan tertentu terhadap jumlah penduduk
kelompok usia yang berkaitan dengan jenjang pendidikan tertentu. Ia dianggap sebagai indikator
yang paling sederhana guna mengukur daya serap penduduk usia sekolah di masing-masing
jenjang pendidikan. Artinya semakin tinggi APK menunjukkan semakin besar jumlah siswa yang
sekolah pada suatu jenjang pendidikan meskipun mengesampingkan aspek usia dari siswa yang
bersekolah pada suatu jenjang pendidikan. Secara rinci perkembangan APK Kabupaten Sambas
sebagai berikut :
Tabel 2.29
APK PAUD, SD dan SMP Kabupaten Sambas Tahun 2013 – 2017
No Indikator Satuan 2013 2014 2015 2016 2017
1. APK PAUD % 37,42 40,25 46,52 50,02 52,82
2. APK SD/Paket A % 113,69 114,71 112,08 115,82 109,30
3. APK SMP/Paket B % 85,79 93,83 97,67 106,32 83,13
Sumber : Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sambas, 2018

Berdasarkan data tabel di atas APK PAUD mengalami kenaikan pada tahun 2017 sebesar
2,80 % dibandingkan tahun 2016, sedangkan APK SD/Paket A dan APK SMP/Paket B mengalami
penurunan masing-masing sebesar 6,52 % dan 23,19 %. APK PAUD mengalami kenaikan setiap
tahunnya sedangkan untuk APK SD/Paket A mengalami penurunan pada tahun 2015 dan tahun
2017. APK SMP/Paket B mengalami kenaikan dari tahun 20113 hingga tahun 2016 dan
mengalami penurunan pada tahun 2017.

E. Angka Partisipasi Murni (APM)


APM sebagaimana dijelaskan BPS adalah proporsi penduduk ada kelompok umur jenjang
pendidikan tertentu yang masih bersekolah terhadap penduduk pada kelompok umur tersebut.Ia
menjadi instrumen yang mampu menunjukkan seberapa banyak penduduk usia sekolah yang
sudah dapat memanfaatkan fasilitas pendidikan sesuai pada jenjang pendidikannya. Kegunaan
APM untuk mengukur daya serap sistem pendidikan terhadap penduduk usia sekolah. Secara rinci
perkembangan APM Kabupaten Sambas sebagai berikut :

Perubahan RPJMD Kabupaten Sambas Tahun 2016-2021 Bab II | 46


Tabel 2.30
APM SD dan SMP Kabupaten Sambas Tahun 2013 – 2017
No Indikator Satuan 2013 2014 2015 2016 2017
1. APM SD/Paket A % 94,54 95,30 91,36 97,37 91,37
2. APM SMP/Paket B % 61,61 70,23 72,25 88,66 89,66
Sumber : Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sambas, 2018

APM SD/Paket A Kabupaten Sambas diantara tahun 2013 hingga 2017 mengalami
penurunan pada tahun 2015 dan tahun 2017, pada tahun 2015 APM SD/Paket A mengalami
penurunan sebesar 3,94 % sedangkan tahun 2017 mengalami penurunan sebesar 6 %. Untuk
APM SMP/Paket B dari tahun 2013 terus mengalami kenaikan sampai tahun 2017. Kenaikan
tertinggi pada tahun 2016 yaitu sebesar 16,41 %.

F. Angka Pendidikan Yang Ditamatkan


Angka pendidikan yang ditamatkan merupakan perhitungan persentase masyarakat yang
mampu menyelesaikan jenjang pendidikan tertentu pada tahun tertentu. Angka rata-rata
pendidikan tertinggi yang ditamatkan mengambarkan tingkat partisipasi dan pendidikan
masyarakat pada jenjang pendidikan tersebut sehingga dapat digunakan sebagai dasar atau bahan
bagi penyusunan program intervensi berikutnya. Semakin tinggi angka pendidikan yang
ditamatkan berarti semakin baik kualitas pendidikan penduduknya dan atau semakin maju suatu
daerah.
G. Angka Harapan Hidup (AHH)
Angka Harapan Hidup (AHH) merupakan alat untuk mengevaluasi kinerja pemerintah
dalam meningkatkan kesejahteraan penduduk khususnya berkaitan dengan derajat kesehatan
masyarakat.AHH juga merupakan salah satu indikator derajat kesehatan dan kualitas hidup
masyarakat, dengan adanya AHH saat lahir dapat diindikasikan adanya keberhasilan
pembangunan pada sektor kesehatan. AHH berkaitan dengan angka kematian bayi, angka
harapan hidup saat lahir, angka kesakitan dan status gizi masyarakat. Sampai dengan tahun 2017
AHH Kabupaten Sambas sebesar 68,17 tahun, masih dibawah AHH Provinsi Kalimantan Barat
yang tercatat sebesar 69,92 tahun. Secara rinci perkembangan AHH Kabupaten Sambas sebagai
berikut :
Tabel 2.31
Angka Harapan Hidup (AHH) Kabupaten Sambas Tahun 2013 – 2017
No Indikator Satuan 2013 2014 2015 2016 2017
1. Angka Harapan
Tahun 67,69 67,74 67,94 68,05 68,17
HIdup
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Sambas, 2018

Dalam membandingkan tingkat kesejahteraan antar kelompok masyarakat, sangatlah


penting untuk melihat angka harapan hidup. Di daerah yang tingkat kesehatannya lebih baik
maka setiap individu memiliki rata–rata hidup lebih lama, dengan demikian secara ekonomis
mempunyai peluang untuk memperoleh pendapatan lebih tinggi.
Berdasarkan tabel di atas, AHH di Kabupaten Sambas terus mengalami peningkatan dari
tahun 2013 hingga 2017. Pada tahun 2017 AHH mengalami kenaikan sebesar 0,12 dari tahun
sebelumnya. Jika dibandingkan dengan kabupaten/kota lain di Provinsi Kalimantan Barat tahun
2017, AHH Kabupaten Sambas berada pada urutan ke-13 dari 14, hanya sedikit di atas Kabupaten

Perubahan RPJMD Kabupaten Sambas Tahun 2016-2021 Bab II | 47


Kayung Utara yang tercatat sebesar 67,46 tahun dan jauh di bawah capaian Kabupaten
Bengkayang sebesar 73,04 tahun. Secara rinci AHH kabupaten/kota dan Provinsi Kaimantan Barat
tahun 2017 sebagai berikut :

73,04
74 72,39 72,17 72,12 71,95
71,13 71,11 70,98 70,75
72 70,52 70,32 69,8 69,92
70 68,17
67,46
68
66
64

Sumber : Badan Pusat Statistik, 2018 (diolah)

Gambar 2.18
AHH Kabupaten/Kota dan Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2017 (tahun)
H. Angka Kematian
Angka kematian adalah kejadian kematian yang terjadi pada kurun waktu dan tempat
tertentu yang diakibatkan oleh keadaan tertentu dapat berupa penyakit, bukan penyakit
maupun sebab lainnya. Angka kematian secara garis besar digambarkan oleh angka kematian
bayi (AKB) dan angka kematian ibu (AKI).
AKB adalah jumlah penduduk yang meninggal sebelum mencapai usia 1 tahun yang
dinyatakan dalam 1000 kelahiran hidup pada tahun yang sama. Sampai dengan tahun 2017 AKB
Kabupaten Sambas tercatat sebesar 8,77. Secara rinci perkembangan AKB Kabupaten Sambas
sebagai berikut :
Tabel 2.32
Angka Kematian Bayi (AKB) Kabupaten Sambas Tahun 2013 – 2017
No Indikator 2013 2014 2015 2016 2017
1. Angka Kematian
10,15 10,6 12,46 10,11 8,38
Bayi
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Sambas, 2018

Berdasarkan tabel di atas, bila kita cermati lebih jauh penurunan angka kematian bayi
terbesar terjadi di tahun 2016 yakni sebesar 2,35 dibandingkan tahun 2015. Penurunan ini
merupakan hasil dari respon Pemerintah Kabupaten Sambas terhadap kenaikan AKB yang cukup
tajam di tahun sebelumnya yakni sebesar 1,86. Keberhasilan menurunkan AKB terus berlanjut di
tahun 2017 dengan capaian sebesar 1,73 sehingga sampai tahun 2017 AKB Kabupaten Sambas
tercatat sebesar 8,38. Meskipun terbilang cukup berhasil menurunkan AKB namun perlu terus
diupayakan secara maksimal berbagai inovasi dan sinersigitas program dan kegiatan lintas sektor
untuk menekan AKB di Kabupaten Sambas.
AKB dipengaruhi oleh faktor intern yang berkaitan langsung dengan kondisi ibu hamil, ibu
menyusui dan bayinya. Beberapa penyebab faktor intern adalah ibu hamil yang kekurangan gizi
sehingga cenderung melahirkan bayi dengan kondisi malnutrisi, ibu hamil yang menderita
penyakit kronis dan beban mental akibat depresi berkepanjangan, usia ibu hamil yang resiko
tinggi, kelainan fisik serta gangguan mental pada bayi. Selain faktor intern AKB juga dipengaruhi
oleh faktor ekstern khususnya berkaitan dengan pertolongan saat proses persalinan.

Perubahan RPJMD Kabupaten Sambas Tahun 2016-2021 Bab II | 48


Masyarakat tradisional cenderung masih menggunakan peralatan sederhana sehingga
memungkinkan terjadinya infeksi (tetanus) pada bayi yang biasa terjadi saat pemotongan tali
pusar (placenta). Sejalan dengan itu sebagai salah satu upaya menekan AKB yang disebabkan
oleh infeksi pemerintah Kabupaten Sambas mensosialisasikan program pelatihan para dukun
bayi tentang cara penanganan proses persalinan yang sesuai dengan kaidah atau standar medis.
Sampai tahun 2017 jumlah kasus kematian bayi yang terlaporkan di Kabupaten Sambas
tercatat sebesar 92 kasus. Jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebesar 113 kasus maka
terjadi penurunan yang cukup signifikan. Secara rinci perkembangan jumlah kasus kematian
bayi di Kabupaten Sambas sebagai berikut :
Tabel 2.33
Jumlah Kasus Kematian Bayi di Kabupaten Sambas Tahun 2013 – 2017
No Indikator Satuan 2013 2014 2015 2016 2017
1. Jumlah Kematian
Kasus 108 111 138 113 92
Bayi
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Sambas, 2018

Berdasarkan tabel di atas, bila kita cermati lebih jauh perkembangan jumlah kasus maka
peningkatan kasus tertinggi terjadi di tahun 2015 yakni meningkat sebanyak 27 kasus dari tahun
sebelumnya. Peningkatan ini membuat jumlah kasus kematian bayi menjadi yang terbesar dalam
5 tahun terakhir di Kabupaten Sambas yakni sebesar 138 kasus. Peningkatan jumlah kasus yang
cukup tajam ini kemudian direspon dengan berbagai upaya di tahun berikutnya sehingga mampu
memberikan hasil yang cukup baik yakni penurunan jumlah kasus kematian bayi sebanyak 25
kasus. Kinerja program dan kegiatan terus berlanjut di tahun 2017 dengan mampu menurunkan
kasus kematian bayi sebanyak 21 kasus. Data-data ini mengindikasikan bahwa intervensi
program dan kegiatan masih cukup signifikan mampu menjawab permasalahan kasus kematian
bayi. Meskipun demikian upaya untuk mencari berbagai terobosan baru perlu terus didorong agar
jumlah kasus kematian bayi di Kabupaten Sambas dapat terus ditekan hingga batas yang
maksimal.
Selanjutnya indikator AKI adalah jumlah wanita yang meninggal dari suatu penyebab
kematian yang berkenaan dengan gangguan kehamilan atau penanganannya selama kehamilan,
melahirkan dan dalam masa nifas tanpa memperhitungkan lama kehamilan per 100.000 kelahiran
hidup. Sampai dengan tahun 2017 jumlah AKI di Kabupaten Sambas tercatat sebesar 7 kasus
dengan perkembangan sebagai berikut :
Tabel 2.34
Jumlah Kasus Kematian Ibu di Kabupaten Sambas Tahun 2013 – 2017
No Indikator Satuan 2013 2014 2015 2016 2017

1. Jumlah Kematian Ibu Kasus 15 13 22 12 7


Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Sambas, 2018

Berdasarkan tabel di atas, bila kita cermati lebih jauh perkembangan jumlah kasus maka
peningkatan kasus tertinggi terjadi di tahun 2015 yakni meningkat sebanyak 9 kasus dari tahun
sebelumnya. Peningkatan ini membuat jumlah kasus kematian ibu menjadi yang terbesar dalam 5
tahun terakhir di Kabupaten Sambas yakni sebesar 22 kasus. Peningkatan jumlah kasus yang
cukup tajam ini kemudian direspon dengan berbagai upaya di tahun berikutnya sehingga mampu

Perubahan RPJMD Kabupaten Sambas Tahun 2016-2021 Bab II | 49


memberikan hasil yang cukup baik yakni penurunan jumlah kasus kematian bayi sebanyak 10
kasus. Kinerja program dan kegiatan terus berlanjut di tahun 2017 dengan mampu menurunkan
kasus kematian bayi sebanyak 5 kasus. Capaian ini mengindikasikan intervensi program dan
kegiatan yang dilakukan masih cukup signifikan mengatasi permasalahan kasus kematian ibu.

I. Rasio Penduduk Yang Bekerja


Rasio penduduk yang bekerja merupakan perbandingan antara jumlah penduduk usia
produktif (15 tahun ke atas) yang bekerja dengan jumlah angkatan kerja. Rasio ini
menggambarkan produktivitas masyarakat atau hubungan antara angkatan kerja dengan
kemampuan penyerapan tenaga kerja.

Rasio penduduk yang bekerja juga berkaitan dengan persentase pengangguran terbuka.
Artinya jika rasio penduduk yang bekerja tinggi maka persentase pengangguran terbuka akan
semakin kecil demikian pula sebaliknya. Sampai dengan tahun 2017 persentase pengangguran
terbuka di Kabupaten Sambas sebesar 4,24% sedikit lebih baik dari capain Provinsi Kalimantan
Barat yakni 4,36%. Secara rinci perkembangan persentase pengangguran terbuka di Kabupaten
Sambas sebagai berikut :
Tabel 2.35
Penduduk Kabupaten Sambas Berumur 15 Tahun Ke Atas Berdasarkan Jenis Kegiatan

No Indikator Satuan 2013 2014 2015 2016 2017

1. Penduduk Berumur 15 333.453 356.687 360.744 - 368.571


Tahun Ke Atas
2. Angkatan Kerja 246.525 273.076 265.304 - 258.052
Tingkat Partisipasi % 73,93 76.56 73,54 - 70,01
Angkatan Kerja (TPAK)
Bekerja 239.044 262.979 252.439 - 247.108
Pengangguran Terbuka 7.481 10.097 12.865 - 10.944
3. Tingkat Pengangguran % - 4,24
Terbuka
3,03 3,70 4,85
Sumber : Kabupaten Sambas Dalam Angka

Berdasarkan tabel di atas, pada tahun 2017jumlah penduduk usia produktif (15 tahun ke
atas) yang bekerja adalah 247.108 sedangkan jumlah angkatan kerja sebesar 258.052 berarti
rasio penduduk yang bekerja adalah 95,76%.

Tingkat pengangguran terbuka dan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja pada tahun2017
masing-masingadalah4,24% dan 70,01% sedangkan pada tahun 2016 data tidak tersedia karena
pada tahun 2016 tidak dilakukan survei oleh Badan Pusat Statistik Kabupaten Sambas.

2.3. Aspek Pelayanan Umum


Penyelenggaraan pelayanan umum atau pelayanan publik adalah salah satu fungsi yang
harus dilakukan pemerintah dan pemerintah daerah sesuai lingkup kewenangannya guna
mempersiapkan segala sesuatu baik berupa barang maupun jasa publik bagi pemenuhan
kebutuhan masyarakat. Sejalan dengan regulasi maka aspek pelayanan umum terbagi kedalam
fokus layanan urusan wajib dan layanan urusan pilihan sebagai berikut :

2.3.1. Layanan Urusan Wajib


Layanan urusan wajib terbagi kedalam fokus layanan urusan wajib yang berkaitan dengan
pelayanan dasar dan layanan urusan wajib yang tidak berkaitan dengan pelayanan dasar dengan
penjelasan sebagai berikut :

Perubahan RPJMD Kabupaten Sambas Tahun 2016-2021 Bab II | 50


2.3.1.1 Fokus Layanan Urusan Wajib Pelayanan Dasar
Fokus layanan urusan wajib yang berkaitan dengan pelayanan dasar berkenaan dengan
beberapa urusan pemerintahan yang berkaitan dengan kebutuhan dasar masyarakat yaitu :

A. Urusan Pendidikan
Indikator kinerja bidang pendidikan yang berkenaan dengan aspek pelayanan umum bidang
pendidikan digambarkan oleh indikator angka putus sekolah dan angka partisipasi sekolah pada
jenjang pendidikan SD dan SMP. Sampai dengan tahun 2017 angka putus sekolah di Kabupaten
Sambas untuk jenjang pendidikan SD tercatat sebesar 0,21 % dan SMP sebesar 0,91 %. Angka
putus sekolah di Kabupaten Sambas rata-rata tertinggi pada jenjang pendidikan SMP/Paket B
yaitu sebesar 0,76 % selama 5 tahun dari tahun 2013 hingga tahun 2017, sedangkan angka putus
sekolah untuk jenjang pendidikan SD/Paket A rata-rata selama 5 tahun sebesar 0,36 %. Secara
rinci perkembangan angka putus sekolah di Kabupaten Sambas sebagai berikut :
Tabel 2.36
Angka Putus Sekolah di Kabupaten Sambas Tahun 2013 – 2017

No Jenjang Pendidikan Satuan 2013 2014 2015 2016 2017


1. SD/Paket A % 0,77 0,41 0,38 0,03 0,21
2. SMP/Paket B % 1,56 0,44 0,77 0,11 0,91
Sumber : Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sambas, 2018

Selain indikator angka putus sekolah kinerja layanan umum bidang pendidikan juga
digambarkan dari angka partisipasi sekolah (APS) yang mengukur proporsi anak yang
bersekolah pada suatu kelompok umur sekolah jenjang pendidikan tertentu. Indikator ini
memberikan gambaran secara umum tentang banyaknya anak kelompok umur tertentu yang
sedang bersekolah tanpa memperhatikan jenjang pendidikan yang sedang diikuti. Sampai
tahun 2017 APS Kabupaten Sambas untuk jenjang pendidikan SD tercatat sebesar 91,37 %
dan SMP sebesar 89,66 %. Secara rinci perkembangan APS Kabupaten Sambas sebagai
berikut :
Tabel 2.37
Angka Partisipasi Sekolah (APS) di Kabupaten Sambas Tahun 2013 – 2017
No Jenjang Pendidikan Satuan 2013 2014 2015 2016 2017
1. SD/Paket A % 94,54 95,3 91,33 97,37 91,37
2. SMP/Paket B % 68,42 70,23 87,24 88,66 89,66
Sumber : Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sambas, 2018

Angka partisipasi sekolah (APS) Kabupaten Sambas paling tinggi pada jenjang SD/Paket A,
rata-rata APS SD/Paket A sebesar 93,98 % dari tahun 2013 sampai 2017 sedangkan rata-rata APS
SMP/Paket B sebesar 80,84 %. APS SMP/Paket B terus mengalami kenaikan dari tahun 2013
sampai 2015.

B. Urusan Kesehatan
Indikator kinerja bidang kesehatan yang berkenaan dengan aspek pelayanan umum bidang
kesehatan digambarkan oleh indikator derajat kesehatan, ketersediaan sumber daya manusia
kesehatan dan sarana prasarana bidang kesehatan. Kondisi aspek pelayanan umum di bidang
kesehatan adalah sebagai berikut :

Perubahan RPJMD Kabupaten Sambas Tahun 2016-2021 Bab II | 51


1. Derajat Kesehatan
Derajat kesehatan masyarakat setidaknya digambarkan oleh 4 hal yakni angka kematian,
umur harapan hidup, angka kesakitan dan status gizi masyarakat. Perkembangan jumlah
kasus kematian bayi, ibu dan angka harapan hidup tersaji berikut ini :

Tabel 2.38
Kasus Kematian Bayi, Ibu dan Angka Harapan Hidup
Kabupaten Sambas Tahun 2013 – 2017
Capaian Tahun
No Indikator
2013 2014 2015 2016 2017
1. Jumlah kasus kematian bayi
108 111 138 113 98
(berumur < 1 tahun)
2. Jumlah kasus kematian ibu pada 1
15 13 22 11 7
tahun tertentu
3. Angka Harapan Hidup 67,69 67,74 67,94 68,05 68,17
Sumber: Buku Profil Kesehatan, Dinas Kesehatan Kaupaten Sambas 2018.

Berdasarkan tabel di atas, jumlah kasus kematian bayi tahun 2017 tercatat sebesar 98 kasus
menurun dari tahun sebelumnya sebanyak 113 kasus. Bila dilihat dari sebaran lokasi maka
kasus kematian bayi di tahun 2017 terjadi di 17 kecamatan dengan rincian sebagai berikut :
Tabel 2.39
Kasus Kematian Bayi di Kabupaten Sambas Tahun 2013 – 2017
Jumlah Kasus
No Kecamatan
2013 2014 2015 2016 2017
1 Sejangkung 5 5 11 7 11
2 Sambas 7 20 12 12 4
3 Sajad 11 7 2 5 3
4 Sebawi 7 10 6 3 0
5 Tebas 9 6 8 2 9
6 Tekarang 0 1 3 5 1
7 Selakau 4 1 2 2 3
8 Selakau Timur 0 0 2 0 1
9 Pemangkat 6 3 9 1 9
10 Salatiga 6 4 4 3 4
11 Semparuk 7 5 3 3 4
12 Jawai 3 6 3 3 0
13 Jawai Selatan 4 3 4 2 4
14 Teluk keramat 12 14 19 26 10
15 Tangaran 3 10 13 10 4
16 Paloh 1 0 8 7 10
17 Sajingan Besar 9 4 6 6 6
18 Galing 9 10 11 12 11
19 Subah 4 2 4 4 4
TOTAL 108 111 138 113 98
Sumber: Buku Profil Kesehatan, Dinas Kesehatan Kab. Sambas 2018

Berdasarkan tabel di atas, daerah yang merupakan tempat terjadinya kasus kematian bayi
selama beberapa tahun terakhir cukup merata hampir seluruh wilayah Kabupaten Sambas,
namun kecamatan yang memiliki kasus cukup tinggi di tahun 2017diantaranya Kecamatan
Galing dan Kecamatan Sejangkung yaitu sebanyak 11 kasus.

Selanjutnya derajat kesehatan masyarakat juga tergambar dari jumlah kasus kematian ibu.
Sampai dengan tahun 2017 jumlah kematian ibu di Kabupaten Sambas sebanyak 7 kasus
dengan sebaran sebagai berikut :

Perubahan RPJMD Kabupaten Sambas Tahun 2016-2021 Bab II | 52


Tabel 2.40
Kasus Kematian Ibu di Kabupaten Sambas Tahun 2013 – 2017
Jumlah Kasus
No Kecamatan
2013 2014 2015 2016 2017
1 Selakau 0 2 3 1 0
2 Selakau Timur 0 0 3 1 1
3 Salatiga 1 0 0 0 0
4 Pemangkat 0 0 3 0 0
5 Semparuk 1 2 2 0 0
6 Tebas 1 1 1 1 3
7 Sebawi 1 0 1 0 0
8 Sambas 2 1 2 2 1
9 Sejangkung 3 1 1 1 0
10 Sajad 2 0 0 0 0
11 Subah 1 0 0 1 0
12 Jawai Selatan 0 0 0 0 0
13 Jawai 1 0 0 0 0
14 Tekarang 0 1 2 0 0
15 Teluk Keramat 0 3 3 1 1
16 Tanggaran 0 2 2 1 0
17 Galing 1 0 0 1 0
18 Paloh 0 0 0 1 1
19 Sajingan Besar 1 0 0 0 0
TOTAL 15 13 22 11 7
Sumber: Buku Profil Kesehatan, Dinas Kesehatan Kab. Sambas 2018

Berdasarkan data pada tabel di atas, terjadi penurunan kasus kematian ibu pada dua tahun
terakhir yaitu tahun 2016 dan 2017. Jumlah kasus kematian ibu sebanyak 7 orang dari
10.976 kelahiran hidup pada tahun 2017, menurun sebanyak 4 kasus dari tahun 2016.
Kecamatan terjadinya kasus kematian ibu pada tahun 2017 yaitu Kecamatan Selakau Timur,
Kecamatan Tebas, Kecamatan Sambas, Kecamatan Teluk Keramat dan Kecamatan Paloh.
Kasus kematian ibu tertinggi berada di Kecamatan Tebas yaitu sebanyak 3 kasus.

Status gizi masyarakat dapat memberikan gambaran terhadap derajat kesehatan masyarakat
di suatu wilayah. Secara rinci perkembangan status gizi masyarakat di Kabupaten Sambas
sebagai berikut :
Tabel 2.41
Prevalensi Gizidi Kabupaten Sambas Tahun 2013 – 2017
Capaian (%)
No Status Gizi
2013 2014 2015 2016 2017
1. % Kurang 15,67 13,09 14,00 13,42 15,25

2. % Buruk 2,77 2,47 3,05 2,74 1,68


Total 18,44 15,56 17,05 16,16 17,88
Sumber: Buku Profil Kesehatan, Dinas Kesehatan Kab. Sambas 2018

Status gizi pada balita tahun 2017 terdapat 15,25% balita gizi kurang dan 1,68% balita
dengan kategori gizi buruk. Status gizi buruk dan kurang pada tahun 2017 mengalami
kenaikan sebesar 1,72% dibandingkan tahun 2016, status gizi kurang naik 1,83% sedangkan
gizi buruk menurun sebesar 1,06%.

Adapun kondisi gizi tingkat kecamatan di Kabupaten Sambas, secara rinci dapat dilihat pada
tabel sebagai berikut :

Perubahan RPJMD Kabupaten Sambas Tahun 2016-2021 Bab II | 53


Tabel 2.42
Kasus Gizi Buruk di Kabupaten Sambas Tahun 2013 – 2017
Kasus Gizi (PSG)
No Kecamatan
2013 2014 2015 2016 2017
1 Sejangkung 61 87 59 0 0
2 Sambas 83 85 79 0 1
3 Sajad 25 25 21 0 1
4 Sebawi 38 36 26 0 0
5 Tebas 43 49 121 1 0
6 Tekarang 46 39 29 0 0
7 Selakau 44 81 76 0 0
8 Selakau Timur 21 23 29 0 0
9 Pemangkat 50 44 71 0 0
10 Salatiga 9 4 5 0 0
11 Semparuk 16 7 30 0 0
12 Jawai 23 26 58 0 0
13 Jawai Selatan 12 6 30 0 0
14 Teluk keramat 83 64 102 0 0
15 Tangaran 21 16 22 0 3
16 Paloh 14 0 4 0 0
17 Sajingan Besar 24 14 37 0 0
18 Galing 57 12 54 2 4
19 Subah 4 21 13 0 0
Total 674 639 866 3 9
Sumber: Buku Profil Kesehatan, Dinas Kesehatan Kab. Sambas 2018

Dari tabel di atas, pada tahun 2017 dilaporkan terdapat 9 kasus gizi buruk yang ditemukan
semua merupakan kasus baru. Dengan demikian terjadi kenaikan kasus gizi buruk dengan
komplikasi yang ditangani dari tahun sebelumnya, dimana tahun 2016 jumlahnya 3 kasus.

Upaya penanganan kasus gizi buruk dilakukan di Puskesmas perawatan, pusat pemulihan
gizi kabupaten dan rumah sakit umum daerah yang ada di Kabupaten Sambas.Secara rinci
sebaran balita gizi buruk yang dirawat di Kabupaten Sambas sebagai berikut :
Tabel 2.43
Gizi Buruk yang Dirawat di Kabupaten Sambas Tahun 2013 – 2017

No Kecamatan Kasus Balita Gizi Buruk Dirawat


2013 2014 2015 2016 2017
1 Sejangkung 1 1 0 0 0
2 Sambas 2 3 0 0 1
3 Sajad 1 5 1 0 1
4 Sebawi 4 5 0 0 0
5 Tebas 2 5 1 1 0
6 Tekarang 0 1 2 0 0
7 Selakau 0 0 0 0 0
8 Selakau Timur 1 1 2 0 0
9 Pemangkat 0 0 0 0 0
10 Salatiga 0 0 0 0 0
11 Semparuk 0 0 2 0 0
12 Jawai 3 0 0 0 0
13 Jawai Selatan 0 0 2 0 0
14 Teluk Keramat 7 2 4 0 0
15 Tangaran 1 3 1 0 3
16 Paloh 0 0 0 0 0
17 Sajingan Besar 0 0 0 0 0
18 Galing 1 1 2 3 4
19 Subah 0 0 0 0 0
Total 94 27 17 4 9
Sumber: Buku Profil Kesehatan, Dinas Kesehatan Kab. Sambas 2018

Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa pada tahun 2017 semua kasus gizi buruk dirawat di
Puskesmas perawatan, pusat pemulihan gizi kabupaten dan rumah sakit umum daerah yang
ada di Kabupaten Sambas.

Perubahan RPJMD Kabupaten Sambas Tahun 2016-2021 Bab II | 54


Selain itu untuk memperbaiki gizi masyarakat di Kabupaten Sambas dilakukan berbagai
upaya yakni :
Tabel 2.44
Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat di Kabupaten Sambas Tahun 2013 – 2017
Capaian (%)
No. Indikator
2013 2014 2015 2016 2017
1 Balita yang ditimbang berat badannya 49.4 56,07 57,9 64,78 63,65
2 Balita yang naik berat badannya 65.3 75,78 74,53 62,23 61,24
3 Balita bawah garis Merah di kartu KMS 1.9 2,98 3,19 2,55 2,41
4 Cakupan Inisiasi Menyusui Dini (IMD) 80.5 28,13 47,18
5 Bayi yang mendapat Asi - Eksklusif 51.9 64,2 66,0 67,03 65,68
Cakupan balita mendapat kapsul Vitamin A (2
6 84.3 67,87 78,83 85 86,49
kali)
7 Kecamatan bebas rawan gizi 26.3 36,84 36,84 - -
8 Cakupan bumil mendapat 90 tablet Fe 91.4 88,19 83,52 83,15 82,2
9 Cakupan ibu nifas mendapat Vitamin A 96.5 80,94 76,72 86,35 85,31
10 Cakupan bumil menderita Anemia 1.86 3,81 4,10 - -
11 Cakupan ibu hamil kekurangan energi kronis 5.5 5,22 5,86 - -
12 Cakupan desa dengan garam beryodium baik 100 100 100 - -
13 Cakupan WUS yang mendapat kapsul yodium 0 0 0 - -
Sumber: Buku Profil Kesehatan, Dinas Kesehatan Kab. Sambas 2018

Cakupan pelayanan kesehatan tahun 2017 jika dilihat dari pencapaian Standar Pelayanan
Secara rinci perkembangan capaian Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan di
Kabupaten Sambas sebagai berikut:
Tabel 2.45
Capaian Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan Tahun 2013 – 2017
Capaian (%)
No. Indikator Kinerja SPM Bidang Kesehatan
2013 2014 2015 2016 2017
PELAYANAN KESEHATAN DASAR
1 Cakupan Kunjungan Bumil K4 95,97 90,98 84,42 83,39 82,18
2 Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani 76,02 76,11 100 111,11 99.40
3 Cakupan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan 91,46 86,33 81,02 85,55 86,0
4 Cakupan pelayanan nifas 86,88 83,12 81,77 84,66 84,7
Cakupan neonates dengan komplikasi yang
5 56,01 51,55 81,05 85,12 70,74
ditangani
6 Cakupan kunjungan bayi 80,52 84,41 90,67 98,51 98,8
Cakupan Desa/ Kelurahan Universal Child
7 89 100 83,00 64,77 60,1
Immunization (UCI)
8 Cakupan pelayanan anak balita 44,68 43,38 69,22 65,18 64,4
Cakupan pemberian makanan pendamping ASI
9 81,22 0 100 - -
pada anak usia 6-24 bulan keluarga miskin
10 Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan 100 100 100 100 100
Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan
11 100 90 100 97,64 95,81
setingkat
13 Cakupan penemuan penderita penyakit:
a. AFP rate per 100.000 penduduk < 15 tahun ≥2 ≥2 ≥2 0 0
b. Penemuan penderita pneumonia balita 0,39 0,20 61,17 0 3,46
c. Penemuan pasien baru TB BTA positif 53,67 38,60 53,00 0,092 0,094
d. Penderita DBD yang ditangani 100 100 100 - 100
e. Penemuan penderita diare 92,94 94,13 91,63 2,14 2,19
Cakupan pelayanan kesehatan dasar pasien
14 198 15,07 42,82 - -
masyarakat miskin
PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN
Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien
15 17,46 3,59 2,95 - -
masayarakat miskin
Cakupan pelayanan gawat darurat level 1 yg harus
16 46,88 80,64 100 - -
diberikan sarana kesehatan (RS) di Kab/kota
PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI DAN PENANGGULANGAN KEJADIAN LUAR BIASA (KLB)
Cakupan desa/kelurahan mengalami KLB yg
17 100 0 0 0 0
dilakukan penyelidikan epidemiologi < 24 jam
PROMOSI KESEHATAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
18 Cakupan desa siaga aktif 96,67 51,57 88,88 88,60 88,88
Sumber: Buku Profil Kesehatan, Dinas Kesehatan Kab. Sambas 2018

Perubahan RPJMD Kabupaten Sambas Tahun 2016-2021 Bab II | 55


2. Sarana dan Prasarana Bidang Kesehatan.
Penyelenggaraan pelayanan bidang kesehatan selain digambarkan oleh data-data yang
berkaitan dengan derajat kesehatan masyarakat, capaiannya juga dipengaruhi oleh
ketersediaan sarana dan prasarana bidang kesehatan. Sampai dengan tahun 2017 rasio
fasilitas kesehatan yang ada di Kabupaten Sambassebesar 0,23. Secara rinci berikut ini
perkembangan cakupan akses fasilitas kesehatan di Kabupaten Sambas :
Tabel 2.46
Cakupan Akses Fasilitas Kesehatan Tahun 2013 – 2017
Capaian (%)
No Indikator
2013 2014 2015 2016 2017
1. Rasio rumah sakit per satuan penduduk 0,006 0,006 0,006 0,006 0,006
(dikali 1.000)
2. Rasio failitas kesehatan (puskesmas & 0,384 0,23 0,23 0,23 0,23
pustu) persatuan penduduk (dikali
1.000)
Sumber: Buku Profil Kesehatan, Dinas Kesehatan Kab. Sambas 2018

Upaya peningkatan pelayanan kesehatan tidak saja dilakukan melalui pemanfaatan fasilitas
kesehatan yang disiapkan oleh pemerintah daerah. Namun juga mendorong Upaya Kesehatan
Berbasis Masyarakat (UKBM) melalui pemberdayaan masyarakat. Upaya pemberdayaan
masyarakat dilakukan dengan berbagai cara diantaranya pembentukan Pos Pelayanan
Terpadu (Posyandu), Saka Bhakti Husada (SBH), Pos Kesehatan Pesantren (Poskestren) dan
Pengobatan Tradisonal (Battra). Secara rinci perkembangan jumlah UKBM di Kabupaten
Sambas sebagai berikut :
Tabel 2.47
Jumlah UKBMTahun 2013 – 2015
Tahun
No Jenis UKBM
2013 2014 2015
1. Posyandu Balita 534 536 546
2. Saka Bhakti Husada (SBH) 6 9 14
3. Pos Kesehatan Pesantren 3 3 3
4. Polindes/Poskesdes 191 192 193
5. Posyandu lansia 89 89 89
6. Posbindu 2 12 30
7. Yankestrad 18 996 1381
8. Posmaldes 0 16 21
Sumber: Buku Profil Kesehatan, Dinas Kesehatan Kab. Sambas 2015

3. Sumber Daya Manusia (SDM) Kesehatan.


Capaian penyelenggaraan pelayanan bidang kesehatan juga dipengaruhi oleh ketersediaan
SDM kesehatan. Sampai dengan tahun 2017 rasio tenaga kesehatan yang ada di Kabupaten
menurut jenisnya per 100.000 penduduk dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 2.48
Rasio Tenaga Kesehatan Tahun 2013 – 2017
Cakupan
No Indikator
2013 2014 2015 2016 2017
1 Rasio dokter umum per 100.000 10,79 9,25 12,00 - 12,81
penduduk
2 Rasio bidan per 100.000 penduduk 59,36 127,02 64,00 - 76,27
3 Rasio perawat per 100.000 penduduk 64,17 75,35 79,00 - 94,24
4 Rasio ahli gizi per 100.000 penduduk 7,51 7,32 8,00 - 9,8
5 Rasio ahli sanitasi per 100.000 9,06 8,06 8,80 - 9,18
penduduk.
Sumber: Buku Profil Kesehatan, Dinas Kesehatan Kab. Sambas 2018

Perubahan RPJMD Kabupaten Sambas Tahun 2016-2021 Bab II | 56


Dari tabel di atas dapat dijelaskan rasio tenaga kesehatanberdasarkan jenis tenaga dan
dibandingkan dengan jumlah penduduk sebagai berikut :
1. Dokter Umum berjumlah 54 orang, sehingga rasio dokter umum sebesar 12,81 per
100.000 penduduk. Dengan kata lain terdapat 12 tenaga dokter umum yang bisa
melayani 100.000 penduduk. Tenaga dokter tersebut sudah termasuk tenaga dokter
pegawai tidak tetap (PTT), dan tenaga dokter kontrak daerah Kondisi tersebut masih
dibawah target nasional sebesar 40 per 100.000 penduduk.
2. Tenaga Bidan terdiri atas D-IV, D-III dan D-I bidan. Jumlah tenaga bidan sebanyak 399
orang, sehingga rasio tenaga bidan sebesar 76,27 per 100.000 penduduk. Dengan kata
lain terdapat 76 tenaga bidan yang bisa melayani 100.000 penduduk. Tenaga bidan
tersebut sudah termasuk tenaga bidan pegawai tidak tetap ( PTT ) dan Kontrak daerah.
Kondisi tersebut masih dibawah target nasional sebesar 100 per 100.000 penduduk.
3. Tenaga Keperawatan terdiri atas S-1 keperawatan, D-III perawat dan lulusan SPK.
Jumlah tenaga keperawatan sebanyak 493 orang, sehingga rasio perawat sebesar 94,24
per 100.000 penduduk. Dengan kata lain terdapat 94 tenaga perawat yang bisa
melayani 100.000 penduduk. Tenaga perawat tersebut sudah termasuk tenaga kontrak
daerah, kondisi tersebut masih dibawah target nasional sebesar 117,5 per 100.000
penduduk.
4. Tenaga Ahli Gizi terdiri atas D-IV/S-1 Gizi, D-III gizi dan D-1 gizi. Jumlah tenaga gizi di
Kabupaten Sambas tahun 2017 sebanyak 48 orang dengan demikian rasio tenaga ahli
gizi sebesar 9,18 per 100.000 penduduk. Dengan kata lain terdapat 9 tenaga ahli gizi
yang bisa melayani 100.000 penduduk. Tenaga ahli gizi tersebut sudah termasuk
tenaga kontrak daerah. Kondisi tersebut masih dibawah target nasional sebesar 22
per 100.000 penduduk.
5. Tenaga Ahli Sanitasi terdiri dari D-IV, D-III dan D-I Sanitasi. Jumlah tenaga ahli sanitasi
di Kabupaten Sambas tahun 2017 sebanyak 48 orang dengan rasio tenaga ahli sanitasi
sebesar 9,18 per 100.000 penduduk. Dengan kata lain terdapat 9 tenaga ahli sanitasi
yang bisa melayani 100.000 penduduk. Tenaga ahli sanitasi tersebut sudah termasuk
tenaga kontrak Kondisi tersebut masih jauh dari target Indonesia nasional sebesar 40
per 100.000 penduduk.

C. Urusan Pekerjaan Umum dan Tata Ruang


Aspek pelayanan umum urusan pekerjaan umum dan tata ruang diukur melalui
8indikator yakni proporsi panjang jaringan jalan kabupaten dalam kondisi baik, proporsi
panjang jaringan jalan desa dalam kondisi baik, Rasio Jaringan Irigasi Rawa (m/ha), Panjang Jaringan
Irigasi Rawa dalam Kondisi Baik (Primer, Sekunder, Tersier), Jumlah Bangunan Air dalam Kondisi
Baik, Panjang Tanggul dalam Kondisi Baik, Jumlah RTDR Perkotaan (sesuai UU No 26 Tahun
2007) dan Penyusunan Peraturan Zonasi untuk Sistem Pusat Kegiatan.

Sampai dengan tahun 2017 capaian hasil indikator proporsi panjang jaringan jalan
kabupaten dalam kondisi baik sebesar 48,11% penambahan sebesar 43,60 km, meningkat
sebesar 3,95% dari tahun 2016. Sementara capaian untuk indikator proporsi panjang jaringan

Perubahan RPJMD Kabupaten Sambas Tahun 2016-2021 Bab II | 57


jalan desa dalam kondisi baik di tahun 2017 sebesar 60,01%, meningkat sebesar 7,2% dari
tahun sebelumnya atau penambahan sebesar 60,01km.

Capaian indikator selanjutnya yang berkaitan dengan bidang pengairan tahun 2017
meliputi rasio jaringan irigasi rawa sebesar 30,44% menurun9,05% dari tahun 2016 yang
tercatat sebesar 39,49% dengan panjang jaringan irigasi rawa dalam kondisi baik (primer,
sekunder, tersier) sebesar 74,55% meningkat sebesar 3,89% dari tahun. Demikian pula halnya
dengan indikator jumlah bangunan air dalam kondisi baik tahun 2017 tercatat sebesar 76,46%
meningkat sebesar 3,39% dari tahun 2016. Secara rinci perkembangan capaian indikator
urusan pekerjaan umum dan tata ruang pada aspek pelayanan publik sebagai berikut :
Tabel 2.49
Capaian Kinerja Urusan Pekerjaan Umum dan Tata Ruang
Kabupaten Sambas Tahun 2013 – 2017
Capaian (%)
No Indikator Satuan
2013 2014 2015 2016 2017
1. Proporsi Panjang Jaringan Jalan % 39,75 42,94 46,64 44,16 48,11
Kabupaten dalam kondisi baik
2. Proporsi Panjang Jaringan Jalan % 39,40 43,95 47,43 52,81 60,01
Desa dalam kondisi baik
3. Rasio Jaringan Irigasi Rawa (m/ha) 26,97 35,59 38,71 39,49 30,44
4. Panjang Jaringan Irigasi Rawa % 63,72 62,61 77,51 70,66 74,55
dalam Kondisi Baik (Primer,
Sekunder, Tersier)
5. Jumlah Bangunan Air dalam % 59,84 55,61 72,21 73,07 76,46
Kondisi Baik
6. Panjang Tanggul dalam Kondisi % 42,03 23,85 71,60 63,44 -
Baik
7. Jumlah RTDR Perkotaan (sesuai Dokumen 7 8 2 4 5
UU No 26 Tahun 2007)
8. Penyusunan Peraturan Zonasi Dokumen - 1 2 - -
untuk Sistem Pusat Kegiatan
Sumber : Buku Evaluasi RPJMD Kab. Sambas Tahun Pertama (Bappeda Kab. Sambas 2018)

D. Urusan Perumahan Rakyat dan Kawasan Pemukiman


Aspek pelayanan umum untuk perumahan rakyat dan permukiman diukur melalui 3
indikator yakni rumah tangga bersanitasi, lingkungan pemukiman kumuh dan rumah layak
huni. Sampai dengan tahun 2017 persentase rumah tangga bersanitasi telah mencapai 57,10%
meningkat sebesar9,90 % dari tahun 2016 sebesar 47,20%. Capaian indikator lingkungan
pemukiman kumuh tercatat sebesar 12,90% menurun 1,95% dari tahun 2016 sebesar 14,85%.
Terakhir indkator rumah layak huni terealisasi sebesar 75% pada tahun 2017, angka ini naik
sebesar 2,55% dari tahun 2016 sebesar 72,45% rumah yang layak huni. Secara rinci
perkembangan capaian kinerja urusan perumahan rakyat dan kawasan permukiman pada aspek
pelayanan umum sebagai berikut :
Tabel 2.50
Capaian Kinerja Urusan Perumahan Rakyat dan Kawasan Pemukiman
Kabupaten Sambas Tahun 2013 – 2017
Capaian (%)
No Indikator Satuan
2013 2014 2015 2016 2017
1. Rumah Tangga % 57,01 47,01 46,97 47,20 57,10
Bersanitasi
2. Rumah Tangga % 59,19 52,45 51,98 53,00 57,40
Pengguna Air Bersih
3. Rumah Layak Huni % 86,00 72,17 72,45 72,45 75,00
Sumber : Buku Evaluasi RPJMD Kab. Sambas Tahun Pertama (Bappeda Kab. Sambas 2018)

Perubahan RPJMD Kabupaten Sambas Tahun 2016-2021 Bab II | 58


E. Urusan Ketentraman, Ketertiban Umum dan Perlindungan Masyarakat
Aspek pelayanan umum untuk urusan ketentraman, ketertiban umum dan perlindungan
masyarakat berkaitan dengan upaya menjaga situasi dan kondisi masyarakat yang semakin
aman dan harmonis serta terhindar dari ancaman bencana. Pengukuran kinerjanya
menggunakan 12 indikator yakni rasio jumlah polisi pamong praja per 10.000 penduduk,
penegakan perda, tingkat penyelesaian pelanggaran K3 (ketertiban, ketentraman, keindahan) di
kabupaten, peningkatan keamanan dan ketertiban dalam masyarakat, meningkatnya budaya
kesadaran dan ketaatan hukum masyarakat, meningkatnya kesadaran swakarsa masyarakat
untuk menjaga keamanan, ketentraman dan ketertiban, meningkatnya kerjasama dan
koordinasi antara pemda dan kepolisian dalam menjaga keamanan, ketentraman dan
ketertiban, jumlah linmas per jumlah 10.000 penduduk, rasio pos siskamling per jumlah
desa/kelurahan, petugas linmas di kabupaten, cakupan pelayanan bencana kebakaran
kabupaten dan tingkat waktu tanggap (response time rate) daerah layanan wilayah manajemen
kebakaran (WMK). Sampai dengan tahun 2017 secara umum kondisi ketentraman dan
ketertiban masyarakat di Kabupaten Sambas cukup kondusif sehingga seluruh aktivitas
kehidupan masyarakat dapat berjalan dengan lancar. Secara rinci perkembangan capaian
kinerja urusan ketentraman, ketertiban umum dan perlindungan masyarakat di Kabupaten
Sambas sebagai berikut :

Tabel 2.51
Capaian Kinerja Urusan Ketentraman, Ketertiban Umum dan Perlindungan Masyarakat
di Kabupaten Sambas Tahun 2013 – 2017
Capaian
No Indikator Satuan
2013 2014 2015 2016 2017
1. Rasio Jumlah Polisi Pamong Praja per 0,86 0,69 0,67 0,70 0,93
10.000 Penduduk
2. Penegakan PERDA % 45,34 72,24 81,33 85,71 100
3. Tingkat Penyelesaian Pelanggaran % 73,64 81,65 85,02 89,78 98,42
K3(Ketertiban, Ketentraman,
Keindahan) di Kabupaten
4. Peningkatan keamanan dan ketertiban % 87 90 102,576 79,09 -
dalam masyarakat
5. Meningkatnya budaya kesadaran dan % 63,51 73,78 82,21 85,71 150
ketaatan hukum masyarakat.
6. Meningkatnya kesadaran swakarsa % 75 80 86,98 71,18 96,9
masyarakat untuk menjaga keamanan,
ketentraman dan ketertiban.
7. Meningkatnya kerjasama dan % 87 112,5 213,75 200 133,33
koordinasi antara pemda dan
Kepolisian dalam menjaga keamanan,
ketentraman dan ketertiban.
8. Jumlah Linmas per jumlah 10.000 Orang 11 55 49 55 56
Penduduk
9. Rasio Pos Siskamling per jumlah 1 1 1,6 1 2
Desa/Kelurahan
10. Petugas Linmas di Kabupaten Orang 563 3.066 3.065 3.065 3.058
11. Cakupan Pelayanan Bencana % 0,002 0,002 0,002 0,002 0,0027
Kebakaran Kabupaten
12. Tingkat Waktu Tanggap (Response % 72 77,78 75 - -
Time Rate) Daerah Layanan Wilayah
Manajemen Kebakaran (WMK)
Sumber : Buku Evaluasi RPJMD Kab. Sambas Tahun Pertama (Bappeda Kab. Sambas 2018)

Perubahan RPJMD Kabupaten Sambas Tahun 2016-2021 Bab II | 59


Polisi Pamong Praja bertugas memelihara dan menyelenggarakan ketentraman dan
ketertiban umum, menegakkan Peraturan Daerah dan Keputusan Kepala Daerah. Rasio jumlah
polisi pamong praja menggambarkan kapasitas pemda dalam memelihara dan
menyelenggarakan ketentraman dan ketertiban umum, menegakkan Peraturan Daerah dan
Keputusan Kepala Daerah. Semakin besar rasio jumlah polisi pamong praja maka akan semakin
besar ketersediaan polisi pamong praja sumber daya manusia yang dimiliki pemerintah daerah
dalam memberikan pelayanan penunjang penyelenggaraan pemerintahan daerah. Dari hasil
perhitungan diperoleh rasio jumlah polisi pamong praja per 10.000 penduduk di Kabupaten
Sambas meningkat dari tahun 2016 sebesar 0,70 menjadi 0,93 pada tahun2017.
Penegakan Peraturan Daerah dan Peraturan Bupati dilaksanakan untuk menciptakan
kesadaran masyarakat untuk mentaati undang-undang serta untuk memberikan perlindungan
terhadap masyarakat. Penegakan peraturan yang dilaksanakan meliputi operasi yang bersifat
pembinaan (non Yustisi) dan Operasi Yustisi (diselesaikan secara hukum). Penegakan Perda dan
Perbub untuk menciptakan kondisi yang aman, tertib dan sadar hukum di masyarakat sehingga
mendukung akselerasi pelaksanaan pembangunan.

Rasio petugas Linmas dihitung dari jumlah petugas linmas per 10.000 penduduk pada
tahun 2016 sebesar 55 menjadi 56 pada tahun 2017.

Rasio pos siskamling per jumlah desa/kelurahan merupakan perbandingan jumlah pos
siskamling selama 1 (satu) tahun dengan jumlah desa/kelurahan. Rasio jumlah pos siskamling
menggambarkan ketersediaan pos siskamling di setiap desa/kelurahan. Semakin besar rasio jumlah
pos siskamling akan semakin besar pemberdayaan masyarakat untuk ikut berperan aktif dalam
pemeliharaan ketentraman dan ketertiban masyarakat serta keamanan lingkungan. Rasio jumlah
pos siskamling meningkat ditahun 2017 dari 1 pada tahun 2016 menjadi 2.

Respon time (waktu tanggap) merupakan waktu minimal yang diperlukan dimulai saat
menerima informasi dari warga/penduduk sampai tiba di tempat kejadian serta langsung
melakukan tindakan yang diperlukan secara cepat dan tepat sasaran di Wilayah Manajemen
Kebakaran (WMK).

F. Urusan Sosial
Pelaksanaan urusan sosial pada aspek pelayanan umum diarahkan pada upaya
meningkatkan kesejahteraan sosial masyarakat, penyandang masalah kesejahteraan sosial,
perlindungan anak terlantar, korban kekerasan dalam rumah tangga, korban bencana, lansia,
dan anak sekolah. Sampai dengan tahun 2017 jumlah fakir miskin yang terdata sebanyak
158.921 jiwa. Secara rinci perkembangan jumlah fakir miskin dan wanita rawan sosial ekonomi
yang terdata di Kabupaten Sambas sebagaimana terlihat pada Tabel 2.46.

Perubahan RPJMD Kabupaten Sambas Tahun 2016-2021 Bab II | 60


Tabel 2.52
Banyaknya Fakir Miskin dan Wanita Rawan Sosial Ekonomi yang Terdata
di Kabupaten Sambas Tahun 2013 – 2017
Tahun
2013 2014 2015 2016 2017

No. Kecamatan Wanita Wanita Wanita Wanita Wanita


Fakir Rawan Fakir Rawan Fakir Rawan Fakir Rawan Fakir Rawan
Miskin Sosial Miskin Sosial Miskin Sosial Miskin Sosial Miskin Sosial
Ekonomi Ekonomi Ekonomi Ekonomi Ekonomi
1. Selakau - 184 19.045 184 2.964 - 2.964 - 20.097 -
2. Selakau Timur - 8 4.890 8 994 - 994 - 5..031 -
3. Pemangkat - 20 14.052 2 2.205 2 2.205 2 13.576 2
4. Semparuk - 3 4.729 - 1.137 141 1.137 141 4.989 141
5. Salatiga - 12 8.376 - 1.591 - 1.591 - 8.181 -
6. Tebas - 108 17.637 15 3.406 15 3.406 15 19.490 15
7. Tekarang - 57 5.620 71 1.076 71 1.075 71 5.735 71
8. Sambas - 617 11.177 617 2.017 9 2.017 9 12.679 9
9. Subah - - 4.639 128 889 128 889 128 6.267 128
10. Sebawi - 101 3.987 - 801 23 801 23 4.422 23
11. Sajad - 15 3.832 140 748 140 784 140 4.556 140
12. Jawai - 114 10.350 - 2.006 - 2.006 - 11.395 -
13. Jawai Selatan - 60 5.372 - 1.154 - 1.154 - 7.052 -
14. Teluk Keramat - 6 7.469 - 1.170 116 1.770 116 10.088 116
15. Galing - - 3.604 17 840 17 840 17 3.950 17
16. Tangaran - 25 4.319 - 987 - 987 - 4.456 -
17. Sejangkung - 1 5.837 116 1.354 116 1.354 116 7.703 116
18. Sajingan Besar - 1 2.134 28 387 45 387 45 2.874 45
19. Paloh - - 5.384 - 1.237 1 1.237 1 6.380 1
Jumlah - 1.332 142.453 1.326 27.563 824 27.598 824 158.921 824
Sumber : Dinas Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat Desa Kabupaten Sambas, 2018.

Berdasarkan tabel tersebut, jumlah fakir miskin meningkat pada tahun 2017 sebanyak
131.323 jiwa dibandingkan tahun 2016, peningkatan terbanyak ada di Kecamatan Selakau yaitu
sebesar 17.133 jiwa diikuti dengan Kecamatan Tebas sebesar 16.084 jiwa, Kecamatan
Pemangkat 11.371 jiwa dan Kecamatan Sambas sebanyak 10.662 jiwa. Kecamatan yang lain juga
mengalami peningkatan di bawah 10.000 jiwa. Sedangkan untuk wanita rawan sosial tidak
mengalami perubahan dari tahun 2016.
Disamping melakukan pendataan terhadap fakir miskin dan wanita rawan sosial dan
ekonomi juga dilakukan pendataan terhadap penyandang cacat, tuna susila, bekas narapidana
dan anak nakal. Sampai dengan tahun 2017 kelima kelompok tersebut sebanyak 984 jiwa
dengan rincian sebagai berikut :
Tabel 2.53
Jumlah Penyandang Cacat, Tuna Susila, Bekas Narapidana dan Anak Nakal
yang Terdata di Kabupaten Sambas Tahun 2017
Penyandang Tuna Bekas Anak
No. Kecamatan Waria
Cacat Susila Narapidana Nakal
1. Selakau 44 - - - 2
2. Selakau Timur 44 - - - 1
3. Pemangkat 7 - - 1 11
4. Semparuk - - - - -
5. Salatiga 66 - - - 1
6. Tebas 36 - - - -
7. Tekarang 69 - - - -
8. Sambas 46 - - - 2
9. Subah 28 - - - -
10. Sebawi 80 - - - 1
11. Sajad 46 - - - -
12. Jawai 1 - - - -
13. Jawai Selatan 18 - - - -
14. Teluk Keramat 347 - - 5 2

Perubahan RPJMD Kabupaten Sambas Tahun 2016-2021 Bab II | 61


Penyandang Tuna Bekas Anak
No. Kecamatan Waria
Cacat Susila Narapidana Nakal
15. Galing 22 - - - -
16. Tangaran 70 - - - -
17. Sejangkung 12 - - - -
18. Sajingan Besar 16 - - - -
19. Paloh 5 - - - -
Jumlah 2017 957 - - 6 21
2016 618 - - - 1
2015 957 - - - -
2014 690 - - 1 -
2013 2.096 33 95 128 60
Sumber : Dinas Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat Desa Kabupaten Sambas, 2018.

Penyandang cacat dan bekas narapidana terbanyak pada tahun 2017 berada di
Kecamatan Teluk Keramat masing-masing sebesar 347 jiwa dan 5 jiwa, sedangkan anak nakal
terbanyak berada di Kecamatan Pemangkat yaitu sebanyak 11 jiwa. Jumlah penyandang cacat
pada tahun 2017 mengalami kenaikan sebanyak 339 jiwa dari tahun 2016.

Selanjutnya aspek pelayanan umum urusan sosial diukur melalui 3 indikator yakni
ketersediaan sarana sosial seperti panti asuhan, panti jompo dan panti rehabilitasi, jumlah
PMKS yang memperoleh bantuan sosial dan penanganan penyandang masalah kesejahteraan
sosial. Secara rinci perkembangan capaian kinerja urusan sosial di Kabupaten Sambas sebagai
berikut:
Tabel 2.54
Capaian Pada Urusan Sosial Tahun 2013– 2017
Capaian
No Indikator Satuan
2013 2014 2015 2016 2017
1. Sarana Sosial seperti Panti Unit 6 7 5 - -
Asuhan, Panti Jompo dan Panti
Rehabilitasi
2. PMKS yang memperoleh Jiwa 140 301 1.112 - 4.542
bantuan sosial
3. Penanganan penyandang Jiwa 34 35 67 - 180
masalah kesejahteraan sosial
Sumber : Dinas Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat Desa Kabupaten Sambas, 2018.

2.3.1.2 Fokus Urusan Wajib Non Pelayanan Dasar


Fokus layanan urusan wajib yang non pelayanan dasar berkenaan dengan beberapa urusan
pemerintahan yang tidak berkaitan dengan kebutuhan dasar masyarakat yaitu :
A. Urusan Tenaga Kerja
Tingkat kesejahteraan masyarakat dapat tergambarkan dari banyak hal salah satunya
adalah laju pertumbuhan angkatan kerja yang terserap pada lapangan pekerjaan. Tingginya
angkatan kerja pada suatu daerah secara langsung dapat menggerakan perekonomian daerah
demikian pula sebaliknya. Tenaga kerja merupakan salah satu faktor ekonomi potensial yang
akan terus tumbuh seiring dengan bertambahnya penduduk yang masuk dalam usia angkatan
kerja. Kabupaten Sambas memiliki jumlah angkatan kerja yang cukup besar dengan distribusi
umur penduduk yang sebagian besar tergolong muda sehingga diperkirakan akan menghadapi
bonus demografi sekitar tahun 2025. Bonus demografi merupakan peluang sekaligus ancaman
bagi pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sambas. Artinya ia menuntut kecerdasan daerah untuk
melakukan pengelolaan tenaga kerja secara baik.
Kondisi ketenagakerjaan daerah bisa dilihat dari tingkat partisipasi angkatan kerja

Perubahan RPJMD Kabupaten Sambas Tahun 2016-2021 Bab II | 62


(TPAK), persentase kesempatan kerja, persentase angkatan kerja yang bekerja dan distribusi
lapangan pekerjaan berkaitan erat dengan prospek ekonomi suatu daerah. Artinya semakin
pertumbuhan ekonomi daerah benar-benar digerakan oleh produksi yang melibatkan tenaga
kerja daerah maka prospek ekonominya akan semakin besar di kemudian hari. Orang yang
bekerja tentu akan meningkatkan produktivitasnya sehingga mampu meningkatkan penghasilan
yang pada akhirnya akan meningkatkan kemampuan daya beli dan kesejahteraan masyarakat.
Tabel 2.55
Capaian Kinerja Urusan Tenaga Kerja Tahun 2013 – 2017
Capaian
No Indikator Satuan
2013 2014 2015 2016 2017
1. Angka Partisipasi % 73,93 76,56 73,54 - 70,01
Angkatan Kerja
2. Angka sengketa % 0,6 3,48 4,5 - -
Pengusaha-Pekerja Per
Tahun
3. Pencari Kerja yang % 69,74 80,23 94,6 - -
ditempatkan
4. Tingkat Pengangguran % 3,03 3,7 4,85 - 4,24
Terbuka
Sumber : Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Sambas, Tahun 2018

Pelaksanaan urusan tenaga kerja pada aspek pelayanan umum diukur dengan 4 indikator
yakni angka partisipasi angkatan kerja, angka sengketa pengusaha-pekerja per tahun, pencari
kerja yang ditempatkan dan tingkat pengangguran terbuka. Sampai dengan tahun 2017 capaian
kinerja urusan tenaga kerja pada aspek pelayanan umum tergolong cukup baik, sebagaimana
ditunjukkan oleh oleh Tabel 2.56.
Selain capaian keempat indikator kinerja di atas juga disajikan data jumlah tenaga kerja
yang dipekerjakan pada perusahaan menurut lapangan usahanya. Berdasarkan data tersebut
dapat kita ketahui sektor terbesar yang menjadi lokomotif penggerak perekonomian daerah.
Sampai dengan tahun 2017 jumlah tenaga kerja yang bekerja di perusahaan sebanyak 14.205
orang meningkat dari tahun 2016 yang tercatat sebanyak 13.409 orang. Adapun secara rinci
jumlah tenaga kerja yang dipekerjakan menurut lapangan usaha sebagai berikut :
Tabel 2.57
Jumlah Tenaga Kerja Yang Dipekerjakan Pada Perusahaan
Menurut Lapangan Usaha di Kabupaten Sambas 2013 – 2017
Tahun
2014 2015 2016 2017
No. Lapangan Usaha Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah
Perusah Tenaga Perusah Tenaga Perusah Tenaga Perusah Tenaga
aan Kerja aan Kerja aan Kerja aan Kerja
1 Pertanian/Perkebunan 23 7.592 26 10.232 26 10.232 45 8.859
2 Pertambangan 1 43 1 41 1 41 13 195
3 Industri 60 641 48 694 48 694 48 480
4 Listrik 2 74 2 74 2 74 2 74
5 Bangunan 38 1.394 34 1.333 34 1.333 309 3.090
6 Perdagangan 60 291 62 486 62 486 4 60
7 Angkutan 1 3 1 3 1 3 4 80
8 Jasa Perusahaan 15 271 17 375 17 375 64 1.280
9 Jasa Sosial Perorangan 31 182 31 171 31 171 29 87
Jumlah 231 10.491 222 13.409 222 13.409 518 14.205
Sumber : Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kab. Sambas, 2018

Perubahan RPJMD Kabupaten Sambas Tahun 2016-2021 Bab II | 63


Berdasarkan tabel di atas jumlah perusahaan meningkat pada tahun 2017 sebesar
133,33% dibandingkan tahun 2016 atau meningkat sebesar 296, sedangkan jumlah tenaga kerja
meningkat sebesar 5,94%atau naik sebesar 796 orang. Meskipun tenaga kerja yang bekerja
pada lapangan usaha pertanian/perkebunan pada tahun 2017 menurun dari tahun 2016
sebesar 1.373 orang, namun 62 % tenaga kerja paling banyak bekerja pada lapangan usaha
pertanian/perkebunan sedangkan 21,75% berkerja pada lapangan usaha bangunan.
Permasalahan utama ketenagakerjaan di Kabupaten Sambas sampai tahun 2017 masih
sama dengan tahun-tahun sebelumnya yakni terjadinya kesenjangan antara jumlah lapangan
kerja dengan jumlah angkatan kerja sehingga tidak mampu menampung tenaga kerja yang ada.
Kondisi ini berimplikasi pada tingkat pengangguran terbuka dan meningkatnya keinginan untuk
mencari kerja di luar Kabupaten Sambas (baik dalam negeri maupun luar negeri). Terbatasnya
jumlah lapangan kerja di Kabupaten Sambas disebabkan oleh terbatasnya jumlah industri
pengolahan yang mampu menampung jumlah tenaga kerja yang banyak. Beberapa perusahaan
perkebunan yang ada di Kabupaten Sambas aktivitasnya baru sebatas menghasilkan bahan
mentah dan barang setengah jadi sehingga belum memerlukan jumlah tenaga kerja yang
banyak. Selain itu beberapa perusahaan yang bergerak di bidang jasa juga skalanya masih
terbatas.
Investasi seharusnya mampu menggerakkan pertumbuhan ekonomi daerah lebih
signifikan sehingga mampu mendorong peningkatan produksi masyarakat dalam bekerja.
Namun dalam prakteknya investasi yang masuk di Kabupaten Sambas belum sepenuhnya
mampu membuka lapangan kerja dalam jumlah yang memadai. Untuk itu pemerintah daerah
perlu mengembangkan kebijakan mendorong sektor riil sebagai alternatif bagi penciptaan
lapangan kerja di skala mikro. Kebijakan mendorong tumbuhnya sektor riil juga menghadapi
tantangan berupa terbatasnya pendidikan dan keterampilan masyarakat serta mindset menjadi
karyawan yang lekat tertanam dalam pola pikir masyarakat. Sebagian besar tenaga kerja di
Kabupaten Sambas pendidikannya SD dan tidak tamat SD sehingga kurang terampil.
Kemampuan yang mereka miliki sebatas bekerja sebagai buruh kasar pada sektor pertanian dan
perdagangan. Disamping itu mindset dan mental karyawan yang tertanam sekian lama
membuat daya juang mereka untuk membangun usaha sendiri sangat sulit. Kenyamanan
bekerja sebagai karyawan tanpa berani menanggung resiko kegagalan menghasilkan sikap yang
cenderung bergantung kepada orang lain, ragu-ragu dalam melangkah dan takut akan
tantangan. Terlepas dari berbagai tantangan tersebut kebijakan untuk mendorong tumbuh dan
berkembangnya sektor riil di Kabupaten Sambas menjadi solusi yang pantas untuk dilakukan
untuk membangun pondasi perekonomian daerah yang lebih kuat dan stabil dalam jangka
panjang. Sejalan dengan berikut ini disampaikan kondisi tenaga kerja di Kabupaten Sambas
menurut jenis kelamin dan tingkat pendidikannya.

Perubahan RPJMD Kabupaten Sambas Tahun 2016-2021 Bab II | 64


Tabel 2.58
Banyaknya Tenaga Kerja di Kabupaten Sambas Tahun 2014 – 2017
Tahun
Tenaga Kerja Dalam Negeri (orang)
2014 2015 2016 2017
Jenis Kelamin
- Laki-laki 7.961 10.094 10.094 147.976
- Perempuan 2.53 3.315 3.315 117.328
Latar Belakang Pendidikan Pencari Kerja
- SD/Sederajat 1.238 1.032 533 221.250
- SLTP/Sederajat 268 217 73 63.641
- SLTA/Sederajat 346 331 122 61.605
- Akademi 155 84 41 3.851
- S1 212 101 33 10.397
- S2 2 0 0 0
Sumber : Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kab. Sambas, 2018

Latar belakang tenaga kerja yang mencari kerja terbanyak adalah pendidikan
SD/sederajat yaitu sebanyak 61,33%. Dibandingkan tahun 2016, pencari kerja yang
berpendidikan SD/sederajat meningkat sebesar 220.717 orang pada tahun 2017. Pencari kerja
pada tahun 2016 sebanyak 802 orang meningkat sebesar 359.942 orang pada tahun 2017
menjadi 360.744 orang.

Pelaksanaan urusan ketenagakerjaan disamping berkaitan dengan permasalahan jumlah


dan kualitas tenaga kerja juga seringkali bersinggungan dengan masalah kesejahteraan tenaga
kerja, hubungan industrial hingga diseminasi data dan informasi perihal ketenagakerjaan.
Sehubungan dengan itu disampaikan data perkembangan ketenagakerjaan di Kabupaten
Sambas sebagai berikut :
Tabel 2.59
Ketenagakerjaan di Kabupaten Sambas Tahun 2014 – 2017
No Jenis Data Satuan 2014 2015 2016 2017
1. - Rata- rata upah minimum Regional Rp 1.450.000 1.650.000 1.839.750 1.839.750
- Rata-rata kebutuhan hidup minimum Rp 1.659.000 1.876.941 - 2.084.441
2. PHK
- Kasus PHK Kasus 8 8 9 15
- Orang Terkena PHK Orang 8 8 19 24
Rasio Rata-rata Penghasilan Pekerja
3. Rp 1.550.000 1.750.000 1.850.000 2. 022.800
Terhadap UMR
4. Angka Rata-rata Jam Kerja Jam 7 7 7 7
5. Angka Partisipasi Pekerja Peserta Astek % 75 75 75 75
Angka Partisipasi Perusahaan Peserta 65
6. % 65 65 65
Astek
7. Angka Partisipasi BPJS Ketenagakerjaan % 75 75 75 75
Angka Partisipasi Perusahaan Peserta 44
8. % 30 30 30
BPJS Ketenagakerjaan
9. Balai Pelatihan Ketenagakerjaan unit 1 1 1 1
10. Pusat Informasi Ketenagakerjaan unit 2 3 3 3
Sumber : Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kab. Sambas, 2018

Rasio rata-rata penghasilan pekerja terhadap UMR meningkat dari tahun 2014 sampai
2017. Rata-rata kenaikan rasio rata-rata penghasilan pekerja terhadap UMR sebesar Rp.
157.600. Kasus PHK juga meningkat di tahun 2017 dari 9 kasus pada tahun 2016 menjadi 15
kasus, dengan orang terkena PHK dari 19 orang menjadi 24 orang.

Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya bahwa keterbatasan jumlah lapangan kerja di


Kabupaten Sambas membuat keinginan masyarakat untuk mencari pekerjaan di luar negeri
menjadi cukup tinggi. Hal ini didukung oleh posisi Kabupaten Sambas yang diperbatasan antara

Perubahan RPJMD Kabupaten Sambas Tahun 2016-2021 Bab II | 65


negara sehingga memudahkan akses masyarakat untuk melakukan perjalanan keluar negeri
dengan biaya yang cukup terjangkau. Selain itu adanya aspek kesamaan budaya dan sejarah
dengan Sarawak Malaysia membuat masyarakat Kabupaten Sambas tidak merasa asing bekerja
di sana. Faktor terakhir lebih bersifat subjektif yakni sebagian masyarakat termotivasi oleh
gambaran kesejahteraan tenaga kerja yang baru kembali dari Malaysia baik dalam hal konsumsi
maupun investasi sehingga membuat mereka menginginkan hal yang sama. Singkatnya dalam
pandangan masyarakat bekerja di Malaysia menjadi alternatif terbaik untuk mengumpulkan
modal usaha, merubah status perekonomian dan sosial keluarga hingga sekedar mencari
pengalaman bekerja di luar negeri. Secara rinci perkembangan jumlah TKI asal Kabupaten
Sambas yang bekerja di luar negeri sebagai berikut :

586
600 501
500 384
400
320 288 322
300 212 233
160 143
200

100

0
2014 2015 2016 2017 2018

TKI Pria TKI Wanita

Sumber : Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kab. Sambas, 2018

Gambar 2.19
Jumlah TKI Kabupaten Sambas di Luar Negeri Tahun 2014 – 2018

Berdasarkan gambar di atas,jumlah TKI Kabupaten Sambas di luar negeripada tahun


2016 adalah yang terendah diantara tahun 2014 sampai 2018 yaitu berjumlah 303 orang,
sedangkan tahun 2018 jumlah TKI Kabupaten Sambas di luar negeri sebanyak 908. Pada tahun
2018 jumlah tenaga kerja yang bekerja di luar negeri meningkat sebesar 291 orang dari tahun
2017. Jumlah TKI Kabupaten Sambas 64,54% adalah laki-laki dan 35,46% perempuan.

B. Urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak


Aspek pelayanan umum urusan pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak
berkaitan dengan pengarusutamaan gender dan pemenuhan hak anak yang diukur dengan 4
indikator yakni persentase partisipasi perempuan di lembaga pemerintah, partisipasi
perempuan di lembaga swasta, ratio KDRT dan penyelesaian pengaduan perlindungan
perempuan dan anak dari tindakan kekerasan. Sampai dengan tahun 2017 capaian keempat
indikator tersebut. Perkembangan capaian indikator urusan pemberdayaan perempuan dan
perlindungan anak pada aspek pelayanan umum di Kabupaten Sambas sebagai berikut :

Perubahan RPJMD Kabupaten Sambas Tahun 2016-2021 Bab II | 66


Tabel 2.60
Capaian Kinerja Urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
Kabupaten Sambas Tahun 2013 – 2017
Capaian
No Indikator Satuan
2013 2014 2015 2016 2017
1. Persentase Partisipasi Perempuan % 64,65 45,20 45,49 - -
di Lembaga Pemerintah
2. Partisipasi Perempuan di Lembaga % 23,65 97,16 97,68 - -
Swasta
3. Ratio KDRT % 0,043 0,020 0,020 - -
4. Penyelesaian Pengaduan % 100,00 47,98 59,14 - -
Perlindungan Perempuan dan Anak
dari Tindakan Kekerasan
Sumber : Dinas P3AP2KB Kab. Sambas, 2018

Selain keempat indikator di atas pengarusutamaan gender menjadi hal yang penting
dalam mendukung keberhasilan pembangunan daerah. Berdasarkan Instruksi Presiden Nomor
9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender dijelaskan bahwa tujuan yang ingin dicapai
adalah menurunnya kesenjangan antara laki-laki dan perempuan dalam hal mengakses dan
memperoleh manfaat pembangunan serta meningkatkan partisipasi dan mengontrol proses
pembangunan. Harapannya akan menghasilkan kebijakan publik yang lebih efektif untuk
mewujudkan pembangunan yang adil dan merata bagi seluruh penduduk Indonesia.
Berkenaan dengan hal tersebut sampai tahun 2017 data-data yang berkenaan dengan
pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak di Kabupaten Sambas sebagai berikut :
Tabel 2.61
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
di Kabupaten Sambas Tahun 2014 - 2017
No. Jenis Data Satuan 2014 2015 2016 2017
Pemberdayaan Perempuan :
1. Kasus kekerasan terhadap perempuan
- KDRT Kasus 34 35 11 13
- Tracfiking Kasus 39 19 2 1
- Pelecehan seksual Kasus 49 76 26 41
- Hukum Kasus 51 56 12 24
2. Jumlah organisasi perempuan Buah 47 30 33 35
3. Kelompok ekonomi perempuan produktif Kelompok 87 87 84 86
4. Proporsi kursi yang diduduki perempuan di
Orang 6 6 6 6
DPRD
Perlindungan Anak :
1. Pelatihan Pendidikan Anak Remaja Kecamatan - 2 4 3
2. Pelatihan Peningkatan Kreatifitas Anak Kecamatan - 2 4 3
3. Penyuluhan bagi ibu rumah tangga dalam Kecamatan - 4 6 -
membangun keluarga sejahtera
4. Penanganan Terpadu Masalah Anak dan Remaja Kecamatan - - 4 25
5. Pencegahan/penanggulangan Kenakalan Remaja Kecamatan - 7 4 3
6. Keterpaduan Program Perlindungan Anak Kecamatan - 3 3 3
dengan program Posyandu
7. Penanggulangan Kenakalan Remaja Terpadu Kegiatan - 9 - -
8. Hari Anak Nasional Kegiatan 1 Kab 1 Kab. 3 Kec. 1 Kab
Sumber : Dinas P3AP2KB Kab. Sambas, 2018

Kasus kekerasan terhadap perempuan rata-rata meningkat pada tahun 2017


dibandingkan tahun 2016, kecuali untuk kasus tracfiking.Jumlah organisasi perempuan dan
Kelompok ekonomi perempuan produktif juga meningkat di tahun 2016. Secara rinci untuk
pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak dapat dilihat pada tabel di atas.

Perubahan RPJMD Kabupaten Sambas Tahun 2016-2021 Bab II | 67


C. Urusan Ketahanan Pangan
Penyelenggaraan urusan ketahanan pangan pada aspek pelayanan umum berkaitan
dengan ketersediaan pangan daerah untuk mencukupi kebutuhan hidup masyarakat. Capaian
pelayanan publik urusan ketahanan pangan diukur melalui 6 indikator yakni ketersediaan
energi dan protein per kapita, penguatan cadangan pangan, ketersediaan informasi pasokan
pangan dan akses pangan daerah, skor pola pangan harapan (PPH), pengawasan dan pembinaan
keamanan pangan dan penanganan daerah rawan pangan. Perkembangan capaian indikator
urusan ketahanan pangan pada aspek pelayanan umum di Kabupaten Sambas sebagai berikut:
Tabel 2.62
Capaian Kinerja Urusan Ketahanan Pangan
di Kabupaten Sambas Tahun 2013 – 2015
Capaian
No Indikator Satuan
2013 2014 2015
1. Ketersediaan Energi dan % 65,36 74 77
Protein Per Kapita
2. Penguatan Cadangan % 48,13 25 54,2
Pangan
3. Ketersediaan Informasi % 47 68 79
Pasokan Pangan dan Akses
Pangan Daerah
4. Skor Pola Pangan Harapan % 70,80 73,90 96,10
(PPH)
5. Pengawasan dan % 57 68 74
Pembinaan Keamanan
Pangan
6. Penanganan Daerah % 50 56 61
Rawan Pangan
Sumber : Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kab. Sambas, 2016

Ketahanan pangan erat kaitannya dengan hasil pertanian khususnya bahan makanan
pokok. Artinya semakin membaik pengembangan pertanian maka semakin meningkatkan
produktivitas pertanian yang pada akhirnya akan meningkatkan ketersediaan pangan daerah.
Perkembangan luas tanam dan produksi padi sawah di Kabupaten Sambas sebagai berikut :
Tabel 2.63
Luas Tanam dan Produksi Padi Sawah di Kabupaten Sambas
Tahun 2013 – 2017
Luas Tanam Luas Panen Produksi Gabah Produktivitas
No Tahun
(Ha) (Ha) (Ton) (Kw/Ha)
1. 2013 97.520 91.981 317.531 34,52
2. 2014 100.515 92.152 308.015 33,42
3. 2015 99.073 101.226 286.502 28,26
4. 2016 38.607 102.376 283.023 28,20
5. 2017 114.693 70.219 206.478 29,4
Sumber :Dinas Pertanian dan Ketahanan PanganKab. Sambas, 2018
Catatan : - Data Luas Tanam dan Luas Panen Padi Sawah sampai dengan bulan Desember 2017
- Data luas panen, produksi gabah dan produktivitas merupakan angka ramalan luas panen, produksi gabah dan
produktivitas Januari – Desember 2017 berdasarkan angka ramalan I BPS Kab. Sambas

Selain mengembangkan komoditas padi sawah juga dikembangkan komoditi bahan


makanan pokok lainnya. Perkembangan luas tanam, panen, produksi dan produktivitas bahan
makanan pokok lainnya secara rinci di Kabupaten Sambas sebagai berikut :

Perubahan RPJMD Kabupaten Sambas Tahun 2016-2021 Bab II | 68


Tabel 2.64
Luas Tanam, Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Tanaman Bahan Makanan
di Kabupaten Sambas Tahun 2015 - 2017
Luas Tanam Luas Panen Produksi Produktivitas
Jenis (Ha) (Ton) (Ton) Kw/Ha
No
Tanaman 201
2015 2016 2017 2015 2016 2017 2015 2017 2015 2016 2017
6
1 Jagung 183 280 1793 37 175 584,5 67 318 1557,7 18,17 18,19 26,65
Kacang 1.286 886 495 1.029 1.219 389 1.901 2.218 270 18,48 18,20 6,94
2
Kedelai
Kacang 1.427 2.705 1.970 1.376 1.294 1.776 1.043 990 1346,5 7,58 7,65 7,58
3
Hijau
Kacang 25 16 22 14 29 27 14 29 27,2 10,09 10 10,06
4
Tanah
5 Ubi Kayu 291 118 209 540 423 242,2 6.154 4.832 4.015 113,97 114,23 165,77
6 Ubi Jalar 147 67 1793 150 144 96,9 1.174 1.143 839 78,25 79,38 86,63
Sumber :Dinas Pertanian Kab. Sambas, 2018
Catatan : - Data Luas Tanam Tahun 2017 sesuai dengan realisasi tanam sampai dengan bulan Desember2017
- Data Luas Panen, produksi dan produktivitas berdasarkan Angka Ramalan I

Sub sektor tanaman bahan makanan merupakan salah satu sub sektor pada sektor
pertanian. Sub sektor ini mencakup tanaman padi (padi sawah dan padi ladang), jagung, ubi
kayu, ubi jalar, kacang tanah, kacang kedelai dan kacang hijau. Secara umum peningkatan
produksi tanaman pangan di Kabupaten Sambas masih sangat dipengaruhi bertambahnya luas
panen. Selain itu, produktivitas juga sangat mempengaruhi produksi. Kondisi demikian
terutama akibat pengaruh faktor alam dan kemampuan petani mengelola usaha pertaniannya.
Berdasarkan data diatas, diantara keenam jenis tanaman bahan makanan tersebut, kacang
hijau memiliki luas tanam yang paling luas meskipun pada tahun 2017 mengalami penurunan
sebesar735 ha dibandingkan tahun 2016, diikuti dengan penurunan luas panen di tahun 2017
namun produksi kacang hijau meningkat sebesar 356,5 ton pada tahun 2017 dibandingkan
tahun 2016.

D. Urusan Pertanahan
Penyelenggaraan urusan pertanahan yang menjadi kewenangan Pemerintah Kabupaten
Sambas pada aspek pelayanan publik berkaitan dengan 9 kewenangan yakni izin lokasi,
pengadaan tanah untuk kepentingan umum, sengketa tanah garapan, ganti rugi, penatapan
subjek dan obyek redistribusi tanah, tanah ulayat, pemanfaatan tanah kosong, izin membuka
tanah dan penggunaan tanah skala kabupaten. Sejalan dengan itu sampai tahun 2017 dari 9
kewenangan daerah dibidang pertanahan baru 3 kewenangan yang telah dilakukan oleh
Pemerintah Kabupaten Sambas yakni izin lokasi, pengadaan tanah untuk kepentingan umum
dan penggunaan tanah skala kabupaten. Pelayanan penerbitan izin lokasi dilakukan berkaitan
dengan kegiatan investasi, pengadaan tanah untuk kepentingan umum dilakukan bagi
menunjang pelaksanaan kegiatan pembangunan yang dilakukan oleh instansi baik Pusat,
Provinsi Kalimantan Barat dan Kabupaten Sambas dan penggunaan tanah skala kabupaten
berupa pengaturan peruntukan lahan melalui rencana tata ruang wilayah Kabupaten Sambas.
Tanah merupakan sumber daya yang penting dan strategis karena menyangkut hajat
hidup seluruh masyarakat yang sangat mendasar. Pengelolaan urusan pertanahan diperlukan
untuk mendukung keseluruhan elemen pelaksanaan pembangunan wilayah yang berkelanjutan.
Berdasarkan Undang-undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Pokok-Pokok Agraria (UUPA)
ditegaskan bahwa negara menjamin hak-hak masyarakat atas tanahnya dan memberikan

Perubahan RPJMD Kabupaten Sambas Tahun 2016-2021 Bab II | 69


pengakuan atas hak-hak atas tanah yang ada. Sejalan dengan itu perkembangan jumlah dan
luasan tanah yang telah bersertifikat di Kabupaten Sambas sebagai berikut :

Tabel 2.65
Pertanahan di Kabupaten Sambas Tahun 2013 – 2017

Pertanahan 2013 2014 2015 2016 2017


A. Jumlah Tanah Yang Bersertipikat
1. Hak Milik (Buah) 1.558 1.322 40.727 175 5.002
2. Hak Guna Bangunan (Buah) 11 25 313 2 7
3. Hak Guna Usaha (Buah) 16 1 55 1 5
4. Hak Pakai (Buah) - 50 221 7 16
5. Hak Milik Wakaf (Buah) - 5 16 - -
B. Luas Tanah Yang Bersertifikat
1. Hak Milik - 269,85 (Ha) 185.979.423 (M2) 1.506.312 (M2) 14.260.359 (M2)
2. Hak Guna Bangunan - 40,83 (Ha) 1.120.622 (M2) 76 (M2) 334 (M2)
3. Hak Guna Usaha - 6.425.398 (Ha) 249.174,02 (Ha) 81,1 (Ha) 3.523 (Ha)
4. Hak Pakai - 28,44 (Ha) 1.715.661 (M2) 100.117 (M2) 329.966 (M2)
5. Hak Milik Wakaf - 0,33 (Ha) 17.067 (M2) - -
Sumber : Buku Profil Kabupaten Sambas, 2018.

E. Urusan Lingkungan Hidup


Penyelenggaraan urusan lingkungan hidup pada aspek pelayanan publik bertujuan untuk
menciptakan kondisi lingkungan hidup yang tetap lestari sejalan dengan perkembangan
kehidupan manusia dan aktivitas pembangunan daerah. Berbagai kegiatan pembangunan yang
dilakukan tentunya akan berpengaruh pada kualitas dan daya dukung lingkungan sehingga
menimbulkan berbagai bencana dan kerusakan seperti kebakaran hutan, pencemaran air,
gangguan daerah aliran sungai (DAS) dan kerusakan lingkungan hidup lainnya akibat dari
konversi lahan yang tidak terkendali.
Pencemaran disebabkan tingginya nilai konsentrasi parameter-parameter kualitas air,
seperti bioxemical oxigen demand, chemical oxigen demand dan ammonia sedangkan
sedimentasi sungai disebabkan adanya kegiatan pembukaan lahan (perkebunan, pertanian,
pertambangan di daerah hulu sungai, dan erosi air limpasan permukaan (surface run off).
Demikian pula halnya dengan genangan dan banjir terjadi sebagai akibat dari berkurangnya
daya tampung sungai terhadap limpahan air sebagai implikasi menurunnya kemampuan lahan
mengikat air, pendangkalan sungai dan geomorfologi. Lebih lanjut abrasi pantai disebabkan
oleh rusaknya vegetasi sepanjang pantai (eksploitasi yang kurang terkendali) yang menggangu
kuantitas, kualitas dan keragaman fauna akuatis di wilayah tersebut. Selain itu abrasi pantai
juga disebabkan oleh dinamika ombak dan arus laut.
Berikutnya kebakaran hutan dan lahan terjadi dikarenakan oleh aktivitas pembakaran
hutan dan lahan oleh perusahaan ataupun sebagian masyarakat yang menyebabkan
berkurangnya keanekaragaman hayati flora dan fauna. Dampak dari kebakaran hutan adalah
pencemaran udara yang pada ambang batas tertentu sehingga menimbulkan penyakit ISPA.
Pada akhirnya kualitas lingkungan hidup yang semakin menurun mengancam kelangsungan
hidup manusia dan makhluk hidup lainnya sehingga perlu dilakukan perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup yang sungguh-sungguh dan konsisten oleh semua pemangku
kepentingan. Secara rinci jumlah kawasan lindung, kasus pencemaran dan plasma nuftah di
Kabupaten Sambas sebagai berikut :

Perubahan RPJMD Kabupaten Sambas Tahun 2016-2021 Bab II | 70


Tabel 2.66
Jumlah Kawasan Lindung, Kasus Pencemaran dan Plasma Nutfah

No Lingkungan Hidup Satuan 2013 2014 2015 2016 2017


1. Jumlah Kawasan Lindung (Buah)
- Cagar Alam Buah 1 1 1 1 1
- Hutan Suaka Alam Buah 1 1 1 1 1
- Hutan Lindung Buah 5 5 5 5 5
- Cagar Budaya Buah 6 6 6 6 6
2. Jumlah Kasus Pencemaran (Kasus)
- Tanah Ha 0 0 0 0 0
- Air Sampel 1 1 34 11 45
- Udara Sampel 0 0 18 9 9
- Laut Ha 0 0 0 0 0
3. Plasma Nutfah di Lindungi (Jenis)
- Hewan Jenis 11 11 11 11 11
- Tumbuhan Jenis 10 10 10 10 10
4. Plasma Nutfah Terancam Punah (Jenis)
- Hewan Jenis 11 11 11 11 11
- Tumbuhan Jenis 10 10 10 10 10
5. Plasma Nutfah Endemik (Jenis)
- Hewan Jenis 2 2 2 2 2
- Tumbuhan Jenis 1 1 1 1 1
Sumber : Buku Profil Kabupaten Sambas, 2018.

Kabupaten Sambas merupakan daerah rawan terjadinya kebakaran hutan dan lahan. Hal
ini dikarenakan oleh sebaran lahan gambut dan kondisi cuaca panas yang lama saat musim
kemarau serta kegiatan pembukaan lahan baik yang dilakukan oleh perusahaan perkebunan
maupun masyarakat. Sampai tahun 2017 jumlah kejadian kebakaran hutan dan lahan yang
terjadi di 20 desa Kabupaten Sambas pada 13 Kecamatan dengan luasan sebesar 131 ha. Secara
perkembangan kejadian kebakaran hutan di Kabupaten Sambas sebagai berikut :
Tabel 2.67
Insidensial Kebakaran Hutan dan Lahan
di Kabupaten Sambas Tahun 2013 - 2017

Kejadian 2013 2014 2015 2016 2017


Kebakaran Hutan dan Lahan
- Lokasi Kebakaran
4 5 2 2 13
Hutan
- Luas Areal yang
1.301 5.304,80 51 112 131
Terbakar (Ha)
Sumber : Buku Profil Kabupaten Sambas, 2017.

F. Urusan Administrasi Kependudukan dan Pencatatan Sipil


Penyelengaraan urusan administrasi kependudukan dan pencatatan sipil pada aspek
pelayanan umum berkaitan dengan hak warga negara untuk memperoleh penegasan status
administrasi kependudukannya. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang
Administrasi Kependudukan ditegaskan bahwa setiap penduduk berhak untuk memperoleh
dokumen kependudukan dan pelayanan yang sama dalam hal pendaftaran penduduk dan
pencatatan sipil. Sejalan dengan itu maka kegiatan pendaftaran penduduk menjadi kewajiban
pemerintah, artinya pemerintah termasuk pemerintah daerah wajib melakukan pendataran
seluruh penduduk yang ada diwilayahnya untuk diberikan dokumen kependudukan sebagai
penegasan status kependudukan masyarakat. Regulasi tersebut mengamanatkan pemerintah
untuk bersifat aktif. Hal ini sejalan dengan paradigma baru yang memandang bahwa data

Perubahan RPJMD Kabupaten Sambas Tahun 2016-2021 Bab II | 71


penduduk yang valid merupakan kepentingan pemerintah. Data penduduk yang valid tentunya
bernilai sangat strategis dalam mendukung berbagai agenda pembangunan, ekonomi, sosial
hingga penyelenggaraan demokrasi di Indonesia.
Capaian penyelenggaraan urusan administrasi kependudukan dan pencatatan sipil pada
aspek pelayanan umum diukur menggunakan 7 indikator yakni rasio penduduk ber KTP per
satuan penduduk, rasio bayi berakta kelahiran, pasangan berakta nikah, kepemilikan KTP,
kepemilikan akta kelahiran per 1.000 penduduk, ketersediaan database kependudukan skala
kabupaten dan penerapan KTP nasional berbasis NIK. Perkembangan capaian ketujuh indikator
di atas sebagai berikut :
Tabel 2.68
Capaian pada Urusan Administrasi Kependudukan dan Pencatatan Sipil
Kabupaten Sambas Tahun 2013 – 2017
Capaian
No Indikator Satuan
2013 2014 2015 2016 2017
1. Rasio Penduduk ber KTP per satuan 0,76 0,77 0,85 0,87 0,89
Penduduk
2. Rasio Bayi Berakta Kelahiran 0,69 0,6 0,89 0,92 0,94
3. Pasangan Berakta Nikah 1261 1608 2039 5.032 78.171
4. Kepemilikan KTP % 74,7 77,72 85 86 89,30
5. Kepemilikan Akta Kelahiran per % 40,99 48,41 52,4 52,6 60,70
1.000 Penduduk
6. Ketersediaan Database Ada/ Ada Ada Ada Ada Ada
Kependudukan Skala Kabupaten Tidak Ada
7. Penerapan KTP Nasional Berbasis Sudah/ Sudah Sudah Sudah Sudah Sudah
NIK Belum
Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Sambas

Rasio Penduduk ber KTP per satuan penduduk merupakan perbandingan antara jumlah
penduduk usia > 17 yang ber KTP dengan jumlah penduduk usia > 17 atau telah menikah.
Berdasarkan tabel di atas, rasio penduduk ber KTP tahun 2017rasio penduduk yang telah
membuat KTP adalah sebanyak 0,89 % naik sekitar 0,02% dari tahun 2016.
Rasio bayi berakta kelahiran pada tahun 2016 adalah 0,92 naik sebesar 0,02 menjadi 0,94
pada tahun 2017.Pasangan Berakta Nikah adalah pencatatan perkawinan khusus penduduk non
muslim yang melaporkan dan mencatatkan pernikahannya di Dinas Kependudukan dan Catatan
Sipil Kabupaten Sambas. Penduduk yang melaporkan perkawinannya pada tahun 2016
sebanyak 2.389 pasang meningkat menjadi 2.739 pasang pada tahun 2017.
Selain capaian ketujuh indikator di atas, berikut ini juga disampaikan data perkembangan
kependudukan dan catatan sipil di Kabupaten Sambas yakni :
Tabel 2.69
Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Sambas Tahun 2013 - 2017

No. Kependudukan dan Catatan Sipil Satuan 2013 2014 2015 2016 2017

1. Jumlah Penduduk Wajib KTP Orang 470.649 440.848 434.292 438.711 443.953
2. Jumlah Penduduk Yang Memiliki KTP Orang
470.652 338.499 337.754 349.654 379.419
Berdasarkan Jenis Kelamin
a. Laki-laki Orang 240.924 170.523 170.419 179.263 -
b. Perempuan Orang 229.728 167.976 167.335 170.391 -
3. Jumlah Penduduk > 17 tahun yang ber KTP Orang n/a
- 337.332 349.151 383.771
berdasarkan Jenis Kelamin
a. Laki-laki Orang - - 170.209 179.224 -
b. Perempuan Orang - - 167.123 169.927 -
4. Jumlah penduduk > 17 tahun yang telah Orang -
- 290.298 351.460 286.853
menikah
5. Jumlah penduduk menurut jenis kelamin Orang - - 627.432 627.837 633.182

Perubahan RPJMD Kabupaten Sambas Tahun 2016-2021 Bab II | 72


No. Kependudukan dan Catatan Sipil Satuan 2013 2014 2015 2016 2017

a. Laki-laki Orang - - 321.900 322.295 323.027


b. Perempuan Orang 305.532 305.542 310.155
6. Jumlah Pasangan Nikah Berakta Nikah Pasang 8.620 - - 5.032 78.171
7. Jumlah keseluruhan pasangan nikah Pasang - 145.130 150.283 286.856
8. Jumlah Penduduk yang telah memiliki KK Orang 159.647 163.968 171.227 171.715 171.099
9. Jumlah Penduduk yang telah memiliki Akta Orang 74.202 125.594 128.361 160.474 633.182
Kelahiran
10. Jumlah Keluarga KK - - - 178.333 171.099
11. Jumlah Anak Anak - - - 203.971 304.596
Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Sambas (Juni 2018)
Catatan : Data yang digunakan dari bulan Desember 2017 sampai sekarang adalah database pelayanan di Dinas Kependudukan
dan Pencatatan Sipil Kab. Sambas (Data pada aplikasi SIAK (Sistem Informasi Administrasi Kependudukan).

Berdasarkan tabel di atas, jumlah penduduk yang memiliki KTP sekitar 85,46% dari total
penduduk yang wajib KTP atau kurang sekitar 64.534 orang yang belum memiliki
KTP.Penduduk Kabupaten Sambas sudah 100% memiliki akta kelahiran, dari 633.182 orang
penduduk Kabupaten Sambas, 633.182 orang sudah memiliki akta kelahiran. Jumlah pasangan
nikah berakta nikah pada tahun 2017 meningkat sebesar 73.139 pasang dari tahun 2016.

G. Urusan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa


Penyelenggaraan urusan pemberdayaan masyarakat dan desa pada aspek pelayanan
publik bertujuan untuk menciptakan kemandirian masyarakat dan pemerintah desa dalam
menyelenggarakan pemerintahan dan pembangunan desa di segala bidang berbasis pada
kekuatan dan kearifan masyarakat desa. Khusus dalam penyelenggaraan pemerintahan desa
diarahkan pada peningkatan kapasitas pemerintahan desa dan peningkatan kualitas pelayanan
dan pembangunan desa.Sampai tahun 2017 penyelenggaraan urusan pemberdayaan
masyarakat dan desa pada aspek pelayana publik telah berjalan dengan baik. Hal ini didukung
oleh ketersediaan sumber daya manusia, keuangan hingga regulasi. Perkembangan jumlah
aparatur pemerintah desa menurut tingkat pendidikannya tersaji berikut ini :
Tabel 2.70
Jumlah Aparat Pemerintahan Desa Menurut Tingkat Pendidikan (orang)
di Kabupaten Sambas Tahun 2013 – 2017

Aparat Pemerintahan Desa 2013 2014 2015 2016 2017

1. Tamat SD atau sederajat 234 241 250 119 115


2. SLTP dan sederajat 379 352 384 184 177
3. SMA dan sederajat 788 754 788 1.287 1.292
4. Sarjana Muda (D1 - D3) 18 33 36 188 208
5. Sarjana (D4/S1) 55 53 54 348 384
Sumber : Dinas Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat Desa Kabupaten Sambas, September 2018.

Berdasarkan tabel di atas, jumlah perangkat desa di Kabupaten Sambastahun


2017berdasarkan tingkat pendidikan Sarjana sebanyak 384 orang meningkat sebanyak 36
orang dibanding tahun 2016, Sarjana Muda sebanyak 208 orang, SMA dan sederajat 1.292
orang, SLTP dan sederajat sebanyak 177orang, tamat SD dan sederajat sebayak 115 orang. Total
aparat pemerintahan pada tahun 2017 sebanyak 2.176 orang, meningkat sebanyak 50 orang
dibandingkan tahun 2015.

Perubahan RPJMD Kabupaten Sambas Tahun 2016-2021 Bab II | 73


Tabel 2.71
Jumlah Organisasi Kemasyarakatan di Kabupaten Sambas
Tahun 2014 – 2016
Jenis Organisasi Capaian
No.
Kemasyarakatan 2014 2015 2016
1. Organisasi Kemasyarakatan 49 49 49
2. Lembaga Swadaya Masyarakat 28 28 28
3. Organisasi Profesi 8 8 8
4. Yayasan 8 8 8
5. Sanggar 3 3 3
Jumlah 96 96 96
Sumber : Kantor Kesbangpolinmas Kabupaten Sambas, 2017.

Pemberdayaan masyarakat dibidang politik tergambar dari kesadaran masyarakat untuk


ikut terlibat dalam proses politik dan penyelenggaraan pemerintahan. Sarana bagi keterlibatan
masyarakat dalam proses politik dan penyelenggaraan pemerintahan dapat berupa organisasi
sosial kemasyarakatan. Sampai dengan tahun 2016 jumlah organisasi sosial kemasyarakatan di
Kabupaten Sambas yang terdaftar sebanyak 96 lembaga. Secara rinci perkembangan organisasi
kemasyarakatan di Kabupaten Sambas ditunjukkan oleh Tabel 2.72.
Pemberdayaan masyarakat desa juga tergambarkan dari jumlah organisasi pembinaan
kesejahteraan keluarga (PKK) yang aktif dan pos pelayanan terpadu (posyandu) dengan
klasifikasi mandiri. Sampai dengan tahun 2017 jumlah PKK aktif yang ada di Kabupaten Sambas
sebanyak 213 terdiri dari 1 PKK Kabupaten Sambas, 19 PKK kecamatan dan 193 PKK desa.
Jaringan PKK desa tersusun hingga tingkat paling bawah yakni kelompok PKK dusun, kelompok
PKK RT/RW dan dasawisma.
Sementara untuk jumlah posyandu yang terdaftar sampai dengan tahun 2017 sebanyak
551 posyandu dengan posyandu aktif sebanyak 192 atau 34,85%, dengan pelaksanaan kegiatan
pelayanan sebanyak 12 kali dalam setahun (1 kali dalam 1 bulan). Adapun rincian dari strata
posyandu tersebut terdiri dari 33 mandiri, 159 purnama, 323 madya dan 36 pratama.

H. Urusan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana


Penyelenggaraan urusan pengendalian penduduk dan keluarga berencana pada aspek
pelayanan umum bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pengendalian
pertumbuhan penduduk. Upaya tersebut secara operasional dilakukan dengan cara mengatur
jarak kelahiran sehingga memungkinkan keluarga dapat berkembang secara berkualitas baik
perekonomian maupun sosial budayanya. Penduduk memang merupakan sumber daya strategis
bagi pembangunan daerah, namun jika pertumbuhannya tidak terkendali dengan baik maka
justru akan menimbulkan hal yang sebaliknya. Aspek pelayanan umum urusan pengendalian
penduduk dan keluarga berencana diukur melalui 4 indikator yakni rata-rata jumlah anak per
keluarga, rasio akseptor KB, cakupan peserta KB aktif dan keluarga pra sejahteradan keluarga
sejahtera I. Perkembangan capaian urusan pengendalian penduduk dan keluarga berencana di
Kabupaten Sambas sebagai berikut :

Perubahan RPJMD Kabupaten Sambas Tahun 2016-2021 Bab II | 74


Tabel 2.73
Capaian Kinerja Urusan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana
Kabupaten Sambas Tahun 2013 – 2017
Capaian
No Indikator Satuan
2013 2014 2015 2016 2017
1. Rata-rata Jumlah Anak % 3,16 3,16 3,16 2,92 2,92
Per Keluarga
2. Rasio Akseptor KB % 66,51 65,77 69,36 69,40 69,62
3. Cakupan peserta KB Aktif % 96,86 103,17 109,42 116,02 107,22
4. Keluarga Pra Sejahtera % 24,04 22,8 22,8 - -
dan Keluarga Sejahtera I
Sumber : Dinas P3AP2KB Kabupaten Sambas, 2018.

Selain kinerja keempat indikator di atas, berikut ini disajikan data perkembangan
keluarga berencana dan keluarga sejahtera di Kabupaten Sambas sebagai berikut :
Tabel 2.74
Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera
di Kabupaten Sambas Tahun 2014 –2017
Capaian
No Jenis Data Satuan
2014 2015 2016 2017
Keluarga Berencana :
1. Jumlah PUS PUS 104.137 111.176 111.743 112.760
2. Jumlah peserta KB aktif PA 68.491 77.109 77.493 78.506
- IUD pcs 2.611 2.944 3.004 3.614
- MOW / KW akseptor 970 1.171 1.182 1.595
- MOP / KP akseptor 423 450 438 454
- Kondom Lusin 1.432 1.688 1.723 1.588
- Implan pcs 3.564 4.067 4.240 4.498
- Suntik nial 26.995 32.571 33.548 3.459
- Pil strip 32.496 34.218 33.358 32.166
3. Jumlah peserta KB baru PB 13.074 16.444 6.260 17.518
4. Sarana pelayanan KB
- Klinik KB klinik 50 50 50 51
- PPKBD PPKBD 184 184 184 190
5. Jumlah kelompok reproduksi remaja kelompok 25 14 14 28
Keluarga Sejahtera :
1. Jumlah kelompok bina keluarga balita Kelompok 17 81 81 59
2. Jumlah kelompok bina keluarga
Kelompok 9 14 14 13
remaja
3. Jumlah kelompok bina keluarga lansia Kelompok 72 76 76 10
4. Jumlah keluarga sejahtera
- Pra KS KK 6.741 - - -
- KS I KK 29.123 - - -
- KS II KK 62.123 - - -
- KS III KK 47.265 - - -
- KS III + KK 12.046 - - -
5. Pelatihan tenaga pendamping
Kegiatan - - - -
kelompok bina keluarga balita
6. Fasilitasi dukungan institusi dan
Kelompok 2 14 14 19
partisipasi masyarakat
7. Sosialisasi pada Kelompok KB Kelompok - 4 - 3
8. Sosialisasi Fasilitasi Dukungan
Kelompok - 4 - 1
Institusi dan Partisipasi Masyarakat
9. Pelatihan Kader Posyandu Kegiatan 1 1 - 1
10. Sosialisasi Terpadu Posyandu
Kegiatan - 4 - 1
Terintegrasi
Sumber : Dinas P3AP2KB Kabupaten Sambas, 2018.

I. Urusan Perhubungan
Penyelenggaraan urusan perhubungan pada aspek pelayanan umum berkaitan dengan
konektivitas antar wilayah yang mendukung kelancaran manusia, barang dan jasa baik bagi
kepentingan individu maupun perekonomian daerah. Pelayanan transportasi yang baik akan
mempermudah mobilisasi manusia, barang dan jasa yang akhirnya mampu mendorong

Perubahan RPJMD Kabupaten Sambas Tahun 2016-2021 Bab II | 75


perekonomian daerah, menekan disparitas harga barang dan jasa antar wilayah serta
ketersambungan antara daerah sentra produksi dan wilayah distribusi serta pasar. Kinerja
aspek pelayanan umum pada penyelenggaraan urusan perhubungan diukur melalui 3 indikator
yakni jumlah terminal, jumlah dermaga/steigher dan jumlah pemasangan rambu-rambu/RPPJ.
Perkembangan capaian kinerja ketiga indikator di atas sebagai berikut :
Tabel 2.75
Capaian Kinerja Urusan Perhubungan di Kabupaten Sambas Tahun 2013 – 2017
Capaian
No Indikator Satuan
2013 2014 2015 2016 2017
1. Jumlah Terminal Unit 6 6 6 6 6
Jumlah
2. Unit 169 196 209 226 250
Dermaga/Steigher
Jumlah Pemasangan
3. unit 237 291 371 1.044 1.044
Rambu-rambu/RPPJ
Sumber : Dinas Perhubungan Kabupaten Sambas, 2018.

Selain capaian ketiga indikator di atas penyelenggaraan pelayanan umum urusan


perhubungan juga berkaitan dengan ketersediaan sarana dan prasarana transportasi baik alat
angkutan pedalaman/transportasi, transportasi darat maupun transportasi laut. Perkembangan
ketiga alat transportasi tersebut sebagai berikut :

Tabel 2.76
Sarana dan Prasarana Transportasi di Kabupaten Sambas Tahun 2014 – 2017
Capaian
No Jenis Angkutan Satuan
2014 2015 2016 2017
1. Alat Angkutan Pedalaman /Transport Air
a. Kapal Motor Unit 66 66 66 66
b. Long Boat Unit 102 127 - -
2. Transportasi Darat
a. Angkutan Jalan
Terminal (kelas C) Unit 7 6 6 6
Jumlah pemasangan 1.044 1.044
rambu-rambu
Unit 306 371
Jembatan timbang Unit - - - -
b. Angkutan penyeberangan
Dermaga komersil Unit 10 10 4 4
Dermaga perintis Unit 4 4 4 4
Kapal fery Unit 2 2 3 3
3. Transportasi laut
Pelabuhan Unit 2 2 4 4
Menara mercusuar Unit 2 4 4 4
Sumber : Dinas Perhubungan Kabupaten Sambas, 2018.

J. Urusan Komunikasi dan Informatika


Penyelenggaraan urusan komunikasi dan informatika pada aspek pelayanan umum
berkaitan dengan pembangunan penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik yang
berbasis teknologi informasi untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan yang bersih,
transparan, akuntabel dan melayani. Sejalan dengan Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2003
tentang penyelenggaraan pemerintahan berbasis elektronik (e-government) maka Pemerintah
Kabupaten Sambas dituntut melakukan transformasi manajemen dan proses kerja dilingkungan
pemerintah secara efektif, efisien dan akuntabel.

Perubahan RPJMD Kabupaten Sambas Tahun 2016-2021 Bab II | 76


Tabel 2.77
Perkembangan Sarana Telekomunikasi di Kabupaten Sambas Tahun 2013 - 2017
No JENIS DATA Satuan 2013 2014 2015 2016 2017
1. Penyedia jaringan internet Buah
2. Telekomunikasi
a. Stasiun Relay Unit 9 9 9 10 10
b. Website Daerah Unit 1 1 1 1 1
c. Jenis Surat Kabar Yang Masuk Daerah
- Lokal Buah 15 15 15 - 15
- Nasional Buah 7 7 7 - 7
d. Jumlah Penyiaran Media Elektronik Yang Masuk Daerah
- TV Channel 2 2 1 1 1
- Radio Channel 5 5 5 5 5
Sumber : Dinas Komunikas dan Informatika Kabupaten Sambas, 2018.

Sampai tahun 2017 beberapa layanan publik sudah diarahkan untuk memanfaatan
teknologi informasiseperti LPSE, pelaksanaan ujian akhir berbasis komputer pada beberapa
sekolah, layanan informasi perijinan, serta layanan portal www.sambas.go.id.Kemajuan
teknologi komunikasi dan informasi sesungguhnya merubah landskap kehidupan termasuk
didalamnya hubungan antara pemerintah dengan masyarakat dan multistakeholder lainnya.
Proses penyelenggaraan pemerintahan, perencanaan dan pelaksanaan pembangunan serta
pelayanan publik akan berjalan semakin transparan, murah dan mudah. Sejalan dengan itu
perkembangan sarana telekomunikasi di Kabupaten Sambas sebagaimana ditunjukkan oleh
Tabel 2.78.

K. Urusan Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah (UKM)


Penyelenggaraan urusan koperasi, usaha kecil dan menengah pada aspek pelayanan
umum bertujuan untuk mendorong tumbuh dan meningkatnya kontribusi sektor riil terhadap
perekonomian daerah. Koperasi sebagai soko guru perekonomian yang dijalankan berbasis
komunitas dengan ciri semangat gotong royong sesungguhnya menjadi potensi yang luar biasa.
Namun dalam tataran realitas tidak banyak koperasi yang mampu berkembang secara baik dan
mengambil perannya sebagai tulang punggung perekonomian daerah. Masih diperlukan
berbagai kebijakan dan dorongan untuk membuat koperasi mampu memainkan perannya
secara maksimal baik berkenaan dengan aspek modal, manajemen hingga optimalisasi pasar.
Hal serupa juga dialami sektor usaha kecil dan menengah di Kabupaten Sambas. Meskipun
diyakini pengembangan sektor UKM sangat potensial bagi penguatan perekonomian daerah
untuk jangka panjang, namun pada tataran operasionalnya masih banyak kendala sehingga
membuat kinerja kebijakan pengembangan UKM belum signifikan berkontribusi bagi
pertumbuhan ekonomi daerah.
Selanjutnya penyelenggaraan urusan koperasi dan UKM pada aspek pelayanan umum
diukur melalui 4 indikator yakni persentase koperasi aktif, jumlah UKM non BPR/LKM, jumlah
BPR/LKM dan usaha mikro dan kecil. Perkembangan capaian kinerja urusan koperasi dan UKM
di Kabupaten Sambas sebagai berikut :

Perubahan RPJMD Kabupaten Sambas Tahun 2016-2021 Bab II | 77


Tabel 2.79
Capaian Kinerja Urusan Koperasi dan UKM di Kabupaten Sambas Tahun 2013 - 2017
Capaian
No Indikator Satuan
2013 2014 2015 2016 2017
1 Persentase Koperasi Aktif % 64,98 65,53 67,64 68,38 69,42
2 Jumlah UKM Non Buah 7.955 8.984 13.373 16.114 16.562
BPR/LKM
3 Jumlah BPR/LKM Buah 6 6 6 6 6
4 Usaha Mikro dan Kecil % 98,91 98,85 98,88 99,03 99,05
Sumber : Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Sambas, 2018.

Berdasarkan tabel di atas, ada 69,42% koperasi aktif dari total 363 koperasi di Kabupaten
Sambas atau sebanyak 252 koperasi aktif. Jumlah koperasi aktif meningkat pada tahun 2017
sebesar 1,04 % dari tahun 2016.
Selanjutnya perkembangan jumlah UKM menurut jenis usaha beserta aset dan omsetnya
di tahun 2017 sebagai berikut :
Tabel 2.80
Rekapitulasi Usaha Mikro Berdasarkan Bidang Usaha
di Kabupaten Sambas Tahun 2017
Jumlah Jumlah Tenaga Jumlah
Bidang Usaha Unit Kerja Tenaga Jumlah Aset Jumlah Omset
Usaha Lk Pr Kerja
Bidang Kuliner 589 496 112 608 6.077.105.500 38.871.579.500
Bidang Fashion 816 966 53 1.019 14.003.340.000 43.302.677.100
Bidang Agrobisnis 8.671 7.894 4.542 12.436 64.049.131.200 245.922.366.355
Lainnnya 4.323 4.673 269 4.942 129.505.840.000 321.293.447.660
JUMLAH 14.399 14.029 4.976 19.005 213.635.416.700 649.390.070.615
Sumber : Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan Kab.Sambas (Desember 2017) .

Jenis usaha mikro juga menjadi penopang perkembangan ekonomi daerah pada sektor riil.
Tahun 2017unit usaha mikro terbanyak pada bidang agrobisnis yaitu sebesar 8.671 unit usaha
dengan jumlah tenaga kerja terbanyak sebesar 12.436.

Berdasarkan jenis bidang usaha maka usaha kecil di Kabupaten Sambas sama halnya
dengan UKM yakni pada 7 jenis bidang usaha sebagai berikut :
Tabel 2.81
Rekapitulasi Usaha Kecil Berdasarkan Bidang Usaha
di Kabupaten Sambas Tahun 2017
Jumlah Jumlah Tenaga Jumlah
Jenis Usaha Unit Kerja Tenaga Jumlah Aset Jumlah Omset
Usaha Lk Pr Kerja
Bidang Kuliner 42 19 4 23 349.690.000 1.739.190.000
Bidang Fashion 75 26 1 27 6.339.300.000 3.103.000.000
Bidang Agrobisnis 432 535 8 543 35.971.209.000 142.253.774.000
Bidang Teknologi Internet 5 2 - 2 475.000.000 270.000.000
Lainnnya 1.452 2.115 15 2.130 203.480.330.000 299.514.541.500
JUMLAH 2.006 2.697 28 2.725 246.615.529.000 446.880.505.500
Sumber : Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan Kab.Sambas (Desember 2017)

Disamping kontribusi yang diberikan oleh sektor UKM dan usaha mikro pertumbuhan
ekonomi Kabupaten Sambas tahun 2017 juga disumbangkan oleh sektor usaha menengah yang
bergerak di 7 jenis usaha dengan rincian sebagai berikut :

Perubahan RPJMD Kabupaten Sambas Tahun 2016-2021 Bab II | 78


Tabel 2.82
Rekapitulasi Usaha Menengah Berdasarkan Bidang Usaha
di Kabupaten Sambas Tahun 2017
Jumlah Jumlah Jumlah
Jenis Usaha Unit Tenaga Kerja Tenaga Jumlah Aset Jumlah Omset
Usaha Lk Pr Kerja
Bidang Kuliner 1 - - - 50.000.000 97.000.000
Bidang Fashion 1 10 - 10 900.000.000 1.800.000.000
Bidang Agrobisnis 51 1.141 - 1.141 143.099.457.500 170.568.315.000
Lainnnya 104 940 - 940 70.691.688.360.000 1.150.421.000.000
JUMLAH 157 2.091 - 2.091 70.835.737.817.500 1.322.886.315.000
Sumber : Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan Kab.Sambas (Desember 2017)

Perkembangan koperasi sebagai lembaga perekonomian khas Indonesia di Kabupaten


Sambas hingga tahun 2017 adalah363unit dengan jumlah koperasi aktif sebanyak 252 koperasi.
Perkembangan koperasi sejak tahun 2013 hingga tahun 2017 tersaji berikut ini :
Tabel 2.83
Perkembangan Usaha Koperasi di Kabupaten Sambas Tahun 2013 - 2017
Tahun
No Uraian
2013 2014 2015 2016 2017
1. Jumlah Koperasi 317 322 343 351 363
2. Jumlah Koperasi Aktif 206 211 232 240 252
Jumlah Koperasi
111 111 111 111
3. Kurang Aktif 111
4. Jumlah Anggota 33.450 34.311 34.704 22.258 30.489
5. Jumlah Pengurus 1.270 1.290 1.353 1.385 -
6. Jumlah Pengawas 951 1.029 1.053 -
7. Jumlah Manager 37 41 41 29 -
8. Jumlah Tenaga Kerja 115 122 122 84 -
9. Jumlah Modal Sendiri 601.300.649.000 38.161.859.000 3.530.650.000 11.816.280.140 4.989.000.000
10. Jumlah Modal Luar 17.156.795.700 31.034.520.000 3.103.452.000 14.674.465.102 19.300.000.000
11. Volume Usaha (Rp.) 28.867.990.000 22.622.430.000 22.622.430.000 17.705.516.000 11.669.000.000
12. Sisa Hasil Usaha (Rp.) 1.292.613.000 2.078.803.000 2.078.800.000 1.478.211.075 1.210.000.000
Sumber : Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Sambas, 2018.

Berdasarkan tabel di atas selama 5 (lima) tahun terakhir dari tahun 2013 hingga 2017
jumlah koperasiterus meningkat, koperasi aktif mengalami rata-rata pertumbuhan sebesar
5,21%. Jumlah modal sendiri mengalami penurunan pada tahun 2017 dibandingkan tahun 2016
sedangkan jumlah modal luar sebaliknya mengalami kenaikan dari tahun 2016.
Jika dilihat dari jenisnya maka di Kabupaten Sambas tahun 2017 setidaknya ada 8 jenis
koperasi yakni Koperasi Unit Desa (KUD), Koperasi Pegawai Negeri (KPN), Koperasi
Perkebunan (KOPBUN), Koperasi Pertanian (KOTAN), Koperasi Nelayan (KOPNEL), Koperasi
Karyawan (KOPKAR), Koperasi Serba Usaha (KSU) dan koperasi. Jumlah dan sebaran ke 8 jenis
koperasi tersebut sebagai berikut :
Tabel 2.84
Koperasi Menurut Jenisnya di Kabupaten Sambas Tahun 2017
KOP. KOP. KOP.
No. Kecamatan KUD KPN KOP.KAR KSU KOP.
BUN TAN NEL
1. Selakau 3 1 0 1 2 0 0 7
2. Selakau Timur 1 0 1 2 0 0 0 3
3. Pemangkat 3 3 0 2 2 3 6 18
4. Semparuk 3 0 0 1 0 1 0 5
5. Salatiga 1 0 0 0 0 0 1 2
6. Tebas 6 1 6 3 0 2 4 19
7. Tekarang 0 0 0 2 0 0 1 3

Perubahan RPJMD Kabupaten Sambas Tahun 2016-2021 Bab II | 79


KOP. KOP. KOP.
No. Kecamatan KUD KPN KOP.KAR KSU KOP.
BUN TAN NEL
8. Sambas 1 24 3 1 0 4 7 39
9. Subah 4 0 38 1 0 0 0 3
10. Sebawi 1 0 0 0 0 0 1 1
11. Sajad 0 0 2 0 0 0 0 1
12. Jawai 1 2 2 1 1 0 2 6
13. Jawai Selatan 3 0 0 0 0 1 1 1
14. Teluk Keramat 3 2 0 2 0 0 0 9
15. Galing 2 0 6 0 0 0 4 2
16. Tangaran 1 0 0 2 0 0 1 7
17. Sejangkung 2 1 0 1 0 3 1 10
18. Sajingan Besar 2 0 8 0 0 0 0 1
19. Paloh 1 1 8 1 4 0 4 9
JUMLAH 2017 38 35 74 20 9 14 33 146
JUMLAH 2016 38 35 73 22 7 14 33 141
Sumber : Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Sambas, 2018.

Berdasarkan tabel di atas, koperasi yang paling banyak adalah koperasi yaitu sebanyak
146 pada tahun 2017 sedangkan yang paling sedikit adalah jenis koperasi nelayan yaitu sebesar
9 koperasi. Dari 8 jenis koperasi, 4 koperasi tidak mengalami kenaikan dari tahun 2016 yaitu
koperasi unit desa (KUD), koperasi pegawai negeri (KPN), koperasi karyawan (KOPKAR) dan
koperasi serba usaha (KSU).
Kecamatan Sambas memiliki koperasi terbanyak yaitu 79 koperasi, diikuti dengan
Kecamatan Subah sebanyak 46 koperasi. Sedangkan Kecamatan Sebawi dan Kecamatan Sajad
adalah kecamatan yang paling sedikit yaitu sebesar 3 koperasi.

L. Urusan Penanaman Modal


Penanaman modal diperlukan oleh setiap daerah untuk mempercepat pertumbuhan
ekonomi, mendorong peningkatan produktivitas masyarakat hingga peningkatan kesejahteraan
masyarakat. Besar kecilnya jumlah penanaman modal yang masuk ke daerah mengindikasikan
kapasitas sistem perkonomian dan daya saing suatu daerah. Semakin tinggi realisasi
penanaman modal daerah baik yang bersumber dari penanaman modal dalam negeri (PMDN)
maupun penanaman modal asing (PMA) maka semakin tinggi pula daya saing daerah demikian
pula sebaliknya.
Penyelenggaraan urusan penanaman modal pada aspek pelayanan umum di Kabupaten
Sambas diukur menggunakan 6 indikator dengan. Perkembangan keenam indikator penanaman
modal sejak tahun 2013 hingga 2017 di Kabupaten Sambas sebagai berikut :

Tabel 2.85
Capaian Kinerja Urusan Penanaman Modal di Kabupaten Sambas Tahun 2013 – 2017
Capaian
No Indikator Satuan
2013 2014 2015 2016 2017
1. Nilai Investasi PMDN Rp.Miliar 1.793,81 1.180,52 3.175,63 3.493,19 3.940,28
2. Nilai Investasi PMA Ribu US$ 78.170,00 79.267,18 279.499,80 307.449,78 419.021,30
3. Jumlah Investor Investor 37 34 48 46 49
Berskala Nasional
(PMDN/PMA)
Sumber : Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Kabupaten Sambas, 2018.

Perubahan RPJMD Kabupaten Sambas Tahun 2016-2021 Bab II | 80


Selain capaian keenam indikator di atas pelaksanaan urusan penanaman modal pada
aspek pelayanan umum sampai dengan tahun 2017 telah memberikan informasi lahan, izin
lokasi dan penerbitan HGU. Perkembangan pelayanan pemberian informasi lahan, izin lokasi
dan penerbitan HGU sebagai berikut :
Tabel 2.86
Jumlah Informasi Lahan, Izin Lokasi dan HGU di Kabupaten Sambas Tahun 2013 - 2017
Capaian
No Klasifikasi Satuan
2013 2014 2015 2016 2017
1. Jumlah Informasi Lahan Buah 38 45 46 41 47
yang diterbitkan
2. Total Luas Lahan Ha 240.677 359.467 319.542,36 319.542,36 319.827,36
berdasarkan Informasi
Lahan
3. Jumlah Izin lokasi yang Izin 33 36 38 38 45
diterbitkan
4. Total Luas lahan Ha 178.696 279.326 257.284,23 257.284,23 209.405,19
berdasarkan Izin Lokasi
5. Jumlah IUP yang diterbitkan Izin 25 27 36 36 39
(juni 2014)
6. Total luas lahan berdasarkan Ha 152.024 175.697 170.799 170.799 169.828
IUP yang diterbitkan
7. Jumlah HGU perusahaan Perusaha 11 10 14 14 13
Perkebunan yang sudah HGU an
8. Total Luas berdasarkan HGU Ha 49.853,2 47.668,01 63.186 63.186,00 62.562,76
Sumber : Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Kabupaten Sambas, 2018.

Berkenaan dengan pelayanan perizinan penanaman modal di Kabupaten Sambas secara


keseluruhan ada 7 jenis yakni Izin Undang-Undang Gangguan (UUG), Izin Mendirikan Bangunan
(IMB), Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP), Surat Izin Usaha Jasa Konstruksi (SIUJK), Izin
Usaha Perkebunan (IUP), Izin Pemungutan Hasil Hutan Bukan Kayu (IPHHBK) dan Surat Izin
Penangkapan Ikan (SIPI). Perkembangan capaian ketujuh jenis izin di Kabupaten Sambas
sebagai berikut :
Tabel 2.87
Jumlah Izin yang Dikeluarkan Berdasarkan Jenis Izin
di Kabupaten Sambas Tahun 2013 - 2017
Capaian
No Jenis Izin
2013 2014 2015 2016 2017
1. Izin Undang-Undang Gangguan (UUG) 528 531 466 123 283
2. Izin Mendirikan Bangunan (IMB) 61 49 43 20 48
3. Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) 702 622 505 129 311
4. Surat Izin Usaha Jasa Konstruksi (SIUJK) 108 47 78 27 76
5. Izin Usaha Perkebunan (IUP) 42 22 2 - -
Izin Pemungutan Hasil Hutan Bukan Kayu
6. 4 5 - - -
(IPHHBK)
7. Surat Izin Penangkapan Ikan (SIPI) - 20 11 - -
Total 1.445 1.296 1.105 299 718
Sumber : Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Kabupaten Sambas, 2018.

Berdasarkan tabel di atas, izin yang paling banyak dikeluarkan pada tahun 2017 adalah surat izin
usaha perdagangan (SIUP) yaitu sebesar 311 izin atau 43,31% dari total izin yang dikeluarkan,
diikuti Izin Undang-Undang Gangguan (UUG) sebesar 283 atau 39,42%. Sedangkan Izin
Mendirikan Bangunan (IMB) hanya sebesar 48 atau 6,69%.

Perubahan RPJMD Kabupaten Sambas Tahun 2016-2021 Bab II | 81


M. Urusan Kepemudaan dan Olahraga
Penyelenggaraan urusan kepemudaan dan olahraga pada aspek pelayanan umum
berkenaan dengan penyiapan generasi muda yang tangguh, cerdas dan berkompeten sebagai
modal dasar pembangunan daerah dimasa depan serta menciptakan masyarakat yang sehat dan
berprestasi dibidang keolahragaan. Pemuda dengan semangat dan kekuatannya merupakan
potensi pembangunan yang luar biasa, oleh karena itu membangun dan melahirkan pemuda
yang kreatif, inovatif serta berdaya juang tinggi menjadi sebuah keniscayaan yang harus
dilakukan oleh setiap daerah. Pemuda merupakan penerus masa depan sehingga ditangannya
sesungguhnya nasib daerah ini akan dipertaruhkan. Keberhasilan menciptakan generasi muda
yang cerdas dan profesional saat ini akan memberikan harapan keberhasilan dikemudian hari.
Singkatnya pembangunan kepemudaan adalah sebuah investasi yang menjembatani kesuksesan
dimasa akan datang.
Demikian pula halnya dengan pelayanan umum dibidang keolahragaan juga ikut
berkontribusi untuk melahirkan masyarakat khususnya generasi muda yang sehat, kuat dan
berprestasi. Olahraga senyatanya akan membuat tubuh kita menjadi lebih sehat dan terlatih
sehingga dapat meningkatkan daya tahan tubuh dan mengurangi resiko terserang penyakit.
Selain itu olahraga juga dapat berperan sebagai sarana hiburan sekaligus ajang berprestasi
sehingga mampu mengarahkan masyarakat khususnya generasi muda pada kegiatan yang
bernilai positif bahkan lebih dari itu mampu memberikan kebanggaan kepada daerah baik
ditingkat daerah maupun nasional.
Penyelenggaraan pelayanan umum pada urusan kepemudaan dan olahraga sampai
dengan tahun 2017 diukur dengan 7 indikator dengan capaian sebagai berikut :
Tabel 2.88
Capaian Urusan Kepemudaan dan Olahraga di Kabupaten Sambas Tahun 2013 - 2017
Capaian
No Indikator Satuan
2013 2014 2015 2016 2017
1. Jumlah Klub Olahraga Klub 462 207 252 252 270
2. Jumlah Gedung Olahraga Unit 17 22 27 30 29
3. Jumlah Organisasi Pemuda Organisasi 192 192 192 192 192
4. Jumlah Organisasi Olahraga Organisasi 28 28 30 30 30
5. Jumlah Kegiatan Kegiatan 11 14 9 11
Kepemudaan
6. Jumlah Kegiatan Olahraga Kegiatan 18 12 45 45
7. Lapangan Olahraga Unit 250 251 253 384
Sumber : Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Sambas, 2018.

Berdasarkan tabel di atas, pada tahun 2017 jumlah lapangan olahraga se Kabupaten
Sambas berjumlah 384 unit dengan jumlah klub olahraga sebanyak 270 klub.

N. Urusan Statistik
Penyelenggaraan urusan statistik pada aspek pelayanan umum berkenaan dengan
penyajian data dan informasi daerah yang bermanfaat bagi kepentingan perencanaan
pembangunan, pembentukan kebijakan daerah hingga kebutuhan penelitian. Setidaknya ada 2
hal penting dalam pengelolaan dan pengolahan data statistik daerah yakni berkaitan dengan
akurasi dan keterbaruan data. Data-data yang akurat dan terkini sangat berpengaruh pada

Perubahan RPJMD Kabupaten Sambas Tahun 2016-2021 Bab II | 82


kemampuan menyajikan informasi yang sesungguhnya tentang suatu gejala atau realitas
sehingga berbagai kebijakan, program dan penelitian yang dilakukan dapat fokus pada
substansi dan akar persoalan.
Validitas, reabilitas dan updating serta kemudahan aksesibilitas data setiap tahun selalu
diupayakan untuk ditingkatkan untuk mewujudkan kebijakan satu data yang real time. Untuk
keperluan tersebut maka proses pengolahan, penyajian dan analisis data dengan pola time series
yang saat ini masih dilakukan harus didampingi dengan pola atau teknik baru pengolahan data
secara real time menggunakan sistem big data analysis. Upaya mewujudkan kebijakan single
data yang real time bukanlah sesuatu yang mudah, ia memerlukan kerja keras dan investasi
yang besar. Sejalan dengan itu para pengambil kebijakan dan multistakeholder di daerah perlu
diyakinkan bahwa pembiayaan yang dilakukan untuk mewujudkan tujuan single data real time
merupakan kebijakan strategis untuk masa depan. Hal ini sejalan dengan perubahan peradaban
sebagai implikasi kemajuan informasi dan teknologi yang menuntut pelayanan dan kebijakan
pemerintah daerah yang lebih antisipatif sejalan dengan dinamika kehidupan masyarakat.
Hanya daerah yang menguasai data dan informasi valid yang akan mampu mensejahterakan
masyarakatnya.
Sampai dengan tahun 2017 dokumen data statistik yang telah diterbitkan di Kabupaten
Sambas sebagai berikut :
1. Tabel Pokok Kabupaten Sambas.
2. Neraca Wilayah Kabupaten Sambas.
3. Analisis Kependudukan Kabupaten Sambas.
4. Indikator Pembangunan Ekonomi Kabupaten Sambas.
5. Profil Kabupaten Sambas.
6. Profil Kecamatan (19 Kecamatan di Kabupaten Sambas).
Berbagai dokumen data statistik yang telah diterbitkan selama ini masih dipandang
sebagai kegiatan rutinitas yang belum mampu berkontribusi secara masksimal terhadap proses
pembentukan kebijakan dan perencanaan pembangunan daerah. Bahkan beberapa data yang
disajikan masih kurang lengkap dan belum terintegrasi dengan baik sehingga menimbukan
berbagai perbedaan.

O. Urusan Persandian
Penyelenggaraan urusan persandian pada aspek pelayanan umum bertujuan untuk
menjamin keamanan informasi daerah yang bersifat rahasia. Informasi daerah tidak seluruhnya
dapat dikonsumsi publik meskipun saat ini kita sudah berada dalam peradaban informasi yang
semakin terbuka. Selalu ada informasi yang sifatnya rahasia dan hanya perlu diketahui oleh
pihak tertentu saja khususnya pimpinan daerah. Kewenangan pemerintah Kabupaten Sambas
dalam penyelenggaraan persandian dilakukan untuk pengamanan informasi pemerintah daerah
dan penetapan pola hubungan komunikasi sandi antar perangkat daerah. Implementasinya
diwujudkan melalui layanan dasar yakni pelaksanaan tata kelola jaminan keamanan informasi
menggunakan persandian, pelaksanaan dukungan kegiatan pengamanan informasi serta
melaksanakan penetapan pola hubungan komunikasi sandi.

Perubahan RPJMD Kabupaten Sambas Tahun 2016-2021 Bab II | 83


Berdasarkan Peraturan Kepala Lembaga Sandi Negara Nomor 17 Tahun 2010 tentang
Tingkat Kualifikasi Sandi maka sampai dengan tahun 2017 baru terdapat 1 (satu) orang aparatur
sipil negara yang memenuhi standar ahli sandi tingkat I (lulus diklat sandiman dasar).
Penyelenggaraan urusan persandian di daerah selama ini memang kurang mendapat perhatian
dan dukungan yang memadai. Hal ini bisa disebabkan oleh banyak faktor diantaranya kurang
memadainya diseminasi informasi dan literasi tentang persandian sehingga membuat belum
terbangunnya kesamaan pemikiran khususnya ditingkat pengambil kebijakan. Selain itu
perkembangan peradaban informasi saat ini diakui membuat urgensi urusan persandian menjadi
kurang relevan lagi.

P. Urusan Kebudayaan
Penyelenggaraan urusan kebudayaan pada aspek pelayanan publik berkaitan dengan
pelestarian, pengembangan kebudayaan dan pemanfaatan khasanah seni dan budaya daerah
sebagai potensi ekonomi mendukung sektor pariwisata daerah. Kabupaten Sambas mempunyai
potensi wisata berbasis budaya dan alam yang unggul dan prospektif untuk dikembangkan guna
memenuhi lonjakan minat masyarakat dalam melakukan perjalanan yang semakin meningkat.
Namun sangat disayangkan pengelolaan paket wisata alam dan sejarah sampai saat ini masih
terbatas. Untuk itu diperlukan kreativitas dan sinergisitas lintas stakeholder guna membangun
sektor pariwisata daerah menjadi sektor andalan perekonomian daerah yang mampu
menciptakan lapagan kerja dan mengentaskan kemiskinan.
Sejalan dengan perkembangan kehidupan manusia saat ini telah memasuki gelombang
ekonomi fase keempat (The fourth wave economic) yang merubah determinan dan terminologi
makna kesejahteraan. Saat ini kesejahteraan tidak lagi semata-mata ditafsirkan sebagai
kecukupan pada kebutuhan hidup akan makanan, minuman, pakaian dan jasa lainnya yang
bersifat kebendaan namun mulai menguat penghargaan pada nilai-nilai kebudayaan yang
bersifat intangible. Sejalan dengan itu kehidupan manusia tidak hanya ditopang oleh sektor
pertanian (revolusi agraris) ataupun manufaktur (revolusi industri) namun muncul penopang
baru berupa karya kreativitas, keahlian dan bakat individu yang berakar pada karya budaya
(revolusi budaya).
Seiring dengan itu penyelenggaraan pelayanan umum urusan kebudayaan di Kabupaten
Sambas diukur melalui 4 indikator dengan capain sebagai berikut :
Tabel 2.89
Capaian Kinerja Urusan Kebudayaan di Kabupaten Sambas Tahun 2013 – 2017
Capaian
No Indikator Satuan
2013 2014 2015 2016 2017
1. Jumlah Grup Kesenian Grup 60 62 65 65 103
2. Penyelenggaraan Festival Kegiatan 7 7 6 6
Seni dan Budaya
3. Sarana Penyelenggaraan Seni buah 4 4 5 6 -
dan Budaya
4. Benda, Situs dan Cagar % 40,01 30 537 537 37
Budaya yang dilestarikan
Sumber : Dinas Pendidikan dan Kebudayaa Kabupaten Sambas, 2018.

Perubahan RPJMD Kabupaten Sambas Tahun 2016-2021 Bab II | 84


Selain capaian keempat indikator urusan kebudayaan di atas Kabupaten Sambas
mempunyai potensi budaya baik berupa peninggalan sejarah, kesenian tradisional, legenda atau
cerita rakyat, kuliner tradisional, lagu daerah, permainan anak/tradisional, kerajinan tradisional
hingga nilai-nilai adat tradisi lainnya. Seluruh potensi budaya tersebut sesunguhnya menjadi
jatidiri masyarakat Kabupaten Sambas yang layak untuk terus dilestarikan dan diwariskan ke
generasi muda serta menjadi sarana pengungkit perekonomian masyarakat. Untuk itu semua
diperlukan kebijakan dan terobosan guna mengangkat khazanah budaya daerah menjadi milik
Indonesia dan dunia. Beberapa potensi budaya yang ada di Kabupaten Sambas sebagai berikut :

Tabel 2.90
Potensi Budaya di Kabupaten Sambas
Potensi Budaya
No Kecamatan Kesenian Legenda/ Makanan/ Permainan
Album Lagu Kerajinan
Peninggalan Bersejarah Tradisi- Cerita Minuman Anak/
Daerah Tradisional
onal Rakyat Tradisional Tradisional
1. Sambas Makam Sultan M.Tsafioeddin Tanda' Asal Usul Bubur Padas Lagu-Lagu Pang Pang
I (Murhum SulaiMan) Sambas Bubur Pedas Asam Padas Daerah Melyu Sinabbu
Makam Sultan M.Tajidin Musik Raje Tan Bingke Sambas Terigas - Pong Pong
(Muhrum Bima) Tanjidor Unggal Berandam 1 Alok
Makam Sultan Umar Muare Bubur Ambo' The Terigas Of Cik Cik Periuk
Aqamaddin (Muhrum Adil) Ulakan Laksamana Sambas Pemda Lem Lem Tak
Makam Sultan Abubakar Asal Usus Mengamuk Sambas Dan Ti'ti'
Kamaludin (Muhrum Kampung Ae Sorbat Pesisir Sinambung
Bungsu) Tangga Cucor The Best Of Sikopon
Makam Sultan Umar Emas Kerabu Galli Sambas Karaoke Cang Kelelet
Aqamaddin II (Muhrum Semangka Pacri Nanas Tumpahan Salo Injit Injit
Jama') Emas Botok Ikan Lagu Daerah Samut
Makam Muda Sultan Ahmad Pindang Nanas Sambas Vol. 1 Engrang
(Muhrum Gayung) Juadah Mukun Mini Album Lagu Tarik Uppeh
Makam Sultan Abu Bakar Ubi Daerah Sambas Gedong/ Main
Tajuddin I (Muhrum Juadah Mukun Negeriku Ajong/ Papan
Janggut) Karibang Tampatku Congkak
Makam Sultan Muhammad Serabi Album Lagu Hom Pim Pah
Ali Tsyafiuddin (Muhrum Kue Talem Daerah Sambas (Osom)
Anum) Belauk Persembahan Ju Ju Binyak
Makam Sultan Usman Kue Sarifah Tan Herlina Saleh Reng Reng
Kamaludin (Muhrum Meninjau Bare
Usman) Lappat Wak Wak
Makam Sultan Umar Srikaye Labu Ampek
Aqamaddin (Muhrum Srikaye
Tengah) Kembille'
Makam Sultan Abu Bakar Bubur
Tajuddin (Muhrum Cianjur) Sumsum
Makam Sultan Umar Ukal Pulut
Kamaluddin (Muhrum Madu Lebah
Tanjung) Ne' Ba' Kuning
Makam Sultan Muhammad Putri Sallat
Tsafiuddin II (Datuk Tua / Putu Iris
Raden Afifuddin) Dadar Gulung
Makam Sultan Muhammad Sari Mukke
Ali Tsyafiuddin II (Raden Sambal
MuhamMad) Ganggang
Makam Sultan Muhammad Taek Lalla'
Mulia Ibrohim Tsafiddin Gulai Rias
(Raden Muhammad Mulia) Ulam Singkel
Makam Ratu Sabar Puttu Tattak
(Permaisuri Sultan Abu Rateh
Bakar Tajuddin II) Gunong
Gerattak Asam Melatus
Makam Opu Daeng Kemase Dodol
Gerattak Ilek Tingkarok
Keramat Lumbang (Makam Dodol Sirang
Syech Abd. Jalil Al-Fatani) Sayur Asam
Kompleks Museum Negeri Keladi
Sambas Gulai Asam
Rumah Maha Raja Imam Putu Cangkir
Makam Kerabat Lubuk Putu Mayang
Madung & Makam Lapis Perancis
Keturunan Raja Brunai Kue Sabun
Rumah H. Siradj So'od Lapis Susu
(Markas Pejuang /To'kaye) Lapis Belacan
Makam Maha Raja Imam
Istana Alwatzikhoebillah
Mesjid Jami'

Perubahan RPJMD Kabupaten Sambas Tahun 2016-2021 Bab II | 85


Potensi Budaya
No Kecamatan Kesenian Legenda/ Makanan/ Permainan
Album Lagu Kerajinan
Peninggalan Bersejarah Tradisi- Cerita Minuman Anak/
Daerah Tradisional
onal Rakyat Tradisional Tradisional
2. Selakau Makam keturunan Orkes Batu Perahu Sama dengan Gasimg Anyaman
kesulthanan Sambas keroncong Wangkang Kec. Sambas Tikar, dll
Pangeran Timba' bayi Sinar Cina
(Dusun Baron Desa Purnama
Bentunai) Desa Parit
Makam Ratu Anom Kusuma Baru
Yudha Dusun Maya Sopa Ulu Musik
(Sungai Selakau) Tanjidor
3. Pemangkat Makam F.J.Sorj (1850) Tanjidor Batu Mak Sama dengan Album Lagu
Banteng&Sumur Tua Seni Per- Buang Kec. Sambas Melayu Kalbar-
Markas Polisi Belanda mainan Lorong Melayu Sambas
Rumah Tahanan Naga dan putus (desa Vol. 1 Terigas
Tugu Peringatan Korban Seni Ba- pemangkat Record Versi
Perang Jepang Indonesia- rongsai kota) Karaoke Dan Non
Tionghoa (No. 1 s/d 5 di Batu balah Karaoke
Desa Tanjung Batu) (desa Album Pop Melayu
Kelenteng Dewa Ular Putih tanjung Sambas Karya
(Sebangkau) batu) Bulyan Musthafa
Vihara Dewi Kwan In Album Warisan
(Singkawang) Rumah Budaya
Kelenteng Cina Tertua Pusaka PMK
4. Tekaranag Rumah Tua Petinggi Jepin Lem- Sama dengan
Tekarang butDesa Kec. Sambas
Makam Petinggi Tekarang Sempadian
(Desa Sempadian) Musik
Tanjidor
5. Galing Makam Ratu Sepudak Seni Otar- Buku Watas Sama dengan
Batu Betarup Otar Batu Betarup Kec. Sambas
Keramat Datok Sanggup Musik
Goa Huruf Paku Tanjidor
Musik
Tanjidor
Suling
Bambu
6. Sajad Keramat Bantilan Sama dengan
Kec. Sambas
Botok Paddak
7. Jawai Benteng belanda Seni Per- Putri Serayi Sama dengan
Selatan mainan Bukit Raya Kec. Sambas
Naga Dan Batu
Barongsai Canggar
Batu Lappak
Pulau
Pontianak
8. Jawai Rumah/Markas Pejuang Seni Per- Sama dengan Lagu- Lagu Karya
Makam Dato' Buntar mainan Na- Kec. Sambas M. Djohan (Alm)
ga dan Ba- Sanggar Mayang
rongsai Sari Jawai
Tanjidor Jawai
Ibu
Azan Memanggil
Mars Sekolah
Hymne Ibu Dan
Bapak
Menuai Padi
Sanggar Ria
Remaja
Selamat Datang
Penyesalanku
Ku Tak Tahu
Bergembira
Tenanglah
Gembira Dipantai
9. Tangaran Budaya Asal Usul Sama Dengan Gasing
Antar Desa Semata Kec. Sambas
Ajong
Kesenian
Kuntaw
Tari Jepin
Lembut
Timang
Bubu'
Timang
Mayang
10. Sejangkung Monumen Bulloh Tajar Musik Dato' Kullub Sama Dengan Anyaman
Rumah Markas Pejuang Tanjidor Batu Layar Kec. Sambas Bambu Dan
Makam Keramat Dato' Radat Koko Batu Sawa' Rotan
Kullub Ratib
Saman
Bedande'
11. Sajingan Goa Maria Tari Tumpiek(
Besar Totokng bahan tepung
Tari dan gula
koncong merah hampir
sama dengan
cucor)
Bontong
(Beras
dibungkus
dengan daun

Perubahan RPJMD Kabupaten Sambas Tahun 2016-2021 Bab II | 86


Potensi Budaya
No Kecamatan Kesenian Legenda/ Makanan/ Permainan
Album Lagu Kerajinan
Peninggalan Bersejarah Tradisi- Cerita Minuman Anak/
Daerah Tradisional
onal Rakyat Tradisional Tradisional
minyak)
Lamang =
lemang
12. Paloh Situs Pemandian Batu Alo' Asal Usul Sama dengan
Bejamban Gambang Batu Kec. Sambas
Antar Bejamban
Ajong Dan Batu
Tanjidor Layang
Raden
Sandhi
13. Teluk Japin Kalan Sama Dengan
Keramat Lembut Maram Kec. Sambas +
Ratib (Lampar) Kue Ratteh
Saman Dusun Teluk
Raddat Durian Desa
Timmang Sepadu.
Bubbu Asal Mula
Timang Terjadinya
Mayang Burung Ruai
Timang
Karra'
Budaya
Mbuar
Wanyet
Alo' Galing
14. Tebas Japin Batu Mak Sama Dengan Album KMB 1 Gasing
Lembut Jage Kec. Sambas Lagu Pop Daerah
Seni Sambas 2013
Barongsai Album KMB 2
Tanjidor Senandung Idul
Fitri Sambas
15. Sebawi Surau Peninggalan Raden Kesah Bukit Sama dengan
Sulaiman Luwing Kec. Sambas
Peninggalan Kapal Inggris Bujang Nadi
"Sari Borneo" Dare
Makam Bujang Nadi Dare Nandung
Nandung
Duplikat Tempat Peristira-
hatan Keluarga Raja
16. Selakau Sama dengan
Timur Kec. Sambas
17. Subah Batu Ajok Sama dengan
Batu Dide Kec. Sambas
Riam Baya
Ramin Jadi
Batu Masipa
18. Semparuk Radat Sama dengan
Seni Kec. Sambas
Barongsai
Tanjidor
19. Salatiga Sama dengan
Kec. Sambas
Sumber : Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sambas, 2018.

Q. Urusan Perpustakaan
Penyelenggaraan urusan perpustakaan pada aspek pelayanan umum berkenaan dengan
peningkatan angka literasi dan minat baca masyarakat. Semakin tinggi angka literasi dan minat
baca masyarakat maka semakin bertambah luasa wawasan dan pengetahuan masyarakat
sehingga mampu mengembangkan berbagai inovasi dan kreativitas untuk meningkatkan
produktivitasnya. Peningkatan produktivitas masyarakat pada akhirnya akan mampu
meningkatkan kesejahteraan dan menghindarkan mereka dari keterpurukan baik secara ekonomi,
sosial maupun budaya. Buku adalah jendela pengetahuan yang mampu menghantarkan manusia
memasuki gerbang kemajuan zaman. Sejalan dengan itu penyelenggaraan pelayanan publik
urusan perpustakaan diukur melalui 3 indikator dengan capaian sebagai berikut :

Perubahan RPJMD Kabupaten Sambas Tahun 2016-2021 Bab II | 87


Tabel 2.91
Capaian Kinerja Urusan Perpustakaan Kabupaten Sambas Tahun 2013-2017
Capaian
No Indikator Satuan
2013 2014 2015 2016 2017
1. Jumlah Perpustakaan unit 1 1 1 50 55
2. Jumlah Pengunjung orang 3.919 8.419 8.969 9.969 5.286
Perpustakaan Pertahun
3. Koleksi Buku yang buku 16.147 20.268 20.536 21138 20.783
Tersedia di Perpustakaan
Daerah
Sumber : Dinas Perpustaan dan Kearsipan Kabupaten Sambas, 2018.

R. Urusan Kearsipan
Penyelenggaraan urusan kearsipan pada aspek pelayanan umum berkaitan dengan sumber
informasi, pusat ingatan organisasi, pelestarian koleksi dan narasi kesejarahan. Secara
konsepsional kearsipan mempunyai beberapa fungsi yakni menjaga keselamatan bahan
pertanggungjawaban, menyimpan warkat sistematis, mempermudah menemukan warkat saat
diperlukan, menjaga, memelihara kelestarian dan kerahasiaan arsip dan meningkatkan efisiensi
dan efektivitas kerja. Singkatnya arsip dibutuhkan sebagai pusat ingatan yang memberikan
informasi atas peristiwa yang sudah terjadi. Sejalan dengan itu penyelenggaraan pelayanan publik
urusan kearsipan di Kabupaten Sambas diukur dengan 2 indikator yang capaiannya sampai tahun
2017 sebagai berikut :
Tabel 2.92
Capaian Kinerja Urusan Kearsipan Kabupaten Sambas Tahun 2013 – 2017
Capaian
No Indikator Satuan
2013 2014 2015 2016 2017
1. Pengelolaan Arsip secara Baku % 6 93 99,72 0 0
2. Peningkatan SDM Pengelola Kegiatan 2 2 2 0 0
Kearsipan
Sumber : Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Sambas, 2018.

Pengelolaan arsip secara baku dapat terealisasi melalui kegiatan penyusunan Peraturan
Bupati tentang Tata Kearsipan diLingkungan Pemerintah Kab.Sambas dan kegiatan Penyusunan
Jadwal Retensi Arsip (JRA) Kepegawaian.Peningkatan SDM Pengelola Kearsipan dapat terealisasi
melalui kegiatan seperti : Bimtek Perpustakaan bagi pengelola perpustakaan kecamatan dan desa
dan serta Penilaian kinerja PNS terhadap pengelolaan persuratan.

2.3.2. Fokus Urusan Pilihan


Fokus layanan urusan pilihan berkaitan dengan beberapa urusan pemerintahan yang
potensinya ada di Kabupaten Sambas untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat yaitu :

A. Urusan Kelautan dan Perikanan


Penyelenggaraan urusan kelautan dan perikanan pada aspek pelayanan umum berkaitan
dengan peningkatan pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya perikanan baik untuk
kebutuhan konsumsi masyarakat maupun penggerak roda perekonomian daerah. Pemerintah
Kabupaten Sambas memberikan perhatian yang cukup besar bagi pemenuhan kebutuhan
konsumsi ikan masyarakat sebagai salah satu sumber protein. Beberapa upaya yang dilakukan
adalah penyediaan bibit ikan, penyediaan pakan, penyuluhan hingga membuka akses pasar bagi
hasil produksi perikanan budidaya maupun perikanan tangkap. Disamping itu pemerintah

Perubahan RPJMD Kabupaten Sambas Tahun 2016-2021 Bab II | 88


daerah juga memberikan beberapa bantuan sarana dan prasarana, akses modal hingga fasilitas
pendaratan ikan.

Produksi perikanan di Kabupaten Sambas terbagi kedalam 2 jenis yakni produksi


perikanan laut dan produksi perikanan budidaya. Sampai dengan tahun 2017 data produksi
perikanan laut tercatat sebesar 6.447,09 ton/tahun menurun dari tahun 2016 karena karena
pada tahun 2017, data yang masuk adalah data hasil tangkapan nelayan tradisional yang
merupakan kewenangan kabupaten, sementara produksi perikanan budidaya sebesar 6.980,45
ton/tahun menurun juga dari tahun 2016 sebesar 897,68 ton/tahun. Secara rinci
perkembangan produksi perikanan di Kabupaten Sambas sebagai berikut :

Tabel 2.93
Capaian Urusan Kelautan dan Perikanan Kabupaten Sambas Tahun 2013 – 2017
Capaian
No Indikator Satuan
2013 2014 2015 2016 2017
1. Produksi Ton 35.705,83 37.849,00 41.711,66 45.723,99 6.447,09
Perikanan Laut
2. Produksi Ikan Ton 3.926,83 5.375,48 6.369,58 7.878,13 6.980,45
Budidaya
Sumber : Dinas Perikanan, Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Sambas, 2018.

Disamping perkembangan capaian urusan kelautan dan perikanan di atas berikut ini
disampaikan perkembangan informasi kelautan dan perikanan Kabupaten Sambas sebagai
berikut :
Tabel 2.94
Informasi Kelautan dan Perikanan Kabupaten Sambas Tahun 2013 – 2017
Jenis Data Satuan 2013 2014 2015 2016 2017
Zona Ekonomi Ekslusif km² 1.467,84 1.467,84 1.467,84 1.467,84 1.467,84
Laut 12 mil km² 1.467,84 1.467,84 1.467,84 1.467,84 1.467,84
Pantai
1. Perikanan darat
a. Karamba
- Karamba petak 169 181 181 181 181
- Jumlah Produksi Ton 24,21 17,02 21,29 9,55 25,97
Juta 203,8 600,33
- Nilai Produksi 435,24 303,90 495,65
Rupiah
- Luas Areal M² 5.138 5.317 5.138 5.317 5.317
b. Kolam Air Tenang
- Jumlah Produksi Ton 357,91 115,12 132,33 72,55 216,77
Juta
- Nilai Produksi 5.560,78 1.818.490 3.147,35 1.553,9 4.428,2
Rupiah
- Luas Areal Ha 91.438 91.438 2,29 2,29 2,29
c. Perikanan umum
- Produksi (rawa, Ton
585 276 683,66 795,43 121,05
danau dan sungai)
- Nilai Produksi (rawa, Juta
7.153,46 3.134,44 19.259,34 22.548,83 327.104,31
danau dan sungai) Rupiah
D Tambak
- Luas Areal Ha 2.354 2.706 2.882,5 2.724,35 2.724,35
- Produksi ikan tambak Ton 3.440,91 1.924,92 6.177,86 2.654,37 6.737,71
Juta
- Nilai Produksi 74.776,11 45.047,86 130.132,97 58.282,22 215.471,60
Rupiah
2. Perikanan laut
a. Kapal penangkap ikan
- Perahu Tanpa Motor Unit 845 845 832 650 650
- Perahu Motor Tempel Unit 467 467 488 385 385
- Kapal Motor Unit 1.251 1.251 1.322 1.322 1.322
Rumah tangga
b. KK 1.841 1.841 1.841 2.596 0
perikanan

Perubahan RPJMD Kabupaten Sambas Tahun 2016-2021 Bab II | 89


Jenis Data Satuan 2013 2014 2015 2016 2017
c. Tangkapan Ton 35.705,83 17.605,60 41.028 18.463 6.326,04
d. Tempat pelelangan ikan Unit 6 6 7 7 7
3. Perusahaan Pengolahan
Unit 33 33 303 303 303
Perikanan Laut
4. Balai Benih Ikan (BBI)
a. Jumlah BBI Unit 1 1 1 2 2
b. Produksi Usaha Juta
0,077 0,031 0,031 24,85 0
Pembenihan Rupiah
5. Unit Pembenihan Rakyat (UPR)
a. Jumlah UPR Unit 3 4 4 6 4
b. Produksi Usaha Juta
0,07 0,03 0,03 0 0
Pembenihan Rupiah
6. Jumlah Kelompok Pembudidaya Ikan
a. Jumlah Kelompok Kelompok 46 54 54 54
b. Jumlah Anggota Orang 601 624 624 624
7. Jumlah Kelompok Nelayan
a. Jumlah Kelompok Kelompok 45 230 230 230
b. Jumlah Anggota Orang 549 2.963 2.963 2.963
8. Jumlah Kelompok Masyarakat Pengawas Laut
a. Jumlah Kelompok Kelompok 8 8 8 8
b. Jumlah Anggota Orang 186 186 186 186 186
9. Jumlah Fasilitas Prasarana Penunjang Nelayan
a. Jumlah Usaha Pabrik Es Unit 25 25 25 25 25
b. Kapasitas Produksi/hari Ton
1.250 1.250 1.250 1.250
Pabrik Es
c. Jumlah Usaha SPDN Unit 2 2 2 2 2
d. Kapasitas untuk Kelompok
35 35 35 35
Kelompok SPDN
Sumber : Dinas Perikanan, Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Sambas, 2018.

B. Urusan Pariwisata
Penyelenggaraan urusan pariwisata pada aspek pelayanan umum berkaitan dengan
peningkatan pemanfaatan dan pengembangan objek wisata sebagai penggerak perekonomian
daerah yang cukup potensial untuk didorong sebagai sektor unggulan sejalan dengan
meningkatnya keinginan masyarakat untuk melakukan perjalanan wisata. Kabupaten Sambas
memiliki kelimpahan potensi kepariwisataan baik yang berbasis budaya maupun alam serta
posisi letak geografis yang berada di wilayah perbatasan. Pembangunan kepariwisataan
diharapkan mampu menciptakan lapangan kerja baru dan mengembangkan kreativitas seni
masyarakat sehingga mampu meningkatkan pendapatan masyarakat. Pengembangan sektor
pariwisata juga diharapkan memberikan kontribusi yang cukup signifikan bagi peningkatan
pendapatan daerah.
Sejalan dengan itu kinerja penyelenggaraan urusan pariwisata dapat dilihat dari indikator
jumlah kunjungan wisata dan kontribusinya pada pertumbuhan ekonomi daerah. Semakin
meningkatnya jumlah wisatawan yang berkunjung di Kabupaten Sambas mengindikasikan
semakin menariknya potensi wisata yang ada di Kabupaten Sambas sehingga diharapkan
mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Perkembangan jumlah wisatawan dalam lima
tahun terakhir mengalami dinamika yang cukup fluktuatif. Hal ini tentunya berkaitan erat
dengan upaya promosi dan pelaksanaan event pariwisata daerah yang dilakukan.
Perkembangan jumlah fasilitas pariwisata di Kabupaten Sambas sebagai berikut :

Perubahan RPJMD Kabupaten Sambas Tahun 2016-2021 Bab II | 90


Tabel 2.95
Jumlah Fasilitas Pariwisata Kabupaten Sambas Tahun 2013 – 2017
Jenis Data Satuan 2013 2014 2015 2016 2017

1. Jumlah Obyek Wisata


- Alam Buah 48 37 37 37 50
- Buatan Buah 12 10 10 10 33
2. Jumlah Hotel Non Bintang Buah 13 29 31 31 34
3. Wisata Tirta
- Jumlah Objek Wisata Buah 1 1 1 1 1
- Total Wisatawan Domestik Jiwa 14.050 14.150 14.200 6.000 8.864
4. Wisata Sejarah
- Jumlah Objek Wisata Buah 3 3 3 3 3
- Total Wisatawan Domestik Jiwa 19.000 19.050 19.100 7.040 70.627
5. Capaian Kinerja Kunjungan Wisatawan % 84 68 66,73 26,13 78,40
6. Persentase Penduduk yang Melakukan
% 59 61 61 21 75
Perjalan Wisata
7. Jumlah Hotel Dan Penginapan Buah 13 29 31 31 31
8. Jumlah Kamar Hotel/Penginapan Unit 550 550 550 550 546
9. Jumlah Rata-Rata Penggunaan Kamar
Hari 6 3 3 2 632
Hotel/Penginapan
10. Jumlah Kamar Hotel/Penginapan yang
Unit 540 211 211 210 210
Terisi
11. Jumlah Dan Tingkat Hunian Kamar
Unit 30 19 19 18 18
Penginapan Hotel
12. Tempat Hiburan/Rekreasi
- Bahari Unit 21 22 22 22 25
- Non Bahari Unit 12 20 20 20 20
- Budaya Unit 5 5 5 5 5
Sumber : Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Sambas, 2018.

Berdasarkan tabel di atas, Kabupaten Sambas terdapat 83 objek wisata, yang terdiri dari
objek wisata alam dan buatan. Objek wisata buatan melonjak naik sebesar 23 buah dari tahun
2016.Sedangkan tempat hiburan/rekreasi naik sebesar 5 unit pada tahun 2017 dibandingkan
tahun 2016. Pada tahun 2017, terdapat 50 tempat hiburan/rekreasi yang terdiri dari bahari 25
unit, non bahari 20 unit dan budaya 5 unit.

Disamping fasilitas pariwisata di atas berikut ini disampaikan objek wisata menurut
lokasi kecamatan di Kabupaten Sambas sebagai berikut :

Tabel 2.96
Objek Wisata Menurut Lokasi di Kabupaten Sambas
No Lokasi Nama Obyek Wisata Jenis Obyek Wisata
Kecamatan : Selakau
1 Sui. Rusa Pantai Polaria Wisata Bahari
2 Semelagi Besar Pantai Saadi/Terigas Wisata bahari
Kecamatan : Salatiga
1 Desa Parit Baru Air Terjun Gunung Selindung Wisata alam
Kecamatan : Pemangkat
1 Sebangkau Toa Pekong Dewi Kwan Im Wisata religi
2 Pemangkat Kota - Toa Pekong Ular Putih Wisata religi
- Pantai Sinam Wisata bahari
- Pantai Tanjung Batu Wisata bahari
Kecamatan : Tekarang
1 Desa Tekarang Perkebunan Sawo Agro wisata
Kecamatan : Tebas
1 Desa Mak Jage Taman Rekreasi Batu Mak Jage Wisata alam

Perubahan RPJMD Kabupaten Sambas Tahun 2016-2021 Bab II | 91


No Lokasi Nama Obyek Wisata Jenis Obyek Wisata
2 Serindang Agro Wisata Matang Nangka Agro Wisata
Kecamatan : Sebawi
1 Sempalai Sebedang Makan Bujang Nadi Dare Nandung Wisata Budaya
Danau Sebedang Wisata alam
Kecamatan : Sambas
1 Dalam Kaum Masjid Jami Wisata Religi
Water Front Cuty Wisata Buatan
Istana Alwatzikoebillah Wisata budaya
Kecamatan : Subah
1 Ramin Jadi Rumah Batu Wisata budaya
Kecamatan : Sajad
1 Kuayan Makam Bantilan Wisata budaya
Kecamatan : Sejangkung
1 Piantus Taman Rekreasi Bukit Piantus Wisata alam
Kecamatan : Galing
1 Ratu Sepudak Makam Ratu Sepudak Wisata budaya
Kecamatan : Sajingan Besar
1 Sungai Bening Air Terjun Riam Caggat Wisata alam
2 Santaban Goa Alam Santok Wisata Alam/religi
3 Kaliau Air Terjun Merasap (Riam Merasap) Wisata alam
Kecamatan : Jawai Selatan
1 Jawai Laut Pantai Putri Serayi Wisata bahari
Kecamatan : Jawai
1 Sentebang Pantai Sentebang (Natuna Indah) Wisata bahari
2 Dungun Laut Pantai Dato’Buntar Wisata bahari
3 Sarang Burung Danau Pantai Kahona (luas lokasi ± 2.000 Wisata bahari
m2)
Kecamatan : Teluk Keramat
1 Sekura Perkebunan Salak Agro wisata
Kecamatan : Tangaran
1 Pancur Pantai Tanjung Terabitan Wisata alam
2 Arung Parak Pantai Muare Jalan Indah Wisata bahari
3 Simpang Empat Pantai Dataran Merdeka Wisata bahari
Kecamatan : Paloh
1 Sebubus - Pantai Kampak Indah Wisata bahari
- Pantai Pulau Selimpai Wisata bahari
- Taman Rekreasi Batu Bejamban Wisata ritual
2 Temajuk - Pantai Tanjung Kemuning Wisata bahari
- Pantai Tanjung Bendera Wisata bahari
- Pantai Bayuan Wisata bahari
- Pantai Camar Bulan Wisata bahari
- Pantai Teluk Atong Bahari Wisata bahari
- Hutan Hujan Tropis Tanjung Dato' Wisata alam
- Pantai Batu Pipih Wisata bahari
- Dermaga Asam Jawe Wisata bahari
- Air Terjun Teluk Nibung Wisata alam
- Air Terjun Gunung Pangi Wisata alam
3 Tanah Hitam - Pantai Tanjung Lestari Wisata bahari
- Pantai Harapan Wisata bahari
4 Kalimantan Pantai Kalimantan Wisata bahari
Sumber : Buku Profil Kabupaten Sambas, 2018

Perubahan RPJMD Kabupaten Sambas Tahun 2016-2021 Bab II | 92


C. Urusan Pertanian
Penyelenggaraan urusan pertanian pada aspek pelayanan umum berkaitan dengan
peningkatan produksi dan produktivitas produk pertanian beserta hasil olahannya baik
tanaman pangan, sayuran, buah-buahan dan tanaman hias, penanganan pasca panen dan
peningkatan pemasaran hasil pertanian. Pelaksanaan urusan pertanian ini bertujuan untuk
memantapkan swasembada pangan baik komoditi beras maupun non beras serta perbaikan
mutu gizi masyarakat melalui penganekaragaman jenis bahan makanan.
Kinerja pelaksanaan urusan pertanian diukur melalui indikator produksi dan
produktivitas tiap komoditi yang perkembangannya hingga tahun 2017 sebagai berikut :
Tabel 2.97
Capaian Urusan Pertanian Kabupaten Sambas Tahun 2013 – 2017
Capaian
No Indikator Satuan
2013 2014 2015 2016 2017
1. Produksi Padi Ton 322.718 309.417 286.502 282.597 212.593,4
2. Produksi Kedelai Ton 1.502 2.877 1.901 2.218 270
3. Produksi Jagung Ton 247 382 67 318 1557.7
4. Produktivitas Kw/Ha 34,54 33,29 28,22 27,57 28,27
Padi
5. Produktivitas Kw/Ha 14,66 16,12 18,47 18,20 6.94
Kedelai
6. Produktivitas Kw/Ha 18,04 18,11 18,17 18,19 26.65
Jagung
7. Jumlah Kambing Ekor 25.691 25.537 24.953 24.956 25.226
8. Jumlah Sapi Ekor 10.807 11.025 11.096 11.421 11.595
9. Jumlah Ekor 228.950 222.383 2.812.890 2.457.662 2.754.708
AyamPedaging
10. Jumlah Itik Ekor 297.922,00 273.738,00 266.131,00 266.939 267.259
Sumber : Kabupaten Sambas Dalam Angka, 2018.

Berdasarkan tabel di atas, produksi padi menurun sebesar 70.003,60 ton pada tahun 2017
dibandingkan tahun 2016 namun produktivitas naik sebesar 0,7 kw/ha. Sedangkan untuk
peternakan seperti kambing, sapi, ayam pedaging dan itik pada tahun 2017 semua mengalami
kenaikan.
Selain capaian indikator di atas pelaksanaan urusan pertanian juga erat kaitannya dengan
perkembangan produksi dan produktivitas buah-buahan yang perkembangannya tersaji berikut
ini :

Perubahan RPJMD Kabupaten Sambas Tahun 2016-2021 Bab II | 93


Tabel 2.98
Jenis Tanaman, Luas Areal Tanaman, Luas Panen, Jumlah Produksi,
Total Jumlah Pohon Produktivitas per Luas dan Produktivitas per Tanaman
Buah-Buahan Tahun 2015 –2017
Produktivitas per Luas Produktivitas per Pohon
Jenis Luas Areal Tanaman(Ha) Luas Panen (Ha) Jumlah Produksi(Ton) Total Jumlah Pohon (Buah)
No (Kw/Ha) (Kw/pohon)
Tanaman
2015 2016 2017 2015 2016 2017 2015 2016 2017 2015 2016 2017 2015 2016 2017 2015 2016 2017
1. Mangga 318,84 318,69 315,33 75,75 20,65 59,76 675,40 87,40 277.47 31.884 31.869 31,533 89,16 42,32 46,43 0,89 0,42 2,15
2. Jeruk Siam 8.886,40 8.889,30 8.457,78 5.596,19 3.969,59 5,312.34 93.211,53 15.017,37 77,704.94 3.554.561 3.555.970 3,383,110 166,56 37,83 146,27 0,42 0,09 2,73
3. Pepaya 23,93 23,43 31,16 8,66 6,99 10.94 86,80 34 302.43 23.934 23.433 31,161 100,21 48,65 276,35 0,10 0,05 3,62
4. Pisang 394,24 389,86 428,09 145,89 111,25 186.23 5.644,32 1.909,80 7,667.79 394.237 389.970 428,092 386,89 171,66 411,74 0,39 0,17 2,43
5. Nenas 4,67 4,54 5,35 2,06 1,93 2.82 291,59 104,60 489.71 116.858 113.579 133,787 1.416,17 540,77 1.733,76 0,06 0,02 14,42
6. Durian 1.028,06 1.020,23 1.006,57 435,43 2,25 234.81 10.712,80 85,60 1,289.30 102.806 102.033 100,657 246,03 380,44 54,91 2,46 3,80 1,82
7. Manggis 45,84 38,96 36.46 3,87 0,04 0.29 6,60 0,20 0.70 4.584 3.896 3,646 17,05 50 24,14 0,17 0,50 4,14
8. Melon 12 4 15 10 0 14 79,9 0 181.1 - - - 0 - 129,36 0 0 -
9. Alpukat 0,27 0,32 0,28 0 0,05 0.05 0 0,10 0.10 27 32 28 0 20 20 0 0,20 0,20
10. Belimbing 11,76 11,73 10,80 5,87 4,78 4.62 38,52 7,52 35.02 3.527 3.518 3,241 65,58 15,72 75,74 0,22 0,05 3,96
11. Dukuh/ Langsat 135,95 132,87 124,81 57,57 7,50 18.04 288,73 7,50 40.40 13.595 13.362 12,481 50,15 10 22,39 0,50 0,10 4,47
12. Jambu biji 16,49 16,01 14,08 7,04 5,96 7.82 47,90 16,50 46.03 4.948 4.803 4,224 68,04 27,70 58,89 0,23 0,09 5,09
13. Jambu air 63,40 63,29 60,02 33,07 23,14 30.98 89,50 50,14 128.52 6.340 6.329 6,202 27,06 21,67 41,48 0,27 0,22 2,41
Nangka/
14. 338,18 319,94 313,64 128,85 24,87 106.58 208,60 30,40 1,466.62 33.818 31.994 31,364 16,19 12,22 137,61 0,16 0,12 0,73
Cempedak
15. Salak 112,21 112,20 110,89 6,09 10,01 17.09 65,10 65,10 790.30 224.424 224.392 221,778 106,94 96,72 462,42 0,05 0,05 4,33
16. Rambutan 792,63 791,05 777,52 181,21 13 124.28 43.904 43.904 1,516.60 79.263 79.105 77,752 2.422,82 28,46 122,03 24,23 0,28 0,82
17. Sawo 341,57 341,17 340,26 191,37 137,58 155.02 622,40 622,40 514.91 34.157 34.117 34,026 32,52 5,49 33,22 0,33 0,05 3,01
18. Sirsak 9,46 11,26 11,57 2,20 2,57 3.68 30,16 30,16 39.73 2.839 3.379 3,471 136,88 22,36 107,96 0,46 0,07 2,78
19. Sukun 24,62 22,80 21,79 7,11 5,15 5.03 50 50 53.15 2.462 2.280 2,176 70,32 110,29 105,66 0,70 1,10 0,95
20. Melinjo 5,54 5,49 2,61 1,68 0,18 0.42 6 6 2.89 1.541 1.525 726 35,79 33,36 67,99 0,13 0,12 4,09
21. Semangka 465 249 359 339 310 403 4.375,7 4.375,70 1,75 - - - 129.08 78,67 43,42 - - -
Sumber : Dinas Pertanian Kabupaten Sambas, 2018.

Perubahan RPJMD Kabupaten Sambas Tahun 2016-2021 Bab II | 94


Selanjutnya disampaikan perkembangan produksi dan produktivitas tanaman sayuran di
Kabupaten Sambas sebagai berikut :
Tabel 2.99
Jenis Tanaman, Luas Areal Tanam, Luas Panen, Produksi dan Rata-rata Panen
Tanaman Sayur-Sayuran Tahun 2015 – 2017
Luas Areal Rata-Rata Panen Per Ha
Jenis Luas Panen (Ha) Produksi (Ton)
No. Tanam(Ha) (Ton)
Tanaman
2015 2016 2017 2015 2016 2017 2015 2016 2017 2015 2016 2017
1. Cabe besar 64 18 48 74 28 73 340,5 62,3 179 4,6 2,23 24
2. Cabe rawit 75 20 122 97 45 137 288,2 109,1 290 2,97 2,42 21
3. Petsai/Sawi 78 32 102 75 32 95 297,9 103,2 156 3,97 3,23 16
4. Lobak 9 0 7 8 1 6 30,6 0,4 12 3,83 0,40 20
Kacang
5. 190 67 145 204 76 167 690,7 253,9 325 3,39 3,34 19
panjang
6. Tomat 12 1 7 14 3 8 58,2 12,1 27 4,16 4,03 34
7. Terung 65 19 50 63 30 56 305,7 110,2 135 4,85 3,67 24
8. Ketimun 152 49 128 159 62 147 777,5 325,6 364 4,89 5,25 25
9. Labu Siam 10 2 - 10 4 - 39,2 4,3 - 3,92 1,08 -
10. Kangkung 97 26 72 106 35 76 162,5 104 117 1,53 2,97 15
11. Bayam 51 19 51 51 24 52 106,5 45,2 118 2,09 1,88 23
12. Buncis 3 - - 2 1 - 4,5 8,9 179 2,25 8,90 -
Sumber : Dinas Pertanian Kabupaten Sambas, 2018.

Berdasarkan tabel di atas, luas areal tanam yang terluas tahun 2017 adalah tanaman
kacang panjang dengan luas panen terluas juga yaitu 167 ha. Sedangkan berat rata-rata panen
per ha adalah tanaman tomat yaitu 34 ton.
Selain berkaitan dengan produksi dan produktivitas hasil pertanian baik berupa tanaman
pangan, buah-buahan dan sayuran pelaksanaan urusan pertanian juga berkenaan dengan hasil
peternakan yang perkembangannya tersaji berikut ini :

Tabel 2.100
Peternakan di Kabupaten Sambas Tahun 2013 – 2017
Jenis Data Satuan 2013 2014 2015 2016 2017
1. Ternak Besar
- Jumlah Populasi Sapi Ekor 10.807 11.025 11.096 11.431 11.595
- Jumlah Pemotongan Per Tahun Ekor 5.277 5.693 6.068 1.596 11.595
- Laju Pertumbuhan Populasi % - 1,95 - - -
Per Tahun
- Rata-Rata Kepemilikan Ekor 3 3 3 3 3
2. Ternak Kecil
- Jumlah Populasi Kambing Ekor 25.691 25.537 24.953 24.956 25.226
- Jumlah Pemotongan Per Tahun Ekor 5.126 5.503 5.814 - 7.262
- Jumlah Populasi Babi Ekor 6.873 6.797 6.965 6.930 3.479
- Jumlah Pemotongan Per Tahun Ekor 3.227 3.433 3.292 - 3.525
3. Unggas
Ayam Buras :
- Jumlah Ekor 239.424 428.989 437.584 437.516 439.785
- Jumlah Pemotongan Ekor/Th 465.681 473.207 491.113 - 525.401
Ayam Petelur :
- Jumlah Ekor/Th 27.700 28.558 27.200 24.804 24.700
- Jumlah Pemotongan Ekor/Th 145.027 146.352 157.552 163.707
- Jumlah Peternak Peternak 27 8 8 8
- Jumlah Produksi Telur Ton/Th 126,17 118 1.080,33 36,011 1.385,99
- Rata-Rata Kepemilikan Ekor/Kk 1.5 1.1 3.400 3.274 -
Peternak
Ayam Pedaging :
- Jumlah Ekor 228.950 222.383 2.812.890 2.457.662 2.754.708
- Jumlah Pemotongan Ekor/Th 2.078.814 2.160.681 2.122.846 2.189.882
- Jumlah Peternak Peternak 627 185 96 96 -
- Jumlah Produksi Ton/Th 1.808,57 1.879,79 1.846,88 3.519,59
- Rata-Rata Kepemilikan Ekor/Kk 374 1.2 2.500 2.500 -
Peternak

Perubahan RPJMD Kabupaten Sambas Tahun 2016-2021 Bab II | 95


Jenis Data Satuan 2013 2014 2015 2016 2017
Itik :
- Jumlah Ekor 297.922 273.738 266.131 266.939 267.259
- Jumlah Pemotongan Ekor/Th 76.673 42.536 40.231 38.526
- Jumlah Peternak Itik Peternak 228 4.436 4.397 -
- Jumlah Produksi Telur Ton/Th 69,00 38,28 112,46 35,61 -
- Rata-Rata Kepemilikan Ekor/Pet 1.2 60 60 -
Peternak
Jumlah Produksi Daging Ton 3.120,11 3.251,84 3.274,50 3.274,60 3.582,80
Jumlah Produksi Telur Ton 1.511,78 1.395,39 1.385,99 1.385,99 1.387,10
Jumlah Koperasi Peternakan Buah 3 - - -
Jumlah Tempat Potong Hewan Buah 33 17 - -
(TPH)
Kelompok Usaha Ternak Kelompok - 253 - -
Sumber : Dinas Perikanan, Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Sambas, 2018.

Selanjutnya perkembangan produksi dan produktivitas pengolahan hasil perkebunan di


Kabupaten Sambas sebagai berikut :
Tabel 2.101
Luas Areal, Jumlah Produksi, Jumlah Petanidan
Jumlah Industri Pengolahan Hasil Perkebunan
Kabupaten Sambas Tahun 2013 - 2017
Jenis Data Satuan 2014 2015 2016 2017
1. Karet
- Luas Areal Ha 53.793 53.843 54.193 54.233
- Jumlah Produksi Ton 17.529 17.620 17.750 17.755
- Jumlah Petani Orang 39.746 39.746 39.966 39.966
2. Kopi
- Luas Areal Ha 2.070 2.070 2.070 2.027
- Jumlah Produksi Ton 562 571 571 700
- Jumlah Petani Orang 3.795 3.795 3.795 3.892
3. Kelapa Sawit
- Luas Areal Ha 74.616 74.616 85.406 85.406
- Jumlah Produksi Ton 49.165 50.335 105.934 124.688
- Jumlah Petani Orang 7.751 7.751 9.687 8.719
4. Kakao
- Luas Areal Ha 421 421 421 432
- Jumlah Produksi Ton 138 140 140 142
- Jumlah Petani Orang 1.359 1.359 1.359 1.359
5. Lada
- Luas Areal Ha 983 1.268 1.468 1.468
- Jumlah Produksi Ton 325 397 450 715
- Jumlah Petani Orang 4.402 4.402 4.902 4.902
6. Tebu
- Luas Areal Ha 325 327 327 325
- Jumlah Produksi Ton 399 402 402 405
- Jumlah Petani Orang 1.157 1.157 1.157 536
7. Kelapa
- Luas Areal Ha 22.483 22.483 22.483 22.483
- Jumlah Produksi Ton 13.575 13.520 13.520 13.525
- Jumlah Petani Orang 12.234 12.234 12.234 12.234
8. Kelapa Hybrida
- Luas Areal Ha 123 123 123 123
- Jumlah Produksi Ton 47 42 42 45
- Jumlah Petani Orang 469 469 469 469
9. Cengkeh
- Luas Areal Ha 4 2 6 6
- Jumlah Produksi Ton - - 2 2
- Jumlah Petani Orang 25 25 25 25
10. Kemiri
- Luas Areal Ha 4 4 5 5
- Jumlah Produksi Ton 1 1 1 2
- Jumlah Petani Orang 12 12 12 12
11. Sagu
- Luas Areal Ha 992 752 992 879
- Jumlah Produksi Ton 172 176 172 158

Perubahan RPJMD Kabupaten Sambas Tahun 2016-2021 Bab II | 96


Jenis Data Satuan 2014 2015 2016 2017
- Jumlah Petani Orang 2.32 2.32 2.320 2.320
12. Pinang
- Luas Areal Ha 56 56 56 56
- Jumlah Produksi Ton 7 8 8 11
- Jumlah Petani Orang 363 363 363 363
Jumlah Industri Pengolahan Hasil
Buah 1 1 1 1
Perkebunan
Sumber : Dinas Perikanan, Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Sambas, 2018.

Berdasarkan tabel di atas, petani terbanyak bekerja di perkebunan karet dan kelapa yaitu
masing-masing sebanyak 39.966 orang dan 12.234 orang. Sedangkan areal terluas adalah
kelapa sawit diikuti dengan karet dan kelapa. Kabupaten Sambas hanya memiliki 1 industri
pengolahan hasil perkebunan.
D. Urusan Kehutanan
Berdasarkan Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah dan
Peraturan Daerah Kabupaten Sambas Nomor 1 Tahun 2015 tentang Urusan Pemerintahan
Daerah Kabupaten Sambas maka urusan kehutanan yang menjadi kewenangan Pemerintah
Kabupaten Sambas hanya 1 yakni pelaksanaan pengelolaan taman hutan rakyat (TAHURA)
kabupaten. Sejalan dengan itu penyelenggaraan urusan kehutanan pada aspek pelayanan umum
di Kabupaten Sambas dilaksanakan oleh Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Barat. Meskipun
demikian sejalan dengan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : 936/Menhut-II/2013 tanggal
20 Desember 2013 status kawasan hutan di Kabupaten Sambas mempunyai luas 167.322,03 ha
meliputi kawasan taman wisata alam seluas 30.436,59 ha, hutan lindung 20.077,77 ha, hutan
lindung bakau 6.214,20 ha, hutan produksi terbatas 11.180,02 ha, hutan produksi 94.419,65 ha
dan hutan produksi konservasi seluas 4.993,80 ha.
Hutan mempunyai berbagai fungsi bagi kehidupan manusia mulai dari fungsi sebagai
sumberdaya sosial ekonomi hingga dukungan ekologi. Dalam fungsi sosial ekonominya hutan
menjadi sandaran mata pencaharian penduduk dimana hasil hutan dimanfaatkan sebagai
sumber bahan makanan dan produksi masyarakat. Sementara pada sisi fungsi ekologinya hutan
berguna untuk menjaga keseimbangan alam, memproduksi oksigen bagi kebutuhan hidup
makhluk hidup hingga tempat pelestarian plasma nuftah.
Berikut ini disampaikan perkembangan luas lahan di Kabupaten Sambas mengacu pada
status kawasan hutan sebagaimana diatur dalam Keputusan Menteri Kehutanan Republik
Indonesia Nomor : SK.936/Menhut-II/2013 :
Tabel 2.102
Luas Lahan Menurut Penggunaannyadi Kabupaten Sambas Tahun 2013 – 2017
Luas Penggunaan Lahan 2013 2014 2015 2016 2017
1. Jumlah Kawasan Hutan
- Taman Wisata Alam (Ha) 30.436,59 30.436,59 30.436,59 30.436,59 30.436,59
- Hutan Lindung 20.077,77 20.077,77 20.077,77 20.077,77 20.077,77
- Hutan Lindung Bakau 6.214,20 6.214,20 6.214,20 6.214,20 6.214,20
- Hutan Produksi Terbatas 11.180,02 11.180,02 11.180,02 11.180,02 11.180,02
- Hutan Produksi 94.419,65 94.419,65 94.419,65 94.419,65 94.419,65
- Hutan Produksi Konservasi 4.993,80 4.993,80 4.993,80 4.993,80 4.993,80
2 Jumlah Lahan Kering
- Ladang/Tegalan/ Kebun/Padang
57.219 50.115 44.773 42.609 44.168
Rumput
- Perkebunan 147.857 155.87 155.965 155.965 167.444
3 Luas Lahan Kritis 317.817 317.817 317.817 317.817 -

Perubahan RPJMD Kabupaten Sambas Tahun 2016-2021 Bab II | 97


Luas Penggunaan Lahan 2013 2014 2015 2016 2017
4 Luas Lahan Reboisasi 14.116 -
- Lahan yang Dibangun oleh Pemda - 830 225 225 -
5 Luas Lahan Penghijauan 7. 928 -
- Lahan yang Dibangun oleh Pemda - - - - -
6 Luas Areal yang Terbakar 1.242,50 5.304,80 - - -
7 Lahan Pertanian Sawah 68.473 68.644 68.345 70.127 66.733
- Irigasi 1.429 160 160 170 160
- Tadah Hujan 49.01 46.037 51.09 52.862 50.636
- Pasang Surut 17.75 22.188 16.961 16.961 15.303
- Rawa Lebak 284 259 134 134 634
8 Lahan Pertanian Bukan Sawah 318.484 496.354 498.722 494.292 507.388
- Ladang/Huma 7.062 5.562 2.681 415 300
- Tegal/Kebun 50.157 50.115 44.773 42.609 44.168
- Perkebunan 125.849 98.032 110.123 110.123 136.115
- Hutan Rakyat 9.295 9.221 5.123 5.123 27.220
- Padang Rumput 643 294 274 274 262
- Hutan Negara 190.431 190.431 82.291
- Sementara Tidak Diusahakan 32.311 35.576 55.189 55.189 30.629
- Lainnya 93.167 197.554 90.128 90.128 186.403
9 Lahan Bukan Pertanian - 74.572 72.503 72.503 65.449
Sumber : Dinas Pertanian Kabupaten Sambas, Tahun 2018

Sebaran luas kawasan hutan per Kecamatan di Kabupaten Sambas sebagai berikut :

Tabel 2.103
Luas Kawasan Hutan Menurut Kecamatan di Kabupaten Sambas Tahun 2017 (Ha)
HLB/
No Kecamatan TWA HL HPT HP HPK Jumlah
Mangrove
1. Selakau - 327,26 - - - - 327,26
2. Selakau Timur - - - - 13.000,00 - 13.000,00
3. Pemangkat - 236,66 229,44 - - - 466,10
4. Salatiga - 100,00 - - - - 100,00
5. Semparuk - - - - 1.295,81 - 1.295,81
6. Tebas - 3.567,86 - - 10.085,00 - 13.652,86
7. Tekarang - - - - - - -
8. Sambas - - - - - - -
9. Subah - 3.192,27 - - 5.202,28 - 8.394,55
10. Sebawi - 242,00 - - - - 242,00
11. Sajad - - - - - - -
12. Jawai - - 305,53 - 3.500,00 - 3.805,53
13. Jawai Selatan - - - - - - -
14. Teluk Keramat - - - - 6.800,70 - 6.800,70
15. Tangaran - - - - 2.099,65 - 2.099,65
16. Galing 670,00 - - - 10.331,00 - 11.001,00
17. Sejangkung - 575,47 - - 2.267,32 - 2.842,79
18. Sajingan Besar 19.698,48 10.642,83 1.292,00 11.180,02 16.171,71 4.993,80 63.978,84
19. Paloh 10.068,11 1.193,42 4.387,23 - 23.666,18 - 41.818
2017 30.436,59 20.077,77 6.214,20 11.180,02 94.419,65 4.993,80 167.322,03
2016 30.436,59 20.077,77 6.214,20 11.180,02 94.419,65 4.993,80 167.322,03
2015 30.436,59 20.077,77 6.214,20 11.180,02 94.419,65 4.993,80 167.322,03
2014 30.436,59 20.077,77 6.214,20 11.180,02 94.419,65 4.993,80 167.322,03
2013 30.436,59 20.077,77 6.214,20 11.180,02 94.419,65 4.993,80 167.322,03
Sumber : Keputusan Menhut Nomor SK. 936/Menhut-II/2013

Luas kawasan hutan terluas berada di Kecamatan Sajingan Besar yaittu 63.978,84 ha atau
sebesar 38,24% dari total luas kawasan hutan. Sedangkan kecamatan yang tidak memiliki
kawasan hutan adalah Kecamatan Tekarang, Kecamatan Sambas, Kecamatan Sajad dan
Kecamatan Jawai Selatan. Hal ini dapat dilihat pada tabel di atas.

Perubahan RPJMD Kabupaten Sambas Tahun 2016-2021 Bab II | 98


E. Urusan Energi dan Sumber Daya Mineral
Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Sambas Nomor 1 Tahun 2015 tentang Urusan
Pemerintahan Daerah Kabupaten maka urusan pemerintahan energi dan sumber daya mineral
tidak lagi menjadi kewenangan Pemerintah Kabupaten Sambas. Sejalan dengan itu
penyelenggaraan urusan energi dan sumber daya mineral pada aspek pelayanan umum telah
menjadi kewenangan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat. Meskipun demikian wilayah
Kabupaten Sambas memiliki beragam potensi energi dan sumber daya mineral mulai dari
potensi energi air, surya, angin, biodiesel, biomassa, biogas hingga pertambangan sumber daya
mineral. Beberapa potensi energi air yang sudah teridentifikasi di Kabupaten Sambas sebagai
berikut :
Tabel 2.104
Potensi Energi Air di Kabupaten Sambas
Debit Air Head
No Kecamatan / Desa Nama Lokasi Nama Sungai Keterangan
(M³/det) (meter)
1 Sajingan Besar/Sungai Bening Riam Bemban* Sei. Bemban 0.71 34 Hasil Pengukuran
2 Sajingan Besar/Sungai Bening Riam Betareng* Sei. Betareng 0.66 9.4 Hasil Pengukuran
3 Paloh / Sebubus Air Terjun Tinjan* Sei. Tinjan 0.06 30 Hasil Pengukuran
4 Sajingan Besar/ Santaban Riam Babon* Sei. Bantanan 0.15 20 Hasil Pengukuran
5 Sajingan Besar / Kaliau Riam Berasap** Sei. Sajingan 0.24 38 Telah dibangun
PLTMH
6 Selakau/ Twi Mentibar Air Terjun Cik Sak Sei. Selindung 0.20 15 Hasil Pengukuran
Miaung*
7 Sajingan Besar / Sanatab Riam Berasak* Sei. Bepantang 0.12 75 Hasil Pengukuran
8 Sajingan Besar / Sanatab Riam Kaimayong* Sei. Sempayang 1.01 30 Hasil Pengukuran
9 SajinganBesar/Santaban Riam Cagat*** Sei. Batang Air 0.32 65 Hasil Pengukuran
10 Tebas / Seberkat Riam Baya*** Sei. Kelingkau 0.02 50 Hasil Pengukuran
11 Subah / Tebuah Elok Riam Senangkek*** Sei. Nangke 0.04 18 Hasil Pengukuran
Sumber : Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Kalimantan Barat, 2018.
Keterangan :
* = Hasil Pengukuran DPE Prop. Kalbar
** = DPE Prop Kalbar dan PLN
*** = Hasil Pengukuran dalam kegiatan Identifikasi Potensi Energi Listrik Alternatif di Kabupaten Sambas

Potensi energi surya untuk Kalimantan Barat yang dilintasi garis Khatulistiwa mempunyai
nilai intensitas energi surya yang cukup tinggi dengan radiasi energi surya harian rata-rata
sebesar 2.768,7 Wh/M² sampai dengan 9.583,9 Wh/M²sehingga dapat dimanfaatkan untuk
membangkitkan energi listrik melalui proses photovoltaic atau dengan menggunakan secara
langsung panas matahari tersebut. Berikutnya potensi energi angin berdasarkan data dari
Stasiun Meteorologi Paloh secara umum kecepatan angin rata-rata per bulan di wilayah
Kabupaten Sambas adalah berkisar antara 2,2–3,2 knots dan kecepatan maksimum rata-rata per
bulan adalah 4 – 5 knots.

Potensi energi biodisel di Kabupaten Sambas mempunyai peluang yang cukup besar untuk
dikembangkan khususnya yang bersumber dari minyak sawit mentah. Hal ini didukung oleh
hasil produksi sawit yang cukup besar setiap tahunnya di Kabupaten Sambas. Selain itu potensi
biomassadari hasil pengelolaan limbah pertanian berupa sekam padi juga cukup potensial yakni
sebesar 57.699.468,8 SLM atau setara dengan daya energi listrik sebesar 524.540.625,45 kWh
setiap tahunnya, karet setara dengan 257.071.995 SLM atau dalam bentuk energi setara dengan
2.337.018.136kWh per tahun, kelapa setara dengan 60.585.993 SLM atau 550.781.754 kWh per
tahun, kopi setara dengan 8.055.477 SLM atau 73.231.609 kWh per tahun, coklat/kakao setara
dengan 5.679.405 SLM atau 51.630.654,55 kWh per tahun, tandan kelapa sawit setara dengan
62.618.100 SLM atau 569.255.454,54 kWh per tahun. Terakhir potensi biogas berupa energi

Perubahan RPJMD Kabupaten Sambas Tahun 2016-2021 Bab II | 99


dari limbah ternak sapi, kerbau, babi maupun unggas yang telah diinventarisasi mampu
menghasilkan potensi energi mencapai 33.712.804,66 SLM atau setara dengan 306.480.042,4
kWh. Perkembangan kondisi bidang keenergian di Kabupaten Sambas sebagai berikut :

Tabel 2.105
Sumber Energi di Kabupaten Sambas Tahun 2014 - 2017
Jenis Data 2014 2015 2016 2017
1 Sumber Energi Listrik
a. PLTD (Unit) 2 2 2 2
b. PLTS
- Jumlah (Unit) 5 5 5 5
- Kapasitas (Kva/Kwh) 98 98 98 98
c. PLTMH
- Jumlah (Unit) 3 3 3 3
- Kapasitas (Kva/Kwh) 155 155 1.788 2.030
2. Sarana Pelayanan Bahan Bakar (Buah)
a. SPBU 9 9 8 8
b. SPDN (Solar Package Dealer Nelayan) 2 2 2 2
c. Agen LPG 6 6 6 6
Sumber : Bappeda Kabupaten Sambas, 2018

Selain potensi energi Kabupaten Sambas juga memiliki beberapa potensi sumber daya
mineral baik yang telah diusahakan oleh masyarakat maupun masih belum yang tersebar di
seluruh kecamatan. Adapun sebaran potensi energi sumber daya mineral di Kabupaten Sambas
sebagai berikut :
Tabel 2.106
Potensi Pertambangan dan Penggalian, Mineral dan Batu Bara di Kabupaten Sambas

No Kecamatan Potensi Mineral dan Batubara


1. Selakau Emas, Tembaga, Timah (Komoditi Mineral Logam), Kaolin, Pasir Kuarsa, Zirkon
(Komoditas Mineral Non Logam), Batu dan tanah urug (Komoditas Batuan)
2. Selakau Timur Emas, Perak, Tembaga, Timah (Komoditas Mineral Logam), Kaolin, Pasir Kuarsa, Zirkon
(Komoditi Mineral Non Logam), Batu dan tanah urug (Komoditas Batuan)
3. Pemangkat Batu dan Tanah (Komoditas Batuan)
4. Salatiga Batu dan Tanah (Komoditas Batuan), Pasir Kuarsa (Komoditi Mineral Non Logam)
5. Semparuk -
6. Tebas Emas, Titanium, Besi, (Mineral Logam), Pasir Kuarsa, Zirkon (Mineral Non Logam), Batu
dan tanah urug (Komoditas Batuan).
7 Tekarang -
8. Sambas Pasir Kuarsa, Zirkon, Feldspar (Komoditi Mineral Non Logam) , Pasir sungai, batu dan
tanah urug (Komoditas Batuan).
9. Subah Emas, Tembaga, Titanium (Mineral Logam), Feldspar, Zirkon, Kaolin, Pasir Kuarsa
(Mineral Non Logam), Batu dan tanah (Komoditas Batuan)
10. Sebawi Zirkon,Feldspar, Kaolin, Pasir Kuarsa, Clay (Komoditi Mineral Non Logam) Batu dan
tanah (Komoditas Batuan)
11. Sajad Pasir sungai (Komoditas Batuan)
12. Jawai Pasir Kuarsa, Zirkon, timah (Mineral Non Logam)
13. Jawai Selatan Pasir Kuarsa, Zirkon, timah (Mineral Non Logam)
14. Teluk Keramat -
15. Tangaran Pasir Kuarsa, Zirkon ( Mineral Logam)
16. Galing Kaolin, Pasir Kuarsa, Zirkon (Mineral Non Logam)
17. Sejangkung Pasir Kuarsa, Zirkon (Mineral Non Logam), Batu dan tanah (Komoditas Batuan)
18. Sajingan Besar Batubara, Emas, Bauksit, Emas (Mineral Logam), Batu dan tanah (Komoditas Batuan)
19. Paloh Batubara, Emas, Besi, Titanium, Timah ( Mineral Logam) Pasir Kuarsa, Zirkon, ( Mineral
Non Logam), Batu , Batu , dan Tanah (Komoditas Batuan)
Sumber : Bappeda Kabupaten Sambas, 2018

F. Urusan Perdagangan
Penyelenggaraan urusan perdagangan pada aspek pelayanan umum berkenaan dengan
aktivitas perdagangan dan perizinan usaha yang berkontribusi cukup signifikan pada
pertumbuhan perekonomian daerah. Aktivitas perdagangan merupakan titik pertemuan antara

Perubahan RPJMD Kabupaten Sambas Tahun 2016-2021 Bab II | 100


suply dan demand sehingga melibatkan proses produksi serta distribusi barang dan jasa.
Semakin meningkat nilai perdagangan suatu daerah mengindikasikan membaiknya iklim usaha
dan kemampuan daya beli masyarakat demikian pula sebaliknya. Capaian penyelenggaraan
urusan perdagangan setidaknya tergambar dari jumlah masuk keluar barang dari dan kedalam
daerah (aktivitas bongkar muat barang di pelabuhan) dan penerbitan izin usaha perdagangan.
Sampai dengan tahun 2017 aktivitas bongkar barang melalui Pelabuhan Sintete Kabupaten
Sambas tercatat sebesar 38.692 ton. Perkembangan aktivitas bongkar muat barang di
Kabupaten Sambas sebagai berikut :

140.000 Bongkar
Muat
120.000

100.000

80.000

60.000

40.000

20.000 2013 2014 2015 2016 2017


Sumber : Buku Kabupaten Sambas Dalam Angka, Tahun 2018

Gambar 2.20
Banyaknya Bongkar Muat Melalui Pelabuhan di Kabupaten Sambas (Ton)
Tahun 2013 – 2017

Berdasarkan gambar di atas, banyaknya barang yang dibongkar di pelabuhan Kabupaten


Sambas mengalami penurunan sebesar 19,80 % menjadi 38.692 ton. Di sisi lain, jumlah barang
yang dimuat mengalami kenaikan sebesar 105,49 % menjadi sebesar 96.306 ton.

Disamping perkembangan jumlah masuk dan keluarnya barang dari dan kedalam daerah
sebagaimana tergambar di atas perkembangan perdagangan daerah juga dapat dilihat dari
pertumbuhan jumlah izin usaha baik mikro, kecil dan menengah yang diterbitkan oleh
Pemerintah Kabupaten Sambas. Sampai dengan tahun 2017 jumlah surat izin usaha
perdagangan yang telah diterbitkan sebanyak 31 surat ijin. Perkembangan izin usaha yang
diterbitkan di Kabupaten Sambas sebagai berikut :
Tabel 2.107
Jumlah Surat Izin Usaha Perdagangan di Kabupaten Sambas Tahun 2017
Skala Usaha Perdagangan
No Kecamatan Jumlah
Besar Menengah Kecil Mikro
1. Selakau - - 8 5 13
2. Selakau Timur - - - 1 1
3. Pemangkat 2 3 32 9 46
4. Semparuk - 1 13 3 17
5. Salatiga - - 2 2 4
6. Tebas 1 1 29 14 45
7. Tekarang - - - 4 4
8. Sambas 2 9 58 11 80
9. Subah - - 3 2 5
10. Sebawi - - 4 1 5
11. Sajad - - - - 0
12. Jawai - 1 13 2 16
13. Jawai Selatan - - 5 2 7
14. Teluk Keramat - 2 19 4 25
15. Galing 1 1 10 - 12

Perubahan RPJMD Kabupaten Sambas Tahun 2016-2021 Bab II | 101


Skala Usaha Perdagangan
No Kecamatan Jumlah
Besar Menengah Kecil Mikro
16. Tangaran - - 3 1 4
17. Sejangkung - - 1 1 2
18. Sajingan Besar 1 - - - 1
19. Paloh - 1 15 7 23
2017 7 19 215 69 310
2016 1 14 300 126 441
2015 1 24 390 231 646
2014 2 12 191 415 620
2013 12 7 682 - 701
Sumber : Buku Kabupaten Sambas Dalam Angka Tahun 2018

Pada tahun 2017 diterbitkan 310 surat izin usaha perdagangan di Kabupaten Sambas,
dimana sebagian besar usaha perdagangan tersebut adalah usaha mikro dan usaha kecil yaitu
22,26 % dan 69,35 %. Sedangkan surat izin usaha perdagangan sedang diterbitkan sebanyak
6,12 % dan usaha usaha perdagangan besar sebanyak 2,26 % dari total surat izin usaha
perdagangan yang diterbitkan. Dari 310 surat ijin yang diterbitkan pada tahun 2017, Kecamatan
Sambas adalah kecamatan yang paling banyak surat ijin usaha perdagangan yaitu sebanyak 80
surat ijin. Sedangkan Selakau Timur dan Sajingan Besar masing-masing 1 surat ijin.

G. Urusan Perindustrian
Penyelenggaraan urusan perindustrian pada aspek pelayanan umum di Kabupaten
Sambas berkaitan dengan peningkatan nilai tambah produksi barang dan jasa yang mampu
meningkatkan skala pertumbuhan ekonomi daerah dan kesejahteraan masyarakat.
Pertumbuhan industri pada tahun 2017 menurun sebesar 0,14%. Capaian urusan perindustrian
dapat dilihat sebagai berikut :
Tabel 2.108
Capaian Urusan Perindustrian di Kabupaten Sambas Tahun 2016 – 2017
Capaian
No Indikator Satuan
2016 2017
1. Pertumbuhan Industri % 1,44 1,30
Sumber : Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Sambas, 2018.

Selain perkembangan capaian urusan perindustrian di atas juga disampaikan


perkembangan unit usaha formal dan informal beserta jumlah tenaga kerjanya di Kabupaten
Sambas sebagai berikut :
Tabel 2.109
Banyaknya Unit Usaha Formal, Informal dan Tenaga Kerja
di Kabupaten Sambas Tahun 2013 – 2017

Jenis Data Satuan 2013 2014 2015 2016 2017


Unit Usaha Formal :
1. Kelompok Industri Pangan Unit Usaha 97 86 91 92 98
Tenaga Kerja Laki-Laki Orang 359 323 336 341 360
Tenaga Kerja Perempuan Orang 50 60 63 63 84
2. Kelompok Industri Kimia, Agro Non Pangan dan
Unit Usaha 92 91 114 114 126
Hasil Hutan
Tenaga Kerja Laki-Laki Orang 794 789 804 804 845
Tenaga Kerja Perempuan Orang 5 6 13 13 18
3. Kelompok Industri Logam dan Mesin Unit Usaha 196 191 217 223 250
Tenaga Kerja Laki-Laki Orang 303 336 468 481 532
Tenaga Kerja Perempuan Orang 10 10 25 25 36
4. Kelompok Industri Sandang dan Aneka Unit Usaha 110 107 107 109 38
Tenaga Kerja Laki-Laki Orang 164 130 130 136 65
Tenaga Kerja Perempuan Orang 60 78 78 78 49
Unit Usaha Informal
1. Usaha Informal Unit Usaha 634 774 842 842 1.313

Perubahan RPJMD Kabupaten Sambas Tahun 2016-2021 Bab II | 102


Jenis Data Satuan 2013 2014 2015 2016 2017
Tenaga Kerja Laki-Laki Orang 914 930 1.001 1.001 1.649
Tenaga Kerja Perempuan Orang 1.140 803 961 961 981
Sumber : Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Sambas, 2018.

Berdasarkan tabel di atas, unit usaha di Kabupaten Sambas didominasi oleh usaha
informal yaitu sebanyak 1.313 unit usaha dengan tenaga kerja laki-laki terbanyak sebanyak
1.649 orang. Unit usaha formal terdiri dari kelompok industri pangan, kelompok industri kimia,
agro non pangan dan hasil hutan, kelompok industri logam dan mesin dan kelompok industri
sandang dan aneka. Diantara unit usaha formal, kelompok industri logam dan mesin yang paling
banyak unit dan tenaga kerja nya.

H. Urusan Transmigrasi
Penyelenggaraan urusan transmigrasi pada aspek pelayanan umum berhubungan dengan
pemberian alternatif kepada masyarakat untuk meningkatkan produktivitasnya sehingga
mampu memperbaiki kualitas kehidupanya baik secara ekonomi maupun sosial. Kabupaten
Sambas merupakan salah satu daerah penempatan atau penerima program transmigrasi di
Provinsi Kalimantan Barat yang dalam pelaksanaannya dilakukan secara campuran antara
transmigran lokal dan dari luar Kabupaten Sambas. Hingga tahun 2017 ada 3 lokasi penempatan
transmigrasi di Kabupaten Sambas yakni unit pemukiman transmigrasi (UPT) SP.1 Serat Ayon,
UPT SP.2 Sabung dan UPT Sebunga. Perkembangan jumlah transmigran yang ditempatkan di
Kabupaten Sambas sebagai berikut :
Tabel 2.110
Jumlah Transmigrasi yang Ditempatkan Berdasarkan Lokasi dan
Asal Daerah Transmigran di Kabupaten Sambas Tahun 2016
Jumlah Transmigrasi
Jumlah
Lokasi Transmigran Luar Daerah Lokal/Sisipan
KK Jiwa KK Jiwa KK Jiwa
UPT SP. 1 Serat Ayon 285 1.074 65 314 350 1.388
UPT SP. 2 Sabung 175 629 75 275 250 904
UPT Sebunga 92 312 108 503 200 815
Tahun 2016 552 2.015 248 1.092 800 3.107
Tahun 2015 552 2.015 248 1.092 800 3.107
Tahun 2014 552 2.015 248 1.092 800 3.107
Tahun 2013 360 1.310 440 1.750 800 3.060
Sumber: Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Sambas, 2018
*Data profil hanya tersedia sampai thn 2016

2.4. Aspek Daya Saing Daerah


Aspek daya saing daerah berkaitan dengan kemampuan ekonomi daerah, fasilitas dan
infrastruktur wilayah, iklim investasi dan sumber daya manusia. Berikut ini dijelaskan keempat
faktor pendukung aspek daya saing Kabupaten Sambas.

2.4.1 Kemampuan Ekonomi Daerah


Kemampuan ekonomi daerah berpengaruh pada daya saing daerah. Semakin besar dan
tumbuh ekonomi daerah maka daya saingnya akan meningkat demikian pula sebaliknya.
Kemampuan ekonomi daerah dipengaruhi oleh pendapatan perkapita penduduk, pengeluaran per
kapita disesuaikan dan pengeluaran konsumsi.

Perubahan RPJMD Kabupaten Sambas Tahun 2016-2021 Bab II | 103


A. Pendapatan Perkapita Penduduk
Besarnya pendapatan regional per kapita dalam hal ini PDRB per kapita merupakan
salah satu indikator yang digunakan untuk mengukur tingkat kesejahteraan penduduk. Bila
PDRB suatu daerah dibagi dengan jumlah penduduk yang tinggal di daerah itu maka akan
didapatkan nilai PDRB Per kapita. PDRB Per kapita atas dasar harga berlaku menunjukkan nilai
PDRB per kepala atau per satu orang penduduk. Pada tahun 2017 PDRB per kapita Kabupaten
Sambas tercatat sebesar Rp. 33,08 juta dengan pertumbuhan sebesar 8,6 persen dari tahun
2016. Perkembangan nilai PDRB per kapita Kabupaten Sambas sebagai berikut :
Tabel 2.111
Perkembangan PDRB Per Kapita Kabupaten SambasTahun 2013– 2017
PDRB Per Kapita Harga Berlaku PDRB Per Kapita Harga Konstan 2010
Tahun
Nilai (Rp) Pertumbuhan(%) Nilai (Rp) Pertumbuhan(%)
2013 22.924.313,81 10,19 19.720.691,13 4,85
2014 25.424.403,34 10,91 20.612.105,9 4,52
2015 27.975.541,3 10,03 21.460.427,7 4,12
2016*) 30.445.138,8 8,83 22.444.367,0 4,58
2017**) 33.080.027,2 8,65 23.447.053,2 4,47
Sumber: BPS Kabupaten Sambas, 2018.
Keterangan : *) angka sementara; **) angka sangat sementara.

Besarnya pendapatan regional per kapita dalam hal ini PDRB per kapita atas dasar harga
berlaku meningkat dari 30,45 juta rupiah pada tahun 2016 menjadi 33,08 juta rupiah pada tahun
2017.
B. Pengeluaran Per Kapita Disesuaikan
Pengeluaran per Kapita menggambarkan tentang pola konsumsi rumah tangga secara
umum menggunakan indikator proporsi pengeluaran untuk makanan dan non makanan.
Komposisi pengeluaran rumah tangga dapat dijadikan ukuran untuk menilai tingkat
kesejahteraan ekonomi penduduk, makin rendah persentase pengeluaran untuk makanan
terhadap total pengeluaran makin membaik tingkat kesejahteraan.
Rata-rata pengeluaran perkapita perbulan Kabupaten Sambas berdasarkan data Susenas
Maret tahun 2017 mencapai 431.488 rupiah untuk makanan dan 325.510 rupiah untuk
nonmakanan.

Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Sambas, 2018

Gambar 2.21
Persentase Rumah Tangga di Kabupaten Sambas Menurut Golongan
Pengeluaran per Kapita per Bulan Tahun 2017

Perubahan RPJMD Kabupaten Sambas Tahun 2016-2021 Bab II | 104


Berdasarkan gambar di atas, pengeluaran per kapita per bulan yang tertinggi adalah
pengeluaran per kapita per bulan makanan yaitu sebesar Rp. 300.000 – Rp. 499.999 atau
sebesar 40% dari total pengeluaran per kapita per bulan. Sedangkan pengeluaran per kapita per
bulan makanan kurang dari Rp. 100.000 sebesar 0% per kapita per bulan. Untuk pengeluaran
per kapita per bulan non makanan tertinggi adalah Rp. 200.000 – Rp. 299.999 atau sebesar 22,1
% sedangkan untuk terendah Rp. 750.000 ke atas atau sebesar 6,3%.

C. Pengeluaran Konsumsi
Pengeluaran konsumsi masyarakat terdiri dari konsumsi makanan dan non makanan.
Komposisi pola pengeluaran penduduk terhadap kebutuhan pokok (makan) dan kebutuhan non
makanan dapat dijadikan salah satu indikator untuk mengetahui tingkat kesejahteraan
masyarakat. Perbandingan pengeluaran penduduk untuk konsumsi makan yang makin kecil
terhadap seluruh pengeluaran menggambarkan tingkat kesejahteraan yang semakin baik.
Besar kecilnya proporsi pengeluaran untuk bukan makanan terhadap seluruh
pengeluaran merupakan salah satu cerminan kesejahteraan penduduk. Makin besar proporsi
tersebut menunjukkan bahwa semakin tinggi pula tingkat kesejahteraannya. Sebaliknya, jika
proporsi itu mengecil berarti refleksi tingkat kesejahteraan semakin menurun (Hukum Engle).

Tabel 2.112
Pengeluaran Rata-Rata (Makanan) Sebulan Menurut Kelompok Barang dan Golongan
Pengeluaran Per Kapita Sebulan (Rupiah), 2017

No Kelompok Barang Rata-rata per kapita

1. Padi-padian 63.607
2. Ubi-ubian 2.298
3. Ikan 53.181
4. Daging 18.809
5. Telur dan Susu 24.044
6. Sayur-sayuran 32.283
7. Kacang-kacangan 6.277
8. Buah-buahan 16.254
9. Minyak dan kelapa 11.923
10. Bahan Minuman 20.158
11. Bumbu-bumbuan 11.726
12. Konsumsi Lainnya 10.037
13. Makanan& minuman jadi 107.216
14. Minuman Alkohol 53.676
15. Tembakau dan Sirih 63.607
Rata-rata (Makanan) 431.488
Sumber : Badan Pusat Statistik (Susenas Maret 2017, diolah)

Berdasarkan tabel di atas, pengeluaran rata-rata per kapita (makanan) yang tertinggi
adalah makanan dan minuman jadi yaitu sebesar Rp. 107.216 sedangkan pengeluaran rata-rata
per kapita (makanan) terendah adalah ubi-ubian hanya sebesar Rp. 2.298.

Perubahan RPJMD Kabupaten Sambas Tahun 2016-2021 Bab II | 105


Tabel 2.113
Pengeluaran Rata-Rata (Non Makanan) Sebulan Menurut Kelompok Barang dan Golongan
Pengeluaran Per Kapita Sebulan (Rupiah), 2017
No Kelompok Barang Rata-rata per kapita
1. Perumahan dan fasilitas perumahan 176.069
2. Aneka Barang& Jasa 69.996
3. Biaya Pendidikan 21.519
4. Biaya Kesehatan 28.693
5. Pakaian, alas kaki dan tutup kepala 17.385
6. Barang tahan lama 17.385
11.847
7. Pajak dan asuransi 176.069
8. Keperluan Pesta 69.996
Rata-rata (Non Makanan) 325.510
Sumber : Badan Pusat Statistik (Susenas Maret 2017, diolah)

Dari tabel di atas, rata-rata pengeluaran per kapita (non makanan) tertinggi adalah
perumahan dan fasilitas perumahan yaitu 176.069 sedangkan pengeluaran terendah adalah
kelompok barang tahan lama yaitu sebesar Rp. 11.847.
Di Kabupaten Sambas pengeluaran untuk makanan masih lebih besar dibanding
pengeluaran non makanan. Ketika masyarakat mulai meningkat pendapatannya dan mulai maju
maka pengeluaran terbesar nantinya akan bergeser pada pengeluaran barang tahan lama,
pendidikan, dan kesehatan serta total pengeluaran non makanan akan lebih besar dari
pengeluaran makanan.

2.4.2. Fasilitas dan Infrastruktur Wilayah


Fasilitas dan infrasturktur wilayah berkontribusi pada aspek daya saing daerah. Semakin
baik fasilitas dan infrastruktur wilayah maka akan semakin menarik minat investor untuk
berinvestasi demikian pula sebaliknya. Singkatnya jaringan infrastruktur yang baik akan
menurunkan biaya produksi dan transportasi sehingga akan meningkatkan potensi
berkembangnya dunia usaha. Fasilitas dan infrastruktur tersebut meliputi jaringan jalan,
pengelolaan sampah, jaringan drainase, rumah layak huni, air bersih, sanitasi lingkungan dan
jaringan listrik.
A. Jaringan Jalan
Jaringan jalan merupakan sebuah sistem sarana dan prasarana transportasi darat yang
penting untuk memperlancar arus lalu lintas barang dan jasa serta menghubungkan daerah
produksi dengan jalur distribusi dan pasar sehingga sangat berpengaruh bagi aktivitas
kehidupan masyarakat khususnya di sektor perekonomian. Tuntutan terhadap peningkatan
kualitas dan akses sistem jaringan jalan berkembang sejalan dengan peningkatan kapasitas
pelaksanaan pembangunan. Artinya semakin meningkat kapabilitas dan aktivitas pembangunan
daerah maka tuntutan kebutuhan terhadap ketersediaan infrastruktur jalan juga mengalami
kenaikan. Jalan sebagai prasarana transportasi dalam konteks kekinian menjadi urat nadi
perekonomian daerah sehingga investasi yang dibelanjakan oleh pemerintah daerah pada
infrastruktur jalan harus mampu merangsang tumbuhnya usaha dan aktivitas ekonomi
disekitarnya.

Berdasarkan publikasi data Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Sambas sampai dengan
Tahun 2017 total panjang jalan Kabupaten Sambas adalah 1.102.206 Km.Dari total panjang jalan

Perubahan RPJMD Kabupaten Sambas Tahun 2016-2021 Bab II | 106


kabupaten tersebut 30,04 persen jalan sudah diaspal; 15,96 persen jalan kerikil dan 54 persen
jalan tanah. Secara rinci perkembangan panjang menurut jenis permukaannya di Kabupaten
Sambas sebagai berikut :
Tabel 2.114
Panjang Jalan Kabupaten Menurut Jenis Permukaan (Km) Tahun 2013 – 2017
No Jenis Permukaan 2013 2014 2015 2016 2017
1. Aspal 321,579 321,869 310,440 322.273 331.120
2. Kerikil 89,638 97,543 161,002 155.768 175.946
3. Tanah 285,416 277,221 630,764 624.165 595.140
4. Lainnya - - - - -
Jumlah 696,633 696,633 1.102,206 1.102,21 1.102,206
Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Sambas, Tahun 2018

Selanjutnya perkembangan panjang jalan kabupaten menurut kondisinya di Kabupaten


Sambas sampai dengan Tahun 2017 sebagai berikut :
Tabel 2.115
Panjang Jalan Kabupaten Menurut Kondisi Jalan (Km) Tahun 2013 – 2017

No Jenis Permukaan 2013 2014 2015 2016 2017


1. Baik 276,918 299,168 462,374 486.707 530.308
2. Sedang 88,348 88,334 148,888 155.966 159.456
3. Rusak 115,780 101,912 158,586 140,9 132.950
4. Rusak Berat 215,587 207,219 332,358 318.633 279.492
Jumlah 696,633 696,633 1.102,206 1.102.206 1.102.206
Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Sambas, Tahun 2018

Bila ditinjau dari kondisinya, 48,11 persen jalan di Kabupaten Sambas kondisinya sudah
baik; 14,47 persen kondisi sedang; 12,06 persen kondisi rusak dan 25,36 persen kondisi rusak
berat.
Sampai dengan Tahun 2017 panjang jalan menurut status pengawasan dan jenis
permukaannya secara rinci berikut ini :
Tabel 2.116
Panjang Jalan Menurut Status Pengawasan dan Jenis Permukaan
di Kabupaten Sambas Tahun 2017 (Km)
Jenis Permukaan
No Status Pengawasan Jumlah
Aspal Kerikil Tanah Lainnya
1. Nasional 154,650 2,600 37,690 - 194,940
2. Provinsi 93,345 2,930 2,475 - 98,750
3. Kabupaten 331,120 175,946 595,140 - 1 102,206
4. Desa 103,507 261,885 356,935 - 722,326
5. Strategis Nasional 51,497 8,475 36,563 - 96,535
2017 734,119 451,836 1 028,803 - 2 214,757
2016 687,105 489,568 1 031,217 - 2 207,889
2015 670,272 507,897 1.029,721 - 2.207,889
2014 712,508 418,834 676,062 - 1.807,404
2013 698,508 442,932 665,964 - 1.807,404
Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Sambas, Tahun 2018

Berdasarkan tabel di atas, panjang jalan Kabupaten Sambas tahun 2017 yaitu 2.214.757
km meningkat sebesar 6.868 km dari tahun 2016. Berdasarkan panjang jalan menurut status
pengawasan dan jenis permukaan, maka panjang jalan kabupaten yang sudah diaspal adalah
45,10% dari total seluruh jalan di Kabupaten Sambas. Sedangkan jalan kabupaten yang masih
tanah sebesar 57% dan 57% jalan desa dengan jenis permukaan kerikil.

Perubahan RPJMD Kabupaten Sambas Tahun 2016-2021 Bab II | 107


Kemudian jika dilihat menurut status pengawasan dan kondisi jalan yang ada di
Kabupaten Sambas sampai dengan Tahun 2017 terinci berikut ini :
Tabel 2.117
Panjang Jalan Menurut Status Pengawasan dan Kondisi Jalan
di Kabupaten Sambas Tahun 2017 (Km)
Jenis Permukaan
No Status Pengawasan Jumlah
Baik Sedang Rusak Rusak Berat
1. Nasional 150,150 2,600 0,000 37,690 190.440
2. Provinsi 61,196 19,741 1,239 16,575 98,750
3. Kabupaten 530,308 159,456 132,950 279,492 1 102,206
4. Desa 433,462 180,765 84,717 23,383 722,326
5. Strategis Nasional 37,722 17,628 8,050 33,135 96,535
2017 1.212.837 380.189 226.956 390.275 2.210.257
2016 1.101.289 384.883 255.047 466.670 2.207.889
2015 1.059,231 380,205 276,733 491,720 2.207,889
2014 758,026 360,658 307,822 380,898 1.807,404
2013 691,865 384,171 332,489 398,879 1.807,404
Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Sambas, Tahun 2018

Berdasarkan tabel di atas, panjang jalan menurut status pengawasan dan kondisi jalan
baik dan sedang mengalami kenaikan sebesar 111.548 km dari tahun 2016, sedangkan panjang
jalan menurut status pengawasan dan kondisi jalan sedang, rusak dan rusak berat mengalami
kenaikan masing-masing sebesar 4,694 km; 28,091 km dan 76.395 km dari tahun 2016.

B. Pengelolaan Sampah
Fasilitas dan infrastruktur wilayah berikutnya yang berkontribusi pada peningkatan daya
saing daerah adalah berkaitan dengan pengelolaan sampah. Peningkatan aktivitas produksi
masyarakat baik yang ditopang oleh sektor pertanian, perdagangan hingga industri pasti akan
menimbulkan berbagai dampak terhadap lingkungan dan meninggalkan residu berupa sampah
yang harus dikelola dengan baik. Pengelolaan sampah berperan penting dalam menciptakan
kondisi lingkungan yang bersih dan sehat. Lingkungan yang bersih selanjutnya akan
menghindarkan penghuninya dari berbagai macam penyakit. Sebagai salah satu fasilitas
pelayanan publik yang bersifat dasar maka keunggulan sebuah daerah dalam mengelola
sampahnya akan mampu menaikkan minat investor untuk menanamkan investasinya demikian
pula sebaliknya.

Untuk mewujudkan sistem pengelolaan sampah yang baik maka diperlukan intervensi
pada dimensi struktur dan kultur masyarakat. Dimensi struktur berkenaan dengan penyiapan
kelembagaan, prosedur, alokasi sumber daya hingga sarana dan prasarana seperti seperti tong
sampah, kendaraan pengangkut sampah, tempat pembuangan sementara sampah, tempat
pembuangan akhir sampah dan sebagainya. Sementara dimensi kultur lebih berkaitan dengan
aspek humanis yakni pendidikan, pemberdayaan, pembangunan kesadaran diri, komitmen
bersama dan kemauan masyarakat dalam menjalankan pola hidup bersih guna menjaga
kebersihan lingkungannya serta bijak mengelola sampah sejak ditingkat produsen. Sampai
dengan Tahun 2017 capaian pelayanan persampahan di Kabupaten Sambas sebagai berikut :

Perubahan RPJMD Kabupaten Sambas Tahun 2016-2021 Bab II | 108


Tabel 2.118
Pelayanan Persampahan di Kabupaten Sambas Tahun 2013 – 2017
No. Uraian Satuan 2013 2014 2015 2016 2017
1. Jumlah Tempat Pembuangan Sampah Unit 25 25 30 33 33
2. Jumlah Daya Tampung TPS M2 75 75 90 60 93,7
3. Tempat Pengolahan Akhir (TPA) Unit 4 4 4 4 4
4. Tempat Pengolahan Sampah Terpadu Unit - 4 4 6 4
(TPST)
5. Volume Sampah Yang Ditangani M3 110 416.004 436,30 8.760 446,44
Sumber : Dinas Perumahan, Permukiman dan Lingkungan Hidup Kabupaten Sambas, Tahun 2018

Berdasarkan tabel di atas, daya tamping TPS pada tahun 2017 meningkat sebesar 33,7 m 2
dari 60 m2 menjadi 93,7 m2 sedangkan jumlah tempat pembuangan sampah dan tempat
pengolahan akhir tidak ada peningkatan dari tahun 2016 yaitu masing-masing sebesar 33 unit
dan 4 unit.
Perkembangan produksi sampah di Kabupaten Sambas setiap tahun terus mengalami
peningkatan baik yang bersumber dari permukiman penduduk aktivitas lainnya sejalan
meningkatnya perkembangan kehidupan masyarakat. Hingga tahun 2017 jumlah sampah yang
ada per hari di Kabupaten Sambas tercatat sebesar 436,30 M3, tidak ada peningkatan jumlah
sampah dari tahun 2016. Sampah yang diangkut per tahun dan rata-rata sampah yang terangkut
per hari juga tidak mengalami perubahan dari tahun 2016, masing-maisng sebesar 39 M3dan 93
M3. Secara rinci perkembangan produksi sampah di Kabupaten Sambas sebagai berikut :

Tabel 2.119
Produksi Sampah di Kabupaten Sambas Tahun 2013 – 2017
Produksi Sampah(M3)
No. Uraian
2013 2014 2015 2016 2017
1. Jumlah sampah yang ada perhari 379,33 392,88 428,96 436,30 436,30
2. Sampah yang dapat diangkut per 29.930 36.500 35.770 39 39
tahun
3. Rata-rata sampah yang terangkut 82 100 98 93 93
per hari
Sumber : Dinas Perumahan, Permukiman dan Lingkungan Hidup Kabupaten Sambas, Tahun 2018

Kemudian untuk mendukung sistem pengelolaan persampahan di Kabupaten Sambas


tersedia prasarana tempat pembuangan akhir (TPA) yang hingga Tahun 2017 tersedia di 4
lokasi yaitu :
Tabel 2.120
Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah di Kabupaten Sambas Tahun 2017
Sistem Perkiraan
No. Nama TPA Lokasi Luas (Ha) Pemilik Pengolahan Waktu
Sampah Pemakaian
1. TPA Sorat Kec. Sambas 4 Pemerintah Controlled 15 Tahun
Kabupaten landfilll
Sambas
2. TPA Salatiga Kec. Salatiga 4 Pemerintah Open Dumping 10 Tahun
Kabupaten
Sambas
3. TPA Jelu Air Kec. Jawai Selatan 2,75 Pemerintah Open Dumping 10 Tahun
Kabupaten
Sambas
4. TPA Sekura Kec. Teluk Keramat 2 Pemerintah Open Dumping 8 Tahun
Kabupaten
Sambas
Sumber : Dinas Perumahan, Permukiman dan Lingkungan Hidup Kabupaten Sambas, Tahun 2018

Perubahan RPJMD Kabupaten Sambas Tahun 2016-2021 Bab II | 109


Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah di Kabupaten Sambas Tahun 2017 terdiri dari
TPA Sorat dengan luas 4 ha, TPA Salatiga dengan luas 4 ha, TPA Jelu Air dengan luas 2,75 ha dan
TPA Sekura dengan luas 2 ha. Semua TPA tersebut merupakan milik Pemerintah Kabupaten
Sambas.

C. Jaringan Drainase
Fasilitas dan infrastruktur yang ketiga berkenaan dengan jaringan drainase yang berfungsi
untuk pengelolaan limbah rumah tangga dan penanggulangan daerah rawan genangan air di
lingkungan perkotaan khususnya di Ibu Kota Kecamatan (IKK) serta penataan permukiman
kumuh perkotaan. Pada tahun 2017,drainase yang dibangun sepanjang 4.577 m menurun
2.128,62 m dari tahun 2016. Total drainase yang telah dibangun hingga tahun 2017 sepanjang
60.300 m. Secara rinci perkembangan pembangunan jaringan drainase di Kabupaten Sambas
sebagai berikut:
Tabel 2.121
Jaringan Drainase di Kabupaten Sambas Tahun 2014 – 2017
Panjang Drainase (m)
No. Uraian
2014 2015 2016 2017
1. Drainase yang dibangun 8.063,00 3.240,30 6.705,62 4.577
2. Total drainase yang telah dibangun 44.981,70 48.222,00 53.594 60.300
Sumber : Dinas Perumahan, Permukiman dan Lingkungan Hidup Kabupaten Sambas, Tahun 2018

D. Rumah Layak Huni


Ketersediaan fasilitas dan infrastruktur wilayah berikutnya adalah ketersediaan rumah
layak huni. Kondisi rumah dapat mencerminkan tingkat kehidupan masyarakat baik secara
ekonomi, sosial maupun lingkungan. Semakin tinggi persentase ketersediaan rumah layak huni
disuatu daerah menggambarkan tingkat kesejahteraan masyarakat yang semakin baik demikian
pula sebaliknya. Hal ini pada tahap selanjutnya memberikan pengaruh pada daya saing daerah.
Berikut ini perkembangan kondisi rumah layak huni di Kabupaten Sambas :
Tabel 2.122
Rumah Layak Huni di Kabupaten Sambas Tahun 2014 – 2017
Rumah layak Huni (unit)
No Uraian
2014 2015 2016 2017
1. Total Rumah Layak Huni 88.225 88.833 96.404 94.373
Sumber : Dinas Perumahan, Permukiman dan Lingkungan Hidup Kabupaten Sambas, Tahun 2018

E. Air Bersih
Layanan air bersih merupakan kebutuhan mendasar bagi kehidupan. Air menjadi
kebutuhan hidup yang diperlukan oleh seluruh makhluk hidup. Khususnya bagi kehidupan
manusia air diperlukan untuk berbagai keperluan seperti mandi, cuci, masak, minum hingga
mendukung kelestarian alam dan keindahan lingkungan. Sampai dengan tahun 2016 layanan air
bersih masyarakat di Kabupaten Sambas sebagian besar bergantung pada sumber air hujan
untuk masak yaitu sekitar 90,37%. Selain mengandalkan sumber air hujan, masyarakat
Kabupaten Sambas juga menggunakan sumber air yang lain untuk masak yakni mata air
terlindung sekitar2,39 %, sumur tak terlindung sebesar 2,50 %, mata air tak terlindung sebesar
1,77 % dan air isi ulang sebesar 1,39 %. Secara rinci persentase rumah tangga menurut sumber
air minumnya di Kabupaten Sambas sebagai berikut :

Perubahan RPJMD Kabupaten Sambas Tahun 2016-2021 Bab II | 110


Tabel 2.123
Persentase Rumah Tangga Menurut Sumber Air Utama
di Kabupaten Sambas Tahun 2016
Persentase Rumah Tangga Menurut Sumber Air Utama
No. Sumber Air Utama
Minum Masak
1 Air Kemasan Bermerk 0,67 0,29
2 Air Isi Ulang - 1,39
3 Leding Meteran 5,72 0,18
4 Sumur Bor/Pompa 0,08 0,17
5 Sumur Terlindung 0,24 0,40
6 Sumur Tak Terlindung 0,19 2,50
7 Mata Air Terlindung 2,50 2,39
8 Mata Air Tak Terlindung 2,93 1,77
9 Air Permukaan 1,23 -
10 Air Hujan 86,44 90,37
Jumlah 100,00 100,00
Sumber : BPS Kabupaten Sambas, Tahun 2016

Pola konsumsi air masyarakat yang sangat bergantung pada air hujan dalam jangka
panjang akan menimbulkan permasalahan khususnya saat terjadi musim kemarau panjang.
Kabupaten Sambas sesungguhnya memiliki potensi air sungai dan sumber mata air
pergunungan yang cukup besar. Namun potensi tersebut belum mampu dikelola secara
maksimal dikarenakan berbagai kendala salah satunya adalah investasi yang masih terbatas.
Memang untuk meningkatkan kapasitas pelayanan air bersih di Kabupaten Sambas baik melalui
pengelolaan air sungai maupun air pergunungan memerlukan investasi yang sangat besar dan
hal itu tidak mungkin dapat dilakukan bila hanya mengandalkan kekuatan pendanaan dari
APBD. Meskipun demikian, Pemerintah Kabupaten Sambas terus berupaya meningkatkan
cakupan pelayanan air minum dan rumah tangga pengguna air bersih.Pada tahun 2017, cakupan
pelayanan air minum dan rumah tangga pengguna air bersih sebesar 1,74 % atau sebanyak
11.040 jiwa dengan rincian sebagai berikut :
Tabel 2.124
Cakupan Layanan Air Bersih Kabupaten Sambas Tahun 2017
Jumlah Perpipaan Non Perpipaan Jumlah Total
No Kecamatan
Penduduk Jiwa % Jiwa % Jiwa %
1 Selakau 39.763 - - - - - -
2 Selakau Timur 13.599 - - - - - -
3 Pemangkat 54.727 110 0,20 - - 110 0,20
4 Semparuk 30.969 130 0,42 200 0,65 330 1,07
5 Salatiga 19.563 125 0,64 - - 125 0,64
6 Tebas 79.145 110 0,14 3.200 4,04 3.310 4,18
7 Tekarang 17.998 - - - - - -
8 Sambas 54.720 - - 1.600 2,92 1.600 2,92
9 Subah 24.701 - - - - - -
10 Sebawi 20.946 - - 500 2,39 500 2,39
11 Sajad 13.946 - - - - - -
12 Jawai 45.859 125 0,27 - - 125 0,27
13 Jawai Selatan 23.450 - - 1.350 5,76 1.350 5,76
14 Teluk Keramat 72.339 130 0,18 2.450 3,39 2.580 3,57
15 Galing 24.837 - - - - - -
16 Tangaran 27.325 - - - - - -
17 Paloh 30.164 - - 900 2,98 900 2,98
18 Sajingan Besar 11.693 - - - - - -
19 Sejangkung 27.438 110 0,40 - - 110 0,40
KABUPATEN SAMBAS 633.182 840 0,13 10.200 1,61 11.040 1,74%
Sumber : Dinas Perumahan, Permukiman dan Lingkungan Hidup Kabupaten Sambas, Tahun 2018

Perubahan RPJMD Kabupaten Sambas Tahun 2016-2021 Bab II | 111


Berdasarkan tabel di atas, pada tahun 2017 Kecamatan Jawai Selatan dan Kecamatan
Tebas memiliki cakupan layanan air bersih yang terbanyakdibandingkan kecamatan lainnya
yaitu sebesar 5,76% dan 4,18%.
Total cakupan layanan air bersih hingga tahun 2017 sebanyak 10,61% atau 67.201 jiwa.,
dengan cakupan layanan air bersih terbanyak di Kecamatan Tebas yaitu sebanyak 15.515 jiwa.

F. Sanitasi Lingkungan
Fasilitas dan infrastruktur wilayah sanitasi lingkungan berkaitan erat dengan pengelolaan
air limbah dan jaringan drainase. Kondisi saat ini sanitasi lingkungan di Kabupaten Sambas
masih belum ideal dimana jaringan pengelolaan air limbah dan jaringan drainase belum
dipisahkan. Pembangunan sanitasi lingkungan erat kaitannya dengan upaya peningkatan
kesehatan masyarakat. Cakupan layanan sanitasi dasar dan layanan Kabupaten Sambas sampai
dengan tahun 2017 dapat dilihat pada gambar berikut :

Jawai Selatan 4,71


90,94
Jawai 4,51
77,91
Tekarang 5,79
94,21
Selakau Timur 14,66
63,73
Selakau 8,47
72,85
Salatiga 11,98
88,02
Pemangkat 7,35
88,03
Semparuk 5,67
94,33
Tebas 6,64
83,45
Sebawi 10,79
69,02
Sajad 20,86
79,14
Teluk Keramat 6,38
77,5
Tangaran 6,96
81,83
Paloh 11,79
81,08
sajingan 14,91
74,39
Galing 9,72
87,2
Subah 3,39
72,64
Sejangkung 12,5
68,56
Sambas 11,9
79,29
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
Cakupan komunal (MCK Plus) Sanitasi Layak/Septik off site
Sumber : Dinas PERKIMLH (2018)
Cakupan Sanitasi Dasar/cubluk (STBM SMART) On site

Gambar 2.22
Cakupan Layanan Sanitasi Dasar dan Layanan Kabupaten Sambas Tahun 2017

G. Jaringan Listrik
Kondisi jaringan listrik berperan besar dalam meningkatkan produktivitas masyarakat.
Semakin membaik pelayanan jaringan listrik disuatu daerah akan mampu meningkatkan iklim
usaha dan produksi masyarakat sehingga mampu meningkatkan daya saing daerah begitu pula
sebaliknya. Secara rinci besarnya kapasitas dan produksi listrik PLN di Kabupaten Sambas
sebagai berikut :

Perubahan RPJMD Kabupaten Sambas Tahun 2016-2021 Bab II | 112


Tabel 2.125
Persentase Rumah Tangga yang Menggunakan Listrik sebagai
Sumber Utama Penerangan menurut Karakteristik, 2018

Karakteristik Sumber Utama Penerangan


Listrik PLN Listrik Non PLN Jumlah
Jenis Kelamin KRT
Laki-laki 96,76 3,24 100,00
Perempuan 99,12 0,88 100,00
Kelompok Pengeluaran
40 Persen Terbawah 93,92 6,08 100,00
40 Persen Tengah 98,28 1,72 100,00
20 Persen Teratas 99,59 0,41 100,00
Pendidikan Tertinggi KRT
SD ke bawah 96,25 3,75 100,00
SMP ke atas 99,18 0,82 100,00
Kabupaten Sambas 97,10 2,90 100,00
Sumber : Statistik Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Sambas 2018

2.4.3. Iklim Investasi


Iklim investasi menentukan daya saing daerah karena semakin baik iklim investasi
mengindikasikan semakin meningkatnya daya saing daerah. Iklim investasi dipengaruhi oleh
perkembangan investasi, angka kriminalitas, jumlah dan lama perizinan serta pajak dan retribusi
daerah.

A. Perkembangan Investasi
Investasi sangat dibutuhkan dalam upaya memacu pembangunan daerah. Sumber
pembiayaan investasi umumnya berasal dari pemerintah dan masyarakat/swasta. Investasi
pemerintah yang dialokasikan dalam bentuk belanja langsung pada umumnya diorientasikan
untuk penanganan permasalahan struktural seperti pendidikan, kesehatan, pengembangan
ekonomi lokal, dan penyediaan infrastruktur dasar. Sementara investasi masyarakat atau
swasta umumnya diarahkan pada kegiatan ekonomi yang mampu memberikan keuntungan dan
memperbesar skala usaha.
Menyadari terbatasnya anggaran pemerintah untuk kegiatan pembangunan, pemerintah
berusaha mendorong pihak swasta untuk meningkatkan kegiatan penanaman modalnya di
Kabupaten Sambas. Upaya yang dilakukan pemerintah daerah melalui serangkaian perbaikan
kebijakan penanaman modal dan perizinan investasi yang semakin mudah, transparan dan
cepat baik terhadap investor dalam negeri maupun asing. Dengan melakukan berbagai langkah
penyempurnaan tersebut diharapkan iklim usaha daerah akan semakin progresif
peningkatannya.
Perkembangan investasi di Kabupaten Sambas khususnya penanaman modal yang
dilakukan pihak swasta baik berupa PMDN maupun PMA masih belum maksimal. Terdapat
beberapa kendala yakni terbatasnya ketersediaan infrastruktur, belum optimalnya informasi
penanaman modal daerah dan terbatasnya profil investasi komoditi unggulan daerah. Berbagai
kendala tersebut menjadi perhatian yang harus dituntaskan secara bertahap di tahun
mendatang. Perkembangan investasi yang progresif niscaya akan mampu memberikan banyak

Perubahan RPJMD Kabupaten Sambas Tahun 2016-2021 Bab II | 113


keuntungan bagi masyarakat diantaranya terbukanya lapangan kerja baru, meningkatnya
produktivitas masyarakat hingga membesarnya skala perekonomian daerah. Sampai dengan
Tahun 2017 nilai investasi di Kabupaten Sambas tercatat sebesar 422.961,58 Miliar dengan
rincian sebagai berikut :
Tabel 2.126
Nilai Investasi PMDN dan PMA di Kabupaten SambasTahun 2013–2017
Capaian
No Uraian Satuan
2013 2014 2015 2016 2017
1. Nilai Investasi Rp.Miliar 1.793,81 1.180,52 3.175,63 3.493,19 3.940,28
PMDN
2. Nilai Investasi PMA Ribu US$ 78.170,00 79.267,18 279.499,80 304.449,78 419.021,30
Sumber : Evaluasi RPJMD Kabupaten Sambas Tahun Pertama, Tahun 2018

Nilai investasi PMDN dari tahun 2013 hingga 2017 terus mengalami kenaikan kecuali
tahun 2014 yang mengalami penurunan sebesar Rp. 613,92 miliar. Kenaikan tertinggi pada
tahun 2015 yaitu sebesar Rp. 1.995,11 miliar. Sedangkan nilai investasi PMA terus mengalami
kenaikan dari tahun 2013 hingga 2017.

B. Angka Kriminalitas
Faktor kedua yang mempengaruhi iklim investasi adalah angka kriminalitas. Angka
kriminalitas menjelaskan jumlah kejadian tindakan kriminal yang terjadi dalam suatu
wilayah sebagai gambaran situasi dan kondisi keamanan. Investasi merupakan sebuah
pertaruhan keberhasilan yang berdimensi jangka panjang sehingga sangat memerlukan
situasi dan kondisi yang mendukung. Artinya semakin kecil angka kriminalitas suatu daerah
mengindikasikan semakin maksimalnya kinerja aparatur keamanan sehingga semakin aman
untuk berinvestasi demikian pula sebaliknya.
Berdasarkan catatan Kepolisian Resor Sambas kondisi keamanan di Kabupaten Sambas
dilihat dari angka kriminalitasnya hingga tahun 2017 yang dilaporkan sebanyak 368 kasus.
Secara rinci perkembangan angka kriminalitas di Kabupaten Sambas sebagai berikut :
Tabel 2.127
Jumlah Kasus Kejahatan dan Pelanggaran Yang dilaporkan
dan diselesaikan POLRES Sambas Tahun 2014–2017
2014 2015 2016 2017
No. Jenis Kejahatan Dilapor Diselesa Dilapor Diselesa Dilapor Diselesa Dilapor Diselesa
kan ikan kan ikan kan ikan kan ikan
1 Aniaya Ringan 49 41 46 48 42 45 29 25
2 Aniaya Berat - - - - - - - -
3 Bunuh Diri 4 4 - - - - - -
4 Penemuan Mayat 2 1 2 2 2 - 1 1
5 Pencabulan 37 31 48 54 30 33 52 45
6 Perzinahan 5 4 3 3 - 2 1 1
7 Pencurian Biasa 42 24 35 37 41 46 43 40
8 Pencurian Berat 13 10 7 5 7 7 15 12
Curanmor (Pencurian 15 8 24 11
9 48 9 18 27
Kendaraan Bermotor)
10 Penipuan 20 21 15 8 22 5 18 16
11 Penggelapan 27 17 16 17 10 17 10 6
12 Kebakaran 18 9 2 13 4 - 1 2
13 Perjudian 14 20 28 43 28 54 14 21
14 Penyerobotan Tanah 1 1 1 - 1 - 1 1
15 Pengrusakan 12 10 1 5 3 1 1 1
16 Mati Tenggelam 1 1 - - - - - -
17 Traficking/ People 6 5 3 5 2 3 2 2

Perubahan RPJMD Kabupaten Sambas Tahun 2016-2021 Bab II | 114


2014 2015 2016 2017
No. Jenis Kejahatan Dilapor Diselesa Dilapor Diselesa Dilapor Diselesa Dilapor Diselesa
kan ikan kan ikan kan ikan kan ikan
Smugling
18 Narkoba - - 15 12 34 32 36 30
Senjata 2 2 1 -
19 3 4 2 2
api/Sanjam/Handak
20 Illegal Logging 4 3 - - 1 - 2 2
21 Pemerasan 1 1 - - - - - -
22 Pengeroyokan 15 10 11 12 11 17 12 10
Perbuatan Tdk 2 2 2 2
23 1 - - -
Menyenangkan
24 Pemalsuan 3 2 1 3 1 2 1 -
25 Percobaan Pencurian - - - - 3 4 3 3
26 Penistaan Agama - - - - 1 - - 1
27 Laporan Palsu - - - - - - - -
Perlindungan 5 1 8 11
28 - - 7 8
Konsumen
29 Laka Air 1 2 - - 1 - 1 -
30 Laka Kerja 1 1 - - - - - -
31 Minyak Bumi/Gas 2 1 2 3 - 1 1 1
32 SDA 1 - 1 1 - - - -
Kejahatan Asal Usul - - - -
33 - - 1 2
Perkawinan
33 Kekerasan Dalam RT 14 10 14 12 14 14 13 13
34 Kesambar Petir - - - - - - - -
35 Penghinaan - - 2 1 1 1 - 1
36 Kecelakaan Kerja - - - - - - - -
37 PETI / Illegal Mining 1 1 - 1 1 1 10 9
Pencemaran Nama 2 1 2 1
38 - - 1 1
Baik
39 Pemerkosaan 2 - 3 - 7 5 2 1
40 Orang Hilang 1 1 - 1 - - - -
41 Melarikan Anak 3 3 1 1 1 1 1 1
Kekerasan Terhadap - - - 1
42 - - - -
Anak
43 Pengancaman - - - - - 1 - -
44 Pengrusakan Lahan - - 1 5 - 1 - -
45 Bencana Alam - - - - - 1 - -
46 Pembuangan Bayi - - - - - 1 1 1
47 Penelantaran Anak - - - - - 1 - -
48 Pembakaran 1 2 4 2 - 1 - -
Percobaan - - - 1
49 - - - -
Pembunuhan
50 Pembunuhan - - - - 1 1 1 -
51 Penyeludupan - - - - - 1 - -
52 TP Kehutanan - - - 2 2 4 - 4
Merugikan kekayaan
53 1 2 12 14 10 11 17 11
Negara
54 Lain-lain (ITE) 14 10 - - 2 1 - 1
Jumlah 368 261 300 324 320 332 368 261
Sumber : Kepolisian Resor Sambas, Tahun 2018

Berdasarkan tabel di atas, kasus kejahatan yang paling banyak dilaporkan adalah kasus
pencabulan yaitu sebanyak 52 kasus diikuti dengan kasus pencurian biasa sebanyak 43 kasus.
Kasus pencabulan meningkat pada tahun 2017 dibandingkan tahun 2016. Sedangkan kasus
pencabulan yang diselesaikan pada tahun 2017 sebanyak 45 kasus dan 40 kasus pencurian
biasa. Terjadi perbedaan antara kasus yang dilaporkan dengan kasus yang diselesaikan, hal ini
dikarenakan tidak semua kasus yang dilaporkan dapat diselesaikan pada tahun berkenaan, ada
beberapa kasus yang baru dapat diselesaikan di tahun berikutnya. Sehingga jumlah kasus yang
diselesaikan bisa lebih besar dari kasus yang dilaporkan di tahun yang sama.

Perubahan RPJMD Kabupaten Sambas Tahun 2016-2021 Bab II | 115


C. Jumlah dan Lama Perijinan
Izin usaha merupakan persyaratan legalitas yang harus dimiliki oleh setiap aktivitas
usaha di Kabupaten Sambas sebagai bagian upaya perlindungan pemerintah baik terhadap
investor maupun masyarakat umum. Semakin mudah dan sedikit jumlah perizinan yang harus
dilengkapi oleh suatu unit usaha maka akan semakin memperlancar aktivitas usaha karena
semakin sedikit waktu tunggu dan biaya yang harus diberikan investor untuk memulai aktivitas
usahanya. Dalam dunia usaha yang sifatnya berorientasi pada maksimalisasi keuntungan maka
sumber daya waktu dan biaya haruslah diperhitungkan secara cermat. Waktu erat kaitannya
dengan kesempatan dan peluang yang harus diraih dan dimanfaatkan dengan baik oleh
pengusaha untuk membangun pondasi bisnisnya kedepan. Seringkali banyak dan lamanya
proses perizinan membuat investor kehilangan momentum untuk memperoleh keuntungan
yang besar. Sejalan dengan itu semakin cepat waktu dan mudahnya proses perizinan maka akan
semakin meningkatkan iklim investasi daerah.
Tabel 2.128
Jumlah dan Lama Perizinan di Kabupaten Sambas Tahun 2013 – 2017
Capaian
No Uraian Satuan
2013 2014 2015 2016 2017
2 Rata-Rata Lama Proses Hari 10 7 7 7 7
Perizinan
3 Jumlah Izin Izin 1.441 1.695 2.540 1.726 1.071
4 Jumlah Pelimpahan Izin 14 24 34 34 34
Kewenangan Perizinan Pada
PTSP
Sumber : Evaluasi RPJMD Kabupaten Sambas Tahun Pertama, Tahun 2018

Pemerintah Kabupaten Sambas terus berusaha meningkatkan kualitas pelayanan


perizinan melalui perbaikan prosedur, akses informasi, pendelegasian kewenangan hingga
membangun sistem perizinan yang terpadu, mudah dan transparan dengan berbasis digital.
Secara rinci perkembangan jumlah dan lamanya waktu perizinan di Kabupaten Sambas
sebagaimana ditunjukkan oleh Tabel 2.122.
Rata-rata lama proses perizinan pada tahun 2017 adalah 7 hari dengan jumlah izin yang
sebanyak 1.071 izin. Jumlah izin menurun pada tahun 2017 sebesar 655 izin dibandingkan
tahun 2016. Pelimpahan kewenangan perizinan pada PTSP selama 3 tahun terakhir dari tahun
2015 hingga 2017 berjumlah 34 izin.

D. Pajak dan Retribusi Daerah


Faktor berikutnya yang berkaitan dengan iklim investasi daerah berkenaan dengan
kebijakan fiskal daerah berupa pajak dan retribusi daerah. Dalam perspektif dunia usaha pajak
dan retribusi merupakan komponen yang memperbesar ongkos produksi sehingga harus
dikalkulasikan secara cermat dalam harga produk barang dan jasa yang akan dihasilkan. Layaknya
sebagai komponen yang memperbesar ongkos produksi maka pajak dan retribusi daerah akan
diposisikan sebagai beban yang harus dibayar oleh investor. Sejalan dengan itu maka semakin
sederhana, mudah, transparan dan kecil perhitungan pajak dan retribusi daerah maka akan
semakin meningkatkan iklim investasi daerah. Kebijakan insentif fiskal berupa pengurangan nilai
pajak dan retribusi daerah seringkali digunakan oleh pemerintah daerah sebagai instrumen untuk
mendorong perbaikan iklim investasi daerah.

Perubahan RPJMD Kabupaten Sambas Tahun 2016-2021 Bab II | 116


Sampai dengan Tahun 2017 jenis pajak dan retribusi daerah di Kabupaten Sambas sebagai
berikut :
a) Pajak DaerahKabupaten Sambas terdiri dari :
1. Pajak Hotel.
2. Pajak Restoran.
3. Pajak Hiburan.
4. Pajak Reklame.
5. Pajak Penerangan Jalan.
6. Pajak Parkir.
7. Pajak Sarang Burung Walet dan
8. Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB).
9. Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan Perkotaan (PBB-P2).
b) Retribusi Daerah Kabupaten Sambas sebagai berikut :
1) Retribusi Jasa Umum meliputi :
1. Retribusi Pelayanan Kesehatan.
2. Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan.
3. Retribusi Parkir di Tepi Jalan Umum.
4. Retribusi Pelayanan Pasar.
5. Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor.
6. Retribusi Biaya Cetak Peta.
7. Retribusi Pengendalian Menara Telekomunikasi.
2) Retribusi Jasa Usahameliputi :
1. Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah.
2. Retribusi Pasar Grosir dan atau Pertokohan.
3. Retribusi Tempat Pelelangan.
4. Retribusi Terminal.
5. Retribusi Tempat Khusus Parkir.
6. Retribusi Penyebrangan di Air.
7. Retribusi Kepelabuhan.
3) Retribusi Perizinan Tertentumeliputi :
1. Retribusi Izin Mendirinkan Bangunan (IMB).
2. Retribusi Izin Gangguan.
3. Retribusi Izin Trayek.
4. Retribusi Izin Usaha Perikanan.
2.4.4. Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia merupakan modal utama dalam melaksanakan pembangunan
daerah. Manusia merupakan pelaku sekaligus objek pembangunan. Semakin baik kualitas sumber
daya manusia maka akan semakin baik daya saing daerah. Sejalan dengan itu maka sumber daya
manusia harus didudukkan sebagai sebuah investasi yang bernilai strategis dan jangka panjang
bagi pembangunan daerah. Kualitas sumber daya manusia dipengaruhi oleh kualitas tenaga kerja
dan tingkat ketergantungan.

Perubahan RPJMD Kabupaten Sambas Tahun 2016-2021 Bab II | 117


A. Kualitas Tenaga Kerja
Kualitas tenaga kerja merupakan gambaran kemampuan yang dimiliki oleh setiap tenaga
kerja untuk berproduksi. Umumnya kualitas tenaga kerja diukur dari kualitas, derajat pendidikan
dan penguasaan teknologi yang dimiliki oleh tenaga kerja. Sampai dengan Tahun 2017 kondisi
kualitas tenaga kerja di Kabupaten Sambas masih rendah dimana sebagian besar hanya
berpendidikan tidak atau belum tamat SD dan tamat SD. Secara rinci kualitas tenaga kerja di
Kabupaten Sambas sebagai berikut :
Tabel 2.129
Jumlah Penduduk Berumur 15 Tahun Ke Atas yang Bekerja Selama Seminggu
Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan di Kabupaten Sambas Tahun 2015 – 2017
Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017
No Pendidikan Laki- Perem Laki- Peremp Laki- Perem
Jumlah Jumlah Jumlah
Laki puan Laki uan Laki puan
1 Tidak/Belum Tamat SD 1.648 - 1.648 44.163 49.003 93.166 35.643 33.420 69.063
2 SD/Ibtidaiyah 2.955 918 3.873 41.839 30.580 72.419 47.014 32.866 79.880
3 SMP/Tsanawiyah 3.180 312 3.492 19.900 11203 31.103 25.352 14.467 39.819
4 SMA/Aliyah 1.632 860 2.492 18.694 10.419 29.113 16.245 12.572 28.817
5 SMK 427 215 662 7.896 6.193 14.089 8.570 5.613 14.183
6 Diploma /Universitas - 698 698 2.622 6.927 12.549 8.055 7.291 15.346
7 S2/S3 - - - - - - - - -
Jumlah 9.842 3.003 12.845 138.114 114.325 252.439 140.879 106.229 247.108
Sumber : Kabupaten Sambas Dalam Angka, Tahun 2018

Berdasarkan tabel di atas, total jumlah penduduk berumur 15 tahun ke atas yang berkerja
adalah 247.108 orang. Penduduk yang berkerja paling banyak berpendidikan SD/Ibtidiyah yaitu
sebesar 79.880 orang atau 32,33% dari total penduduk yang bekerja. Sedangkan penduduk
bekerja yang sedikit berpendidikan tertinggi tamat SMK yaitu sebesar 5,74% .

B. Tingkat Ketergantungan (Dependency Ratio)


Rasio ketergantungan (Dependency Ratio) merupakan rasio yang menyatakan
perbandingan antara banyaknya penduduk yang belum dan tidak produktif (umur di bawah
15 tahun dan 65 tahun keatas) dengan banyaknya penduduk produktif secara ekonomi (usia
15-64 tahun). Semakin tinggi persentase tingkat ketergantungan menunjukkan semakin
tingginya beban yang harus ditanggung penduduk yang produktif untuk membiayai hidup
penduduk yang belum produktif dan tidak produktif lagi.
Rasio ketergantungan penduduk Kabupaten Sambas Tahun 2017sebesar 57,22%.
Artinya setiap 100 penduduk produktif di Kabupaten Sambas menanggung sekitar 57 orang
penduduk yang tidak dan belum produktif. Secara rinci perkembangan rasio ketergantungan
penduduk di Kabupaten Sambas tergambar berikut ini.

68,8
70

65
58,63 57,91 57,8
60 57,22

55

50
2013 2014 2015 2016 2017
rasio ketergantungan (%)

Sumber : BPS Kabupaten Sambas, Tahun 2018

Gambar 2.23
Rasio Ketergantungan Penduduk Kabupaten SambasTahun 2013 – 2017

Perubahan RPJMD Kabupaten Sambas Tahun 2016-2021 Bab II | 118


Secara lengkap hasil analisis gambaran umum Kabupaten Sambas terhadap capaian
kinerja penyelenggaraan urusan pemerintahan sebagai berikut :

Perubahan RPJMD Kabupaten Sambas Tahun 2016-2021 Bab II | 119


Tabel 2.130
Hasil Analisis Gambaran Umum Daerah terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan
Urusan Pemerintahan Kabupaten Sambas
Capaian % Capaian
No Target
Aspek / Fokus / Bidang Urusan Indikator Kinerja Terhadap
Satuan Tahun
Pembangunan Daerah 2013 2014 2015 2016 2017 Target
2017
(2017)
EKONOMI MAKRO
1 Pertumbuhan Ekonomi % 6,18 5,40 4,78 5,24 5,13 5,23 98,09
2 Inflasi % 5,10 6,09 5,70 4,06 4,01 5,22
3 PDRB per kapita Harga Berlaku Rp (milyar) 22,92 25,42 28,04 30,45 33,08 33,08 97,67
4 PDRB per kapita Harga Konstan 2010 Rp (milyar) 19,72 20,61 21,47 22,44 23,45 23,4 100,17
ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
FOKUS KESEJAHTERAAN DAN PEMERATAAN EKONOMI
1 Persentase penduduk diatas garis kemiskinan % 90,1 90,54 90,58 91,46 91,41 91,16 99,72
FOKUS KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
1 Pendidikan
1.1. Angka Harapan Lama Sekolah Th 11,22 11,46 11,70 11,92 12,38 11,99 103,28
1.2. Angka rata-rata lama sekolah Th 5,48 5,80 6,13 6,42 6,67 6,45 103,41
1.3. Angka Partisipasi Kasar (APK) :
 SD/MI/Paket A % 113,69 114,71 112,08 115,82 109,30 111,25 101,75
 SMP/MTs/Paket B % 85,79 93,83 97,67 106,32 83,13 97,91 84,90
 SMA/MA/SMK/Paket C % 63,03 65,63 66,23 - - - -
1.4. Angka Pendidikan yang Ditamatkan :
 Jenjang SD/MI % 5,35 15,20 14,12
 Jenjang SMP/MTs % 1,63 5,07 6,89
 Jenjang SMA/MA/SMK % 1,51 3,15 5,48 - - - -
1.5. Angka Partisipasi Murni :
 SD/MI/Paket A % 94,54 95,30 91,36 97,39 91,37 91,40 99,97
 SMP/MTs/Paket B % 61,61 70,23 72,25 88,66 89,66 74,27 120,72
 SMA/MA/SMK/Paket C % 45,95 40,99 45,97
2 Kesehatan
2.1 Jumlah Kasus Kematian Bayi (Berumur kurang 1 Tahun) pada Jiwa 108 111 138 113 92
satu tahun tertentu
2.2 Jumlah Kasus Kematian Ibu Jiwa 15 13 22 12 7
2.3 Persentase Balita Gizi Buruk % 2,77 2,47 3,05 2,74 1,68
ASPEK PELAYANAN UMUM
FOKUS LAYANAN URUSAN WAJIB
3 Pekerjaan Umum

Perubahan RPJMD Kabupaten Sambas Tahun 2016-2021 Bab II | 120


Capaian % Capaian
No Target
Aspek / Fokus / Bidang Urusan Indikator Kinerja Terhadap
Satuan Tahun
Pembangunan Daerah 2013 2014 2015 2016 2017 Target
2017
(2017)
3.1 Proporsi Panjang Jaringan Jalan Kabupaten dalam kondisi baik % 39,75 42,76 46,64 44,16 48,11 62,77 76,64
3.2 Proporsi Panjang Jaringan Jalan Desa dalam kondisi baik % 39,40 43,95 47,43 52,81 60,01 55,89 107,37

4 Pengairan
4.1 Rasio Jaringan Irigasi Rawa (m/ha) 26,97 35,59 38,71 39,49 30,44
4.2 Panjang Jaringan Irigasi Rawa dalam Kondisi Baik (Primer, % 63,72 62,61 77,51 70,66 74,55
Sekunder, Tersier)
4.3 Jumlah Bangunan Air dalam Kondisi Baik % 59,84 55,61 72,21 73,07 76,46
4.4 Panjang Tanggul dalam Kondisi Baik % 42,03 23,85 71,6 63,44 -
5 Perumahan
5.1 Rumah Tangga Pengguna Air Bersih % 60,80 52,45 51,98 53,00 47,40 57,40 82,58
5.2 Rumah Tangga Bersanitasi % 57,01 47,01 46,97 34,58 88,66 57,10 155,27
5.3 Lingkungan Pemukiman Kumuh % 15,00 14,85 12,90
5.4 Rumah Layak Huni % 86,00 72,17 72,45 72,45 75,00
6 Penataan Ruang
6.1 Jumlah RTDR Perkotaan (sesuai UU No 26 Tahun 2007) Dokumen 7 8 8
7 Perhubungan
7.1. Jumlah Terminal Unit 6 6 6 6 6
7.2. Jumlah Dermaga/Steigher Unit 169 196 209 226 250
7.3. Jumlah Pemasangan Rambu-rambu/RPPJ unit 237 291 371 1.044 1.044
8 Kependudukan dan Catatan Sipil
8.1 Rasio Penduduk ber KTP per satuan Penduduk 0,76 0,77 0,85 0,87 0,89
8.2 Rasio Bayi Berakta Kelahiran 0,69 0,6 0,89 0,92 0,94
8.3 Pasangan Berakta Nikah 1261 1608 2039 2,389 2,739
8.4 Kepemilikan KTP % 74,7 77,72 85 86 89,30
8.5 Kepemilikan Akta Kelahiran per 1.000 Penduduk % 40,99 48,41 52,4 52,6 52,8
8.6 Ketersediaan Database Kependudukan Skala Kabupaten Ada/Tidak Ada Ada Ada Ada Ada Ada 100
Ada
8.7 Penerapan KTP Nasional Berbasis NIK Sudah/Belu Sudah Sudah Sudah Sudah Sudah Sudah 100
m
9 Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

9.1 Persentase Partisipasi Perempuan di Lembaga Pemerintah % 64,65 45,20 45,49

9.2 Partisipasi Perempuan di Lembaga Swasta % 23,65 97,16 97,68


9.3 Ratio KDRT % 0,043 0,020 0,020

Perubahan RPJMD Kabupaten Sambas Tahun 2016-2021 Bab II | 121


Capaian % Capaian
No Target
Aspek / Fokus / Bidang Urusan Indikator Kinerja Terhadap
Satuan Tahun
Pembangunan Daerah 2013 2014 2015 2016 2017 Target
2017
(2017)
9.4 Persentase Angkatan Kerja Perempuan % - 97,68 97,68
9.5 Penyelesaian Pengaduan Perlindungan Perempuan dan Anak % 100,00 47,98 59,14
dari Tindakan Kekerasan
10 Keluarga Berencana (KB) dan Keluarga Sejahtera (KS)
10.1 Rata-rata Jumlah Anak Per Keluarga % 3,16 3,16 2,916 2,916 2,916
10.2 Rasio Akseptor KB % 66,51 65,77 69,36
10.3 Cakupan peserta KB Aktif % 66,8 65,77 69,36 69,40 69,62
10.4 Keluarga Pra Sejahtera dan Keluarga Sejahtera I % 24,04 22,8 22,8
11 Sosial
11.1 Sarana Sosial seperti Panti Asuhan, Panti Jompo dan Panti Unit 6 7 5
Rehabilitasi
11.3 PMKS yang memperoleh bantuan sosial Jiwa 140 301 1.112 - 4.542 1.266 358,77
11.4 Penanganan penyandang masalah kesejahteraan sosial Jiwa 34 35 67 180 80 225

12 Ketenagakerjaan
12.1 Angka Partisipasi Angkatan Kerja % 73,93 76,56 73,54 70,01
12.2 Angka sengketa Pengusaha-Pekerja Per Tahun % 0,6 3,48 4,5
12.3 Pencari Kerja yang ditempatkan % 69,74 80,23 94,6
12.4 Tingkat Pengangguran Terbuka % 3,03 3,7 4,85 - 4,24
13 Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah
13.1 Persentase Koperasi Aktif % 64,98 65,52 67,64 68,38 69,42
13.2 Jumlah UKM Non BPR/LKM Buah 7.955,00 8.984,00 13.373,00 16,114 16562
13.3 Jumlah BPR/LKM Buah 6,00 6,00 6,00 6 6
13.4 Usaha Mikro dan Kecil % 98,91 98,85 98,88 99,03 99,05
14 Keamanan dan Ketertiban Masyarakat
14.1 Peningkatan keamanan dan ketertiban dalam masyarakat % 87 90 102,576

14.2 Meningkatnya budaya kesadaran dan ketaatan hukum % 63,51 73,78 82,21 150 87,38 171,66
masyarakat.
14.3 Meningkatnya kesadaran swakarsa masyarakat untuk % 75 80 86,98 96,9 90,05 107,61
menjaga keamanan, ketentraman dan ketertiban.
14.4 Meningkatnya kerjasama dan koordinasi antara pemda dan % 87 112,5 213,75 133,33 97,05 137,39
Kepolisian dalam menjaga keamanan, ketentraman dan
ketertiban.
15 Keagamaan
15.1 Peningkatan bantuan pembangunan atau perbaikan tempat % 88 98,3 101,7
ibadah

Perubahan RPJMD Kabupaten Sambas Tahun 2016-2021 Bab II | 122


Capaian % Capaian
No Target
Aspek / Fokus / Bidang Urusan Indikator Kinerja Terhadap
Satuan Tahun
Pembangunan Daerah 2013 2014 2015 2016 2017 Target
2017
(2017)
15.2 Peningkatan jumlah dan kualitas penyuluh dan bimbingan % 53,14 69,2 86,1 90
keagamaan.
15.3 Peningkatan bantuan untuk perizinan dan sertifikasi tanah % 66,94 77,5 49,6
wakaf.
15.3 Peningkatan pelayanan ibadah Haji % 88,35 86,1 96,6
25.5. Pembinaan dan pengembangan lembaga-lembaga pembina % 74,58 43,2 25,7
agama.
FOKUS LAYANAN URUSAN PILIHAN
1 Pertanian
1.1 Tanaman Pangan:
1.1.1 Produksi Padi Ton 322.718 309.417 286.502 282.579 212.593,4 310.000 68,58
1.1.2 Produksi Kedelai Ton 1.502 2.877 1.901 2.218 270
1.1.3 Produksi Jagung Ton 247,00 382,00 67,00 318 1557,7
1.1.4 Produktivitas Padi kw/Ha 34,54 33,29 28,22 27,57 28,27
1.1.5 Produktivitas Kedelai kw/Ha 14,66 16,12 18,47 18,20 6,94
1.1.6 Produktivitas Jagung kw/Ha 18,04 18,11 18,17 18,19 26,65
1.2 Peternakan
1.2.1 Jumlah Kambing Ekor 25.691 25.537 24.953 24.956 25.226
1.2.2 Jumlah sapi Ekor 10.807 11.023 11.096 11.421 11.595
1.2.3 Jumlah ayam pedaging Ekor 228.950 222.383 2.812.890 2.457.662 27.54.708
1.4.4. Jumlah itik Ekor 297.922 273.738 266.1310 266.939 267.259
ASPEK DAYA SAING DAERAH
1 Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi
Keuangan Umum, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan
Persandian
1,1 Rata-rata Lama Proses Perizinan Hari 10 7 7 7 7
1,2 Jumlah Izin Izin 1.441,00 1.695,00 2.547,00 1.726 1.071
1,3 Jumlah Pelimpahan Kewenangan Perizinan pada PTSP Izin 14 24 34 34 34

Sumber : Evaluasi RPJMD Kabupaten Sambas Tahun Pertama (data diolah) Tahun 2018.

Perubahan RPJMD Kabupaten Sambas Tahun 2016-2021 Bab II | 123


BAB III
GAMBARAN KEUANGAN DAERAH

Keuangan daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka
penyelenggaraan pemerintahan daerah yang dapat dinilai dengan uang termasuk segala
bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban daerah. Penyelenggaraan
fungsi pemerintahan daerah akan terlaksana secara optimal bilamana diikuti oleh sumber-
sumber penerimaan keuangan daerah yang cukup memadai kepada daerah mengacu pada
peraturan perundang-undangan. Gambaran kapasitas atau kemampuan keuangan daerah
dapat diketahui dari hasil analisis realisasi kinerja keuangan daerah sekurang-kurangnya 5
(lima) tahun sebelumnya yang terdiri dari : pendapatan, belanja dan pembiayaan daerah.
Selain itu analisis juga dilakukan terhadap perkembangan neraca daerah meliputi : aset,
hutang dan ekuitas dana daerah.
Analisis proyeksi keuangan daerah bertujuan untuk memperoleh gambaran kapasitas
keuangan daerah 3 (tiga) tahun kedepan sebagai bahan yang diperhitungkan dalam menyusun
kerangka pendanaan pembangunan daerah. Gambaran keuangan daerah berupa pendapatan,
belanja dan pembiayaan daerah yang telah dilaksanakan sejak tahun 2013 sampai dengan
tahun 2018 sebagai dasar proyeksi perhitungan kapasitas keuangan daerah tahun 2019 –
2021. Penjelasan mengenai gambaran keuangan daerah ini meliputi kinerja keuangan masa
lalu, kebijakan pengelolaan keuangan masa lalu dan kerangka pendanaan.

3.1. Kinerja Keuangan Masa Lalu


Tujuan digambarkannya kinerja keuangan daerah adalah untuk mengetahui kondisi
keuangan yang dapat dipergunakan oleh pemerintah daerah untuk membiayai pembangunan.
Hasil evaluasi terhadap kinerja keuangan daerah 5 (lima) tahun terakhir yakni tahun 2013 –
2017 menjadi salah satu informasi bagi penetapan kebijakan keuangan daerah untuk
membiayai pembangunan tiga tahun kedepan. Penjelasan kinerja keuangan masa lalu meliputi
kinerja pelaksanaan APBD, neraca daerah, rasio likuiditas dan rasio solvabilitas.
3.1.1. Kinerja Pelaksanaan APBD
Kinerja pelaksanaan APBD merupakan gambaran kinerja keuangan daerah tahunan yang
memuat penjelasan mengenai pendapatan, belanja dan pembiayaan daerah dalam membiayai
pelaksanaan pembangunan. Kinerja pelaksanaan APBD memberikan informasi tentang
seberapa besar realisasi pendapatan yang didapatkan oleh pemerintah daerah dalam satu
tahun anggaran untuk kemudian direalisasikan dalam bentuk belanja pembangunan sebagai
upaya menyelesaikan berbagai persoalan yang terjadi dalam kehidupan masyarakat.
A. Pendapatan Daerah
Pendapatan daerah sebagaimana diatur dalam Undang–undang Nomor 23 tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah adalah semua hak daerah yang diakui sebagai penambah nilai
kekayaan bersih dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan. Pendapatan daerah
bersumber dari pendapatan asli daerah, penerimaan dari dana perimbangan pusat dan daerah
(dana transfer) serta lain-lain pendapatan daerah yang sah.

Perubahan RPJMD Kab. Sambas Tahun 2016-2021 Bab III | 1


Pendapatan Asli Daerah menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak
Daerah dan Restribusi Daerah adalah sumber keuangan daerah yang digali dari wilayah
daerah yang bersangkutan terdiri dari hasil pajak, retribusi, pengelolaan kekayaan daerah
yang dipisahkan dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah. Perkembangan realisasi
pendapatan daerah Tahun 2013 – 2017 sebagaimana ditunjukkan oleh Tabel 3.1.
Berdasarkan Tabel 3.1 tersebut, secara umum jumlah realisasi pendapatan daerah
Kabupaten Sambas mengalami tren yang meningkat dengan rata-rata pertumbuhan sebesar
11,41 %. Bila kita cermati lebih jauh kontribusi dana perimbangan terhadap pendapatan
daerah masih dominan dengan rata-rata sebesar 76,79 %. Lebih lanjut pertumbuhan dana
perimbangan Kabupaten Sambas dalam 5 tahun terakhir secara rata-rata mengalami
pertumbuhan sebesar 9,77 %. Secara realitas pendapatan daerah Kabupaten Sambas masih
sangat tergantung pada dana perimbangan, meskipun demikian bukan berarti
mengindikasikan rendahnya kemandirian daerah dalam mengelola potensi sumber
pendapatan asli daerah. Perkembangan pendapatan daerah Kabupaten Sambas secara umum
terus mengalami peningkatan realisasi setiap tahunnya.

Perubahan RPJMD Kab. Sambas Tahun 2016-2021 Bab III | 2


Tabel. 3.1
Rata – Rata Pertumbuhan Realisasi Pendapatan Daerah Kabupaten Sambas Tahun 2013 – 2017

Rata-rata
No. Uraian Pertumbuhan
2013 2014 2015 2016 2017 (%)

I Pendapatan Asli Daerah 46.440.743.576,84 119.494.577.985,98 85.577.887.780,47 102.059.036.354,48 200.322.596.712,12 61,12


1. Pajak daerah 9.266.605.270,00 39.002.399.238,58 14.185.509.904,20 20.463.309.079,37 25.345.898.476,81 81,34
2. Retribusi daerah 4.328.038.106,00 3.104.705.657,75 5.592.778.612,33 3.259.019.202,75 2.416.435.071,39 -3,93
Hasil pengelolaan keuangan daerah yang
3. 2.369.309.821,02 2.016.824.287,03 2.872.113.015,76 3.683.872.859,00 3.607.389.869,00 13,43
dipisahkan
4. Lain-lain PAD yang sah 30.476.790.379,82 75.370.648.802,62 62.927.486.248,18 74.652.835.213,36 168.952.873.294,92 68,94
II Dana Perimbangan 857.724.005.467,00 912.723.139.286,00 997.110.436.163,00 1.243.434.973.577,00 1.227.460.944.080,00 9,77
1. Dana bagi hasil pajak /bagi hasil bukan pajak 38.791.742.467,00 40.577.826.286,00 29.762.976.163,00 30.567.549.329,00 22.559.375.840,00 -11,39
2. Dana alokasi umum 702.231.663.000,00 763.059.843.000,00 793.128.760.000,00 882.308.489.000,00 871.250.908.000,00 5,65
3. Dana alokasi khusus 116.700.600.000,00 109.085.470.000,00 174.218.700.000,00 330.558.935.248,00 333.650.660.240,00 35,96
III Lain-Lain Pendapatan Daerah yang Sah 158.912.150.443,00 171.919.915.640,91 319.196.408.376,20 185.329.543.291,00 206.219.799.091,75 15,80
1 Hibah 0,00 0,00 1.049.860.800,00 936.588.000,00 807.538.775,00 -12,28
2 Dana darurat 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
3 Dana bagi hasil pajak dari provinsi 26.809.928.668,00 25.472.082.000,00 58.332.202.294,00 49.679.378.291,00 51.717.055.128,00 28,32
4 Dana bagi hasil lainnya dari provinsi 309.727.775,00 291.534.640,91 297.615.641,10 0,00 509.411.087,75 -
5 Dana penyesuaian 102.092.094.000,00 114.250.899.000,00 235.468.714.000,00 119.850.177.000,00 153.185.794.101,00 24,18

Bantuan keuangan dari provinsi atau Pemerintah


6 29.700.400.000,00 31.905.400.000,00 24.048.015.641,10 14.863.400.000,00 0,00 -38,85
Daerah lainnya

Jumlah Pendapatan Daerah 1.063.076.899.486,84 1.204.137.632.912,89 1.401.884.732.319,67 1.530.823.553.222,48 1.634.003.339.883,87 11,41

Sumber : Badan Keuangan Daerah Kabupaten Sambas (diolah), Tahun 2018.

Perubahan RPJMD Kab. Sambas Tahun 2016-2021 Bab III | 3


Sedangkan untuk rincian Pendapatan Daerah pada data APBD Tahun Anggaran 2018
dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 3.2
Rincian APBD Kabupaten Sambas Tahun Anggaran 2018
APBD (Rp) Pertumbuhan
No. Uraian dari Tahun
2018* 2017 (%)
I Pendapatan Asli Daerah 208.453.882.650,56 4,06

1. Pajak Daerah 30.091.249.207,00 18,72


2. Retribusi Daerah 3.910.208.000,00 61,82
Hasil Pengelolaan Keuangan Daerah yang 2,12
3. 3.683.872.859,00
Dipisahkan
4. Lain-Lain PAD yang Sah 170.768.552.584,56 1,07
II Dana Perimbangan 1.261.783.944.000,00 2,80
1. Dana Bagi Hasil Pajak /Bagi Hasil Bukan Pajak 28.073.858.000,00 24,44
2. Dana Alokasi Umum 873.609.250.000,00 0,27
3. Dana Alokasi Khusus 360.100.836.000,00 7,93
III Lain-Lain Pendapatan Daerah yang Sah 236.864.758.454,00 14,86
1 Hibah 1.963.892.000,00 143,19
2 Dana Darurat 0,00
3 Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi 62.056.628.454,00 19,99
4 Dana Bagi Hasil Lainnya dari Provinsi 0,00 -
5 Dana Penyesuaian 172.844.238.000,00 12,83
Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemerintah
6 0.00 0,00
Daerah Lainnya
JUMLAH PENDAPATAN DAERAH 1.707.102.585.104,56 4,47
Sumber : Badan Keuangan Daerah Tahun 2018 (data diolah)

Berdasarkan tabel 3.1 di atas tampak bahwa pendapatan asli daerah dalam 5 tahun
terakhir (tahun 2013-2017) terus mengalami pertumbuhan positif khususnya pada pajak
daerah dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 81,34%, hasil pengelolaan keuangan daerah
yang dipisahkan secara rata-rata tumbuh sebesar 13,43% dan lain-lain PAD yang sah tumbuh
rata-rata sebesar 68,94%. Hanya 1 dari 4 komponen pendapatan asli daerah yang mengalami
pertumbuhan negatif yakni Retrubusi Daerah dengan rata-rata pertumbuhan sebesar -3,93%.
Sejalan dengan pertumbuhan komponen pendapatan asli daerah di atas maka secara umum
pendapatan asli daerah Kabupaten Sambas sejak Tahun 2013 – 2017 mengalami pertumbuhan
rata-rata sebesar 61,12%.
Sementara itu untuk pertumbuhan pendapatan di tahun 2018 juga mengalami
peningkatan dari tahun sebelumnya yakni sebesar 4,47% dari tahun sebelumnya, dengan
rincian peningkatan pada komponen Pendapatan Asli Daerah sebesar 4,06 %, Dana
Perimbangan 2,80%, serta Lain-lain pendapatan yang sah sebesar 14,86 %.
Pertumbuhan PAD ini tentunya menjadi hal yang penting untuk terus dikembangkan di
masa depan melalui berbagai kebijakan intensifikasi dan ekstensifikasi sumber pendapatan
asli daerah dengan tetap mempertimbangkan kondisivitas iklim investasi daerah.
Sumber pendapatan daerah yang kedua berasal dari dana perimbangan yang terdiri dari
3 komponen yakni dana bagi hasil pajak dan bukan pajak, dana alokasi umum (DAU) dan dana
alokasi khusus (DAK). Realisasi pendapatan dana perimbangan dari komponen dana bagi hasil

Perubahan RPJMD Kab. Sambas Tahun 2016-2021 Bab III | 4


pajak dan bukan pajak dalam 5 tahun terakhir mengalami tren yang fluktuatif dengan
kecenderungan menurun sehingga rata-rata pertumbuhannya tercatat sebesar -11,39%.
Sebaliknya DAU dan DAK mengalami tren positif dengan rata-rata pertumbuhan sebesar
5,65% untuk DAU dan 35,96% untuk DAK sehingga secara keseluruhan pertumbuhan dana
perimbangan di Kabupaten Sambas rata-rata sebesar 9,77%. Dana perimbangan sampai saat
ini masih menjadi andalan bagi pemerintah Kabupaten Sambas. Sejalan dengan itu kedepan
perlu dilakukan berbagai upaya perbaikan data, sinkronisasi usulan program dan kegiatan
hingga peningkatan koordinasi kepada pemerintah pusat.
Pendapatan daerah yang terakhir bersumber dari lain-lain pendapatan daerah yang sah
terdiri dari 6 komponen yakni hibah, dana darurat, dana bagi hasil pajak dari provinsi, dana
bagi has.il lainnya dari provinsi, dana penyesuaian dan bantuan keuangan dari pemerintah
provinsi atau pemerintah daerah lainnya. Realisasi lain-lain pendapatan daerah yang sah dari
dana hibah dalam 5 tahun terakhir ( Tahun 2013 s/d Tahun 2017 ) secara rata-rata sebesar -
12,28%. Sementara pendapatan daerah dari penerimaan dana kedaruratan realisasinya masih
0%. Demikian pula dana bagi hasil pajak dari provinsi realisasinya rata-rata pertumbuhan
sebesar 28,32%.
Berikutnya realisasi dana bagi hasil lainnya dari provinsi dalam 5 tahun terakhir hanya
terealisasi di tahun 2013, tahun 2014, tahun 2015 dan tahun 2017 sedangkan tahun 2016
tidak terealisasi sehingga trennya sulit untuk digambarkan. Kemudian dana penyesuaian
realisasinya sejak tahun 2013 hingga 2017 secara rata-rata pertumbuhan tercatat sebesar
24,18%. Komponen lain-lain pendapatan daerah yang sah yang terakhir berkenaan dengan
bantuan keuangan dari pemerintah provinsi atau pemerintah daerah lainnya. Selama Tahun
2013 – 2017 realisasinya hanya terjadi di tahun 2013 hingga tahun 2016 sementara tahun
2017 tidak ada realisasi pendapatan daerah yang bersumber dari bantuan keuangan dari
pemerintah provinsi atau pemerintah daerah lainnya sehingga secara rata-rata
pertumbuhannya negatif yakni -38,85%. Hal ini disebabkan oleh perubahan kebijakan
anggaran Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat sejak tahun 2017 yang tidak lagi
mengalokasikan belanja daerahnya melalui mekanisme belanja bantuan keuangan kepada
pemerintah daerah kabupaten/kota, melainkan mengalokasikan pendanaannya melalui
mekanisme program dan kegiatan yang dialokasikan pada belanja langsung OPD Provinsi
untuk membiayai kegiatan yang ada di kabupaten/kota sesuai kewenangannya.
Mengacu pada realisasi pendapatan daerah di atas maka dari ketiga komponen
pendapatan daerah Kabupaten Sambas kontribusi terbesar secara rata-rata diberikan oleh
dana perimbangan yakni sebesar 76,79%, kemudian lain-lain pendapatan daerah yang sah
sebesar 15,34% dan pendapatan asli daerah tercatat sebesar 7,86%. Secara rinci
perkembangan kontribusi pendapatn daerah di Kabupaten Sambas sebagai berikut :

Perubahan RPJMD Kab. Sambas Tahun 2016-2021 Bab III | 5


Tabel. 3.3
Kontribusi Pendapatan Daerah Kabupaten Sambas Tahun 2013 - 2017 (%)
Tahun Rata-
No Jenis Pendapatan Daerah
2013 2014 2015 2016 2017 rata

1 Pendapatan Asli Daerah 4,37 9,92 6,10 6,67 12,26 7,86


2 Dana Perimbangan 80,68 75,80 71,13 81,23 75,12 76,79
Lain-lain Pendapatan
3 14,95 14,28 22,77 12,11 12,62 15,34
Daerah Yang Sah

Sumber : Badan Keuangan Daerah Kabupaten Sambas (diolah), Tahun 2018.


Catatan : * data APBD

Berdasarkan tabel di atas kontribusi dana perimbangan dalam 5 tahun terakhir


menunjukkan kenaikan dan penurunan. Hal ini berkaitan erat dengan perubahan kebijakan
pemerintah pusat terkait dengan dana transfer ke daerah yang semula bersifat tetap menjadi
bersifat dinamis sesuai dengan kondisi keuangan negara. Sementara perkembangan kontribusi
pendapatan asli daerah juga sangat dinamis. Kenaikan dan penurunan capaian kontribusinya
cukup tajam. Hal ini mengindikasikan kurang stabilnya implementasi kebijakan daerah dalam
mengelola potensi pendapatan asli daerah baik yang bersumber dari pajak maupun retribusi
daerah. Realisasi PAD dapat digunakan sebagai indikator untuk mengukur dan melihat
kemandirian daerah, artinya semakin tinggi kontribusi PAD maka semakin mandiri daerah
dalam mengelola kebijakan pajak dan retribusi daerahnya. Disamping itu peningkatan PAD
juga mengindikasikan membaiknya pertumbuhan ekonomi daerah yang berimplikasi pada
peningkatan kapasitas produksi masyarakat. Namun disisi lain kebijakan pajak dan retribusi
daerah juga berpengaruh pada iklim investasi dan daya saing daerah. Artinya semakin
sederhana, mudah dan murahnya tarif pajak dan retribusi daerah maka akan menjadi salah
satu insentif yang menarik bagi investor untuk berinvestasi di Kabupaten Sambas. Berikutnya
konstribusi dari lain-lain pendapatan daerah yang sah trennya cukup stabil.
B. Belanja Daerah
Belanja daerah adalah semua kewajiban pemerintah daerah yang diakui sebagai
pengurang nilai kekayaan bersih dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan atau
pengeluaran yang dilakukan pemerintah daerah untuk melaksanakan wewenang dan
tanggung jawab kepada masyarakat dan pemerintah diatasnya. Sesuai Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 sebagaimana diubah dengan Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13
Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah struktur belanja dalam Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) terdiri dari kelompok belanja tidak langsung dan
belanja langsung.
Secara keseluruhan belanja daerah Kabupaten Sambas tahun 2013 – 2017 menunjukkan
tren peningkatan. Belanja daerah tahun 2013 sebesar Rp 1.039.619.502.343,63 meningkat di
tahun 2017 menjadi Rp. 1.638.897.259.025,08 dengan rata-rata pertumbuhan 12,23% tiap
tahun. Secara rinci realisasi belanja daerah dan rata-rata pertumbuhan per tahun sebagai
berikut :

Perubahan RPJMD Kab. Sambas Tahun 2016-2021 Bab III | 6


Tabel. 3.4
Realisasi dan Rata – Rata Pertumbuhan Belanja Daerah Kabupaten Sambas Tahun 2013 – 2017

Rata-rata
No Uraian Pertumbu
2013 2014 2015 2016 2017 han (%)

A Belanja Tidak Langsung 580.896.477.114,77 630.232.401.913,57 801.510.508.035,33 900.628.828.866,94 872.694.461.320,65 11,23


1 Belanja Pegawai 527.224.280.622,93 578.508.953.595,57 630.851.550.600,06 674.519.731.066,42 609.037.702.782,01 4,00
2 Belanja Bunga 732.235.811,48 831.091.819,90 278.736.370,97 429.691.888,92 928.345.074,72 29,31
3 Belanja Subsidi 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
4 Belanja Hibah 10.932.720.000,00 9.870.038.000,00 30.060.193.645,00 9.811.347.312,00 15.147.685.951,00 45,47
5 Belanja Bantuan Sosial 2.823.846.000,00 3.962.797.650,00 689.578.900,00 940.810.300,00 857.500.000,00 -3,67
6 Belanja Bagi Hasil 1.050.090.600,00 3.791.236.986,00 1.527.174.321,00 1.691.514.983,00 1.450.390.727,00 49,46
7 Belanja Bantuan Keuangan 37.973.633.661,36 30.482.461.786,10 138.038.094.447,30 213.102.561.654,72 245.245.809.812,92 100,65
8 Belanja Tidak Terduga 159.670.419,00 2.785.822.076,00 65.179.751,00 133.171.661,88 27.026.973,00 392,92
B Belanja Langsung 458.723.025.228,86 543.911.926.511,87 620.374.893.322,10 688.590.287.812,90 766.202.797.704,43 13,72
1 Belanja Pegawai 38.890.226.987,27 46.372.645.973,64 54.200.593.623,07 53.101.882.937,45 59.901.170.813,01 11,72

2 Belanja Barang dan Jasa 154.122.647.861,59 199.462.281.660,23 267.824.980.724,03 307.570.076.748,08 386.777.984.481,88 26,07

3 Belanja Modal 265.710.150.380,00 298.076.998.878,00 298.349.318.975,00 327.918.328.127,37 319.523.642.409,54 4,91


TOTAL BELANJA DAERAH 1.039.619.502.343,63 1.174.144.328.425,44 1.421.885.401.357,43 1.589.219.116.679,84 1.638.897.259.025,08 12,23

Sumber : Badan Keuangan Daerah Kabupaten Sambas (diolah), Tahun 2018.


Catatan : * data APBD

Perubahan RPJMD Kab. Sambas Tahun 2016-2021 Bab III | 7


Pertumbuhan Belanja Tidak Langsung tahun 2013 tercatat sebesar 55,88%, dan 53,25 di
tahun 2017. Sebaliknya pertumbuhan Belanja Langsung tahun 2013 tercatat sebesar 44,12%
dan 46,75 di tahun 2017.
Selanjutnya proporsi realisasi belanja terhadap anggaran belanja daerah tahun 2013 –
2017 masih didominasi oleh belanja tidak langsung dengan rincian sebagai berikut :
Tabel. 3.5
Proporsi Realisasi Belanja Terhadap APBD
Kabupaten Sambas Tahun 2013 – 2017 (%)

No Uraian 2013 2014 2015 2016 2017


Belanja Tidak
A 55,88 53,68 56,37 56,67 53,25
Langsung
1 Belanja Pegawai 50,71 49,27 44,37 42,44 37,16
2 Belanja Bunga 0,07 0,07 0,02 0,03 0,06
3 Belanja Subsidi 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
4 Belanja Hibah 1,05 0,84 2,11 0,62 0,92
5 Belanja Bantuan Sosial 0,27 0,34 0,05 0,06 0,05
6 Belanja Bagi Hasil 0,10 0,32 0,11 0,11 0,09
Belanja Bantuan
7 3,65 2,60 9,71 13,41 14,96
Keuangan
8 Belanja Tidak Terduga 0,02 0,24 0,00 0,01 0,00
B Belanja Langsung 44,12 46,32 43,63 43,33 46,75
1 Belanja Pegawai 3,74 3,95 3,81 3,34 3,65
Belanja Barang dan
2 14,82 16,99 18,84 19,35 23,60
Jasa
3 Belanja Modal 25,56 25,39 20,98 20,63 19,50
Sumber : Badan Keuangan Daerah Kabupaten Sambas (diolah), Tahun 2018.
Catatan : * data APBD

Berdasarkan tabel di atas belanja tidak langsung yang terdiri dari 8 jenis belanja yakni
belanja pegawai, belanja bunga, belanja hibah, belanja bantuan sosial, belanja bagi hasil,
belanja bantuan keuangan dan belanja tidak terduga selama 5 tahun terakhir di Kabupaten
Sambas secara umum trennya menunjukkan peningkatan dengan rata-rata sebesar 53,25%.
Sejalan dengan dinamika perkembangan belanja tidak langsung di atas maka
berpengaruh pada belanja langsung. Dalam 5 tahun terakhir proporsi belanja langsung
terhadap APBD Kabupaten Sambas secara rata-rata tercatat sebesar 46,75% yang terdiri dari
belanja pegawai dengan rata-rata proporsi sebesar 3,65%, belanja barang dan jasa sebesar
23,60% dan belanja modal sebesar 19,60%.
C. Pembiayaan Daerah
Pembiayaan daerah adalah transaksi keuangan yang berfungsi untuk menutup
anggaran atau untuk memanfaatkan surplus anggaran. Pembiayaan disediakan untuk
mengganggarkan setiap pengeluaran yang akan diterima kembali dan/atau penerimaan
yang perlu dibayar kembali baik dalam tahun anggaran yang bersangkutan maupun tahun
anggaran berikutnya. Pembiayaan daerah bersumber dari sisa lebih perhitungan anggaran
(SiLPA) tahun sebelumnya, pinjaman daerah dan penerimaan kembali pemberian pinjaman.
Realisasi pembiayaan daerah tahun 2013 – 2017 sebagaimana ditunjukkan oleh Tabel 3.5.
Berdasarkan tabel 3.5 tersebut, pembiayaan daerah Kabupaten Sambas 5 tahun terakhir
menunjukkan tren yang terus menurun dengan jumlah sisa lebih perhitungan anggaran tahun
berkenaan yang cukup fluktuatif. Jika kita lihat lebih jauh penerimaan pembiayaan daerah
yang terdiri dari 6 sumber yakni sisa lebih perhitungan anggaran (Silpa), pencairan dana

Perubahan RPJMD Kab. Sambas Tahun 2016-2021 Bab III | 8


cadangan, penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan, pinjaman daerah, penerimaan kembali
pemberian pinjaman dan penerimaan piutang daerah perkembangannya cukup fluktuatif.
Penerimaan pembiayaan daerah secara signifikan dipengaruhi oleh 2 komponen yakni Silpa
dan pinjaman daerah. Silpa dalam 5 tahun terakhir menunjukkan tren yang terus mengecil.
Artinya secara umum dapat dikatakan bahwa implementasi belanja program dan kegiatan
yang dilakukan berjalan lancar mendekati rencana yang telah ditetapkan sebelumnya. Capaian
ini setidaknya dapat mengindikasikan membaiknya kualitas perencanaan dan implementasi
program dan kegiatan. Namun berkebalikan dari Silpa, jumlah pinjaman daerah sejak tahun
2014 hingga 2018 justru terus mengalami peningkatan. Tahun 2015 jumlah pinjaman daerah
Kabupaten Sambas sebesar Rp. 42.497.000.000,00 sementara untuk tahun 2019 direncanakan
pinjaman daerah menjadi sebesar Rp. 77.000.000.000,00. Meningkatnya pinjaman daerah di
satu sisi menjadi salah satu potensi penerimaan daerah yang bisa dipergunakan untuk belanja
yang bernilai investasi sehingga memberikan nilai kemanfaatan yang tinggi kepada
masyarakat. Namun disisi lain pengelolaannya harus dilakukan secara cermat, terencana
dengan memperhitungkan berbagai resiko dimasa depan. Pinjaman daerah meskipun
dimungkinkan untuk dilakukan secara regulasi hakikatnya merupakan beban yang harus
diselesaikan dimasa depan.

Perubahan RPJMD Kab. Sambas Tahun 2016-2021 Bab III | 9


Tabel. 3.6
Pembiayaan Daerah Kabupaten Sambas Tahun 2013 – 2017 (dalam Rupiah)
No Uraian 2013 2014 2015 2016 2017
A Realisasi Pendapatan Daerah 1.063.076.899.486,84 1.204.137.632.912,89 1.401.884.732.319,67 1.530.823.553.222,48 1.634.003.339.883,87
B Realisasi Belanja Daerah 1.039.619.502.343,63 1.174.144.328.425,44 1.421.885.401.357,43 1.589.219.116.679,84 1.638.897.259.025,08
C Pembiayaan Daerah 49.472.308.051,26 37.532.801.976,47 81.459.331.534,92 70.925.740.819,57 33.251.187.362,15
1 Penerimaan Pembiayaan 96.265.437.051,26 101.526.037.846,47 110.047.164.463,92 115.422.740.819,57 87.490.177.362,21
a. SiLPA 41.318.325.102,26 72.929.586.917,47 67.526.106.463,92 61.183.390.819,57 12.530.177.362,21
b. Pencairan Dana Cadangan 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
c. Penjualan Kekayaan Daerah yang 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
dipisahkan

d. Pinjaman Daerah 51.746.521.770,00 28.587.832.929,00 42.497.000.000,00 54.239.000.000,00 74.960.000.000,00


e. Penerimaan Kembali Pemberian 3.200.590.179,00 8.618.000,00 24.058.000,00 350.000,00 0,00
Pinjaman

f. Penerimaan Piutang Daerah 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00


2 Pengeluaran Pembiayaan 46.793.129.000,00 63.993.235.870,00 28.587.832.929,00 44.497.000.000,00 54.238.990.000,06
a. Pembentukan Dana Cadangan 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
b. Penyertaan Modal 0,00 12.246.714.100,00 0,00 2.000.000.000,00 0,00
c. Pembayaran Pokok Utang 46.793.129.000,00 51.746.521.770,00 28.587.832.929,00 42.497.000.000,00 54.238.990.000,06
d. Pembayaran Pinjaman Daerah 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
e. Pembayaran kegiatan belanja 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
SILPA TAHUN BERKENAAN 72.929.705.194,47 67.526.106.463,92 61.458.662.497,16 12.530.177.362,21 28.357.268.220,94

Sumber : Badan Keuangan Daerah Kabupaten Sambas (diolah), Tahun 2018.

Perubahan RPJMD Kab. Sambas Tahun 2016-2021 Bab III | 10


Selanjutnya pengeluaran pembiayaan daerah dikelompokkan kedalam 5 jenis yakni
pembentukan dana cadangan, penyertaan modal, pembayaran pokok hutang, pembayaran
pinjaman daerah dan Pembayaran Kegiatan Belanja. Pengeluaran pembiayaan daerah dalam 5
tahun terakhir terus mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Tahun 2015 jumlah
pengeluaran pembiayaan daerah Kabupaten Sambas sebesar Rp. 28.587.832.929,00 yang
bersumber dari pembayaran pokok hutang. Sementara tahun 2019 pengeluaran pembiayaan
daerah direncanakan naik menjadi sebesar Rp. 96.000.000.000,00 terdiri dari pembayaran
pokok hutang sebesar Rp. 95.000.000.000,00 dan penyertaan modal sebesar Rp.
1.000.000.000,00. Jika kita sandingkan maka dalam 5 tahun jumlah pengeluaran pembiayaan
daerah telah meningkat hampir sebesar 340%.

3.1.2. Neraca Daerah

Neraca daerah memberikan informasi mengenai posisi keuangan berupa aset, kewajiban
(utang) dan ekuitas dana. Analisis neraca daerah bertujuan untuk mengetahui kemampuan
pemerintah daerah melalui perhitungan rasio liquiditas, solvabilitas dan rasio akt ivitas
serta kemampuan aset daerah untuk penyediaan dana pembangunan daerah. Neraca
Daerah digunakan sebagai dasar untuk pengambilan keputusan yang terarah dalam rangka
pengelolaan sumber-sumber daya ekonomi yang dimiliki daerah secara efisien dan efektif.
Secara rinci dijelaskan komponen neraca daerah sebagai berikut :

A. Aset

Aset merupakan informasi tentang pemilikan dan penguasaan sumber daya pemerintah
daerah yang dapat memberikan manfaat ekonomi dan sosial bagi pemerintah daerah maupun
masyarakat dimasa datang sebagai akibat dari peristiwa masa lalu yang dapat diukur dalam
satuan moneter. Perkembangan nilai aset sebagai berikut :

Perubahan RPJMD Kab. Sambas Tahun 2016-2021 Bab III | 11


Tabel. 3.7
Nilai Aset Pemerintah Kabupaten Sambas Tahun 2013 – 2017 (dalam Rupiah)
Rata-rata
Tahun
No Uraian Pertumbuhan

2013 2014 2015 2016 2017 (%)

1. Aset Lancar 94.472.053.253,94 103.568,716.400,27 100.763.943,583,81 56.744.870.415,59 81.122,355.678,15 1,55

2. Investasi Jangka Panjang 26.139.238.432.,76 35.090,017.822,93 33.208,261.504,48 34.425,834.255,48 34.549,815.258,96 8,23

3. Aset Tetap 1.992.926.382.966,42 2.362.344,069.025,33 1.782.966.972.710,24 2.036.509,707.864,56 2.067.385,796.439,68 2,44

4. Aset Lainnya 30.094.077.279.14 31.945,486.978,72 38.189,157.427,41 35.856,396.421,23 126.970,591.578,14 68,42

Total Nilai Aset 2.143.631.751.932,26 2.532.948,290.227,25 1.955.128.335.225,94 2.163.536.808.956,86 2.310.028.558.954,93 3,19


Sumber:BadanKeuanganDaerahKabupatenSambas,Tahun2018

Perubahan RPJMD Kab. Sambas Tahun 2016-2021 Bab III | 12


Berdasarkan tabel di atas sejak tahun 2013 sampai dengan tahun 2017 secara umum
perkembangan nilai aset Kabupaten Sambas meningkat dengan rata-rata pertumbuhan
sebesar 3,19%. Capaian pertumbuhan tersebut disumbangkan oleh 4 komponen yakni aset
lancar,investasi jangka panjang, aset tetap dan aset lainnya. Jika kita cermati lebih jauh
kontribusi pertumbuhan yang paling signifikan diberikan oleh aset lainnya yakni sebesar
68,42% diikuti oleh investasi jangka panjang sebesar 8,23% dan aset tetap sebesar 2,44%
serta aset lancar debgan rata-rata pertumbuhannya sebesar 1,55%.
Sementara itu nilai terbesar masih tetap disumbangkan oleh aset tetap yang sampai
tahun 2017 sudah mencapai nilai sebesar Rp. 2.067.385.796.439,68. Dengan total nilai aset
yang dimiliki sampai dengan tahun 2017 sebesar Rp. 2.310.028.558.954,93 maka
sesungguhnya Pemerintah Kabupaten Sambas memiliki potensi sumber daya yang cukup
besar untuk dapat memberikan nilai kemanfaatan ekonomi maupun sosial.

B. Kewajiban
Kewajiban memberikan informasi tentang hutang pemerintah daerah kepada pihak ketiga
atau klaim pihak ketiga terhadap arus kas pemerintah daerah. Kewajiban dapat diklasifikasikan
menjadi dua yaitu kewajiban jangka pendek dan kewajiban jangka panjang. Kewajiban jangka
pendek (current liabilities) adalah kewajiban yang likuiditasnya diperkirakan secara layak
memerlukan penggunaan sumber saya yang ada diklasifikasikan sebagai aktiva lancar atau
penciptaan kewajiban lancar lain. sementara kewajiban jangka panjang (long term liabilities)
adalah hutang-hutang yang jatuh temponya lebih dari satu tahun. Perkembangan jumlah
kewajiban Kabupaten Sambas sebagai berikut :
Tabel 3.8
Jumlah Kewajiban Pemerintah Kabupaten Sambas Tahun 2013 – 2017
(dalam Juta Rupiah)
Tahun Rata-rata
No Uraian Pertumbuhan
2013 2014 2015 2016 2017 (%)
1. Kewajiban 77.818,22 39.707,84 46.373,32 66.404,31 93.631,14 12,98
Jangka Pendek
2. Kewajiban 0 0 0 0 0 0
Jangka
Panjang
Total Kewajiban 77.818,22 39.707,84 46.373,32 66.404,31 93.631,14 12,98
Sumber : Badan Keuangan Daerah Kabupaten Sambas, Tahun 2019.

Berdasarkan tabel di atas seluruh kewajiban atau hutang Pemerintah Kabupaten Sambas
adalah kewajiban atau hutang jangka pendek. Sejak tahun 2013 hingga tahun 2017 kewajiban
Pemerintah Kabupaten Sambas mengalami dinamika yang cukup fluktuatif dengan tren
meningkat secara rata-rata tumbuh sebesar 12,98%. Hingga tahun 2017 jumlah kewajiban
Pemerintah Kabupaten Sambas tercatat sebesar Rp. 93.631.135.724,88. Jika kita sandingkan
dengan tahun 2013 maka terjadi peningkatan kewajiban sebesar Rp. 15.812.914.790,65 atau
20,32%. Penerapan kewajiban jangka pendek yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten
Sambas memberikan keuntungan berupa resiko likuiditas yang lebih kecil dengan durasi
waktu yang singkat. Namun disisi lain juga memberikan dampak kerugian berupa pembayaran
bunga hutang yang cukup besar sehingga sulit untuk membiayai investasi yang bernilai jangka

Perubahan RPJMD Kab. Sambas Tahun 2016-2021 Bab III | 13


panjang. Memperhatikan pengaruhnya yang cukup besar terhadap likuiditas keuangan daerah
maka keputusan untuk menambah kewajiban baik jangka panjang maupun jangka pendek
harus dilakukan secara cermat terutama untuk membiayai hal-hal yang sangat krusial.

C. Ekuitas Dana

Ekuitas dana merupakan selisih antara aset dengan kewajiban pemerintah daerah.
Ekuitas dana terbagi menjadi dua yakni ekuitas dana investasi dan ekuitas dana cadangan.
Ekuitas dana investasi merupakan selisih antara jumlah nilai investasi permanen, aset tetap
dan aset lainnya (tidak termasuk dana cadangan) dengan jumlah nilai hutang jangka
panjang. Sementara Ekuitas dana cadangan adalah kekayaan pemerintah daerah yang
diinvestasikan dalam dana cadangan untuk tujuan tertentu dimasa mendatang.
Perkembangan nilai ekuitas dana sebagai berikut :
Tabel 3.9
Nilai Ekuitas Dana Pemerintah Kabupaten Sambas Tahun 2014 – 2018 (Juta Rupiah)

Rata-rata
Tahun
Pertumbuhan
2013 2014 2015 2016 2017 (%)
1. Ekuitas Dana 2.065.813,53 2.493.240,45 1.908.611,01 2.097.132,50 2.216.397,42 3,20
Investasi

2. Ekuitas Dana 0 0 0 0 0 0
Cadangan
Total Ekuitas Dana 2.065.813,53 2.493.240,45 1.908.611,01 2.097.132,50 2.216.397,42 3,20
Sumber : Badan Keuangan Daerah Kabupaten Sambas, Tahun 2019.

Berdasarkan tabel di atas total ekuitas dana pemerintah daerah sejak tahun 2013 hingga
tahun 2017 mengalami fluktuasi dengan tren 3 tahun terakhir cenderung meningkat sehingga
rata-rata pertumbuhan sebesar 3,20%. Sampai tahun 2017 ekuitas dana Pemerintah Daerah
Kabupaten Sambas hanya ditopang oleh ekuitas dana investasi sementara ekuitas dana
cadangan masih belum ada.
Sejalan dengan penjelasan di atas maka total nilai aset atau kekayaan Pemerintah
Kabupaten Sambas tahun 2017 tercatat sebesar Rp. 2.310.028.558.954,93 dengan rata-rata
pertumbuhan sebesar 3,19%. Total nilai aset tersebut sama dengan total kewajiban dan
ekuitas dana Pemerintah Kabupaten Sambas tahun 2017. Secara rinci perkembangan neraca
daerah Kabupaten Sambas Tahun 2013 – 2017 sebagai berikut :

Perubahan RPJMD Kab. Sambas Tahun 2016-2021 Bab III | 14


Tabel 3.10
Neraca Daerah Kabupaten Sambas Tahun 2013 – 2017 (dalam rupiah)
Tahun Rata-rata
No Uraian Pertumbuhan
2013 2014 2015 2016 2017 (%)
1. ASET
1.1. Aset Lancar 94.472.053.253,94 103.568.716.400,27 100.763.943.583,81 56.744.870.415,59 81.122.355.678,15 1,55
1.2. Investasi Jangka Panjang 26..139.238.432,76 35.090.017.822,93 33.208.261.504,48 34.425.834.255,48 34.549.815.258,96 8,23
1.3. Aset Tetap 1.992.926.382.966,42 2.362.344.069.025,33 1.780.806.973.596,04 2.036.509.707.864,56 2.067.385.796.439,68 2,44
1.4. Aset Lainnya 30.094.077.279,14 31.945.486.978,72 38.189.157.427,42 35.856.396.421,23 126.970.591.578,14 68,42
JUMLAH ASET 2.143.631.751.932,26 2.532.948.290.227,25 1.937.504.228.145,94 2.163.536.808.956,86 2.310.028.558.954,93 3,19
2. KEWAJIBAN
2.1. Kewajiban Jangka Pendek 77.818.220.934,23 39.707.835.435,60 46.373.317.435,09 66.404.312.820,16 93.631.135.724,88 12.98
2.2. Kewajiban Jangka Panjang 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
JUMLAH KEWAJIBAN 77.818.220.934,23 39.707.835.435,60 46.373.317.435,09 66.404.312.820,16 93.631.135.724,88 12.98
3. EKUITAS DANA

3.1. Ekuitas Dana Investasi 2.065.813.530.998,03 2.493.240.454.791,65 1.891.130.910.710,85 2.097.132.496.136,70 2.216.397.423.230,05 3,20
3.2. Ekuitas Dana Cadangan 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
JUMLAH EKUITAS DANA 2.065.813.530.998,03 2.493.240.454.791,65 1.891.130.910.710,85 2.097.132.496.136,70 2.216.397.423.230,05 3.20
JUMLAH KEWAJIBAN DAN
2.143.631.751.932,26 2.532.948.290.227,25 1.937.504.228.145,94 2.163.536.808.956,86 2.310.028.558.954,93 8,09
EKUITAS DANA
Sumber : Badan Keuangan Daerah Kabupaten Sambas, Tahun 2018.

Perubahan RPJMD Kab. Sambas Tahun 2016-2021 Bab III | 15


3.1.3. Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas menggambarkan kemampuan daerah untuk menyelesaikan kewajiban
jangka pendeknya. Likuiditas dimaksudkan sebagai perbandingan antara jumlah uang tunai
dan aktiva lain yang dapat dipersamakan dengan uang tunai disatu pihak dengan jumlah
hutang dan atau pengeluaran untuk menyelenggarakan pemerintahan dan pelaksanaan
pembangunan dilain pihak. Rasio likuiditas keuangan daerah ada dua yakni rasio lancar dan
rasio quick.
A. Rasio Lancar
Rasio lancar merupakan perbandingan antara besaran aktiva lancar (current asset)
terhadap kewajiban jangka pendek (current liabilities). Kegunanaannya untuk melihat tingkat
kemampuan aktiva lancar daerah dalam memenuhi hutang jangka pendek secara tepat waktu.
Sejalan dengan itu rasio lancar dapat diperhitungkan dengan rumus sebagai berikut :

Rasio Lancar = Aktiva Lancar


Kewajiban Jangka Pendek

Menurut kriteria Dun dan Bradstreet (D&B) angka rasio yang mengindikasikan besarnya
kemampuan pemerintah daerah untuk mencairkan aset lancarnya guna melunasi tagihan
kewajiban jangka pendeknya adalah lebih dari 4,0. Bila rasio yang diperoleh lebih kecil dari 1,5
maka mengindikasikan pemerintah daerah akan mengalami kesulitan dalam membayar
kewajiban jangka pendeknya. Berdasarkan hasil perhitungan rasio lancar tahun 2017,
Pemerintah Kabupaten Sambas memperoleh nilai sebesar 0,87. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa Pemerintah Kabupaten Sambas akan mengalami kesulitan untuk melunasi
hutang-hutang jangka pendeknya. Sejalan dengan itu maka penentuan kebijakan hutang dan
pengelolaannya mesti dilakukan secara hati-hati dengan perhitungan yang lebih matang
mempertimbangkan kemampuan likuiditas yang dimiliki serta urgensi belanja yang akan
dibiayai dari kewajiban jangka pendek.

B. Rasio Quick
Rasio quick adalah model perhitungan yang digunakan untuk mengukur kemampuan
pemerintah daerah dalam memenuhi seluruh kewajibannya tanpa memperhitungkan
persediaan. Rasio ini dinilai lebih valid dari rasio lancar karena aset lancar yang nantinya akan
dicairkan untuk menutup tagihan jangka pendek sudah dikurangkan dengan jumlah
persediaan yang dinilai kurang liquid untuk membayar hutang. Rasio ini sebaiknya tidak
kurang dari 1 atau 100% karena apabila kurang dari 1 berarti pemerintah daerah tidak
mampu untuk melunasi kewajiban jangka pendeknya. Perhitungan rasio ini dilakukan dengan
rumus sebagai berikut :

Rasio Quick = Aktiva Lancar - Persediaan


Kewajiban Jangka Pendek

Berdasarkan hasil perhitungan di atas rasio quick Kabupaten Sambas tahun 2017 di
bawah 1 yakni 0,61. Artinya aset lancar yang dimiliki Pemerintah Kabupaten Sambas setelah

Perubahan RPJMD Kab. Sambas Tahun 2016-2021 Bab III | 16


dikurangi persediaan yang dimiliki tidak liquid atau tidak mampu menutup semua tagihan
jangka pendek yang dimilikinya.
Mengacu pada hasil perhitungan kedua rasio likuiditas di atas maka pada tahun 2017
Pemerintah Kabupaten Sambas sesungguhnya tidak memiliki kemampuan yang cukup untuk
menutupi kewajiban jangka pendeknya. Singkatnya secara perhitungan rasio Pemerintah
Kabupaten Sambas tidak semestinya menetapkan kebijakan hutang jangka pendek pada
dokumen APBD. Secara rinci perkembangan rasio likuiditas neraca Kabupaten Sambas sebagai
berikut :
Tabel 3.11
Rasio Likuiditas Neraca Keuangan Pemerintah Kabupaten Sambas
Tahun 2013 – 2017
Tahun Rata-rata
No Rasio Likuiditas
2013 2014 2015 2016 2017 Pertumbuhan

1 Rasio Lancar 1,21 2,61 1,84 0,85 0,87 - 0,085


2 Rasio Quick 1,11 2,37 1,58 0,60 0,61 - 0,125
Sumber : Badan Keuangan Daerah Kabupaten Sambas (diolah), Tahun 2019.

Berdasarkan tabel di atas rata-rata pertumbuhan rasio likuiditas baik rasio lancar
maupun rasio quick neraca keuangan Pemerintah Kabupaten Sambas sejak tahun 2013 hingga
tahun 2017 mengalami pertumbuhan negatif yakni -0,085 untuk rasio lancar dan -0,125 untuk
rasio quick. Pertumbuhan negatif ini berarti dari tahun ke tahun Pemerintah Kabupaten
Sambas semakin mengalami likuiditas keuangan daerah sehingga nilai kekayaan aset lancar
yang tersedia dan dimiliki tidak mampu menutup kewajiban jangka pendek. Penurunan nilai
rasio likuiditas yang terjadi sejak tahun 2015 dan cenderung semakin memburuk di tahun
2016 dan tahun 2017 semestinya menjadi perhatian serius Pemerintah Kabupaten Sambas
untuk mereformulasi kebijakan daerah khususnya berkaitan dengan pengelolaan hutang agar
lebih terencana dan cermat. Bilamana hal ini tidak dilakukan maka kesulitan likuiditas akan
semakin berat dan membuat neraca daerah menjadi semakin tidak sehat di tahun mendatang.

3.1.4. Rasio Solvabilitas

Rasio solvabilitas adalah rasio untuk mengukur kemampuan pemerintah daerah dalam
memenuhi kewajiban-kewajiban jangka panjangnya. Rasio ini juga bermanfaat untuk
mengukur seberapa besar beban hutang yang ditanggung pemerintah daerah dibandingkan
dengan aset yang dimiliki atau untuk mengukur sejauh mana aset pemerintah daerah dibiayai
dari hutang. Rasio solvabilitas keuangan daerah terdiri atas rasio total hutang terhadap total
aset dan rasio total hutang terhadap modal.

A. Rasio Hutang Terhadap Total Aset

Rasio hutang terhadap total aset menunjukkan besarnya bagian dari seluruh aset yang
dibiayai dari hutang jangka panjang. Rasio ini dapat mengukur besarnya kemampuan
pemerintah daerah dalam membayar hutang jangka panjangnya kepada kreditur.
Perhitungannya dilakukan dengan cara membagi total seluruh hutang terhadap total aset yang
dimiliki sebagaimana rumusan berikut ini :

Perubahan RPJMD Kab. Sambas Tahun 2016-2021 Bab III | 17


Rasio Hutang Terhadap Total Aset = Total Hutang
Total Aset

Semakin kecil nilai yang didapat dari perhitungan berarti semakin baik rasio hutang
terhadap total aset. Artinya total aset yang dimiliki lebih besar dari total hutang sehingga
pemerintah daerah tidak mengalami kesulitan untuk melunasi kewajiban jangka panjangnya.
Berdasarkan hasil perhitungan rasio total hutang terhadap total aset Pemerintah Kabupaten
Sambas tahun 2017 sebesar 0,04. Dari hasil perhitungan tersebut maka dapat disimpulkan
bahwa Pemerintah Kabupaten Sambas sangat solvabel dan tidak bergantung kepada hutang
untuk memenuhi aset-asetnya atau Pemerintah Kabupaten Sambas mempunyai kemampuan
nilai aset yang lebih besar sehingga solvabel untuk melakukan kebijakan hutang jangka
panjang.

B. Rasio Hutang Terhadap Modal

Rasio hutang terhadap modal merupakan perbandingan antara total hutang dan total
ekuitas dalam pendanaan pemerintah daerah. Rasio ini menunjukkan seberapa besar
kemampuan modal yang dimiliki pemerintah daerah untuk memenuhi seluruh kewajiban
jangka panjangnya. Perhitungannya dilakukan menggunakan rumus sebagai berikut :

Rasio Hutang Terhadap Total Modal = Total Hutang


Total Ekuitas

Semakin kecil nilai rasio ini maka kondisi keuangan pemerintah daerah semakin sehat
atau kemampuan modal yang dimiliki pemerintah daerah lebih besar dari total hutang jangka
panjang sehingga tidak ada kesulitan bagi pemerintah daerah untuk menyelesaikan seluruh
kewajibannya. Berdasarkan hasil perhitungan rasio hutang terhadap modal Pemerintah
Kabupaten Sambas di tahun 2017 tercatat sebesar 0,04. Rasio tersebut tergolong kecil sehingga
dapat disimpulkan bahwa Pemerintah Kabupaten Sambas tidak akan mengalami kesulitan
dalam memenuhi kewajibannya jika memutuskan untuk mengajukan pinjaman jangka panjang
kepada kreditur. Secara rinci perkembangan rasio solvabilitas neraca keungan Pemerintah
Kabupaten Sambas sebagai berikut :
Tabel 3.12
Rasio Solvabilitas Neraca Keuangan
Pemerintah Kabupaten Sambas Tahun 2013 – 2017
Tahun Rata-rata
No Rasio Solvabilitas Pertumbuhan
2013 2014 2015 2016 2017
1 Rasio Hutang Terhadap Aset 0,04 0,02 0,02 0,03 0,04 0,00
2 Rasio Hutang Terhadap Modal 0,04 0,02 0,02 0,03 0,04 0,00
Sumber : Badan Keuangan Daerah Kabupaten Sambas (diolah), Tahun 2019.

Berdasakan tabel di atas rasio solvabilitas neraca keuangan Pemerintah Kabupaten


Sambas sejak tahun 2013 hingga tahun 2017 baik rasio hutang terhadap aset maupun rasio
hutang terhadap modal pertumbuhannya stagnan dengan tren 3 tahun terakhir terus
mengalami penurunan. Setelah sempat membaik di tahun 2014 diangka 0,02 dari tahun
sebelumnya sebesar 0,04, rasio solvabilitas mengalami penurunan kembali hingga di tahun

Perubahan RPJMD Kab. Sambas Tahun 2016-2021 Bab III | 18


2017 kembali lagi ke nilai tahun 2013 yakni sebesar 0,04. Artinya dalam 3 tahun terakhir
terjadi penurunan nilai aset dan ekuitas yang dimiliki oleh Pemerintah Kabupaten Sambas.

3.2. Kebijakan Pengelolaan Keuangan Masa Lalu


Kinerja keuangan masa lalu yang telah dijelaskan di atas menggambarkan kebijakan
pengelolaan keuangan yang telah ditetapkan pemerintah Kabupaten Sambas meliputi proporsi
penggunaan anggaran dan analisis pembiayaan. Hasil evaluasi terhadap kinerja pengelolaan
keuangan masa lalu selayaknya dijadikan dasar atau pijakan untuk mengambil langkah
perbaikan dimasa depan. Sehubungan dengan itu berikut ini coba dijelaskan proporsi
penggunaan anggaran dan analisis pembiayaan yang menjadi dasar dan pertimbangan
penetapan kebijakan pengelolaan keuangan daerah di Kabupaten Sambas.
Tabel 3.2
Analisis Proporsi Belanja Pemenuhan Kebutuhan Aparatur Kabupaten Sambas
Total Belanja Untuk Total pengeluaran
Pemenuhan Kebutuhan (Belanja + Pembiayaan
Aparatur Pengeluaran) Prosentase
No Tahun
(Rp) (Rp)
(a) (b) (a) / (b) x 100%

1 2013 566.114.507.610,20 1.086.412.631.343,63 52,11


2 2014 624.881.599.569,21 1.238.137.564.295,44 50,47
3 2015 685.052.144.223,13 1.450.473.234.286,43 47,23
4 2016 727.621.614.003,87 1.633.716.116.679,84 44,54
5 2017 668.938.873.595,02 1.693.136.249.025,14 39,51
Sumber: Badan Keuangan daerah 2018,

3.2.1. Proporsi Penggunaan Anggaran

Proporsi penggunaan anggaran berkaitan dengan politik kebijakan anggaran atau


pilihan alternatif alokasi anggaran yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Sambas dalam
upaya membiayai seluruh keperluan pembangunan daerah. Secara singkat ia dapat kita
maknai sebagai nilai yang mendapat perhatian serius oleh Pemerintah Kabupaten Sambas
untuk diintervensi melalui alokasi anggaran dalam APBD. Berdasarkan data realisasi dan
alokasi APBD maka sejak tahun 2014 hingga tahun 2018 proporsi penggunaan anggaran
Pemerintah Kabupaten Sambas masih didominasi oleh belanja pegawai yakni secara rata-rata
sebesar 40,194%. Belanja pegawai merupakan pengeluaran wajib yang harus dilalokasikan
untuk membayar gaji pokok dan tunjangan ASN lainnya. Secara rinci besaran belanja aparatur
dan proporsinya terhadap APBD Kabupaten Sambas tahun 2013 – 2017 sebagai berikut :

3.2.2. Pembiayaan

Pembiayaan ditetapkan untuk menutup defisit yang disebabkan oleh lebih besarnya
belanja daerah dibandingkan dengan pendapatan yang diperoleh. Terjadinya defisit anggaran
adalah adanya kebutuhan pembangunan daerah yang semakin meningkat di satu sisi dan
semakin terbatasnya jumlah pendapatan di sisi lain. Kebijakan Pembiayaan Daerah terdiri dari
Penerimaan Pembiayaan dan Pengeluaran Pembiayaan

Perubahan RPJMD Kab. Sambas Tahun 2016-2021 Bab III | 19


Pembiayaan daerah terdiri dari Penerimaan daerah dan Pengeluaran daerah.
Penerimaan daerah terdiri dari : Penggunaan SiLPA Tahun Anggaran Sebelumnya
(pelampauan penerimaan dana perimbangan, pelampauan penerimaan lain-lain pendapatan
yang sah, penerimaan kembali sisa Belanja atau akibat lainnya, sisa belanja DAK, sisa belanja
dana bagi hasil, pelampauan penerimaan PAD, pelampauan penerimaan pembiayaan daerah,
sisa dana pengeluaran pembiayaan daerah), penerimaan dana cadangan serta penerimaan
kembali pemberian pinjaman daerah. Sedangkan pengeluaran daerah terdiri dari :
Pembentukan dana cadangan, Penyertaan Modal (investasi) Pemerintah daerah serta
pembayaran pokok utang.

120.000,00

100.000,00

80.000,00

60.000,00

40.000,00

20.000,00

-
2017 2018 2019 2020 2021
Penerimaan (Rp juta) 90.962,54 93.000,00 103.334,64 81.500,00 67.000,00
Pengeluaran (Rp juta) 71.235,88 69.962,54 87.500,00 81.500,00 67.000,00
Pembiayaan Netto (Rp juta) 19.726,66 23.037,46 15.834,64 - -

Penerimaan (Rp juta) Pengeluaran (Rp juta) Pembiayaan Netto (Rp juta)

Gambar 3. Proporsi Pembiayaan Kabupaten Sambas Tahun 2017-2021

Gambar 3.2.2 menunjukkan bahwa dalam kurun waktu tahun 2017-2018, pembiayaan
netto di Kabupaten Sambas meningkat sebesar Rp. 3.310.800.000,- atau sebesar 17 % dan
menurun pada tahun 2019 sebesar Rp. 38.872.100.000. Pada tahun 2020 dan 2021
pembiayaan pada APBD Kabupaten Sambas diproyeksikan sebesar Rp. 0,-

Selama kurun waktu 2014-2017 APBD Kabupaten Sambas terus mengalami defisit yang
kemudian ditutup dengan penerimaan pembiayaan daerah. Defisit riil anggaran dihitung
dengan realisasi pendapatan daerah dikurangi belanja daerah dan pengeluaran pembiayaan
daerah. Apabila nilainya positif dikategorikan surplus anggaran dan jika sebaliknya negatif
dikategorikan defisit anggaran.

Adapun perkembangan pembiayaan daerah kurun waktu 2013 sampai dengan 2017 di
gambarkan pada tabel sebagai berikut ini :

Perubahan RPJMD Kab. Sambas Tahun 2016-2021 Bab III | 20


Tabel 3.2.3
Defisit Riil Anggaran Kabupaten Sambas 2013-2017 (dalam rupiah)
No Uraian 2013 2014 2015 2016 2017
Realisasi Pendapatan 1.063.076.899.486,84 1.204.137.632.912,89 1.401.884.732.319,67 1.530.823.553.222,48 1.634.003.339.883,87
1 Daerah
Dikurangi realisasi:
1.039.619.502.343,63 1.174.144.328.425,44 1.421.885.401.357,43 1.589.219.116.679,84 1.638.897.259.025,08
2 Belanja Daerah

Pengeluaran 46.793.129.000,00 63.993.235.870,00 28.587.832.929,00 44.497.000.000,00 54.238.990.000,06


3 Pembiayaan Daerah
Defisit Riil (A) (23.335.731.856,79) (33.999.931.382,55) (48.588.501.966,76) (102.892.563.457,36) (59.132.909.141,27)

Berdasarkan tabel tersebut diatas tren defisit riil anggaran Kabupaten Sambas berfluktuasi dari tahun 2013 sampai dengan tahun 2017. Pada tahun 2017
terjadi penurunan angka yang cukup signifikan sebesar Rp 59.132.909.141,27 dari tahun sebelumnya yakni sebesar Rp 102.892.563.457,36 . Hal ini dikarenakan terjadi
peningkatan dalam realisasi pendapatan daerah di tahun 2017 sebesar Rp 1.634.003.339.883,87 dari tahun sebelumnya yakni sebesar Rp 1.530.823.553.222,48.
Tabel 3.2.4
Komposisi Penutup Defisit Riil Anggaran Kabupaten Sambas Tahun 2013-2017
No Uraian 2013 2014 2015 2016 2017

Sisa Lebih Perhitungan Anggaran


1 (SiLPA) Tahun Anggaran Sebelumnya
41.318.325.102,26 72.929.586.917,47 67.526.106.463,92 61.183.390.819,57 12.530.177.362,21

2 Pencairan Dana Cadangan - - - - -

Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang - - - - -


3 di Pisahkan

4 Penerimaan Pinjaman Daerah 51.746.521.770,00 28.587.832.929,00 42.497.000.000,00 54.239.000.000,00 74.960.000.000,00


Penerimaan Kembali Pemberian
5 Pinjaman Daerah
3.200.590.179,00 8.618.000,00 24.058.000,00 350.000,00 0,00

6 Penerimaan Piutang Daerah - - - - -

Perubahana RPJMD Kabupaten Sambas Tahun 2016 - 2021 Bab III | 21


Tabel 3.2.5
Realisasi Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Kabupaten Sambas Tahun 2015-2017
2013 2014 2015 2016 2017
No Uraian % dari % dari % dari % dari % dari
Rp Rp Rp Rp Rp
SiLPA SiLPA SiLPA SiLPA Silpa

1 Jumlah SiLPA 72.929.705.194,47 67.526.106.463,92 100 61.161.046.856,06 100 12.530.177.362,21 100 28.357.268.220,94 100
100

Perlampauan
2 Penerimaan - - - - 0,00 - - - - -
PAD

Perlampauan
Penerimaan -
3 - - - - 0,00 - - - -
dana
perimbangan

Perlampauan
penerimaan
lain-lain
4 51.746.521.770,00 70,95 28.587.832.929,00 42,34 42.497.000.000,00 69,48 54.239.000.000,00 432,87 74.960.000.000,00 264,34
pendapatan
daerah yang
sah

Penerimaan
Kembali
5 - - - - 0,00 - - - - -
Pemberian
Pinjaman

Penerimaan
6 3.200.590.179,00 4,39 8.618.000,00 0,01 24.058.000,00 0,04 350.000,00 0,00 - -
Piutang Daerah

Sumber : Badan Keuangan Daerah Kabupaten Sambas (diolah), Tahun 2018.

Perubahana RPJMD Kabupaten Sambas Tahun 2016 - 2021 Bab III | 22


3.3. Kerangka Pendanaan
Kerangka pendanaan merupakan struktur perkiraan pendapatan, belanja dan
pembiayaan daerah yang mungkin didapatkan dan atau dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten
Sambas disisa periode RPJMD Tahun 2016 – 2021. Kerangka pendanaan ini meliputi proyeksi
pendapatan, belanja dan pembiayaan daerah.

3.3.1. Proyeksi Pendapatan dan Belanja

Pendapatan daerah merupakan semua hak daerah yang diakui sebagai penambah nilai
kekayaan bersih dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan. Singkatnya pendapatan
daerah berkenaan dengan seberapa besar kemampuan likuiditas atau penerimaan yang
dimiliki oleh Pemerintah Kabupaten Sambas untuk membiayai segala keperluan pelaksanaan
pembangunan daerah dan penyelenggaraan urusan pemerintahan.
Berdasarkan tren pendapatan daerah 3 tahun terakhir serta memperhatikan berbagai
kebijakan pemerintah maka pendapatan daerah Kabupaten Sambas dalam sisa periode RPJMD
(tahun 2019 hingga 2021) diproyeksikan mengalami penurunan jika dibandingkan dengan
target pendapatan daerah semula yang tercantum dalam RPJMD.
Belanja daerah sebagai komponen keuangan daerah dalam kerangka ekonomi makro
diharapkan dapat memberikan dorongan atau stimulan terhadap perkembangan ekonomi
daerah secara makro sehingga mampu menimbulkan multiplier efek yang lebih besar bagi
peningkatan dan pemerataan kesejahteraan masyarakat. Untuk itu, kebijakan dalam
pengelolaan keuangan daerah perlu disusun dalam kerangka yang sistematis, terencana dan
terpola.
Secara normatif belanja daerah diarahkan untuk mendukung pencapaian visi dan misi
pembangunan 5 tahun ke depan. Sesuai dengan visi dan misi pembangunan yang telah
ditetapkan maka belanja daerah menjadi instrumen yang digunakan untuk mewujudkannya.
Pengelolaan belanja sejak proses perencanaan, pelaksanaan hingga pertanggungjawaban
harus memperhatikan aspek efektifitas, efisiensi, transparan dan akuntabilitas. Belanja harus
diarahkan pada program dan kegiatan yang mampu memberikan hasil atau kemanfaatan yang
lebih besar bagi masyarakat dengan menggunakan sumber daya seefisien mungkin. Selain itu
pengalokasian belanja juga harus dilakukan secara selektif dengan mempertimbangkan skala
prioritas dan urgensi kebutuhan sejalan dengan peraturan perundang-undangan.
Mengacu pada ketentuan dan mempertimbangkan keterbatasan maka arah pengelolaan
belanja daerah Kabupaten Sambas dilakukan sebagai berikut :
a. Prioritas
Penggunaan anggaran diprioritaskan untuk mendanai program dan kegiatan prioritas
yang bersifat wajib, pemenuhan pelayanan dasar serta pencapaian visi, misi tujuan dan
sasaran pembangunan daerah secara berkelanjutan.
b. Efisiensi dan Efektivitas Anggaran
APBD harus dimanfaatkan dengan sebaik mungkin untuk dapat meningkatkan pelayanan
publik yang pada akhirnya mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Peningkatan
kualitas pelayanan publik dilakukan dengan berbagai cara diantaranya melalui

Perubahana RPJMD Kabupaten Sambas Tahun 2016 - 2021 Bab III | 23


peningkatan kompetensi sumber daya manusia aparatur daerah, perbaikan mekanisme
dan prosedur pelayanan, pemenuhan sarana dan prasana serta pembentukan perilaku,
sikap dan budaya melayani.
c. Tolok Ukur dan Target Kinerja
Belanja daerah pada setiap kegiatan harus mempunyai target kinerja yang terukur
sehingga perkembangannya dapat dievaluasi. Tolok ukur dan target kinerja kegiatan
tersusun atas masukan, keluaran dan hasil sesuai dengan tugas pokok dan fungsi tiap OPD.
d. Akuntabilitas.
Setiap pengeluaran belanja dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku
terutama diprioritaskan penerapan pengelolaan keuangan berbasis Akrual.
Pertanggungjawaban belanja tidak hanya dari aspek administrasi keuangan, tetapi
menyangkut pula proses, keluaran dan hasilnya.
Sejalan dengan itu serta memperhatikan proyeksi pendapatan daerah maka belanja
daerah Kabupaten Sambas untuk sisa masa RPJMD diproyeksikan juga mengalami sedikit
penurunan dari target belanja daerah pada RPJMD semula. Secara rinci proyeksi belanja
daerah Kabupatem Sambas sebagai berikut :

Perubahana RPJMD Kabupaten Sambas Tahun 2016 - 2021 Bab III | 24


Tabel. 3.17
Proyeksi Anggaran Pendapatan Belanja Daerah Tahun 2017 -2021 Kabupaten Sambas
Tahun
Uraian
2017 2018 2019 2020 2021
PENDAPATAN DAERAH 1.913.703.662.110,00 2.111.202.140.599,46 2.135.753.544.344,01 1.845.954.795.442,74 1.913.912.789.484,80
Pendapatan Asli Daerah 103.569.874.067,30 110.548.215.732,46 114.930.972.339,55 136.166.541.243,27 140.644.299.819,13
Hasil Pajak Daerah 17.572.285.000,00 19.305.854.375,00 24.523.996.032,00 27.750.195.833,00 29.037.705.625,00
Hasil Retribusi Daerah 5.260.350.000,00 5.597.987.500,00 3.910.208.000,00 4.731.351.680,00 4.731.351.680,00
Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah
4.215.295.061,48 4.468.212.765,17 3.683.872.859,00 4.538.081.966,00 5.036.817.174,77
yang Dipisahkan
Lain-lain Pendapatan Asli Daerah
76.521.944.005,82 81.176.161.092,30 82.812.895.448,55 99.146.911.764,00 101.838.425.339,54
yang Sah
Dana Perimbangan 1.603.220.870.543,60 1.754.766.735.527,73 1.781.686.223.996,36 1.415.563.311.840,00 1.463.466.870.282,30
Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan
30.034.121.750,00 32.239.109.225,00 28.073.858.000,00 28.950.539.640,00 29.529.550.432,80
Pajak
Dana Alokasi Umum 987.744.353.435,50 1.097.383.976.666,84 902.176.272.475,00 956.786.563.500,00 982.619.800.714,50

Dana Alokasi Khusus 585.442.395.358,10 625.143.649.635,89 851.436.093.521,36 429.826.208.700,00 451.317.519.135,00


Lain-lain Pendapatan Daerah yang
206.912.917.499,10 245.887.189.339,27 239.136.348.008,10 294.224.942.359,47 309.801.619.383,19
Sah
Pendapatan Hibah 2.800.000.000,00 - 6.611.063.500,00 9.918.457.500,00 10.060.400.500,00

Bagi Hasil Pajak dari Provinsi 49.077.387.158,00 55.250.204.116,35 60.718.747.508,10 63.865.721.959,00 71.210.279.984,10
Dana Penyesuaian dan Otonomi
131.835.194.700,00 167.430.697.269,00 171.806.537.000,00 220.440.762.901,00 228.530.938.899,09
Khusus
Bantuan keuangan dari Provinsi 22.902.720.000,00 22.902.720.000,00 - - -
Bagi Hasil Sumbangan Pihak III
297.615.641,10 303.567.953,92 - - -
Propinsi
BELANJA DAERAH 1.857.467.778.654,00 2.059.428.517.166,49 2.151.588.186.737,47 1.845.954.795.442,74 1.913.912.789.484,80

Perubahan RPJMD Kabupaten Sambas Tahun 2016 - 2021 Bab III | 25


Tahun
Uraian
2017 2018 2019 2020 2021
PENDAPATAN DAERAH 1.913.703.662.110,00 2.111.202.140.599,46 2.135.753.544.344,01 1.845.954.795.442,74 1.913.912.789.484,80
Pendapatan Asli Daerah 103.569.874.067,30 110.548.215.732,46 114.930.972.339,55 136.166.541.243,27 140.644.299.819,13
Hasil Pajak Daerah 17.572.285.000,00 19.305.854.375,00 24.523.996.032,00 27.750.195.833,00 29.037.705.625,00
Hasil Retribusi Daerah 5.260.350.000,00 5.597.987.500,00 3.910.208.000,00 4.731.351.680,00 4.731.351.680,00
Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah
4.215.295.061,48 4.468.212.765,17 3.683.872.859,00 4.538.081.966,00 5.036.817.174,77
yang Dipisahkan
Lain-lain Pendapatan Asli Daerah
76.521.944.005,82 81.176.161.092,30 82.812.895.448,55 99.146.911.764,00 101.838.425.339,54
yang Sah
Dana Perimbangan 1.603.220.870.543,60 1.754.766.735.527,73 1.781.686.223.996,36 1.415.563.311.840,00 1.463.466.870.282,30
Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan
30.034.121.750,00 32.239.109.225,00 28.073.858.000,00 28.950.539.640,00 29.529.550.432,80
Pajak
Dana Alokasi Umum 987.744.353.435,50 1.097.383.976.666,84 902.176.272.475,00 956.786.563.500,00 982.619.800.714,50

Dana Alokasi Khusus 585.442.395.358,10 625.143.649.635,89 851.436.093.521,36 429.826.208.700,00 451.317.519.135,00


Lain-lain Pendapatan Daerah yang
206.912.917.499,10 245.887.189.339,27 239.136.348.008,10 294.224.942.359,47 309.801.619.383,19
Sah
Pendapatan Hibah 2.800.000.000,00 - 6.611.063.500,00 9.918.457.500,00 10.060.400.500,00

Bagi Hasil Pajak dari Provinsi 49.077.387.158,00 55.250.204.116,35 60.718.747.508,10 63.865.721.959,00 71.210.279.984,10
Dana Penyesuaian dan Otonomi
131.835.194.700,00 167.430.697.269,00 171.806.537.000,00 220.440.762.901,00 228.530.938.899,09
Khusus
Bantuan keuangan dari Provinsi 22.902.720.000,00 22.902.720.000,00 - - -
Bagi Hasil Sumbangan Pihak III
297.615.641,10 303.567.953,92 - - -
Propinsi
Belanja Tidak Langsung 1.010.663.145.033,00 1.002.964.470.561,01 957.270.131.881,34 1.070.316.876.779,55 1.066.242.599.457,05
Belanja Pegawai 761.123.431.315,00 722.079.315.614,51 669.770.761.430,64 709.754.248.813,61 721.534.819.712,73
Belanja Bunga 2.000.000.000,00 2.000.000.000,00 2.000.000.000,00 2.000.000.000,00 2.000.000.000,00

Perubahan RPJMD Kabupaten Sambas Tahun 2016 - 2021 Bab III | 26


Tahun
Uraian
2017 2018 2019 2020 2021
PENDAPATAN DAERAH 1.913.703.662.110,00 2.111.202.140.599,46 2.135.753.544.344,01 1.845.954.795.442,74 1.913.912.789.484,80
Pendapatan Asli Daerah 103.569.874.067,30 110.548.215.732,46 114.930.972.339,55 136.166.541.243,27 140.644.299.819,13
Hasil Pajak Daerah 17.572.285.000,00 19.305.854.375,00 24.523.996.032,00 27.750.195.833,00 29.037.705.625,00
Hasil Retribusi Daerah 5.260.350.000,00 5.597.987.500,00 3.910.208.000,00 4.731.351.680,00 4.731.351.680,00
Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah
4.215.295.061,48 4.468.212.765,17 3.683.872.859,00 4.538.081.966,00 5.036.817.174,77
yang Dipisahkan
Lain-lain Pendapatan Asli Daerah
76.521.944.005,82 81.176.161.092,30 82.812.895.448,55 99.146.911.764,00 101.838.425.339,54
yang Sah
Dana Perimbangan 1.603.220.870.543,60 1.754.766.735.527,73 1.781.686.223.996,36 1.415.563.311.840,00 1.463.466.870.282,30
Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan
30.034.121.750,00 32.239.109.225,00 28.073.858.000,00 28.950.539.640,00 29.529.550.432,80
Pajak
Dana Alokasi Umum 987.744.353.435,50 1.097.383.976.666,84 902.176.272.475,00 956.786.563.500,00 982.619.800.714,50

Dana Alokasi Khusus 585.442.395.358,10 625.143.649.635,89 851.436.093.521,36 429.826.208.700,00 451.317.519.135,00


Lain-lain Pendapatan Daerah yang
206.912.917.499,10 245.887.189.339,27 239.136.348.008,10 294.224.942.359,47 309.801.619.383,19
Sah
Pendapatan Hibah 2.800.000.000,00 - 6.611.063.500,00 9.918.457.500,00 10.060.400.500,00

Bagi Hasil Pajak dari Provinsi 49.077.387.158,00 55.250.204.116,35 60.718.747.508,10 63.865.721.959,00 71.210.279.984,10
Dana Penyesuaian dan Otonomi
131.835.194.700,00 167.430.697.269,00 171.806.537.000,00 220.440.762.901,00 228.530.938.899,09
Khusus
Bantuan keuangan dari Provinsi 22.902.720.000,00 22.902.720.000,00 - - -
Bagi Hasil Sumbangan Pihak III
297.615.641,10 303.567.953,92 - - -
Propinsi
Belanja Hibah 6.892.000.000,00 6.892.000.000,00 13.967.400.000,00 32.800.000.000,00 6.160.000.000,00

Belanja Bantuan Sosial 2.000.000.000,00 2.000.000.000,00 1.857.000.000,00 1.500.000.000,00 1.425.000.000,00


Belanja Bagi Hasil Kepada Provinsi/ 3.376.905.730,50
2.108.271.500,00 2.490.384.187,50 2.843.420.403,20 3.248.154.751,30
Kabupaten/Kota Dan Pemerintahan

Perubahan RPJMD Kabupaten Sambas Tahun 2016 - 2021 Bab III | 27


Tahun
Uraian
2017 2018 2019 2020 2021
PENDAPATAN DAERAH 1.913.703.662.110,00 2.111.202.140.599,46 2.135.753.544.344,01 1.845.954.795.442,74 1.913.912.789.484,80
Pendapatan Asli Daerah 103.569.874.067,30 110.548.215.732,46 114.930.972.339,55 136.166.541.243,27 140.644.299.819,13
Hasil Pajak Daerah 17.572.285.000,00 19.305.854.375,00 24.523.996.032,00 27.750.195.833,00 29.037.705.625,00
Hasil Retribusi Daerah 5.260.350.000,00 5.597.987.500,00 3.910.208.000,00 4.731.351.680,00 4.731.351.680,00
Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah
4.215.295.061,48 4.468.212.765,17 3.683.872.859,00 4.538.081.966,00 5.036.817.174,77
yang Dipisahkan
Lain-lain Pendapatan Asli Daerah
76.521.944.005,82 81.176.161.092,30 82.812.895.448,55 99.146.911.764,00 101.838.425.339,54
yang Sah
Dana Perimbangan 1.603.220.870.543,60 1.754.766.735.527,73 1.781.686.223.996,36 1.415.563.311.840,00 1.463.466.870.282,30
Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan
30.034.121.750,00 32.239.109.225,00 28.073.858.000,00 28.950.539.640,00 29.529.550.432,80
Pajak
Dana Alokasi Umum 987.744.353.435,50 1.097.383.976.666,84 902.176.272.475,00 956.786.563.500,00 982.619.800.714,50

Dana Alokasi Khusus 585.442.395.358,10 625.143.649.635,89 851.436.093.521,36 429.826.208.700,00 451.317.519.135,00


Lain-lain Pendapatan Daerah yang
206.912.917.499,10 245.887.189.339,27 239.136.348.008,10 294.224.942.359,47 309.801.619.383,19
Sah
Pendapatan Hibah 2.800.000.000,00 - 6.611.063.500,00 9.918.457.500,00 10.060.400.500,00

Bagi Hasil Pajak dari Provinsi 49.077.387.158,00 55.250.204.116,35 60.718.747.508,10 63.865.721.959,00 71.210.279.984,10
Dana Penyesuaian dan Otonomi
131.835.194.700,00 167.430.697.269,00 171.806.537.000,00 220.440.762.901,00 228.530.938.899,09
Khusus
Bantuan keuangan dari Provinsi 22.902.720.000,00 22.902.720.000,00 - - -
Bagi Hasil Sumbangan Pihak III
297.615.641,10 303.567.953,92 - - -
Propinsi
Desa

Belanja Bantuan Keuangan Kepada


235.539.442.219,00 266.502.770.759,00 265.831.550.047,00 320.014.473.214,64 330.745.874.013,82
Provinsi/ Kabupaten /Kota Dan

Perubahan RPJMD Kabupaten Sambas Tahun 2016 - 2021 Bab III | 28


Tahun
Uraian
2017 2018 2019 2020 2021
PENDAPATAN DAERAH 1.913.703.662.110,00 2.111.202.140.599,46 2.135.753.544.344,01 1.845.954.795.442,74 1.913.912.789.484,80
Pendapatan Asli Daerah 103.569.874.067,30 110.548.215.732,46 114.930.972.339,55 136.166.541.243,27 140.644.299.819,13
Hasil Pajak Daerah 17.572.285.000,00 19.305.854.375,00 24.523.996.032,00 27.750.195.833,00 29.037.705.625,00
Hasil Retribusi Daerah 5.260.350.000,00 5.597.987.500,00 3.910.208.000,00 4.731.351.680,00 4.731.351.680,00
Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah
4.215.295.061,48 4.468.212.765,17 3.683.872.859,00 4.538.081.966,00 5.036.817.174,77
yang Dipisahkan
Lain-lain Pendapatan Asli Daerah
76.521.944.005,82 81.176.161.092,30 82.812.895.448,55 99.146.911.764,00 101.838.425.339,54
yang Sah
Dana Perimbangan 1.603.220.870.543,60 1.754.766.735.527,73 1.781.686.223.996,36 1.415.563.311.840,00 1.463.466.870.282,30
Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan
30.034.121.750,00 32.239.109.225,00 28.073.858.000,00 28.950.539.640,00 29.529.550.432,80
Pajak
Dana Alokasi Umum 987.744.353.435,50 1.097.383.976.666,84 902.176.272.475,00 956.786.563.500,00 982.619.800.714,50

Dana Alokasi Khusus 585.442.395.358,10 625.143.649.635,89 851.436.093.521,36 429.826.208.700,00 451.317.519.135,00


Lain-lain Pendapatan Daerah yang
206.912.917.499,10 245.887.189.339,27 239.136.348.008,10 294.224.942.359,47 309.801.619.383,19
Sah
Pendapatan Hibah 2.800.000.000,00 - 6.611.063.500,00 9.918.457.500,00 10.060.400.500,00

Bagi Hasil Pajak dari Provinsi 49.077.387.158,00 55.250.204.116,35 60.718.747.508,10 63.865.721.959,00 71.210.279.984,10
Dana Penyesuaian dan Otonomi
131.835.194.700,00 167.430.697.269,00 171.806.537.000,00 220.440.762.901,00 228.530.938.899,09
Khusus
Bantuan keuangan dari Provinsi 22.902.720.000,00 22.902.720.000,00 - - -
Bagi Hasil Sumbangan Pihak III
297.615.641,10 303.567.953,92 - - -
Propinsi
Pemerintahan Desa

Belanja Tidak Terduga 1.000.000.000,00 1.000.000.000,00 1.000.000.000,00 1.000.000.000,00 1.000.000.000,00


Belanja Langsung 846.804.633.621,00 1.056.464.046.605,48 1.194.318.054.856,13 775.637.918.663,19 847.670.190.027,75

Perubahan RPJMD Kabupaten Sambas Tahun 2016 - 2021 Bab III | 29


Tahun
Uraian
2017 2018 2019 2020 2021
PENDAPATAN DAERAH 1.913.703.662.110,00 2.111.202.140.599,46 2.135.753.544.344,01 1.845.954.795.442,74 1.913.912.789.484,80
Pendapatan Asli Daerah 103.569.874.067,30 110.548.215.732,46 114.930.972.339,55 136.166.541.243,27 140.644.299.819,13
Hasil Pajak Daerah 17.572.285.000,00 19.305.854.375,00 24.523.996.032,00 27.750.195.833,00 29.037.705.625,00
Hasil Retribusi Daerah 5.260.350.000,00 5.597.987.500,00 3.910.208.000,00 4.731.351.680,00 4.731.351.680,00
Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah
4.215.295.061,48 4.468.212.765,17 3.683.872.859,00 4.538.081.966,00 5.036.817.174,77
yang Dipisahkan
Lain-lain Pendapatan Asli Daerah
76.521.944.005,82 81.176.161.092,30 82.812.895.448,55 99.146.911.764,00 101.838.425.339,54
yang Sah
Dana Perimbangan 1.603.220.870.543,60 1.754.766.735.527,73 1.781.686.223.996,36 1.415.563.311.840,00 1.463.466.870.282,30
Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan
30.034.121.750,00 32.239.109.225,00 28.073.858.000,00 28.950.539.640,00 29.529.550.432,80
Pajak
Dana Alokasi Umum 987.744.353.435,50 1.097.383.976.666,84 902.176.272.475,00 956.786.563.500,00 982.619.800.714,50

Dana Alokasi Khusus 585.442.395.358,10 625.143.649.635,89 851.436.093.521,36 429.826.208.700,00 451.317.519.135,00


Lain-lain Pendapatan Daerah yang
206.912.917.499,10 245.887.189.339,27 239.136.348.008,10 294.224.942.359,47 309.801.619.383,19
Sah
Pendapatan Hibah 2.800.000.000,00 - 6.611.063.500,00 9.918.457.500,00 10.060.400.500,00

Bagi Hasil Pajak dari Provinsi 49.077.387.158,00 55.250.204.116,35 60.718.747.508,10 63.865.721.959,00 71.210.279.984,10
Dana Penyesuaian dan Otonomi
131.835.194.700,00 167.430.697.269,00 171.806.537.000,00 220.440.762.901,00 228.530.938.899,09
Khusus
Bantuan keuangan dari Provinsi 22.902.720.000,00 22.902.720.000,00 - - -
Bagi Hasil Sumbangan Pihak III
297.615.641,10 303.567.953,92 - - -
Propinsi
Pembiayaan Daerah - 56.235.883.456,00 23.037.457.148,67 15.834.642.393,46 0,00 0,00

Penerimaan Pembiayaan Daerah 15.000.000.000,00 93.000.000.000,00 81.500.000.000,00 67.000.000.000,00


103.334.642.393,46

Perubahan RPJMD Kabupaten Sambas Tahun 2016 - 2021 Bab III | 30


Tahun
Uraian
2017 2018 2019 2020 2021
PENDAPATAN DAERAH 1.913.703.662.110,00 2.111.202.140.599,46 2.135.753.544.344,01 1.845.954.795.442,74 1.913.912.789.484,80
Pendapatan Asli Daerah 103.569.874.067,30 110.548.215.732,46 114.930.972.339,55 136.166.541.243,27 140.644.299.819,13
Hasil Pajak Daerah 17.572.285.000,00 19.305.854.375,00 24.523.996.032,00 27.750.195.833,00 29.037.705.625,00
Hasil Retribusi Daerah 5.260.350.000,00 5.597.987.500,00 3.910.208.000,00 4.731.351.680,00 4.731.351.680,00
Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah
4.215.295.061,48 4.468.212.765,17 3.683.872.859,00 4.538.081.966,00 5.036.817.174,77
yang Dipisahkan
Lain-lain Pendapatan Asli Daerah
76.521.944.005,82 81.176.161.092,30 82.812.895.448,55 99.146.911.764,00 101.838.425.339,54
yang Sah
Dana Perimbangan 1.603.220.870.543,60 1.754.766.735.527,73 1.781.686.223.996,36 1.415.563.311.840,00 1.463.466.870.282,30
Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan
30.034.121.750,00 32.239.109.225,00 28.073.858.000,00 28.950.539.640,00 29.529.550.432,80
Pajak
Dana Alokasi Umum 987.744.353.435,50 1.097.383.976.666,84 902.176.272.475,00 956.786.563.500,00 982.619.800.714,50

Dana Alokasi Khusus 585.442.395.358,10 625.143.649.635,89 851.436.093.521,36 429.826.208.700,00 451.317.519.135,00


Lain-lain Pendapatan Daerah yang
206.912.917.499,10 245.887.189.339,27 239.136.348.008,10 294.224.942.359,47 309.801.619.383,19
Sah
Pendapatan Hibah 2.800.000.000,00 - 6.611.063.500,00 9.918.457.500,00 10.060.400.500,00

Bagi Hasil Pajak dari Provinsi 49.077.387.158,00 55.250.204.116,35 60.718.747.508,10 63.865.721.959,00 71.210.279.984,10
Dana Penyesuaian dan Otonomi
131.835.194.700,00 167.430.697.269,00 171.806.537.000,00 220.440.762.901,00 228.530.938.899,09
Khusus
Bantuan keuangan dari Provinsi 22.902.720.000,00 22.902.720.000,00 - - -
Bagi Hasil Sumbangan Pihak III
297.615.641,10 303.567.953,92 - - -
Propinsi
Sisa Lebih Perhitungan Anggaran
15.000.000.000,00 13.000.000.000,00 19.000.000.000,00 19.000.000.000,00 17.000.000.000,00
Daerah Tahun Sebelumnya
Pencairan Dana Cadangan 0,00 0,00 0,00 - 0,00
Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang 0,00 0,00 0,00 - 0,00

Perubahan RPJMD Kabupaten Sambas Tahun 2016 - 2021 Bab III | 31


Tahun
Uraian
2017 2018 2019 2020 2021
PENDAPATAN DAERAH 1.913.703.662.110,00 2.111.202.140.599,46 2.135.753.544.344,01 1.845.954.795.442,74 1.913.912.789.484,80
Pendapatan Asli Daerah 103.569.874.067,30 110.548.215.732,46 114.930.972.339,55 136.166.541.243,27 140.644.299.819,13
Hasil Pajak Daerah 17.572.285.000,00 19.305.854.375,00 24.523.996.032,00 27.750.195.833,00 29.037.705.625,00
Hasil Retribusi Daerah 5.260.350.000,00 5.597.987.500,00 3.910.208.000,00 4.731.351.680,00 4.731.351.680,00
Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah
4.215.295.061,48 4.468.212.765,17 3.683.872.859,00 4.538.081.966,00 5.036.817.174,77
yang Dipisahkan
Lain-lain Pendapatan Asli Daerah
76.521.944.005,82 81.176.161.092,30 82.812.895.448,55 99.146.911.764,00 101.838.425.339,54
yang Sah
Dana Perimbangan 1.603.220.870.543,60 1.754.766.735.527,73 1.781.686.223.996,36 1.415.563.311.840,00 1.463.466.870.282,30
Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan
30.034.121.750,00 32.239.109.225,00 28.073.858.000,00 28.950.539.640,00 29.529.550.432,80
Pajak
Dana Alokasi Umum 987.744.353.435,50 1.097.383.976.666,84 902.176.272.475,00 956.786.563.500,00 982.619.800.714,50

Dana Alokasi Khusus 585.442.395.358,10 625.143.649.635,89 851.436.093.521,36 429.826.208.700,00 451.317.519.135,00


Lain-lain Pendapatan Daerah yang
206.912.917.499,10 245.887.189.339,27 239.136.348.008,10 294.224.942.359,47 309.801.619.383,19
Sah
Pendapatan Hibah 2.800.000.000,00 - 6.611.063.500,00 9.918.457.500,00 10.060.400.500,00

Bagi Hasil Pajak dari Provinsi 49.077.387.158,00 55.250.204.116,35 60.718.747.508,10 63.865.721.959,00 71.210.279.984,10
Dana Penyesuaian dan Otonomi
131.835.194.700,00 167.430.697.269,00 171.806.537.000,00 220.440.762.901,00 228.530.938.899,09
Khusus
Bantuan keuangan dari Provinsi 22.902.720.000,00 22.902.720.000,00 - - -
Bagi Hasil Sumbangan Pihak III
297.615.641,10 303.567.953,92 - - -
Propinsi
Dipisahkan
Penerimaan Pinjaman Daerah dan 50.000.000.000,00
80.000.000.000,00 84.334.642.393,46 62.500.000.000,00
Obligasi Daerah
Penerimaan Kembali Pemberian 0,00 0,00 0,00 - -

Perubahan RPJMD Kabupaten Sambas Tahun 2016 - 2021 Bab III | 32


Tahun
Uraian
2017 2018 2019 2020 2021
PENDAPATAN DAERAH 1.913.703.662.110,00 2.111.202.140.599,46 2.135.753.544.344,01 1.845.954.795.442,74 1.913.912.789.484,80
Pendapatan Asli Daerah 103.569.874.067,30 110.548.215.732,46 114.930.972.339,55 136.166.541.243,27 140.644.299.819,13
Hasil Pajak Daerah 17.572.285.000,00 19.305.854.375,00 24.523.996.032,00 27.750.195.833,00 29.037.705.625,00
Hasil Retribusi Daerah 5.260.350.000,00 5.597.987.500,00 3.910.208.000,00 4.731.351.680,00 4.731.351.680,00
Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah
4.215.295.061,48 4.468.212.765,17 3.683.872.859,00 4.538.081.966,00 5.036.817.174,77
yang Dipisahkan
Lain-lain Pendapatan Asli Daerah
76.521.944.005,82 81.176.161.092,30 82.812.895.448,55 99.146.911.764,00 101.838.425.339,54
yang Sah
Dana Perimbangan 1.603.220.870.543,60 1.754.766.735.527,73 1.781.686.223.996,36 1.415.563.311.840,00 1.463.466.870.282,30
Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan
30.034.121.750,00 32.239.109.225,00 28.073.858.000,00 28.950.539.640,00 29.529.550.432,80
Pajak
Dana Alokasi Umum 987.744.353.435,50 1.097.383.976.666,84 902.176.272.475,00 956.786.563.500,00 982.619.800.714,50

Dana Alokasi Khusus 585.442.395.358,10 625.143.649.635,89 851.436.093.521,36 429.826.208.700,00 451.317.519.135,00


Lain-lain Pendapatan Daerah yang
206.912.917.499,10 245.887.189.339,27 239.136.348.008,10 294.224.942.359,47 309.801.619.383,19
Sah
Pendapatan Hibah 2.800.000.000,00 - 6.611.063.500,00 9.918.457.500,00 10.060.400.500,00

Bagi Hasil Pajak dari Provinsi 49.077.387.158,00 55.250.204.116,35 60.718.747.508,10 63.865.721.959,00 71.210.279.984,10
Dana Penyesuaian dan Otonomi
131.835.194.700,00 167.430.697.269,00 171.806.537.000,00 220.440.762.901,00 228.530.938.899,09
Khusus
Bantuan keuangan dari Provinsi 22.902.720.000,00 22.902.720.000,00 - - -
Bagi Hasil Sumbangan Pihak III
297.615.641,10 303.567.953,92 - - -
Propinsi
Pinjaman
Penerimaan Piutang Daerah 0,00 0,00 0,00 - -
Pengeluaran Pembiayaan Daerah 71.235.883.456,00 69.962.542.851,33 87.500.000.000,00 81.500.000.000,00 67.000.000.000,00

Perubahan RPJMD Kabupaten Sambas Tahun 2016 - 2021 Bab III | 33


Tahun
Uraian
2017 2018 2019 2020 2021
PENDAPATAN DAERAH 1.913.703.662.110,00 2.111.202.140.599,46 2.135.753.544.344,01 1.845.954.795.442,74 1.913.912.789.484,80
Pendapatan Asli Daerah 103.569.874.067,30 110.548.215.732,46 114.930.972.339,55 136.166.541.243,27 140.644.299.819,13
Hasil Pajak Daerah 17.572.285.000,00 19.305.854.375,00 24.523.996.032,00 27.750.195.833,00 29.037.705.625,00
Hasil Retribusi Daerah 5.260.350.000,00 5.597.987.500,00 3.910.208.000,00 4.731.351.680,00 4.731.351.680,00
Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah
4.215.295.061,48 4.468.212.765,17 3.683.872.859,00 4.538.081.966,00 5.036.817.174,77
yang Dipisahkan
Lain-lain Pendapatan Asli Daerah
76.521.944.005,82 81.176.161.092,30 82.812.895.448,55 99.146.911.764,00 101.838.425.339,54
yang Sah
Dana Perimbangan 1.603.220.870.543,60 1.754.766.735.527,73 1.781.686.223.996,36 1.415.563.311.840,00 1.463.466.870.282,30
Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan
30.034.121.750,00 32.239.109.225,00 28.073.858.000,00 28.950.539.640,00 29.529.550.432,80
Pajak
Dana Alokasi Umum 987.744.353.435,50 1.097.383.976.666,84 902.176.272.475,00 956.786.563.500,00 982.619.800.714,50

Dana Alokasi Khusus 585.442.395.358,10 625.143.649.635,89 851.436.093.521,36 429.826.208.700,00 451.317.519.135,00


Lain-lain Pendapatan Daerah yang
206.912.917.499,10 245.887.189.339,27 239.136.348.008,10 294.224.942.359,47 309.801.619.383,19
Sah
Pendapatan Hibah 2.800.000.000,00 - 6.611.063.500,00 9.918.457.500,00 10.060.400.500,00

Bagi Hasil Pajak dari Provinsi 49.077.387.158,00 55.250.204.116,35 60.718.747.508,10 63.865.721.959,00 71.210.279.984,10
Dana Penyesuaian dan Otonomi
131.835.194.700,00 167.430.697.269,00 171.806.537.000,00 220.440.762.901,00 228.530.938.899,09
Khusus
Bantuan keuangan dari Provinsi 22.902.720.000,00 22.902.720.000,00 - - -
Bagi Hasil Sumbangan Pihak III
297.615.641,10 303.567.953,92 - - -
Propinsi
Pembentukan Dana Cadangan 0,00 0,00 0,00 - -
Penyertaan Modal (Investasi) 4.500.000.000,00
0,00 0,00 2.500.000.000,00 4.500.000.000,00
Pemerintah Daerah
Pembayaran Pokok Utang 71.235.883.456,00 69.962.542.851,33 85.000.000.000,00 77.000.000.000,00 62.500.000.000,00

Perubahan RPJMD Kabupaten Sambas Tahun 2016 - 2021 Bab III | 34


Tahun
Uraian
2017 2018 2019 2020 2021
PENDAPATAN DAERAH 1.913.703.662.110,00 2.111.202.140.599,46 2.135.753.544.344,01 1.845.954.795.442,74 1.913.912.789.484,80
Pendapatan Asli Daerah 103.569.874.067,30 110.548.215.732,46 114.930.972.339,55 136.166.541.243,27 140.644.299.819,13
Hasil Pajak Daerah 17.572.285.000,00 19.305.854.375,00 24.523.996.032,00 27.750.195.833,00 29.037.705.625,00
Hasil Retribusi Daerah 5.260.350.000,00 5.597.987.500,00 3.910.208.000,00 4.731.351.680,00 4.731.351.680,00
Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah
4.215.295.061,48 4.468.212.765,17 3.683.872.859,00 4.538.081.966,00 5.036.817.174,77
yang Dipisahkan
Lain-lain Pendapatan Asli Daerah
76.521.944.005,82 81.176.161.092,30 82.812.895.448,55 99.146.911.764,00 101.838.425.339,54
yang Sah
Dana Perimbangan 1.603.220.870.543,60 1.754.766.735.527,73 1.781.686.223.996,36 1.415.563.311.840,00 1.463.466.870.282,30
Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan
30.034.121.750,00 32.239.109.225,00 28.073.858.000,00 28.950.539.640,00 29.529.550.432,80
Pajak
Dana Alokasi Umum 987.744.353.435,50 1.097.383.976.666,84 902.176.272.475,00 956.786.563.500,00 982.619.800.714,50

Dana Alokasi Khusus 585.442.395.358,10 625.143.649.635,89 851.436.093.521,36 429.826.208.700,00 451.317.519.135,00


Lain-lain Pendapatan Daerah yang
206.912.917.499,10 245.887.189.339,27 239.136.348.008,10 294.224.942.359,47 309.801.619.383,19
Sah
Pendapatan Hibah 2.800.000.000,00 - 6.611.063.500,00 9.918.457.500,00 10.060.400.500,00

Bagi Hasil Pajak dari Provinsi 49.077.387.158,00 55.250.204.116,35 60.718.747.508,10 63.865.721.959,00 71.210.279.984,10
Dana Penyesuaian dan Otonomi
131.835.194.700,00 167.430.697.269,00 171.806.537.000,00 220.440.762.901,00 228.530.938.899,09
Khusus
Bantuan keuangan dari Provinsi 22.902.720.000,00 22.902.720.000,00 - - -
Bagi Hasil Sumbangan Pihak III
297.615.641,10 303.567.953,92 - - -
Propinsi
Pemberian Pinjaman Daerah 0,00 0,00 0,00 -- -
Sumber : Badan Keuangan Daerah Kabupaten Sambas Tahun 2019

Perubahan RPJMD Kabupaten Sambas Tahun 2016 - 2021 Bab III | 35


3.3.2. Penghitungan Kerangka Pendanaan

Analisis Kerangka pendanaan bertujuan untuk menghitung kapasitas riil keuangan daerah yang akan dialokasikan untuk pendanaan program pembangunan
jangka menengah daerah selama 5 (lima) tahun ke depan. Langkah awal yang harus dilakukan adalah mengidentifikasi seluruh penerimaan daerah, kemudian
menentukan ke pos-pos mana sumber penerimaan tersebut akan dialokasikan. Dari total pendapatan dan penerimaan yang dikurangi total belanja tidak langsung dan
pengeluaran pembiayaan diperoleh kapasitas riil kemampuan keuangan. Suatu kapasitas riil keuangan daerah adalah total penerimaan daerah setelah dikurangkan
dengan berbagai pos belanja tidak langsung dan pengeluaran pembiayaan. Proyeksi kapasitas kapasitas riil keuangan daerah yang akan digunakan untuk membiayai
program/kegiatan selama 5 (lima) tahun (2017-2021) dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Sambas sebagaimana ditunjukkan
pada tabel 3.18.
Tabel 3.18
Kapasitas Riil Kemampuan Keuangan Daerah Untuk Mendanai Pembangunan Daerah
Kabupaten Sambas Tahun 2017-2021
Proyeksi
NO Uraian
Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021
1. Pendapatan 1.913.703.662.110,00 2.111.202.140.599,46 2.135.753.544.344,01 1.845.954.795.442,74 1.913.912.789.484,80
Pencairan dana cadangan
2. 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
(sesuai Perda)
Sisa Lebih Riil Perhitungan
3. 15.000.000,00 13.000.000,00 19.000.000.000,00 19.000.000.000,00 17.000.000.000,00
Anggaran
Total Penerimaan 1.913.718.662.110,00 2.111.215.140.599,46 2.154.753.544.344,01 1.864.954.795.442,74 1.930.912.789.484,80
Dikurangi:
4. Belanja Tidak Langsung 1.010.663.145.033,00 1.002.964.470.561,01 957.270.131.881,34 1.070.316.876.779,55 1.073.242.599.457,05
5. Pengeluaran Pembiayaan 71.235.883.456,00 69.962.542.851,33 87.500.000.000,00 81.500.000.000,00 67.000.000.000,00
Kapasitas Riil
831.819.633.621,00 1.038.288.127.187,12 1.109.983.412.462,67 713.137.918.663,19 790.670.190.027,75
Kemampuan Keuangan

Perubahan RPJMD Kabupaten Sambas Tahun 2016 - 2021 Bab III | 36


Berdasarkan proyeksi kapasitas kemampuan keuangan daerah, selanjutnya ditetapkan
kebijakan alokasi dari kapasitas kemampuan keuangan daerah tersebut kedalam tiga
kelompok prioritas.
Kelompok Prioritas I mendapatkan prioritas pertama sebelum Kelompok Prioritas II.
Kelompok Prioritas III mendapatkan alokasi anggaran setelah Kelompok Prioritas I dan II
terpenuhi kebutuhan dananya. Adapun ketentuan prioritas anggaran sebagai berikut:
Prioritas I, dialokasikan untuk mendanai Pengeluaran Wajib dan Mengikat serta Prioritas
Utama. Beberapa pengeluaran wajib dan mengikat diantaranya belanja dan pengeluaran
pembiayaan yang tidak dapat dihindari atau harus dibayar dalam satu tahun anggaran. Belanja
periodik yang wajib dan mengikat adalah pengeluaran yang wajib dibayar serta tidak dapat
ditunda pembayarannya dan dibayar setiap tahun, seperti gaji dan tunjangan pegawai serta
anggota DPRD, bunga, belanja jasa kantor, atau belanja sejenisnya. Belanja Periodik Prioritas
utama adalah pengeluaran yang harus dibayar setiap periodik oleh pemerintah daerah dalam
rangka keberlangsungan pelayanan dasar prioritas daerah yaitu pelayanan pendidikan dan
kesehatan, seperti honorarium guru dan tenaga medis, serta belanja sejenis lainnya.
Prioritas II, dialokasikan untuk pendanaan:
a. Program prioritas dalam rangka pencapaian visi/ misi Bupati dan Wakil Bupati periode
2016-2021, yang merupakan program pembangunan daerah dengan tema atau program
unggulan Kepala daerah sebagaimana diamanatkan dalam RPJMD dan amanat/ kebijakan
nasional yang definitif harus dilaksanakan oleh daerah pada tahun rencana, termasuk
untuk prioritas bidang pendidikan dan bidang kesehatan. Program tersebut harus
berhubungan langsung dengan kepentingan publik, bersifat monumental, berskala besar,
dan memiliki kepentingan dan nilai manfaat yang tinggi, memberikan dampak luas pada
masyarakat dengan daya ungkit yang tinggi pada capaian visi/misi daerah. Di samping itu,
prioritas II juga diperuntukkan bagi prioritas belanja yang wajib sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
b. Program prioritas dalam rangka penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah yang
paling berdampak luas pada masing-masing segementasi masyarakat yang dilayani sesuai
dengan prioritas dan permasalahan yang dihadapi berhubungan dengan layanan dasar
serta tugas dan fungsi PD.
Prioritas III, merupakan prioritas yang dimaksudkan untuk alokasi belanja-belanja tidak
langsung seperti:, belanja hibah, belanja bantuan sosial dan belanja tidak terduga. Berdasarkan
uraian di atas, maka alokasi kapasitas keuangan daerah menurut kelompok prioritas disajikan
pada Tabel 3.19 sebagai berikut.

Perubahan RPJMD Kabupaten Sambas Tahun 2016 - 2021 Bab III | 37


Tabel 3.19
Rencana Penggunaan Kapasitas Riil Kemampuan Keuangan Daerah
Kabupaten Sambas Tahun 2017-2021

Proyeksi
Uraian 2017 2018 2019 2020 2021
(%) (Rp) (%) (Rp) (%) (Rp) (%) (Rp) (%) (Rp)
Prioritas I 59,87% 1.112.154.695.839,00 54,12% 1.114.464.321.211,01 49,79% 1.071.185.977.079,84 63,30% 1.168.427.593.948,80 62,44% 1.195.040.810.718,29

Belanja Pegawai 761.123.431.315,00 722.079.315.614,51 669.770.761.430,64 709.754.248.813,61 721.534.819.712,73

Belanja Bunga 2.000.000.000,00 2.000.000.000,00 2.000.000.000,00 2.000.000.000,00 2.000.000.000,00


Belanja Bagi hasil
2.108.271.500,00 2.490.384.187,50 2.843.420.403,20 3.248.154.751,30 3.376.905.730,50
ke desa
Belanja Bankeu ke
235.539.442.219,00 266.502.770.759,00 265.831.550.047,00 320.014.473.214,64 330.745.874.013,82
desa
Belanja Wajib
111.383.550.805,00 121.391.850.650,00 130.740.245.199,00 133.410.717.169,25 137.383.211.261,24
Rutin OPD
Prioritas II 39,59% 735.421.082.816,00 45,40% 935.072.195.955,48 49,43% 1.063.577.809.657,13 34,79% 642.227.201.493,94 37,11% 710.286.978.766,51
Belanja Langsung
OPD dalam
mencapai Visi dan 735.421.082.816,00 935.072.195.955,48 1.063.577.809.657,13 642.227.201.493,94 710.286.978.766,51
Misi Kepala
Daerah
Prioritas III 0,53% 9.892.000.000,00 0,48% 9.892.000.000,00 0,78% 16.824.400.000,00 1,91% 35.300.000.000,00 0,45% 8.585.000.000,00
Belanja Hibah 6.892.000.000,00 6.892.000.000,00 13.967.400.000,00 32.800.000.000,00 6.160.000.000,00
Belanja Bantuan
2.000.000.000,00 2.000.000.000,00 1.857.000.000,00 1.500.000.000,00 1.425.000.000,00
Sosial
Belanja Tidak
1.000.000.000,00 1.000.000.000,00 1.000.000.000,00 1.000.000.000,00 1.000.000.000,00
Terduga

Total Belanja
100,00% 1.857.467.778.655,00 100,00% 2.059.428.517.166,49 100,00% 2.151.588.186.736,97 100,00% 1.845.954.795.442,74 100,00% 1.913.912.789.484,80
Daearah

Sumber: Hasil Analisis.

Perubahan RPJMD Kabupaten Sambas Tahun 2016 - 2021 Bab III | 38


BAB IV
PERMASALAHAN DAN ISU – ISU STRATEGIS DAERAH
Analisis isu strategis merupakan pemahaman permasalahan pembangunan dan isu-
isu yang relevan sebagai acuan penting dalam penyusunan rencana pembangunan jangka
menengah Kabupaten Sambas. Isu strategis merupakan tantangan atau peluang yang harus
diperhatikan atau dikedepankan dalam perencanaan pembangunan karena dampaknya yang
signifikan bagi masyarakat di masa mendatang. Suatu analisis isu-isu strategis menghasilkan
rumusan kebijakan yang bersifat antisipatif dan solutif atas berbagai kondisi yang tidak ideal
di masa depan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam jangka menengah dan
panjang. Sedangkan pada sisi lain, permasalahan pembangunan daerah menggambarkan
kinerja daerah atau kondisi masyarakat yang belum ideal. Analisis isu strategis menghasilkan
rumusan kebijakan yang bersifat antisipatif dan solutif atas berbagai kondisi yang tidak ideal
di masa depan untuk meningkatkan efektivitas perencanaan pembangunan. Dengan
demikian, rumusan tentang permasalahan pembangunan dan isu strategis merupakan bagian
penting dalam penentuan kebijakan pembangunan jangka menengah Kabupaten Sambas.

4.1. Permasalahan Pembangunan Daerah


4.1.1 Daya Dukung Lahan dan Lingkungan Hidup
Karakteristik demografi fisik lingkungan Kabupaten Sambas terbagi menjadi tiga
kawasan, yaitu: pegunungan, dataran dan pesisir. Keragaman fisik tersebut selain merupakan
modal bagi pembangunan daerah juga menyimpan kerentanan terhadap kerusakan
lingkungan sebagai akibat pengelolaan yang tidak optimal yang akan berakibat pada
penurunan daya dukung lingkungan. Masalah daya dukung fisik wilayah berupa konflik
pemanfaatan ruang sehingga berdampak pada kerusakan lingkungan.
Permasalahan pemanfaatan ruang terjadi di kawasan pegunungan, kawasan dataran
dan kawasan pesisir. Pada kawasan pegunungan permasalahan pemanfaatan ruang berupa
penggunaan lahan yang kurang memperhatikan fungsi Kawasan Hutan Lindung, Kawasan
Taman Wisata Alam dan Kawasan Resapan Air. Selain itu, pada kawasan pegunungan juga
terjadi kegiatan penambangan yang kurang memperhatikan kelestarian lingkungan hidup.
Permasalahan pemanfaatan ruang di kawasan pegunungan tersebut mengakibatkan
terjadinya bencana alam seperti rawan longsor dan rawan banjir serta permasalahan
lingkungan fisik lainnya.
Pada kawasan dataran permasalahan pemanfaatan ruang terletak pada pencemaran
Sempadan Sungai, Kawasan Sekitar Danau, Kawasan Sekitar Mata Air serta kurangnya
pelestarian pada kawasan cagar budaya sebagai unsur yang wajib dilindungi oleh
pemerintah. Selain itu permasalahan lain pada kawasan dataran ialah terjadi kecenderungan
konversi lahan pertanian ke penggunaan non pertanian (pembangunan fisik bangunan dan
perkebunan). Masalah kebakaran hutan timbul karena konversi lahan oleh perusahaan
ataupun sebagian masyarakat yang mengakibatkan berkurangya lahan produktif pertanian
serta rusaknya sumberdaya alam atau berkurangnya keanekaragaman hayati flora dan fauna.
Pada kawasan pesisir, rencana pemanfaatan ruang mempunyai potensi kerusakan
ekosistem apabila pemanfaatan ruang tidak memperhatikan aspek kelestarian lingkungan.
Permasalahan yang dihadapi ialah kurangnya pelestarian kawasan sempadan pantai sebagai
penanganan bagi kawasan rawan bencana abrasi, serta belum optimalnya pengelolaan
kawasan Suaka Alam Laut Sambas yang terletak di perairan Pantai Pulau Selimpai

Perubahan RPJMD Kabupaten Sambas Tahun 2016-2021 Bab IV | 1


Kecamatan Paloh.
Kabupaten Sambas dengan garis pantai yang panjangnya mencapai 198,76 Km, saat
ini sesuai data Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Sambas, terdapat beberapa lokasi
yang telah mengalami abrasi pantai relatif parah seperti di Kecamatan Pemangkat, Jawai
Selatan, Jawai, Teluk Keramat serta Paloh, sehingga diperlukan langkah-langkah mitigasi
berupa proteksi daerah pesisir yang rentan terhadap abrasi.
Selain hal diatas, beberapa permasalahan di bidang lingkungan hidup, diantaranya:
1. Penurunan kualitas air permukaan dan kerusakan lahan atau tanah akibat dari kegiatan
pertambangan, domestik dan pertanian, khususnya kegiatan perkebunan kelapa sawit
2. Meluasnya lahan kritis akibat penebangan liar dan konversi lahan, yang berdampak pada
menurunnya ketersediaan sumber-sumber air dan pengurangan debit air permukaan
disaat kemarau dan kelebihan debit air atau banjir disaat musim penghujan.
3. Kurangnya kesadaran masyarakat untuk menjaga dan memelihara lingkungannya dalam
setiap usaha dan atau kegiatan ekonomi.
4. Lemahnya sanksi atau penegakkan hukum.
5. Untuk pelayanan kebersihan di Kabupaten Sambas, dari 19 Kecamatan yang ada namun
baru 11 kecamatan yang dapat dilayani. Mengingat luasan cakupan daerah pelayanan,
penyebaran daerah yang tidak merata dan kondisi sarana prasarana yang belum
memadai. Residu sampah yang akan dibuang ke TPA masih dikelola oleh pemerintah
yaitu pada Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup
Kabupaten Sambas.
6. Lemahnya pengawasan terhadap usaha dan kegiatan yang berpotensi mencemari
lingkungan.

4.1.2 Tata Ruang dan Infrastruktur wilayah


Kondisi Geografis Kabupaten Sambas yang beragam menjadi tantangan tersendiri
dalam pengembangan infrastruktur dasar. Pembangunan infrastruktur dasar ini
berpengaruh terhadap pengembangan kawasan strategis dan cepat tumbuh (KSCT) berjalan
lamban diantaranya disebabkan karena belum optimalnya intervensi dukungan program
pada kawasan yang telah ditetapkan, hal ini ditandai oleh tingginya proporsi desa sangat
tertinggal (98 desa) dan desa sangat tertinggal (19 desa dari 193 desa ) di Kabupaten Sambas
dalam indek desa membangun (IDM).

Infrastruktur memiliki peran yang luas dan mencakup berbagai konteks dalam
pembangunan wilayah, baik dalam konteks fisik lingkungan, ekonomi, sosial, budaya, dan
politik. Permasalahan infrastruktur di Kabupaten Sambas berkaitan dengan kualitas
pelayanan infrastruktur yang tersedia dan kuantitas ketersediaan pada aksesibilitas sarana
prasarana transportasi, jaringan irigasi, perumahan, air bersih, sampah, limbah, listrik dan
teknologi telekomunikasi.
Pada aspek sarana dan prasarana transportasi dan aksesibilitas, permasalahan yang
dihadapi antara lain minimnya kualitas dan kuantitas infrastruktur dasar dalam hal ini jalan
dan jembatan, khususnya pada daerah perbatasan. Kondisi tersebut mengakibatkan belum
optimalnya sistem distribusi dan koneksi produksi lokal hasil pertanian, perikanan dan
kelautan sehingga menghambat pengembangan usaha, pelayanan publik dan investasi. Pada
tahun 2017 proporsi panjang jaringan jalan kabupaten dalam kondisi baik baru mencapai
48,11% dari total panjang kabupaten sebesar 1.102,206 Km. Untuk proporsi panjang
jaringan jalan desa dalam kondisi baik tahun 2017 juga baru mencapai 60,01% dari total

Perubahan RPJMD Kabupaten Sambas Tahun 2016-2021 Bab IV | 2


panjang jalan poros desa 722,326 Km.
Infrastruktur Pengairan mempunyai peranan penting dalam rangka
mempertahankan dan meningkatkan produktivitas pangan. Beberapa permasalahan
Infrastruktur yang mendesak untuk dipelihara, di rehabilitasi dan di tingkatkan adalah :
1. Berdasarkan luas areal lahan pertanian daerah rawa dari data inventarisasi jaringan pada
tahun 2018 diketahui luas daerah irigasi dan daerah irigasi rawa 72.760 ha yang terdiri
atas: Panjang saluran primer dengan panjang 560.712 meter; Panjang saluran sekunder
dengan panjang 1.336.022 meter; Panjang saluran Sub Sekunder dengan panjang
1.106.530 meter; Panjang tanggul dengan panjang 602.465 meter; Bangunan air dengan
jumlah sebanyak 461 buah.
2. Berdasarkan data inventarisasi jaringan irigasi tahun 2018, untuk sarana jaringan
tersebut diperkirakan mengalami kerusakan sekitar 26,06%, dengan rincian rusak ringan
sebesar 7,01 % dan mengalami rusak berat sebesar 19,05 %. Hal ini disebabkan oleh
masa umur konstruksi yang telah terlewati dan juga peristiwa banjir sehingga untuk
mempertahankan jaringan pengairan yang ada perlu dilakukan dengan Operasi dan
Pemeliharaan Pengairan, sedangkan untuk meningkatkan jaringan dilakukan dengan
kegiatan proyek peningkatan jaringan pengairan.
Rumah yang layak untuk tempat tinggal harus memenuhi syarat kesehatan sehingga
penghuninya tetap sehat. Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO) salah satu kriteria rumah
sehat adalah rumah tinggal yang memiliki luas lantai minimal 10 m2 perkapita. Dengan
luasan minimal tersebut, diharapkan penghuninya tidak berdesak-desakan sehingga dapat
menghirup oksigen dengan cukup dan bisa merasa lebih nyaman. Aspek Pelayanan umum
untuk perumahan rakyat dan permukiman dapat diwakili oleh indikator rumah tangga
bersanitasi, lingkungan pemukiman kumuh dan rumah layak huni. Beberapa isu strategis
yang menjadi permasalahan di bidang perumahan rakyat dan permukiman, antara lain:
1. Kondisi infrastruktur wilayah permukiman kumuh masih rendah sehingga perlu
peningkatan kualitas permukiman kumuh.
2. Kondisi rumah tidak layak huni yang merupakan salah satu indikator kemiskinan perlu
segera mendapatkan penanganan. Pada tahun 2017, rumah layak huni di kabuoatn
Sambas baru mencapai 78,74%
3. Jumlah rumah bersanitasi masih rendah. Hal ini mempengaruhi terhadap derajat
kesehatan masyarakat. Pada tahun 2017 persentase rumah tangga bersanitasi di
Kabupaten Sambas sebesar 88,66%.
4. Penyediaan sarana dan prasarana air bersih masih belum memadai. Hal ini terlihat dari
persentase rumah tangga pengguna air bersih tahun 2017 yang baru mencapai 47,40%.

Lingkungan yang bersih akan menghindari penghuninya dari berbagai macam


penyakit. Untuk mendukung lingkungan yang bersih dari sampah, sarana dan prasarana
seperti tong sampah, mobil pengangkut sampah, tempat pembuangan sementara sampah,
tempat pembuangan akhir sampah dan sebagainya harus tersedia sesuai dengan kebutuhan.
Selain itu, komitmen dan kemauan masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungannya
merupakan faktor penting agar pemukiman menjadi bersih dan layak dihuni. Pada Tahun
2015 Jumlah tempat pembuangan sampah di Kabupaten Sambas sebanyak 30 Unit dengan
daya tampung 96 M2 tiap unitnya. Kabupaten Sambas saat ini belum memiliki Tempat
Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST), dan hanya memiliki empat TPA dengan satu buah TPA
Controled Lanfill dan tiga TPA lainnya masih bersifat Open Dumping. Kurangnya sarana dan
prasarana persampahan di wilayah Kabupaten Sambas menjadi salah satu faktor penentu

Perubahan RPJMD Kabupaten Sambas Tahun 2016-2021 Bab IV | 3


tingkat kenyamanan dan kesehatan masyarakat pada umumnya.

Untuk infrastruktur telekomunikasi, seiring dengan berkembangannya ilmu


pengetahuan dan teknologi, sarana informasi dan komunikasi juga mengalami
perkembangan yang cukup pesat. Semakin banyaknya masyarakat yang mempunyai sarana
telepon, baik telepon rumah maupun telepon seluler. Pengguna Telepon seluler meningkat
tajam tiap tahun dengan ketersediaan jaringan seluler di wilayah kecamatan Kabupaten
Sambas. Namun dengan luasnya wilayah administrasi Kabupaten Sambas yang besar, masih
terdapat beberapa wilayah atau spot area tertentu yang tidak didukung oleh jaringan
telekomunikasi. Dalam rangka penyediaan pelayanan infrastruktur perlu ada upaya
perbaikan pelayanan infrastruktur secara bertahap.

4.1.3. Demografi dan Tenaga Kerja


A. Demografi
Demografi/ Kependudukan adalah hal ihwal yang berkaitan dengan jumlah, struktur,
umur, jenis kelamin, agama, kelahiran, perkawinan, kehamilan, kematian, persebaran,
mobilitas dan kualitas serta ketahanannya yang menyangkut politik, ekonomi, sosial dan
budaya
Salah satu masalah kependudukan di Kabupaten Sambas adalah persebaran penduduk
yang tidak merata. Ketimpangan persebaran ini mempunyai dampak terhadap kepadatan
penduduk. Di Kabupaten Sambas apabila dilihat dari tingkat kepadatan penduduknya masih
tergolong daerah yang jarang penduduk. Jika dibandingkan hasil SP 2000 dengan SP 2010,
tingkat kepadatan penduduk Kabupaten Sambas tidak mengalami perubahan yang cukup
berarti yaitu rata-rata 81 jiwa/km2. Hal ini bukan berarti tidak ada kelahiran atau kematian
selama sepuluh tahun terakhir, akan tetapi perubahan cenderung disebabkan besarnya
mobilisasi penduduk yang keluar masuk dari dan menuju Kabupaten Sambas.
Selanjutnya dilihat antar kecamatan di Kabupaten Sambas tahun 2017, maka dapat
dikatakan bahwa sebagian besar penduduk bermukim di Kecamatan Tebas, yaitu sebanyak
67.361 jiwa (12,72 persen), diikuti Kecamatan Teluk Keramat sebanyak 60.579 jiwa (11,44
persen ), Kecamatan Sambas dengan penduduk sebanyak 51.530 jiwa (9,73 persen) dan
Kecamatan Pemangkat dengan jumlah penduduk mencapai 46.672 jiwa (8,81 persen).
Sedangkan Kecamatan Sajad memberikan share penduduknya paling sedikit, yaitu sebanyak
10.378 jiwa (1,96 persen).
Dari sisi luas wilayah, keterbandingan antar kecamatan juga terlihat timpang.
Kecamatan Sajingan Besar (21,75 persen), Kecamatan Paloh (17,96 persen), dan Kecamatan
Subah (10,08 persen) merupakan 3 (tiga) kecamatan terluas di Kabupaten Sambas. Secara
keseluruhan menyita sekitar 50 persen dari total luas Kabupaten Sambas yang sebesar
6.395,70 km2.
Pada sisi lain, ternyata jumlah penduduk untuk ketiga kecamatan tersebut tergolong
sedikit, yaitu hanya sekitar 10,34 persen dari total penduduk Kabupaten Sambas yang
sebanyak 529.684 jiwa pada tahun 2017. Hal ini mempengaruhi rata-rata tingkat hunian
penduduknya yang tergolong jarang, yaitu hanya sekitar 83 jiwa/km2.

Perubahan RPJMD Kabupaten Sambas Tahun 2016-2021 Bab IV | 4


Rata-rata tingkat hunian penduduk yang jarang di suatu wilayah cenderung kurang
mendukung percepatan pembangunan karena rata-rata hitung atau rasio biaya pembangunan
per satuan penduduk relatif jauh lebih besar dibanding daerah yang padat penduduknya.
Sebagai contoh dalam penyediaan jalan, jaringan listrik, air bersih dan faslilitas lainnya.
Walaupun demikian, hal tersebut justru memberi peluang dalam pengembangan
pertanian, dimana rata-rata kepemilikan lahan pertanian per rumah tangga menjadi luas.
Dengan menggunakan atau mengaplikasikan teknologi tepat guna, proses pengolahan lahan
pertanian akan semakin efesien walaupun cukup luas.
Ketimpangan distribusi penduduk akan semakin memperlebar kesenjangan dalam
pemenuhan kebutuhan pelayanan sosial, kesehatan, pendidikan, budaya, ekonomi,
infrastruktur dan birokrasi yang cenderung berkembang dan dinamis. Angka Kelahiran Total
(Total Fertility Rate) 2,9 di Kabupaten Sambas juga lebih tinggi dari target nasional, dimana
rata – rata keluarga di Kabupaten Sambas memiliki anak 3-4 orang perkeluarga sedangkan
target propinsi hanya 2-3 orang (TFR 2,1).
Beberapa studi tentang kependudukan menyatakan bahwa Kabupaten Sambas akan
mendapatkan Bonus Demografi antara tahun 2020-2035 dimana rasio ketergantungan
(dependency ratio) penduduk produktif lebih besar dibandingkan penduduk non produktif.
Kondisi tersebut haruslah dipersiapkan seawal mungkin sehingga Kabupaten Sambas dapat
memanfaatkan semaksimal mungkin kondisi bonus demografi tersebut.

B. Tenaga Kerja
Bonus demografi yang akan dihadapi Kabupaten Sambas harus dioptimalkan
semaksimal mungkin demi pertumbuhan ekonomi dengan melalui investasi sumber daya
manusia yang modern. Ledakan penduduk usia kerja(umur produktif) akan memberikan
keuntungan ekonomi apabila memenuhi persyaratan : penawaran tenaga kerja yang besar
meningkatkan pendapatan perkapita jika mendapat kesempatan kerja yang produktif,
peranan perempuan dengan jumlah anak yang sedikit memungkinkan perempuan memasuki
pasar kerja dan membantu peningkatan pendapatan, tabungan masyarakat yang
diinvestasikan secara produktif, modal manusia yang berkualitas jika ada investasi untuk itu.
Beberapa permasalahan dan isu strategis yang dihadapi oleh Kabupaten Sambas dibidang
Ketenagakerjaan diantaranya:
1. Pendidikan dan keterampilan yang ada saat ini belum dapat sepenuhnya memenuhi
kebutuhan pasar kerja (Kualitas Tenaga Kerja Relatif Rendah)
2. Peningkatan mutu dan produktivitas tenaga kerja melalui pendidikan dan keterampilan
belum maksimal (Kualitas Tenaga Kerja Relatif Rendah)
3. Belum optimalnya pengembangan semangat kewirausahaan bagi penduduk usia kerja agar
mampu bekerja secara mandiri dan menciptakan lapangan kerja baru
4. Terbatasnya perluasan lapangan kerja menyebabkan belum maksimalnya penyerapan
tenaga kerja yang ada (Kesempatan Kerja yang Terbatas)

Perubahan RPJMD Kabupaten Sambas Tahun 2016-2021 Bab IV | 5


5. Jumlah penganggur terbuka Kabupaten Sambas dengan latar belakang pendidikan SMP ke
bawah masih cukup banyak.
6. Masih minimnya jumlah tenaga kerja terdidik dan tenaga kerja terlatih.
7. Masih minimnya jumlah tenaga kerja yang ditempatkan pada sektor formal.
8. Belum maksimalnya produktivitas tenaga kerja yang bekerja pada sektor non formal.
9. Masih minimnya perlindungan hubungan industrial bagi pekerja.

4.1.4 Ekonomi dan Kesejahteraan Masyarakat


A. Koperasi dan Usaha Kecil Menengah
Pembangunan koperasi dan usaha kecil menengah memiliki potensi yang besar dalam
meningkatkan taraf hidup masyarakat. Peranan koperasi sebagai sokoguru perekonomian dan
pengembangan usaha mikro, kecil, dan menengah terbukti lebih mampu bertahan dalam
menghadapi krisis ekonomi. Permasalahan yang dihadapi antara lain :
1. Masih Banyaknya Jumlah Koperasi Tidak Aktif.
2. Belum terkelolanya sumber data dan informasi yang mendukukung guna pembinaan dan
pelayanan kepada masyarakat dalam hal ini IKM, UKM, Koperasi dan Sektor usaha
masyarakat lainya.
3. Kurangnya kemandirian Koperasi dan UKM.
4. Rendahnya kapasitas SDM pengelola Koperasi dan pelaku UKM .
5. Terbatasnya modal Koperasi dan UKM .
6. Masih rendahnya daya saing produk UKM baik dari segi kualitas produk, standarisasi
produk pemasaran.
7. Rendahnya SDM Pengurus dan Pengelolaan manajemen kelembagaan Koperasi dan UKM.
8. Masih Kurangnya Jumlah Koperasi dan UKM Yang Dapat Mengakses Permodalan Baik
Dari Perbankan Maupun Program Pemerintah.
9. Masih Kurangnya Sarana dan Prasarana Usaha Koperasi dan UKM.
10. Masih lemahnya jaringan distribusi pemasaran produk.

B. Penanaman Modal
Keberhasilan investasi/penanaman modal akan memberikan kontribusi pada kegiatan
ekonomi riil dan pertumbuhan ekonomi. Laju pertumbuhan ekonomi selama ini sebagian
besar ditopang dari besarnya konsumsi dalam negeri atau regional bukan dari pertumbuhan
investasi maupun ekspor. Permasalahan yang dihadapi :
1. Ketersediaan sarana dan prasarana perizinan masih belum memadai.
2. Belum tersusunnya Database Potensi dan Peluang Investasi Daerah.
3. Belum optimalnya kerjasama promosi.
4. Kurangnya Fasilitas penunjang promosi.
5. Kurangnya kuantitas dan kualitas SDM.
6. Pelayanan perizinan dan non perizinan secara elektronik masih belum optimal.
7. Kemampuan operator pelayanan secara elektronik belum memadai.

Perubahan RPJMD Kabupaten Sambas Tahun 2016-2021 Bab IV | 6


C. Ketahanan Pangan
Ketahanan pangan merupakan upaya pemberdayaan masyarakat agar mampu
memaksimalkan pemanfaatan sumberdaya ketahanan pangan serta mampu mengatasi
kendala dalam mewujudkan ketahanan pangan. Ketahanan pangan merupakan suatu sistem
pangan yang terdiri atas tiga sub sistem yaitu ketersediaan pangan dalam jumlah yang cukup
di tingkat rumah tangga, distribusi pangan yang lancar dan konsumsi pangan yang bermutu
dan aman untuk meningkatkan kualitas SDM. Beberapa permasalahan utama yang dihadapi di
bidang ketahanan pangan, antara lain:
1. Belum optimalnya kerjasama sinergitas diantara Perangkat Daerah terkait dalam
mendukung ketahanan pangan.
2. Masih tingginya desa rawan pangan di Kabupaten Sambas (76 Desa termasuk prioritas 1
sampai 3).
3. Akses distribusi pangan banyak mengalami kendala akibat belum memadainya
infrastruktur.
4. Masih terjadinya kerawanan pangan baik kronis maupun transien dan kasus gizi
kurang/buruk di wilayah tertentu.
5. Konsumsi pangan masyarakat masih kurang beragam, bergizi, seimbang, aman dan halal.
6. Masih banyaknya pangan yang belum terjamin mutu dan keamanannya beredar di
masyarakat.
7. Belum optimalnya pemantauan distribusi pangan antar kabupaten dan antar propinsi.
8. Masih rendahnya kemampuan sumber daya petani dan peran kelembagaan penyuluhan
kecamatan.
9. Masih lemahnya kapasitas kelembagaan petani dan kelembagaan ekonomi petani.
10. Masih rendahnya pengetahuan aparat terhadap penanganan pasca panen, pengolahan
hasil dan pemasaran.

D. Pemberdayaan Masyarakat dan Desa


Pemberdayaan Masyarakat dimaksudkan guna dapat mengembangkan kemampuan
dan kemandirian masyarakat untuk berperan aktif dalam pembangunan, agar secara bertahap
masyarakat mampu membangun diri dan lingkungannya secara mandiri. Permasalahan yang
dihadapi antara lain :
1. Tingkat Perkembangan Status IDM masih rendah (sebagian besar berada diposisi tertinggal
dan belum ada desa mandiri).
2. Tata Kelola Administrasi Pemerintahan Desa masih belum memadai.
3. Peran Badan Usaha Milik Desa/Badan Usaha Desa Bersama dalam mendorong
Perekonomian Desa masih belum optimal.
4. Penggunaan Teknologi Tepat Guna (TTG) dalam pemanfaatan Sumber Daya Alam belum
dimanfaatkan secara optimal.
5. Kurangnya pemahaman pemerintah desa terhadap pengelolaan keuangan desa.

Perubahan RPJMD Kabupaten Sambas Tahun 2016-2021 Bab IV | 7


6. Peran Fungsi Lembaga kemasyarakatan Desa dalam menggerakkan dalam menggerakkan
partisipasi, keswadayaan /kemandirian dan kegotong-royongan masyarakat dalam
pembangunan masih belum optimal.

E. Pertanian

Penduduk Kabupaten Sambas mayoritas bermata pencaharian di sektor pertanian.


Sektor pertanian merupakan penyumbang tertinggi pada PDRB Kabupaten Sambas dan
penyumbang terbesar dalam penyerapan tenaga kerja di Kabupaten Sambas. Pengembangan
urusan pertanian yang meliputi pertanian (tanaman pangan dan hortikultura), perkebunan
dan peternakan perlu mendapatkan perhatian khusus dalam rangka memberdayakan potensi
sumberdaya yang dimiliki. Permasalahan yang dihadapi antara lain :

1. Potensi lahan sawah masih memadai namun belum didukung dengan Indeks Pertanaman
(IP) yang tinggi.
2. Provitas Padi di Kabupaten Sambas masih rendah.
3. Belum Optimalnya penggunaan teknologi dalam sistem budidaya tanaman (penggunaan
benih unggul bermutu, pupuk, pengaturan jadwal tanam dan penggunaan jarak tanam.
4. Masih Rendahnya kapasitas kelembagaan penyuluhan dan petani.
5. Belum optimalnya pengelolaan kelembagaan penyuluhan kecamatan.
6. Belum optimalnya kinerja dan kemampuan penyuluh lapangan.
7. Masih terbatasnya sarana dan prasarana kelembagaan penyuluhan kecamatan dan desa.
8. Belum terpenuhinya tingkat kecukupan cakupan pelayanan penyuluhan yang diakibatkan
minimnya jumlah penyuluh PNS.
9. Terbatasnya infrastruktur pertanian di sentra produksi pangan dan kawasan pertanian.
10. Terbatasnya kapasitas petani dan pelaku usaha sektor pertanian/perkebunan.
11. Sarana dan prasarana teknologi peningkatan produksi pertanian belum optimal,
termasuk belum memadainya ketersediaan alat dan mesin pertanian.
12. Berkembangnya organisme pengganggu tanaman (OPT) dan gangguan penyakit pada
komoditas pertanian.
13. Terbatasnya kemampuan SDM pertanian dalam peningkatan kualitas produksi pertanian.
14. Rendahnya aksesibilitas aparat terhadap sistem informasi agribisnis.
15. Belum optimalnya penerapan GAP (Good Agriculture Practice) buah dan sayur.
16. Masih rendahnya pemahaman dan kesadaran penangkar bibit mengenai penggunaan
bibit yang berlabel.
17. Rendahnya kapasitas kelembagaan penyuluhan dan petani, serta masih lemahnya transfer
teknologi dari sumber informasi ke petani.

F. Perikanan, Peternakan dan Kesehatan Hewan

1. Penurunan potensi Sumberdaya Ikan (SDI) akibat kerusakan habitat (terumbu karang
dan mangrove), lebih tangkap (overfishing), penggunaan alat tangkap terlarang (mini

Perubahan RPJMD Kabupaten Sambas Tahun 2016-2021 Bab IV | 8


trawl), penggunaan bahan peledak dan pencemaran limbah industri serta limbah rumah
tangga.
2. Keamanan pangan produk hasil pengolahan ikan dan pangan asal hewan yang belum
memenuhi persyaratan mutu yaitu bebas dari bahan tambahan yang dilarang seperti
formalin merupakan salah satu permasalahan dalam rangka peningkatan mutu hasil
pengolahan perikanan dan peternakan.
3. Terbatasnya sarana prasarana dan teknologi budidaya perikanan dan peternakan.
4. Terbatasnya sarana prasarana dan teknologi pengolahan hasil perikanan dan peternakan
sehingga produksi yang dihasilkan belum optimal serta belum optimalnya.
5. Belum optimalnya kualitas SDM nelayan, pembudidaya dan peternak maupun petugas
perikanan dan peternakan.
6. Sebagian besar nelayan di Kabupaten Sambas masih dikategorikan masyarakat miskin
yang antara lain disebabkan karena skala usaha penangkapan yang dilakukan masih
bersifat tradisional yaitu menggunakan perahu motor berkapasitas kecil dengan
kemampuan one day fishing, sehingga terbatas pada perairan pantai dan perairan
umum yang sudah berkurang sumberdaya ikannya.
7. Kerusakan lingkungan, bencana alam dan dampak perubahan iklim serta
meningkatnya aktivitas pemanfaatan sumberdaya di kawasan hulu dan pesisir tanpa
memperhatikan kaidah-kaidah pelestarian lingkungan serta pencemaran limbah industri
dan rumah tangga yang menyebabkan menurunnya daya dukung lingkungan perairan
berakibat pada rendahnya produktivitas perikanan budidaya.
8. Populasi ternak masih sangat kurang khususnya sapi potong, rendahnya produktivitas
ternak, tingginya penyebaran penyakit dan angka kematian pada unggas serta masih
kurangnya sarana dan prasarana untuk menjamin Pangan Asal Hewan (PAH) yang Aman,
Sehat, Utuh dan Halal (ASUH).
9. Meningkatnya lalu lintas ternak baik antar daerah maupun antar negara yang dapat
mendorong penyebaran penyakit dari hewan menular kepada manusia.

G. Perdagangan

Dalam rangka usaha pengembangan urusan perdagangan, maka harus ada kesesuaian
antara produk, kelancaran distribusi, sarana prasarana, informasi pasar dan pengembangan
perdagangan daerah. Disamping menangani perdagangan antar wilayah regional maupun
internasional, juga dituntut mampu menyediakan pasar tradisional yang mempunyai daya
saing dan berkualitas. Permasalahan yang dihadapi antara lain :
1. Kurangnya jumlah petani yang menyimpan beras di Sistem Resi Gudang.
2. Kondisi sarana prasarana pasar tradisional kurang memadai.
3. Terbatasnya sarana dan prasarana perdagangan serta sulitnya akses transportasi.
4. Lemahnya Informasi Perdagangan, beberapa Komoditi Pasar yang diperlukan oleh petani,
pedagang dan pemerintah pusat.
5. Lemahnya penanganan pasca panen bagi petani.

Perubahan RPJMD Kabupaten Sambas Tahun 2016-2021 Bab IV | 9


6. Lemahnya daya saing dan diversifikasi produk.
7. Tingginya permintaan barang menjelang hari raya khususnya telur dan gula, sedangkan
stok di pasar sedikit akibat dari kurangnya pasokan dari agen.
8. Belum adanya sarana, prasarana, dan SDM untuk pelayanan serta pengawasan di bidang
metrologi legal.
9. Masih kurangnya dukungan terhadap peningkatan sektor perdagangan di kawasan
perbatasan.

H. Industri

1. Belum Optimalnya pemanfaatan potensi lokaldan pola pikir pelaku IKM yang masih
sederhana.
2. Kurangnya penerapan dan penggunaanteknologi tepat guna.
3. Kurangnya promosi produk daerah.
4. Kurangnya sinkronisasi dan koordinasi program secara bersama antar instansi terkait
dalam hal potensi sumber daya industri daerah yang akan dibina berkelanjutan.

I. Ketransmigrasian

1. Program transmigrasi masih sepenuhnya tergantung dari kebijakan pemerintah pusat.


2. Lokasi tujuan transmigrasi seringkali belum siap, baik sarana dan prasarana dan
administrasi pertanahan.

4.1.5 Sosial dan Budaya

Permasalahan yang dihadapi Kabupaten Sambas berkaitan dengan sosial dan budaya adalah
sebagai berikut:

A. Sosial

1. Jangkauan, mutu dan akses sistem jaminan sosial masyarakat yang berkelanjutan belum
mencakup seluruh masyarakat.
2. Masih cukup banyak masyarakat penyandang masalah sosial dan dalam penanganan dan
pemberdayaannya belum terjadi sinergi antara pemerintah, swasta dan masyarakat.
3. Belum tersedianya panti sosial skala kabupaten yang menyediakan sarana prasarana
pelayanan kesejahteraan sosial.
4. Keberlanjutan penyelengaraan KUBE yang belum signifikan mengangkat perekonomian
masyarakat/ anggota.
5. Belum adanya desa yang melaksanakan sistem pelayanan sosial terpadu melalui Pusat
Kesejahteraan Sosial (Puskesos).
6. Jaminan, Pemberdayaan , Perlindungan dan Rehabilitasi Sosial terhadap PMKS masih
belum memadai.

Perubahan RPJMD Kabupaten Sambas Tahun 2016-2021 Bab IV | 10


B. Pendidikan

Untuk mencapai Sambas Terunggul di Kalimantan Barat tahun 2025 sebagaimana cita
– cita besar dalam RPJPD kabupaten Sambas, Peranan pendidikan sangatlah besar dalam
meningkatkan kualitas hidup masyarakat Kabupaten Sambas. Permasalahan yang dihadapi
juga tidaklah sedikit untuk mencapainya, beberapa permasalahan dan isu strategis yang
dihadapi kabupaten Sambas dalam bidang pendidikan diantaranya:
1. Masih rendahnya Rapor Mutu Sekolah (capaian Standar Nasional Pendidikan di
Kabupaten Sambas, baik tingkat Sekolah Dasar (SD) maupun Sekolah Lanjutan Tingkat
Pertama (SLTP).
2. Masih Rendahnya Partisipasi Masyarakat pada jenjang PAUD (52,82%) dan SMP
(59,46%) di tahun 2017.
3. Masih terdapat angka putus sekolah (SD : 0,21%, SMP : 0,91%) dan tidak melanjutkan (SD
Ke SMP : 20,69%, SMP Ke SMA : 12,04%).
4. Belum terpenuhinya Standar Pelayanan Minimal (SPM) oleh Pemerintah dan Satuan
Pendidikan (SD : 62,90%, SMP : 58,30%).
5. Belum optimalnya efektifitas dan efisiensi penyelenggaraan pendidikan (Manajemen
Pengelolaan Sekolah).
6. Keterkaitan sistem dan substansi pendidikan baik pendidikan formal maupun nonformal
belum mampu memenuhi ekspektasi/ kebutuhan pasar tenaga kerja.
7. Masih terdapat tenaga pendidik yang tidak memenuhi kesesuaian bidang keahliannya.
8. Penuntasan wajib belajar 9 tahun dan mengembangkan wajib belajar 12 tahun masih
belum berjalan sesuai harapan.
9. Pendidikan di semua jalur, jenjang, dan jenis pendidikan untuk meningkatkan daya saing
pendidikan masih perlu ditingkatkan mutunya.
10. Fasilitas/sarana penunjang pendidikan di setiap jenjang pendidikan termasuk
pengembangan perpustakaan dan laboratorium sebagai sarana minat dan budaya baca
belum memadai dan merata.
11. .Penyebaran Sumber Daya Manusia baik tenaga edukatif maupun tenaga administratif
masih belum merata.

C. Kesehatan

Sama seperti Pendidikan, Derajat Kesehatan masyarakat juga menjadi patokan


terhadap kualitas penduduk masyarakat tersebut. Dengan angka harapan hidup/ indeks
kesehatan yang menempati urutan ke 13 dari 14 kabupaten/ kota di Kalimantan Barat, serta
menurunnya Indeks Pembangunan Kesehatan Masyarakat Kabupaten Sambas maka beberapa
permasalahan kesehatan yang dihadapi guna mencapai Sambas Terunggul di Kalbar 2025
diantaranya adalah :
1. Masih rendahnya status kesehatan dan gizi masyarakat.
2. Cenderung meningkatnya penyakit menular dan tidak menular.
3. Masih rendahnya mutu pelayanan dan pemerataan kesehatan masyarakat.

Perubahan RPJMD Kabupaten Sambas Tahun 2016-2021 Bab IV | 11


4. Belum tersediannya Rumah Sakit Daerah yang terakreditasi serta belum adanya rumah
sakit rujukan antar rumah sakit di dalam daerah.

D. Kebudayaan

Kesenian & kebudayaan merupakan dua sisi mata uang yang tidak terpisahkan.
Kesenian dapat menjadi wajah untuk mempertahankan identitas budaya di Kabupaten
Sambas. Seiring dengan arus globalisasi, identitas budaya di Kabupaten Sambas sudah mulai
memudar, sehingga kondisi yang mengkhawatirkan ini perlu segera diselamatkan.
Permasalahan Kebudayaan yang dihadapi Kabupaten Sambas yaitu :

1. Belum optimalnya pelestarian nilai-nilai luhur budaya, adat dan tradisi, kehidupan seni.
2. Belum optimalnya pengelolaan budaya sebagai aset yang sangat berharga untuk
mengundang kunjungan dan perhatian dari luar daerah dan dunia internasional.
3. Belum optimalnya pengembangan keragaman seni dan budaya serta pemberdayaan
lembaga budaya.
4. Masih minimnya situs-situs budaya yang dilestarikan (baru 37 buah situs).

E. Pemberdayaan Perempuan dan Anak

1. Peran perempuan dalam berbagai bidang pembangunan terutama dalam struktur


pemerintahan dan organisasi politik belum optimal.
2. Penghormatan, perlindungan dan pemenuhan hak dasar perempuan dalam kehidupan
sosial, ekonomi, budaya dan politik belum memadai.
3. Pengarusutamaan gender dalam perumusan peraturan perundang-undangan,
kelembagaan dan kebijakan anggaran masih kurang.
4. Masih terjadinya tindak kekerasan terhadap perempuan dan anak.
5. Belum terciptanya Desa/ Kecamatan/ Kabupaten Layak Anak.

F. Pembinaan Pemuda dan Olahraga

1. Peran serta pemuda dan keterlibatan organisasi kepemudaan sebagai mitra kerja
pemerintah dalam pelaksanaan pembangunan dirasakan belum optimal.
2. Belum optimalnya pembinaan pemuda berprestasi dan berbakat.
3. Masih rendahnya peran serta organisasi kepemudaan dalam meningkatkan kapasitas
pemuda.
4. Rendahnya peran kelembagaan/organisasi olahraga dalam meningkatkan prestasi
olahraga serta belum optimalnya koordinasi dan kerjasama antar organisasi olahraga
dalam mewujudkan prestasi olahraga;
5. Masih terbatasnya ketersediaan sarana dan prasarana di bidang olahraga, dan disisi lain
sumber daya penunjang pembinaan olahraga seperti pelatih yang berkualitas masing
sangat kurang sehingga pembentukan keahlian dan keterampilan teknis atlet kurang
maksimal.

Perubahan RPJMD Kabupaten Sambas Tahun 2016-2021 Bab IV | 12


G. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Informasi

1. Pemanfaatan teknolologi informasi dan hasil riset/ penelitian sebagai dasar perumusan
kebijakan dan pengambilan keputusan pembangunan daerah belum berjalan baik.
2. Pemanfaatan Iptek dan Teknologi Informasi di masyarakat masih kurang.
3. Akses dan link kerjasama pengembangan penelitian yang berkelanjutan antar
stakeholders masih kurang.

4.1.6 Tata Kelola Pemerintahan dan Keuangan

Permasalahan yang dihadapi Kabupaten Sambas berkaitan dengan tata kelola


pemerintahan dan keuangan adalah sebagai berikut:

A. Perencanaan, Pelaksanaan, Pengendalian Pembangunan dan Pemerintahan

1. Pengembangan basis data yang up to date sebagai landasan penyusunan rencana dan
kebijakan belum terintegrasi dengan baik.
2. Masih kurangnya pemanfaatan teknologi informasi dalam pengelolaan data dan
informasi.
3. Pengembangan dan peningkatan kapasitas pelayanan pemerintah berbasis elektronik dan
internet (electronic Government/ e-Gov) belum optimal, baik dalam perencanaan,
pengendalian, pelaporan maupun pengawasan pembangunan daerah.
4. Belum optimalnya koordinasi dalam perencanaan pembangunan yang menyebabkan
rendahnya keterpaduan dalam fungsi perencanaan, monitoring dan evaluasi
pembangunan.
5. Partisipasi masyarakat dan dunia usaha dalam perencanaan dan pelaksanaan
pembangunan masih belum optimal.
6. Kerjasama, kemitraan dan jejaring kerja antara masyarakat sipil, DPRD, partai politik dan
pemerintah daerah dalam mengatasi permasalahan daerah serta dalam kapasitas
penguatan kelembagaan belum berjalan dengan baik.
7. Masih kurangnya tenaga sumber daya aparatur pangawasan yang memiliki kemampuan/
keahlian seperti akuntansi, bidang hukum dan tenaga penyidik.
8. Masih terdapatnya temuan dan tindak lanjut dari temuan yang belum terselesaikan.
9. Akuntabilitas keuangan dan Kinerja perangkat daerah masih rendah.
10. Belum optimalnya penerapan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) oleh SKPD
11. Belum optimalnya implementasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah di
jajaran Pemerintah Daerah.
12. Level kapabilitas APIP masih rendah.

B. Sumber Daya Aparatur

1. Kuantitas sumber daya aparatur masih belum ideal, terjadi kekurangan SDM aparatur.
2. Pengembangan profesionalisme, keahlian dan keterampilan SDM aparatur sesuai dengan
bidang kerjanya masih belum optimal.

Perubahan RPJMD Kabupaten Sambas Tahun 2016-2021 Bab IV | 13


3. Belum semua sumber daya aparatur yang ada bekerja sesuai dengan kompetensi yang
dimilikinya.
4. Jumlah, kualitas, distribusi dan komposisi apartur belum sesuai kebutuhan riil.
5. Kinerja dan kedisiplinan ASN masih perlu ditingkatkan.
6. Belum optimalnya pemahaman SDM aparatur terhadap peraturan kepegawaian.

C. Hukum

1. Pemahaman, kesadaran dan budaya hukum dan disiplin belum menjadi kebiasaaan
masyarakat.
2. Akses layanan dan perlindungan hukum bagi semua masyarakat belum merata.
3. Kapasitas dan kapabilitas pemerintah dalam menyelesaikan berbagai kasus hukum di
daerah masih kurang.
4. Penegakan supremasi hukum dan peraturan daerah masih lemah.

D. Kerjasama

1. Kerjasama dan kooordinasi internal antar bidang pembangunan belum maksimal


terlaksana dengan baik.
2. Kualitas dan kuantitas jejaringan kerjasama dan koordinasi dengan daerah lain, swasta
baik di dalam negeri maupun di luar negeri belum optimal.

E. Pengelolaan Keuangan

1. Belum efektif dan efisiennya pengelolaan aset-aset daerah.


2. Masih banyak kendala dalam pengelolaan keuangan daerah yang mengakibatkan belum
efektifnya pengelolaan keuangan.
3. Belum optimalnya pengumpulan pendapatan asli daerah akibat belum sepenuhnya wajib
pajak memiliki kesadaran yang tinggi untuk memenuhi kewajibannya membayar pajak
sesuai ketentuan yang berlaku.

F. Pelayanan Publik

1. Pelayanan publik yang dilaksanakan belum sepenuhnya mampu memenuhi Standar


Pelayanan Minimal yang ditetapkan.
2. Belum semua tahapan dalam layanan publik dilengkapi dengan SOP, sehingga seringkali
terjadi keterlambatan dan hambatan.
3. Pada unit-unit pelayanan publik masih terkendala dengan internalisasi budaya kerja yang
profesional sehingga layanan yang diberikan belum prima.
4. Masih terjadi kendala koordinasi antar unit kerja penyelenggara pelayanan perijinan
sehingga pada beberapa proses jenis perizinan masih terjadi tumpang tindih pekerjaan
yang menghambat pelayanan secara optimal.

Perubahan RPJMD Kabupaten Sambas Tahun 2016-2021 Bab IV | 14


4.2 Isu - Isu Strategis

Pernyataan isu-isu strategis memberikan gambaran tentang hal-hal yang menjadi


fokus dan prioritas penanganan oleh pemerintah karena pengaruhnya yang besar, luas, dan
signifikan terhadap perbaikan kondisi masyarakat pada pembangunan masa mendatang. Isu-
isu strategis merupakan isu-isu yang jika diprioritaskan, diantisipasi dan ditangani, maka
peluang tercapainya tujuan dan sasaran pembangunan lima tahun mendatang akan lebih
besar. Namun jika isu-isu strategis ini tidak ditangani dengan serius, maka hal yang sebaliknya
akan terjadi yakni tujuan dan sasaran menjadi sulit tercapai. Suatu isu strategis dirumuskan
melalui identifikasi berbagai isu internasional, nasional, dan regional. Berdasarkan identifikasi
dari berbagai isu tersebut dapat ditentukan isu strategis yang akan ditangani dalam lima
tahun ke depan.

4.2.1 Isu Internasional


Isu strategis internasional merupakan suatu kondisi yang dialami secara global oleh
seluruh negara di dunia, dimana isu tersebut merupakan prioritas utama setiap negara dalam
penyusunan rumusan kebijakan di negaranya masing-masing. Isu strategis internasional
sebagian besar mengusung perihal degradasi kualitas lingkungan hidup hingga ancaman
menipisnya sumber daya tak terbaharui yang merupakan bahan bakar untuk energi. Beberapa
Isu strategis di tingkat internasional yang relevan bagi perencanaan pembangunan masa
mendatang bagi Kabupaten Sambas antara lain: pencapaian tujuan pembangunan
berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs), kondisi perekonomian global yang
berpengaruh ke perekonomian nasional dan daerah, mitigasi perubahan iklim global (global
warning/climate change), serta kemajuan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang
semakin pesat.

a. Sustainable Development Goals (SDG’s)


Indonesia menjadi salah satu negara yang menandatangani sebuah isu strategis
internasional yakni Millenium Development Goals (MDGs). Komitmen bangsa Indonesia untuk
mencapai tujuan MDGs mencerminkan upaya untuk menyejahterakan rakyat sekaligus
menyumbangkan dukungan terhadap kesejahteraan masyarakat internasional. Millenium
Development Goals (MDGs) memiliki konsep jelas dan indikator pencapaian terukur dalam
komitmen memerangi kemiskinan, kelaparan, penyakit, buta huruf, degradasi kualitas
lingkungan hidup dan diskriminasi terhadap perempuan. Target pencapaian MDGs tersebut
diharapkan tercapai pada tahun 2015 sebagai bagian dari kesepakatan bersama menuju
pembangunan global.
Tahun 2015 telah dilewati dan tentu saja evaluasi berbagai capaian MDGs sudah
mencapai puncaknya. Capaian bangsa Indonesia pada target MDGs cukup beragam dimana
terdapat 13 indikator sudah memenuhi target yang diharapkan sebelum tahun 2015 berakhir,
sedangkan 36 indikator diperkirakan akan tercapai pada tahun 2015. Selain itu, terdapat 14
indikator MDGs yang masih memerlukan kerja keras dan kerja cerdas untuk mencapai target
sesuai kesepakatan internasional. Program MDGs yang berakhir pada tahun 2015 ini,

Perubahan RPJMD Kabupaten Sambas Tahun 2016-2021 Bab IV | 15


diteruskan dengan Sustainable Development Goals (SDGs) yang disahkan di Sidang Umum PBB
akhir September di New York, Amerika Serikat. SDGs tidak terpisah dari MDGs dan merupakan
penyempurnaan dari MDGs. Bentuk penyempurnaan dilakukan melalui sejumlah pendekatan
yang dipandang perlu dengan tetap melibatkan peran aktif warga dunia bagi terciptanya
kepentingan global yang lebih luas. Tahun 2016 merupakan tahun pertama implementasi
agenda pembangunan dunia Post-2015 (SDGs).
Sidang Umum PBB pada 4 Desember 2014 telah menyetujui platform agenda
pembangunan dunia Post-2015 berdasar pada hasil Open Working Group (OWG) on
Sustainable Development Goals yang akan menjadi target dan tujuan pembangunan dunia
sampai 2030. Rumusan SDG terdiri dari 17 tujuan dan 169 target dimana pencapaian lebih
terukur untuk menciptakan masyarakat dunia 2030 jauh lebih baik dari saat ini. Ke-17 tujuan
SDGs tersebut adalah sebagai berikut:
1. Menghapus segala bentuk kemiskinan dimana pun berada;
2. Mengakhiri kelaparan, mencapai ketahanan pangan dan peningkatan gizi, dan
mencanangkan pertanian berkelanjutan;
3. Menjamin kehidupan yang sehat dan meningkatkan kesejahteraan penduduk di segala usia;
4. Menjamin kualitas pendidikan yang adil dan inklusif serta meningkatkan kesempatan
belajar seumur hidup untuk semua;
5. Mencapai kesetaraan gender dan memberdayakan semua perempuan dan anak
perempuan;
6. Memastikan ketersediaan dan pengelolaan yang berkelanjutan dari air dan sanitasi untuk
semua;
7. Memastikan seluruh penduduk mendapat akses untuk energi yang terjangkau, dapat
diandalkan, dan berkelanjutan;
8. Mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan, lapangan kerja yang
penuh dan produktif, dan pekerjaan yang layak untuk semua secara berkelanjutan;
9. Membangun infrastruktur tangguh, mempromosikan industrialisasi inklusif berkelanjutan,
dan inovasi asuh;
10. Mengurangi ketimpangan di dalam dan antar negara-negara;
11. Membuat pemukiman kota dan pemukiman manusia yang inklusif, aman, tangguh, dan
berkelanjutan;
12. Pastikan pola konsumsi dan produksi berkelanjutan;
13. Mengambil tindakan segera untuk memerangi perubahan iklim dan dampaknya;
14. Pelestarian dan pemanfaatan samudera, laut dan sumber daya kelautan berkelanjutan
dalam rangka pembangunan berkelanjutan;
15. Melindungi, memulihkan dan mempromosikan pemanfaatan ekosistem darat, lestari
mengelola hutan, memerangi penggusuran, dan menghentikan dan membalikkan degradasi
lahan dan menghentikan hilangnya keanekaragaman hayati;

Perubahan RPJMD Kabupaten Sambas Tahun 2016-2021 Bab IV | 16


16. Meningkatkan masyarakat yang inklusif dan damai untuk pembangunan berkelanjutan,
menyediakan akses terhadap keadilan bagi semua, dan membangun institusi yang efektif,
akuntabel dan inklusif di semua tingkatan, serta:
17. Memperkuat sarana pelaksanaan dan merevitalisasi kemitraan global untuk pembangunan
berkelanjutan.
Target pembangunan universal yang tertuang dalam SDGs membutuhkan dukungan
dari semua elemen masyarakat dunia, termasuk dari pemerintahan, Lembaga Swadaya
Masyarakat, swasta, perguruan tinggi, dan masyarakat. Di setiap negara, tidak hanya negara
miskin dan berkembang tetapi juga negara maju, rumusan SDGs merupakan sumber penting
untuk menyelaraskan strategi dan kebijakan demi membuat kehidupan di muka bumi menjadi
lebih baik. Di Indonesia khususnya Kabupaten Sambas, rumusan SDGs dan target pencapaian
dapat menjadi salah satu rujukan dalam penyusunan rencana pembangunan jangka menengah
nasional maupun daerah.

b. Ancaman krisis ekonomi global

Pada awal tahun 2016, Bank Indonesia memberikan indikasi bahwa kelesuan ekonomi
dunia yang telah terjadi dalam beberapa tahun akan membaik. Namun sampai dengan
pertengahan tahun 2016, tak banyak sentimen positif yang diharapkan dapat menggairahkan
(kembali) ekonomi dunia. Bahkan, fenomena “Brexit” atau keluarnya Inggris dari Uni Eropa
semakin meningkatkan kecemasan atas masa depan ekonomi dunia, berdampingan dengan
isu-isu terorisme global, rasis di Amerika dan gejala global pada umumnya, termasuk perang
di Timur Tengah yang antara lain menyisakan permasalahan tak kalah serius atas jutaan
pengungsi yang belum jelas masa depannya.
Ketidakpastian ekonomi global juga sama terjadi di Kawasan Asia Pasifik. China
sebagai salah satu tujuan ekspor Indonesia dalam beberapa tahun ini juga mengalami
kelesuan, tak terkecuali juga dengan Jepang. Adanya perang dagang antara china dan Amerika
Serikat, sangat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi global. Beberapa indikasi lain
mengkonfirmasi dalam beberapa tahun ke depan akan banyak tekanan ekonomi dunia yang
berimbas baik secara langsung maupun tidak langsung kepada Indonesia maupun Kabupaten
Sambas seperti rendahnya harga komoditas perkebunan/pertanian yang juga berpengaruh
pada perlambatan pemulihan ekonomi.

c. Antisipasi perubahan iklim global (global warming/climate change)

Perkembangan lingkungan pada era globalisasi pembangunan sekarang ini


menunjukkan penurunan. Hal ini disebabkan pembangunan yang mengesampingkan faktor
kelestarian lingkungan hidup sehingga menyebabkan kelestarian hidup yang buruk dengan
akibat ancaman global warming. Global warming merupakan efek atau dampak dari rusaknya
kelestarian ekosistem alam yang dapat mengakibatkan kekeringan, kelangkaan bahan pangan,
hingga banjir dan bahkan mampu menjadi penyebab utama dalam adanya bencana alam. Perlu
adanya antisipasi dari pemerintah dan masyarakat dunia dalam menyikapi global warming.

Perubahan RPJMD Kabupaten Sambas Tahun 2016-2021 Bab IV | 17


Segala bentuk perencanaan pembangunan harus mempunyai strategi dalam menerapkan
pembangunan yang ramah lingkungan. Hal ini dilakukan agar kelestarian alam dapat terjaga
dan efek global warming dapat diminimalisir atau dapat dihindari namun tetap terlaksana
pertumbuhan ekonomi yang lebih baik.

d. Kemajuan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang semakin pesat


Pada era globalisasi sekarang ini ilmu pengetahuan dan komunikasi semakin mudah
terjangkau oleh lapisan masyarakat yang mengindikasikan perkembangan IPTEK dan
telekomunikasi mengalami perkembangan yang positif. Kemajuan IPTEK dan komunikasi
bertujuan untuk mempermudah kehidupan seseorang dalam berbagai hal. Dengan
perkembangan yang positif ini, dunia industri teknologi dan komunikasi semakin
menunjukkan agregrat yang signifikan. Dengan adanya kemajuan teknologi, informasi, dan
komunikasi ini, Negara Indonesia diharapkan mampu mengikuti setiap perkembangan
globalisasi yang ada sehingga diharapkan Indonesia mempunyai peluang dalam
memanfaatkan atau membuat produk yang lebih unggul. Ke depannya nanti, diharapkan
Indonesia tidak hanya sebagai pemakai (user) tetapi mampu menjadi pembuat sehingga
memiliki persaingan yang cukup sehat dalam pengembangan teknologi, informasi, dan
komunikasi. Jika hal tersebut terealisasi, maka Indonesia akan mampu menjadi negara yang
tidak hanya mengandalkan teknologi dari luar negeri, namun mampu mengekspor segala
bentuk teknologi informasi, dan komunikasi sesuai dengan spesifikasi yang mampu berdaya
saing internasional.

4.2.2 Isu atau Kebijakan Nasional


Isu atau kebijakan nasional yang memiliki potensi besar untuk memengaruhi arah
pembangunan Kabupaten Sambas pada masa mendatang adalah kebijakan dari pemerintah
pusat. Dokumen perencanaan tingkat nasional merupakan salah satu sumber kebijakan yang
memiliki kepastian tinggi dan dalam amanat peraturan perundangan harus diikuti karena
penyusunan RPJMD harus berpedoman pada RPJMN. Oleh sebab itu, maka arah kebijakan
RPJMD Kabupaten Sambas harus diselaraskan dengan RPJMN (2015-2019 dan 2020-2024),
yang mengacu pada RPJPN tahap ketiga (2015-2019) dan ke empat (2020-2024).

Gambar 4.1 Fokus Kebijakan Setiap Tahapan dalam RPJPN 2005-2025

Perubahan RPJMD Kabupaten Sambas Tahun 2016-2021 Bab IV | 18


Arah kebijakan untuk RPJMN tahap III ditekankan pada pembangunan daya saing
industri nasional untuk meningkatkan nilai tambah SDA, pembangunan kualitas SDM untuk
meningkatkan produktivitas, dan penguasaan IPTEK untuk melahirkan inovasi. Berlandaskan
pelaksanaan, pencapaian, dan sebagai keberlanjutan RPJM tahap III, RPJM tahap III ditujukan
untuk lebih memantapkan pembangunan secara menyeluruh di berbagai bidang dengan
menekankan pencapaian daya saing kompetitif perekonomian berlandaskan keunggulan
sumber daya alam dan sumber daya manusia berkualitas serta kemampuan ilmu dan
teknologi yang terus meningkat.
Kualitas sumber daya manusia terus mengalami perubahan positif yang ditandai oleh
meningkatnya kualitas dan relevansi pendidikan; meningkatnya derajat kesehatan dan status
gizi masyarakat; meningkatnya kesetaraan gender; meningkatnya tumbuh kembang optimal
serta kesejahteraan dan perlindungan anak; tercapainya kondisi penduduk tumbuh seimbang;
serta mantapnya budaya dan karakter bangsa.
Pelaksanaan pembangunan berkelanjutan semakin efektif dan efisien yang
dicerminkan oleh terjaganya daya dukung lingkungan dan kemampuan pemulihan untuk
mendukung kualitas kehidupan sosial dan ekonomi secara serasi, seimbang, dan lestari; terus
membaiknya pengelolaan dan pendayagunaan sumber daya alam yang diimbangi dengan
upaya pelestarian fungsi lingkungan hidup; meningkatnya kesadaran, sikap mental, dan
perilaku masyarakat terhadap lingkungan hidup; serta semakin mantapnya kelembagaan dan
kapasitas penataan ruang di seluruh wilayah Indonesia.
Daya saing perekonomian Indonesia semakin kuat dan kompetitif dengan semakin
terpadunya industri manufaktur dengan pertanian, kelautan, dan sumber daya alam lainnya
secara berkelanjutan; terpenuhinya ketersediaan infrastruktur yang didukung oleh
mantapnya kerja sama pemerintah dan dunia usaha; makin selarasnya pembangunan
pendidikan, industri, ilmu pengetahuan dan teknologi; serta terlaksananya penataan
kelembagaan ekonomi untuk mendorong peningkatan efisiensi, produktivitas, penguasaan,
dan penerapan teknologi oleh masyarakat dalam kegiatan perekonomian.
Ketersediaan infrastruktur yang sesuai dengan rencana tata ruang ditandai oleh
berkembangnya jaringan infrastruktur transportasi; terpenuhinya pasokan tenaga listrik yang
handal dan efisien sesuai kebutuhan sehingga elektrifikasi rumah tangga dan elektrifikasi
perdesaan dapat tercapai; mulai dimanfaatkannya tenaga nuklir untuk pembangkit listrik
dengan mempertimbangkan faktor keselamatan secara ketat; terselenggaranya pelayanan pos
dan telematika yang efisien dan modern guna terciptanya masyarakat informasi Indonesia;
terwujudnya konservasi sumber daya air yang mampu menjaga keberlanjutan fungsi sumber
daya air dan pengembangan sumber daya air; serta terpenuhinya penyediaan air minum
untuk memenuhi kebutuhan dasar masyarakat.
Wilayah perdesaan merupakan titik vital pembangunan masyarakat ekonomi lemah.
Oleh karena itu, pengembangan infrastruktur perdesaan harus terus dikembangkan terutama
untuk mendukung pembangunan pertanian. Selain itu, pemenuhan kebutuhan hunian yang
dilengkapi sarana prasarana pendukung kehidupan bagi seluruh masyarakat harus terus

Perubahan RPJMD Kabupaten Sambas Tahun 2016-2021 Bab IV | 19


ditingkatkan dengan didukung oleh sistem pembiayaan perumahan jangka panjang,
berkelanjutan, efisien, dan akuntabel. Diharapkan, dengan terpenuhinya kondisi tersebut
semakin mendorong terwujudnya kabupaten/kota tanpa permukiman kumuh.
Berdasarkan telaahan RPJPN tahap III (2015-2019), maka pembangunan Kabupaten
Sambas harus selaras dengan arahan RPJPN tahap III dengan menyesuaikan karakteristik lokal
seperti: a. Meningkatkan daya saing kompetitif perekonomian berlandaskan keunggulan
sumber daya alam dan sumber daya manusia berkualitas serta kemampuan ilmu dan
teknologi yang terus meningkat; b. Pelaksanaan pembangunan berkelanjutan yang semakin
mantap dicerminkan oleh terjaganya daya dukung lingkungan dan kemampuan pemulihan
untuk mendukung kualitas kehidupan sosial dan ekonomi secara serasi, seimbang, dan lestari;
c. Membaiknya pengelolaan dan pendayagunaan sumber daya alam yang diimbangi dengan
upaya pelestarian fungsi lingkungan hidup dan didukung oleh meningkatnya kesadaran, sikap
mental, dan perilaku masyarakat; serta d. Semakin terpadunya industri manufaktur dengan
pertanian, kelautan, dan sumber daya alam lainnya secara berkelanjutan untuk mendukung
daya saing perekonomian Indonesia yang semakin kuat dan kompetitif.

4.2.3 Isu Strategis Provinsi Kalimantan Barat


Penelaahan dokumen perencanaan pembangunan jangka menengah Kabupaten
Sambas dengan RPJMD Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2019-2023 bertujuan untuk
menyelaraskan dan menjabarkan RPJMD Kabupaten Sambas, sehingga dapat memberikan
sumbangsih positif pada pencapaian visi dan misi pembangunan jangka menengah Provinsi
Kalimantan Barat. Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Barat Nomor 2 tahun
2019 tentang RPJMD Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2018-2023, bahwa isu strategis
provinsi Kalimantan Barat untuk lima tahun kedepan yang harus ditangani adalah:
1) Wilayah Provinsi Kalimantan Barat terlalu luas sehingga menyulitkan dalam pelayanan
dan pengalokasian anggaran.
2) Kualitas regulasi, birokrasi, dan tata kelola pemerintahan masih relatif rendah sehingga
berdampak terhadap penurunan daya saing daerah.
3) Kesejahteraan petani masih sangat rendah ditunjukkan dari penurunan Nilai Tukar
Petani (NTP) dan produktivitas pertanian.
4) Belum meratanya akses dan kualitas layanan pendidikan dan kesehatan sehingga belum
terpenuhinya SPM Pendidikan dan Kesehatan.
5) Ketersediaan sarana dan prasarana transportasi serta akses infrastruktur dasar belum
memadai sehingga tidak menarik bagi masuknya investasi.
6) Peranan perindustrian, perdagangan dan pariwisata terhadap perekonomian Kalbar yang
belum optimal.
7) Belum adanya keterpaduan rencana sektor dengan rencana tata ruang dan belum
tersedianya data dan informasi yang terintegrasi dalam penyelenggaraan penataan
ruangdan perencanaan pembangunan daerah.
8) Menurunnya daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup.

Perubahan RPJMD Kabupaten Sambas Tahun 2016-2021 Bab IV | 20


4.2.4 Isu Strategis Daerah
Isu strategis merupakan kondisi atau hal yang harus diperhatikan atau dikedepankan
dalam perencanaan pembangunan karena dampaknya yang signifikan bagi entitas (daerah/
masyarakat) dimasa datang. Suatu kondisi/ kejadian yang menjadi isu trategis adalah keadaan
yang apabila tidak diantisipasi, akan menimbulkan kerugian yang lebih besar atau sebaliknya,
dalam hal tidak dimanfaatkan, akan menghilangkan peluang untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat dalam jangka panjang.
Adapun Isu - Isu Strategis Kabupaten Sambas adalah sebagai berikut :

1. Kualitas sumber daya manusia yang masih rendah. Kondisi Indeks Pembangunan Manusia
(IPM) yang masih memerlukan peningkatan akses masyarakat dan pelayanan berkualitas
terhadap pendidikan, kesehatan serta ekonomi dan investasi.
2. Infrastruktur dasar yang belum memadai. Ketersediaan infrastruktur dasar yang belum
memadai (terutama dari aspek pemerataan dan keadilan pembangunan termasuk
kawasan strategis/daerah perbatasan) serta mengutamakan faktor pengungkit
perekonomian rakyat.
3. Kondisi kehidupan bermasyarakat yang masih banyak diwarnai dengan permasalahan
sosial.
4. Masih tingginya angka kemiskinan dan pengangguran .
5. Menurunnya daya dukung lingkungan dalam pemanfaatan lahan.
6. Belum optimalnya pelayanan publik dan tata kelola pemerintahan.
7. Rendahnya kapasitas daerah dalam migitasi bencana.
8. Rendahnya Daya Saing Daerah dalam menghadapi Ekonomi Global.
9. Masih Banyaknya Status Desa di Kabupaten Sambas dalam kategori Sangat tertinggal dan
Tertinggal dalam Indek Desa Membangun.

Perubahan RPJMD Kabupaten Sambas Tahun 2016-2021 Bab IV | 21


BAB V
VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

5.1 Visi
Visi dan Misi RPJMD Kabupaten Sambas Tahun 2016 – 2021 merupakan penjabaran
lima tahunan ketiga dari visi dan misi RPJPD Kabupaten Sambas Tahun 2005 – 2025. RPJPD
merupakan penjabaran dari visi, misi, arah kebijakan dan sasaran pokok pembangunan
daerah untuk jangka wakyu 20 (dua puluh) yang disusun dengan mengacu pada RPJPD
Provinsi Kalimantan Barat dan RPJP Nasional.Sehingga RPJPD Kabupaten Sambas Tahun 2005
– 2025 berfungsi pedoman berwawasan kedepan dalam menentukan arah pembangunan
daerah serta sebagai acuan resmi bagi seluruh jajaran pemerintah daerah dan DPRD dalam
menentukan prioritas program dan kegiatan yang akan dituangkan dalam RPJMD.
Secara Nasional pemerintahan presiden Joko Widodo dan wakil presiden Jusuf Kalla
telah menetapkan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2015 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015 – 2019 dengan Visi:
“Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian
Berlandaskan Gotong Royong”.
Sementara itu, Pemerintah Daerah Provinsi Kalimantan Barat melalui Peraturan
Daerah Nomor 5 Tahun 2013 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah daerah
(RPJMD) Provinsi Kalimantan Barat tahun 2013 – 2018 telah menetapkan visi:“ Mewujudkan
Masyarakat Kalimantan Barat yang Beriman, Sehat, Cerdas, Aman, Berbudaya dan
Sejahtera”.SelanjutnyadenganterpilihnyaGubernur dan Wakil Gubernur Kalimantan Barat
periode 2018-2023 hasil Pemilihan Kepala Daerah Serentak pada tanggal 27 Juni 2018, yang
telah dilantik oleh Presiden pada tanggal 5 September 2018 di Istana Negara, maka Visi
pembangunan Kalimantan Barat periode 2018-2023 adalah:
“Terwujudnya Kesejahteraan Masyarakat Kalimantan Barat Melalui Percepatan
Pembangunan Infrastruktur Dan Perbaikan Tata Kelola Pemerintahan”.
Untuk menetapkan visi Kabupaten Sambas lima tahun kedepan, Motto yang diambil
oleh Bupati dan Wakil Bupati pada saat kampanye adalah “ Sambas Hebat”, yang dapat
dimaknai sebagai :
- Sambas Religius, adalah suatu kondisi masyarakat Kabupaten Sambas yang bersendikan
nilai-nilai ke-Tuhanan dan kemanusiaan universal dalam mewujudkan suatu tatanan
masyarakat yang baldatun toyyibun ghofur.
- Sambas Berprestasi, adalah suatu kondisi insani yang memiliki nilai daya saing, kreatif,
inovatif dan cinta terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi.
- Sambas Berbudaya, adalah masyarakat Kabupaten Sambas tidak tercerabut dari akar
kebudayaannya yang memiliki nilai-nilai gotong royong, etos kerja, santun dan ramah.
- Sambas Sejahtera, adalah ikhtiar mewujudkan suatu tatanan masyarakat yang dapat
mengolah dan menikmati anugerah dan potensi sumber daya alam dan sumber daya
potensial yang diberikan Tuhan Yang Maha Kuasa secara berkeadilan dan berkelanjutan.

Perubahan RPJMD Kabupaten Sambas Tahun 2016-2021 Bab V | 1


Atas dasar pertimbangan Motto “Sambas Hebat” sertavisi RPJPD Kabupaten Sambas
dan pencapaian RPJMD lima tahun pertama (tahun 2006 – 2011) dan lima tahun kedua (tahun
2012 – 2016) serta memperhatikan perkembangan lingkungan strategis dan tantangan daerah
dalam isu-isu strategis, maka visi pembangunan daerah Tahun 2016- 2021 adalah :
“Terwujudnya Masyarakat Kabupaten Sambas yang Berakhlakul Karimah,
Unggul dan Sejahtera”.

Visi pembangunan daerah Kabupaten Sambas yang dirumuskan itudiharapkan


mampu memotivasi seluruh elemen masyarakat dalam melakukan aktivitasnya. Perumusan
visitersebut memilik pemahaman sebagai berikut :
1. Masyarakat Kabupaten Sambas yang Berakhlakul Karimah, adalah suatu kondisi seluruh
lapisan masyarakat dan aparatur yang memiliki sikap dan nurani bersendikan nilai-nilai
agama dan Ketuhanan, kemanusiaan universal, taat pada aturan serta norma etika yang
berlaku di masyarakat sebagai pedoman dan tuntunan dalam menjalankan kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
2. Unggul, adalah suatu kondisi kualitas moral, sosial dan intelektual insani yang
berkembang dengan baik, memiliki daya saing, kreatif, inovatif, cinta terhadap
pengetahuan dan teknologi sehingga tercapai pembangunan Sumber Daya Manusia
seutuhnya.
3. Sejahtera, adalah suatu kondisi terpenuhinya hak-hak dasar dan sekunder masyarakat
dengan didukung oleh suasana kehidupan yang aman dan damai.

5.2 Misi
Dalam upaya mewujudkan visi pembangunan Kabupaten Sambas Tahun 2016 –
2021 tersebut, maka dirumuskan 8 Misi pembangunan Kabupaten Sambas sebagai berikut :
1. Meningkatkan Penyediaan Infrastruktur Dasar di semua aspek Kehidupan Masyarakat.
2. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pembinaan mental, spiritual
berlandaskan sendi-sendi keagamaan, budaya dan berwawasan kebangsaan.
3. Mengembangkan Ekonomi Kerakyatan yang Sinergis antara Pemerintah, Swasta dan
Masyarakat untuk mendorong percepatan pembangunan perekonomian di segala sektor.
4. Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia untuk menuju pembangunan yang
berkeadilan.
5. Meningkatkan Kapasitas dan Kualitas Aparatur serta Tata Kelola Pemerintahan yang baik,
bersih, demokratis, transparan, akuntabel, efektif dan efisien.
6. Meningkatkan Keterlibatan dan Peran Serta Masyarakat dalam Proses Perencanaan,
Pelaksanaan, Pengawasan Pembangunan.
7. Meningkatkan Kesadaran Hukum masyarakat dan Penegakan Hukum tanpa diskriminasi.
8. Meningkatkan Ketentraman, Ketertiban, Stabilitas Keamanan dan Perlindungan
Masyarakat.

Perubahan RPJMD Kabupaten Sambas Tahun 2016-2021 Bab V | 2


5.3 Tujuan dan Sasaran
Tujuan adalah sesuatu kondisi yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka
waktu 5 (lima) Tahunan. Adapun tujuan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Sambas Tahun 2016 - 2021 adalah sebagai berikut :
1. Meningkatkan penyediaan infrastruktur dasar dengan memperhatikan aspek
pembangunan yang berkelanjutan.
2. Meningkatkan konektivitas antar desa.
3. Meningkatkan kehidupan masyarakat yang religius, berbudaya dan berwawasan
kebangsaan.
4. Meningkatkan kegiatan ekonomi dan investasi.
5. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia
6. Meningkatkan kualitas dan tata kelola pemerintahan
7. Meningkatkan kualitas pembangunan daerah
8. Meningkatkan kesadaran hukum
9. Meningkatkan ketentraman dan keteriban
10. Meningkatkan perlindungan terhadap masyarakat
11. Meningkatkan perlindungan masyarakat terhadap bencana

Sasaran adalah rumusan kondisi yang menggambarkan tercapainya tujuan, berupa


hasil pembangunan Daerah/ Perangkat Daerah yang diperoleh dari pencapaian hasil
(outcome) program Perangkat Daerah. Adapun sasaran pembangunan daerah Kabupaten
Sambas Tahun 2016 – 2021 adalah sebagai berikut :

1. Meningkatnya Ketersediaan dan Kelayakan Infrastruktur Dasar.


2. Meningkatnya kualitas lingkungan hidup.
3. Meningkatnya konektivitas antar desa.
4. Meningkatnya kelestarian seni dan budaya daerah.
5. Meningkatnya nilai-nilai agama dalam kehidupan masyarakat.
6. Meningkatnya wawasan kebangsaan dan semangat nasionalisme.
7. Terwujudnya budi pekerti siswa yang semakin baik.
8. Meningkatnya Kontribusi PDRB Sektor-Sektor Ekonomi.
9. Meningkatnya Ketahanan Pangan.
10. Meningkatnya kualitas hidup perempuan
11. Meningkatnya kualitas hidup anak
12. Meningkatnya derajat pendidikan masyarakat
13. Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat
14. Meningkatnya kualitas keluarga dan penduduk
15. Meningkatnya literasi masyarakat
16. Meningkatnya kualitas pendidikan masyarakat
17. Meningkatnya kualitas pemuda dan prestasi olah raga
18. Meningkatnya keberdayaan masyarakat di kawasan transmigrasi
19. Meningkatnya kesejahteraan sosial bagi Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial

Perubahan RPJMD Kabupaten Sambas Tahun 2016-2021 Bab V | 3


20. Meningkatnya kualitas tenaga kerja
21. Meningkatnya keberdayaan masyarakat desa
22. Meningkatnya akuntabilitas kinerja instansi pemerintah
23. Meningkatnya akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah
24. Meningkatnya kapasitas dan kualitas aparatur pemerintah
25. Meningkatnya efektifitas koordinasi kebijakan dan pelaksanaan pemerintahan,
pembangunan dan pembinaan kemasyarakatan
26. Meningkatnya efektivitas fungsi kelembagaan DPRD dalam pemerintahan daerah
27. Meningkatnya kelestarian data dan informasi
28. Meningkatnya kualitas perencanaan pembangunan daerah
29. Meningkatnya pemanfaatan hasil penelitian dan pengembangan dalam pembangunan
daerah
30. Meningkatnya pelayanan pengaduan kepada masyarakat
31. Meningkatnya kualitas data dan informasi bagi penyelenggaraan pemerintahan dan
pembangunan
32. Meningkatnya kesadaran hukum
33. Meningkatnya ketentraman dan ketertiban masyarakat
34. Meningkatnya peran serta masyarakat dalam menjaga stabilitas keamanan lingkungan
35. Terwujudnya perlindungan masyarakat terhadap bencana

Keterkaitan antara visi, misi yang ditetapkan dengan tujuan, sasarandan indikator jangka
menengah Kabupaten Sambas yang akan dilaksanakan dapat dilihat pada tabel berikut :

Perubahan RPJMD Kabupaten Sambas Tahun 2016-2021 Bab V | 4


Tabel 5.1.
Visi Misi Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Kabupten Sambas
VISI : “Terwujudnya Masyarakat Kabupaten Sambas yang Berakhlakul Karimah,Unggul dan Sejahtera”
Kondisi
Target Capaian Kondisi
No Misi Tujuan Sasaran Indikator Awal
Akhir
2016 2017 2018 2019 2020 2021
1 Meningkatkan 1. Meningkatkan 1. Meningkatnya 1. Persentase Panjang Jalan 44,16 48,12 49,73 52,65 59,37 66,07 66,07
penyediaan penyediaan Ketersediaan dan Kabupaten Dalam Kondisi
infrastruktur dasar di infrastruktur dasar Kelayakan Baik
semua aspek dengan Infrastruktur Dasar 2. Rasio Jaringan Irigasi Dalam 27,23 30,44 30,52 30,67 30,84 31,02 31,02
kehidupan masyarakat memperhatikan Konidisi Baik (m/Ha)
aspek pembangunan 3. Persentase Rumah layak huni 72,45 75 77,5 80 82,5 85 85
yang berkelanjutan
4. Persentase Rumah tangga 53 57,4 61,8 66,2 70,6 75 75
pengguna air bersih
5. Persentase Rumah tangga 47,2 57,1 58,3 59,5 60,5 61,5 61,5
bersanitasi
2. Meningkatnya kualitas 1. Indeks Kualitas Lingkungan 60 61 62 63 64 65 65
lingkungan hidup Hidup
2. Meningkatkan 1. Meningkatnya 1. Persentase Jalan Poros Desa 52,81 55,89 59,72 63,72 67,41 71 71
konektivitas antar konektivitas antar desa dalam kondisi baik
desa 2. Persentase Tersedianya 78 82 86 90 94 99 99
dermaga / stegher untuk
melayani aksesibilitas orang
dan barang
2 Meningkatkan 1. Meningkatkan 1. Meningkatnya 1. Benda, Situs dan Kawasan 37 37 39 41 45 45
kesejahteraan kehidupan kelestarian seni dan Cagar Budaya yang
masyarakat melalui masyarakat yang budaya daerah dilestarikan
pembinaan mental, religius, berbudaya 2. Meningkatnya nilai- 1. Persentase 80 90 92 94 96 96
spiritual berlandaskan dan berwawasan nilai agama dalam petugas/penyuluh dan
sendi-sendi kebangsaan kehidupan masyarakat lembaga keagaaman yang
keagamaan, budaya dibina
dan berwawasan
3. Meningkatnya 1. Cakupan anggota masyarakat 50 60 70 80 90 100 100
kebangsaan
wawasan kebangsaan yang mendapatkan
dan semangat pembekalan wawasan
nasionalisme kebangsaan
4. Terwujudnya budi 1. Cakupan sekolah yang 160 160 180 200 240 240
pekerti siswa yang menerapkan pendidikan budi
semakin baik pekerti yang baik
3 Mengembangkan 1. Meningkatkan 1. Meningkatnya 1. Kontribusi Sektor Pariwisata 2,97 2,98 2,99 2,99
ekonomi kerakyatan kegiatan ekonomi Kontribusi PDRB terhadap PDRB

Perubahan RPJMD Kabupaten Sambas Tahun 2016-2021 Bab V | 5


Kondisi
Target Capaian Kondisi
No Misi Tujuan Sasaran Indikator Awal
Akhir
2016 2017 2018 2019 2020 2021
yang sinergis antara dan investasi Sektor-Sektor Ekonomi 2. PDRB Sektor Pertanian 4,71 5,37 4,89 5,4 5,78 6,07 6,07
Pemerintah, swasta
dan masyarakat untuk 3. PDRB Sektor Industri 3,98 5,53 4,96 5,05 5,51 5,71 5,71
mendorong percepatan Pengolahan
pembangunan 4. PDRB Sektor Jasa 7,16 3,94 2,74 5,92 5,98 5,7 5,7
perekonomian di Administrasi Perusahaan dan
segala sektor Administrasi Pemerintahan
5. PDRB Sektor Perdagangan 4,45 4,31 5,78 5,83 6,03 6,7 6,7
Besar dan Eceran
2. Meningkatnya 1. Pola pangan harapan 72,8 76,7 80,6 84,5 88,4 92,2 92,2
Ketahanan Pangan
4 Meningkatkan kualitas 1. Meningkatkan 1. Meningkatnya kualitas 1. Indeks Pemberdayaan 68,57 69,75 69,75
sumber daya manusia kualitas sumber hidup perempuan Gender (IDG)
untuk menuju daya manusia
2. Meningkatnya kualitas 1. Rasio anak yang memperoleh 1 1 1
pembangunan yang
hidup anak perlindungan
berkeadilan
3. Meningkatnya derajat 1. Rata-Rata Lama Sekolah 6,45 6,65 6,9 7,12 7,3 7,3
pendidikan (RLS)
masyarakat 2. Angka Harapan Lama 11,8 11,9 12 12,25 12,5 12,5
Sekolah (HLS)
4. Meningkatnya derajat 1. Angka Harapan Hidup (AHH) 68,1 68,52 69,1 69,67 70,21 70,82 70,82
kesehatan masyarakat
5. Meningkatnya kualitas 1. Total Fertility Rate (TFR) 2,88 2,86 2,84 2,82 2,8 2,8
keluarga dan 2. Laju pertumbuhan penduduk 1,26 1,2 1,1 0,95 0,89 0,89
penduduk (LPP)
6. Meningkatnya literasi 1. Rasio Perpustakaan per 50 55 65 75 85 105 105
masyarakat jumlah penduduk
7. Meningkatnya kualitas 1. Angka Kelulusan Pendidikan
pendidikan masyarakat Dasar (%)
- SD 99,4 99,5 99,6 99,7 99,82 99,82
- SMP 99,3 99,45 99,55 0,67 99,82 99,82
8. Meningkatnya kualitas 1. Cakupan organisasi pemuda 60,15 61 61
pemuda dan prestasi aktif
olah raga 2. Cakupan atlet berprestasi 44,42 44,5 45 46 48 48
9. Meningkatnya 1. Jumlah kelompok 255 260 265 270 275 280 280
keberdayaan masyarakat di kawasan
masyarakat di transmigrasi yang
kawasan transmigrasi diberdayakan

Perubahan RPJMD Kabupaten Sambas Tahun 2016-2021 Bab V | 6


Kondisi
Target Capaian Kondisi
No Misi Tujuan Sasaran Indikator Awal
Akhir
2016 2017 2018 2019 2020 2021
10. Meningkatnya 1. Persentase PMKS yang 100% 100% 100%
kesejahteraan sosial mendapat perlindungan
bagi Penyandang sosial, jaminan sosial,
Masalah Kesejahteraan rehabilitasi sosial dan
Sosial pemberdayaan sosial
11. Meningkatnya kualitas 1. Angka Partisipasi angkatan 73% 75% 78% 79% 80% 80%
tenaga kerja kerja
12. Meningkatnya cakupan 1. Jumlah Desa berstatus Desa 4 22 40 40
status kemajuan desa Mandiri
mandiri
13. Meningkatnya 1. Persentase lembaga 70% 75% 80% 80%
keberdayaan masyarakat dan ekonomi
masyarakat desa desa yang aktif
5 Meningkatkan 1. Meningkatkan 1. Meningkatnya 1. Persentase Perangkat Daerah 70% 80% 80% 100% 100% 100%
kapasitas dan kualitas kualitas dan tata akuntabilitas kinerja dengan nilai Lakip minimal B
aparatur serta tata kelola pemerintahan instansi pemerintah 2. Tingkat Kapabilitas APIP Level 3 Level 3 Level 3 Level 3 Level 4 Level 4
kelola pemerintahan
2. Meningkatnya 1. Persentase penyelesaian 60% 60% 70% 80% 90% 90%
yang baik, bersih,
akuntabilitas tindak lanjut rekomendasi
demokratis,
pengelolaan keuangan hasil pemeriksaan APIP dan
transparan, akuntabel,
daerah BPK
efektif dan efisien
2. Penetapan APBD, APBD-P, tepat tepat tepat tepat tepat tepat tepat
Perda Pertanggungjawaban waktu waktu waktu waktu waktu waktu waktu
APBD
3. Meningkatnya 1. Persentase PNS yang capaian 80 90 95 95
kapasitas dan kualitas kinerjanya minimal baik
aparatur pemerintah
4. Meningkatnya 1. Indeks Kepuasan Masyarakat Sedang Baik Baik Baik Baik
efektifitas koordinasi terhadap pelaksanaan
kebijakan dan pemerintahan umum
pelaksanaan
pemerintahan,
pembangunan dan
pembinaan
kemasyarakatan
2. Meningkatnya kualitas 1. Indeks Kepuasan Masyarakat Sedang Baik Baik Baik Baik
pelayanan administrasi dalam pelayanan
kependudukan kependudukan

Perubahan RPJMD Kabupaten Sambas Tahun 2016-2021 Bab V | 7


Kondisi
Target Capaian Kondisi
No Misi Tujuan Sasaran Indikator Awal
Akhir
2016 2017 2018 2019 2020 2021
3. Meningkatnya 1. Persentase penyerapan 95 95 96 97 98 99 99
efektivitas fungsi aspirasi masyarakat yang
kelembagaan DPRD direalisasikan
dalam pemerintahan
daerah
4. Meningkatnya 1. Persentase Perangkat Daerah 50 55 65 65
kelestarian data dan yang mengelola arsip secara
informasi baku
6 Meningkatkan 1. Meningkatkan 1. Meningkatnya kualitas 1. Persentase Konsistensi 100 100 100 100 100 100
keterlibatan dan peran kualitas perencanaan Penjabaran Program RKPD
serta masyarakat pembangunan pembangunan daerah ke dalam APBD
dalam proses daerah 2. Persentase Konsistensi 100 100 100 100 100 100 100
perencanaan, Penjabaran Program RPJMD
pelaksanaan, ke dalam RKPD
pengawasan 2. Meningkatnya 1. Persentase pemanfaatan 60% 70% 80% 90%
pembangunan pemanfaatan hasil hasil penelitian dan
penelitian dan pengembangan
pengembangan dalam
pembangunan daerah
3. Meningkatnya 1. Meningkatkan pelayanan
pelayanan pengaduan pengaduan kepada
kepada masyarakat masyarakat
4. Meningkatnya kualitas 1. Tersedianya sistem data dan
data dan informasi statistik yang terintegrasi
bagi penyelenggaraan
pemerintahan dan
pembangunan
7 Meningkatkan 1. Meningkatkan 1. Meningkatnya 1. Persentase budaya 87,38 87,48 87,63 87,83 88,08
kesadaran hukum kesadaran hukum kesadaran hukum kesadaran dan ketaatan
masyarakat dan hukum masyarakat
penegakan hukum
tanpa diskriminasi

8 Meningkatkan 1. Meningkatkan 1. Meningkatnya 1. Jumlah kasus pelanggaran 97 97.05 97.15 97.3 97.5 97.75 97.75
ketentraman, ketentraman dan ketentraman dan ketertiban umum
ketertiban, stabilitas keteriban ketertiban masyarakat

Perubahan RPJMD Kabupaten Sambas Tahun 2016-2021 Bab V | 8


Kondisi
Target Capaian Kondisi
No Misi Tujuan Sasaran Indikator Awal
Akhir
2016 2017 2018 2019 2020 2021
keamanan dan 2. Meningkatkan 1. Meningkatnya peran 1. Rasio Linmas per 10.000 56 56
perlindungan perlindungan serta masyarakat penduduk
masyarakat terhadap masyarakat dalam menjaga
stabilitas keamanan
lingkungan
3. Meningkatkan 1. Terwujudnya 1. Cakupan Desa Tangguh 75% 85% 85
perlindungan perlindungan Bencana
masyarakat terhadap masyarakat terhadap
2. Tingkat waktu tanggap 30 30
bencana bencana
(response time rate) daerah
layanan Wilayah Manajemen
Kebakaran (WMK) (menit)

Perubahan RPJMD Kabupaten Sambas Tahun 2016-2021 Bab V | 9


BAB VI
STRATEGI, ARAH KEBIJAKAN DAN
PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

Untuk mencapai tingkat kemajuan dan kesejahteraan yang diinginkan dalam visi daerah,
penyusunan Rencana Jangka Menengah Kabupaten Sambas Tahun 2016 – 2021 tidak terlepas
dari tahapan lima tahunan Rencana Jangka Panjang Kabupaten Sambas Tahun 2005 – 2025.
Tahapan dan Strategi Tahun 2016 – 2021 juga merupakan bagian atau kesinambungan yang
tidak terpisahkan dari RPJMD Tahun 2012 – 2016. Menilik tahapan lima tahunan dalam RPJPD
Kabupaten Sambas Tahun 2005 – 2025, maka tahapan dan strategi Tahun 2016 – 2021 tidak
terlepas dari skenario Tahap Ketiga dari RPJPD tersebut.
Strategi dan arah kebijakan jangka menengah dalam kerangka kebijakan pembangunan
jangka panjang tersebut haruslah sejalan dan konsisten. Sehingga setiap pencapaian dalam
tahapan pembangunan jangka menengah adalah sebenarnya merupakan sebuah proses
langkah untuk menggapai tujuan jangka panjang.
Strategi merupakan upaya untuk mewujudkan tujuan dan sasaran dalam misi yang telah
ditetapkan.Strategi diturunkan dalam kebijakan dan program pembangunan sebagai upaya-
upaya operasional yang bermuara pada tercapainya visi pembangunan.

6.1 Strategi
Strategi adalah langkah berisikan program – program sebagai prioritas pembangunan
Daerah / Perangkat Daerah untuk mencapai tujuan. Strategi diturunkan dalam kebijakan dan
program pembangunan sebagai upaya-upaya operasional yang bertujuan pada tercapainya
visi dalam pembangunan.

6.1.1 Strategi untuk mewujudkan Misi Meningkatkan Penyediaan Infrastruktur Dasar


di semua aspek Kehidupan Masyarakat.
1. Meningkatkan Ketersediaan dan Kelayakan Infrastruktur Dasar.
2. Meningkatkan kualitas lingkungan hidup.
3. Peningkatan konektivitas antar desa.
6.1.2 Strategi untuk mewujudkan MisiMeningkatkan kesejahteraan masyarakat
melalui pembinaan mental, spiritual berlandaskan sendi-sendi keagamaan,
budaya dan berwawasan kebangsaan.
1. Meningkatkan kelestarian seni dan budaya daerah.
2. Meningkatkan nilai-nilai agama dalam kehidupan masyarakat.
3. Meningkatkan wawasan kebangsaan dan semangat nasionalisme.
4. Mewujudkan budi pekerti siswa yang semakin baik.
5. Menciptakan generasi muda yang berkualitas.

Perubahan RPJMD Kabupaten Sambas Tahun 2016-2021 Bab VI | 1


6.1.3 Strategi untuk mewujudkan Misi Mengembangkan Ekonomi Kerakyatan yang
Sinergis antara Pemerintah, Swasta dan Masyarakat untuk mendorong
percepatan pembangunan perekonomian di segala sektor.
1. Meningkatkan Kontribusi PDRB Sektor-Sektor Ekonomi Peningkatan Produktifitas
Industri dan Perdagangan, Pemberdayaan UKM dan Koperasi serta peningkatan daya
Saing Produk.

6.1.4. Strategi untuk mewujudkan MisiMeningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia


untuk menuju pembangunan yang berkeadilan.
1. Meningkatkan kualitas hidup perempuan.
2. Meningkatkan kualitas hidup anak.
3. Meningkatkan derajat pendidikan masyarakat.
4. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
5. Meningkatkan kualitas keluarga dan penduduk.
6. Meningkatkan literasi masyarakat.
7. Meningkatnya kualitas pendidikan masyarakat.
8. Meningkatkan kualitas pemuda dan prestasi olah raga.
9. Meningkatkan keberdayaan masyarakat di kawasan transmigrasi
10. Meningkatkan kesejahteraan sosial bagi Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial.
11. Meningkatkan kualitas tenaga kerja
12. Meningkatkan cakupan status kemajuan desa mandiri
13. Meningkatkan keberdayaan masyarakat desa

6.1.5 Strategi untuk mewujudkan Misi Meningkatkan Kapasitas dan Kualitas


Aparatur serta Tata Kelola Pemerintahan yang baik, bersih, demokratis,
transparan, akuntabel, efektif dan efisien.
1. Meningkatkan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah.
2. Meningkatkan akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah.
3. Meningkatkan kapasitas dan kualitas aparatur pemerintah..
4. Meningkatkan efektifitas koordinasi kebijakan dan pelaksanaan pemerintahan,
pembangunan dan pembinaan kemasyarakatan
5. Meningkatnya kualitas pelayanan administrasi kependudukan.
6. Meningkatkan efektivitas fungsi kelembagaan DPRD dalam pemerintahan daerah.
7. Meningkatkan kelestarian data dan informasi.

6.1.6 Strategi untuk mewujudkan Misi Meningkatkan Keterlibatan dan Peran Serta
Masyarakat dalam Proses Perencanaan, Pelaksanaan, Pengawasan
Pembangunan.
1. Meningkatkan kualitas perencanaan pembangunan daerah.
2. Meningkatkan pemanfaatan hasil penelitian dan pengembangan dalam pembangunan
daerah.
3. Meningkatkan pelayanan pengaduan kepada masyarakat.

Perubahan RPJMD Kabupaten Sambas Tahun 2016-2021 Bab VI | 2


4. Meningkatkan kualitas data dan informasi bagi penyelenggaraan pemerintahan dan
pembangunan.

6.1.7 Strategi untuk mewujudkan MisiMeningkatkan Kesadaran Hukum masyarakat


dan Penegakan Hukum tanpa diskriminasi.
1. Meningkatkan kesadaran dan penegakan hukum

6.1.8 Strategi untuk mewujudkan MisiMeningkatkan Ketentraman, Ketertiban,


Stabilitas Keamanan dan Perlindungan Masyarakat.
1. Meningkatkan ketentraman dan ketertiban masyarakat.
2. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam menjaga stabilitas keamanan lingkungan.
3. Mewujdukan perlindungan masyarakat terhadap bencana.

Perubahan RPJMD Kabupaten Sambas Tahun 2016-2021 Bab VI | 3


Tabel 6.1.
Visi, Misi, Tujuan, Sasaran dan Strategi Kabupaten Sambas

VISI : “Terwujudnya Masyarakat Kabupaten Sambas yang Berakhlakul Karimah, Unggul dan Sejahtera”
TUJUAN SASARAN STRATEGI
MISI 1 : Meningkatkan Penyediaan Infrastruktur Dasar di semua aspek Kehidupan Masyarakat.
1. Meningkatkan penyediaan infrastruktur dasar 1. Meningkatnya Ketersediaan dan Kelayakan 1. Meningkatkan Ketersediaan dan Kelayakan
dengan memperhatikan aspek pembangunan Infrastruktur Dasar Infrastruktur Dasar
yang berkelanjutan 2. Meningkatnya kualitas lingkungan hidup 2. Meningkatkan kualitas lingkungan hidup
2. Meningkatkan konektivitas antar desa 3. Meningkatnya konektivitas antar desa 3. Meningkatkan konektivitas antar desa.
MISI 2 : Meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pembinaan mental, spiritual berlandaskan sendi-sendi keagamaan, budaya dan berwawasan
kebangsaan.
3. Meningkatkan kehidupan masyarakat yang 1. Meningkatnya kelestarian seni dan budaya 1. Meningkatkan kelestarian seni dan budaya
religius, berbudaya dan berwawasan kebangsaan daerah daerah
2. Meningkatnya nilai-nilai agama dalam 2. Meningkatkan nilai-nilai agama dalam
kehidupan masyarakat kehidupan masyarakat
3. Meningkatnya wawasan kebangsaan dan 3. Meningkatkan wawasan kebangsaan dan
semangat nasionalisme semangat nasionalisme
4. Terwujudnya budi pekerti siswa yang 4. Mewujudkan budi pekerti siswa yang semakin
semakin baik baik
5. Terciptanya generasi muda yang berkualitas 5. Menciptakan generasi muda yang berkualitas

MISI 3 : Mengembangkan Ekonomi Kerakyatan yang Sinergis antara Pemerintah, Swasta dan Masyarakat untuk mendorong percepatan pembangunan
perekonomian di segala sektor.
4. Meningkatkan kegiatan ekonomi dan investasi 1. Meningkatnya Kontribusi PDRB Sektor- 1. Meningkatkan Kontribusi PDRB Sektor-Sektor
Sektor Ekonomi Ekonomi
MISI 4 : Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia untuk menuju pembangunan yang berkeadilan.
5. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia 1. Meningkatnya kualitas hidup perempuan 1. Meningkatkan kualitas hidup perempuan
2. Meningkatnya kualitas hidup anak 2. Meningkatkan kualitas hidup anak
3. Meningkatnya derajat pendidikan masyarakat 3. Meningkatkan derajat pendidikan masyaraka
4. Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat 4. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
5. Meningkatnya kualitas keluarga dan 5. Meningkatkan kualitas keluarga dan penduduk
penduduk
6. Meningkatnya literasi masyarakat 6. Meningkatkan literasi masyarakat

Perubahan RPJMD Kabupaten Sambas Tahun 2016-2021 Bab VI | 4


TUJUAN SASARAN STRATEGI
7. Meningkatnya kualitas pendidikan 7. Meningkatnya kualitas pendidikan masyarakat
masyarakat
8. Meningkatnya kualitas pemuda dan prestasi 8. Meningkatkan kualitas pemuda dan prestasi
olah raga olah raga
9. Meningkatnya keberdayaan masyarakat di 9. Meningkatkan keberdayaan masyarakat di
kawasan transmigrasi kawasan transmigrasi
10. Meningkatnya kesejahteraan sosial bagi 10. Meningkatkan kesejahteraan sosial bagi
Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial
11. Meningkatnya kualitas tenaga kerja 11. Meningkatkan kualitas tenaga kerja
12. Meningkatnya cakupan status kemajuan desa 12. Meningkatkan cakupan status kemajuan desa
mandiri mandiri
13. Meningkatnya keberdayaan masyarakat desa 13. Meningkatkan keberdayaan masyarakat desa
MISI 5 : Meningkatkan Kapasitas dan Kualitas Aparatur serta Tata Kelola Pemerintahan yang baik, bersih, demokratis, transparan, akuntabel, efektif dan
efisien.
6. Meningkatkan kualitas dan tata kelola 1. Meningkatnya akuntabilitas kinerja instansi 1. Meningkatkan akuntabilitas kinerja instansi
pemerintahan pemerintah pemerintah
2. Meningkatnya akuntabilitas pengelolaan 2. Meningkatkan akuntabilitas pengelolaan
keuangan daerah keuangan daerah
3. Meningkatnya kapasitas dan kualitas 3. Meningkatkan kapasitas dan kualitas aparatur
aparatur pemerintah pemerintah
4. Meningkatnya efektifitas koordinasi 4. Meningkatkan efektifitas koordinasi kebijakan
kebijakan dan pelaksanaan pemerintahan, dan pelaksanaan pemerintahan, pembangunan
pembangunan dan pembinaan dan pembinaan kemasyarakatan
kemasyarakatan
5. Meningkatnya kualitas pelayanan 5. Meningkatnya kualitas pelayanan administrasi
administrasi kependudukan kependudukan
6. Meningkatnya efektivitas fungsi kelembagaan 6. Meningkatkan efektivitas fungsi kelembagaan
DPRD dalam pemerintahan daerah DPRD dalam pemerintahan daerah
7. Meningkatnya kelestarian data dan informasi 7. Meningkatkan kelestarian data dan informasi

MISI 6 : Meningkatkan Keterlibatan dan Peran Serta Masyarakat dalam Proses Perencanaan, Pelaksanaan, Pengawasan Pembangunan.
7. Meningkatkan kualitas pembangunan daerah 1. Meningkatnya kualitas perencanaan 1. Meningkatkan kualitas perencanaan
pembangunan daerah pembangunan daerah

Perubahan RPJMD Kabupaten Sambas Tahun 2016-2021 Bab VI | 5


TUJUAN SASARAN STRATEGI
2. Meningkatnya pemanfaatan hasil penelitian 2. Meningkatkan pemanfaatan hasil penelitian
dan pengembangan dalam pembangunan dan pengembangan dalam pembangunan
daerah daerah
3. Meningkatnya pelayanan pengaduan kepada 3. Meningkatkan pelayanan pengaduan kepada
masyarakat masyarakat
4. Meningkatnya kualitas data dan informasi 4. Meningkatkan kualitas data dan informasi bagi
bagi penyelenggaraan pemerintahan dan penyelenggaraan pemerintahan dan
pembangunan pembangunan

MISI 7 : Meningkatkan Kesadaran Hukum masyarakat dan Penegakan Hukum tanpa diskriminasi.
8. Meningkatkan kesadaran hukum 1. Meningkatnya kesadaran hukum 1. Meningkatkan kesadaran dan penegakan hukum

MISI 8 : Meningkatkan Ketentraman, Ketertiban, Stabilitas Keamanan dan Perlindungan Masyarakat.


9. Meningkatkan ketentraman dan ketertiban 1. Meningkatnya ketentraman dan ketertiban 1. Meningkatkan ketentraman dan ketertiban
masyarakat. masyarakat
10. Meningkatkan perlindungan terhadap 2. Terwujudnya perlindungan masyarakat 2. Mewujdukan perlindungan masyarakat
masyarakat terhadap bencana terhadap bencana
11. Meningkatkan perlindungan masyarakat 3. Terwujudnya perlindungan masyarakat 3. Mewujdukan perlindungan masyarakat
terhadap bencana terhadap bencana terhadap bencana

Perubahan RPJMD Kabupaten Sambas Tahun 2016-2021 Bab VI | 6


6.2 Arah Kebijakan
Kebijakan umum pada hakekatnya merupakan arah kebijakan pembangunan yang
mengarahkan secara umum hal-hal penting yang akan menjadi pegangan dalam pelaksanaan
pembangunan yang kemudian dijabarkan dengan target kinerja daerah beserta program
menurut urusan. Dengan demikian, kebijakan umum dan program yang disampaikan dalam
RPJMD ini hanya yang bersifat prioritas, sementara untuk kebijakan umum dan program yang
terkait penyelenggaraan Standar Pelayanan Minimum (SPM) maupun operasional
pemerintahan dapat dituangkan lebih detil dan lengkap dalam Rencana Strategis (Renstra)
masing-masing Perangkat Daerah. Adapun kebijakan umum pembangunan Kabupaten Sambas
2016-2021 diarahkan untuk:
a. Melaksanakan Program Prioritas dalam pembangunan daerah selama 5 tahun dalam
rangka penyelesaian berbagai permasalahan yangada.
b. Melaksanakan program-program daerah lainnya sesuai dengan urusan pemerintahan
yang harusdilaksanakan.
c. Melaksanakan program yang bersifat pemenuhan Standar Pelayanan Minimal dan
operasional pada masing-masing urusan pemerintahan danpembangunan.
d. Mengakomodir semaksimal mungkin program pembangunan yang dijaring melalui
aspirasi masyarakat dalamMusrenbang.
e. Mengedepankan program-program peningkatan infrastruktur dasar untuk mendukung
dayasaing, menunjang pertumbuhan ekonomi, peningkatan penyediaan lapangan kerja,
peningkatan kualitas sumber daya manusia, upaya pengentasan kemiskinan.
f. Melaksanakan program-program yang bersifat mengikat seperti halnya dukungan
pencapaian target pembangunan nasional, pemenuhan ketentuan perundang-undangan,
serta pendampingan program-program pemerintahpusat.
g. Meningkatkan pelayanan masyarakat disetiap lini pelayanan mulai dari tingkat desa,
kecamatan hingga kabupaten.

Sedangkan arah kebijakan dalam rangka mewujudkan misi Kabupaten Sambas adalah sebagai
berikut:

6.2.1 Kebijakan untuk mewujudkan Misi Meningkatkan Penyediaan Infrastruktur


Dasar di semua aspek Kehidupan Masyarakat.

1. Meningkatkan persentase jalan Kabupaten dalam kondisi baik.


2. Meningkatkan jaringan irigasi dalam kondisi baik.
3. Meningkatkan persentase rumah penduduk yang layak huni.
4. Meningkatkan persentase penduduk yang mendapatkan air minum yang aman.
5. Meningkatkan persentase penduduk yang terlayani sistem air limbah yang memadai.
6. Menurunkan tingkat degradasi lingkungan melalui pendekatan keterpaduan dalam
pengelolaan lahan, perencanaan pengelolaan sumberdaya alam yang berkelanjutan.
7. Meningkatkan persentase pengurangan dan pengangkutan sampah serta pengoperasian
TPA.
8. Meningkatkan konektivitas antar desa

Perubahan RPJMD Kabupaten Sambas Tahun 2016-2021 Bab VI | 7


6.2.2 Kebijakan untuk mewujudkan Misi Meningkatkan kesejahteraan masyarakat
melalui pembinaan mental, spiritual berlandaskan sendi-sendi keagamaan,
budaya dan berwawasan kebangsaan.
1. Meningkatkan kelestarian seni dan budaya daerah.
2. Meningkatkan kerukunan dan nilai-nilai agama dalam kehidupan bermasyarakat
3. Meningkatkan pengetahuan dan wawasan kebangsaan.
4. Mewujudkan budi pekerti siswa yang semakin baik.
5. Meningkatkan kualitas generasi muda.

6.2.3 Kebijakan untuk mewujudkan Misi Mengembangkan Ekonomi Kerakyatan


yang Sinergis antara Pemerintah, Swasta dan Masyarakat untuk mendorong
percepatan pembangunan perekonomian di segala sektor.
1. Meningkatkan kunjungan wisatawan.
2. Meningkatan produktivitas pertanian, peternakan dan pengembangan sentra-sentra
komoditas unggulan sektor pertanian, perkebunan, perikanan, dan kelautan..
3. Meningkatkan Produktifitas Industri dan Perdagangan, Pemberdayaan UKM dan Koperasi
serta peningkatan daya Saing Produk.
4. Implementasi sistem pelayanan satu atap, dengan tetap mempertimbangkan prinsip-
prinsip layanan yang efektif, efisien, transparan, dan akuntabel. Meningkatkan Sarana
dan Prasarana Perdagangan, perlindungan konsumen serta Pengamanan Perdagangan.
5. Meningkatkan Sarana dan Prasarana Perdagangan, perlindungan konsumen serta
Pengamanan Perdagangan.
6. Meningkatkan Ketahanan Pangan.

6.2.4 Kebijakan untuk mewujudkan Misi Meningkatkan Kualitas Sumber Daya


Manusia untuk menuju pembangunan yang berkeadilan.
1. Meningkatkan pemberdayaan dan perlindungan terhadap perempuan.
2. Meningkatkan perlindungan terhadap anak.
3. Meningkatkan akses pendidikan.
4. Meningkatkan kualitas pelayanan dan manajemen kesehatan.
5. Meningkatkan status kesehatan dan gizi masyarakat.
6. Meningkatkan akses pelayanan kesehatan yg bermutu, terjangkau dan non diskriminatif.
7. Meningkatkan upaya peran serta masyarakat dan promosi kesehatan.
8. Menurunkan prevalensi penyakit menular dan tidak menular serta meningkatkan
cakupan kesehatan lingkungan.
9. Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan rujukan.
10. Meningkatkan kualitas keluarga melalui keluarga berencana.
11. Meningkatkan pengendalian terhadap laju pertumbuhan penduduk.
12. Meningkatkan literasi masyarakat.
13. Meningkatkan mutu pendidikan.
14. Meningkatkan kualitas pemuda.

Perubahan RPJMD Kabupaten Sambas Tahun 2016-2021 Bab VI | 8


15. Meningkatkan prestasi di bidang olah raga.
16. Meningkatkan upaya pemberdayaan terhadap masyarakat di kawasan transmigrasi.
17. Meningkatkan pemberdayaan, rehabilitasi, jaminan dan perlindungan sosial bagi
Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial.
18. Meningkatkan kompetensi dan perlindungan terhadap tenaga kerja.
19. Meningkatkan cakupan status kemajuan desa mandiri.
20. Meningkatkan keberdayaan masyarakat di perdesaan

6.2.5 Kebijakan untuk mewujudkan MisiMeningkatkan Kapasitas dan Kualitas


Aparatur serta Tata Kelola Pemerintahan yang baik, bersih, demokratis,
transparan, akuntabel, efektif dan efisien.
1. Meningkatkan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah.
2. Meningkatkan kompetensi dan profesionalisme aparat Pengawas.
3. Meningkatkan kualitas pengawasan.
4. Meningkatkan kualitas pengelolaan keuangan daerah
5. Meningkatkan kualitas pengelolaan Barang Milik Daerah
6. Meningkatkan kapasitas dan kualitas aparatur.
7. Meningkatkan efektifitas koordinasi kebijakan dan pelaksanaan pemerintahan,
pembangunan dan pembinaan kemasyarakatan.
8. Meningkatkan kualitas pelayanan adm kependudukan.
9. Meningkakan kualitas tata kelola pemerintahan desa.
10. Meningkatkan kapasitas lembaga perwakilan rakyat daerah.
11. Meningkatkan pengelolaan dan kelestarian arsip daerah

6.2.6 Kebijakan untuk mewujudkan Misi Meningkatkan Keterlibatan dan Peran


Serta Masyarakat dalam Proses Perencanaan, Pelaksanaan, Pengawasan
Pembangunan.
1. Meningkatkan kualitas perencanaan pembangunan daerah.
2. Meningkatkan pengendalian perencanaan pembangunan daerah.
3. Meningkatkan pemanfaatan hasil penelitian dan pengembangan dalam pembangunan
daerah.
4. Meningkatkan pelayanan pengaduan kepada masyarakat.
5. Meningkatkan kualitas data dan informasi bagi penyelenggaraan pemerintahan dan
pembangunan.

6.2.7 Kebijakan untuk mewujudkan MisiMeningkatkan Kesadaran Hukum


masyarakat dan Penegakan Hukum tanpa diskriminasi.
1. Meningkatkan kesadaran hukum masyarakat.
2. Meningkatkan upaya penegakan hukum terutama yang terkait dengan penegakan
peraturan daerah.

Perubahan RPJMD Kabupaten Sambas Tahun 2016-2021 Bab VI | 9


6.2.8 Kebijakan untuk mewujudkan MisiMeningkatkan Ketentraman, Ketertiban,
Stabilitas Keamanan dan Perlindungan Masyarakat.
1. Meningkatkan ketentraman dan ketertiban masyarakat.
2. Meningkatkan kewaspadaan terhadap AGHT dalam kehidupan masyarakat.
3. Mewujudkan kehidupan berpolitik di tingkat lokal yang kondusif.
4. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam menjaga stabilitas keamanan lingkungan.
5. Meningkatkan perlindungan masyarakat terhadap potensi bencana dan akibat bencana.
6. Meningkatkan perlindungan masyarakat terhadap bencana kebakaran.

Perubahan RPJMD Kabupaten Sambas Tahun 2016-2021 Bab VI | 10


Tabel 6.2.
Arah Kebijakan Pembangunan Kabupaten Sambas Tahun 2016 - 2021
Arah Kebijakan
Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021

Peningkatan Kualitas Sumber Memacu Pembangunan Memacu Akselerasi Pemerataan Pembangunan Pemantapan kualitas
Daya Manusia dan Pelayanan Infrastruktur Dasar, Kualitas Pembangunan Infrastruktur Infrastruktur Dasar, dan Infrastruktur Dasar, Pelayaan
Publik menuju Masyarakat Sumberdaya Manusia dan Dasar, Sumber Daya Manusia Sumberdaya Manusia Yang Publik, dan Sumberdaya
Kabupaten Sambas yang Ekonomi untuk Mewujudkan yang berkualitas, Pelayanan Berkualitas untuk Mewujudkan Manusia Yang Berdayasaing
Sejahtera, dengan arah Sambas yang Berakhlakul Publik dan Stabilitas Sambas yang Berakhlakul untuk Mewujudkan Sambas
kebijakan: Karimah, Unggul dan Sejahtera, Kamtibmas menuju Sambas Karimah, Unggul dan Sejahtera, yang Berakhlakul Karimah,
dengan Arah Kebijakan: Yang Berakhlakul Karimah, dengan Arah Kebijakan: Unggul dan Sejahtera, dengan
- Peningkatan Kualitas Unggul Dan Sejahtera, dengan Arah Kebijakan:
Sumber Daya Manusia - Percepatan Pembangunan Arah Kebijakan: - Pemerataan Pembangunan
- Penguatan Ekonomi Infrastruktur Dasar Infrastruktur Dasar dan - PemantapanKualitas
Kerakyatan, Industri, - Peningkatan Kualitas - Akselerasi Pembangunan Aksesibilitas Wilayah. Infrastruktur Dasar dan
Perdagangan, Investasi dan Pembangunan SDM Infrastruktur Dasar. - Peningkatan Kesejahteraan Aksesibilitas Wilayah.
Teknologi Pendukung - Peningkatan Kesejahteraan - PembangunanSDM yang Masyarakat melalui - Pemantapankualitas hidup
- Peningkatan Kualitas melalui Pembinaan Mental Berkualitas melalui PembangunanSDM yang dan kesejahteraan
Infrastruktur Dasar dan Spritual Pengurangan Kemiskinan, Berkualitas. masyarakat melalui
Infrastruktur Penunjang - Peningkatan Ekonomi Peningkatan Pelayanan Dasar - Peningkatan Daya Saing dan PembangunanSDM yang
- Pengembangan Kawasan Kerakyatan dan Investasi dan Pembinaan Mental Peningkatan Iklim Investasi. Berdayasaing.
Strategis dan Kawasan - Peningkatan Kualitas Spritual. - Pemantapan Daya Saing
- Peningkatan Pelaksanaan
Cepat Tumbuh Pelayanan Publik dan - Peningkatan Akuntabilitas daerah dan Peningkatan Iklim
Reformasi Birokrasi.
- Peningkatan Kualitas Reformasi Birokrasi Pemerintahan melalui Investasi.
Lingkungan Hidup - Peningkatan Ketentraman Reformasi Birokrasi - Peningkatan Ketentraman,
Ketertiban dan Perlindungan - PemantapanPelayanan
- Penguatan Kepemerintahan dan Ketertiban serta - Peningkatan Ketentraman, Publikdan Reformasi
Masyarakat.
yang baik dan Kerjasama Perlindungan Masyarakat Ketertiban dan Perlindungan Birokrasi.
Pemerintah Daerah Masyarakat
- Peningkatan Ekonomi
Kerakyatan yang Berdaya
Saing melalui Pembangunan
Pertanian, UMKM dan
Perbaikan Iklim Investasi .

Perubahan RPJMD Kabupaten Sambas Tahun 2016-2021 Bab VI | 11


6.3. Program Pembangunan Daerah

Dalam mewujudkan capaian keberhasilan pembangunan, Pemerintah Kabupaten


Sambas menetapkan rangkaian program sesuai dengan Urusan Wajib dan Urusan Pilihan yang
dilaksanakan oleh OPD di lingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten Sambas. Penetapan
rangkaian program ini digunakan sebagai penunjang pencapaian visi dan misi daerah.
Penetapan program pembangunan dan penanganan urusan pembangunan yang disesuaikan
dengan misi pembangunan daerah adalah sebagai berikut.

A. Program Pembangunan Daerah untuk mewujudkan Misi Meningkatkan


Penyediaan Infrastruktur Dasar di semua aspek Kehidupan Masyarakat.
- Program pembangunan jalan dan jembatan.
- Program Rehabilitasi/Pemeliharaan Jalan dan Jembatan.
- Program Peningkatan Sarana dan Prasarana DINAS PU-PR Kebinamargaan.
- Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan.
- Program Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi, Rawa dan Jaringan
Pengairan Lainnya.
- Program Penyediaan dan Pengolahan Air Baku.
- Program Pengembangan, Pengelolaan dan Konversi Sungai, Danau dan Sumber Daya
Air Lainnya.
- Program Pengendalian Banjir.
- Program Pengembangan Perumahan.
- Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Air Limbah.
- Program Pembangunan Saluran Drainase/Gorong- Gorong.
- Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup.
- Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan.
- Program Perlindungan Dan Konservasi Sumber Daya Alam.
- Program Perencanaan Tata Ruang
- Program Pengendalian Pemanfaatan Ruang.
- Program Pembangunan/Pemeliharaan Gedung Kantor Pemerintah.
- Program Perencanaan dan Pengendalian Bidang ke PU-an.
- Program Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH).
- Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan.
- Program Pembangunan Prasarana Dan Fasilitas Perhubungan.
- Program Rehabilitasi Dan Pemeliharaan Prasarana Dan Fasilitas LLAJ.
- Program Peningkatan Pelayanan Angkutan.
- Program Pembangunan Sarana dan Prasarana Perhubungan.
- Program Pengendalian Dan Pengamanan Lalu Lintas.

Perubahan RPJMD Kabupaten Sambas Tahun 2016-2021 Bab VI | 12


B. Program Pembangunan Daerah untuk mewujudkan Misi Meningkatkan
kesejahteraan masyarakat melalui pembinaan mental, spiritual berlandaskan
sendi-sendi keagamaan, budaya dan berwawasan kebangsaan.
- Program pengembangan nilai budaya.
- Program pengelolaan kekayaan budaya.
- Program Pengelolaan Keragaman Budaya.
- Program pembinaan kualitas kehidupan beragama.
- Program pengembangan wawasan kebangsaan.
- Program pemeliharaan ketahanan bangsa dan nasionalisme.
- Program bina manunggal tni dan rakyat.
- Program peningkatan penumbuhan budi pekerti yang baik bagi guru dan peserta didik.

C. Program Pembangunan Daerah untuk mewujudkan Misi Mengembangkan Ekonomi


Kerakyatan yang Sinergis antara Pemerintah, Swasta dan Masyarakat untuk
mendorong percepatan pembangunan perekonomian di segala sektor.
- Peningkatan pemasaran hasil produksi pertanian/perkebunan.
- Program Peningkatan Kesejahteraan Petani.
- Program Peningkatan Produksi Pertanian/Perkebunan.
- Program peningkatan produksi pertanian/perkebunan (Tanaman Pangan).
- Program peningkatan produksi pertanian/perkebunan (hortikultura).
- Program Pengembangan Budidaya Perikanan.
- Program Pengembangan Perikanan Tangkap.
- Program Optimalisasi Pengelolaan dan Pemasaran Produksi Perikanan.
- Program Pengembangan Kawasan Budidaya Laut, Air Payau dan Air Tawar.
- Program Pemberdayaan Masyarakat Nelayan Kecil.
- Program pengelolaan sumber daya perairan umum daratan dan penyelengaraan TPI.
- Program Pencegahan dan Penganggulangan Penyakit Ternak.
- Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan.
- Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Peternakan.
- Program Peningkatan Penerapan Teknologi Peternakan.
- Program Peningkatan Ketahanan Pangan Pertanian/Perkebunan.
- Program Peningkatan Kesejahteraan Petani.
- Program Pemberdayaan Kelompok Tani.
- Program Pemberdayaan Penyuluh Pertanian/Perkebunan lapangan.
- Program Peningkatan Promosi Dan Kerjasama Investasi.
- Program Peningkatan Pengendalian Penanaman Modal dan Perijinan.
- Program Peningkatan dan Pengembangan Pelayanan Terpadu Satu Pintu.
- Program Pelayanan Perizinan dan Non Perizinan.
- Program Pengelolaan Aplikasi Informatika.
- Program Perlindungan Konsumen dan Pengamanan Perdagangan.
- Program Peningkatan dan Pengembangan Ekspor.

Perubahan RPJMD Kabupaten Sambas Tahun 2016-2021 Bab VI | 13


- Program Peningkatan Efisiensi Perdagangan Dalam Negri.
- Program Pembinaan Pedagang Kaki Lima dan Asongan.
- Program pengembangan dan pengelolaan sarana distribusi perdagangan.
- Program Peningkatan Kapasitas IPTEK Sistem Produksi.
- Program Pengembangan Industri Kecil dan Menengah.
- Program Penataan Struktur Industri.
- Program Pengembangan Kewirausahaan Dan Keunggulan Kompetitif Usaha Kecil
Menengah.
- Program pemberdayaan usaha skala mikro.
- Program Pengembangan Sistem Pendukung Usaha Mikro Kecil Menengah.
- Program Peningkatan Kualitas Kelembagaan Koperasi.
- Program pengawasan dan pemeriksaan koperasi.
- Program pemberdayaan dan peningkatan manajemen usaha koperasi.
- Program Pengembangan Destinasi Pariwisata.
- Program Pengembangan Pemasaran Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.

D. Program Pembangunan Daerah untuk mewujudkan Misi Meningkatkan Kualitas


Sumber Daya Manusia untuk menuju pembangunan yang berkeadilan.
- Program Pendidikan Non Formal.
- Program Pendidikan Kesetaraan.
- Program Pendidikan Keaksaraan.
- Program Pendidikan Anak Usia Dini.
- Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun.
- Program Manajemen Pelayanan Pendidikan.
- Program Layanan Akses Pendidikan dan Beasiswa bagi Peserta Didik.
- Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Pendidikan Dasar 9 Tahun.
- Program Peningkatan Mutu Pendidik Dan Tenaga Kependidikan.
- Program Peningkatan Kreativitas dan Prestasi Siswa di bidang Akademik dan Non
Akademik.
- Program Penyediaan Jasa Guru dan Tenaga Kependidikan.
- Program Pengembangan Perpustakaan.
- Program Pengembangan Kualitas Sumber Daya Perpustakaan.
- Program Pelaksanaan Pelestarian Bahan Pustaka.
- Program Pengembangan Budaya Gemar Membaca.
- Program Peningkatan Pelayanan dan Koleksi Bahan Perpustakaan.
- Program Pengembangan, Pemantapan, Pemantauan dan Evaluasi Urusan Kesehatan.
- Program Peningkatan Sistem Informasi Kesehatan dan Data.
- Program Peningkatan Manajemen Kesehatan.
- Program Penyediaan Tenaga Teknis Kesehatan.
- Program Peningkatan Kesehatan Ibu, Anak, Usia Produktif dan Usila.

Perubahan RPJMD Kabupaten Sambas Tahun 2016-2021 Bab VI | 14


- Program Pencegahan Stunting dan Perbaikan Gizi Masyarakat.
- Program Pengawasan Obat dan Makanan.
- Program pengadaan, peningkatan dan perbaikan sarana dan prasarana
puskesmas/puskesmas pembantu dan jaringannya.
- Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Kesehatan Pada Badan Layanan Umum
Daerah.
- Program Pengadaan, Pemeliharaan, Operasional dan Pembinaan Kesehatan Puskesmas
( BLUD ).
- Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan.
- Program Pembinaan Upaya Kesehatan Dasar.
- Program Penguatan Pembiayaan Kesehatan dan Jaminan Kesehatan.
- Program Kesehatan Kerja dan Olahraga.
- Program Manajemen, Pemenuhan dan Peningkatan Mutu, Sarana dan Prasarana
Fasilitas Kesehatan.
- Program Peningkatan Kesehatan Anak Sekolah.
- Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan masyarakat.
- Program Pembinaan Kesehatan Tradisional, Komplementer dan Khusus.
- Program Pengembangan Lingkungan Sehat.
- Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular.
- Program Pencegahan, Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit TB Paru.
- Program Survelance dan Pencegahan Penyakit Tidak Menular (TPM).
- Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan.
- Program Pembinaan Upaya Kesehatan Rujukan.
- Program Operasional Rumah Sakit.
- Program Pengadaan Peningkatan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit.
- Program Peningkatan Kualitas Pelayan Kesehatan pada Badan Layanan Umum Daerah.
- Program Penyediaan Jasa Tenaga Teknis Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit.
- Program Keluarga Berencana.
- Program Pengendalian Kependudukan.
- Program Pemberdayaan Perempuan.
- Program Perlindungan Anak.
- Program Pengembangan Kepemudaan.
- Program Pembinaan dan Pemasyarakatan Olahraga.
- Program Pembinaan dan Pengembangan Kawasan Transmigrasi.
- Program Penyiapan dan Pembangunan Kawasan Transmigrasi.
- Program Rehabilitasi dan Perlindungan Jaminan Sosial.
- Program Pemberdayaan Sosial dan Penanganan Fakir Miskin.
- Program Pelatihan dan Penempatan Tenaga Kerja.
- Program Perlindungan Pengembangan Lembaga Ketenagakerjaan.
- Program Peningkatan Kompetensi dan Daya Saing Tenaga Kerja.

Perubahan RPJMD Kabupaten Sambas Tahun 2016-2021 Bab VI | 15


- Program Pembinaan Administrasi dan Tata Pemerintahan Desa.
- Program Pemberdayaan Masyarakat, Lembaga Ekonomi Desa, Teknologi Tepat Guna
dan Pengembangan Kawasan Perdesaan.
- Program Pemberdayaan Kelembagaan Desa dan Penguatan Partisipasi Masyarakat.

E. Program Pembangunan Daerah untuk mewujudkan Misi Meningkatkan Kapasitas


dan Kualitas Aparatur serta Tata Kelola Pemerintahan yang baik, bersih,
demokratis, transparan, akuntabel, efektif dan efisien.
- Program Reformasi Birokrasi di bidang Pengawasan.
- Program Peningkatan Profesionalisme Tenaga Pemeriksa dan Aparatur Pengawasan.
- Progam Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah.
- Program Optimalisasi Peningkatan Pendapatan Daerah.
- Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Barang Milik Daerah.
- Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan Pengendalian Pelaksanaan
Kebijakan KDH.
- Program Peningkatan Pelayanan Kedinasan Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah.
- Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan Pengendalian Pelaksanaan
Kebijakan KDH.
- Program Penataan dan Penyempurnaan Kebijakan Sistem dan Prosedur Pengawasan.
- Program Penataan Daerah Otonomi Baru.
- Program Pembinaan dan Pengembangan Aparatur.
- Program Penyelenggaraan Pemerintahan Umum.
- Program Reformasi Birokrasi.
- Program Koordinasi Kebijakan Bidang Pembangunan.
- Program Koordinasi dan Monitoring Evaluasi Kebijakan Bidang Ekonomi dan Sumber
Daya Alam.
- Program Koordinasi Pengelolaan Wilayah Perbatasan Pada Batas Negara.
- Program Koordinasi Pengelolaan Potensi Kewilayahan Perbatasan.
- Program Koordinasi Pengadaan Infrastruktur Kawasan Perbatasan.
- Program Koordinasi dan Monitoring Evaluasi Kebijakan Bidang Kesejahteraan Rakyat.
- Program Pelaporan Capaian Kinerja Pemerintah Daerah.
- Prorgram Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah.
- Program Penyelamatan dan Pelestarian Dokumen Arsip.
- Program Pengembangan Wawasan Kebangsaan.
- Program Pengembangan Komunikasi, Informasi dan Media Massa.
- Program Pembinaan dan Layanan Pengadaan Barang dan Jasa.
- Program Koordinasi Kebijakan Bidang Pemberdayaan Masyarakat dan Trantibum.
- Program Koordinasi Penyelenggaraan Kebijakan Bidang Administrasi Kewilayahan
dan Pemerintah Desa.
- Program Penataan Administrasi Kependudukan.

Perubahan RPJMD Kabupaten Sambas Tahun 2016-2021 Bab VI | 16


- Program Pelayanan Pendaftaran Penduduk.
- Program Pelayanan Pencatatan Sipil.
- Program Pengelolaan Informasi Administrasi Kependudukan.
- Program Pemanfaatan Data dan Inovasi Pelayanan.
- Program Pengadaan, Pemberhentian dan Informasi Aparatur Sipil Negara.
- Program Mutasi dan Promosi Kepegawaian.
- Program Pengembangan Kompetensi Aparatur.
- Program Penilaian Kinerja Aparatur dan Penghargaan.
- Program Peningkatan Kapasitas Lembaga Perwakilan Rakyat Daerah.
- Program Peningkatan Koordinasi dan Pengawasan Pelaksanaan
Pemerintahan,Pembangunan Pembinaan Kemasyarakatan.
- Program Penyerapan Aspirasi Masyarakat.
- Program Peningkatan Pelaksanaan Tugas dan Fungsi DPRD Lainnya.
- Program Peningkatan Sistem Administrasi Kearsipan.
- Program Penyelamatan dan Pelestarian Dokumen/Arsip Daerah.
F. Program Pembangunan Daerah untuk mewujudkan MisiMeningkatkan
Keterlibatan dan Peran Serta Masyarakat dalam Proses Perencanaan, Pelaksanaan,
Pengawasan Pembangunan.
- Program Koordinasi Pengendalian Perencanaan dan Implementasi Pelaksanaan
Pembangunan Daerah.
- Program Pengembangan Data/Informasi.
- Program Perencanaan Pembangunan Derah.
- Program Perencanaan Pembangunan Perekonomian, Sumber Daya Alam, Infrastruktur
dan Kewilayahan.
- Program Perencanaan Pembangunan Bidang Pemerintahan dan Pembangunan
Manusia.
- Program Kerjasama Antar Daerah.
- Program Penelitian , Pengembangan, dan Rekayasa.
- Program Pengelolaan Kebun Raya Sambas.
- Program Peningkatan Penanganan Kasus Pengaduan di Lingkungan Pemerintah
Daerah.
- Program Pengelolaan Informasi dan Komunikasi Publik.
- Program Penyelenggaraan Pengamanan Informasi Pemerintah Daerah.
- Program Penyelenggaraan Statistik Sektoral.
G. Program Pembangunan Daerah untuk mewujudkan Misi Meningkatkan Kesadaran
Hukum masyarakat dan Penegakan Hukum tanpa diskriminasi.
- Program penataan peraturan perundang-undangan.
- Program penegakan peraturan perundang-undangan daerah

Perubahan RPJMD Kabupaten Sambas Tahun 2016-2021 Bab VI | 17


H. Program Pembangunan Daerah untuk mewujudkan Misi Meningkatkan
Ketentraman, Ketertiban, Stabilitas Keamanan dan Perlindungan Masyarakat.
- Program pemeliharaan kantrantibmas dan pencegahan tindak kriminal.
- Program kewaspadaan dini masyarakat.
- Program pendidikan politik masyarakat.
- Program peningkatan keamanan dan kenyamanan lingkungan.
- Program pemeliharaan kantrantibmas dan pencegahan tindak criminal.
- Program Penyelenggaraan Perlindungan Masyarakat.
- Program Penyelenggaraan Penanganan Bencana pada Tahap Prabencana.
- Program Penanganan Pasca Bencana.
- Program Penanganan Darurat Bencana, Logistik dan Peralatan.
- Program Peningkatan Kesiagaan dan Pencegahan Bahaya Kebakaran

Perubahan RPJMD Kabupaten Sambas Tahun 2016-2021 Bab VI | 18


Tabel 6.3
Program Pembangunan Daerah yang Disertai Pagu Indikatif
Kabupaten Sambas Tahun 2020 - 2021

Bidang Urusan Pemerintahan dan Indikator Kondisi Kinerja Tahun 2020 Tahun 2021 Kondisi Kinerja Akhir RPJMD OPD Penanggung
Program Prioritas Pembangunan Kinerja Program (outcome) Awal RPJMD jawab
(Tahun 0) Target Rp. Target Rp. Target Rp.

Misi 1

Meningkatkan penyediaan infrastruktur dasar di semua aspek


kehidupan masyarakat

Tujuan
Meningkatkan penyediaan infrastruktur dasar dengan Persentase Infrastruktur dasar dalam kondisi baik 60.762 63.718 63.718
memperhatikan aspek pembangunan yang berkelanjutan

Sasaran
Meningkatnya Ketersediaan dan Kelayakan Infrastruktur Persentase Panjang Jalan Kabupaten Dalam 59.37 66.07 66.07
Dasar Kondisi Baik

** Program Pembangunan Jalan dan Jembatan 316,176,249,000.00 379,411,498,800.00 379,411,498,800.00 DINAS PU-PR
- Persentase Jalan kabupaten dalam kondisi baik 59.37 66.07 66.07

** Program Rehabilitasi/Pemeliharaan Jalan dan Jembatan 10,159,500,000.00 12,191,400,000.00 12,191,400,000.00 DINAS PU-PR
- Persentase Jumlah Jembatan Kabupaten dalam 88.92 92.1 92.1
Kondisi Baik

** Program Peningkatan Sarana dan Prasarana 210,000,000.00 252,000,000.00 252,000,000.00 DINAS PU-PR
Kebinamargaan
- Persentase alat berat kebinamargaan dalam
kondisi baik

** Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan 18,930,000,000.00 22,716,000,000.00 22,716,000,000.00 PERKIM LH


- Persentase jalan lingkungan perumahan dan 41.31 46.08 46.08
kawasan permukiman dalam kondisi baik

** PROGRAM PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR 400,000,000.00 480,000,000.00 480,000,000.00 PERKIM LH


PEDESAAN
-

** Program Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan 22,612,784,500.00 27,135,341,400.00 27,135,341,400.00 DINAS PU-PR
Irigasi, Rawa dan Jaringan Pengairan Lainnya
- Persentase Jumlah Bangunan Air dalam Konidisi 81.84 82.96 82.96
Baik
- Rasio Jaringan Irigasi/Rawa dalam Kondisi Baik 30.84 31.02 31.02
(m/Ha)

** Program Penyediaan dan Pengolahan Air Baku 130,000,000.00 156,000,000.00 156,000,000.00 DINAS PU-PR
-

Page 1 of 31
Bidang Urusan Pemerintahan dan Indikator Kondisi Kinerja Tahun 2020 Tahun 2021 Kondisi Kinerja Akhir RPJMD OPD Penanggung
Program Prioritas Pembangunan Kinerja Program (outcome) Awal RPJMD jawab
(Tahun 0) Target Rp. Target Rp. Target Rp.

** Program Pengembangan, Pengelolaan dan Konversi 80,000,000.00 96,000,000.00 96,000,000.00 DINAS PU-PR
Sungai, Danau dan Sumber Daya Air Lainnya
-

** Program Pengendalian Banjir 5,300,000,000.00 6,360,000,000.00 6,360,000,000.00 DINAS PU-PR


-

** PROGRAM PENGEMBANGAN PERUMAHAN 59,548,750,000.00 71,458,500,000.00 71,458,500,000.00 PERKIM LH


- Persentase Rumah layak huni 82.5 85 85

** Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air 126,508,016,000.00 151,809,619,200.00 151,809,619,200.00 PERKIM LH


Minum dan Air Limbah
- Persentase rumah tangga bersanitasi 60.5 61.5 61.5
- Persentase rumah tangga pengguna air bersih 70.6 75 75

** Program Pembangunan Saluran Drainase/Gorong- 2,862,794,000.00 3,435,352,800.00 3,435,352,800.00 PERKIM LH


Gorong
- Persentase saluran drainase dalam kondisi baik 13.45 14.54 14.54
Sasaran
Meningkatnya kualitas lingkungan hidup Indeks Kualitas Lingkungan Hidup 64 65 65

** Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan 1,253,850,000.00 1,504,620,000.00 1,504,620,000.00 PERKIM LH


Lingkungan Hidup
- Angka Indeks Kualitas Lingkungan Hidup 64 65 65

** Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan 9,032,881,000.00 10,839,457,200.00 10,839,457,200.00 PERKIM LH


Persampahan
- Persentase Penanganan sampah perkotaan 71.93 72.07 72.07

** Program Perlindungan Dan Konservasi Sumber Daya 194,500,000.00 233,400,000.00 233,400,000.00 PERKIM LH
Alam
- Jumlah Kampung Iklim yang ditangani 8 11 11

** Program Perencanaan Tata Ruang 1,703,500,000.00 2,044,200,000.00 2,044,200,000.00 DINAS PU-PR


-

** Program Pengendalian Pemanfaatan Ruang 426,500,000.00 511,800,000.00 511,800,000.00 DINAS PU-PR


-

** Program Pembangunan/Pemeliharaan Gedung Kantor 16,885,000,000.00 20,262,000,000.00 20,262,000,000.00 DINAS PU-PR


Pemerintah
-

** Program Perencanaan dan Pengendalian Bidang ke PU- 613,000,000.00 735,600,000.00 735,600,000.00 DINAS PU-PR
an
-

Page 2 of 31
Bidang Urusan Pemerintahan dan Indikator Kondisi Kinerja Tahun 2020 Tahun 2021 Kondisi Kinerja Akhir RPJMD OPD Penanggung
Program Prioritas Pembangunan Kinerja Program (outcome) Awal RPJMD jawab
(Tahun 0) Target Rp. Target Rp. Target Rp.

** Program Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) 968,769,000.00 1,162,522,800.00 1,162,522,800.00 PERKIM LH
- Rasio Ruang Terbuka Hijau per Satuan Luas 2.85 3.07 3.07
Wilayah ber HPL/HGB
Tujuan
Meningkatkan konektivitas antar desa Persentase konektivitas antar desa 80.705 85 85

Sasaran
Meningkatnya konektivitas antar desa Persentase Jalan Poros Desa dalam kondisi baik 67.41 71 71

** Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan 86,900,300,000.00 104,280,360,000.00 104,280,360,000.00 DINAS PU-PR


- Persentase Jalan Poros Desa dalam Kondisi Baik 67.41 71 71

** Program Pembangunan Prasarana Dan Fasilitas 1,014,000,000.00 1,216,800,000.00 1,216,800,000.00 DISHUB


Perhubungan
- Jumlah dermaga/stegher untuk melayani 94 99 99
aksesibilitas orang dan barang

** Program Rehabilitasi Dan Pemeliharaan Prasarana Dan 9,741,785,000.00 11,690,142,000.00 11,690,142,000.00 DISHUB
Fasilitas LLAJ
-

** Program Peningkatan Pelayanan Angkutan 6,419,000,000.00 7,702,800,000.00 7,702,800,000.00 DISHUB


-

** Program Pembangunan Sarana dan Prasarana 12,145,000,000.00 14,574,000,000.00 14,574,000,000.00 DISHUB


Perhubungan
-

** Program Pengendalian Dan Pengamanan Lalu Lintas 23,988,241,690.00 28,785,890,028.00 28,785,890,028.00 DISHUB
-

Page 3 of 31
Bidang Urusan Pemerintahan dan Indikator Kondisi Kinerja Tahun 2020 Tahun 2021 Kondisi Kinerja Akhir RPJMD OPD Penanggung
Program Prioritas Pembangunan Kinerja Program (outcome) Awal RPJMD jawab
(Tahun 0) Target Rp. Target Rp. Target Rp.

Misi 2

Meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pembinaan


mental, spiritual berlandaskan sendi-sendi keagamaan,
budaya dan berwawasan kebangsaan

Tujuan
Meningkatkan kehidupan masyarakat yang religius, Persentase apresiasi terhadap seni dan budaya
berbudaya dan berwawasan kebangsaan

Sasaran
Meningkatnya kelestarian seni dan budaya daerah Benda, Situs dan Kawasan Cagar Budaya yang
dilestarikan

** Program Pengembangan Nilai Budaya 1,982,000,000.00 2,378,400,000.00 2,378,400,000.00 DIKBUD


- Jumlah Sarana Penyelenggaraan Seni dan Budaya

** Program Pengelolaan Kekayaan Budaya 1,461,000,000.00 1,753,200,000.00 1,753,200,000.00 DIKBUD


- Jumlah Penampilan Seni Budaya Daerah 14 15 15

** Program Pengelolaan Keragaman Budaya 75,000,000.00 90,000,000.00 90,000,000.00 DIKBUD


- Jumlah Group Kesenian
Tujuan
Meningkatkan kehidupan masyarakat yang religius, Persentase petugas/penyuluh keagamaan dan
berbudaya dan berwawasan kebangsaan lembaga keagamaan yang dibina

Sasaran
Meningkatnya nilai-nilai agama dalam kehidupan masyarakat Persentase petugas/penyuluh keagamaan dan
lembaga keagamaan yang dibina

** Program Pembinaan Kualitas Kehidupan Beragama 2,502,257,697.00 3,002,709,236.40 3,002,709,236.40 SETDA


- Pembinaan dan pengembangan lembaga-lembaga 75 85 85
pembina agama
- Peningkatan jumlah dan kualitas penyuluh dan 96 98 98
bimbingan keagamaan
Tujuan
Meningkatkan kehidupan masyarakat yang religius, Cakupan anggota masyarakat yang mendapatkan
berbudaya dan berwawasan kebangsaan pembekalan wawasan kebangsaan

Sasaran
Meningkatnya wawasan kebangsaan dan semangat Cakupan anggota masyarakat yang mendapatkan
nasionalisme pembekalan wawasan kebangsaan

** Program pengembangan wawasan kebangsaan 170,000,000.00 204,000,000.00 204,000,000.00 KESBANGPOL


- Jumlah Peserta yang mengikuti kegiatan wawasan 90 100 100

Page 4 of 31
Bidang Urusan Pemerintahan dan Indikator Kondisi Kinerja Tahun 2020 Tahun 2021 Kondisi Kinerja Akhir RPJMD OPD Penanggung
Program Prioritas Pembangunan Kinerja Program (outcome) Awal RPJMD jawab
(Tahun 0) Target Rp. Target Rp. Target Rp.

kebangsaan pada tahun berkenaan

** Program Pemeliharaan Ketahanan Bangsa dan 75,000,000.00 90,000,000.00 90,000,000.00 KESBANGPOL


Nasionalisme
- -

** Program Bina Manunggal TNI Dan Rakyat 500,000,000.00 600,000,000.00 600,000,000.00 KESBANGPOL
- -
Tujuan
Meningkatkan kehidupan masyarakat yang religius, Persentase sekolah yang menerapkan kegiatan
berbudaya dan berwawasan kebangsaan peningkatan budi pekerti

Sasaran
Terwujudnya budi pekerti siswa yang semakin baik Cakupan sekolah yang menerapkan pendidikan
budi pekerti yang baik

** Program Peningkatan Penumbuhan Budi Pekerti Yang 60,000,000.00 72,000,000.00 72,000,000.00 DIKBUD
Baik Bagi Guru dan Peserta Didik
- Cakupan sekolah yang menerapkan pendidikan
budi pekerti yang baik

Page 5 of 31
Bidang Urusan Pemerintahan dan Indikator Kondisi Kinerja Tahun 2020 Tahun 2021 Kondisi Kinerja Akhir RPJMD OPD Penanggung
Program Prioritas Pembangunan Kinerja Program (outcome) Awal RPJMD jawab
(Tahun 0) Target Rp. Target Rp. Target Rp.

Misi 3

Mengembangkan ekonomi kerakyatan yang sinergis antara


Pemerintah, swasta dan masyarakat untuk mendorong
percepatan pembangunan perekonomian di segala sektor

Tujuan
Meningkatkan kegiatan ekonomi dan investasi Tingkat Pertumbuhan Ekonomi 5.6 5.84 5.84

Sasaran
Meningkatnya Kontribusi PDRB Sektor-Sektor Ekonomi PDRB Sektor Pertanian 5.78 6.07 6.07

** Peningkatan pemasaran hasil produksi 70,000,000.00 84,000,000.00 84,000,000.00 PERTANIAN


pertanian/perkebunan KET.PANGAN
-

** Program Peningkatan Kesejahteraan Petani 4,637,656,525.00 5,565,187,830.00 5,565,187,830.00 PERTANIAN


KET.PANGAN
-

** Program Peningkatan Produksi Pertanian/Perkebunan 1,274,380,000.00 1,529,256,000.00 1,529,256,000.00 PERTANIAN


KET.PANGAN
- Jumlah Produksi Karet 16.600 16.800 16.800

** Program peningkatan produksi pertanian/perkebunan 6,186,000,000.00 7,423,200,000.00 7,423,200,000.00 PERTANIAN


(Tanaman Pangan) KET.PANGAN
- Jumlah produksi Padi 284.500 285.500 285.500

** Program peningkatan produksi pertanian/perkebunan 505,300,000.00 606,360,000.00 606,360,000.00 PERTANIAN


(hortikultura) KET.PANGAN
- Jumlah produksi jeruk 99.472 100.472 100.472

** Program Pengembangan Budidaya Perikanan 1,533,105,000.00 1,839,726,000.00 1,839,726,000.00 P2 KESWAN


- Jumlah produksi Perikanan Budidaya (ton) 8442 8611 8611

** Program Pengembangan Perikanan Tangkap 1,400,000,000.00 1,680,000,000.00 1,680,000,000.00 P2 KESWAN


-

** Program Optimalisasi Pengelolaan dan Pemasaran 50,000,000.00 60,000,000.00 60,000,000.00 P2 KESWAN


Produksi Perikanan
-

** Program Pengembangan Kawasan Budidaya Laut, Air 1,944,990,800.00 2,333,988,960.00 2,333,988,960.00 P2 KESWAN
Payau dan Air Tawar
-

** Program Pemberdayaan Masyarakat Nelayan Kecil 500,000,000.00 600,000,000.00 600,000,000.00 P2 KESWAN


-

Page 6 of 31
Bidang Urusan Pemerintahan dan Indikator Kondisi Kinerja Tahun 2020 Tahun 2021 Kondisi Kinerja Akhir RPJMD OPD Penanggung
Program Prioritas Pembangunan Kinerja Program (outcome) Awal RPJMD jawab
(Tahun 0) Target Rp. Target Rp. Target Rp.

** Program pengelolaan sumber daya perairan umum 250,000,000.00 300,000,000.00 300,000,000.00 P2 KESWAN
daratan dan penyelengaraan TPI
-

** Program Pencegahan dan Penganggulangan Penyakit 1,500,000,000.00 1,800,000,000.00 1,800,000,000.00 P2 KESWAN


Ternak
-

** Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan 830,137,290.00 996,164,748.00 996,164,748.00 P2 KESWAN


- Jumlah produksi Daging Sapi 650 660 660

** Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi 11,011,355.00 13,213,626.00 13,213,626.00 P2 KESWAN


Peternakan
-

** Program Peningkatan Penerapan Teknologi Peternakan 33,851,355.00 40,621,626.00 40,621,626.00 P2 KESWAN


-

** Program Peningkatan Ketahanan Pangan 395,800,000.00 474,960,000.00 474,960,000.00 PERTANIAN


Pertanian/Perkebunan KET.PANGAN
- Jumlah ketersediaan pangan 88.4 92.2 92.2

** Program Peningkatan Kesejahteraan Petani 90,000,000.00 108,000,000.00 108,000,000.00 PERTANIAN


KET.PANGAN
-

** Program Pemberdayaan Kelompok Tani 70,000,000.00 84,000,000.00 84,000,000.00 PERTANIAN


KET.PANGAN
-

** Program Pemberdayaan Penyuluh 1,649,300,000.00 1,979,160,000.00 1,979,160,000.00 PERTANIAN


Pertanian/Perkebunan lapangan KET.PANGAN
-

** Program Peningkatan Promosi Dan Kerjasama Investasi 225,000,000.00 270,000,000.00 270,000,000.00 PEN.MODAL PTSP
- Nilai investasi 10 10 10

** PROGRAM PENINGKATAN PENGENDALIAN 60,000,000.00 72,000,000.00 72,000,000.00 PEN.MODAL PTSP


PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN
- Jumlah Investor yang berinvestasi di Kab Sambas 10.17 10.77 10.77

** Program Peningkatan dan Pengembangan Pelayanan 403,000,000.00 483,600,000.00 483,600,000.00 PEN.MODAL PTSP
Terpadu Satu Pintu
- Persentase Peningkatan Nilai Survey Kepuasan 90.85 94.18 94.18
Masyarakat

** Program Pelayanan Perizinan dan Non Perizinan 830,000,000.00 996,000,000.00 996,000,000.00 PEN.MODAL PTSP
- Persentase Peningkatan Pelayanan Perizinan dan

Page 7 of 31
Bidang Urusan Pemerintahan dan Indikator Kondisi Kinerja Tahun 2020 Tahun 2021 Kondisi Kinerja Akhir RPJMD OPD Penanggung
Program Prioritas Pembangunan Kinerja Program (outcome) Awal RPJMD jawab
(Tahun 0) Target Rp. Target Rp. Target Rp.

Non Perizinan Tepat Waktu

** Program Pengelolaan Aplikasi Informatika 1,394,000,000.00 1,672,800,000.00 1,672,800,000.00 DISKOMINFO


- Persentase Perangkat Daerah yang menggunakan 55 65 65
layanan Data Center

** Program Perlindungan Konsumen dan Pengamanan 515,000,000.00 618,000,000.00 618,000,000.00 KOP UKM
Perdagangan PERINDAG
- Persentase Perlindungan Konsumen dan Tertib 100 100 100
Niaga

** Program Peningkatan dan Pengembangan Ekspor 150,000,000.00 180,000,000.00 180,000,000.00 KOP UKM
PERINDAG
- Persentase Peningkatan Calon Eksportir

** PROGRAM PENINGKATAN EFISIENSI 2,020,000,000.00 2,424,000,000.00 2,424,000,000.00 KOP UKM


PERDAGANGAN DALAM NEGERI PERINDAG
- Persentase perdagangan produk lokal dalam negeri

** Program Pembinaan Pedagang Kaki Lima dan Asongan 75,000,000.00 90,000,000.00 90,000,000.00 KOP UKM
PERINDAG
- Persentase pembinaan pedagang kaki lima dan
asongan

** Program pengembangan dan pengelolaan sarana 10,415,000,000.00 12,498,000,000.00 12,498,000,000.00 KOP UKM
distribusi perdagangan PERINDAG
- Persentase pemgembangan dan pengelolaan 93 94 94
sarana distribusi perdagangan

** PROGRAM PENINGKATAN KAPASITAS IPTEK 50,000,000.00 60,000,000.00 60,000,000.00 KOP UKM


SISTEM PRODUKSI PERINDAG
-

** Program Pengembangan Industri Kecil dan Menengah 565,800,000.00 678,960,000.00 678,960,000.00 KOP UKM
PERINDAG
- Persentase industri yang dibina 1,80 1,82 1,82

** PROGRAM PENATAAN STRUKTUR INDUSTRI 4,005,000,000.00 4,806,000,000.00 4,806,000,000.00 KOP UKM


PERINDAG
- Persentase sentra industri unggulan yang
direvitalisasi

** Program Pengembangan Kewirausahaan Dan 350,000,000.00 420,000,000.00 420,000,000.00 KOP UKM


Keunggulan Kompetitif Usaha Kecil Menengah PERINDAG
- Persentase pertumbuhan UKM 0,60 0,50 0,50

** Program pemberdayaan usaha skala mikro 200,000,000.00 240,000,000.00 240,000,000.00 KOP UKM
PERINDAG
- Persentase Pemberdayaan Usaha Mikro 98,60 98,40 98,40

Page 8 of 31
Bidang Urusan Pemerintahan dan Indikator Kondisi Kinerja Tahun 2020 Tahun 2021 Kondisi Kinerja Akhir RPJMD OPD Penanggung
Program Prioritas Pembangunan Kinerja Program (outcome) Awal RPJMD jawab
(Tahun 0) Target Rp. Target Rp. Target Rp.

** PROGRAM PENGEMBANGAN SISTEM 850,000,000.00 1,020,000,000.00 1,020,000,000.00 KOP UKM


PENDUKUNG USAHA MIKRO KECIL MENENGAH PERINDAG
-

** PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS 265,000,000.00 318,000,000.00 318,000,000.00 KOP UKM


KELEMBAGAAN KOPERASI PERINDAG
- Persentase Peningkatan Kualitas Kelembagaan 35 40 40
Koperasi

** Program pengawasan dan pemeriksaan koperasi 100,000,000.00 120,000,000.00 120,000,000.00 KOP UKM
PERINDAG
- Persentase koperasi dalam pengawasan dan 4 4,50 4,50
pemeriksaan

** Program pemberdayaan dan peningkatan manajemen 385,000,000.00 462,000,000.00 462,000,000.00 KOP UKM
usaha koperasi PERINDAG
- Persentase Koperasi Yang Mendapat Fasilitas
Peningkatan Manajemen Usaha

** Program Pengembangan Destinasi Pariwisata 4,372,045,000.00 5,246,454,000.00 5,246,454,000.00 DISPARPORA


- Cakupan DTW yang dikembangkan
- Cakupan SDM kepariwisataan bersertifikasi
- Jumlah Fasilitas Umum yang dibangun di lokasi 5 6 6
destinasi wisata

** Program Pengembangan Pemasaran Pariwisata dan 677,580,000.00 813,096,000.00 813,096,000.00 DISPARPORA


Ekonomi Kreatif
- Cakupan Organisasi Kepariwisataan yang aktif
- Cakupan pelaksanaan pengawasan pengelolaan
industri pariwisata
- Jumlah kunjungan wisatawan per tahun
- Persentase kualitas atraksi daya tarik wisata yang
dikembangkan
- Persentase kuantitas atraksi daya tarik wisata yang
dikembangkan
- Persentase pengembangan pemasaran pariwisata

Page 9 of 31
Bidang Urusan Pemerintahan dan Indikator Kondisi Kinerja Tahun 2020 Tahun 2021 Kondisi Kinerja Akhir RPJMD OPD Penanggung
Program Prioritas Pembangunan Kinerja Program (outcome) Awal RPJMD jawab
(Tahun 0) Target Rp. Target Rp. Target Rp.

Misi 4

Meningkatkan kualitas sumber daya manusia untuk menuju


pembangunan yang berkeadilan

Tujuan
Meningkatkan kualitas sumber daya manusia INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) 68,3 69,31 69,31

Sasaran
Meningkatnya derajat pendidikan masyarakat Rata-Rata Lama Sekolah (RLS) 7.12 7.3 7.3

** Program Pendidikan Non Formal 186,827,550.00 224,193,060.00 224,193,060.00 DIKBUD


- Persentase Peserta yang Menyelesaikan 90% 90% 90%
Pendidikan Non Formal

** Program Pendidikan Kesetaraan 820,376,600.00 984,451,920.00 984,451,920.00 DIKBUD


- Persentase Kelulusan Pendidikan Kesetaraan 50% 60% 60%

** Program Pendidikan Keaksaraan 176,359,450.00 211,631,340.00 211,631,340.00 DIKBUD


- Jumlah peserta yang mengikuti Pendidikan 1300 1418 1418
Keaksaraan

** Program Pendidikan Anak Usia Dini 7,908,219,400.00 9,489,863,280.00 9,489,863,280.00 DIKBUD


- APK Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) 4 - 6 60,21 60.21 60.21
Tahun

** Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan 3,908,703,900.00 4,690,444,680.00 4,690,444,680.00 DIKBUD
Tahun
- APK SD/MI/Paket A 105,30 105.30 105.30
- APK SMP/MTs/Paket B 99,50 99.50 99.50
- APM SD/MI/Paket A 91,67 91.67 91.67
- APM SMP/MTs/Paket B 88,75 88.75 88.75

** Program Manajemen Pelayanan Pendidikan 1,740,011,310.00 2,088,013,572.00 2,088,013,572.00 DIKBUD


- -

** Program Layanan Akses Pendidikan dan Beasiswa bagi 274,843,000.00 329,811,600.00 329,811,600.00 DIKBUD
Peserta Didik
- Angka Melanjutkan (AM) dari SD/MI ke SMP/Mts 97,85 98,89 98,89
- Angka Melanjutkan (AM) dari SMP/Mts ke 88,55 90,33 90,33
SMA/SMK/MA
- Angka Putus Sekolah (APS) SD/MI 0,35 0,34 0,34
- Angka Putus Sekolah (APS) SMP/MTs 0,66 0,62 0,62

** Program Peningkatan Sarana dan Prasarana 192,265,995,100.00 230,719,194,120.00 230,719,194,120.00 DIKBUD


Pendidikan Dasar 9 Tahun

Page 10 of 31
Bidang Urusan Pemerintahan dan Indikator Kondisi Kinerja Tahun 2020 Tahun 2021 Kondisi Kinerja Akhir RPJMD OPD Penanggung
Program Prioritas Pembangunan Kinerja Program (outcome) Awal RPJMD jawab
(Tahun 0) Target Rp. Target Rp. Target Rp.

- Sekolah Pendidikan SD/MI kondisi bangunan baik 75.04 81.78 81.78


- Sekolah Pendidikan SMP/MTs kondisi bangunan 89.02 92.91 92.91
baik
Sasaran
Meningkatnya kualitas pendidikan masyarakat Angka Kelulusan Pendidikan Dasar 99.70 99.82 99.82

** Program Peningkatan Mutu Pendidik Dan Tenaga 1,492,135,450.00 1,790,562,540.00 1,790,562,540.00 DIKBUD
Kependidikan
- Angka Kelulusan (AL) SD/MI 99.70 99.82 99.82
- Angka Kelulusan (AL) SMP/MTs 99.67 99.82 99.82
- Guru yang memenuhi Kualifikasi S1/D-IV 91,50 94,75 94,75
- Persentase Satuan Pendidikan yang memenuhi
Standar Pelayanan Minimal (SPM) Kesetaraan
- Persentase Satuan Pendidikan yang memenuhi
Standar Pelayanan Minimal (SPM) PAUD
- Persentase SD/SDLB yang memenuhi Standar 71.50 74.70 74.70
Pelayanan Minimal (SPM)
- Persentase sekolah yang memenuhi Standar 66,80 69 69
Pelayanan Minimal (SPM) Dikdas
- Persentase SMP/SMPLB yang memenuhi Standar 69.50 72.90 72.90
Pelayanan Minimal (SPM)

** Program Peningkatan Kreativitas dan Prestasi Siswa di 361,202,850.00 433,443,420.00 433,443,420.00 DIKBUD
bidang Akademik dan Non Akademik
- Angka partisipasi sekolah SD 95,34 96,99 96,99
- Angka partisipasi sekolah SMP 92,69 94,87 94,87

** Program Penyediaan Jasa Guru dan Tenaga 3,989,910,000.00 4,787,892,000.00 4,787,892,000.00 DIKBUD
Kependidikan
- Rasio Guru/murid pendidikan dasar 82 86 86
Sasaran
Meningkatnya literasi masyarakat Rasio Perpustakaan per jumlah penduduk

** Program Pengembangan Perpustakaan 10,163,000,000.00 12,195,600,000.00 12,195,600,000.00 PERPUS ARDA


- IKM layanan Perpustakaan
- Jumlah Desa yang Membentuk Taman Bacaan 70 75 75
Masyarakat Desa (TBM)
- Jumlah koleksi judul buku perpustakaan
- Jumlah Perpustakaan 85 105 105
- Persentase Perpustakaan Desa
- Rasio perpustakaan persatuan penduduk

Page 11 of 31
Bidang Urusan Pemerintahan dan Indikator Kondisi Kinerja Tahun 2020 Tahun 2021 Kondisi Kinerja Akhir RPJMD OPD Penanggung
Program Prioritas Pembangunan Kinerja Program (outcome) Awal RPJMD jawab
(Tahun 0) Target Rp. Target Rp. Target Rp.

** Program Pengembangan Kualitas Sumber Daya 50,000,000.00 60,000,000.00 60,000,000.00 PERPUS ARDA
Perpustakaan
- Persentase pustakawan, tenaga teknis, dan penilai
yang memiliki sertifikat

** Program Pelaksanaan Pelestarian Bahan Pustaka 25,000,000.00 30,000,000.00 30,000,000.00 PERPUS ARDA
- Persentase koleksi Bahan Pustaka yang rusak /
hilang.

** Program Pengembangan Budaya Gemar Membaca 80,000,000.00 96,000,000.00 96,000,000.00 PERPUS ARDA
- Jumlah Anggota Perpustakaan
- Jumlah Pengunjung Perpustakaan Daerah Per 14149 18669 18669
Tahun
- Jumlah rata-rata pengunjung perpustakaan/tahun

** Program Peningkatan Pelayanan dan Koleksi Bahan 1,173,000,000.00 1,407,600,000.00 1,407,600,000.00 PERPUS ARDA
Perpustakaan
- Koleksi Buku yang Tersedia di Perpustakaan 25578 26578 26578
Daerah
- Persentase Kenaikan koleksi Bahan Pustaka
Sasaran
Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat Angka Harapan Hidup (AHH) 70.21 70.82 70.82

** Program Pengembangan, Pemantapan, Pemantauan 236,000,000.00 283,200,000.00 283,200,000.00 DINKES


dan Evaluasi Urusan Kesehatan
- 17. Cakupan peningkatan kompentensi SDM 45% 55% 55%
kesehatan
- Cakupan puskesmas yang minimal memiliki 5 jenis 89% 100% 100%
tenaga kesehatan

** Program Peningkatan Sistem Informasi Kesehatan dan 89,139,000.00 106,966,800.00 106,966,800.00 DINKES
Data
- Cakupan peningkatan informasi dan data

** Program Peningkatan Manajemen Kesehatan 41,582,161,000.00 49,898,593,200.00 49,898,593,200.00 DINKES


- 18. Prosentase Indikator SPM yang mencapai 80 85 85
target

** Program Penyediaan Tenaga Teknis Kesehatan 3,550,000,000.00 4,260,000,000.00 4,260,000,000.00 DINKES


- Cakupan ketersediaan tenaga teknis perkantoran

** Program Peningkatan Kesehatan Ibu, Anak, Usia 898,000,000.00 1,077,600,000.00 1,077,600,000.00 DINKES
Produktif dan Usila
- Angka kematian Bayi per 1000 Kelahiran Hidup 12,35/10 12,32/10 12,32/10
00 00 00
- Angka kematian IBU per 100.000 Kelahiran Hidup 164/100. 156/100. 156/100.

Page 12 of 31
Bidang Urusan Pemerintahan dan Indikator Kondisi Kinerja Tahun 2020 Tahun 2021 Kondisi Kinerja Akhir RPJMD OPD Penanggung
Program Prioritas Pembangunan Kinerja Program (outcome) Awal RPJMD jawab
(Tahun 0) Target Rp. Target Rp. Target Rp.

000 000 000

** Program Pencegahan Stunting dan Perbaikan Gizi 25,000,000.00 30,000,000.00 30,000,000.00 DINKES
Masyarakat
- Prevalensi Stunting (Pendek & Sangat) Pendek 31.18% 29.55% 29.55%
pada anak batuta ( < 2 tahun )

** Program Pengawasan Obat dan Makanan 82,000,000.00 98,400,000.00 98,400,000.00 DINKES


- Terawasinya peredaran obat dan makanan

** Program pengadaan, peningkatan dan perbaikan sarana 240,454,338,332.02 288,545,205,998.42 288,545,205,998.42 DINKES
dan prasarana puskesmas/puskesmas pembantu dan
jaringannya
- Jumlah sarana dan prasarana
puskesmas/puskesmas pembantu dan jaringannya
dalam kondisi baik

** Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Kesehatan 25,000,000.00 30,000,000.00 30,000,000.00 DINKES


Pada Badan Layanan Umum Daerah
- Cakupan puskesmas yang tersertifikasi akreditasi 93% 100% 100%
nasional
- Meningkatnya pelayanan kesehatan pada fasilitas
kesehatan badan layanan umum

** Program Pengadaan, Pemeliharaan, Operasional dan 24,599,461,989.00 29,519,354,386.80 29,519,354,386.80 DINKES


Pembinaan Kesehatan Puskesmas ( BLUD )
- Tersedianya operasional dan pembinaan
kesehatan puskesmas

** Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan 13,648,000,000.00 16,377,600,000.00 16,377,600,000.00 DINKES


- 14. Cakupan ketersediaan obat dan vaksin di 92 95 95
fasilitas kesehatan
- Cakupan Ketersediaan Obat difasilitas kesehatan

** Program Pembinaan Upaya Kesehatan Dasar 25,000,000.00 30,000,000.00 30,000,000.00 DINKES


- Cakupan pelayanan kesehatan dasar 90% 95% 95%

** Program Penguatan Pembiayaan Kesehatan dan 3,045,000,000.00 3,654,000,000.00 3,654,000,000.00 DINKES


Jaminan Kesehatan
- 13. Cakupan Penduduk yang menjadi Anggota 80 100 100
Kepesertaan Jaminan Kesehatan

** Program Kesehatan Kerja dan Olahraga 55,000,000.00 66,000,000.00 66,000,000.00 DINKES


- Cakupan kesehatan kerja dan olahraga 50% 60% 60%

** Program Manajemen, Pemenuhan dan Peningkatan 15,000,000.00 18,000,000.00 18,000,000.00 DINKES


Mutu, Sarana dan Prasarana Fasilitas Kesehatan
- 15. Cakupan ketersediaan dokumen manajemen 65% 70% 70%
kesehatan yang berkualitas

Page 13 of 31
Bidang Urusan Pemerintahan dan Indikator Kondisi Kinerja Tahun 2020 Tahun 2021 Kondisi Kinerja Akhir RPJMD OPD Penanggung
Program Prioritas Pembangunan Kinerja Program (outcome) Awal RPJMD jawab
(Tahun 0) Target Rp. Target Rp. Target Rp.

** Program Peningkatan Kesehatan Anak Sekolah 120,000,000.00 144,000,000.00 144,000,000.00 DINKES


- -

** Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan 275,000,000.00 330,000,000.00 330,000,000.00 DINKES


masyarakat
- Cakupan Desa Siaga aktif 89 90 90

** Program Pembinaan Kesehatan Tradisional, 160,350,000.00 192,420,000.00 192,420,000.00 DINKES


Komplementer dan Khusus
- Cakupan pelayanan kesehatan tradisional

** Program Pengembangan Lingkungan Sehat 165,000,000.00 198,000,000.00 198,000,000.00 DINKES


- Cakupan Pelayanan kesehatan lingkungan 50.00 60.00 60.00
- Jumlah Desa Berbasis STBM 80% 90% 90%
- Jumlah Institusi yang melaksanakan Kawasan 20 25 25
Tanpa Rokok

** Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit 230,000,000.00 276,000,000.00 276,000,000.00 DINKES


Menular
- Cakupan Desa Uci 87.00 88.00 88.00
- Cakupan Penduduk > 2 Tahun minum Obat Filaria 75 80 80
- Insiciden Rate DBD per 100.000 50 49 49
- Prevalensi HIV per 100.000 penduduk 1.5 0.5 0.5
- Prevalensi Malaria per 1000 Pddk 0.5 0.4 0.4
- Prevalensi Penderita Penyakit Menular

** Program Pencegahan, Pengendalian dan 50,000,000.00 60,000,000.00 60,000,000.00 DINKES


Pemberantasan Penyakit TB Paru
- Keberhasilan Pengobatan BTA Positif ( Succes 98 98.5 98.5
Rate )

** Program Survelance dan Pencegahan Penyakit Tidak 282,000,000.00 338,400,000.00 338,400,000.00 DINKES
Menular (TPM)
- Cakupan penderita ganguan jiwa berat (ODGJ) yg 65.00 70.00 70.00
diobati
- Prevalensi Penderita Penyakit Tidak Menular

** Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan 70,000,000.00 84,000,000.00 84,000,000.00 DINKES


- Cakupan standarisasi pelayanan kesehatan

** Program Pembinaan Upaya Kesehatan Rujukan 50,000,000.00 60,000,000.00 60,000,000.00 DINKES


- Cakupan Pelayanan kesehatan rujukan

** Program Operasional Rumah Sakit 3,842,859,154.70 4,611,430,985.64 4,611,430,985.64 DINKES


- Ketersediaan operasional Rumah Sakit 92% 95% 95%

Page 14 of 31
Bidang Urusan Pemerintahan dan Indikator Kondisi Kinerja Tahun 2020 Tahun 2021 Kondisi Kinerja Akhir RPJMD OPD Penanggung
Program Prioritas Pembangunan Kinerja Program (outcome) Awal RPJMD jawab
(Tahun 0) Target Rp. Target Rp. Target Rp.

** Program Pengadaan Peningkatan Sarana dan 34,937,602,000.00 41,925,122,400.00 41,925,122,400.00 DINKES


Prasarana Rumah Sakit
- 20. Persentase terpenuhinya standar ketenagaan 98 100 100
di RS
- BOR Rumah Sakit Umum Daerah 88% 90% 90%
- Cakupan fasiltas kesehatan primer dan rujukan 70% 80% 80%
kondisi baik.
- Cakupan ketersediaan tempat tidur difasilitas
kesehatan primer dan lanjutan
- Cakupan Rumah Sakit Umum Daerah yang 100% 100% 100%
tersertifikasi akreditasi nasional

** Program Peningkatan Kualitas Pelayan Kesehatan pada 70,236,847,773.60 84,284,217,328.32 84,284,217,328.32 DINKES
Badan Layanan Umum Daerah
- Cakupan peningkatan kualitas pelayanan
kesehatan

** Program Penyediaan Jasa Tenaga Teknis Pelayanan 4,834,724,000.00 5,801,668,800.00 5,801,668,800.00 DINKES
Kesehatan di Rumah Sakit
- Cakupan ketersediaan tenaga teknis perkantoran
Rumah Sakit
Sasaran
Meningkatnya kualitas keluarga dan penduduk Total Fertility Rate (TFR)

** Program Keluarga Berencana 5,098,919,000.00 6,118,702,800.00 6,118,702,800.00 PP PA DALDUK KB


- Persentase Peserta KB Aktif (CPR/ Contraceptive 63.4 63.8 63.8
Prevalane Rate)
- Rata - rata jumlah jiwa dalam keluarga 4.5 4.3 4.3

** Program Pengendalian Kependudukan 5,771,969,000.00 6,926,362,800.00 6,926,362,800.00 PP PA DALDUK KB


-

Sasaran
Meningkatnya kualitas hidup perempuan INDEKS PEMBERDAYAAN GENDER (IDG)

** Program Pemberdayaan Perempuan 487,792,336.00 585,350,803.20 585,350,803.20 PP PA DALDUK KB


- Rasio Penanganan Kasus KDRT 0.019 0.02 0.02
Sasaran
Meningkatnya kualitas hidup anak Jumlah kasus kekerasan terhadap anak

** Program Perlindungan Anak 600,000,000.00 720,000,000.00 720,000,000.00 PP PA DALDUK KB


- Rasio Anak yang memerlukan Perlindungan 1 1 1

Page 15 of 31
Bidang Urusan Pemerintahan dan Indikator Kondisi Kinerja Tahun 2020 Tahun 2021 Kondisi Kinerja Akhir RPJMD OPD Penanggung
Program Prioritas Pembangunan Kinerja Program (outcome) Awal RPJMD jawab
(Tahun 0) Target Rp. Target Rp. Target Rp.

Sasaran
Meningkatnya kualitas pemuda dan prestasi olah raga Jumlah pemuda yang berprestasi

** Program Pengembangan Kepemudaan 919,500,000.00 1,103,400,000.00 1,103,400,000.00 DISPARPORA


- Cakupan pemuda berprestasi
- Jumlah organisasi pemuda aktif
- Jumlah pemuda berprestasi di tingkat nasional
- Jumlah Pemuda Pelopor 5 6 6

** Program Pembinaan dan Pemasyarakatan Olahraga 1,305,000,000.00 1,566,000,000.00 1,566,000,000.00 DISPARPORA


- Persentase meningkatnya partisipasi masyarakat
dalam kegiatan olahraga
Sasaran
Meningkatnya keberdayaan masyarakat di kawasan Jumlah kelompok masyarakat di kawasan
transmigrasi transmigrasi yang diberdayakan

** Program Pembinaan dan Pengembangan Kawasan 200,000,000.00 240,000,000.00 240,000,000.00 NAKERTRANS


Transmigrasi
- Cakupan Kelompok Masyarakat Kawasan 90% 100% 100%
Transmigrasi yang dibina dan diberdayakan
- Persentase Jumlah KK yang mendapatkan 47% 50% 50%
Bantuan Pengembangan Usaha Ekonomi di Lokasi
Transmigrasi

** Program Penyiapan dan Pembangunan Kawasan 200,000,000.00 240,000,000.00 240,000,000.00 NAKERTRANS


Transmigrasi
- Persentase Penataan Penempatan Penduduk di 90% 100% 100%
Kawasan Transmigrasi
- Persentase Penyelesaian Hak Pengelolaan Lahan 25% 30% 30%
(HPL) dan Sertifikasi Lahan
Tujuan
Meningkatkan kualitas sumber daya manusia ANGKA KEMISKINAN 8,12 7,85 7,85

Sasaran
Meningkatnya kesejahteraan sosial bagi Penyandang Persentase PMKS yang mendapat perlindungan
Masalah Kesejahteraan Sosial sosial, jaminan sosial, rehabilitasi sosial dan
pemberdayaan sosial

** Program Rehabilitasi dan Perlindungan Jaminan Sosial 651,352,400.00 781,622,880.00 781,622,880.00 SOSIAL PMD
- Persentase (%) PMKS yang mendapatkan 100% 100% 100%
rehabilitasi dan perlindungan jaminan sosial

** Program Pemberdayaan Sosial dan Penanganan Fakir 912,905,000.00 1,095,486,000.00 1,095,486,000.00 SOSIAL PMD
Miskin

Page 16 of 31
Bidang Urusan Pemerintahan dan Indikator Kondisi Kinerja Tahun 2020 Tahun 2021 Kondisi Kinerja Akhir RPJMD OPD Penanggung
Program Prioritas Pembangunan Kinerja Program (outcome) Awal RPJMD jawab
(Tahun 0) Target Rp. Target Rp. Target Rp.

- Persentase (%) fakir miskin dan lembaga 80% 85% 85%


kesejahteraan sosial yang mendapatkan
pemberdayaan sosial
Tujuan
Meningkatkan kualitas sumber daya manusia TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA 3.65 3.32 3.32

Sasaran
Meningkatnya kualitas tenaga kerja Angka Partisipasi angkatan kerja

** Program Pelatihan dan Penempatan Tenaga Kerja 260,212,654.00 312,255,184.80 312,255,184.80 NAKERTRANS
- Persentase pencari kerja yang ditempatkan 86% 90% 90%
- Produktifitas Tenaga Kerja Rp Rp Rp
70.825.2 78.261.8 78.261.8
21 70 70

** Program Perlindungan Pengembangan Lembaga 280,000,000.00 336,000,000.00 336,000,000.00 NAKERTRANS


Ketenagakerjaan
- Angka Sengketa pengusaha-pekerja per tahun 22,52% 18,02% 18,02%
- Persentase Tenaga Kerja yang mendapatkan 53% 55% 55%
Jaminan Ketenagakerjaan

** Program Peningkatan Kompetensi dan Daya Saing 432,500,000.00 519,000,000.00 519,000,000.00 NAKERTRANS
Tenaga Kerja
- Persentase penduduk angkatan kerja yang 48% 50% 50%
dipersiapkan untuk memasuki dunia kerja
- Persentase Pengangguran Terbuka yang memiliki 1,40% 1,35% 1,35%
keterampilan
- Persentase Tenaga Kerja yang mendapatkan 48% 50% 50%
Pelatihan berbasis Kompotensi terhadap Jumlah
Pengangguran Terbuka
Tujuan
Meningkatkan kualitas sumber daya manusia CAPAIAN STATUS KEMAJUAN DESA MANDIRI 23 41 41

Sasaran
Meningkatnya cakupan status kemajuan desa mandiri Jumlah Desa berstatus Desa Mandiri

** Program Pembinaan Administrasi dan Tata 1,065,968,100.00 1,279,161,720.00 1,279,161,720.00 SOSIAL PMD
Pemerintahan Desa
- Jumlah desa maju dan mandiri
- Persentase (%) Desa yang dibina dalam hal 100% 100% 100%
pengelolaan keuangan dan aset, administrasi dan
tata pemerintahan desa
- Persentase (%) Dokumen RKP Desa yang selesai
tepat waktu
- Persentase (%) Perencanaan Pembangunan Desa

Page 17 of 31
Bidang Urusan Pemerintahan dan Indikator Kondisi Kinerja Tahun 2020 Tahun 2021 Kondisi Kinerja Akhir RPJMD OPD Penanggung
Program Prioritas Pembangunan Kinerja Program (outcome) Awal RPJMD jawab
(Tahun 0) Target Rp. Target Rp. Target Rp.

dan Pengembangan Kawasan Pedesaan


Sasaran
Meningkatnya keberdayaan masyarakat desa Persentase lembaga masyarakat dan ekonomi
desa yang aktif

** Program Pemberdayaan Masyarakat, Lembaga 883,595,400.00 1,060,314,480.00 1,060,314,480.00 SOSIAL PMD


Ekonomi Desa, Teknologi Tepat Guna dan
Pengembangan Kawasan Perdesaan
- Persentase (%) Pemberdayaan Masyarakat 100% 100% 100%
terhadap Lembaga Ekonomi Desa, SDA
dan pemanfaatan TTG serta
pengembangan kawasan perdesaan

** Program Pemberdayaan Kelembagaan Desa dan 1,185,937,000.00 1,423,124,400.00 1,423,124,400.00 SOSIAL PMD
Penguatan Partisipasi Masyarakat
- Persentase (%) lembaga kemasyarakatan desa 80% 85% 85%
yang diberdayakan
- Persentase (%) Pemberdayaan Masyarakat 100% 100% 100%
terhadap Lembaga Ekonomi Desa, SDA dan
pemanfaatan TTG serta pengembangan kawasan
perdesaan

Page 18 of 31
Bidang Urusan Pemerintahan dan Indikator Kondisi Kinerja Tahun 2020 Tahun 2021 Kondisi Kinerja Akhir RPJMD OPD Penanggung
Program Prioritas Pembangunan Kinerja Program (outcome) Awal RPJMD jawab
(Tahun 0) Target Rp. Target Rp. Target Rp.

Misi 5

Meningkatkan kapasitas dan kualitas aparatur serta tata


kelola pemerintahan yang baik, bersih, demokratis,
transparan, akuntabel, efektif dan efisien

Tujuan
Meningkatkan kualitas dan tata kelola pemerintahan TINGKAT AKUNTABILITAS KINERJA (HASIL B BB BB
EVALUASI AKIP)

Sasaran
Meningkatnya akuntabilitas kinerja instansi pemerintah Persentase Perangkat Daerah dengan nilai Lakip
minimal B

** Program Reformasi Birokrasi di bidang Pengawasan 645,000,000.00 774,000,000.00 774,000,000.00 INSPEKTORAT


- Jumlah Perangkat Daerah dengan indeks
Reformasi Birokrasi minimal B

** Program Peningkatan Profesionalisme Tenaga 650,000,000.00 780,000,000.00 780,000,000.00 INSPEKTORAT


Pemeriksa dan Aparatur Pengawasan
- Tingkat Kapabilitas APIP
Tujuan
Meningkatkan kualitas dan tata kelola pemerintahan OPINI BPK TERHADAP LAPORAN KEUANGAN WTP WTP WTP
PEMDA

Sasaran
Meningkatnya akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah Penetapan APBD, APBD-P, Perda
Pertanggungjawaban APBD

** Progam Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan 2,010,606,946.00 2,412,728,335.20 2,412,728,335.20 BADAN KEU-DA
Keuangan Daerah
- Penetapan APBD tepat waktu tepat tepat tepat
waktu waktu waktu
- Penyampaian Laporan Keuangan Pemerintah tepat tepat tepat
Daerah (LKPD) tepat waktu waktu waktu waktu
- Persentase kinerja kesehatan fiskal dan
pengelolaan keuangan daerah
- Persentase tata kelola keuangan daerah yang
akuntabel, transparan dan tepat waktu

** Program Optimalisasi Peningkatan Pendapatan Daerah 1,162,360,809.00 1,394,832,970.80 1,394,832,970.80 BADAN KEU-DA
- Cakupan pelaksanan pengawasan dan
pengendalian kebijakan KDH
- Persentase Peningkatan Pendapatan Sektor PBB
- Persentase Peningkatan Penerimaan Pajak Daerah

Page 19 of 31
Bidang Urusan Pemerintahan dan Indikator Kondisi Kinerja Tahun 2020 Tahun 2021 Kondisi Kinerja Akhir RPJMD OPD Penanggung
Program Prioritas Pembangunan Kinerja Program (outcome) Awal RPJMD jawab
(Tahun 0) Target Rp. Target Rp. Target Rp.

** Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan 678,830,593.00 814,596,711.60 814,596,711.60 BADAN KEU-DA
Barang Milik Daerah
- Persentase kinerja pengelolaan aset daerah
- Persentase tata kelola aset derah sesuai ketentuan
yang berlaku

** Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan 2,030,000,000.00 2,436,000,000.00 2,436,000,000.00 INSPEKTORAT
Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan KDH
- Persentase Perangkat Daerah yang telah
menerapkan SPIP pada level 3
- Persentase temuan kerugian negara/daerah
Tujuan
Meningkatkan kualitas dan tata kelola pemerintahan INDEKS REFORMASI BIROKRASI BB A A

Sasaran
Meningkatnya efektifitas koordinasi kebijakan dan Indeks Kepuasan Masyarakat terhadap
pelaksanaan pemerintahan, pembangunan dan pembinaan pelaksanaan pemerintahan umum
kemasyarakatan

** Program Peningkatan Pelayanan Kedinasan Kepala 1,323,463,644.97 1,588,156,373.96 1,588,156,373.96 SETDA


Daerah/W akil Kepala Daerah
- Jumlah Fasilitasi Koordinasi Antar Instansi
danKerjasama Daerah

** Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan 110,000,000.00 132,000,000.00 132,000,000.00 SETDA
Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan KDH
- -

** Program Penataan dan Penyempurnaan Kebijakan 190,695,667.00 228,834,800.40 228,834,800.40 SETDA


Sistem dan Prosedur Pengawasan
- -

** Program Penataan Daerah Otonomi Baru 203,873,993.00 244,648,791.60 244,648,791.60 SETDA


- -

** Program Pembinaan dan Pengembangan Aparatur 172,921,008.44 207,505,210.13 207,505,210.13 SETDA


- -

** Program Penyelenggaraan Pemerintahan Umum 250,000,000.00 300,000,000.00 300,000,000.00 SETDA


- Jumlah laporan pelaksanaan tugas pemerintahan
umum kecamatan dan kelurahan sesuai ketentuan
yang berlaku
- Jumlah rapat Forkorpimda (Forum
KoordinasiPimpinan Daerah)

** Program Reformasi Birokrasi 35,157,298.00 42,188,757.60 42,188,757.60 SETDA

Page 20 of 31
Bidang Urusan Pemerintahan dan Indikator Kondisi Kinerja Tahun 2020 Tahun 2021 Kondisi Kinerja Akhir RPJMD OPD Penanggung
Program Prioritas Pembangunan Kinerja Program (outcome) Awal RPJMD jawab
(Tahun 0) Target Rp. Target Rp. Target Rp.

- Nilai Akuntabilitas Kinerja Pemerintah


- Penyampaian LAKIP dan TAPKIN tepat waktu
- Propsentase SKPD yang telah menyusun SOP
- Prosentase jumlah SKPD yang telah
memenuhianalisis jabatan dan analisis beban
kerja
- Prosentase rata-rata indeks
kepuasanMasyarakat (IKM) unit Pelayanan
Publik dalamKategori "Baik"
- Prosentase SKPD yang melaksanakan
SistemAkuntabilitas Kinerja Pemerintah (SAKIP)
- Prosentase SKPD yang mencapai target SPM
- Prosentase SKPD yang telah memiliki Perbup SPM
- Prosentase SKPD yang telah
menerapkanreformasi birokrasi sesuai dengan
dokumen reformasi birokrasi
- Tersedianya pedoman evaluasi
jabatanpemerintah
- Tingkat Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah b b b

** Program Koordinasi Kebijakan Bidang Pembangunan 675,000,000.00 810,000,000.00 810,000,000.00 SETDA


- Prosentase regulasi pengendalian
administrasipengendalian pembangunan yang
diterbitkan
- Prosentase SKPD yang menyampaikan
laporanpengendalian pembangunan

** Program Koordinasi dan Monitoring Evaluasi Kebijakan 400,000,000.00 480,000,000.00 480,000,000.00 SETDA
Bidang Ekonomi dan Sumber Daya Alam
- Jumlah BUMD yang masuk kategori sehat
- Prosentase kontribusi BUMD terhadap PAD

** Program Koordinasi Pengelolaan Wilayah Perbatasan 130,000,000.00 156,000,000.00 156,000,000.00 SETDA


Pada Batas Negara
- -

** Program Koordinasi Pengelolaan Potensi Kewilayahan 130,000,000.00 156,000,000.00 156,000,000.00 SETDA


Perbatasan
- -

** Program Koordinasi Pengadaan Infrastruktur Kawasan 140,000,000.00 168,000,000.00 168,000,000.00 SETDA


Perbatasan
- -

** Program Koordinasi dan Monitoring Evaluasi Kebijakan 2,087,742,303.00 2,505,290,763.60 2,505,290,763.60 SETDA
Bidang Kesejahteraan Rakyat

Page 21 of 31
Bidang Urusan Pemerintahan dan Indikator Kondisi Kinerja Tahun 2020 Tahun 2021 Kondisi Kinerja Akhir RPJMD OPD Penanggung
Program Prioritas Pembangunan Kinerja Program (outcome) Awal RPJMD jawab
(Tahun 0) Target Rp. Target Rp. Target Rp.

- -

** Program Pelaporan Capaian Kinerja Pemerintah Daerah 50,000,000.00 60,000,000.00 60,000,000.00 SETDA
- Penyampaian Laporan
PenyelenggaraanPemerintah Daerah (LPPD)
tepat waktu

** Prorgram Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan 28,416,604.10 34,099,924.92 34,099,924.92 SETDA


Keuangan Daerah
- -

** Program Penyelamatan dan Pelestarian Dokumen Arsip 24,357,089.23 29,228,507.08 29,228,507.08 SETDA
- -

** Program Pengembangan Wawasan Kebangsaan 96,523,594.15 115,828,312.98 115,828,312.98 SETDA


- -

** Program Pengembangan Komunikasi, Informasi dan 621,391,798.00 745,670,157.60 745,670,157.60 SETDA


Media Massa
- jumlah berita yang dirilis

** Program Pembinaan dan Layanan Pengadaan Barang 450,000,000.00 540,000,000.00 540,000,000.00 SETDA
dan Jasa
- prosentase proses pengadaan barang dan
jasayang kridibel dan transparan

** Program Koordinasi Kebijakan Bidang Pemberdayaan 300,000,000.00 360,000,000.00 360,000,000.00 SETDA


Masyarakat dan Trantibum
- -

** Program Koordinasi Penyelenggaraan Kebijakan Bidang 40,000,000.00 48,000,000.00 48,000,000.00 SETDA


Administrasi Kewilayahan dan Pemerintah Desa
- Prosentase data rupa bumi yang
teridentifikasidan terinventarisasi
Sasaran
Meningkatnya kualitas pelayanan administrasi kependudukan Indeks Kepuasan Masyarakat dalam pelayanan
kependudukan

** Program Penataan Administrasi Kependudukan 897,064,000.00 1,076,476,800.00 1,076,476,800.00 DUK CAPIL


- 6.Rasio Bayi Berakta Kelahiran
- Rasio Pasangan Berakta Nikah
- Rasio Penduduk ber KTP per satuan Penduduk

** Program Pelayanan Pendaftaran Penduduk 781,275,000.00 937,530,000.00 937,530,000.00 DUK CAPIL


- Penerapan KTP Nasional Berbasis NIK Sudah Sudah Sudah

** Program Pelayanan Pencatatan Sipil 285,000,000.00 342,000,000.00 342,000,000.00 DUK CAPIL

Page 22 of 31
Bidang Urusan Pemerintahan dan Indikator Kondisi Kinerja Tahun 2020 Tahun 2021 Kondisi Kinerja Akhir RPJMD OPD Penanggung
Program Prioritas Pembangunan Kinerja Program (outcome) Awal RPJMD jawab
(Tahun 0) Target Rp. Target Rp. Target Rp.

- Kepemilikan Akta Kelahiran per 1.000 Penduduk 53.4 53.6 53.6


(dirubah menjadi Cakupan penerbitan Akta
Kelahiran)
- Kepemilikan KTP (dirubah menjadi : Cakupan 90 91 91
penerbitan KTP)

** Program Pengelolaan Informasi Administrasi 249,509,000.00 299,410,800.00 299,410,800.00 DUK CAPIL


Kependudukan
- Ketersediaan Database Kependudukan Skala Ada Ada Ada
Kabupaten

** Program Pemanfaatan Data dan Inovasi Pelayanan 325,000,000.00 390,000,000.00 390,000,000.00 DUK CAPIL
- -
Sasaran
Meningkatnya kapasitas dan kualitas aparatur pemerintah Persentase PNS yang capaian kinerjanya minimal
baik

** Program Pengadaan, Pemberhentian dan Informasi 715,000,000.00 858,000,000.00 858,000,000.00 BKP-SDM


Aparatur Sipil Negara
- Persentase data pegawai yang terintegrasi dengan
sistem database kepegawaian secara online
- Persentase jabatan fungsional yang mempunyai
organisasi profesi tingkat kabupaten
- Persentase realisasi formasi CPNS

** Program Mutasi dan Promosi Kepegawaian 345,500,000.00 414,600,000.00 414,600,000.00 BKP-SDM


- 15. Persentase Ketepatan W aktu Penyelesaian 100 100 100
Usulan Kenaikan Pangkat PNS
- Indeks kepuasan masyarakat
- Persentase Ketepatan Waktu Penyelesaian 100 100 100
Proses Pensiun PNS

** Program Pengembangan Kompetensi Aparatur 3,258,812,500.00 3,910,575,000.00 3,910,575,000.00 BKP-SDM


- Peningkatan Kompetensi Pejabat Struktural 77.66 86.35 86.35
melalui Diklat Kepemimpinan
- Persentase JPT yang pengisiannya dilakukan
melalui proses seleksi pengisian jabatan secara
terbuka
- Persentase pejabat struktural yang telah mengikuti
asesmen kompetensi
- Persentase pengisian jabatan struktural
- Persentase PNS yang memiliki kualifikasi dan
tingkat pendidikan paling rendah diploma III atau
yang setara
- Rata-rata jam pelajaran pengembangan
kompetensi bagi setiap PNS

Page 23 of 31
Bidang Urusan Pemerintahan dan Indikator Kondisi Kinerja Tahun 2020 Tahun 2021 Kondisi Kinerja Akhir RPJMD OPD Penanggung
Program Prioritas Pembangunan Kinerja Program (outcome) Awal RPJMD jawab
(Tahun 0) Target Rp. Target Rp. Target Rp.

** Program Penilaian Kinerja Aparatur dan Penghargaan 515,000,000.00 618,000,000.00 618,000,000.00 BKP-SDM
- Penyelesaian Kasus - kasus pelanggaran disipin 90 90 90
Kepegawaian
- Persentase penyelesaian usulan PNS yang
memenuhi persyaratan untuk mendapatkan
penghargaan SLKS
- Persentase PNS yang capaian kinerjanya minimal
baik
Sasaran
Meningkatnya efektivitas fungsi kelembagaan DPRD dalam Persentase penyerapan aspirasi masyarakat yang
pemerintahan daerah direalisasikan

** Program Peningkatan Kapasitas Lembaga Perwakilan 1,146,999,745.00 1,376,399,694.00 1,376,399,694.00 SET DPRD
Rakyat Daerah
- Cakupan Peningkatan Kapasitas Lembaga 98 99 99
Perwakilan Rakyat Daerah

** Program Peningkatan Koordinasi dan Pengawasan 3,403,496,500.00 4,084,195,800.00 4,084,195,800.00 SET DPRD
Pelaksanaan Pemerintahan,Pembangunan Pembinaan
Kemasyarakatan
- -

** Program Penyerapan Aspirasi Masyarakat 2,807,120,316.00 3,368,544,379.20 3,368,544,379.20 SET DPRD


- -

** Program Peningkatan Pelaksanaan Tugas dan Fungsi 437,681,927.00 525,218,312.40 525,218,312.40 SET DPRD
DPRD Lainnya
- -

** Program Pembahasan Rancangan Peraturan Daerah 1,349,439,860.00 1,619,327,832.00 1,619,327,832.00 SET DPRD
- -

Sasaran
Meningkatnya kelestarian data dan informasi Persentase Perangkat Daerah yang mengelola
arsip secara baku

** Program Peningkatan Sistem Administrasi Kearsipan 127,750,000.00 153,300,000.00 153,300,000.00 PERPUS ARDA
- Persentase Perangkat Daerah yang mengelola
arsip secara baku

** Program Penyelamatan dan Pelestarian Dokumen/Arsip 77,000,000.00 92,400,000.00 92,400,000.00 PERPUS ARDA
Daerah
- Jumlah arsip yang terjaga kelestariannya

Page 24 of 31
Bidang Urusan Pemerintahan dan Indikator Kondisi Kinerja Tahun 2020 Tahun 2021 Kondisi Kinerja Akhir RPJMD OPD Penanggung
Program Prioritas Pembangunan Kinerja Program (outcome) Awal RPJMD jawab
(Tahun 0) Target Rp. Target Rp. Target Rp.

Misi 6

Meningkatkan keterlibatan dan peran serta masyarakat dalam


proses perencanaan, pelaksanaan, pengawasan
pembangunan

Tujuan
Meningkatkan kualitas pembangunan daerah Persentase Konsistensi program dalam
perencanaan pembangunan daerah

Sasaran
Meningkatnya kualitas perencanaan pembangunan daerah Konsistensi Penjabaran Program RPJMD ke 100% 100% 100%
dalam RKPD

** Program Koordinasi Pengendalian Perencanaan dan 210,000,000.00 252,000,000.00 252,000,000.00 BAPPEDA


Implementasi Pelaksanaan Pembangunan Daerah
- Persentase Konsistensi Pelaksanaan Tahapan 100 100 100
Perencanaan Pembangunan Daerah
- Persentase Konsistensi Penjabaran Program 100% 100% 100%
RKPD ke dalam APBD
- Persentase Konsistensi Penjabaran Program 100 100 100
RPJMD kedalam RKPD
- Persentase pengendalian dan evaluasi yang 100% 100% 100%
dilaksanakan

** PROGRAM PENGEMBANGAN DATA/INFORMASI 270,000,000.00 324,000,000.00 324,000,000.00 BAPPEDA


- -

** PROGRAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN 650,000,000.00 780,000,000.00 780,000,000.00 BAPPEDA


DAERAH
- Persentase dokumen perencanaan pembangunan 100% 100% 100%
yang disusun tepat waktu
- Persentase partisipasi masyarakat dalam 80% 80% 80%
Musrenbang
- Persentase usulan prioritas Musrenbang yang 10% 10% 10%
masuk dalam RKPD

** Program Perencanaan Pembangunan Perekonomian, 1,236,223,000.00 1,483,467,600.00 1,483,467,600.00 BAPPEDA


Sumber Daya Alam, Infrastruktur dan Kewilayahan
- Persentase konsistensi penjabaran program 100 100 100
RKPD kedalam APBD bidang perekonomian,
SDA, infrastruktur dan kewilayahan
- Persentase konsistensi penjabaran program 100 100 100
RPJMD kedalam RKPD bidang perekonomian,
SDA, infrastruktur dan kewilayahan

** Program Perencanaan Pembangunan Bidang 990,000,000.00 1,188,000,000.00 1,188,000,000.00 BAPPEDA


Pemerintahan dan Pembangunan Manusia

Page 25 of 31
Bidang Urusan Pemerintahan dan Indikator Kondisi Kinerja Tahun 2020 Tahun 2021 Kondisi Kinerja Akhir RPJMD OPD Penanggung
Program Prioritas Pembangunan Kinerja Program (outcome) Awal RPJMD jawab
(Tahun 0) Target Rp. Target Rp. Target Rp.

- Persentase konsistensi penjabaran program 100% 100% 100%


RKPD kedalam APBD bidang pemerintahan dan
pembangunan manusia
- Persentase konsistensi penjabaran program 100% 100% 100%
RPJMD kedalam RKPD bidang pemerintahan dan
pembangunan manusia

** Program Kerjasama Antar Daerah 15,000,000.00 18,000,000.00 18,000,000.00 BAPPEDA


- Persentase kerjasama pembangunan yang
dilakukan antar daerah
Sasaran
Meningkatnya pemanfaatan hasil penelitian dan Persentase pemanfaatan hasil penelitian dan 80 90 90
pengembangan dalam pembangunan daerah pengembangan

** Program Penelitian , Pengembangan, dan Rekayasa 911,142,080.00 1,093,370,496.00 1,093,370,496.00 BAPPEDA


- Jumlah rumusan kebijakan pembangunan 3 3 3
rumusan rumusan rumusan
- Persentase pemanfaatan hasil kelitbangan. 80 90 90

** Program Pengelolaan Kebun Raya Sambas 867,227,255.00 1,040,672,706.00 1,040,672,706.00 BAPPEDA


- Jumlah Paket pemeliharaan Kebun Raya Sambas
- Jumlah sarana dan prasarana kebun raya sambas
- Persentase operasional pengelolaan Kebun Raya 100% 100% 100%
Sambas
Tujuan
Meningkatkan kualitas pembangunan daerah Persentase pengaduan masyarakat yang
ditindaklanjuti

Sasaran
Meningkatnya pelayanan pengaduan kepada masyarakat Meningkatkan pelayanan pengaduan kepada
masyarakat

** Program Peningkatan Penanganan Kasus Pengaduan 155,000,000.00 186,000,000.00 186,000,000.00 INSPEKTORAT


di Lingkungan Pemerintah Daerah
- Persentase penyelesaian kasus pengaduan
Tujuan
Meningkatkan kualitas pembangunan daerah Persentase ketersediaan data dan informasi yang
dihasilkan

Sasaran
Meningkatnya kualitas data dan informasi bagi Tersedianya sistem data dan statistik yang
penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan terintegrasi

** Program Pengelolaan Informasi dan Komunikasi Publik 250,000,000.00 300,000,000.00 300,000,000.00 DISKOMINFO

Page 26 of 31
Bidang Urusan Pemerintahan dan Indikator Kondisi Kinerja Tahun 2020 Tahun 2021 Kondisi Kinerja Akhir RPJMD OPD Penanggung
Program Prioritas Pembangunan Kinerja Program (outcome) Awal RPJMD jawab
(Tahun 0) Target Rp. Target Rp. Target Rp.

- Rasio penyebaran informasi ke desa-desa di


Kabupaten Sambas

** Program Penyelenggaraan Pengamanan Informasi 50,000,000.00 60,000,000.00 60,000,000.00 DISKOMINFO


Pemerintah Daerah
- Persentase Perangkat Daerah yang menggunakan
layanan persandian dalam rangka pengamanan
informasi milik Pemda

** Program Penyelenggaraan Statistik Sektoral 235,000,000.00 282,000,000.00 282,000,000.00 DISKOMINFO


- Persentase cakupan Pengembangan Dokumen
Acuan Bahan Kebijakan untuk pembangunan
daerah

Page 27 of 31
Bidang Urusan Pemerintahan dan Indikator Kondisi Kinerja Tahun 2020 Tahun 2021 Kondisi Kinerja Akhir RPJMD OPD Penanggung
Program Prioritas Pembangunan Kinerja Program (outcome) Awal RPJMD jawab
(Tahun 0) Target Rp. Target Rp. Target Rp.

Misi 7

Meningkatkan kesadaran hukum masyarakat dan penegakan


hukum tanpa diskriminasi

Tujuan
Meningkatkan kesadaran hukum Persentase Penegakan Perda

Sasaran
Meningkatnya kesadaran hukum Persentase budaya kesadaran dan ketaatan
hukum masyarakat

** Program Penataan Peraturan Perundang-Undangan 365,000,000.00 438,000,000.00 438,000,000.00 SETDA


- -

** Program Penegakan Hukum Peraturan Perundang- 147,378,120.00 176,853,744.00 176,853,744.00 SATPOL PP


undangan Daerah
- Tingkat Penyelesaian Pelanggaran K3 ( Ketertiban,
Ketentraman dan Keindahan)

Page 28 of 31
Bidang Urusan Pemerintahan dan Indikator Kondisi Kinerja Tahun 2020 Tahun 2021 Kondisi Kinerja Akhir RPJMD OPD Penanggung
Program Prioritas Pembangunan Kinerja Program (outcome) Awal RPJMD jawab
(Tahun 0) Target Rp. Target Rp. Target Rp.

Misi 8

Meningkatkan ketentraman, ketertiban, stabilitas keamanan


dan perlindungan masyarakat

Tujuan
Meningkatkan ketentraman dan keteriban Persentase pelanggaran ketertiban umum

Sasaran
Meningkatnya ketentraman dan ketertiban masyarakat ---

** Program pemeliharaan kantrantibmas dan pencegahan 42,500,000.00 51,000,000.00 51,000,000.00 KESBANGPOL


tindak kriminal
- Kegiatan Pembinaan terhadap LSM, ORMAS dan 3 3 3
OKP.

** Program Kewaspadaan Dini Masyarakat 150,000,000.00 180,000,000.00 180,000,000.00 KESBANGPOL


- -

** Program pendidikan politik masyarakat 495,000,000.00 594,000,000.00 594,000,000.00 KESBANGPOL


- -

** Program peningkatan keamanan dan kenyamanan 836,584,000.00 1,003,900,800.00 1,003,900,800.00 SATPOL PP


lingkungan
- Meningkatnya Kerjasama dan Koordinasi antara 97.5 97.75 97.75
Pemda dan Kepolisian dalam menjaga
Keamanan,Ketenteraman dan Ketertiban

** Program pemeliharaan kantrantibmas dan pencegahan 25,645,000.00 30,774,000.00 30,774,000.00 SATPOL PP


tindak kriminal
- Cakupan Patroli Siaga Ketertiban Umum dan
Ketenteraman Masyarakat
- Persentase udaya kesadaran dan ketaatan hukum 87.83 88.08 88.08
masyarakat
Tujuan
Meningkatkan perlindungan terhadap masyarakat Persentase Peran Siskamling

Sasaran
Meningkatnya peran serta masyarakat dalam menjaga Persentase Peran Siskamling
stabilitas keamanan lingkungan

** Program Penyelenggaraan Perlindungan Masyarakat 480,022,353.36 576,026,824.03 576,026,824.03 SATPOL PP


- Jumlah Linmas per jumlah 10.000 Penduduk 56 56 56
- Persentase Peran Siskamling 82.5 83 83
- Persentase tingkat Kesadaran Swakarsa 90.5 90.75 90.75
Masyarakat untuk Menjaga Keamanan,

Page 29 of 31
Bidang Urusan Pemerintahan dan Indikator Kondisi Kinerja Tahun 2020 Tahun 2021 Kondisi Kinerja Akhir RPJMD OPD Penanggung
Program Prioritas Pembangunan Kinerja Program (outcome) Awal RPJMD jawab
(Tahun 0) Target Rp. Target Rp. Target Rp.

Ketenteraman dan Ketertiban


- Rasio Pos Siskamling per jumlah Desa/Kelurahan 2 2 2
Tujuan
Meningkatkan perlindungan masyarakat terhadap bencana Indeks Resiko Bencana

Sasaran
Terwujudnya perlindungan masyarakat terhadap bencana Cakupan Desa Tangguh Bencana

** PROGRAM PENYELENGGARAAN 200,000,000.00 240,000,000.00 240,000,000.00 BPBD


PENANGGULANGAN BENCANA PADA TAHAP
PRABENCANA
- Persentase jumlah aparatur dan warga masyarakat
yang terdidik dan terlatih
- Persentase jumlah dokumen perencanaan yang
tersusun
- Persentase jumlah warga masyarakat yang
mendapatkan informasi kebencanaan

** PROGRAM PENANGANAN PASCA BENCANA 305,000,000.00 366,000,000.00 366,000,000.00 BPBD


- Persentase jumlah sarpras yang direhabilitasi dan
direkonstruksi
- Persentase tingkat pemulihan pasca bencana

** Program Penanganan Darurat Bencana, Logistik dan 300,000,000.00 360,000,000.00 360,000,000.00 BPBD
Peralatan
- Persentase bantuan bencana yang tersalurkan
- Persentase penanganan kejadian bencana

** Program Peningkatan Kesiagaan dan Pencegahan 700,000,000.00 840,000,000.00 840,000,000.00 BPBD


Bahaya Kebakaran
- Cakupan Pelayanan Bencana Kebakaran 0.002 0.002 0.002
Kabupaten
- Persentase Layanan Wilayah Manajemen 80 81 81
Kebakaran (WMK)

Page 30 of 31
Bidang Urusan Pemerintahan dan Indikator Kondisi Kinerja Tahun 2020 Tahun 2021 Kondisi Kinerja Akhir RPJMD OPD Penanggung
Program Prioritas Pembangunan Kinerja Program (outcome) Awal RPJMD jawab
(Tahun 0) Target Rp. Target Rp. Target Rp.

Page 31 of 31
BAB VII
KERANGKA PENDANAAN PEMBANGUNAN DAN
PROGRAM PERANGKAT DAERAH

Bab ini merupakan bab yang memuat program prioritas dalam pencapaian visi dan
misi dan juga memuat indikasi program serta pagu indikatif program prioritas pada
Perubahan RPJMD Tahun 2016-2021 yang berisi program-program untuk mencapai visi dan
misi pembangunan jangka menengah maupun untuk pemenuhan layanan Organisasi
Perangkat Daerah (OPD) dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan daerah yang
memuat target Indikasi Program dan Pagu indikatif untuk periodesasi RPJMD ini.
Indikasi program merupakan program-program dalam rangka pelaksanaan
pembangunan tahun 2016 hingga 2021, sedangkan Pagu Indikatif sebagai wujud kebutuhan
pendanaan yang tersedia untuk penyusunan program dan kegiatan tahunan. Indikasi rencana
program dan kegiatan telah disesuaikan dengan perkembangan situasi yang mendasari
dilakukannya perubahan RPJMD ini serta telah menyesuaikan dengan OPD sesuai dengan
Peraturan Daerah Kabupaten Sambas Nomor 4 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan
Susunan Perangkat Daerah .
Program-program yang telah disertai kebutuhan pendanaan selanjutnya dijadikan
sebagai acuan bagi Perangkat Daerah dalam penyusunan Rencana Strategis Perangkat Daerah.
Rumusan target kinerja program di masing-masing urusan wajib/pilihan disusun dengan
mempertimbangkan kerangka pendanaan dan pagu indikatif, yang bersumber dari APBD
Kabupaten Sambas.
Perumusan indikasi rencana program prioritas yang disertai kebutuhan pendanaan
yang dirumuskan berdasarkan kompilasi hasil verifikasi terhadap rencana program dan
kegiatan, indikator kinerja, dan pendanaan indikatif rancangan Renstra Perangkat Daerah.
Indikasi program prioritas dalam mendukung pencapaian visi dan misi RPJMD tahun 2016-
2021 disajikan berdasarkan misi pembangunan sebagaimana ditunjukkan dalam Tabel 7.1.
dan Tabel 7.2. Indikasi program, pagu indikatif dan target kinerja tahun 2016-2021 tersebut
menjadi pedoman dalam penyusunan Renstra Perangkat Daerah.

Perubahan RPJMD Kab. Sambas Tahun 2016-2021 Bab VII | 1


Tabel 7.2
Program Pembangunan Daerah yang Disertai Pagu Indikatif
Kabupaten Sambas Tahun 2020 - 2021

Bidang Urusan Pemerintahan dan Indikator Kondisi Kinerja Tahun 2020 Tahun 2021 Kondisi Kinerja Akhir RPJMD OPD Penanggung
Program Prioritas Pembangunan Kinerja Program (outcome) Awal RPJMD jawab
(Tahun 0) Target Rp. Target Rp. Target Rp.

URUSAN
PENDIDIKAN

** Program Pendidikan Anak Usia Dini 7,908,219,400.00 9,489,863,280.00 9,489,863,280.00 DIKBUD


- APK Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) 4 - 6 60,21 60.21 60.21
Tahun

** Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan 3,908,703,900.00 4,690,444,680.00 4,690,444,680.00 DIKBUD
Tahun
- APK SD/MI/Paket A 105,30 105.30 105.30
- APK SMP/MTs/Paket B 99,50 99.50 99.50
- APM SD/MI/Paket A 91,67 91.67 91.67
- APM SMP/MTs/Paket B 88,75 88.75 88.75

** Program Pendidikan Non Formal 186,827,550.00 224,193,060.00 224,193,060.00 DIKBUD


- Persentase Peserta yang Menyelesaikan 90% 90% 90%
Pendidikan Non Formal

** Program Peningkatan Mutu Pendidik Dan Tenaga 1,492,135,450.00 1,790,562,540.00 1,790,562,540.00 DIKBUD
Kependidikan
- Angka Kelulusan (AL) SD/MI 99.70 99.82 99.82
- Angka Kelulusan (AL) SMP/MTs 99.67 99.82 99.82
- Guru yang memenuhi Kualifikasi S1/D-IV 91,50 94,75 94,75
- Persentase Satuan Pendidikan yang memenuhi
Standar Pelayanan Minimal (SPM) Kesetaraan
- Persentase Satuan Pendidikan yang memenuhi
Standar Pelayanan Minimal (SPM) PAUD
- Persentase SD/SDLB yang memenuhi Standar 71.50 74.70 74.70
Pelayanan Minimal (SPM)
- Persentase sekolah yang memenuhi Standar 66,80 69 69
Pelayanan Minimal (SPM) Dikdas
- Persentase SMP/SMPLB yang memenuhi Standar 69.50 72.90 72.90
Pelayanan Minimal (SPM)

** Program Manajemen Pelayanan Pendidikan 1,740,011,310.00 2,088,013,572.00 2,088,013,572.00 DIKBUD


- -

** Program Peningkatan Penumbuhan Budi Pekerti Yang 60,000,000.00 72,000,000.00 72,000,000.00 DIKBUD
Baik Bagi Guru dan Peserta Didik
- Cakupan sekolah yang menerapkan pendidikan

Page 1 of 25
Bidang Urusan Pemerintahan dan Indikator Kondisi Kinerja Tahun 2020 Tahun 2021 Kondisi Kinerja Akhir RPJMD OPD Penanggung
Program Prioritas Pembangunan Kinerja Program (outcome) Awal RPJMD jawab
(Tahun 0) Target Rp. Target Rp. Target Rp.

budi pekerti yang baik

** Program Layanan Akses Pendidikan dan Beasiswa bagi 274,843,000.00 329,811,600.00 329,811,600.00 DIKBUD
Peserta Didik
- Angka Melanjutkan (AM) dari SD/MI ke SMP/Mts 97,85 98,89 98,89
- Angka Melanjutkan (AM) dari SMP/Mts ke 88,55 90,33 90,33
SMA/SMK/MA
- Angka Putus Sekolah (APS) SD/MI 0,35 0,34 0,34
- Angka Putus Sekolah (APS) SMP/MTs 0,66 0,62 0,62

** Program Peningkatan Kreativitas dan Prestasi Siswa di 361,202,850.00 433,443,420.00 433,443,420.00 DIKBUD
bidang Akademik dan Non Akademik
- Angka partisipasi sekolah SD 95,34 96,99 96,99
- Angka partisipasi sekolah SMP 92,69 94,87 94,87

** Program Peningkatan Sarana dan Prasarana 192,265,995,100.00 230,719,194,120.00 230,719,194,120.00 DIKBUD


Pendidikan Dasar 9 Tahun
- Sekolah Pendidikan SD/MI kondisi bangunan baik 75.04 81.78 81.78
- Sekolah Pendidikan SMP/MTs kondisi bangunan 89.02 92.91 92.91
baik

** Program Penyediaan Jasa Guru dan Tenaga 3,989,910,000.00 4,787,892,000.00 4,787,892,000.00 DIKBUD
Kependidikan
- Rasio Guru/murid pendidikan dasar 82 86 86

** Program Pendidikan Kesetaraan 820,376,600.00 984,451,920.00 984,451,920.00 DIKBUD


- Persentase Kelulusan Pendidikan Kesetaraan 50% 60% 60%

** Program Pendidikan Keaksaraan 176,359,450.00 211,631,340.00 211,631,340.00 DIKBUD


- Jumlah peserta yang mengikuti Pendidikan 1300 1418 1418
Keaksaraan

URUSAN
KESEHATAN

** Program Pengawasan Obat dan Makanan 82,000,000.00 98,400,000.00 98,400,000.00 DINKES


- Terawasinya peredaran obat dan makanan

** Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan 275,000,000.00 330,000,000.00 330,000,000.00 DINKES


masyarakat
- Cakupan Desa Siaga aktif 89 90 90

** Program Pengembangan Lingkungan Sehat 165,000,000.00 198,000,000.00 198,000,000.00 DINKES


- Cakupan Pelayanan kesehatan lingkungan 50.00 60.00 60.00
- Jumlah Desa Berbasis STBM 80% 90% 90%
- Jumlah Institusi yang melaksanakan Kawasan 20 25 25

Page 2 of 25
Bidang Urusan Pemerintahan dan Indikator Kondisi Kinerja Tahun 2020 Tahun 2021 Kondisi Kinerja Akhir RPJMD OPD Penanggung
Program Prioritas Pembangunan Kinerja Program (outcome) Awal RPJMD jawab
(Tahun 0) Target Rp. Target Rp. Target Rp.

Tanpa Rokok

** Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit 230,000,000.00 276,000,000.00 276,000,000.00 DINKES


Menular
- Cakupan Desa Uci 87.00 88.00 88.00
- Cakupan Penduduk > 2 Tahun minum Obat Filaria 75 80 80
- Insiciden Rate DBD per 100.000 50 49 49
- Prevalensi HIV per 100.000 penduduk 1.5 0.5 0.5
- Prevalensi Malaria per 1000 Pddk 0.5 0.4 0.4
- Prevalensi Penderita Penyakit Menular

** Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan 70,000,000.00 84,000,000.00 84,000,000.00 DINKES


- Cakupan standarisasi pelayanan kesehatan

** Program pengadaan, peningkatan dan perbaikan sarana 240,454,338,332.02 288,545,205,998.42 288,545,205,998.42 DINKES
dan prasarana puskesmas/puskesmas pembantu dan
jaringannya
- Jumlah sarana dan prasarana
puskesmas/puskesmas pembantu dan jaringannya
dalam kondisi baik

** Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Kesehatan 25,000,000.00 30,000,000.00 30,000,000.00 DINKES


Pada Badan Layanan Umum Daerah
- Cakupan puskesmas yang tersertifikasi akreditasi 93% 100% 100%
nasional
- Meningkatnya pelayanan kesehatan pada fasilitas
kesehatan badan layanan umum

** Program Pencegahan, Pengendalian dan 50,000,000.00 60,000,000.00 60,000,000.00 DINKES


Pemberantasan Penyakit TB Paru
- Keberhasilan Pengobatan BTA Positif ( Succes 98 98.5 98.5
Rate )

** Program Pengadaan, Pemeliharaan, Operasional dan 24,599,461,989.00 29,519,354,386.80 29,519,354,386.80 DINKES


Pembinaan Kesehatan Puskesmas ( BLUD )
- Tersedianya operasional dan pembinaan
kesehatan puskesmas

** Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan 13,648,000,000.00 16,377,600,000.00 16,377,600,000.00 DINKES


- 14. Cakupan ketersediaan obat dan vaksin di 92 95 95
fasilitas kesehatan
- Cakupan Ketersediaan Obat difasilitas kesehatan

** Program Pembinaan Upaya Kesehatan Dasar 25,000,000.00 30,000,000.00 30,000,000.00 DINKES


- Cakupan pelayanan kesehatan dasar 90% 95% 95%

** Program Pembinaan Upaya Kesehatan Rujukan 50,000,000.00 60,000,000.00 60,000,000.00 DINKES

Page 3 of 25
Bidang Urusan Pemerintahan dan Indikator Kondisi Kinerja Tahun 2020 Tahun 2021 Kondisi Kinerja Akhir RPJMD OPD Penanggung
Program Prioritas Pembangunan Kinerja Program (outcome) Awal RPJMD jawab
(Tahun 0) Target Rp. Target Rp. Target Rp.

- Cakupan Pelayanan kesehatan rujukan

** Program Pengembangan, Pemantapan, Pemantauan 236,000,000.00 283,200,000.00 283,200,000.00 DINKES


dan Evaluasi Urusan Kesehatan
- 17. Cakupan peningkatan kompentensi SDM 45% 55% 55%
kesehatan
- Cakupan puskesmas yang minimal memiliki 5 jenis 89% 100% 100%
tenaga kesehatan

** Program Peningkatan Kesehatan Ibu, Anak, Usia 898,000,000.00 1,077,600,000.00 1,077,600,000.00 DINKES
Produktif dan Usila
- Angka kematian Bayi per 1000 Kelahiran Hidup 12,35/10 12,32/10 12,32/10
00 00 00
- Angka kematian IBU per 100.000 Kelahiran Hidup 164/100. 156/100. 156/100.
000 000 000

** Program Pembinaan Kesehatan Tradisional, 160,350,000.00 192,420,000.00 192,420,000.00 DINKES


Komplementer dan Khusus
- Cakupan pelayanan kesehatan tradisional

** Program Penguatan Pembiayaan Kesehatan dan 3,045,000,000.00 3,654,000,000.00 3,654,000,000.00 DINKES


Jaminan Kesehatan
- 13. Cakupan Penduduk yang menjadi Anggota 80 100 100
Kepesertaan Jaminan Kesehatan

** Program Peningkatan Sistem Informasi Kesehatan dan 89,139,000.00 106,966,800.00 106,966,800.00 DINKES
Data
- Cakupan peningkatan informasi dan data

** Program Kesehatan Kerja dan Olahraga 55,000,000.00 66,000,000.00 66,000,000.00 DINKES


- Cakupan kesehatan kerja dan olahraga 50% 60% 60%

** Program Pencegahan Stunting dan Perbaikan Gizi 25,000,000.00 30,000,000.00 30,000,000.00 DINKES
Masyarakat
- Prevalensi Stunting (Pendek & Sangat) Pendek 31.18% 29.55% 29.55%
pada anak batuta ( < 2 tahun )

** Program Manajemen, Pemenuhan dan Peningkatan 15,000,000.00 18,000,000.00 18,000,000.00 DINKES


Mutu, Sarana dan Prasarana Fasilitas Kesehatan
- 15. Cakupan ketersediaan dokumen manajemen 65% 70% 70%
kesehatan yang berkualitas

** Program Peningkatan Kesehatan Anak Sekolah 120,000,000.00 144,000,000.00 144,000,000.00 DINKES


- -

** Program Peningkatan Manajemen Kesehatan 41,582,161,000.00 49,898,593,200.00 49,898,593,200.00 DINKES


- 18. Prosentase Indikator SPM yang mencapai 80 85 85
target

Page 4 of 25
Bidang Urusan Pemerintahan dan Indikator Kondisi Kinerja Tahun 2020 Tahun 2021 Kondisi Kinerja Akhir RPJMD OPD Penanggung
Program Prioritas Pembangunan Kinerja Program (outcome) Awal RPJMD jawab
(Tahun 0) Target Rp. Target Rp. Target Rp.

** Program Survelance dan Pencegahan Penyakit Tidak 282,000,000.00 338,400,000.00 338,400,000.00 DINKES
Menular (TPM)
- Cakupan penderita ganguan jiwa berat (ODGJ) yg 65.00 70.00 70.00
diobati
- Prevalensi Penderita Penyakit Tidak Menular

** Program Penyediaan Tenaga Teknis Kesehatan 3,550,000,000.00 4,260,000,000.00 4,260,000,000.00 DINKES


- Cakupan ketersediaan tenaga teknis perkantoran

** Program Operasional Rumah Sakit 3,842,859,154.70 4,611,430,985.64 4,611,430,985.64 DINKES


- Ketersediaan operasional Rumah Sakit 92% 95% 95%

** Program Pengadaan Peningkatan Sarana dan 34,937,602,000.00 41,925,122,400.00 41,925,122,400.00 DINKES


Prasarana Rumah Sakit
- 20. Persentase terpenuhinya standar ketenagaan 98 100 100
di RS
- BOR Rumah Sakit Umum Daerah 88% 90% 90%
- Cakupan fasiltas kesehatan primer dan rujukan 70% 80% 80%
kondisi baik.
- Cakupan ketersediaan tempat tidur difasilitas
kesehatan primer dan lanjutan
- Cakupan Rumah Sakit Umum Daerah yang 100% 100% 100%
tersertifikasi akreditasi nasional

** Program Peningkatan Kualitas Pelayan Kesehatan pada 70,236,847,773.60 84,284,217,328.32 84,284,217,328.32 DINKES
Badan Layanan Umum Daerah
- Cakupan peningkatan kualitas pelayanan
kesehatan

** Program Penyediaan Jasa Tenaga Teknis Pelayanan 4,834,724,000.00 5,801,668,800.00 5,801,668,800.00 DINKES
Kesehatan di Rumah Sakit
- Cakupan ketersediaan tenaga teknis perkantoran
Rumah Sakit

URUSAN
PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG

** Program Pembangunan Jalan dan Jembatan 316,176,249,000.00 379,411,498,800.00 379,411,498,800.00 DINAS PU-PR
- Persentase Jalan kabupaten dalam kondisi baik 59.37 66.07 66.07

** Program Rehabilitasi/Pemeliharaan Jalan dan Jembatan 10,159,500,000.00 12,191,400,000.00 12,191,400,000.00 DINAS PU-PR
- Persentase Jumlah Jembatan Kabupaten dalam 88.92 92.1 92.1
Kondisi Baik

** Program Peningkatan Sarana dan Prasarana 210,000,000.00 252,000,000.00 252,000,000.00 DINAS PU-PR
Kebinamargaan

Page 5 of 25
Bidang Urusan Pemerintahan dan Indikator Kondisi Kinerja Tahun 2020 Tahun 2021 Kondisi Kinerja Akhir RPJMD OPD Penanggung
Program Prioritas Pembangunan Kinerja Program (outcome) Awal RPJMD jawab
(Tahun 0) Target Rp. Target Rp. Target Rp.

- Persentase alat berat kebinamargaan dalam


kondisi baik

** Program Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan 22,612,784,500.00 27,135,341,400.00 27,135,341,400.00 DINAS PU-PR
Irigasi, Rawa dan Jaringan Pengairan Lainnya
- Persentase Jumlah Bangunan Air dalam Konidisi 81.84 82.96 82.96
Baik
- Rasio Jaringan Irigasi/Rawa dalam Kondisi Baik 30.84 31.02 31.02
(m/Ha)

** Program Penyediaan dan Pengolahan Air Baku 130,000,000.00 156,000,000.00 156,000,000.00 DINAS PU-PR
-

** Program Pengembangan, Pengelolaan dan Konversi 80,000,000.00 96,000,000.00 96,000,000.00 DINAS PU-PR
Sungai, Danau dan Sumber Daya Air Lainnya
-

** Program Pengendalian Banjir 5,300,000,000.00 6,360,000,000.00 6,360,000,000.00 DINAS PU-PR


-

** Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan 86,900,300,000.00 104,280,360,000.00 104,280,360,000.00 DINAS PU-PR


- Persentase Jalan Poros Desa dalam Kondisi Baik 67.41 71 71

** Program Perencanaan Tata Ruang 1,703,500,000.00 2,044,200,000.00 2,044,200,000.00 DINAS PU-PR


-

** Program Pengendalian Pemanfaatan Ruang 426,500,000.00 511,800,000.00 511,800,000.00 DINAS PU-PR


-

** Program Pembangunan/Pemeliharaan Gedung Kantor 16,885,000,000.00 20,262,000,000.00 20,262,000,000.00 DINAS PU-PR


Pemerintah
-

** Program Perencanaan dan Pengendalian Bidang ke PU- 613,000,000.00 735,600,000.00 735,600,000.00 DINAS PU-PR
an
-

** Program Pembangunan Saluran Drainase/Gorong- 2,862,794,000.00 3,435,352,800.00 3,435,352,800.00 PERKIM LH


Gorong
- Persentase saluran drainase dalam kondisi baik 13.45 14.54 14.54

** Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air 126,508,016,000.00 151,809,619,200.00 151,809,619,200.00 PERKIM LH


Minum dan Air Limbah
- Persentase rumah tangga bersanitasi 60.5 61.5 61.5
- Persentase rumah tangga pengguna air bersih 70.6 75 75

** Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan 18,930,000,000.00 22,716,000,000.00 22,716,000,000.00 PERKIM LH


- Persentase jalan lingkungan perumahan dan 41.31 46.08 46.08

Page 6 of 25
Bidang Urusan Pemerintahan dan Indikator Kondisi Kinerja Tahun 2020 Tahun 2021 Kondisi Kinerja Akhir RPJMD OPD Penanggung
Program Prioritas Pembangunan Kinerja Program (outcome) Awal RPJMD jawab
(Tahun 0) Target Rp. Target Rp. Target Rp.

kawasan permukiman dalam kondisi baik

URUSAN
PERUMAHAN RAKYAT DAN KAWASAN PERMUKIMAN

** PROGRAM PENGEMBANGAN PERUMAHAN 59,548,750,000.00 71,458,500,000.00 71,458,500,000.00 PERKIM LH


- Persentase Rumah layak huni 82.5 85 85

** PROGRAM PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR 400,000,000.00 480,000,000.00 480,000,000.00 PERKIM LH


PEDESAAN
-

URUSAN
KETENTERAMAN, KETERTIBAN UMUM DAN
PERLINDUNGAN MASYARAKAT

** Program peningkatan keamanan dan kenyamanan 836,584,000.00 1,003,900,800.00 1,003,900,800.00 SATPOL PP


lingkungan
- Meningkatnya Kerjasama dan Koordinasi antara 97.5 97.75 97.75
Pemda dan Kepolisian dalam menjaga
Keamanan,Ketenteraman dan Ketertiban

** Program pemeliharaan kantrantibmas dan pencegahan 25,645,000.00 30,774,000.00 30,774,000.00 SATPOL PP


tindak kriminal
- Cakupan Patroli Siaga Ketertiban Umum dan
Ketenteraman Masyarakat
- Persentase udaya kesadaran dan ketaatan hukum 87.83 88.08 88.08
masyarakat

** Program Penyelenggaraan Perlindungan Masyarakat 480,022,353.36 576,026,824.03 576,026,824.03 SATPOL PP


- Jumlah Linmas per jumlah 10.000 Penduduk 56 56 56
- Persentase Peran Siskamling 82.5 83 83
- Persentase tingkat Kesadaran Swakarsa 90.5 90.75 90.75
Masyarakat untuk Menjaga Keamanan,
Ketenteraman dan Ketertiban
- Rasio Pos Siskamling per jumlah Desa/Kelurahan 2 2 2

** Program Penegakan Hukum Peraturan Perundang- 147,378,120.00 176,853,744.00 176,853,744.00 SATPOL PP


undangan Daerah
- Tingkat Penyelesaian Pelanggaran K3 ( Ketertiban,
Ketentraman dan Keindahan)

** PROGRAM PENYELENGGARAAN 200,000,000.00 240,000,000.00 240,000,000.00 BPBD


PENANGGULANGAN BENCANA PADA TAHAP
PRABENCANA
- Persentase jumlah aparatur dan warga masyarakat
yang terdidik dan terlatih

Page 7 of 25
Bidang Urusan Pemerintahan dan Indikator Kondisi Kinerja Tahun 2020 Tahun 2021 Kondisi Kinerja Akhir RPJMD OPD Penanggung
Program Prioritas Pembangunan Kinerja Program (outcome) Awal RPJMD jawab
(Tahun 0) Target Rp. Target Rp. Target Rp.

- Persentase jumlah dokumen perencanaan yang


tersusun
- Persentase jumlah warga masyarakat yang
mendapatkan informasi kebencanaan

** PROGRAM PENANGANAN PASCA BENCANA 305,000,000.00 366,000,000.00 366,000,000.00 BPBD


- Persentase jumlah sarpras yang direhabilitasi dan
direkonstruksi
- Persentase tingkat pemulihan pasca bencana

** Program Peningkatan Kesiagaan dan Pencegahan 700,000,000.00 840,000,000.00 840,000,000.00 BPBD


Bahaya Kebakaran
- Cakupan Pelayanan Bencana Kebakaran 0.002 0.002 0.002
Kabupaten
- Persentase Layanan Wilayah Manajemen 80 81 81
Kebakaran (WMK)

** Program Penanganan Darurat Bencana, Logistik dan 300,000,000.00 360,000,000.00 360,000,000.00 BPBD
Peralatan
- Persentase bantuan bencana yang tersalurkan
- Persentase penanganan kejadian bencana

** Program pemeliharaan kantrantibmas dan pencegahan 42,500,000.00 51,000,000.00 51,000,000.00 KESBANGPOL


tindak kriminal
- Kegiatan Pembinaan terhadap LSM, ORMAS dan 3 3 3
OKP.

** Program pengembangan wawasan kebangsaan 170,000,000.00 204,000,000.00 204,000,000.00 KESBANGPOL


- Jumlah Peserta yang mengikuti kegiatan wawasan 90 100 100
kebangsaan pada tahun berkenaan

** Program pendidikan politik masyarakat 495,000,000.00 594,000,000.00 594,000,000.00 KESBANGPOL


- -

** Program Pemeliharaan Ketahanan Bangsa dan 75,000,000.00 90,000,000.00 90,000,000.00 KESBANGPOL


Nasionalisme
- -

** Program Bina Manunggal TNI Dan Rakyat 500,000,000.00 600,000,000.00 600,000,000.00 KESBANGPOL
- -

** Program Kewaspadaan Dini Masyarakat 150,000,000.00 180,000,000.00 180,000,000.00 KESBANGPOL


- -

URUSAN
SOSIAL

Page 8 of 25
Bidang Urusan Pemerintahan dan Indikator Kondisi Kinerja Tahun 2020 Tahun 2021 Kondisi Kinerja Akhir RPJMD OPD Penanggung
Program Prioritas Pembangunan Kinerja Program (outcome) Awal RPJMD jawab
(Tahun 0) Target Rp. Target Rp. Target Rp.

** Program Rehabilitasi dan Perlindungan Jaminan Sosial 651,352,400.00 781,622,880.00 781,622,880.00 SOSIAL PMD
- Persentase (%) PMKS yang mendapatkan 100% 100% 100%
rehabilitasi dan perlindungan jaminan sosial

** Program Pemberdayaan Sosial dan Penanganan Fakir 912,905,000.00 1,095,486,000.00 1,095,486,000.00 SOSIAL PMD
Miskin
- Persentase (%) fakir miskin dan lembaga 80% 85% 85%
kesejahteraan sosial yang mendapatkan
pemberdayaan sosial

URUSAN
TENAGA KERJA

** Program Pelatihan dan Penempatan Tenaga Kerja 260,212,654.00 312,255,184.80 312,255,184.80 NAKERTRANS
- Persentase pencari kerja yang ditempatkan 86% 90% 90%
- Produktifitas Tenaga Kerja Rp Rp Rp
70.825.2 78.261.8 78.261.8
21 70 70

** Program Perlindungan Pengembangan Lembaga 280,000,000.00 336,000,000.00 336,000,000.00 NAKERTRANS


Ketenagakerjaan
- Angka Sengketa pengusaha-pekerja per tahun 22,52% 18,02% 18,02%
- Persentase Tenaga Kerja yang mendapatkan 53% 55% 55%
Jaminan Ketenagakerjaan

** Program Peningkatan Kompetensi dan Daya Saing 432,500,000.00 519,000,000.00 519,000,000.00 NAKERTRANS
Tenaga Kerja
- Persentase penduduk angkatan kerja yang 48% 50% 50%
dipersiapkan untuk memasuki dunia kerja
- Persentase Pengangguran Terbuka yang memiliki 1,40% 1,35% 1,35%
keterampilan
- Persentase Tenaga Kerja yang mendapatkan 48% 50% 50%
Pelatihan berbasis Kompotensi terhadap Jumlah
Pengangguran Terbuka

URUSAN
PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN
ANAK

** Program Pemberdayaan Perempuan 487,792,336.00 585,350,803.20 585,350,803.20 PP PA DALDUK KB


- Rasio Penanganan Kasus KDRT 0.019 0.02 0.02

** Program Perlindungan Anak 600,000,000.00 720,000,000.00 720,000,000.00 PP PA DALDUK KB


- Rasio Anak yang memerlukan Perlindungan 1 1 1

Page 9 of 25
Bidang Urusan Pemerintahan dan Indikator Kondisi Kinerja Tahun 2020 Tahun 2021 Kondisi Kinerja Akhir RPJMD OPD Penanggung
Program Prioritas Pembangunan Kinerja Program (outcome) Awal RPJMD jawab
(Tahun 0) Target Rp. Target Rp. Target Rp.

URUSAN
PANGAN

** Program Peningkatan Ketahanan Pangan 395,800,000.00 474,960,000.00 474,960,000.00 PERTANIAN


Pertanian/Perkebunan KET.PANGAN
- Jumlah ketersediaan pangan 88.4 92.2 92.2

** Program Peningkatan Kesejahteraan Petani 90,000,000.00 108,000,000.00 108,000,000.00 PERTANIAN


KET.PANGAN
-

** Program Pemberdayaan Kelompok Tani 70,000,000.00 84,000,000.00 84,000,000.00 PERTANIAN


KET.PANGAN
-

** Program Pemberdayaan Penyuluh 1,649,300,000.00 1,979,160,000.00 1,979,160,000.00 PERTANIAN


Pertanian/Perkebunan lapangan KET.PANGAN
-

** Peningkatan pemasaran hasil produksi 70,000,000.00 84,000,000.00 84,000,000.00 PERTANIAN


pertanian/perkebunan KET.PANGAN
-

URUSAN
LINGKUNGAN HIDUP

** Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan 9,032,881,000.00 10,839,457,200.00 10,839,457,200.00 PERKIM LH


Persampahan
- Persentase Penanganan sampah perkotaan 71.93 72.07 72.07

** Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan 1,253,850,000.00 1,504,620,000.00 1,504,620,000.00 PERKIM LH


Lingkungan Hidup
- Angka Indeks Kualitas Lingkungan Hidup 64 65 65

** Program Perlindungan Dan Konservasi Sumber Daya 194,500,000.00 233,400,000.00 233,400,000.00 PERKIM LH
Alam
- Jumlah Kampung Iklim yang ditangani 8 11 11

** Program Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) 968,769,000.00 1,162,522,800.00 1,162,522,800.00 PERKIM LH
- Rasio Ruang Terbuka Hijau per Satuan Luas 2.85 3.07 3.07
Wilayah ber HPL/HGB

URUSAN
ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL

** Program Penataan Administrasi Kependudukan 897,064,000.00 1,076,476,800.00 1,076,476,800.00 DUK CAPIL

Page 10 of 25
Bidang Urusan Pemerintahan dan Indikator Kondisi Kinerja Tahun 2020 Tahun 2021 Kondisi Kinerja Akhir RPJMD OPD Penanggung
Program Prioritas Pembangunan Kinerja Program (outcome) Awal RPJMD jawab
(Tahun 0) Target Rp. Target Rp. Target Rp.

- 6.Rasio Bayi Berakta Kelahiran


- Rasio Pasangan Berakta Nikah
- Rasio Penduduk ber KTP per satuan Penduduk

** Program Pelayanan Pendaftaran Penduduk 781,275,000.00 937,530,000.00 937,530,000.00 DUK CAPIL


- Penerapan KTP Nasional Berbasis NIK Sudah Sudah Sudah

** Program Pelayanan Pencatatan Sipil 285,000,000.00 342,000,000.00 342,000,000.00 DUK CAPIL


- Kepemilikan Akta Kelahiran per 1.000 Penduduk 53.4 53.6 53.6
(dirubah menjadi Cakupan penerbitan Akta
Kelahiran)
- Kepemilikan KTP (dirubah menjadi : Cakupan 90 91 91
penerbitan KTP)

** Program Pengelolaan Informasi Administrasi 249,509,000.00 299,410,800.00 299,410,800.00 DUK CAPIL


Kependudukan
- Ketersediaan Database Kependudukan Skala Ada Ada Ada
Kabupaten

** Program Pemanfaatan Data dan Inovasi Pelayanan 325,000,000.00 390,000,000.00 390,000,000.00 DUK CAPIL
- -

URUSAN
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA

** Program Pemberdayaan Masyarakat, Lembaga 883,595,400.00 1,060,314,480.00 1,060,314,480.00 SOSIAL PMD


Ekonomi Desa, Teknologi Tepat Guna dan
Pengembangan Kawasan Perdesaan
- Persentase (%) Pemberdayaan Masyarakat 100% 100% 100%
terhadap Lembaga Ekonomi Desa, SDA
dan pemanfaatan TTG serta
pengembangan kawasan perdesaan

** Program Pemberdayaan Kelembagaan Desa dan 1,185,937,000.00 1,423,124,400.00 1,423,124,400.00 SOSIAL PMD
Penguatan Partisipasi Masyarakat
- Persentase (%) lembaga kemasyarakatan desa 80% 85% 85%
yang diberdayakan
- Persentase (%) Pemberdayaan Masyarakat 100% 100% 100%
terhadap Lembaga Ekonomi Desa, SDA dan
pemanfaatan TTG serta pengembangan kawasan
perdesaan

** Program Pembinaan Administrasi dan Tata 1,065,968,100.00 1,279,161,720.00 1,279,161,720.00 SOSIAL PMD
Pemerintahan Desa
- Jumlah desa maju dan mandiri
- Persentase (%) Desa yang dibina dalam hal 100% 100% 100%
pengelolaan keuangan dan aset, administrasi dan
tata pemerintahan desa

Page 11 of 25
Bidang Urusan Pemerintahan dan Indikator Kondisi Kinerja Tahun 2020 Tahun 2021 Kondisi Kinerja Akhir RPJMD OPD Penanggung
Program Prioritas Pembangunan Kinerja Program (outcome) Awal RPJMD jawab
(Tahun 0) Target Rp. Target Rp. Target Rp.

- Persentase (%) Dokumen RKP Desa yang selesai


tepat waktu
- Persentase (%) Perencanaan Pembangunan Desa
dan Pengembangan Kawasan Pedesaan

URUSAN
PENGENDALIAN PENDUDUK DAN KELUARGA
BERENCANA

** Program Keluarga Berencana 5,098,919,000.00 6,118,702,800.00 6,118,702,800.00 PP PA DALDUK KB


- Persentase Peserta KB Aktif (CPR/ Contraceptive 63.4 63.8 63.8
Prevalane Rate)
- Rata - rata jumlah jiwa dalam keluarga 4.5 4.3 4.3

** Program Pengendalian Kependudukan 5,771,969,000.00 6,926,362,800.00 6,926,362,800.00 PP PA DALDUK KB


-

URUSAN
PERHUBUNGAN

** Program Pembangunan Prasarana Dan Fasilitas 1,014,000,000.00 1,216,800,000.00 1,216,800,000.00 DISHUB


Perhubungan
- Jumlah dermaga/stegher untuk melayani 94 99 99
aksesibilitas orang dan barang

** Program Rehabilitasi Dan Pemeliharaan Prasarana Dan 9,741,785,000.00 11,690,142,000.00 11,690,142,000.00 DISHUB
Fasilitas LLAJ
-

** Program Peningkatan Pelayanan Angkutan 6,419,000,000.00 7,702,800,000.00 7,702,800,000.00 DISHUB


-

** Program Pembangunan Sarana dan Prasarana 12,145,000,000.00 14,574,000,000.00 14,574,000,000.00 DISHUB


Perhubungan
-

** Program Pengendalian Dan Pengamanan Lalu Lintas 23,988,241,690.00 28,785,890,028.00 28,785,890,028.00 DISHUB
-

URUSAN
KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA

** Program Pengelolaan Informasi dan Komunikasi Publik 250,000,000.00 300,000,000.00 300,000,000.00 DISKOMINFO
- Rasio penyebaran informasi ke desa-desa di
Kabupaten Sambas

Page 12 of 25
Bidang Urusan Pemerintahan dan Indikator Kondisi Kinerja Tahun 2020 Tahun 2021 Kondisi Kinerja Akhir RPJMD OPD Penanggung
Program Prioritas Pembangunan Kinerja Program (outcome) Awal RPJMD jawab
(Tahun 0) Target Rp. Target Rp. Target Rp.

** Program Pengelolaan Aplikasi Informatika 1,394,000,000.00 1,672,800,000.00 1,672,800,000.00 DISKOMINFO


- Persentase Perangkat Daerah yang menggunakan 55 65 65
layanan Data Center

** Program Penyelenggaraan Pengamanan Informasi 50,000,000.00 60,000,000.00 60,000,000.00 DISKOMINFO


Pemerintah Daerah
- Persentase Perangkat Daerah yang menggunakan
layanan persandian dalam rangka pengamanan
informasi milik Pemda

URUSAN
KOPERASI,USAHA KECIL DAN MENENGAH

** Program Pengembangan Kewirausahaan Dan 350,000,000.00 420,000,000.00 420,000,000.00 KOP UKM


Keunggulan Kompetitif Usaha Kecil Menengah PERINDAG
- Persentase pertumbuhan UKM 0,60 0,50 0,50

** PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS 265,000,000.00 318,000,000.00 318,000,000.00 KOP UKM


KELEMBAGAAN KOPERASI PERINDAG
- Persentase Peningkatan Kualitas Kelembagaan 35 40 40
Koperasi

** Program pengawasan dan pemeriksaan koperasi 100,000,000.00 120,000,000.00 120,000,000.00 KOP UKM
PERINDAG
- Persentase koperasi dalam pengawasan dan 4 4,50 4,50
pemeriksaan

** Program pemberdayaan usaha skala mikro 200,000,000.00 240,000,000.00 240,000,000.00 KOP UKM
PERINDAG
- Persentase Pemberdayaan Usaha Mikro 98,60 98,40 98,40

** Program pemberdayaan dan peningkatan manajemen 385,000,000.00 462,000,000.00 462,000,000.00 KOP UKM
usaha koperasi PERINDAG
- Persentase Koperasi Yang Mendapat Fasilitas
Peningkatan Manajemen Usaha

** PROGRAM PENGEMBANGAN SISTEM 850,000,000.00 1,020,000,000.00 1,020,000,000.00 KOP UKM


PENDUKUNG USAHA MIKRO KECIL MENENGAH PERINDAG
-

URUSAN
PENANAMAN MODAL

** Program Peningkatan Promosi Dan Kerjasama Investasi 225,000,000.00 270,000,000.00 270,000,000.00 PEN.MODAL PTSP
- Nilai investasi 10 10 10

Page 13 of 25
Bidang Urusan Pemerintahan dan Indikator Kondisi Kinerja Tahun 2020 Tahun 2021 Kondisi Kinerja Akhir RPJMD OPD Penanggung
Program Prioritas Pembangunan Kinerja Program (outcome) Awal RPJMD jawab
(Tahun 0) Target Rp. Target Rp. Target Rp.

** Program Peningkatan dan Pengembangan Pelayanan 403,000,000.00 483,600,000.00 483,600,000.00 PEN.MODAL PTSP
Terpadu Satu Pintu
- Persentase Peningkatan Nilai Survey Kepuasan 90.85 94.18 94.18
Masyarakat

** PROGRAM PENINGKATAN PENGENDALIAN 60,000,000.00 72,000,000.00 72,000,000.00 PEN.MODAL PTSP


PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN
- Jumlah Investor yang berinvestasi di Kab Sambas 10.17 10.77 10.77

** Program Pelayanan Perizinan dan Non Perizinan 830,000,000.00 996,000,000.00 996,000,000.00 PEN.MODAL PTSP
- Persentase Peningkatan Pelayanan Perizinan dan
Non Perizinan Tepat Waktu

URUSAN
KEPEMUDAAN DAN OLAHRAGA

** Program Pengembangan Kepemudaan 919,500,000.00 1,103,400,000.00 1,103,400,000.00 DISPARPORA


- Cakupan pemuda berprestasi
- Jumlah organisasi pemuda aktif
- Jumlah pemuda berprestasi di tingkat nasional
- Jumlah Pemuda Pelopor 5 6 6

** Program Pembinaan dan Pemasyarakatan Olahraga 1,305,000,000.00 1,566,000,000.00 1,566,000,000.00 DISPARPORA


- Persentase meningkatnya partisipasi masyarakat
dalam kegiatan olahraga

URUSAN
STATISTIK

** Program Penyelenggaraan Statistik Sektoral 235,000,000.00 282,000,000.00 282,000,000.00 DISKOMINFO


- Persentase cakupan Pengembangan Dokumen
Acuan Bahan Kebijakan untuk pembangunan
daerah

URUSAN
KEBUDAYAAN

** Program Pengembangan Nilai Budaya 1,982,000,000.00 2,378,400,000.00 2,378,400,000.00 DIKBUD


- Jumlah Sarana Penyelenggaraan Seni dan Budaya

** Program Pengelolaan Kekayaan Budaya 1,461,000,000.00 1,753,200,000.00 1,753,200,000.00 DIKBUD


- Jumlah Penampilan Seni Budaya Daerah 14 15 15

** Program Pengelolaan Keragaman Budaya 75,000,000.00 90,000,000.00 90,000,000.00 DIKBUD

Page 14 of 25
Bidang Urusan Pemerintahan dan Indikator Kondisi Kinerja Tahun 2020 Tahun 2021 Kondisi Kinerja Akhir RPJMD OPD Penanggung
Program Prioritas Pembangunan Kinerja Program (outcome) Awal RPJMD jawab
(Tahun 0) Target Rp. Target Rp. Target Rp.

- Jumlah Group Kesenian

URUSAN
PERPUSTAKAAN

** Program Pengembangan Perpustakaan 10,163,000,000.00 12,195,600,000.00 12,195,600,000.00 PERPUS ARDA


- IKM layanan Perpustakaan
- Jumlah Desa yang Membentuk Taman Bacaan 70 75 75
Masyarakat Desa (TBM)
- Jumlah koleksi judul buku perpustakaan
- Jumlah Perpustakaan 85 105 105
- Persentase Perpustakaan Desa
- Rasio perpustakaan persatuan penduduk

** Program Pengembangan Kualitas Sumber Daya 50,000,000.00 60,000,000.00 60,000,000.00 PERPUS ARDA
Perpustakaan
- Persentase pustakawan, tenaga teknis, dan penilai
yang memiliki sertifikat

** Program Pelaksanaan Pelestarian Bahan Pustaka 25,000,000.00 30,000,000.00 30,000,000.00 PERPUS ARDA
- Persentase koleksi Bahan Pustaka yang rusak /
hilang.

** Program Pengembangan Budaya Gemar Membaca 80,000,000.00 96,000,000.00 96,000,000.00 PERPUS ARDA
- Jumlah Anggota Perpustakaan
- Jumlah Pengunjung Perpustakaan Daerah Per 14149 18669 18669
Tahun
- Jumlah rata-rata pengunjung perpustakaan/tahun

** Program Peningkatan Pelayanan dan Koleksi Bahan 1,173,000,000.00 1,407,600,000.00 1,407,600,000.00 PERPUS ARDA
Perpustakaan
- Koleksi Buku yang Tersedia di Perpustakaan 25578 26578 26578
Daerah
- Persentase Kenaikan koleksi Bahan Pustaka

URUSAN
KEARSIPAN

** Program Peningkatan Sistem Administrasi Kearsipan 127,750,000.00 153,300,000.00 153,300,000.00 PERPUS ARDA
- Persentase Perangkat Daerah yang mengelola
arsip secara baku

** Program Penyelamatan dan Pelestarian Dokumen/Arsip 77,000,000.00 92,400,000.00 92,400,000.00 PERPUS ARDA
Daerah
- Jumlah arsip yang terjaga kelestariannya

Page 15 of 25
Bidang Urusan Pemerintahan dan Indikator Kondisi Kinerja Tahun 2020 Tahun 2021 Kondisi Kinerja Akhir RPJMD OPD Penanggung
Program Prioritas Pembangunan Kinerja Program (outcome) Awal RPJMD jawab
(Tahun 0) Target Rp. Target Rp. Target Rp.

URUSAN
KELAUTAN DAN PERIKANAN

** Program Pengembangan Budidaya Perikanan 1,533,105,000.00 1,839,726,000.00 1,839,726,000.00 P2 KESWAN


- Jumlah produksi Perikanan Budidaya (ton) 8442 8611 8611

** Program Pengembangan Perikanan Tangkap 1,400,000,000.00 1,680,000,000.00 1,680,000,000.00 P2 KESWAN


-

** Program Optimalisasi Pengelolaan dan Pemasaran 50,000,000.00 60,000,000.00 60,000,000.00 P2 KESWAN


Produksi Perikanan
-

** Program Pengembangan Kawasan Budidaya Laut, Air 1,944,990,800.00 2,333,988,960.00 2,333,988,960.00 P2 KESWAN
Payau dan Air Tawar
-

** Program Pemberdayaan Masyarakat Nelayan Kecil 500,000,000.00 600,000,000.00 600,000,000.00 P2 KESWAN


-

** Program pengelolaan sumber daya perairan umum 250,000,000.00 300,000,000.00 300,000,000.00 P2 KESWAN
daratan dan penyelengaraan TPI
-

URUSAN
PARIWISATA

** Program Pengembangan Destinasi Pariwisata 4,372,045,000.00 5,246,454,000.00 5,246,454,000.00 DISPARPORA


- Cakupan DTW yang dikembangkan
- Cakupan SDM kepariwisataan bersertifikasi
- Jumlah Fasilitas Umum yang dibangun di lokasi 5 6 6
destinasi wisata

** Program Pengembangan Pemasaran Pariwisata dan 677,580,000.00 813,096,000.00 813,096,000.00 DISPARPORA


Ekonomi Kreatif
- Cakupan Organisasi Kepariwisataan yang aktif
- Cakupan pelaksanaan pengawasan pengelolaan
industri pariwisata
- Jumlah kunjungan wisatawan per tahun
- Persentase kualitas atraksi daya tarik wisata yang
dikembangkan
- Persentase kuantitas atraksi daya tarik wisata yang
dikembangkan
- Persentase pengembangan pemasaran pariwisata

Page 16 of 25
Bidang Urusan Pemerintahan dan Indikator Kondisi Kinerja Tahun 2020 Tahun 2021 Kondisi Kinerja Akhir RPJMD OPD Penanggung
Program Prioritas Pembangunan Kinerja Program (outcome) Awal RPJMD jawab
(Tahun 0) Target Rp. Target Rp. Target Rp.

URUSAN
PERTANIAN

** Program Pencegahan dan Penganggulangan Penyakit 1,500,000,000.00 1,800,000,000.00 1,800,000,000.00 P2 KESWAN


Ternak
-

** Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan 830,137,290.00 996,164,748.00 996,164,748.00 P2 KESWAN


- Jumlah produksi Daging Sapi 650 660 660

** Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi 11,011,355.00 13,213,626.00 13,213,626.00 P2 KESWAN


Peternakan
-

** Program Peningkatan Penerapan Teknologi Peternakan 33,851,355.00 40,621,626.00 40,621,626.00 P2 KESWAN


-

** Program Peningkatan Kesejahteraan Petani 4,637,656,525.00 5,565,187,830.00 5,565,187,830.00 PERTANIAN


KET.PANGAN
-

** Program Peningkatan Produksi Pertanian/Perkebunan 1,274,380,000.00 1,529,256,000.00 1,529,256,000.00 PERTANIAN


KET.PANGAN
- Jumlah Produksi Karet 16.600 16.800 16.800

** Program peningkatan produksi pertanian/perkebunan 6,186,000,000.00 7,423,200,000.00 7,423,200,000.00 PERTANIAN


(Tanaman Pangan) KET.PANGAN
- Jumlah produksi Padi 284.500 285.500 285.500

** Program peningkatan produksi pertanian/perkebunan 505,300,000.00 606,360,000.00 606,360,000.00 PERTANIAN


(hortikultura) KET.PANGAN
- Jumlah produksi jeruk 99.472 100.472 100.472

URUSAN
PERDAGANGAN

** Program Perlindungan Konsumen dan Pengamanan 515,000,000.00 618,000,000.00 618,000,000.00 KOP UKM
Perdagangan PERINDAG
- Persentase Perlindungan Konsumen dan Tertib 100 100 100
Niaga

** Program Peningkatan dan Pengembangan Ekspor 150,000,000.00 180,000,000.00 180,000,000.00 KOP UKM
PERINDAG
- Persentase Peningkatan Calon Eksportir

** PROGRAM PENINGKATAN EFISIENSI 2,020,000,000.00 2,424,000,000.00 2,424,000,000.00 KOP UKM


PERDAGANGAN DALAM NEGERI PERINDAG

Page 17 of 25
Bidang Urusan Pemerintahan dan Indikator Kondisi Kinerja Tahun 2020 Tahun 2021 Kondisi Kinerja Akhir RPJMD OPD Penanggung
Program Prioritas Pembangunan Kinerja Program (outcome) Awal RPJMD jawab
(Tahun 0) Target Rp. Target Rp. Target Rp.

- Persentase perdagangan produk lokal dalam negeri

** Program Pembinaan Pedagang Kaki Lima dan Asongan 75,000,000.00 90,000,000.00 90,000,000.00 KOP UKM
PERINDAG
- Persentase pembinaan pedagang kaki lima dan
asongan

** Program pengembangan dan pengelolaan sarana 10,415,000,000.00 12,498,000,000.00 12,498,000,000.00 KOP UKM
distribusi perdagangan PERINDAG
- Persentase pemgembangan dan pengelolaan 93 94 94
sarana distribusi perdagangan

URUSAN
PERINDUSTRIAN

** PROGRAM PENINGKATAN KAPASITAS IPTEK 50,000,000.00 60,000,000.00 60,000,000.00 KOP UKM


SISTEM PRODUKSI PERINDAG
-

** Program Pengembangan Industri Kecil dan Menengah 565,800,000.00 678,960,000.00 678,960,000.00 KOP UKM
PERINDAG
- Persentase industri yang dibina 1,80 1,82 1,82

** PROGRAM PENATAAN STRUKTUR INDUSTRI 4,005,000,000.00 4,806,000,000.00 4,806,000,000.00 KOP UKM


PERINDAG
- Persentase sentra industri unggulan yang
direvitalisasi

URUSAN
TRANSMIGRASI

** Program Pembinaan dan Pengembangan Kawasan 200,000,000.00 240,000,000.00 240,000,000.00 NAKERTRANS


Transmigrasi
- Cakupan Kelompok Masyarakat Kawasan 90% 100% 100%
Transmigrasi yang dibina dan diberdayakan
- Persentase Jumlah KK yang mendapatkan 47% 50% 50%
Bantuan Pengembangan Usaha Ekonomi di Lokasi
Transmigrasi

** Program Penyiapan dan Pembangunan Kawasan 200,000,000.00 240,000,000.00 240,000,000.00 NAKERTRANS


Transmigrasi
- Persentase Penataan Penempatan Penduduk di 90% 100% 100%
Kawasan Transmigrasi
- Persentase Penyelesaian Hak Pengelolaan Lahan 25% 30% 30%
(HPL) dan Sertifikasi Lahan

Page 18 of 25
Bidang Urusan Pemerintahan dan Indikator Kondisi Kinerja Tahun 2020 Tahun 2021 Kondisi Kinerja Akhir RPJMD OPD Penanggung
Program Prioritas Pembangunan Kinerja Program (outcome) Awal RPJMD jawab
(Tahun 0) Target Rp. Target Rp. Target Rp.

URUSAN
PERENCANAAN

** PROGRAM PENGEMBANGAN DATA/INFORMASI 270,000,000.00 324,000,000.00 324,000,000.00 BAPPEDA


- -

** PROGRAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN 650,000,000.00 780,000,000.00 780,000,000.00 BAPPEDA


DAERAH
- Persentase dokumen perencanaan pembangunan 100% 100% 100%
yang disusun tepat waktu
- Persentase partisipasi masyarakat dalam 80% 80% 80%
Musrenbang
- Persentase usulan prioritas Musrenbang yang 10% 10% 10%
masuk dalam RKPD

** Program Perencanaan Pembangunan Perekonomian, 1,236,223,000.00 1,483,467,600.00 1,483,467,600.00 BAPPEDA


Sumber Daya Alam, Infrastruktur dan Kewilayahan
- Persentase konsistensi penjabaran program 100 100 100
RKPD kedalam APBD bidang perekonomian,
SDA, infrastruktur dan kewilayahan
- Persentase konsistensi penjabaran program 100 100 100
RPJMD kedalam RKPD bidang perekonomian,
SDA, infrastruktur dan kewilayahan

** Program Koordinasi Pengendalian Perencanaan dan 210,000,000.00 252,000,000.00 252,000,000.00 BAPPEDA


Implementasi Pelaksanaan Pembangunan Daerah
- Persentase Konsistensi Pelaksanaan Tahapan 100 100 100
Perencanaan Pembangunan Daerah
- Persentase Konsistensi Penjabaran Program 100% 100% 100%
RKPD ke dalam APBD
- Persentase Konsistensi Penjabaran Program 100 100 100
RPJMD kedalam RKPD
- Persentase pengendalian dan evaluasi yang 100% 100% 100%
dilaksanakan

** Program Perencanaan Pembangunan Bidang 990,000,000.00 1,188,000,000.00 1,188,000,000.00 BAPPEDA


Pemerintahan dan Pembangunan Manusia
- Persentase konsistensi penjabaran program 100% 100% 100%
RKPD kedalam APBD bidang pemerintahan dan
pembangunan manusia
- Persentase konsistensi penjabaran program 100% 100% 100%
RPJMD kedalam RKPD bidang pemerintahan dan
pembangunan manusia

** Program Kerjasama Antar Daerah 15,000,000.00 18,000,000.00 18,000,000.00 BAPPEDA


- Persentase kerjasama pembangunan yang
dilakukan antar daerah

Page 19 of 25
Bidang Urusan Pemerintahan dan Indikator Kondisi Kinerja Tahun 2020 Tahun 2021 Kondisi Kinerja Akhir RPJMD OPD Penanggung
Program Prioritas Pembangunan Kinerja Program (outcome) Awal RPJMD jawab
(Tahun 0) Target Rp. Target Rp. Target Rp.

URUSAN
KEUANGAN

** Progam Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan 2,010,606,946.00 2,412,728,335.20 2,412,728,335.20 BADAN KEU-DA
Keuangan Daerah
- Penetapan APBD tepat waktu tepat tepat tepat
waktu waktu waktu
- Penyampaian Laporan Keuangan Pemerintah tepat tepat tepat
Daerah (LKPD) tepat waktu waktu waktu waktu
- Persentase kinerja kesehatan fiskal dan
pengelolaan keuangan daerah
- Persentase tata kelola keuangan daerah yang
akuntabel, transparan dan tepat waktu

** Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan 678,830,593.00 814,596,711.60 814,596,711.60 BADAN KEU-DA
Barang Milik Daerah
- Persentase kinerja pengelolaan aset daerah
- Persentase tata kelola aset derah sesuai ketentuan
yang berlaku

** Program Optimalisasi Peningkatan Pendapatan Daerah 1,162,360,809.00 1,394,832,970.80 1,394,832,970.80 BADAN KEU-DA
- Cakupan pelaksanan pengawasan dan
pengendalian kebijakan KDH
- Persentase Peningkatan Pendapatan Sektor PBB
- Persentase Peningkatan Penerimaan Pajak Daerah

URUSAN
KEPEGAWAIAN DAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

** Program Pengadaan, Pemberhentian dan Informasi 715,000,000.00 858,000,000.00 858,000,000.00 BKP-SDM


Aparatur Sipil Negara
- Persentase data pegawai yang terintegrasi dengan
sistem database kepegawaian secara online
- Persentase jabatan fungsional yang mempunyai
organisasi profesi tingkat kabupaten
- Persentase realisasi formasi CPNS

** Program Mutasi dan Promosi Kepegawaian 345,500,000.00 414,600,000.00 414,600,000.00 BKP-SDM


- 15. Persentase Ketepatan W aktu Penyelesaian 100 100 100
Usulan Kenaikan Pangkat PNS
- Indeks kepuasan masyarakat
- Persentase Ketepatan Waktu Penyelesaian 100 100 100
Proses Pensiun PNS

Page 20 of 25
Bidang Urusan Pemerintahan dan Indikator Kondisi Kinerja Tahun 2020 Tahun 2021 Kondisi Kinerja Akhir RPJMD OPD Penanggung
Program Prioritas Pembangunan Kinerja Program (outcome) Awal RPJMD jawab
(Tahun 0) Target Rp. Target Rp. Target Rp.

** Program Pengembangan Kompetensi Aparatur 3,258,812,500.00 3,910,575,000.00 3,910,575,000.00 BKP-SDM


- Peningkatan Kompetensi Pejabat Struktural 77.66 86.35 86.35
melalui Diklat Kepemimpinan
- Persentase JPT yang pengisiannya dilakukan
melalui proses seleksi pengisian jabatan secara
terbuka
- Persentase pejabat struktural yang telah mengikuti
asesmen kompetensi
- Persentase pengisian jabatan struktural
- Persentase PNS yang memiliki kualifikasi dan
tingkat pendidikan paling rendah diploma III atau
yang setara
- Rata-rata jam pelajaran pengembangan
kompetensi bagi setiap PNS

** Program Penilaian Kinerja Aparatur dan Penghargaan 515,000,000.00 618,000,000.00 618,000,000.00 BKP-SDM
- Penyelesaian Kasus - kasus pelanggaran disipin 90 90 90
Kepegawaian
- Persentase penyelesaian usulan PNS yang
memenuhi persyaratan untuk mendapatkan
penghargaan SLKS
- Persentase PNS yang capaian kinerjanya minimal
baik

URUSAN
PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

** Program Penelitian , Pengembangan, dan Rekayasa 911,142,080.00 1,093,370,496.00 1,093,370,496.00 BAPPEDA


- Jumlah rumusan kebijakan pembangunan 3 3 3
rumusan rumusan rumusan
- Persentase pemanfaatan hasil kelitbangan. 80 90 90

** Program Pengelolaan Kebun Raya Sambas 867,227,255.00 1,040,672,706.00 1,040,672,706.00 BAPPEDA


- Jumlah Paket pemeliharaan Kebun Raya Sambas
- Jumlah sarana dan prasarana kebun raya sambas
- Persentase operasional pengelolaan Kebun Raya 100% 100% 100%
Sambas

URUSAN
PEMERINTAHAN UMUM

** Program Peningkatan Pelayanan Kedinasan Kepala 1,323,463,644.97 1,588,156,373.96 1,588,156,373.96 SETDA


Daerah/W akil Kepala Daerah
- Jumlah Fasilitasi Koordinasi Antar Instansi

Page 21 of 25
Bidang Urusan Pemerintahan dan Indikator Kondisi Kinerja Tahun 2020 Tahun 2021 Kondisi Kinerja Akhir RPJMD OPD Penanggung
Program Prioritas Pembangunan Kinerja Program (outcome) Awal RPJMD jawab
(Tahun 0) Target Rp. Target Rp. Target Rp.

danKerjasama Daerah

** Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan 110,000,000.00 132,000,000.00 132,000,000.00 SETDA
Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan KDH
- -

** Program Penataan dan Penyempurnaan Kebijakan 190,695,667.00 228,834,800.40 228,834,800.40 SETDA


Sistem dan Prosedur Pengawasan
- -

** Program Penataan Peraturan Perundang-Undangan 365,000,000.00 438,000,000.00 438,000,000.00 SETDA


- -

** Program Penataan Daerah Otonomi Baru 203,873,993.00 244,648,791.60 244,648,791.60 SETDA


- -

** Program Pembinaan dan Pengembangan Aparatur 172,921,008.44 207,505,210.13 207,505,210.13 SETDA


- -

** Program Penyelenggaraan Pemerintahan Umum 250,000,000.00 300,000,000.00 300,000,000.00 SETDA


- Jumlah laporan pelaksanaan tugas pemerintahan
umum kecamatan dan kelurahan sesuai ketentuan
yang berlaku
- Jumlah rapat Forkorpimda (Forum
KoordinasiPimpinan Daerah)

** Program Reformasi Birokrasi 35,157,298.00 42,188,757.60 42,188,757.60 SETDA


- Nilai Akuntabilitas Kinerja Pemerintah
- Penyampaian LAKIP dan TAPKIN tepat waktu
- Propsentase SKPD yang telah menyusun SOP
- Prosentase jumlah SKPD yang telah
memenuhianalisis jabatan dan analisis beban
kerja
- Prosentase rata-rata indeks
kepuasanMasyarakat (IKM) unit Pelayanan
Publik dalamKategori "Baik"
- Prosentase SKPD yang melaksanakan
SistemAkuntabilitas Kinerja Pemerintah (SAKIP)
- Prosentase SKPD yang mencapai target SPM
- Prosentase SKPD yang telah memiliki Perbup SPM
- Prosentase SKPD yang telah
menerapkanreformasi birokrasi sesuai dengan
dokumen reformasi birokrasi
- Tersedianya pedoman evaluasi
jabatanpemerintah
- Tingkat Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah b b b

Page 22 of 25
Bidang Urusan Pemerintahan dan Indikator Kondisi Kinerja Tahun 2020 Tahun 2021 Kondisi Kinerja Akhir RPJMD OPD Penanggung
Program Prioritas Pembangunan Kinerja Program (outcome) Awal RPJMD jawab
(Tahun 0) Target Rp. Target Rp. Target Rp.

** Program Koordinasi Kebijakan Bidang Pembangunan 675,000,000.00 810,000,000.00 810,000,000.00 SETDA


- Prosentase regulasi pengendalian
administrasipengendalian pembangunan yang
diterbitkan
- Prosentase SKPD yang menyampaikan
laporanpengendalian pembangunan

** Program Pembinaan Kualitas Kehidupan Beragama 2,502,257,697.00 3,002,709,236.40 3,002,709,236.40 SETDA


- Pembinaan dan pengembangan lembaga-lembaga 75 85 85
pembina agama
- Peningkatan jumlah dan kualitas penyuluh dan 96 98 98
bimbingan keagamaan

** Program Koordinasi dan Monitoring Evaluasi Kebijakan 400,000,000.00 480,000,000.00 480,000,000.00 SETDA
Bidang Ekonomi dan Sumber Daya Alam
- Jumlah BUMD yang masuk kategori sehat
- Prosentase kontribusi BUMD terhadap PAD

** Program Koordinasi Pengelolaan Wilayah Perbatasan 130,000,000.00 156,000,000.00 156,000,000.00 SETDA


Pada Batas Negara
- -

** Program Koordinasi Pengelolaan Potensi Kewilayahan 130,000,000.00 156,000,000.00 156,000,000.00 SETDA


Perbatasan
- -

** Program Koordinasi Pengadaan Infrastruktur Kawasan 140,000,000.00 168,000,000.00 168,000,000.00 SETDA


Perbatasan
- -

** Program Koordinasi dan Monitoring Evaluasi Kebijakan 2,087,742,303.00 2,505,290,763.60 2,505,290,763.60 SETDA
Bidang Kesejahteraan Rakyat
- -

** Program Pelaporan Capaian Kinerja Pemerintah Daerah 50,000,000.00 60,000,000.00 60,000,000.00 SETDA
- Penyampaian Laporan
PenyelenggaraanPemerintah Daerah (LPPD)
tepat waktu

** Prorgram Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan 28,416,604.10 34,099,924.92 34,099,924.92 SETDA


Keuangan Daerah
- -

** Program Penyelamatan dan Pelestarian Dokumen Arsip 24,357,089.23 29,228,507.08 29,228,507.08 SETDA
- -

** Program Pengembangan Wawasan Kebangsaan 96,523,594.15 115,828,312.98 115,828,312.98 SETDA

Page 23 of 25
Bidang Urusan Pemerintahan dan Indikator Kondisi Kinerja Tahun 2020 Tahun 2021 Kondisi Kinerja Akhir RPJMD OPD Penanggung
Program Prioritas Pembangunan Kinerja Program (outcome) Awal RPJMD jawab
(Tahun 0) Target Rp. Target Rp. Target Rp.

- -

** Program Pengembangan Komunikasi, Informasi dan 621,391,798.00 745,670,157.60 745,670,157.60 SETDA


Media Massa
- jumlah berita yang dirilis

** Program Pembinaan dan Layanan Pengadaan Barang 450,000,000.00 540,000,000.00 540,000,000.00 SETDA
dan Jasa
- prosentase proses pengadaan barang dan
jasayang kridibel dan transparan

** Program Koordinasi Kebijakan Bidang Pemberdayaan 300,000,000.00 360,000,000.00 360,000,000.00 SETDA


Masyarakat dan Trantibum
- -

** Program Koordinasi Penyelenggaraan Kebijakan Bidang 40,000,000.00 48,000,000.00 48,000,000.00 SETDA


Administrasi Kewilayahan dan Pemerintah Desa
- Prosentase data rupa bumi yang
teridentifikasidan terinventarisasi

** Program Peningkatan Kapasitas Lembaga Perwakilan 1,146,999,745.00 1,376,399,694.00 1,376,399,694.00 SET DPRD
Rakyat Daerah
- Cakupan Peningkatan Kapasitas Lembaga 98 99 99
Perwakilan Rakyat Daerah

** Program Peningkatan Koordinasi dan Pengawasan 3,403,496,500.00 4,084,195,800.00 4,084,195,800.00 SET DPRD
Pelaksanaan Pemerintahan,Pembangunan Pembinaan
Kemasyarakatan
- -

** Program Penyerapan Aspirasi Masyarakat 2,807,120,316.00 3,368,544,379.20 3,368,544,379.20 SET DPRD


- -

** Program Peningkatan Pelaksanaan Tugas dan Fungsi 437,681,927.00 525,218,312.40 525,218,312.40 SET DPRD
DPRD Lainnya
- -

** Program Pembahasan Rancangan Peraturan Daerah 1,349,439,860.00 1,619,327,832.00 1,619,327,832.00 SET DPRD
- -

** Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan 2,030,000,000.00 2,436,000,000.00 2,436,000,000.00 INSPEKTORAT
Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan KDH
- Persentase Perangkat Daerah yang telah
menerapkan SPIP pada level 3
- Persentase temuan kerugian negara/daerah

** Program Peningkatan Profesionalisme Tenaga 650,000,000.00 780,000,000.00 780,000,000.00 INSPEKTORAT


Pemeriksa dan Aparatur Pengawasan
- Tingkat Kapabilitas APIP

Page 24 of 25
Bidang Urusan Pemerintahan dan Indikator Kondisi Kinerja Tahun 2020 Tahun 2021 Kondisi Kinerja Akhir RPJMD OPD Penanggung
Program Prioritas Pembangunan Kinerja Program (outcome) Awal RPJMD jawab
(Tahun 0) Target Rp. Target Rp. Target Rp.

** Program Peningkatan Penanganan Kasus Pengaduan 155,000,000.00 186,000,000.00 186,000,000.00 INSPEKTORAT


di Lingkungan Pemerintah Daerah
- Persentase penyelesaian kasus pengaduan

** Program Reformasi Birokrasi di bidang Pengawasan 645,000,000.00 774,000,000.00 774,000,000.00 INSPEKTORAT


- Jumlah Perangkat Daerah dengan indeks
Reformasi Birokrasi minimal B

Page 25 of 25
BAB VIII
KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH

Penetapan indikator kinerja digunakan untuk mengukur kinerja atau keberhasilan visi dan
misi bupati dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah pada akhir masa jabatan. Hal ini
ditunjukkan dari akumulasi pencapaian indikator outcomes program pembangunan daerah setiap
tahun atau indikator capaian yang bersifat mandiri setiap tahun sehingga kondisi kinerja yang
diinginkan pada akhir periode RPJMD dapat dicapai.
Suatu indikator kinerja daerah dapat dirumuskan berdasarkan hasil analisis pengaruh dari
satu atau lebih indikator capaian kinerja program (outcomes) terhadap tingkat capaian indikator
kinerja daerah berkenaan. Untuk mencapai indikator utama Bupati tersebut, merupakan agregasi
dan akumulasi capaian kinerja dari indikator kinerja program yang bersifat outcomes yang
dilaksanakan Perangkat Daerah. Selanjutnya indikator kinerja program yang terukur dilaksanakan
Perangkat Daerah merupakan agregasi dan akumulasi dari hasil pengaruh satu atau lebih indikator
kinerja kegiatan yang bersifat keluaran (outputs) yang dilaksanakan Perangkat Daerah.
Indikator kinerja juga dapat memberi gambaran tentang prestasi yang diharapkan di masa
mendatang. Indikator dan target kinerja dinyatakan dengan jelas pada tahap perencanaan dan akhir
pelaksanaan. Hal ini untuk menjamin aspek akuntabilitas pencapaian kinerja. Oleh karena itu, target
kinerja harus menggambarkan secara langsung pencapaian sasaran pembangunan jangka
menengah daerah dan memenuhi kriteria specific, measurable, achievable, relevant, time bond dan
continously improve(SMART-C).
Pencapaian indikator kinerja yang telah ditetapkan merupakan keberhasilan dari tujuan dan
sasaran pembangunan daerah tahun 2016-2021 yang telah direncanakan. Hal ini menuntut adanya
berbagai indikator kinerja pemerintah daerah terutama dengan pelaksanaan penyelenggaraan
pemerintahan daerah yang otonom sesuai pembagian urusan yang dilaksanakan pemerintah
daerah, yaitu: urusan wajib dan pilihan. Ukuran keberhasilan pencapaian kinerja suatu daerah
membutuhkan indikator yang mampu menggambarkan kemajuan daerah, yang diperlukan publik
dalam rangka perwujudan akuntabilitas dan transparansi penyelenggaraan pemerintahan,
pembangunan daerah dan pembinaan kemasyarakatan.
Bab ini menyajikan indikator kinerja daerah yang bertujuan untukmemberi gambaran tentang
ukuran keberhasilan pencapaian visi dan misikepala daerah dan wakil kepala daerah yang ditetapkan
menjadi IndikatorKinerja Utama (IKU) daerah dan indikator kinerja penyelenggaraanpemerintahan
daerah yang ditetapkan menjadi Indikator Kinerja Daerahdari setiap aspek, fokus menurut bidang
urusan penyelenggaraanpemerintahan daerah sesuai dengan kewenangan yang ada. Tabel Indikator
Kinerja Utama disajikan pada tabel 8.1, sedangkan tabelPenetapan Indikator Kinerja Daerah Terhadap
Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan dapat dilihat pada tabel 8.2.

Perubahan RPJMD Kab. Sambas Tahun 2016-2021 Bab VIII | 1


Tabel 8.1
Penetapan Indikator Kinerja Utama
Target Capaian Setiap Tahun
No INDIKATOR Satuan Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5
(2017) (2018) (2019) (2020) (2021)
1. Persentase Infrastruktur dasar % 53,61 55,57 57,80 60,76 63,72
dalam kondisi baik
2. Persentase konektivitas antar desa % 68,95 72,86 76,86 80,71 85,00
3. Tingkat Pertumbuhan Ekonomi % 5,23 5,44 4,45 5,60 5,84
4. Indeks Pembangunan Manusia
65,85 66,68 67,50 68,30 69,31
(IPM) %
5. Angka Kemiskinan % 8,84 8,56 8,32 8,12 7,85
6. Tingkat Pengangguran Terbuka % 4,25 3,95 3,94 3,65 3,32
7. Capaian Status Kemajuan Desa Jumlah
5 23 41
Mandiri Desa
8. Tingkat Akuntabilitas Kinerja
Opini CC CC B B BB
(Hasil Evaluasi AKIP)
9. Opini BPK Terhadap Laporan
WDP WTP WTP WTP WTP
Keuangan Pemda Opini
10. Indeks Reformasi Birokrasi C B B BB A

Perubahan RPJMD Kab. Sambas Tahun 2016-2021 Bab VIII | 2


Tabel 8.2
Penetapan Indikator Kinerja Daerah Kabupaten Sambas
Kondisi Target Capaian Setiap Tahun
kinerja Kondisi
ASPEK/ FOKUS / BIDANG URUSAN/ pada awal Kinerja
No INDIKATOR KINERJA PEMBANGUNAN Satuan periode Tahun 0 Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5 pada Akhir OPD
DAERAH RPJMD Periode
RPJMD
2015 (2016) (2017) (2018) (2019) (2020) (2021)
1.1 Pertumbuhan Ekonomi % 4,78 4,90 5,23 5,44 5,45 5,6 5,84 5,84 lintas sektor
1.2 Pendapatan Perkapita Berlaku 2010 Rp juta 28,04 30,78 33,87 37,32 41,12 45,40 50,16 50,16 lintas sektor
1.3 Pendapatan Perkapita Konstan 2010 Rp juta 21,47 22,38 23,4 24,54 25,76 27,12 28,58 28,58 lintas sektor
1 PENDIDIKAN
Cakupan sekolah yang menerapkan
1.1 DIKBUD
pendidikan budi pekerti yang baik
Persentase penurunan kasus
1.2 % DIKBUD
penyalahgunaan narkoba
Jumlah Peserta yang Mengikuti Kegiatan
1.3 orang - 50 50 50 50 50 50 50 DIKBUD
Pembinaan bagi Generasi Muda
Persentase Peserta yang Menyelesaikan
1.4 - - - 80% 90% 90% 90% DIKBUD
Pendidikan Non Formal
Persentase Kelulusan Pendidikan
1.5 - - - 50% 60% 60 DIKBUD
Kesetaraan
Jumlah peserta yang mengikuti
1.6 - - - 1300 1418 1418 DIKBUD
Pendidikan Keaksaraan
APK Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
1.7 % 46.52 48 50,26 52,94 56,20 60,21 60.21 60.21 DIKBUD
4 - 6 Tahun
1.8 APK SMP/MTs/Paket B % 97.67 97,91 98,21 98,55 98,90 99,50 99.50 99.50 DIKBUD
1.9 APM SD/MI/Paket A % 91.36 91,40 91,45 91,51 91,58 91,67 91.67 91.67 DIKBUD
1.10 APK SD/MI/Paket A % 112.08 111,25 110,15 108,84 107,25 105,30 105.30 105.30 DIKBUD
1.11 APM SMP/MTs/Paket B % 72.25 74,27 76,90 80,13 83,99 88,75 88.75 88.75 DIKBUD
Angka Melanjutkan (AM) dari SMP/Mts
1.12 % 83.59 84 84,50 85,62 86,99 88,55 90,33 90.33 DIKBUD
ke SMA/SMK/MA
Angka Melanjutkan (AM) dari SD/MI ke
1.13 % 95.30 95.5 93,80 96,37 97,03 97,85 98,89 98.89 DIKBUD
SMP/Mts
1.14 Angka Putus Sekolah (APS) SD/MI % 0.38 0.38 0,37 0,36 0,36 0,35 0,34 0.34 DIKBUD
1.15 Angka Putus Sekolah (APS) SMP/MTs % 0.77 0.76 0,75 0,73 0,70 0,66 0,62 0.62 DIKBUD
Sekolah Pendidikan SMP/MTs kondisi
1.16 % 78.53 79 80.50 82.86 85.68 89.02 92.91 DIKBUD
bangunan baik

Perubahan RPJMD Kab. Sambas Tahun 2016-2021 Bab VIII | 3


Kondisi Target Capaian Setiap Tahun
kinerja Kondisi
ASPEK/ FOKUS / BIDANG URUSAN/ pada awal Kinerja
No INDIKATOR KINERJA PEMBANGUNAN Satuan periode Tahun 0 Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5 pada Akhir OPD
DAERAH RPJMD Periode
RPJMD
2015 (2016) (2017) (2018) (2019) (2020) (2021)
Sekolah Pendidikan SD/MI kondisi
1.17 % 56.82 58 60.24 64.34 69.23 75.04 81.78 DIKBUD
bangunan baik
Persentase Satuan Pendidikan yang
1.18 memenuhi Standar Pelayanan Minimal % 66 DIKBUD
(SPM) PAUD
Persentase sekolah yang memenuhi
1.19 Standar Pelayanan Minimal (SPM) % - - - 66,80 69 69 DIKBUD
Dikdas
1.20 Angka Kelulusan (AL) SMP/MTs % 99.99 99.3 99.30 99.45 99.55 99.67 99.82 99.82 DIKBUD
1.21 Angka Kelulusan (AL) SD/MI % 100 99.3 99.40 99.50 99.60 99.70 99.82 99.82 DIKBUD
Persentase SMP/SMPLB yang memenuhi
1.22 % 58.30 59 60.50 62.99 65.92 69.50 72.90 - DIKBUD
Standar Pelayanan Minimal (SPM)
Persentase SD/SDLB yang memenuhi
1.23 % 62.90 63 64.00 66.24 68.71 71.50 74.70 - DIKBUD
Standar Pelayanan Minimal (SPM)
Guru yang memenuhi Kualifikasi S1/D-
1.24 % 79.28 80 82,50 85,75 89,60 91,50 94,75 94,75 DIKBUD
IV
Persentase Satuan Pendidikan yang
1.25 memenuhi Standar Pelayanan Minimal % 60 DIKBUD
(SPM) Kesetaraan
1.26 Angka partisipasi sekolah SMP % 87.24 87.5 88,24 89,47 90,92 92,69 94,87 94.87 DIKBUD
1.27 Angka partisipasi sekolah SD % 91.33 91.5 91,98 92,91 94,01 95,34 96,99 96.99 DIKBUD
1.28 Rasio Guru/murid pendidikan dasar % 73.78 74 75 76 77 82 86 86,00 DIKBUD
2 KESEHATAN
Cakupan puskesmas yang minimal
2.1 % - - 46% 60% 75% 89% 100% 100 DINKES
memiliki 5 jenis tenaga kesehatan
17. Cakupan peningkatan kompentensi
2.2 % - 10 15% 25% 35% 45% 55% 55 DINKES
SDM kesehatan
2.3 Cakupan Manajemen Puskesmas DINKES
2.4 Cakupan peningkatan informasi dan data DINKES
18. Prosentase Indikator SPM yang
2.5 % - 60 65 70 75 80 85 85 DINKES
mencapai target
Cakupan ketersediaan tenaga teknis
2.6 DINKES
perkantoran
2.7 Angka kematian Bayi per 1000 Kelahiran orang 12.47 12.45/1000 12,44/1000 12,41/1000 12,38/1000 12,35/1000 12,32/1000 12.32/1000 DINKES

Perubahan RPJMD Kab. Sambas Tahun 2016-2021 Bab VIII | 4


Kondisi Target Capaian Setiap Tahun
kinerja Kondisi
ASPEK/ FOKUS / BIDANG URUSAN/ pada awal Kinerja
No INDIKATOR KINERJA PEMBANGUNAN Satuan periode Tahun 0 Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5 pada Akhir OPD
DAERAH RPJMD Periode
RPJMD
2015 (2016) (2017) (2018) (2019) (2020) (2021)
Hidup
Angka kematian IBU per 100.000
2.8 orang 198 190/100.000 190/100.000 182/100.000 173/100.00 164/100.000 156/100.000 156/100.000 DINKES
Kelahiran Hidup
2.9 4.Wilayah Bebas Rawan Gizi Desa - 35 36 40 45 50 60 60 DINKES
Prevalensi Kekurangan Gizi (
2.10 % no data 17.05% 17.03% 17.02% 17.01% 17.00% 17.00 DINKES
Underweight pada anak balita )
Prevalensi Stunting (Pendek & Sangat)
2.11 % 27.94 32 36% 34.44% 32.81% 31.18% 29.55% 29.55 DINKES
Pendek pada anak batuta ( < 2 tahun )
Terawasinya peredaran obat dan
2.12 DINKES
makanan
Jumlah sarana dan prasarana
2.13 puskesmas/puskesmas pembantu dan DINKES
jaringannya dalam kondisi baik
Meningkatnya pelayanan kesehatan pada
2.14 DINKES
fasilitas kesehatan badan layanan umum
Cakupan puskesmas yang tersertifikasi
2.15 % 0.00 0.00 27% 53% 80% 93% 100% 100% DINKES
akreditasi nasional
Tersedianya operasional dan pembinaan
2.16 DINKES
kesehatan puskesmas
Cakupan Ketersediaan Obat difasilitas
2.17 DINKES
kesehatan
14. Cakupan ketersediaan obat dan
2.18 % - 80 83 86 86 92 95 95 DINKES
vaksin di fasilitas kesehatan
2.19 Cakupan pelayanan kesehatan dasar 60% 75% 85% 90% 95% 95 DINKES
13. Cakupan Penduduk yang menjadi
2.20 Anggota Kepesertaan Jaminan % - 32 35 50 65 80 100 100 DINKES
Kesehatan
2.21 Cakupan kesehatan kerja dan olahraga 20% 30% 40% 50% 60% DINKES
15. Cakupan ketersediaan dokumen
2.22 % - 50% 55% 60% 65% 70% 70 DINKES
manajemen kesehatan yang berkualitas
19. Rata Rata Indeks kepuasan
2.23 % - 76 78 80 82 84 86 86 DINKES
Masyarakat
2.24 Cakupan Desa Siaga aktif % 84 85 86 87 88 89 90 90 DINKES

Perubahan RPJMD Kab. Sambas Tahun 2016-2021 Bab VIII | 5


Kondisi Target Capaian Setiap Tahun
kinerja Kondisi
ASPEK/ FOKUS / BIDANG URUSAN/ pada awal Kinerja
No INDIKATOR KINERJA PEMBANGUNAN Satuan periode Tahun 0 Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5 pada Akhir OPD
DAERAH RPJMD Periode
RPJMD
2015 (2016) (2017) (2018) (2019) (2020) (2021)
Cakupan pelayanan kesehatan
2.25 DINKES
tradisional
2.26 Jumlah Desa Berbasis STBM desa 0.00 2.00 2 4 60% 80% 90% 90 DINKES
Cakupan Pelayanan kesehatan
2.27 % 15.00 17.00 20.00 30.00 40.00 50.00 60.00 60.00 DINKES
lingkungan
Jumlah Institusi yang melaksanakan
2.28 Institusi 0.00 5 5 10 15 20 25 25 DINKES
Kawasan Tanpa Rokok
Cakupan Penduduk > 2 Tahun minum
2.29 % 65 66 67.5 70 72.5 75 80 80 DINKES
Obat Filaria
2.30 Prevalensi HIV per 100.000 penduduk % 5.30 5.0 4.0 3.5 2.5 1.5 0.5 0.5 DINKES
2.31 Prevalensi Penderita Penyakit Menular DINKES
2.32 Insiciden Rate DBD per 100.000 orang 53 53 52.5 52 51 50 49 49 DINKES
2.33 Cakupan Desa Uci desa 83.00 84.00 84.00 85.00 86.00 87.00 88.00 88.00 DINKES
2.34 Prevalensi Malaria per 1000 Pddk % 0.07 0.8 0.7 0.6 0.5 0.4 0.4 DINKES
Keberhasilan Pengobatan BTA Positif (
2.35 % 96 96.25 96.5 97 97.5 98 98.5 98.5 DINKES
Succes Rate )
Cakupan penderita ganguan jiwa berat
2.36 % - - 50.00 55.00 60.00 65.00 70.00 70.00 DINKES
(ODGJ) yg diobati
Prevalensi Penderita Penyakit Tidak
2.37 DINKES
Menular
Cakupan standarisasi pelayanan
2.38 DINKES
kesehatan
2.39 Cakupan Pelayanan kesehatan rujukan DINKES
2.40 Ketersediaan operasional Rumah Sakit 83% 85% 90% 92% 95% 95 DINKES
2.41 Cakupan Rumah Sakit Umum Daerah 50% 100% 100% 100% 100% 100 DINKES
yang tersertifikasi akreditasi nasional
2.42 Cakupan fasiltas kesehatan primer dan 40% 50% 60% 70% 80% 80 DINKES
rujukan kondisi baik.
2.43 Cakupan ketersediaan tempat tidur 70 DINKES
difasilitas kesehatan primer dan lanjutan
20. Persentase terpenuhinya standar
2.44 % - 90 92 94 96 98 100 100 DINKES
ketenagaan di RS
2.45 BOR Rumah Sakit Umum Daerah 85% 86% 87% 88% 90% 90 DINKES

Perubahan RPJMD Kab. Sambas Tahun 2016-2021 Bab VIII | 6


Kondisi Target Capaian Setiap Tahun
kinerja Kondisi
ASPEK/ FOKUS / BIDANG URUSAN/ pada awal Kinerja
No INDIKATOR KINERJA PEMBANGUNAN Satuan periode Tahun 0 Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5 pada Akhir OPD
DAERAH RPJMD Periode
RPJMD
2015 (2016) (2017) (2018) (2019) (2020) (2021)
2.46 Cakupan pemeliharaan Rumah Sakit DINKES
Cakupan peningkatan kualitas pelayanan
2.47 DINKES
kesehatan
2.48 Cakupan ketersediaan tenaga teknis DINKES
perkantoran Rumah Sakit
Cakupan standarisasi pelayanan
2.49 DINKES
kesehatan Rumah Sakit
2.50 Jumlah Ketersedian Data dan Informasi dokumen - 1 1 1 1 1 1 1 DINKES
Keluarga yang Akurat
PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN
3
RUANG
Persentase Jalan kabupaten dalam
3.1 44.16 48.12 49.73 52.65 59.37 66.07 66.07 DINAS PU-PR
kondisi baik
Persentase Jumlah Jembatan Kabupaten
3.2 79.47 81.47 83.47 86.1 88.92 92.1 92.1 DINAS PU-PR
dalam Kondisi Baik
Persentase alat berat kebinamargaan
3.3 DINAS PU-PR
dalam kondisi baik
Persentase jalan lingkungan perumahan
3.4 dan kawasan permukiman dalam kondisi 14.04 22.42 29.63 35.87 41.31 46.08 46.08 PERKIM LH
baik
Persentase Jumlah Bangunan Air dalam
3.5 73.07 76.46 79.6 80.72 81.84 82.96 82.96 DINAS PU-PR
Konidisi Baik
Rasio Jaringan Irigasi/Rawa dalam
3.6 27.23 30.44 30.52 30.67 30.84 31.02 31.02 DINAS PU-PR
Kondisi Baik (m/Ha)
3.7 Persentase rumah tangga bersanitasi 47.2 57.1 58.3 59.5 60.5 61.5 61.5 PERKIM LH
Persentase rumah tangga pengguna air
3.8 53 57.4 61.8 66.2 70.6 75 75 PERKIM LH
bersih
Persentase saluran drainase dalam
3.9 2.7 11 11.81 12.54 13.45 14.54 14.54 PERKIM LH
kondisi baik
Persentase Jalan Poros Desa dalam
3.10 52.81 55.89 59.72 63.72 67.41 71 71 DINAS PU-PR
Kondisi Baik
3.11 Persentase Rumah layak huni 72.45 75 77.5 80 82.5 85 85 PERKIM LH

Perubahan RPJMD Kab. Sambas Tahun 2016-2021 Bab VIII | 7


Kondisi Target Capaian Setiap Tahun
kinerja Kondisi
ASPEK/ FOKUS / BIDANG URUSAN/ pada awal Kinerja
No INDIKATOR KINERJA PEMBANGUNAN Satuan periode Tahun 0 Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5 pada Akhir OPD
DAERAH RPJMD Periode
RPJMD
2015 (2016) (2017) (2018) (2019) (2020) (2021)
4 KETENTERAMAN, KETERTIBAN
UMUM DAN PERLINDUNGAN
MASYARAKAT
4.1 Jumlah Peserta yang mengikuti kegiatan orang 40 50 60 70 80 90 100 100 KESBANGPOL
wawasan kebangsaan pada tahun
berkenaan
4.2 Tingkat Penyelesaian Pelanggaran K3 ( SATPOL PP
Ketertiban, Ketentraman dan
Keindahan)
4.3 Meningkatnya Kerjasama dan Koordinasi % 97 97 97.05 97.15 97.3 97.5 97.75 97.75 SATPOL PP
antara Pemda dan Kepolisian dalam
menjaga Keamanan,Ketenteraman dan
Ketertiban
4.4 Cakupan Patroli Siaga Ketertiban Umum SATPOL PP
dan Ketenteraman Masyarakat
4.5 Persentase udaya kesadaran dan % 82.21 87.33 87.38 87.48 87.63 87.83 88.08 88.08 SATPOL PP
ketaatan hukum masyarakat
4.6 Kegiatan Pembinaan terhadap LSM, keg 3 3 3 3 3 3 3 3 KESBANGPOL
ORMAS dan OKP.
4.7 Persentase tingkat Kesadaran Swakarsa % 86.98 90 90.05 90.15 90.3 90.5 90.75 90.75 SATPOL PP
Masyarakat untuk Menjaga Keamanan,
Ketenteraman dan Ketertiban
Jumlah Linmas per jumlah 10.000
4.8 orang 49 55 56 56 56 56 56 56 SATPOL PP
Penduduk
Rasio Pos Siskamling per jumlah
4.9 1 1 2 2 2 2 2 2 SATPOL PP
Desa/Kelurahan
4.10 Persentase Peran Siskamling % 80.07 80.5 81 81.5 82 82.5 83 83 SATPOL PP
Persentase jumlah dokumen
4.11 % 85 BPBD
perencanaan yang tersusun
Persentase jumlah warga masyarakat
4.12 yang mendapatkan informasi % 85 BPBD
kebencanaan
Persentase jumlah aparatur dan warga
4.13 % 80 BPBD
masyarakat yang terdidik dan terlatih

Perubahan RPJMD Kab. Sambas Tahun 2016-2021 Bab VIII | 8


Kondisi Target Capaian Setiap Tahun
kinerja Kondisi
ASPEK/ FOKUS / BIDANG URUSAN/ pada awal Kinerja
No INDIKATOR KINERJA PEMBANGUNAN Satuan periode Tahun 0 Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5 pada Akhir OPD
DAERAH RPJMD Periode
RPJMD
2015 (2016) (2017) (2018) (2019) (2020) (2021)
Persentase tingkat pemulihan pasca
4.14 % 85 BPBD
bencana
Persentase jumlah sarpras yang
4.15 % 85 BPBD
direhabilitasi dan direkonstruksi
Persentase penanganan kejadian
4.16 % 100 BPBD
bencana
Persentase bantuan bencana yang
4.17 % 100 BPBD
tersalurkan
Persentase Layanan Wilayah Manajemen
4.18 % 75 76 77 78 79 80 81 81 BPBD
Kebakaran (WMK)
Cakupan Pelayanan Bencana Kebakaran
4.19 % 0.002 0.002 0.002 0.002 0.002 0.002 0.002 50 BPBD
Kabupaten
5 SOSIAL
Persentase (%) PMKS yang
5.1 mendapatkan rehabilitasi dan SOSIAL PMD
perlindungan jaminan sosial
Persentase (%) fakir miskin dan lembaga
5.2 kesejahteraan sosial yang mendapatkan SOSIAL PMD
pemberdayaan sosial
6 TENAGA KERJA
Persentase pencari kerja yang
6.1 70% 76% 82% 86% 90% NAKERTRANS
ditempatkan
Rp Rp
6.2 Produktifitas Tenaga Kerja Rp 53.212.312 Rp 58.400.512 Rp 70.825.221 Rp 78.261.870 NAKERTRANS
64.204.564 78.261.870
Persentase Tenaga Kerja yang
6.3 45% 48% 51% 53% 55% 55% NAKERTRANS
mendapatkan Jaminan Ketenagakerjaan
Angka Sengketa pengusaha-pekerja per
6.4 36,04% 31,53% 27,03% 22,52% 18,02% 18,02% NAKERTRANS
tahun
Persentase penduduk angkatan kerja
6.5 yang dipersiapkan untuk memasuki 40% 45% 47% 48% 50% 50% NAKERTRANS
dunia kerja
Persentase Tenaga Kerja yang
mendapatkan Pelatihan berbasis
6.6 % 40% 45% 47% 48% 50% 50% NAKERTRANS
Kompotensi terhadap Jumlah
Pengangguran Terbuka

Perubahan RPJMD Kab. Sambas Tahun 2016-2021 Bab VIII | 9


Kondisi Target Capaian Setiap Tahun
kinerja Kondisi
ASPEK/ FOKUS / BIDANG URUSAN/ pada awal Kinerja
No INDIKATOR KINERJA PEMBANGUNAN Satuan periode Tahun 0 Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5 pada Akhir OPD
DAERAH RPJMD Periode
RPJMD
2015 (2016) (2017) (2018) (2019) (2020) (2021)

Persentase Pengangguran Terbuka yang


6.7 % 1,55% 1,50% 1,45% 1,40% 1,35% 1,35% NAKERTRANS
memiliki keterampilan
7 PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN
PERLINDUNGAN ANAK
7.1 Rasio Penanganan Kasus KDRT 0.015 0.015 0.016 0.017 0.018 0.019 0.02 0.02 PP PA DALDUK KB
Rasio Anak yang memerlukan
7.2 - 1 1 1 1 1 1 1 PP PA DALDUK KB
Perlindungan
8 PANGAN
8.1 Jumlah ketersediaan pangan 72.8 76.7 80.6 84.5 88.4 92.2 92.2 PERTANIAN KET.PANGAN
9 LINGKUNGAN HIDUP
9.1 Angka Indeks Kualitas Lingkungan Hidup 60 61 62 63 64 65 65 PERKIM LH
Persentase Penanganan sampah
9.2 44.2 53.53 55.85 71.78 71.93 72.07 72.07 PERKIM LH
perkotaan
9.3 Jumlah Kampung Iklim yang ditangani 0 0 2 5 8 11 11 PERKIM LH
Rasio Ruang Terbuka Hijau per Satuan
9.4 2.35 2.44 2.53 2.67 2.85 3.07 3.07 PERKIM LH
Luas Wilayah ber HPL/HGB
ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DAN
10
CATATAN SIPIL
Rasio Penduduk ber KTP per satuan
10.1 0.97 DUK CAPIL
Penduduk
10.2 6.Rasio Bayi Berakta Kelahiran 1 DUK CAPIL
10.3 Rasio Pasangan Berakta Nikah 0.157 DUK CAPIL
Sudah/
10.4 Penerapan KTP Nasional Berbasis NIK Sudah Sudah Sudah Sudah Sudah Sudah Sudah Sudah DUK CAPIL
Belum
Kepemilikan Akta Kelahiran per 1.000
10.5 Penduduk (dirubah menjadi Cakupan % 52.4 52.6 52.8 53 53.2 53.4 53.6 70 DUK CAPIL
penerbitan Akta Kelahiran)
Kepemilikan KTP (dirubah menjadi :
10.6 % 85 86 87 88 89 90 91 97 DUK CAPIL
Cakupan penerbitan KTP)

Ketersediaan Database Kependudukan Ada/ Tidak


10.7 Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada DUK CAPIL
Skala Kabupaten Ada

Perubahan RPJMD Kab. Sambas Tahun 2016-2021 Bab VIII | 10


Kondisi Target Capaian Setiap Tahun
kinerja Kondisi
ASPEK/ FOKUS / BIDANG URUSAN/ pada awal Kinerja
No INDIKATOR KINERJA PEMBANGUNAN Satuan periode Tahun 0 Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5 pada Akhir OPD
DAERAH RPJMD Periode
RPJMD
2015 (2016) (2017) (2018) (2019) (2020) (2021)
11 PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA
Persentase (%) Dokumen RKP Desa yang
11.1 % 100 SOSIAL PMD
selesai tepat waktu
Persentase (%) Desa yang dibina dalam
11.2 hal pengelolaan keuangan dan aset, SOSIAL PMD
administrasi dan tata pemerintahan desa
11.3 Jumlah desa maju dan mandiri 16 SOSIAL PMD
Persentase (%) Perencanaan
11.4 Pembangunan Desa dan Pengembangan % 100 SOSIAL PMD
Kawasan Pedesaan
Persentase (%) Pemberdayaan
Masyarakat terhadap Lembaga Ekonomi
11.5 Desa, SDA dan pemanfaatan SOSIAL PMD
TTG serta pengembangan kawasan
perdesaan
Persentase (%) Pemberdayaan
Masyarakat terhadap Lembaga
11.6 Ekonomi Desa, SDA dan pemanfaatan SOSIAL PMD
TTG serta pengembangan kawasan
perdesaan
Jumlah Perangkat Daerah dengan nilai
11.7 % 100 SOSIAL PMD
Evaluasi Lakip Minimal B
PENGENDALIAN PENDUDUK DAN
12
KELUARGA BERENCANA
Persentase Peserta KB Aktif (CPR/
12.1 % 61.4 61.8 62.2 62.6 63 63.4 63.8 71.9 PP PA DALDUK KB
Contraceptive Prevalane Rate)
12.2 Rata - rata jumlah jiwa dalam keluarga jiwa 5.3 5.3 5.1 4.9 4.7 4.5 4.3 4.1 PP PA DALDUK KB
13 PERHUBUNGAN
Jumlah dermaga/stegher untuk melayani
13.1 78 82 86 90 94 99 99 DISHUB
aksesibilitas orang dan barang
14 KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA
Persentase Perangkat Daerah yang
14.1 15 25 35 45 55 65 65 DISKOMINFO
menggunakan layanan Data Center

Perubahan RPJMD Kab. Sambas Tahun 2016-2021 Bab VIII | 11


Kondisi Target Capaian Setiap Tahun
kinerja Kondisi
ASPEK/ FOKUS / BIDANG URUSAN/ pada awal Kinerja
No INDIKATOR KINERJA PEMBANGUNAN Satuan periode Tahun 0 Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5 pada Akhir OPD
DAERAH RPJMD Periode
RPJMD
2015 (2016) (2017) (2018) (2019) (2020) (2021)

Rasio penyebaran informasi ke desa-


14.2 DISKOMINFO
desa di Kabupaten Sambas
Persentase Perangkat Daerah yang
menggunakan layanan persandian dalam
14.3 DISKOMINFO
rangka pengamanan informasi milik
Pemda
KOPERASI,USAHA KECIL DAN
15
MENENGAH
15.1 Persentase pertumbuhan UKM 11,62 0,90 0,80 0,70 0,60 0,50 0,50 KOP UKM PERINDAG
15.2 Persentase Pemberdayaan Usaha Mikro 99,03 99,05 99,00 98,80 98,60 98,40 98,40 KOP UKM PERINDAG
Persentase Peningkatan Kualitas
15.3 28,79 22,22 24,50 33,50 35 40 40 KOP UKM PERINDAG
Kelembagaan Koperasi
Persentase koperasi dalam pengawasan
15.4 5,83 2,20 2,42 3,50 4 4,50 4,50 KOP UKM PERINDAG
dan pemeriksaan
Persentase Koperasi Yang Mendapat
15.5 KOP UKM PERINDAG
Fasilitas Peningkatan Manajemen Usaha
16 PENANAMAN MODAL
16.1 Nilai investasi 10 10 10 10 10 10 10 PEN.MODAL PTSP
Jumlah Investor yang berinvestasi di Kab
16.2 8 8 8 9.26 10.17 10.77 10.77 PEN.MODAL PTSP
Sambas
Persentase Peningkatan Nilai Survey
16.3 77.65 80.86 84.52 87.52 90.85 94.18 94.18 PEN.MODAL PTSP
Kepuasan Masyarakat
Persentase Peningkatan Pelayanan
16.4 Perizinan dan Non Perizinan Tepat PEN.MODAL PTSP
Waktu
17 KEPEMUDAAN DAN OLAHRAGA
17.1 Jumlah Pemuda Pelopor orang 3 4 4 5 5 5 6 6 DISPARPORA
17.2 Jumlah organisasi pemuda aktif DISPARPORA
17.3 Cakupan pemuda berprestasi DISPARPORA
Jumlah pemuda berprestasi di tingkat
17.4 DISPARPORA
nasional
17.5 Persentase Pemuda yang berwirausaha % DISPARPORA

Perubahan RPJMD Kab. Sambas Tahun 2016-2021 Bab VIII | 12


Kondisi Target Capaian Setiap Tahun
kinerja Kondisi
ASPEK/ FOKUS / BIDANG URUSAN/ pada awal Kinerja
No INDIKATOR KINERJA PEMBANGUNAN Satuan periode Tahun 0 Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5 pada Akhir OPD
DAERAH RPJMD Periode
RPJMD
2015 (2016) (2017) (2018) (2019) (2020) (2021)

Persentase meningkatnya partisipasi


17.6 % 10 DISPARPORA
masyarakat dalam kegiatan olahraga
persentase peningkatan kualitas sarana
17.7 % 10 DISPARPORA
dan prasarana olahraga
17.8 Jumlah atlet berprestasi 21 DISPARPORA
Jumlah Cabang Olah Raga prestasi yang
17.9 cabang 7 7 8 9 10 11 12 12 DISPARPORA
dibina
17.10 cakupan olahraga unggulan 5 DISPARPORA
18 STATISTIK
Persentase cakupan Pengembangan
18.1 Dokumen Acuan Bahan Kebijakan untuk DISKOMINFO
pembangunan daerah
19 KEBUDAYAAN
Jumlah Sarana Penyelenggaraan Seni dan
19.1 8 DIKBUD
Budaya
19.2 Jumlah Penampilan Seni Budaya Daerah kali 10 10 11 12 13 14 15 15 DIKBUD
19.3 Jumlah Group Kesenian DIKBUD
20 PERPUSTAKAAN
20.1 Jumlah koleksi judul buku perpustakaan 17.500 PERPUS ARDA
20.2 Persentase Perpustakaan Desa % 100 PERPUS ARDA
Jumlah Desa yang Membentuk Taman
20.3 Desa 49 50 55 60 65 70 75 75 PERPUS ARDA
Bacaan Masyarakat Desa (TBM)
20.4 Jumlah Perpustakaan desa 50 50 55 65 75 85 105 105 PERPUS ARDA
20.5 Rasio perpustakaan persatuan penduduk 2 PERPUS ARDA
20.6 IKM layanan Perpustakaan 77 PERPUS ARDA
Persentase pustakawan, tenaga teknis,
20.7 % 50 PERPUS ARDA
dan penilai yang memiliki sertifikat
Persentase koleksi Bahan Pustaka yang
20.8 % <0.8 PERPUS ARDA
rusak / hilang.
Jumlah rata-rata pengunjung
20.9 5750 PERPUS ARDA
perpustakaan/tahun
Jumlah Pengunjung Perpustakaan
20.10 Orang 8969 9969 11169 12669 14269 14149 18669 18669 PERPUS ARDA
Daerah Per Tahun

Perubahan RPJMD Kab. Sambas Tahun 2016-2021 Bab VIII | 13


Kondisi Target Capaian Setiap Tahun
kinerja Kondisi
ASPEK/ FOKUS / BIDANG URUSAN/ pada awal Kinerja
No INDIKATOR KINERJA PEMBANGUNAN Satuan periode Tahun 0 Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5 pada Akhir OPD
DAERAH RPJMD Periode
RPJMD
2015 (2016) (2017) (2018) (2019) (2020) (2021)
20.11 Jumlah Anggota Perpustakaan 3250 PERPUS ARDA
Persentase Kenaikan koleksi Bahan
20.12 % 25 PERPUS ARDA
Pustaka
Koleksi Buku yang Tersedia di
20.13 Buah 20536 21138 22428 23878 24678 25578 26578 26578 PERPUS ARDA
Perpustakaan Daerah
21 KEARSIPAN
Persentase Perangkat Daerah yang
21.1 % 75 PERPUS ARDA
mengelola arsip secara baku
21.2 Jumlah arsip yang terjaga kelestariannya 80 PERPUS ARDA
Peningkatan SDM
21.3 30 PERPUS ARDA
pengelola kearsipan
Persentase pengelola kearsipan yang
21.4 % 65 PERPUS ARDA
telah mengikuti bimtek/ diklat
Peningkatan SDM
21.5 30 PERPUS ARDA
pengelola kearsipan
Persentase pengelola kearsipan yang
21.6 % 65 PERPUS ARDA
telah mengikuti bimtek/ diklat
22 KELAUTAN DAN PERIKANAN
Jumlah produksi Perikanan Budidaya
22.1 7878.13 7955 8114 8277 8442 8611 8611 P2 KESWAN
(ton)
23 PARIWISATA
Cakupan SDM kepariwisataan
23.1 60 DISPARPORA
bersertifikasi
Jumlah Fasilitas Umum yang dibangun di
23.2 unit 1 1 2 3 4 5 6 6 DISPARPORA
lokasi destinasi wisata
23.3 Cakupan DTW yang dikembangkan DISPARPORA
Cakupan Organisasi Kepariwisataan
23.4 92 DISPARPORA
yang aktif
Persentase pengembangan pemasaran
23.5 % 100 DISPARPORA
pariwisata
Cakupan pelaksanaan pengawasan
23.6 DISPARPORA
pengelolaan industri pariwisata

Perubahan RPJMD Kab. Sambas Tahun 2016-2021 Bab VIII | 14


Kondisi Target Capaian Setiap Tahun
kinerja Kondisi
ASPEK/ FOKUS / BIDANG URUSAN/ pada awal Kinerja
No INDIKATOR KINERJA PEMBANGUNAN Satuan periode Tahun 0 Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5 pada Akhir OPD
DAERAH RPJMD Periode
RPJMD
2015 (2016) (2017) (2018) (2019) (2020) (2021)
23.7 Jumlah kunjungan wisatawan per tahun DISPARPORA
Persentase kualitas atraksi daya tarik
23.8 % DISPARPORA
wisata yang dikembangkan
Persentase kuantitas atraksi daya tarik
23.9 % DISPARPORA
wisata yang dikembangkan
24 PERTANIAN
24.1 Jumlah produksi tanaman Padi 304622 310000 315000 320000 325000 330000 330000 PERTANIAN KET.PANGAN
24.2 Jumlah produksi tanaman Karet 96202 102495 107086 111273 119857 123978 123978 PERTANIAN KET.PANGAN
24.3 Jumlah produksi tanaman Palawija 17250 17950 18150 18350 18550 18750 18750 PERTANIAN KET.PANGAN
24.4 Jumlah produksi tanaman Hortikultura PERTANIAN KET.PANGAN
24.5 Jumlah produksi Daging Sapi 610 620 630 640 650 660 660 P2 KESWAN
25 PERDAGANGAN
25.1 Persentase Peningkatan Calon Eksportir KOP UKM PERINDAG
Persentase perdagangan produk lokal
25.2 KOP UKM PERINDAG
dalam negeri
Persentase pembinaan pedagang kaki
25.3 KOP UKM PERINDAG
lima dan asongan
Persentase pemgembangan dan
25.4 pengelolaan sarana distribusi 82 88 90 91 93 94 94 KOP UKM PERINDAG
perdagangan
Persentase Perlindungan Konsumen dan
25.5 100 100 100 100 100 100 100 KOP UKM PERINDAG
Tertib Niaga
26 PERINDUSTRIAN
26.1 Persentase industri yang dibina 1,46 0,87 0,87 1,78 1,80 1,82 1,82 KOP UKM PERINDAG
Persentase sentra industri unggulan
26.2 KOP UKM PERINDAG
yang direvitalisasi
27 TRANSMIGRASI
Persentase Jumlah KK yang
27.1 mendapatkan Bantuan Pengembangan 250 40% 43% 45% 47% 50% NAKERTRANS
Usaha Ekonomi di Lokasi Transmigrasi
Cakupan Kelompok Masyarakat Kawasan
27.2 Transmigrasi yang dibina dan 70% 75% 80% 90% 100% NAKERTRANS
diberdayakan

Perubahan RPJMD Kab. Sambas Tahun 2016-2021 Bab VIII | 15


Kondisi Target Capaian Setiap Tahun
kinerja Kondisi
ASPEK/ FOKUS / BIDANG URUSAN/ pada awal Kinerja
No INDIKATOR KINERJA PEMBANGUNAN Satuan periode Tahun 0 Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5 pada Akhir OPD
DAERAH RPJMD Periode
RPJMD
2015 (2016) (2017) (2018) (2019) (2020) (2021)

Persentase Penataan Penempatan


27.3 70% 75% 80% 90% 100% NAKERTRANS
Penduduk di Kawasan Transmigrasi
Persentase Penyelesaian Hak
27.4 Pengelolaan Lahan (HPL) dan Sertifikasi 10% 15% 20% 25% 30% NAKERTRANS
Lahan
28 PERENCANAAN
Persentase partisipasi masyarakat dalam
28.1 % BAPPEDA
Musrenbang
Persentase usulan prioritas Musrenbang
28.2 % BAPPEDA
yang masuk dalam RKPD
Persentase dokumen perencanaan
28.3 % BAPPEDA
pembangunan yang disusun tepat waktu
Persentase konsistensi penjabaran
program RPJMD kedalam RKPD bidang
28.4 % 100 BAPPEDA
perekonomian, SDA, infrastruktur dan
kewilayahan
Persentase konsistensi penjabaran
program RKPD kedalam APBD bidang
28.5 % BAPPEDA
perekonomian, SDA, infrastruktur dan
kewilayahan
Persentase konsistensi penjabaran
program RPJMD kedalam RKPD bidang
28.6 % 100 BAPPEDA
pemerintahan dan pembangunan
manusia
Persentase konsistensi penjabaran
program RKPD kedalam APBD bidang
28.7 % BAPPEDA
pemerintahan dan pembangunan
manusia
Persentase kerjasama pembangunan
28.8 % BAPPEDA
yang dilakukan antar daerah
Persentase pengendalian dan evaluasi
28.9 % BAPPEDA
yang dilaksanakan
Persentase Konsistensi Penjabaran
28.10 BAPPEDA
Program RKPD ke dalam APBD

Perubahan RPJMD Kab. Sambas Tahun 2016-2021 Bab VIII | 16


Kondisi Target Capaian Setiap Tahun
kinerja Kondisi
ASPEK/ FOKUS / BIDANG URUSAN/ pada awal Kinerja
No INDIKATOR KINERJA PEMBANGUNAN Satuan periode Tahun 0 Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5 pada Akhir OPD
DAERAH RPJMD Periode
RPJMD
2015 (2016) (2017) (2018) (2019) (2020) (2021)

Persentase Konsistensi Penjabaran


28.11 % 98.66 100 100 100 100 100 100 100 BAPPEDA
Program RPJMD kedalam RKPD
Persentase Konsistensi Pelaksanaan
28.12 Tahapan Perencanaan Pembangunan % 100 100 100 100 100 100 100 100 BAPPEDA
Daerah
29 KEUANGAN
29.1 Penetapan APBD tepat waktu tepat/tidak tepat waktu tepat waktu tepat waktu tepat waktu tepat waktu tepat waktu tepat waktu tepat waktu BADAN KEU-DA
Penyampaian Laporan Keuangan
29.2 tepat/tidak tepat waktu tepat waktu tepat waktu tepat waktu tepat waktu tepat waktu tepat waktu tepat waktu BADAN KEU-DA
Pemerintah Daerah (LKPD) tepat waktu
Persentase kinerja kesehatan fiskal dan
29.3 BADAN KEU-DA
pengelolaan keuangan daerah
Persentase tata kelola keuangan daerah
29.4 yang akuntabel, transparan dan tepat BADAN KEU-DA
waktu
Persentase Peningkatan Pendapatan
29.5 BADAN KEU-DA
Sektor PBB
Cakupan pelaksanan pengawasan dan
29.6 BADAN KEU-DA
pengendalian kebijakan KDH
Persentase Peningkatan Penerimaan
29.7 BADAN KEU-DA
Pajak Daerah
Persentase tata kelola aset derah sesuai
29.8 BADAN KEU-DA
ketentuan yang berlaku
Persentase kinerja pengelolaan aset
29.9 BADAN KEU-DA
daerah
KEPEGAWAIAN DAN PENDIDIKAN
30
DAN PELATIHAN
Persentase data pegawai yang
30.1 terintegrasi dengan sistem database % 100 BKP-SDM
kepegawaian secara online
30.2 Persentase realisasi formasi CPNS % 100 BKP-SDM
Persentase jabatan fungsional yang
30.3 mempunyai organisasi profesi tingkat % BKP-SDM
kabupaten
30.4 Indeks kepuasan masyarakat 82.26 BKP-SDM

Perubahan RPJMD Kab. Sambas Tahun 2016-2021 Bab VIII | 17


Kondisi Target Capaian Setiap Tahun
kinerja Kondisi
ASPEK/ FOKUS / BIDANG URUSAN/ pada awal Kinerja
No INDIKATOR KINERJA PEMBANGUNAN Satuan periode Tahun 0 Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5 pada Akhir OPD
DAERAH RPJMD Periode
RPJMD
2015 (2016) (2017) (2018) (2019) (2020) (2021)

Persentase Ketepatan Waktu


30.5 % 100 100 100 100 100 100 100 100 BKP-SDM
Penyelesaian Proses Pensiun PNS
15. Persentase Ketepatan Waktu
30.6 Penyelesaian Usulan Kenaikan Pangkat % 100 100 100 100 100 100 100 100 BKP-SDM
PNS
Persentase JPT yang pengisiannya
30.7 dilakukan melalui proses seleksi % 56.67 BKP-SDM
pengisian jabatan secara terbuka
Persentase PNS yang memiliki kualifikasi
30.8 dan tingkat pendidikan paling rendah % 60 BKP-SDM
diploma III atau yang setara
Persentase pejabat struktural yang telah
30.9 % 90 BKP-SDM
mengikuti asesmen kompetensi
Peningkatan Kompetensi Pejabat
30.10 % 38.55 48.5 51.33 55.43 66.55 77.66 86.35 86.35 BKP-SDM
Struktural melalui Diklat Kepemimpinan
30.11 Persentase pengisian jabatan struktural % 90 BKP-SDM
Rata-rata jam pelajaran pengembangan
30.12 20 BKP-SDM
kompetensi bagi setiap PNS
Penyelesaian Kasus - kasus pelanggaran
30.13 % 75 75 80 85 85 90 90 90 BKP-SDM
disipin Kepegawaian
Persentase penyelesaian usulan PNS
30.14 yang memenuhi persyaratan untuk % BKP-SDM
mendapatkan penghargaan SLKS
Persentase PNS yang capaian kinerjanya
30.15 % 100 BKP-SDM
minimal baik
31 PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
Jumlah rumusan kebijakan
31.1 BAPPEDA
pembangunan
Persentase
31.2 % BAPPEDA
pemanfaatan hasil kelitbangan.
Jumlah sarana dan prasarana kebun raya
31.3 BAPPEDA
sambas
Persentase operasional pengelolaan
31.4 % BAPPEDA
Kebun Raya Sambas

Perubahan RPJMD Kab. Sambas Tahun 2016-2021 Bab VIII | 18


Kondisi Target Capaian Setiap Tahun
kinerja Kondisi
ASPEK/ FOKUS / BIDANG URUSAN/ pada awal Kinerja
No INDIKATOR KINERJA PEMBANGUNAN Satuan periode Tahun 0 Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5 pada Akhir OPD
DAERAH RPJMD Periode
RPJMD
2015 (2016) (2017) (2018) (2019) (2020) (2021)
Jumlah Paket pemeliharaan Kebun Raya
31.5 BAPPEDA
Sambas
32 PEMERINTAHAN UMUM
Pembinaan dan pengembangan lembaga-
32.1 % 25.7 35 45 55 65 75 85 85 SETDA
lembaga pembina agama
Peningkatan jumlah dan kualitas
32.2 % 86.1 88 90 92 94 96 98 98 SETDA
penyuluh dan bimbingan keagamaan
Jumlah Perangkat Daerah dengan indeks
32.3 INSPEKTORAT
Reformasi Birokrasi minimal B
32.4 Tingkat Kapabilitas APIP Level 4 INSPEKTORAT
Persentase Perangkat Daerah yang telah
32.5 INSPEKTORAT
menerapkan SPIP pada level 3
Persentase temuan kerugian
32.6 INSPEKTORAT
negara/daerah
32.7 Penilaian maturitas SPIP oleh BPKP 100 INSPEKTORAT
Persentase penyelesaian tindak lanjut
32.8 % 80 INSPEKTORAT
rekomendasi hasil pemeriksaan
Persentase OPD yang mendapat temuan
32.9 % 0 INSPEKTORAT
kerugian Negara/Daerah
Persentase penyelesaian tindak lanjut
32.10 rekomendasi hasil pemeriksaan APIP INSPEKTORAT
dan BPK
Jumlah Fasilitasi Koordinasi Antar
32.11 Instansi dan SETDA
Kerjasama Daerah
Jumlah laporan pelaksanaan tugas
32.12 pemerintahan umum kecamatan dan SETDA
kelurahan sesuai ketentuan yang berlaku
Jumlah rapat Forkorpimda (Forum
32.13 Koordinasi SETDA
Pimpinan Daerah)
Propsentase SKPD yang telah menyusun
32.14 % SETDA
SOP

Perubahan RPJMD Kab. Sambas Tahun 2016-2021 Bab VIII | 19


Kondisi Target Capaian Setiap Tahun
kinerja Kondisi
ASPEK/ FOKUS / BIDANG URUSAN/ pada awal Kinerja
No INDIKATOR KINERJA PEMBANGUNAN Satuan periode Tahun 0 Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5 pada Akhir OPD
DAERAH RPJMD Periode
RPJMD
2015 (2016) (2017) (2018) (2019) (2020) (2021)

Tersedianya pedoman evaluasi jabatan


32.15 SETDA
pemerintah
Prosentase SKPD yang mencapai target
32.16 % SETDA
SPM
Prosentase SKPD yang melaksanakan
Sistem
32.17 % SETDA
Akuntabilitas Kinerja Pemerintah
(SAKIP)
Prosentase SKPD yang telah menerapkan
32.18 reformasi birokrasi sesuai dengan % SETDA
dokumen reformasi birokrasi
Prosentase jumlah SKPD yang telah
32.19 memenuhi % SETDA
analisis jabatan dan analisis beban kerja
Penyampaian LAKIP dan TAPKIN tepat
32.20 SETDA
waktu
32.21 Nilai Akuntabilitas Kinerja Pemerintah SETDA
Tingkat Akuntabilitas Kinerja Instansi
32.22 cc cc cc b b b b b SETDA
Pemerintah
Prosentase rata-rata indeks kepuasan
Masyarakat (IKM) unit Pelayanan Publik
32.23 % SETDA
dalam
Kategori "Baik"
Prosentase SKPD yang telah memiliki
32.24 % SETDA
Perbup SPM
Prosentase regulasi pengendalian
administrasi
32.25 % SETDA
pengendalian pembangunan yang
diterbitkan
Prosentase SKPD yang menyampaikan
32.26 laporan % SETDA
pengendalian pembangunan
32.27 Jumlah BUMD yang masuk kategori sehat SETDA
Prosentase kontribusi BUMD terhadap
32.28 % SETDA
PAD

Perubahan RPJMD Kab. Sambas Tahun 2016-2021 Bab VIII | 20


Kondisi Target Capaian Setiap Tahun
kinerja Kondisi
ASPEK/ FOKUS / BIDANG URUSAN/ pada awal Kinerja
No INDIKATOR KINERJA PEMBANGUNAN Satuan periode Tahun 0 Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5 pada Akhir OPD
DAERAH RPJMD Periode
RPJMD
2015 (2016) (2017) (2018) (2019) (2020) (2021)

Penyampaian Laporan Penyelenggaraan


32.29 SETDA
Pemerintah Daerah (LPPD) tepat waktu
32.30 jumlah berita yang dirilis SETDA
prosentase proses pengadaan barang
32.31 dan jasa % SETDA
yang kridibel dan transparan
Prosentase data rupa bumi yang
32.32 teridentifikasi % SETDA
dan terinventarisasi
Cakupan Peningkatan Kapasitas
32.33 % 95 95 95 96 97 98 99 99 SET DPRD
Lembaga Perwakilan Rakyat Daerah
Persentase penyelesaian kasus
32.34 INSPEKTORAT
pengaduan

Perubahan RPJMD Kab. Sambas Tahun 2016-2021 Bab VIII | 21


BAB IX
PENUTUP

Perubahan RPJMD Kabupaten Sambas Tahun 2016 – 2021 ini merupakan dokumen
yang menjabarkan perencanaan kinerja pemerintah daerah yang akan dicapai dan disesuaikan
dengan masa jabatan Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Sambas. RPJMD ini merupakan
dokumen strategis yang akan mengarahkan perkembangan dan pembangunan Kabupaten
Sambas beserta target yang hendak dicapai selama kurun waktu 5 tahun.

9.1 Pedoman Transisi


Untuk menjaga kesinambungan serta konsistensi pelaksanaan pembangunan
sebagaimana telah direncanakan dalam dokumen RPJMD ini, serta sebagai upaya
mengantisipasi kekosongan dokumen perencanaan jangka menengah pada akhir masa jabatan
Bupati dan wakil Bupati Sambas untuk masa bhakti 2016 – 2021, maka perlu ditetapkan
pedoman transisi dan kaidah pelaksanaan. Hal ini perlu dilakukan untuk menjembatani jeda
waktu kekosongan sebelum ditetapkannya RPJMD yang baru.
Setelah berakhirnya RPJMD Kabupaten Sambas tahun 2016 – 2021 dan sebelum
RPJMD yang baru selesai disusun dan ditetapkan, maka perencanaan pembangunan untuk
tahun 2022 berpedoman pada arah kebijakan dan sasaran pokok yang tertera pada Peraturan
Daerah Kabupaten Sambas Nomor 2 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Sambas Tahun 2005 – 2025.
Disamping itu agar Bupati dan Wakil Bupati terpilih periode yang baru tetap
mempunyai ruang gerak dalam menyusun RPJMD, maka penyusunan dokumen
perencanaanya disesuaikan dengan visi dan misi yang diusungnya selama kampanye dan
disesuaikan dengan agenda-agenda pokok, arah kebijakan dan sasaran pokok RPJPD
Kabupaten Sambas Tahun 2005 – 2025. Program transisi tahun 2022 tersebut hendaknya
dirumuskan dengan tetap memperhatikan keberlanjutan terhadap apa yang sudah
dilaksanakan dan dicapai pada tahun-tahun sebelumnya.

9.2 Kaidah Pelaksanaan


RPJMD Kabupaten Sambas tahun 2016 – 2021 menjadi pedoman penyusunan Rencana
Strategis (Renstra) Perangkat Daerah di lingkungan Pemerintah Kabupaten Sambas dan
menjadi pedoman dalam penyusunan Rencana Kerja Pemerintah daerah (RKPD) Kabupaten
Sambas setiap tahunnya.
Dalam upaya mewujudkan visi, misi, tujuan dan sasaran pembangunan serta
pelaksanaan program yang tercantum dalam RPJMD Kabupaten Sambas Tahun 2016 – 2021,
maka ditetapkan kaidah-kaidah pelaksanaan sebagai berikut :
1. RPJMD Kabupaten Sambas Tahun 2016 – 2021 ini harus dilaksanakan secara konsisten,
transparan, professional, partisipatif dan penuh tanggung jawab oleh seluruh Perangkat
Daerah di lingkungan Pemerintah Kabupaten Sambas, masyarakat dan seluruh
stakeholder pembangunan.

Perubahan RPJMD Kab. Sambas Tahun 2016-2021 Bab IX | 1


2. Pelaksanaan RPJMD Kabupaten Sambas Tahun 2016 – 2021 diarahkan dan dikendalikan
langsung oleh Bupati Sambas dengan pelaksana harian Sekretaris Daerah Kabupaten
Sambas.
3. Dalam menyelenggarakan perencanaan pembangunan daerah, Bupati Sambas dibantu
oleh Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Sambas.
4. Seluruh Perangkat Daerah di lingkungan Pemerintah Kabupaten Sambas agar
melaksanakan program-program dalam RPJMD Kabupaten Sambas Tahun 2016 – 2021
dengan sebaik-baiknya.
5. Perangkat Daerah dilingkungan pemerintah Kabupaten Sambas wajib menyusun
Rencana Strategis (Renstra) yang memuat tujuan, strategi, kebijakan, program dan
kegiatan pembangunan sesuai dengan tugas dan fungsinya masing-masing dengan
berpedoman pada RPJMD Kabupaten Sambas Tahun 2016 – 2021.
6. Penjabaran lebih lanjut RPJMD Kabupaten Sambas Tahun 2016 – 2021 untuk setiap
tahunnya harus dilakukan melalui penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah
(RKPD) Kabupaten Sambas.
7. Seluruh Perangkat Daerah dilingkungan Pemerintah Kabupaten Sambas memiliki
kewajiban menjamin konsistensi antara dokumen RPJMD Kabupaten Sambas Tahun
2016 – 2021 dengan Renstra Perangkat Daerah dan RKPD.
8. Penyusunan RKPD Kabupaten Sambas harus dilakukan melalui proses Musyawarah
Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) yang dilaksanakan secara berjenjang yaitu
mulai dari Musrenbang desa, Musrenbang Kecamatan, Forum Perangkat Daerah dan
Musrenbang Kabupaten.
9. RKPD Kabupaten Sambas harus menjadi acuan bagi setiap Perangkat Daerah dalam
menyusun Rencana Kerja (Renja) Perangkat Daerah yang disusun dengan pendekatan
berbasis kinerja.
10. Dalam hubungannnya dengan keuangan daerah, keberadaan RKPD Kabupaten Sambas
merupakan dasar penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
(RAPBD) tahun anggaran berikutnya terutama sebagai rujukan dalam penyusunan
Kebijakan Umum APBD (KUA) serta penyusunan Prioritas dan Plafon Anggaran
Sementara (PPAS).
11. Renja Perangkat Daerah yang disusun dengan pendekatan berbasis kinerja harus
menjadi pedoman dalam penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) Perangkat
Daerah.
12. Dalam implementasi RPJMD Tahun 2016 – 2021, setiap Perangkat Daerah perlu
mengupayakan penguatan peran stakeholders dalam mendukung pelaksanaannya, dan
melakukan sosialisasi kepada seluruh komponen aparat Pemerintah Kabupaten Sambas,
instansi vertikal di Kabupaten Sambas dan masyarakat.
13. Dalam rangka meningkatkan efektivitas pelaksanaan RPJMD Kabupaten Sambas Tahun
2016-2021, pengendalian dan evaluasi terhadap pelaksanaan RPJMD Kabupaten Sambas
Tahun 2016 – 2021 sebagai berikut :

Perubahan RPJMD Kab. Sambas Tahun 2016-2021 Bab IX | 2


a. Pengendalian palaksanaan rencana pembangunan dilakukan oleh masing-masing
Kepala Perangkat Daerah.
b. Kepala Bappeda Kabupaten menghimpun dan menganalisis hasil pemantauan
pelaksanaan rencana pembangunan dari masing-masing Perangkat Daerah sesuai
dengan tugas dan kewenangannya.
c. Kepala Perangkat Daerah melakukan evaluasi kinerja pelaksanaan rencana
pembangunan Perangkat Daerah periode sebelumnya.
d. Kepala Bappeda Kabupaten Sambas menyusun evaluasi rencana pembangunan
berdasarkan hasil evaluasi Perangkat Daerah sebagaimana dimaksud pada huruf
(c).
e. Hasil evaluasi sebagaimana dimaksud pada huruf (d) menjadi bahan bagi
penyusunan rencana pembangunan daerah untuk periode berikutnya.
14. Dengan mempertimbangkan berbagai hal yang diluar kendali pemerintah Kabupaten
Sambas dan diperkirakan dapat menghambat pelaksanaan RPJMD Kabupaten Sambas
Tahun 2016 – 2021, maka berbagai strategi, arah kebijakan dan program yang telah
dikembangkan dapat ditinjau kembali dan hasilnya harus dikonsultasikan kepada DPRD
Kabupaten Sambas untuk mendapatkan pertimbangan lebih lanjut dalam proses
pelaksanaannya.

BUPATI SAMBAS,

TTD

ATBAH ROMIN SUHAILI

Salinan Sesuai Dengan Aslinya


KEPALA BAGIAN HUKUM

MARJUNI, SH
Pembina Tk. I (IV/b)
NIP. 19680612 199710 1 001

Perubahan RPJMD Kab. Sambas Tahun 2016-2021 Bab IX | 3

Anda mungkin juga menyukai