Kabupaten Sambas
Tahun 2016 - 2021
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG PERUBAHAN ATAS
PERATURAN DAERAH NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH
DAERAH KABUPATEN SAMBAS TAHUN 2016-2021.
Pasal I
Pasal 1
Pasal 2
3. Ketentuan Bab IV, Pasal 5 diubah, dan Pasal 6 dihapus, sehingga Bab IV,
Pasal 5 dan Pasal 6 berbunyi sebagai berikut:
BAB IV
Pasal 5
4. Pasal 6 dihapus
5. Diantara Pasal 6 dan Pasal 7, disisipkan 1 (satu) Bab dan 1 (satu) Pasal,
yakni Bab IVA, dan Pasal 6A sehingga berbunyi sebagai berikut:
BAB IVA
PERUBAHAN RPJMD
Pasal 6A
(2) Dalam hal terjadi perubahan yang tidak mendasar, yang bersifat
parsial dan/atau perubahan sasaran dan program tetapi tidak
mengubah target akhir pencapaian sasaran daerah, maka penetapan
perubahan tersebut ditetapkan dengan Peraturan Bupati.
Pasal II
Ditetapkan di Sambas
pada tanggal 13 Juni 2019
BUPATI SAMBAS,
TTD
Diundangkan di Sambas
Pada tanggal 13 Juni 2019
SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN SAMBAS,
TTD
TTD
URAY TAJUDIN
MARJUNI, SH
Pembina Tk. I (IV/b)
NIP. 19680612 199710 1 001
PENJELASAN
ATAS
PERATURAN DAERAH KABUPATEN SAMBAS
NOMOR 7 TAHUN 2019
TENTANG
PERUBAHAN PERATURAN DAERAH NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
KABUPATEN SAMBAS TAHUN 2016-2021
I. PENJELASAN UMUM
Dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) Kabupaten Sambas Tahun 2016-2021 telah ditetapkan dengan
Peraturan Daerah Kabupaten Sambas Nomor 8 Tahun 2016 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Sambas
Tahun 2016-2021 yang merupakan penjabaran dari visi, misi dan
program Bupati dan Wakil Bupati yang penyusunannya berpedoman pada
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten
Sambas Tahun 2000-2025 serta dengan memerhatikan dokumen
perencanaan lainnya di tingkat Provinsi dan Nasional maupun dokumen
perencanaan strategis lainnya di tingkat Kabupaten Sambas. Selain visi
dan misi, RPJMD Tahun 2016-2021 memuat tujuan, sasaran, strategi,
arah kebijakan dan program-program beserta pagu indikatifnya yang
disusun dalam rangka pencapaian visi dan misi Bupati dan Wakil Bupati.
RPJMD selanjutnya digunakan sebagai pedoman penetapan Renstra
Perangkat Daerah dan penyusunan RKPD serta digunakan sebagai
instrumen evaluasi penyelenggaraan Pemerintahan Daerah.
Pasal 264 ayat 5 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah menyatakan bahwa RPJMD dapat diubah apabila
berdasarkan hasil pengendalian dan evaluasi tidak sesuai dengan
perkembangan keadaan atau penyesuaian terhadap kebijakan yang
ditetapkan oleh Pemerintah Pusat. Selain itu dalam pasal 342 Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata Cara
Perencanaan, Pengendalian Dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata
Cara Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah Tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah dan Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah, Serta Tata Cara Perubahan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah, Dan Rencana Kerja Pemerintah
Daerah diatur tentang perubahan RPJMD yang dapat dilakukan apabila:
a. Hasil pengendalian dan evaluasi menunjukkan bahwa proses
perumusan, tidak sesuai dengan tahapan dan tata cara penyusunan
rencana pembangunan daerah yang diatur dalam Permendagri Nomor
86 Tahun 2017;
b. Hasil pengendalian dan evaluasi menunjukkan bahwa substansi yang
dirumuskan, tidak sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 86 Tahun 2017, dan;
c. Terjadi perubahan yang mendasar;
Sejak ditetapkannya Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2016 atau
selama jangka waktu dua tahun sejak diberlakukannya RPJMD
Kabupaten Sambas, yaitu tahun 2017 dan 2018, telah terjadi dinamika
perkembangan atas pelaksanaan Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah dan perubahan kebijakan pemerintah
pusat lainnya seperti adanya perubahan kebijakan pemerintah pusat
terkait struktur organisasi perangkat daerah, penerapan Standar
Pelayanan Minimal (SPM), penerapan tujuan pembangunan
berkelanjutan/ Sustainable Development Goals (SDG’S), kebijakan
transfer keuangan pemerintah pusat ke daerah, serta perlunya
mengakomodir Visi dan Misi Gubernur Kalimantan Barat periode 2019-
2023 dan Rancangan Teknokratik RPJMN Tahun 2020-2024. Berbagai
perubahan kebijakan tersebut sangat mempengaruhi asumsi-asumsi
dalam perencanaan pembiayaan atau penganggaran pembangunan
daerah sehingga secara langsung berpengaruh pada pencapaian target
atau indikator pembangunan yang sudah ditetapkan. Perubahan yang
terjadi tersebut harus diadaptasi oleh Pemerintah Kabupaten Sambas
dengan melakukan perubahan RPJMD Kabupaten Sambas.
Beberapa perubahan kebijakan diatas dan dasar pertimbangan
perubahan RPJMD Kabupaten Sambas Tahun 2016-2021 dapat
dijelaskan sebagai berikut:
1. Amanat PP Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah.
Pada tahun 2016 pemerintah menerbitkan Peraturan Pemerintah
Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah sebagai pengganti
atas Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi
Perangkat Daerah. Kemudian dalam rangka pelaksanaannya Menteri
Dalam Negeri menetapkan Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor :
061/2911/SJ Tahun 2016 tentang Tindak Lanjut Peraturan
Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 yang memuat point penting
khususnya berkenaan dengan Perencanaan Pembangunan Daerah
yaitu mengamanatkan agar Pemerintah Daerah segera melakukan
penyesuaian dokumen Rencana Pembangunan Daerah sesuai
Kelembagaan Perangkat Daerah yang dibentuk berdasarkan Peraturan
Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016.
2. Amanat Permendagri Nomor 86 Tahun 2017.
Ketentuan pasal 342 ayat (3) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86
Tahun 2017 menyebutkan bahwa perubahan RPJMD dapat dilakukan
apabila terjadi perubahan yang mendasar (terjadinya bencana alam,
goncangan politik, krisis ekonomi, konflik sosial budaya, gangguan
keamanan, pemekaran daerah atau perubahan kebijakan nasional).
Sejalan dengan itu dalam jangka waktu 2 (dua) tahun pelaksanaan
RPJMD Kabupaten Sambas 2016-2021 telah terjadi beberapa
perubahan kebijakan nasional sehingga perlu untuk diakomodir
dengan melakukan penyesuaian.
3. Kebutuhan untuk mengintegrasikan RPJMD Kabupaten Sambas
dengan PP Nomor 2 Tahun 2018 tentang Sandar Pelayanan Minimal,
Peraturan Presiden Nomor 59 Tahun 2017 tentang Pelaksanaan
Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable
Development Goals/SDG’s) dan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun
2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.
4. Evaluasi RPJMD Tahun 2017 dan evaluasi berjalan RPJMD Tahun
2018 yang memperoleh informasi dimana terdapat indikator yang
capaiannya sudah melebihi target tahun terakhir periode RPJMD,
beberapa indikator dinilai kurang mampu memberikan informasi yang
lengkap terkait kinerja daerah serta beberapa target capaian yang
dinilai kurang realistis.
5. Masih terdapat sisa waktu yang memungkinkan yakni 3 (tiga) tahun
untuk dilakukan perubahan RPJMD Kabupaten Sambas Tahun 2016-
2021 sesuai ketentuan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun
2017 pasal 342 ayat (2).
Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut di atas, maka
RPJMD Kabupaten Sambas Tahun 2016-2021 perlu diubah dengan
Peraturan Daerah dan selanjutnya dijadikan pedoman dalam menyusun
Perubahan Renstra-PD. Pelaksanaan Perubahan RPJMD dijabarkan lebih
lanjut dalam RKPD sebagai dokumen perencanaan tahunan Pemerintah
Kabupaten Sambas untuk tahun 2019 sampai dengan 2021.
i
I. Indeks Desa Membangun ........................................................................................... II - 36
2.2.2 Fokus Kesejahteraan Sosial ................................................................................................. II - 37
A. Angka Melek Huruf ........................................................................................................ II - 37
B. Angka Harapan Lama Sekolah (HLS) .................................................................... II - 38
C. Rata-Rata Lama Sekolah ............................................................................................. II - 39
D. Angka Partisipasi Kasar (APK) ................................................................................ II - 40
E. Angka Partisipasi Murni (APM) .............................................................................. II - 41
F. Angka Pendidikan Yang Ditamatkan .................................................................... II - 39
G. Angka Harapan Hidup (AHH) ................................................................................... II - 42
H. Angka Kematian .............................................................................................................. II - 42
I. Rasio Penduduk Yang Bekerja ................................................................................. II - 45
2.3 Aspek Pelayanan Umum .......................................................................................................................... II - 45
2.3.1 Layanan Urusan Wajib ........................................................................................................... II - 46
2.3.1.1 Fokus Urusan Wajib Pelayanan Dasar ............................................................ II - 46
A. Urusan Pendidikan .......................................................................................... II - 46
B. Urusan Kesehatan ............................................................................................ II – 47
C. Urusan Pekerjaan Umum dan Tata Ruang .......................................... II – 53
D. Urusan Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman ............... II - 54
E. Urusan Ketentraman, Ketertiban Umum dan Perlindungan
Masyarakat .......................................................................................................... II - 55
ii
D. Urusan Kehutanan ......................................................................................................... II - 98
E Urusan Energi dan Sumber Daya Mineral .......................................................... II - 100
F. Urusan Perdagangan ..................................................................................................... II - 103
G. Urusan Perindustrian II - 104
H. Urusan Transmigrasi .................................................................................................... II - 105
2.4 Aspek Daya Saing Daerah ........................................................................................................................ II - 106
2.4.1 Kemampuan Ekonomi Daerah ........................................................................................... II - 106
A. Pendapatan Per Kapita Penduduk ......................................................................... II - 106
B. Pengeluaran Per Kapita Disesuaikan .................................................................... II - 107
C. Pengeluaran Konsumsi ................................................................................................ II - 108
2.4.2 Fasilitas dan Infrastruktur Wilayah ................................................................................. II - 109
A. Jaringan Jalan ................................................................................................................... II - 109
B. Pengelolaan Sampah ..................................................................................................... II - 111
C. Jaringan Drainase ........................................................................................................... II - 113
D. Rumah Layak Huni ......................................................................................................... II - 114
E. Air Bersih ............................................................................................................................ II - 114
F. Sanitasi Lingkungan ...................................................................................................... II - 116
G. Jaringan Listrik ................................................................................................................ II - 117
2.4.3 Iklim Investasi ............................................................................................................................ II - 117
A. Perkembangan Investasi ............................................................................................. II - 118
B. Angka Kriminalitas ........................................................................................................ II - 119
C. Jumlah dan Lama Perijinan ........................................................................................ II - 120
D. Pajak dan Retribusi Daerah ....................................................................................... II - 121
2.4.4 Sumber Daya Manusia ............................................................................................................ II - 122
A. Kualitas Tenaga Kerja .................................................................................................. II - 123
B. Tingkat Ketergantungan (Dependency Ratio) ................................................. II - 123
iii
3.2 Kebijakan Pengelolaan Keuangan Masa Lalu ................................................................................ III - 20
3.2.1 Proporsi Penggunaan Anggaran ........................................................................................ III - 20
3.2.2 Analisis Pembiayaan ................................................................................................................ III - 21
3.3 Kerangka Pendanaan ................................................................................................................................ III - 24
3.3.1 Proyeksi Pendapatan dan Belanja .................................................................................... III - 24
3.3.2 Penghitungan Kerangka Pendanaan ................................................................................ III - 17
iv
4.2.4 Isu Strategis Daerah ................................................................................................................. IV - 24
v
A. Program Pembangunan Daerah untuk Mewujudkan Misi Meningkatkan
Penyediaan Infrastruktur Dasar di semua Aspek Kehidupan Masyarakat .......... VI - 12
B. Mewujudkan Misi Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat melalui
Pembinaan Mental, Spritual berlandaskan Sendi-sendi Keagamaan, Budaya
dan Berwawasan Kebangsaan ................................................................................................... VI - 12
C. Program Pembangunan Daerah untuk Mewujudkan Misi Mengembangkan
Ekonomi Kerakyatan yang Sinergis antara Pemerintah, Swasta dan
Masyarakat untuk mendorong Percepatan Pembangunan Perekonomian di
segala Sektor ...................................................................................................................................... VI - 13
D. Program Pembangunan Daerah untuk Mewujudkan Misi Meningkatkan
Kualitas Sumber Daya Manusia untuk menuju Pembangunan yang
Berkeadilan ......................................................................................................................................... VI - 13
E. Program Pembangunan Daerah untuk Mewujudkan Misi Meningkatkan
Kapasitas dan Kualitas Aparatur serta Tata Kelola Pemerintahan yang Baik,
VI - 16
Bersih, Demokratis, transparan, Akuntabel, Efektif dan Efisien ...............................
F. Program Pembangunan Daerah untuk Mewujudkan Misi Meningkatkan
Keterlibatan dan Peran Serta Masyarakat dalam Proses Perencanaan,
Pelaksanaan, Pengawasan Pembangunan............................................................................. VI - 18
G. Program Pembangunan Daerah untuk Mewujudkan Misi Meningkatkan
Kesadaran Hukum Masyarakat dan Penegakan Hukum tanpa Diskriminasi ...... VI - 19
H. Program Pembangunan Daerah untuk Mewujudkan Misi Meningkatkan
Ketentraman, Ketertiban, Stabilitas Keamanan dan Perlindungan Masyarakat VI - 19
BAB VII KERANGKA PENDANAAN PEMBANGUNAN DAN PROGRAM PERANGKAT DAERAH .... VII – 1
vi
DAFTAR TABEL
Hal
Tabel 2.1 Luas Wilayah Kabupaten Sambas Menurut Kecamatan (Km 2) ................................................... II – 2
Tabel 2.2 Pulau-Pulau di Wilayah Kabupaten Sambas .......................................................................................... II – 3
Tabel 2.3 Luas Lahan Pertanian dan Bukan Pertanian Menurut Kecamatan di Kab. Sambas
Tahun 2017 (Ha) ................................................................................................................................................. II – 5
Tabel 2.4 Batas Administrasi Kecamatan Perbatasan di Kabupaten Sambas ............................................ II – 6
Tabel 2.5 Sistem Jaringan Prasarana Utama di Kabupaten Sambas ............................................................... II – 8
Tabel 2.6 Kawasan Lindung Nasional di Kabupaten Sambas ............................................................................. II – 11
Tabel 2.7 Peruntukan Lahan di Kabupaten Sambas ............................................................................................... II – 11
Tabel 2.8 Jumlah Kejadian Bencana di Kabupaten Sambas Tahun 1999-2016......................................... II – 12
Tabel 2.9 Tingkat Risiko Bencana di Kabupaten Sambas Tahun 2017-2021............................................. II – 13
Tabel 2.10 Kepadatan dan Laju Pertumbuhan Penduduk Tahun 2017........................................................... II – 16
Tabel 2.11 Jumlah Penduduk Kabupaten Sambas Tahun 2013 – 2017 ........................................................... II – 16
Tabel 2.12 Penduduk Kabupaten Sambas Berumur 15 tahun keatas berdasarkan jenis kegiatan
utama dan Jenis Kelamin Tahun 2017 ...................................................................................................... II – 17
Tabel 2.13 Jumlah Pemeluk Agama di Kabupaten Sambas Tahun 2014-2017 ............................................ II – 18
Tabel 2.14 Jumlah ASN dilingkungan Pemerintah Kabupaten Sambas berdasarkan Jenis Kelamin,
Pendidikan dan Golongan ............................................................................................................................... II – 19
Tabel 2.15 Perbandingan Laju Pertumbuhan Ekonomi
Kabupaten/Kota di Kalimantan Barat ( % ) 2013-2017.................................................................. II – 20
Tabel 2.16 Pertumbuhan PDRB Kabupaten Sambas Menurut Sektor ADHK 2010 (%) .......................... II – 21
Tabel 2.17 PDRB Kabupaten Sambas ADHK 2010 Tahun 2013-2017 menurut Lapangan Usaha
(juta rupiah) .......................................................................................................................................................... II – 22
Tabel 2.18 Distribusi Persentase PDRB Kabupaten Sambas ADHK 2010 Tahun 2013-2017
menurut Lapangan Usaha (%) ..................................................................................................................... II – 24
Tabel 2.19 PDRB Kabupaten Sambas ADHB Tahun 2013 – 2017 menurut Lapangan Usaha (juta
rupiah) ..................................................................................................................................................................... II – 26
Tabel 2.20 Distribusi Persentase PDRB Kabupaten Sambas ADHB Tahun 2013-2017 menurut
Lapangan Usaha (%) ......................................................................................................................................... II – 28
Tabel 2.21 Perkembangan PDRB Per Kapita Kabupaten Sambas Tahun 2013 – 2017 ............................ II – 30
Tabel 2.22 Status Kemajuan Desa di Kabupaten Sambas Tahun 2017 ...................................................................... II – 37
Tabel 2.23 Angka Melek Huruf Kabupaten Sambas Tahun 2013 – 2017.................................................................. II – 38
Tabel 2.24 Angka RLS Kabupaten Sambas Tahun 2013 – 2017...................................................................................... II – 39
Tabel 2.25 APK PAUD, SD dan SMP Kabupaten Sambas Tahun 2013 – 2017........................................................ II – 40
Tabel 2.26 APM SD dan SMP Kabupaten Sambas Tahun 2013 – 2017....................................................................... II – 41
Tabel 2.27 Angka Pendidikan yang Ditamatkan di Kabupaten Sambas Tahun 2013 – 2017 ...................... II – 41
Tabel 2.28 Angka Harapan Hidup (AHH) Kabupaten Sambas Tahun 2013 – 2017 ........................................... II – 43
Tabel 2.29 Angka Kematian Bayi (AKB) Kabupaten Sambas Tahun 2013 – 2017 ............................................. II – 43
Tabel 2.30 Jumlah Kasus Kematian Bayi di Kabupaten Sambas Tahun 2013 – 2017 ...................................... II – 44
Tabel 2.31 Jumlah Kasus Kematian Ibu di Kabupaten Sambas Tahun 2013 – 2017 ......................................... II – 45
Tabel 2.32 Penduduk Kabupaten Sambas Berumur 15 Tahun Ke Atas Berdasarkan Jenis Kegiatan II – 46
Tabel 2.33 Angka Putus Sekolah di Kabupaten Sambas Tahun 2013 – 2017 ........................................................ II – 47
Tabel 2.34 Angka Partisipasi Sekolah (APS) di Kabupaten Sambas Tahun 2013 – 2017 .............................. II – 48
Tabel 2.35 Kasus Kematian Bayi, Ibu dan Angka Harapan Hidup Kabupaten Sambas Tahun 2013 –
2017 .............................................................................................................................................................................................. II – 48
Tabel 2.36 Kasus Kematian Bayi di Kabupaten Sambas Tahun 2013 – 2017 ............................................... II – 49
vii
Tabel 2.37 Kasus Kematian Ibu di Kabupaten Sambas Tahun 2013 – 2017 ................................................. II – 49
Tabel 2.38 Prevalensi Gizi di Kabupaten Sambas Tahun 2013 – 2017 ............................................................ II – 50
Tabel 2.39 Kasus Gizi Buruk di Kabupaten Sambas Tahun 2013 – 2017 ....................................................... II – 50
Tabel 2.40 Gizi Buruk yang Dirawat di Kabupaten Sambas Tahun 2013 – 2017........................................ II – 51
Tabel 2.41 Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat di Kabupaten Sambas Tahun 2013 – 2017 .................... II – 52
Tabel 2.42 Capaian Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan Tahun 2013 – 2017 ........ II – 52
Tabel 2.43 Cakupan Akses Fasilitas Kesehatan Tahun 2013 – 2017 ............................................................... II – 53
Tabel 2.44 Kondisi Fasilitas Kesehatan Tahun 2013 – 2017 ............................................................................... II – 53
Tabel 2.45 Jumlah UKBM Tahun 2013 – 2017 ............................................................................................................. II – 55
Tabel 2.46 Jumlah UKBM Menurut Stratanya Tahun 2013 – 2017.................................................................... II – 55
Tabel 2.47 Rasio Posyandu Tahun 2013 – 2017 ......................................................................................................... II – 56
Tabel 2.48 Rasio Tenaga Kesehatan Tahun 2013 – 2017 ....................................................................................... II – 56
Tabel 2.49 Capaian Kinerja Urusan Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Kabupaten Sambas Tahun
2013 – 2017........................................................................................................................................................... II – 58
Tabel 2.50 Capaian Kinerja Urusan Perumahan Rakyat dan Kawasan Pemukiman Kabupaten
Sambas Tahun 2013 – 2017........................................................................................................................... II – 59
Tabel 2.51 Capaian Kinerja Urusan Ketentraman, Ketertiban Umum dan Perlindungan Masyarakat
di Kabupaten Sambas Tahun 2013 – 2017 .......................................................................................................... II – 59
Tabel 2.52 Banyaknya Fakir Miskin dan Wanita Rawan Sosial Ekonomi yang Terdata di Kabupaten
Sambas Tahun 2013 – 2017 .......................................................................................................................................... II – 61
Tabel 2.53 Jumlah Penyandang Cacat, Tuna Susila, Bekas Narapidana dan Anak Nakal yang Terdata
di Kabupaten Sambas Tahun 2017 ........................................................................................................................... II – 62
Tabel 2.54 Capaian Pada Urusan Sosial Tahun 2013 – 2017 ............................................................................................ II – 63
Tabel 2.55 Capaian Kinerja Urusan Tenaga Kerja Tahun 2013 – 2017...................................................................... II – 64
Tabel 2.56 Jumlah Tenaga Kerja Yang Dipekerjakan Pada Perusahaan Menurut Lapangan Usaha
di Kabupaten Sambas 2013 – 2017............................................................................................................ II – 64
Tabel 2.57 Banyaknya Tenaga Kerja di Kabupaten Sambas Tahun 2014 – 2017 ............................. II – 66
Tabel 2.58 Ketenagakerjaan di Kabupaten Sambas Tahun 2014 – 2017........................................................ II – 66
Tabel 2.59 Capaian Kinerja Urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten
Sambas Tahun 2013 – 2017 .......................................................................................................................................... II – 68
Tabel 2.60 Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak di Kabupaten Sambas Tahun
2014 – 2017........................................................................................................................................................... II – 68
Tabel 2.61 Capaian Kinerja Urusan Ketahanan Pangan di Kabupaten Sambas Tahun 2013 – 2017 ..... II – 69
Tabel 2.62 Luas Tanam dan Produksi Padi Sawah di Kabupaten Sambas Tahun 2013 – 2017........... II – 70
Tabel 2.63 Luas Tanam, Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Tanaman Bahan Makanan di
Kabupaten Sambas Tahun 2015 – 2017 .................................................................................................. II – 70
Tabel 2.64 Pertanahan di Kabupaten Sambas Tahun 2013 – 2017 ................................................................... II – 71
Tabel 2.65 Jumlah Kawasan Lindung, Kasus Pencemaran dan Plasma Nutfah ............................................ II – 72
Tabel 2.66 Insidensial Kebakaran Hutan dan Lahan di Kabupaten Sambas Tahun 2013 – 2017....... II – 73
Tabel 2.67 Capaian pada Urusan Administrasi Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten
Sambas Tahun 2013 – 2017 .......................................................................................................................................... II – 74
Tabel 2.68 Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Sambas Tahun 2013 – 2017 ........................... II – 75
Tabel 2.69 Jumlah Aparat Pemerintahan Desa Menurut Tingkat Pendidikan (orang) di
Kabupaten Sambas Tahun 2013 – 2017 .................................................................................................. II – 76
Tabel 2.70 Jumlah Organisasi Kemasyarakatan di Kabupaten Sambas Tahun 2013 – 2017 ................ II – 76
Tabel 2.71 Jumlah Posyandu Kabupaten Sambas Tahun 2013 – 2017 ............................................................ II – 77
Tabel 2.72 Capaian Kinerja Urusan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten
Sambas Tahun 2013 – 2017 .......................................................................................................................................... II – 77
Tabel 2.73 Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera di Kabupaten Sambas Tahun 2014 –2017 II – 78
viii
Tabel 2.74 Capaian Kinerja Urusan Perhubungan di Kabupaten Sambas Tahun 2013 – 2017 ................. II – 79
Tabel 2.75 Sarana dan Prasarana Transportasi di Kabupaten Sambas Tahun 2014 – 2017 ................ II – 79
Tabel 2.76 Perkembangan Sarana Telekomunikasi di Kabupaten Sambas Tahun 2013 – 2017 ........ II – 80
Tabel 2.77 Capaian Kinerja Urusan Koperasi dan UKM di Kabupaten Sambas Tahun 2013 – 2017..... II – 81
Tabel 2.78 Rekapitulasi Usaha Mikro Berdasarkan Bidang Usaha di Kabupaten Sambas Tahun
2017 .......................................................................................................................................................................... II – 81
Tabel 2.79 Rekapitulasi Usaha Kecil Berdasarkan Bidang Usaha di Kabupaten Sambas Tahun
2017 .......................................................................................................................................................................... II – 81
Tabel 2.80 Rekapitulasi Usaha Menengah Berdasarkan Bidang Usaha .......................................................... II – 82
Tabel 2.81 Perkembangan Usaha Koperasi di Kabupaten Sambas Tahun 2013 – 2017 ......................... II – 82
Tabel 2.82 Koperasi Menurut Jenisnya di Kabupaten Sambas Tahun 2017.................................................. II – 83
Tabel 2.83 Capaian Kinerja Urusan Penanaman Modal di Kabupaten Sambas Tahun 2013 – 2017. II – 83
Tabel 2.84 Jumlah Informasi Lahan, Izin Lokasi dan HGU di Kabupaten Sambas Tahun 2013 –
2017 .......................................................................................................................................................................... II – 84
Tabel 2.85 Jumlah Izin yang Dikeluarkan Berdasarkan Jenis Izin di Kabupaten Sambas Tahun
2013 – 2017........................................................................................................................................................... II – 85
Tabel 2.86 Capaian Urusan Kepemudaan dan Olahraga di Kabupaten Sambas Tahun 2013 – 2017 II – 86
Tabel 2.87 Capaian Kinerja Urusan Kebudayaan di Kabupaten Sambas Tahun 2013 – 2017.............. II – 88
Tabel 2.88 Potensi Budaya di Kabupaten Sambas ..................................................................................................... II – 89
Tabel 2.89 Capaian Kinerja Urusan Perpustakaan Kabupaten Sambas Tahun 2013-2017 ................... II – 93
Tabel 2.90 Capaian Kinerja Urusan Kearsipan Kabupaten Sambas Tahun 2013 – 2017 ........................ II – 93
Tabel 2.91 Capaian Urusan Kelautan dan Perikanan Kabupaten Sambas Tahun 2013 – 2017 ........... II – 94
Tabel 2.92 Informasi Kelautan dan Perikanan Kabupaten Sambas Tahun 2013 – 2017 II – 94
Tabel 2.93 Jumlah Fasilitas Pariwisata Kabupaten Sambas Tahun 2013 – 2017 ....................................... II – 94
Tabel 2.94 Objek Wisata Menurut Lokasi di Kabupaten Sambas ....................................................................... II – 97
Tabel 2.95 Capaian Urusan Pertanian Kabupaten Sambas Tahun 2013 – 2017 II – 98
Tabel 2.96 Jenis Tanaman, Luas Areal Tanaman, Luas Panen, Jumlah Produksi Total Jumlah
Pohon Produktivitas per Luas dan Produktivitas per Tanaman Buah-Buahan Tahun
2015 – 2017........................................................................................................................................................... II – 100
Tabel 2.97 Jenis Tanaman, Luas Areal Tanam, Luas Panen, Produksi dan Rata-rata Panen
Tanaman Sayur-Sayuran Tahun 2015 – 2017 ...................................................................................... II – 101
Tabel. 2.98 Peternakan di Kabupaten Sambas Tahun 2013 – 2017 ................................................................... II – 101
Tabel. 2.99 Luas Areal, Jumlah Produksi, Jumlah Petani dan Jumlah Industri Pengolahan Hasil
Perkebunan Kabupaten Sambas Tahun 2013 – 2017 ....................................................................... II – 102
Tabel 2.100 Luas Lahan Menurut Penggunaannya di Kabupaten Sambas Tahun 2013 – 2017............. II – 104
Tabel 2.101 Luas Kawasan Hutan Menurut Kecamatan di Kabupaten Sambas Tahun 2017 (Ha)........ II – 104
Tabel 2.102 Potensi Energi Air di Kabupaten Sambas ................................................................................................ II – 105
Tabel 2.103 Sumber Energi di Kabupaten Sambas Tahun 2014 – 2017 ............................................................ II – 106
Tabel 2.104 Potensi Pertambangan dan Penggalian, Mineral dan Batu Bara di Kabupaten Sambas . II – 107
Tabel 2.105 Jumlah Surat Izin Usaha Perdagangan di Kabupaten Sambas Tahun 2017 ........................... II – 109
Tabel 2.106 Capaian Urusan Perindustrian di Kabupaten Sambas Tahun 2016 – 2017 ........................... II – 109
Tabel 2.107 Banyaknya Unit Usaha Formal, Informal dan Tenaga Kerja di Kabupaten Sambas
Tahun 2013 – 2017 ............................................................................................................................................ II – 110
Tabel 2.108 Jumlah Transmigrasi yang Ditempatkan Berdasarkan Lokasi dan Asal Daerah
Transmigran di Kabupaten Sambas Tahun 2017 .............................................................................. II – 110
Tabel 2.109 Perkembangan PDRB Per Kapita Kabupaten Sambas Tahun 2013 – 2017 ............................ II – 111
Tabel 2.110 Pengeluaran Rata-Rata (Makanan) Sebulan Menurut Kelompok Barang dan Golongan . II – 113
Tabel 2.111 Pengeluaran Rata-Rata (Non Makanan) Sebulan Menurut Kelompok Barang dan
Golongan ................................................................................................................................................................. II – 114
ix
Tabel 2.112 Panjang Jalan Kabupaten Menurut Jenis Permukaan (Km) Tahun 2013 – 2017................. II – 115
Tabel 2.113 Panjang Jalan Kabupaten Menurut Kondisi Jalan (Km) Tahun 2013 – 2017......................... II – 115
Tabel 2.114 Panjang Jalan Menurut Status Pengawasan dan Jenis Permukaan di Kabupaten
Sambas Tahun 2017 (Km) .............................................................................................................................. II – 115
Tabel 2.115 Panjang Jalan Menurut Status Pengawasan dan Kondisi Jalan di Kabupaten Sambas
Tahun 2017 (Km) ............................................................................................................................................... II – 116
Tabel 2.116 Pelayanan Persampahan di Kabupaten Sambas Tahun 2013 – 2017 ....................................... II – 117
Tabel 2.117 Produksi Sampah di Kabupaten Sambas Tahun 2013 – 2017 ...................................................... II – 117
Tabel 2.118 Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah di Kabupaten Sambas Tahun 2017 ................. II – 118
Tabel 2.119 Jaringan Drainase di Kabupaten Sambas Tahun 2014 – 2017...................................................... II – 118
Tabel 2.120 Rumah Layak Huni di Kabupaten Sambas Tahun 2014 – 2017 ................................................... II – 119
Tabel 2.121 Persentase Rumah Tangga Menurut Sumber Air Minum di Kabupaten Sambas Tahun
2017 .......................................................................................................................................................................... II – 120
Tabel 2.122 Cakupan Layanan Air Bersih Kabupaten Sambas Tahun 2017 .................................................... II – 120
Tabel 2.123 Besarnya Kapasitas dan Produksi Listrik PLN Menurut Lokasi Pembangkit di
Kabupaten Sambas Tahun 2017 .................................................................................................................. II – 122
Tabel 2.124 Jumlah Pelanggan Listrik PLN Menurut Golongan Pelanggan di Kabupaten Sambas
Tahun 2017............................................................................................................................................................ II – 122
Tabel 2.125 Nilai Investasi PMDN dan PMA di Kabupaten Sambas Tahun 2013 – 2017 .......................... II – 123
Tabel 2.126 Jumlah Kasus Kejahatan dan Pelanggaran Yang dilaporkan dan diselesaikan POLRES
Sambas Tahun 2014 – 2017.......................................................................................................................................... II – 124
Tabel 2.127 Jumlah dan Lama Perizinan di Kabupaten Sambas Tahun 2013 – 2017 ................................. II –126
Tabel 2.128 Jumlah Penduduk Berumur 15 Tahun Ke Atas yang Bekerja Selama Seminggu Menurut
Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan di Kabupaten Sambas Tahun 2015 – 2017 ................. II –128
Tabel 2.129 Hasil Analisis Gambaran Umum Daerah terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan
Urusan Pemerintahan Kabupaten Sambas ............................................................................................. II –130
Tabel 3.1 Rata – Rata Pertumbuhan Realisasi Pendapatan Daerah Kabupaten Sambas Tahun
2013 – 2017........................................................................................................................................................... III –3
Tabel 3.2 Rincian APBD Kabupaten Sambas Tahun Anggaran 2018 ............................................................. III –4
Tabel 3.3 Kontribusi Pendapatan Daerah Kabupaten Sambas Tahun 2013 - 2017 (%)....................... III –6
Tabel 3.4 Realisasi dan Rata – Rata Pertumbuhan Belanja Daerah Kabupaten Sambas Tahun
2013 – 2017 .......................................................................................................................................................... III –8
Tabel 3.5 Proporsi Realisasi Belanja Terhadap APBD Kabupaten Sambas Tahun 2013 – 2017
(%) ............................................................................................................................................................................. III –9
Tabel 3.6 Pembiayaan Daerah Kabupaten Sambas Tahun 2013 – 2017 (dalam Rupiah) .................... III –11
Tabel 3.7 Nilai Aset Pemerintah Kabupaten Sambas Tahun 2013 – 2017 (dalam Rupiah) ............... III –13
Tabel 3.8 Jumlah Kewajiban Pemerintah Kabupaten Sambas Tahun 2013 – 2017 ................................ III –13
Tabel 3.9 Nilai Ekuitas Dana Pemerintah Kabupaten Sambas Tahun 2014 – 2018................................ III –15
Tabel 3.10 Neraca Daerah Kabupaten Sambas Tahun 2013 – 2017 .......................................................................... III –17
Tabel 3.11 Rasio Likuiditas Neraca Keuangan Pemerintah Kabupaten Sambas Tahun 2013 –
2017 .............................................................................................................................................................................................. III –19
Tabel 3.12 Rasio Solvabilitas Neraca Keuangan Pemerintah Kabupaten Sambas Tahun 2013 –
2017 .............................................................................................................................................................................................. III –21
Tabel 3.13 Analisis Proporsi Belanja Pemenuhan Kebutuhan Aparatur Kabupaten Sambas ............... III –22
Tabel 3.14 Defisit Riil Anggaran Kabupaten Sambas 2013-2017 ....................................................................... III –23
Tabel 3.15 Komposisi Penutup Defisit Riil Anggaran Kabupaten Sambas Tahun 2013-2017 ............. III –23
Tabel 3.16 Realisasi Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Kabupaten Sambas Tahun 2015-2017 ......... III –24
Tabel 3.17 Proyeksi Anggaran Pendapatan Belanja Daerah Tahun 2017 -2021 Kabupaten
Sambas ..................................................................................................................................................................... III –27
Tabel 3.18 Kapasitas Riil Kemampuan Keuangan Daerah Untuk Mendanai Pembangunan Daerah
2017-2021.............................................................................................................................................................. III –29
x
Tabel 3.19 Rencana Penggunaan Kapasitas Riil Kemampuan Keuangan Daerah Kabupaten
Sambas Tahun 2017-2021 ............................................................................................................................. III –32
Tabel 5.1 Visi Misi Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Kabupten Sambas .......................................... V–6
Tabel 6.1 Visi, Misi, Tujuan, Sasaran dan Strategi Kabupaten Sambas .......................................................... VI –4
Tabel 6.2 Arah Kebijakan Pembangunan Kabupaten Sambas Tahun 2016 – 2021 ................................ VI –12
Tabel 7.1 Kerangka Pendanaan Pembangunan Daerah Tahun 2017-2021 ................................................ VII –2
Tabel 7.1 Indikasi Rencana Program Prioritas yang disertai Kebutuhan Pendanaan Kab. Sambas VII –3
Tabel 8.1 Penetapan Indikator Kinerja Utama .......................................................................................................... VIII –1
Tabel 8.1 Penetapan Indikator Kinerja Daerah Terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan
Urusan Pemerintahan ....................................................................................................................................... VIII –2
xi
DAFTAR GAMBAR
Hal
xii
BAB I
PENDAHULUAN
13) Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan
Standar Pelayanan Minimal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 150,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4585);
14) Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan,
Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4817);
15) Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4833);
16) Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5887);
17) Peraturan Pemerintah No. 2 tahun 2018 tentang Standar Pelayanan Minimal (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 2, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 6178);
18) Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Pulau Kalimantan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 10);
19) Peraturan Pemerintah No. 13 tahun 2019 tentang Laporan dan Evaluasi Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 52,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6323);
20) Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 Tentang Sistem Akuntabilitas
RPJMD Kabupaten Sambas Tahun 2016 – 2021 merupakan RPJMD ketiga dari tahapan
pelaksanaan RPJPD Kabupaten Sambas tahun 2005 – 2025. Sejalan dengan itu maka penyusunan
RPJMD selain menjabarkan visi, misi dan program prioritas Bupati dan Wakil Bupati Sambas masa
bhakti 2016 – 2021 juga berpedoman pada visi, misi dan arah kebijakan yang termuat dalam
RPJPD Kabupaten Sambas Tahun 2005 – 2025 dengan Visi “Sambas Terunggul di Kalimantan
Barat Tahun 2025”. Pencapaian Visi RPJPD ditandai dengan masyarakat yang maju, mandiri dan
sejahtera, terwujudnya Sumber Daya Manusia yang berkualitas, meningkatnya perekonomian
daerah, infrastruktur semakin memadai yang mendukung perekonomian daerah dan seluruh
aktifitas masyarakat, lingkungan hidup terkendali, berkembangnya kawasan-kawasan strategis,
meningkatnya kerjasama pembangunan dan terciptanya kepemerintahan yang baik.
1.3.4. RPJMD Kabupaten Sambas dan RTRW Nasional, RTRW Propinsi Kalimantan Barat
dan RTRW Kabupaten Sambas
Gambar 1.1
Hubungan RPJMD dan Dokumen Perencanaan Lainnya
Sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 maka sistematika
penulisan Perubahan RPJMD Kabupaten Sambas Tahun 2016-2021 sedikit berbeda dengan
RPJMD sebelumnya. Penyusunan Perubahan RPJMD mengikuti sistematika sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Menjelaskan latar belakang penyusunan dokumen, dasar hukum penyusunan,
hubungan antar dokumen, maksud dan tujuan penyusunan perubahan RPJMD
Kabupaten Sambas Tahun 2016-2021 serta sistematika penulisan.
BAB IX PENUTUP
Memuat pedoman transisi dan kaidah pelaksanaan penyusunan dokumen perencanaan
pembangunan setelah periode RPJMD berakhir.
Sumber : Perda Kab. Sambas No. 17 tahun 2015 tentang RTRW Kab. Sambas Tahun 2015 – 2035
Gambar 2.1
Peta Kabupaten Sambas
Berdasarkan tabel di atas, tampak bahwa luas wilayah kecamatan di Kabupaten Sambas
tidak terdistribusi secara seimbang yang mana terdapat 3 kecamatan dengan luas yang cukup
dominan yakni Kecamatan Sajingan Besar, Paloh dan Subah. Distribusi luas wilayah yang
kurang merata ini berimplikasi besar bagi pemerataan pembangunan daerah. Selanjutnya
distribusi jumlah desa dan dusun per kecamatan tergambar berikut ini :
Sumber : Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Kabupaten Sambas, Tahun 2018
Gambar 2.2
Banyaknya Desa dan Dusun di Kabupaten Sambas
Selanjutnya Kabupaten Sambas juga mempunyai pulau sebanyak 6 buah yang berada di
3 kecamatan yakni Kecamatan Jawai Selatan, Paloh dan Sambas dengan rincian sebagai berikut:
Tabel 2.3
Pulau-Pulau di Wilayah Kabupaten Sambas
Kecamatan / Nama Koordinat Geografis
No Keterangan
Pulau Lintang Bujur
1 Jawai Selatan :
A. Pulau Belacan 01°11'43" LU 108°58'06" BT TBP, batuan cadas, pohon bakau, terdapat
mercusuar dibangun tahun 2008, luas
pulau 900 m².
B. Pulau Pikah 01°12'22" LU 108°57'22" BT TBP, batuan cadas, pohon bakau dan
kelapa. Keliling sekitar 200 m dimiliki oleh
masyarakat, potensi pariwisata.
C. Pulau Pontianak 01°16'10" LU 108°58'59" BT TBP, batuan cadas, pohon mangga dan
kelapa. Keliling sekitar 5.200 m dimiliki
oleh masyarakat. Dibawah laut terdapat
kerang langka namanya kerang putting
beliung (di Indonesia hanya terdapat di
Sambas dan Bali), potensi pariwisata.
2 Paloh :
A. Pulau Tua 01°43'29" LU 109°15'24" BT TBP, pohon kelapa dan cemara, pada bulan
tertentu (April-Juni)tempat penyu bertelur,
potensi pariwisata.
B. Pulau Selimpai 01°49'19" LU 109°20'6" BT Pohon kelapa dan cemara, penghuni sekitar
20 KK, tempat penangkaran penyu, sebagai
obyek pariwisata, luas 10 ha.
3 Sambas :
B. Pulau Bungin 01°23'24" LU 109°14'36" BT TBP, pantai bakau terdapat daratan
ditengahnya.
Keterangan : TBP = Tidak berpenghuni.
Sumber : Buku Profil Kabupaten Sambas Tahun 2018 (Bappeda Kab. Sambas)
C. Jenis Tanah
Kondisi tanah di Kabupaten Sambas jika dilihat dari sisi teksturnya sebagian besar
merupakan tanah aluvial dengan luas areal sebesar 230,63 ribu ha atau 36,06% dari luas
daerah yakni sebesar 0,64 juta ha, tanah podsolid merah kuning sekitar 157,32 ribu ha atau
24,60%, organosol sebesar 136.230 ha, latosol sebesar 70.790 ha dan podsol sebesar 44.600
ha yang terhampar hampir di seluruh kecamatan.
D. Hidrologi
Wilayah Kabupaten Sambas mempunyai 3 (tiga) Daerah Aliran Sungai (DAS) dengan
luas hamparan mencapai 516.200 ha atau 80,71% dari luas wilayah Kabupaten Sambas terdiri
dari DAS Paloh seluas 64,375 ha, DAS Sambas sebesar 245.700 ha meliputi Sungai Sambas
Besar, Sungai Sambas Kecil, Sungai Kumba Sajingan Besar dan DAS Sebangkau dengan luas
193,125 hameliputi Sungai Sebangkau dan Sungai Selakau.
Tabel 2.4
Daerah Aliran Sungai (DAS) di Kabupaten Sambas
No Kecamatan Sungai Luas
1 Kecamatan Paloh DAS Paloh 64,375 ha
2 Kecamatan Sambas DAS Sambas 245.700 ha
3 Kecamatan Sebangkau DAS Sebangkau 193,125 ha
Sumber : Buku Profil Kabupaten Sambas
E. Klimatologi
Keadaan Cuaca Kabupaten Sambas berdasarkan data dari stasiun meteorologi Paloh
Kabupaten Sambas tahun 2017 tercatat suhu udara rata-rata berkisar antara 23,050C sampai
31,090C. Suhu udara maksimum terjadi di bulan Juli yaitu sebesar32,80C, sementara suhu
minimum terjadi pada bulan Februari sebesar 23,00C. Selanjutnya dilihat dari jumlah hari
hujan secara rata-rata cukup tinggi yakni 17 hari hujan per bulan dengan Kecamatan Selakau
sebagai kecamatan yang tertinggi yakni mencapai 201 hari hujan. Secara rata-rata bulanan
hari hujan tertinggi terjadi pada bulan November di Kecamatan Teluk Keramat dengan jumlah
hari hujan sebanyak 27 hari.
Curah hujan di suatu tempat dipengaruhi oleh banyak faktor diantaranya keadaan iklim,
topografi dan perputaran/pertemuan arus udara serta letak geografis sehingga jumlah curah
F. Penggunaan Lahan
Pola penggunaan lahan menggambarkan pola keruangan suatu wilayah yang menjadi
salah satu aspek dalam perencanaan pembangunan daerah. Hal itu karena jenis-jenis
pemanfaatan lahan pada suatu wilayah memberikan gambaran aktivitas penduduk beserta
perekonomiannya. Penggunaan lahan di Kabupaten Sambas terbagi menjadi lahan pertanian
dan lahan bukan pertanian yang sampai dengan tahun 2017 tercatat masing-masing sebesar
574.121 ha lahan pertanian dan 65.449 ha lahan bukan pertanian. Selanjutnya lahan pertanian
terbagi lagi kedalam lahan pertanian sawah seluas 66.733 ha dan lahan bukan sawah seluas
507.388 ha. Distribusi lahan pertanian sawah yang terluas berada di Kecamatan Tebas yaitu
6.700 ha diikuti Kecamatan Teluk Keramat 6.180 ha, Kecamatan Jawai 5.678 ha, Kecamatan
Selakau 4.663 ha hingga yang terkecil ada di Kecamatan Sajad yakni sebesar 1.454 ha.
Sementara untuk lahan pertanian bukan sawah yang paling luas ada di Kecamatan Sajingan
Besar yakni sebesar 135.858 ha, diikuti Kecamatan Paloh seluas 107.702 ha,Kecamatan Subah
seluas 54.776 ha, Kecamatan Teluk Keramat seluas 39.533 ha hingga yang terkecil berada
Kecamatan Semparuk yakni 1.101 ha. Secara rinci luas lahan pertanian dan bukan pertanian
tersaji berikut ini :
Tabel 2.5
Luas Lahan Pertanian dan Bukan Pertanian Menurut Kecamatan
di Kabupaten Sambas Tahun 2017 (Ha)
Luas Lahan Pertanian Luas Lahan
Kecamatan Jumlah
Sawah Bukan Sawah Bukan Pertanian
Selakau 4.663 4.378 3.910 12.591
Selakau Timur 2.835 10.438 3.026 16.299
Pemangkat 2.085 5.546 3.469 11.100
Semparuk 4.180 1.101 3.734 9.015
Salatiga 3.244 2.380 2.651 8.275
Tebas 6.700 30.254 2.610 39.564
Tekarang 2.160 5.123 1.033 8.316
Sambas 1.976 19.420 3.270 24.666
Subah 1.775 54.776 7.904 64.455
Sebawi 1.877 12.569 1.699 16.145
Sajad 1.454 7.797 243 9.494
Jawai 5.678 13.216 460 19.399
Jawai Selatan 4.568 4.595 188 9.351
Teluk Keramat 6.180 39.533 9.730 55.443
Galing 3.656 19.987 9.657 33.300
Tangaran 4.395 10.274 3.998 18.667
Sejangkung 3.190 22.396 3.540 29.126
Sajingan Besar 1.620 135.858 1.642 139.120
Paloh 4.497 107.702 2.685 114.884
Kabupaten Sambas 66.733 507.388 65.449 639.570
Sumber : Buku Kabupaten Sambas Dalam Angka Tahun 2018
G. Kawasan Perbatasan
Berdasarkan ketentuan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2008 tentang Wilayah Negara
dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah ditegaskan bahwa
yang dimaksud dengan kawasan perbatasan negara adalah kecamatan-kecamatan terluar yang
berbatasan secara langsung dengan negara lain. Selanjutnya mengacu pada buku III Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2015–2019, arah kebijakan
Pengembangan Kawasan Perbatasan di Wilayah Pulau Kalimantan difokuskan untuk
meningkatkan peran sebagai halaman depan negara yang maju dan berdaulat dengan negara
Malaysia di perbatasan darat dan laut. Fokus Pengembangan Kawasan Perbatasan di Wilayah
Pulau Kalimantan diarahkan pada pengembangan Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN) di
Wilayah Pulau Kalimantan.
Mengacu pada Peraturan Presiden RI Nomor 31 Tahun 2015 tentang Rencana Tata
Ruang Kawasan Perbatasan Negara di Kalimantan maka cakupan kawasan perbatasan darat
dan laut di Kabupaten Sambas Provinsi Kalimantan Barat berada di dua kecamatan yaitu
KecamatanSajingan Besar dan Paloh dengan Pusat Kegiatan Strategis Nasional berada di Aruk
dan Paloh. Secara rinci batas administrasi kecamatan perbatasan adalah sebagai berikut :
Tabel 2.6
Batas Administrasi Kecamatan Perbatasan di Kabupaten Sambas
No. Kecamatan Utara Selatan Barat Timur
1. Sajingan Besar Serawak Kecamatan Kecamatan Serawak
(Malaysia Timur) Galing Paloh (Malaysia Timur)
2. Paloh Serawak Kecamatan Laut Natuna Kec. Sajingan Besar dan
(Malaysia Timur) Teluk Keramat Serawak (Malaysia Timur)
Sumber : Buku Kabupaten Sambas Dalam Angka Tahun 2018
Sumber : Perda Kab. Sambas No. 17 tahun 2015 tentang RTRW Kab. Sambas Tahun 2015 – 2035
Gambar 2.3
Peta Rencana Struktur Ruang Kabupaten Sambas
Sumber : Perda Kab. Sambas No. 17 tahun 2015 tentang RTRW Kab. Sambas Tahun 2015 – 2035
Gambar 2.4
Peta Rencana Pola Ruang Kabupaten Sambas
b) Kawasan Budidaya
Selain rencana kawasan lindung juga dicadangkan pola ruang untuk kawasan budidaya
yang diperuntukkan bagi keperluan sebagai berikut :
a. Kawasan peruntukan hutan produksi;
Kawasan hutan produksi berada di kawasan yang ditetapkan sebagai kawasan hutan,
terdiri atas:
1. hutan produksi terbatas terdapat di hutan produksi terbatas Sungai Sajingan Kecamatan
Sajingan Besar;
2. hutan produksi, terdapat di:
Sungai Bemban Kecamatan Paloh dan Kecamatan Sajingan Besar;
Sungai Sajingan di Kecamatan Sajingan Besar dan Kecamatan Sejangkung;
Sungai Bantanan di Kecamatan Sajingan Besar, Kecamatan Paloh, Kecamatan Galing,
Kecamatan Sejangkung;
Sungai Sebubus di Kecamatan Teluk Keramat, Kecamatan Jawai, dan Kecamatan
Tangaran;
Sungai Selakau – Sebangkau di Kecamatan Selakau, Kecamatan Selakau Timur,
Kecamatan Tebas, dan Kecamatan Semparuk; dan
Sungai Behe di Kecamatan Tebas dan Subah.
3. hutan produksi yang dapat di konversi terdapat di Sungai Kumba Kecamatan Sejangkung.
b. Kawasan peruntukan hutan rakyat;
Kawasan hutan rakyat sebagaimana adalah hutan yang dibangun dan dikelola oleh rakyat.
Kawasan hutan rakyat tersebar di seluruh wilayah Kecamatan.
c. Kawasan peruntukan pertanian;
Kawasan peruntukan pertanian meliputi :
Tanaman Pangan;
Kawasan peruntukan pertanian tanaman pangan dikembangkan di seluruh kecamatan
pada lahan yang ditetapkan sebagai pertanian lahan basah dan pertanian lahan kering.
Hortikultura;
Kawasan peruntukan pertanian hortikultura dikembangkan di seluruh kecamatan pada
lahan yang ditetapkan sebagai pertanian lahan kering.
Peternakan.
Kawasan peruntukan peternakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d
dikembangkan di seluruh kecamatan
d. Kawasan peruntukan perikanan, kelautan dan pulau kecil;
Kawasan peruntukan perikanan meliputi:
Kawasan peruntukan perikanan tangkap;
Kawasan peruntukan perikanan tangkap dilakukan di perairan umum dan laut.
Pelabuhan perikanan.
Pelabuhan perikanan dikembangkan di Kecamatan Selakau, Kecamatan Salatiga,
Kecamatan Pemangkat, Kecamatan Jawai, Kecamatan Jawai Selatan, Kecamatan
Tangaran dan Kecamatan Paloh.
e. Kawasan peruntukan pertambangan;
Kawasan Peruntukan pertambangan terdiri atas:
Wilayah Pencadangan Negara batubara yang terdapat di Kecamatan Paloh, Kecamatan
Sajingan Besar, dan Kecamatan Galing;
Wilayah Usaha Pertambangan mineral logam yang terdapat di Kecamatan Paloh, Galing,
Tangaran, Teluk Keramat, Sejangkung, Jawai, Jawai Selatan, Sambas, Subah, Sebawi,
Tebas, Semparuk, Pemangkat, Salatiga, Selakau, dan Selakau Timur;
Wilayah Usaha Pertambangan mineral bukan logam dan batuan yang terdapat di
Kecamatan Sebawi, Salatiga, Selakau, Selakau Timur, Tebas, Sambas, Subah, Jawai, Jawai
Selatan, Sejangkung, Galing, Tangaran, Teluk Keramat, Paloh dan Sajingan Besar;
Wilayah Pertambangan Rakyat mineral logam emas yang terdapat di Kecamatan Subah,
Kecamatan Sebawi, Kecamatan Tebas dan Kecamatan Selakau Timur.
e) Kawasan wisata religi meliputi Masjid Jami’ di Kecamatan Sambas, Toa Pekong Ular
Putih di Kecamatan Pemangkat, Toa Pekong Dewi Kwan Im di Kecamatan Pemangkat,
dan Goa Alam Santok di Kecamatan Sajingan Besar;
f) Kawasan wisata ritual meliputi taman rekreasi Batu Bejamban di Kecamatan Paloh;
g) Kawasan wisata buatan meliputi Waterfront City Sambas di Kecamatan Sambas dan
Kebun Raya Sambas di Kecamatan Subah.
b. Kawasan rawan bencana abrasi tersebar diwilayah pesisir meliputi Kecamatan Paloh,
Tangaran, Jawai, Jawai Selatan, Pemangkat, Salatiga dan Selakau.
c. Kawasan rawan bencana banjir tersebar didaerah sekitar aliran sungai besar meliputi
Kecamatan Sambas, Sebawi, Galing, Sejangkung, Sajad, Teluk Keramat, Tebas, Salatiga,
Selakau, Selakau Timur, Tangaran dan Paloh.
Selain itu juga terdapat kawasan lahan gambut yang rentan dan potensial
menimbulkan terjadinya bencana kebakaran hutan dan lahan tersebar di Kecamatan Sambas,
Sebawi, Sejangkung, Teluk Keramat, Galing, Subah, Tebas, Semparuk dan Selakau Timur.
Kecamatan dan Desa potensi tinggi rawan bencana per jenis bencana dapat dilihat pada tabel
berikut :
Sumber: Data dan Informasi Bencana Indonesia (DIBI) dari tahun 1999-2016 dalam DRPB Kab. Sambas 2018-2022
Berdasarkan tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa terdapat 5 (lima) kejadian bencana
yang ada di Kabupaten Sambas yaitu bencana banjir,kekeringan, banjir bandang, cuaca ekstrim
dan kebakaran hutan dan lahan. Persentase kejadian bencana tersebut dapat dilihat pada
Gambar berikut.
Gambar 2.5
Persentase Kejadian Bencana di Kabupaten Sambas dari Tahun 1999-2016
Dari Gambar diatas, dapat disimpulkan bahwa kejadian bencana yang mempunyai
persentase paling tinggi dan yang merupakan bencana yang paling sering terjadi yaitu bencana
banjir dengan 61%, kemudian cuaca ekstrim dan kekeringan memiliki kesamaan persentase
terjadi bencana sebesar 13%.
Kabupaten Sambas memiliki tingkat risiko tinggi untuk bencana banjir, banjir bandang,
kekeringan, cuaca ekstrim, gempa bumi, kebakaran hutan dan lahan serta tanah longsor. Untuk
bencana gelombang ekstrim dan abrasi memiliki tingkat risiko sedang. Hal ini dapat dilihat pada
Tabel 2.12, melalui proses penggabungan tingkat bahaya, tingkat kerentanan dan tingkat
kapasitas.
Risiko bencana adalah potensi kerugian yang ditimbulkan akibat bencana pada suatu
wilayah dan kurun waktu tertentu berupa kematian, luka, sakit, jiwa terancam, hilangnya rasa
aman, mengungsi, kerusakan atau kehilangan harta, dan gangguan kegiatan masyarakat. Tingkat
risiko bencana di Kabupaten Sambas dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Gambar 2.6
Peta Risiko Multi Bahaya di Kabupaten Sambas
75+
70-74
65-69
60-64
55-59
Laki-laki
50-54
45-49 Perempuan
40-44
35-39
30-34
25-29
20-24
15-19
10-14
5-9
0-4
- 5.000 10.000 15.000 20.000 25.000 30.000 35.000
Sumber : Buku Kabupaten Sambas Dalam Angka Tahun 2018
Gambar 2.7
Penduduk Kabupaten Sambas Menurut Golongan Umur dan Jenis Kelamin Tahun 2017
Berikutnya jika dilihat distribusi penduduk menurut jenis kelamin ditiap kecamatan
masih belum sepenuhnya merata dengan rincian sebagaimana gambar berikut :
80.000
60.000
40.000
20.000
-
Selakau…
Teluk…
Sajingan…
Semparuk
Tebas
Subah
Jawai
Salatiga
Sajad
Jawai Selatan
Paloh
Selakau
Pemangkat
Tangaran
Tekarang
Sejangkung
Sambas
Sebawi
Galing
Laki-laki Perempuan
Gambar 2.8
Penduduk Kabupaten Sambas Menurut Kecamatan dan Jenis Kelamin Tahun 2017
Mengacu pada data hasil konsolidasi Dinas Kependudukan dan Cacatan Sipil Kabupaten
Sambas dengan Kementerian Dalam Negeri jumlah penduduk Kabupaten Sambas tahun 2017
sebesar 633.182 jiwa dengan rincian sebagai berikut :
Tabel 2.15
Jumlah Penduduk Kabupaten Sambas Tahun 2013 - 2017
No Kode wilayah Kecamatan 2013 2014 2015 2016 2017
1 61.01.01 Sambas 52.696 53.815 56.787 54.339 54.720
2 61.01.02 Teluk Keramat 72.403 73.637 76.869 71.534 72.339
3 61.01.03 Jawai 48.201 49.184 51.173 45.276 45.859
4 61.01.04 Tebas 81.863 83.434 82.597 79.431 79.145
5 61.01.05 Pemangkat 56.350 57.545 53.703 54.478 54.727
6 61.01.06 Sejangkung 25.650 26.213 26.071 27.517 27.438
7 61.01.07 Selakau 37.088 37.930 37.214 39.495 39.763
8 61.01.08 Paloh 27.816 28.286 28.324 29.903 30.164
9 61.01.09 Sajingan Besar 10.442 10.701 10.587 11.414 11.693
10 61.01.10 Subah 21.893 22.324 22.726 24.127 24.701
11 61.01.11 Galing 22.490 22.914 23.038 24.479 24.837
Bila kita sandingkan data jumlah penduduk antara yang dicatatkan oleh Dinas
Kependudukan dan Catatan Sipil dengan BPS Kabupaten Sambas maka terdapat selisih sebesar
110.067 jiwa. Perbedaan ini disebabkan oleh metode dan kriteria perhitungan jumlah penduduk
yang berbeda. Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil berbasis pada data dokumen
admininstrasi kependudukan sementara BPS berdasarkan pada hasil sensus.
Penduduk merupakan salah satu faktor produksi yang mampu menggerakkan
perekonomian daerah. Ketersediaan penduduk khususnya angkatan kerja yang berkualitas
tentunya akan menjadi modal strategis bagi kemajuan daerah. Sampai dengan tahun 2017
jumlah angkatan kerja (penduduk yang berumur 15 tahun keatas) di Kabupaten Sambas
tercatat sebanyak 258.052 jiwa terdiri dari yang bekerja sebanyak 247.108 jiwa dan
pengangguran terbuka berjumlah 10.944 orang. Sementara jumlah penduduk yang berumur 15
tahun ke atas namun bukan angkatan kerja sebanyak 110.519 orang. Secara rinci jumlah
angkatan kerja dan bukan angkatan kerja di Kabupaten Sambas sebagai berikut :
Tabel 2.16
Penduduk Kabupaten Sambas Berumur 15 tahun Keatas
Berdasarkan Jenis Kegiatan Utama dan Jenis Kelamin Tahun 2017
Laki-laki Perempuan
Jenis Kegiatan Total
(jiwa) (jiwa)
Penduduk Berumur 15 Tahun Ke Atas 178.161 190.410 368.571
Angkatan Kerja 148.686 109.366 258.052
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (%) 83,46 57,44 70,01
Bekerja 140.879 106.229 247.108
Pengangguran Terbuka 7.807 3.137 10.944
Tingkat Pengangguran Terbuka (%) 5,25 2,87 4,24
Bukan Angkatan Kerja 29.475 81.044 110.519
Sekolah 13.367 14.214 27.581
Mengurus Rumah Tangga 7.296 61.624 68.920
Lainnya 8.812 5.206 14.018
Sumber : BPSKab. Sambas Tahun 2018
Berdasarkan tabel di atas, jumlah angkatan bukan kerja khususnya yang melakukan jenis
kegiatan mengurus rumah tangga cukup besar yakni 68.920 jiwa atau sekitar 18,70%. Kondisi
ini tentunya memperberat beban yang harus ditanggung oleh penduduk yang bekerja.
Disamping itu, jumlah pengangguran terbuka meskipun mengalami perbaikan dari tahun
sebelumnya masih tergolong tinggi dengan jumlah sebesar 10.944 jiwa atau 4,24%. Mengingat
tingkat partisipasi angkatan kerja masih pada angka 70,01% maka perlu didorong penduduk
yang bukan angkatan kerja saat ini khususnya yang melakukan kegiatan mengurus rumah
tangga dan lainnya untuk lebih produktif melakukan kegiatan usaha kecil yang berbasis rumah
tangga.
Tabel 2.17
Jumlah Pemeluk Agama di Kabupaten Sambas Tahun 2014-2017
2014 2015 2016 2017
Agama Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah
% % % %
(jiwa) (jiwa) (jiwa) (jiwa)
Islam 543.287 86,65 549.100 87,46 549.434 87,21 552.422 87,248
Kristen 11.512 1,84 11.284 1,80 11.553 1,83 11.854 1,87
Khatolik 17.779 2,84 17.429 2,78 18.190 2,89 11.542 2,93
Hindu 272 0,04 272 0,04 253 0,04 258 0,04
Budha 51.330 8,19 46.928 7,47 47.571 7,55 47.183 7,45
Lainnya 2.815 0,45 2.824 0,45 2.985 0,47 2.923 0,46
Total 626.995 100 627.837 100 629.986 100 626.182 100
Sumber: Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kab. Sambas, 2017
A. Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi dapat dilihat dari penyajian angka PDRB baik atas dasar harga
berlaku maupun harga konstan. Khusus dalam melakukan analisis perekonomian daerah
seringkali menggunakan PDRB atas dasar harga konstan karena telah menghilangkan pengaruh
inflasi sehingga dianggap lebih valid. Hipotesis kerja yang digunakan adalah jika angka PDRB
meningkat maka pertumbuhan ekonomi daerah juga meningkat begitu pula sebaliknya.
Perekonomian Kabupaten Sambas pada tahun 2017 mengalami pertumbuhan sebesar
5,13% mengalami perlambatan 0,11% dari tahun 2016 sebesar 5,24%, tahun 2015 sebesar
4,78% dan tahun 2014 sebesar 5,40%. Bila data capaian pertumbuhan 4 tahun terakhir tersebut
kita gambarkan dalam satu grafik maka tampak tren pertumbuhan pertumbuhan PDRB
Kabupaten Sambas menunjukkan dinamika yang sangat fluktuatif. Hal ini menjadi indikasi awal
kurang mantapnya kontribusi pembangunan daerah yang telah dilakukan dalam mendorong
Kontribusi tertinggi pertumbuhan PDRB Kabupaten Sambas menurut sektor ADHK 2010
tahun 2017 berasal dari sektor lapangan usaha informasi dan komunikasi sebesar 13,85%
diikuti lapangan usaha jasa keuangan dan asuransi sebesar 7,50%, lapangan usaha pengadaan
air, pengelolaan sampah, limbah dan daur ulang sebesar 6,26%, lapangan usaha penyediaan
akomodasi dan makan minum sebesar 5,38% dan lapangan usaha pertanian, kehutanan dan
perikanan sebesar 5,37%. Secara rinci laju pertumbuhan PDRB Kabupaten Sambas menurut
sektor ADHK 2010 sebagai berikut :
Tabel 2.20
Pertumbuhan PDRB Kabupaten Sambas Menurut Sektor ADHK 2010 (%)
Tahun
Lapangan Usaha
2013 2014 2015 2016 2017*
A. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 6,31 3,25 2,99 4,71 5,37
B. Pertambangan dan Penggalian 10,55 14,09 8,79 -0,50 2,85
C. Industri Pengolahan 4,64 4,61 3,96 4,50 4,50
D. Pengadaan Listrik dan Gas 3,01 14,20 5,40 12,66 3,52
E. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah,
0,37 5,69 -0,61 10,39 6,26
Limbah dan Daur Ulang
F. Konstruksi 13,06 13,12 6,22 5,19 5,03
G. Perdagangan Besar dan Eceran;
6,51 4,17 5,15 4,45 4,31
Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
H. Transportasi dan Pergudangan 4,52 5,14 6,08 4,60 4,72
I. Penyediaan Akomodasi dan Makan
4,60 6,13 5,97 7,79 5,38
Minum
J. Informasi dan Komunikasi 8,47 9,30 11,39 10,25 13,85
K. Jasa Keuangan dan Asuransi 14,53 14,04 7,75 13,71 7,50
L. Real Estat 5,41 6,66 3,86 2,75 2,58
M, N. Jasa Perusahaan 5,98 4,72 7,12 3,08 0,94
O. Administrasi Pemerintahan,
-4,28 6,84 7,09 7,16 3,94
Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib
P. Jasa Pendidikan 5,27 5,56 5,50 5,98 2,12
Q. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 3,09 4,59 3,34 2,83 3,34
R,S,T,U. Jasa lainnya 1,42 4,09 3,83 4,31 4,17
Produk Domestik Regional Bruto 6,18 5,40 4,76 5,24 5,13
Sumber : BPS Kabupaten Sambas, Tahun 2018.
Keterangan : *) angka sementara
Bila kita cermati lebih jauh pertumbuhan yang cukup mantap disumbangkan oleh
lapangan usaha informasi dan komunikasi yang trennya secara stabil terus mengalami
peningkatan. Hal ini tentunya sejalan dengan pergeseran kehidupan manusia sejalan dengan
pesatnya kemajuan teknologi informasi dan komunikasi (ICT). Kemajuan ICT memang
berdampak luas dan merubah landskap kehidupan manusia. Berkat keunggulannyaberupa
kecepatan yang mampu menihilkan dimensi ruang dan waktu melahirkan berbagai tuntutan
baru dalam kehidupan masyarakat. Artinya kemajuan ICT menghadirkan peluang dan ancaman
yang seimbang bagi kehidupan manusia khususnya bagi perekonomian daerah. Pertumbuhan
PDRB sebagaimana dijelaskan sebelumnya berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi daerah
yang secara rinci tergambar berikut ini :
6,5
5,5
4,5
4
2013 2014 2015 2016 2017
Kabupaten Sambas 6,18 5,4 4,76 5,24 5,13
Propinsi Kalimantan
6,05 5,03 4,88 5,2 5,17
Barat
Nasional 5,78 5,02 4,79 5,03 5,07
Gambar 2.9
Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Sambas,
Provinsi Kalimantan Barat dan Nasional (%) Tahun 2013 – 2017
Berdasarkan tabel di atas, distribusi persentase PDRB ADHK masih didominasi oleh
lapangan usaha pertanian, kehutanan dan perikanan. Namun bila kita perhatikan lebih teliti
dalam 5 tahun terakhir angkanya terus mengalami penurunan. Kenaikan cukup mantap dan
stabil disumbangkan oleh lapangan usaha informasi dan komunikasi. Sementara lapangan usaha
yang lain perkembangannya kurang signifikan bahkan cenderung stagnan.
Sebagai daerah agraris dengan jumlah penduduk bermata pencaharian pokok pertanian
sudah sewajarnya dalam struktur perekonomian Kabupaten Sambas didominasi oleh sektor
pertanian dengan nilai nominal sebesar Rp 5.709.196,1 juta atau 32,57%, diikuti oleh lapangan
usaha perdagangan besar dan eceran; reparasi mobil dan sepeda motor sebesarRp 3.030.637,4
juta atau 17,30% dan usaha industri pengolahan dengan nilai nominal sebesar Rp 2.203.182,0
juta atau 12,57%. Secara rinci distribusi PDRB ADHB sebagai berikut :
Tabel 2.24
Distribusi Persentase PDRB Kabupaten Sambas ADHB
Tahun 2013 –2017 Menurut Lapangan Usaha (%)
Lapangan Usaha/Industry 2013 2014 2015 2016* 2017**
A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 34.44 33,37 32.69 32.58 32.57
1. Pertanian, Peternakan, Perburuan dan Jasa Pertanian 29.37 28,24 27.69 27.39 27.48
a. Tanaman Pangan 6.89 6,51 6.08 5.89 5.44
b. Tanaman Hortikultura 7.26 7,33 7.72 7.74 8.00
c. Tanaman Perkebunan 12.78 11,91 11.46 11.42 11.85
d. Peternakan 2.19 2,24 2.19 2.10 1.96
e. Jasa Pertanian dan Perburuan 0.24 0,24 0.24 0.24 0.23
2. Kehutanan dan Penebangan Kayu 0.76 0,64 0.57 0.62 0.61
3. Perikanan 4.31 4,49 4.43 4.57 4.48
B Pertambangan dan Penggalian 1.07 1,19 1.30 1.25 1.26
1. Pertambangan Minyak, Gas dan Panas Bumi - - - - -
2. Pertambangan Batubara dan Lignit - - - - -
3. Pertambangan Bijih Logam 0.01 0,01 0.01 0.01 0.01
4. Pertambangan dan Penggalian Lainnya 1.06 1,18 1.29 1.24 1.25
C Industri Pengolahan 12.78 12,68 12.46 12.41 12.57
1. Industri Batubara dan Pengilangan Migas - - - -
2. Industri Makanan dan Minuman 9.82 10,04 10.01 10.02 10.26
3. Industri Pengolahan Tembakau - - - - -
4. Industri Tekstil dan Pakaian Jadi 0.10 0,11 0.11 0.11 0.12
5. Industri Kulit, Barang dari Kulit dan Alas Kaki - - - - -
6. Industri Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus dan 0.41 0,35 0.31 0.31 0.28
Barang Anyaman dari Bambu, Rotan dan
Sejenisnya
7. Industri Kertas dan Barang dari Kertas; Percetakan 0.01 0,01 0.01 0.01 0.01
dan Reproduksi Media Rekaman
8. Industri Kimia, Farmasi dan Obat Tradisional - - - - -
9. Industri Karet, Barang dari Karet dan Plastik 1.54 1,32 1.18 1.17 1.16
10. Industri Barang Galian bukan Logam 0.09 0,08 0.09 0.08 0.08
11. Industri Logam Dasar - - - - -
12. Industri Barang Logam; Komputer, Barang 0.26 0,26 0.25 0.24 0.23
Elektronik, Optik; dan Peralatan Listrik
13. Industri Mesin dan Perlengkapan 0.03 0,03 0.03 0.03 0.03
14. Industri Alat Angkutan 0.10 0,11 0.10 0.10 0.09
15. Industri Furnitur 0.36 0,34 0.32 0.29 0.27
16. Industri Pengolahan Lainnya; Jasa Reparasi dan 0.05 0,05 0.05 0.05 0.05
Pemasangan Mesin dan Peralatan
D Pengadaan Listrik dan Gas 0.04 0,04 0.04 0.05 0.04
1. Ketenagalistrikan 0.01 0,01 0.01 0.02 0.02
2. Pengadaan Gas dan Produksi Es 0.03 0,03 0.03 0.03 0.02
E Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan 0.06 0,06 0.05 0.05 0.05
Daur Ulang
F Konstruksi 7.35 8,00 8.25 8.13 8.26
C. PDRB Perkapita
Tingkat kesejahteraan penduduk suatu daerah dapat diukur salah satunya dengan
pendapatan regional per kapita dalam hal ini PDRB per kapita. PDRB per kapita atas dasar harga
berlaku pada tahun 2017 sebesar 33.080 ribu rupiah. Sedangkan PDRB per kapita atas dasar
harga konstan di tahun 2017 sebesar 23.447 ribu rupiah dengan pertumbuhan sebesar 4,47
persen. Secara keseluruhan perkembangan PDRB per kapita ADHB dan ADHK dapat dilihat pada
tabel berikut ini :
Tabel 2.25
Perkembangan PDRB Per Kapita Kabupaten Sambas Tahun 2013 – 2017
Uraian 2013 2014 2015 2016* 2017**
Nilai PDRB (Miliar Rp)
- ADHB 11,819.11 13,215.75 14,634.43 16,025.32 17,521.96
- ADHK 2010 10,167.42 10,715.97 11,226,27 11,813.97 12,419.53
PDRB Perkapita (Ribu Rp)
- ADHB 22.924 25.420 27.976 30.445 33.080
- ADHK 2010 19.721 20.612 21.460 22.444 23.447
Pertumbuhan PDRB perkapita ADHK 2010 4.84 4.52 4.12 4.58 4.47
Jumlah Penduduk (Ribu Org) 515.57 519.89 523.12 536.37 529.68
Pertumbuhan Jumlah Penduduk (%) 1.27 0.84 0.62 0.62 0.63
Sumber : BPS Kab. Sambas Tahun 2018
Keterangan : *) angka sementara **) angka sangat sementara
Berdasarkan tabel di atas, dalam 5 tahun terakhir nilai PDRB dan PDRB Perkapita baik
ADHK 2010 atau ADHB menunjukkan tren yang selalu meningkat dari tahun ketahun. Meskipun
terus menunjukan peningkatan nominalnya namun pertumbuhan PDRB perkapita ADHK 2010
dalam 5 tahun terakhir mengalami dinamika yang kurang stabil. Pertumbuhan PDRB perkapita
Indeks gini merupakan indikator yang digunakan untuk mengukur tingkat ketimpangan
pendapatan secara menyeluruh. Nilai indeks gini berkisar antara 0 sampai 1, artinya jika indeks
gini bernilai 0 maka terjadi pemerataan pendapatan secara sempurna demikian pula sebaliknya
jika indeks gini bernilai 1 maka terjadi ketimpangan pendapatan yang sempurna di masyarakat.
Dengan demikian semakin indeks gini mendekati nilai 0 maka kondisi pemerataan pendapatan
semakin baik.
Sampai dengan tahun 2017 nilai indeks gini Kabupaten Sambas tercatat sebesar 0,305
mengalami perbaikan dari tahun 2016 sebesar 0,376. Berdasarkan capaian tersebut maka
ketimpangan distribusi pendapatan masyarakat Kabupaten Sambas tergolong cukup baik.
Secara rinci perkembangan indeks gini Kabupaten Sambas sebagai berikut :
Gambar 2.10
Perkembangan Indeks Gini Kabupaten Sambas dan Provinsi Kalimantan Barat
Tahun 2013 – 2017
Berdasarkan gambar di atas secara umum indeks gini Kabupaten Sambas dalam 4 tahun
terakhir sedikit lebih baik dari indeks gini Provinsi Kalimantan Barat. Meskipun demikian
perkembangannya kurang stabil.
E. Laju Inflasi
Inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus
berkenaan dengan mekanisme pasar yang disebabkan oleh berbagai faktor diantaranya oleh
meningkatnya konsumsi masyarakat, berlebihnya likuiditas dipasar sehingga memicu konsumsi,
adanya spekulasi yang membuat kelangkaan barang dan jasa dipasar hingga ketidaklancaran
distribusi barang dan jasa. Singkatnya inflasi dapat difahami sebagai menurunnya nilai mata
uang secara kontinyu. Sejalan dengan itu maka inflasi dapat dijadikan sebagai salah satu
indikator untuk melihat stabilitas ekonomi suatu daerah. Artinya semakin kecil inflasi daerah
maka harga barang dan jasa akan semakin terkontrol dalam batas keterjangkauan daya beli
masyarakat sehingga perekonomian daerah semakin stabil. Suatu daerah dikatakan memiliki
stabilitas ekonomi yang lebih stabil jika tingkat inflasinya lebih rendah dibandingkan daerah
6,50 6,09
5,70
6,00
5,10
Inflasi (%)
5,50
5,00
4,50 4,03 4,06 4,01
4,00
3,50
3,00
2012 2013 2014 2015 2016 2017
Tahun
Gambar 2.11
Laju Inflasi Kabupaten Sambas Tahun 2012 – 2017
Berdasarkan gambar di atas tren laju inflasi Kabupaten Sambas selama 6 tahun terakhir
bergerak dikisaran angka 4 – 6%. Tahun 2012 angka inflasi Kabupaten Sambas tercatat sebesar
4,03% kemudian naik menjadi sebesar 5,1% di tahun 2013 dan puncaknya di tahun 2014
mencapai angka 6,09%. Setelah itu di tahun 2015 inflasi di Kabupaten Sambas mengalami fase
menurun di angka 5,70% dan turun kembali di tahun 2016 dan 2017 menjadi sebesar 4,06%
dan 4,01%.
Tekanan inflasi di Kabupaten Sambas didorong oleh adanya kenaikan harga tarif dasar
listrik dan kenaikan bahan bakar gas sebagai penyesuaian harga oleh pemerintah pusat pada
bulan Maret dan Juli tahun 2017 yang berimplikasi pada naiknya harga bahan pokok seperti
telur, gula, beras, sayuran, cabai dan lainnya yang cukup tinggi. Disamping itu penyesuaian
harga BBM dan tarif dasar listrik juga meningkatkan biaya transportasi dan ongkos produksi.
Selain disebabkan oleh hal tersebut di atas, yang lebih dekat pada sisi suply barang dan jasa,
inflasi di Kabupaten Sambas juga dipicu oleh kenaikan permintaan akan barang dan jasa sebagai
implikasi dari beberapa aktifitas keagamaan dan kebudayaan seperti perayaan Idul Fitri, Idul
Adha, Natal, Cap Go Meh, sembahyang kubur serta tradisi dan kebiasaan masyarakat Kabupaten
Sambas yang seringkali melaksanakan acara syukuran atau pesta baik acara pernikahan, aqiqah,
gunting rambut dan lainnya.
F. Tingkat Kemiskinan
Mengacu pada data BPS Kabupaten Sambas jumlah penduduk miskin di Kabupaten
Sambas tahun 2017 tercatat sebanyak 45.410 jiwa atau 8,59%. Garis kemiskinan di
Kabupaten Sambas tahun 2017 sebesar Rp 369.202,-per kapita per bulan dengan indeks
kedalaman kemiskinan sebesar 1,05 dan indeks keparahan kemiskinan sebesar 0,24.Secara
rinci perbandingan persentase kemiskinan Kabupaten Sambas, Provinsi Kalimantan Barat
dan Indonesia sebagai berikut :
6,00
4,00
2,00
0,00
2014 2015 2016 2017
Gambar 2.12
Perbandingan Persentase Tingkat Kemiskinan Kabupaten Sambas,
Kalimantan Barat dan Indonesia 2014–2017
2 1,44
1,28 1,3
1,5 1,05
0
2014 2015 2016 2017
Berdasarkan gambar di atas maka sejak tahun 2014 hingga tahun 2017 capaian
persentase pengangguran terbuka di Kabupaten Sambas lebih rendah dari Provinsi Kalimantan
Barat, meskipun demikian trennya setiap tahun mengalami peningkatan. Khusus di tahun 2017
persentase pengangguran terbuka mengalami perbaikan yang cukup menggembirakan yakni
sebesar 0,61%. Tantangan yang masih dan mungkin dihadapi oleh pemerintah Kabupaten
Sambas adalah masih banyaknya jumlah pengangguran yang berpendidikan rendah yakni SD
sebanyak 3.866 jiwa dan tidak tamat SD sebanyak 3.234 jiwa. Sementara yang berpendidikan
SMP sebanyak 1.410 jiwa dan SMA berjumlah 1.181 jiwa. Memperhatikan kualitas sumber daya
manusia yang tergolong rendah di atas maka perlu dilakukan upaya pemberdayaan masyarakat
melalui program dan kegiatan yang berbasis padat karya sehingga mampu menyiapkan
lapangan kerja yang cukup banyak.
Gambar 2.15
IPM Indonesia, Provinsi Kalimantan Barat dan Kabupaten SambasTahun 2013 – 2017
Berdasarkan gambar di atas, dalam 5 tahun terakhir IPM Kabupaten Sambas terus
menunjukkan kemajuan, namun pertumbuhannya masih di bawah IPM Provinsi Kalimantan Barat
dan Indonesia. Berdasarkan capaian IPM tahun 2017 maka kinerja pembangunan daerah masuk
dalam kategori sedang.
Berdasarkan hasil survey indeks kemajuan status desa yang dilakukan tahun 2017 maka
jumlah desa di Kabupaten Sambas yang berstatus mandiri masih belum ada, maju sebanyak 5
desa, berkembang sebanyak 71 desa, tertinggal sebanyak 98 desa dan sangat tertinggal sebanyak
19 desa. Secara rinci status kemajuan desa di Kabupaten Sambas sebagai berikut :
Tabel 2.26
Status Kemajuan Desa di Kabupaten Sambas Tahun 2017
Status Kemajuan Desa
No Kecamatan Sangat Jumlah
Mandiri Maju Berkembang Tertinggal
Tertinggal
1. Selakau - - 2 9 - 11
2. Pemangkat - - 8 - - 8
3. Jawai - - 6 7 - 13
4. Tebas - 1 6 13 3 23
5. Sambas - - 8 8 2 18
6. Sejangkung - - - 8 4 12
7. Teluk Keramat - 1 7 12 5 25
8. Paloh - 1 4 3 - 8
9. Sajingan Besar - 2 2 1 - 5
10. Galing - - 3 5 2 10
11. Subah - - 5 6 - 11
12. Tekarang - - 4 3 - 7
13. Semparuk - - 4 1 - 5
14. Sebawi - - 4 3 - 7
15. Sajad - - 1 3 - 4
16. Jawai Selatan - - 3 6 - 9
17. Tangaran - - 2 3 3 8
18. Selakau Timur - - 2 2 - 4
19. Salatiga - - - 5 - 5
Total 0 5 71 98 19 193
Sumber : Keputusan Dirjen Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa Kementerian PDTT Nomor 52 Tahun 2018.
Angka melek huruf Kabupaten Sambas menunjukkan tren yang positif dengan pertumbuhan
rata-rata per tahun sebesar 0,135%. Tahun 2013 angka melek huruf Kabupaten Sambas sebesar
92,55% turun di tahun berikutnya menjadi 92,04% kemudian naik lagi sedikit menjadi 92,1% di
tahun 2015. Selanjutnya tahun 2016 terjadi kenaikan yang cukup signifikan yakni sebesar 2,34%
menjadi 94,44%, namun turun kembali di tahun 2017 menjadi 93,09%. Bila kita cermati tren
perkembangan angka melek huruf di atas tampak bahwa dinamikanya sangat tajam.
Gambar 2.16
Perkembangan Angka Harapan Lama Sekolah Kabupaten Sambas,
Kalimantan Barat dan Indonesia 2015-2017 (tahun)
Sampai dengan tahun 2017 HLS Kabupaten Sambas tercatat sebesar 11,92 tahun
meningkat dari tahun sebelumnya sebesar 11,81 tahun. Meskipun terjadi peningkatan namun
jika dibandingkan dengan HLS Provinsi Kalimantan Barat tahun 2017 sebesar 12,50 tahun maka
capaian Kabupaten Sambas masih berada di bawah. Secara rinci perbandingan HLS Kabupaten
Sambas, Provinsi Kalimantan Barat dan Indonesia seperti terlihat pada gambar 2.16.
Berdasarkan gambar di atas, tampak dalam 3 tahun terakhir tren HLS Kabupaten Sambas
cenderung meningkat dengan laju pertumbuhan dikisaran 0,11 tahun. Laju pertumbuhan ini
bila dibandingkan dengan laju pertumbuhan HLS Provinsi Kalimantan Barat maupun Nasional
Angka rata-rata lama sekolah didefinisikan sebagai jumlah tahun yang digunakan oleh
penduduk dalam menjalani pendidikan formal. Diasumsikan bahwa dalam kondisi normal, rata-
rata lama sekolah suatu wilayah tidak akan turun. Cakupan penduduk yang dihitung dalam
penghitungan rata-rata lama sekolah adalah penduduk berusia 25 tahun keatas.RLS
menunjukkan seberapa lama penduduk mengenyam pendidikan di bangku sekolah. Semakin
cepat atau mendekati ideal waktu yang dibutuhkan untuk lulus maka kualitas pendidikan
semakin baik. Sampai dengan tahun 2017 RLS Kabupaten Sambas tercatat sebesar 6,42 tahun
meningkat cukup besar yakni 0,22 tahun atau 3,55% dari tahun 2016 sebesar 6,2 tahun. Secara
rinci perkembangan RLS Kabupaten Sambas sebagai berikut :
Tabel 2.28
Angka RLS Kabupaten Sambas Tahun 2013 – 2017
No Indikator Satuan 2013 2014 2015 2016 2017
1. Angka Rata-Rata 6,67
Tahun 5,48 5,80 6,13 6,42
Lama Sekolah
Sumber : Ranwal RPJMD Provinsi Kalimantan Barat, 2018
Berdasarkan tabel di atas, dalam 5 tahun terakhir angka RLS Kabupaten Sambas terus
membaik. Selanjutnya jika disandingkan dengan capaian RLS Provinsi Kalimantan Barat maka
capaian Kabupaten Sambas masih berada di bawah sebagaimana gambar berikut ini :
7,50
6,98 7,05
6,93
7,00
6,42
6,50 6,13 6,20
6,00
5,50
2015 2016 2017
Gambar 2.17
Perkembangan RLS Kabupaten Sambas danProvinsi Kalimantan Barat
Tahun 2015-2017 (tahun)
Berdasarkan data tabel di atas APK PAUD mengalami kenaikan pada tahun 2017 sebesar
2,80 % dibandingkan tahun 2016, sedangkan APK SD/Paket A dan APK SMP/Paket B mengalami
penurunan masing-masing sebesar 6,52 % dan 23,19 %. APK PAUD mengalami kenaikan setiap
tahunnya sedangkan untuk APK SD/Paket A mengalami penurunan pada tahun 2015 dan tahun
2017. APK SMP/Paket B mengalami kenaikan dari tahun 20113 hingga tahun 2016 dan
mengalami penurunan pada tahun 2017.
APM SD/Paket A Kabupaten Sambas diantara tahun 2013 hingga 2017 mengalami
penurunan pada tahun 2015 dan tahun 2017, pada tahun 2015 APM SD/Paket A mengalami
penurunan sebesar 3,94 % sedangkan tahun 2017 mengalami penurunan sebesar 6 %. Untuk
APM SMP/Paket B dari tahun 2013 terus mengalami kenaikan sampai tahun 2017. Kenaikan
tertinggi pada tahun 2016 yaitu sebesar 16,41 %.
73,04
74 72,39 72,17 72,12 71,95
71,13 71,11 70,98 70,75
72 70,52 70,32 69,8 69,92
70 68,17
67,46
68
66
64
Gambar 2.18
AHH Kabupaten/Kota dan Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2017 (tahun)
H. Angka Kematian
Angka kematian adalah kejadian kematian yang terjadi pada kurun waktu dan tempat
tertentu yang diakibatkan oleh keadaan tertentu dapat berupa penyakit, bukan penyakit
maupun sebab lainnya. Angka kematian secara garis besar digambarkan oleh angka kematian
bayi (AKB) dan angka kematian ibu (AKI).
AKB adalah jumlah penduduk yang meninggal sebelum mencapai usia 1 tahun yang
dinyatakan dalam 1000 kelahiran hidup pada tahun yang sama. Sampai dengan tahun 2017 AKB
Kabupaten Sambas tercatat sebesar 8,77. Secara rinci perkembangan AKB Kabupaten Sambas
sebagai berikut :
Tabel 2.32
Angka Kematian Bayi (AKB) Kabupaten Sambas Tahun 2013 – 2017
No Indikator 2013 2014 2015 2016 2017
1. Angka Kematian
10,15 10,6 12,46 10,11 8,38
Bayi
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Sambas, 2018
Berdasarkan tabel di atas, bila kita cermati lebih jauh penurunan angka kematian bayi
terbesar terjadi di tahun 2016 yakni sebesar 2,35 dibandingkan tahun 2015. Penurunan ini
merupakan hasil dari respon Pemerintah Kabupaten Sambas terhadap kenaikan AKB yang cukup
tajam di tahun sebelumnya yakni sebesar 1,86. Keberhasilan menurunkan AKB terus berlanjut di
tahun 2017 dengan capaian sebesar 1,73 sehingga sampai tahun 2017 AKB Kabupaten Sambas
tercatat sebesar 8,38. Meskipun terbilang cukup berhasil menurunkan AKB namun perlu terus
diupayakan secara maksimal berbagai inovasi dan sinersigitas program dan kegiatan lintas sektor
untuk menekan AKB di Kabupaten Sambas.
AKB dipengaruhi oleh faktor intern yang berkaitan langsung dengan kondisi ibu hamil, ibu
menyusui dan bayinya. Beberapa penyebab faktor intern adalah ibu hamil yang kekurangan gizi
sehingga cenderung melahirkan bayi dengan kondisi malnutrisi, ibu hamil yang menderita
penyakit kronis dan beban mental akibat depresi berkepanjangan, usia ibu hamil yang resiko
tinggi, kelainan fisik serta gangguan mental pada bayi. Selain faktor intern AKB juga dipengaruhi
oleh faktor ekstern khususnya berkaitan dengan pertolongan saat proses persalinan.
Berdasarkan tabel di atas, bila kita cermati lebih jauh perkembangan jumlah kasus maka
peningkatan kasus tertinggi terjadi di tahun 2015 yakni meningkat sebanyak 27 kasus dari tahun
sebelumnya. Peningkatan ini membuat jumlah kasus kematian bayi menjadi yang terbesar dalam
5 tahun terakhir di Kabupaten Sambas yakni sebesar 138 kasus. Peningkatan jumlah kasus yang
cukup tajam ini kemudian direspon dengan berbagai upaya di tahun berikutnya sehingga mampu
memberikan hasil yang cukup baik yakni penurunan jumlah kasus kematian bayi sebanyak 25
kasus. Kinerja program dan kegiatan terus berlanjut di tahun 2017 dengan mampu menurunkan
kasus kematian bayi sebanyak 21 kasus. Data-data ini mengindikasikan bahwa intervensi
program dan kegiatan masih cukup signifikan mampu menjawab permasalahan kasus kematian
bayi. Meskipun demikian upaya untuk mencari berbagai terobosan baru perlu terus didorong agar
jumlah kasus kematian bayi di Kabupaten Sambas dapat terus ditekan hingga batas yang
maksimal.
Selanjutnya indikator AKI adalah jumlah wanita yang meninggal dari suatu penyebab
kematian yang berkenaan dengan gangguan kehamilan atau penanganannya selama kehamilan,
melahirkan dan dalam masa nifas tanpa memperhitungkan lama kehamilan per 100.000 kelahiran
hidup. Sampai dengan tahun 2017 jumlah AKI di Kabupaten Sambas tercatat sebesar 7 kasus
dengan perkembangan sebagai berikut :
Tabel 2.34
Jumlah Kasus Kematian Ibu di Kabupaten Sambas Tahun 2013 – 2017
No Indikator Satuan 2013 2014 2015 2016 2017
Berdasarkan tabel di atas, bila kita cermati lebih jauh perkembangan jumlah kasus maka
peningkatan kasus tertinggi terjadi di tahun 2015 yakni meningkat sebanyak 9 kasus dari tahun
sebelumnya. Peningkatan ini membuat jumlah kasus kematian ibu menjadi yang terbesar dalam 5
tahun terakhir di Kabupaten Sambas yakni sebesar 22 kasus. Peningkatan jumlah kasus yang
cukup tajam ini kemudian direspon dengan berbagai upaya di tahun berikutnya sehingga mampu
Rasio penduduk yang bekerja juga berkaitan dengan persentase pengangguran terbuka.
Artinya jika rasio penduduk yang bekerja tinggi maka persentase pengangguran terbuka akan
semakin kecil demikian pula sebaliknya. Sampai dengan tahun 2017 persentase pengangguran
terbuka di Kabupaten Sambas sebesar 4,24% sedikit lebih baik dari capain Provinsi Kalimantan
Barat yakni 4,36%. Secara rinci perkembangan persentase pengangguran terbuka di Kabupaten
Sambas sebagai berikut :
Tabel 2.35
Penduduk Kabupaten Sambas Berumur 15 Tahun Ke Atas Berdasarkan Jenis Kegiatan
Berdasarkan tabel di atas, pada tahun 2017jumlah penduduk usia produktif (15 tahun ke
atas) yang bekerja adalah 247.108 sedangkan jumlah angkatan kerja sebesar 258.052 berarti
rasio penduduk yang bekerja adalah 95,76%.
Tingkat pengangguran terbuka dan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja pada tahun2017
masing-masingadalah4,24% dan 70,01% sedangkan pada tahun 2016 data tidak tersedia karena
pada tahun 2016 tidak dilakukan survei oleh Badan Pusat Statistik Kabupaten Sambas.
A. Urusan Pendidikan
Indikator kinerja bidang pendidikan yang berkenaan dengan aspek pelayanan umum bidang
pendidikan digambarkan oleh indikator angka putus sekolah dan angka partisipasi sekolah pada
jenjang pendidikan SD dan SMP. Sampai dengan tahun 2017 angka putus sekolah di Kabupaten
Sambas untuk jenjang pendidikan SD tercatat sebesar 0,21 % dan SMP sebesar 0,91 %. Angka
putus sekolah di Kabupaten Sambas rata-rata tertinggi pada jenjang pendidikan SMP/Paket B
yaitu sebesar 0,76 % selama 5 tahun dari tahun 2013 hingga tahun 2017, sedangkan angka putus
sekolah untuk jenjang pendidikan SD/Paket A rata-rata selama 5 tahun sebesar 0,36 %. Secara
rinci perkembangan angka putus sekolah di Kabupaten Sambas sebagai berikut :
Tabel 2.36
Angka Putus Sekolah di Kabupaten Sambas Tahun 2013 – 2017
Selain indikator angka putus sekolah kinerja layanan umum bidang pendidikan juga
digambarkan dari angka partisipasi sekolah (APS) yang mengukur proporsi anak yang
bersekolah pada suatu kelompok umur sekolah jenjang pendidikan tertentu. Indikator ini
memberikan gambaran secara umum tentang banyaknya anak kelompok umur tertentu yang
sedang bersekolah tanpa memperhatikan jenjang pendidikan yang sedang diikuti. Sampai
tahun 2017 APS Kabupaten Sambas untuk jenjang pendidikan SD tercatat sebesar 91,37 %
dan SMP sebesar 89,66 %. Secara rinci perkembangan APS Kabupaten Sambas sebagai
berikut :
Tabel 2.37
Angka Partisipasi Sekolah (APS) di Kabupaten Sambas Tahun 2013 – 2017
No Jenjang Pendidikan Satuan 2013 2014 2015 2016 2017
1. SD/Paket A % 94,54 95,3 91,33 97,37 91,37
2. SMP/Paket B % 68,42 70,23 87,24 88,66 89,66
Sumber : Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sambas, 2018
Angka partisipasi sekolah (APS) Kabupaten Sambas paling tinggi pada jenjang SD/Paket A,
rata-rata APS SD/Paket A sebesar 93,98 % dari tahun 2013 sampai 2017 sedangkan rata-rata APS
SMP/Paket B sebesar 80,84 %. APS SMP/Paket B terus mengalami kenaikan dari tahun 2013
sampai 2015.
B. Urusan Kesehatan
Indikator kinerja bidang kesehatan yang berkenaan dengan aspek pelayanan umum bidang
kesehatan digambarkan oleh indikator derajat kesehatan, ketersediaan sumber daya manusia
kesehatan dan sarana prasarana bidang kesehatan. Kondisi aspek pelayanan umum di bidang
kesehatan adalah sebagai berikut :
Tabel 2.38
Kasus Kematian Bayi, Ibu dan Angka Harapan Hidup
Kabupaten Sambas Tahun 2013 – 2017
Capaian Tahun
No Indikator
2013 2014 2015 2016 2017
1. Jumlah kasus kematian bayi
108 111 138 113 98
(berumur < 1 tahun)
2. Jumlah kasus kematian ibu pada 1
15 13 22 11 7
tahun tertentu
3. Angka Harapan Hidup 67,69 67,74 67,94 68,05 68,17
Sumber: Buku Profil Kesehatan, Dinas Kesehatan Kaupaten Sambas 2018.
Berdasarkan tabel di atas, jumlah kasus kematian bayi tahun 2017 tercatat sebesar 98 kasus
menurun dari tahun sebelumnya sebanyak 113 kasus. Bila dilihat dari sebaran lokasi maka
kasus kematian bayi di tahun 2017 terjadi di 17 kecamatan dengan rincian sebagai berikut :
Tabel 2.39
Kasus Kematian Bayi di Kabupaten Sambas Tahun 2013 – 2017
Jumlah Kasus
No Kecamatan
2013 2014 2015 2016 2017
1 Sejangkung 5 5 11 7 11
2 Sambas 7 20 12 12 4
3 Sajad 11 7 2 5 3
4 Sebawi 7 10 6 3 0
5 Tebas 9 6 8 2 9
6 Tekarang 0 1 3 5 1
7 Selakau 4 1 2 2 3
8 Selakau Timur 0 0 2 0 1
9 Pemangkat 6 3 9 1 9
10 Salatiga 6 4 4 3 4
11 Semparuk 7 5 3 3 4
12 Jawai 3 6 3 3 0
13 Jawai Selatan 4 3 4 2 4
14 Teluk keramat 12 14 19 26 10
15 Tangaran 3 10 13 10 4
16 Paloh 1 0 8 7 10
17 Sajingan Besar 9 4 6 6 6
18 Galing 9 10 11 12 11
19 Subah 4 2 4 4 4
TOTAL 108 111 138 113 98
Sumber: Buku Profil Kesehatan, Dinas Kesehatan Kab. Sambas 2018
Berdasarkan tabel di atas, daerah yang merupakan tempat terjadinya kasus kematian bayi
selama beberapa tahun terakhir cukup merata hampir seluruh wilayah Kabupaten Sambas,
namun kecamatan yang memiliki kasus cukup tinggi di tahun 2017diantaranya Kecamatan
Galing dan Kecamatan Sejangkung yaitu sebanyak 11 kasus.
Selanjutnya derajat kesehatan masyarakat juga tergambar dari jumlah kasus kematian ibu.
Sampai dengan tahun 2017 jumlah kematian ibu di Kabupaten Sambas sebanyak 7 kasus
dengan sebaran sebagai berikut :
Berdasarkan data pada tabel di atas, terjadi penurunan kasus kematian ibu pada dua tahun
terakhir yaitu tahun 2016 dan 2017. Jumlah kasus kematian ibu sebanyak 7 orang dari
10.976 kelahiran hidup pada tahun 2017, menurun sebanyak 4 kasus dari tahun 2016.
Kecamatan terjadinya kasus kematian ibu pada tahun 2017 yaitu Kecamatan Selakau Timur,
Kecamatan Tebas, Kecamatan Sambas, Kecamatan Teluk Keramat dan Kecamatan Paloh.
Kasus kematian ibu tertinggi berada di Kecamatan Tebas yaitu sebanyak 3 kasus.
Status gizi masyarakat dapat memberikan gambaran terhadap derajat kesehatan masyarakat
di suatu wilayah. Secara rinci perkembangan status gizi masyarakat di Kabupaten Sambas
sebagai berikut :
Tabel 2.41
Prevalensi Gizidi Kabupaten Sambas Tahun 2013 – 2017
Capaian (%)
No Status Gizi
2013 2014 2015 2016 2017
1. % Kurang 15,67 13,09 14,00 13,42 15,25
Status gizi pada balita tahun 2017 terdapat 15,25% balita gizi kurang dan 1,68% balita
dengan kategori gizi buruk. Status gizi buruk dan kurang pada tahun 2017 mengalami
kenaikan sebesar 1,72% dibandingkan tahun 2016, status gizi kurang naik 1,83% sedangkan
gizi buruk menurun sebesar 1,06%.
Adapun kondisi gizi tingkat kecamatan di Kabupaten Sambas, secara rinci dapat dilihat pada
tabel sebagai berikut :
Dari tabel di atas, pada tahun 2017 dilaporkan terdapat 9 kasus gizi buruk yang ditemukan
semua merupakan kasus baru. Dengan demikian terjadi kenaikan kasus gizi buruk dengan
komplikasi yang ditangani dari tahun sebelumnya, dimana tahun 2016 jumlahnya 3 kasus.
Upaya penanganan kasus gizi buruk dilakukan di Puskesmas perawatan, pusat pemulihan
gizi kabupaten dan rumah sakit umum daerah yang ada di Kabupaten Sambas.Secara rinci
sebaran balita gizi buruk yang dirawat di Kabupaten Sambas sebagai berikut :
Tabel 2.43
Gizi Buruk yang Dirawat di Kabupaten Sambas Tahun 2013 – 2017
Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa pada tahun 2017 semua kasus gizi buruk dirawat di
Puskesmas perawatan, pusat pemulihan gizi kabupaten dan rumah sakit umum daerah yang
ada di Kabupaten Sambas.
Cakupan pelayanan kesehatan tahun 2017 jika dilihat dari pencapaian Standar Pelayanan
Secara rinci perkembangan capaian Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan di
Kabupaten Sambas sebagai berikut:
Tabel 2.45
Capaian Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan Tahun 2013 – 2017
Capaian (%)
No. Indikator Kinerja SPM Bidang Kesehatan
2013 2014 2015 2016 2017
PELAYANAN KESEHATAN DASAR
1 Cakupan Kunjungan Bumil K4 95,97 90,98 84,42 83,39 82,18
2 Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani 76,02 76,11 100 111,11 99.40
3 Cakupan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan 91,46 86,33 81,02 85,55 86,0
4 Cakupan pelayanan nifas 86,88 83,12 81,77 84,66 84,7
Cakupan neonates dengan komplikasi yang
5 56,01 51,55 81,05 85,12 70,74
ditangani
6 Cakupan kunjungan bayi 80,52 84,41 90,67 98,51 98,8
Cakupan Desa/ Kelurahan Universal Child
7 89 100 83,00 64,77 60,1
Immunization (UCI)
8 Cakupan pelayanan anak balita 44,68 43,38 69,22 65,18 64,4
Cakupan pemberian makanan pendamping ASI
9 81,22 0 100 - -
pada anak usia 6-24 bulan keluarga miskin
10 Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan 100 100 100 100 100
Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan
11 100 90 100 97,64 95,81
setingkat
13 Cakupan penemuan penderita penyakit:
a. AFP rate per 100.000 penduduk < 15 tahun ≥2 ≥2 ≥2 0 0
b. Penemuan penderita pneumonia balita 0,39 0,20 61,17 0 3,46
c. Penemuan pasien baru TB BTA positif 53,67 38,60 53,00 0,092 0,094
d. Penderita DBD yang ditangani 100 100 100 - 100
e. Penemuan penderita diare 92,94 94,13 91,63 2,14 2,19
Cakupan pelayanan kesehatan dasar pasien
14 198 15,07 42,82 - -
masyarakat miskin
PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN
Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien
15 17,46 3,59 2,95 - -
masayarakat miskin
Cakupan pelayanan gawat darurat level 1 yg harus
16 46,88 80,64 100 - -
diberikan sarana kesehatan (RS) di Kab/kota
PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI DAN PENANGGULANGAN KEJADIAN LUAR BIASA (KLB)
Cakupan desa/kelurahan mengalami KLB yg
17 100 0 0 0 0
dilakukan penyelidikan epidemiologi < 24 jam
PROMOSI KESEHATAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
18 Cakupan desa siaga aktif 96,67 51,57 88,88 88,60 88,88
Sumber: Buku Profil Kesehatan, Dinas Kesehatan Kab. Sambas 2018
Upaya peningkatan pelayanan kesehatan tidak saja dilakukan melalui pemanfaatan fasilitas
kesehatan yang disiapkan oleh pemerintah daerah. Namun juga mendorong Upaya Kesehatan
Berbasis Masyarakat (UKBM) melalui pemberdayaan masyarakat. Upaya pemberdayaan
masyarakat dilakukan dengan berbagai cara diantaranya pembentukan Pos Pelayanan
Terpadu (Posyandu), Saka Bhakti Husada (SBH), Pos Kesehatan Pesantren (Poskestren) dan
Pengobatan Tradisonal (Battra). Secara rinci perkembangan jumlah UKBM di Kabupaten
Sambas sebagai berikut :
Tabel 2.47
Jumlah UKBMTahun 2013 – 2015
Tahun
No Jenis UKBM
2013 2014 2015
1. Posyandu Balita 534 536 546
2. Saka Bhakti Husada (SBH) 6 9 14
3. Pos Kesehatan Pesantren 3 3 3
4. Polindes/Poskesdes 191 192 193
5. Posyandu lansia 89 89 89
6. Posbindu 2 12 30
7. Yankestrad 18 996 1381
8. Posmaldes 0 16 21
Sumber: Buku Profil Kesehatan, Dinas Kesehatan Kab. Sambas 2015
Sampai dengan tahun 2017 capaian hasil indikator proporsi panjang jaringan jalan
kabupaten dalam kondisi baik sebesar 48,11% penambahan sebesar 43,60 km, meningkat
sebesar 3,95% dari tahun 2016. Sementara capaian untuk indikator proporsi panjang jaringan
Capaian indikator selanjutnya yang berkaitan dengan bidang pengairan tahun 2017
meliputi rasio jaringan irigasi rawa sebesar 30,44% menurun9,05% dari tahun 2016 yang
tercatat sebesar 39,49% dengan panjang jaringan irigasi rawa dalam kondisi baik (primer,
sekunder, tersier) sebesar 74,55% meningkat sebesar 3,89% dari tahun. Demikian pula halnya
dengan indikator jumlah bangunan air dalam kondisi baik tahun 2017 tercatat sebesar 76,46%
meningkat sebesar 3,39% dari tahun 2016. Secara rinci perkembangan capaian indikator
urusan pekerjaan umum dan tata ruang pada aspek pelayanan publik sebagai berikut :
Tabel 2.49
Capaian Kinerja Urusan Pekerjaan Umum dan Tata Ruang
Kabupaten Sambas Tahun 2013 – 2017
Capaian (%)
No Indikator Satuan
2013 2014 2015 2016 2017
1. Proporsi Panjang Jaringan Jalan % 39,75 42,94 46,64 44,16 48,11
Kabupaten dalam kondisi baik
2. Proporsi Panjang Jaringan Jalan % 39,40 43,95 47,43 52,81 60,01
Desa dalam kondisi baik
3. Rasio Jaringan Irigasi Rawa (m/ha) 26,97 35,59 38,71 39,49 30,44
4. Panjang Jaringan Irigasi Rawa % 63,72 62,61 77,51 70,66 74,55
dalam Kondisi Baik (Primer,
Sekunder, Tersier)
5. Jumlah Bangunan Air dalam % 59,84 55,61 72,21 73,07 76,46
Kondisi Baik
6. Panjang Tanggul dalam Kondisi % 42,03 23,85 71,60 63,44 -
Baik
7. Jumlah RTDR Perkotaan (sesuai Dokumen 7 8 2 4 5
UU No 26 Tahun 2007)
8. Penyusunan Peraturan Zonasi Dokumen - 1 2 - -
untuk Sistem Pusat Kegiatan
Sumber : Buku Evaluasi RPJMD Kab. Sambas Tahun Pertama (Bappeda Kab. Sambas 2018)
Tabel 2.51
Capaian Kinerja Urusan Ketentraman, Ketertiban Umum dan Perlindungan Masyarakat
di Kabupaten Sambas Tahun 2013 – 2017
Capaian
No Indikator Satuan
2013 2014 2015 2016 2017
1. Rasio Jumlah Polisi Pamong Praja per 0,86 0,69 0,67 0,70 0,93
10.000 Penduduk
2. Penegakan PERDA % 45,34 72,24 81,33 85,71 100
3. Tingkat Penyelesaian Pelanggaran % 73,64 81,65 85,02 89,78 98,42
K3(Ketertiban, Ketentraman,
Keindahan) di Kabupaten
4. Peningkatan keamanan dan ketertiban % 87 90 102,576 79,09 -
dalam masyarakat
5. Meningkatnya budaya kesadaran dan % 63,51 73,78 82,21 85,71 150
ketaatan hukum masyarakat.
6. Meningkatnya kesadaran swakarsa % 75 80 86,98 71,18 96,9
masyarakat untuk menjaga keamanan,
ketentraman dan ketertiban.
7. Meningkatnya kerjasama dan % 87 112,5 213,75 200 133,33
koordinasi antara pemda dan
Kepolisian dalam menjaga keamanan,
ketentraman dan ketertiban.
8. Jumlah Linmas per jumlah 10.000 Orang 11 55 49 55 56
Penduduk
9. Rasio Pos Siskamling per jumlah 1 1 1,6 1 2
Desa/Kelurahan
10. Petugas Linmas di Kabupaten Orang 563 3.066 3.065 3.065 3.058
11. Cakupan Pelayanan Bencana % 0,002 0,002 0,002 0,002 0,0027
Kebakaran Kabupaten
12. Tingkat Waktu Tanggap (Response % 72 77,78 75 - -
Time Rate) Daerah Layanan Wilayah
Manajemen Kebakaran (WMK)
Sumber : Buku Evaluasi RPJMD Kab. Sambas Tahun Pertama (Bappeda Kab. Sambas 2018)
Rasio petugas Linmas dihitung dari jumlah petugas linmas per 10.000 penduduk pada
tahun 2016 sebesar 55 menjadi 56 pada tahun 2017.
Rasio pos siskamling per jumlah desa/kelurahan merupakan perbandingan jumlah pos
siskamling selama 1 (satu) tahun dengan jumlah desa/kelurahan. Rasio jumlah pos siskamling
menggambarkan ketersediaan pos siskamling di setiap desa/kelurahan. Semakin besar rasio jumlah
pos siskamling akan semakin besar pemberdayaan masyarakat untuk ikut berperan aktif dalam
pemeliharaan ketentraman dan ketertiban masyarakat serta keamanan lingkungan. Rasio jumlah
pos siskamling meningkat ditahun 2017 dari 1 pada tahun 2016 menjadi 2.
Respon time (waktu tanggap) merupakan waktu minimal yang diperlukan dimulai saat
menerima informasi dari warga/penduduk sampai tiba di tempat kejadian serta langsung
melakukan tindakan yang diperlukan secara cepat dan tepat sasaran di Wilayah Manajemen
Kebakaran (WMK).
F. Urusan Sosial
Pelaksanaan urusan sosial pada aspek pelayanan umum diarahkan pada upaya
meningkatkan kesejahteraan sosial masyarakat, penyandang masalah kesejahteraan sosial,
perlindungan anak terlantar, korban kekerasan dalam rumah tangga, korban bencana, lansia,
dan anak sekolah. Sampai dengan tahun 2017 jumlah fakir miskin yang terdata sebanyak
158.921 jiwa. Secara rinci perkembangan jumlah fakir miskin dan wanita rawan sosial ekonomi
yang terdata di Kabupaten Sambas sebagaimana terlihat pada Tabel 2.46.
Berdasarkan tabel tersebut, jumlah fakir miskin meningkat pada tahun 2017 sebanyak
131.323 jiwa dibandingkan tahun 2016, peningkatan terbanyak ada di Kecamatan Selakau yaitu
sebesar 17.133 jiwa diikuti dengan Kecamatan Tebas sebesar 16.084 jiwa, Kecamatan
Pemangkat 11.371 jiwa dan Kecamatan Sambas sebanyak 10.662 jiwa. Kecamatan yang lain juga
mengalami peningkatan di bawah 10.000 jiwa. Sedangkan untuk wanita rawan sosial tidak
mengalami perubahan dari tahun 2016.
Disamping melakukan pendataan terhadap fakir miskin dan wanita rawan sosial dan
ekonomi juga dilakukan pendataan terhadap penyandang cacat, tuna susila, bekas narapidana
dan anak nakal. Sampai dengan tahun 2017 kelima kelompok tersebut sebanyak 984 jiwa
dengan rincian sebagai berikut :
Tabel 2.53
Jumlah Penyandang Cacat, Tuna Susila, Bekas Narapidana dan Anak Nakal
yang Terdata di Kabupaten Sambas Tahun 2017
Penyandang Tuna Bekas Anak
No. Kecamatan Waria
Cacat Susila Narapidana Nakal
1. Selakau 44 - - - 2
2. Selakau Timur 44 - - - 1
3. Pemangkat 7 - - 1 11
4. Semparuk - - - - -
5. Salatiga 66 - - - 1
6. Tebas 36 - - - -
7. Tekarang 69 - - - -
8. Sambas 46 - - - 2
9. Subah 28 - - - -
10. Sebawi 80 - - - 1
11. Sajad 46 - - - -
12. Jawai 1 - - - -
13. Jawai Selatan 18 - - - -
14. Teluk Keramat 347 - - 5 2
Penyandang cacat dan bekas narapidana terbanyak pada tahun 2017 berada di
Kecamatan Teluk Keramat masing-masing sebesar 347 jiwa dan 5 jiwa, sedangkan anak nakal
terbanyak berada di Kecamatan Pemangkat yaitu sebanyak 11 jiwa. Jumlah penyandang cacat
pada tahun 2017 mengalami kenaikan sebanyak 339 jiwa dari tahun 2016.
Selanjutnya aspek pelayanan umum urusan sosial diukur melalui 3 indikator yakni
ketersediaan sarana sosial seperti panti asuhan, panti jompo dan panti rehabilitasi, jumlah
PMKS yang memperoleh bantuan sosial dan penanganan penyandang masalah kesejahteraan
sosial. Secara rinci perkembangan capaian kinerja urusan sosial di Kabupaten Sambas sebagai
berikut:
Tabel 2.54
Capaian Pada Urusan Sosial Tahun 2013– 2017
Capaian
No Indikator Satuan
2013 2014 2015 2016 2017
1. Sarana Sosial seperti Panti Unit 6 7 5 - -
Asuhan, Panti Jompo dan Panti
Rehabilitasi
2. PMKS yang memperoleh Jiwa 140 301 1.112 - 4.542
bantuan sosial
3. Penanganan penyandang Jiwa 34 35 67 - 180
masalah kesejahteraan sosial
Sumber : Dinas Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat Desa Kabupaten Sambas, 2018.
Pelaksanaan urusan tenaga kerja pada aspek pelayanan umum diukur dengan 4 indikator
yakni angka partisipasi angkatan kerja, angka sengketa pengusaha-pekerja per tahun, pencari
kerja yang ditempatkan dan tingkat pengangguran terbuka. Sampai dengan tahun 2017 capaian
kinerja urusan tenaga kerja pada aspek pelayanan umum tergolong cukup baik, sebagaimana
ditunjukkan oleh oleh Tabel 2.56.
Selain capaian keempat indikator kinerja di atas juga disajikan data jumlah tenaga kerja
yang dipekerjakan pada perusahaan menurut lapangan usahanya. Berdasarkan data tersebut
dapat kita ketahui sektor terbesar yang menjadi lokomotif penggerak perekonomian daerah.
Sampai dengan tahun 2017 jumlah tenaga kerja yang bekerja di perusahaan sebanyak 14.205
orang meningkat dari tahun 2016 yang tercatat sebanyak 13.409 orang. Adapun secara rinci
jumlah tenaga kerja yang dipekerjakan menurut lapangan usaha sebagai berikut :
Tabel 2.57
Jumlah Tenaga Kerja Yang Dipekerjakan Pada Perusahaan
Menurut Lapangan Usaha di Kabupaten Sambas 2013 – 2017
Tahun
2014 2015 2016 2017
No. Lapangan Usaha Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah
Perusah Tenaga Perusah Tenaga Perusah Tenaga Perusah Tenaga
aan Kerja aan Kerja aan Kerja aan Kerja
1 Pertanian/Perkebunan 23 7.592 26 10.232 26 10.232 45 8.859
2 Pertambangan 1 43 1 41 1 41 13 195
3 Industri 60 641 48 694 48 694 48 480
4 Listrik 2 74 2 74 2 74 2 74
5 Bangunan 38 1.394 34 1.333 34 1.333 309 3.090
6 Perdagangan 60 291 62 486 62 486 4 60
7 Angkutan 1 3 1 3 1 3 4 80
8 Jasa Perusahaan 15 271 17 375 17 375 64 1.280
9 Jasa Sosial Perorangan 31 182 31 171 31 171 29 87
Jumlah 231 10.491 222 13.409 222 13.409 518 14.205
Sumber : Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kab. Sambas, 2018
Latar belakang tenaga kerja yang mencari kerja terbanyak adalah pendidikan
SD/sederajat yaitu sebanyak 61,33%. Dibandingkan tahun 2016, pencari kerja yang
berpendidikan SD/sederajat meningkat sebesar 220.717 orang pada tahun 2017. Pencari kerja
pada tahun 2016 sebanyak 802 orang meningkat sebesar 359.942 orang pada tahun 2017
menjadi 360.744 orang.
Rasio rata-rata penghasilan pekerja terhadap UMR meningkat dari tahun 2014 sampai
2017. Rata-rata kenaikan rasio rata-rata penghasilan pekerja terhadap UMR sebesar Rp.
157.600. Kasus PHK juga meningkat di tahun 2017 dari 9 kasus pada tahun 2016 menjadi 15
kasus, dengan orang terkena PHK dari 19 orang menjadi 24 orang.
586
600 501
500 384
400
320 288 322
300 212 233
160 143
200
100
0
2014 2015 2016 2017 2018
Gambar 2.19
Jumlah TKI Kabupaten Sambas di Luar Negeri Tahun 2014 – 2018
Selain keempat indikator di atas pengarusutamaan gender menjadi hal yang penting
dalam mendukung keberhasilan pembangunan daerah. Berdasarkan Instruksi Presiden Nomor
9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender dijelaskan bahwa tujuan yang ingin dicapai
adalah menurunnya kesenjangan antara laki-laki dan perempuan dalam hal mengakses dan
memperoleh manfaat pembangunan serta meningkatkan partisipasi dan mengontrol proses
pembangunan. Harapannya akan menghasilkan kebijakan publik yang lebih efektif untuk
mewujudkan pembangunan yang adil dan merata bagi seluruh penduduk Indonesia.
Berkenaan dengan hal tersebut sampai tahun 2017 data-data yang berkenaan dengan
pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak di Kabupaten Sambas sebagai berikut :
Tabel 2.61
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
di Kabupaten Sambas Tahun 2014 - 2017
No. Jenis Data Satuan 2014 2015 2016 2017
Pemberdayaan Perempuan :
1. Kasus kekerasan terhadap perempuan
- KDRT Kasus 34 35 11 13
- Tracfiking Kasus 39 19 2 1
- Pelecehan seksual Kasus 49 76 26 41
- Hukum Kasus 51 56 12 24
2. Jumlah organisasi perempuan Buah 47 30 33 35
3. Kelompok ekonomi perempuan produktif Kelompok 87 87 84 86
4. Proporsi kursi yang diduduki perempuan di
Orang 6 6 6 6
DPRD
Perlindungan Anak :
1. Pelatihan Pendidikan Anak Remaja Kecamatan - 2 4 3
2. Pelatihan Peningkatan Kreatifitas Anak Kecamatan - 2 4 3
3. Penyuluhan bagi ibu rumah tangga dalam Kecamatan - 4 6 -
membangun keluarga sejahtera
4. Penanganan Terpadu Masalah Anak dan Remaja Kecamatan - - 4 25
5. Pencegahan/penanggulangan Kenakalan Remaja Kecamatan - 7 4 3
6. Keterpaduan Program Perlindungan Anak Kecamatan - 3 3 3
dengan program Posyandu
7. Penanggulangan Kenakalan Remaja Terpadu Kegiatan - 9 - -
8. Hari Anak Nasional Kegiatan 1 Kab 1 Kab. 3 Kec. 1 Kab
Sumber : Dinas P3AP2KB Kab. Sambas, 2018
Ketahanan pangan erat kaitannya dengan hasil pertanian khususnya bahan makanan
pokok. Artinya semakin membaik pengembangan pertanian maka semakin meningkatkan
produktivitas pertanian yang pada akhirnya akan meningkatkan ketersediaan pangan daerah.
Perkembangan luas tanam dan produksi padi sawah di Kabupaten Sambas sebagai berikut :
Tabel 2.63
Luas Tanam dan Produksi Padi Sawah di Kabupaten Sambas
Tahun 2013 – 2017
Luas Tanam Luas Panen Produksi Gabah Produktivitas
No Tahun
(Ha) (Ha) (Ton) (Kw/Ha)
1. 2013 97.520 91.981 317.531 34,52
2. 2014 100.515 92.152 308.015 33,42
3. 2015 99.073 101.226 286.502 28,26
4. 2016 38.607 102.376 283.023 28,20
5. 2017 114.693 70.219 206.478 29,4
Sumber :Dinas Pertanian dan Ketahanan PanganKab. Sambas, 2018
Catatan : - Data Luas Tanam dan Luas Panen Padi Sawah sampai dengan bulan Desember 2017
- Data luas panen, produksi gabah dan produktivitas merupakan angka ramalan luas panen, produksi gabah dan
produktivitas Januari – Desember 2017 berdasarkan angka ramalan I BPS Kab. Sambas
Sub sektor tanaman bahan makanan merupakan salah satu sub sektor pada sektor
pertanian. Sub sektor ini mencakup tanaman padi (padi sawah dan padi ladang), jagung, ubi
kayu, ubi jalar, kacang tanah, kacang kedelai dan kacang hijau. Secara umum peningkatan
produksi tanaman pangan di Kabupaten Sambas masih sangat dipengaruhi bertambahnya luas
panen. Selain itu, produktivitas juga sangat mempengaruhi produksi. Kondisi demikian
terutama akibat pengaruh faktor alam dan kemampuan petani mengelola usaha pertaniannya.
Berdasarkan data diatas, diantara keenam jenis tanaman bahan makanan tersebut, kacang
hijau memiliki luas tanam yang paling luas meskipun pada tahun 2017 mengalami penurunan
sebesar735 ha dibandingkan tahun 2016, diikuti dengan penurunan luas panen di tahun 2017
namun produksi kacang hijau meningkat sebesar 356,5 ton pada tahun 2017 dibandingkan
tahun 2016.
D. Urusan Pertanahan
Penyelenggaraan urusan pertanahan yang menjadi kewenangan Pemerintah Kabupaten
Sambas pada aspek pelayanan publik berkaitan dengan 9 kewenangan yakni izin lokasi,
pengadaan tanah untuk kepentingan umum, sengketa tanah garapan, ganti rugi, penatapan
subjek dan obyek redistribusi tanah, tanah ulayat, pemanfaatan tanah kosong, izin membuka
tanah dan penggunaan tanah skala kabupaten. Sejalan dengan itu sampai tahun 2017 dari 9
kewenangan daerah dibidang pertanahan baru 3 kewenangan yang telah dilakukan oleh
Pemerintah Kabupaten Sambas yakni izin lokasi, pengadaan tanah untuk kepentingan umum
dan penggunaan tanah skala kabupaten. Pelayanan penerbitan izin lokasi dilakukan berkaitan
dengan kegiatan investasi, pengadaan tanah untuk kepentingan umum dilakukan bagi
menunjang pelaksanaan kegiatan pembangunan yang dilakukan oleh instansi baik Pusat,
Provinsi Kalimantan Barat dan Kabupaten Sambas dan penggunaan tanah skala kabupaten
berupa pengaturan peruntukan lahan melalui rencana tata ruang wilayah Kabupaten Sambas.
Tanah merupakan sumber daya yang penting dan strategis karena menyangkut hajat
hidup seluruh masyarakat yang sangat mendasar. Pengelolaan urusan pertanahan diperlukan
untuk mendukung keseluruhan elemen pelaksanaan pembangunan wilayah yang berkelanjutan.
Berdasarkan Undang-undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Pokok-Pokok Agraria (UUPA)
ditegaskan bahwa negara menjamin hak-hak masyarakat atas tanahnya dan memberikan
Tabel 2.65
Pertanahan di Kabupaten Sambas Tahun 2013 – 2017
Kabupaten Sambas merupakan daerah rawan terjadinya kebakaran hutan dan lahan. Hal
ini dikarenakan oleh sebaran lahan gambut dan kondisi cuaca panas yang lama saat musim
kemarau serta kegiatan pembukaan lahan baik yang dilakukan oleh perusahaan perkebunan
maupun masyarakat. Sampai tahun 2017 jumlah kejadian kebakaran hutan dan lahan yang
terjadi di 20 desa Kabupaten Sambas pada 13 Kecamatan dengan luasan sebesar 131 ha. Secara
perkembangan kejadian kebakaran hutan di Kabupaten Sambas sebagai berikut :
Tabel 2.67
Insidensial Kebakaran Hutan dan Lahan
di Kabupaten Sambas Tahun 2013 - 2017
Rasio Penduduk ber KTP per satuan penduduk merupakan perbandingan antara jumlah
penduduk usia > 17 yang ber KTP dengan jumlah penduduk usia > 17 atau telah menikah.
Berdasarkan tabel di atas, rasio penduduk ber KTP tahun 2017rasio penduduk yang telah
membuat KTP adalah sebanyak 0,89 % naik sekitar 0,02% dari tahun 2016.
Rasio bayi berakta kelahiran pada tahun 2016 adalah 0,92 naik sebesar 0,02 menjadi 0,94
pada tahun 2017.Pasangan Berakta Nikah adalah pencatatan perkawinan khusus penduduk non
muslim yang melaporkan dan mencatatkan pernikahannya di Dinas Kependudukan dan Catatan
Sipil Kabupaten Sambas. Penduduk yang melaporkan perkawinannya pada tahun 2016
sebanyak 2.389 pasang meningkat menjadi 2.739 pasang pada tahun 2017.
Selain capaian ketujuh indikator di atas, berikut ini juga disampaikan data perkembangan
kependudukan dan catatan sipil di Kabupaten Sambas yakni :
Tabel 2.69
Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Sambas Tahun 2013 - 2017
No. Kependudukan dan Catatan Sipil Satuan 2013 2014 2015 2016 2017
1. Jumlah Penduduk Wajib KTP Orang 470.649 440.848 434.292 438.711 443.953
2. Jumlah Penduduk Yang Memiliki KTP Orang
470.652 338.499 337.754 349.654 379.419
Berdasarkan Jenis Kelamin
a. Laki-laki Orang 240.924 170.523 170.419 179.263 -
b. Perempuan Orang 229.728 167.976 167.335 170.391 -
3. Jumlah Penduduk > 17 tahun yang ber KTP Orang n/a
- 337.332 349.151 383.771
berdasarkan Jenis Kelamin
a. Laki-laki Orang - - 170.209 179.224 -
b. Perempuan Orang - - 167.123 169.927 -
4. Jumlah penduduk > 17 tahun yang telah Orang -
- 290.298 351.460 286.853
menikah
5. Jumlah penduduk menurut jenis kelamin Orang - - 627.432 627.837 633.182
Berdasarkan tabel di atas, jumlah penduduk yang memiliki KTP sekitar 85,46% dari total
penduduk yang wajib KTP atau kurang sekitar 64.534 orang yang belum memiliki
KTP.Penduduk Kabupaten Sambas sudah 100% memiliki akta kelahiran, dari 633.182 orang
penduduk Kabupaten Sambas, 633.182 orang sudah memiliki akta kelahiran. Jumlah pasangan
nikah berakta nikah pada tahun 2017 meningkat sebesar 73.139 pasang dari tahun 2016.
Selain kinerja keempat indikator di atas, berikut ini disajikan data perkembangan
keluarga berencana dan keluarga sejahtera di Kabupaten Sambas sebagai berikut :
Tabel 2.74
Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera
di Kabupaten Sambas Tahun 2014 –2017
Capaian
No Jenis Data Satuan
2014 2015 2016 2017
Keluarga Berencana :
1. Jumlah PUS PUS 104.137 111.176 111.743 112.760
2. Jumlah peserta KB aktif PA 68.491 77.109 77.493 78.506
- IUD pcs 2.611 2.944 3.004 3.614
- MOW / KW akseptor 970 1.171 1.182 1.595
- MOP / KP akseptor 423 450 438 454
- Kondom Lusin 1.432 1.688 1.723 1.588
- Implan pcs 3.564 4.067 4.240 4.498
- Suntik nial 26.995 32.571 33.548 3.459
- Pil strip 32.496 34.218 33.358 32.166
3. Jumlah peserta KB baru PB 13.074 16.444 6.260 17.518
4. Sarana pelayanan KB
- Klinik KB klinik 50 50 50 51
- PPKBD PPKBD 184 184 184 190
5. Jumlah kelompok reproduksi remaja kelompok 25 14 14 28
Keluarga Sejahtera :
1. Jumlah kelompok bina keluarga balita Kelompok 17 81 81 59
2. Jumlah kelompok bina keluarga
Kelompok 9 14 14 13
remaja
3. Jumlah kelompok bina keluarga lansia Kelompok 72 76 76 10
4. Jumlah keluarga sejahtera
- Pra KS KK 6.741 - - -
- KS I KK 29.123 - - -
- KS II KK 62.123 - - -
- KS III KK 47.265 - - -
- KS III + KK 12.046 - - -
5. Pelatihan tenaga pendamping
Kegiatan - - - -
kelompok bina keluarga balita
6. Fasilitasi dukungan institusi dan
Kelompok 2 14 14 19
partisipasi masyarakat
7. Sosialisasi pada Kelompok KB Kelompok - 4 - 3
8. Sosialisasi Fasilitasi Dukungan
Kelompok - 4 - 1
Institusi dan Partisipasi Masyarakat
9. Pelatihan Kader Posyandu Kegiatan 1 1 - 1
10. Sosialisasi Terpadu Posyandu
Kegiatan - 4 - 1
Terintegrasi
Sumber : Dinas P3AP2KB Kabupaten Sambas, 2018.
I. Urusan Perhubungan
Penyelenggaraan urusan perhubungan pada aspek pelayanan umum berkaitan dengan
konektivitas antar wilayah yang mendukung kelancaran manusia, barang dan jasa baik bagi
kepentingan individu maupun perekonomian daerah. Pelayanan transportasi yang baik akan
mempermudah mobilisasi manusia, barang dan jasa yang akhirnya mampu mendorong
Tabel 2.76
Sarana dan Prasarana Transportasi di Kabupaten Sambas Tahun 2014 – 2017
Capaian
No Jenis Angkutan Satuan
2014 2015 2016 2017
1. Alat Angkutan Pedalaman /Transport Air
a. Kapal Motor Unit 66 66 66 66
b. Long Boat Unit 102 127 - -
2. Transportasi Darat
a. Angkutan Jalan
Terminal (kelas C) Unit 7 6 6 6
Jumlah pemasangan 1.044 1.044
rambu-rambu
Unit 306 371
Jembatan timbang Unit - - - -
b. Angkutan penyeberangan
Dermaga komersil Unit 10 10 4 4
Dermaga perintis Unit 4 4 4 4
Kapal fery Unit 2 2 3 3
3. Transportasi laut
Pelabuhan Unit 2 2 4 4
Menara mercusuar Unit 2 4 4 4
Sumber : Dinas Perhubungan Kabupaten Sambas, 2018.
Sampai tahun 2017 beberapa layanan publik sudah diarahkan untuk memanfaatan
teknologi informasiseperti LPSE, pelaksanaan ujian akhir berbasis komputer pada beberapa
sekolah, layanan informasi perijinan, serta layanan portal www.sambas.go.id.Kemajuan
teknologi komunikasi dan informasi sesungguhnya merubah landskap kehidupan termasuk
didalamnya hubungan antara pemerintah dengan masyarakat dan multistakeholder lainnya.
Proses penyelenggaraan pemerintahan, perencanaan dan pelaksanaan pembangunan serta
pelayanan publik akan berjalan semakin transparan, murah dan mudah. Sejalan dengan itu
perkembangan sarana telekomunikasi di Kabupaten Sambas sebagaimana ditunjukkan oleh
Tabel 2.78.
Berdasarkan tabel di atas, ada 69,42% koperasi aktif dari total 363 koperasi di Kabupaten
Sambas atau sebanyak 252 koperasi aktif. Jumlah koperasi aktif meningkat pada tahun 2017
sebesar 1,04 % dari tahun 2016.
Selanjutnya perkembangan jumlah UKM menurut jenis usaha beserta aset dan omsetnya
di tahun 2017 sebagai berikut :
Tabel 2.80
Rekapitulasi Usaha Mikro Berdasarkan Bidang Usaha
di Kabupaten Sambas Tahun 2017
Jumlah Jumlah Tenaga Jumlah
Bidang Usaha Unit Kerja Tenaga Jumlah Aset Jumlah Omset
Usaha Lk Pr Kerja
Bidang Kuliner 589 496 112 608 6.077.105.500 38.871.579.500
Bidang Fashion 816 966 53 1.019 14.003.340.000 43.302.677.100
Bidang Agrobisnis 8.671 7.894 4.542 12.436 64.049.131.200 245.922.366.355
Lainnnya 4.323 4.673 269 4.942 129.505.840.000 321.293.447.660
JUMLAH 14.399 14.029 4.976 19.005 213.635.416.700 649.390.070.615
Sumber : Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan Kab.Sambas (Desember 2017) .
Jenis usaha mikro juga menjadi penopang perkembangan ekonomi daerah pada sektor riil.
Tahun 2017unit usaha mikro terbanyak pada bidang agrobisnis yaitu sebesar 8.671 unit usaha
dengan jumlah tenaga kerja terbanyak sebesar 12.436.
Berdasarkan jenis bidang usaha maka usaha kecil di Kabupaten Sambas sama halnya
dengan UKM yakni pada 7 jenis bidang usaha sebagai berikut :
Tabel 2.81
Rekapitulasi Usaha Kecil Berdasarkan Bidang Usaha
di Kabupaten Sambas Tahun 2017
Jumlah Jumlah Tenaga Jumlah
Jenis Usaha Unit Kerja Tenaga Jumlah Aset Jumlah Omset
Usaha Lk Pr Kerja
Bidang Kuliner 42 19 4 23 349.690.000 1.739.190.000
Bidang Fashion 75 26 1 27 6.339.300.000 3.103.000.000
Bidang Agrobisnis 432 535 8 543 35.971.209.000 142.253.774.000
Bidang Teknologi Internet 5 2 - 2 475.000.000 270.000.000
Lainnnya 1.452 2.115 15 2.130 203.480.330.000 299.514.541.500
JUMLAH 2.006 2.697 28 2.725 246.615.529.000 446.880.505.500
Sumber : Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan Kab.Sambas (Desember 2017)
Disamping kontribusi yang diberikan oleh sektor UKM dan usaha mikro pertumbuhan
ekonomi Kabupaten Sambas tahun 2017 juga disumbangkan oleh sektor usaha menengah yang
bergerak di 7 jenis usaha dengan rincian sebagai berikut :
Berdasarkan tabel di atas selama 5 (lima) tahun terakhir dari tahun 2013 hingga 2017
jumlah koperasiterus meningkat, koperasi aktif mengalami rata-rata pertumbuhan sebesar
5,21%. Jumlah modal sendiri mengalami penurunan pada tahun 2017 dibandingkan tahun 2016
sedangkan jumlah modal luar sebaliknya mengalami kenaikan dari tahun 2016.
Jika dilihat dari jenisnya maka di Kabupaten Sambas tahun 2017 setidaknya ada 8 jenis
koperasi yakni Koperasi Unit Desa (KUD), Koperasi Pegawai Negeri (KPN), Koperasi
Perkebunan (KOPBUN), Koperasi Pertanian (KOTAN), Koperasi Nelayan (KOPNEL), Koperasi
Karyawan (KOPKAR), Koperasi Serba Usaha (KSU) dan koperasi. Jumlah dan sebaran ke 8 jenis
koperasi tersebut sebagai berikut :
Tabel 2.84
Koperasi Menurut Jenisnya di Kabupaten Sambas Tahun 2017
KOP. KOP. KOP.
No. Kecamatan KUD KPN KOP.KAR KSU KOP.
BUN TAN NEL
1. Selakau 3 1 0 1 2 0 0 7
2. Selakau Timur 1 0 1 2 0 0 0 3
3. Pemangkat 3 3 0 2 2 3 6 18
4. Semparuk 3 0 0 1 0 1 0 5
5. Salatiga 1 0 0 0 0 0 1 2
6. Tebas 6 1 6 3 0 2 4 19
7. Tekarang 0 0 0 2 0 0 1 3
Berdasarkan tabel di atas, koperasi yang paling banyak adalah koperasi yaitu sebanyak
146 pada tahun 2017 sedangkan yang paling sedikit adalah jenis koperasi nelayan yaitu sebesar
9 koperasi. Dari 8 jenis koperasi, 4 koperasi tidak mengalami kenaikan dari tahun 2016 yaitu
koperasi unit desa (KUD), koperasi pegawai negeri (KPN), koperasi karyawan (KOPKAR) dan
koperasi serba usaha (KSU).
Kecamatan Sambas memiliki koperasi terbanyak yaitu 79 koperasi, diikuti dengan
Kecamatan Subah sebanyak 46 koperasi. Sedangkan Kecamatan Sebawi dan Kecamatan Sajad
adalah kecamatan yang paling sedikit yaitu sebesar 3 koperasi.
Tabel 2.85
Capaian Kinerja Urusan Penanaman Modal di Kabupaten Sambas Tahun 2013 – 2017
Capaian
No Indikator Satuan
2013 2014 2015 2016 2017
1. Nilai Investasi PMDN Rp.Miliar 1.793,81 1.180,52 3.175,63 3.493,19 3.940,28
2. Nilai Investasi PMA Ribu US$ 78.170,00 79.267,18 279.499,80 307.449,78 419.021,30
3. Jumlah Investor Investor 37 34 48 46 49
Berskala Nasional
(PMDN/PMA)
Sumber : Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Kabupaten Sambas, 2018.
Berdasarkan tabel di atas, izin yang paling banyak dikeluarkan pada tahun 2017 adalah surat izin
usaha perdagangan (SIUP) yaitu sebesar 311 izin atau 43,31% dari total izin yang dikeluarkan,
diikuti Izin Undang-Undang Gangguan (UUG) sebesar 283 atau 39,42%. Sedangkan Izin
Mendirikan Bangunan (IMB) hanya sebesar 48 atau 6,69%.
Berdasarkan tabel di atas, pada tahun 2017 jumlah lapangan olahraga se Kabupaten
Sambas berjumlah 384 unit dengan jumlah klub olahraga sebanyak 270 klub.
N. Urusan Statistik
Penyelenggaraan urusan statistik pada aspek pelayanan umum berkenaan dengan
penyajian data dan informasi daerah yang bermanfaat bagi kepentingan perencanaan
pembangunan, pembentukan kebijakan daerah hingga kebutuhan penelitian. Setidaknya ada 2
hal penting dalam pengelolaan dan pengolahan data statistik daerah yakni berkaitan dengan
akurasi dan keterbaruan data. Data-data yang akurat dan terkini sangat berpengaruh pada
O. Urusan Persandian
Penyelenggaraan urusan persandian pada aspek pelayanan umum bertujuan untuk
menjamin keamanan informasi daerah yang bersifat rahasia. Informasi daerah tidak seluruhnya
dapat dikonsumsi publik meskipun saat ini kita sudah berada dalam peradaban informasi yang
semakin terbuka. Selalu ada informasi yang sifatnya rahasia dan hanya perlu diketahui oleh
pihak tertentu saja khususnya pimpinan daerah. Kewenangan pemerintah Kabupaten Sambas
dalam penyelenggaraan persandian dilakukan untuk pengamanan informasi pemerintah daerah
dan penetapan pola hubungan komunikasi sandi antar perangkat daerah. Implementasinya
diwujudkan melalui layanan dasar yakni pelaksanaan tata kelola jaminan keamanan informasi
menggunakan persandian, pelaksanaan dukungan kegiatan pengamanan informasi serta
melaksanakan penetapan pola hubungan komunikasi sandi.
P. Urusan Kebudayaan
Penyelenggaraan urusan kebudayaan pada aspek pelayanan publik berkaitan dengan
pelestarian, pengembangan kebudayaan dan pemanfaatan khasanah seni dan budaya daerah
sebagai potensi ekonomi mendukung sektor pariwisata daerah. Kabupaten Sambas mempunyai
potensi wisata berbasis budaya dan alam yang unggul dan prospektif untuk dikembangkan guna
memenuhi lonjakan minat masyarakat dalam melakukan perjalanan yang semakin meningkat.
Namun sangat disayangkan pengelolaan paket wisata alam dan sejarah sampai saat ini masih
terbatas. Untuk itu diperlukan kreativitas dan sinergisitas lintas stakeholder guna membangun
sektor pariwisata daerah menjadi sektor andalan perekonomian daerah yang mampu
menciptakan lapagan kerja dan mengentaskan kemiskinan.
Sejalan dengan perkembangan kehidupan manusia saat ini telah memasuki gelombang
ekonomi fase keempat (The fourth wave economic) yang merubah determinan dan terminologi
makna kesejahteraan. Saat ini kesejahteraan tidak lagi semata-mata ditafsirkan sebagai
kecukupan pada kebutuhan hidup akan makanan, minuman, pakaian dan jasa lainnya yang
bersifat kebendaan namun mulai menguat penghargaan pada nilai-nilai kebudayaan yang
bersifat intangible. Sejalan dengan itu kehidupan manusia tidak hanya ditopang oleh sektor
pertanian (revolusi agraris) ataupun manufaktur (revolusi industri) namun muncul penopang
baru berupa karya kreativitas, keahlian dan bakat individu yang berakar pada karya budaya
(revolusi budaya).
Seiring dengan itu penyelenggaraan pelayanan umum urusan kebudayaan di Kabupaten
Sambas diukur melalui 4 indikator dengan capain sebagai berikut :
Tabel 2.89
Capaian Kinerja Urusan Kebudayaan di Kabupaten Sambas Tahun 2013 – 2017
Capaian
No Indikator Satuan
2013 2014 2015 2016 2017
1. Jumlah Grup Kesenian Grup 60 62 65 65 103
2. Penyelenggaraan Festival Kegiatan 7 7 6 6
Seni dan Budaya
3. Sarana Penyelenggaraan Seni buah 4 4 5 6 -
dan Budaya
4. Benda, Situs dan Cagar % 40,01 30 537 537 37
Budaya yang dilestarikan
Sumber : Dinas Pendidikan dan Kebudayaa Kabupaten Sambas, 2018.
Tabel 2.90
Potensi Budaya di Kabupaten Sambas
Potensi Budaya
No Kecamatan Kesenian Legenda/ Makanan/ Permainan
Album Lagu Kerajinan
Peninggalan Bersejarah Tradisi- Cerita Minuman Anak/
Daerah Tradisional
onal Rakyat Tradisional Tradisional
1. Sambas Makam Sultan M.Tsafioeddin Tanda' Asal Usul Bubur Padas Lagu-Lagu Pang Pang
I (Murhum SulaiMan) Sambas Bubur Pedas Asam Padas Daerah Melyu Sinabbu
Makam Sultan M.Tajidin Musik Raje Tan Bingke Sambas Terigas - Pong Pong
(Muhrum Bima) Tanjidor Unggal Berandam 1 Alok
Makam Sultan Umar Muare Bubur Ambo' The Terigas Of Cik Cik Periuk
Aqamaddin (Muhrum Adil) Ulakan Laksamana Sambas Pemda Lem Lem Tak
Makam Sultan Abubakar Asal Usus Mengamuk Sambas Dan Ti'ti'
Kamaludin (Muhrum Kampung Ae Sorbat Pesisir Sinambung
Bungsu) Tangga Cucor The Best Of Sikopon
Makam Sultan Umar Emas Kerabu Galli Sambas Karaoke Cang Kelelet
Aqamaddin II (Muhrum Semangka Pacri Nanas Tumpahan Salo Injit Injit
Jama') Emas Botok Ikan Lagu Daerah Samut
Makam Muda Sultan Ahmad Pindang Nanas Sambas Vol. 1 Engrang
(Muhrum Gayung) Juadah Mukun Mini Album Lagu Tarik Uppeh
Makam Sultan Abu Bakar Ubi Daerah Sambas Gedong/ Main
Tajuddin I (Muhrum Juadah Mukun Negeriku Ajong/ Papan
Janggut) Karibang Tampatku Congkak
Makam Sultan Muhammad Serabi Album Lagu Hom Pim Pah
Ali Tsyafiuddin (Muhrum Kue Talem Daerah Sambas (Osom)
Anum) Belauk Persembahan Ju Ju Binyak
Makam Sultan Usman Kue Sarifah Tan Herlina Saleh Reng Reng
Kamaludin (Muhrum Meninjau Bare
Usman) Lappat Wak Wak
Makam Sultan Umar Srikaye Labu Ampek
Aqamaddin (Muhrum Srikaye
Tengah) Kembille'
Makam Sultan Abu Bakar Bubur
Tajuddin (Muhrum Cianjur) Sumsum
Makam Sultan Umar Ukal Pulut
Kamaluddin (Muhrum Madu Lebah
Tanjung) Ne' Ba' Kuning
Makam Sultan Muhammad Putri Sallat
Tsafiuddin II (Datuk Tua / Putu Iris
Raden Afifuddin) Dadar Gulung
Makam Sultan Muhammad Sari Mukke
Ali Tsyafiuddin II (Raden Sambal
MuhamMad) Ganggang
Makam Sultan Muhammad Taek Lalla'
Mulia Ibrohim Tsafiddin Gulai Rias
(Raden Muhammad Mulia) Ulam Singkel
Makam Ratu Sabar Puttu Tattak
(Permaisuri Sultan Abu Rateh
Bakar Tajuddin II) Gunong
Gerattak Asam Melatus
Makam Opu Daeng Kemase Dodol
Gerattak Ilek Tingkarok
Keramat Lumbang (Makam Dodol Sirang
Syech Abd. Jalil Al-Fatani) Sayur Asam
Kompleks Museum Negeri Keladi
Sambas Gulai Asam
Rumah Maha Raja Imam Putu Cangkir
Makam Kerabat Lubuk Putu Mayang
Madung & Makam Lapis Perancis
Keturunan Raja Brunai Kue Sabun
Rumah H. Siradj So'od Lapis Susu
(Markas Pejuang /To'kaye) Lapis Belacan
Makam Maha Raja Imam
Istana Alwatzikhoebillah
Mesjid Jami'
Q. Urusan Perpustakaan
Penyelenggaraan urusan perpustakaan pada aspek pelayanan umum berkenaan dengan
peningkatan angka literasi dan minat baca masyarakat. Semakin tinggi angka literasi dan minat
baca masyarakat maka semakin bertambah luasa wawasan dan pengetahuan masyarakat
sehingga mampu mengembangkan berbagai inovasi dan kreativitas untuk meningkatkan
produktivitasnya. Peningkatan produktivitas masyarakat pada akhirnya akan mampu
meningkatkan kesejahteraan dan menghindarkan mereka dari keterpurukan baik secara ekonomi,
sosial maupun budaya. Buku adalah jendela pengetahuan yang mampu menghantarkan manusia
memasuki gerbang kemajuan zaman. Sejalan dengan itu penyelenggaraan pelayanan publik
urusan perpustakaan diukur melalui 3 indikator dengan capaian sebagai berikut :
R. Urusan Kearsipan
Penyelenggaraan urusan kearsipan pada aspek pelayanan umum berkaitan dengan sumber
informasi, pusat ingatan organisasi, pelestarian koleksi dan narasi kesejarahan. Secara
konsepsional kearsipan mempunyai beberapa fungsi yakni menjaga keselamatan bahan
pertanggungjawaban, menyimpan warkat sistematis, mempermudah menemukan warkat saat
diperlukan, menjaga, memelihara kelestarian dan kerahasiaan arsip dan meningkatkan efisiensi
dan efektivitas kerja. Singkatnya arsip dibutuhkan sebagai pusat ingatan yang memberikan
informasi atas peristiwa yang sudah terjadi. Sejalan dengan itu penyelenggaraan pelayanan publik
urusan kearsipan di Kabupaten Sambas diukur dengan 2 indikator yang capaiannya sampai tahun
2017 sebagai berikut :
Tabel 2.92
Capaian Kinerja Urusan Kearsipan Kabupaten Sambas Tahun 2013 – 2017
Capaian
No Indikator Satuan
2013 2014 2015 2016 2017
1. Pengelolaan Arsip secara Baku % 6 93 99,72 0 0
2. Peningkatan SDM Pengelola Kegiatan 2 2 2 0 0
Kearsipan
Sumber : Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Sambas, 2018.
Pengelolaan arsip secara baku dapat terealisasi melalui kegiatan penyusunan Peraturan
Bupati tentang Tata Kearsipan diLingkungan Pemerintah Kab.Sambas dan kegiatan Penyusunan
Jadwal Retensi Arsip (JRA) Kepegawaian.Peningkatan SDM Pengelola Kearsipan dapat terealisasi
melalui kegiatan seperti : Bimtek Perpustakaan bagi pengelola perpustakaan kecamatan dan desa
dan serta Penilaian kinerja PNS terhadap pengelolaan persuratan.
Tabel 2.93
Capaian Urusan Kelautan dan Perikanan Kabupaten Sambas Tahun 2013 – 2017
Capaian
No Indikator Satuan
2013 2014 2015 2016 2017
1. Produksi Ton 35.705,83 37.849,00 41.711,66 45.723,99 6.447,09
Perikanan Laut
2. Produksi Ikan Ton 3.926,83 5.375,48 6.369,58 7.878,13 6.980,45
Budidaya
Sumber : Dinas Perikanan, Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Sambas, 2018.
Disamping perkembangan capaian urusan kelautan dan perikanan di atas berikut ini
disampaikan perkembangan informasi kelautan dan perikanan Kabupaten Sambas sebagai
berikut :
Tabel 2.94
Informasi Kelautan dan Perikanan Kabupaten Sambas Tahun 2013 – 2017
Jenis Data Satuan 2013 2014 2015 2016 2017
Zona Ekonomi Ekslusif km² 1.467,84 1.467,84 1.467,84 1.467,84 1.467,84
Laut 12 mil km² 1.467,84 1.467,84 1.467,84 1.467,84 1.467,84
Pantai
1. Perikanan darat
a. Karamba
- Karamba petak 169 181 181 181 181
- Jumlah Produksi Ton 24,21 17,02 21,29 9,55 25,97
Juta 203,8 600,33
- Nilai Produksi 435,24 303,90 495,65
Rupiah
- Luas Areal M² 5.138 5.317 5.138 5.317 5.317
b. Kolam Air Tenang
- Jumlah Produksi Ton 357,91 115,12 132,33 72,55 216,77
Juta
- Nilai Produksi 5.560,78 1.818.490 3.147,35 1.553,9 4.428,2
Rupiah
- Luas Areal Ha 91.438 91.438 2,29 2,29 2,29
c. Perikanan umum
- Produksi (rawa, Ton
585 276 683,66 795,43 121,05
danau dan sungai)
- Nilai Produksi (rawa, Juta
7.153,46 3.134,44 19.259,34 22.548,83 327.104,31
danau dan sungai) Rupiah
D Tambak
- Luas Areal Ha 2.354 2.706 2.882,5 2.724,35 2.724,35
- Produksi ikan tambak Ton 3.440,91 1.924,92 6.177,86 2.654,37 6.737,71
Juta
- Nilai Produksi 74.776,11 45.047,86 130.132,97 58.282,22 215.471,60
Rupiah
2. Perikanan laut
a. Kapal penangkap ikan
- Perahu Tanpa Motor Unit 845 845 832 650 650
- Perahu Motor Tempel Unit 467 467 488 385 385
- Kapal Motor Unit 1.251 1.251 1.322 1.322 1.322
Rumah tangga
b. KK 1.841 1.841 1.841 2.596 0
perikanan
B. Urusan Pariwisata
Penyelenggaraan urusan pariwisata pada aspek pelayanan umum berkaitan dengan
peningkatan pemanfaatan dan pengembangan objek wisata sebagai penggerak perekonomian
daerah yang cukup potensial untuk didorong sebagai sektor unggulan sejalan dengan
meningkatnya keinginan masyarakat untuk melakukan perjalanan wisata. Kabupaten Sambas
memiliki kelimpahan potensi kepariwisataan baik yang berbasis budaya maupun alam serta
posisi letak geografis yang berada di wilayah perbatasan. Pembangunan kepariwisataan
diharapkan mampu menciptakan lapangan kerja baru dan mengembangkan kreativitas seni
masyarakat sehingga mampu meningkatkan pendapatan masyarakat. Pengembangan sektor
pariwisata juga diharapkan memberikan kontribusi yang cukup signifikan bagi peningkatan
pendapatan daerah.
Sejalan dengan itu kinerja penyelenggaraan urusan pariwisata dapat dilihat dari indikator
jumlah kunjungan wisata dan kontribusinya pada pertumbuhan ekonomi daerah. Semakin
meningkatnya jumlah wisatawan yang berkunjung di Kabupaten Sambas mengindikasikan
semakin menariknya potensi wisata yang ada di Kabupaten Sambas sehingga diharapkan
mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Perkembangan jumlah wisatawan dalam lima
tahun terakhir mengalami dinamika yang cukup fluktuatif. Hal ini tentunya berkaitan erat
dengan upaya promosi dan pelaksanaan event pariwisata daerah yang dilakukan.
Perkembangan jumlah fasilitas pariwisata di Kabupaten Sambas sebagai berikut :
Berdasarkan tabel di atas, Kabupaten Sambas terdapat 83 objek wisata, yang terdiri dari
objek wisata alam dan buatan. Objek wisata buatan melonjak naik sebesar 23 buah dari tahun
2016.Sedangkan tempat hiburan/rekreasi naik sebesar 5 unit pada tahun 2017 dibandingkan
tahun 2016. Pada tahun 2017, terdapat 50 tempat hiburan/rekreasi yang terdiri dari bahari 25
unit, non bahari 20 unit dan budaya 5 unit.
Disamping fasilitas pariwisata di atas berikut ini disampaikan objek wisata menurut
lokasi kecamatan di Kabupaten Sambas sebagai berikut :
Tabel 2.96
Objek Wisata Menurut Lokasi di Kabupaten Sambas
No Lokasi Nama Obyek Wisata Jenis Obyek Wisata
Kecamatan : Selakau
1 Sui. Rusa Pantai Polaria Wisata Bahari
2 Semelagi Besar Pantai Saadi/Terigas Wisata bahari
Kecamatan : Salatiga
1 Desa Parit Baru Air Terjun Gunung Selindung Wisata alam
Kecamatan : Pemangkat
1 Sebangkau Toa Pekong Dewi Kwan Im Wisata religi
2 Pemangkat Kota - Toa Pekong Ular Putih Wisata religi
- Pantai Sinam Wisata bahari
- Pantai Tanjung Batu Wisata bahari
Kecamatan : Tekarang
1 Desa Tekarang Perkebunan Sawo Agro wisata
Kecamatan : Tebas
1 Desa Mak Jage Taman Rekreasi Batu Mak Jage Wisata alam
Berdasarkan tabel di atas, produksi padi menurun sebesar 70.003,60 ton pada tahun 2017
dibandingkan tahun 2016 namun produktivitas naik sebesar 0,7 kw/ha. Sedangkan untuk
peternakan seperti kambing, sapi, ayam pedaging dan itik pada tahun 2017 semua mengalami
kenaikan.
Selain capaian indikator di atas pelaksanaan urusan pertanian juga erat kaitannya dengan
perkembangan produksi dan produktivitas buah-buahan yang perkembangannya tersaji berikut
ini :
Berdasarkan tabel di atas, luas areal tanam yang terluas tahun 2017 adalah tanaman
kacang panjang dengan luas panen terluas juga yaitu 167 ha. Sedangkan berat rata-rata panen
per ha adalah tanaman tomat yaitu 34 ton.
Selain berkaitan dengan produksi dan produktivitas hasil pertanian baik berupa tanaman
pangan, buah-buahan dan sayuran pelaksanaan urusan pertanian juga berkenaan dengan hasil
peternakan yang perkembangannya tersaji berikut ini :
Tabel 2.100
Peternakan di Kabupaten Sambas Tahun 2013 – 2017
Jenis Data Satuan 2013 2014 2015 2016 2017
1. Ternak Besar
- Jumlah Populasi Sapi Ekor 10.807 11.025 11.096 11.431 11.595
- Jumlah Pemotongan Per Tahun Ekor 5.277 5.693 6.068 1.596 11.595
- Laju Pertumbuhan Populasi % - 1,95 - - -
Per Tahun
- Rata-Rata Kepemilikan Ekor 3 3 3 3 3
2. Ternak Kecil
- Jumlah Populasi Kambing Ekor 25.691 25.537 24.953 24.956 25.226
- Jumlah Pemotongan Per Tahun Ekor 5.126 5.503 5.814 - 7.262
- Jumlah Populasi Babi Ekor 6.873 6.797 6.965 6.930 3.479
- Jumlah Pemotongan Per Tahun Ekor 3.227 3.433 3.292 - 3.525
3. Unggas
Ayam Buras :
- Jumlah Ekor 239.424 428.989 437.584 437.516 439.785
- Jumlah Pemotongan Ekor/Th 465.681 473.207 491.113 - 525.401
Ayam Petelur :
- Jumlah Ekor/Th 27.700 28.558 27.200 24.804 24.700
- Jumlah Pemotongan Ekor/Th 145.027 146.352 157.552 163.707
- Jumlah Peternak Peternak 27 8 8 8
- Jumlah Produksi Telur Ton/Th 126,17 118 1.080,33 36,011 1.385,99
- Rata-Rata Kepemilikan Ekor/Kk 1.5 1.1 3.400 3.274 -
Peternak
Ayam Pedaging :
- Jumlah Ekor 228.950 222.383 2.812.890 2.457.662 2.754.708
- Jumlah Pemotongan Ekor/Th 2.078.814 2.160.681 2.122.846 2.189.882
- Jumlah Peternak Peternak 627 185 96 96 -
- Jumlah Produksi Ton/Th 1.808,57 1.879,79 1.846,88 3.519,59
- Rata-Rata Kepemilikan Ekor/Kk 374 1.2 2.500 2.500 -
Peternak
Berdasarkan tabel di atas, petani terbanyak bekerja di perkebunan karet dan kelapa yaitu
masing-masing sebanyak 39.966 orang dan 12.234 orang. Sedangkan areal terluas adalah
kelapa sawit diikuti dengan karet dan kelapa. Kabupaten Sambas hanya memiliki 1 industri
pengolahan hasil perkebunan.
D. Urusan Kehutanan
Berdasarkan Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah dan
Peraturan Daerah Kabupaten Sambas Nomor 1 Tahun 2015 tentang Urusan Pemerintahan
Daerah Kabupaten Sambas maka urusan kehutanan yang menjadi kewenangan Pemerintah
Kabupaten Sambas hanya 1 yakni pelaksanaan pengelolaan taman hutan rakyat (TAHURA)
kabupaten. Sejalan dengan itu penyelenggaraan urusan kehutanan pada aspek pelayanan umum
di Kabupaten Sambas dilaksanakan oleh Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Barat. Meskipun
demikian sejalan dengan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : 936/Menhut-II/2013 tanggal
20 Desember 2013 status kawasan hutan di Kabupaten Sambas mempunyai luas 167.322,03 ha
meliputi kawasan taman wisata alam seluas 30.436,59 ha, hutan lindung 20.077,77 ha, hutan
lindung bakau 6.214,20 ha, hutan produksi terbatas 11.180,02 ha, hutan produksi 94.419,65 ha
dan hutan produksi konservasi seluas 4.993,80 ha.
Hutan mempunyai berbagai fungsi bagi kehidupan manusia mulai dari fungsi sebagai
sumberdaya sosial ekonomi hingga dukungan ekologi. Dalam fungsi sosial ekonominya hutan
menjadi sandaran mata pencaharian penduduk dimana hasil hutan dimanfaatkan sebagai
sumber bahan makanan dan produksi masyarakat. Sementara pada sisi fungsi ekologinya hutan
berguna untuk menjaga keseimbangan alam, memproduksi oksigen bagi kebutuhan hidup
makhluk hidup hingga tempat pelestarian plasma nuftah.
Berikut ini disampaikan perkembangan luas lahan di Kabupaten Sambas mengacu pada
status kawasan hutan sebagaimana diatur dalam Keputusan Menteri Kehutanan Republik
Indonesia Nomor : SK.936/Menhut-II/2013 :
Tabel 2.102
Luas Lahan Menurut Penggunaannyadi Kabupaten Sambas Tahun 2013 – 2017
Luas Penggunaan Lahan 2013 2014 2015 2016 2017
1. Jumlah Kawasan Hutan
- Taman Wisata Alam (Ha) 30.436,59 30.436,59 30.436,59 30.436,59 30.436,59
- Hutan Lindung 20.077,77 20.077,77 20.077,77 20.077,77 20.077,77
- Hutan Lindung Bakau 6.214,20 6.214,20 6.214,20 6.214,20 6.214,20
- Hutan Produksi Terbatas 11.180,02 11.180,02 11.180,02 11.180,02 11.180,02
- Hutan Produksi 94.419,65 94.419,65 94.419,65 94.419,65 94.419,65
- Hutan Produksi Konservasi 4.993,80 4.993,80 4.993,80 4.993,80 4.993,80
2 Jumlah Lahan Kering
- Ladang/Tegalan/ Kebun/Padang
57.219 50.115 44.773 42.609 44.168
Rumput
- Perkebunan 147.857 155.87 155.965 155.965 167.444
3 Luas Lahan Kritis 317.817 317.817 317.817 317.817 -
Sebaran luas kawasan hutan per Kecamatan di Kabupaten Sambas sebagai berikut :
Tabel 2.103
Luas Kawasan Hutan Menurut Kecamatan di Kabupaten Sambas Tahun 2017 (Ha)
HLB/
No Kecamatan TWA HL HPT HP HPK Jumlah
Mangrove
1. Selakau - 327,26 - - - - 327,26
2. Selakau Timur - - - - 13.000,00 - 13.000,00
3. Pemangkat - 236,66 229,44 - - - 466,10
4. Salatiga - 100,00 - - - - 100,00
5. Semparuk - - - - 1.295,81 - 1.295,81
6. Tebas - 3.567,86 - - 10.085,00 - 13.652,86
7. Tekarang - - - - - - -
8. Sambas - - - - - - -
9. Subah - 3.192,27 - - 5.202,28 - 8.394,55
10. Sebawi - 242,00 - - - - 242,00
11. Sajad - - - - - - -
12. Jawai - - 305,53 - 3.500,00 - 3.805,53
13. Jawai Selatan - - - - - - -
14. Teluk Keramat - - - - 6.800,70 - 6.800,70
15. Tangaran - - - - 2.099,65 - 2.099,65
16. Galing 670,00 - - - 10.331,00 - 11.001,00
17. Sejangkung - 575,47 - - 2.267,32 - 2.842,79
18. Sajingan Besar 19.698,48 10.642,83 1.292,00 11.180,02 16.171,71 4.993,80 63.978,84
19. Paloh 10.068,11 1.193,42 4.387,23 - 23.666,18 - 41.818
2017 30.436,59 20.077,77 6.214,20 11.180,02 94.419,65 4.993,80 167.322,03
2016 30.436,59 20.077,77 6.214,20 11.180,02 94.419,65 4.993,80 167.322,03
2015 30.436,59 20.077,77 6.214,20 11.180,02 94.419,65 4.993,80 167.322,03
2014 30.436,59 20.077,77 6.214,20 11.180,02 94.419,65 4.993,80 167.322,03
2013 30.436,59 20.077,77 6.214,20 11.180,02 94.419,65 4.993,80 167.322,03
Sumber : Keputusan Menhut Nomor SK. 936/Menhut-II/2013
Luas kawasan hutan terluas berada di Kecamatan Sajingan Besar yaittu 63.978,84 ha atau
sebesar 38,24% dari total luas kawasan hutan. Sedangkan kecamatan yang tidak memiliki
kawasan hutan adalah Kecamatan Tekarang, Kecamatan Sambas, Kecamatan Sajad dan
Kecamatan Jawai Selatan. Hal ini dapat dilihat pada tabel di atas.
Potensi energi surya untuk Kalimantan Barat yang dilintasi garis Khatulistiwa mempunyai
nilai intensitas energi surya yang cukup tinggi dengan radiasi energi surya harian rata-rata
sebesar 2.768,7 Wh/M² sampai dengan 9.583,9 Wh/M²sehingga dapat dimanfaatkan untuk
membangkitkan energi listrik melalui proses photovoltaic atau dengan menggunakan secara
langsung panas matahari tersebut. Berikutnya potensi energi angin berdasarkan data dari
Stasiun Meteorologi Paloh secara umum kecepatan angin rata-rata per bulan di wilayah
Kabupaten Sambas adalah berkisar antara 2,2–3,2 knots dan kecepatan maksimum rata-rata per
bulan adalah 4 – 5 knots.
Potensi energi biodisel di Kabupaten Sambas mempunyai peluang yang cukup besar untuk
dikembangkan khususnya yang bersumber dari minyak sawit mentah. Hal ini didukung oleh
hasil produksi sawit yang cukup besar setiap tahunnya di Kabupaten Sambas. Selain itu potensi
biomassadari hasil pengelolaan limbah pertanian berupa sekam padi juga cukup potensial yakni
sebesar 57.699.468,8 SLM atau setara dengan daya energi listrik sebesar 524.540.625,45 kWh
setiap tahunnya, karet setara dengan 257.071.995 SLM atau dalam bentuk energi setara dengan
2.337.018.136kWh per tahun, kelapa setara dengan 60.585.993 SLM atau 550.781.754 kWh per
tahun, kopi setara dengan 8.055.477 SLM atau 73.231.609 kWh per tahun, coklat/kakao setara
dengan 5.679.405 SLM atau 51.630.654,55 kWh per tahun, tandan kelapa sawit setara dengan
62.618.100 SLM atau 569.255.454,54 kWh per tahun. Terakhir potensi biogas berupa energi
Tabel 2.105
Sumber Energi di Kabupaten Sambas Tahun 2014 - 2017
Jenis Data 2014 2015 2016 2017
1 Sumber Energi Listrik
a. PLTD (Unit) 2 2 2 2
b. PLTS
- Jumlah (Unit) 5 5 5 5
- Kapasitas (Kva/Kwh) 98 98 98 98
c. PLTMH
- Jumlah (Unit) 3 3 3 3
- Kapasitas (Kva/Kwh) 155 155 1.788 2.030
2. Sarana Pelayanan Bahan Bakar (Buah)
a. SPBU 9 9 8 8
b. SPDN (Solar Package Dealer Nelayan) 2 2 2 2
c. Agen LPG 6 6 6 6
Sumber : Bappeda Kabupaten Sambas, 2018
Selain potensi energi Kabupaten Sambas juga memiliki beberapa potensi sumber daya
mineral baik yang telah diusahakan oleh masyarakat maupun masih belum yang tersebar di
seluruh kecamatan. Adapun sebaran potensi energi sumber daya mineral di Kabupaten Sambas
sebagai berikut :
Tabel 2.106
Potensi Pertambangan dan Penggalian, Mineral dan Batu Bara di Kabupaten Sambas
F. Urusan Perdagangan
Penyelenggaraan urusan perdagangan pada aspek pelayanan umum berkenaan dengan
aktivitas perdagangan dan perizinan usaha yang berkontribusi cukup signifikan pada
pertumbuhan perekonomian daerah. Aktivitas perdagangan merupakan titik pertemuan antara
140.000 Bongkar
Muat
120.000
100.000
80.000
60.000
40.000
Gambar 2.20
Banyaknya Bongkar Muat Melalui Pelabuhan di Kabupaten Sambas (Ton)
Tahun 2013 – 2017
Disamping perkembangan jumlah masuk dan keluarnya barang dari dan kedalam daerah
sebagaimana tergambar di atas perkembangan perdagangan daerah juga dapat dilihat dari
pertumbuhan jumlah izin usaha baik mikro, kecil dan menengah yang diterbitkan oleh
Pemerintah Kabupaten Sambas. Sampai dengan tahun 2017 jumlah surat izin usaha
perdagangan yang telah diterbitkan sebanyak 31 surat ijin. Perkembangan izin usaha yang
diterbitkan di Kabupaten Sambas sebagai berikut :
Tabel 2.107
Jumlah Surat Izin Usaha Perdagangan di Kabupaten Sambas Tahun 2017
Skala Usaha Perdagangan
No Kecamatan Jumlah
Besar Menengah Kecil Mikro
1. Selakau - - 8 5 13
2. Selakau Timur - - - 1 1
3. Pemangkat 2 3 32 9 46
4. Semparuk - 1 13 3 17
5. Salatiga - - 2 2 4
6. Tebas 1 1 29 14 45
7. Tekarang - - - 4 4
8. Sambas 2 9 58 11 80
9. Subah - - 3 2 5
10. Sebawi - - 4 1 5
11. Sajad - - - - 0
12. Jawai - 1 13 2 16
13. Jawai Selatan - - 5 2 7
14. Teluk Keramat - 2 19 4 25
15. Galing 1 1 10 - 12
Pada tahun 2017 diterbitkan 310 surat izin usaha perdagangan di Kabupaten Sambas,
dimana sebagian besar usaha perdagangan tersebut adalah usaha mikro dan usaha kecil yaitu
22,26 % dan 69,35 %. Sedangkan surat izin usaha perdagangan sedang diterbitkan sebanyak
6,12 % dan usaha usaha perdagangan besar sebanyak 2,26 % dari total surat izin usaha
perdagangan yang diterbitkan. Dari 310 surat ijin yang diterbitkan pada tahun 2017, Kecamatan
Sambas adalah kecamatan yang paling banyak surat ijin usaha perdagangan yaitu sebanyak 80
surat ijin. Sedangkan Selakau Timur dan Sajingan Besar masing-masing 1 surat ijin.
G. Urusan Perindustrian
Penyelenggaraan urusan perindustrian pada aspek pelayanan umum di Kabupaten
Sambas berkaitan dengan peningkatan nilai tambah produksi barang dan jasa yang mampu
meningkatkan skala pertumbuhan ekonomi daerah dan kesejahteraan masyarakat.
Pertumbuhan industri pada tahun 2017 menurun sebesar 0,14%. Capaian urusan perindustrian
dapat dilihat sebagai berikut :
Tabel 2.108
Capaian Urusan Perindustrian di Kabupaten Sambas Tahun 2016 – 2017
Capaian
No Indikator Satuan
2016 2017
1. Pertumbuhan Industri % 1,44 1,30
Sumber : Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Sambas, 2018.
Berdasarkan tabel di atas, unit usaha di Kabupaten Sambas didominasi oleh usaha
informal yaitu sebanyak 1.313 unit usaha dengan tenaga kerja laki-laki terbanyak sebanyak
1.649 orang. Unit usaha formal terdiri dari kelompok industri pangan, kelompok industri kimia,
agro non pangan dan hasil hutan, kelompok industri logam dan mesin dan kelompok industri
sandang dan aneka. Diantara unit usaha formal, kelompok industri logam dan mesin yang paling
banyak unit dan tenaga kerja nya.
H. Urusan Transmigrasi
Penyelenggaraan urusan transmigrasi pada aspek pelayanan umum berhubungan dengan
pemberian alternatif kepada masyarakat untuk meningkatkan produktivitasnya sehingga
mampu memperbaiki kualitas kehidupanya baik secara ekonomi maupun sosial. Kabupaten
Sambas merupakan salah satu daerah penempatan atau penerima program transmigrasi di
Provinsi Kalimantan Barat yang dalam pelaksanaannya dilakukan secara campuran antara
transmigran lokal dan dari luar Kabupaten Sambas. Hingga tahun 2017 ada 3 lokasi penempatan
transmigrasi di Kabupaten Sambas yakni unit pemukiman transmigrasi (UPT) SP.1 Serat Ayon,
UPT SP.2 Sabung dan UPT Sebunga. Perkembangan jumlah transmigran yang ditempatkan di
Kabupaten Sambas sebagai berikut :
Tabel 2.110
Jumlah Transmigrasi yang Ditempatkan Berdasarkan Lokasi dan
Asal Daerah Transmigran di Kabupaten Sambas Tahun 2016
Jumlah Transmigrasi
Jumlah
Lokasi Transmigran Luar Daerah Lokal/Sisipan
KK Jiwa KK Jiwa KK Jiwa
UPT SP. 1 Serat Ayon 285 1.074 65 314 350 1.388
UPT SP. 2 Sabung 175 629 75 275 250 904
UPT Sebunga 92 312 108 503 200 815
Tahun 2016 552 2.015 248 1.092 800 3.107
Tahun 2015 552 2.015 248 1.092 800 3.107
Tahun 2014 552 2.015 248 1.092 800 3.107
Tahun 2013 360 1.310 440 1.750 800 3.060
Sumber: Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Sambas, 2018
*Data profil hanya tersedia sampai thn 2016
Besarnya pendapatan regional per kapita dalam hal ini PDRB per kapita atas dasar harga
berlaku meningkat dari 30,45 juta rupiah pada tahun 2016 menjadi 33,08 juta rupiah pada tahun
2017.
B. Pengeluaran Per Kapita Disesuaikan
Pengeluaran per Kapita menggambarkan tentang pola konsumsi rumah tangga secara
umum menggunakan indikator proporsi pengeluaran untuk makanan dan non makanan.
Komposisi pengeluaran rumah tangga dapat dijadikan ukuran untuk menilai tingkat
kesejahteraan ekonomi penduduk, makin rendah persentase pengeluaran untuk makanan
terhadap total pengeluaran makin membaik tingkat kesejahteraan.
Rata-rata pengeluaran perkapita perbulan Kabupaten Sambas berdasarkan data Susenas
Maret tahun 2017 mencapai 431.488 rupiah untuk makanan dan 325.510 rupiah untuk
nonmakanan.
Gambar 2.21
Persentase Rumah Tangga di Kabupaten Sambas Menurut Golongan
Pengeluaran per Kapita per Bulan Tahun 2017
C. Pengeluaran Konsumsi
Pengeluaran konsumsi masyarakat terdiri dari konsumsi makanan dan non makanan.
Komposisi pola pengeluaran penduduk terhadap kebutuhan pokok (makan) dan kebutuhan non
makanan dapat dijadikan salah satu indikator untuk mengetahui tingkat kesejahteraan
masyarakat. Perbandingan pengeluaran penduduk untuk konsumsi makan yang makin kecil
terhadap seluruh pengeluaran menggambarkan tingkat kesejahteraan yang semakin baik.
Besar kecilnya proporsi pengeluaran untuk bukan makanan terhadap seluruh
pengeluaran merupakan salah satu cerminan kesejahteraan penduduk. Makin besar proporsi
tersebut menunjukkan bahwa semakin tinggi pula tingkat kesejahteraannya. Sebaliknya, jika
proporsi itu mengecil berarti refleksi tingkat kesejahteraan semakin menurun (Hukum Engle).
Tabel 2.112
Pengeluaran Rata-Rata (Makanan) Sebulan Menurut Kelompok Barang dan Golongan
Pengeluaran Per Kapita Sebulan (Rupiah), 2017
1. Padi-padian 63.607
2. Ubi-ubian 2.298
3. Ikan 53.181
4. Daging 18.809
5. Telur dan Susu 24.044
6. Sayur-sayuran 32.283
7. Kacang-kacangan 6.277
8. Buah-buahan 16.254
9. Minyak dan kelapa 11.923
10. Bahan Minuman 20.158
11. Bumbu-bumbuan 11.726
12. Konsumsi Lainnya 10.037
13. Makanan& minuman jadi 107.216
14. Minuman Alkohol 53.676
15. Tembakau dan Sirih 63.607
Rata-rata (Makanan) 431.488
Sumber : Badan Pusat Statistik (Susenas Maret 2017, diolah)
Berdasarkan tabel di atas, pengeluaran rata-rata per kapita (makanan) yang tertinggi
adalah makanan dan minuman jadi yaitu sebesar Rp. 107.216 sedangkan pengeluaran rata-rata
per kapita (makanan) terendah adalah ubi-ubian hanya sebesar Rp. 2.298.
Dari tabel di atas, rata-rata pengeluaran per kapita (non makanan) tertinggi adalah
perumahan dan fasilitas perumahan yaitu 176.069 sedangkan pengeluaran terendah adalah
kelompok barang tahan lama yaitu sebesar Rp. 11.847.
Di Kabupaten Sambas pengeluaran untuk makanan masih lebih besar dibanding
pengeluaran non makanan. Ketika masyarakat mulai meningkat pendapatannya dan mulai maju
maka pengeluaran terbesar nantinya akan bergeser pada pengeluaran barang tahan lama,
pendidikan, dan kesehatan serta total pengeluaran non makanan akan lebih besar dari
pengeluaran makanan.
Berdasarkan publikasi data Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Sambas sampai dengan
Tahun 2017 total panjang jalan Kabupaten Sambas adalah 1.102.206 Km.Dari total panjang jalan
Bila ditinjau dari kondisinya, 48,11 persen jalan di Kabupaten Sambas kondisinya sudah
baik; 14,47 persen kondisi sedang; 12,06 persen kondisi rusak dan 25,36 persen kondisi rusak
berat.
Sampai dengan Tahun 2017 panjang jalan menurut status pengawasan dan jenis
permukaannya secara rinci berikut ini :
Tabel 2.116
Panjang Jalan Menurut Status Pengawasan dan Jenis Permukaan
di Kabupaten Sambas Tahun 2017 (Km)
Jenis Permukaan
No Status Pengawasan Jumlah
Aspal Kerikil Tanah Lainnya
1. Nasional 154,650 2,600 37,690 - 194,940
2. Provinsi 93,345 2,930 2,475 - 98,750
3. Kabupaten 331,120 175,946 595,140 - 1 102,206
4. Desa 103,507 261,885 356,935 - 722,326
5. Strategis Nasional 51,497 8,475 36,563 - 96,535
2017 734,119 451,836 1 028,803 - 2 214,757
2016 687,105 489,568 1 031,217 - 2 207,889
2015 670,272 507,897 1.029,721 - 2.207,889
2014 712,508 418,834 676,062 - 1.807,404
2013 698,508 442,932 665,964 - 1.807,404
Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Sambas, Tahun 2018
Berdasarkan tabel di atas, panjang jalan Kabupaten Sambas tahun 2017 yaitu 2.214.757
km meningkat sebesar 6.868 km dari tahun 2016. Berdasarkan panjang jalan menurut status
pengawasan dan jenis permukaan, maka panjang jalan kabupaten yang sudah diaspal adalah
45,10% dari total seluruh jalan di Kabupaten Sambas. Sedangkan jalan kabupaten yang masih
tanah sebesar 57% dan 57% jalan desa dengan jenis permukaan kerikil.
Berdasarkan tabel di atas, panjang jalan menurut status pengawasan dan kondisi jalan
baik dan sedang mengalami kenaikan sebesar 111.548 km dari tahun 2016, sedangkan panjang
jalan menurut status pengawasan dan kondisi jalan sedang, rusak dan rusak berat mengalami
kenaikan masing-masing sebesar 4,694 km; 28,091 km dan 76.395 km dari tahun 2016.
B. Pengelolaan Sampah
Fasilitas dan infrastruktur wilayah berikutnya yang berkontribusi pada peningkatan daya
saing daerah adalah berkaitan dengan pengelolaan sampah. Peningkatan aktivitas produksi
masyarakat baik yang ditopang oleh sektor pertanian, perdagangan hingga industri pasti akan
menimbulkan berbagai dampak terhadap lingkungan dan meninggalkan residu berupa sampah
yang harus dikelola dengan baik. Pengelolaan sampah berperan penting dalam menciptakan
kondisi lingkungan yang bersih dan sehat. Lingkungan yang bersih selanjutnya akan
menghindarkan penghuninya dari berbagai macam penyakit. Sebagai salah satu fasilitas
pelayanan publik yang bersifat dasar maka keunggulan sebuah daerah dalam mengelola
sampahnya akan mampu menaikkan minat investor untuk menanamkan investasinya demikian
pula sebaliknya.
Untuk mewujudkan sistem pengelolaan sampah yang baik maka diperlukan intervensi
pada dimensi struktur dan kultur masyarakat. Dimensi struktur berkenaan dengan penyiapan
kelembagaan, prosedur, alokasi sumber daya hingga sarana dan prasarana seperti seperti tong
sampah, kendaraan pengangkut sampah, tempat pembuangan sementara sampah, tempat
pembuangan akhir sampah dan sebagainya. Sementara dimensi kultur lebih berkaitan dengan
aspek humanis yakni pendidikan, pemberdayaan, pembangunan kesadaran diri, komitmen
bersama dan kemauan masyarakat dalam menjalankan pola hidup bersih guna menjaga
kebersihan lingkungannya serta bijak mengelola sampah sejak ditingkat produsen. Sampai
dengan Tahun 2017 capaian pelayanan persampahan di Kabupaten Sambas sebagai berikut :
Berdasarkan tabel di atas, daya tamping TPS pada tahun 2017 meningkat sebesar 33,7 m 2
dari 60 m2 menjadi 93,7 m2 sedangkan jumlah tempat pembuangan sampah dan tempat
pengolahan akhir tidak ada peningkatan dari tahun 2016 yaitu masing-masing sebesar 33 unit
dan 4 unit.
Perkembangan produksi sampah di Kabupaten Sambas setiap tahun terus mengalami
peningkatan baik yang bersumber dari permukiman penduduk aktivitas lainnya sejalan
meningkatnya perkembangan kehidupan masyarakat. Hingga tahun 2017 jumlah sampah yang
ada per hari di Kabupaten Sambas tercatat sebesar 436,30 M3, tidak ada peningkatan jumlah
sampah dari tahun 2016. Sampah yang diangkut per tahun dan rata-rata sampah yang terangkut
per hari juga tidak mengalami perubahan dari tahun 2016, masing-maisng sebesar 39 M3dan 93
M3. Secara rinci perkembangan produksi sampah di Kabupaten Sambas sebagai berikut :
Tabel 2.119
Produksi Sampah di Kabupaten Sambas Tahun 2013 – 2017
Produksi Sampah(M3)
No. Uraian
2013 2014 2015 2016 2017
1. Jumlah sampah yang ada perhari 379,33 392,88 428,96 436,30 436,30
2. Sampah yang dapat diangkut per 29.930 36.500 35.770 39 39
tahun
3. Rata-rata sampah yang terangkut 82 100 98 93 93
per hari
Sumber : Dinas Perumahan, Permukiman dan Lingkungan Hidup Kabupaten Sambas, Tahun 2018
C. Jaringan Drainase
Fasilitas dan infrastruktur yang ketiga berkenaan dengan jaringan drainase yang berfungsi
untuk pengelolaan limbah rumah tangga dan penanggulangan daerah rawan genangan air di
lingkungan perkotaan khususnya di Ibu Kota Kecamatan (IKK) serta penataan permukiman
kumuh perkotaan. Pada tahun 2017,drainase yang dibangun sepanjang 4.577 m menurun
2.128,62 m dari tahun 2016. Total drainase yang telah dibangun hingga tahun 2017 sepanjang
60.300 m. Secara rinci perkembangan pembangunan jaringan drainase di Kabupaten Sambas
sebagai berikut:
Tabel 2.121
Jaringan Drainase di Kabupaten Sambas Tahun 2014 – 2017
Panjang Drainase (m)
No. Uraian
2014 2015 2016 2017
1. Drainase yang dibangun 8.063,00 3.240,30 6.705,62 4.577
2. Total drainase yang telah dibangun 44.981,70 48.222,00 53.594 60.300
Sumber : Dinas Perumahan, Permukiman dan Lingkungan Hidup Kabupaten Sambas, Tahun 2018
E. Air Bersih
Layanan air bersih merupakan kebutuhan mendasar bagi kehidupan. Air menjadi
kebutuhan hidup yang diperlukan oleh seluruh makhluk hidup. Khususnya bagi kehidupan
manusia air diperlukan untuk berbagai keperluan seperti mandi, cuci, masak, minum hingga
mendukung kelestarian alam dan keindahan lingkungan. Sampai dengan tahun 2016 layanan air
bersih masyarakat di Kabupaten Sambas sebagian besar bergantung pada sumber air hujan
untuk masak yaitu sekitar 90,37%. Selain mengandalkan sumber air hujan, masyarakat
Kabupaten Sambas juga menggunakan sumber air yang lain untuk masak yakni mata air
terlindung sekitar2,39 %, sumur tak terlindung sebesar 2,50 %, mata air tak terlindung sebesar
1,77 % dan air isi ulang sebesar 1,39 %. Secara rinci persentase rumah tangga menurut sumber
air minumnya di Kabupaten Sambas sebagai berikut :
Pola konsumsi air masyarakat yang sangat bergantung pada air hujan dalam jangka
panjang akan menimbulkan permasalahan khususnya saat terjadi musim kemarau panjang.
Kabupaten Sambas sesungguhnya memiliki potensi air sungai dan sumber mata air
pergunungan yang cukup besar. Namun potensi tersebut belum mampu dikelola secara
maksimal dikarenakan berbagai kendala salah satunya adalah investasi yang masih terbatas.
Memang untuk meningkatkan kapasitas pelayanan air bersih di Kabupaten Sambas baik melalui
pengelolaan air sungai maupun air pergunungan memerlukan investasi yang sangat besar dan
hal itu tidak mungkin dapat dilakukan bila hanya mengandalkan kekuatan pendanaan dari
APBD. Meskipun demikian, Pemerintah Kabupaten Sambas terus berupaya meningkatkan
cakupan pelayanan air minum dan rumah tangga pengguna air bersih.Pada tahun 2017, cakupan
pelayanan air minum dan rumah tangga pengguna air bersih sebesar 1,74 % atau sebanyak
11.040 jiwa dengan rincian sebagai berikut :
Tabel 2.124
Cakupan Layanan Air Bersih Kabupaten Sambas Tahun 2017
Jumlah Perpipaan Non Perpipaan Jumlah Total
No Kecamatan
Penduduk Jiwa % Jiwa % Jiwa %
1 Selakau 39.763 - - - - - -
2 Selakau Timur 13.599 - - - - - -
3 Pemangkat 54.727 110 0,20 - - 110 0,20
4 Semparuk 30.969 130 0,42 200 0,65 330 1,07
5 Salatiga 19.563 125 0,64 - - 125 0,64
6 Tebas 79.145 110 0,14 3.200 4,04 3.310 4,18
7 Tekarang 17.998 - - - - - -
8 Sambas 54.720 - - 1.600 2,92 1.600 2,92
9 Subah 24.701 - - - - - -
10 Sebawi 20.946 - - 500 2,39 500 2,39
11 Sajad 13.946 - - - - - -
12 Jawai 45.859 125 0,27 - - 125 0,27
13 Jawai Selatan 23.450 - - 1.350 5,76 1.350 5,76
14 Teluk Keramat 72.339 130 0,18 2.450 3,39 2.580 3,57
15 Galing 24.837 - - - - - -
16 Tangaran 27.325 - - - - - -
17 Paloh 30.164 - - 900 2,98 900 2,98
18 Sajingan Besar 11.693 - - - - - -
19 Sejangkung 27.438 110 0,40 - - 110 0,40
KABUPATEN SAMBAS 633.182 840 0,13 10.200 1,61 11.040 1,74%
Sumber : Dinas Perumahan, Permukiman dan Lingkungan Hidup Kabupaten Sambas, Tahun 2018
F. Sanitasi Lingkungan
Fasilitas dan infrastruktur wilayah sanitasi lingkungan berkaitan erat dengan pengelolaan
air limbah dan jaringan drainase. Kondisi saat ini sanitasi lingkungan di Kabupaten Sambas
masih belum ideal dimana jaringan pengelolaan air limbah dan jaringan drainase belum
dipisahkan. Pembangunan sanitasi lingkungan erat kaitannya dengan upaya peningkatan
kesehatan masyarakat. Cakupan layanan sanitasi dasar dan layanan Kabupaten Sambas sampai
dengan tahun 2017 dapat dilihat pada gambar berikut :
Gambar 2.22
Cakupan Layanan Sanitasi Dasar dan Layanan Kabupaten Sambas Tahun 2017
G. Jaringan Listrik
Kondisi jaringan listrik berperan besar dalam meningkatkan produktivitas masyarakat.
Semakin membaik pelayanan jaringan listrik disuatu daerah akan mampu meningkatkan iklim
usaha dan produksi masyarakat sehingga mampu meningkatkan daya saing daerah begitu pula
sebaliknya. Secara rinci besarnya kapasitas dan produksi listrik PLN di Kabupaten Sambas
sebagai berikut :
A. Perkembangan Investasi
Investasi sangat dibutuhkan dalam upaya memacu pembangunan daerah. Sumber
pembiayaan investasi umumnya berasal dari pemerintah dan masyarakat/swasta. Investasi
pemerintah yang dialokasikan dalam bentuk belanja langsung pada umumnya diorientasikan
untuk penanganan permasalahan struktural seperti pendidikan, kesehatan, pengembangan
ekonomi lokal, dan penyediaan infrastruktur dasar. Sementara investasi masyarakat atau
swasta umumnya diarahkan pada kegiatan ekonomi yang mampu memberikan keuntungan dan
memperbesar skala usaha.
Menyadari terbatasnya anggaran pemerintah untuk kegiatan pembangunan, pemerintah
berusaha mendorong pihak swasta untuk meningkatkan kegiatan penanaman modalnya di
Kabupaten Sambas. Upaya yang dilakukan pemerintah daerah melalui serangkaian perbaikan
kebijakan penanaman modal dan perizinan investasi yang semakin mudah, transparan dan
cepat baik terhadap investor dalam negeri maupun asing. Dengan melakukan berbagai langkah
penyempurnaan tersebut diharapkan iklim usaha daerah akan semakin progresif
peningkatannya.
Perkembangan investasi di Kabupaten Sambas khususnya penanaman modal yang
dilakukan pihak swasta baik berupa PMDN maupun PMA masih belum maksimal. Terdapat
beberapa kendala yakni terbatasnya ketersediaan infrastruktur, belum optimalnya informasi
penanaman modal daerah dan terbatasnya profil investasi komoditi unggulan daerah. Berbagai
kendala tersebut menjadi perhatian yang harus dituntaskan secara bertahap di tahun
mendatang. Perkembangan investasi yang progresif niscaya akan mampu memberikan banyak
Nilai investasi PMDN dari tahun 2013 hingga 2017 terus mengalami kenaikan kecuali
tahun 2014 yang mengalami penurunan sebesar Rp. 613,92 miliar. Kenaikan tertinggi pada
tahun 2015 yaitu sebesar Rp. 1.995,11 miliar. Sedangkan nilai investasi PMA terus mengalami
kenaikan dari tahun 2013 hingga 2017.
B. Angka Kriminalitas
Faktor kedua yang mempengaruhi iklim investasi adalah angka kriminalitas. Angka
kriminalitas menjelaskan jumlah kejadian tindakan kriminal yang terjadi dalam suatu
wilayah sebagai gambaran situasi dan kondisi keamanan. Investasi merupakan sebuah
pertaruhan keberhasilan yang berdimensi jangka panjang sehingga sangat memerlukan
situasi dan kondisi yang mendukung. Artinya semakin kecil angka kriminalitas suatu daerah
mengindikasikan semakin maksimalnya kinerja aparatur keamanan sehingga semakin aman
untuk berinvestasi demikian pula sebaliknya.
Berdasarkan catatan Kepolisian Resor Sambas kondisi keamanan di Kabupaten Sambas
dilihat dari angka kriminalitasnya hingga tahun 2017 yang dilaporkan sebanyak 368 kasus.
Secara rinci perkembangan angka kriminalitas di Kabupaten Sambas sebagai berikut :
Tabel 2.127
Jumlah Kasus Kejahatan dan Pelanggaran Yang dilaporkan
dan diselesaikan POLRES Sambas Tahun 2014–2017
2014 2015 2016 2017
No. Jenis Kejahatan Dilapor Diselesa Dilapor Diselesa Dilapor Diselesa Dilapor Diselesa
kan ikan kan ikan kan ikan kan ikan
1 Aniaya Ringan 49 41 46 48 42 45 29 25
2 Aniaya Berat - - - - - - - -
3 Bunuh Diri 4 4 - - - - - -
4 Penemuan Mayat 2 1 2 2 2 - 1 1
5 Pencabulan 37 31 48 54 30 33 52 45
6 Perzinahan 5 4 3 3 - 2 1 1
7 Pencurian Biasa 42 24 35 37 41 46 43 40
8 Pencurian Berat 13 10 7 5 7 7 15 12
Curanmor (Pencurian 15 8 24 11
9 48 9 18 27
Kendaraan Bermotor)
10 Penipuan 20 21 15 8 22 5 18 16
11 Penggelapan 27 17 16 17 10 17 10 6
12 Kebakaran 18 9 2 13 4 - 1 2
13 Perjudian 14 20 28 43 28 54 14 21
14 Penyerobotan Tanah 1 1 1 - 1 - 1 1
15 Pengrusakan 12 10 1 5 3 1 1 1
16 Mati Tenggelam 1 1 - - - - - -
17 Traficking/ People 6 5 3 5 2 3 2 2
Berdasarkan tabel di atas, kasus kejahatan yang paling banyak dilaporkan adalah kasus
pencabulan yaitu sebanyak 52 kasus diikuti dengan kasus pencurian biasa sebanyak 43 kasus.
Kasus pencabulan meningkat pada tahun 2017 dibandingkan tahun 2016. Sedangkan kasus
pencabulan yang diselesaikan pada tahun 2017 sebanyak 45 kasus dan 40 kasus pencurian
biasa. Terjadi perbedaan antara kasus yang dilaporkan dengan kasus yang diselesaikan, hal ini
dikarenakan tidak semua kasus yang dilaporkan dapat diselesaikan pada tahun berkenaan, ada
beberapa kasus yang baru dapat diselesaikan di tahun berikutnya. Sehingga jumlah kasus yang
diselesaikan bisa lebih besar dari kasus yang dilaporkan di tahun yang sama.
Berdasarkan tabel di atas, total jumlah penduduk berumur 15 tahun ke atas yang berkerja
adalah 247.108 orang. Penduduk yang berkerja paling banyak berpendidikan SD/Ibtidiyah yaitu
sebesar 79.880 orang atau 32,33% dari total penduduk yang bekerja. Sedangkan penduduk
bekerja yang sedikit berpendidikan tertinggi tamat SMK yaitu sebesar 5,74% .
68,8
70
65
58,63 57,91 57,8
60 57,22
55
50
2013 2014 2015 2016 2017
rasio ketergantungan (%)
Gambar 2.23
Rasio Ketergantungan Penduduk Kabupaten SambasTahun 2013 – 2017
4 Pengairan
4.1 Rasio Jaringan Irigasi Rawa (m/ha) 26,97 35,59 38,71 39,49 30,44
4.2 Panjang Jaringan Irigasi Rawa dalam Kondisi Baik (Primer, % 63,72 62,61 77,51 70,66 74,55
Sekunder, Tersier)
4.3 Jumlah Bangunan Air dalam Kondisi Baik % 59,84 55,61 72,21 73,07 76,46
4.4 Panjang Tanggul dalam Kondisi Baik % 42,03 23,85 71,6 63,44 -
5 Perumahan
5.1 Rumah Tangga Pengguna Air Bersih % 60,80 52,45 51,98 53,00 47,40 57,40 82,58
5.2 Rumah Tangga Bersanitasi % 57,01 47,01 46,97 34,58 88,66 57,10 155,27
5.3 Lingkungan Pemukiman Kumuh % 15,00 14,85 12,90
5.4 Rumah Layak Huni % 86,00 72,17 72,45 72,45 75,00
6 Penataan Ruang
6.1 Jumlah RTDR Perkotaan (sesuai UU No 26 Tahun 2007) Dokumen 7 8 8
7 Perhubungan
7.1. Jumlah Terminal Unit 6 6 6 6 6
7.2. Jumlah Dermaga/Steigher Unit 169 196 209 226 250
7.3. Jumlah Pemasangan Rambu-rambu/RPPJ unit 237 291 371 1.044 1.044
8 Kependudukan dan Catatan Sipil
8.1 Rasio Penduduk ber KTP per satuan Penduduk 0,76 0,77 0,85 0,87 0,89
8.2 Rasio Bayi Berakta Kelahiran 0,69 0,6 0,89 0,92 0,94
8.3 Pasangan Berakta Nikah 1261 1608 2039 2,389 2,739
8.4 Kepemilikan KTP % 74,7 77,72 85 86 89,30
8.5 Kepemilikan Akta Kelahiran per 1.000 Penduduk % 40,99 48,41 52,4 52,6 52,8
8.6 Ketersediaan Database Kependudukan Skala Kabupaten Ada/Tidak Ada Ada Ada Ada Ada Ada 100
Ada
8.7 Penerapan KTP Nasional Berbasis NIK Sudah/Belu Sudah Sudah Sudah Sudah Sudah Sudah 100
m
9 Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
12 Ketenagakerjaan
12.1 Angka Partisipasi Angkatan Kerja % 73,93 76,56 73,54 70,01
12.2 Angka sengketa Pengusaha-Pekerja Per Tahun % 0,6 3,48 4,5
12.3 Pencari Kerja yang ditempatkan % 69,74 80,23 94,6
12.4 Tingkat Pengangguran Terbuka % 3,03 3,7 4,85 - 4,24
13 Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah
13.1 Persentase Koperasi Aktif % 64,98 65,52 67,64 68,38 69,42
13.2 Jumlah UKM Non BPR/LKM Buah 7.955,00 8.984,00 13.373,00 16,114 16562
13.3 Jumlah BPR/LKM Buah 6,00 6,00 6,00 6 6
13.4 Usaha Mikro dan Kecil % 98,91 98,85 98,88 99,03 99,05
14 Keamanan dan Ketertiban Masyarakat
14.1 Peningkatan keamanan dan ketertiban dalam masyarakat % 87 90 102,576
14.2 Meningkatnya budaya kesadaran dan ketaatan hukum % 63,51 73,78 82,21 150 87,38 171,66
masyarakat.
14.3 Meningkatnya kesadaran swakarsa masyarakat untuk % 75 80 86,98 96,9 90,05 107,61
menjaga keamanan, ketentraman dan ketertiban.
14.4 Meningkatnya kerjasama dan koordinasi antara pemda dan % 87 112,5 213,75 133,33 97,05 137,39
Kepolisian dalam menjaga keamanan, ketentraman dan
ketertiban.
15 Keagamaan
15.1 Peningkatan bantuan pembangunan atau perbaikan tempat % 88 98,3 101,7
ibadah
Sumber : Evaluasi RPJMD Kabupaten Sambas Tahun Pertama (data diolah) Tahun 2018.
Keuangan daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka
penyelenggaraan pemerintahan daerah yang dapat dinilai dengan uang termasuk segala
bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban daerah. Penyelenggaraan
fungsi pemerintahan daerah akan terlaksana secara optimal bilamana diikuti oleh sumber-
sumber penerimaan keuangan daerah yang cukup memadai kepada daerah mengacu pada
peraturan perundang-undangan. Gambaran kapasitas atau kemampuan keuangan daerah
dapat diketahui dari hasil analisis realisasi kinerja keuangan daerah sekurang-kurangnya 5
(lima) tahun sebelumnya yang terdiri dari : pendapatan, belanja dan pembiayaan daerah.
Selain itu analisis juga dilakukan terhadap perkembangan neraca daerah meliputi : aset,
hutang dan ekuitas dana daerah.
Analisis proyeksi keuangan daerah bertujuan untuk memperoleh gambaran kapasitas
keuangan daerah 3 (tiga) tahun kedepan sebagai bahan yang diperhitungkan dalam menyusun
kerangka pendanaan pembangunan daerah. Gambaran keuangan daerah berupa pendapatan,
belanja dan pembiayaan daerah yang telah dilaksanakan sejak tahun 2013 sampai dengan
tahun 2018 sebagai dasar proyeksi perhitungan kapasitas keuangan daerah tahun 2019 –
2021. Penjelasan mengenai gambaran keuangan daerah ini meliputi kinerja keuangan masa
lalu, kebijakan pengelolaan keuangan masa lalu dan kerangka pendanaan.
Rata-rata
No. Uraian Pertumbuhan
2013 2014 2015 2016 2017 (%)
Berdasarkan tabel 3.1 di atas tampak bahwa pendapatan asli daerah dalam 5 tahun
terakhir (tahun 2013-2017) terus mengalami pertumbuhan positif khususnya pada pajak
daerah dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 81,34%, hasil pengelolaan keuangan daerah
yang dipisahkan secara rata-rata tumbuh sebesar 13,43% dan lain-lain PAD yang sah tumbuh
rata-rata sebesar 68,94%. Hanya 1 dari 4 komponen pendapatan asli daerah yang mengalami
pertumbuhan negatif yakni Retrubusi Daerah dengan rata-rata pertumbuhan sebesar -3,93%.
Sejalan dengan pertumbuhan komponen pendapatan asli daerah di atas maka secara umum
pendapatan asli daerah Kabupaten Sambas sejak Tahun 2013 – 2017 mengalami pertumbuhan
rata-rata sebesar 61,12%.
Sementara itu untuk pertumbuhan pendapatan di tahun 2018 juga mengalami
peningkatan dari tahun sebelumnya yakni sebesar 4,47% dari tahun sebelumnya, dengan
rincian peningkatan pada komponen Pendapatan Asli Daerah sebesar 4,06 %, Dana
Perimbangan 2,80%, serta Lain-lain pendapatan yang sah sebesar 14,86 %.
Pertumbuhan PAD ini tentunya menjadi hal yang penting untuk terus dikembangkan di
masa depan melalui berbagai kebijakan intensifikasi dan ekstensifikasi sumber pendapatan
asli daerah dengan tetap mempertimbangkan kondisivitas iklim investasi daerah.
Sumber pendapatan daerah yang kedua berasal dari dana perimbangan yang terdiri dari
3 komponen yakni dana bagi hasil pajak dan bukan pajak, dana alokasi umum (DAU) dan dana
alokasi khusus (DAK). Realisasi pendapatan dana perimbangan dari komponen dana bagi hasil
Rata-rata
No Uraian Pertumbu
2013 2014 2015 2016 2017 han (%)
2 Belanja Barang dan Jasa 154.122.647.861,59 199.462.281.660,23 267.824.980.724,03 307.570.076.748,08 386.777.984.481,88 26,07
Berdasarkan tabel di atas belanja tidak langsung yang terdiri dari 8 jenis belanja yakni
belanja pegawai, belanja bunga, belanja hibah, belanja bantuan sosial, belanja bagi hasil,
belanja bantuan keuangan dan belanja tidak terduga selama 5 tahun terakhir di Kabupaten
Sambas secara umum trennya menunjukkan peningkatan dengan rata-rata sebesar 53,25%.
Sejalan dengan dinamika perkembangan belanja tidak langsung di atas maka
berpengaruh pada belanja langsung. Dalam 5 tahun terakhir proporsi belanja langsung
terhadap APBD Kabupaten Sambas secara rata-rata tercatat sebesar 46,75% yang terdiri dari
belanja pegawai dengan rata-rata proporsi sebesar 3,65%, belanja barang dan jasa sebesar
23,60% dan belanja modal sebesar 19,60%.
C. Pembiayaan Daerah
Pembiayaan daerah adalah transaksi keuangan yang berfungsi untuk menutup
anggaran atau untuk memanfaatkan surplus anggaran. Pembiayaan disediakan untuk
mengganggarkan setiap pengeluaran yang akan diterima kembali dan/atau penerimaan
yang perlu dibayar kembali baik dalam tahun anggaran yang bersangkutan maupun tahun
anggaran berikutnya. Pembiayaan daerah bersumber dari sisa lebih perhitungan anggaran
(SiLPA) tahun sebelumnya, pinjaman daerah dan penerimaan kembali pemberian pinjaman.
Realisasi pembiayaan daerah tahun 2013 – 2017 sebagaimana ditunjukkan oleh Tabel 3.5.
Berdasarkan tabel 3.5 tersebut, pembiayaan daerah Kabupaten Sambas 5 tahun terakhir
menunjukkan tren yang terus menurun dengan jumlah sisa lebih perhitungan anggaran tahun
berkenaan yang cukup fluktuatif. Jika kita lihat lebih jauh penerimaan pembiayaan daerah
yang terdiri dari 6 sumber yakni sisa lebih perhitungan anggaran (Silpa), pencairan dana
Neraca daerah memberikan informasi mengenai posisi keuangan berupa aset, kewajiban
(utang) dan ekuitas dana. Analisis neraca daerah bertujuan untuk mengetahui kemampuan
pemerintah daerah melalui perhitungan rasio liquiditas, solvabilitas dan rasio akt ivitas
serta kemampuan aset daerah untuk penyediaan dana pembangunan daerah. Neraca
Daerah digunakan sebagai dasar untuk pengambilan keputusan yang terarah dalam rangka
pengelolaan sumber-sumber daya ekonomi yang dimiliki daerah secara efisien dan efektif.
Secara rinci dijelaskan komponen neraca daerah sebagai berikut :
A. Aset
Aset merupakan informasi tentang pemilikan dan penguasaan sumber daya pemerintah
daerah yang dapat memberikan manfaat ekonomi dan sosial bagi pemerintah daerah maupun
masyarakat dimasa datang sebagai akibat dari peristiwa masa lalu yang dapat diukur dalam
satuan moneter. Perkembangan nilai aset sebagai berikut :
B. Kewajiban
Kewajiban memberikan informasi tentang hutang pemerintah daerah kepada pihak ketiga
atau klaim pihak ketiga terhadap arus kas pemerintah daerah. Kewajiban dapat diklasifikasikan
menjadi dua yaitu kewajiban jangka pendek dan kewajiban jangka panjang. Kewajiban jangka
pendek (current liabilities) adalah kewajiban yang likuiditasnya diperkirakan secara layak
memerlukan penggunaan sumber saya yang ada diklasifikasikan sebagai aktiva lancar atau
penciptaan kewajiban lancar lain. sementara kewajiban jangka panjang (long term liabilities)
adalah hutang-hutang yang jatuh temponya lebih dari satu tahun. Perkembangan jumlah
kewajiban Kabupaten Sambas sebagai berikut :
Tabel 3.8
Jumlah Kewajiban Pemerintah Kabupaten Sambas Tahun 2013 – 2017
(dalam Juta Rupiah)
Tahun Rata-rata
No Uraian Pertumbuhan
2013 2014 2015 2016 2017 (%)
1. Kewajiban 77.818,22 39.707,84 46.373,32 66.404,31 93.631,14 12,98
Jangka Pendek
2. Kewajiban 0 0 0 0 0 0
Jangka
Panjang
Total Kewajiban 77.818,22 39.707,84 46.373,32 66.404,31 93.631,14 12,98
Sumber : Badan Keuangan Daerah Kabupaten Sambas, Tahun 2019.
Berdasarkan tabel di atas seluruh kewajiban atau hutang Pemerintah Kabupaten Sambas
adalah kewajiban atau hutang jangka pendek. Sejak tahun 2013 hingga tahun 2017 kewajiban
Pemerintah Kabupaten Sambas mengalami dinamika yang cukup fluktuatif dengan tren
meningkat secara rata-rata tumbuh sebesar 12,98%. Hingga tahun 2017 jumlah kewajiban
Pemerintah Kabupaten Sambas tercatat sebesar Rp. 93.631.135.724,88. Jika kita sandingkan
dengan tahun 2013 maka terjadi peningkatan kewajiban sebesar Rp. 15.812.914.790,65 atau
20,32%. Penerapan kewajiban jangka pendek yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten
Sambas memberikan keuntungan berupa resiko likuiditas yang lebih kecil dengan durasi
waktu yang singkat. Namun disisi lain juga memberikan dampak kerugian berupa pembayaran
bunga hutang yang cukup besar sehingga sulit untuk membiayai investasi yang bernilai jangka
C. Ekuitas Dana
Ekuitas dana merupakan selisih antara aset dengan kewajiban pemerintah daerah.
Ekuitas dana terbagi menjadi dua yakni ekuitas dana investasi dan ekuitas dana cadangan.
Ekuitas dana investasi merupakan selisih antara jumlah nilai investasi permanen, aset tetap
dan aset lainnya (tidak termasuk dana cadangan) dengan jumlah nilai hutang jangka
panjang. Sementara Ekuitas dana cadangan adalah kekayaan pemerintah daerah yang
diinvestasikan dalam dana cadangan untuk tujuan tertentu dimasa mendatang.
Perkembangan nilai ekuitas dana sebagai berikut :
Tabel 3.9
Nilai Ekuitas Dana Pemerintah Kabupaten Sambas Tahun 2014 – 2018 (Juta Rupiah)
Rata-rata
Tahun
Pertumbuhan
2013 2014 2015 2016 2017 (%)
1. Ekuitas Dana 2.065.813,53 2.493.240,45 1.908.611,01 2.097.132,50 2.216.397,42 3,20
Investasi
2. Ekuitas Dana 0 0 0 0 0 0
Cadangan
Total Ekuitas Dana 2.065.813,53 2.493.240,45 1.908.611,01 2.097.132,50 2.216.397,42 3,20
Sumber : Badan Keuangan Daerah Kabupaten Sambas, Tahun 2019.
Berdasarkan tabel di atas total ekuitas dana pemerintah daerah sejak tahun 2013 hingga
tahun 2017 mengalami fluktuasi dengan tren 3 tahun terakhir cenderung meningkat sehingga
rata-rata pertumbuhan sebesar 3,20%. Sampai tahun 2017 ekuitas dana Pemerintah Daerah
Kabupaten Sambas hanya ditopang oleh ekuitas dana investasi sementara ekuitas dana
cadangan masih belum ada.
Sejalan dengan penjelasan di atas maka total nilai aset atau kekayaan Pemerintah
Kabupaten Sambas tahun 2017 tercatat sebesar Rp. 2.310.028.558.954,93 dengan rata-rata
pertumbuhan sebesar 3,19%. Total nilai aset tersebut sama dengan total kewajiban dan
ekuitas dana Pemerintah Kabupaten Sambas tahun 2017. Secara rinci perkembangan neraca
daerah Kabupaten Sambas Tahun 2013 – 2017 sebagai berikut :
3.1. Ekuitas Dana Investasi 2.065.813.530.998,03 2.493.240.454.791,65 1.891.130.910.710,85 2.097.132.496.136,70 2.216.397.423.230,05 3,20
3.2. Ekuitas Dana Cadangan 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
JUMLAH EKUITAS DANA 2.065.813.530.998,03 2.493.240.454.791,65 1.891.130.910.710,85 2.097.132.496.136,70 2.216.397.423.230,05 3.20
JUMLAH KEWAJIBAN DAN
2.143.631.751.932,26 2.532.948.290.227,25 1.937.504.228.145,94 2.163.536.808.956,86 2.310.028.558.954,93 8,09
EKUITAS DANA
Sumber : Badan Keuangan Daerah Kabupaten Sambas, Tahun 2018.
Menurut kriteria Dun dan Bradstreet (D&B) angka rasio yang mengindikasikan besarnya
kemampuan pemerintah daerah untuk mencairkan aset lancarnya guna melunasi tagihan
kewajiban jangka pendeknya adalah lebih dari 4,0. Bila rasio yang diperoleh lebih kecil dari 1,5
maka mengindikasikan pemerintah daerah akan mengalami kesulitan dalam membayar
kewajiban jangka pendeknya. Berdasarkan hasil perhitungan rasio lancar tahun 2017,
Pemerintah Kabupaten Sambas memperoleh nilai sebesar 0,87. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa Pemerintah Kabupaten Sambas akan mengalami kesulitan untuk melunasi
hutang-hutang jangka pendeknya. Sejalan dengan itu maka penentuan kebijakan hutang dan
pengelolaannya mesti dilakukan secara hati-hati dengan perhitungan yang lebih matang
mempertimbangkan kemampuan likuiditas yang dimiliki serta urgensi belanja yang akan
dibiayai dari kewajiban jangka pendek.
B. Rasio Quick
Rasio quick adalah model perhitungan yang digunakan untuk mengukur kemampuan
pemerintah daerah dalam memenuhi seluruh kewajibannya tanpa memperhitungkan
persediaan. Rasio ini dinilai lebih valid dari rasio lancar karena aset lancar yang nantinya akan
dicairkan untuk menutup tagihan jangka pendek sudah dikurangkan dengan jumlah
persediaan yang dinilai kurang liquid untuk membayar hutang. Rasio ini sebaiknya tidak
kurang dari 1 atau 100% karena apabila kurang dari 1 berarti pemerintah daerah tidak
mampu untuk melunasi kewajiban jangka pendeknya. Perhitungan rasio ini dilakukan dengan
rumus sebagai berikut :
Berdasarkan hasil perhitungan di atas rasio quick Kabupaten Sambas tahun 2017 di
bawah 1 yakni 0,61. Artinya aset lancar yang dimiliki Pemerintah Kabupaten Sambas setelah
Berdasarkan tabel di atas rata-rata pertumbuhan rasio likuiditas baik rasio lancar
maupun rasio quick neraca keuangan Pemerintah Kabupaten Sambas sejak tahun 2013 hingga
tahun 2017 mengalami pertumbuhan negatif yakni -0,085 untuk rasio lancar dan -0,125 untuk
rasio quick. Pertumbuhan negatif ini berarti dari tahun ke tahun Pemerintah Kabupaten
Sambas semakin mengalami likuiditas keuangan daerah sehingga nilai kekayaan aset lancar
yang tersedia dan dimiliki tidak mampu menutup kewajiban jangka pendek. Penurunan nilai
rasio likuiditas yang terjadi sejak tahun 2015 dan cenderung semakin memburuk di tahun
2016 dan tahun 2017 semestinya menjadi perhatian serius Pemerintah Kabupaten Sambas
untuk mereformulasi kebijakan daerah khususnya berkaitan dengan pengelolaan hutang agar
lebih terencana dan cermat. Bilamana hal ini tidak dilakukan maka kesulitan likuiditas akan
semakin berat dan membuat neraca daerah menjadi semakin tidak sehat di tahun mendatang.
Rasio solvabilitas adalah rasio untuk mengukur kemampuan pemerintah daerah dalam
memenuhi kewajiban-kewajiban jangka panjangnya. Rasio ini juga bermanfaat untuk
mengukur seberapa besar beban hutang yang ditanggung pemerintah daerah dibandingkan
dengan aset yang dimiliki atau untuk mengukur sejauh mana aset pemerintah daerah dibiayai
dari hutang. Rasio solvabilitas keuangan daerah terdiri atas rasio total hutang terhadap total
aset dan rasio total hutang terhadap modal.
Rasio hutang terhadap total aset menunjukkan besarnya bagian dari seluruh aset yang
dibiayai dari hutang jangka panjang. Rasio ini dapat mengukur besarnya kemampuan
pemerintah daerah dalam membayar hutang jangka panjangnya kepada kreditur.
Perhitungannya dilakukan dengan cara membagi total seluruh hutang terhadap total aset yang
dimiliki sebagaimana rumusan berikut ini :
Semakin kecil nilai yang didapat dari perhitungan berarti semakin baik rasio hutang
terhadap total aset. Artinya total aset yang dimiliki lebih besar dari total hutang sehingga
pemerintah daerah tidak mengalami kesulitan untuk melunasi kewajiban jangka panjangnya.
Berdasarkan hasil perhitungan rasio total hutang terhadap total aset Pemerintah Kabupaten
Sambas tahun 2017 sebesar 0,04. Dari hasil perhitungan tersebut maka dapat disimpulkan
bahwa Pemerintah Kabupaten Sambas sangat solvabel dan tidak bergantung kepada hutang
untuk memenuhi aset-asetnya atau Pemerintah Kabupaten Sambas mempunyai kemampuan
nilai aset yang lebih besar sehingga solvabel untuk melakukan kebijakan hutang jangka
panjang.
Rasio hutang terhadap modal merupakan perbandingan antara total hutang dan total
ekuitas dalam pendanaan pemerintah daerah. Rasio ini menunjukkan seberapa besar
kemampuan modal yang dimiliki pemerintah daerah untuk memenuhi seluruh kewajiban
jangka panjangnya. Perhitungannya dilakukan menggunakan rumus sebagai berikut :
Semakin kecil nilai rasio ini maka kondisi keuangan pemerintah daerah semakin sehat
atau kemampuan modal yang dimiliki pemerintah daerah lebih besar dari total hutang jangka
panjang sehingga tidak ada kesulitan bagi pemerintah daerah untuk menyelesaikan seluruh
kewajibannya. Berdasarkan hasil perhitungan rasio hutang terhadap modal Pemerintah
Kabupaten Sambas di tahun 2017 tercatat sebesar 0,04. Rasio tersebut tergolong kecil sehingga
dapat disimpulkan bahwa Pemerintah Kabupaten Sambas tidak akan mengalami kesulitan
dalam memenuhi kewajibannya jika memutuskan untuk mengajukan pinjaman jangka panjang
kepada kreditur. Secara rinci perkembangan rasio solvabilitas neraca keungan Pemerintah
Kabupaten Sambas sebagai berikut :
Tabel 3.12
Rasio Solvabilitas Neraca Keuangan
Pemerintah Kabupaten Sambas Tahun 2013 – 2017
Tahun Rata-rata
No Rasio Solvabilitas Pertumbuhan
2013 2014 2015 2016 2017
1 Rasio Hutang Terhadap Aset 0,04 0,02 0,02 0,03 0,04 0,00
2 Rasio Hutang Terhadap Modal 0,04 0,02 0,02 0,03 0,04 0,00
Sumber : Badan Keuangan Daerah Kabupaten Sambas (diolah), Tahun 2019.
3.2.2. Pembiayaan
Pembiayaan ditetapkan untuk menutup defisit yang disebabkan oleh lebih besarnya
belanja daerah dibandingkan dengan pendapatan yang diperoleh. Terjadinya defisit anggaran
adalah adanya kebutuhan pembangunan daerah yang semakin meningkat di satu sisi dan
semakin terbatasnya jumlah pendapatan di sisi lain. Kebijakan Pembiayaan Daerah terdiri dari
Penerimaan Pembiayaan dan Pengeluaran Pembiayaan
120.000,00
100.000,00
80.000,00
60.000,00
40.000,00
20.000,00
-
2017 2018 2019 2020 2021
Penerimaan (Rp juta) 90.962,54 93.000,00 103.334,64 81.500,00 67.000,00
Pengeluaran (Rp juta) 71.235,88 69.962,54 87.500,00 81.500,00 67.000,00
Pembiayaan Netto (Rp juta) 19.726,66 23.037,46 15.834,64 - -
Penerimaan (Rp juta) Pengeluaran (Rp juta) Pembiayaan Netto (Rp juta)
Gambar 3.2.2 menunjukkan bahwa dalam kurun waktu tahun 2017-2018, pembiayaan
netto di Kabupaten Sambas meningkat sebesar Rp. 3.310.800.000,- atau sebesar 17 % dan
menurun pada tahun 2019 sebesar Rp. 38.872.100.000. Pada tahun 2020 dan 2021
pembiayaan pada APBD Kabupaten Sambas diproyeksikan sebesar Rp. 0,-
Selama kurun waktu 2014-2017 APBD Kabupaten Sambas terus mengalami defisit yang
kemudian ditutup dengan penerimaan pembiayaan daerah. Defisit riil anggaran dihitung
dengan realisasi pendapatan daerah dikurangi belanja daerah dan pengeluaran pembiayaan
daerah. Apabila nilainya positif dikategorikan surplus anggaran dan jika sebaliknya negatif
dikategorikan defisit anggaran.
Adapun perkembangan pembiayaan daerah kurun waktu 2013 sampai dengan 2017 di
gambarkan pada tabel sebagai berikut ini :
Berdasarkan tabel tersebut diatas tren defisit riil anggaran Kabupaten Sambas berfluktuasi dari tahun 2013 sampai dengan tahun 2017. Pada tahun 2017
terjadi penurunan angka yang cukup signifikan sebesar Rp 59.132.909.141,27 dari tahun sebelumnya yakni sebesar Rp 102.892.563.457,36 . Hal ini dikarenakan terjadi
peningkatan dalam realisasi pendapatan daerah di tahun 2017 sebesar Rp 1.634.003.339.883,87 dari tahun sebelumnya yakni sebesar Rp 1.530.823.553.222,48.
Tabel 3.2.4
Komposisi Penutup Defisit Riil Anggaran Kabupaten Sambas Tahun 2013-2017
No Uraian 2013 2014 2015 2016 2017
1 Jumlah SiLPA 72.929.705.194,47 67.526.106.463,92 100 61.161.046.856,06 100 12.530.177.362,21 100 28.357.268.220,94 100
100
Perlampauan
2 Penerimaan - - - - 0,00 - - - - -
PAD
Perlampauan
Penerimaan -
3 - - - - 0,00 - - - -
dana
perimbangan
Perlampauan
penerimaan
lain-lain
4 51.746.521.770,00 70,95 28.587.832.929,00 42,34 42.497.000.000,00 69,48 54.239.000.000,00 432,87 74.960.000.000,00 264,34
pendapatan
daerah yang
sah
Penerimaan
Kembali
5 - - - - 0,00 - - - - -
Pemberian
Pinjaman
Penerimaan
6 3.200.590.179,00 4,39 8.618.000,00 0,01 24.058.000,00 0,04 350.000,00 0,00 - -
Piutang Daerah
Pendapatan daerah merupakan semua hak daerah yang diakui sebagai penambah nilai
kekayaan bersih dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan. Singkatnya pendapatan
daerah berkenaan dengan seberapa besar kemampuan likuiditas atau penerimaan yang
dimiliki oleh Pemerintah Kabupaten Sambas untuk membiayai segala keperluan pelaksanaan
pembangunan daerah dan penyelenggaraan urusan pemerintahan.
Berdasarkan tren pendapatan daerah 3 tahun terakhir serta memperhatikan berbagai
kebijakan pemerintah maka pendapatan daerah Kabupaten Sambas dalam sisa periode RPJMD
(tahun 2019 hingga 2021) diproyeksikan mengalami penurunan jika dibandingkan dengan
target pendapatan daerah semula yang tercantum dalam RPJMD.
Belanja daerah sebagai komponen keuangan daerah dalam kerangka ekonomi makro
diharapkan dapat memberikan dorongan atau stimulan terhadap perkembangan ekonomi
daerah secara makro sehingga mampu menimbulkan multiplier efek yang lebih besar bagi
peningkatan dan pemerataan kesejahteraan masyarakat. Untuk itu, kebijakan dalam
pengelolaan keuangan daerah perlu disusun dalam kerangka yang sistematis, terencana dan
terpola.
Secara normatif belanja daerah diarahkan untuk mendukung pencapaian visi dan misi
pembangunan 5 tahun ke depan. Sesuai dengan visi dan misi pembangunan yang telah
ditetapkan maka belanja daerah menjadi instrumen yang digunakan untuk mewujudkannya.
Pengelolaan belanja sejak proses perencanaan, pelaksanaan hingga pertanggungjawaban
harus memperhatikan aspek efektifitas, efisiensi, transparan dan akuntabilitas. Belanja harus
diarahkan pada program dan kegiatan yang mampu memberikan hasil atau kemanfaatan yang
lebih besar bagi masyarakat dengan menggunakan sumber daya seefisien mungkin. Selain itu
pengalokasian belanja juga harus dilakukan secara selektif dengan mempertimbangkan skala
prioritas dan urgensi kebutuhan sejalan dengan peraturan perundang-undangan.
Mengacu pada ketentuan dan mempertimbangkan keterbatasan maka arah pengelolaan
belanja daerah Kabupaten Sambas dilakukan sebagai berikut :
a. Prioritas
Penggunaan anggaran diprioritaskan untuk mendanai program dan kegiatan prioritas
yang bersifat wajib, pemenuhan pelayanan dasar serta pencapaian visi, misi tujuan dan
sasaran pembangunan daerah secara berkelanjutan.
b. Efisiensi dan Efektivitas Anggaran
APBD harus dimanfaatkan dengan sebaik mungkin untuk dapat meningkatkan pelayanan
publik yang pada akhirnya mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Peningkatan
kualitas pelayanan publik dilakukan dengan berbagai cara diantaranya melalui
Bagi Hasil Pajak dari Provinsi 49.077.387.158,00 55.250.204.116,35 60.718.747.508,10 63.865.721.959,00 71.210.279.984,10
Dana Penyesuaian dan Otonomi
131.835.194.700,00 167.430.697.269,00 171.806.537.000,00 220.440.762.901,00 228.530.938.899,09
Khusus
Bantuan keuangan dari Provinsi 22.902.720.000,00 22.902.720.000,00 - - -
Bagi Hasil Sumbangan Pihak III
297.615.641,10 303.567.953,92 - - -
Propinsi
BELANJA DAERAH 1.857.467.778.654,00 2.059.428.517.166,49 2.151.588.186.737,47 1.845.954.795.442,74 1.913.912.789.484,80
Bagi Hasil Pajak dari Provinsi 49.077.387.158,00 55.250.204.116,35 60.718.747.508,10 63.865.721.959,00 71.210.279.984,10
Dana Penyesuaian dan Otonomi
131.835.194.700,00 167.430.697.269,00 171.806.537.000,00 220.440.762.901,00 228.530.938.899,09
Khusus
Bantuan keuangan dari Provinsi 22.902.720.000,00 22.902.720.000,00 - - -
Bagi Hasil Sumbangan Pihak III
297.615.641,10 303.567.953,92 - - -
Propinsi
Belanja Tidak Langsung 1.010.663.145.033,00 1.002.964.470.561,01 957.270.131.881,34 1.070.316.876.779,55 1.066.242.599.457,05
Belanja Pegawai 761.123.431.315,00 722.079.315.614,51 669.770.761.430,64 709.754.248.813,61 721.534.819.712,73
Belanja Bunga 2.000.000.000,00 2.000.000.000,00 2.000.000.000,00 2.000.000.000,00 2.000.000.000,00
Bagi Hasil Pajak dari Provinsi 49.077.387.158,00 55.250.204.116,35 60.718.747.508,10 63.865.721.959,00 71.210.279.984,10
Dana Penyesuaian dan Otonomi
131.835.194.700,00 167.430.697.269,00 171.806.537.000,00 220.440.762.901,00 228.530.938.899,09
Khusus
Bantuan keuangan dari Provinsi 22.902.720.000,00 22.902.720.000,00 - - -
Bagi Hasil Sumbangan Pihak III
297.615.641,10 303.567.953,92 - - -
Propinsi
Belanja Hibah 6.892.000.000,00 6.892.000.000,00 13.967.400.000,00 32.800.000.000,00 6.160.000.000,00
Bagi Hasil Pajak dari Provinsi 49.077.387.158,00 55.250.204.116,35 60.718.747.508,10 63.865.721.959,00 71.210.279.984,10
Dana Penyesuaian dan Otonomi
131.835.194.700,00 167.430.697.269,00 171.806.537.000,00 220.440.762.901,00 228.530.938.899,09
Khusus
Bantuan keuangan dari Provinsi 22.902.720.000,00 22.902.720.000,00 - - -
Bagi Hasil Sumbangan Pihak III
297.615.641,10 303.567.953,92 - - -
Propinsi
Desa
Bagi Hasil Pajak dari Provinsi 49.077.387.158,00 55.250.204.116,35 60.718.747.508,10 63.865.721.959,00 71.210.279.984,10
Dana Penyesuaian dan Otonomi
131.835.194.700,00 167.430.697.269,00 171.806.537.000,00 220.440.762.901,00 228.530.938.899,09
Khusus
Bantuan keuangan dari Provinsi 22.902.720.000,00 22.902.720.000,00 - - -
Bagi Hasil Sumbangan Pihak III
297.615.641,10 303.567.953,92 - - -
Propinsi
Pemerintahan Desa
Bagi Hasil Pajak dari Provinsi 49.077.387.158,00 55.250.204.116,35 60.718.747.508,10 63.865.721.959,00 71.210.279.984,10
Dana Penyesuaian dan Otonomi
131.835.194.700,00 167.430.697.269,00 171.806.537.000,00 220.440.762.901,00 228.530.938.899,09
Khusus
Bantuan keuangan dari Provinsi 22.902.720.000,00 22.902.720.000,00 - - -
Bagi Hasil Sumbangan Pihak III
297.615.641,10 303.567.953,92 - - -
Propinsi
Pembiayaan Daerah - 56.235.883.456,00 23.037.457.148,67 15.834.642.393,46 0,00 0,00
Bagi Hasil Pajak dari Provinsi 49.077.387.158,00 55.250.204.116,35 60.718.747.508,10 63.865.721.959,00 71.210.279.984,10
Dana Penyesuaian dan Otonomi
131.835.194.700,00 167.430.697.269,00 171.806.537.000,00 220.440.762.901,00 228.530.938.899,09
Khusus
Bantuan keuangan dari Provinsi 22.902.720.000,00 22.902.720.000,00 - - -
Bagi Hasil Sumbangan Pihak III
297.615.641,10 303.567.953,92 - - -
Propinsi
Sisa Lebih Perhitungan Anggaran
15.000.000.000,00 13.000.000.000,00 19.000.000.000,00 19.000.000.000,00 17.000.000.000,00
Daerah Tahun Sebelumnya
Pencairan Dana Cadangan 0,00 0,00 0,00 - 0,00
Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang 0,00 0,00 0,00 - 0,00
Bagi Hasil Pajak dari Provinsi 49.077.387.158,00 55.250.204.116,35 60.718.747.508,10 63.865.721.959,00 71.210.279.984,10
Dana Penyesuaian dan Otonomi
131.835.194.700,00 167.430.697.269,00 171.806.537.000,00 220.440.762.901,00 228.530.938.899,09
Khusus
Bantuan keuangan dari Provinsi 22.902.720.000,00 22.902.720.000,00 - - -
Bagi Hasil Sumbangan Pihak III
297.615.641,10 303.567.953,92 - - -
Propinsi
Dipisahkan
Penerimaan Pinjaman Daerah dan 50.000.000.000,00
80.000.000.000,00 84.334.642.393,46 62.500.000.000,00
Obligasi Daerah
Penerimaan Kembali Pemberian 0,00 0,00 0,00 - -
Bagi Hasil Pajak dari Provinsi 49.077.387.158,00 55.250.204.116,35 60.718.747.508,10 63.865.721.959,00 71.210.279.984,10
Dana Penyesuaian dan Otonomi
131.835.194.700,00 167.430.697.269,00 171.806.537.000,00 220.440.762.901,00 228.530.938.899,09
Khusus
Bantuan keuangan dari Provinsi 22.902.720.000,00 22.902.720.000,00 - - -
Bagi Hasil Sumbangan Pihak III
297.615.641,10 303.567.953,92 - - -
Propinsi
Pinjaman
Penerimaan Piutang Daerah 0,00 0,00 0,00 - -
Pengeluaran Pembiayaan Daerah 71.235.883.456,00 69.962.542.851,33 87.500.000.000,00 81.500.000.000,00 67.000.000.000,00
Bagi Hasil Pajak dari Provinsi 49.077.387.158,00 55.250.204.116,35 60.718.747.508,10 63.865.721.959,00 71.210.279.984,10
Dana Penyesuaian dan Otonomi
131.835.194.700,00 167.430.697.269,00 171.806.537.000,00 220.440.762.901,00 228.530.938.899,09
Khusus
Bantuan keuangan dari Provinsi 22.902.720.000,00 22.902.720.000,00 - - -
Bagi Hasil Sumbangan Pihak III
297.615.641,10 303.567.953,92 - - -
Propinsi
Pembentukan Dana Cadangan 0,00 0,00 0,00 - -
Penyertaan Modal (Investasi) 4.500.000.000,00
0,00 0,00 2.500.000.000,00 4.500.000.000,00
Pemerintah Daerah
Pembayaran Pokok Utang 71.235.883.456,00 69.962.542.851,33 85.000.000.000,00 77.000.000.000,00 62.500.000.000,00
Bagi Hasil Pajak dari Provinsi 49.077.387.158,00 55.250.204.116,35 60.718.747.508,10 63.865.721.959,00 71.210.279.984,10
Dana Penyesuaian dan Otonomi
131.835.194.700,00 167.430.697.269,00 171.806.537.000,00 220.440.762.901,00 228.530.938.899,09
Khusus
Bantuan keuangan dari Provinsi 22.902.720.000,00 22.902.720.000,00 - - -
Bagi Hasil Sumbangan Pihak III
297.615.641,10 303.567.953,92 - - -
Propinsi
Pemberian Pinjaman Daerah 0,00 0,00 0,00 -- -
Sumber : Badan Keuangan Daerah Kabupaten Sambas Tahun 2019
Analisis Kerangka pendanaan bertujuan untuk menghitung kapasitas riil keuangan daerah yang akan dialokasikan untuk pendanaan program pembangunan
jangka menengah daerah selama 5 (lima) tahun ke depan. Langkah awal yang harus dilakukan adalah mengidentifikasi seluruh penerimaan daerah, kemudian
menentukan ke pos-pos mana sumber penerimaan tersebut akan dialokasikan. Dari total pendapatan dan penerimaan yang dikurangi total belanja tidak langsung dan
pengeluaran pembiayaan diperoleh kapasitas riil kemampuan keuangan. Suatu kapasitas riil keuangan daerah adalah total penerimaan daerah setelah dikurangkan
dengan berbagai pos belanja tidak langsung dan pengeluaran pembiayaan. Proyeksi kapasitas kapasitas riil keuangan daerah yang akan digunakan untuk membiayai
program/kegiatan selama 5 (lima) tahun (2017-2021) dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Sambas sebagaimana ditunjukkan
pada tabel 3.18.
Tabel 3.18
Kapasitas Riil Kemampuan Keuangan Daerah Untuk Mendanai Pembangunan Daerah
Kabupaten Sambas Tahun 2017-2021
Proyeksi
NO Uraian
Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021
1. Pendapatan 1.913.703.662.110,00 2.111.202.140.599,46 2.135.753.544.344,01 1.845.954.795.442,74 1.913.912.789.484,80
Pencairan dana cadangan
2. 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
(sesuai Perda)
Sisa Lebih Riil Perhitungan
3. 15.000.000,00 13.000.000,00 19.000.000.000,00 19.000.000.000,00 17.000.000.000,00
Anggaran
Total Penerimaan 1.913.718.662.110,00 2.111.215.140.599,46 2.154.753.544.344,01 1.864.954.795.442,74 1.930.912.789.484,80
Dikurangi:
4. Belanja Tidak Langsung 1.010.663.145.033,00 1.002.964.470.561,01 957.270.131.881,34 1.070.316.876.779,55 1.073.242.599.457,05
5. Pengeluaran Pembiayaan 71.235.883.456,00 69.962.542.851,33 87.500.000.000,00 81.500.000.000,00 67.000.000.000,00
Kapasitas Riil
831.819.633.621,00 1.038.288.127.187,12 1.109.983.412.462,67 713.137.918.663,19 790.670.190.027,75
Kemampuan Keuangan
Proyeksi
Uraian 2017 2018 2019 2020 2021
(%) (Rp) (%) (Rp) (%) (Rp) (%) (Rp) (%) (Rp)
Prioritas I 59,87% 1.112.154.695.839,00 54,12% 1.114.464.321.211,01 49,79% 1.071.185.977.079,84 63,30% 1.168.427.593.948,80 62,44% 1.195.040.810.718,29
Total Belanja
100,00% 1.857.467.778.655,00 100,00% 2.059.428.517.166,49 100,00% 2.151.588.186.736,97 100,00% 1.845.954.795.442,74 100,00% 1.913.912.789.484,80
Daearah
Infrastruktur memiliki peran yang luas dan mencakup berbagai konteks dalam
pembangunan wilayah, baik dalam konteks fisik lingkungan, ekonomi, sosial, budaya, dan
politik. Permasalahan infrastruktur di Kabupaten Sambas berkaitan dengan kualitas
pelayanan infrastruktur yang tersedia dan kuantitas ketersediaan pada aksesibilitas sarana
prasarana transportasi, jaringan irigasi, perumahan, air bersih, sampah, limbah, listrik dan
teknologi telekomunikasi.
Pada aspek sarana dan prasarana transportasi dan aksesibilitas, permasalahan yang
dihadapi antara lain minimnya kualitas dan kuantitas infrastruktur dasar dalam hal ini jalan
dan jembatan, khususnya pada daerah perbatasan. Kondisi tersebut mengakibatkan belum
optimalnya sistem distribusi dan koneksi produksi lokal hasil pertanian, perikanan dan
kelautan sehingga menghambat pengembangan usaha, pelayanan publik dan investasi. Pada
tahun 2017 proporsi panjang jaringan jalan kabupaten dalam kondisi baik baru mencapai
48,11% dari total panjang kabupaten sebesar 1.102,206 Km. Untuk proporsi panjang
jaringan jalan desa dalam kondisi baik tahun 2017 juga baru mencapai 60,01% dari total
B. Tenaga Kerja
Bonus demografi yang akan dihadapi Kabupaten Sambas harus dioptimalkan
semaksimal mungkin demi pertumbuhan ekonomi dengan melalui investasi sumber daya
manusia yang modern. Ledakan penduduk usia kerja(umur produktif) akan memberikan
keuntungan ekonomi apabila memenuhi persyaratan : penawaran tenaga kerja yang besar
meningkatkan pendapatan perkapita jika mendapat kesempatan kerja yang produktif,
peranan perempuan dengan jumlah anak yang sedikit memungkinkan perempuan memasuki
pasar kerja dan membantu peningkatan pendapatan, tabungan masyarakat yang
diinvestasikan secara produktif, modal manusia yang berkualitas jika ada investasi untuk itu.
Beberapa permasalahan dan isu strategis yang dihadapi oleh Kabupaten Sambas dibidang
Ketenagakerjaan diantaranya:
1. Pendidikan dan keterampilan yang ada saat ini belum dapat sepenuhnya memenuhi
kebutuhan pasar kerja (Kualitas Tenaga Kerja Relatif Rendah)
2. Peningkatan mutu dan produktivitas tenaga kerja melalui pendidikan dan keterampilan
belum maksimal (Kualitas Tenaga Kerja Relatif Rendah)
3. Belum optimalnya pengembangan semangat kewirausahaan bagi penduduk usia kerja agar
mampu bekerja secara mandiri dan menciptakan lapangan kerja baru
4. Terbatasnya perluasan lapangan kerja menyebabkan belum maksimalnya penyerapan
tenaga kerja yang ada (Kesempatan Kerja yang Terbatas)
B. Penanaman Modal
Keberhasilan investasi/penanaman modal akan memberikan kontribusi pada kegiatan
ekonomi riil dan pertumbuhan ekonomi. Laju pertumbuhan ekonomi selama ini sebagian
besar ditopang dari besarnya konsumsi dalam negeri atau regional bukan dari pertumbuhan
investasi maupun ekspor. Permasalahan yang dihadapi :
1. Ketersediaan sarana dan prasarana perizinan masih belum memadai.
2. Belum tersusunnya Database Potensi dan Peluang Investasi Daerah.
3. Belum optimalnya kerjasama promosi.
4. Kurangnya Fasilitas penunjang promosi.
5. Kurangnya kuantitas dan kualitas SDM.
6. Pelayanan perizinan dan non perizinan secara elektronik masih belum optimal.
7. Kemampuan operator pelayanan secara elektronik belum memadai.
E. Pertanian
1. Potensi lahan sawah masih memadai namun belum didukung dengan Indeks Pertanaman
(IP) yang tinggi.
2. Provitas Padi di Kabupaten Sambas masih rendah.
3. Belum Optimalnya penggunaan teknologi dalam sistem budidaya tanaman (penggunaan
benih unggul bermutu, pupuk, pengaturan jadwal tanam dan penggunaan jarak tanam.
4. Masih Rendahnya kapasitas kelembagaan penyuluhan dan petani.
5. Belum optimalnya pengelolaan kelembagaan penyuluhan kecamatan.
6. Belum optimalnya kinerja dan kemampuan penyuluh lapangan.
7. Masih terbatasnya sarana dan prasarana kelembagaan penyuluhan kecamatan dan desa.
8. Belum terpenuhinya tingkat kecukupan cakupan pelayanan penyuluhan yang diakibatkan
minimnya jumlah penyuluh PNS.
9. Terbatasnya infrastruktur pertanian di sentra produksi pangan dan kawasan pertanian.
10. Terbatasnya kapasitas petani dan pelaku usaha sektor pertanian/perkebunan.
11. Sarana dan prasarana teknologi peningkatan produksi pertanian belum optimal,
termasuk belum memadainya ketersediaan alat dan mesin pertanian.
12. Berkembangnya organisme pengganggu tanaman (OPT) dan gangguan penyakit pada
komoditas pertanian.
13. Terbatasnya kemampuan SDM pertanian dalam peningkatan kualitas produksi pertanian.
14. Rendahnya aksesibilitas aparat terhadap sistem informasi agribisnis.
15. Belum optimalnya penerapan GAP (Good Agriculture Practice) buah dan sayur.
16. Masih rendahnya pemahaman dan kesadaran penangkar bibit mengenai penggunaan
bibit yang berlabel.
17. Rendahnya kapasitas kelembagaan penyuluhan dan petani, serta masih lemahnya transfer
teknologi dari sumber informasi ke petani.
1. Penurunan potensi Sumberdaya Ikan (SDI) akibat kerusakan habitat (terumbu karang
dan mangrove), lebih tangkap (overfishing), penggunaan alat tangkap terlarang (mini
G. Perdagangan
Dalam rangka usaha pengembangan urusan perdagangan, maka harus ada kesesuaian
antara produk, kelancaran distribusi, sarana prasarana, informasi pasar dan pengembangan
perdagangan daerah. Disamping menangani perdagangan antar wilayah regional maupun
internasional, juga dituntut mampu menyediakan pasar tradisional yang mempunyai daya
saing dan berkualitas. Permasalahan yang dihadapi antara lain :
1. Kurangnya jumlah petani yang menyimpan beras di Sistem Resi Gudang.
2. Kondisi sarana prasarana pasar tradisional kurang memadai.
3. Terbatasnya sarana dan prasarana perdagangan serta sulitnya akses transportasi.
4. Lemahnya Informasi Perdagangan, beberapa Komoditi Pasar yang diperlukan oleh petani,
pedagang dan pemerintah pusat.
5. Lemahnya penanganan pasca panen bagi petani.
H. Industri
1. Belum Optimalnya pemanfaatan potensi lokaldan pola pikir pelaku IKM yang masih
sederhana.
2. Kurangnya penerapan dan penggunaanteknologi tepat guna.
3. Kurangnya promosi produk daerah.
4. Kurangnya sinkronisasi dan koordinasi program secara bersama antar instansi terkait
dalam hal potensi sumber daya industri daerah yang akan dibina berkelanjutan.
I. Ketransmigrasian
Permasalahan yang dihadapi Kabupaten Sambas berkaitan dengan sosial dan budaya adalah
sebagai berikut:
A. Sosial
1. Jangkauan, mutu dan akses sistem jaminan sosial masyarakat yang berkelanjutan belum
mencakup seluruh masyarakat.
2. Masih cukup banyak masyarakat penyandang masalah sosial dan dalam penanganan dan
pemberdayaannya belum terjadi sinergi antara pemerintah, swasta dan masyarakat.
3. Belum tersedianya panti sosial skala kabupaten yang menyediakan sarana prasarana
pelayanan kesejahteraan sosial.
4. Keberlanjutan penyelengaraan KUBE yang belum signifikan mengangkat perekonomian
masyarakat/ anggota.
5. Belum adanya desa yang melaksanakan sistem pelayanan sosial terpadu melalui Pusat
Kesejahteraan Sosial (Puskesos).
6. Jaminan, Pemberdayaan , Perlindungan dan Rehabilitasi Sosial terhadap PMKS masih
belum memadai.
Untuk mencapai Sambas Terunggul di Kalimantan Barat tahun 2025 sebagaimana cita
– cita besar dalam RPJPD kabupaten Sambas, Peranan pendidikan sangatlah besar dalam
meningkatkan kualitas hidup masyarakat Kabupaten Sambas. Permasalahan yang dihadapi
juga tidaklah sedikit untuk mencapainya, beberapa permasalahan dan isu strategis yang
dihadapi kabupaten Sambas dalam bidang pendidikan diantaranya:
1. Masih rendahnya Rapor Mutu Sekolah (capaian Standar Nasional Pendidikan di
Kabupaten Sambas, baik tingkat Sekolah Dasar (SD) maupun Sekolah Lanjutan Tingkat
Pertama (SLTP).
2. Masih Rendahnya Partisipasi Masyarakat pada jenjang PAUD (52,82%) dan SMP
(59,46%) di tahun 2017.
3. Masih terdapat angka putus sekolah (SD : 0,21%, SMP : 0,91%) dan tidak melanjutkan (SD
Ke SMP : 20,69%, SMP Ke SMA : 12,04%).
4. Belum terpenuhinya Standar Pelayanan Minimal (SPM) oleh Pemerintah dan Satuan
Pendidikan (SD : 62,90%, SMP : 58,30%).
5. Belum optimalnya efektifitas dan efisiensi penyelenggaraan pendidikan (Manajemen
Pengelolaan Sekolah).
6. Keterkaitan sistem dan substansi pendidikan baik pendidikan formal maupun nonformal
belum mampu memenuhi ekspektasi/ kebutuhan pasar tenaga kerja.
7. Masih terdapat tenaga pendidik yang tidak memenuhi kesesuaian bidang keahliannya.
8. Penuntasan wajib belajar 9 tahun dan mengembangkan wajib belajar 12 tahun masih
belum berjalan sesuai harapan.
9. Pendidikan di semua jalur, jenjang, dan jenis pendidikan untuk meningkatkan daya saing
pendidikan masih perlu ditingkatkan mutunya.
10. Fasilitas/sarana penunjang pendidikan di setiap jenjang pendidikan termasuk
pengembangan perpustakaan dan laboratorium sebagai sarana minat dan budaya baca
belum memadai dan merata.
11. .Penyebaran Sumber Daya Manusia baik tenaga edukatif maupun tenaga administratif
masih belum merata.
C. Kesehatan
D. Kebudayaan
Kesenian & kebudayaan merupakan dua sisi mata uang yang tidak terpisahkan.
Kesenian dapat menjadi wajah untuk mempertahankan identitas budaya di Kabupaten
Sambas. Seiring dengan arus globalisasi, identitas budaya di Kabupaten Sambas sudah mulai
memudar, sehingga kondisi yang mengkhawatirkan ini perlu segera diselamatkan.
Permasalahan Kebudayaan yang dihadapi Kabupaten Sambas yaitu :
1. Belum optimalnya pelestarian nilai-nilai luhur budaya, adat dan tradisi, kehidupan seni.
2. Belum optimalnya pengelolaan budaya sebagai aset yang sangat berharga untuk
mengundang kunjungan dan perhatian dari luar daerah dan dunia internasional.
3. Belum optimalnya pengembangan keragaman seni dan budaya serta pemberdayaan
lembaga budaya.
4. Masih minimnya situs-situs budaya yang dilestarikan (baru 37 buah situs).
1. Peran serta pemuda dan keterlibatan organisasi kepemudaan sebagai mitra kerja
pemerintah dalam pelaksanaan pembangunan dirasakan belum optimal.
2. Belum optimalnya pembinaan pemuda berprestasi dan berbakat.
3. Masih rendahnya peran serta organisasi kepemudaan dalam meningkatkan kapasitas
pemuda.
4. Rendahnya peran kelembagaan/organisasi olahraga dalam meningkatkan prestasi
olahraga serta belum optimalnya koordinasi dan kerjasama antar organisasi olahraga
dalam mewujudkan prestasi olahraga;
5. Masih terbatasnya ketersediaan sarana dan prasarana di bidang olahraga, dan disisi lain
sumber daya penunjang pembinaan olahraga seperti pelatih yang berkualitas masing
sangat kurang sehingga pembentukan keahlian dan keterampilan teknis atlet kurang
maksimal.
1. Pemanfaatan teknolologi informasi dan hasil riset/ penelitian sebagai dasar perumusan
kebijakan dan pengambilan keputusan pembangunan daerah belum berjalan baik.
2. Pemanfaatan Iptek dan Teknologi Informasi di masyarakat masih kurang.
3. Akses dan link kerjasama pengembangan penelitian yang berkelanjutan antar
stakeholders masih kurang.
1. Pengembangan basis data yang up to date sebagai landasan penyusunan rencana dan
kebijakan belum terintegrasi dengan baik.
2. Masih kurangnya pemanfaatan teknologi informasi dalam pengelolaan data dan
informasi.
3. Pengembangan dan peningkatan kapasitas pelayanan pemerintah berbasis elektronik dan
internet (electronic Government/ e-Gov) belum optimal, baik dalam perencanaan,
pengendalian, pelaporan maupun pengawasan pembangunan daerah.
4. Belum optimalnya koordinasi dalam perencanaan pembangunan yang menyebabkan
rendahnya keterpaduan dalam fungsi perencanaan, monitoring dan evaluasi
pembangunan.
5. Partisipasi masyarakat dan dunia usaha dalam perencanaan dan pelaksanaan
pembangunan masih belum optimal.
6. Kerjasama, kemitraan dan jejaring kerja antara masyarakat sipil, DPRD, partai politik dan
pemerintah daerah dalam mengatasi permasalahan daerah serta dalam kapasitas
penguatan kelembagaan belum berjalan dengan baik.
7. Masih kurangnya tenaga sumber daya aparatur pangawasan yang memiliki kemampuan/
keahlian seperti akuntansi, bidang hukum dan tenaga penyidik.
8. Masih terdapatnya temuan dan tindak lanjut dari temuan yang belum terselesaikan.
9. Akuntabilitas keuangan dan Kinerja perangkat daerah masih rendah.
10. Belum optimalnya penerapan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) oleh SKPD
11. Belum optimalnya implementasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah di
jajaran Pemerintah Daerah.
12. Level kapabilitas APIP masih rendah.
1. Kuantitas sumber daya aparatur masih belum ideal, terjadi kekurangan SDM aparatur.
2. Pengembangan profesionalisme, keahlian dan keterampilan SDM aparatur sesuai dengan
bidang kerjanya masih belum optimal.
C. Hukum
1. Pemahaman, kesadaran dan budaya hukum dan disiplin belum menjadi kebiasaaan
masyarakat.
2. Akses layanan dan perlindungan hukum bagi semua masyarakat belum merata.
3. Kapasitas dan kapabilitas pemerintah dalam menyelesaikan berbagai kasus hukum di
daerah masih kurang.
4. Penegakan supremasi hukum dan peraturan daerah masih lemah.
D. Kerjasama
E. Pengelolaan Keuangan
F. Pelayanan Publik
Pada awal tahun 2016, Bank Indonesia memberikan indikasi bahwa kelesuan ekonomi
dunia yang telah terjadi dalam beberapa tahun akan membaik. Namun sampai dengan
pertengahan tahun 2016, tak banyak sentimen positif yang diharapkan dapat menggairahkan
(kembali) ekonomi dunia. Bahkan, fenomena “Brexit” atau keluarnya Inggris dari Uni Eropa
semakin meningkatkan kecemasan atas masa depan ekonomi dunia, berdampingan dengan
isu-isu terorisme global, rasis di Amerika dan gejala global pada umumnya, termasuk perang
di Timur Tengah yang antara lain menyisakan permasalahan tak kalah serius atas jutaan
pengungsi yang belum jelas masa depannya.
Ketidakpastian ekonomi global juga sama terjadi di Kawasan Asia Pasifik. China
sebagai salah satu tujuan ekspor Indonesia dalam beberapa tahun ini juga mengalami
kelesuan, tak terkecuali juga dengan Jepang. Adanya perang dagang antara china dan Amerika
Serikat, sangat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi global. Beberapa indikasi lain
mengkonfirmasi dalam beberapa tahun ke depan akan banyak tekanan ekonomi dunia yang
berimbas baik secara langsung maupun tidak langsung kepada Indonesia maupun Kabupaten
Sambas seperti rendahnya harga komoditas perkebunan/pertanian yang juga berpengaruh
pada perlambatan pemulihan ekonomi.
1. Kualitas sumber daya manusia yang masih rendah. Kondisi Indeks Pembangunan Manusia
(IPM) yang masih memerlukan peningkatan akses masyarakat dan pelayanan berkualitas
terhadap pendidikan, kesehatan serta ekonomi dan investasi.
2. Infrastruktur dasar yang belum memadai. Ketersediaan infrastruktur dasar yang belum
memadai (terutama dari aspek pemerataan dan keadilan pembangunan termasuk
kawasan strategis/daerah perbatasan) serta mengutamakan faktor pengungkit
perekonomian rakyat.
3. Kondisi kehidupan bermasyarakat yang masih banyak diwarnai dengan permasalahan
sosial.
4. Masih tingginya angka kemiskinan dan pengangguran .
5. Menurunnya daya dukung lingkungan dalam pemanfaatan lahan.
6. Belum optimalnya pelayanan publik dan tata kelola pemerintahan.
7. Rendahnya kapasitas daerah dalam migitasi bencana.
8. Rendahnya Daya Saing Daerah dalam menghadapi Ekonomi Global.
9. Masih Banyaknya Status Desa di Kabupaten Sambas dalam kategori Sangat tertinggal dan
Tertinggal dalam Indek Desa Membangun.
5.1 Visi
Visi dan Misi RPJMD Kabupaten Sambas Tahun 2016 – 2021 merupakan penjabaran
lima tahunan ketiga dari visi dan misi RPJPD Kabupaten Sambas Tahun 2005 – 2025. RPJPD
merupakan penjabaran dari visi, misi, arah kebijakan dan sasaran pokok pembangunan
daerah untuk jangka wakyu 20 (dua puluh) yang disusun dengan mengacu pada RPJPD
Provinsi Kalimantan Barat dan RPJP Nasional.Sehingga RPJPD Kabupaten Sambas Tahun 2005
– 2025 berfungsi pedoman berwawasan kedepan dalam menentukan arah pembangunan
daerah serta sebagai acuan resmi bagi seluruh jajaran pemerintah daerah dan DPRD dalam
menentukan prioritas program dan kegiatan yang akan dituangkan dalam RPJMD.
Secara Nasional pemerintahan presiden Joko Widodo dan wakil presiden Jusuf Kalla
telah menetapkan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2015 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015 – 2019 dengan Visi:
“Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian
Berlandaskan Gotong Royong”.
Sementara itu, Pemerintah Daerah Provinsi Kalimantan Barat melalui Peraturan
Daerah Nomor 5 Tahun 2013 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah daerah
(RPJMD) Provinsi Kalimantan Barat tahun 2013 – 2018 telah menetapkan visi:“ Mewujudkan
Masyarakat Kalimantan Barat yang Beriman, Sehat, Cerdas, Aman, Berbudaya dan
Sejahtera”.SelanjutnyadenganterpilihnyaGubernur dan Wakil Gubernur Kalimantan Barat
periode 2018-2023 hasil Pemilihan Kepala Daerah Serentak pada tanggal 27 Juni 2018, yang
telah dilantik oleh Presiden pada tanggal 5 September 2018 di Istana Negara, maka Visi
pembangunan Kalimantan Barat periode 2018-2023 adalah:
“Terwujudnya Kesejahteraan Masyarakat Kalimantan Barat Melalui Percepatan
Pembangunan Infrastruktur Dan Perbaikan Tata Kelola Pemerintahan”.
Untuk menetapkan visi Kabupaten Sambas lima tahun kedepan, Motto yang diambil
oleh Bupati dan Wakil Bupati pada saat kampanye adalah “ Sambas Hebat”, yang dapat
dimaknai sebagai :
- Sambas Religius, adalah suatu kondisi masyarakat Kabupaten Sambas yang bersendikan
nilai-nilai ke-Tuhanan dan kemanusiaan universal dalam mewujudkan suatu tatanan
masyarakat yang baldatun toyyibun ghofur.
- Sambas Berprestasi, adalah suatu kondisi insani yang memiliki nilai daya saing, kreatif,
inovatif dan cinta terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi.
- Sambas Berbudaya, adalah masyarakat Kabupaten Sambas tidak tercerabut dari akar
kebudayaannya yang memiliki nilai-nilai gotong royong, etos kerja, santun dan ramah.
- Sambas Sejahtera, adalah ikhtiar mewujudkan suatu tatanan masyarakat yang dapat
mengolah dan menikmati anugerah dan potensi sumber daya alam dan sumber daya
potensial yang diberikan Tuhan Yang Maha Kuasa secara berkeadilan dan berkelanjutan.
5.2 Misi
Dalam upaya mewujudkan visi pembangunan Kabupaten Sambas Tahun 2016 –
2021 tersebut, maka dirumuskan 8 Misi pembangunan Kabupaten Sambas sebagai berikut :
1. Meningkatkan Penyediaan Infrastruktur Dasar di semua aspek Kehidupan Masyarakat.
2. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pembinaan mental, spiritual
berlandaskan sendi-sendi keagamaan, budaya dan berwawasan kebangsaan.
3. Mengembangkan Ekonomi Kerakyatan yang Sinergis antara Pemerintah, Swasta dan
Masyarakat untuk mendorong percepatan pembangunan perekonomian di segala sektor.
4. Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia untuk menuju pembangunan yang
berkeadilan.
5. Meningkatkan Kapasitas dan Kualitas Aparatur serta Tata Kelola Pemerintahan yang baik,
bersih, demokratis, transparan, akuntabel, efektif dan efisien.
6. Meningkatkan Keterlibatan dan Peran Serta Masyarakat dalam Proses Perencanaan,
Pelaksanaan, Pengawasan Pembangunan.
7. Meningkatkan Kesadaran Hukum masyarakat dan Penegakan Hukum tanpa diskriminasi.
8. Meningkatkan Ketentraman, Ketertiban, Stabilitas Keamanan dan Perlindungan
Masyarakat.
Keterkaitan antara visi, misi yang ditetapkan dengan tujuan, sasarandan indikator jangka
menengah Kabupaten Sambas yang akan dilaksanakan dapat dilihat pada tabel berikut :
8 Meningkatkan 1. Meningkatkan 1. Meningkatnya 1. Jumlah kasus pelanggaran 97 97.05 97.15 97.3 97.5 97.75 97.75
ketentraman, ketentraman dan ketentraman dan ketertiban umum
ketertiban, stabilitas keteriban ketertiban masyarakat
Untuk mencapai tingkat kemajuan dan kesejahteraan yang diinginkan dalam visi daerah,
penyusunan Rencana Jangka Menengah Kabupaten Sambas Tahun 2016 – 2021 tidak terlepas
dari tahapan lima tahunan Rencana Jangka Panjang Kabupaten Sambas Tahun 2005 – 2025.
Tahapan dan Strategi Tahun 2016 – 2021 juga merupakan bagian atau kesinambungan yang
tidak terpisahkan dari RPJMD Tahun 2012 – 2016. Menilik tahapan lima tahunan dalam RPJPD
Kabupaten Sambas Tahun 2005 – 2025, maka tahapan dan strategi Tahun 2016 – 2021 tidak
terlepas dari skenario Tahap Ketiga dari RPJPD tersebut.
Strategi dan arah kebijakan jangka menengah dalam kerangka kebijakan pembangunan
jangka panjang tersebut haruslah sejalan dan konsisten. Sehingga setiap pencapaian dalam
tahapan pembangunan jangka menengah adalah sebenarnya merupakan sebuah proses
langkah untuk menggapai tujuan jangka panjang.
Strategi merupakan upaya untuk mewujudkan tujuan dan sasaran dalam misi yang telah
ditetapkan.Strategi diturunkan dalam kebijakan dan program pembangunan sebagai upaya-
upaya operasional yang bermuara pada tercapainya visi pembangunan.
6.1 Strategi
Strategi adalah langkah berisikan program – program sebagai prioritas pembangunan
Daerah / Perangkat Daerah untuk mencapai tujuan. Strategi diturunkan dalam kebijakan dan
program pembangunan sebagai upaya-upaya operasional yang bertujuan pada tercapainya
visi dalam pembangunan.
6.1.6 Strategi untuk mewujudkan Misi Meningkatkan Keterlibatan dan Peran Serta
Masyarakat dalam Proses Perencanaan, Pelaksanaan, Pengawasan
Pembangunan.
1. Meningkatkan kualitas perencanaan pembangunan daerah.
2. Meningkatkan pemanfaatan hasil penelitian dan pengembangan dalam pembangunan
daerah.
3. Meningkatkan pelayanan pengaduan kepada masyarakat.
VISI : “Terwujudnya Masyarakat Kabupaten Sambas yang Berakhlakul Karimah, Unggul dan Sejahtera”
TUJUAN SASARAN STRATEGI
MISI 1 : Meningkatkan Penyediaan Infrastruktur Dasar di semua aspek Kehidupan Masyarakat.
1. Meningkatkan penyediaan infrastruktur dasar 1. Meningkatnya Ketersediaan dan Kelayakan 1. Meningkatkan Ketersediaan dan Kelayakan
dengan memperhatikan aspek pembangunan Infrastruktur Dasar Infrastruktur Dasar
yang berkelanjutan 2. Meningkatnya kualitas lingkungan hidup 2. Meningkatkan kualitas lingkungan hidup
2. Meningkatkan konektivitas antar desa 3. Meningkatnya konektivitas antar desa 3. Meningkatkan konektivitas antar desa.
MISI 2 : Meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pembinaan mental, spiritual berlandaskan sendi-sendi keagamaan, budaya dan berwawasan
kebangsaan.
3. Meningkatkan kehidupan masyarakat yang 1. Meningkatnya kelestarian seni dan budaya 1. Meningkatkan kelestarian seni dan budaya
religius, berbudaya dan berwawasan kebangsaan daerah daerah
2. Meningkatnya nilai-nilai agama dalam 2. Meningkatkan nilai-nilai agama dalam
kehidupan masyarakat kehidupan masyarakat
3. Meningkatnya wawasan kebangsaan dan 3. Meningkatkan wawasan kebangsaan dan
semangat nasionalisme semangat nasionalisme
4. Terwujudnya budi pekerti siswa yang 4. Mewujudkan budi pekerti siswa yang semakin
semakin baik baik
5. Terciptanya generasi muda yang berkualitas 5. Menciptakan generasi muda yang berkualitas
MISI 3 : Mengembangkan Ekonomi Kerakyatan yang Sinergis antara Pemerintah, Swasta dan Masyarakat untuk mendorong percepatan pembangunan
perekonomian di segala sektor.
4. Meningkatkan kegiatan ekonomi dan investasi 1. Meningkatnya Kontribusi PDRB Sektor- 1. Meningkatkan Kontribusi PDRB Sektor-Sektor
Sektor Ekonomi Ekonomi
MISI 4 : Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia untuk menuju pembangunan yang berkeadilan.
5. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia 1. Meningkatnya kualitas hidup perempuan 1. Meningkatkan kualitas hidup perempuan
2. Meningkatnya kualitas hidup anak 2. Meningkatkan kualitas hidup anak
3. Meningkatnya derajat pendidikan masyarakat 3. Meningkatkan derajat pendidikan masyaraka
4. Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat 4. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
5. Meningkatnya kualitas keluarga dan 5. Meningkatkan kualitas keluarga dan penduduk
penduduk
6. Meningkatnya literasi masyarakat 6. Meningkatkan literasi masyarakat
MISI 6 : Meningkatkan Keterlibatan dan Peran Serta Masyarakat dalam Proses Perencanaan, Pelaksanaan, Pengawasan Pembangunan.
7. Meningkatkan kualitas pembangunan daerah 1. Meningkatnya kualitas perencanaan 1. Meningkatkan kualitas perencanaan
pembangunan daerah pembangunan daerah
MISI 7 : Meningkatkan Kesadaran Hukum masyarakat dan Penegakan Hukum tanpa diskriminasi.
8. Meningkatkan kesadaran hukum 1. Meningkatnya kesadaran hukum 1. Meningkatkan kesadaran dan penegakan hukum
Sedangkan arah kebijakan dalam rangka mewujudkan misi Kabupaten Sambas adalah sebagai
berikut:
Peningkatan Kualitas Sumber Memacu Pembangunan Memacu Akselerasi Pemerataan Pembangunan Pemantapan kualitas
Daya Manusia dan Pelayanan Infrastruktur Dasar, Kualitas Pembangunan Infrastruktur Infrastruktur Dasar, dan Infrastruktur Dasar, Pelayaan
Publik menuju Masyarakat Sumberdaya Manusia dan Dasar, Sumber Daya Manusia Sumberdaya Manusia Yang Publik, dan Sumberdaya
Kabupaten Sambas yang Ekonomi untuk Mewujudkan yang berkualitas, Pelayanan Berkualitas untuk Mewujudkan Manusia Yang Berdayasaing
Sejahtera, dengan arah Sambas yang Berakhlakul Publik dan Stabilitas Sambas yang Berakhlakul untuk Mewujudkan Sambas
kebijakan: Karimah, Unggul dan Sejahtera, Kamtibmas menuju Sambas Karimah, Unggul dan Sejahtera, yang Berakhlakul Karimah,
dengan Arah Kebijakan: Yang Berakhlakul Karimah, dengan Arah Kebijakan: Unggul dan Sejahtera, dengan
- Peningkatan Kualitas Unggul Dan Sejahtera, dengan Arah Kebijakan:
Sumber Daya Manusia - Percepatan Pembangunan Arah Kebijakan: - Pemerataan Pembangunan
- Penguatan Ekonomi Infrastruktur Dasar Infrastruktur Dasar dan - PemantapanKualitas
Kerakyatan, Industri, - Peningkatan Kualitas - Akselerasi Pembangunan Aksesibilitas Wilayah. Infrastruktur Dasar dan
Perdagangan, Investasi dan Pembangunan SDM Infrastruktur Dasar. - Peningkatan Kesejahteraan Aksesibilitas Wilayah.
Teknologi Pendukung - Peningkatan Kesejahteraan - PembangunanSDM yang Masyarakat melalui - Pemantapankualitas hidup
- Peningkatan Kualitas melalui Pembinaan Mental Berkualitas melalui PembangunanSDM yang dan kesejahteraan
Infrastruktur Dasar dan Spritual Pengurangan Kemiskinan, Berkualitas. masyarakat melalui
Infrastruktur Penunjang - Peningkatan Ekonomi Peningkatan Pelayanan Dasar - Peningkatan Daya Saing dan PembangunanSDM yang
- Pengembangan Kawasan Kerakyatan dan Investasi dan Pembinaan Mental Peningkatan Iklim Investasi. Berdayasaing.
Strategis dan Kawasan - Peningkatan Kualitas Spritual. - Pemantapan Daya Saing
- Peningkatan Pelaksanaan
Cepat Tumbuh Pelayanan Publik dan - Peningkatan Akuntabilitas daerah dan Peningkatan Iklim
Reformasi Birokrasi.
- Peningkatan Kualitas Reformasi Birokrasi Pemerintahan melalui Investasi.
Lingkungan Hidup - Peningkatan Ketentraman Reformasi Birokrasi - Peningkatan Ketentraman,
Ketertiban dan Perlindungan - PemantapanPelayanan
- Penguatan Kepemerintahan dan Ketertiban serta - Peningkatan Ketentraman, Publikdan Reformasi
Masyarakat.
yang baik dan Kerjasama Perlindungan Masyarakat Ketertiban dan Perlindungan Birokrasi.
Pemerintah Daerah Masyarakat
- Peningkatan Ekonomi
Kerakyatan yang Berdaya
Saing melalui Pembangunan
Pertanian, UMKM dan
Perbaikan Iklim Investasi .
Bidang Urusan Pemerintahan dan Indikator Kondisi Kinerja Tahun 2020 Tahun 2021 Kondisi Kinerja Akhir RPJMD OPD Penanggung
Program Prioritas Pembangunan Kinerja Program (outcome) Awal RPJMD jawab
(Tahun 0) Target Rp. Target Rp. Target Rp.
Misi 1
Tujuan
Meningkatkan penyediaan infrastruktur dasar dengan Persentase Infrastruktur dasar dalam kondisi baik 60.762 63.718 63.718
memperhatikan aspek pembangunan yang berkelanjutan
Sasaran
Meningkatnya Ketersediaan dan Kelayakan Infrastruktur Persentase Panjang Jalan Kabupaten Dalam 59.37 66.07 66.07
Dasar Kondisi Baik
** Program Pembangunan Jalan dan Jembatan 316,176,249,000.00 379,411,498,800.00 379,411,498,800.00 DINAS PU-PR
- Persentase Jalan kabupaten dalam kondisi baik 59.37 66.07 66.07
** Program Rehabilitasi/Pemeliharaan Jalan dan Jembatan 10,159,500,000.00 12,191,400,000.00 12,191,400,000.00 DINAS PU-PR
- Persentase Jumlah Jembatan Kabupaten dalam 88.92 92.1 92.1
Kondisi Baik
** Program Peningkatan Sarana dan Prasarana 210,000,000.00 252,000,000.00 252,000,000.00 DINAS PU-PR
Kebinamargaan
- Persentase alat berat kebinamargaan dalam
kondisi baik
** Program Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan 22,612,784,500.00 27,135,341,400.00 27,135,341,400.00 DINAS PU-PR
Irigasi, Rawa dan Jaringan Pengairan Lainnya
- Persentase Jumlah Bangunan Air dalam Konidisi 81.84 82.96 82.96
Baik
- Rasio Jaringan Irigasi/Rawa dalam Kondisi Baik 30.84 31.02 31.02
(m/Ha)
** Program Penyediaan dan Pengolahan Air Baku 130,000,000.00 156,000,000.00 156,000,000.00 DINAS PU-PR
-
Page 1 of 31
Bidang Urusan Pemerintahan dan Indikator Kondisi Kinerja Tahun 2020 Tahun 2021 Kondisi Kinerja Akhir RPJMD OPD Penanggung
Program Prioritas Pembangunan Kinerja Program (outcome) Awal RPJMD jawab
(Tahun 0) Target Rp. Target Rp. Target Rp.
** Program Pengembangan, Pengelolaan dan Konversi 80,000,000.00 96,000,000.00 96,000,000.00 DINAS PU-PR
Sungai, Danau dan Sumber Daya Air Lainnya
-
** Program Perlindungan Dan Konservasi Sumber Daya 194,500,000.00 233,400,000.00 233,400,000.00 PERKIM LH
Alam
- Jumlah Kampung Iklim yang ditangani 8 11 11
** Program Perencanaan dan Pengendalian Bidang ke PU- 613,000,000.00 735,600,000.00 735,600,000.00 DINAS PU-PR
an
-
Page 2 of 31
Bidang Urusan Pemerintahan dan Indikator Kondisi Kinerja Tahun 2020 Tahun 2021 Kondisi Kinerja Akhir RPJMD OPD Penanggung
Program Prioritas Pembangunan Kinerja Program (outcome) Awal RPJMD jawab
(Tahun 0) Target Rp. Target Rp. Target Rp.
** Program Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) 968,769,000.00 1,162,522,800.00 1,162,522,800.00 PERKIM LH
- Rasio Ruang Terbuka Hijau per Satuan Luas 2.85 3.07 3.07
Wilayah ber HPL/HGB
Tujuan
Meningkatkan konektivitas antar desa Persentase konektivitas antar desa 80.705 85 85
Sasaran
Meningkatnya konektivitas antar desa Persentase Jalan Poros Desa dalam kondisi baik 67.41 71 71
** Program Rehabilitasi Dan Pemeliharaan Prasarana Dan 9,741,785,000.00 11,690,142,000.00 11,690,142,000.00 DISHUB
Fasilitas LLAJ
-
** Program Pengendalian Dan Pengamanan Lalu Lintas 23,988,241,690.00 28,785,890,028.00 28,785,890,028.00 DISHUB
-
Page 3 of 31
Bidang Urusan Pemerintahan dan Indikator Kondisi Kinerja Tahun 2020 Tahun 2021 Kondisi Kinerja Akhir RPJMD OPD Penanggung
Program Prioritas Pembangunan Kinerja Program (outcome) Awal RPJMD jawab
(Tahun 0) Target Rp. Target Rp. Target Rp.
Misi 2
Tujuan
Meningkatkan kehidupan masyarakat yang religius, Persentase apresiasi terhadap seni dan budaya
berbudaya dan berwawasan kebangsaan
Sasaran
Meningkatnya kelestarian seni dan budaya daerah Benda, Situs dan Kawasan Cagar Budaya yang
dilestarikan
Sasaran
Meningkatnya nilai-nilai agama dalam kehidupan masyarakat Persentase petugas/penyuluh keagamaan dan
lembaga keagamaan yang dibina
Sasaran
Meningkatnya wawasan kebangsaan dan semangat Cakupan anggota masyarakat yang mendapatkan
nasionalisme pembekalan wawasan kebangsaan
Page 4 of 31
Bidang Urusan Pemerintahan dan Indikator Kondisi Kinerja Tahun 2020 Tahun 2021 Kondisi Kinerja Akhir RPJMD OPD Penanggung
Program Prioritas Pembangunan Kinerja Program (outcome) Awal RPJMD jawab
(Tahun 0) Target Rp. Target Rp. Target Rp.
** Program Bina Manunggal TNI Dan Rakyat 500,000,000.00 600,000,000.00 600,000,000.00 KESBANGPOL
- -
Tujuan
Meningkatkan kehidupan masyarakat yang religius, Persentase sekolah yang menerapkan kegiatan
berbudaya dan berwawasan kebangsaan peningkatan budi pekerti
Sasaran
Terwujudnya budi pekerti siswa yang semakin baik Cakupan sekolah yang menerapkan pendidikan
budi pekerti yang baik
** Program Peningkatan Penumbuhan Budi Pekerti Yang 60,000,000.00 72,000,000.00 72,000,000.00 DIKBUD
Baik Bagi Guru dan Peserta Didik
- Cakupan sekolah yang menerapkan pendidikan
budi pekerti yang baik
Page 5 of 31
Bidang Urusan Pemerintahan dan Indikator Kondisi Kinerja Tahun 2020 Tahun 2021 Kondisi Kinerja Akhir RPJMD OPD Penanggung
Program Prioritas Pembangunan Kinerja Program (outcome) Awal RPJMD jawab
(Tahun 0) Target Rp. Target Rp. Target Rp.
Misi 3
Tujuan
Meningkatkan kegiatan ekonomi dan investasi Tingkat Pertumbuhan Ekonomi 5.6 5.84 5.84
Sasaran
Meningkatnya Kontribusi PDRB Sektor-Sektor Ekonomi PDRB Sektor Pertanian 5.78 6.07 6.07
** Program Pengembangan Kawasan Budidaya Laut, Air 1,944,990,800.00 2,333,988,960.00 2,333,988,960.00 P2 KESWAN
Payau dan Air Tawar
-
Page 6 of 31
Bidang Urusan Pemerintahan dan Indikator Kondisi Kinerja Tahun 2020 Tahun 2021 Kondisi Kinerja Akhir RPJMD OPD Penanggung
Program Prioritas Pembangunan Kinerja Program (outcome) Awal RPJMD jawab
(Tahun 0) Target Rp. Target Rp. Target Rp.
** Program pengelolaan sumber daya perairan umum 250,000,000.00 300,000,000.00 300,000,000.00 P2 KESWAN
daratan dan penyelengaraan TPI
-
** Program Peningkatan Promosi Dan Kerjasama Investasi 225,000,000.00 270,000,000.00 270,000,000.00 PEN.MODAL PTSP
- Nilai investasi 10 10 10
** Program Peningkatan dan Pengembangan Pelayanan 403,000,000.00 483,600,000.00 483,600,000.00 PEN.MODAL PTSP
Terpadu Satu Pintu
- Persentase Peningkatan Nilai Survey Kepuasan 90.85 94.18 94.18
Masyarakat
** Program Pelayanan Perizinan dan Non Perizinan 830,000,000.00 996,000,000.00 996,000,000.00 PEN.MODAL PTSP
- Persentase Peningkatan Pelayanan Perizinan dan
Page 7 of 31
Bidang Urusan Pemerintahan dan Indikator Kondisi Kinerja Tahun 2020 Tahun 2021 Kondisi Kinerja Akhir RPJMD OPD Penanggung
Program Prioritas Pembangunan Kinerja Program (outcome) Awal RPJMD jawab
(Tahun 0) Target Rp. Target Rp. Target Rp.
** Program Perlindungan Konsumen dan Pengamanan 515,000,000.00 618,000,000.00 618,000,000.00 KOP UKM
Perdagangan PERINDAG
- Persentase Perlindungan Konsumen dan Tertib 100 100 100
Niaga
** Program Peningkatan dan Pengembangan Ekspor 150,000,000.00 180,000,000.00 180,000,000.00 KOP UKM
PERINDAG
- Persentase Peningkatan Calon Eksportir
** Program Pembinaan Pedagang Kaki Lima dan Asongan 75,000,000.00 90,000,000.00 90,000,000.00 KOP UKM
PERINDAG
- Persentase pembinaan pedagang kaki lima dan
asongan
** Program pengembangan dan pengelolaan sarana 10,415,000,000.00 12,498,000,000.00 12,498,000,000.00 KOP UKM
distribusi perdagangan PERINDAG
- Persentase pemgembangan dan pengelolaan 93 94 94
sarana distribusi perdagangan
** Program Pengembangan Industri Kecil dan Menengah 565,800,000.00 678,960,000.00 678,960,000.00 KOP UKM
PERINDAG
- Persentase industri yang dibina 1,80 1,82 1,82
** Program pemberdayaan usaha skala mikro 200,000,000.00 240,000,000.00 240,000,000.00 KOP UKM
PERINDAG
- Persentase Pemberdayaan Usaha Mikro 98,60 98,40 98,40
Page 8 of 31
Bidang Urusan Pemerintahan dan Indikator Kondisi Kinerja Tahun 2020 Tahun 2021 Kondisi Kinerja Akhir RPJMD OPD Penanggung
Program Prioritas Pembangunan Kinerja Program (outcome) Awal RPJMD jawab
(Tahun 0) Target Rp. Target Rp. Target Rp.
** Program pengawasan dan pemeriksaan koperasi 100,000,000.00 120,000,000.00 120,000,000.00 KOP UKM
PERINDAG
- Persentase koperasi dalam pengawasan dan 4 4,50 4,50
pemeriksaan
** Program pemberdayaan dan peningkatan manajemen 385,000,000.00 462,000,000.00 462,000,000.00 KOP UKM
usaha koperasi PERINDAG
- Persentase Koperasi Yang Mendapat Fasilitas
Peningkatan Manajemen Usaha
Page 9 of 31
Bidang Urusan Pemerintahan dan Indikator Kondisi Kinerja Tahun 2020 Tahun 2021 Kondisi Kinerja Akhir RPJMD OPD Penanggung
Program Prioritas Pembangunan Kinerja Program (outcome) Awal RPJMD jawab
(Tahun 0) Target Rp. Target Rp. Target Rp.
Misi 4
Tujuan
Meningkatkan kualitas sumber daya manusia INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) 68,3 69,31 69,31
Sasaran
Meningkatnya derajat pendidikan masyarakat Rata-Rata Lama Sekolah (RLS) 7.12 7.3 7.3
** Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan 3,908,703,900.00 4,690,444,680.00 4,690,444,680.00 DIKBUD
Tahun
- APK SD/MI/Paket A 105,30 105.30 105.30
- APK SMP/MTs/Paket B 99,50 99.50 99.50
- APM SD/MI/Paket A 91,67 91.67 91.67
- APM SMP/MTs/Paket B 88,75 88.75 88.75
** Program Layanan Akses Pendidikan dan Beasiswa bagi 274,843,000.00 329,811,600.00 329,811,600.00 DIKBUD
Peserta Didik
- Angka Melanjutkan (AM) dari SD/MI ke SMP/Mts 97,85 98,89 98,89
- Angka Melanjutkan (AM) dari SMP/Mts ke 88,55 90,33 90,33
SMA/SMK/MA
- Angka Putus Sekolah (APS) SD/MI 0,35 0,34 0,34
- Angka Putus Sekolah (APS) SMP/MTs 0,66 0,62 0,62
Page 10 of 31
Bidang Urusan Pemerintahan dan Indikator Kondisi Kinerja Tahun 2020 Tahun 2021 Kondisi Kinerja Akhir RPJMD OPD Penanggung
Program Prioritas Pembangunan Kinerja Program (outcome) Awal RPJMD jawab
(Tahun 0) Target Rp. Target Rp. Target Rp.
** Program Peningkatan Mutu Pendidik Dan Tenaga 1,492,135,450.00 1,790,562,540.00 1,790,562,540.00 DIKBUD
Kependidikan
- Angka Kelulusan (AL) SD/MI 99.70 99.82 99.82
- Angka Kelulusan (AL) SMP/MTs 99.67 99.82 99.82
- Guru yang memenuhi Kualifikasi S1/D-IV 91,50 94,75 94,75
- Persentase Satuan Pendidikan yang memenuhi
Standar Pelayanan Minimal (SPM) Kesetaraan
- Persentase Satuan Pendidikan yang memenuhi
Standar Pelayanan Minimal (SPM) PAUD
- Persentase SD/SDLB yang memenuhi Standar 71.50 74.70 74.70
Pelayanan Minimal (SPM)
- Persentase sekolah yang memenuhi Standar 66,80 69 69
Pelayanan Minimal (SPM) Dikdas
- Persentase SMP/SMPLB yang memenuhi Standar 69.50 72.90 72.90
Pelayanan Minimal (SPM)
** Program Peningkatan Kreativitas dan Prestasi Siswa di 361,202,850.00 433,443,420.00 433,443,420.00 DIKBUD
bidang Akademik dan Non Akademik
- Angka partisipasi sekolah SD 95,34 96,99 96,99
- Angka partisipasi sekolah SMP 92,69 94,87 94,87
** Program Penyediaan Jasa Guru dan Tenaga 3,989,910,000.00 4,787,892,000.00 4,787,892,000.00 DIKBUD
Kependidikan
- Rasio Guru/murid pendidikan dasar 82 86 86
Sasaran
Meningkatnya literasi masyarakat Rasio Perpustakaan per jumlah penduduk
Page 11 of 31
Bidang Urusan Pemerintahan dan Indikator Kondisi Kinerja Tahun 2020 Tahun 2021 Kondisi Kinerja Akhir RPJMD OPD Penanggung
Program Prioritas Pembangunan Kinerja Program (outcome) Awal RPJMD jawab
(Tahun 0) Target Rp. Target Rp. Target Rp.
** Program Pengembangan Kualitas Sumber Daya 50,000,000.00 60,000,000.00 60,000,000.00 PERPUS ARDA
Perpustakaan
- Persentase pustakawan, tenaga teknis, dan penilai
yang memiliki sertifikat
** Program Pelaksanaan Pelestarian Bahan Pustaka 25,000,000.00 30,000,000.00 30,000,000.00 PERPUS ARDA
- Persentase koleksi Bahan Pustaka yang rusak /
hilang.
** Program Pengembangan Budaya Gemar Membaca 80,000,000.00 96,000,000.00 96,000,000.00 PERPUS ARDA
- Jumlah Anggota Perpustakaan
- Jumlah Pengunjung Perpustakaan Daerah Per 14149 18669 18669
Tahun
- Jumlah rata-rata pengunjung perpustakaan/tahun
** Program Peningkatan Pelayanan dan Koleksi Bahan 1,173,000,000.00 1,407,600,000.00 1,407,600,000.00 PERPUS ARDA
Perpustakaan
- Koleksi Buku yang Tersedia di Perpustakaan 25578 26578 26578
Daerah
- Persentase Kenaikan koleksi Bahan Pustaka
Sasaran
Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat Angka Harapan Hidup (AHH) 70.21 70.82 70.82
** Program Peningkatan Sistem Informasi Kesehatan dan 89,139,000.00 106,966,800.00 106,966,800.00 DINKES
Data
- Cakupan peningkatan informasi dan data
** Program Peningkatan Kesehatan Ibu, Anak, Usia 898,000,000.00 1,077,600,000.00 1,077,600,000.00 DINKES
Produktif dan Usila
- Angka kematian Bayi per 1000 Kelahiran Hidup 12,35/10 12,32/10 12,32/10
00 00 00
- Angka kematian IBU per 100.000 Kelahiran Hidup 164/100. 156/100. 156/100.
Page 12 of 31
Bidang Urusan Pemerintahan dan Indikator Kondisi Kinerja Tahun 2020 Tahun 2021 Kondisi Kinerja Akhir RPJMD OPD Penanggung
Program Prioritas Pembangunan Kinerja Program (outcome) Awal RPJMD jawab
(Tahun 0) Target Rp. Target Rp. Target Rp.
** Program Pencegahan Stunting dan Perbaikan Gizi 25,000,000.00 30,000,000.00 30,000,000.00 DINKES
Masyarakat
- Prevalensi Stunting (Pendek & Sangat) Pendek 31.18% 29.55% 29.55%
pada anak batuta ( < 2 tahun )
** Program pengadaan, peningkatan dan perbaikan sarana 240,454,338,332.02 288,545,205,998.42 288,545,205,998.42 DINKES
dan prasarana puskesmas/puskesmas pembantu dan
jaringannya
- Jumlah sarana dan prasarana
puskesmas/puskesmas pembantu dan jaringannya
dalam kondisi baik
Page 13 of 31
Bidang Urusan Pemerintahan dan Indikator Kondisi Kinerja Tahun 2020 Tahun 2021 Kondisi Kinerja Akhir RPJMD OPD Penanggung
Program Prioritas Pembangunan Kinerja Program (outcome) Awal RPJMD jawab
(Tahun 0) Target Rp. Target Rp. Target Rp.
** Program Survelance dan Pencegahan Penyakit Tidak 282,000,000.00 338,400,000.00 338,400,000.00 DINKES
Menular (TPM)
- Cakupan penderita ganguan jiwa berat (ODGJ) yg 65.00 70.00 70.00
diobati
- Prevalensi Penderita Penyakit Tidak Menular
Page 14 of 31
Bidang Urusan Pemerintahan dan Indikator Kondisi Kinerja Tahun 2020 Tahun 2021 Kondisi Kinerja Akhir RPJMD OPD Penanggung
Program Prioritas Pembangunan Kinerja Program (outcome) Awal RPJMD jawab
(Tahun 0) Target Rp. Target Rp. Target Rp.
** Program Peningkatan Kualitas Pelayan Kesehatan pada 70,236,847,773.60 84,284,217,328.32 84,284,217,328.32 DINKES
Badan Layanan Umum Daerah
- Cakupan peningkatan kualitas pelayanan
kesehatan
** Program Penyediaan Jasa Tenaga Teknis Pelayanan 4,834,724,000.00 5,801,668,800.00 5,801,668,800.00 DINKES
Kesehatan di Rumah Sakit
- Cakupan ketersediaan tenaga teknis perkantoran
Rumah Sakit
Sasaran
Meningkatnya kualitas keluarga dan penduduk Total Fertility Rate (TFR)
Sasaran
Meningkatnya kualitas hidup perempuan INDEKS PEMBERDAYAAN GENDER (IDG)
Page 15 of 31
Bidang Urusan Pemerintahan dan Indikator Kondisi Kinerja Tahun 2020 Tahun 2021 Kondisi Kinerja Akhir RPJMD OPD Penanggung
Program Prioritas Pembangunan Kinerja Program (outcome) Awal RPJMD jawab
(Tahun 0) Target Rp. Target Rp. Target Rp.
Sasaran
Meningkatnya kualitas pemuda dan prestasi olah raga Jumlah pemuda yang berprestasi
Sasaran
Meningkatnya kesejahteraan sosial bagi Penyandang Persentase PMKS yang mendapat perlindungan
Masalah Kesejahteraan Sosial sosial, jaminan sosial, rehabilitasi sosial dan
pemberdayaan sosial
** Program Rehabilitasi dan Perlindungan Jaminan Sosial 651,352,400.00 781,622,880.00 781,622,880.00 SOSIAL PMD
- Persentase (%) PMKS yang mendapatkan 100% 100% 100%
rehabilitasi dan perlindungan jaminan sosial
** Program Pemberdayaan Sosial dan Penanganan Fakir 912,905,000.00 1,095,486,000.00 1,095,486,000.00 SOSIAL PMD
Miskin
Page 16 of 31
Bidang Urusan Pemerintahan dan Indikator Kondisi Kinerja Tahun 2020 Tahun 2021 Kondisi Kinerja Akhir RPJMD OPD Penanggung
Program Prioritas Pembangunan Kinerja Program (outcome) Awal RPJMD jawab
(Tahun 0) Target Rp. Target Rp. Target Rp.
Sasaran
Meningkatnya kualitas tenaga kerja Angka Partisipasi angkatan kerja
** Program Pelatihan dan Penempatan Tenaga Kerja 260,212,654.00 312,255,184.80 312,255,184.80 NAKERTRANS
- Persentase pencari kerja yang ditempatkan 86% 90% 90%
- Produktifitas Tenaga Kerja Rp Rp Rp
70.825.2 78.261.8 78.261.8
21 70 70
** Program Peningkatan Kompetensi dan Daya Saing 432,500,000.00 519,000,000.00 519,000,000.00 NAKERTRANS
Tenaga Kerja
- Persentase penduduk angkatan kerja yang 48% 50% 50%
dipersiapkan untuk memasuki dunia kerja
- Persentase Pengangguran Terbuka yang memiliki 1,40% 1,35% 1,35%
keterampilan
- Persentase Tenaga Kerja yang mendapatkan 48% 50% 50%
Pelatihan berbasis Kompotensi terhadap Jumlah
Pengangguran Terbuka
Tujuan
Meningkatkan kualitas sumber daya manusia CAPAIAN STATUS KEMAJUAN DESA MANDIRI 23 41 41
Sasaran
Meningkatnya cakupan status kemajuan desa mandiri Jumlah Desa berstatus Desa Mandiri
** Program Pembinaan Administrasi dan Tata 1,065,968,100.00 1,279,161,720.00 1,279,161,720.00 SOSIAL PMD
Pemerintahan Desa
- Jumlah desa maju dan mandiri
- Persentase (%) Desa yang dibina dalam hal 100% 100% 100%
pengelolaan keuangan dan aset, administrasi dan
tata pemerintahan desa
- Persentase (%) Dokumen RKP Desa yang selesai
tepat waktu
- Persentase (%) Perencanaan Pembangunan Desa
Page 17 of 31
Bidang Urusan Pemerintahan dan Indikator Kondisi Kinerja Tahun 2020 Tahun 2021 Kondisi Kinerja Akhir RPJMD OPD Penanggung
Program Prioritas Pembangunan Kinerja Program (outcome) Awal RPJMD jawab
(Tahun 0) Target Rp. Target Rp. Target Rp.
** Program Pemberdayaan Kelembagaan Desa dan 1,185,937,000.00 1,423,124,400.00 1,423,124,400.00 SOSIAL PMD
Penguatan Partisipasi Masyarakat
- Persentase (%) lembaga kemasyarakatan desa 80% 85% 85%
yang diberdayakan
- Persentase (%) Pemberdayaan Masyarakat 100% 100% 100%
terhadap Lembaga Ekonomi Desa, SDA dan
pemanfaatan TTG serta pengembangan kawasan
perdesaan
Page 18 of 31
Bidang Urusan Pemerintahan dan Indikator Kondisi Kinerja Tahun 2020 Tahun 2021 Kondisi Kinerja Akhir RPJMD OPD Penanggung
Program Prioritas Pembangunan Kinerja Program (outcome) Awal RPJMD jawab
(Tahun 0) Target Rp. Target Rp. Target Rp.
Misi 5
Tujuan
Meningkatkan kualitas dan tata kelola pemerintahan TINGKAT AKUNTABILITAS KINERJA (HASIL B BB BB
EVALUASI AKIP)
Sasaran
Meningkatnya akuntabilitas kinerja instansi pemerintah Persentase Perangkat Daerah dengan nilai Lakip
minimal B
Sasaran
Meningkatnya akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah Penetapan APBD, APBD-P, Perda
Pertanggungjawaban APBD
** Progam Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan 2,010,606,946.00 2,412,728,335.20 2,412,728,335.20 BADAN KEU-DA
Keuangan Daerah
- Penetapan APBD tepat waktu tepat tepat tepat
waktu waktu waktu
- Penyampaian Laporan Keuangan Pemerintah tepat tepat tepat
Daerah (LKPD) tepat waktu waktu waktu waktu
- Persentase kinerja kesehatan fiskal dan
pengelolaan keuangan daerah
- Persentase tata kelola keuangan daerah yang
akuntabel, transparan dan tepat waktu
** Program Optimalisasi Peningkatan Pendapatan Daerah 1,162,360,809.00 1,394,832,970.80 1,394,832,970.80 BADAN KEU-DA
- Cakupan pelaksanan pengawasan dan
pengendalian kebijakan KDH
- Persentase Peningkatan Pendapatan Sektor PBB
- Persentase Peningkatan Penerimaan Pajak Daerah
Page 19 of 31
Bidang Urusan Pemerintahan dan Indikator Kondisi Kinerja Tahun 2020 Tahun 2021 Kondisi Kinerja Akhir RPJMD OPD Penanggung
Program Prioritas Pembangunan Kinerja Program (outcome) Awal RPJMD jawab
(Tahun 0) Target Rp. Target Rp. Target Rp.
** Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan 678,830,593.00 814,596,711.60 814,596,711.60 BADAN KEU-DA
Barang Milik Daerah
- Persentase kinerja pengelolaan aset daerah
- Persentase tata kelola aset derah sesuai ketentuan
yang berlaku
** Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan 2,030,000,000.00 2,436,000,000.00 2,436,000,000.00 INSPEKTORAT
Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan KDH
- Persentase Perangkat Daerah yang telah
menerapkan SPIP pada level 3
- Persentase temuan kerugian negara/daerah
Tujuan
Meningkatkan kualitas dan tata kelola pemerintahan INDEKS REFORMASI BIROKRASI BB A A
Sasaran
Meningkatnya efektifitas koordinasi kebijakan dan Indeks Kepuasan Masyarakat terhadap
pelaksanaan pemerintahan, pembangunan dan pembinaan pelaksanaan pemerintahan umum
kemasyarakatan
** Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan 110,000,000.00 132,000,000.00 132,000,000.00 SETDA
Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan KDH
- -
Page 20 of 31
Bidang Urusan Pemerintahan dan Indikator Kondisi Kinerja Tahun 2020 Tahun 2021 Kondisi Kinerja Akhir RPJMD OPD Penanggung
Program Prioritas Pembangunan Kinerja Program (outcome) Awal RPJMD jawab
(Tahun 0) Target Rp. Target Rp. Target Rp.
** Program Koordinasi dan Monitoring Evaluasi Kebijakan 400,000,000.00 480,000,000.00 480,000,000.00 SETDA
Bidang Ekonomi dan Sumber Daya Alam
- Jumlah BUMD yang masuk kategori sehat
- Prosentase kontribusi BUMD terhadap PAD
** Program Koordinasi dan Monitoring Evaluasi Kebijakan 2,087,742,303.00 2,505,290,763.60 2,505,290,763.60 SETDA
Bidang Kesejahteraan Rakyat
Page 21 of 31
Bidang Urusan Pemerintahan dan Indikator Kondisi Kinerja Tahun 2020 Tahun 2021 Kondisi Kinerja Akhir RPJMD OPD Penanggung
Program Prioritas Pembangunan Kinerja Program (outcome) Awal RPJMD jawab
(Tahun 0) Target Rp. Target Rp. Target Rp.
- -
** Program Pelaporan Capaian Kinerja Pemerintah Daerah 50,000,000.00 60,000,000.00 60,000,000.00 SETDA
- Penyampaian Laporan
PenyelenggaraanPemerintah Daerah (LPPD)
tepat waktu
** Program Penyelamatan dan Pelestarian Dokumen Arsip 24,357,089.23 29,228,507.08 29,228,507.08 SETDA
- -
** Program Pembinaan dan Layanan Pengadaan Barang 450,000,000.00 540,000,000.00 540,000,000.00 SETDA
dan Jasa
- prosentase proses pengadaan barang dan
jasayang kridibel dan transparan
Page 22 of 31
Bidang Urusan Pemerintahan dan Indikator Kondisi Kinerja Tahun 2020 Tahun 2021 Kondisi Kinerja Akhir RPJMD OPD Penanggung
Program Prioritas Pembangunan Kinerja Program (outcome) Awal RPJMD jawab
(Tahun 0) Target Rp. Target Rp. Target Rp.
** Program Pemanfaatan Data dan Inovasi Pelayanan 325,000,000.00 390,000,000.00 390,000,000.00 DUK CAPIL
- -
Sasaran
Meningkatnya kapasitas dan kualitas aparatur pemerintah Persentase PNS yang capaian kinerjanya minimal
baik
Page 23 of 31
Bidang Urusan Pemerintahan dan Indikator Kondisi Kinerja Tahun 2020 Tahun 2021 Kondisi Kinerja Akhir RPJMD OPD Penanggung
Program Prioritas Pembangunan Kinerja Program (outcome) Awal RPJMD jawab
(Tahun 0) Target Rp. Target Rp. Target Rp.
** Program Penilaian Kinerja Aparatur dan Penghargaan 515,000,000.00 618,000,000.00 618,000,000.00 BKP-SDM
- Penyelesaian Kasus - kasus pelanggaran disipin 90 90 90
Kepegawaian
- Persentase penyelesaian usulan PNS yang
memenuhi persyaratan untuk mendapatkan
penghargaan SLKS
- Persentase PNS yang capaian kinerjanya minimal
baik
Sasaran
Meningkatnya efektivitas fungsi kelembagaan DPRD dalam Persentase penyerapan aspirasi masyarakat yang
pemerintahan daerah direalisasikan
** Program Peningkatan Kapasitas Lembaga Perwakilan 1,146,999,745.00 1,376,399,694.00 1,376,399,694.00 SET DPRD
Rakyat Daerah
- Cakupan Peningkatan Kapasitas Lembaga 98 99 99
Perwakilan Rakyat Daerah
** Program Peningkatan Koordinasi dan Pengawasan 3,403,496,500.00 4,084,195,800.00 4,084,195,800.00 SET DPRD
Pelaksanaan Pemerintahan,Pembangunan Pembinaan
Kemasyarakatan
- -
** Program Peningkatan Pelaksanaan Tugas dan Fungsi 437,681,927.00 525,218,312.40 525,218,312.40 SET DPRD
DPRD Lainnya
- -
** Program Pembahasan Rancangan Peraturan Daerah 1,349,439,860.00 1,619,327,832.00 1,619,327,832.00 SET DPRD
- -
Sasaran
Meningkatnya kelestarian data dan informasi Persentase Perangkat Daerah yang mengelola
arsip secara baku
** Program Peningkatan Sistem Administrasi Kearsipan 127,750,000.00 153,300,000.00 153,300,000.00 PERPUS ARDA
- Persentase Perangkat Daerah yang mengelola
arsip secara baku
** Program Penyelamatan dan Pelestarian Dokumen/Arsip 77,000,000.00 92,400,000.00 92,400,000.00 PERPUS ARDA
Daerah
- Jumlah arsip yang terjaga kelestariannya
Page 24 of 31
Bidang Urusan Pemerintahan dan Indikator Kondisi Kinerja Tahun 2020 Tahun 2021 Kondisi Kinerja Akhir RPJMD OPD Penanggung
Program Prioritas Pembangunan Kinerja Program (outcome) Awal RPJMD jawab
(Tahun 0) Target Rp. Target Rp. Target Rp.
Misi 6
Tujuan
Meningkatkan kualitas pembangunan daerah Persentase Konsistensi program dalam
perencanaan pembangunan daerah
Sasaran
Meningkatnya kualitas perencanaan pembangunan daerah Konsistensi Penjabaran Program RPJMD ke 100% 100% 100%
dalam RKPD
Page 25 of 31
Bidang Urusan Pemerintahan dan Indikator Kondisi Kinerja Tahun 2020 Tahun 2021 Kondisi Kinerja Akhir RPJMD OPD Penanggung
Program Prioritas Pembangunan Kinerja Program (outcome) Awal RPJMD jawab
(Tahun 0) Target Rp. Target Rp. Target Rp.
Sasaran
Meningkatnya pelayanan pengaduan kepada masyarakat Meningkatkan pelayanan pengaduan kepada
masyarakat
Sasaran
Meningkatnya kualitas data dan informasi bagi Tersedianya sistem data dan statistik yang
penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan terintegrasi
** Program Pengelolaan Informasi dan Komunikasi Publik 250,000,000.00 300,000,000.00 300,000,000.00 DISKOMINFO
Page 26 of 31
Bidang Urusan Pemerintahan dan Indikator Kondisi Kinerja Tahun 2020 Tahun 2021 Kondisi Kinerja Akhir RPJMD OPD Penanggung
Program Prioritas Pembangunan Kinerja Program (outcome) Awal RPJMD jawab
(Tahun 0) Target Rp. Target Rp. Target Rp.
Page 27 of 31
Bidang Urusan Pemerintahan dan Indikator Kondisi Kinerja Tahun 2020 Tahun 2021 Kondisi Kinerja Akhir RPJMD OPD Penanggung
Program Prioritas Pembangunan Kinerja Program (outcome) Awal RPJMD jawab
(Tahun 0) Target Rp. Target Rp. Target Rp.
Misi 7
Tujuan
Meningkatkan kesadaran hukum Persentase Penegakan Perda
Sasaran
Meningkatnya kesadaran hukum Persentase budaya kesadaran dan ketaatan
hukum masyarakat
Page 28 of 31
Bidang Urusan Pemerintahan dan Indikator Kondisi Kinerja Tahun 2020 Tahun 2021 Kondisi Kinerja Akhir RPJMD OPD Penanggung
Program Prioritas Pembangunan Kinerja Program (outcome) Awal RPJMD jawab
(Tahun 0) Target Rp. Target Rp. Target Rp.
Misi 8
Tujuan
Meningkatkan ketentraman dan keteriban Persentase pelanggaran ketertiban umum
Sasaran
Meningkatnya ketentraman dan ketertiban masyarakat ---
Sasaran
Meningkatnya peran serta masyarakat dalam menjaga Persentase Peran Siskamling
stabilitas keamanan lingkungan
Page 29 of 31
Bidang Urusan Pemerintahan dan Indikator Kondisi Kinerja Tahun 2020 Tahun 2021 Kondisi Kinerja Akhir RPJMD OPD Penanggung
Program Prioritas Pembangunan Kinerja Program (outcome) Awal RPJMD jawab
(Tahun 0) Target Rp. Target Rp. Target Rp.
Sasaran
Terwujudnya perlindungan masyarakat terhadap bencana Cakupan Desa Tangguh Bencana
** Program Penanganan Darurat Bencana, Logistik dan 300,000,000.00 360,000,000.00 360,000,000.00 BPBD
Peralatan
- Persentase bantuan bencana yang tersalurkan
- Persentase penanganan kejadian bencana
Page 30 of 31
Bidang Urusan Pemerintahan dan Indikator Kondisi Kinerja Tahun 2020 Tahun 2021 Kondisi Kinerja Akhir RPJMD OPD Penanggung
Program Prioritas Pembangunan Kinerja Program (outcome) Awal RPJMD jawab
(Tahun 0) Target Rp. Target Rp. Target Rp.
Page 31 of 31
BAB VII
KERANGKA PENDANAAN PEMBANGUNAN DAN
PROGRAM PERANGKAT DAERAH
Bab ini merupakan bab yang memuat program prioritas dalam pencapaian visi dan
misi dan juga memuat indikasi program serta pagu indikatif program prioritas pada
Perubahan RPJMD Tahun 2016-2021 yang berisi program-program untuk mencapai visi dan
misi pembangunan jangka menengah maupun untuk pemenuhan layanan Organisasi
Perangkat Daerah (OPD) dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan daerah yang
memuat target Indikasi Program dan Pagu indikatif untuk periodesasi RPJMD ini.
Indikasi program merupakan program-program dalam rangka pelaksanaan
pembangunan tahun 2016 hingga 2021, sedangkan Pagu Indikatif sebagai wujud kebutuhan
pendanaan yang tersedia untuk penyusunan program dan kegiatan tahunan. Indikasi rencana
program dan kegiatan telah disesuaikan dengan perkembangan situasi yang mendasari
dilakukannya perubahan RPJMD ini serta telah menyesuaikan dengan OPD sesuai dengan
Peraturan Daerah Kabupaten Sambas Nomor 4 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan
Susunan Perangkat Daerah .
Program-program yang telah disertai kebutuhan pendanaan selanjutnya dijadikan
sebagai acuan bagi Perangkat Daerah dalam penyusunan Rencana Strategis Perangkat Daerah.
Rumusan target kinerja program di masing-masing urusan wajib/pilihan disusun dengan
mempertimbangkan kerangka pendanaan dan pagu indikatif, yang bersumber dari APBD
Kabupaten Sambas.
Perumusan indikasi rencana program prioritas yang disertai kebutuhan pendanaan
yang dirumuskan berdasarkan kompilasi hasil verifikasi terhadap rencana program dan
kegiatan, indikator kinerja, dan pendanaan indikatif rancangan Renstra Perangkat Daerah.
Indikasi program prioritas dalam mendukung pencapaian visi dan misi RPJMD tahun 2016-
2021 disajikan berdasarkan misi pembangunan sebagaimana ditunjukkan dalam Tabel 7.1.
dan Tabel 7.2. Indikasi program, pagu indikatif dan target kinerja tahun 2016-2021 tersebut
menjadi pedoman dalam penyusunan Renstra Perangkat Daerah.
Bidang Urusan Pemerintahan dan Indikator Kondisi Kinerja Tahun 2020 Tahun 2021 Kondisi Kinerja Akhir RPJMD OPD Penanggung
Program Prioritas Pembangunan Kinerja Program (outcome) Awal RPJMD jawab
(Tahun 0) Target Rp. Target Rp. Target Rp.
URUSAN
PENDIDIKAN
** Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan 3,908,703,900.00 4,690,444,680.00 4,690,444,680.00 DIKBUD
Tahun
- APK SD/MI/Paket A 105,30 105.30 105.30
- APK SMP/MTs/Paket B 99,50 99.50 99.50
- APM SD/MI/Paket A 91,67 91.67 91.67
- APM SMP/MTs/Paket B 88,75 88.75 88.75
** Program Peningkatan Mutu Pendidik Dan Tenaga 1,492,135,450.00 1,790,562,540.00 1,790,562,540.00 DIKBUD
Kependidikan
- Angka Kelulusan (AL) SD/MI 99.70 99.82 99.82
- Angka Kelulusan (AL) SMP/MTs 99.67 99.82 99.82
- Guru yang memenuhi Kualifikasi S1/D-IV 91,50 94,75 94,75
- Persentase Satuan Pendidikan yang memenuhi
Standar Pelayanan Minimal (SPM) Kesetaraan
- Persentase Satuan Pendidikan yang memenuhi
Standar Pelayanan Minimal (SPM) PAUD
- Persentase SD/SDLB yang memenuhi Standar 71.50 74.70 74.70
Pelayanan Minimal (SPM)
- Persentase sekolah yang memenuhi Standar 66,80 69 69
Pelayanan Minimal (SPM) Dikdas
- Persentase SMP/SMPLB yang memenuhi Standar 69.50 72.90 72.90
Pelayanan Minimal (SPM)
** Program Peningkatan Penumbuhan Budi Pekerti Yang 60,000,000.00 72,000,000.00 72,000,000.00 DIKBUD
Baik Bagi Guru dan Peserta Didik
- Cakupan sekolah yang menerapkan pendidikan
Page 1 of 25
Bidang Urusan Pemerintahan dan Indikator Kondisi Kinerja Tahun 2020 Tahun 2021 Kondisi Kinerja Akhir RPJMD OPD Penanggung
Program Prioritas Pembangunan Kinerja Program (outcome) Awal RPJMD jawab
(Tahun 0) Target Rp. Target Rp. Target Rp.
** Program Layanan Akses Pendidikan dan Beasiswa bagi 274,843,000.00 329,811,600.00 329,811,600.00 DIKBUD
Peserta Didik
- Angka Melanjutkan (AM) dari SD/MI ke SMP/Mts 97,85 98,89 98,89
- Angka Melanjutkan (AM) dari SMP/Mts ke 88,55 90,33 90,33
SMA/SMK/MA
- Angka Putus Sekolah (APS) SD/MI 0,35 0,34 0,34
- Angka Putus Sekolah (APS) SMP/MTs 0,66 0,62 0,62
** Program Peningkatan Kreativitas dan Prestasi Siswa di 361,202,850.00 433,443,420.00 433,443,420.00 DIKBUD
bidang Akademik dan Non Akademik
- Angka partisipasi sekolah SD 95,34 96,99 96,99
- Angka partisipasi sekolah SMP 92,69 94,87 94,87
** Program Penyediaan Jasa Guru dan Tenaga 3,989,910,000.00 4,787,892,000.00 4,787,892,000.00 DIKBUD
Kependidikan
- Rasio Guru/murid pendidikan dasar 82 86 86
URUSAN
KESEHATAN
Page 2 of 25
Bidang Urusan Pemerintahan dan Indikator Kondisi Kinerja Tahun 2020 Tahun 2021 Kondisi Kinerja Akhir RPJMD OPD Penanggung
Program Prioritas Pembangunan Kinerja Program (outcome) Awal RPJMD jawab
(Tahun 0) Target Rp. Target Rp. Target Rp.
Tanpa Rokok
** Program pengadaan, peningkatan dan perbaikan sarana 240,454,338,332.02 288,545,205,998.42 288,545,205,998.42 DINKES
dan prasarana puskesmas/puskesmas pembantu dan
jaringannya
- Jumlah sarana dan prasarana
puskesmas/puskesmas pembantu dan jaringannya
dalam kondisi baik
Page 3 of 25
Bidang Urusan Pemerintahan dan Indikator Kondisi Kinerja Tahun 2020 Tahun 2021 Kondisi Kinerja Akhir RPJMD OPD Penanggung
Program Prioritas Pembangunan Kinerja Program (outcome) Awal RPJMD jawab
(Tahun 0) Target Rp. Target Rp. Target Rp.
** Program Peningkatan Kesehatan Ibu, Anak, Usia 898,000,000.00 1,077,600,000.00 1,077,600,000.00 DINKES
Produktif dan Usila
- Angka kematian Bayi per 1000 Kelahiran Hidup 12,35/10 12,32/10 12,32/10
00 00 00
- Angka kematian IBU per 100.000 Kelahiran Hidup 164/100. 156/100. 156/100.
000 000 000
** Program Peningkatan Sistem Informasi Kesehatan dan 89,139,000.00 106,966,800.00 106,966,800.00 DINKES
Data
- Cakupan peningkatan informasi dan data
** Program Pencegahan Stunting dan Perbaikan Gizi 25,000,000.00 30,000,000.00 30,000,000.00 DINKES
Masyarakat
- Prevalensi Stunting (Pendek & Sangat) Pendek 31.18% 29.55% 29.55%
pada anak batuta ( < 2 tahun )
Page 4 of 25
Bidang Urusan Pemerintahan dan Indikator Kondisi Kinerja Tahun 2020 Tahun 2021 Kondisi Kinerja Akhir RPJMD OPD Penanggung
Program Prioritas Pembangunan Kinerja Program (outcome) Awal RPJMD jawab
(Tahun 0) Target Rp. Target Rp. Target Rp.
** Program Survelance dan Pencegahan Penyakit Tidak 282,000,000.00 338,400,000.00 338,400,000.00 DINKES
Menular (TPM)
- Cakupan penderita ganguan jiwa berat (ODGJ) yg 65.00 70.00 70.00
diobati
- Prevalensi Penderita Penyakit Tidak Menular
** Program Peningkatan Kualitas Pelayan Kesehatan pada 70,236,847,773.60 84,284,217,328.32 84,284,217,328.32 DINKES
Badan Layanan Umum Daerah
- Cakupan peningkatan kualitas pelayanan
kesehatan
** Program Penyediaan Jasa Tenaga Teknis Pelayanan 4,834,724,000.00 5,801,668,800.00 5,801,668,800.00 DINKES
Kesehatan di Rumah Sakit
- Cakupan ketersediaan tenaga teknis perkantoran
Rumah Sakit
URUSAN
PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG
** Program Pembangunan Jalan dan Jembatan 316,176,249,000.00 379,411,498,800.00 379,411,498,800.00 DINAS PU-PR
- Persentase Jalan kabupaten dalam kondisi baik 59.37 66.07 66.07
** Program Rehabilitasi/Pemeliharaan Jalan dan Jembatan 10,159,500,000.00 12,191,400,000.00 12,191,400,000.00 DINAS PU-PR
- Persentase Jumlah Jembatan Kabupaten dalam 88.92 92.1 92.1
Kondisi Baik
** Program Peningkatan Sarana dan Prasarana 210,000,000.00 252,000,000.00 252,000,000.00 DINAS PU-PR
Kebinamargaan
Page 5 of 25
Bidang Urusan Pemerintahan dan Indikator Kondisi Kinerja Tahun 2020 Tahun 2021 Kondisi Kinerja Akhir RPJMD OPD Penanggung
Program Prioritas Pembangunan Kinerja Program (outcome) Awal RPJMD jawab
(Tahun 0) Target Rp. Target Rp. Target Rp.
** Program Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan 22,612,784,500.00 27,135,341,400.00 27,135,341,400.00 DINAS PU-PR
Irigasi, Rawa dan Jaringan Pengairan Lainnya
- Persentase Jumlah Bangunan Air dalam Konidisi 81.84 82.96 82.96
Baik
- Rasio Jaringan Irigasi/Rawa dalam Kondisi Baik 30.84 31.02 31.02
(m/Ha)
** Program Penyediaan dan Pengolahan Air Baku 130,000,000.00 156,000,000.00 156,000,000.00 DINAS PU-PR
-
** Program Pengembangan, Pengelolaan dan Konversi 80,000,000.00 96,000,000.00 96,000,000.00 DINAS PU-PR
Sungai, Danau dan Sumber Daya Air Lainnya
-
** Program Perencanaan dan Pengendalian Bidang ke PU- 613,000,000.00 735,600,000.00 735,600,000.00 DINAS PU-PR
an
-
Page 6 of 25
Bidang Urusan Pemerintahan dan Indikator Kondisi Kinerja Tahun 2020 Tahun 2021 Kondisi Kinerja Akhir RPJMD OPD Penanggung
Program Prioritas Pembangunan Kinerja Program (outcome) Awal RPJMD jawab
(Tahun 0) Target Rp. Target Rp. Target Rp.
URUSAN
PERUMAHAN RAKYAT DAN KAWASAN PERMUKIMAN
URUSAN
KETENTERAMAN, KETERTIBAN UMUM DAN
PERLINDUNGAN MASYARAKAT
Page 7 of 25
Bidang Urusan Pemerintahan dan Indikator Kondisi Kinerja Tahun 2020 Tahun 2021 Kondisi Kinerja Akhir RPJMD OPD Penanggung
Program Prioritas Pembangunan Kinerja Program (outcome) Awal RPJMD jawab
(Tahun 0) Target Rp. Target Rp. Target Rp.
** Program Penanganan Darurat Bencana, Logistik dan 300,000,000.00 360,000,000.00 360,000,000.00 BPBD
Peralatan
- Persentase bantuan bencana yang tersalurkan
- Persentase penanganan kejadian bencana
** Program Bina Manunggal TNI Dan Rakyat 500,000,000.00 600,000,000.00 600,000,000.00 KESBANGPOL
- -
URUSAN
SOSIAL
Page 8 of 25
Bidang Urusan Pemerintahan dan Indikator Kondisi Kinerja Tahun 2020 Tahun 2021 Kondisi Kinerja Akhir RPJMD OPD Penanggung
Program Prioritas Pembangunan Kinerja Program (outcome) Awal RPJMD jawab
(Tahun 0) Target Rp. Target Rp. Target Rp.
** Program Rehabilitasi dan Perlindungan Jaminan Sosial 651,352,400.00 781,622,880.00 781,622,880.00 SOSIAL PMD
- Persentase (%) PMKS yang mendapatkan 100% 100% 100%
rehabilitasi dan perlindungan jaminan sosial
** Program Pemberdayaan Sosial dan Penanganan Fakir 912,905,000.00 1,095,486,000.00 1,095,486,000.00 SOSIAL PMD
Miskin
- Persentase (%) fakir miskin dan lembaga 80% 85% 85%
kesejahteraan sosial yang mendapatkan
pemberdayaan sosial
URUSAN
TENAGA KERJA
** Program Pelatihan dan Penempatan Tenaga Kerja 260,212,654.00 312,255,184.80 312,255,184.80 NAKERTRANS
- Persentase pencari kerja yang ditempatkan 86% 90% 90%
- Produktifitas Tenaga Kerja Rp Rp Rp
70.825.2 78.261.8 78.261.8
21 70 70
** Program Peningkatan Kompetensi dan Daya Saing 432,500,000.00 519,000,000.00 519,000,000.00 NAKERTRANS
Tenaga Kerja
- Persentase penduduk angkatan kerja yang 48% 50% 50%
dipersiapkan untuk memasuki dunia kerja
- Persentase Pengangguran Terbuka yang memiliki 1,40% 1,35% 1,35%
keterampilan
- Persentase Tenaga Kerja yang mendapatkan 48% 50% 50%
Pelatihan berbasis Kompotensi terhadap Jumlah
Pengangguran Terbuka
URUSAN
PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN
ANAK
Page 9 of 25
Bidang Urusan Pemerintahan dan Indikator Kondisi Kinerja Tahun 2020 Tahun 2021 Kondisi Kinerja Akhir RPJMD OPD Penanggung
Program Prioritas Pembangunan Kinerja Program (outcome) Awal RPJMD jawab
(Tahun 0) Target Rp. Target Rp. Target Rp.
URUSAN
PANGAN
URUSAN
LINGKUNGAN HIDUP
** Program Perlindungan Dan Konservasi Sumber Daya 194,500,000.00 233,400,000.00 233,400,000.00 PERKIM LH
Alam
- Jumlah Kampung Iklim yang ditangani 8 11 11
** Program Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) 968,769,000.00 1,162,522,800.00 1,162,522,800.00 PERKIM LH
- Rasio Ruang Terbuka Hijau per Satuan Luas 2.85 3.07 3.07
Wilayah ber HPL/HGB
URUSAN
ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL
Page 10 of 25
Bidang Urusan Pemerintahan dan Indikator Kondisi Kinerja Tahun 2020 Tahun 2021 Kondisi Kinerja Akhir RPJMD OPD Penanggung
Program Prioritas Pembangunan Kinerja Program (outcome) Awal RPJMD jawab
(Tahun 0) Target Rp. Target Rp. Target Rp.
** Program Pemanfaatan Data dan Inovasi Pelayanan 325,000,000.00 390,000,000.00 390,000,000.00 DUK CAPIL
- -
URUSAN
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA
** Program Pemberdayaan Kelembagaan Desa dan 1,185,937,000.00 1,423,124,400.00 1,423,124,400.00 SOSIAL PMD
Penguatan Partisipasi Masyarakat
- Persentase (%) lembaga kemasyarakatan desa 80% 85% 85%
yang diberdayakan
- Persentase (%) Pemberdayaan Masyarakat 100% 100% 100%
terhadap Lembaga Ekonomi Desa, SDA dan
pemanfaatan TTG serta pengembangan kawasan
perdesaan
** Program Pembinaan Administrasi dan Tata 1,065,968,100.00 1,279,161,720.00 1,279,161,720.00 SOSIAL PMD
Pemerintahan Desa
- Jumlah desa maju dan mandiri
- Persentase (%) Desa yang dibina dalam hal 100% 100% 100%
pengelolaan keuangan dan aset, administrasi dan
tata pemerintahan desa
Page 11 of 25
Bidang Urusan Pemerintahan dan Indikator Kondisi Kinerja Tahun 2020 Tahun 2021 Kondisi Kinerja Akhir RPJMD OPD Penanggung
Program Prioritas Pembangunan Kinerja Program (outcome) Awal RPJMD jawab
(Tahun 0) Target Rp. Target Rp. Target Rp.
URUSAN
PENGENDALIAN PENDUDUK DAN KELUARGA
BERENCANA
URUSAN
PERHUBUNGAN
** Program Rehabilitasi Dan Pemeliharaan Prasarana Dan 9,741,785,000.00 11,690,142,000.00 11,690,142,000.00 DISHUB
Fasilitas LLAJ
-
** Program Pengendalian Dan Pengamanan Lalu Lintas 23,988,241,690.00 28,785,890,028.00 28,785,890,028.00 DISHUB
-
URUSAN
KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA
** Program Pengelolaan Informasi dan Komunikasi Publik 250,000,000.00 300,000,000.00 300,000,000.00 DISKOMINFO
- Rasio penyebaran informasi ke desa-desa di
Kabupaten Sambas
Page 12 of 25
Bidang Urusan Pemerintahan dan Indikator Kondisi Kinerja Tahun 2020 Tahun 2021 Kondisi Kinerja Akhir RPJMD OPD Penanggung
Program Prioritas Pembangunan Kinerja Program (outcome) Awal RPJMD jawab
(Tahun 0) Target Rp. Target Rp. Target Rp.
URUSAN
KOPERASI,USAHA KECIL DAN MENENGAH
** Program pengawasan dan pemeriksaan koperasi 100,000,000.00 120,000,000.00 120,000,000.00 KOP UKM
PERINDAG
- Persentase koperasi dalam pengawasan dan 4 4,50 4,50
pemeriksaan
** Program pemberdayaan usaha skala mikro 200,000,000.00 240,000,000.00 240,000,000.00 KOP UKM
PERINDAG
- Persentase Pemberdayaan Usaha Mikro 98,60 98,40 98,40
** Program pemberdayaan dan peningkatan manajemen 385,000,000.00 462,000,000.00 462,000,000.00 KOP UKM
usaha koperasi PERINDAG
- Persentase Koperasi Yang Mendapat Fasilitas
Peningkatan Manajemen Usaha
URUSAN
PENANAMAN MODAL
** Program Peningkatan Promosi Dan Kerjasama Investasi 225,000,000.00 270,000,000.00 270,000,000.00 PEN.MODAL PTSP
- Nilai investasi 10 10 10
Page 13 of 25
Bidang Urusan Pemerintahan dan Indikator Kondisi Kinerja Tahun 2020 Tahun 2021 Kondisi Kinerja Akhir RPJMD OPD Penanggung
Program Prioritas Pembangunan Kinerja Program (outcome) Awal RPJMD jawab
(Tahun 0) Target Rp. Target Rp. Target Rp.
** Program Peningkatan dan Pengembangan Pelayanan 403,000,000.00 483,600,000.00 483,600,000.00 PEN.MODAL PTSP
Terpadu Satu Pintu
- Persentase Peningkatan Nilai Survey Kepuasan 90.85 94.18 94.18
Masyarakat
** Program Pelayanan Perizinan dan Non Perizinan 830,000,000.00 996,000,000.00 996,000,000.00 PEN.MODAL PTSP
- Persentase Peningkatan Pelayanan Perizinan dan
Non Perizinan Tepat Waktu
URUSAN
KEPEMUDAAN DAN OLAHRAGA
URUSAN
STATISTIK
URUSAN
KEBUDAYAAN
Page 14 of 25
Bidang Urusan Pemerintahan dan Indikator Kondisi Kinerja Tahun 2020 Tahun 2021 Kondisi Kinerja Akhir RPJMD OPD Penanggung
Program Prioritas Pembangunan Kinerja Program (outcome) Awal RPJMD jawab
(Tahun 0) Target Rp. Target Rp. Target Rp.
URUSAN
PERPUSTAKAAN
** Program Pengembangan Kualitas Sumber Daya 50,000,000.00 60,000,000.00 60,000,000.00 PERPUS ARDA
Perpustakaan
- Persentase pustakawan, tenaga teknis, dan penilai
yang memiliki sertifikat
** Program Pelaksanaan Pelestarian Bahan Pustaka 25,000,000.00 30,000,000.00 30,000,000.00 PERPUS ARDA
- Persentase koleksi Bahan Pustaka yang rusak /
hilang.
** Program Pengembangan Budaya Gemar Membaca 80,000,000.00 96,000,000.00 96,000,000.00 PERPUS ARDA
- Jumlah Anggota Perpustakaan
- Jumlah Pengunjung Perpustakaan Daerah Per 14149 18669 18669
Tahun
- Jumlah rata-rata pengunjung perpustakaan/tahun
** Program Peningkatan Pelayanan dan Koleksi Bahan 1,173,000,000.00 1,407,600,000.00 1,407,600,000.00 PERPUS ARDA
Perpustakaan
- Koleksi Buku yang Tersedia di Perpustakaan 25578 26578 26578
Daerah
- Persentase Kenaikan koleksi Bahan Pustaka
URUSAN
KEARSIPAN
** Program Peningkatan Sistem Administrasi Kearsipan 127,750,000.00 153,300,000.00 153,300,000.00 PERPUS ARDA
- Persentase Perangkat Daerah yang mengelola
arsip secara baku
** Program Penyelamatan dan Pelestarian Dokumen/Arsip 77,000,000.00 92,400,000.00 92,400,000.00 PERPUS ARDA
Daerah
- Jumlah arsip yang terjaga kelestariannya
Page 15 of 25
Bidang Urusan Pemerintahan dan Indikator Kondisi Kinerja Tahun 2020 Tahun 2021 Kondisi Kinerja Akhir RPJMD OPD Penanggung
Program Prioritas Pembangunan Kinerja Program (outcome) Awal RPJMD jawab
(Tahun 0) Target Rp. Target Rp. Target Rp.
URUSAN
KELAUTAN DAN PERIKANAN
** Program Pengembangan Kawasan Budidaya Laut, Air 1,944,990,800.00 2,333,988,960.00 2,333,988,960.00 P2 KESWAN
Payau dan Air Tawar
-
** Program pengelolaan sumber daya perairan umum 250,000,000.00 300,000,000.00 300,000,000.00 P2 KESWAN
daratan dan penyelengaraan TPI
-
URUSAN
PARIWISATA
Page 16 of 25
Bidang Urusan Pemerintahan dan Indikator Kondisi Kinerja Tahun 2020 Tahun 2021 Kondisi Kinerja Akhir RPJMD OPD Penanggung
Program Prioritas Pembangunan Kinerja Program (outcome) Awal RPJMD jawab
(Tahun 0) Target Rp. Target Rp. Target Rp.
URUSAN
PERTANIAN
URUSAN
PERDAGANGAN
** Program Perlindungan Konsumen dan Pengamanan 515,000,000.00 618,000,000.00 618,000,000.00 KOP UKM
Perdagangan PERINDAG
- Persentase Perlindungan Konsumen dan Tertib 100 100 100
Niaga
** Program Peningkatan dan Pengembangan Ekspor 150,000,000.00 180,000,000.00 180,000,000.00 KOP UKM
PERINDAG
- Persentase Peningkatan Calon Eksportir
Page 17 of 25
Bidang Urusan Pemerintahan dan Indikator Kondisi Kinerja Tahun 2020 Tahun 2021 Kondisi Kinerja Akhir RPJMD OPD Penanggung
Program Prioritas Pembangunan Kinerja Program (outcome) Awal RPJMD jawab
(Tahun 0) Target Rp. Target Rp. Target Rp.
** Program Pembinaan Pedagang Kaki Lima dan Asongan 75,000,000.00 90,000,000.00 90,000,000.00 KOP UKM
PERINDAG
- Persentase pembinaan pedagang kaki lima dan
asongan
** Program pengembangan dan pengelolaan sarana 10,415,000,000.00 12,498,000,000.00 12,498,000,000.00 KOP UKM
distribusi perdagangan PERINDAG
- Persentase pemgembangan dan pengelolaan 93 94 94
sarana distribusi perdagangan
URUSAN
PERINDUSTRIAN
** Program Pengembangan Industri Kecil dan Menengah 565,800,000.00 678,960,000.00 678,960,000.00 KOP UKM
PERINDAG
- Persentase industri yang dibina 1,80 1,82 1,82
URUSAN
TRANSMIGRASI
Page 18 of 25
Bidang Urusan Pemerintahan dan Indikator Kondisi Kinerja Tahun 2020 Tahun 2021 Kondisi Kinerja Akhir RPJMD OPD Penanggung
Program Prioritas Pembangunan Kinerja Program (outcome) Awal RPJMD jawab
(Tahun 0) Target Rp. Target Rp. Target Rp.
URUSAN
PERENCANAAN
Page 19 of 25
Bidang Urusan Pemerintahan dan Indikator Kondisi Kinerja Tahun 2020 Tahun 2021 Kondisi Kinerja Akhir RPJMD OPD Penanggung
Program Prioritas Pembangunan Kinerja Program (outcome) Awal RPJMD jawab
(Tahun 0) Target Rp. Target Rp. Target Rp.
URUSAN
KEUANGAN
** Progam Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan 2,010,606,946.00 2,412,728,335.20 2,412,728,335.20 BADAN KEU-DA
Keuangan Daerah
- Penetapan APBD tepat waktu tepat tepat tepat
waktu waktu waktu
- Penyampaian Laporan Keuangan Pemerintah tepat tepat tepat
Daerah (LKPD) tepat waktu waktu waktu waktu
- Persentase kinerja kesehatan fiskal dan
pengelolaan keuangan daerah
- Persentase tata kelola keuangan daerah yang
akuntabel, transparan dan tepat waktu
** Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan 678,830,593.00 814,596,711.60 814,596,711.60 BADAN KEU-DA
Barang Milik Daerah
- Persentase kinerja pengelolaan aset daerah
- Persentase tata kelola aset derah sesuai ketentuan
yang berlaku
** Program Optimalisasi Peningkatan Pendapatan Daerah 1,162,360,809.00 1,394,832,970.80 1,394,832,970.80 BADAN KEU-DA
- Cakupan pelaksanan pengawasan dan
pengendalian kebijakan KDH
- Persentase Peningkatan Pendapatan Sektor PBB
- Persentase Peningkatan Penerimaan Pajak Daerah
URUSAN
KEPEGAWAIAN DAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
Page 20 of 25
Bidang Urusan Pemerintahan dan Indikator Kondisi Kinerja Tahun 2020 Tahun 2021 Kondisi Kinerja Akhir RPJMD OPD Penanggung
Program Prioritas Pembangunan Kinerja Program (outcome) Awal RPJMD jawab
(Tahun 0) Target Rp. Target Rp. Target Rp.
** Program Penilaian Kinerja Aparatur dan Penghargaan 515,000,000.00 618,000,000.00 618,000,000.00 BKP-SDM
- Penyelesaian Kasus - kasus pelanggaran disipin 90 90 90
Kepegawaian
- Persentase penyelesaian usulan PNS yang
memenuhi persyaratan untuk mendapatkan
penghargaan SLKS
- Persentase PNS yang capaian kinerjanya minimal
baik
URUSAN
PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
URUSAN
PEMERINTAHAN UMUM
Page 21 of 25
Bidang Urusan Pemerintahan dan Indikator Kondisi Kinerja Tahun 2020 Tahun 2021 Kondisi Kinerja Akhir RPJMD OPD Penanggung
Program Prioritas Pembangunan Kinerja Program (outcome) Awal RPJMD jawab
(Tahun 0) Target Rp. Target Rp. Target Rp.
danKerjasama Daerah
** Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan 110,000,000.00 132,000,000.00 132,000,000.00 SETDA
Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan KDH
- -
Page 22 of 25
Bidang Urusan Pemerintahan dan Indikator Kondisi Kinerja Tahun 2020 Tahun 2021 Kondisi Kinerja Akhir RPJMD OPD Penanggung
Program Prioritas Pembangunan Kinerja Program (outcome) Awal RPJMD jawab
(Tahun 0) Target Rp. Target Rp. Target Rp.
** Program Koordinasi dan Monitoring Evaluasi Kebijakan 400,000,000.00 480,000,000.00 480,000,000.00 SETDA
Bidang Ekonomi dan Sumber Daya Alam
- Jumlah BUMD yang masuk kategori sehat
- Prosentase kontribusi BUMD terhadap PAD
** Program Koordinasi dan Monitoring Evaluasi Kebijakan 2,087,742,303.00 2,505,290,763.60 2,505,290,763.60 SETDA
Bidang Kesejahteraan Rakyat
- -
** Program Pelaporan Capaian Kinerja Pemerintah Daerah 50,000,000.00 60,000,000.00 60,000,000.00 SETDA
- Penyampaian Laporan
PenyelenggaraanPemerintah Daerah (LPPD)
tepat waktu
** Program Penyelamatan dan Pelestarian Dokumen Arsip 24,357,089.23 29,228,507.08 29,228,507.08 SETDA
- -
Page 23 of 25
Bidang Urusan Pemerintahan dan Indikator Kondisi Kinerja Tahun 2020 Tahun 2021 Kondisi Kinerja Akhir RPJMD OPD Penanggung
Program Prioritas Pembangunan Kinerja Program (outcome) Awal RPJMD jawab
(Tahun 0) Target Rp. Target Rp. Target Rp.
- -
** Program Pembinaan dan Layanan Pengadaan Barang 450,000,000.00 540,000,000.00 540,000,000.00 SETDA
dan Jasa
- prosentase proses pengadaan barang dan
jasayang kridibel dan transparan
** Program Peningkatan Kapasitas Lembaga Perwakilan 1,146,999,745.00 1,376,399,694.00 1,376,399,694.00 SET DPRD
Rakyat Daerah
- Cakupan Peningkatan Kapasitas Lembaga 98 99 99
Perwakilan Rakyat Daerah
** Program Peningkatan Koordinasi dan Pengawasan 3,403,496,500.00 4,084,195,800.00 4,084,195,800.00 SET DPRD
Pelaksanaan Pemerintahan,Pembangunan Pembinaan
Kemasyarakatan
- -
** Program Peningkatan Pelaksanaan Tugas dan Fungsi 437,681,927.00 525,218,312.40 525,218,312.40 SET DPRD
DPRD Lainnya
- -
** Program Pembahasan Rancangan Peraturan Daerah 1,349,439,860.00 1,619,327,832.00 1,619,327,832.00 SET DPRD
- -
** Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan 2,030,000,000.00 2,436,000,000.00 2,436,000,000.00 INSPEKTORAT
Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan KDH
- Persentase Perangkat Daerah yang telah
menerapkan SPIP pada level 3
- Persentase temuan kerugian negara/daerah
Page 24 of 25
Bidang Urusan Pemerintahan dan Indikator Kondisi Kinerja Tahun 2020 Tahun 2021 Kondisi Kinerja Akhir RPJMD OPD Penanggung
Program Prioritas Pembangunan Kinerja Program (outcome) Awal RPJMD jawab
(Tahun 0) Target Rp. Target Rp. Target Rp.
Page 25 of 25
BAB VIII
KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH
Penetapan indikator kinerja digunakan untuk mengukur kinerja atau keberhasilan visi dan
misi bupati dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah pada akhir masa jabatan. Hal ini
ditunjukkan dari akumulasi pencapaian indikator outcomes program pembangunan daerah setiap
tahun atau indikator capaian yang bersifat mandiri setiap tahun sehingga kondisi kinerja yang
diinginkan pada akhir periode RPJMD dapat dicapai.
Suatu indikator kinerja daerah dapat dirumuskan berdasarkan hasil analisis pengaruh dari
satu atau lebih indikator capaian kinerja program (outcomes) terhadap tingkat capaian indikator
kinerja daerah berkenaan. Untuk mencapai indikator utama Bupati tersebut, merupakan agregasi
dan akumulasi capaian kinerja dari indikator kinerja program yang bersifat outcomes yang
dilaksanakan Perangkat Daerah. Selanjutnya indikator kinerja program yang terukur dilaksanakan
Perangkat Daerah merupakan agregasi dan akumulasi dari hasil pengaruh satu atau lebih indikator
kinerja kegiatan yang bersifat keluaran (outputs) yang dilaksanakan Perangkat Daerah.
Indikator kinerja juga dapat memberi gambaran tentang prestasi yang diharapkan di masa
mendatang. Indikator dan target kinerja dinyatakan dengan jelas pada tahap perencanaan dan akhir
pelaksanaan. Hal ini untuk menjamin aspek akuntabilitas pencapaian kinerja. Oleh karena itu, target
kinerja harus menggambarkan secara langsung pencapaian sasaran pembangunan jangka
menengah daerah dan memenuhi kriteria specific, measurable, achievable, relevant, time bond dan
continously improve(SMART-C).
Pencapaian indikator kinerja yang telah ditetapkan merupakan keberhasilan dari tujuan dan
sasaran pembangunan daerah tahun 2016-2021 yang telah direncanakan. Hal ini menuntut adanya
berbagai indikator kinerja pemerintah daerah terutama dengan pelaksanaan penyelenggaraan
pemerintahan daerah yang otonom sesuai pembagian urusan yang dilaksanakan pemerintah
daerah, yaitu: urusan wajib dan pilihan. Ukuran keberhasilan pencapaian kinerja suatu daerah
membutuhkan indikator yang mampu menggambarkan kemajuan daerah, yang diperlukan publik
dalam rangka perwujudan akuntabilitas dan transparansi penyelenggaraan pemerintahan,
pembangunan daerah dan pembinaan kemasyarakatan.
Bab ini menyajikan indikator kinerja daerah yang bertujuan untukmemberi gambaran tentang
ukuran keberhasilan pencapaian visi dan misikepala daerah dan wakil kepala daerah yang ditetapkan
menjadi IndikatorKinerja Utama (IKU) daerah dan indikator kinerja penyelenggaraanpemerintahan
daerah yang ditetapkan menjadi Indikator Kinerja Daerahdari setiap aspek, fokus menurut bidang
urusan penyelenggaraanpemerintahan daerah sesuai dengan kewenangan yang ada. Tabel Indikator
Kinerja Utama disajikan pada tabel 8.1, sedangkan tabelPenetapan Indikator Kinerja Daerah Terhadap
Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan dapat dilihat pada tabel 8.2.
Perubahan RPJMD Kabupaten Sambas Tahun 2016 – 2021 ini merupakan dokumen
yang menjabarkan perencanaan kinerja pemerintah daerah yang akan dicapai dan disesuaikan
dengan masa jabatan Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Sambas. RPJMD ini merupakan
dokumen strategis yang akan mengarahkan perkembangan dan pembangunan Kabupaten
Sambas beserta target yang hendak dicapai selama kurun waktu 5 tahun.
BUPATI SAMBAS,
TTD
MARJUNI, SH
Pembina Tk. I (IV/b)
NIP. 19680612 199710 1 001