Anda di halaman 1dari 5

PANTAI CEMARA KABUPATEN BANYUWANGI, PESISIR YANG

TERANCAM LENYAP NAMUN BUKAN KARENA LAUT


Dwi Prawira Kusuma

NRP 5020201038, Departemen Teknik Kelautan, ITS


Artikel ini telah diunggah di https://intip.in/KompasianaPantaiCemara
Seorang pemuda berdiri mengamati pantai berpasir hitam tersebut.
Menggunakan ponselnya, ia memotret setiap sudut pantai yang membuatnya
tertarik.
Kondisi pantai saat itu tidak begitu istimewa. Karena ia datang di saat surut,
sehingga permasalahan utamanya tidak terlihat jelas. Meskipun begitu, jejak-jejak
keganasan laut terekam samar melalui lensa kamera ponselnya.

Sebuah pohon cemara roboh terkena dampak erosi di Pantai Cemara, Kabupaten Banyuwangi.
Foto diambil pada Selasa, 6 September 2022.

Orang awam yang pertama kali datang ke sana tidak akan mendapatkan
gambaran tentang ancaman apa yang mengintai pantai tersebut. Apalagi ketika
mereka datang di saat surut seperti pemuda itu, mereka akan menganggap pantai itu
sebagai pantai berpasir hitam biasa saja, layaknya pantai-pantai timur Kabupaten
Banyuwangi lainnya.

Akan tetapi, apabila diamati dengan lebih mendalam, tergambar jelas


tentang nasib yang menunggu pantai itu di masa depan. Lenyap.
Pantai itu adalah Pantai Cemara. Sebuah pantai berpasir hitam yang terletak
tidak jauh dari pusat kota Banyuwangi. Meskipun tidak sepopuler destinasi wisata
lainnya di Banyuwangi seperti Pantai Pulau Merah atau Kawah Ijen, pantai ini
terhitung cukup ramai dikunjungi oleh wisatawan.

Pantai Cemara memiliki ciri khas. Sesuai dengan namanya, sepanjang


pesisir pantai ini banyak ditumbuhi pohon cemara. Selain itu, di pantai ini juga
terdapat tempat pembudidayaan telur penyu. Hal ini yang menjadi daya tarik bagi
para wisatawan.
Dibalik popularitasnya, pantai ini menghadapi permasalahan yang sangat
berat dan mungkin yang paling berat yang ada di Kabupaten Banyuwangi. Musuh
utama dari pantai ini ialah erosi.
Erosi pantai sendiri umumnya didefinisikan sebagai terkikisnya garis pantai
akibat pengaruh gelombang ataupun arus laut. Erosi ini adalah hal yang umum
terjadi di dunia karena memang garis pantai di seluruh dunia selalu berubah-ubah.
Akan tetapi, kasus ini menjadi kasus yang istimewa di Pantai Cemara karena
intensitasnya yang sangat masif.

Citra satelit Pantai Cemara di bulan September 2019 (sumber Google Earth)

Citra satelit Pantai Cemara di bulan April 2021 (sumber Google Earth)
Bisa dilihat dari kedua gambar di atas, di mana garis Pantai Cemara benar-
benar dikikis habis oleh lautan. Bahkan dari gambar kita bisa melihat banyak pohon
cemara yang lenyap terbawa oleh arus laut.
Sekilas dari gambar mungkin tersangkanya sudah bisa diketahui. Akan
tetapi, ternyata setelah dilakukan perhitungan tinggi gelombang dan arus di sekitar
wilayah pantai, ternyata kekuatan laut tidaklah begitu besar hingga bisa menggerus
pesisir pantai hingga sejauh itu. Lantas apa yang menjadi permasalahan utamanya?

Citra satelit lebih jauh Pantai Cemara yang memperlihatkan kondisi pantai yang tidak terkikis pada
bulan Maret 2014 (sumber Google Earth)

Citra satelit lebih jauh Pantai Cemara yang memperlihatkan kondisi pantai yang sudah terkikis
dikarenakan adanya perubahan bentuk muara yang mengarah ke arah utara mengubah garis pantai
pada bulan April 2021 (sumber Google Earth)
Dari dua citra satelit di atas, kita bisa melihat bahwa tersangka utama yang
menggerus pesisir Pantai Cemara tidak lain adalah perubahan muara sungai yang
berada di selatan pantai.
Ketika kondisi pantai masih aman dan belum terkena erosi, muara sungai
yang berada di selatan pantai masih terhubung secara langsung ke laut sehingga
arus muara sungai tidak menggerus garis pantai.
Sementara dalam citra satelit terbaru diketahui bahwa muara sungai tertutup
oleh adanya sedimen pasir berwarna hitam yang membuat muara berubah arah
mengarah ke Pantai Cemara. Arus yang kencang dari sungai menggerus garis
pantai, menghanyutkan pepohonan cemara yang ada hingga menghancurkan
infrastruktur yang dibangun di sana.
Kemudian muncul pertanyaan lainnya. Apa yang membuat sedimen ini tiba-
tiba muncul dan mengalihkan arah muara sungai? Jawabannya adalah gelombang
dan arus laut.
Sedimen ini terbawa oleh arus sejajar pantai yang di dalam dunia kelautan
umumnya disebut dengan nama longshore current. Arus ini membawa sedimen-
sedimen pasir halus yang mana akan mengendap di beberapa tempat tertentu, dalam
kasus ini menutup muara sungai yang ada di selatan Pantai Cemara.
Mengingat kondisi sekarang yang mana perubahan yang sangat cepat dan
masif terjadi dalam waktu yang singkat, tidak lama lagi garis Pantai Cemara akan
lenyap total tanpa ada sisa.
Lalu bagaimana cara untuk mengatasinya?

Cara terbaik adalah dengan cara membuat agar mulut sungai tetap terbuka
dan tidak berbelok seperti yang terjadi saat ini. Hal ini dapat dilakukan dengan
membangun struktur pantai bernama Jetties yang dapat membuat bentuk mulut
sungai menjadi baku dan tidak akan berubah-ubah.
Jetties ini adalah sebuah bangunan yang dibuat dengan memanjangkan sisi-
sisi muara sungai menggunakan beton atau batuan dengan desain yang sedemikian
rupa sehingga sungai tidak akan mengalami pendangkalan maupun perubahan
bentuk muara sungai.

Sayangnya, biaya pembangunan Jetties ini sangatlah mahal dan tentu saja
pemerintah daerah akan lebih memilih untuk mengalihkan dananya ke sektor
lainnya yang jauh lebih vital.

Hal ini memaksa pemerintah setempat bekerja sama dengan masyarakat


sekitar untuk mengambil cara lain dalam mengurangi dampak buruk erosi tersebut.
Salah satunya adalah dengan menanam pepohonan bakau hingga cemara baru di
daerah rawan erosi dengan harapan tanah di mana akar tanaman-tanaman tersebut
berada tidak akan mudah tergerus oleh air.
Sayangnya, sesuai dengan foto yang diabadikan oleh pemuda di awal tadi,
hal itu kurang berhasil dan tidak efektif.

Kolase foto-foto dampak erosi terhadap vegetasi dan tanah di Pantai Cemara Kabupaten
Banyuwangi. Foto diambil pada Selasa, 6 September 2022

Apabila pemerintah daerah tidak memberikan perhatian lebih terhadap


pantai ini, tidak mustahil di masa depan Pantai Cemara Kabupaten Banyuwangi
akan lenyap dan berubah menjadi lautan lepas.

Anda mungkin juga menyukai