A. Pendahuluan
Standards for Science Teacher Preparation (NSTA, 2003: 8) merekomendasikan guru-
guru IPA sekolah dasar dan menengah untuk memiliki kecenderungan interdisipliner pada
IPA. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2007
tentang Standar Kualifikasi dan Kompetensi Guru menyebutkan bahwa kompetensi guru
mata pelajaran IPA SMP/MTs salah satunya adalah memahami hubungan antar berbagai
cabang IPA, dan hubungan IPA dengan matematika dan teknologi. Sebagai usaha untuk
memenuhi tuntutan tersebut, guru-guru IPA SMP/MTs hendaknya disiapkan untuk memiliki
kompetensi dalam biologi, kimia, fisika, bumi dan antariksa serta bidang IPA lainnya, seperti
kesehatan, lingkungan, dan astronomi.
Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, pasal
26 menyebutkan, bahwa standar kompetensi lulusan pada jenjang pendidikan tinggi bertujuan
untuk mempersiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang berakhlak mulia,
memiliki pengetahuan, keterampilan, kemandirian, dan sikap untuk menemukan,
mengembangkan serta menerapkan ilmu, teknologi, dan seni yang bermanfaat bagi
kemanusiaan. Selanjutnya dalam pasal 28, ayat (1) disebutkan, bahwa pendidikan tinggi
harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran, sehat
jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan
nasional. Pada ayat (2) disebutkan, bahwa kualifikasi akademik sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) adalah tingkat pendidikan minimal yang harus dipenuhi oleh seorang pendidik yang
dibuktikan dengan ijasah dan/atau sertifikat keahlian yang relevan sesuai dengan perundang-
undangan yang berlaku.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 74 tahun 2008 pasal 2 ayat (2)
menyebutkan, bahwa kompetensi guru meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi
kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui
pendidikan profesi. Pada ayat (4) dijelaskan, bahwa kompetensi pedagogik merupakan
kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajaran peserta didik, sedangkan pada ayat (7)
dijelaskan, bahwa kompetensi profesional merupakan kemampuan guru dalam menguasai
pengetahuan bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau seni dan budaya yang diampunya.
B. Rasional Integrated Science (IPA Terpadu)
Model pembelajaran terpadu adalah suatu pendekatan pembelajaran yang melibatkan
beberapa bidang studi untuk memberikan pengalaman yang bermakna kepada siswa.
Bermakna artinya dalam pembelajaran terpadu, siswa akan memahami konsep-konsep yang
mereka pelajari melalui pengalaman langsung dan menghubungkannya dengan konsep lain
yang sudah mereka pahami (Kementrian Pendidikan Nasional, 2010: 6). Sedangkan IPA
terpadu adalah sebuah pendekatan integratif yang mensintesis perspektif (sudut
pandang/tinjauan) semua bidang kajian dalam IPA untuk memecahkan permasalahan. IPA
terpadu adalah suatu pendekatan pembelajaran IPA yang menghubungkan atau menyatu-
padukan berbagai bidang kajian IPA menjadi satu kesatuan bahasan. Pembelajaran IPA
secara terpadu juga harus mencakup dimensi sikap, proses, produk, aplikasi, dan kreativitas
Dari sejumlah model pembelajaran IPA terpadu yang dikemukakan Fogarty (1991: xv)
terdapat empat model yang potensial untuk diterapkan dalam pembelajaran IPA terpadu,
yaitu connected, webbed, shared, dan integrated. Empat model tersebut dipilih karena
konsep-konsep dalam Kompetensi Dasar (KD) IPA memiliki karakteristik yang berbeda-
beda, sehingga memerlukan model yang sesuai agar memberikan hasil yang optimal.
Ada sejumlah KD yang mengandung konsep saling beririsan/tumpang tindih, sehingga
bila dibelajarkan secara terpisah-pisah menjadi tidak efisien. Konsep-konsep semacam ini
memerlukan pembelajaran model integrated atau shared. Pada model integrated, materi
pembelajaran adalah KD-KD atau konsep-konsep dalam KD yang sepenuhnya beririsan;
sedangkan pada model shared, KD-KD atau konsep-konsep dalam KD yang dibelajarkan
tidak sepenuhnya beririsan, tetapi dimulai dari bagian yang beririsan.
Sejumlah KD lain mengandung konsep yang saling berkaitan tetapi tidak beririsan.
Untuk menghasilkan kompetensi yang utuh, konsep-konsep atau KD-KD tersebut harus
dikaitkan dengan suatu tema tertentu hingga menyerupai jaring laba-laba. Model semacam ini
disebut webbed. Oleh karena selalu memerlukan tema pengait, maka model webbed lazim
disebut model tematik.
Juga terdapat sejumlah KD yang contoh atau terapan konsepnya bertautan dengan KD
lain. Agar pembelajarannya menghasilkan kompetensi yang utuh, maka konsep-konsep
tersebut harus dipertautkan (connected) dalam pembelajarannya. Pada model connected ini
KD atau konsep pokok menjadi materi pembelajaran inti, sedangkan contoh atau terapan
konsep yang dikaitkan berfungsi untuk memperkaya.
Pada Tabel 1 disajikan karakteristik pembelajaran terpadu model integrated, shared,
webbed, dan connected (Fogarty, 1991: xv). Empat model keterpaduan dipilih karena konsep-
konsep dalam KD IPA memiliki karakteristik yang berbeda-beda, sehingga memerlukan
model yang sesuai agar memberikan hasil yang optimal. Berikut ini diberikan contoh untuk
masing-masing model.
Tabel 1. Empat Model Pembelajaran IPA Terpadu yang Potensial untuk Diterapkan
connected Membelajarkan
(lanjutan) sebuah
KD, konsep-konsep Melihat perma-
pada KD tersebut salahan tidak
dipertautkan dengan hanya dari satu Kaitan antara bidang kajian
konsep pada KD yang bidang kajian sudah tampak tetapi masih
lain Pembelajaran didominasi oleh bidang
dapat mengikuti kajian tertentu
KD-KD dalam
standar isi
Pada kurikulum 2013 versi revisi, seluruh pokok bahasan telah disusun menggunakan
pendekatan IPA Terpadu sehingga guru tidak lagi perlu menggabungkan KD satu dengan
yang lain. Guru diberi kebebasan untuk memilih materi (kedalaman dan keluasan) dan
kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan sesuai dengan kebutuhan tetapi tidak boleh
menyimpang dari KD yang telah dijabarkan dalam silabus. Guru harus menyampaikan materi
dengan pendekatan IPA terpadu yaitu dipandang dari disiplin ilmu IPA (fisika, kimia, dan
biologi) baik dengan model integrated, shared, webbed, atau connected.
IPA terpadu disebut juga IPA terintegrasi dari Sam Barrett, et al (1996 : xx-xxii)
dalam A Glencoe Program Merrill Physical Science yang mendesain pembelajaran IPA
dengan beberapa unsur integrasi dalam Activities; Mini-Labs; Problem Solving; Technology;
Skill Builders; Global Connections; Careers, dan Science and Literatur/Art.
Activities memberikan petunjuk tentang penggunaan peralatan laboratorium atau
pendekatan hands-on science; mini-labs memberi pedoman agar peserta didik dapat
merancang dan melakukan sendiri percobaan dengan peserta didik lain di luar kelas dengan
menggunakan bahan-bahan di sekitar tempat tinggal; problem solving memberikan tantangan
untuk memecahkan masalah dunia nyata atau pemahaman prinsip IPA; technology
menggambarkan penemuan baru, dan pengembangan instrumen baru serta aplikasi teknologi;
skill builders mengajak peserta didik mempertajam keterampilan IPA (Science Skill); global
connections membantu pada peserta didik untuk melihat bagaimana peserta didik melihat
sains fisika dihubungkan dengan sains lainnya; careers memberikan gambaran tentang
pekerjaan (karier) apa yang berhubungan dengan konsep IPA yang dipelajari; sedangkan
science and literatur/art memberi petujuk pada peserta didik untuk mengetahui bahan bacaan
(literature) yang terkait erat dengan konsep yang dipelajari serta contoh-contoh seni yang
berhubungan dengan konsep.
Trefil dan Hazen (2007: xi - xxviii) dalam bukunya yang berjudul The Sciences: An
Integrated Approach, menjelaskan, bahwa ada dua ciri utama yang membolehkan kita
memberikan satu teks yang bertujuan membantu siswa memperoleh scientific literacy, yaitu
adanya organisasi ide-ide utama dan integrasi jelas dalam sains.
Ide-ide utama yang dijelaskan dalam buku tersebut diorganisasikan dalam tema-tema
antara lain: sains: suatu cara untuk mengetahui; urutan alam semesta; energi, panas dan
hukum kedua termodinamika; listrik dan magnet; radiasi gelombang elektromagnetik; Albert
Einstein dan teori Relativitas; atom; mekanika kuantum; kombinasi atom; ikatan kimia;
materi dan sifat-sifatnya; inti atom; struktur akhir materi; bintang; kosmologi; bumi dan
planet-planet lain; tektonik lempeng; beberapa siklus bumi; strategi hidup; sel-sel hidup;
molekul-molekul kehidupan; genetika klasik dan modern; sains baru bagi kehidupan dan
evolusi. Tema-tema tersebut diuraikan dalam ide-ide utama dan setiap ide utama
diintegrasikan dalam seluruh bidang sains, yaitu fisika, kimia, lingkungan, geologi, kesehatan
dan keamanan, astronomi, teknologi, dan biologi (Trefil dan Hazen, 2007: 49).
SMA/MA
Merumuskan masalah,
mengajukan hipotesis,
SMP/MTs menentukan variabel,
Merumuskan masalah, merancang dan melakukan
memprediksi, melakukan percobaan, mengumpulkan
percobaan, dan mengolah data secara
mengumpulkan data sistematis, menarik
SD/MI secara akurat, mengolah kesimpulan, serta
Mengajukan pertanyaan, data secara sistematis,
menarik kesimpulan, mengomunikasikan hasil
memprediksi , melakukan
percobaan, mengumpulkan mengomunikasikan hasil percobaan secara lisan dan
percobaan secara lisan tertulis.
dan mengolah data, menarik
kesimpulan, dan maupun tertulis.
mengomunikasikan hasil
percobaan.
Kompetensi sikap spiritual dan sikap sosial dicapai melalui pembelajaran tidak langsung
(indirect teaching) yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah, dengan
memperhatikan karakteristik mata pelajaran serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.
Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan sepanjang proses
pembelajaran berlangsung, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan guru dalam
mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut.
Ruang lingkup materi mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam untuk setiap jenjang
ditunjukkan pada Tabel 3.
Ruang lingkup mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam SMP/MTs dijabarkan ke dalam
peta materi pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam setiap kelas sebagaimana ditampilkan
pada Tabel 5.
Tabel 5. Peta Materi Ilmu Pengetahuan Alam SMP/MTs
Kompetensi Sikap Spiritual dan Kompetensi Sikap Sosial dicapai melalui pembelajaran
tidak langsung (indirect teaching) pada pembelajaran Kompetensi Pengetahuan dan
Kompetensi Keterampilan melalui keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah
dengan memperhatikan karakteristik, mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi
peserta didik. Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan sepanjang
proses pembelajaran berlangsung, dan dapat dignakan sebagai pertimbangan guru
dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut. Pembelajaran untuk
kompetensi Pengetahuan dan Kompetensi Keterampilan sebagai berikut ini.
B. Kelas VIII
Alokasi waktu: 5 jam pelajaran/minggu
Kompetensi Sikap Spiritual dan Kompetensi Sikap Sosial dicapai melalui pembelajaran
tidak langsung (indirect teaching) pada pembelajaran Kompetensi Pengetahuan dan
Kompetensi Keterampilan melalui keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah dengan
memperhatikan karakteristik, mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.
Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan sepanjang proses
pembelajaran berlangsung, dan dapat dignakan sebagai pertimbangan guru dalam
mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut. Pembelajaran untuk kompetensi
Pengetahuan dan Kompetensi Keterampilan sebagai berikut ini.
C. Kelas IX
Alokasi waktu: 5 jam pelajaran/minggu
3.9 Memahami sifat fisika Tanah dan Kehidupan Mengamati berbagai tekstur,
dan kimia tanah, Peranan tanah untuk lapisan-lapisan serta
organisme yang hidup keberlanjutan kehidupan komponen-komponen tanah
dalam tanah, dan Peranan organisme yang ada di lingkungan
pentingnya tanah dalam tanah sekitar
untuk keberlanjutan Proses pembentukan Melakukan percobaan
kehidupan tanah tentang peranan tanah bagi
Komponen penyusun kehidupan serta
4.9 Menyajikan hasil tanah mengidentifikasi peran
Kompetensi Materi Kegiatan
Dasar Pembelajaran Pembelajaran
penyelidikan tentang organisme yang ada di
sifat-sifat tanah dan permukaan dan dalam tanah
pentingnya tanah bagi Mengumpulkan informasi
kehidupan mengenai proses
pembentukan tanah serta
mengidentifikasi komponen
penyusun tanah dan tingkat
kesuburan tanah melalui
percobaan
Membuat laporan hasil
penyelidikan tentang sifat-
sifat dan pentingnya tanah
bagi kehidupan dan
mendiskusikannya dengan
teman
3.10 Memahami proses dan Proses dan Produk Mengamati tayangan
produk teknologi Teknologi Ramah penggunaan biogas, sel
ramah lingkungan Lingkungan surya, mobil listrik, atau
untuk keberlanjutan Teknologi ramah aplikasi teknologi ramah
kehidupan lingkungan lingkungan yang lain
Aplikasi teknologi Mengumpulkan informasi
4.10 Menyajikan karya ramah lingkungan untuk mengenai berbagai teknologi
tentang proses dan keberlanjutan ramah lingkungan serta
produk teknologi kehidupan aplikasinya
sederhana yang ramah Teknologi tidak ramah Menganalisis dampak
lingkungan lingkungan teknologi tidak ramah
lingkungan terhadap
lingkungan alam
Menyajikan karya tentang
proses dan produk teknologi
ramah lingkungan dan
mendiskusikannya dengan
teman