Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

Berdasarkan Undang Undang no. 44 tahun 2009 pasal 33 bahwa


Rumah Sakit harus memiliki organisasi yang efektif, efisien dan akuntabel.
Satuan Pengawas internal (SPI) merupakan bagian dalam organisasi
tersebut. Sehingga satuan pemeriksa internal dibentuk dengan tujuan
untuk menjamin penyelenggaraan tata kelola rumah sakit yang baik ( good
health care unit governance) melalui penerapan fungsi – fungsi manajemen
rumah sakit yang berdasarkan prinsip-prinsip transparansi, akuntabilitas,
responsibilitas, independensi, kesetaraan dan kewajaran. Sehingga
diharapan SPI mampu melaksanakan audit kinerja di semua unit kerja di
lingkungan rumah sakit secara obyektif, transparan, dan profesional.

Rumah sakit perlu melakukan pengawasan/audit internal pada


selang waktu yang terencana untuk menentukan apakah sistem
manajemen mutu telah berjalan sesuai dengan pengaturan yang
direncanakan dan telah memenuhi persyaratan standar Internasional. Hal
ini akan menentukan apakah sistem manajemen mutu dipelihara dan telah
diimplementasikan secara efektif.

Dalam rangka peningkatan mutu yang berkelanjutan (continual


improvement), organisasi harus terus meningkatkan efektivitas sistem
manajemen mutu melalui penggunaan kebijakan mutu, sasaran mutu,
hasil audit, analisis data, tindakan korektif dan pencegahan, serta kajian
manajemen (management review). SPI dapat memainkan peran penting
dalam proses tata kelola organisasi, khususnya di bidang manajemen dan
pengendalian risiko. Dalam banyak organisasi rumah sakit, harapan yang
diberikan pada SPI telah meningkat dan fungsi SPI sedang diandalkan
untuk dapat memberikan kontribusi yang signifikan pada rumah sakit.

1.1. LATAR BELAKANG


Undang-undang nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit pada
pasal 36 menyebutkan bahwa setiap rumah sakit harus menyelenggarakan

1
tata kelola rumah sakit dan tata kelola klinis yang baik. Mekanisme dan
sistem pengendalian internal melalui SPI merupakan salah satu sarana
utama untuk dapat memastikan bahwa pengelolaan rumah sakit telah
dilaksanakan sesuai dengan prinsip-prinsip Good Corporate Governance.
Peraturan Menteri Kesehatan RI nomor1684/MENKES/PER/XII/2005
tentang Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit juga menunjukkan
pentingnya SPI sebagai bagian dari struktur manajemen rumah sakit.

1.2. TUJUAN UMUM DAN TUJUAN KHUSUS

1. Tujuan Umum
Melakukan monitoring, verifikasi, dan asesmen terhadap proses
pengelolaan organisasi serta membuat rekomendasi secara tepat untuk
meningkatkan proses pengelolaan organisasi dan pencapaian tujuan
organisasi.

2. Tujuan Khusus
1. Mengidentifikasi dan menindaklanjuti proses yang tidak efisien.
2. Mengidentifikasi dan menindaklanjuti pelanggaran terhadap
prosedur.
3. Mengidentifikasi dan menindaklanjuti ketidakpatuhan terhadap
kebijakan manajemen.
4. Mengidentifikasi dan menindaklanjuti ketidakpatuhan pada undang-
undang dan peraturan.
5. Mengidentifikasi dan menindaklanjuti adanya keterbatasan
kompetensi.
6. Mengidentifikasi dan menindaklanjuti adanya kecurangan (fraud)

2
BAB II
RUANG LINGKUP

2.1. SDM
Sumber daya manusia yang ada di satuan pengawas internal terdiri
dari 1 ketua, 1 sekretaris dan 2 anggota.
No Nama Kualifikasi jumlah keterangan
1 Ketua Pelatihan SPI 1 Perlu
Level 1 dan 2 pelatihan
SPI level 3
dan 4
2 Sekretaris Pelatihan SPI 1 Perlu
level 1 pelatihan
SPI level 2
3 Anggota Pelatihan SPI 2 1 orang
level 1 dan masih
level 2 pelatihan
level 1

Berdasarkan data diatas, pengembangan kompetensi pada tim SPI perlu


ditingkatkan, sehingga diperlukan pelatihan secara berkelanjutan disetiap
tahunnya.

2.2. FASILITAS
Satuan pengawas internal RSU Karsa Husada membutuhkan Fasilitas
sebagai berikut :
1. Ruang SPI
Ruang ini berfungsi sebagai tempat untuk melaksanakan operasional
satuan pengawas internal setiap hari, ruang tersebut terdiri dari:
a. Meja untuk administratif
b. Papan struktur Organisasi SPI
c. Lemari
d. Komputer

3
e. Printer
f. Kursi
g. ATK (Buku tulis,Spidol, penghapus, papan tulis dll)
2. Ruang pertemuan
Ruang ini berfungsi sebagai tempat pertemuan rutin dan incidenta l
Standar alat :
a. Meja untuk administratif
b. Kursi peserta
c. LCD
d. ATK (Buku tulis,Spidol, penghapus, papan tulis dll )

4
BAB III

KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN

1. Kegiatan Kesekretariatan
1. Membuat dan menyusun Rencana Kerja Tahunan (RKT)
2. Menfasilitasi kegiatan administrasi auditor
3. Pengaturan rapat rutin intern dan rapat lainnya yang diperlukan
4. Menyusun Laporan hasil review dan Laporan Hasil Audit
5. Menyusun Laporan Triwulan, Semester dan Tahunan SPI
2. Kegiatan Audit Keuangan
1. Memfasilitasi/mendampingi/berkoordinasi dengan auditor eksternal
pada pelaksanaan audit Laporan Keuangan Tahunan tahun 2017
2. Melakukan review atas Laporan Keuangan Triwulan I tahun 2017
3. Melakukan review atas Laporan Keuangan Triwulan II tahun 2017
4. Melakukan review atas Laporan Keuangan Triwulan III tahun 2017
5. Melakukan review atas Laporan Keuangan Semester I tahun 2017
3. Kegiatan Audit Non Keuangan
 Melakukan audit rutin terhadap unit kerja. Pada tahun 2017

4. Unit-unit kerja yang rencana diaudit adalah sebagai berikut :

No Unit Kerja
1 Laboratorium
2 Farmasi
3 Rawat Inap
4 Kamar Bedah
5 Radiologi
6 Kamar Bersalin
7 Perinatologi
8 Rehabilitasi Medik
9 Rekam Medik
10 Gizi

5
11 Instalasi Gawat Darurat
12 Rawat Jalan
13 ICU
14 Sarana Prasarana
15 Pemulasaraan Jenazah
16 Sterilisasi Unit
17 Sanitasi
18 Laundry

Melakukan audit khusus (incidental atas permintaan direktur)

6
BAB IV
CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN

1. Langkah-langkah audit dan review dilakukan sesuai dengan Buku


rencana kerja SPI dan buku pegangan audit, serta menggunakan
instrumen berupa kertas kerja audit yang sesuai dengan tujuan
audit/review.
2. Audit dapat menggunakan data sekunder berupa dokumen-dokumen
dari unit yang diaudit/direview maupun data primer yang diperoleh
sendiri oleh SPI.
3. Setiap pelaksanaan review/audit diikuti dengan penyusunan laporan
review/audit
4. Laporan audit terdiri atas:
 Temuan
 Penyebab
 Akibat atau konsekuensi dari temuan
 Saran pemecahan masalah
5. Rekomendasi dari laporan review/audit akan ditindaklanjuti oleh unit
atau bidang dan setelah itu dapat dilakukan review kembali atas tindak
lanjutyang sudah dilakukan.
6. Metode-metode audit yang dilakukan antara lain:
 Inspeksi
Inspeksi merupakan cara memperoleh bukti dengan mempergunakan
panca indra terutama mata untuk memperoleh pembuktian atas
sesuatu keadaan atau suatu masalah pada saat tertentu. Inspeksi
merupakan usaha auditor untuk memperoleh bukti-bukti secara
langsung, yang berarti auditor sendiri yang harus berada disaat
keadaan atau masalah tersebut ingin dibuktikan.
 Observasi
Observasi atau pengamatan adalah cara memperoleh bukti dengan
mempergunakan panca indra terutama mata, yang dilakukan secara
kontinyu. Hal tersebut dilakukan selama kurun waktu tertentu untuk
membuktikan sesuatu keadaan atau masalah.

7
 Tanya Jawab
Teknik tanyajawab ini berkenaan dengan pertanyaan-pertanyaan
untuk memperoleh pembuktian. Tanyajawab dapat dilakukan dengan
cara :
1. Tanya jawab secara lisan (Wawancara)
2. Tanya jawab secara tulisan.
 Konfirmasi
Konfirmasi merupakan uapaya untuk memperoleh informasi atau
penegasan dari sumber lain yang independen, baik secara lisan maupun
secara tertulis dalam angka pembuktian audit.
Jenis konfirmasi dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu :
1. Lisan
2. Tulisan, terdiri dari dua macam, yaitu konfirmasi positif dan negatif.

 Analisis
Teknik analisis merupakan memecah atau menguraikan sesuatu
keadaan atau masalah kedalam beberapa bagian atau elemen dan
memisahkan bagian tersebut untuk digabungkan dengan keseluruhan
atau dibandingkan dengan yang lain.
 Perbandingan
Perbandingan adalah usaha untuk mencari persamaan dan
perbedaan antara dua atau lebih gejala atau keadaan. Hasil dari
perbandingan kemudian dilanjutkan dengan melakukan analisis sebab-
sebab terjadinya penyimpangan.
 Pemeriksaan Bukti-bukti Tertulis (vouching dan verifikasi)
Teknik vouching yaitu suatu langkah pemeriksaaan otentik tidaknya
serta lengkap tidaknya bukti yang mendukung suatu
transaksi.Sedangkan verifikasi adalah istilah yang digunakan dalam arti
umum untuk memeriksa ketelitian tentang perkalian, penjumlahan,
pembukuan, dan eksistensinya.
 Rekonsiliasi

8
Teknik Rekonsiliasi yaitu penyesuaian antara dua golongan data yang
berhubungan tetapi masing-masing dibuat oleh pihak-pihak yang
independen untuk mendapatkan data yang benar.
 Trasir
Trasir merupakan cara memeriksa dengan jalan menelusuri proses
suatu keadaan, kegiatan maupun masalah sampai pada sumber atau
bahan pembuktiannya.
 Rekomputasi
Rekomputasi merupakan cara menghitung kembali kalkulasi yang
telah ada untuk menetapkan kecermatannya.
 Scanning
Scanning berarti melakukan penelaahan secara umum dan cepat
untuk menemukan hal-hal yang memerlukan audit lebih lanjut.

9
BAB V
SASARAN

Sasaran atau obyek penilaian Satuan Pengawas Intern (SPI) rumah sakit
yaitu :
1. Keuangan
2. Operasional dan Pelayanan
3. Pemasaran
4. Sumber daya manusia
5. Pengembangan
6. Sasaran khusus (misalnya untuk tahun ini proyek pembangunan
gedung rawat inap dan gedung rawat jalan atau proses insidental
lainnya)

10
BAB VI

JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN

Bulan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
No Kegiatan
Membuat dan menyusun Rencana Kerja Tahunan
1
(RKT)
2 Mengikuti pelatihan SPI
3 Menfasilitasi kegiatan administrasi auditor
Pengaturan rapat rutin intern dan rapat lainnya yang
4
diperlukan
Menyusun Laporan hasil review dan Laporan Hasil
5
Audit
Menyusun Laporan Triwulan, Semester dan Tahunan
6
SPI
Memfasilitasi/mendampingi/berkoordinasi dengan
7 auditor eksternal pada pelaksanaan audit Laporan
Keuangan Tahunan tahun 2017
Melakukan review atas Laporan Keuangan Triwulan I
8
tahun 2017
Melakukan review atas Laporan Keuangan Triwulan II
9
tahun 2017
Melakukan review atas Laporan Keuangan Triwulan III
10
tahun 2017
11 Melakukan audit Laboratorium
12 Melakukan audit Instalasi Rawat Jalan

11
13 Melakukan audit Instalasi Rawat Inap
14 Melakukan audit Instalasi Kamar Bedah
15 Melakukan audit Radiologi

12
BAB VII
EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN

1. Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan.


Evaluasi pelaksanaan program Satuan Pengawas Intern (SPI)
direncanakan untuk dilakukan setiap tiga bulan sekali. Evaluasi tersebut
dilakukan secara langsung oleh kepala Satuan Pengawas Intern (SPI). Hasil
evaluasi akan dibahas dan didiskusikan dengan semua fungsional umum di
SPI untuk mengetahui proses pelaksanaan dan hasil yang dicapai dalam
periode tersebut. Setiap kendala dan hambatan dalam proses tersebut akan
dicarikan solusi sehingga tidak menjadi gangguan terhadap program-
program selanjutnya.
Format evaluasi pencapaian kinerja setiap triwulan ditunjukkan dalam
Tabel 2.
Format Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan Per-Triwulan
Triwulan : ……………. Tahun : ……………..
Uraian Target
No Realisasi Kendala/Hambatan Solusi Ket
Tugas/Kegiatan Pencapaian
1
2

2. Pelaporan Kegiatan
Laporan evaluasi kegiatan akan dibuat dalam format tabel. Tabel
tersebut mencakup keterangan mengenai uraian kegiatan, target, capaian,
kendala/permasalahan yang dihadapi, rekomendasi pemecahan masalah,
serta keterangan. Dengan format tersebut, pembaca laporan akan dapat
melihat hasil capaian (kinerja) selama tiga bulan berjalan. Laporan tersebut
akan dibuat secara tertulis dan disampaikan kepada Kepala SPI. Kemudian
Kepala SPI beserta bagian kesekretariatan SPI akan membuat rekapitulasi
terhadap semua laporan evaluasi kegiatan untuk disampaikan kepada
Direktur.

13
BAB VIII
PENCATATAN DAN PELAPORAN

8.1. Pencatatan dan Pelaporan


Semua kegiatan yang dilaksanakan di lingkungan SPI dalam
melaksanakan program yang telah disusun sesuai dengan skedul akan
dibuat catatan yaitu Kertas Kerja Audit (KKA). Catatan-catatan tersebut
akan menjadi bukti yang autentik serta juga sebagai dokumen untuk
pemeriksaan dan evaluasi audit yang telah dilaksanakan. Kertas Kerja
Audit (KKA) juga sebagai dokumen dan bukti terhadap pemeriksaan yang
dilakukan oleh auditor eksternal.
3. Evaluasi Kegiatan
Evaluasi sistem pelaporan yang disusun tim SPI terhadap kegiatan
yang dilaksanakan sesuai dengan skedul adalah hasil review dan audit
terhadap suatu bidang pelayanan disusun dalam bentuk laporan tertulis
yang akan disampaikan langsung kepada Direktur pada akhir tahun
berjalan. Isi laporan dimaksud mencakup temuan, kesimpulan, dan
rekomendasi dari hasil review/ audit yang telah dilaksanakan oleh tim SPI
menjadi masukan dalam pengambilan suatu kebijakan dan keputusan.

14
BAB IX

PENUTUP

Demikian program kerja Satuan Pengawas Internal Rumah Sakit


Umum Karsa Husada Batu tahun 2017. Penyusunan Program kerja ini
untuk menindak lanjuti kegiatan awal yang sudah berjalan tahun 2016
dengan melakukan koordinasi dan konsolidasi internal SPI dan
berdasarkan masukan dari Kepala RS dan Auditor eksternal pada tahun
2016 sehinga tujuan dari SPI di RSU Karsa Husada bisa tercapai.

Mengetahui : Batu, Januari 2017


DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM KETUA SPI
KARSA HUSADA BATU

dr. TRIES ANGGRAENI, M.Kes dr. FRANS JOHANNIS HUWAE, Sp.A


Pembina Tingkat I NIP. 19780923 201412 2 001
NIP. 19640620 199002 2 001

15

Anda mungkin juga menyukai