Anda di halaman 1dari 18

ISSN : 2355-9349 e-Proceeding of Art & Design : Vol.4, No.

1 April 2017 | Page 60

Pemanfaatan Teknik Lipat-Ikat Celup

untuk Menghasilkan Tekstur pada Kain

Busana
Annisa Salsabila

Program Studi Kriya Tekstil dan Mode, Fakultas Industri Kreatif

Universitas Telkom, Bandung

ABSTRACT
The presence of texture on textiles can add more aesthetic value and form an interesting

visualization. Texture development will be applied to the surface of the fabric with the final

product in the form of clothing that is comfortable to use in daily life. The techniques that will

be used in the texture development are fold-tie-dye technique. The texture devlopment will

refers to a trend forecasting has been selected to be used as inspiration in creating the texture

in this thesis. Clothing that has textures from the development of fold-tie-dye technique is

still minimal in the market. Thus, texture development on the surface of the fabric is a very

interesting thing to do. Texture development on fabric surfaces with fold-tie-dye technique is

expected to provide new options and references in the processing of textile fabrics in the fashion

world.

Keywords : Fold-Tie-Dye Techniques; Fabric Manipulation; Texture.

PENDAHULUAN yang dapat dirasakan secara fisik dan

Menurut Drs. I. Wayan Gulendra M.Sn, secara imajiner. Tekstur pada

dalam tulisannya yang berjudul permukaan benda merupakan suatu hal

Pengertian Warna dan Tekstur (2010), yang selalu kita temui dalam kehidupan

tekstur merupakan karakter nilai raba keseharian kita. Pengolahan tekstur akan
ISSN : 2355-9349 e-Proceeding of Art & Design : Vol.4, No.1 April 2017 | Page 61

dilakukan sehingga menciptakan suatu kain sangat menarik untuk dilakukan.

bentuk tekstur pada permukaan kain, Dalam penelitian tugas akhir ini, akan

yang merupakan suatu bentuk dibuat karya akhir berupa busana fesyen

manipulasi kain untuk menambah nilai wanita sebagai acuan referensi bahwa

estetika dan visual yang indah pada kain yang memiliki tekstur pada

permukaan kain tekstil. Pengolahan permukaannya dapat diolah menjadi

pada ranah tekstil secara garis besar busana yang nyaman untuk digunakan

terbagi menjadi dua yaitu reka rakit dalam kegiatan keseharian

(structural) yaitu pengolahan terhadap penggunanya. Pengolahan bentuk

struktur konstruksi kain, dan reka latar tekstur pada penelitian ini terinspirasi

(surface) yaitu pengolahan terhadap dari buku trend forecasting ‘Greyzone’

permukaan kain sehingga menambah yang dikeluarkan oleh BDA untuk tahun

nilai estetikanya. Pada penelitian kali ini, 2017/2018. Trend dalam ranah fesyen

pengolahan tekstil akan dilakukan merupakan suatu gebrakan fesyen yang

dalam bidang tekstur pada permukaan populer di kalangan masyarakat dalam

kain (reka latar/surface) dengan prinsip satu periode waktu. Sedangkan, trend

seni rupa pada nirmana. Nirmana forecasting merupakan suatu ramalan trend

adalah sebuah karya seni yang dilihat dari yang akan terjadi di masa yang akan

segi visual dan estetikanya. Dalam datang dengan meneliti fenomena yang

pengolahan karyanya, nirmana memiliki sedang terjadi saat trend forecasting itu

prinsip yaitu keseimbangan, kesatuan, dibuat, lalu melihat jauh ke trend yang

irama, dan lain sebagainya. ada di masa lalu, untuk akhirnya

menggabungkan keduanya dan


Berdasarkan hasil observasi yang telah
membuat satu kesimpulan sehingga
dilakukan sesuai dengan segmentasi
terciptalah satu bentuk trend forecasting
market, busana fesyen yang memiliki
yang akan terjadi di masa yang akan
tekstur dari pengolahan teknik lipat-ikat
datang.
celup masih minim di pasaran. Sehingga,

pengolahan tekstur pada permukaan


ISSN : 2355-9349 e-Proceeding of Art & Design : Vol.4, No.1 April 2017 | Page 62

Pada penelitian ini, akan dilakukan pemanfaatan teknik lipat dan ikat

eksplorasi yang bertujuan untuk celup?

mendapatkan bentuk ikatan dan lipatan b. Bagaimana cara perawatan busana

yang sesuai dengan konsep untuk fesyen yang memiliki tekstur pada

mencapai bentuk tekstur yang permukaan kainnya?

diinginkan, mendapatkan jenis zat kimia

untuk membuat ikatan yang telah dibuat METODE PENELITIAN


menjadi permanen setelah ikatan Metode pengumpulan data yang
dibuka, serta menemukan jenis kain digunakan yaitu berdasarkan metode
yang tepat digunakan untuk kualitatif dengan melakukan studi
mendapatkan efek tekstur yang tahan literatur, eksperimen dan observasi.
untuk digunakan dalam kegiatan Studi literatur dilakukan dengan
penggunanya. Hal tersebut menjadi mengumpulkan data-data yang
tantangan bagi penulis, karena antara berhubungan dengan tema dan topik
kain yang digunakan, teknik ikat dan penelitian dari beberapa sumber literatur
lipat, jenis zat kimia yang digunakan yang terpercaya. Lalu berlanjut ke
serta bahan pengikatnya akan saling eksperimen, yang dilakukan untuk
berkaitan dan sangat berpengaruh mendapatkan hasil akhir tekstur yang
dalam menghasilkan produk yang sesuai diinginkan pada permukaan kain.
konsep. Pengolahan tekstur pada Eksperimen akan dilakukan dari segi
permukaan kain dengan teknik lipat-ikat jenis kain, teknik ikatan dan lipatan,
celup diharapkan dapat memberikan serta zat kimia yang digunakan untuk
pilihan baru dan referensi dalam menguatkan ikatan yang sudah
pengolahan kain tekstil di dunia fesyen. dihasilkan. Yang terakhir adalah

observasi, yang dilakukan untuk

RUMUSAN MASALAH mengumpulkan data-data lapangan yang

a. Bagaimana cara mendapatkan didapatkan seperti dari fashion show,

tekstur pada permukaan kain dari kunjungan ke butik dan


ISSN : 2355-9349 e-Proceeding of Art & Design : Vol.4, No.1 April 2017 | Page 63

sebagainya, ke tempat yang dan sebagainya serta dapat

berhubungan dengan busana fesyen mencerminkan keadaan sosial, politik,

ataupun tekstur. ekonomi, dan sebagainya pada suatu

jaman. Dapat dikatakan bahwa fesyen

STUDI LITERATUR dapat digunakan sebagai gambaran dari


Fesyen sejarah masa lalu dunia.
Menurut Georg Simmel dalam bukunya

‚Fashion”, fesyen terbentuk dari dua


Klasifikasi Fesyen
kecenderungan sosial penting yaitu
Secara umum fesyen dapat
kecenderungan untuk menyatu dan
diklasifikasikan kedalam banyak
terisolasi. Maksudnya yaitu individu
kategori misalnya menurut usia
harus memiliki hasrat untuk menjadi
konsumen, geografis, musim, dan lain
bagian dari sesuatu yang besar serta
sebagainya. Tetapi dikarenakan luasnya
hasrat untuk menjadi sesuatu yang
bahasan tersebut, penulis
terlepas dari bagian itu, dimana manusia
mengelompokkan fesyen menjadi dua
perlu untuk menjadi sosial dan
tipe besar.
individual pada saat yang sama, dan
Berdasarkan buku ‘How Fashion Works’
fesyen merupakan salah satu cara untuk
(2004) yang ditulis oleh Gavin Waddell,
melakukan hal itu. Fesyen dapat
dijelaskan bahwa tipe fesyen ditentukan
digunakan untuk mengekspresikan
berdasarkan level kerumitan pada
identitas individu, yang kemudian
proses pembuatan karyanya, yang
digunakan sebagai cara suatu golongan
ditentukan oleh tingkat keunggulan,
dalam mengidentifikasi dan membentuk
kualitas karya serta strata sosial
dirinya sendiri sebagai suatu kelompok.
pemakainya. Tipe fesyen ini dibagi
Maka, dari pengertian diatas dapat
menjadi dua yaitu Couture dan Ready-to-
disimpulkan bahwa fesyen adalah suatu
Wear.
alat yang digunakan untuk
Tipe ini ditentukan oleh cara
mengekspreksikan diri seseorang baik
pembuatannya, dengan Couture sebagai
dari segi sifat, ekonomi, tingkat sosial,
ISSN : 2355-9349 e-Proceeding of Art & Design : Vol.4, No.1 April 2017 | Page 64

tipe dengan level tertinggi karena Chambre Syndicale de la Haute Couture

membutuhkan waktu pembuatan yang yang merupakan sebuah asosiasi

paling lama karena dibutuhkan keahlian Couture terkemuka di Paris.

khusus dalam pembuatannya, serta

jumlah produksi yang sangat terbatas.

Ready-to-wear sebagai level kedua karena

diproduksi dalam jumlah banyak yang

bisa mencapai ratusan atau ribuan buah

permodelnya. Gambar 1. Alexander McQueen Couture


a. Couture Fashion Show (Sumber :
https://id.pinterest.com/pin/5302285561122
Couture awalnya diakui pada sekitar 19419/, 2016)
tahun 1700 yang dimulai dari penjahit

ratu Marie Antoinette, dan b. Ready-to-Wear

merupakan jenis tertinggi dalam Ready-to-Wear atau Pret-a-Porter

dunia fesyen. Couture merupakan tipe fesyen yang berada di

memprioritaskan kualitas tertinggi antara Haute Couture dan Mass

dalam segala hal yang digunakan Production. Dalam pembuatannya,

dalam pembuatan suatu busana mulai Ready to Wear tetap memperhatikan

dari bahan, benang, kancing, dan lain kualitas material produknya

sebagainya yang biasanya dijahit walaupun tidak sebagus Haute

dengan fokus dan tingkat kerumitan Couture, dan diproduksi dalam

yang tinggi. Fesyen jenis ini dibuat jumlah yang tidak terlalu banyak

hanya untuk satu individu tertentu sehingga masih termasuk lini fesyen

dan biasanya hanya diproduksi secara eksklusif. Fesyen Ready-to-Wear ini

terbatas di dunia, karena itu tidak umumnya diproduksi oleh rumah

semua desainer yang dapat membuat mode dan di presentasikan melalui

fesyen jenis ini. Desainer yang bisa fashion show setiap dua tahun sekali

membuat Couture juga harus memiliki yang terbagi mengikuti musim di

izin khusus yang dikeluarkan dari


ISSN : 2355-9349 e-Proceeding of Art & Design : Vol.4, No.1 April 2017 | Page 65

belahan Eropa dunia yaitu perubahan mendasar, karena semua

Autumn/Winter pada bulan Februari prinsip tersebut masih seperti semula.

sampai Maret dan Spring/Summer Berdasarkan kajian yang ditulis oleh Dr.

pada bulan September sampai Kasiyan, M.Hum. dengan judul ‘Nirmana

Oktober. Dua Dimensi’ (2013) kata nirmana berasal

dari kata ‘nir’ yang berarti ‘tidak’, dan

‘mana’, yang berasal dari kata ‘makna’

atau ‘arti’, yang secara sederhana dapat

diartikan sebagai sesuatu ’yang tidak

mempunyai arti atau makna’. Nirmana

dapat diartikan sebagai sebuah karya


Gambar 2. Carolina Herrera SS16
seni rupa yang lebih dilihat dari sisi
Ready-to-Wear Fashion Show (Sumber :
https://id.pinterest.com/pin/22581336879 wujudnya (fisik), bukan dari sisi isinya
4164446/, 2016)
atau maknanya. Nirmana merupakan

satu cabang seni rupa dengan membentuk


Prinsip Seni Rupa
sebuah karya seni dengan media yang
Berdasarkan tulisan I Made Suparta,
dapat ditangap mata atau dirasakan
dosen PS Kriya Seni ISI Denpasar,
dengan rabaan. Kesan ini dapat
dengan judul ‘Prinsip Seni Rupa’, prinsip
diciptakan dari pengolahan konsep titik,
seni rupa adalah cara penyusunan dan
garis, bidang, bentuk, volume, warna,
pengaturan suatu unsur-unsur rupa
tekstur, dan pencahayaan dengan acuan
sehingga membentuk suatu karya seni.
estetika.
Prinsip seni rupa menekankan prinsip
Prinsip seni rupa seperti yang sudah
desain seperti kesatuan, keseimbangan,
dijelaskan oleh I Made Suparta adalah :
irama, penekanan, proporsi dan

keselarasan. Desain atau yang dulu 1. Prinsip Kesatuan

diistilahkan dengan sebutan ‘nirmana’ Dalam penerapannya pada

sebenarnya secara materi tidakada bidang karya seni/rupa, prinsip

kesatuan menekankan pada


ISSN : 2355-9349 e-Proceeding of Art & Design : Vol.4, No.1 April 2017 | Page 66

pengaturan obyek atau komponen Irama dalam karya seni timbul

secara berdekatan atau jika ada pengulangan yang teratur

penggerombolan tiap unsur atau dari unsur yang digunakan.

bagiannya. Dalam kekriyaan, Pengulangan unsur bisa

pengaturan ini bisa dilakukan bergantian yang biasa disebut

dengan cara permainan teknik ‘irama alternatif’. Irama dengan

pahatan, memformulasikan perubahan ukuran besar ke kecil

obyek, subyek, dan isian-isian disebut ‘irama progresif’. Irama

pada suatu bidang garapan. dengan gerakan mengalun atau

2. Prinsip Keseimbangan ‘flowing’ dapat dilakukan secara

Prinsip keseimbangan berkaitan continue dari kecil ke besar

dengan bobot. Keseimbangan ada ataupun sebaliknya. ‘Irama

dua, yaitu simetris dan asimetris. repetitif’ adalah pengulangan

Selain itu, ada lagi yang namanya bentuk secara monoton.

keseimbangan radial atau 4. Prinsip Penekanan

memancar yang dapat diperoleh Prinsip penekanan dapat juga

dengan menempatkan pada disebut aksentuasi atau dominasi.

bagian bagian tertentu. Penekanan adalah karya yang

Pencapaian keseimbangan tidak dibuat berdasarkan prioritas

harus dengan menempatkan utama. Karya yang diciptakan

obyek secara simetris atau paling awal tersebut lebih

ditengah-tengah. Keseimbangan menonjol dari berbagai segi obyek

juga dapat diperoleh antara pendukungnya seperti ukuran,

penggerombolan dengan obyek teknik dan pewarnaannya. Dalam

yang berukuran kecil dengan seni kriya, penciptaan suatu karya

penempatan sebuah bidang yang dibagi menjadi tiga bagian yaitu

berukuran besar. obyek ciptaan, obyek pendukung

3. Prinsip Irama dan isian-isian. Obyek ciptaan

mendapat prioritas dan dominan


ISSN : 2355-9349 e-Proceeding of Art & Design : Vol.4, No.1 April 2017 | Page 67

karena akan menjadi pusat Prinsip ini juga dapat disebut

perhatian, obyek pendukung dengan harmoni atau keserasian.

adalah bentuk yang dibuat agar Keselarasan timbul karena ada

tidak sama persis dengan obyek kesamaan, kesesuaian dan tidak

ciptaan karena sifatnya sebagai adanya pertentangan. Selain

pendukung karya, sedangkan penataan bentuk, tekstur, atau

isian-isian adalah obyek yang warna yang berdekatan (analog),

memberikan aksen terhadap kalaupun ada warna yang

kedua obyek ciptaan. berlawanan (komplementer),

5. Prinsip Proporsi harus disesuaikan dengan

Proporsi adalah perbandingan pemberian warna pengikat seperti

antara bagian-bagian yang satu warna putih.

dengan yang lainnya dengan

pertimbangan seperti besar-kecil, Pengolahan Teknik Celup Ikat dan


luas-sempit, panjang-pendek, Pleating untuk Menghasilkan Tekstur
jauh-dekat, dan lain sebagainya. 1. Teknik Celup Ikat
Dalam seni rupa, perbandingan Menurut portofolio pengajaran yang
ini mempertimbangkan bidang dikeluarkan oleh Dra Wiwik
gambar dengan obyeknya. Yang Pudiastuti, M.Sn., teknik ikat celup
menjadi perbandingan dalam seni atau tie dye, pada awalnya berasal dari
rupa adalah skala, misalnya pada timur jauh sekitar 3000 tahun sebelum
kondisi riil/aktual, botol lebih masehi. Di Indonesia sendiri, teknik
tinggi daripada gelas atau piring tie dye ini lebih dikenal dengan nama
lebih lebar daripada mangkok. ‘Jumputan’ (Jawa), ‘Sangsangan’ (Bali),
Proporsi juga digunakan untuk kain ‘Pelangi’ (Palembang),
membedakan obyek utama, ‘Sasirangan’ (Kalimantan), atau ‘Roto’
pendukung, dan isian-isian. (Sulawesi). Sedangkan teknik tie dye
6. Prinsip Keselarasan yang terkenal dari luar Indonesia
ISSN : 2355-9349 e-Proceeding of Art & Design : Vol.4, No.1 April 2017 | Page 68

adalah ‘Shibori’, yang merupakan (Sumber :


https://id.pinterest.com/pin/17296644
teknik celup ikat yang berasal dari
1918301825/, 2016)
Jepang.

a. Tie Dye b. Teknik Shibori

Teknik tie dye adalah suatu proses Berdasarkan buku ‘Shibori’ (2007)

pencelupan dengan cara menutup yang ditulis oleh Janice Gunner,

rapat bagian kain menggunakan kata shibori berasal dari kata kerja

media seperti tali, karet, dan lain ‘shiboru’ yang artinya memeras

sebagainya sesuai pola yang atau menekan. Meskipun shibori

diinginkan, lalu dicelupkan ke termasuk kedalam golongan

bahan pewarna. Dengan begitu, khusus dalam teknik pencelupan

bagian kain yang tertutupi oleh atau resist dyeing pada tekstil,

ikatan tidak akan terkena zat tetapi peluasan kata kerjanya

pewarna dan bekas ikatannya lebih menekankan pada pekerjaan

akan membentuk tekstur alat yang dilakukan pada bahan,

pengikatnya. Cara lain untuk proses untuk memanipulasi

menutupi bagian kain yang tidak bahan. Biasanya teknik lain

ingin diberi pewarna adalah menghasilkan permukaan dua

dengan menggunakan balok dimensi, tetapi shibori dapat

kayu, stik kayu, dan lain menghasilkan bentuk tiga dimensi

sebagainya sesuai motif akhir dengan cara dilipat, dijahit, dijalin,

yang diinginkan. ditarik maupun dipelintir.

Teknik shibori lebih berfokus

pada pola motif secara keseluruhan

dengan mengutamakan

pengendalian saat pengikatan kain

yang digunakan. Selain itu, jenis


Gambar 3. Teknik Tie Dye
kain dan pewarna
ISSN : 2355-9349 e-Proceeding of Art & Design : Vol.4, No.1 April 2017 | Page 69

yang digunakan akan (Sumber : buku ‘Shibori’ by Janice


Gunner, 2016)
mempengaruhi hasil akhir dari

teknik ini. Teknik shibori identik


2. Teknik Pleating
dengan pewarna alami indigo
Berdasarkan buku ‘The Art of
yang menciptakan warna biru.
Manipulating Fabric’ (1996) oleh
Kain yang diwarnai dengan
Colette Wolff, teknik pleating adalah
teknik ini umumnya memiliki
teknik melipat bahan yang terukur
karakteristik warna yang tidak
dengan komposisi sesuai keinginan
rata, memiliki gradasi, dan corak
pada permukaan suatu bahan, untuk
corak unik yang dihasilkan oleh
kemudian dijahit ataupun dipentul.
pembuatnya.
Setelah lipatan bahan dijahit, bahan
Hasil yang didapatkan dari teknik
tersebut dapat dipanaskan
shibori ini umumnya motif dua
menggunakan media yang ada seperti
dimensi yang disesuaikan dengan
setrika, steaming, heat press, dan lain
keinginan pembuatnya, dan juga
sebagainya menggunakan semacam
kain yang dimotif dengan teknik
obat kimia untuk membuat lipatannya
ini biasanya memiliki tekstur
menjadi permanen. Setelah itu,
yang dihasilkan dari ikatan-ikatan
benang jahitan atau jarum pentul
maupun jahitan saat membuat
dapat dibuka agar kain dapat diolah
motifnya. Hal inilah yang
lebih lanjut.
membuat teknik shibori menjadi

lebih menarik untuk dieksplorasi

lebih jauh.

Gambar 5. Teknik Pleating


(Sumber :
https://id.pinterest.com/pin/38752074
2918075077/, 2016)
Gambar 4. Teknik Ikat Shibori
ISSN : 2355-9349 e-Proceeding of Art & Design : Vol.4, No.1 April 2017 | Page 70

Tekstur lebar, dan tinggi, atau karya yang

Menurut Drs. I. Wayan Gulendra M.Sn memiliki volume dan menempati ruang.

dalam tulisannya yang berjudul Dalam penelitian tugas akhir ini, akan

Pengertian Warna dan Tekstur (2010) diolah tekstur raba tiga dimensi pada

yaitu ‚Tekstur adalah nilai raba pada permukaan kain tekstil.

suatu permukaan, baik itu nyata

maupun semu. Suatu permukaan Tekstil

mungkin kasar, halus, keras atau lunak, Menurut Puji Yosep Subagiyo dalam

kasar atau licin. Tekstur merupakan jurnalnya yang berjudul ‘Konservasi

karakter nilai raba yang dapat dirasakan Tekstil’ disebutkan bahwa:

secara fisik dan secara imajiner. Tekstur ‚Tekstil pada mulanya diciptakan

kasar ketika diraba secara fisik memang untuk melindungi tubuh manusia

menunjukkan suatu permukaan yang dari gangguan cuaca atau alam

kasar, sedangkan tekstur semu hanya disekitarnya; kemudian berkembang

nampak oleh mata karakternya kasar menjadi pelengkap dalam upacara,

namun ketika diraba tidak dapat rumah tangga, sebagai simbol

dirasakan sebagaimana yang dilihat kebesaran pemakai, media ekspresi

sehingga tekstur semacam ini hanya seni, dan sebagainya. Sehingga tekstil

memberi kesan imajinatif pada dapat memiliki banyak faset (Segi),

perasaan.‛ yang meliputi antropologi (sosial dan

Tekstur memiliki fungsi untuk budaya), karena dapat menunjukkan

memberikan kesan persepsi pada tata nilai atau adat istiadat dari suatu

penglihatan visual manusia, yang dapat masyarakat; atau arkeologi, karena

menghasilkan kesan dan kualitas ruang dapat melahirkan sejumlah informasi

yang lebih menarik. Menurut Dr. dan eksplanasi dasar pada evolusi

Kaisyan M.Hum pada penjelasannya budaya. Tekstil dapat pula

tentang Nirmana Dua Dimensi (2013), menunjukkan informasi teknologis

karya seni tiga dimensional adalah satu karena proses pembuatannya

hal yang memiliki dimensi panjang,


ISSN : 2355-9349 e-Proceeding of Art & Design : Vol.4, No.1 April 2017 | Page 71

menerapkan sejumlah teknik, seperti oleh penulis, dapat disimpulkan bahwa

teknik tenun dan pewarnaan.‛ tekstur pada tekstil adalah permukaan

Tekstil dapat dikelompokkan menjadi yang timbul sebagai akibat dari struktur

beberapa golongan yang dibedakan oleh tiga dimensi yang muncul untuk

bentuk seratnya (staple dan filamen), menunjukkan rasa permukaan yang

bahan pembuat (alami atau buatan), terdapat pada sebuah barang tenun atau

warna maupun motif, serta jenis kain, yang diberikan untuk menjadikan

konstruksinya (woven atau non-woven). sebuah kain memiliki nilai estetika lebih

Dalam industri tekstil dan fesyen, dan visual yang menarik.

sangatlah penting bagi kita untuk dapat

mengetahui jenis tekstil yang sesuai

dalam penggunaannya karena

pengetahuan tekstil sangat diperlukan

untuk mengenali, memilih,


Gambar 6. Tekstur pada Tekstil (Sumber
memproduksi, menggunakan, dan :
merawat berbagai produk tekstil seperti https://id.pinterest.com/pin/3466365025484
83342/, 2016)
serat, benang, kain pakaian, maupun

penggunaan tekstil dalam kegiatan Tekstil Berdasarkan Teknik Pembuatan


rumah tangga lainnya. Pada umumnya a. Woven
tekstil dan kain sering disamakan, Tekstil woven adalah kain yang
padahal kain merupakan salah satu terbuat dari jalinan benang yang
produk dari tekstil, dimana tekstil itu bernama lusi dan pakan. Teknik
sendiri merupakan segala hal yang woven ini sangat umum digunakan
tersusun atas serat yang disatukan. dalam pembuatan kain karena dapat

membuat hasil akhir yang beragam,


Tekstur pada Tekstil serta kuat dan nyaman saat

Berdasarkan pengertian-pengertian digunakan. Benang lusi merupakan

tekstur dan tekstil yang sudah dijelaskan benang yang melintang secara
ISSN : 2355-9349 e-Proceeding of Art & Design : Vol.4, No.1 April 2017 | Page 72

vertikal, sedangkan benang pakan

merupakan benang yang melintang

secara horizontal. Contoh tekstil

woven yaitu kain tenun, katun, kain


Gambar 8. Non-woven Textile (Sumber
ikat, dan lain sebagainya.
:
https://id.pinterest.com/pin/45781911835
2310477/, 2016)

Tekstil Berdasarkan Serat

Serat merupakan benda yang memiliki

perbandingan panjang diameter yang


Gambar 7. Woven Textile (Sumber :
https://id.pinterest.com/pin/4446601631878 sangat besar. Serat merupakan bahan
28512/, 2016)
baku yang digunakan dalam pembuatan

benang dan kain, serta memiliki peranan


b. Non-Woven
yang sangat penting karena sifat serat
Tekstil non-woven sebenarnya bukan
akan mempengaruhi sifat akhir benang
termasuk dalam kategori ‘kain’
atau kain yang dihasilkan, dan juga akan
karena tidak memiliki jalinan benang
mempengaruhi cara pengolahan benang
lusi dan pakan seperti dalam tekstil
dan kain baik secara mekanik maupun
woven. Dalam pembuatannya, tekstil
kimiawi. Dibawah ini penulis akan
non-woven menggunakan berbagai
mengelompokkan serat menurut bahan
jenis perekat untuk merekatkan serat-
dasar penyusunnya, yaitu :
serat yang kemudian ditekan
a. Alami
menggunakan alatnya. Tekstil non-
Dalam buku Mengidentifikasi Serat
woven ini dapat kita lihat di kain flanel
Tekstil (2001:1), dijelaskan bahwa
dan biasanya digunakan untuk
‚Serat alam adalah serat yang
membuat interlining, topi atau
molekulnya terbentuk secara alami.
kerajinan tangan lainnya.
Serat alam dikelompokkan ke dalam

serat yang berasal dari tumbuhan dan

yang berasal dari hewan. Serat


ISSN : 2355-9349 e-Proceeding of Art & Design : Vol.4, No.1 April 2017 | Page 73

tumbuhan dapat diperoleh dari buatan (bahan dari serat alam dan

bagian biji, batang, daun atau bahan kimia buatan), serat buatan

buahnya. Serat hewan dapat (murni dari bahan kimia buatan)‛.

diperoleh dari bagian bulu atau rambut Contoh dari serat buatan ini yaitu

binatang‛. Serat hewan atau protein rayon (viskosa dan kupramonium)

berasal dari biri-biri (stapel wol) dan yang merupakan serat buatan yang

sutra (filamen), serat mineral berasal paling awal dibuat, dan polimer

dari asbes (crysotile dan crocidotile), dan sintesis (nylon, poliester dan akrilat)

yang terakhir adalah serat tumbuhan yang merupakan serat yang dibuat dari

yang berasal dari biji- bijian (kapas dan polimer-polimer buatan.

kapuk), batang pohon (jute, rosella,

rami), daun (albaka, eceng gondok),

dan yang terakhir dari buah (serabut

kelapa). Gambar 10. Serat Buatan (Sumber :


http://apobaeado.blogspot.co.id/2013/05/se
rat-alami-dan-serat-buatan-sintetis.html,
2016)

Mapping Tekstil
Gambar 9. Serat Alami (Sumber :
a. Reka Rakit/Structure Textile Design
https://dektiyin.wordpress.com/2012/02/2
8/definisi-serat-dan-jenis-jenisnya/, 2016) Structural textile atau reka rakit adalah

tekstil yang disusun berdasarkan


b. Buatan
garis, bentuk, warna dan tekstur dari
Dalam buku Mengidentifikasi Serat
suatu benda, baik berupa benda yang
Tekstil (2001:1), dijelaskan bahwa
mempunyai ruang maupun gambaran
‚Serat buatan adalah serat yang
dari suatu benda. Secara garis besar,
molekulnya disusun secara sengaja
structural textile ini berarti merangkai
oleh manusia. Serat buatan
atau menyusun sesuatu dari material
dikelompokkan ke dalam serat alam
dasar (seperti benang wol, benang
yang diolah kembali, serat setengah
ISSN : 2355-9349 e-Proceeding of Art & Design : Vol.4, No.1 April 2017 | Page 74

nylon, dan sebagainya) untuk


HASIL DAN ANALISIS
akhirnya dijadikan satu kesatuan
Pada penelitian ini, penulis melakukan
lembaran tekstil. Beberapa contoh
beberapa tahap proses eksplorasi untuk
surface textile yaitu macrame, rajut,
mencapai bentuk tekstur sesuai dengan
tapestri, dan lain sebagainya.
konsep yang diinginkan. Gambar

dibawah ini adalah beberapa hasil

eksplorasi pertama dengan

menggunakan rumus air (3000 ml) : obat


Gambar 11. Contoh Reka Rakit pleats (100 ml) dengan lama perebusan
(Structural Textile Design)
(Sumber : selama satu jam.
https://id.pinterest.com/pin/23594646795
5759543/, 2016)

b. Reka Latar/Surface Textile Design

Surface textile atau reka latar adalah

tekstil yang umumnya digunakan Gambar 13. Eksplorasi Awal


(Sumber : Annisa Salsabila, 2016)
untuk menambah nilai estetika dan

nilai jual pada permukaan benda Lalu setelah mendapatkan bentuk


tekstil. Beberapa contoh surface textile tekstur yang diinginkan, penulis
yaitu silk painting pada kain, sablon melakukan eksplorasi untuk
pada pakaian, batik, dan lain mendapatkan jenis bahan yang akan
sebagainya. digunakan pada produk akhirnya nanti.

Bahan yang digunakan saat eksplorasi

adalah bahan organdi, chiffon, sutera,

crepe, dan katun.

Gambar 12. Contoh Reka Latar


(Surface Textile Design)
(Sumber :
https://id.pinterest.com/pin/31778531743
7754736/, 2016)
ISSN : 2355-9349 e-Proceeding of Art & Design : Vol.4, No.1 April 2017 | Page 75

bulan dengan judul ‘Pemanfaatan

Teknik Lipat-Ikat Celup untuk

Menghasilkan Tekstur pada Kain Busana’,

maka dapat diambil kesimpulan bahwa :


Gambar 14. Eksplorasi Lanjutan 1. Pengolahan tekstur pada kain tekstil
(Sumber : Annisa Salsabila, 2016)
yang dihasilkan dengan teknik lipat-

Setelah melakukan beberapa eksplorasi ikat celup dilakukan dengan cara

bahan, penulis memutuskan untuk perebusan dengan campuran air dan

menggunakan bahan chiffon, crepe, dan obat pleats.

organdi dalam pengolahan tekstur 2. Hasil eksplorasi awal dan lanjutan #2

menggunakan teknik lipat-ikat celup membuktikan bahwa perbandingan

pada penelitian kali ini. air : obat pleats yang baik adalah 20 : 1,

Setelah itu, penulis melakukan dengan perebusan selama 2 jam agar

eksplorasi akhir menggunakan bahan hasil akhir pengolahan tekstur

yang sudah dipilih dengan rumus menjadi lebih kuat dan tahan lama.

perebusan air (3000 ml) : obat pleats (150 3. Busana yang memiliki tekstur pada

ml) dengan lama perebusan selama dua permukaan kainnya harus dirawat

jam. Perubahan rumus dilakukan agar dengan perlakuan khusus agar bentuk

tekstur dapat tahan lebih lama. teksturnya awet dan tahan lama.

4. Pengolahan tekstur pada permukaan

kain yang dihasilkan dari

pemanfaatan teknik lipat-ikat celup

ini dapat memberi nilai visual dan


Gambar 15. Eksplorasi Akhir estetika lebih, karena dapat
(Sumber : Annisa Salsabila, 2016)
memunculkan bentuk tekstur pada

KESIMPULAN permukaan yang menarik sesuai

Berdasarkan penelitian tugas akhir yang dengan pola yang kita inginkan.

sudah dilakukan selama kurang lebih 4


ISSN : 2355-9349 e-Proceeding of Art & Design : Vol.4, No.1 April 2017 | Page 76

5. Material pengisi untuk pembentuk busana yang akan diproduksi diatas

tekstur akan sangat mempengaruhi bahan yang telah diolah untuk

hasil akhir pembuatan teksurnya, menghasilkan tekstur pada

sehingga penelitian ini dapat permukaannya.

dikembangkan lebih jauh lagi 3. Saat proses pengikatan kain yang

kedepannya. akan direbus, disarankan untuk

mengikat bagian yang diinginkan

SARAN sekencang mungkin agar ikatan

Setelah melakukan penelitian dan tidak terbuka saat kain direbus.

menarik kesimpulan seperti yang sudah 4. Dalam perawatan busana yang

dijelaskan sebelumnya, maka penulis memiliki tekstur dipermukaannya,

memiliki beberapa saran, yaitu : lebih baik untuk tidak mencuci

1. Untuk mendapatkan tekstur tiga busana menggunakan mesin, tetapi

dimensi yang nyaman digunakan, disarankan untuk mencuci busana

disarankan untuk menggunakan dengan tangan tanpa dikucek dan

teknik perebusan yang diteliti pada peras berlebihan, agar tekstur dapat

tugas akhir ini, karena hasil akhir lebih awet dan tahan lama.

teksturnya tidak kaku, tidak berbau,

dan tahan lama, sehingga nyaman DAFTAR PUSTAKA


untuk digunakan dalam aktivitas BD+A Design.
sehari-hari. (2016). Greyzone. Jakarta, Indonesia.
2. Dalam pembuatan busana, lebih Gulendra, I. Wayan.
baik untuk mengolah tekstur pada (2010), Pengertian Warna dan Tekstur.
kain sebelum dipotong pola untuk Retrieved from
proses jahit, karena hasil dari proses https://core.ac.uk/download/pdf/1223
pembuatan tekstur dapat membuat 7818.pdf
kain mengerucut dalam skala yang

tidak bisa ditentukan. Sehingga,

lebih baik untuk membuat pola


ISSN : 2355-9349 e-Proceeding of Art & Design : Vol.4, No.1 April 2017 | Page 77

Kasiyan, M.Hum. Waddell, Gavin.

(2013). Nirmana Dua Dimensi. Retrieved (2004). How Fashion Works Couture,

from Ready-to-Wear and Mass Production

http://staff.uny.ac.id/sites/default/files (1st ed.). Garsington Road,

/pendidikan/Dr.%20Kasiyan,%20M. Oxford OX4 2DQ, UK : Blackwell

Hum./Konsep%20Dasar%20Nirman Publishing.

a%20Dwimatra.pdf Wolff, Colette.

Meadows, Toby. (1996). The Art of Manipulating Fabric.

(2012). How To Set Up & Run A Fashion Iola, Wisconsin, 54990 : Krause

Label (revised edition). 361-373 Publications.

City Road, London, United

Kingdom : Laurence King

Publishing Ltd.

Subagiyo, Puji Yosep.

(2015). Kapita Selekta Konservasi Tekstil. 2-

3. Retrieved from

http://www.academia.edu/19594852/

Konservasi_Tekstil_2015.

Suparta, I. Made.

(2010). Prinsip Seni Rupa. Retrieved from

http://repo.isi-

dps.ac.id/94/1/1._Suparta.pdf

Tim Fakultas Teknik Universitas

Surabaya.

(2001). Mengidentifikasi Serat Tekstil.

Jakarta : Depdiknas

Anda mungkin juga menyukai