Anda di halaman 1dari 17

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

SATUAN PENDIDIKAN : SMP/MTS


SEKOLAH : SMPN 6 Malang
KELAS/ SEMESTER : VII/ Satu
MATA PELAJARAN : Seni Budaya (Seni Rupa)
TOPIK : Penerapan Ragam Hias Pada Bahan Tekstil
ALOKASI WAKTU : 2 X 40 Menit (1x pertemuan)

A. KOMPETENSI INTI
KI 1 : Menerima, menanggapi dan menghargai ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 : Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli
(toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan
keberadaannya.
KI 3 : Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan
rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait
fenomena dan kejadian tampak mata.
KI 4 : Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut
pandang/teori.

B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI

NO. KOMPETENSI DASAR INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI


1. 1.1 Menerima, menanggapi 1.1.1 Mengungkapkan pendapat mengenai
dan menghargai keragaman keragaman dan keunikan karya seni rupa sebagai
dan keunikan karya seni rupa bentuk rasa syukur terhadap anugerah Tuhan
sebagai bentuk rasa syukur
1.1.2 Menunjukkan sikap menjaga dengan tidak
terhadap anugerah Tuhan.
merusak keragaman dan keunikan karya seni rupa
2. 2.3 Menunjukkan sikap 2.3.1 Menjelaskan ide dan pendapat dalam
percaya diri, motivasi kegiatan diskusi dengan percaya diri
internal, kepedulian terhadap
2.3.2 Menunjukkan sikap antusias terhadap
lingkungan dalam berkarya
kegiatan diskusi
seni

2.3.3 Menjaga kebersihan dan kerapian dalam


lingkungan berkarya seni

2.3.4 Tidak mengganggu teman ketika berkarya

3. 3.3 Memahami konsep dan 3.3.1 Menjelaskan pengertian ragam hias flora,
prosedur penerapan ragam fauna dan geometrik
hias pada bahan tekstil
3.3.2 Mengajukan pertanyaan mengenai ragam
hias flora, fauna dan geometrik

3.3.3 Menjelaskan prosedur penerapan ragam


hias flora, fauna dan geometrik pada bahan tekstil
dengan teknik batik

3.3.4 Menjelaskan media, alat dan bahan dalam


penerapan ragam hias flora, fauna dan geometrik
pada bahan tekstil dengan teknik batik

4. 4.3 Menerapkan ragam hias 4.3.1 Membuat desain ragam hias flora, fauna
pada bahan tekstil dan geometrik di kertas gambar sesuai dengan
kreasi individu dengan tidak meninggalkan ciri
khas ragam hias

4.3.2 Membuat ragam hias flora, fauna dan


geometrik pada kain dengan teknik batik dengan
runtut sesuai prosedur

4.3.3 Mengumpulkan hasil karya penerapan


ragam hias flora, fauna dan geometrik pada bahan
tekstil dengan tepat waktu

4.3.4 Membuat ragam hias flora, fauna dan


geometrik pada bahan tekstil dengan rapi dan
tuntas

C. TUJUAN PEMBELAJARAN
Pertemuan ke 2
1. Peserta didik mampu menjelaskan keragaman ragam hias flora, fauna dan
geometrik
2. Peserta didik mampu mendeskripsikan penerapan ragam hias flora, fauna dan
geometrik pada bahan tekstil
3. Peserta didik mampu menuangkan ide ke dalam rancangan desain ragam hias
kreasi flora, fauna dan geometrik dan tidak meninggalkan ciri khas ragam hias
4. Peserta didik mampu menerapkan desain ragam hias yang telah dipilih pada
bahan tekstil
5. Peserta didik mampu mengkomunikasikan hasil karya ragam hias pada bahan
tekstil secara lisan maupun tulisan

D. MATERI PEMBELAJARAN
Penerapan Ragam Hias Pada Bahan Tekstil
1. Pengertian ragam hias
2. Pengertian bahan tekstil
3. Jenis- jenis ragam hias berupa ragam hias flora, fauna dan geometrik
4. Langkah-langkah membuat desain ragam hias
5. Pengertian membatik
6. Bahan, alat dan prosedur membatik
7. Teknik membatik

E. METODE PEMBELAJARAN
1. Metode Scientific
2. Pembelajaran berbasis masalah (PBL)
F. MEDIA PEMBELAJARAN
1. Media : Contoh gambar ragam hias flora, fauna dan geometrik, buku
paket, LCD, powerpoint, video, alat peraga.
2. Alat dan bahan : Pensil, kertas A4 HVS, lilin, canting, kain mori, pewarna
Tekstil.

G. LANGKAH – LANGKAH PEMBELAJARAN


Pertemuan ke 2
Pendahuluan (10 menit)
1) Peserta didik mempersiapkan diri untuk mengikuti kegiatan pembelajaran
(disiplin)
2) Apersepsi: Mengulas dan menanyakan materi pertemuan minggu lalu
3) Memberikan motivasi dengan menunjukkan karya-karya ragam hias
4) Memberikan persepsi awal mengenai materi yang akan dikaji
5) Memberi acuan dengan menggambarkan langkah-langkah pengalaman belajar
yang akan dilakukan dan tujuan dalam pembelajaran

Kegiatan Inti (60 menit)


Mengamati
1) Peserta didik bersama-sama mendapat tugas mengamati power point untuk
memahami konsep penerapan ragam hias flora, fauna dan geometrik pada bahan
tekstil

Menanya

1) Secara berkelompok (setiap kelompok 8 orang) peserta didik menanya kepada


guru tentang penerapan desain ragam hias pada bahan tekstil dengan teknik batik
yang meliputi bahan tekstil, alat dan bahan batik, serta proses membatik

Mencoba

1) Peserta didik menuangkan ide melalui menggambar desain ragam hias sesuai
kreasi masing-masing individu dengan tidak meninggalkan ciri khas ragam hias
flora, fauna dan geometrik pada kertas buram
2) Peserta didik memilih desain ragam hias yang paling bagus untuk dibuat di
kertas kalkir
3) Peserta didik memindahkan desain ragam hias yang telah dipilih pada bahan
tekstil

Menalar

1) Menalar atau mengasosiasi secara bersama-sama dengan melakukan diskusi


kelompok besar untuk mencari, menghubungkan, dan membandingkan karya
karya desain ragam hias yang sudah dibuat

Membentuk Jejaring

1) Mengkomunikasikan pendapat mengenai desain ragam hias flora, fauna dan


geometrik yang akan diterapkan pada bahan tekstil dengan teknik batik secara
lisan maupun tulisan.

Penutup (10 menit)

1) Guru mengevaluasi dan siswa diharapkan dapat menyimpulkan hasil


pembelajaran dengan cara menanyakan secara lisan dan mengintruksi untuk
menyimpulkan aspek-aspek yang sudah dipelajari kepada beberapa peserta didik
2) Guru menugasi siswa untuk membawa peralatan mewarna batik pada pertemuan
minggu depan

H. EVALUASI PEMBELAJARAN
Teknik : Tes dan Non-Tes
Bentuk : Tes lisan, tulis uraian
Tes unjuk kerja
Non-Tes berupa pengamatan sikap
Instrumen
Tes Tulis uraian
Uraikanlah pertanyaan berikut ini!
1. Unsur-unsur apa saja yang anda ketahui dari gambar ragam hias flora, fauna dan
geometrik?
2. Menurut pendapatmu apa yang dimaksud dengan menggambar ragam hias flora,
fauna dan geometrik? Uraikan ciri-cirinya.
3. Uraikan langkah-langkah dalam membuat desain ragam hias flora, fauna dan
geometrik dengan teknik batik menurut pendapatmu!
Tes Unjuk Kerja
Tugas: Buatlah sapu tangan dari bahan tekstil dengan motif ragam hias flora, fauna atau
geometrik sesuai objek yang anda amati dengan menggunakan alat, bahan dan teknik
membatik.
Rubrik Penilaian proses : Proses Pembuatan Sapu Tangan dengan Motif Ragam
Hias Flora, Fauna atau Geometrik.
Aspek yang dinilai/skor maksimal Jumlah
skor
Kesesuaian Kelancara Kelengkapan Ketepatan
prosedur n teknik bahan dan waktu
No Nama Peserta didik
peralatan penyelesaian
yang tugas
diperlukan
40 20 20 20 100

Indikator aspek yang dinilai:


Indikator 1 : Kesesuaian prosedur
Prosedur yang dilakukan mulai persiapan hingga penyelesaian sesuai
Langkah-lagkah membatik.
Indikator 2 : Kelancaran teknik
Cara menggunakan canting nampak berlangsung lancar tanpa ragu.
Indikator 3 : Kelengkapan bahan dan peralatan yang diperlukan
Bahan dan peralatan yang digunakan lengkap.
Indikator 4 : Ketepatan waktu penyelesaian tugas
Penyelesaian sapu tangan yang dibuat sesuai waktu yang ditentukan.

Rubrik Penilaian hasil : Hasil desain motif ragam hias flora, fauna atau geometrik.
No Nama Peserta Aspek yang dinilai Jumlah
didik skor
Kerapian Keragaman komposisi Perpaduan finishing
bentuk warna
25 25 20 15 15 100

Indikator aspek yang dinilai:


Indikator 1 : Kerapian
Gambar yang dihasilkan peserta didik rapi.
Indikator 2 : Keragaman bentuk
Gambar yang dihasilkan peserta didik beraneka ragam bentuknya.
Indikator 3 : komposisi
Gambar yang dihasilkan peserta didik seakan-akan tata letak objek yang
seimbang.
Indikator 4 : Perpaduan Warna
Gambar yang dihasilkan peserta didik memiliki warna yang serasi.
Indikator 5 : Finishing
Gambar yang dihasilkan peserta didik terlihat dalam penyelesaian yang utuh.
Rumus Penilaian
Nilai unjuk kerja+nilai produk
Nilai Akhir =
2
Lembar Pengamatan Sikap

Perilaku yang diamati pada pembelajaran


Nama Menghargai Disiplin Tanggung Kepedulian
No
orang lain jawab
1
2
3

Skala penilaian dibuat dengan rentangan dari 1 s/d 5


Penafsiran angka : 1. sangat kurang, 2. kurang, 3. cukup, 4. baik, 5. amat baik
Mengetahui Malang, 10 Juli 2013
Kepala Sekolah Guru Mapel SB

……………. …………………
NIP. NIP.

1. Pengertian Ragam Hias


Ragam hias disebut juga ornamen, merupakan salah satu bentuk karya seni rupa yang
sudah berkembang sejak zaman prasejarah. Indonesia sebagai negara kepulauan memiliki
banyak ragam hias. Ragam hias di Indonesia dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu
lingkungan alam, flora dan fauna serta manusia yang hidup di dalamnya. Keinginan untuk
menghias merupakan naluri atau insting manusia. Faktor kepercayaan turut mendukung
berkembangnya ragam hias karena adanya perlambangan di balik gambar. Ragam hias
memiliki makna karena disepakati oleh masyarakat penggunanya. Menggambar ragam hias
dapat dilakukan dengan cara stilasi (digayakan) yang meliputi penyederhanaan bentuk dan
perubahan bentuk (deformasi).

2. Motif Ragam Hias


Ragam hias merupakan karya seni rupa yang diambil dari bentuk-bentuk flora
(vegetal), fauna (animal), figural (manusia), dan bentuk geometris. Ragam hias tersebut dapat
diterapkan pada media dua dan tiga dimensi.
a. Ragam Hias Flora
Flora sebagai sumber objek motif ragam hias dapat dijumpai hampir di seluruh
pulau di Indonesia. Ragam hias dengan motif flora (vegetal) mudah dijumpai pada
barang-barang seni, seperti batik, ukiran, kain sulam, kain tenun, dan bordir.
b. Ragam Hias Fauna
Ragam hias fauna (animal) merupakan bentuk gambar motif yang diambil dari
hewan tertentu. Hewan sebagai wujud ragam hias pada umumnya telah mengalami
perubahan bentuk atau gaya. Beberapa hewan yang biasa dipakai sebagai objek ragam
hias adalah kupu-kupu, burung, kadal, gajah, dan ikan. Ragam hias motif fauna telah
mengalami deformasi namun tidak meninggalkan bentuk aslinya. Ragam hias fauna
dapat dikombinasikan dengan motif flora dengan bentuk yang digayakan.
Motif ragam hias daerah di Indonesia banyak menggunakan hewan sebagai
objek ragam hias. Daerah-daerah tersebut seperti Yogyakarta, Bali, Sumatera,
Kalimantan, Sulawesi, dan Papua. Motif ragam hias fauna tersebut dapat dijumpai
pada hasil karya batik, ukiran, sulaman, anyaman, tenun, dan kain bordir. Ragam hias
bentuk fauna dapat dijadikan sarana untuk memperkenalkan kearifan lokal daerah
tertentu di Indonesia seperti burung cendrawasih di Papua, komodo di Nusa Tenggara
Timur, dan gajah di Lampung.
c. Ragam Hias Geometris
Ragam hias geometris merupakan motif hias yang dikembangkan dari bentuk-
bentuk geometris dan kemudian digayakan sesuai dengan selera dan imajinasi
pembuatnya. Gaya ragam hias geometris dapat dijumpai di seluruh daerah di
Indonesia, seperti Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua. Ragam hias
geometris dapat dibuat dengan menggabungkan bentuk-bentuk geometris ke dalam
satu motif ragam hias.
d. Ragam Hias Figuratif
Bentuk ragam hias figuratif berupa objek manusia yang digambar dengan
mendapatkan penggayaan bentuk. Ragam hias figuratif biasanya terdapat pada bahan
tekstil maupun bahan kayu, yang proses pembuatannya dapat dilakukan dengan cara
menggambar.
3. Pola Ragam Hias
Bentuk ragam hias umumnya memiliki pola atau susunan yang diulang-ulang. Pada
bentuk ragam hias yang lain, pola yang ditampilkan dapat berupa pola ragam hias yang
teratur, terukur dan memiliki keseimbangan. Pola ragam hias geometris dapat ditandai dari
bentuknya seperti persegi empat, zigzag, garis silang, segitiga, dan lingkaran. Pola bidang
tersebut merupakan pola geometris yang bentuknya teratur. Bentuk lain dari pola geometris
adalah dengan mengubah susunan pola ragam hias menjadi pola ragam hias tak beraturan dan
tetap memperhatikan segi keindahan.

4. Teknik Menggambar Ragam Hias


Gambar ragam hias sangat bervariatif, ada yang diambil dari flora, fauna, manusia,
dan bentuk-bentuk geometris. Bentuk gambar ragam hias, dapat berupa pengulangan maupun
sulursuluran. Pada saat peserta didik ingin menggambar ragam hias ada beberapa aturan yang
harus diperhatikan, sebagai berikut.
1. Perhatikan pola bentuk ragam hias yang akan digambar.
2. Persiapkan alat dan media gambar.
3. Tentukan ukuran pola gambar yang akan dibuat.
4. Buatlah sketsa ragam hias yang telah ditentukan.
5. Berilah warna pada gambar ragam hias.

a. Menggambar Ragam Hias Flora (vegetal)


Ragam hias flora dapat peserta didik lihat di berbagai macambenda atau
barang. Gambar ragam hias flora memiliki bentuk
dan pola yang beraneka ragam. Setiap daerah di Indonesia memiliki ragam hias flora
dengan ciri khasnya masing-masing. Peserta didik sekarang bisa menggambar ragam
hias dengan mudah. Peserta didik bisa menggunakan pola pengulangan maupun sulur-
suluran. Ragam hias dapat diambil dari objek daun tunggal yang kemudian bisa stilasi
sesuai dengan imajinasi dan kreativitasmu. Menggambar objek daun tunggal dapat
dilakukan dengan beberapa tahapan sebagai stilasi dari
1) Buatlah pola ragam hias yang yang akan digambar. Perhatikan
komposisi pola ragam hiasnya.
2) Tetapkan letak objek gambar pada tempat yang sudah
ditentukan.
3) Lengkapi gambar dengan pensil warna.
b. Menggambar Ragam Hias Fauna
Bentuk ragam hias fauna memiliki keindahan dan keunikan yang sama dengan
ragam hias flora. Jenis fauna yang biasa diambil sebagai objek gambar ragam hias,
yaitu burung, gajah, cicak, ikan, dan ayam. Ragam hias fauna bisa digabung dengan
ragam hias flora atau hanya sejenis saja. Beberapa tahapan dalam menggambar ragam
hias fauna sebagai berikut.
1. Tentukan jenis fauna yang akan dibuat gambar ragam
hiasnya.
2. Buatlah pola gambar ragam hiasnya.
3. Berilah warna pada hasil gambar ragam hiasnya.

c. Menggambar Ragam Hias Geometris


Ragam hias geometris banyak diterapkan di beberapa bagian seperti tepi kain,
jendela, dan pintu rumah. Gambar ragam hias bentuk geometris terkesan kaku tetapi
memiliki nilai keindahan. Peserta didik dapat menggambar ragam hias dengan baik
apabila mengikuti ketentuan sebagai berikut.
1. Buatlah pola bidang gambar geometris.
2. Buatlah ukuran pola dari setiap bidang yang akan digambar.
3. Tentukan ragam hias yang akan digambar.
4. Berilah warna pada hasil gambar ragam hiasnya.
Beberapa tahapan dalam menggambar ragam hias geometris
1) Membuat ukuran pola bidang gambar geometris
2) Membuat gambar geometris
3) Mewarnai ragam hias geometris

d. Menggambar ragam hias manusia (figuratif)


Ragam hias bentuk manusia sering ditampilkan dalam bentuk yang utuh
seluruh tubuh. Ada beberapa bagian tubuh manusia juga dapat dibuat gambar ragam
hias, seperti kepala yang bagian wajahnya sering menjadi objek gambar ragam hias
berupa topeng. Ragam hias bentuk manusia ini biasanya mengalami perubahan bentuk
baik dengan cara disederhanakan atau dilebih-lebihkan. Makna dari ragam hias
bentuk manusia ini sering dihubungkan dengan nenek moyang atau berfungsi sebagai
penolak bala.
Pembelajaran Menerapkan Ragam Hias pada Bahan Tekstil
1. Pengertian Bahan Tekstil
Penerapan ragam hias pada tekstil sudah banyak kita jumpai di berbagai daerah di
Indonesia dengan mengambil motif flora, fauna, dan bentuk imajinasi geometris. Teknik
penambahan ragam hias pada media tekstil dapat dilakukan dengan cara membatik, menenun,
membordir, menyulam, dan melukis. Bahan tekstil dibuat dari perpaduan antara benang
lungsi dan pakan yang saling bersilangan. Jenis bahan tekstil tidak hanya sebatas pada
selembar kain, tetapi juga berbagai jenis bahan seperti: kain songket, kain tenun, dan kain
bordir. Setiap daerah memiliki ciri khas corak dan ragam hias. Proses pembuatan bahan
tekstil dapat dilakukan dengan pola anyaman berupa jalinan antara benang lungsi dan benang
pakan yang saling bersilangan. Alat yang digunakan untuk membuat bahan tekstil bisa
dilakukan dengan alat tenun tradisional maupun yang modern.

2. Jenis dan Sifat Bahan Tekstil


Jenis tekstil dapat diketahui dari perbedaan serat dan permukaan teksturnya. Ada yang
berasal dari serat alam (tumbuhan dan hewan), serat buatan (sintetis), dan serat dari bahan
galian (asbes dan logam). Serat bahan alam misalnya: katun, wol, sutera. Serat buatan
misalnya: dakron, polyester, dan nilon. Serat dari bahan galian misalnya: brokat, lame, dan
songket. Jenis-jenis bahan tekstil ini memiliki sifat yang berbeda-beda, sebagai berikut.
a. Katun: sifat bahan katun menyerap air (hidroskopis), mudah kusut, kenyal dan dapat
disetrika dalam temperatur panas yang tinggi.
b. Wol: sifat bahan wol sangat kenyal, tidak mudah kusut, dapat menghantarkan panas,
apabila dipanaskan menjadi lebih lunak.
c. Sutera: sifat bahan sutera lembut, licin, berkilat, kenyal dan kuat. Bahan sutera banyak
mengisap air dan memiliki rasa sejuk apabila digunakan.
d. Dakron, polyester, dan nilon: bahan-bahan tekstil ini bersifat lebih tahan panas, tidak
mudah kusut, tidak perlu disetrika, kuat, dan bila dicuci, akan cepat kering.
e. Brokat, lame, dan songket: sifat bahan tekstil ini kurang menyerap air, mudah berubah
warna, tidak mudah kusut, kurang menyerap air dan tidak tahan dengan panas tinggi.
f. Mori: sifat bahan katun menyerap air (hidroskopis).

3. Jenis dan Bahan Pewarna


Bahan tekstil memiliki warna yang berbeda satu sama lainnya. Warna dapat diperoleh
dari pewarna alami dan dapat diperoleh dari pewarna sintetis. Setiap pewarna ini memiliki
sifat dan jenis yang berbeda. Pewarna alam dihasilkan dari ekstrak akar-akaran, daun, buah,
kulit kayu dan kayu. Pewarna sintetis diperoleh dari zat warna buatan yang dibuat melalui
proses kimia dengan bahan dasar terarang, batu-bara, atau minyak bumi. Pewarna alami bagi
pengrajin sudah cukup dikenal. Pewarna alami biasa mereka peroleh dari beberapa jenis
bagian tumbuhan seperti: kulit soga, mengkudu, kesumba, dan teh. Pada pewarna sintetis,
jenis pewarnanya adalah Naptol dan Indigosol. Jenis pewarna Naptol digunakan pada teknik
celup dan pewarna Indigosol dapat digunakan dengan cara celup dan colet (lukis).

4. Teknik
Proses penerapan ragam hias pada bahan tekstil memiliki prosedur yang berbeda.
Teknik sulam, batik, tenun ikat, bordir, dan songket berbeda satu dengan yang lain pada
prosesnya. Berikut ini beberapa prosedur yang dapat digunakan sebagai panduan dalam
menerapkan ragam hias pada media tekstil. Salah satunya adalah penerapan ragam hias pada
bahan tekstil dengan teknik batik.

a. Pengertian Seni Batik

Membatik pada hakikatnya sama dengan melukis di atas kain dengan menggunakan canting
sebagai alatnya dan cairan malam sebagai bahan untuk melukisnya.
Pengertian batik adalah memberikan motif pada media dengan proses tutup celup. Batik
memiliki fungsi ganda, yaitu fungsi praktis, kain batik dapat dipergunakan untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari, seperti : pakaian, penutup tempat tidur, taplak meja, sarung bantal, dan
sebagainya. Secara estetis batik juga bisa dijadikan sebagai hiasan yang menarik seperti:
batik lukis yang bisa di bingkai dan bisa dijadikan perhiasan.
Pengertian batik secara umum adalah pembentukan gambar pada kain dengan menggunakan
teknik tutup celup dengan menggunakan lilin atau malam sebagai perintang dan zat pewarna
pada kain.

b. Jenis Batik
Batik Tulis
Batik tulis adalah batik yang dihasilkan dengan cara menggunakan canting tulis
sebagai alat bantu dalam melekatkan malam pada kain. Perkembangan teknik yang
menghasilkan batik tulis bermutu tinggi di kraton-kraton jawa ditunjang oleh canting tulis
dan kain halus. Ragam hias paling rumit (detail) mampu dicapi oleh canting sesuai dengan
keterampilan pembatik.
Batik Cap
Batik cap yaitu batik yang proses pembatikannya menggunakan canting cap. Canting
cap dibuat dengan lempengan kecil bahan tembaga membentuk corak pada salah satu
permukaannya. Permukaan canting cap menggunakan bahan lempengan tembaga tipis karena
tembaga memiliki sifat lentur dan mudah dibuat pola. Permukaan canting cap tersebut
dirangkaikan dengan struktur plat besi tipis yang kuat. Pada awalnya canting cap hanya
digunakan untuk pola-pola pinggiran, namun kini canting cap juga digunakan untuk
mencetak pola pada seluruh permukaan kain. Hal ini karena dengan cara ini akan
menghasilkan pekerjaan yang lebih efektif dan efisien.
Batik Colek
Batik colek ini kurang lebih sama dengan batik tulis yang menggunakkan canting
sebagai alat perintang warna pada kain. Akan tetapi pada proses pewarnaannya menggunakan
kuas yang di colekkan pada kain.
 Pembuatan Desain
Desain ragam hias yang telah dibuat pada kertas dipindahkan pada kain dengan
beberapa cara, yakni dengan menggambar desain langsung pada kain, kemudian
dengan teknik mengeblat menggunakan kertas kalkir ataupun kertas karbon.

 Persiapan Alat Dan Bahan


 Alat Batik
a) canting, canting adalah alat yang dipakai untuk memindahkan atau
mengambil cairan. Canting untuk membatik adalah alat kecil yang terbuat
dari tembaga dan bambu sebagai pegangannya. Canting ini dipakai untuk
menuliskan pola batik dengan cairan lilin. Sebelum bahan plastik banyak
dipakai sebagai perlengkapan rumah tangga, canting yang terbuat dari
tempurung kelapa banyak dipakai sebagai salah satu perlengkapan dapur
sebagai gayung. Dewasa ini canting tempurung kelapa sudah jarang
terlihat lagi karena digantikan bahan lain seperti plastik.
b) Kompor, kompor adalah alat untuk membuat api. Kompor yang biasa
digunakan adalah kompor dengan bahan bakar minyak.
c) Wajan, wajan ialah perkakas untuk mencairkan “malam”. Wajan dibuat
dari logam baja, atau tanah liat. Wajan sebaiknya bertangkai supaya
mudah diangkat dan diturunkan dari perapian tanpa menggunakan alat
lain.
d) Gawangan/Bingkai kayu, gawangan adalah perkakas untuk
menyangkutkan dan membentangkan mori sewaktu dibatik. Gawangan
dibuat dari bahan kayu, atau bambo. Gawangan harus dibuat sedemikian
rupa, sehingga mudah dipindah-pindah, tetapi harus kuat dan ringan.
e) Ember, Ijuk, Potongan
f) Logam/ Bandul dibuat dari timah, atau kayu, atau batu yang dikantongi.
Fungsi pokok bandul adalah untuk menahan mori yang baru dibatik agar
tidak mudah tergesar tertiup angin, atau tarikan si pembantik secara tidak
sengaja.
g) Saringan, saringan ialah alat untuk menyaring “malam” panas yang banyak
kotorannya. Jika “malam” disaring, maka kotoran dapat dibuang sehingga
tidak mengganggu jalannya “malam” pada cucuk canting sewaktu
dipergunakan untuk membatik.
h) Dingklik, Celemek
i) Meja Pola
 Bahan
a) Kain / Mori, mori adalah bahan baku batik dari katun. Kwalitet mori
bermacam-macam, dan jenisnya sangat menentukan baik buruknya
kain batik yang dihasilkan. Mori yang dibutuhkan sesuai dengan
panjang pendeknya kain yang dikehendaki. Ukuran panjang pendeknya
mori biasanya tidak menurut standar yang pasti, tetapi dengan ukuran
tradisional.
a) Lilin / malam, lilin atau “malam” ialah bahan yang dipergunakan untuk
membatik. Sebenarnya “malam” tidak habis (hilang), karena akhirnya
diambil kembali pada proses mbabar, proses pengerjaan dari membatik
sampai batikan menjadi kain. “malam” yang dipergunakan untuk
membatik berbeda dengan malam atau lilin biasa. Malam untuk membatik
bersifat cepat menyerap pada kain tetapi dapat dengan mudah lepas ketika
proses pelorodan.
b) Zat Pewarna

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH


PPL

yang dibimbing oleh Drs. Didiek Rahmanadji


dan Dra. Purwatiningsih M.Pd.

Oleh:
Dina Absari Prahawaningtiyas
110251416533

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS SASTRA
JURUSAN SENI DAN DESAIN
PRODI S1 PENDIDIKAN SENI RUPA
2014

Anda mungkin juga menyukai