Anda di halaman 1dari 3

ANALISIS PELANGGARAN UU KIP

YANG DILAKUKAN OLEH PEMERINTAH PROVINSI BANTEN

Makalah
diajukan untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Etika, Kebijakan, dan Hukum Media

Oleh:

Altair Dandi Rigel (1502190088)


Rora Arviana Bukhori (1502190206)
M. Khalifah Putra Abi P (1502190314)

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI


FAKULTAS KOMUNIKASI DAN BISNIS
UNIVERSITAS TELKOM
BANDUNG
2021
A. Fakta-Fakta Pelanggaran UU Keterbukaan Informasi Publik (KIP)
Dalam analisis ini, kami mengambil contoh kasus pelanggaran UU Keterbukaan
Informasi Publik (KIP) yang terjadi di lingkungan Pemerintah Provinsi Banten pada tahun 2012.
Secara umum kasus ini diawali dari Muhammad Hs, melakukan permohonan mendapat
informasi terkait laporan lengkap kegiatan pengadaan barang/jasa di lingkungan Sekretariat
Daerah Provinsi Banten pada Tahun 2011 kepada Pemerintah Provinsi Banten. Namun, tidak ada
tanggapan dari Pemprov Banten sehingga Muhammad Hs melaporkan kasus ini kepada Majelis
Komisioner.
Majelis memutuskan Informasi tersebut merupakan informasi yang sudah seharusnya
terbuka untuk publik sehingga Pemerintah Provinsi Banten memberikan informasi yang telah
dimohonkan oleh Muhammad Hs selambat-lambatnya 7 Hari setelah permohonan. Dan hingga
batas waktu tersebut, Pemerintah Provinsi Banten masih belum memberikan informasi yang
diminta sehingga Muhammad Hs melaporkan lebih lanjut kasus ini kepada Kepolisian.
Pihak kepolisian menanggapi kasus ini dengan cepat setelah menerima laporan dan
memanggil pihak terkait Pemerintah Provinsi Banten, yaitu Komari, Kepala Biro Humas dan
Protokol Pemprov Banten. Setelah pemeriksaan pertama, Komari ditetapkan sebagai tersangka
kasus pelanggaran UU Keterbukaan Informasi Publik.

B. Analisis Kasus
Pada tahun 2012, Pemerintah Provinsi Banten dihadapkan dengan sebuah kasus
pelanggaran UU Keterbukaan Informasi Publik (KIP). Seperti yang telah dikemukakan
sebelumnya, kita dapat menganalisis jenis pelanggaran UU yang telah terjadi di Pemerintah
Provinsi Banten.
Pertama, status Pemerintah Provinsi Banten termasuk badan publik, karena berdasarkan
UU No.14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik pasal 1 ayat 3, Definisi badan
publik adalah “lembaga eksekutif, legislatif, yudikatif, dan badan lain yang fungsi dan tugas
pokoknya berkaitan dengan penyelenggaraan negara, yang sebagian atau seluruh dananya
bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan/atau Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah, atau organisasi nonpemerintah sepanjang sebagian atau seluruh dananya
bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan/atau Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah, sumbangan masyarakat, dan/atau luar negeri”. Sudah sangat jelas Pemerintah

1
Provinsi Banten termasuk badan publik berdasarkan definisi tersebut.
Sedangkan, berdasarkan fakta fakta pelanggaran yang terjadi, Kasus ini telah melanggar
pasal 7 yang berbunyi “Badan Publik wajib menyediakan, memberikan dan/atau menerbitkan
Informasi Publik yang berada di bawah kewenangannya kepada Pemohon Informasi Publik,
selain informasi yang dikecualikan sesuai dengan ketentuan”. Dimana dalam kasus ini, telah
dipaparkan secara jelas dalam pemaparan sebelumnya bahwa Pemerintah Provinsi Banten tidak
menyediakan informasi publik yang dimohonkan oleh masyarakat.
Lalu, Informasi terkait laporan lengkap kegiatan pengadaan barang/jasa di lingkungan
Sekretariat Daerah Provinsi Banten pada Tahun 2011 yang dimohonkan oleh pemohon sudah
sesuai regulasi yang ada dan sudah seharusnya dibuka kepada publik. Hal ini tercantum pada
pasal 11 ayat 1 poin d yang berbunyi “Badan Publik wajib menyediakan Informasi Publik setiap
saat yang meliputi (d) rencana kerja proyek termasuk di dalamnya perkiraan pengeluaran
tahunan Badan Publik”.
Jajaran pegawai pemerintah Provinsi Banten yang terlibat dalam pelanggaran ini dapat
terkena ketentuan pidana atas pelanggaran tersebut yang telah tercantum pada pasal 52 yang
berbunyi “Badan Publik yang dengan sengaja tidak menyediakan, tidak memberikan, dan/atau
tidak menerbitkan Informasi Publik berupa Informasi Publik secara berkala, Informasi Publik
yang wajib diumumkan secara serta-merta, Informasi Publik yang wajib tersedia setiap saat,
dan/atau Informasi Publik yang harus diberikan atas dasar permintaan sesuai dengan Undang-
Undang ini, dan mengakibatkan kerugian bagi orang lain dikenakan pidana kurungan paling
lama 1 (satu) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp5.000.000,00 (lima juta rupiah)”.

Sumber:
https://banten.antaranews.com/berita/17538/kabiro-humas-banten-tersangka-pelanggaran-uu-kip

Anda mungkin juga menyukai