5
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL PEI.AYANAN KESEHATAN
lalan H.R. Rasuna Said Blok X5 Kavling 4-9 lakarta 12950
Telepon : (021) 5201590 (Hunting), Faksimile : (021) 5261814, 5203872
Website:www.yankes.kemkes.go.id
g
GERMAS
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PELAYANAN KESEHATAN
TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN INTEGRASI
PELAYANAN KESEHATAN DI PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT
DENGAN FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA LAIN
DALAM PELAKSANAAN PROGRAM PRIORITAS.
Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal : 29 Juli 2023
't4ft 'i
I l.lD
-5-
LAMPIRAN
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL
PELAYANAN KESEHATAN
NOMOR
TENTANG
PEDOMAN PENYELENGGARAAN
INTEGRASI PELAYANAN KESEHATAN DI
PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT
DENGAN FASILITAS KESEHATAN
TINGKAT PERTAMA LAIN DALAM
PELAKSANAAN PROGRAM PRIORITAS
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berdasarkan Deklarasi Astana (2018) diintisarikan bahwa visi Primary
Health Care (PHC) abad 21 yaitu meningkatkan peran sektor swasta dalam
pembangunan ekonomi, pencapaian target kesehatan, dan peningkatan
respon. Deklarasi Astana menyebutkan beberapa hal yang harus dilakukan
untuk mencapai visi tersebut yaitu:
1. pemberdayaan individu, keluarga, dan masyarakat;
2. penguatan tenaga kesehatan;
3. strategi pembiayaan;
4. peran sektor swasta;
5. pemanfaatan teknologi informasi;
6. mengintegrasikan pelayanan kesehatan;
7. mengintegrasikan UKM dan UKP;
8. meningkatkan peran rumah sakit pada PHC; dan
9. meningkatkan kesediaan PHC di desa/kelurahan.
Arah kebijakan pembangunan kesehatan nasional yang tertuang dalam
Permenkes 13 Tahun 2022 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 21 Tahun 2020 tentang Rencana Strategis Kementerian
Kesehatan Tahun 2020-2024, yaitu “Meningkatkan akses dan mutu
pelayanan kesehatan menuju cakupan kesehatan semesta, dengan
-6-
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tersedianya acuan bagi dinas kesehatan kabupaten/kota dalam
menyelenggarakan integrasi pelayanan kesehatan di puskesmas dengan
FKTP lain dalam pelaksanaan program prioritas nasional dan prioritas
daerah termasuk pemenuhan Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang
kesehatan kabupaten/kota, agar dapat berjalan efektif, efisien, bermutu,
dan berkesinambungan dengan memperhatikan keselamatan pasien.
2. Tujuan Khusus:
a. Tersedianya gambaran konsep integrasi pelayanan kesehatan di
FKTP
b. Tersedianya mekanisme penyelenggaraan integrasi pelayanan
kesehatan di FKTP.
c. Tersedianya acuan dalam membuat dokumen komitmen dapat
berupa surat keputusan, dan/atau nota kesepahaman, dan/atau
perjanjian kerja sama dalam penyelenggaraan integrasi pelayanan
kesehatan di FKTP.
d. Tersedianya acuan dalam membuat care pathway terkait program
prioritas nasional dan daerah.
-8-
C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup integrasi pelayanan kesehatan dalam pedoman ini meliputi:
1. Konsep Integrasi Pelayanan Kesehatan di FKTP
D. Sasaran
1. Pemerintah pusat
2. Pemerintah daerah provinsi
3. Pemerintah daerah kabupaten/kota
4. Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama
-9-
BAB II
KONSEP INTEGRASI PELAYANAN KESEHATAN DI FKTP
BAB III
MEKANISME PENYELENGGARAAN
INTEGRASI PELAYANAN KESEHATAN DI FKTP
Dinas
Jejaring Fungsional Kesehatan
Puskesmas Puskesmas
A B
Klinik Klinik
TPMD A TPMD C
Pratama A Pratama C
Klinik Klinik
TPMD B TPMD D
Pratama B Pratama D
Gambar 3. Contoh jejaring fungsional yang dibina oleh Dinas Kesehatan dan
Puskesmas sebagai pembina FKTP di wilayah kerjanya.
pathway; dan
3) Memberikan umpan balik laporan hasil evaluasi care pathway yang
disampaikan oleh puskesmas.
b. Puskesmas
1) Menyusun care pathway;
2) Merevisi care pathway bila diperlukan;
3) Mensosialisasikan care pathway;
4) Mengimplementasikan care pathway;
5) Mengevaluasi implementasi care pathway; dan
6) Melaporkan hasil evaluasi implementasi care pathway kepada dinas
kesehatan kabupaten/kota.
c. FKTP lain sebagai jejaring Puskesmas
1) Menyusun care pathway bersama dengan puskesmas;
2) Merevisi care pathway bersama dengan puskesmas;
3) Mengimplementasikan care pathway bersama dengan puskesmas;
dan
4) Mengevaluasi implementasi care pathway bersama dengan puskesmas.
4. Implementasi Rencana Tindak Lanjut
Implementasi Rencana Tindak Lanjut dimulai dengan integrasi
profesional dimana masing-masing FKTP dapat membentuk tim
multidisiplin sesuai dengan care pathway yang sudah dibuat. Tim
multidisiplin ini bekerja secara bersama-sama baik internal maupun antar
FKTP yang tergabung dalam jejaring fungsional dengan pembagian tugas
dan tanggung jawab yang jelas.
disiplin;
4) peningkatan kompetensi kader sesuai dengan care pathway; dan
5) distribusi logistik obat dan bahan medis habis pakai, dan logistik
kesehatan lainnya ke FKTP jejaring.
c. FKTP lain sebagai jejaring Puskesmas
1) menyusun tim multidisplin; dan
2) mengimplementasikan care pathway dalam pelayanan multi disiplin.
5. Monitoring dan Evaluasi
Monitoring dan evaluasi, adalah kombinasi pengumpulan dan analisis
data (monitoring) dan penilaian sejauh mana pelayanan kesehatan
terintegrasi telah, atau belum, memenuhi tujuannya. Beberapa prinsip yang
perlu diperhatikan dalam melakukan monitoring dan evaluasi:
a. Monitoring:
1) Dilakukan secara kolektif setiap bulan oleh tim yang dibentuk dinas
kesehatan. Tim dapat merupakan bagian dari tim pembina cluster
binaan (TPCB) ataupun tim lain di dinas kesehatan yang melakukan
pembinaan terhadap FKTP di wilayahnya.
2) Dilakukan pada setiap tahapan tata laksana pelayanan kesehatan
yang tertulis dalam care pathway mulai dari pelayanan promotif,
preventif, kuratif, rehabilitatif dan paliatif dengan tujuan untuk
mengidentifikasi tantangan dalam implementasi integrasi pelayanan
kesehatan.
3) Hasil dari monitoring digunakan untuk menyusun rencana tindak
lanjut dan disampaikan kepada semua jejaring untuk mendapatkan
tanggapan dan masukan dalam upaya perbaikan.
b. Evaluasi:
1) Bertujuan untuk mengetahui sejauh mana manfaat atau dampak
implementasi integrasi pelayanan kesehatan terhadap pelayanan
yang diterima oleh pasien, yang dilakukan oleh tenaga kesehatan
dalam memberikan layanan, dan dampak bagi penyedia layanan
kesehatan, termasuk dalam mendukung pencapaian target-target
kinerja, target prioritas daerah dan nasional.
2) Dinas kesehatan kabupaten/kota melakukan evaluasi implementasi
integrasi pelayanan kesehatan setiap enam (6) atau dua belas (12)
bulan mencakup aspek pengguna/pasien, tenaga kesehatan, dan
penyedia layanan.
-24-
Tabel 4.
Contoh Indikator Monitoring dan evaluasi Implementasi Integrasi
Pelayanan Kesehatan di FKTP
Komponen Integrasi Indikator Implementasi Integrasi
Pelayanan Kesehatan Pelayanan Kesehatan di FKTP
Integrasi Sistem a. Dinas kesehatan kabupaten/kota menyusun
Kesehatan regulasi pendukung tentang integrasi
pelayanan kesehatan di tingkat
kabupaten/kota
b. Tersedianya anggaran integrasi pelayanan
kesehatan
c. Dinas kesehatan kabupaten/kota
mengevaluasi regulasi integrasi pelayanan
kesehatan di tingkat kabupaten/kota
Integrasi Data dan Dinas kesehatan kabupaten/kota memfasilitasi
Informasi pemanfaatan sistem informasi dan manajemen
-25-
Tabel 5.
Contoh Indikator Pelayanan Tuberkulosis (TB)
Tabel 6.
Contoh Indikator Pelayanan Diabetes Melitus (DM)
BAB IV
dan
6. Melaporkan penyelenggaraan integrasi pelayanan kesehatan ke
Kementerian Kesehatan secara berkala.
C. Kementerian Kesehatan
1. Menyusun dan menetapkan kebijakan berupa pedoman integrasi pelayanan
kesehatan;
2. Melakukan sosialisasi dan advokasi kebijakan integrasi pelayanan
kesehatan;
3. Memfasilitasi dinas kesehatan daerah provinsi, dinas kesehatan daerah
kabupaten/kota dan FKTP terkait penyelenggaraan integrasi pelayanan
kesehatan;
4. Melakukan monitoring dan evaluasi penyelenggaraan integrasi pelayanan
kesehatan; dan
D. Stakeholder Lainnya
1. Mendukung penyelenggaraan integrasi pelayanan kesehatan;
2. Memonitor penyelenggaraan integrasi pelayanan kesehatan;
3. Mendukung pelaksanaan sosialisasi terkait penyelenggaraan integrasi
pelayanan kesehatan secara luas di kabupaten/kota;
4. Memberikan masukan terhadap regulasi terkait integrasi pelayanan
kesehatan; dan
5. Berkontribusi dalam penyusunan PNPK dan PPK bagi Dokter di FKTP.
-30-
BAB V
PENUTUP
FORMULIR 1
CONTOH DOKUMEN KOMITMEN DALAM RANGKA PENYELENGGARAAN
INTEGRASI PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS DENGAN FKTP LAIN
DALAM PELAKSANAAN PROGRAM PRIORITAS
a. Surat Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
-32-
FORMULIR 2:
INSTRUMEN MONITORING DAN EVALUASI PENYELENGGARAAN INTEGRASI
PELAYANAN KESEHATAN DI PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT DENGAN
FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN LAIN DALAM PELAKSANAAN PROGRAM
PRIORITAS
Nomor
Parameter Kriteria Skoring Nilai
Nomor
Parameter Kriteria Skoring Nilai
Bila kriteria a 0
dan b tidak
terpenuhi
Nomor
Parameter Kriteria Skoring Nilai
Penghitungan Nilai:
Interpretasi
r. b a nilai > 80o/c Baik (diharapkan dapa.t mendukung pencapaian target prioritas)
2. bila nilai 50 - 80%i Cukup
3. bila nilai < 507o: Kurang
Kesimpulan Nilai Akht, dibagi menjadi 3 kategori: (Lingkari salah satu penilaian)
a. Baik
b. Cukup
c. Kurang
Terhadap hasil monitoring dan evaluasi perlu dibuat rencana tindak lanjut dalarn
rangka perbaikan dengan 1'or-s1 lsdarnpir
2
3
4
dan seteru a
.L
JENDERAL PELAYANAN KESEHATAN.
v
lllFE,(rirD,
P€urln-nrr i
IND o