Anda di halaman 1dari 34

FORMULASI SEDIAAN LIP BALM DARI EKSTRAK BUNGA ROSELLA

(Hibiscus Sabdariffa L.) SEBAGAI PELEMBAB BIBIR

Oleh :
Waode Asrim
202205126

LABORATORIUM BAHAN ALAM


PROGRAM STUDI FARMASI (S-1)
FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI YOGYAKARTA
2023

2
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.......................................................................................................................i
BAB I.................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................................1
B. Tujuan....................................................................................................................2
BAB II...............................................................................................................................4
DASAR TEORI.................................................................................................................4
A. Tinjauan pustaka....................................................................................................4
BAB III..............................................................................................................................6
METODE...........................................................................................................................6
A. Alat dan Bahan.......................................................................................................6
B. Skema Kerja...........................................................................................................7
1. Pembuatan Ekstrak.............................................................................................7
2. Kontrol Kualitas Ekstrak....................................................................................8
3. Formulasi Umum Sediaan................................................................................11
4. Kontrol Kualitas Hasil Sediaan........................................................................12
5. Packaging Sediaan............................................................................................13
BAB IV............................................................................................................................15
PEMBAHASAN..............................................................................................................15
1. Pembuatan Ekstrak...........................................................................................15
2. Kontrol Kualitas Ekstrak..................................................................................15
3. Formula Umum Sediaan...................................................................................16
4. Kontrol Kualitas Hasil Sediaan........................................................................19
5. Packaging Sediaan............................................................................................20
B. Pembahasan..........................................................................................................22
BAB V.............................................................................................................................25
PENUTUP.......................................................................................................................25
A. Kesimpulan..........................................................................................................25
B. Saran....................................................................................................................25

i
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................26
LAMPIRAN.....................................................................................................................28

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia dengan jumlah penduduk sekitar 250 juta jiwa,
menjadikan Indonesia pasar yang menjajikan bagi perusahaan kosmetik.
Menurut Peraturan BPOM No. 12 Tahun 2020, kosmetika adalah bahan
atau sediaan yang dimaksudkan untuk digunakan pada bagian luar tubuh
manusia seperti epidermis, rambut, kuku, bibir, dan organ genital bagian
luar, atau gigi dan membran mukosa mulut, terutama untuk
membersihkan, mewangikan, mengubah penampilan, dan/atau
memperbaiki bau badan atau melindungi atau memelihara tubuh pada
kondisi baik. Mayoritas industri kosmetik membidik target konsumen
utama kaum perempuan, belakangan mulai berinovasi dengan produk-
produk untuk pria (Kementrian Perindustrian Republik Indonesia, 2013).
Kosmetik memiliki peranan penting dalam gaya hidup (trend) saat
ini. Kosmetik mulai dikenal berabad-abad yang lalu, dimana pada abad ke-
19 pemakaian kosmetik mulai mendapat perhatian yaitu selain untuk
kecantikan juga untuk kesehatan . Pemakaian kosmetik ini digunakan pada
salah satu bagian luar tubuh manusia, yaitu bibir. Bibir menjadi salah satu
bagian wajah yang penampilannya mempengaruhi keindahan wajah. Kulit
bibir tidak memiliki folikel rambut dan tidak ada kelenjar keringat yang
berfungsi untuk melindungi bibir dari lingkungan luar. Akibat dari fungsi
perlindungan yang buruk, bibir sangat rentan terhadap pengaruh
lingkungan serta berbagai produk kosmetik bibir lainnya yang dapat
menyebabkan kerusakan kulit yaitu bibir menjadi kering, pecah-pecah, dan
warna yang kusam. Masyarakat menggunakan lip balm sebagai alternatif
untuk melindungi bibir dari berbagai permasalahan tersebut .
Lip balm merupakan sediaan yang di aplikasikan pada bibir
berfungsi sebagai pelembab dengan cara membentuk lapisan minyak yang
tidak dapat bercampur pada permukaan bibir. Lapisan yang terbentuk oleh

1
lip balm merupakan lapisan pelindung bibir dari pengaruh luar (Madans,
2012 hal:15). Produk lip balm banyak digemari karena khasiatnya yang
tidak hanya melembapkan bibir, tetapi juga dapat mempercantik bibir
diantaranya dapat memberikan warna pada bibir, menjaga kulit bibir dari
paparan sinar matahari, bahkan dapat membuat bibir menjadi berkilau
(glowing). Produk lip balm biasanya menggunakan zat warna dalam
komposisi bahan yang digunakan agar dapat membuat produk terlihat
menarik dan dapat memikat hati konsumen.
Zat warna yang digunakan bisa diperoleh dari bahan alami atau
sintesis. Keuntungan dari pewarna sintesis kekuatan mewarnai yang lebih
stabil, seragam, dan urah, akan tetapi zat pewarna sintesis dapat
memberikan efek yang tidak baik untuk kesehatan. Beda halnya dengan
zat pewarna alami mesikun kemampuan warna yang kurang begitu jelas
namun dapat memberikan efek yang baik untuk kesehatan. Dalam hal ini
zat pewarna alami yang digunakan dalam pembuatan lip balm ini memang
dirancang untuk melindungi dan menjaga kelembaban dan kesehatan bibir.
Lip balm harus memeiliki zat pelembab dan vitamin (Nazliniwaty et al,
2019) ,
Bunga rosella mampu memberikan efek kelembaban karena
banyak mengandung zat yang berguna bagi bibir. Bunga rosella (Hibiscus
Sabdariffa L.) mempunyai kandungan vitamin C (0.002-0,005 %), asam
sitrat dan asam malat (13%) , betakrotin, tiamin, ribofvlavin, flavonoid,
niasin, dan antosianin yang dapat menghasil pigmen warna ungu, merah,
biru (Dewi Mashitah, 2021) Adapun kandungan gizi bunga rosella yang
digunakan dalam sediaan lip balm yaitu air, protein, lemak, dan vitamin C.
Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti memformulasikan
sediaan lip balm dengan pemanfaatan zat alami ekstrak bunga rosella
(Hibiscus Sabdariffa L.) dengan membandingkan jenis konsentrasi
manakah yang memiliki stabilitas paling baik dalam formula sediaan lip
balm.

2
B. Tujuan
1. Mahasis Mahasiswa dapat memahami dan melakukan pembuatan
ekstrak dari simplisia bunga Rosella dengan metode maserasi.
2. Mahasiswa mampu memahami dan melakukan control kualitas
ekstrak bunga rosella
3. Mahasiswa dapat membuat formulasi sediaan lip balm dari ekstrak
bunga rosella
4. Mahasiswa dapat melakukan control kualitas dari sediaan lip balm
ekstrak etanol bunga rosella
5. Mahasiswa mampu membuat formulasi, evaluasi dan pengemasan
sediaan lip balm berbasis bahan alami

3
BAB II

DASAR TEORI

A. Tinjauan pustaka
Rosella (Hibiscus sabdariffa) adalah tanaman yang sudah
banyak dikenal dan dimanfaatkan diberbagai negara termasuk di
Indonesia. Rosella merupakan tanaman semusim yang berdaun
tunggal, berbentuk menjari bulat telur dan memiliki gerigi pada
pinggiran daun. Pada umumnya panjang daun rosella ini berkisaran 6-
15 cm dan lebar 5-8 cm. Tangkai daun bulat berwarna hijau dengan
panjang sekitar 4-7 cm. Rosella memiliki bunga tunggal yang di setiap
tangkai bunga terdapat satu kuntum bunga yang memiliki 8-11 helai
kelopak yang berbulu. Tangkai sari rosella berukuran pendek dan
tebal sedangkan putik berbentuk tabung berwarna kuning atau 7
merah. Rosella mampu melakukan penyerbukan sendiri sehingga
rosella disebut sebagai tanaman hermaprodit (Haidar, 2016).
Tanaman Rosella (Hibiscus sabdariffa Linn.) dapat
diklasifikasikan sebagai berikut (Mandroh, 2018).
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Malvales
Famili : Malvaceae
Genus : Hibiscus
Spesies : Hibiscus sabdariffa Linn.
Rosella memiliki kandungan vitamin, mineral, dan komponen
bioaktif seperti asam organik, phytosterol dan polifenol, beberapa
diantaranya memiliki aktivitas antioksidan. Kandungan penting yang
berperan sebagai antioksidan pada kelopak bunga rosella adalah
pigmen antosianin yang termasuk kedalam golongan flavonoid
(Dwiyanti dan Hati, 2014). Selain itu pada rosella terdapat kandungan

4
katekin, vitamin C, B1, B2, carotenoid, asam organik, saponin dan
alkaloid yang mampu merusak protein sel bakteri dan kematian sel
sehingga dengan kandungan tersebut rosella dapat digunakan sebagai
antibakteri. Dengan kandungan antibakteri tersebut mampu untuk
membunuh beberapa jenis bakteri seperti Pseudomonas aeruginosa,
Klebsiella pneumoniae, Staphylococcus aureus dan Escherichia coli
(Arifianti, 2015).
Sinar matahari sebagai sumber kehidupan dibumi ternyata tidak
selalu memberikan dampak yang menguntungkan karena dapat
menimbulkan berbagai kerugian pada kulit manusia. Sinar ultraviolet
yang terkandung dalam sinar matahari dapat berdampak buruk pada
kulit (Zulkarnain dkk., 2013).Paparan sinar UV yang berlebihan dapat
mengakibatkan sunburn, eritema,hiperpigmentasi, penuaan dini
bahkan kanker kulit. Untuk mencegah efek merugikan tersebut, dapat
dilakukan beberapa cara, salah satunya adalah pemakaian tabir surya
dari bahan alam yang. relatif lebih aman bila dibandingkan dengan
tabir surya kimiawi (Rejeki dan Sri, 2015).
Azza et al (2011) menyatakan bahwa ekstrak kelopak bunga
rosella dengan pelarut etanol dan asam sitrat 1% memiliki kadar
antosianin 693 mg/100 g dan nilai IC50 sebesar 42,77 ppm. Hamzah
dkk (2014) menyatakan ekstrak etanol kelopak bunga rosella
menunjukkan IC50 30,44 ppm dapat dibuat sediaan krim yang
mempunyai aktifitas penghambatan radikal bebas DPPH(1,1 difenil-2-
pikrilhidrazil).

5
BAB III

METODE

A. Alat dan Bahan


Alat :
1. Aplikasi desain

2. Baskom
3. Batang pengaduk
4. Beaker glass 50 ml, 100 ml dan 1000 ml
5. Cawan petri
6. Cawan porselin
7. Chamber
8. Corong
9. Drop plate
10. Gelas ukur
11. Gunting
12. Hot plate
13. Kaca arloji
14. Kain saring
15. Kertas perkamen
16. Kipas
17. Kompor listrik
18. Labu ukur
19. Laptop
20. Lempeng silica
21. Object glass
22. Pengaduk kayu
23. Pengemas
24. Penangas
25. Pipet tetes
26. Pro pipet
27. Sendok penyu
28. Spatula
29. Tabung reaksi
30. Timbangan neraca analitik
31. Tisu
32. Toples kaca 2L
33. UV 254nm dan 366nm
34. Viscometer brookfield

6
35. Waterbath
36. Wajan
37. Whitetip

Bahan :

1. Air panas
2. Aquadest
3. Asam asetat anhidrat
4. Asam formiat
5. Cera flava
6. Etanol 70%
7. Esktrak Bunga Rosella
8. Gliserin
9. Hcl 2 N
10. Kertas Karton
11. Kuersetin 2 mg
12. Lanolin
13. Lem
14. Nipagin
15. Oleum cacao
16. Parfum/pewangi
17. Pereaksi Dragendroff
18. Pereaksi Mayer
19. Perekasi Wagner
20. Simplisia Bunga Rosella
21. Sediaan lip balm
22. Toulen

B. Skema Kerja
1. Pembuatan Ekstrak
a) Maserasi
Diambil 2L ambil 70% dan dimasukkan kedalam toples kaca

Ditimbang serbuk rosella sebanyak 200 gram

Dimasukkan kedalam toples kaca yang sudah berisi rosella

Diaduk hingga homogen

Ditutup toples dengan penutupnya secara kencang/erat

7
Disimpang ditempat yang terhindar dari sinar matahari langsung
selama 3 hari dan sesekali di aduk.
b) Esktraksi
Diambil hasil maserasi lalu di saring untuk diambil filtratnya.
Diulangi proses maserasi pada ampas yang telah disaring dengan
pelarut alkohol 70% sebanyak 1 liter

Diuapkan filtratnya di atas kompor dengan wajan hingga mengental


diperoleh ekstrak kental

Ditimbang toples kosong, dicatat bobotnya

Dimasukkan hasil ekstrak kedalam toples kaca, lalu ditimbang dan


dicatat bobotnya

Dihitung persen rendemennya

2. Kontrol Kualitas Ekstrak


a. Proses pengujian parameter spesifik
1) Penetapan organoleptik: yaitu dengan pengenalan secara fisik
dengan menggunakan panca indera dalam mendeskripsikan
bentuk, bau, warna, rasa, ukuran
2) Pengujian senyawa terlarut dalam pelarut tertentu dalam ektrak
terdiri dari kadar senyawa yang terlarut dalam air dan kadar
senyawa yang terlarut dalam etanol 96%.
a) Kadar senyawa yang larut dalam air

Ditimbang cawan kosong (W0) dengan timbangan analitik.

Dimaserasi sejumlah 1 gram ekstrak (W1) dengan 25 mL


kloroform selama 24 jam menggunakan labu ukur sambil
dikocok berkali-kali pada 6 jam pertama.

8
Didiamkan selama 18 jam lalu disaring filtrat, diambil
sebanyak 5 ml dan dituangkan ke dalam cawan kosong
yang telah ditimbang (W0).

Diuapkan filtrate dalam cawan lalu dipanaskan residu pada


suhu 105°C hingga bobot tetap (W2). Dihitung kadar sari
larut air dari masing-masing ekstrak.

Dihitung kadar sari larut air dari masing – masing ekstrak.


W 2−W 0
Kadar sari larut air = x 100 %
WI

b) Kadar Senyawa Yang Larut dalam Etanol

Ditimbang cawan kosong (W0) dengan timbangan analitik

Dimaserasi sejumlah 1 gram esktrak (W1) dengan 20 ml


etanol 96% selama 24 jam menggunakan labu ukur sambil
di kocok berkali – kali pada 6 jam pertama

Didiamkan selama 18 jam lalu di saring filtrate dengan


cepat, di ambil sebanyak 5 ml dan di tuangkan kedalam
cawan kosong yang telah di timbang (W0)

Diuapkan fltrate dalam cawan lalu di panaskan residu pada


suhu 105°C hingga tetap (W2)

Dihitung kadar sari larut etanol dari mmasing – masing


ekstrak
W 2−W 0
Kadar sari larut etanol = x 100 %
WI

b. Uji penapisan fitokimia

9
1) Identifikasi alkaloid

Dimasukkkan Sejumlah ekstrak kedalam tabung reaksi,


ditetesi HCl 2N, lalu dibagi dalam beberapa tabung reaksi.

Ditambahkan tiap tabung dengan masing – masing pereaksi

Dipenambahan pereaksi mayer, positif mengandung alkaloid


jika membentuk endapan putih atau kuning.

Dipenambahan pereaksi mayer, positif mengandung alkaloid


jika membentuk endapan coklat

Dipenambahan pereaksi mayer, positif mengandung alkaloid


jika membentuk endapan jingga

2) Identifikasi flavonoid

Dimasukkan sejumlah esktrak kedalam tabung reaksi


dilarutkan dengan ± mletanol 70%, lalu ditambahkan serbuk
magnesium.

Kemudian ditambahkan asam klorida pekat. Apabila terbentuk


warna orange, merah atau kuning, berarti positif flavonoid
(flavon, kalkon dan auron).

3) Identifikasi saponin
Dimasukkan 1gram ekstrak kedalam tabung reaksi
ditambahkan 10 ml air panas, dinginkan kemudian kocok
kuat-kuat selama 10 detik

Positif mengandung saponin jika terbentuk busa setinggi 1-10


cm selama tidak kurang dari 10 menit dan pada penambahan 1
tetes HCI 2N busa tidak hilang.

4) Idenifikasi terpenoid dan steroid

Dimasukkan 1 gram ekstrak dalam tabung reaksi kecil, lalu


dikocok dengan sedikit eter. Lapisan eter diambil lalu
diteteskan pada plat tetes, dan dibiarkan sampai kering.

10
Ditambahkan 2 tetes asam asetat anhidrat dan satu tetes asam
sulfat pekat. Apabila terbentuk warna orange, merah atau
kuning, berarti positif terpenoid. Tetapi apabila terbentuk
warna hijau berarti positif steroid.
5) Identifikasi tanin

Dimasukkan 1 gram ekstrak kedalam tabung reaksi kemudian


dikocok dengan air panas hingga homogen. Ditambahkan
Fecl3 sebanyak 1 tetes

Jika menghasilkan biru karakteristlik biru-hitam, berarti


mengandung tanin pirogalol. Sedangkan untuk tanin katekol
dianggap positif jika pada penambahan larutan Fecl3 maka
akan berwarna hijau atau biru-hijau dan endapan

6) Pola kromatogram
Disiapkan fase gerak toulen : asam asetat : asam formiat
dimasukkan kedalam chamber dimasukkan kertas saring lalu
ditutup dengan cawan petri hingga jenuh

Dilarutkan ekstrak rosela 3 gram daam 24 ml campuran etanol


p. asam klorida 1n (85:15)

Dilakukan penotolan sampel rosella disebelah kiri dan standar


kuersetin disebelah kanan

Dimasukkan kedalam chamber yang sudah jenuh, ditunggu


hingga mencapai batas atas, lalu dikering anginkan.

Dilihat berak yang terbentuk dibawah sinar uv 254 dan 366nm

Dihitung rf sampel dan standar

3. Formulasi Umum Sediaan

11
Ditimbang semua bahan sesuai
formula yang akan di uji

`
Melelehkan oleum Dilelehkan cera flava
cacao di atas hot pada suhu 65° . setelah
plate pada suhu 35° itu di campur oleum
cacao dan cera flava
dicampur

Ditambahkan Ditambahkan
esktrak gliserin, lanolin dan
cera flava diaduk Dilelehkan pada parfum lavender
suhu 65°

Dimasukkan kedalam wadah


dan dibiarkan pada suhu
ruang hingga membeku
kemudian di tutup

4. Kontrol Kualitas Hasil Sediaan


1) Uji Ph
Dilakukan penentuan PH sediaan dengan menggunakan alat PH
meter dengan cara : Dikalibraso alat terlebih dahulu dengan
menggunakan larutan dapar asam (ph 4.01) hingga alat
menunjukkan harga PH tersebut.

Dicuci elektroda dengan akuadest, lalu dikeringkan denhan tisu

Dibuat stempel dalam konsentrasi 1% yaitu di timbang 1 gram


sediaan dan di lakukan dalam 100 ml aquadest lalu dipanaskan.

Dicelupkan elektroda dalam larutan suhu normal

Dibiarkan alat menunjukkan harga PH sampai konstan

12
2) Uji Homogenitas

Dipaksa masing – masing sediaan homogenitas dengan cara


mengoleskan 0,1 gr sampel sediaan pada kaca transparan

Sediaan harus menunjukkan susunan yang homogen dan tidak


terlihat adanya partikel atau butir – butir kasar

3) Uji kesukaan

Dilakukan secara visual terhadap 25 responden

Setiap responden diminta untuk mengoleskan formula sediaan


yang telah dibuat pada bibir responden.

Kemudian responden memilih formula yang paling disukai.

Responden mengisi data dan memberikan tanda centang pada


kolom yang telah dibuat sesuai dengan ketentuan.

Parameter pengamatan pada uji kesukaan meliputi packaging,


warna, aroma, kemudahan pengaplikasian pada bibir, kehalusan
dan kelembutan, rasa ringan di bibir, tidak menimbulkan rasa
pahit, kelembaban, tidak lengket, dan tidak menimbulkan iritasi

Kemudian dihitung persentase kesukaan terhadap masing-


masing sediaan
5. Packaging Sediaan

Ditentukan ide desain kemasan produk lip balm Esktrak Bunga Rosella

Ditentukan ukuran kemasan yang akan dibuat

Dibuat desain kemasan primer (stiker atau logo produk) dan kemasan
sekunder (kotak) semenarik mungkin

13
Dicetak stiker dan kotak kemasan sesuai dengan desain yang telah
dibuat
Digunting sesuai bentuk stiker dan ditempelkan pada kemasan primer,
kemudian di rangkai kotak sesuai kemasan sekunder

Dimasukkan produk kedalam kotak yang telah dirangkai


sediaan

14
BAB IV

PEMBAHASAN
A. Data dan Hasil Perhitungan
1. Pembuatan Ekstrak

a) Berat simplisia : 200 gram


b) Volume pelarut : 2L
c) Berat wadah kosong : 263,07 gram
d) Berat ekstrak : 112,39 gram
Bobot ekstrak
e) rendemen : x 100 %
Bobot serbuk simplisia
112,39 g
x 100 %
200 g
= 56,195% ( memenuhi syarat rendemen
yang baik)
f) Syarat rendem yang baik : tidak kurang dari 7,2% (Depkes RI,
2000)

2. Kontrol Kualitas Ekstrak

a) Organoleptis

Komponen Hasil Literatur Sumber


Warna Merah Merah (sari et al,
kecoklatan kecoklatan 2018)
Bau Khas Rosella Khas Rosella (sari et al,
2018)
Rasa Masam Masam (sari et al,
2018)
tekstur Ekstral kental Ekstral kental (sari et al,
2018)

b) Uji Penapiasan Fitokimia

Uji Hasil Interpretasi Literatur


Alkaloid Mayer : + +
Endapan Coklat + +
Wagner :
Endapan Coklat + +

15
Dragendroff :
Endapan Coklat
Flavonoid Terbentuk + + (merah)
warna merah
Saponin Terbentuk busa - -
setinggi 1 cm
Terpenoid Terbentuk + + (merah)
Steroid warna merah - -
Terbentuk
warna coklat
Tanin Terbentuk +Tannin + biru
warna biru pirogalol kehitaman
kehitaman
Sumber : sari et al. 2018
c) KLT

RF sampel = 0 ( Tidak terjadi pemisahan)


7,3
RF standar = = 0,9125
8
RF kuarsetin pada sampel ekstrak rosella = 0,737
RF standar kuarsetin = 0,762 (okapiya et al, 2022)
3. Formula Umum Sediaan
a) Organoleptis

Subjek Hasil Literatur


Warna F0 = Kuning F0 = Kuning
F1 = Kuning F1 = Kuning
Kecoklatan Kecoklatan
F2 = Kuning F2 = Coklat Muda
F3 = Coklat F3 = Coklat
Aroma F0 = Khas Lavender F0 = Bau Khas
F1 = Khas Lavender F1 =Bau Khas
F2 = Khas Lavender F2 = Bau Khas
F3 = Khas F3 = Bau Khas
Lavender
Tekstur F0 = Setengah padat F0 = Setengah padat
cenderung lunak cenderung lunak
F1 = Setengah padat F1 = Setengah padat
cenderung lunak cenderung lunak
F2 = Setengah padat F2 = Setengah padat
cenderung lunak cenderung lunak
F3 = Setengah padat F3 = Setengah padat
cenderung lunak cenderung lunak

16
Anidasari, 2021

b) Fungsi Bahan
1) Esktrak Bunga Rosella = sebagai zat akti ( antioksidan)
2) Gilserin = sebagai humektan
3) Cera Flava = sebagai bahan pengeras
4) Nipagin = sebagai pengawet antimikroba
5) Lanolin = sebagai bahan pengikat
6) Oleum Caca0 = sebagai basis sediaan lip balm

c) Perhitungan
1) Formula lip balm yang digunakan
Gliserin 5%
Cera Flava 10%
Nipagin 0,18%
Lanolin 15%
Oleum Cacao ad 10 gr

2) Formula sediaan lip balm Ekstrak Bunga Rosella

Formula 0
Esktrak Bunga Rosella ( 0% b /v ) =
0 gram
x 10 gram=0 gram
100 ml

5
Gliserin ( 5 % b /v ) = x 10 gram=0,5 gram
100

10
Cera Flava ( 10 % b /v ) = x 10 gram=1 gram
100

0,18
Nipagin ( 0,18 % b /v ) = x 10 gram=0,018 gram
100

15
Lanolin ( 15 % b /v ) = x 10 gram=1,5 gram
100

Oleum Cacao (ad 10) = 10 – ( 0 + 0,5 + 1 + 0,018 + 1,5) =


6, 982 gram

Formula 1
Esktrak Bunga Rosella ( 2,5 % b /v ) =
2,5
x 10 gram=0,25 gram
100

17
5
Gliserin ( 5 % b /v ) = x 10 gram=0,5 gram
100

10
Cera Flava ( 10 % b /v ) = x 10 gram=1 gram
100

0,18
Nipagin ( 0,18 % b /v ) = x 10 gram=0,018 gram
100

15
Lanolin ( 15 % b /v ) = x 10 gram=1,5 gram
100

Oleum Cacao (ad 10) = 10 – ( 0,25 + 0,5 + 1 + 0,018 + 1,5)


= 6, 732 gram

Formula 2
Esktrak Bunga Rosella ( 5 % b /v ) =
5
x 10 gram=0,5 gram
100

5
Gliserin ( 5 % b /v ) = x 10 gram=0,5 gram
100

10
Cera Flava ( 10 % b /v ) = x 10 gram=1 gram
100

0,18
Nipagin ( 0,18 % b /v ) = x 10 gram=0,018 gram
100

15
Lanolin ( 15 % b /v ) = x 10 gram=1,5 gram
100

Oleum Cacao (ad 10) = 10 – ( 0,5 + 0,5 +1 + 0,018 + 1,5) =


6, 428 gram

Formula 3
Esktrak Bunga Rosella ( 7,5% b /v ) =
7,5
x 10 gram=0,75 gram
100

5
Gliserin ( 5 % b /v ) = x 10 gram=0,5 gram
100

18
10
Cera Flava ( 10 % b /v ) = x 10 gram=1 gram
100

0,18
Nipagin ( 0,18 % b /v ) = x 10 gram=0,018 gram
100

15
Lanolin ( 15 % b /v ) = x 10 gram=1,5 gram
100

Oleum Cacao (ad 10) = 10 – ( 0,75 + 0,5 +1 + 0,018 + 1,5)


= 6, 232 gram

3) Kendala
Pada formula II terjadi peningkatan warna sesuai
yang diinginkan, karena timbul busa pada proses
pengadukan bahan sehingga sediaan tidak homogen.

4. Kontrol Kualitas Hasil Sediaan

a) Uji Homogenitas

Formula Keterangan
Formula 0 Homogen
Formula 1 Homogen
Formula 2 Homogen
Formula 3 Homogen

b) Uji PH

Formula Hasil Keterangan


Formula 0 5 Memenuhi syarat
Formula 1 5 Memenuhi syarat
Formula 2 5 Memenuhi syarat
Formula 3 5 Memenuhi syarat

c) Uji kesukaan

KOD
E FORMULA 0 FORMULA I
STS TS S SS STS TS S SS
1 0 0 9 14 0 0 14 11
2 0 0 19 6 0 0 18 7
3 0 0 14 11 0 0 13 12
4 0 0 15 10 0 0 16 9

19
5 0 0 14 11 0 0 15 10
6 0 0 16 9 0 0 21 4
7 0 1 17 7 0 1 7 17
8 0 1 12 12 0 0 15 10
9 0 1 16 8 0 0 10 15
10 0 0 18 7 0 0 17 8
KOD
E FORMULAII FORMULA III
1 0 0 12 13 0 0 11 14
2 0 0 20 5 0 2 20 3
3 0 0 11 14 0 0 13 11
4 0 0 12 13 0 0 17 8
5 0 0 14 11 0 0 17 8
6 0 0 15 10 0 0 18 6
7 0 0 13 12 0 1 17 8
8 0 0 7 18 0 0 11 19
9 0 0 9 16 0 0 13 10
10 0 0 15 10 0 2 16 9

UJI KESUKAAN LIP BALM EKSTRAK BUNGA


ROSELLA
25

20

15

10

0
FORMULA 0 FORMULA I FORMULA II FORMULA III

STS 10 20 30 40 50 60 70 80 90 10 0

5. Packaging Sediaan
a) Kemasan yang digunakan
Primer : Wadah Kaca
Alasan : Karena produk yang mengandung bahan alami, paling
baik dikemas dalam wadah kaca agar semakin awet dan
tidak merusak kandungannya. Selain itu wadah kaca
bersofat transparan sehingga efek tampilan lebih baik dan
menarik.

20
Sekunder : Kotak
Alasan : untuk melindungi produk dari kerusakan, menambha daya
Tarik konsumen
b) Informasi pada kemasan
1) Primer :
a. Nama Sediaan
b. Netto
c. Merk
2) Sekunder :
a. Nama Sediaan : lip balm
b. Merk : MS D.A.E
c. Netto : 10 g
d. Cara pemakaian : oleskan secara merata pada bibir
e. Manfaat : memberikan kelembaban pada bibir
sehingga bibir tampak lebih sehat
f. Peringatan penyampaian : simpan ditempat yang lebih sejuk
g. Expired date : 15 agustus 2023
h. Barcode
i. No batch : dDA2039872823
j. Komposisi / ingredients : ekstrak rosella, gliserinl cera flava,
nipagin,lanolin, oleum cacao
k. Negara produsen : Indonesia
l. Logo halal
3) Foto dan Desaign Kemasan
a. Foto Produk

21
b. Design Kemasan

B. Pembahasan

22
Tanaman yang digunakan dalam praktikum ini adalah Kelopak
bunga rosella (Hibiscus Sabdariffa L). Rosella adalah jenis tumbuhan herba
tahunan yang dapat hidup lama, dapat tumbuh mencapai ketinggian 0,5 – 3
meter, biasanya tanaman ini tumbuh pada iklim tropis dan subtropis. Ekstrak
etanol kelopak rosella diperoleh dengan cara serbuk simplisia diekstraksi.
Tujuan dari ekstraksi untuk menarik komponen kimia yang terdapat pada
bahan yang akan digunakan. Untuk ekstraksi pada praktikum kali ini
menggunakan metode maserasi selama lima hari menggunakan pelarut
etanol 70% dengan perbandingan sampel : pelarut (1:10). Maserasi dipilih
karena memiliki keunggulan yaitu cara pengerjaan yang cepat, peralatan
yang digunakan sederhana, relatif mudah dan murah. Pemilihan metode
ekstraksi secara maserasi yaitu dengan melihat dari sifat zat aktif flavonoid
yang tidak tahan akan panas. Prinsip kerja dari metode maserasi ini adalah
cairan penyari akan menembus dinding sel, zat aktif akan terlarut karena
adanya perbedaan konsentrasi antara larutan zat aktif didalam sel dan diluar
sel. Etanol merupakan pelarut yang dikenal sebagai pelarut universal, yang
memiliki kecenderungan menarik analit- analit yang bersifar polar maupun
non polar.

Hasil ekstraksi didapatkan ekstrak kental dengan bobot sebesar


112,39 gram dan rendemen ekstrak sebesar 56,195% (memenuhi syarat
rendemen yang baik). Uji skrinning fitokimia dilakukan untuk melihat
kandungan senyawa kimia yang terkandung di dalam tanaman ekstrak
rosella . Skrinning fitokimia dilakukan untuk mengetahui kandungan
senyawa fitokimia pada ekstrak rosella. Berdasarkan skrining fitokimia,
menunjukkan tanaman ekstrak bunga rosella mengandung senyawa alkaloid,
flavonoid, saponin,tannin pirogalol, terpenoid dan steroid. Berdasarkan uji
kualitatif antioksidan positif mengandung antioksidan.

Sediaan lip balm yang dibuat akan dilakukan uji karakteristik fisika
kimia bertujuan untuk memastikan mutu dan kualitas sediaan yang telah
dibuat sudah dengan persyaratan yang telah ditetapkan. Uji karakteristik
sediaan yang dilakukan antara lain, uji homogenitas, uji pH, dan uji
kesukaan.

23
Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui apakah pencampuran
masing-masing komponen bahan dalam pembuatan lip balm ini telah merata
atau tidak dan melihat sediaan lip balm tersebut homogen atau terdapat
butiran kasar. Homogenitas merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi kualitas dari sediaan lip balm. Hasil uji homogenitas pada lip
balm tidak menunjukkan adanya partikel kasar pada masing - masing
formula 0, formula I, formula II, dan formula III, dapat diartikan bahwa ke
empat formula tersebut dapat dikatakan bahwa formula tersebut yang dibuat
memenuhi syarat uji homogenitas sediaan dan stabil dalam penyimpanan.

Uji pH bertujuan untuk mengetahui pH sediaan pada sediaan lip


balm yang telah dibuat apakah telah sesuai dengan pH fisiologi yaitu antara
4,5 – 6,5. Jika pH sediaan yang dibuat dibawah standar maka timbul seperti
rasa gatal, dan apabila pH diatas standar akan menyebabkan bibir panas.
Hasil uji pH sediaan menunjukkan bahwa sediaan yang dibuat memenuhi
syarat uji pH sediaan lip balm. Nilai rata-rata pH dari formula 0, formula I,
formula II, dan formula III adalah 5 dimana hasil ini menunjukan bahwa
pH telah memenuhi persyaratan.

Uji kesukaan dilakukan dengan cara visual terhadap 25 orang


panelis. Panelis diminta untuk mengoleskan formula sediaan yang dibuat
pada kulit atau pergelangan tangan panelis. Kemudian panelis memilih
untuk variasi formula mana yang disukai. Panelis akan menuliskan Sangat
Tidak Setuju (STS),Tidak Setuju (TS),Setuju (S), dan Sangat Setuju (SS).
Parameter dari pengamatan uji kesukaan yaitu ada 10 pertanyaan antara lain,
produk lip balm esktrak rosella memiliki packaging yang menarik, produk
lip balm esktrak rosella memiliki wana yang menarik, produk lip balm
esktrak rosella memiliki aroma yang harum, produk lip balm esktrak rosella
mudah diaplikasikan pada bibir, tekstur produk lip balm esktrak rosella halu
dan lembut,produk lip balm esktrak rosella mudah meresap dan tidak
lengket pada bibir, produk lip balm esktrak rosella memberikan rasa lembab
pada bibir, produk lip balm esktrak rosella tidak memberikan rasa pahit pada
bibir, produk lip balm esktrak rosella tidak menimbulkan iritasi pada bibir,

24
dan produk lip balm esktrak rosella terasa ringan pada bibir. Lalu dihitung
persentase kesukaan terhadap sediaan. Berdasarkan uji kesukaan, pada
formula 0, formula I, formula II, dan formula III,hasil menunjukkan bahwa
formula I lebih disukai karena tidak menimbulkan rasa pahit.

Produk Lip Balm yang kami buat dengan bahan baku herbal
menggunakan ekstrak bunga rosella dengan merk MS D.A.E. Ekstrak
rosella mengandung banyak elemen penting yang baik bagi kesehatan.
Kelopak bunga rosella tanaman ini banyak mengandung Vitamin A, Vitamin
C, dan asam amino. Tanaman rosella memberikan efek melembabkan karena
banyak mengandung zat yang berguna untuk bibir, selain itu tanaman rosella
juga memberikan sensasi segar.

Produk Lip balm kami dikemas dalam kemasan primer yaitu wadah
kaca kecil (pot cream) karena produk kami mengandung bahan alami, dan
paling baik dikemas dalam wadah kaca agar semakin awet dan tidak
merusak kandungannya. Selain itu, wadah kaca bersifat transparan sehingga
efek tampilan lebih baik dan menarik. Sedangkan kemasan sekundernya
menggunakan kotak bulat untuk melindungi produk dari kerusakan,
menambah daya tarik konsumen

25
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Dapat memahami dan melakukan pembuatan ekstrak dari simplisia
rosella dengan metode maserasi.
2. Dapat memahami dan melakukan kontrol kualitas ekstrak bunga
rosella (Hibuscus Sabdariffa L) dan didapatkan hasil KLT yaitu Rf
sampel tidak dapat ditentukan karena tidak terjadi, pemiahan pada
elusi dan pada pengujian fitokimia Ekstrak Bunga Rosella positif
mengandung alkaloid, flavonoid, saponin, terpenoid, dan tanin.
3. Mampu membuat formula sediaan lip balm dengan variasi konsentrasi
Ekstrak Bunga Rosella.
4. Variasi konsentrasi Ekstrak Bunga Rosella dalam sediaan lipbalm
tidak mempengaruhi homogenitas dan Ph. Berdasarkan uji kesukaan,
formula 1 lebih disukai karena tidak menimbulkan rasa pahit.
5. Dapat membuat rancangan sediaan bahan pengemas sediaan kosmetik
berbasis bahan alam, sediaan yang dibuat adalah lip balm esktrak
rosella dengan merk MS. D.A.E lip balm,menggunakan (kemasan
kaca primer dan kotak kardus sekunder).

B. Saran

1. Dalam penelitian selanjutnya dapat dilakukan reformulasi ulang


sediaan lipbalm ekstrak bunga rosella.
2. Diharapkan untuk peneliti selanjutnya dapat membuat formula
lipbalm dari ekstrak bunga rosella yang mengandung SPF sebagai
sediaan tabir surya pada lipbalm.

26
DAFTAR PUSTAKA
Annindasari, Hadika, 2021. Formulasi Sediaan Lip Balm Eskstrak kelopak rosella
(Hibiscus sabdariffa L) Sebagai Pelembab Bibir. Skripsi Politeknik
Kesehatan Tanjungkarang jurusam farmasi.

Arifianti, S.R., 2015, ‘Daya Antibakteri Air Rebusan Bunga Rosella (Hibiscus sabdariffa
Linn) dan Daun Teh Hitam (Camellia sinensis varian Assamica) terhadap
Penurunan Jumlah Koloni Bakteri pada Sikat Gigi’, Skripsi, Sarjana Kedokteran,
Universitas Jember, Jember.

Djoko, Wahyuni., Shelly, T., Ratna, D, dan partomuan, s. 2020. Standarisasi


Ekstrak Etanol Herba Pegagan ( centella asiatica). Saintoch Farmasi vol
13. No. 2 hal 121.

Dwiyanti, Gebi dan Hati Nurani. 2014. “Aktivitas Antioksidan Teh Rosella (Hibiscus
sabdariffa) Selama Penyimpan dan Pada Suhu Ruang”. Seminar : Prosiding
Seminar Nasional Sains dan Pendidikan Sains Vol 5, No 1. Bandung: Universitas
Pendidikan Indonesia.

Haidar, Z. (2016). Si Cantik Rosella : Bunga Cantik Berjuta Khasiat. Jawa Timur:
Edumania.

Hamzah, N., Isriany I., Andi D.A.S. 2014.Pengaruh emulgator terhadap aktivitas
antioksidan krim ekstrak etanol kelopak bunga rosella (Hibiscussabdariffa Linn).
Jurnal Kesehatan.Vol. 7(2).

Mandroh, Catarina. 2018. Pengaruh Penambahan Volume Ektrak Kelopak Bunga Rosella
(Hibiscus sabdafiffa L.) terhadap Total Bakteri Asam Laktat (BAL), pH,
Keasaman dan Uji Organoleptik dalam Pembuatan Yoghurt Susu Sapi. [Skripsi].
Fakultas Keguruan dan Imu Pendidikan. Universitas Sanata Dharma. Yoyakarta.
Hal 16-17.

Mashitah, D. 2021. Mutu Fisik Sediaan Lipbalm Ekstrak Bunga Rosella (Hibiscus
sabdariffa L) Sebagai Pewarna Alami. Skripsi Akademi Analisis Farmasi
dan Makanan Putra Indonesia Malang.

27
Rasyadi, Yahdian, Fendr, Tri Juli Fendr, S, Permatasari, S. 2022. Dormulasi
Sediaan Lip Balm dari Ekstrak Kulit Buah Melinjo (Gnetum gnemon L).
Jurnal Ilmiah Farmasi, Vol 11 (3) 2022, pages 15

Rejeki, S., & Wahyuningsih, S. S. (2015). Formulasi Gel Tabir Surya Minyak
Nyamplung (Tamanu Oil) dan Uji Nilai SPF Secara In Vitro. University
Research Colloquium, 97–103.

Zulkarnain, A.K dan Hidayatu H.S. 2013.Stabilitas fisik dan aktivitas krim w/o ekstrak
etanolik buah mahkota dewa (Phaleria macrocarpha (scheff.) Boerl,) sebagai tabir
surya. Traditional Medicine Journal. Vol. 18(2). Hal.109-117.

28
LAMPIRAN

29
30

Anda mungkin juga menyukai