Skripsi Bab 1 Sampai 3
Skripsi Bab 1 Sampai 3
PROPOSAL SKRIPSI
Diajukan oleh :
Nama : Dyla Rizqi Mulyasari
NIM : 16110200528
Konsentrasi : Marketing Communication
JAKARTA
2019
Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi
NIM : 1611.020.0528
Menyetujui, Mengetahui,
Dosen Pembimbing
DAFTAR GAMBAR vi
BAB I PENDAHULUAN
Halaman
Tabel 3 48
DAFTAR GAMBAR
Halaman
LATAR BELAKANG
Menurut salah satu ahli marketing komunikasi Philip Kotler dan Kevin Lane Keller
(2016) Media sosial adalah media yang digunakan oleh konsumen untuk berbagi teks,
gambar, suara, dan video informasi baik dengan orang lain maupun perusahaan dan
vice versa.
seperti contohnya Youtube, Facebook, Twitter, WhatsApp dan lain-lain di bawah ini
Media sosial dapat digunakan untuk sarana pemasaran seperti data yang ada
diatas menunjukan beberapa media sosial yang tersering digunakan oleh masyarakat
Indonesia. Di setiap media sosial umur menjadi salah satu alasan seseorang
menggunakan media sosial tersebut seperti contohnya di YouTube lebih dominan oleh
para generasi milenial selain itu Instagram juga menjadi salah satu media sosial yang
sering digunakan oleh para generasi milenial namun tidak hanya generasi milenial yang
menggunakan media social, Facebook menjadi pilihan untuk para generasi X untuk
menggunakan media sosial. Berikut adalah data statistik pengguna media sosial di
Indonesia berdasarkan umur pada tahun 2016 (We Are Social, 2020).
Seperti pada data di atas yang menunjukan dimana para generasi milenial lebih
banyak mengakses media sosial Youtube dan Instagram maka dari itu para pebisnis
lebih mudah untuk menargetkan audience atau target market mereka. Dengan begitu
Never Too Lavish menggunakan media sosial Instagram dan Youtube untuk
milenial.
bakat seni menggambar, seni gambar yang di maksud yaitu menggambar gravity atau
mural pada produk sepatu, jaket, tas dan juga modifikasi sol pada produk sepatu
(Ramadhani, 2020). Perkembangan Never Too Lavish dalam bidang pemasaran mulai
dikenal pada tahun 2016, sebelum tahun 2016 Never Too Lavish sudah berdiri namun
belum diketahui oleh banyak orang sampai akhirnya salah satu seniman bernama
Bernhard Suryaningrat atau biasa dikenal dengan nama abenk melakukan kerja sama
dengan Muhammad Haudy untuk mengembangkan bisnis Never Too Lavish dan fokus
Never too lavish mulai dikenal oleh masyarakat pada saat jasanya digunakan oleh
presiden Jokowi pada tahun 2016 dengan pesanan pertama pembuatan jaket denim
yang dilukis oleh Never Too Lavish dengan konsep yang menggambarkan budaya di
Indonesia dan peta pulau indonesia di jaketnya selain itu yang menarik adalah presiden
Jokowi menggunakan jasa mereka untuk kedua kalinya untuk pembuatan jaket ASIAN
games yang diselenggarakan di Indonesia pada tahun 2019 dan banyak artis yang
menggunakan jasa mereka untuk melukis di produk yang bisa terbilang mahal seperti
contohnya di produk sepatu, tas, maupun jaket branded Luis Vuitton, Off White, Gucci
dan lain-lain. Seperti yang dikatakan oleh Bernhard seniman Never Too Lavish di salah
satu acara wawancara yang diunggah di media sosial youtube Bernhard mengatakan
“dalam jangka waktu hampir 1 tahun Never Too Lavish sudah bisa membuat produksi
30 sampai 50 produk setiap bulannya” (Kompas, 2020). dan harga yang mereka
tawarkan mulai dari 5 juta sampai 15 juta untuk setiap jasa gambarnya tergantung dari
kesulitan gambar mural yang diinginkan oleh konsumen, dikarenakan harga tersebut
tidak murah sehingga Never Too Lavish menargetkan masyarakat dengan sosial
Dalam pengembangan Never Too Lavish tidak luput dari kompetitor industri
@sepatuunicorn, @pattern.x dan @cracken___ sama hal nya dengan Never Too
Lavish akun instagram tersebut menjual jasa repaint yang sangat menarik dan juga
namun berbeda dengan Never Too Lavish target market dari akun tersebut masih bisa
Never Too Lavish karena jasa ini di Indonesia masih terbilang jarang selain itu Never
Too Lavish bisa dipercaya jasanya oleh Presiden Jokowi dan artis-artis Indonesia yang
yang mereka inginkan di barang yang bisa dikatakan mahal, contohnya seperti pesanan
dari salah satu artis Indonesia Ola Ramlan yang mempercayai Never Too Lavish untuk
menggambar di tas Hermes nya dimana brand tersebut harganya sangat mahal
Cara menarik perhatian konsumen di Indonesia Never Too Lavish menggunakan
memperkenalkan jasa yang mereka tawarkan mereka menggunakan media sosial dan
media sosial yang mereka gunakan adalah Instagram. Di instagram Never Too Lavish
mengadakan giveaway untuk para followers nya dan followers Never Too Lavish sudah
170.000 followers selain itu Never Too Lavish juga menggunakan strategi pemasaran
dimana Never Too Lavish menggalang dana dari sepatu yang sudah di gambar oleh
Never Too Lavish dan dana yang mereka dapatkan di salurkan ke orang yang
membutuhkan atau seperti yang terkena bencana contohnya pada saat bencana
gempa di kota Palu, selain itu Never Too Lavish sering mengadakan workshop di
berbagai kota untuk memperkenalkan jasa nya dan mempererat hubungan antara
perusahaan jasa painting Never Too Lavish melalui media sosial instagram untuk
b. Manfaat praktis : penelitian ini dapat menjadi acuan untuk pembuat perusahaan
penelitian,
Variabel, Uji Instrumen, Waktu dan Tempat Penelitian, dan Keterbatasan Penelitian.
BAB II
KERANGKA TEORETIS
menciptakan interaksi antara perusahaan dengan mitra usaha maupun konsumen dan
kepada pihak luar baik mitra usaha, supplier maupun konsumen (Kusniaji, 2016).
maka banyak brand yang memanfaatkan hal tersebut dan menggunakan strategi
bisnis secara global tujuannya adalah untuk dikenal masyarakat, meningkatkan volume
penjualan dan profit. Teknologi dimanfaatkan dengan baik oleh para pebisnis di
di bidang bisnis banyak dampak positif yang besar untuk jalannya bisnis yang di
bangun dan dengan adanya teknologi masyarakat maupun pelaku bisnis dimudahkan
dalam segala hal seperti contohnya masyarakat Indonesia sudah mulai beralih
kebiasaan dimana masyarakat bisa membeli suatu produk ataupun jasa melalui online
Pemasaran yang digunakan oleh para pebisnis di era teknologi saat ini adalah
digital marketing, dengan adanya digital marketing sangat mudah para pebisnis untuk
masyarakat. Beberapa contoh dari digital marketing adalah iklan di billboard, email
marketing, promosi media cetak, iklan televisi selain itu terdapat media sosial untuk
melakukan pemasaran.
2.2.1 Pemasaran
pemasaran mampu menjadi ujung tombak dalam mendirikan bisnis. Sebelum kita
mempelajari lebih dalam tentang pemasaran mungkin kita harus mengetahui pengertian
konsumen baru yang menarik dengan nilai kekuatan yang menjanjikan dan terus
banyak orang yang mengira bahwa pemasaran hanya menjual dan mempromosikan,
tetapi itu tidak membuat kita bertanya-tanya. Setiap hari kami dihancurkan oleh jeda
iklan di televisi, ditawarkan surat langsung, ditawarkan melalui telepon, dan ditawarkan
mengembangkan produk dan layanan dengan nilai yang tinggi bagi pelanggan.
Tentukan harga, pendistribusian, dan juga promosikan produk dan jasa secara efektif
agar produk dan jasa dengan mudah dapat menjual produknya di pasar.
dramatis dalam beberapa tahun terakhir, termasuk lingkungan media seperti itu. Oleh
karena itu, pakar pemasaran harus mempersiapkan strategi yang baik untuk
and matching pilihan komunikasi yang berbeda untuk membangun kesadaran yang
communication berisi fusi fungsi - fungsi komunikasi yang terpisah menjadi suatu cara
tradisional yang mengandalkan strategi kampanye media massa saja, IMC tidak hanya
mengambil strategi yang lebih personal yang berorientasi langsung kepada konsumen,
bentuk pendekatan konsumen, seperti Internet dan media sosial. Kotler dan Keller
konsistensi pesan yang lebih kuat dan membantu membangun ekuitas merek dan
dan efisien dapat dimasukkan sebagai bagian dari konsep bauran komunikasi
atau bauran promosi merupakan suatu konsep yang didalamnya terdapat suatu teknik
suatu produk.
dengan bertindak sebagai media interaksi sosial terbuka antar individu. Dengan media
dijembatani (Rezaei dan Ismail, 2014). Faktanya, hal itu juga dapat memengaruhi niat
individu selama pembelian harian. Faktanya, beberapa faktor yang berasal dari media
sosial dapat menjadi pemicu motivasi pembelian konsumen dan mengembangkan pola
(Atchariyachanvanich dan Hitoshi, 2007; Chen, 2014; CNNIC Online Shopping Report,
niat membeli atau melakukan pembelian. " Selain itu, penelitian menunjukkan bahwa
perusahaan dituntut untuk dapat memahami dan mengelola konsumen secara efektif
melalui platform media sosial. Oleh karena itu, mereka dapat memahami niat beli
konsumen mereka. Secara praktis variabel yang diambil dalam penelitian ini bersumber
Secara khusus, ada dua penelitian sebelumnya yang menjadi acuan utama
dalam membangun kerangka teori saat ini, yaitu Chen (2014), Kim, Gupta dan Li
(2005). Chen (2014) telah melakukan penelitian tentang pengaruh tertentu dari media
perilaku konsumen, termasuk risiko yang dirasakan, nilai yang dirasakan dan
kepercayaan terhadap niat beli. Di sisi lain, harga yang dirasakan mungkin secara
langsung mempengaruhi niat beli konsumen berulang (Kim, Gupta dan Li, 2005).
risiko yang dirasakan dan harga yang dipersepsikan diakui sebagai variabel
independen, sedangkan niat beli ditempatkan sebagai variabel dependen untuk analisis
merupakan faktor penting untuk menarik pelanggan potensial untuk membeli produk di
situs. Menurut Reibstein, harga menjadi faktor minimal bagi pelanggan tetap dalam
membeli produk di situs yang sama. Beliau mengemukakan harga sebagai indikator
kualitas. Variabel harga yang dirasakan diambil dari Urbany (1997) dalam penelitian
Kim, Gupta dan Li (2005). Hal tersebut ditambahkan sebagai salah satu variabel yang
mungkin menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap niat beli pelanggan tetap
yang lebih yakin tentang kualitas. Kim, Gupta dan Li (2005) telah memfokuskan pada
nilai pelanggan berulang sebagai penilaian biaya dan kerugian selama pembelian,
sementara harga dan risiko dapat secara langsung mempengaruhi niat, dimediasi oleh
nilai yang dirasakan berdasarkan utilitas transaksi. Selain itu, Mao, Zhu dan Sang
(2014) juga melakukan penelitian tentang pemasaran media sosial terhadap nilai dan
persepsi risiko sebagai faktor yang mempengaruhi minat konsumen untuk membeli
produk. Persepsi telah diperiksa dan disimpulkan bahwa sebagian besar konsumen
sensitif terhadap nilai ketika mengevaluasi untuk melakukan pembelian, karena mereka
METODE PENELITIAN
kualitatif, ada dua teknik penelitian terkemuka yang harus dipertimbangkan, yaitu
dalam lingkungan alami, di mana mereka mungkin tidak menyadari mereka sedang
diamati. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini tidak diungkapkan kepada para
diungkapkan kepada para peserta, karena teknik yang paling umum terkait dengan
pendekatan tersebut adalah kelompok fokus dan wawancara (Moleong, 2011). Karena
desain eksplorasi dan pendekatan penelitian kualitatif dari penelitian ini, pendekatan
yang terkait dengan hanya memiliki satu metode untuk mengumpulkan data.
(Saunders et al., 2009). Jenis wawancara kualitatif ini memberi peneliti kesempatan
untuk tidak hanya memahami peserta 'apa' dan 'bagaimana' aspek, tetapi juga untuk
direvisi yang disajikan dalam kerangka teori. Ketika mengumpulkan jenis literatur yang
ada ini, penulis belajar tentang jenis dan efek dari penghindaran merek, komunikasi
Penulis memilih untuk melakukan wawancara kepada pihak internal Never Too
Lavish untuk mendapatkan data yang lebih kredibel dan juga langsung dari sumbernya.
Narasumber tersebut dipilih dengan pertimbangan bahwa mereka memiliki akses data
langsung terhadap kinerja Never Too Lavish dalam melakukan Strategi Komunikasi
Pemasaran.
4. PR,
5. Ads,
6. Promotion
fokus dalam penelitian ini. Wawancara semacam itu disebut sebagai non-standar dan
melibatkan, antara teknik lain, wawancara terstruktur (Saunders et al., 2009). Dalam
mendasari orang yang diwawancarai serta keyakinan dan sikap dengan mengajukan
Dibandingkan dengan wawancara mendalam yang tidak terstruktur di mana orang yang
mengikuti urutan pertanyaan yang telah disiapkan peneliti sebagai panduan untuk
kedua bagian (Saunders et al., 2009). Ini memberi pewawancara kesempatan untuk
memastikan bahwa diskusi terbatas pada topik penelitian yang relevan (Sreejesh et al.,
mengungkap wawasan dan pengalaman yang lebih dalam daripada kelompok fokus,
karena konsentrasi pewawancara hanya pada orang yang diwawancarai yang membuat
wawancara lebih pribadi (Moleong, 2011). Para penulis menganggap ini sebagai
keuntungan besar dan diyakini bahwa wawancara akan menjadi pelengkap bagi
kelompok fokus.
Dengan wawancara semi terstruktur, ada beberapa masalah kualitas data yang
dapat mempengaruhi hasil materi yang dikumpulkan. Keandalan serta berbagai bentuk
bias adalah masalah kualitas data yang perlu dipertimbangkan oleh penulis saat
terstruktur, keandalan penelitian menjadi perhatian karena peneliti lain mungkin tidak
mengungkapkan informasi yang sama dalam studi mereka (Saunders et al., 2009).
diwawancarai.
wawasan yang cukup untuk pewawancara untuk mengeksplorasi topik (Saunders et al.,
2009). Untuk mengatasi reliabilitas dan kekhawatiran bias, penulis mengikuti Saunders
al., 2014). Data sekunder sangat berguna karena memberikan informasi kepada peneliti
tentang studi terkait, serta membimbing untuk mendefinisikan masalah penelitian dan
untuk mengembangkan pendekatan yang tepat untuk masalah tersebut (Malhotra et al.,
2007; Sreejesh et al., 2014). Untuk tesis ini, data sekunder sebagian besar telah
Cendekia dan SAGE Publications. Beberapa istilah pencarian yang sering digunakan
Para penulis juga melengkapi sumber-sumber elektronik dengan buku cetak dari
merek dan IMC (Integrated Marketing Communication). Jurnal akademik dan buku-buku
yang berkaitan dengan pemasaran dan studi bisnis digunakan oleh penulis, untuk
belajar tentang bidang studi. Dilanjutkan dengan pengumpulan data sekunder, data
primer, dalam bentuk kelompok fokus dan wawancara terstruktur, dilakukan sebagai
pelengkap. Beberapa istilah pencarian yang sering digunakan adalah mis. Merek,
Komunikasi Pemasaran, dan Bauran Promosi. Para penulis juga melengkapi sumber-
sumber elektronik dengan buku cetak dari perpustakaan di Universitas LSPR, untuk
mengumpulkan data mengenai penghindaran merek dan IMC. Jurnal akademik dan
buku-buku yang berkaitan dengan pemasaran dan studi bisnis digunakan oleh penulis,
untuk belajar tentang bidang studi. Dilanjutkan dengan pengumpulan data sekunder,
data primer, dalam bentuk kelompok fokus dan wawancara terstruktur, dilakukan
sebagai pelengkap.
3.5 Teknik Analisis Data
Miles dan Huberman (1994) yang dikutip Sugiyono (2017) yang melibatkan tiga
Reduksi data berarti meringkas, memilih hal-hal dasar, berfokus pada hal-hal penting,
mencari tema dan pola (Sugiyono, 2017). Pertama, peneliti mengumpulkan data
tentang penggunaan TIK dalam pengajaran Bahasa Inggris melalui wawancara dan
dokumentasi. Peneliti kemudian menyalin data. Data yang tidak relevan yang tidak
terkait dengan pertanyaan penelitian dibuang. Data yang tidak relevan adalah data
yang tidak ada hubungannya dengan tema penelitian tetapi terkait dengan penelitian.
(Miles dan Huberman, 1994). Dalam proses mengurangi dan menampilkan data, itu
kesimpulan, karena data yang diperoleh selama proses penelitian kualitatif biasanya
dalam bentuk narasi, sehingga membutuhkan penyederhanaan tanpa mengurangi
Langkah ketiga dari analisis data kualitatif adalah penarikan kesimpulan dan
verifikasi. Dari awal pengumpulan data, analisis kualitatif mulai memutuskan apa yang
aliran sebab akibat, dan proposisi (Miles dan Huberman, 1994). Kesimpulan juga
Wawancara dilakukan pada bulan January 2021 di Jakarta dengan owner Never
wawancara terdiri dari pertanyaan yang terkait dengan penelitian serta teori dalam
Skripsi Ini. Setelah perkenalan dengan narasumber, fokus pertanyaan mengacu kepada
jabatan dan tanggung jawab informan. Kemudian selanjutnya wawancara fokus pada
pertanyaan yang disusun untuk dapat menggali tantangan serta solusi dari Strategi
Bagian terakhir dari wawancara mengacu kepada opini, atau referensi lain yang
Setelah wawancara langsung, pertanyaan lain diajukan melalui metode mengirim e-mail
dan WhatsApp.
pemasaran, dan juga ruang lingkup tempat yang terbatas dengan cakupan wilayah
perusahaan never too lavish dengan wilayah operasional Jakarta sebagai objek
penelitian.
Referensi