Anda di halaman 1dari 4

Sikap Kritis dalam Menghadapi Tantangan Perubahan Sosial Akibat Globalisasi

Globalisasi sedang melanda dunia. Apa pun akibatnya, kita harus slap menghadapinya. Jika kita

cermati, globalisasi mengakibatkan dampak baik dan buruk. Contoh: Suatu peristiwa yang terjadi di
Indonesia dengan mudah dapat dari akses negara lain. Salah satu dampak buruk globalisasi adalah pasar
bebas dan imperialisme. Dengan pemberlakuan pasar bebas, batas-batas penanaman modal dan asal
barang menjadi makin kabur, sedangkan imperialisme bentuk baru itu tercipta karena dalam globalisasi
memungkinkan perkembangan paham liberalisme yang ditandai dengan dominasi kelompok kuat
terhadap kelompok lemah. Nah, untuk menyikapi hal itu, kita bangsa Indonesia harus memperkuat
eksistensi jati diri bangsa. Hal itu dimaksudkan untuk menyaring berbagai pengaruh globalisasi yang
masuk ke Indonesia dengan memperkuat jati diri bangsa Indonesia. Hal ini tujuannya agar kita tidak akan
mudah terpengaruh oleh

berbagai dampak globalisasi.

1. Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia

Masyarakat Indonesia pada era globalisasi dituntut harus bisa bersaing dengan sumber daya manusia
dari negara lain. Mengapa demikian? Apabila sumber daya manusia yang dimiliki suatu negara rendah,
akan timbul berbagai permasalahan sosial dalam masyarakat Masyarakat akan cenderung bersifat
konsumtif. Masyarakat hanya sekadar menerima pengaruh dari luar karena tidak

mampu mengelola sumber daya alamnya sendiri. Upaya untuk meningkatkan sumber daya manusia di
Indonesia dapat dilakukan melalui cara

cara sebagai berikut. a. Membangun akses dan pemerataan pendirikan di berbagai wilayah.

b. Meningkatkan kuantitas dan kualitas tenaga pendidik dan kependidikan. c. Meningkatkan mutu wajib
belajar 12 tahun. d. Memperluas akses pelayanan kesehatan masyarakat.
e. Mengembangkan kapasitas kepemudaan dan olahraga berprestasi. f. Meningkatkan kualitas tenaga
kerja melalui berbagai pelatihan kerja.

2. Berpegang Teguh pada Norma-Norma Sosial Pengembangan sumber daya manusia tidak saja cukup
menghadapi globalisasi. Sumber daya manusia berkuantitas tidak hanya dalam aspek intelektualitas,
tetapi juga aspek kepribadian dan spritualitas. Norma-norma sosial dibentuk untuk memelihara
keharmonisan hubungan sosial masyarakat baik itu hubungan antara manusia dan Tuhan, manusia dan
sesama manusia, dan manusia dan makhluk ciptaan Tuhan lainnya. Dengan berpegang teguh pada
norma sosial, masyarakat dapat terhindar dari berbagai dampak negatif globalisasi. Norma-norma dalam
masyarakat di antaranya norma agama, kesopanan, kesusilaan, hukum, dan adat istiadat.

Norma merupakan aturan yang bersumber dari nilal atau sesuatu yang dianggap penting bag
masyarakat. Norma dibentuk untuk mengarahkan, mengatur, dan membatasi perilaku manusia aga
sesual dengan harapan dan tujuan hidup bersama. Contoh: dengan berpegang teguh pada ajara agama,
anda dapat membentengi diri dari berbagai pengaruh negatif globalisasi. Agama mengajarka kita untuk
hidup harmonis dengan sesama umat manusia, lingkungan, dan Tuhan. Selain norm agama, norma sosial
lainnya juga dapar mendorong masyarakat hidup dalam keselarasan.

3. Mewujudkan Glokalisasi

Indonesia kaya akan sumber daya alam dan budaya. Budaya Indonesia telah lama diken

masyarakat funia. Karena itu, kita patut bangga dan mencintal budaya Indonesia. Salah satu has budaya
Indonesia yang mendunia adalah angklung. Perlu diketahui, angklung telah dinobatka sebagai warisan
budaya tak benda. Selain angklung, berbagai bentuk produk yang mencerminka budaya bangsa seperti
nasi goreng, batik, masakan padang, dan gamelan telah menduni Fenomena tersebut merupakan contoh
glokalisasi. Globalisasi mendorong munculnya keseragaman budaya di berbagai wilayah. Pengaruh
buday barat dan warna kebudayaan tertentu sebagai kiblat utama merupakan bagian dari homogenisas

Sementara itu, konsep glokalisasi merupakan kebalikan dari homogenisasi. Glokalisasi berpendap

bahwa setiap unsur yang global pasti ada unsur lokalnya.Suatu budaya disebut telah mengalami
glokalisasi apabila telah terjadi pertukaran budaya Dalam proses ini, terjadi optimalisasi elemen positif
dan usaha meminimalisasi elemen negatif budaya lain. Upaya mewujudkan glokalisasi adalah dialog
antarbudaya. Melalui dialog antarbudaya akan muncul nilai dan norma yang bersifat universal.
Persamaan tersebut mendorong kesadaran masyarakat bahwa pada dasarnya kebudayaan lokal
mengandung elemen global. Konsep think locally, act globally merupakan inti pemikiran glokalisasi.
Masyarakat diharapkan dapat menyadari realitas perubahan sosial dan mampu mempertahankan nilai-
nilai budaya lokal.

Dalam dialog antarbudaya, budaya-budaya mampu berinteraksi secara demokratis. Dengan menemukan
inti nilal universal yang dapat diakui dunia, kebudayaan lokal dapat lestari. Menyikapi globalisasi sebagai
tantangan dan peluang

"Globalisasi tidak dapat dielakkan. Akan tetapi, globalisasi bisa dihadapi dengan strategi tertentu.
Menurut Joseph E. Stiglitz, peraih Nobel bidang ekonomi tahun 2001, strategi menghadapi globalisasi
adalah mengelola globalisasi. Terkait dengan upaya mengelola globalisasi, ada upaya upaya konkret
yang bisa dilakukan Indonesia. Upaya-upaya itu dipaparkan dalam uraian berikut ini. Pertama, dari segi
ekonomi. Upaya-upaya diplomasi Indonesia diarahkan pada usaha

mengembangkan perluasan migas, mengupayakan meningkatnya arus investasi asing dan kerja sama
keuangan, serta mengembangkan kerja sama teknik dan jasa ekonomi dalam mendukung upaya
pembangunan ekonomi nasional. Pelaksanaannya telah dilakukan secara serentak melalui pendekatan
global, regional, intraregional, dan bilateral.

Kedua, dari segi politik, Indonesia tetap perlu menjalankan politik luar negeri yang mengandalkan
prinsip-prinsip kerja sama internasional, saling menghormati kedaulatan nasional, dan menjunjung tinggi
prinsip "tidak mencampuri urusan dalam negeri suatu negara". Ketiga, dalam konteks nasional. Politik
luar negeri Indonesia harus bertujuan menjaga keutuhan wilayah nasional, persatuan bangsa serta
stabilitas nasional dalam menghadapi permasalahan di

dalam negeri.

Keempat, dalam konteks bilateral dan regional Indonesia berupaya untuk memantapkan dan

meningkatkan hubungan bilateral dengan negara-negara sahabat dengan cara mengupayakan


kehidupan politik bertetangga baik dengan negara-negara yang secara geografis berbatasan

langsung, berdasarkan prinsip kesejahteraan, dan saling menghormati.

Di konteks regional, Indonesia harus berpartisipasi aktif dalam berbagai kerja sama di ASEAN.

Indonesia dapat memainkan peran kepemimpinan di ASEAN untuk membina tatanan kawasan

ASEAN sebagai kawasan damai. Selain keempat hal itu, hal lain yang sangat penting dilakukan adalah
tidak lagi mengandalkan pada keunggulan kompetitif seperti jumlah penduduk yang sangat besar,
sumber daya alam yang melimpah, dan lain-lain. Akan tetapi, makin meningkatkan mutu sumber daya
manusia. Peningkatan mutu SDM itu dalam arti seluas-luasnya meliputi penguasaan ilmu pengetahuan
dan teknologi, peningkatan keterampilan, peningkatan etos kerja, disiplin nasional, dan daya saing yang
tinggi. Keunggulan

kompetitiflah yang lebih menentukan berhasil tidaknya bangsa Indonesia mengelola globalisasi.

Anda mungkin juga menyukai