GLOBALISASI
Kata Pengantar
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunianya sehingga dapat
menyelesaikan tugas makalah pkn yang berjudul Pengaruh Globalisasi Terhadap nilai moral
suatu bangsa.
Penyusunan makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu tugas mata pelajaran pkn
pada semester genap tahun 2015. Dalam makalah ini diuraikan tentang Pengaruh Globalisasi
terhadap nilai moral suatu bangsa, mencakup tentang Pengaruh Positif, dan cara
Menaggulangi pengaruh Negatif Globalisasi.
Penyusun menyadari, penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna, serta masih banyak
kekurangan. Penyusun mohon kritik dan saran dari rekan-rekan semua kearah kesempurnaan
makalah ini.
Penyusun mengucapkan terimakasih kepada bapak/ibu guru Mata Pelajaran pkn atas
bimbingannya, dan juga kepada rekan-rekan yang terlibat didalamnya, sehingga makalah ini
bisa tersusun.
Akhirnya penyusun berharap, makalah ini bisa bermanfaat bagi penyusun sendiri ataupun
semua pihak yang memerlukan.
MUH.SATRIA
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
makalah ini dibuat untuk menambah pengetahuan dan pengalaman serta mengetahui
pentingnya nilai nilai moral bagi kehidupan suatu bangsa pada era globalisasi ini.mengetahui
definisi dari moral dan globalisasi,cirri cirri globalisasi pengaruh pengaruh yang ditimbulkan
globalisasi terhadap moral,cara mencegah pengaruh negative globalisasi dan menetahui
pentingnya nilai moral pada era globalisasi.
1.4 Manfaat
Adapun manfaat yang dapat diambil dari penulisan makalah ini antara lain adalah:
1. Untuk penulis sendiri makalah ini bermanfaat untuk menyelesaikan mata kuliah Ilmu
sosial dan budaya dasar serta dapat mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang sudah di dapat
dari pembelajaran mata kuliah Ilmu sosial dan budaya dasar.
2. Untuk orang lain makalah ini dapat menjadi sumber referensi untuk menjadi bahan
penulisan lebih lanjut.
3. Untuk ilmu pengetahuan makalah ini dapat memperkaya literature terkait dengan
globalisasi
BAB II
PEMBAHASAN
Kemajuan peradaban dan derap langkah pembangunan merupakan dua hal yang umumnya
berjalan secara beriringan. Melalui berbagai aktifitas pembangunan itu manusia
meningkatkan kualitas kehidupan, mengkonstruksi tata-nilai kehidupan dan akhirnya
membentuk sebuah peradaban. Di era abad 21 sekarang ini, perkembangan derap peradaban
manusia itu telah mencapai suatu kondisi yang dicirikan dengan adanya interaksi yang
semakin intensif antar umat manusia, yang secara umum era seperti ini sering kita sebut
sebagai “era globalisasi”.
Kondisi keterhubungan (interconnectedness) antarmanusia itu memberikan berbagai
pengaruh dalam pembangunan peradaban era global. Harus diakui bahwa dibalik berbagai
pengaruh itu terdapat kemajuan-kemajuan yang telah diperoleh, namun di sisi lain era
globalisasi ini menghadirkan berbagai tantangan/ permasalahan, yang hampir seluruh
permasalahan itu adalah hasil dari intensitas interaksi antarmanusia di berbagai belahan bumi
yang terus meningkat.
Pada era Globalisasi sekarang ini terjadi banyak peningkatan kualitas di segala bidang,
menurut data dari WHO (World Health Organization), usia harapan hidup rata-rata umat
manusia di dunia, yang di tahun 1955 adalah 48 tahun telah meningkat menjadi 62 tahun di
tahun 2000. Selain itu, umat manusia pada era Globalisasi ini juga semakin terdidik yang
ditunjukkan oleh data dari UNESCO yaitu jika di tahun 1970 masih ada 37% dari penduduk
dunia yang buta huruf, jumlah itu sudah menurun menjadi hanya sekitar 18% penduduk dunia
yang buta huruf di tahun 2004. Umat manusia saat ini juga dapat menikmati tatanan dunia
yang relatif lebih damai dan secara geopolitis juga lebih stabil dibandingkan dengan beberapa
era sebelumnya.
Dari perspektif kesejahteraan, juga dapat dikatakan bahwa kesejahteraan manusia sekarang
relatif lebih baik. Data dari UNDP (United Nation Development Program) menyatakan
bahwa di tahun 2006 lalu pertumbuhan perekonomian dunia mencapai 5,4% dan pendapatan
bruto dunia mencapai US$ 66 Trilyun jika dihitung berdasarkan skala PPP (Purchasing
Power Parity). Dengan tingkat pertumbuhan penduduk sebesar 1,1% di tahun itu, maka
UNDP menyatakan bahwa pendapatan per kapita dunia naik rata-rata sebesar 4,3%. Dengan
capaian seperti itu, maka umat manusia boleh optimis bahwa di tahun 2015, jumlah orang
miskin di seluruh dunia dapat dikurangi sampai separuhnya, atau dengan kata lain agenda
pembangunan milenium atau Millenium Development Goals (MDG) dapat diharapkan untuk
tercapai sasarannya tepat waktu. Oleh karena itu, tampaknya peradaban dunia pada era
globalisasi ini sudah berjalan sesuai dengan track atau jalur yang diharapkan untuk mencapai
tujuan-tujuan luhur yang diinginkan secara kolektif oleh seluruh umat manusia.
Meskipun demikian umat manusia di era globalisasi sekarang ini juga menghadapi berbagai
tantangan permasalahan peradaban yang tidak sedikit dan bahkan berpotensi untuk
mengancam jalannya pembangunan berskala global untuk tercapainya kemaslahatan umat
manusia. Meskipun pendapatan dunia itu meningkat, namun harus diakui bahwa kesenjangan
antara kelompok manusia dengan kesejahteraan yang tinggi dengan kelompok manusia
dengan kesejahteraan rendah semakin lebar. Data dari UNDP memaparkan bahwa di tahun
2006, sebanyak 2% dari orang-orang terkaya di dunia menguasai 50% sumber daya di seluruh
dunia dan analisa dari majalah Fortune 500 edisi akhir tahun 2006 pernah menyatakan bahwa
penghasilan bersih dari 225 orang terkaya di dunia hampir sama dengan pendapatan nasional
dari 40% negara miskin dan negara berkembang yang ada di seluruh dunia.
Pada intinya secara umum permasalahan globalisasi memiliki dua sifat yaitu:
Unsur interrelasi yang sangat kuat, artinya permasalahan globalisasi itu, sangat berpautan erat
antara satu negara dengan beberapa negara lain. Meskipun masalah- masalah itu pada
mulanya dijumpai hanya di satu atau beberapa negara akan tetapi lambat laun akan terjadi di
seluruh negara di berbagai belahan bumi. Apalagi dengan kemajuan teknologi transportasi
dan teknologi telekomunikasi dan informasi yang telah menyebabkan interaksi antar manusia
baik secara nyata maupun maya semakin meningkat, maka penyebaran dari permasalahan
globalisasi itu diperkirakan akan semakin cepat.
Keterjangkauan berskala global (global coverage), artinya permasalahan globalisasi itu, dapat
menyebar ke seluruh dunia, dan memberikan dampak yang juga berskala dunia/global. Harus
diakui bahwa kemajuan teknologi informasi, telekomunikasi, dan transportasi berperan besar
untuk mendiseminasikan permasalahan globalisasi itu ke berbagai belahan bumi.
Dengan adanya dua sifat itu, maka dapat dikatakan bahwa gejala keterhubungan
(interconnectedness) antara berbagai masalah globalisasi dengan hubungan antar bangsa telah
semakin meningkat, dan hal itu sebenarnya adalah sebuah konsekuensi logis dari globalisasi
yang memang pada akhirnya akan membawa manusia untuk menjadi semakin mudah dan
semakin sering berinteraksi. Namun di pihak lain, sifat jangkauan global dan dampak
masalah globalnya juga harus diwaspadai.
Dalam dunia yang semakin mengglobal dan diperkirakan akan terus mengglobal di abad-abad
berikutnya, maka berbagai masalah yang diawali pada suatu lokasi di belahan bumi tertentu
dapat memberikan dampaknya ke seluruh planet bumi dan bahkan bagi seluruh umat
manusia. Oleh karena itu, maka budaya peradaban di era globalisasi sekarang ini harus
diarahkan pada suatu asas komplementasi (complementary thinking) atau pola pikir untuk
saling melengkapi.
Asas komplementasi itu pada hakekatnya sejalan dengan kompleksitas permasalahan di era
global, yang menunjukkan semakin meningkatnya pertautan antara satu kepentingan dengan
kepentingan lain yang, mau tidak mau, telah mendorong umat manusia untuk semakin saling
bergantung atau interdependen satu sama lain.
Pada dasarnya ada tiga prinsip penting yang harus dijadikan acuan dalam pengembangan asas
komplementer, yaitu:
1. Prinsip Keseimbangan (Equality)
Yang dimaksud dengan prinsip keseimbangan adalah bahwa masing-masing pihak yang
terlibat dalam asas komplementer harus bersedia untuk berbagi kepentingan (interest) yang
dimilikinya dengan kepentingan pihak lain. Berbagi kepentingan di sini didasari oleh
pemahaman bahwa tantangan di era globalisasi bersifat sangat kompleks, saling berpautan
dan masing-masing bangsa di belahan bumi ini memiliki kapasitasnya masing-masing yang
khas, yang unik dan memiliki kontribusi yang setara dalam porsinya masing-masing, untuk
memberikan solusi yang bersifat komprehensif dan berskala global.
b. Menyeluruh (comprehensiveness)
Proses inovasi terbuka menuntut adanya peninjauan dari berbagai aspek dalam setiap langkah
untuk memproduksi inovasi. Atau kata lain, dalam proses inovasi terbuka, tidak saja aspek
ekonomi dan finansial yang diperhitungkan, akan tetapi juga aspek sosial dan lingkungan
hidup. Hal itu karena inovasi terbuka merupakan aktifitas yang dilakukan secara kolektif,
dengan para peserta yang umumnya memiliki kondisi yang beragam. Sebagai misal untuk
merancang sebuah inovasi terbuka guna mengatasi efek gas rumah kaca yang menghasilkan
pemanasan global maka ketika negara-negara maju dengan teknologinya yang lebih ramah
lingkungan bekerjasama dengan negara-negara berkembang dengan teknologi yang lebih
terbelakang, namun memiliki potensi perlindungan lingkungan yang lebih baik, misalnya
areal hutan yang luas dan cadangan air bersih yang lebih banyak, maka kedua belah pihak,
baik negara maju maupun negara berkembang, mau tidak mau, harus mengedepankan
berbagai aspek dan tidak mungkin kalau hanya mengedepankan aspek keuntungan ekonomi
semata.
c. Kesesuaian (adaptability)
Karena inovasi terbuka itu prosesnya dilakukan secara bersama-sama dengan
mengikutsertakan kepentingan berbagai pihak, maka tentunya hasil dari proses inovasi itu
akan lebih cocok dan lebih sesuai untuk diterapkan oleh para pesertanya. Terkadang terjadi
kasus, dimana inovasi yang dihasilkan hanya cocok untuk peserta tertentu akan tetapi kurang
tepat untuk diterapkan bagi peserta lainnya. Sebagai misal, untuk masalah ketersediaan
energi, solusi dengan menawarkan alternatif sumber energi terbarukan, misalnya, sumber
energi angin, gelombang laut atau sinar matahari tentunya sangat bergantung pada kondisi
fisis dari negara-negara tertentu saja.
Dalam tatanan dunia global sekarang ini hal yang paling perlu untuk diperhitungkan adalah
menjadikan proses inovasi terbuka itu sebagai arena pembelajaran, sehingga dapat diperoleh
manfaat sebanyak mungkin. Tanpa adanya pembelajaran maka suatu bangsa hanya akan
memperoleh manfaat yang terbatas dari proses inovasi terbuka atau bahkan globalisasi itu
sendiri.
Termasuk juga dalam kawasan globalisasi kebudayaan, globalisasi kebudayaan memang
merupakan universalisme kebudayaan, namun universalisme yang tertuang dalam globalisasi
tetap mempunyai sebuah system yang mengatur dan mengarahkannya, sehingga globalitas
kebudayaan tersebut tidak menimbulkan pertentangan dari teory relativisme dari kaum
radikal yang menganggap sesuatu yang baru muncul pada era globalisasi akan benar-benar
mengubah dunia secara radikal dan menghancurkan kebudayaan-kebudayaan lokal.
Dengan adanya langkah- langkah antisipasi tersebut diharapkan mampu menangkis pengaruh
globalisasi yang dapat mengubah nilai nasionalisme terhadap bangsa. Sehingga kita tidak
akan kehilangan kepribadian bangsa. Secara umum dampak globalisasi saat ini terjadi
pergeseran ideologi dan politik. Dampak negatif, terjadinya pemiskinan spiritual, di mana
tindakan sosial dianggap sebagai tindakan yang tidak rasional, nafsu hawaniayah menjadi
pemandu kehidupan, agama hanya hadir dalam pikiran, lisan dan tulisan, akan tetapi tidak
hadir dalam perilaku dan tindakan. Secara umum dampak globalisasi saat ini terjadi
pergeseran ideologi dan politik. Dampak negatif, terjadinya pemiskinan spiritual, di mana
tindakan sosial dianggap sebagai tindakan yang tidak rasional, nafsu hawaniayah menjadi
pemandu kehidupan, agama hanya hadir dalam pikiran, lisan dan tulisan, akan tetapi tidak
hadir dalam perilaku dan tindakan. Untuk menangkal dampak negatif globalisasi, diperlukan
peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) dengan pendidikan yang diimplikasikan dengan
membangun pendidikan sekolah, madrasah yang berkualitas, meningkatkan pendidikan
formil dan spiritual ke pelosok-pelosok dan pedalaman.“Jadikan sekolah-sekolah kita
rebutan, bukan pelarian, sekolah kita selalu dirindukan bukan dikomersilkan, bagaimana
sekolah bisa mensejahterakan bukan menambah kesengsaraan “( Nizar Syarif )“dahulu
berjuang melawan musuh penjajahan dengan berlumuran darah, kini musuh sudah masuk ke
kamar tidur, sudut-sudut rumah tidak melumurkan darah, tapi melumurkan moral seperti
masuknya tayangan sinetron televisi yang merusak moral.”Sebagai dampak negatif
globalisasi, sebagian keluarga sebagai unit terkecil kehilangan fungsinya sebagai tempat
pembinaan, ikatan moral semangkin lemah dan keluarga hanya dianggap sebagai tempat
singgah. Oleh karena itu kita supaya memperdalam kajian ilmu pengetahuan, tingkatkan
pembinaan keluarga, kewaspadaan gerakan yang mengancam Ideologi Pancasila, gerakan
yang membahayakan aqidah islamiyah dan akhlakul karimah, maka kita semua sebagai warga
Indonesia wajib membanggakan apa saja yang sudah menjadi budaya kita sendiri”, jangan
sampai melupakan budaya lama dengan sudah menemukan budaya baru.Masuknya budaya
asing ke suatu negara sebenarnya merupakan hal yang wajar, asalkan budaya tersebut sesuai
dengan kepribadian bangsa namun kita harus tetap menjaga agar budaya kita tidak luntur.
Langkah-langkah untuk mengantisipasinya adalah antara lain dengan cara, Menumbuhkan
semangat nasionalisme yang tangguh, misal semangat mencintai produk dalam negeri,
Menanamkan dan mengamalkan nilai- nilai Pancasila dengan sebaik- baiknya, Melaksanakan
ajaran Agama dengan sebaik- baiknya dan Selektif terhadap pengaruh globalisasi di bidang
politik, ideologi, ekonomi, sosial budaya bangsa. Sebagai identitas bangsa, budaya lokal
harus terus dijaga keaslian maupun kepemilikannya agar tidak dapat diakui oleh negara lain.
Walaupun demikian, tidak menutup kemungkinan budaya asing masuk asalkan sesuai dengan
kepribadian negara karena suatu negara juga membutuhkan input-input dari negara lain yang
akan berpengaruh terhadap perkembangan di negaranya.Kemudian tingkatkan kurikulum
pendidikan berwawasan, serta jabarkan nilai-nilai Al Quran dan hadis bagi yang beragama
islam di dalam kehidupan bermasyarakat dan berorganisasi.
India
Pendidikan nilai di India tampak lebih populer dibandingkan dengan di negara lain. Dalam
pendidikan nasional India, pendidikan nilai dikembangkan sebagai usaha untuk
meningkatkan kesadaran nilai ilmiah, sosial, dan kePendidikan Nilai Moral ditinjau dari
Perspektif Global warganegaraan yang tidak secara khusus dikembangkan melalui satu sudut
pandangan agama. Ini tidak berarti mengabaikan pentingnya pendidikan agama sebagai
kekuatan dalam membangun karakter bangsa, melainkan untuk menempatkan pendidikan
nilai dalam konteks pemahaman nilai agama yang universal.Bagi sekolah swasta, baik dalam
komunitas Kristen maupun Islam,nilai agama menjadi prioritas pengembangan nilai. Berbeda
halnya sekolah negeri,agama ditempatkan pada area nilainilai yang mengandung kebenaran
untuk semua pihak. Ruang lingkup pendidikan nilai meliputi
(a) pendekatan dan metodologi pendidikan nilai pada tingkat dasar dan menengah,
(b) untuk tingkat dasar program lebih dititikberatkan pada pengindentikasian nilainilai yang
perlu ditanamkan kepada siswa dengan strategi dan teknik yang tepat,
(c) pengembangan konseling melalui pendekatan agama,
(d) program pengembangan afektif bagi para instruktur pelatihan guru.
Malaysia
Pendidikan nilai dilakukan di sekolah dasar dan pengembangannya dilakukan secara
langsung dan tidak langsung. Secara langsung pendidikan nilai diajarkan melalui pendidikan
moral dan mata pelajaran agama, sedangkan pendidikan nilai yang tidak secara langsung
dikembangkan melalui sejumlah mata pelajaran lainnya, seperti program pendidikan
kewarganegaraan dan melalui kegiatan kokurikuler. Silabus pendidikan nilai untuk sekolah
dasar berupa kebersihan badan dan pikiran, empati, sikap tidak berlebihan, bersyukur, rajin,
jujur, adil, kasih sayang, hormat, keharmonisan sosial, kesederhanaan, dan kebebasan.Meski
cukup konsisten dalam mengembangkan nilai, moral, norma, etika,estetika melalui
pendidikan formal, sistem pendidikan di Malaysia masih dihadapkan pada beberapa kendala.
Di antaranya, (a) nilai masih banyak diajarkan melalui pendekatan pembelajaran yang
preskriptif, sehingga kurangmemberikan kebebasan kepada peserta didik untuk memilih dan
menentukannilai,
(b) alat evaluasi yang sesuai dengan kebutuhan, khususnya untuk mengembangkan teknik-
teknik pengamatan perilaku, belum terjabarkan
dengan jelas,
(c) cara-cara pencatatan dan pelaporan pembelajaran nilai
masih belum dilakukan secara konsisten oleh guru, dan
(d) pandangan guru, orang tua, dan masyarakat masih menempatkan kognisi sebagai aspek
yang lebih penting daripada aspek afeksi.
Cina
Dalam tradisi Cina, pendidikan memiliki hubungan erat dengan kewajiban moral. Tradisi ini
menempatkan pendidikan nilai sebagai bagian penting dalam percaturan pendidikan.
Walaupun demikian, dalam perkembangannya, pendidikan nilai dihadapkan pada beberapa
tantangan berikut. Harapan masyarakat dan orang tua siswa akan kemampuan akademik
diandalkan dapat memacu konsentrasi peningkatan akademik yang kemudian berakibat
tergesernya pengembangan sentimental, perasaan, dan moralitas. Walaupun sekolah memilki
tanggung jawab yang besar dalam mengembangkan kepribadian siswa, hal itu kurang
didukung oleh kerjasama yang erat antara sekolah, keluarga, dan masyarakat. Banyak guru
yang kurang memiliki kemampuan untuk mengembangkan pendidikan nilai. Di beberapa
sekolah dijumpai adanya kesenjangan antara apa yang seharusnya dilakukan dan apa yang
benar-benar terjadi dalam proses pendidikan. Untuk mengatasi berbagai persoalan di atas,
pemerintah Cina mengambil beberapa kebijakan berikut. Pertama, pendidikan moral
dimasukkan ke dalam kurikulum sekolah dasar dan diajarkan sekali dalam seminggu. Kedua,
sejumlah peraturan telah disusun dan disebarluaskan untuk menjamin terjadinya
pembentukan kebiasaan, sikap, dan cara hidup siswa yang diharapkan. Ujudnya tata tertib
perilaku anak usia sekolah dasar, dan tata tertib anak usia sekolah menengah. Ketiga, untuk
memobilisasi dukungan masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan moral di sekolah,
pemerintah pusat mengeluarkan kebijakan resmi akan pentingnya pengembangan moral dan
afeksi anak usia sekolah dasar. Keempat, dengan kebijakan resmi pemerintah, sekolah
didorong untuk memperbarui dan memodifikasi tujuan pendidikannya. Kelima, guru
didorong untuk menggunakan pendekatan pembelajaran yang mampu mengangkat
pengalaman kehidupan sehari-hari. Tampaknya, pendidikan nilai moral yang dilaksanakan di
empat negara tersebut (Indonesia, Malaysia, India, dan Cina) memiliki persamaan dan
perbedaan. Hal itu terjadi karena masingmasing negara memiliki ideologi yang berbeda.
Pendidikan nilai moral pada jenjang pendidikan dasar menunjukkan beberapa kesamaan.
Fokus pendidikan nilai moral pada jenjang pendidikan
tersebut berkaitan dengan nilai tata kepribadian diri dan tata hidup berbangsa dan bernegara.
Lebih lanjut, pendidikan nilai moral di empat Negara tersebut sama-sama dihadapkan pada
berbagai persoalan, baik yang pendidikan nilai moralnya terencana dan terprogram dalam
kurikulum maupun yang tidak. Akan tetapi, pendidikan nilai moral pada hakikatnya inheren
dalam setiap mata pelajaran. Ada pula pendidikan nilai moral yang lebih diarahkan pada
pendidikan agama dan pendidikan kewarganegaraan.
BAB III
PENUTUPAN
KESIMPULAN
- karena selain memberikan dampak yang buruk bagi suatu bangsa globalisasi juga
memberikan dampak positif juga oleh karena itu kita sebagai warga Negara harus bisa
menyaring budaya budaya yang masuk ke Negara kita. kita harus pandai dalam menyaring
budaya tersebut mengambil hal yang posif saja yang bisa diterima oleh masyarakat yang bisa
memberi pengaruh baik bagi moral suatu bangsa.
- Bahwa terjadinya proses globalisasi dalam aspek sosial terjadi dengan cara melalui berbagai
macam media salah satunya adalah media elektronik seperti televisi,internet,hp dll baik
secara langsung maupun tidak langsung, serta melalui interaksi yang terjadi dimasyarakat.
- Bahwa dampak yang ditimbulkan era globalisasi pada aspek sosial yaitu terjadi perubahan
ciri kehidupan masyarakat desa yang tadinya menjunjung tinggi gotong royong menjadi
individual, serta sifat ingin selalu instant pada diri individu tersebut.
- Bahwa penanggulangan pada dampak era globalisasi pada aspek sosial diantaranya
diadakannya pembangunan kualitas manusia, pemberian life skill, memberikan sikap hidup
yang global dan menumbuhkan wawasan, identitas rasional serta menciptakan pemerintahan
yang transparan dan demokratis.
- Konsep pendidikan nilai moral yang dikemukakan oleh Kohlberg dan John P. Miller
cenderung bersifat individualistik. Oleh karena itu, konsep itu memerlukan penyempurnaan
dengan mempertimbangkan paradigm yang dikemukakan oleh Capra. Lebih lanjut, dalam
implementasikannya, diperlukan strategi pendidikan nilai moral yang tepat melalui pemilihan
pendekatan (approach),metode (method), dan teknik
(technique) pendidikan nilai moral yang sesuai.
- jadi pendidikan nilai moral suatu bangsa sangat penting karena dapat membantu seseorang
untuk berkembang menjadi seseorang yang lebih manusiawi yang dapat menjadi manusia
yang beguna dan berpengaruh dalam masyarakat yang bersifat produktif kooperatif serta
menjadi sorang yang bertanggung jawab
-Pendidikan nilai moral merupakan tuntutan dan sekaligus kebutuhan pada tatanan global
bagi umat manusia sebagai pengejawantahan hidup bersama, berbangsa, dan bernegara dalam
hubungannya dengan tatanan global yang diwarnai dengan berbagai permasalahan yang
bersifat luas, kompleks, dan mendunia.
-Penyelesaian permasalahan hidup yang dialami umat manusia tidak cukup dalam negeri
sendiri, namun
banyak hal yang penyelesaiannya dibutuhkan dukungan dan bantuan luar negeri, misalnya
terorisme global,masalah ekonomi, dan masalah krisis multidimensional.
-Berdasarkan fakta yang ada, dapat dilihat bahwa terjadi kemerosotan nilai moral, seperti
tingkat kriminalitas yang tinggi, tingkat aborsi yang tinggi, dan lain-lain. Jika hal-hal seperti
ini tidak diperbaiki, hal ini akan menyebabkan rusaknya generasi masyarakat di masa yang
akan datang. Sehingga tidak mungkin zaman akan berganti lagi seperti zaman jahiliyah
dahulu.
- Globalisasi merupakan suatu gejala wajar yang pasti akan dialami oleh setiap bangsa di
dunia, baik pada masyarakat yang maju, masyarakat berkembang, masyarakat transisi,
maupun masyarakat yang masih rendah taraf hidupnya.Dalam era global, suatu
masyarakat/negara tidak mungkin dapat mengisolasi diri terhadap proses globalisasi. Jika
suatu masyarakat/negara mengisolasi diri dari globalisasi, mereka dapat dipastikan akan
terlindas oleh jaman serta terpuruk pada era keterbelakangan dan kebodohan.Dampak positif
dan negatif pada pengaruh globalisasi terhadap kehidupan berbangsa dan bernegara pun ada.
Salah satunya era globalisasi pada sistem politik. Bangsa Indonesia telah menerapkan
kehidupan berdemokrasi yang telah membawa perubahan-perubahan yang besar, diantaranya
pelaksanaan pemilu legislatif dengan sistem multipartai dan pemilihan presiden dan wakil
presiden secara langsung. Itu dampak positifnya
-Dari hasil pembahasan diatas, pemerintah dapat melakukan beberapa tindakan untuk
mencegah terjadinya pengaruh ekonomi bagi kehidupan bangsa dan negara yaitu :Pemerintah
perlu mengkaji ulang perturan-peraturan yang dapat menyebabkan pergeseran
ekonomi ,Masyarakat harus mencintai produk dari bangsa kita sendiri,Pemerintah harus
meningkatkan kemampuan bangsa dan negara untuk berkompetisi secara
internasional,Pemerintah harus mampu meningkatkan kualitas produksi dalam negeri agar
dapat bersaing di pasar internasional,Pemerintah juga harus mampu meningkatkan
pendapatan perkapita masyarakat
-Pendidikan nilai atau moral sebagai isu global di beberapa negara (Indonesia,Malaysia,
India, dan Cina)
menampakkan adanya perbedaan dan kesamaan. Perbedaan yang ada disebabkan oleh adanya
perbedaan ideologi bangsa. Walaupun demikian,negara-negara itu memberikan penekanan
pendidikan nilai moral pada nilai etik-moral; terutama dalam hal nilai-nilai yang bersifat asasi
manusia, universal, dan global.
SARAN
-Bahwa di era Globalisasi ini sangat nyata dibutuhkan generasi yang unggul dan mandiri
dalam IPTEK. Oleh karena itu diperlukan sikap positif dari kita dalam menerima
perkembangan IPTEK untuk mengimbangi kehidupan kita dalam era Globalisasi ini sehingga
tercipta generasi yang tidak tertinggal dalam era globalisasi ini.
Sehingga pengaruh teknologi informasi memang tidak mungkin kita tolak atau hindari, kita
harus dapat memanfaatkannya untuk kesejahteraan masyarakat tetapi disisi lain kita juga
harus berhati-hati dan bersikap bijak agar dampak negatif yang menyertainya dapat kita
hilangkan atau paling tidak kita minimalisir, mengenalkan teknologi informasi sekaligus
pemanfaatannya bagi kehidupan pribadi maupun kehidupan sosial kemasyarakatan dan
meningkatkan daya nalar dan daya seleksi masyarakat terhadap berbagai informasi yang
membanjir, sehingga masyarakat semakin kritis dan dewasa dalam menyikapinya.
-pada masa-masa sekarang Indonesia perlu melakukan sosialisasi yang berkelanjutan dalam
membudayanya IPTEK. Pengenalan IPTEK dapat di mulai dari tingkat Sekolah Menengah
sampai Perguruan Tinggi, juga pelaku industri dan masyarakat umum.Tujuannya adalah
menciptakan generasi yang unggul dan mandiri dalam IPTEK untuk menghadapi era
globalisasi. Sebab globalisasi proses yang tidak bisa dihindari dan dicegah. Globalisasi
dalam Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) dimana proses yang mencakup keseluruhan
dalam berbagai bidang kehidupan sehingga tidak tampak lagi adanya batas-batas yang
mengikat secara nyata. Dalam keadaan global apa saja dapat masuk sehingga sulit untuk
disaring atau dikontrol.
Daftar pustaka
http://scholar.google.co.id/scholar?start=50&q=jurnal+globalization&hl=id&as_sdt=0
umrefjournal.um.edu.my/filebank/published_article/670/JPMM%202006%20HASMAH
%20ZANUDDIN.pdf
http://scholar.google.co.id/scholar?start=30&q=jurnals+moral&hl=id&as_sdt=0
business.illinois.edu/ba/seminars/2011%5CSpring%5Creed_paper.pdf
http://eprints.uny.ac.id/3644/
http://en.wikipedia.org/wiki/Globalization
http://en.wikipedia.org/wiki/Morality
http://wizanies.blogspot.com/2007/08/akhlak-etika-moral.html
http://grms.multiply.com/journal/item/26
http://dewon.wordpress.com/2007/11/03/kategori-19/
http://www.google.co.id/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=6&cad=rja&ved=0CFAQFjAF&url=http%3A
%2F%2Fbhupalaka.files.wordpress.com%2F2010%2F05%2Ftugas-makalah-etika-dan-
moral-tia-fitriani-
15308026.doc&ei=1NS6UMLCFcTVrQfG_4H4Dg&usg=AFQjCNEtlhDjoQDgTqJSGwzm8
DEJDO18XA&sig2=1_S_qv1NaL8mXaRuqV8jCQ
http://kurniapanduwibowo.blogspot.com/2011/04/pengertian-era-globalisasi.html
http://nurafifahharahap.blogspot.com/2012/03/makalah-globalisasi-iptek-ilmu.html
http://matakuliahekonomi.wordpress.com/2011/05/09/contoh-makalah-globalisasi-full/
http://randinurzaman.blogspot.com/2012/04/makalah-dampak-globalisasi-dalam-bidang.html
http://mengerjakantugas.blogspot.com/2009/05/pengertian-globalisasi.html
http://sro.web.id/makalah-globalisasi.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Globalisasi
http://bungkapit21artikel.blogspot.com/2008/06/globalisasi-mau-diterima-atau-ditolak.html
http://www.anneahira.com/globalisasi-ekonomi.htm
hrcak.srce.hr/index.php?show=clanak_download&id_clanak_jezik=15830