GLOBALISASI
Disusun :
ALDIAN HADI
M, EDO WIJAYA
M, IQBAL
M, FAHRI NURAZIZI
REVIDA YASEH
SHOPIA WINARSIH
AFRIZAL RAGIL
SUJARWO, S.Sos
TP : 2019/2020
Kata Pengantar
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunianya sehingga
dapat menyelesaikan tugas makalah pkn yang berjudul Pengaruh Globalisasi Terhadap nilai
moral suatu bangsa.
Penyusunan makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu tugas mata pelajaran
pkn pada semester genap tahun 2019-2020. Dalam makalah ini diuraikan tentang Pengaruh
Globalisasi terhadap nilai moral suatu bangsa, mencakup tentang Pengaruh Positif, dan cara
Menaggulangi pengaruh Negatif Globalisasi.
Penyusun menyadari, penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna, serta masih
banyak kekurangan. Penyusun mohon kritik dan saran dari rekan-rekan semua kearah
kesempurnaan makalah ini.
Akhirnya penyusun berharap, makalah ini bisa bermanfaat bagi penyusun sendiri ataupun
semua pihak yang memerlukan.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
Globalisasi adalah suatu fenomena khusus dalam peradaban manusia yang bergerak terus
dalam masyarakat global dan merupakan bagian dari proses manusia global itu. Kehadiran
teknologi informasi dan teknologi komunikasi mempercepat akselerasi proses globalisasi ini.
Globalisasi menyentuh seluruh aspek penting kehidupan. Globalisasi menciptakan berbagai
tantangan dan permasalahan baru yang harus dijawab, dipecahkan dalam upaya memanfaatkan
globalisasi untuk kepentingan kehidupan. Di era globalisasi ini dapat mempengaruhi
perkembangan sosial budaya pada suatu bangsa. Akhir-akhir ini, kita tidak bisa menutup mata
terhadap berbagai penyimpangan moral yang terjadi di kalangan masyarakat Indonesia. Tawuran
pelajar, perkelahian antar genk, perilaku seks bebas, gaya hidup tidak beraturan menjadi
beberapa contoh kelunturan moral di kalangan generasi muda kita. Di kalangan pejabat, praktek
korupsi masih merupakan persoalan yang sangat mengerikan di Indonesia. Masyarakat secara
umum pada akhirnya kehilangan rujukan keteladanan, sehingga krisis moral semakin meluas.
Globalisasi ini membawa berbagai perubahan yang menyentuh pada dasar kehidupan
manusia.perubahan tersebut disebabkan oleh pelestarian lingkungan hidup serta perjuangan hak
asasi manusia dan penigkatam kualitas hidup serta dapat merusak nilai moral suatu bangsa serta
masih banyak yang lainya seperti terorisme global dan multidimensi krisis, yang satu negara
tidak dapat mengatasi sendiri karena untuk melakukan hal tersebut perlu dukungan negara lain
Pendidikan nilai moral merupakan alternatif Masalah solusi yang lokal, regional, nasional, dan
internasional di alam. Hal itu telah menjadi isu global di beberapa negara (Indonesia, Malaysia,
India, dan Cina) dan memiliki beberapa perbedaan dan persamaan.
Hasil perbedaan dari negara yang berbeda ideologi. Namun, negara-negara tersebut
seperti menekankan nilai moral pendidikan pada nilai-nilai etika moral,yang terutama pada nilai-
nilai yang berkaitan dengan hak asasi manusia yang bersifat universal dan global. Konsep
pendidikan nilai moral yang diusulkan oleh Kohlberg dan Miller cenderung individualistik. Oleh
karena itu, kebutuhan untuk menjadi dilengkapi dengan memperhitungkan paradigma yang
diusulkan oleh Capra bahwa manusia hidup dibangun atas dasar pandangan sistemik dan holistik
kehidupan, salah satu yang tidak parsial dan individualistis. Dalam pelaksanaannya, perlu
pendekatan yang tepat dan metode yang relevan dan teknik. Pendekatan untuk pendidikan nilai
moral termasuk menanamkan, pemodelan, memfasilitasi, dan pendekatan pengembangan
keterampilan, dan metode termasuk dogmatis, metode deduktif, induktif, dan reflektif.seperti
globalisasi kebudayaan globalisasi ini dapat mempengaruhi hamper semua aspek yang ada dalam
masyarakat termasuk kedalam aspek budaya.di Indonesia contohnya Dari cara berpakaian
banyak remaja- remaja di Indonesia yang berdandan seperti selebritis yang cenderung ke budaya
Barat. Mereka menggunakan pakaian yang minim bahan yang memperlihatkan bagian tubuh
yang seharusnya tidak kelihatan. Pada hal cara berpakaian mereka tersebut jelas- jelas tidak
sesuai dengan kebudayaan kita. Tak ketinggalan lagi gaya rambut mereka dicat beraneka warna.
Singkatnya orang lebih suka jika menjadi orang lain dengan cara menutupi identitasnya. Tidak
banyak lagi remaja yang mau melestarikan budaya bangsanya sendiri dengan mengenakan
pakaian yang sopan sesuai dengan kepribadian bangsa. Jika pengaruh di atas dibiarkan, apa
jadinya Moral generasi bangsa tersebut.Dampak masuknya budaya asing antara lain. terjadi
perubahan kebudayaan, pembauran kebudayaan, modernisasi, keguncangan budaya,
melemahnya nilai-nilai budaya bangsa.
Dampak tersebut membawa pengaruh besar bagi Indonesia, baik dari segi postif, maupun
negatif. Indonesia, masih terlalu lemah dalam menyaring budaya yang baik di ambil dengan yang
tidak. Globalisasi perekonomian ini mempunyai dampak yang negative antara lain menghambat
pertumbuhan sektor industry, Sektor keuangan semakin tidak stabil, Memperburuk prospek
pertumbuhan ekonomi jangka panjang yang pada intinya akan mempengaruhi nilai moral suatu
bangsa antara lain semakin meningkatnya kasus pencurian, perampokan, pemerasan, dan masih
banyak lagi lainya Ditinjau dari aspek yang lain globalisasi juga dapat menimbulkan Perubahan
dalam Konstantin ruang dan waktu. Perkembangan barang-barang seperti telepon genggam,
televisi satelit, dan internet menunjukkan bahwa komunikasi global terjadi demikian cepatnya,
sementara melalui pergerakan massa semacam turisme memungkinkan kita merasakan banyak
hal dari budaya yang berbeda.Pasar dan produksi ekonomi di negara-negara yang berbeda
menjadi saling bergantung sebagai akibat dari pertumbuhan perdagangan internasional,
peningkatan pengaruh perusahaan multinasional, dan dominasi organisasi semacam World Trade
Organization (WTO).Meningkatnya masalah bersama, misalnya pada bidang lingkungan hidup,
krisis multinasional, inflasi regional dan lain-lain Peningkatan interaksi kultural melalui
perkembangan media massa (terutama televisi, film, musik, dan transmisi berita dan olah raga
internasional). saat ini, kita dapat mengonsumsi dan mengalami gagasan dan pengalaman baru
mengenai hal-hal yang melintasi beraneka ragam budaya, misalnya dalam bidang fashion,
literatur, dan makanan.
1.3 Tujuan
makalah ini dibuat untuk menambah pengetahuan dan pengalaman serta mengetahui pentingnya
nilai nilai moral bagi kehidupan suatu bangsa pada era globalisasi ini.mengetahui definisi dari
moral dan globalisasi,cirri cirri globalisasi pengaruh pengaruh yang ditimbulkan globalisasi
terhadap moral,cara mencegah pengaruh negative globalisasi dan menetahui pentingnya nilai
moral pada era globalisasi.
1.4 Manfaat
Adapun manfaat yang dapat diambil dari penulisan makalah ini antara lain adalah:
1. Untuk penulis sendiri makalah ini bermanfaat untuk menyelesaikan mata kuliah Ilmu sosial
dan budaya dasar serta dapat mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang sudah di dapat dari
pembelajaran mata kuliah Ilmu sosial dan budaya dasar.
2. Untuk orang lain makalah ini dapat menjadi sumber referensi untuk menjadi bahan
penulisan lebih lanjut.
3. Untuk ilmu pengetahuan makalah ini dapat memperkaya literature terkait dengan globalisasi
BAB II
PEMBAHASAN
Scholte melihat bahwa ada beberapa definisi yang dimaksudkan orang dengan globalisasi:
Globalisasi juga diartikan dengan semakin diturunkankan batas antar negara, misalnya
hambatan tarif ekspor impor, lalu lintas devisa, maupun migrasi.Leonor Briones. Demokrasi
bukan hanya dalam bidang perniagaan dan ekonominamun juga mencakup globalisasi institusi-
institusi demokratis, pembangunansosial, hak asasi manusia, dan pergerakan wanita.Scholte.
Globalisasi juga digambarkan sebagai semakin tersebarnya hal materialmaupun imaterial ke
seluruh dunia. Pengalaman di satu lokalitas dapat menjadi pengalaman seluruh dunia.Steger.
kondisi sosial yang ditandai dengan adanya interkoneksi ekonomi, politik, budaya, dan
lingkungan global dan arus yang membuat banyak dari perbatasansaat ini sudah ada dan batas-
batas tidak relevan.Anthony Giddens (1989), proses peningkatan kesalingtergantungan
masyarakatdunia dinamakan dengan globalisasi. Ditandai oleh kesenjangan tingkatkehidupan
antara masyarakat industri dan masyarakat dunia ketiga(yang pernahdijajah Barat dan mayoritas
hidup dari pertanian). Emanuel Ritcher. Globalisasi adalah jaringan kerja global secara
bersamaanmenyatukan masyarakat yang sebelumnya terpencar-pencar dan terisolasikedalam
saling ketergantungan dan persatuan dunia.Beerkens Keterkaitan seluruh dunia antara negara-
bangsa menjadi dilengkapidengan globalisasi sebagai sebuah proses di mana pengaturan sosial
dasar (sepertikekuasaan, budaya, pasar, politik, hak, nilai, norma, ideologi,
identitas,kewarganegaraan, solidaritas) menjadidisembedded dari spasial mereka
konteks(terutama negara-bangsa) karena,massification percepatan, difusi flexibilisation,dan
perluasan arus transnasional orang,produk, gambar dan informasi keuangan Tom
G.Palmer.globalisasi sebagai "penyusutan atau penghapusan negara-diberlakukan pembatasan
pertukaran lintas batas dan sistem global yang semakinterintegrasi dan kompleksproduksi dan
pertukaran yang telah muncul sebagaiakibat.Lucian W.Pye. Globalisasi sebagai sebuah gejala
tersebarnya nilai-nilai dan budaya tertentu keseluruh dunia (sehingga menjadi budaya dunia atau
worldculture).Takis Fotopoulos. globalisasi ekonomi "sebagai pembukaan dan deregulasi pasar
komoditas, modal dan tenaga kerja yang menyebabkan globalisasi neoliberal ini."globalisasi
politik "bernamamunculnya elit transnasional dan keluar pentahapandari negara-bangsa."
globalisasibudaya "adalah homogenisasi budaya di seluruhdunia.Joseph Stiglitz. Globalisasi
"adalah integrasi lebih dekat dari negara dan penduduk dunia dibawa oleh pengurangan besar
biaya transportasi dankomunikasi, dan dipatahkannya rintangan buatan untuk arus barang,jasa,
modal, pengetahuan, dan orang di seluruh perbatasan. Thomas L.Friedman. Globlisasi memiliki
dimensi ideology dan teknlogi.Dimensi teknologi yaitu kapitalisme dan pasar bebas, sedangkan
dimensiteknologi adalah teknologi informasi yang telah menyatukan dunia.Merriam Webster
Dictionary. perkembangan ekonomi global yang semakinterintegrasi ditandai terutama oleh
perdagangan bebas, arus modal yang bebas,dan menekan lebih murah pasar tenaga kerja asing.
Dr.Nayef R.F. Al-Rodhan. Globalisasi adalah proses yang meliputi penyebab,kasus, dan
konsekuensi dari integrasi transnasional dan transkultural kegiatanmanusia dan non-
manusia.Malcom Waters.
Globalisasi adalah sebuah proses sosial yang berakibat bahwa pembatasan geografis pada
keadaan sosial budaya menjadi kurang penting, yangterjelma didalam kesadaran orang.Anthony
Giddens. globalisasi sebagai 'intensifikasi hubungan sosial seluruh duniayang menghubungkan
daerah yang jauh dalam sedemikian rupa sehinggakejadian lokal dibentuk oleh peristiwa yang
terjadi bermil-mil jauhnya dansebaliknya'.Peter Drucker. menyebutkan globalisasi sebagai
zaman transformasi sosial.Wikipedia Ensiklopedia. Globalisasi atau penyejagatan adalah sebuah
istilah yangmemiliki hubungan dengan peningkatan keterkaitan dan ketergantungan antar
bangsa dan antar manusia di seluruh dunia melalui perdagangan, investasi, perjalanan, budaya
populer, dan bentuk-bentuk interaksiyang lain sehingga batas-batas suatunegaramenjadi semakin
sempit.Princenton N.Lyman.Globalisasi adalah pertumbuhan yang sangat cepat atassaling
ketergantungan dan hubungan antara Negara-negara didunia dalam hal perdagangan dan
keuangan.A.G. McGrew. Globalisasi adalah proses dimana berbagai peristiwa, keputusan,dan
kegiatan di belahan dunia yang satu dapat membawa konsekuensi penting bagi berbagai individu
dan masyarakat di belahan dunia yang lain.Albrow.
Banyak sejarawan yang menyebut globalisasi sebagai fenomena di abad ke-20 ini yang
dihubungkan dengan bangkitnya ekonomi internasional. Padahal interaksi dan globalisasi dalam
hubungan antar bangsa di dunia telah ada sejak berabad-abad yang lalu. Bila ditelusuri, benih-
benih globalisasi telah tumbuh ketika manusia mulai mengenal perdagangan antar negeri sekitar
tahun 1000 dan 1500 M. Saat itu, para pedagang dari Tiongkok dan India mulai menelusuri
negeri lain baik melalui jalan darat (seperti misalnya jalur sutera) maupun jalan laut untuk
berdagang. Fenomena berkembangnya perusahaan McDonald di seluroh pelosok dunia
menunjukkan telah terjadinya globalisasi.
Fase selanjutnya ditandai dengan dominasi perdagangan kaum muslim di Asia dan
Afrika. Kaum muslim membentuk jaringan perdagangan yang antara lain meliputi Jepang,
Tiongkok, Vietnam, Indonesia, Malaka, India, Persia, pantai Afrika Timur, Laut Tengah,
Venesia, dan Genoa. Di samping membentuk jaringan dagang, kaum pedagang muslim juga
menyebarkan nilai-nilai agamanya, nama-nama, abjad, arsitek, nilai sosial dan budaya Arab ke
warga dunia.
Fase selanjutnya ditandai dengan eksplorasi dunia secara besar-besaran oleh bangsa
Eropa. Spanyol, Portugis, Inggris, dan Belanda adalah pelopor-pelopor eksplorasi ini. Hal ini
didukung pula dengan terjadinya revolusi industri yang meningkatkan keterkaitan antar bangsa
dunia. berbagai teknologi mulai ditemukan dan menjadi dasar perkembangan teknologi saat ini,
seperti komputer dan internet. Pada saat itu, berkembang pula kolonialisasi di dunia yang
membawa pengaruh besar terhadap difusi kebudayaan di dunia.
Semakin berkembangnya industri dan kebutuhan akan bahan baku serta pasar juga
memunculkan berbagai perusahaan multinasional di dunia. Di Indinesia misalnya, sejak politik
pintu terbuka, perusahaan-perusahaan Eropa membuka berbagai cabangnya di Indonesia.
Freeport dan Exxon dari Amerika Serikat, Unilever dari Belanda, British Petroleum dari Inggris
adalah beberapa contohnya. Perusahaan multinasional seperti ini tetap menjadi ikon globalisasi
hingga saat ini.
Fase selanjutnya terus berjalan dan mendapat momentumnya ketika perang dingin
berakhir dan komunisme di dunia runtuh. Runtuhnya komunisme seakan memberi pembenaran
bahwa kapitalisme adalah jalan terbaik dalam mewujudkan kesejahteraan dunia. Implikasinya,
negara negara di dunia mulai menyediakan diri sebagai pasar yang bebas. Hal ini didukung pula
dengan perkembangan teknologi komunikasi dan transportasi. Alhasil, sekat-sekat antar negara
pun mulai kabur.
2.3 Proses Globalisasi
Globalisasi sebagai suatu proses bukanlah suatu fenomena baru karena proses globalisasi
sebenarnya telah ada sejak berabad-abad lamanya.Di akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20 arus
globalisasi semakin berkembang pesat di berbagai negara ketika mulai ditemukan teknologi
komunikasi, informasi, dan transportasi.Loncatan teknologi yang semakin canggih pada
pertengahan abad ke-20 yaitu internet dan sekarang ini telah menjamur telepon genggam
(handphone) dengan segala fasilitasnya.Bagi Indonesia, proses globalisasi telah begitu terasa
sekali sejak awal dilaksanakan pembangunan. Dengan kembalinya tenaga ahli Indonesia yang
menjalankan studi di luar negeri dan datangnya tenaga ahli (konsultan) dari negara asing, proses
globalisasi yang berupa pemikiran atau sistem nilai kehidupan mulai diadopsi dan dilaksanakan
sesuai dengan kondisi di Indonesia.Globalisasi secara fisik ditandai dengan perkembangan kota-
kota yang menjadi bagian dari jaringan kota dunia. Hal ini dapat dilihat dari infrastruktur
telekomunikasi, jaringan transportasi, perusahaan-perusahaan berskala internasional serta
cabang-cabangnya.
· Pasar dan produksi ekonomi di negara-negara yang berbeda menjadi saling bergantung
sebagai akibat dari pertumbuhan perdagangan internasional, peningkatan pengaruh perusahaan
multinasional, dan dominasi organisasi semacam World Trade Organization (WTO).
· Peningkatan interaksi kultural melalui perkembangan media massa (terutama televisi, film,
musik, dan transmisi berita dan olah raga internasional). saat ini, kita dapat mengonsumsi dan
mengalami gagasan dan pengalaman baru mengenai hal-hal yang melintasi beraneka ragam
budaya, misalnya dalam bidang fashion, literatur, dan makanan.
Kennedy dan Cohen menyimpulkan bahwa transformasi ini telah membawa kita pada
globalisme, sebuah kesadaran dan pemahaman baru bahwa dunia adalah satu. Giddens
menegaskan bahwa kebanyakan dari kita sadar bahwa sebenarnya diri kita turut ambil bagian
dalam sebuah dunia yang harus berubah tanpa terkendali yang ditandai dengan selera dan rasa
ketertarikan akan hal sama, perubahan dan ketidakpastian, serta kenyataan yang mungkin terjadi.
Sejalan dengan itu, Peter Drucker menyebutkan globalisasi sebagai zaman transformasi sosial.
Globalisasi budaya antara nya sub-kebudayaan Punk, adalah contoh sebuah kebudayaan
yang berkembang secara global.Globalisasi mempengaruhi hampir semua aspek yang ada di
masyarakat, termasuk diantaranya aspek budaya. Kebudayaan dapat diartikan sebagai nilai-nilai
(values) yang dianut oleh masyarakat ataupun persepsi yang dimiliki oleh warga masyarakat
terhadap berbagai hal.
Globalisasi sebagai sebuah gejala tersebarnya nilai-nilai dan budaya tertentu keseluruh
dunia (sehingga menjadi budaya dunia atau world culture) telah terlihat semenjak lama. Cikal
bakal dari persebaran budaya dunia ini dapat ditelusuri dari perjalanan para penjelajah Eropa
Barat ke berbagai tempat di dunia ini (Lucian W. Pye, 1966).
Namun, perkembangan globalisasi kebudayaan secara intensif terjadi pada awal ke-20
dengan berkembangnya teknologi komunikasi. Kontak melalui media menggantikan kontak fisik
sebagai sarana utama komunikasi antarbangsa. Perubahan tersebut menjadikan komunikasi
antarbangsa lebih mudah dilakukan, hal ini menyebabkan semakin cepatnya perkembangan
globalisasi kebudayaan.
Seperti yang kita tahu bahwa globalisasi adalah proses komplek yang digerakan oleh
berbagai pengaruh sehingga mengubah kehidupan sehari-hari terutama dinegara berkembang,
dan pada saat yang sama ia menciptakan system-system dan kekuatan trans nasional baru.
Globalisasi juga menimbulkan berbagai dampak yang merupakan permasalahan global. Dampak
dari globalisasi tersebut itu adalah:
-Dampak negatif globalisasi yang terlihat/ terdetek; yaitu dampak buruk yang dapat
dihindari sebelum itu terjadi.
-Dampak positif globalisasi yang terlihat/ terdetek; yaitu dampak positif/baik yang dapat
diperkirakan sebelum itu terjadi.
2. Dampak jangka panjang, yaitu;
-Dampak negatif globalisasi yang tidak terlihat/ tidak terdetek; dampak buruk yang tidak
diperkirakan dan tidak dapat dihindari sebelumnya. Dampak tersebut baru disadari setelah
efek buruknya terjadi.
-Dampak positif globalisasi yang tidak terlihat/ tidak terdetek; dampak positif/baik yang
tidak dapat diperkirakan sebelumnya. Dampak tersebut baru disadari setelah
menguntungkan peradaban.
Oleh sebab itu sudah sepatutnya penjelasan mengenai masalah globalisasi harus
ditekankan, karena perbedaan pendapat mengenai dampak globalisasi sudah sering terjadi di
masyarakat kita dewasa ini.
Negara tidak lagi dianggap sebagai pemegang kunci dalam proses pembangunan. Para pengambil
kebijakan publik di negara sedang berkembang mengambil jalan pembangunan untuk mengatasi
masalah sosial dan ekonomi. Timbulnya gelombang demokratisasi ( dambaan akan kebebasan ).
kalau kita perhatikan di era globalisasi yang dibutuhkan adalah bagaimana diri kita dapat
diterima keberadaannya di belahan dunia manapun, dengan bekal sertifikat Nasional apakah
cukup tentunya untuk menghadapi era globalisasi kita membutuhkan sertifikasi internasional
sebagai pengakuan atas eksistensi kita di level internasional, sehingga kita dapat berselancar ke
negara manapun dengan sertifikat internasional yang kita miliki.
mungkin ke depan, peserta didik lebih memilih Ujian Internasional yang Ijazahnya dapat
dibanggakan dan dapat digunakan untuk melanjutkan studi ke luar negerti dan mendapat
pengakuan secara internasional.
Bangsa Indonesia merupakan bagian dari bangsa di dunia. Sebagai bangsa, kita tidak hidup
sendiri melainkan hidup dalam satu kesatuan masyarakat dunia (world society). Kita semua
merupakan makhluk yang ada di bumi. Karena itu, manusia secara alam, sosial, ekonomi, politik,
keamanan, dan budaya tidak dapat saling terpisah melainkan saling ketergantungan dan
mempengaruhi.Era globalisasi yang merupakan era tatanan kehidupan manusia secara global
telah melibatkan seluruh umat manusia. Secara khusus gelombang globalisasi itu memasuki tiga
arena penting di dalam kehidupan manusia, yaitu arena ekonomi, arena politik, dan arena
budaya.Jika masyarakat atau bangsa tersebut tidak siap menghadapi tantangan-tantangan global
yang bersifat multidimensi dan tidak dapat memanfaatkan peluang, maka akan menjadi korban
yang tenggelam di tengah-tengah arus globalisasi.Dari sisi politik, gelombang globalisasi yang
sangat kuat yakni gelombang demokratisasi. Sesudah perang dingin dan rontoknya komunisme,
umat manusia menyadari bahwa hanya prinsip-prinsip demokrasi yang dapat membawa manusia
kepada taraf kehidupan yang lebih baik. Angin demokratisasi telah merasuk ke dalam hati rakyat
di setiap negara. Mereka melakukan gerakan sosial dengan menggugat dan melawan sistem
pemerintahan diktator atau pemerintahan apapun yang tidak memihak rakyat.Kasus serupa juga
terjadi di Indonesia, yaitu dengan runtuhnya rezim pemerintahan Orde Lama dan runtuhnya
rezim pemerintahan Orde Baru. Di Indonesia sejak bergulirnya reformasi, gelombang
demokratisasi semakin marak dan tuntutan akan keterbukaan politik semakin terlihat.Dari sisi
budaya, era globalisasi ini membawa beraneka ragam budaya yang sangat dimungkinkan
mempengaruhi pola pikir, tingkah laku, dan sistem nilai masyarakat suatu negara. Oleh karena
itu, kita seharusnya waspada dan pandai menyiasati pengaruh budaya silang sehingga bangsa kita
dapat mengambil nilai budaya yang positif yaitu mengambil nilai budaya yang bermanfaat bagi
kehidupan dan pembangunan bangsa serta tidak terjebak pada pengaruh-pengaruh budaya yang
negatif. Kita juga harus belajar melihat dunia dari perspektif yang berbeda sesuai dengan
kepentingan dan tujuan masing-masing tanpa melunturkan nilai identitas budaya bangsa kita.
Dengan memahami perbedaan dan persamaan kebudayaan tadi akan menumbuhkan saling
pengertian dan saling menghargai antar kebudayaan yang ada.
Globalisasi adalah suatu proses tatanan masyarakat yang mendunia dan tidak mengenal
batas wilayah. Globalisasi pada hakikatnya adalah suatu proses dari gagasan yang dimunculkan,
kemudian ditawarkan untuk diikuti oleh bangsa lain yang akhirnya sampai pada suatu titik
kesepakatan bersama dan menjadi pedoman bersama bagi bangsa- bangsa di seluruh dunia.
(Menurut Edison A. Jamli dkk.Kewarganegaraan.2005)
1. Dilihat dari globalisasi politik, pemerintahan dijalankan secara terbuka dan demokratis.
Karena pemerintahan adalah bagian dari suatu negara, jika pemerintahan djalankan
secara jujur, bersih dan dinamis tentunya akan mendapat tanggapan positif dari rakyat.
Tanggapan positif tersebut berupa rasa nasionalisme terhadap negara menjadi meningkat
2. Dari aspek globalisasi ekonomi, terbukanya pasar internasional, meningkatkan
kesempatan kerja dan meningkatkan devisa negara. Dengan adanya hal tersebut akan
meningkatkan kehidupan ekonomi bangsa yang menunjang kehidupan nasional bangsa.
3. Dari globalisasi sosial budaya kita dapat meniru pola berpikir yang baik seperti etos kerja
yang tinggi dan disiplin dan Iptek dari bangsa lain yang sudah maju untuk meningkatkan
kemajuan bangsa yang pada akhirnya memajukan bangsa dan akan mempertebal rasa
nasionalisme kita terhadap bangsa.
Arus globalisasi begitu cepat merasuk ke dalam masyarakat terutama di kalangan muda.
Pengaruh globalisasi terhadap anak muda juga begitu kuat. Pengaruh globalisasi tersebut telah
membuat banyak anak muda kita kehilangan kepribadian diri sebagai bangsa Indonesia. Hal ini
ditunjukkan dengan gejala- gejala yang muncul dalam kehidupan sehari- hari anak muda
sekarang.
Dari cara berpakaian banyak remaja- remaja kita yang berdandan seperti selebritis yang
cenderung ke budaya Barat. Mereka menggunakan pakaian yang minim bahan yang
memperlihatkan bagian tubuh yang seharusnya tidak kelihatan. Pada hal cara berpakaian tersebut
jelas- jelas tidak sesuai dengan kebudayaan kita. Tak ketinggalan gaya rambut mereka dicat
beraneka warna. Pendek kata orang lebih suka jika menjadi orang lain dengan cara menutupi
identitasnya. Tidak banyak remaja yang mau melestarikan budaya bangsa dengan mengenakan
pakaian yang sopan sesuai dengan kepribadian bangsa.
Teknologi internet merupakan teknologi yang memberikan informasi tanpa batas dan
dapat diakses oleh siapa saja. Apa lagi bagi anak muda internet sudah menjadi santapan mereka
sehari- hari. Jika digunakan secara semestinya tentu kita memperoleh manfaat yang berguna.
Tetapi jika tidak, kita akan mendapat kerugian. Dan sekarang ini, banyak pelajar dan mahasiswa
yang menggunakan tidak semestinya. Misal untuk membuka situs-situs porno. Bukan hanya
internet saja, ada lagi pegangan wajib mereka yaitu handphone. Rasa sosial terhadap masyarakat
menjadi tidak ada karena mereka lebih memilih sibuk dengan menggunakan handphone.
Dilihat dari sikap, banyak anak muda yang tingkah lakunya tidak kenal sopan santun dan
cenderung cuek tidak ada rasa peduli terhadap lingkungan. Karena globalisasi menganut
kebebasan dan keterbukaan sehingga mereka bertindak sesuka hati mereka. Contoh riilnya
adanya geng motor anak muda yang melakukan tindakan kekerasan yang menganggu
ketentraman dan kenyamanan masyarakat.
Moral generasi bangsa menjadi rusak, timbul tindakan anarkis antara golongan muda.
Hubungannya dengan nilai nasionalisme akan berkurang karena tidak ada rasa cinta terhadap
budaya bangsa sendiri dan rasa peduli terhadap masyarakat. Padahal generasi muda adalah
penerus masa depan bangsa.
2.7 Cara Mencegah Dampak Bahaya Global
Berdasarkan analisa dan uraian di atas pengaruh negatif globalisasi lebih banyak daripada
pengaruh positifnya. Oleh karena itu diperlukan langkah untuk mengantisipasi pengaruh negatif
globalisasi terhadap nilai nasionalisme. Langkah- langkah untuk mengantisipasi dampak negatif
globalisasi terhadap nilai- nilai nasionalisme antara lain yaitu :
Kemajuan peradaban dan derap langkah pembangunan merupakan dua hal yang umumnya
berjalan secara beriringan. Melalui berbagai aktifitas pembangunan itu manusia meningkatkan
kualitas kehidupan, mengkonstruksi tata-nilai kehidupan dan akhirnya membentuk sebuah
peradaban. Di era abad 21 sekarang ini, perkembangan derap peradaban manusia itu telah
mencapai suatu kondisi yang dicirikan dengan adanya interaksi yang semakin intensif antar umat
manusia, yang secara umum era seperti ini sering kita sebut sebagai “era globalisasi”.
Pada era Globalisasi sekarang ini terjadi banyak peningkatan kualitas di segala bidang,
menurut data dari WHO (World Health Organization), usia harapan hidup rata-rata umat
manusia di dunia, yang di tahun 1955 adalah 48 tahun telah meningkat menjadi 62 tahun di tahun
2000. Selain itu, umat manusia pada era Globalisasi ini juga semakin terdidik yang ditunjukkan
oleh data dari UNESCO yaitu jika di tahun 1970 masih ada 37% dari penduduk dunia yang buta
huruf, jumlah itu sudah menurun menjadi hanya sekitar 18% penduduk dunia yang buta huruf di
tahun 2004. Umat manusia saat ini juga dapat menikmati tatanan dunia yang relatif lebih damai
dan secara geopolitis juga lebih stabil dibandingkan dengan beberapa era sebelumnya.
Dari perspektif kesejahteraan, juga dapat dikatakan bahwa kesejahteraan manusia sekarang
relatif lebih baik. Data dari UNDP (United Nation Development Program) menyatakan bahwa di
tahun 2006 lalu pertumbuhan perekonomian dunia mencapai 5,4% dan pendapatan bruto dunia
mencapai US$ 66 Trilyun jika dihitung berdasarkan skala PPP (Purchasing Power Parity).
Dengan tingkat pertumbuhan penduduk sebesar 1,1% di tahun itu, maka UNDP menyatakan
bahwa pendapatan per kapita dunia naik rata-rata sebesar 4,3%. Dengan capaian seperti itu, maka
umat manusia boleh optimis bahwa di tahun 2015, jumlah orang miskin di seluruh dunia dapat
dikurangi sampai separuhnya, atau dengan kata lain agenda pembangunan milenium atau
Millenium Development Goals (MDG) dapat diharapkan untuk tercapai sasarannya tepat waktu.
Oleh karena itu, tampaknya peradaban dunia pada era globalisasi ini sudah berjalan sesuai
dengan track atau jalur yang diharapkan untuk mencapai tujuan-tujuan luhur yang diinginkan
secara kolektif oleh seluruh umat manusia.
Meskipun demikian umat manusia di era globalisasi sekarang ini juga menghadapi berbagai
tantangan permasalahan peradaban yang tidak sedikit dan bahkan berpotensi untuk mengancam
jalannya pembangunan berskala global untuk tercapainya kemaslahatan umat manusia. Meskipun
pendapatan dunia itu meningkat, namun harus diakui bahwa kesenjangan antara kelompok
manusia dengan kesejahteraan yang tinggi dengan kelompok manusia dengan kesejahteraan
rendah semakin lebar. Data dari UNDP memaparkan bahwa di tahun 2006, sebanyak 2% dari
orang-orang terkaya di dunia menguasai 50% sumber daya di seluruh dunia dan analisa dari
majalah Fortune 500 edisi akhir tahun 2006 pernah menyatakan bahwa penghasilan bersih dari
225 orang terkaya di dunia hampir sama dengan pendapatan nasional dari 40% negara miskin
dan negara berkembang yang ada di seluruh dunia.
Pada intinya secara umum permasalahan globalisasi memiliki dua sifat yaitu:
Unsur interrelasi yang sangat kuat, artinya permasalahan globalisasi itu, sangat berpautan
erat antara satu negara dengan beberapa negara lain. Meskipun masalah- masalah itu pada
mulanya dijumpai hanya di satu atau beberapa negara akan tetapi lambat laun akan terjadi di
seluruh negara di berbagai belahan bumi. Apalagi dengan kemajuan teknologi transportasi dan
teknologi telekomunikasi dan informasi yang telah menyebabkan interaksi antar manusia baik
secara nyata maupun maya semakin meningkat, maka penyebaran dari permasalahan globalisasi
itu diperkirakan akan semakin cepat.
Keterjangkauan berskala global (global coverage), artinya permasalahan globalisasi itu, dapat
menyebar ke seluruh dunia, dan memberikan dampak yang juga berskala dunia/global. Harus
diakui bahwa kemajuan teknologi informasi, telekomunikasi, dan transportasi berperan besar
untuk mendiseminasikan permasalahan globalisasi itu ke berbagai belahan bumi.
Dengan adanya dua sifat itu, maka dapat dikatakan bahwa gejala keterhubungan
(interconnectedness) antara berbagai masalah globalisasi dengan hubungan antar bangsa telah
semakin meningkat, dan hal itu sebenarnya adalah sebuah konsekuensi logis dari globalisasi
yang memang pada akhirnya akan membawa manusia untuk menjadi semakin mudah dan
semakin sering berinteraksi. Namun di pihak lain, sifat jangkauan global dan dampak masalah
globalnya juga harus diwaspadai.
Dalam dunia yang semakin mengglobal dan diperkirakan akan terus mengglobal di abad-
abad berikutnya, maka berbagai masalah yang diawali pada suatu lokasi di belahan bumi tertentu
dapat memberikan dampaknya ke seluruh planet bumi dan bahkan bagi seluruh umat manusia.
Oleh karena itu, maka budaya peradaban di era globalisasi sekarang ini harus diarahkan pada
suatu asas komplementasi (complementary thinking) atau pola pikir untuk saling melengkapi.
Asas komplementasi itu pada hakekatnya sejalan dengan kompleksitas permasalahan di era
global, yang menunjukkan semakin meningkatnya pertautan antara satu kepentingan dengan
kepentingan lain yang, mau tidak mau, telah mendorong umat manusia untuk semakin saling
bergantung atau interdependen satu sama lain.
Pada dasarnya ada tiga prinsip penting yang harus dijadikan acuan dalam pengembangan asas
komplementer, yaitu:
a. Transparansi (transparency)
Inovasi terbuka dihasilkan melalui kerjasama yang intensif antara beberapa pihak
(termasuk juga beberapa negara, dalam menghadapi isu global). Dengan demikian, maka proses
dari inovasi itu menjadi lebih transparan karena masing-masing pihak yang terlibat didalamnya
memiliki akses yang setara dalam setiap langkah dalam proses inovasi itu. Sebagai misal, sebuah
proses inovasi terbuka untuk memproduksi vaksin anti virus H5N1 yang menyebabkan penyakit
flu burung akan menjadikan adanya kesetaraan antara negara-negara yang telah maju dalam
bidang teknologinya dengan negara-negara lain yang belum maju, akan tetapi sanggup
menyediakan bahan baku berupa sampel virus tersebut. Sehingga produk vaksin yang dihasilkan
akan memberikan manfaat yang lebih setara sesuai dengan agenda yang disepakati bersama.
b. Menyeluruh (comprehensiveness)
Proses inovasi terbuka menuntut adanya peninjauan dari berbagai aspek dalam setiap
langkah untuk memproduksi inovasi. Atau kata lain, dalam proses inovasi terbuka, tidak saja
aspek ekonomi dan finansial yang diperhitungkan, akan tetapi juga aspek sosial dan lingkungan
hidup. Hal itu karena inovasi terbuka merupakan aktifitas yang dilakukan secara kolektif, dengan
para peserta yang umumnya memiliki kondisi yang beragam. Sebagai misal untuk merancang
sebuah inovasi terbuka guna mengatasi efek gas rumah kaca yang menghasilkan pemanasan
global maka ketika negara-negara maju dengan teknologinya yang lebih ramah lingkungan
bekerjasama dengan negara-negara berkembang dengan teknologi yang lebih terbelakang, namun
memiliki potensi perlindungan lingkungan yang lebih baik, misalnya areal hutan yang luas dan
cadangan air bersih yang lebih banyak, maka kedua belah pihak, baik negara maju maupun
negara berkembang, mau tidak mau, harus mengedepankan berbagai aspek dan tidak mungkin
kalau hanya mengedepankan aspek keuntungan ekonomi semata.
c. Kesesuaian (adaptability)
Karena inovasi terbuka itu prosesnya dilakukan secara bersama-sama dengan
mengikutsertakan kepentingan berbagai pihak, maka tentunya hasil dari proses inovasi itu akan
lebih cocok dan lebih sesuai untuk diterapkan oleh para pesertanya. Terkadang terjadi kasus,
dimana inovasi yang dihasilkan hanya cocok untuk peserta tertentu akan tetapi kurang tepat
untuk diterapkan bagi peserta lainnya. Sebagai misal, untuk masalah ketersediaan energi, solusi
dengan menawarkan alternatif sumber energi terbarukan, misalnya, sumber energi angin,
gelombang laut atau sinar matahari tentunya sangat bergantung pada kondisi fisis dari negara-
negara tertentu saja.
Dalam tatanan dunia global sekarang ini hal yang paling perlu untuk diperhitungkan
adalah menjadikan proses inovasi terbuka itu sebagai arena pembelajaran, sehingga dapat
diperoleh manfaat sebanyak mungkin. Tanpa adanya pembelajaran maka suatu bangsa hanya
akan memperoleh manfaat yang terbatas dari proses inovasi terbuka atau bahkan globalisasi itu
sendiri.
Termasuk juga dalam kawasan globalisasi kebudayaan, globalisasi kebudayaan memang
merupakan universalisme kebudayaan, namun universalisme yang tertuang dalam globalisasi
tetap mempunyai sebuah system yang mengatur dan mengarahkannya, sehingga globalitas
kebudayaan tersebut tidak menimbulkan pertentangan dari teory relativisme dari kaum radikal
yang menganggap sesuatu yang baru muncul pada era globalisasi akan benar-benar mengubah
dunia secara radikal dan menghancurkan kebudayaan-kebudayaan lokal.
Dengan adanya langkah- langkah antisipasi tersebut diharapkan mampu menangkis
pengaruh globalisasi yang dapat mengubah nilai nasionalisme terhadap bangsa. Sehingga kita
tidak akan kehilangan kepribadian bangsa. Secara umum dampak globalisasi saat ini terjadi
pergeseran ideologi dan politik. Dampak negatif, terjadinya pemiskinan spiritual, di mana
tindakan sosial dianggap sebagai tindakan yang tidak rasional, nafsu hawaniayah menjadi
pemandu kehidupan, agama hanya hadir dalam pikiran, lisan dan tulisan, akan tetapi tidak hadir
dalam perilaku dan tindakan. Secara umum dampak globalisasi saat ini terjadi pergeseran
ideologi dan politik. Dampak negatif, terjadinya pemiskinan spiritual, di mana tindakan sosial
dianggap sebagai tindakan yang tidak rasional, nafsu hawaniayah menjadi pemandu kehidupan,
agama hanya hadir dalam pikiran, lisan dan tulisan, akan tetapi tidak hadir dalam perilaku dan
tindakan. Untuk menangkal dampak negatif globalisasi, diperlukan peningkatan Sumber Daya
Manusia (SDM) dengan pendidikan yang diimplikasikan dengan membangun pendidikan
sekolah, madrasah yang berkualitas, meningkatkan pendidikan formil dan spiritual ke pelosok-
pelosok dan pedalaman.“Jadikan sekolah-sekolah kita rebutan, bukan pelarian, sekolah kita
selalu dirindukan bukan dikomersilkan, bagaimana sekolah bisa mensejahterakan bukan
menambah kesengsaraan “( Nizar Syarif )“dahulu berjuang melawan musuh penjajahan dengan
berlumuran darah, kini musuh sudah masuk ke kamar tidur, sudut-sudut rumah tidak
melumurkan darah, tapi melumurkan moral seperti masuknya tayangan sinetron televisi yang
merusak moral.”Sebagai dampak negatif globalisasi, sebagian keluarga sebagai unit terkecil
kehilangan fungsinya sebagai tempat pembinaan, ikatan moral semangkin lemah dan keluarga
hanya dianggap sebagai tempat singgah. Oleh karena itu kita supaya memperdalam kajian ilmu
pengetahuan, tingkatkan pembinaan keluarga, kewaspadaan gerakan yang mengancam Ideologi
Pancasila, gerakan yang membahayakan aqidah islamiyah dan akhlakul karimah, maka kita
semua sebagai warga Indonesia wajib membanggakan apa saja yang sudah menjadi budaya kita
sendiri”, jangan sampai melupakan budaya lama dengan sudah menemukan budaya
baru.Masuknya budaya asing ke suatu negara sebenarnya merupakan hal yang wajar, asalkan
budaya tersebut sesuai dengan kepribadian bangsa namun kita harus tetap menjaga agar budaya
kita tidak luntur. Langkah-langkah untuk mengantisipasinya adalah antara lain dengan cara,
Menumbuhkan semangat nasionalisme yang tangguh, misal semangat mencintai produk dalam
negeri, Menanamkan dan mengamalkan nilai- nilai Pancasila dengan sebaik- baiknya,
Melaksanakan ajaran Agama dengan sebaik- baiknya dan Selektif terhadap pengaruh globalisasi
di bidang politik, ideologi, ekonomi, sosial budaya bangsa. Sebagai identitas bangsa, budaya
lokal harus terus dijaga keaslian maupun kepemilikannya agar tidak dapat diakui oleh negara
lain. Walaupun demikian, tidak menutup kemungkinan budaya asing masuk asalkan sesuai
dengan kepribadian negara karena suatu negara juga membutuhkan input-input dari negara lain
yang akan berpengaruh terhadap perkembangan di negaranya.Kemudian tingkatkan kurikulum
pendidikan berwawasan, serta jabarkan nilai-nilai Al Quran dan hadis bagi yang beragama islam
di dalam kehidupan bermasyarakat dan berorganisasi.
Pancasila Dalam Menghadapi Globalisasi
Pancasila sebagai dasar negara Indonesia yang sudah ditentukan oleh para pendiri negara
ini haruslah menjadi sebuah acuan dalam menjalankan kehidupan berbangsa dan
bernegara,berbagai tantangan dalam menjalankan ideologi pancasila juga tidak mampu untuk
menggantikankan pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia,pancasila terus dipertahankan
oleh segenap bangsa Indonesia sebagai dasar negara,itu membuktikan bahwa pancasila
merupakan ideologi yang sejati untuk bangsa Indonesia.
Oleh karena itu tantangan di era globalisasi yang bisa mengancam eksistensi kepribadian
bangsa,dan kini mau tak mau,suka tak suka ,bangsa Indonesia berada di pusaran arus globalisasi
dunia. Tetapi harus diingat bahwa bangsa dan negara Indonesia tak mesti kehilangan
jatidiri,kendati hidup ditengah-tengah pergaulan dunia.Rakyat yang tumbuh di atas kepribadian
bangsa asing mungkin saja mendatangkan kemajuan, tetapi kemajuan tersebut akan membuat
rakyat tersebut menjadi asing dengan dirinya sendiri. Mereka kehilangan jatidiri yang sebenarnya
sudah jelas tergambar dari nilai-nilai luhur pancasila.Dalam arus globalisasi saat ini dimana tidak
ada lagi batasan-batasan yang jelas antar setiap bangsa Indonesia,rakyat dan bangsa Indonesia
harus membuka diri. Dahulu,sesuai dengan tangan terbuka menerima masuknya pengaruh
budaya hindu,islam,serta masuknya kaum barat yang akhirnya melahirkan kolonialisme.
Pengalaman pahit berupa kolonialisme tentu sangat tidak menyenangkan untuk kembali terulang.
Patut diingat bahwa pada zaman modern sekarang ini wajah kolonialisme dan imperialisme tidak
lagi dalam bentuk fisik, tetapi dalam wujud lain seperti penguasaan politik dan ekonomi. Meski
tidak berwujud fisik, tetapi penguasaan politik dan ekonomi nasional oleh pihak asing akan
berdampak sama seperti penjajahan pada masa lalu, bahkan akan terasa lebih
menyakitkan.Dalam pergaulan dunia yang kian global, bangsa yang menutup diri rapat-rapat dari
dunia luar bisa dipastikan akan tertinggal oleh kemajuan zaman dan kemajuan bangsa-bangsa
lain. Bahkan, negara sosialis seperti Uni Soviet—yang terkenal anti dunia luar—tidak bisa
bertahan dan terpaksa membuka diri. Maka, kini, konsep pembangunan modern harus membuat
bangsa dan rakyat Indonesia membuka diri. Dalam upaya untuk meletakan dasar-dasar
masyarakat modern, bangsa Indonesia bukan hanya menyerap masuknya modal, teknologi, ilmu
pengetahuan, dan ketrampilan, tetapi juga terbawa masuk nilai-nilai sosial politik yang berasal
dari kebudayaan bangsa lain. Yang terpenting adalah bagaimana bangsa dan rakyat Indonesia
mampu menyaring agar hanya nilai-nilai kebudayaan yang baik dan sesuai dengan kepribadian
bangsa saja yang terserap. Sebaliknya, nilai-nilai budaya yang tidak sesuai apalagi merusak tata
nilai budaya nasional mesti ditolak dengan tegas. Kunci jawaban dari persoalan tersebut terletak
pada Pancasila sebagai pandangan hidup dan dasar negara. Bila rakyat dan bangsa Indonesia
konsisten menjaga nilai-nilai luhur bangsa, maka nilai-nilai atau budaya dari luar yang tidak baik
akan tertolak dengan sendirinya. Cuma, persoalannya, dalam kondisi yang serba terbuka seperti
saat ini justeru jati diri bangsa Indonesia tengah berada pada titik nadir.
Bangsa dan rakyat Indonesia kini seakan-akan tidak mengenal dirinya sendiri sehingga
budaya atau nilai-nilai dari luar baik yang sesuai maupun tidak sesuai terserap bulat-bulat. Nilai-
nilai yang datang dari luar serta-merta dinilai bagus, sedangkan nilai-nilai luhur bangsa yang
telah tertanam sejak lama dalam hati sanubari rakyat dinilai usang. Lihat saja sistem demokrasi
yang kini tengah berkembang di Tanah Air yang mengarah kepada faham liberalisme. Padahal,
negara Indonesia—seperti ditegaskan dalam pidato Bung Karno di depan Sidang Umum PBB—
menganut faham demokrasi Pancasila yang berasaskan gotong royong, kekeluargaan, serta
musyawarah dan mufakat.
Sistem politik yang berkembang saat ini sangat gandrung dengan faham liberalisme dan semakin
menjauh dari sistem politik berdasarkan Pancasila yang seharusnya dibangun dan diwujudkan
rakyat dan bangsa Indonesia. Terlihat jelas betapa demokrasi diartikan sebagai kebebasan tanpa
batas. Hak asasi manusia (HAM) dengan keliru diterjemahkan dengan boleh berbuat semaunya
dan tak peduli apakah merugikan atau mengganggu hak orang lain. Budaya dari luar, khususnya
faham liberalisme, telah merubah sudut pandang dan jati diri bangsa dan rakyat Indonesia.
Pergeseran nilai dan tata hidup yang serba liberal memaksa bangsa dan rakyat Indonesia hidup
dalam ketidakpastian. Akibatnya, seperti terlihat saat ini, konstelasi politik nasional serba tidak
jelas. Para elite politik tampak hanya memikirkan kepentingan dirinya dan kelompoknya semata.
Dalam kondisi seperti itu—sekali lagi—peran Pancasila sebagai pandangan hidup dan
dasar negara memegang peranan penting. Pancasila akan menilai nilai-nilai mana saja yang bisa
diserap untuk disesuaikan dengan nilai-nilai Pancasila sendiri. Dengan begitu, nilai-nilai baru
yang berkembang nantinya tetap berada di atas kepribadian bangsa Indonesia. Pasalnya, setiap
bangsa di dunia sangat memerlukan pandangan hidup agar mampu berdiri kokoh dan mengetahui
dengan jelas arah dan tujuan yang hendak dicapai. Dengan pandangan hidup, suatu bangsa
mempunyai pedoman dalam memandang setiap persoalan yang dihadapi serta mencari solusi
dari persoalan tersebut .
Dalam pandangan hidup terkandung konsep mengenai dasar kehidupan yang dicita-
citakan suatu bangsa. Juga terkandung pikiran-pikiran terdalam dan gagasan suatu bangsa
mengenai wujud kehidupan yang dicita-citakan. Pada akhirnya pandangan hidup bisa
diterjemahkan sebagai sebuah kristalisasi dari nilai-nilai yang dimiliki suatu bangsa yang
diyakini kebenarannya serta menimbulkan tekad bagi bangsa yang bersangkutan untuk
mewujudkannya. Karena itu, dalam pergaulan kehidupan berbangsa dan bernegara, bangsa
Indonesia tidak bisa begitu saja mencontoh atau meniru model yang dilakukan bangsa lain, tanpa
menyesuaikan dengan pandangan hidup dan kebutuhan bangsa Indonesia sendiri.
(b) untuk tingkat dasar program lebih dititikberatkan pada pengindentikasian nilainilai yang
perlu ditanamkan kepada siswa dengan strategi dan teknik yang tepat,
Malaysia
Pendidikan nilai dilakukan di sekolah dasar dan pengembangannya dilakukan secara
langsung dan tidak langsung. Secara langsung pendidikan nilai diajarkan melalui pendidikan
moral dan mata pelajaran agama, sedangkan pendidikan nilai yang tidak secara langsung
dikembangkan melalui sejumlah mata pelajaran lainnya, seperti program pendidikan
kewarganegaraan dan melalui kegiatan kokurikuler. Silabus pendidikan nilai untuk sekolah dasar
berupa kebersihan badan dan pikiran, empati, sikap tidak berlebihan, bersyukur, rajin, jujur, adil,
kasih sayang, hormat, keharmonisan sosial, kesederhanaan, dan kebebasan.Meski cukup
konsisten dalam mengembangkan nilai, moral, norma, etika,estetika melalui pendidikan formal,
sistem pendidikan di Malaysia masih dihadapkan pada beberapa kendala. Di antaranya,
(a) nilai masih banyak diajarkan melalui pendekatan pembelajaran yang preskriptif, sehingga
kurangmemberikan kebebasan kepada peserta didik untuk memilih dan menentukannilai,
(b) alat evaluasi yang sesuai dengan kebutuhan, khususnya untuk mengembangkan teknik-teknik
pengamatan perilaku, belum terjabarkan dengan jelas,
(c) cara-cara pencatatan dan pelaporan pembelajaran nilai
masih belum dilakukan secara konsisten oleh guru, dan
(d) pandangan guru, orang tua, dan masyarakat masih menempatkan kognisi sebagai aspek yang
lebih penting daripada aspek afeksi.
Cina
Dalam tradisi Cina, pendidikan memiliki hubungan erat dengan kewajiban moral. Tradisi ini
menempatkan pendidikan nilai sebagai bagian penting dalam percaturan pendidikan. Walaupun
demikian, dalam perkembangannya, pendidikan nilai dihadapkan pada beberapa tantangan
berikut. Harapan masyarakat dan orang tua siswa akan kemampuan akademik diandalkan dapat
memacu konsentrasi peningkatan akademik yang kemudian berakibat tergesernya pengembangan
sentimental, perasaan, dan moralitas. Walaupun sekolah memilki tanggung jawab yang besar
dalam mengembangkan kepribadian siswa, hal itu kurang didukung oleh kerjasama yang erat
antara sekolah, keluarga, dan masyarakat. Banyak guru yang kurang memiliki kemampuan untuk
mengembangkan pendidikan nilai. Di beberapa sekolah dijumpai adanya kesenjangan antara apa
yang seharusnya dilakukan dan apa yang benar-benar terjadi dalam proses pendidikan. Untuk
mengatasi berbagai persoalan di atas, pemerintah Cina mengambil beberapa kebijakan berikut.
Pertama, pendidikan moral dimasukkan ke dalam kurikulum sekolah dasar dan diajarkan sekali
dalam seminggu. Kedua, sejumlah peraturan telah disusun dan disebarluaskan untuk menjamin
terjadinya pembentukan kebiasaan, sikap, dan cara hidup siswa yang diharapkan. Ujudnya tata
tertib perilaku anak usia sekolah dasar, dan tata tertib anak usia sekolah menengah. Ketiga, untuk
memobilisasi dukungan masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan moral di sekolah,
pemerintah pusat mengeluarkan kebijakan resmi akan pentingnya pengembangan moral dan
afeksi anak usia sekolah dasar. Keempat, dengan kebijakan resmi pemerintah, sekolah didorong
untuk memperbarui dan memodifikasi tujuan pendidikannya. Kelima, guru didorong untuk
menggunakan pendekatan pembelajaran yang mampu mengangkat pengalaman kehidupan
sehari-hari. Tampaknya, pendidikan nilai moral yang dilaksanakan di empat negara tersebut
(Indonesia, Malaysia, India, dan Cina) memiliki persamaan dan perbedaan. Hal itu terjadi karena
masingmasing negara memiliki ideologi yang berbeda. Pendidikan nilai moral pada jenjang
pendidikan dasar menunjukkan beberapa kesamaan. Fokus pendidikan nilai moral pada jenjang
pendidikan
tersebut berkaitan dengan nilai tata kepribadian diri dan tata hidup berbangsa dan bernegara.
Lebih lanjut, pendidikan nilai moral di empat Negara tersebut sama-sama dihadapkan pada
berbagai persoalan, baik yang pendidikan nilai moralnya terencana dan terprogram dalam
kurikulum maupun yang tidak. Akan tetapi, pendidikan nilai moral pada hakikatnya inheren
dalam setiap mata pelajaran. Ada pula pendidikan nilai moral yang lebih diarahkan pada
pendidikan agama dan pendidikan kewarganegaraan.
a. Metode dogmatik adalah metode untuk mengajarkan nilai kepada peserta didik dengan jalan
menyajikan nilai-nilai kebaikan dan kebenaran yang harus diterima apa adanya tanpa
mempersoalkan hakikat kebaikan dan kebenaran itu sendiri.
b. Metode deduktif adalah cara menyajikan nilai-nilai kebenaran (keutuhan dan kemanusiaan)
dengan jalan menguraikan konsep tentang kebenaran itu agar dipahami oleh peserta didik.
Metode ini bertolak dari kebenaran sebagai teori atau konsep yang memiliki nilai-nilai baik,
selanjutnya ditarik beberapa contoh kasus terapan dalam kehidupan sehari-hari di
masyarakat, atau ditarik ke dalam nilai-nilai lain yang lebih khusus atau sempit ruang
lingkupnya.
c. Metode induktif adalah sebagai kebalikan dari metode deduktif, yakni dalam membelajarkan
nilai dimulai dengan mengenalkan kasus-kasus dalam kehidupan sehari-hari, kemudian
ditarik maknanya secara hakiki tentang nilai-nilai kebenaran yang berada dalam kehidupan
tersebut.
d. Metode reflektif merupakan gabungan dari penggunaan metode deduktif dan induktif, yakni
membelajarkan nilai dengan jalan mondar-mandir antara memberikan konsep secara umum
tentang nilai-nilai kebenaran, kemudian melihatnya dalam kasuskasus kehidupan sehari-hari,
atau dari melihat kasus-kasus sehari-hari dikembalikan kepada konsep teoretiknya secara
umum. Berbagai metode tersebut selanjutnya perlu dikembangkan secara rinci ke dalam
teknik atau prosedur pembelajaran. Teknik pendidikan nilai moral yang berorientasi pada
nilai (afek) ada bermacam-macam, di antaranya ialah(i) teknik indoktrinasi, (ii) teknik moral
reasoning, (iii) teknik meramalkan konsekuensi, (iv) teknik klarifikasi, dan (v) teknik
internalisasi (Muhadjir, 1988:199).Berikut ini sekedar contoh implementasi pendidikan nilai.
Contoh (i) berkenaan dengan keteladanan. Pengimplementasian pendidikan nilai kepada
peserta didik memerlukan adanya kesadaran para pendidik agar senantiasa menjadi contoh
bagi peserta didik agar tidak bersikap mendua. Misalnya,jika peserta didik dituntut
berperilaku jujur, berucap dengan upacan yang baik, konsekuensinya para pendidik dituntut
berperilaku jujur, tidak mengajarkan kebohongan, dan bertutur kata yang baik. Contoh (ii)
berkenaan dengan pernyataan bahwa jika si pendidik menginginkan peserta didik
menghormati hukum, si pendidik harus selalu mematuhi peraturan dan hukum yang berlaku.
Perlu disadari bahwa setiap ucapan dan perilaku pendidik (orang tua dan guru) sangat
mempengaruhi karakter peserta didik. Sebagai konsekuensinya, para pendidik (orang tua,
guru, dan para pembimbing) harus konsisten dalam berperilaku moral karena peserta didik
tumbuh dan berkembang mengikuti model perilaku para pendidik. Mereka akan melakukan
apa yang dilakukan dan dikatakan oleh si pendidik. Para pendidik hendaknya selalu memeli
hara nilai diajarkan dan konsisten dalam berperilaku.
BAB III
PENUTUPAN
KESIMPULAN
- karena selain memberikan dampak yang buruk bagi suatu bangsa globalisasi juga
memberikan dampak positif juga oleh karena itu kita sebagai warga Negara harus bisa
menyaring budaya budaya yang masuk ke Negara kita. kita harus pandai dalam menyaring
budaya tersebut mengambil hal yang posif saja yang bisa diterima oleh masyarakat yang bisa
memberi pengaruh baik bagi moral suatu bangsa.
- Bahwa terjadinya proses globalisasi dalam aspek sosial terjadi dengan cara melalui
berbagai macam media salah satunya adalah media elektronik seperti televisi,internet,hp dll baik
secara langsung maupun tidak langsung, serta melalui interaksi yang terjadi dimasyarakat.
- Bahwa dampak yang ditimbulkan era globalisasi pada aspek sosial yaitu terjadi
perubahan ciri kehidupan masyarakat desa yang tadinya menjunjung tinggi gotong royong
menjadi individual, serta sifat ingin selalu instant pada diri individu tersebut.
- Bahwa penanggulangan pada dampak era globalisasi pada aspek sosial diantaranya
diadakannya pembangunan kualitas manusia, pemberian life skill, memberikan sikap hidup yang
global dan menumbuhkan wawasan, identitas rasional serta menciptakan pemerintahan yang
transparan dan demokratis.
- Konsep pendidikan nilai moral yang dikemukakan oleh Kohlberg dan John P. Miller
cenderung bersifat individualistik. Oleh karena itu, konsep itu memerlukan penyempurnaan
dengan mempertimbangkan paradigm yang dikemukakan oleh Capra. Lebih lanjut, dalam
implementasikannya, diperlukan strategi pendidikan nilai moral yang tepat melalui pemilihan
pendekatan (approach),metode (method), dan teknik
(technique) pendidikan nilai moral yang sesuai.
- jadi pendidikan nilai moral suatu bangsa sangat penting karena dapat membantu
seseorang untuk berkembang menjadi seseorang yang lebih manusiawi yang dapat menjadi
manusia yang beguna dan berpengaruh dalam masyarakat yang bersifat produktif kooperatif
serta menjadi sorang yang bertanggung jawab
-Pendidikan nilai moral merupakan tuntutan dan sekaligus kebutuhan pada tatanan global
bagi umat manusia sebagai pengejawantahan hidup bersama, berbangsa, dan bernegara dalam
hubungannya dengan tatanan global yang diwarnai dengan berbagai permasalahan yang bersifat
luas, kompleks, dan mendunia.
-Penyelesaian permasalahan hidup yang dialami umat manusia tidak cukup dalam negeri
sendiri, namun
banyak hal yang penyelesaiannya dibutuhkan dukungan dan bantuan luar negeri, misalnya
terorisme global,masalah ekonomi, dan masalah krisis multidimensional.
-Berdasarkan fakta yang ada, dapat dilihat bahwa terjadi kemerosotan nilai moral, seperti
tingkat kriminalitas yang tinggi, tingkat aborsi yang tinggi, dan lain-lain. Jika hal-hal seperti ini
tidak diperbaiki, hal ini akan menyebabkan rusaknya generasi masyarakat di masa yang akan
datang. Sehingga tidak mungkin zaman akan berganti lagi seperti zaman jahiliyah dahulu.
- Globalisasi merupakan suatu gejala wajar yang pasti akan dialami oleh setiap bangsa di
dunia, baik pada masyarakat yang maju, masyarakat berkembang, masyarakat transisi, maupun
masyarakat yang masih rendah taraf hidupnya.Dalam era global, suatu masyarakat/negara tidak
mungkin dapat mengisolasi diri terhadap proses globalisasi. Jika suatu masyarakat/negara
mengisolasi diri dari globalisasi, mereka dapat dipastikan akan terlindas oleh jaman serta
terpuruk pada era keterbelakangan dan kebodohan.Dampak positif dan negatif pada pengaruh
globalisasi terhadap kehidupan berbangsa dan bernegara pun ada. Salah satunya era globalisasi
pada sistem politik. Bangsa Indonesia telah menerapkan kehidupan berdemokrasi yang telah
membawa perubahan-perubahan yang besar, diantaranya pelaksanaan pemilu legislatif dengan
sistem multipartai dan pemilihan presiden dan wakil presiden secara langsung. Itu dampak
positifnya
-Dari hasil pembahasan diatas, pemerintah dapat melakukan beberapa tindakan untuk
mencegah terjadinya pengaruh ekonomi bagi kehidupan bangsa dan negara yaitu :Pemerintah
perlu mengkaji ulang perturan-peraturan yang dapat menyebabkan pergeseran ekonomi
,Masyarakat harus mencintai produk dari bangsa kita sendiri,Pemerintah harus meningkatkan
kemampuan bangsa dan negara untuk berkompetisi secara internasional,Pemerintah harus
mampu meningkatkan kualitas produksi dalam negeri agar dapat bersaing di pasar
internasional,Pemerintah juga harus mampu meningkatkan pendapatan perkapita masyarakat
-Pendidikan nilai atau moral sebagai isu global di beberapa negara (Indonesia,Malaysia,
India, dan Cina)
menampakkan adanya perbedaan dan kesamaan. Perbedaan yang ada disebabkan oleh adanya
perbedaan ideologi bangsa. Walaupun demikian,negara-negara itu memberikan penekanan
pendidikan nilai moral pada nilai etik-moral; terutama dalam hal nilai-nilai yang bersifat asasi
manusia, universal, dan global.
SARAN
-Bahwa di era Globalisasi ini sangat nyata dibutuhkan generasi yang unggul dan mandiri
dalam IPTEK. Oleh karena itu diperlukan sikap positif dari kita dalam menerima perkembangan
IPTEK untuk mengimbangi kehidupan kita dalam era Globalisasi ini sehingga tercipta generasi
yang tidak tertinggal dalam era globalisasi ini.Sehingga pengaruh teknologi informasi memang
tidak mungkin kita tolak atau hindari, kita harus dapat memanfaatkannya untuk kesejahteraan
masyarakat tetapi disisi lain kita juga harus berhati-hati dan bersikap bijak agar dampak negatif
yang menyertainya dapat kita hilangkan atau paling tidak kita minimalisir, mengenalkan
teknologi informasi sekaligus pemanfaatannya bagi kehidupan pribadi maupun kehidupan sosial
kemasyarakatan dan meningkatkan daya nalar dan daya seleksi masyarakat terhadap berbagai
informasi yang membanjir, sehingga masyarakat semakin kritis dan dewasa dalam
menyikapinya.
-pada masa-masa sekarang Indonesia perlu melakukan sosialisasi yang berkelanjutan
dalam membudayanya IPTEK. Pengenalan IPTEK dapat di mulai dari tingkat Sekolah
Menengah sampai Perguruan Tinggi, juga pelaku industri dan masyarakat umum.Tujuannya
adalah menciptakan generasi yang unggul dan mandiri dalam IPTEK untuk menghadapi era
globalisasi. Sebab globalisasi proses yang tidak bisa dihindari dan dicegah. Globalisasi dalam
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) dimana proses yang mencakup keseluruhan dalam
berbagai bidang kehidupan sehingga tidak tampak lagi adanya batas-batas yang mengikat secara
nyata. Dalam keadaan global apa saja dapat masuk sehingga sulit untuk disaring atau dikontrol.
Daftar pustaka
http://scholar.google.co.id/scholar?start=50&q=jurnal+globalization&hl=id&as_sdt=0
umrefjournal.um.edu.my/filebank/published_article/670/JPMM%202006%20HASMAH%20ZA
NUDDIN.pdf
http://scholar.google.co.id/scholar?start=30&q=jurnals+moral&hl=id&as_sdt=0
business.illinois.edu/ba/seminars/2011%5CSpring%5Creed_paper.pdf
http://eprints.uny.ac.id/3644/
http://en.wikipedia.org/wiki/Globalization
http://en.wikipedia.org/wiki/Morality
http://wizanies.blogspot.com/2007/08/akhlak-etika-moral.html
http://grms.multiply.com/journal/item/26
http://dewon.wordpress.com/2007/11/03/kategori-19/
http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=6&cad=rja&ved=0CFA
QFjAF&url=http%3A%2F%2Fbhupalaka.files.wordpress.com%2F2010%2F05%2Ftugas-
makalah-etika-dan-moral-tia-fitriani-
15308026.doc&ei=1NS6UMLCFcTVrQfG_4H4Dg&usg=AFQjCNEtlhDjoQDgTqJSGwzm8DE
JDO18XA&sig2=1_S_qv1NaL8mXaRuqV8jCQ
http://kurniapanduwibowo.blogspot.com/2011/04/pengertian-era-globalisasi.html
http://nurafifahharahap.blogspot.com/2012/03/makalah-globalisasi-iptek-ilmu.html
http://matakuliahekonomi.wordpress.com/2011/05/09/contoh-makalah-globalisasi-full/
http://randinurzaman.blogspot.com/2012/04/makalah-dampak-globalisasi-dalam-bidang.html
http://mengerjakantugas.blogspot.com/2009/05/pengertian-globalisasi.html
http://sro.web.id/makalah-globalisasi.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Globalisasi
http://bungkapit21artikel.blogspot.com/2008/06/globalisasi-mau-diterima-atau-ditolak.html
http://www.anneahira.com/globalisasi-ekonomi.htm
hrcak.srce.hr/index.php?show=clanak_download&id_clanak_jezik=15830