1. Tokoh dan Perwatakan Di dalam dongeng asal usul Danau Melawen ini, terdapat lima tokoh yang memiliki peran penting dalam membangun alur cerita, yakni sang sepasang suami istri, Kepala Desa, Kumbang Banaung, dan Intan. Sepasang suami istri digambarkan memiliki sifat yang sabar dan pantang menyerah dalam mendapatkan buah hati. Setelah mendapatkannya, mereka berusaha menyayangi dan mengajarkan kebaikan kepada buah hatinya sebisa mungkin. Kumbang Banaung, sang putra dan suami istri tersebut sayangnya tumbuh menjadi anak yang manja dan seenaknya sendiri. Bahkan, ia sering tak menuruti nasihat yang diberikan oleh kedua orang tuanya. Kepala Desa adalah seorang pemimpin di Desa Sanggu. Ia sangat menyayangi putrinya yang Bernama Intan. Ia tak menginginkan putrinya melanggar adat desa karena terus bertemu dengan pria asing secara diam-diam. Oleh karena itu, ia akhirnya menjodohkan sang putri dengan seorang juragan rotan di Desa Sanggu. 2. Latar Latar atau lokasi di mana cerita rakyat asal usul Danau Melawen di atas diambil berada di rumah di pinggir hutan, gubuk pertapaan di tengah hutan, Desa Sanggu, dan pinggir sungai. Latar waktu pada cerita terjadi pada pagi, siang, dan malam hari. Sebagian besar cerita terjadi pada pagi hingga siang hari. Ada suatu waktu pada malam hari ketika Kumbang Banaung ingin menculik Intan anak Kepala Desa. Suasana pada cerita beragam, ada suasana sedih dan mencekam. Ketika ayah sedang sakit menjadi kesedihan bagi ibu. Pada saat Kumbang Banaung ingin menculik Intan, segerombolan pemuda mendatangi Kumbang Banaung dengan membawa senjata khas Kalimantan Tengah Mandau dan suasana mencekam sangat terasa. 3. Alur Alur atau jalan cerita asal usul Danau Melawen termasuk dalam jenis cerita progresif atau maju. Legendanya dimuai dari pengenalan tokoh sepasang suami istri yang tengah menantikan kedatangan buah hati dalam hidup mereka. Untungnya, tak berapa lama kemudian, harapan itu pun akhirnya terwujud. Konflik mulai muncul Ketika sang putra yang Bernama Kumbang banaung mulai tumbuh dewasa dan menjadi anak yang seenaknya sendiri. Apalagi, Ketika ia tanpa sadar tersesat ke Desa Sanggu dan jatuh cinta dengan putri sang Kepala Desa. Kumbang Banaung pun sampai mengungkapkan pada kedua orang tuanya bahwa ia ingin meminang sang putri. Namun, karena kondisi keluarga mereka yang tidak memungkinkan, kedua orang tuanya menasihati Kumbang Banaung untuk tak memaksakan diri. Meskipun begitu, tetap saja sang putra memaksa, bahkan akhirnya berniat untuk kawin lari dengan sang putri yang Bernama Intan. Sang putri yang sebenarnya sudah dijodohkan dengan seorang pengusaha rotan terkenal di Desa Sanggu itu pada akhirnya justru menerima tawaran Kumbang Banaung untuk kawin lari. Mereka berdua lari kea rah sungai tak jauh dari Desa Sanggu kemudian berusaha menyeberangi sungai tersebut menggunakan pusaka Piring Malawen pemberian kedua orang tua Kumbang Banaung. Namun, siapa sangka kalua semesta menggagalkan niatan mereka menyeberangi suangi yang berubah menjadi danau itu. Kumbang Banaung dan Intan akhirnya berubah menjadi dua ekor buaya putih yang menjaga danau tersebut. 4. Tema Inti cerita atau tema dari cerita rakyat asal usul Danau Malawen adalah tentang menuruti nasihat orang tua. Kisah dari Kalimantan Tengah ini menggambarkan tentang Kumbang Banaung dan Intan yang sama-sama tak mengindahkan pesan dari kedua orang tuanya hingga akhirnya membuat Yang Maha Esa murka. 5. Pesan Moral/ Amanat Ada sebuah pesan moral yang bisa didapatkan dari cerita rakyat asal usul Danau Malawen ini. Pesannya adalah seputar dampak buruk dari sifat keras kepada orang tua dan tak mau mendengarkan nasihat kedua orang tua. Hal tersebut bisa terlihat dari perilaku Kumbang Banaung yang tidak mau mendengarkan pesan dari orang tua masing-masing. Pada akhirnya, Tuhan pun murkan dan menghukum Kumbang Banaung hanyut dipusaran Danau Malawen.