Kader (Perancis: cadre ) atau les cadres maksudnya adalah anggota inti
yang menjadi bagian terpilih, dalam lingkup dan lingkungan pimpinan
serta mendampingi di sekitar kepemimpinan. Kader bisa berarti pula
sebagai jantung suatu organisasi. Jika kader dalam suatu kepemimpinan
lemah,maka seluruh kekuatan kepemimpinan juga akan lemah. Kader
berarti pula pasukan inti. Daya juang pasukan inti ini sangat tergantung
dari nilai kadernya yang berkualitas, berwawasan, militan, dan penuh
semangat.
Ada dua kosakata yang perlu diklarifikasi terlebih dahulu untuk bisa
memahami Sistem Perkaderan Muhammadiyah (SPM), yaitu:sistem dan
perkaderan. Secara leksikal, sistem berarti seperangkat unsur yang
secara teratur saling berkaitan sehingga membentuk suatu kesatuan atau
totalitas ( a set or arrangement of things so related or connected as to
form a unity or organic whole). Kemudian tentang perkaderan,
pengucapan dan penulisannya sering tertukar dengan pengaderan atau
pengkaderan. Pengaderan adalah : proses, cara, perbuatan mendidik atau
membentuk seseorang menjadi kader. Namun perlu diingat, dalam
“pengaderan” ini, posisi kader atau orang yang ikut dalam training
menjadi obyek dan pasif sebagai orang yang dididik atau dibentuk
menjadi kader.
Sebagai sebuah sistem dan kesatuan yang utuh, maka SPM berlaku bagi
semua jajaran dan komponen Persyarikatan. Konsekkuensinya SPM juga
memuat atau mencakup seluruh bentuk dan jenis kaderisasi dan
pelatihan yang diterapkan di Muhammadiyah, baik secara vertikal
maupun horizontal.Yang dimaksud dengan vertikal adalah SPM berlaku
bagi seluruh pimpinan Mihammadiyah, mulai dari Pusat sampai dengan
Ranting, sebagai acuan dan pola dalam pelaksanaan kadersisari secara
optimal sesuai dengan tingkatan masing-masing. Sedangkan yang
dimaksud dengan horizontal adalah SPM berlaku dan mengikat seluruh
Unsur Pembantu Pimpinan (majlis dan lembaga), Ortom, dan Amal Usaha
Muhammadiyah diseluruh jenjang kepemimpinan Muhammadiyah untuk
dilaksanakan sebagai acuan dan pola kaderisasi.
Kemudian, sebagai bagian dari SPM, maka untuk kegiatan pelatihan atau
training dalam program kegiatan yang diselenggarakan oleh unsur
pembantu pimpinan, masing-masing cukup menyusun panduan pelatihan
atau pedoman pelaksanaan saja. Jadi tidak perlu membuat sistem
perkaderan sendiri, untuk menghindari kesalahpahaman ada lebih dari
satu sistem perkaderan Muhammadiyah.Dalam kesatuan sistem, maka
pelksanaan perkaderan, baik di lingkungan Unsur pembantu pimpinan,
ortom, maupun AUM harus selalu dalam koordinasi dengan Mejlis
Pendidikan Kader (MPK) di masing-masing tingkatan pimpinan
persyarikatan. Untuk efektivitas perencanaan dan pelaksanaan
perkaderan, pimpinan AUM (bersama majlis/lembaga yang
membawahinya) berkoordinasi langsung dengan MPK. Sesuai dengan
fungsi, tugas dan wewenang yang diamanahkan kepada MPK, maka hal
ini menjadi bagian dari fungsi MPK dalam perkaderan.
1. Jalur Keluarga
Menurut Muhammadiyah, fungsi keluarga ideal adalah sebagai media
sosialisasi nilai-nilai Islam dan juga wahana/media kaderisasi. Contoh
kaderisasi lewat jalur keluarga misalnya dengan memilih Channel TvMu
(Tv Muhammadiyah) untuk dijadikan tontonan keluarga di rumah,
mengajak keluarga di rumah untuk mengahdiri pengajian-pengajian
Muhammadiyah, dll.
2. Perkaderan Fungsional
1. Pembinaan KeIslaman
a. Kemampuan leadership
b. Pemahaman kemampuan manajeman organisasi
c. Penguasaan manajeman gerakan, manajemen ide, kemampuan
advokasi dan kemampuan pengambilan keputusan/kebijakan
d. Kemampuan manajemen pengembangan masyarakat
e. Pemahaman program Muhammadiyah
Di bagian awal telah dijelaskan bahwa kader berarti elite, yakni bagian
terpilih dan terbaik karena terlatih. Bararti pula jantung suatu organisasi.
Kader juga berarti inti tetap dari suatu resimen. Daya juang resimen ini
sangat tergantung dari nilai kadernya yang merupakan tulang punggung,
pusat semangat dari inti gerakan suatu organisasi. Karena itu hanya
orang-orang yang bermutu itulah, yang terpilih dan berpengalaman
dalam berbagai medan perjuangan, yang taat dan berinisiatif, yang dapat
disebut kader.Kader Muhammadiyah sebagai hasil dari proses perkaderan
adalah anggota inti yang diorganisir secara permanen dan berkemampuan
dalam menjalankan tugas serta misi di lingkungan Persyarikatan, umat
dan bangsa guna mencapai tujuan Muhammadiyah. Karena itu hakekat
kader Muhammadiyah bersifat tunggal, dalam arti hanya ada satu profil
kader Muhammadiyah. Sedangkan fungsi dan tugasnya bersifat majemuk
dan berdimensi luas, yakni sebagai kader Persyarikatan, kader umat dan
kader bangsa.