Anda di halaman 1dari 31

MAKALAH

ISU-ISU GLOBAL DALAM MENJALANKAN MANAJEMEN


STRATEGIK: DRIVING CHANGE HOW THE BEST COMPANIES ARE
PREPARING FOR THE 21ST CENTURY

Dikerjakan untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Strategik

Disusun oleh:
Ali Mursyid (2220060103)
Nadia Ayuna (2220060113)

Dosen Pengampu:
Dr. Moh. Sulhan., S.Ag., M.Ag.

PASCASARJANA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG
2023
BAB I
PENDAHULUAN

Manajemen strategik adalah proses perencanaan, pengimplementasian, dan


pengendalian strategi organisasi untuk mencapai tujuan jangka panjangnya. Dalam
menghadapi tantangan abad ke-21, lembaga pendidikan terbaik harus
memperhatikan isu-isu global yang mempengaruhi lingkungan bisnis mereka.
Salah satu isu global yang sangat relevan adalah perlunya mendorong perubahan di
dalam lembaga pendidikan untuk tetap relevan dan kompetitif di era yang terus
berubah.
Perubahan menjadi semakin penting karena perkembangan teknologi,
globalisasi, dan perubahan preferensi konsumen telah mengubah lanskap bisnis
secara drastis. Lembaga pendidikan terbaik harus siap menghadapi perubahan ini
dengan adaptasi yang cepat dan efektif. Dalam konteks manajemen strategik,
mendorong perubahan berarti mengidentifikasi peluang, mengantisipasi ancaman,
dan menyesuaikan strategi bisnis dengan kondisi yang terus berubah.
Salah satu langkah penting dalam mempersiapkan lembaga pendidikan
untuk abad ke-21 adalah memahami tren global yang mempengaruhi bisnis.
Adapun beberapa isu global yang perlu diperhatikan meliputi: teknologi,
globalisasi, keberlanjutan, dan inovasi.
Dalam menjalankan manajemen strategik, lembaga pendidikan terbaik
harus memiliki fleksibilitas, kepemimpinan yang kuat, dan kemampuan untuk
mengadaptasi perubahan dengan cepat. Mereka juga perlu mengembangkan
pemahaman yang mendalam tentang pasar global, tren teknologi, dan kebutuhan
konsumen. Dengan mempersiapkan diri untuk menghadapi isu-isu global ini,
lembaga pendidikan terbaik memiliki kesempatan yang lebih baik untuk tetap
relevan, berinovasi, dan berkembang di abad ke-21 yang penuh tantangan ini.
Buku "Driving Change: How the Best Companies are Preparing for the 21st
Century" karya Jerry Yoram Wind dan Jeremy Mind memberikan perspektif yang
berharga dalam menghadapi isu-isu global dalam manajemen strategik pendidikan.
Meskipun ditulis dengan fokus pada perusahaan, konsep dan prinsip yang dibahas
dalam buku ini dapat diterapkan dan relevan dalam konteks lembaga pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN
Manajemen Strategik merupakan sebuah ilmu yang pada akhir abad ke-20
menjadi sangat terkenal dan populer. Bahkan pada awal abad 21 atau abad
millenium ke-3 ini ilmu Manajemen Strategik tersebut dianggap serta diyakini
merupakan kunci sukses bagi para manajer dalam menjalankan bisnisnya
(Gitosudarmo, 2001:1). Menurut Hunger & Wheelen (1996:3) bahwa manajemen
strategik menjadi bidang ilmu yang berkembang dengan cepat, muncul sebagai
respon atas meningkatnya pergolakan lingkungan.
Bidang ilmu ini melihat pengelolaan lembaga pendidikan secara
menyeluruh dan berusaha menjelaskan mengapa beberapa lembaga pendidikan
berkembang dan maju dengan pesat, sedang yang lainnya tidak maju dan akhirnya
bangkrut. Ciri khusus manajemen strategik adalah penekanan pada pengambilan
keputusan strategik, yaitu berorientasi pada lingkungan yang berubah dan
berorientasi masa depan. Tidak seperti keputusan-keputusan yang lain, keputusan
strategik berhubungan dengan masa yang akan datang dalam jangka panjang untuk
organisasi secara keseluruhan dan mempunyai tiga karakteristik, yaitu:
1. Rare: keputusan-keputusan strategik yang tidak biasa dan khusus, yang tidak
dapat ditiru;
2. Consequential: keputusan-keputusan strategik yang memasukkan sumber daya
penting dan menuntut banyak komitmen;
3. Directive: keputusan-keputusan strategik yang menetapkan keputusan yang
dapat ditiru untuk keputusan-keputusan lain dan tindakan-tindakan di masa
yang akan datang untuk organisasi secara keseluruhan, (Hunger & Wheelen,
1996:3-4).

Menurut Hamel (2012), what matters now: how to win a world of relentless
change, ferocious competition, and unstoppable innovation, ada 5 masalah utama
yang dihadapi oleh para pelaku bisnis saat ini. Masalah-masalah tersebut adalah: 1)
value, 2) innovation, 3) adaptability, 4) passion, and 5) ideology.
Lembaga pendidikan yang telah memimpin dapat secara cepat menjadi
tertinggal karena gagal beradaptasi terhadap perubahan, atau yang lebih buruk,
gagal menciptakan perubahan. Prediksi sekarang menunjukkan bahwa lingkungan
akan menjadi lebih kompleks dan bergolak dalam beberapa tahun kedepan. Laporan
yang dibuat oleh American Assembly of Collegiate School of Business dan
European Foundation Management Development menyatakan “Hidup dengan
ketidakpastian adalah tantangan terbesar dalam manajemen” (Budiman dan Barlian,
2020).
Oleh karena itu ditilik dari konten ataupun isi serta intisari dari masalah
yang dipelajari dalam ilmu ini, yaitu membahas tentang bagaimana manajer harus
mengambil kebijakan agar bisnisnya dapat memperoleh keberhasilan baik dalam
jangka pendek, jangka menengah sampai jangka panjang. Bisnisnya itu harus
diusahakan agar dapat dikelola dengan baik dan benar, tidak keliru atau tidak salah
arah dan tujuan. Oleh karena itu diperlukan kemampuan yang handal dan akurat,
salah satunya yaitu dengan berfikir Strategik (Wahyudi, 1996).
Dalam buku "Driving Change: How the Best Companies are Preparing for
the 21st Century" memberikan inspirasi dan wawasan yang berharga bagi lembaga
pendidikan dalam menghadapi isu-isu global dalam manajemen strategik
pendidikan. Inspirasi dan wawasan tersebut penulis deksripsikan sebagai berikut:
1. The Computer's Reign
Dalam konteks pendidikan, "The Computer's Reign" mengacu pada
dominasi atau pengaruh yang kuat dari komputer dan teknologi komputer dalam
proses pembelajaran dan pengajaran (Selwyn, 2011). Teknologi informasi telah
mengubah lanskap pendidikan dan strategi yang harus diadopsi oleh institusi
pendidikan untuk menghadapi tantangan abad ke-21, antara lain:
a. Transformasi pembelajaran
Kemajuan teknologi komputer telah memberikan akses ke informasi yang
melimpah dan sumber daya pendidikan yang luas. Dalam hal ini, institusi
pendidikan harus mengintegrasikan teknologi komputer dalam proses
pembelajaran, seperti penggunaan perangkat lunak pendidikan, platform
pembelajaran daring, dan pembelajaran berbasis gamifikasi untuk
meningkatkan efektivitas dan keterlibatan siswa.
b. Pengumpulan dan analisis data
Komputer memungkinkan pengumpulan, penyimpanan, dan analisis data
secara besar-besaran. Dalam konteks manajemen strategik pendidikan,
penggunaan komputer dapat membantu institusi pendidikan dalam
mengumpulkan dan menganalisis data siswa, data kinerja guru, dan data
administratif lainnya. Informasi ini dapat digunakan untuk membuat keputusan
strategis yang lebih baik dan mengidentifikasi pola yang membantu
meningkatkan kualitas pendidikan.
c. Komunikasi dan kolaborasi
Teknologi komputer memungkinkan komunikasi dan kolaborasi yang lebih
efisien antara siswa, guru, orang tua, dan staf pendidikan. Institusi pendidikan
dapat menggunakan teknologi komputer untuk memfasilitasi komunikasi real-
time, pertukaran informasi, dan kerja sama dalam lingkungan belajar yang
terhubung secara digital.
d. Pengembangan professional
Komputer dan teknologi informasi juga memainkan peran penting dalam
pengembangan profesional bagi para pendidik. Institusi pendidikan dapat
memberikan pelatihan online, kursus jarak jauh, atau sumber daya pendidikan
lainnya yang dapat diakses melalui komputer. Ini memungkinkan pendidik
untuk mengembangkan keterampilan baru, mengikuti perkembangan terkini
dalam pendidikan, dan meningkatkan praktik pengajaran mereka.
The Computer's Reign menekankan perlunya adaptasi dan integrasi
teknologi komputer dalam strategi manajemen pendidikan untuk menghadapi
tantangan global. Institusi pendidikan yang berhasil dalam era ini akan mampu
mengoptimalkan keuntungan teknologi komputer dalam meningkatkan
pembelajaran, mengelola data dengan lebih efektif, meningkatkan komunikasi, dan
memfasilitasi pengembangan profesional bagi pendidik.
Dalam era kemajuan teknologi dan integrasi yang terus berlanjut ke dalam
konteks pendidikan formal, lingkungan pembelajaran menghadapi tantangan untuk
menggabungkan dan mengelola sistem yang melibatkan pendekatan pedagogis dan
teknologi secara serempak. Perubahan yang sedang terjadi ini erat terkait dengan
paradigma yang dominan pada abad ke-21, yang saat ini dikenal sebagai Revolusi
Industri 4.0 dan Society 5.0 (Morgado, 2021).
2. The Market's Impact
Dalam konteks pendidikan, "The Market's Impact" mengacu pada dampak
dan pengaruh pasar atau mekanisme pasar dalam sistem pendidikan. The Market's
Impact menggambarkan bagaimana pasar dan faktor ekonomi mempengaruhi
strategi Institusi pendidikan dalam menghadapi tantangan antara lain:
a. Persaingan dan diferensiasi
Pasar pendidikan sangat kompetitif, dan institusi pendidikan harus
mengembangkan strategi diferensiasi untuk membedakan diri mereka dari
pesaing. Dalam tema ini, penekanan diberikan pada pentingnya memahami
kebutuhan dan preferensi pelanggan, serta mengembangkan pendekatan unik
dan program pendidikan yang menarik bagi siswa dan orang tua.
b. Ketersediaan sumber daya
Faktor ekonomi dan kondisi pasar dapat mempengaruhi ketersediaan sumber
daya dalam pendidikan. Institusi pendidikan harus memperhatikan perubahan
ekonomi dan kondisi pasar yang mungkin mempengaruhi pembiayaan,
dukungan keuangan, dan akses terhadap sumber daya yang diperlukan, seperti
peralatan teknologi, buku teks, atau pelatihan bagi pendidik.
c. Keterlibatan mitra industri
Dalam menghadapi isu-isu global manajemen strategik, institusi pendidikan
dapat memanfaatkan hubungan dengan mitra industri untuk meningkatkan
pendidikan dan keterampilan siswa. Kolaborasi dengan perusahaan, organisasi
non-profit, atau lembaga riset dapat membantu mengarahkan program
pendidikan agar sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan pasar tenaga kerja.
d. Pemasaran dan branding
Dalam tema "The Market's Impact", pentingnya pemasaran dan branding
dalam pendidikan ditekankan. Institusi pendidikan harus memahami
bagaimana mempromosikan diri mereka, menciptakan citra merek yang kuat,
dan menarik minat calon siswa dan orang tua di pasar yang kompetitif. Strategi
pemasaran yang efektif dapat membantu meningkatkan daya tarik, visibilitas,
dan kepercayaan masyarakat terhadap institusi pendidikan (William, 2018).
The Market's Impact menggaris bawahi pentingnya memahami dan
merespons kondisi pasar dan faktor ekonomi dalam mengelola institusi pendidikan.
Institusi pendidikan yang sukses dalam era ini akan mampu mengadopsi strategi
diferensiasi, mengoptimalkan sumber daya yang tersedia, membangun kemitraan
industri yang kuat, dan melakukan pemasaran yang efektif untuk menghadapi
persaingan global dan memenuhi kebutuhan pasar pendidikan yang terus berubah.
Falabella (2014) memperkuat bahwa kombinasi kebijakan pasar dan akuntabilitas
sedang membentuk sekolah yang berkinerja, di mana lembaga pendidikan harus
terus bersaing, beriklan, dan tampil untuk memastikan masa depan yang lebih
berkualitas dan para stakeholdernya menjadi profesional yang sukses (Falabella,
2014).
3. Society's Claims
Society's Claims dalam konteks Pendidikan mengacu pada tuntutan atau
klaim masyarakat terhadap sistem pendidikan seperti:
a. Inklusi dan keberagaman
Masyarakat semakin menekankan pentingnya inklusi dan keberagaman dalam
pendidikan. Institusi pendidikan harus mengembangkan strategi yang
memastikan akses yang adil dan setara bagi semua siswa, tanpa memandang
latar belakang, kecacatan, atau karakteristik khusus lainnya. Ini melibatkan
pengembangan program pendidikan yang inklusif, dukungan untuk siswa
dengan kebutuhan khusus, dan penghapusan disparitas dalam pendidikan.
b. Tanggung jawab social
Masyarakat mengharapkan institusi pendidikan untuk berkontribusi pada
kesejahteraan sosial dan keberlanjutan. Dalam tema ini, penekanan diberikan
pada pentingnya mengintegrasikan tanggung jawab sosial ke dalam strategi dan
operasi pendidikan. Hal ini dapat mencakup inisiatif lingkungan, program
komunitas, atau kerjasama dengan lembaga amal untuk memberikan manfaat
yang lebih luas bagi masyarakat.
c. Etika dan integritas
Masyarakat mengharapkan institusi pendidikan untuk beroperasi dengan
integritas dan mengedepankan nilai-nilai etika. Dalam tema ini, pentingnya
mengadopsi praktik manajemen yang transparan, menghormati hak asasi
manusia, dan menjaga kepercayaan masyarakat ditekankan. Iinstitusi
pendidikan harus mengintegrasikan standar etika yang tinggi dalam
pengambilan keputusan strategis dan tindakan mereka.
d. Relevansi dan adaptabilitas
Masyarakat menuntut agar pendidikan relevan dengan kebutuhan dan tuntutan
dunia nyata. Institusi pendidikan harus terus memantau tren dan perubahan
dalam dunia kerja serta memperbarui kurikulum dan program pendidikan
mereka sesuai dengan perkembangan terkini. Kemampuan untuk beradaptasi
dengan cepat terhadap perubahan dan meningkatkan relevansi pendidikan
adalah aspek penting dalam manajemen strategik Pendidikan (UNESCO,
2015).
Tema "Society's Claims" menekankan betapa pentingnya memahami dan
merespons tuntutan masyarakat dalam mengelola institusi pendidikan. Terlebih jika
masyarakat itu berkarakter kompetitif maka seperti yang dijelaskan oleh A.R. Tilaar
dalam Lamuri & Ridwan menjelaskan bahwa masyarakat kompetitif dapat
melahirkan manusia-manusia yang frustasi apabila sumber daya manusia tidak
dipersiapkan dengan sebaik-baiknya (Lamuri & Ridwan, 2022). Masyarakat
kompetitif meminta manusia terus-menerus berubah, yang tahan banting, yang
mempunyai jiwa wiraswasta sebab rasa kepuasan dengan apa yang diperolehnya
dianggap belum cukup Institusi pendidikan yang sukses dalam era ini akan mampu
mengadopsi strategi inklusi dan keberagaman, mengintegrasikan tanggung jawab
sosial, mempertahankan etika dan integritas, serta memastikan relevansi dan
adaptabilitas pendidikan mereka.
4. The Customer's Demands
The Customer's Demands dalam konteks Pendidikan mengacu pada tuntutan
atau harapan yang diajukan oleh pelanggan pendidikan, yang meliputi siswa, orang
tua, dan masyarakat antara lain:
a. Kualitas dan hasil
Pelanggan, yang dalam hal ini adalah siswa dan orang tua, menuntut kualitas
pendidikan yang tinggi dan hasil yang memuaskan. Institusi pendidikan harus
mengembangkan strategi yang menekankan peningkatan kualitas pengajaran
dan pembelajaran, termasuk menyediakan program pendidikan yang relevan,
mempekerjakan pendidik yang berkualitas, dan melibatkan siswa dan orang tua
dalam proses evaluasi dan perbaikan.
b. Keterhubungan dan kepuasan pelanggan
Keterhubungan dengan pelanggan menjadi aspek penting dalam manajemen
strategik pendidikan. Institusi pendidikan harus memperhatikan kebutuhan dan
preferensi pelanggan serta memberikan pengalaman pendidikan yang
memuaskan. Dalam era digital, penting bagi mereka untuk memanfaatkan
teknologi komunikasi untuk menjaga interaksi yang baik, menyediakan
layanan pelanggan yang responsif, dan memperbaiki kekurangan yang
diidentifikasi oleh pelanggan.
c. Kemajuan dan inovasi
Pelanggan mengharapkan Institusi pendidikan untuk terus berinovasi dan
mengikuti perkembangan terkini dalam pendidikan. Dalam tema ini,
pentingnya mengadopsi metode pengajaran yang inovatif, memanfaatkan
teknologi pendidikan, dan menawarkan program-program yang relevan dengan
kebutuhan dan aspirasi siswa ditekankan. Institusi pendidikan harus dapat
merespons perubahan tren dan kebutuhan pelanggan untuk tetap menjadi
pilihan yang menarik.
d. Layanan pelanggan yang personal dan responsive
Penting untuk menyediakan layanan pelanggan yang personal dan responsif
ditekankan. Institusi pendidikan harus mengembangkan pendekatan individual
untuk memenuhi kebutuhan dan tujuan pendidikan siswa. Ini melibatkan
pemahaman mendalam tentang preferensi individu, menyediakan dukungan
akademik dan non-akademik yang sesuai, serta menjaga komunikasi yang
terbuka dan proaktif dengan pelanggan (Epstein, 2010).
Menurut Oliver (1980) dalam Yilmaz & Temizkan, kepuasan pelanggan
timbul dari bagaimana mereka mempersepsikan harapan dan standar pada awal
proses, serta perbedaan dari standar awal tersebut. Evaluasi kepuasan pelanggan
dilakukan setelah mereka menggunakan produk atau layanan, yang merupakan
bagian utama dari kegiatan pemasaran, dan juga menjadi indikator dari efektivitas
keseluruhan bisnis (Yılmaz & Temizkan, 2022).
Tema "The Customer's Demands" menekankan pentingnya memahami dan
merespons tuntutan pelanggan dalam mengelola institusi pendidikan. Institusi
pendidikan yang sukses dalam era ini akan mampu mengadopsi strategi yang
berfokus pada kualitas, keterhubungan, kemajuan, dan pelayanan pelanggan yang
personal. Dengan memenuhi kebutuhan dan harapan pelanggan, mereka dapat
mempertahankan keunggulan kompetitif, membangun reputasi yang baik, dan
mencapai keberhasilan jangka panjang dalam dunia pendidikan.
5. Absorbing The Customer
Dalam konteks pendidikan, "Absorbing The Customer" menekankan betapa
pentingnya mengenali, memahami, dan merespons kebutuhan dan preferensi
pelanggan secara efektif, dan bagaimana institusi pendidikan dapat menyerap
pelanggan dalam isu-isu global manajemen strategik di dunia Pendidikan, antara
lain:
a. Penelusuran kebutuhan pelanggan
Institusi pendidikan harus mampu melacak dan mengidentifikasi kebutuhan
pelanggan dengan baik. Hal ini melibatkan pengumpulan data, riset pasar, dan
interaksi langsung dengan pelanggan. Dengan memahami kebutuhan mereka
secara mendalam, institusi pendidikan dapat mengembangkan solusi yang
relevan dan memenuhi harapan pelanggan.
b. Segmentasi pelanggan
Segmentasi pelanggan adalah strategi penting dalam menyerap pelanggan.
Institusi pendidikan harus membagi pelanggan ke dalam kelompok-kelompok
yang memiliki karakteristik, preferensi, atau kebutuhan serupa. Dengan
memahami perbedaan dan kesamaan di antara segmen pelanggan, institusi
pendidikan dapat mengembangkan strategi pemasaran yang lebih tepat sasaran
dan menawarkan program yang disesuaikan dengan setiap segmen.
c. Pengalaman pelanggan yang unik
Dalam tema ini, pentingnya menciptakan pengalaman pelanggan yang unik
ditekankan. Institusi pendidikan harus menciptakan lingkungan pendidikan
yang menarik, interaktif, dan memenuhi kebutuhan pelanggan. Ini melibatkan
penggunaan teknologi pendidikan yang canggih, pendekatan pembelajaran
yang inovatif, dan pendampingan siswa yang efektif. Dengan memberikan
pengalaman yang positif, institusi pendidikan dapat membangun keterikatan
yang kuat dengan pelanggan.
d. Responsif terhadap umpan balik pelanggan
Institusi pendidikan harus responsif terhadap umpan balik yang diterima dari
pelanggan. Mereka harus memperhatikan saran, kritik, dan masukan pelanggan
untuk meningkatkan kualitas layanan dan program pendidikan. Dengan
mengadopsi sikap terbuka dan proaktif terhadap umpan balik pelanggan,
institusi pendidikan dapat membangun kepercayaan dan loyalitas yang tinggi.
Absorbing The Customer menyoroti pentingnya institusi pendidikan untuk
memahami pelanggan dengan baik, membagi mereka ke dalam segmen yang
relevan, menciptakan pengalaman pelanggan yang unik, dan responsif terhadap
umpan balik pelanggan. Dengan mengintegrasikan strategi ini ke dalam manajemen
strategik, institusi pendidikan dapat berhasil menyerap pelanggan, membangun
hubungan jangka panjang, dan mencapai kesuksesan dalam memenuhi kebutuhan
dan harapan pelanggan.
6. Reinventing the Leader
Dalam konteks pendidikan, "Reinventing the Leader" mengacu pada upaya
untuk memperbarui peran dan kualitas kepemimpinan dalam sistem Pendidikan,
seperti:
a. Kepemimpinan transformasional
Tema ini menekankan pentingnya pemimpin yang mampu memimpin
perubahan dan transformasi di institusi pendidikan. Pemimpin harus memiliki
visi yang jelas, mampu menginspirasi orang lain, dan memotivasi mereka
untuk mencapai tujuan bersama. Mereka harus mendorong inovasi, mengambil
risiko yang terukur, dan menciptakan budaya organisasi yang berorientasi pada
pembelajaran dan adaptasi.
b. Keterampilan kepemimpinan yang baru
Dalam tema ini, pemimpin di dunia pendidikan ditantang untuk
mengembangkan keterampilan kepemimpinan yang baru sesuai dengan
perkembangan zaman. Mereka harus memiliki pemahaman yang mendalam
tentang tren pendidikan global, teknologi yang berkembang pesat, dan
perubahan sosial yang memengaruhi pendidikan. Pemimpin juga harus
memiliki keterampilan komunikasi yang kuat, kemampuan berpikir kritis, dan
kepemimpinan yang inklusif untuk memimpin dengan efektif.
c. Kolaborasi dan kemitraan
Dalam tema ini, pemimpin didorong untuk membangun kolaborasi dan
kemitraan yang kuat dengan berbagai pemangku kepentingan, termasuk guru,
siswa, orang tua, dan komunitas. Pemimpin harus mampu mengelola hubungan
yang saling menguntungkan dan bekerja sama dalam menciptakan lingkungan
pendidikan yang mendukung.
d. Pembelajaran berkelanjutan
Pemimpin di dunia pendidikan harus menganut pendekatan pembelajaran
berkelanjutan, baik untuk diri sendiri maupun untuk anggota timnya. Mereka
harus terus meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mereka melalui
pengembangan profesional, pelatihan, dan partisipasi dalam jaringan
profesional. Pemimpin yang terus belajar dan mengikuti perkembangan terbaru
dapat mengambil keputusan yang lebih baik dan menjalankan manajemen
strategik yang efektif (Hargreaves, 2012).
Reinventing the Leader menekankan pentingnya transformasi
kepemimpinan di dunia pendidikan. Pemimpin yang mampu beradaptasi, inovatif,
dan proaktif dalam menghadapi perubahan akan mampu membawa institusi
pendidikan menuju kesuksesan di era yang terus berubah. Dengan kepemimpinan
transformasional, keterampilan baru yang relevan, kolaborasi yang kuat, dan
pembelajaran berkelanjutan, pemimpin dapat memainkan peran kunci dalam
menciptakan masa depan pendidikan yang inovatif dan berkelanjutan.
7. The Dispensable Employee
Dalam konteks pendidikan, "The Dispensable Employee" mengemukakan
beberapa aspek penting terkait dengan perubahan peran karyawan dan manajemen
strategik global, antara lain:
a. Perubahan teknologi
Kemajuan teknologi telah mengubah lanskap pendidikan dengan cepat.
Karyawan di sektor pendidikan harus mampu beradaptasi dengan
perkembangan teknologi dan memanfaatkannya dalam proses pengajaran dan
pembelajaran. Namun, hal ini juga dapat menciptakan kekhawatiran akan
penggantian karyawan oleh teknologi, sehingga menghadirkan tantangan baru
dalam mengelola sumber daya manusia.
b. Perubahan tuntutan pendidikan
Perubahan dalam tuntutan pendidikan dan kebutuhan siswa juga dapat
memengaruhi peran karyawan. Pendidikan yang berfokus pada keterampilan
21st century, pembelajaran berbasis proyek, atau pendekatan individualisasi
memerlukan penyesuaian peran karyawan dalam mengajar, mengelola kelas,
dan memberikan dukungan yang relevan. Karyawan harus siap mengikuti
perubahan ini dan mengembangkan keterampilan baru sesuai kebutuhan.
c. Fleksibilitas dan keterampilan yang diperlukan
Dalam tema ini, ditekankan pentingnya fleksibilitas dan pengembangan
keterampilan yang relevan bagi karyawan. Institusi pendidikan perlu
mendukung karyawan dengan pelatihan, pengembangan profesional, dan
kesempatan pembelajaran yang berkelanjutan. Karyawan harus dapat
beradaptasi dengan perubahan dan meningkatkan keterampilan yang relevan
agar tetap relevan di era pendidikan yang terus berubah.
d. Peningkatan efisiensi dan otomatisasi
Tema ini juga mencerminkan tren peningkatan efisiensi dan otomatisasi dalam
dunia pendidikan. Institusi pendidikan dapat mengadopsi teknologi yang
mengotomatisasi beberapa tugas administratif atau proses pengajaran. Hal ini
dapat mengubah peran karyawan dan menuntut mereka untuk mengembangkan
keterampilan yang lebih kompleks dan bernilai tambah.
The Dispensable Employee menyoroti perubahan peran karyawan dan
tantangan dalam manajemen sumber daya manusia di dunia pendidikan. Institusi
pendidikan harus memperhatikan kebutuhan karyawan dalam menghadapi
perubahan, memberikan pelatihan dan pengembangan yang relevan, serta
menciptakan lingkungan kerja yang mendukung adaptasi dan inovasi. Dengan cara
ini, karyawan dapat tetap relevan dan berkontribusi dalam mencapai tujuan
pendidikan yang berhasil di era yang terus berkembang.
8. The Indispensable Employee
Dalam konteks pendidikan, "The Indispensable Employee" mengacu pada
individu yang memiliki keterampilan, pengetahuan, dan sikap yang diperlukan
untuk menjadi pekerja yang tak tergantikan di dunia kerja, dengan adanya:
a. Penghargaan terhadap karyawan
Tema ini menekankan pentingnya menghargai karyawan sebagai sumber daya
berharga dalam organisasi pendidikan. Karyawan yang merasa dihargai akan
lebih termotivasi dan berdedikasi untuk memberikan kontribusi yang berarti.
Institusi pendidikan harus menciptakan budaya penghargaan yang positif dan
memberikan pengakuan atas kerja keras dan prestasi karyawan.
b. Pengembangan karyawan
Tema ini menggarisbawahi pentingnya pengembangan karyawan sebagai
strategi manajemen strategik. Institusi pendidikan harus memberikan
pelatihan, pengembangan profesional, dan kesempatan pembelajaran yang
berkelanjutan kepada karyawan. Dengan meningkatkan keterampilan dan
pengetahuan mereka, karyawan dapat terus tumbuh dan berkembang sesuai
dengan kebutuhan organisasi.
c. Pemahaman kebutuhan karyawan
Dalam tema ini, institusi pendidikan diingatkan untuk memahami kebutuhan
karyawan secara individual. Karyawan memiliki keinginan, harapan, dan
ambisi mereka sendiri. Manajemen strategik harus mempertimbangkan
kebutuhan ini dan menciptakan lingkungan kerja yang mendukung
perkembangan pribadi dan profesional karyawan.
d. Kolaborasi dan partisipasi karyawan
Tema ini menekankan pentingnya melibatkan karyawan dalam proses
pengambilan keputusan dan perencanaan strategis. Karyawan yang terlibat dan
merasa memiliki peran aktif dalam organisasi akan memiliki rasa kepemilikan
yang lebih besar terhadap tujuan dan kesuksesan organisasi (Wagner, 2012).
The Indispensable Employee menyoroti peran karyawan yang tak
tergantikan dalam dunia pendidikan. Karyawan yang dihargai, dikembangkan, dan
diberdayakan akan memberikan kontribusi yang lebih besar terhadap pencapaian
tujuan organisasi. Institusi pendidikan harus memperhatikan kebutuhan karyawan,
memberikan peluang pengembangan, dan melibatkan mereka dalam proses
strategis. Dengan cara ini, karyawan akan menjadi aset tak tergantikan dalam
menghadapi tantangan manajemen strategik di dunia pendidikan.
9. Mastering Information
Dalam konteks pendidikan, "Mastering Information" mengacu pada
kemampuan individu untuk mencari, memahami, mengevaluasi, dan menggunakan
informasi dengan kritis dan efektif, seperti:
a. Akses dan pengumpulan informasi
Tema ini menekankan pentingnya akses yang mudah dan terpercaya terhadap
informasi yang relevan. Institusi pendidikan harus memiliki sistem yang efektif
untuk mengumpulkan, menyimpan, dan mengelola informasi penting terkait
dengan siswa, guru, program pendidikan, dan tren pendidikan global.
Penggunaan teknologi informasi yang canggih dapat membantu dalam
pengumpulan dan pengelolaan data.
b. Analisis data
Dalam tema ini, ditekankan pentingnya kemampuan menganalisis data secara
efektif untuk mendapatkan wawasan dan pemahaman yang lebih baik. Institusi
pendidikan harus mengembangkan kemampuan analisis data yang kuat untuk
mengidentifikasi tren, pola, dan peluang yang relevan bagi pengambilan
keputusan strategis. Analisis data yang baik dapat membantu dalam
pengembangan strategi yang didasarkan pada bukti-bukti dan memaksimalkan
hasil pendidikan.
c. Penggunaan teknologi informasi
Tema ini menggarisbawahi pentingnya penggunaan teknologi informasi yang
canggih dalam manajemen strategik di dunia pendidikan. Teknologi informasi
dapat mendukung pengelolaan informasi, analisis data, komunikasi, dan
kolaborasi. Penggunaan teknologi informasi yang efektif dapat mempercepat
proses pengambilan keputusan, meningkatkan efisiensi, dan memperkaya
pengalaman belajar siswa.
d. Keamanan dan privasi informasi
Tema ini menyoroti pentingnya menjaga keamanan dan privasi informasi
dalam pengelolaan data di dunia pendidikan. Institusi pendidikan harus
memperhatikan kebijakan dan praktik perlindungan data yang memadai untuk
melindungi informasi pribadi siswa, guru, dan pemangku kepentingan lainnya.
Kebijakan privasi yang kuat akan memberikan kepercayaan dan menjaga
integritas sistem informasi (Eisenberg, 2019).
Tema "Mastering Information" menekankan pentingnya pengelolaan
informasi yang efektif dalam manajemen strategik di dunia pendidikan. Dengan
menguasai informasi, institusi pendidikan dapat mengambil keputusan yang lebih
baik, mengembangkan strategi yang sukses, dan memberikan pengalaman
pendidikan yang lebih baik bagi siswa. Penggunaan teknologi informasi yang
canggih, kemampuan analisis data yang kuat, dan perhatian terhadap keamanan dan
privasi informasi merupakan elemen-elemen penting dalam mastering information
di dunia pendidikan.
10. Spurring Innovation
Dalam konteks pendidikan, "Spurring Innovation" mengacu pada dorongan
atau stimulasi untuk menciptakan dan menerapkan ide-ide baru, pendekatan baru,
dan solusi inovatif dalam proses pembelajaran dan pengajaran, seperti:
a. Mendorong kreativitas
Mendorong kreativitas dalam organisasi pendidikan itu sangat penting.
Institusi pendidikan harus menciptakan lingkungan yang memfasilitasi
pemikiran kreatif dan pengembangan ide-ide baru. Karyawan, termasuk guru
dan staf pendukung, perlu didorong untuk berpikir di luar kotak, mencoba
pendekatan baru, dan mengembangkan solusi inovatif untuk tantangan yang
dihadapi.
b. Pembelajaran berbasis inovasi
Dalam tema ini, ditekankan pentingnya mengintegrasikan inovasi ke dalam
proses pembelajaran. Institusi pendidikan harus memperkenalkan metode
pembelajaran yang mendorong siswa untuk menjadi inovatif, berpikir kritis,
dan menciptakan solusi baru. Pembelajaran berbasis proyek, desain thinking,
atau metode eksperimen dapat digunakan untuk merangsang kreativitas dan
inovasi siswa.
c. Kolaborasi dan jejaring inovasi
Tema ini menggarisbawahi pentingnya kolaborasi dan pembentukan jejaring
inovasi antara institusi pendidikan. Melalui kerjasama dengan pihak eksternal,
seperti perusahaan teknologi, lembaga riset, atau komunitas pendidikan,
organisasi pendidikan dapat mendapatkan akses ke pengetahuan, sumber daya,
dan ide-ide baru yang dapat mempercepat inovasi.
d. Pengelolaan risiko inovasi
Tema ini menyoroti pentingnya pengelolaan risiko dalam mendorong
inovasi. Meskipun inovasi diinginkan, institusi pendidikan harus memiliki strategi
pengelolaan risiko yang baik. Mereka perlu mempertimbangkan aspek-aspek
seperti anggaran, pengembangan kemampuan, dan evaluasi dampak inovasi untuk
meminimalkan risiko yang terkait (Wagner, 2018).
Tema "Spurring Innovation" menekankan pentingnya mendorong inovasi
dalam dunia pendidikan. Institusi pendidikan harus menciptakan lingkungan yang
mendukung kreativitas, memperkenalkan metode pembelajaran inovatif, dan
menjalin kolaborasi dengan pihak eksternal untuk mempercepat inovasi. Selain itu,
pengelolaan risiko juga menjadi faktor penting dalam pengembangan inovasi yang
sukses. Dengan mendorong inovasi, organisasi pendidikan dapat terus beradaptasi
dengan perubahan, menghasilkan solusi yang lebih baik, dan memberikan
pendidikan yang relevan dan berkualitas bagi siswa.
11. Stepping Up the Pace
Dalam pendidikan, "Stepping Up the Pace" mengacu pada upaya untuk
meningkatkan kecepatan atau laju perubahan dalam hal pembaharuan dan inovasi
pendidikan. Istilah ini menyoroti pentingnya mengadopsi perubahan yang lebih
cepat dalam sistem pendidikan guna mengatasi tantangan dan memanfaatkan
peluang yang muncul dalam era perubahan yang cepat, antara lain:
a. Responsif terhadap perubahan
Tema ini menekankan pentingnya responsif terhadap perubahan yang terjadi
dalam dunia pendidikan. Institusi pendidikan harus memiliki kemampuan
untuk mengidentifikasi tren dan perubahan yang muncul, serta mengambil
tindakan yang cepat dan tepat guna mengantisipasi dan menanggapi perubahan
tersebut. Kekakuan dalam menghadapi perubahan dapat menghambat
kemajuan dan kesuksesan organisasi.
b. Pembelajaran berkelanjutan
Dalam tema ini, ditekankan pentingnya mengadopsi budaya pembelajaran
berkelanjutan di semua tingkatan organisasi. Karyawan, termasuk guru dan staf
pendukung, perlu terus belajar dan mengembangkan keterampilan baru untuk
menghadapi tuntutan perubahan yang cepat. Institusi pendidikan harus
mendukung pelatihan dan pengembangan profesional yang berkelanjutan,
sehingga karyawan dapat terus meningkatkan kemampuan mereka.
c. Inovasi dan pengembangan strategi
Tema ini menggarisbawahi pentingnya inovasi dan pengembangan strategi
sebagai respons terhadap perubahan. Institusi pendidikan harus mendorong
budaya inovasi, mempercepat pengembangan dan implementasi ide-ide baru,
dan terus mengkaji strategi mereka untuk tetap relevan dan efektif dalam
menghadapi tantangan baru (OECD, 2018).
d. Kolaborasi dan kemitraan
Dalam tema ini, ditekankan pentingnya kolaborasi dan kemitraan dengan pihak
eksternal. Institusi pendidikan perlu menjalin kemitraan dengan lembaga
pendidikan lain, industri, komunitas, dan pemerintah untuk mempercepat
kemajuan dan menciptakan sinergi dalam memecahkan masalah pendidikan
yang kompleks.
Stepping Up the Pace menekankan pentingnya meningkatkan kecepatan
perubahan dalam dunia pendidikan. Institusi pendidikan harus menjadi responsif
terhadap perubahan, menganut budaya pembelajaran berkelanjutan, mendorong
inovasi, dan menjalin kolaborasi yang efektif. Dengan mengambil langkah-langkah
proaktif dan mempercepat kemajuan, organisasi pendidikan dapat tetap relevan,
berkembang, dan memberikan pendidikan yang berkualitas bagi siswa di era
perubahan yang cepat ini.
12. Redefining Quality
Dalam konteks pendidikan, "Redefining Quality" mengacu pada perubahan
paradigma dalam pemahaman tentang kualitas Pendidikan, antara lain:
a. Kualitas yang holistic
Tema ini menekankan pentingnya melihat kualitas pendidikan secara holistik,
tidak hanya berfokus pada prestasi akademik semata. Kualitas pendidikan
harus mencakup aspek-aspek seperti keterampilan sosial, kreativitas,
kecakapan hidup (life skills), dan kesejahteraan emosional siswa. Institusi
pendidikan perlu mengembangkan pendekatan yang komprehensif dalam
menilai dan meningkatkan kualitas pendidikan yang mencakup semua aspek
ini.
b. Memenuhi kebutuhan siswa
Dalam tema ini, ditekankan pentingnya memenuhi kebutuhan individu siswa
secara lebih efektif. Setiap siswa memiliki keunikan dan kebutuhan yang
berbeda, dan pendidikan harus disesuaikan untuk memastikan bahwa setiap
siswa mendapatkan dukungan dan tantangan yang sesuai dengan potensi dan
minat mereka. Institusi pendidikan harus mengadopsi pendekatan diferensiasi
yang memperhatikan kebutuhan individual siswa.
c. Pendidikan yang relevan
Tema ini menggarisbawahi pentingnya pendidikan yang relevan dengan dunia
nyata dan mengantisipasi perubahan yang terjadi di masyarakat dan pasar kerja.
Kurikulum dan metode pengajaran perlu disesuaikan agar siswa memperoleh
keterampilan dan pengetahuan yang relevan, serta mampu beradaptasi dengan
perubahan yang terjadi di era global yang cepat.
d. Partisipasi dan pengukuran pemangku kepentingan
Dalam tema ini, ditekankan pentingnya melibatkan berbagai pemangku
kepentingan dalam menentukan dan mengevaluasi kualitas pendidikan.
Institusi pendidikan perlu melibatkan siswa, orang tua, guru, dan pihak
eksternal lainnya dalam proses pengambilan keputusan dan pengembangan
indikator kualitas yang komprehensif. Melalui partisipasi pemangku
kepentingan dan pengukuran yang holistik, kualitas pendidikan dapat
diredefinisi dengan lebih baik (Fullan, 2014).
"Redefining Quality" menekankan perlunya mengubah pandangan tradisional
tentang kualitas pendidikan dan mengadopsi pendekatan yang lebih holistik dan
responsif. Kualitas pendidikan harus melampaui aspek akademik dan memenuhi
kebutuhan holistik siswa. Dengan memperhatikan kualitas yang komprehensif,
relevansi, partisipasi pemangku kepentingan, dan pengukuran yang efektif, institusi
pendidikan dapat meredefinisikan kualitas pendidikan yang lebih baik dan
memberikan pengalaman pendidikan yang lebih berharga bagi siswa.
13. The Global Reach
Dalam konteks pendidikan, "The Global Reach" mengacu pada kemampuan
dan upaya untuk memperluas jangkauan pendidikan melampaui batas-batas
geografis dan mengintegrasikan dimensi global dalam proses pembelajaran, seperti
yang digambarkan oleh Zhao (2019) sebagai berikut:
a. Pendidikan lintas budaya
Tema ini menekankan pentingnya mempersiapkan siswa untuk hidup dalam
masyarakat yang semakin terhubung secara global. Institusi pendidikan perlu
mengembangkan program yang mengajarkan pemahaman budaya, kerjasama
internasional, dan penghargaan terhadap keragaman. Melalui pendidikan lintas
budaya, siswa dapat menjadi warga global yang berpengetahuan luas dan
terampil dalam berkomunikasi dan berkolaborasi dengan orang dari latar
belakang budaya yang berbeda.
b. Kolaborasi internasional
Dalam tema ini, ditekankan pentingnya kolaborasi internasional antara
lembaga pendidikan di berbagai negara. Institusi pendidikan perlu menjalin
kemitraan dengan lembaga pendidikan di luar negeri untuk pertukaran
pengetahuan, pengalaman, dan sumber daya. Kolaborasi semacam ini dapat
meningkatkan kualitas pendidikan, memperluas perspektif, dan memfasilitasi
pertukaran budaya antara siswa dan pendidik.
c. Pembelajaran digital dan teknologi
Tema ini menggarisbawahi pentingnya memanfaatkan teknologi dan
pembelajaran digital dalam menghadapi tantangan dan memanfaatkan peluang
global. Institusi pendidikan perlu mengintegrasikan teknologi ke dalam proses
pembelajaran, termasuk pembelajaran jarak jauh dan pembelajaran online.
Dengan memanfaatkan teknologi, pendidikan dapat menjadi lebih terjangkau,
fleksibel, dan dapat diakses oleh siswa di seluruh dunia.
d. Persaingan global
Dalam tema ini, ditekankan pentingnya mengembangkan strategi yang
kompetitif dalam menghadapi persaingan global di dunia pendidikan. Institusi
pendidikan perlu meningkatkan daya saing dan mempersiapkan siswa untuk
menghadapi persaingan di pasar kerja yang semakin global. Peningkatan mutu
pendidikan, pengembangan keterampilan relevan, dan adaptasi terhadap tren
global menjadi faktor penting dalam mencapai keunggulan kompetitif (Zhao,
2019).
The Global Reach menekankan pentingnya memahami dan merespons
dimensi global dalam pendidikan. Dengan mengadopsi pendekatan pendidikan
lintas budaya, menjalin kolaborasi internasional, memanfaatkan teknologi, dan
mengembangkan strategi kompetitif, institusi pendidikan dapat menghadapi
tantangan dan memanfaatkan peluang yang ditawarkan oleh jangkauan global.
14. The Extended Corporation
Dalam konteks pendidikan, "The Extended Corporation" mengacu pada
kolaborasi dan kemitraan yang melibatkan lembaga pendidikan dengan berbagai
pemangku kepentingan eksternal, seperti:
a. Kemitraan dengan lembaga pendidikan
Tema ini menekankan pentingnya kemitraan yang erat antara perusahaan dan
lembaga pendidikan. Lembaga pendidikan dapat berkolaborasi dengan
lembaga pendidikan untuk mengembangkan program pendidikan yang relevan
dengan kebutuhan pasar kerja, menyediakan kesempatan magang atau kerja
sama proyek, serta memberikan sumber daya dan dukungan finansial. Melalui
kemitraan semacam ini, perusahaan dapat membantu meningkatkan kualitas
pendidikan dan mempersiapkan siswa dengan keterampilan yang dibutuhkan
di dunia kerja.
b. Corporate Social Responsibility (CSR) dalam pendidikan
Tema ini menggarisbawahi pentingnya tanggung jawab sosial perusahaan
dalam mendukung pendidikan. Perusahaan dapat melaksanakan program CSR
yang berfokus pada pendidikan, seperti memberikan beasiswa, membangun
infrastruktur pendidikan, atau mengadakan program pengembangan
keterampilan bagi siswa. Melalui kontribusi CSR mereka, perusahaan dapat
berperan aktif dalam meningkatkan akses dan kualitas pendidikan.
c. Inovasi pendidikan
Dalam tema ini, ditekankan pentingnya perusahaan dalam mendorong inovasi
pendidikan. Perusahaan dapat berperan sebagai inovator dalam
mengembangkan solusi pendidikan yang baru, memanfaatkan teknologi, atau
menyediakan platform pembelajaran yang inovatif. Dengan melibatkan
perusahaan dalam inovasi pendidikan, dapat tercipta metode pembelajaran
yang lebih efektif dan relevan dengan perkembangan zaman.
d. Membangun ekosistem pendidikan yang kuat
Tema ini menggarisbawahi pentingnya membangun ekosistem pendidikan
yang kuat dengan melibatkan berbagai pemangku kepentingan. Perusahaan
dapat berkolaborasi dengan pemerintah, lembaga pendidikan, dan organisasi
non-pemerintah untuk mengidentifikasi dan mengatasi tantangan pendidikan
yang ada, serta merancang strategi dan kebijakan yang mendukung
pengembangan pendidikan yang berkualitas (Huddleston, 2019).
The Extended Corporation menekankan pentingnya peran perusahaan yang
luas dalam mendukung dan berkolaborasi dengan sektor pendidikan. Melalui
kemitraan, tanggung jawab sosial, inovasi, dan pembangunan ekosistem pendidikan
yang kuat, perusahaan dapat berkontribusi secara signifikan dalam menciptakan
dampak positif dalam dunia pendidikan dan membantu mempersiapkan generasi
yang lebih baik untuk masa depan.
15. The Learning Loop
Dalam konteks pendidikan, "The Learning Loop" mengacu pada siklus atau
proses berkelanjutan yang melibatkan eksplorasi, refleksi, pembelajaran, dan
penyesuaian berkelanjutan antara lain dengan:
a. Pembelajaran inovatif
Tema ini menekankan pentingnya mengadopsi pendekatan pembelajaran
inovatif dalam pendidikan. Institusi pendidikan perlu terus mengembangkan
metode pembelajaran yang baru dan efektif, termasuk penggunaan teknologi,
pendekatan kolaboratif, dan pembelajaran berbasis proyek. Dengan terus
berinovasi dalam metode pembelajaran, pendidikan dapat menjadi lebih
menarik, relevan, dan efektif bagi siswa.
b. Kebijakan dan strategi berkelanjutan
Dalam tema ini, ditekankan pentingnya institusi pendidikan dalam merancang
kebijakan dan strategi berkelanjutan. Mereka perlu terus memantau
perkembangan dan tren global di bidang pendidikan, serta melakukan evaluasi
dan perbaikan terhadap kebijakan dan strategi yang ada. Dengan siklus
pembelajaran yang berkesinambungan, institusi pendidikan dapat
mengoptimalkan upaya mereka dalam mencapai tujuan pendidikan yang lebih
baik.
c. Pengembangan profesionalisme
Tema ini menggarisbawahi pentingnya pengembangan profesionalisme bagi
pendidik dan tenaga kerja pendidikan lainnya. Institusi pendidikan perlu
memberikan peluang dan dukungan bagi pendidik untuk terus
mengembangkan pengetahuan dan keterampilan mereka. Program pelatihan,
workshop, dan kegiatan pengembangan profesional lainnya dapat membantu
meningkatkan kualitas pendidikan secara keseluruhan.
d. Pengumpulan dan pemanfaatan umpan balik
Dalam tema ini, ditekankan pentingnya mengumpulkan umpan balik dari
siswa, orang tua, dan pemangku kepentingan lainnya dalam proses
pembelajaran. Institusi pendidikan perlu memiliki mekanisme yang efektif
untuk mengumpulkan, menganalisis, dan menggunakan umpan balik ini untuk
meningkatkan kualitas pendidikan. Dengan mendengarkan dan merespons
umpan balik secara terus-menerus, institusi pendidikan dapat memperbaiki
praktik dan kebijakan mereka untuk mencapai hasil yang lebih baik
(Pellegrino, 2012).
The Learning Loop mengajarkan pentingnya siklus pembelajaran yang
berkelanjutan dalam dunia pendidikan. Dengan mengadopsi pembelajaran inovatif,
merancang kebijakan dan strategi berkelanjutan, mengembangkan profesionalisme,
serta memanfaatkan umpan balik secara efektif, institusi pendidikan dapat terus
meningkatkan kualitas pendidikan dan menciptakan lingkungan pembelajaran yang
lebih baik bagi siswa.
16. The Civic Enterprise
Dalam konteks pendidikan, "The Civic Enterprise" mengacu pada peran dan
kontribusi pendidikan dalam membangun dan memperkuat kewarganegaraan aktif,
partisipatif, dan bertanggung jawab dalam masyarakat dengan cara:
a. Kemitraan dengan komunitas
Tema ini menekankan pentingnya perusahaan untuk menjalin kemitraan
dengan komunitas lokal dan berkontribusi pada pengembangan pendidikan di
wilayah tersebut. Perusahaan dapat berkolaborasi dengan lembaga pendidikan,
pemerintah, dan organisasi masyarakat untuk meningkatkan akses, kualitas,
dan relevansi pendidikan. Melalui kemitraan semacam ini, perusahaan dapat
membantu membangun ekosistem pendidikan yang kuat dan berkelanjutan.
b. Corporate social responsibility (CSR) dalam pendidikan
Dalam tema ini, ditekankan pentingnya perusahaan untuk melaksanakan
program CSR yang berfokus pada pendidikan. Perusahaan dapat menyediakan
beasiswa, mendukung pembangunan infrastruktur pendidikan, atau
mengadakan program pelatihan dan pengembangan keterampilan untuk siswa
dan pendidik. Melalui inisiatif CSR, perusahaan dapat membantu mengurangi
kesenjangan pendidikan dan memberikan akses yang lebih luas kepada
masyarakat yang membutuhkan.
c. Pengembangan tanggung jawab sosial perusahaan
Tema ini menggarisbawahi pentingnya perusahaan untuk memiliki kesadaran
akan tanggung jawab sosial mereka terhadap pendidikan. Perusahaan perlu
menjalankan kegiatan bisnis mereka dengan mempertimbangkan dampaknya
terhadap pendidikan dan masyarakat. Mereka dapat mengadopsi kebijakan
yang mendukung pendidikan, memastikan prinsip-prinsip etika dalam praktik
bisnis, dan berkontribusi pada inisiatif pendidikan yang berkelanjutan.
d. Advokasi dan pengaruh positif
Dalam tema ini, ditekankan pentingnya perusahaan untuk menjadi advokat dan
pengaruh positif dalam mendorong perubahan dan inovasi dalam sistem
pendidikan. Perusahaan dapat berperan aktif dalam membentuk kebijakan
pendidikan, mendukung penelitian dan pengembangan dalam pendidikan, serta
mempromosikan kesadaran akan pentingnya pendidikan yang berkualitas
tinggi (Levinson, 2012).
The Civic Enterprise mendorong perusahaan untuk mengambil peran yang
lebih proaktif dalam memajukan pendidikan dan masyarakat secara keseluruhan.
Dengan menjalin kemitraan, melaksanakan program CSR, mengembangkan
tanggung jawab sosial, dan menjadi advokat pendidikan, perusahaan dapat
memberikan kontribusi nyata dalam menciptakan sistem pendidikan yang inklusif,
inovatif, dan berkelanjutan.
17. An Integrated Architecture
Dalam konteks pendidikan, "An Integrated Architecture" mengacu pada
pendekatan atau kerangka kerja yang menyatukan berbagai aspek dalam sistem
pendidikan menjadi satu kesatuan yang terintegrasi seperti yang diungkapkan oleh
Hammond, (2020) sebagai berikut:
a. Integrasi kurikulum
Tema ini menekankan pentingnya mengintegrasikan kurikulum yang holistik
dan komprehensif. Kurikulum yang terintegrasi memungkinkan siswa untuk
mengembangkan pemahaman yang mendalam dan terhubung antara berbagai
disiplin ilmu. Integrasi kurikulum juga mendorong kolaborasi antara guru,
mengurangi pemisahan silo antar mata pelajaran, dan menciptakan pengalaman
belajar yang lebih menyeluruh bagi siswa.
b. Sistem informasi terintegrasi
Dalam tema ini, ditekankan pentingnya memiliki sistem informasi terintegrasi
dalam pengelolaan pendidikan. Sistem informasi yang terintegrasi
memungkinkan pengumpulan, analisis, dan berbagi data secara efisien antara
berbagai stakeholder pendidikan, termasuk siswa, guru, orang tua, dan pihak
terkait lainnya. Dengan adanya sistem informasi terintegrasi, pengambilan
keputusan dapat didasarkan pada data yang akurat dan up to date.
c. Kolaborasi antara lembaga pendidikan
Tema ini menggarisbawahi pentingnya kolaborasi antara lembaga pendidikan
untuk menciptakan ekosistem pendidikan yang terintegrasi. Melalui kemitraan
dan pertukaran sumber daya antar lembaga pendidikan, dapat terjadi berbagi
pengetahuan, pengalaman, dan praktik terbaik. Kolaborasi ini mendorong
sinergi dan meningkatkan kualitas pendidikan secara keseluruhan.
d. Sinkronisasi strategi dan implementasi
Dalam tema ini, ditekankan pentingnya sinkronisasi antara strategi pendidikan
yang diusulkan dan implementasinya. Selarasnya strategi dan implementasi
memungkinkan adanya keselarasan antara visi, tujuan, dan langkah-langkah
konkret yang diambil dalam pengembangan pendidikan. Dengan memiliki
arsitektur terintegrasi, institusi pendidikan dapat memastikan bahwa strategi
dan implementasi berjalan sejalan untuk mencapai hasil yang diinginkan
(Hammond, 2020).
Melalui tema "An Integrated Architecture", mendorong institusi pendidikan
untuk mengembangkan pendekatan terintegrasi dalam manajemen strategik di
dunia pendidikan. Dengan mengintegrasikan kurikulum, sistem informasi,
kolaborasi antar lembaga, dan sinkronisasi strategi-implementasi, pendidikan dapat
menjadi lebih efisien, relevan, dan responsif terhadap kebutuhan dan tuntutan
zaman.
Pendekatan terintegrasi ini bertujuan untuk memastikan bahwa seluruh
aspek pendidikan saling berhubungan dan saling mendukung. Dengan
mengintegrasikan kurikulum, institusi pendidikan dapat memastikan bahwa
program pembelajaran mereka sesuai dengan kebutuhan siswa dan perkembangan
terkini dalam bidang studi. Sistem informasi yang terintegrasi memungkinkan
pengumpulan data yang lebih efisien dan akses yang lebih mudah, sehingga
memfasilitasi pengambilan keputusan yang lebih baik. Kolaborasi antar lembaga
pendidikan membuka peluang untuk pertukaran pengetahuan, pengalaman, dan
sumber daya, yang dapat meningkatkan mutu pendidikan secara keseluruhan.
Selain itu, dengan menyelaraskan strategi-implementasi, institusi pendidikan dapat
lebih responsif terhadap perubahan lingkungan dan memastikan pencapaian tujuan
jangka panjang.
Melalui pendekatan terintegrasi ini, institusi pendidikan dapat
meningkatkan kualitas pendidikan mereka dan menghasilkan lulusan yang siap
menghadapi tuntutan dunia nyata. Dengan memanfaatkan kemajuan teknologi dan
mengadopsi praktik terbaik dalam manajemen strategik, institusi pendidikan dapat
tetap relevan dan menjadi pemimpin dalam menciptakan perubahan positif dalam
dunia pendidikan.
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Dalam menjalankan manajemen strategik, perusahaan terbaik harus
memperhatikan isu-isu global yang mempengaruhi lingkungan bisnis mereka.
Salah satu isu global yang sangat relevan adalah perlunya mendorong perubahan di
dalam perusahaan untuk tetap relevan dan kompetitif di era yang terus berubah.
Isu-isu global seperti perkembangan teknologi, globalisasi, keberlanjutan,
dan inovasi memainkan peran penting dalam mempersiapkan perusahaan untuk
abad ke-21. Perusahaan terbaik harus memahami dan mengadopsi teknologi terbaru
dengan cerdas, mempertimbangkan pasar global dalam strategi mereka,
mengadopsi praktik bisnis yang berkelanjutan, dan terus mendorong inovasi.
Dalam menghadapi isu-isu ini, perusahaan terbaik harus memiliki
fleksibilitas, kepemimpinan yang kuat, dan kemampuan untuk mengadaptasi
perubahan dengan cepat. Mereka juga perlu mengembangkan pemahaman yang
mendalam tentang pasar global, tren teknologi, dan kebutuhan konsumen.
Dengan mempersiapkan diri untuk menghadapi isu-isu global ini,
perusahaan terbaik memiliki kesempatan yang lebih baik untuk tetap relevan,
berinovasi, dan berkembang di abad ke-21 yang penuh tantangan ini. Dengan
menggabungkan strategi yang adaptif, inovasi yang berkelanjutan, dan
keberlanjutan bisnis, perusahaan dapat mencapai keunggulan kompetitif dan
meraih kesuksesan jangka panjang.
Secara keseluruhan, buku "Driving Change: How the Best Companies are
Preparing for the 21st Century" memberikan inspirasi dan wawasan yang berharga
bagi lembaga pendidikan dalam menghadapi isu-isu global dalam manajemen
strategik pendidikan. Dengan memahami dan menerapkan konsep-konsep yang
dijelaskan dalam buku ini, lembaga pendidikan dapat mempersiapkan diri secara
efektif dan proaktif dalam menghadapi perubahan global yang terus berkembang
dan memastikan bahwa pendidikan yang mereka berikan tetap relevan dan
memberikan manfaat yang maksimal bagi peserta didik.
DAFTAR PUSTAKA
Besar, P. P. G. (2018). Kerangka Islamic Corporate Governance & Accountability
(I-Cga) Untuk Memberikan Solusi Terhadap Permasalahan Sosial Dan
Lingkungan Saat Ini.
Budiman dan Ujang Cepi Barlian, Ujang Cepi. (2020). Manajemen Strategik.
Bandung: Cv. Putrana Jaya Mandiri. https://etheses.uinsgd.ac.id/39945/2/-
Naskah%20Buku%20-Manajemen%20Strategik.pdf.
Darling-Hammond, L., Flook, L., Cook-Harvey, C., Barron, B., & Osher, D. (2020).
Implications for educational practice of the science of learning and
development. Applied Developmental Science, 24(2), 97-140.
Eisenberg, M. B., & Berkowitz, R. E. (2019). Defining information literacy: A
practical guide. Libraries Unlimited.
Epstein, J. L. (2010). School, family, and community partnerships: Preparing
educators and improving schools. Routledge.
Estaswara, H., & Anggraeni, D. (2018). Mengelola Corporate Crisis Melalui
Transformasi Model Stakeholder Relations di Era Digital. CoverAge:
Journal of Strategic Communication, 9(1), 1-16.
Fullan, M. (2014). The principal: Three keys to maximizing impact. Jossey-Bass.
Gitosudarmo, H. Indriyo. 2001. Manajemen Strategis. Yogyakarta: PT. BPFE.
Hamel, G. (2012). What Matters Now: How To Win In A World Of Relentless
Change, Ferocious Competition And Unstoppable Innovation, Jossey Bass.
Hargreaves, A., & Shirley, D. (2012). The global fourth way: The quest for
educational excellence. Corwin.
Lamuri, A. B., & Ridwan, L. (2022). TRANSFORMASI PENDIDIKAN DALAM
PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA YANG BERKARAKTER DI
ERA DISRUPSI. 5(2), 21–30.
Levinson, M. (2012). No citizen left behind. Harvard University Press.
Meithiana, I. (2017). Kepuasan Kerja dan Kinerja Karyawan Tinjauan dari Dimensi
Iklim Organisasi, Kreativitas Individu, dan Karakteristik Pekerjaan.
Morgado, J. C. (2021). Smart Education as Empowerment: Outlining Veteran
Teachers’ Training to Promote Digital Migration. Technology, Knowledge and
Learning, 26(4), 897–916. https://doi.org/10.1007/s10758-021-09494-6
Mursyid, Ali. 2023. Refleksi Buku Driving Change: How the Best Companies are
Preparing for the 21st Century Karya Jerry Yoram Wind dan Jeremy Mind,
https://www.manajemenpendidikanislam.eu.org/2023/05/reflection-of-
driving-change-jerry-yoram-wind.html.
OECD. (2018). The Future of Education and Skills: Education 2030. OECD
Publishing.
Pellegrino, J. W., & Hilton, M. L. (2012). Education for life and work: Developing
transferable knowledge and skills in the 21st century. National Academies
Press.
Selwyn, N. (2011). Education and technology: Key issues and debates. Bloomsbury
Publishing.
UNESCO. (2015). Education 2030: Incheon Declaration and Framework for
Action. UNESCO.
Wagner, T. (2012). Creating innovators: The making of young people who will
change the world. Scribne.
Wahyudi, Agustinus, Sri. 1996. Manajemen Strategik. Jakarta: Binarupa Aksara.
Wheelen, Thomas, and J, David, H.L. 1988. Strategic Management And Business
Policy. USA: Addison Wesley Publishing Company.
Williamson, B. (2018). Big data in education: The digital future of learning, policy
and practice. SAGE Publications.
Wind, Jerry Yoram dan Main, Jeremy. 1998. Driving Change: How the Best
Companies are Preparing for the 21st Century. New York: The Free Press.
Wulansasi, A., & Ma’mun, A. A. J. (2019). Kepemimpinan Pendidikan:
Menghadapi Disrupsi Dan Vuca Di Masa Depan. Managere: Indonesian
Journal of Educational Management, 1(1), 51-75.Falabella, A. (2014). La
escuela performativa: Los efectos de las políticas de mercado y de
responsabilización con altas consecuencias. Education Policy Analysis
Archives, 22(June). https://doi.org/10.14507/epaa.v22n70.2014
Yılmaz, K., & Temizkan, V. (2022). The Effects of Educational Service Quality
and Socio-Cultural Adaptation Difficulties on International Students’ Higher
Education Satisfaction. SAGE Open, 12(1).
https://doi.org/10.1177/21582440221078316
Zhao, Y. (2019). Reach beyond the globe: Why education for a flat world? Journal
of Education for Teaching, 45(3), 375-387.

Anda mungkin juga menyukai