Anda di halaman 1dari 5

CRITICAL REVIEW DASAR MANAJEMEN

“Praktik Manajemen di Lingkungan Global”

Disusun Oleh :

Kelompok 6

Anisa Setya Muti Zhafira (141220481)

Victor Dwi Arilaso (141220483)

Bernadetta Nathlia Numsa K (141220485)

Salsabila Lintang Nabila (141220484)

PRODI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”


YOGYAKARTA

2022/2023
Judul : Penerapan Total Quality Management dalam Perguruan Tinggi
Penulis : Kustin Hartini
PENDAHULUAN
Globalisasi menjadi era dimana warga seluruh dunia dapat menjangkau satu dengan
yang lainnya agar terhubung dalam segala aspek kehidupan seperti ekonomi, politik, sosial
budaya, pendidikan dan lingkungan. Globalisasi ditandai dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang cepat dan canggih terlebih di bidang informasi dan
komunikasi. Sehingga di era globalisasi masyarakat banyak dituntut untuk menjadi manusia
yang banyak tahu, berusaha berbuat banyak, berusaha mencapai keunggulan, berusaha
menjalin kejasama dengan orang lain dan berusaha memegang teguh nilai moral. Perguruan
tinggi adalah salah satu Lembaga pendidikan yang bertanggung jawab untuk menciptakan
Sumber Daya Manusia berkualitas dan mampu bersaing untuk menghadapi tantangan
globalisasi sehingga diperlukan adanya Total Quality Management.
Total Quality Management dianggap sebagai konsep mutu berupa ukuran atau
kesesuaian untuk mengetahui seberapa jauh suatu produk memenuhi persyaratan atau
spesifikasi yang telah ditetapkan. TQM menjadi konsep yang lebih luas dan tidak hanya
menekankan aspek hasil tetapi juga kualitas manusia dan prosesnya. Sehingga TQM
dianggap sebagai pendekatan sistematis, praktis, strategis dalam menyelenggarakan
organisasi dan mengutamakan kepentingan pelanggan. Kualitas adalah segala sesuatu yang
mampu memenuhi keinginan atau kebutuhan pelanggan (meeting the needs of customers).
TQM diartikan sebagai perpaduan fungsi perusahaan berdasarkan konsep kualitas, teamwork,
produktifitas, dan kepuasan pelanggan. Lebih lanjutnya TQM diartikan sebagai proses
bimbingan manajemen untuk meningkatkan kualitas layanan strategis dan dikembangkan
terpadu dan berkesinambungan. TQM menjadi komitmen budaya organisasi dengan
memuaskan pelanggannya lewat struktur terintegrasi peralatan, Teknik dan pelatihan yang
mencakup perbaikan terus menerus dengan hasil produk dan jasa bermutu tinggi. Total
Quality Management merupakan suatu pendekatan dalam menjalankan usaha yang mencoba
untuk memaksimumkan daya saing organisasi melalui perbaikan terus-menerus atas produk,
jasa, manusia, proses dan lingkungannya.
Total quality approach adalah pendekatan yang perlu memperhatikan karakteristik
TQM seperti harus berfokus pada pelanggan, memiliki obsesi terhadap kualitas,
menggunakan pendekatan ilmiah dalam mengambil keputusan dan memecahkan masalah,
memiliki komitmen jangka Panjang, memperbaiki proses berkesinambungan,
menyelenggarakan pendidikan & pelatihan, memberi kebebasan terkendali, memiliki
kesatuan tujuan dan ada keterlibatan dan pemberdayaan karyawan. Sehingga TQM menjadi
strategi yang baik dalam upaya pencapaian standar mutu di Perguruan Tinggi. Negara besar
di Amerika dan Eropa sudah lama menerapkan TQM di perguruan tinggi untuk
mengembangkan model bagi manajemen mutu pendidikan. Model tersebut mencakup
kepeimpinan, kebijakan & strategi, manajemen SDM, sumber daya, manajemen proses
kepuasan pelanggan, kepuasan SDM , dampak pada masyarakat dan hasil.
TQM bertujuan untuk mengendalikan mutu dan mengutamakan kepuasan pelanggan,
konsep TQM digunakan karena pendekatannya menyeluruh terhadap kualitas, perusahaan
atau Lembaga membutuhkan intellectual assets dari perguruan tinggi untuk bertahan dan
berkembang di lingkungan global, mahasiswa dapat memenuhi tuntutan dunia kerja
internasional, TQM menyediakan paradigma sesuai lingkungan global

METODE
Praktek impelementasi TQM dalam perguruan tinggi menempuh tahap persiapan
dengan melaksanakan pelatihan TQM bagi tim, mengkomunikasikan adanya perubahan dan
menganalisis SWOT, dan menyiapkan sumber daya baik SDM dan sumber daya lainnya.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Standar Mutu Perguruan Tinggi
Acuan perencanaan pembangunan pendidikan dalam perguruan tinggi berdasarkan
pilar kebijakan strategis pembangunan pendidikan yaitu pemerataan dan perluasan akses
pendidika, peningkatan mutu, relevansi dan daya saing lulusan pendidikan dan peningkatan
tata Kelola, akuntabilitas dan pencitraan publik pengelolaan pendidikan. dampak pada
masyarakat dan hasil. Empat ciri perguruan tinggi bermutu yaitu secara konsisten
menghasilkan mahasiswa yang berualitas, perguruan tinggi mampu melakukan peningkatan
keberlanjutan terhadap perubahan, terciptanya kepuasan pelanggan, Para profesional
pendidikan tinggi menguasai teknik-teknik pengumpulan dan analisis data.
Implementasi Total Quality Management (TQM) dalam Perguruan Tinggi.
Faktor-faktor yang membentuk budaya organisasi seperti struktur kekuasaan, sistem
administrasi, proses kerja, kepemimpinan, predisposisi pegawai dan praktik-praktik
manajemen berpotensi untuk menjadi penghambat perubahan. Terdapat kendala lain yang
khas di setiap organisasi, seperti kurangnya akuntabilitas terhadap pelanggan/pengguna jasa,
tidak jelasnya visi dan misi, penolakan terhadap perubahan dan lemahnya komitmen di
kalangan manajer senior untuk menerapkan TQM. Kebutuhan manajemen sistem industri
modern terhadap lulusan perguruan tinggi dimana Suatu sistem industri mengkonversi input
yang berasal dari pemasok menjadi output untuk digunakan oleh pelanggan, sedangkan
manajemen sistem industri memproses informasi yang berasal dari sistem industri,
pelanggan, dan lingkungan melalui proses manajemen untuk menjadi keputusan atau
tindakan manajemen guna meningkatkan efektivitas dan efisiensi sistem industri.
Berdasarkan konsep manajemen sistem industri modern di atas, maka setiap lulusan
perguruan tinggi yang akan bekerja dalam sistem industri harus memiliki kemampuan solusi
masalah-masalah industri yang berkaitan dengan bidang ilmu yang dikuasainya berdasarkan
informasi yang relevan agar menghasilkan keputusan dan tindakan untuk meningkatkan
kinerja sistem industri tersebut. Delapan kategori yang diperlukan dari lulusan perguruan
tinggi yaitu (1) berorientasi pada pelanggan, (2) memiliki pengetahuan praktis dan aplikasi
alat-alat total quality management (TQM), (3) mampu membuat keputusan berdasarkan fakta,
(4) memiliki pemahaman bahwa bekerja adalah suatu proses, (5) berorientasi pada kelompok
(teamwork), (6) memiliki komitmen untuk peningkatan terus-menerus, (7) pembelajaran aktif
(active learning), dan (8) memiliki perspektif system. Untuk mempraktikan manajemen di
lingkungan global ini sangat memerlukan pemahaman dan sesntivitas yang sangat
dibutuhkan, karena keputusan yang diambil akan ditanggapi dan disepakati bersama (Robbins
dan Coulter, 2002).
Tetapi ditemukan banyak kesenjangan lulusan perguruan tinggi dengan yang
dibutuhkan industri diantaranya lulusan perguruan tinggi hanya memahami teori, memiliki
keterampilan individual, berorientasi nilai, motivasi belajar hanya untuk lulus ujian padahal
industri membutuhkan keterampilan kelompok, mempelajari cara belajar efektif dan
berorientasi untuk terus berkembang tanpa adanya batasan. Sehingga dapat dikembangkan
model manajemen operasional dengan memperhatikan empat komponen utama yaitu riset
pasar tenaga kerja, desain proses pendidikan tinggi, operasional proses pendidikan tinggi, dan
penyerahan lulusan yang kompetitif dan berkualitas ke pasar tenaga kerja. Dalam hal ini
diperlukan suatu interaksi tetap antara riset pasar tenaga kerja, desain proses pendidikan
tinggi, operasional proses pendidikan tinggi, dan bertanggung jawab menghasilkan lulusan
yang kompetitif dan berkualitas ke pasar tenaga kerja, agar perguruan tinggi di Indonesia
mampu berkompetisi dalam persaingan global. Menurut Robbins dan Coulter (2002) dalam
buku Manajemen, tuntutan go global mulai menyebar luas, akan ada keuntungan ekonomi
dan sosial yang sering datang seiring globalisasi. Globalisasi menghadirkan tantangan yang
diakibatkan oleh keterbukaan yang menjadi syarat praktik globalisme itu sendiri.
Perguruan tinggi harus melakukan reorientasi bukan hanya menghasilkan lulusan
sebanyak-banyaknya tetapi peduli dengan kepuasan pengguna lulusan yang kompetitif dan
berkualitas. Konsekuensi dari pemikiran ini adalah penerapan TQM pada perguruan tinggi di
Indonesia harus dijalankan atas dasar pengertian dan tanggung jawab bersama untuk
mengutamakan efisiensi pendidikan tinggi dan peningkatan kualitas dari proses pendidikan
tinggi itu. Melalui penerapan roda deming dalam sistem pendidikan tinggi yang dijalankan
secara konsisten, maka perguruan tinggi di Indonesia akan mampu memenangkan persaingan
global yang amat sangat kompetitif dan memperoleh manfaat secara ekonomis maupun non
ekonimis yang dapat dipergunakan untuk pengembangan perguruan tinggi itu sendiri serta
peningkatan kesejahteraan pegawai yang terlibat di Perguruan Tinggi itu.
Desain TQM untuk perguruan tinggi di Indonesia bahwa manajemen perguruan tinggi
harus mengadopsi paradigma baru tentang manajemen kualitas modern. Seperti Mahasiswa
menerima hasil ujian, pembimbingan dan nasehat agar membuat sesuai, Mahasiswa
diperlakukan sebagai pelanggan, keluhan mahasiswa ditangani secara cepat & efisien,
terdapat system sarana aktif dari mahasiswa, setiap departemen pelayanan menetapkan
kepuasan pelanggan sesuai kebutuhan, terdapat rencana tindak lanjut untuk penempatan
lulusan dan peningkatan pekerjaan, Mahasiswa diperlakukan dengan sopan, rasa hormat,
akrab, penuh pertimbangan, focus manajemen pada keterampilan kepemimpinan kualitas,
manajemen secara aktif mempromosikan kerjasama dan solusi masalah dalam unit kerja dan
sistem informasi memberikan laporan yang berguna untuk membantu manajemen dan dosen.
Dibutuhkan sistem pelatihan agar TQM dapat diterapkan, seperti pelatihan top management
(rektor, pembantu rector, dekan, dsb). Pelatihan dosen, dan pelatihan staff pendukung
sehingga sistem TQM secara lengkap dapat didesain, diimplementasikan, dan ditingkatkan
terus-menerus pada perguruan tinggi. Untuk menghasilkan lulusan kompetitif maka dalam
hal ini top management akan menerima tantangan yang jauh lebih serius seperti perbedaan
kebudayaan dan pokok perbedaan yang mencakup tradisi, sejarah, keyakinan dan prinsip
yang telah mengakar (Robbins dan Coulter, 2002). Perguruan Tinggi dalam
mengimplementasikan TQM memperhatikan hal-hal seperti komitmen dari manajemen
puncak, komitmen atas sumber daya yang dibutuhkan, menentukan cara implementasi TQM
dan memantau pelaksanaanya, perencanaan memperjelas visi, misi dan tujuan yang ingin
dicapai serta publikasi sebagai sosialisasi ke seluruh komponen yang terlibat dan infrastruktur
yang berkesinambungan.
KESIMPULAN
Perkembangan zaman yang kompetitif mengharuskan pendidikan menghasilkan
produk berkualitas. TQM menjadi pendekatan yang dapat diimplementasikan dalam
perguruan tinggi untuk menciptakan mindset yang disesuaikan kondisi lingkungan global.
TQM harus dijadikan suatu budaya yang baik dalam institusi Perguruan Tinggi sehingga
kualitas akan dapat berkembang dalam institus
REFERENSI
Hartini, K. (2015). Penerapan Total Quality Management (TQM) dalam Perguruan
Tinggi. Al-Intaj: Jurnal Ekonomi dan Perbankan Syariah, 1(1).
Robbins S. P. dan M. Coulter. 2002. Manajemen. Jakarta: Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai