Anda di halaman 1dari 6

PEMERINTAH KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

DINAS KESEHATAN
UPTD
1. PUSKESMAS RAJABASA LAMA
Jl. Raya Lintas Timur Desa. Rajabasa Lama Kecamatan Labuhan Ratu Kode Pos.34375
Kabupaten Lampung Timur Kode Pos. 34375
KERANGKA ACUAN KEGIATAN
Term Of Reference ( T.0.R )

Kementerian Negara/Lembaga : Kementerian Kesehatan RI


Organisasi Perangkat Daerah : Dinas Kesehatan Lampung Timur
Satuan Kerja : UPTD Puskesmas Rajabasa Lama
Program : Upaya Kesehatan Ibu dan Anak
Sasaran Program : Semua Bidan desa dan Bidan PBM yang ada di wilayah
kerja Puskesma Rajabasa Lama
Indikator Kinerja Program : Pelayanan MUTU yang lebih berkualitas dan Ketertipan
Pelaporan yang satu suara / satu pintu untuk ke Puskesmas
Kegiatan : Pemaparan masing-masing PJ Program
Sasaran Kegiatan : Semua Bidan Desa dan bidan PBM di wilayah kerja
Puskesmas Rajabasa Lama
Indikator Kinerja Kegiatan : Semua Bidan Desa Puskesmas Rajabasa Lama
Keluaran ( Output ) : Ditemukannya pelayanan yang tidak sesuai prosedur dan
cakupan SPM dan masih rendah
Indikator Keluaran : Meningkatkan pelayanan Mutu yang lebih berkualiatas
dan meningkatkan cakupan Indikator SPM
Volume Keluaran : 1 (Satu) kali kegiatan
Satuan Ukur Keluaran : Paket

A. Latar Belakang
1. Dasar Hukum
a. Undang – Undang Nomor 12 Tahun 1999 Tentang Pembentukan Kabupaten Daerah
Tingkat II Way Kanan, Kabupaten Daerah Tingkat II Lampung Timur dan Kota
Madya Daerah Tingkat II Metro ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999
Nomor 46, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3825 );
b. Undang – Undang Nomor 40 Tahun 2004 Tentang Sistem Jaminan Nasional
( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 150, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 4456); Undang – Undang Nomor 36
Tahun 2009 Tentang Kesehatan ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009
Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 5063 );
c. Undang – Undang Nomor 24 Tahun 2011 Tentang Badan Penyelenggara Jaminan
Sosial ( Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 116,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5256 );
d. Undang – Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah, ( Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 5587) Sebagaimana Telah diubah dengan Undang –
Undang Nomor 2 Tahun 2015 ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015
Nomor 24, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor
5657);
e. Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 69), sebagaimana telah diubah dengan
pertaraturan Presiden Nomor 111 Tahun 2013 (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2013 Nomor 255);
f. Peraturan menteri Kesehatan Nomor 71 Tahun 2013 tentang Pelayanan Kesehatan
Pada Jaminan Kesehatan Nasional ( Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2013
Nomor 1400);
g. Peraturan Daerah Kabupaten Lampung Timur Nomor 19 Tahun 2007 Tentang Urusan
Pemerintahan yang Menjadi Kewenangan Pemerintah Daerah ( Lembaran Daerah
Kabupaten );
h. Peraturan Daerah Kabupaten Lampung timur Nomor 08 Tahun 2016 Tentang
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2016 ( Lambaran Daerah
Kabupten Lampung Timur tahun 2015 Nomor 08);
i. Peraturan Bupati Lampung Timur Nomor B.56 Tahun 2017 Tentang penjabaran
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Lampung Timur Tahun
Anggaran 2018;

2. Gambaran Umum Singkat


Kegiatan pertemuan jaringan dan jejaring Puskesmas di Wilayah Kerja puskesmas
Rajabasa Lama dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 08 November 2022 di Aula
Puskesmas Rajabasa Lama. Acara ini bertujuan untuk meningkatkan Komunikasi dan
Koordinasi antara dokter, perawat, bidan desa, bidan praktek mandiri yang berada di
wilayah kerja Puskesmas Rajabasa Lama, agar meningkatkan angka capaian SPM
Puskesmas Rajabasa Lama dan penurunan AKI AKB di wilayah kerja Puskesmas
Rajabasa Lama.

B. Penerima Manfaat
Penerima manfaat kegiatan ini adalah bidan desa dan bidan praktek mandiri, di wilayah Kerja
Puskesmas Rajabasa Lama, Kecamatan Labuhan Ratu.

C. Strategi Pencapaian Keluaran


1. Metode Pelaksanaan
Puskesmas mengundang bidan desa dan bidan PBM untuk melakukan pengisin orientasi
penyeliaan fasilitatif dan pencapain Indikator SPM.
2. Tahapan Kegiatan
a. Persiapan
 Menyusun rencana kegiatan dan melakukan koordinasi dengan Ka. UPTD
Puskesmas Rajabasa Lama
 Persiapan alat dan bahan : Fotocopi blangko/chek list Sufas, Pencapain
Indikator SPM Puskesmas Rajabasa Lama, menyiapkan undangan untuk
peserta dan menyiapkan ruangan Aula Puskesmas
b. Pelaksanaan
Bidan Koordinator dan dr. Puskesmas memaparkan hasil/evaluasi Indikator SPM
2022 dan cara pengisin chek list penyeliaan fasilitatif.
c. Waktu Pelaksanaan Kegiatan
Pada tanggal 08 November 2022 di Aula Puskesmas Rajabasa Lama, Kecamatan
Labuhan Ratu, Kabupaten Lampung Timur.

d. Matriks Pelaksanaan Kegiatan


N 2022
O Kegiatan Jan Fe Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des
b
1 Peningkatan 
Mutu
pelayanan Ibu
dan BBL di
Poskesdes dan
PMB

e. Biaya
Pembiayaan dibebankan pada dana BOK tahun Anggaran 2022 sebesar
Rp. 2.300.000,- dengan rincian sebagai berikut
N Uraian Pelaksana Indikator Sasaran Vol Sat Sat (Rp) Jumlah
o Kegiatan (Rp)
1 Peningkata  Staf Meningkatkan Semua 4 1 75.000 300.000
n Mutu Puskesmas pelayanan Mutu Bidan
pelayanan yang lebih desa
Ibu dan  Bidan Desa berkualiatas dan 11 75.000 825.000
BBL di dan Bidan
Poskesdes  Bidan PMB meningkatkan Praktek 17 75.000 1.275.000
dan PMB cakupan Mandiri
Indikator SPM

JUMLAH 2.400.000

Penanggung Jawab Kegiatan

Alfilia Kusuma N, Amd.Keb


NIP. 19870828 201705 2 001
PEMERINTAH KABUPATEN LAMPUNG TIMUR
DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS RAJABASA LAMA
1.Jl. Raya LintasTimur Desa. Rajabasa Lama Kecamatan Labuhan Ratu
Kabupaten Lampung Timur Kode Pos 34375

LAPORAN PENYELENGGARAAN PERTEMUAN

1. Pendahuluan
Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) sebagai salah satu bagian pelayanan dasar puskesmas
memiliki program yang meliputi pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin, ibu
nifas, ibu dengan komplikasi kebidanan, keluarga berencana, bayi baru lahir, bayi baru lahir
dengan komplikasi, bayi dan balita, remaja dan lansia (Kemenkes RI, 2010). Program
Kesehatan ibu dan anak menjadi sangat penting karena ibu dan anak merupakan unsur
penting pembangunan, hal ini mengandung pengertian bahwa dari seorang ibu akan
dilahirkan calon-calon penerus bangsa. Untuk mendapatkan calon penerus bangsa yang dapat
memberikan manfaat bagi bangsa, maka harus diupayakan kondisi ibu dan anak yang sehat
(Prasetyawati, 2012). Program kesehatan Ibu dan Anak merupakan salah satu prioritas
Kementerian Kesehatan dan keberhasilan program KIA menjadi salah satu indikator utama
dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005 – 2025 (Badan
Perencanaan Pembangunan Nasional, 2005). Pada prinsipnya, pengelolaan program KIA
adalah meningkatkan jangkauan serta mutu pelayanan KIA secara efektif dan efisien.
Beberapa upaya yang dapat dilakukan adalah dengan meningkatkan kemampuan klinis dan
manajemen program KIA kepada bidan yang berperan sebagai ujung tombak pelayanan KIA
(Depkes RI, 2008). Setiap bidan memiliki kemampuan dan ketrampilan yang bervariasi,
sehingga menjadi beban tersendiri dalam pembinaan oleh puskesmas. Oleh karena itu
diperlukan adanya tenaga khusus dalam pembinaan bidan di wilayah kerja Puskesmas
Rajabasa Lama yang selanjutnya disebut bidan koordinator (Bikor). Dalam pembinaan,
dilaksanakan kegiatan penyeliaan (supervisi) fasilitatif secara berkesinambungan dan tepat
sasaran yang dilaksanakan oleh Bidan Koordinator (Bikor) di Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota dan Bikor di Puskesmas (Depkes RI, 2008). Penyeliaan Fasilitatif adalah
suatu proses pengarahan bantuan dan pelatihan yang mendorong peningkatan kinerja dalam
pelayanan yang bermutu. Penyeliaan mempunyai perhatian terhadap standar masukan (input)
dan proses. Metode yang digunakan dalam pendekatan penyeliaan fasilitatif bertumpu pada
pendekatan perbaikan mutu. Tiga tahap pendekatan mutu digunakan, baik dari upaya
pengembangan standar, upaya penilaian mutu, dan upaya peningkatan mutu. Dalam
implementasinya, Penyeliaan Fasilitatif dimulai dengan pengembangan daftar tilik sebagi
ukuran standar pelayanan KIA, dilanjutkan dengan tahap penilaian terhadap standar dalam
bentuk kajian mandiri, verifikasi dan rekapitulasi. Langkah kemudian adalah pembuatan
perencanaan secara mandiri sebagai upaya peningkatan mutu. Langkah-langkah ini
dilakukan dalam sebuah siklus yang berkesinambungan (Kemenkes RI, 2015). Pendekatan
penyeliaan fasilitatif terarah, sistematis dan berbasis data. Daftar tilik sebagai standar
pelayanan membuat upaya peningkatan mutu menjadi jelas dan terarah. Basis data yang
dihasilkan menggambarkan tingkat kepatuhan terhadap standar dan merupakan ukuran
kinerja yang jelas. Metode kajian mandiri membuat kegiatan penyeliaan tidak menakutkan,
karena objek selia mengetahui dengan jelas apa yang akan dinilai. Dalam kegiatan verifikasi
berlangsung proses bimbingan dan penyeliaan efektif dan fasilitatif. Perencanaan,
pelaksanaan, dan 3 penilaian upaya peningkatan mutu akan menjamin upaya peningkatan
mutu pelayanan berlangsung secara sistematis dan berkesinambungan (Kemenkes RI, 2015).
Penyeliaan yang baik adalah penyeliaan yang dijalankan secara efektif dan bersifat fasilitatif,
tidak mengagetkan atau mencari-cari kesalahan. Tugas dan fungsi Bikor Puskesmas sangat
terkait dengan penyeliaan, dibanding dengan fungsi pemantauan dan evaluasi yang lebih
banyak merupakan tugas dan fungsi jabatan Kepala Puskesmas dan Dinas Kesehatan. Bikor
Puskesmas berperan sebagia penyelia terhadap bidan di wilayah kerjanya. Penyeliaan
Failitatif menuntut Bikor Puskesmas mempunyai keterampilan dalam berkomunikasi,
membantu memecahkan masalah, membangun kerjasama tim, serta membimbing dan
mengarahkan bidan yang diselianya ke arah praktek terbaik dan memenuhi standar (Depkes
RI, 2008). Pada kondisi tertentu penyeliaan sering diartikan sebagai pemeriksaan.
Pemahaman seperti itu, membuat penyeliaan dipandang sebagai proses untuk mencari
kesalahan. Pemahaman seperti ini disebut dengan penyeliaan tradisional (Kemenkes RI,
2015). Pengalaman menunjukkan bahwa melalui penyeliaan tradisional, perbaikan kinerja
tidak mencapai hasil yang optimal. Banyak masalah muncul kembali, implementasi upaya
perbaikan masalah kurang efektif, kunjungan penyelia menjadi beban yang kurang disukai,
perubahan tidak sistematis dan berkesinambungan. Pendekatan penyeliaan ini bersifat efektif
dan fasilitatif, sehingga disebut Penyeliaan Fasilitatif (Kemenkes RI, 2015). Hasil
penyeliaan, pemantauan dan evaluasi pada akhirnya sangat berguna untuk dasar perencanaan
tahunan berbasis data sehingga intervensi yang akan dilakukan lebih mengena sasaran/
menyelesaikan permasalahan yang ada karena benar-benar berdasarkan bukti sebagai
langkah perbaikan mutu secara berkelanjutan (Depkes RI, 2008).

2. Peserta
Bidan desa dan Bidan PMB yang ada di wilayah Puskesmas Rajabasa Lama

3. Narasumber
PJ Mutu dan bidan koordinator

4. Materi
Materi yang diberikan adalah Evaluasi hasil dari supervise fasilitatif tahun 2022

5. Tempat dan Waktu


Tempat pelaksanaan pertemuan adalah di Aula Puskesmas Rajabasa Lama pada tanggal 08
November 2022, pukul 09.00 s.d selesai

6. Kesimpulan dan Saran


 Kegiatan ini diselenggarakan untuk meningatkan Mutu kinerja bidan di wilayah
Puskesmas Rajabasa Lama agar lebih waspada dalam melakukan tindakan dan harus
sesuai dengan SOP dan Tupoksi.
 Pelayanan ANC 10T agar diberikan kepada seluruh ibu hamil untuk meminimalisir
segala resiko kegawatan yang mungkin terjadi baik waktu hamil, bersalin maupaun nifas
 Saran untuk bidan : menolong persalinan minimal harus 4 tangan, manfaatkan bidan
pendamping untuk membantu persalinan dan selalu menggunakan patograf.
 Lakukan sweeping untuk ibu hamil yang belum pernah mendapat pelayanan, karena
semua ibu hamil harus kita anggap berisiko.

7. Lampiran : KAK, daftar hadir, jadwal, undangan, materi pertemuan (lengkap)

Anda mungkin juga menyukai