Anda di halaman 1dari 9

PENDIDIKAN PANCASILA

PERTEMUAN KE-2

Kronologis sejarah perjuangan bangsa


Pendidikan Pancasila di perguruan tinggi adalah upaya untuk mengajarkan nilai-nilai Pancasila
sebagai dasar ideologi negara Indonesia kepada mahasiswa. Kronologis sejarah perjuangan bangsa
Indonesia dalam mengembangkan pendidikan Pancasila di perguruan tinggi dapat diuraikan sebagai
berikut:

1. Era Kolonial (Abad ke-17 hingga 1945):

o Pada masa kolonial Belanda, pendidikan di Indonesia didominasi oleh sistem


pendidikan yang bertujuan menghasilkan tenaga kerja untuk kepentingan
pemerintah kolonial.

o Beberapa tokoh nasionalis seperti Ki Hajar Dewantara mulai mengusulkan konsep


pendidikan nasional yang lebih merdeka dan mencakup nilai-nilai Indonesia yang
kemudian menjadi dasar bagi pendidikan Pancasila di masa depan.

o Pada tahun 1945, Sukarno mengeluarkan "Pancasila sebagai Dasar Negara" yang
menjadi dasar ideologi Indonesia. Nilai-nilai Pancasila termasuk dalam teks ini.

2. Masa Perjuangan Kemerdekaan (1945-1949):

o Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945 menandai awal dari


perjuangan bangsa Indonesia dalam mendapatkan kemerdekaan. Pendidikan
nasional menjadi salah satu aspek penting dalam perjuangan tersebut. Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945 adalah momen bersejarah yang
menandai awal dari perjuangan bangsa Indonesia dalam mendapatkan
kemerdekaan dari penjajahan Belanda. Pendidikan nasional memainkan peran
penting dalam perjuangan ini karena memiliki beberapa peran kunci:

o Pemantapan Identitas Nasional: Pendidikan nasional membantu membangun dan


memantapkan identitas nasional Indonesia. Melalui sistem pendidikan, bangsa
Indonesia dapat memahami sejarah, budaya, dan nilai-nilai yang mengikat mereka
sebagai satu bangsa.

o Penyebaran Pemikiran Kemerdekaan: Sekolah-sekolah dan perguruan tinggi


menjadi tempat penyebaran pemikiran kemerdekaan dan semangat perlawanan
terhadap penjajah. Banyak pemimpin kemerdekaan Indonesia adalah intelektual
yang terlibat dalam dunia pendidikan.

o Mempersiapkan Kader Kemerdekaan: Pendidikan nasional juga bertujuan untuk


menciptakan kader-kader yang siap memimpin perjuangan kemerdekaan dan
membangun negara yang merdeka. Banyak pemuda dan mahasiswa yang terlibat
aktif dalam perjuangan kemerdekaan.

o Menyebarkan Kesadaran Politik: Melalui pendidikan, masyarakat Indonesia semakin


sadar akan hak-hak politik dan kewarganegaraan mereka. Hal ini memperkuat
dukungan untuk perjuangan kemerdekaan.
3. Pendidikan Pancasila di Perguruan Tinggi (Awal 1950-an):

o Setelah kemerdekaan, upaya untuk mengintegrasikan nilai-nilai Pancasila ke dalam


pendidikan di perguruan tinggi mulai ditekankan.

o Pada tahun 1954, Sukarno mengeluarkan Surat Keputusan Presiden No. 65/1954
tentang penyelenggaraan pengajaran Pancasila sebagai dasar ideologi negara di
perguruan tinggi. Ini menjadi dasar hukum untuk pendidikan Pancasila di perguruan
tinggi.

4. Era Orde Lama (1966-1998):

o Selama masa pemerintahan Orde Lama, pendidikan Pancasila di perguruan tinggi


diperkuat dan diintegrasikan dalam kurikulum.

o Mahasiswa diwajibkan mengikuti mata kuliah Pancasila sebagai bagian dari


kurikulum.

5. Era Reformasi (1998-sekarang):

o Seiring dengan perubahan politik yang terjadi pada tahun 1998, pendidikan
Pancasila di perguruan tinggi juga mengalami perubahan. Pada tahun 1998,
Indonesia mengalami perubahan politik penting dengan jatuhnya rezim Orde Baru.
Perubahan ini juga berdampak pada sistem pendidikan di perguruan tinggi,
termasuk pendidikan Pancasila. Perubahan tersebut dapat dijelaskan sebagai
berikut:

o Lepasnya Kendali Ideologi Tunggal: Di bawah rezim Orde Baru, Pancasila digunakan
sebagai ideologi tunggal yang diterapkan secara ketat di semua sektor, termasuk
pendidikan tinggi. Mahasiswa dan dosen diharapkan memahami dan mendukung
ideologi ini. Namun, setelah perubahan politik tahun 1998, kendali ideologi tunggal
dilepas, dan kebebasan akademik mulai ditegakkan lebih kuat.

o Pendekatan yang Lebih Kritis: Setelah tahun 1998, pendidikan Pancasila di


perguruan tinggi menjadi lebih kritis dan beragam. Mahasiswa dan dosen memiliki
kebebasan untuk mempertanyakan, menganalisis, dan mendiskusikan Pancasila
secara lebih bebas. Ini memungkinkan perkembangan gagasan dan pemahaman
yang lebih mendalam tentang nilai-nilai Pancasila.

o Konteks Multikulturalisme: Perubahan politik juga memunculkan kesadaran akan


keragaman budaya, agama, dan suku di Indonesia. Pendidikan Pancasila di
perguruan tinggi menjadi lebih berfokus pada nilai-nilai multikulturalisme dan
toleransi. Contohnya, dalam kurikulum dan diskusi kampus, masalah pluralisme dan
hak asasi manusia sering kali dipertimbangkan dalam konteks Pancasila.

o Keterlibatan Masyarakat Sipil: Setelah 1998, masyarakat sipil dan organisasi non-
pemerintah mendapatkan peran yang lebih aktif dalam mengawasi dan memberikan
masukan terkait pendidikan Pancasila di perguruan tinggi. Hal ini bertujuan untuk
memastikan bahwa pendidikan tersebut mencerminkan nilai-nilai demokrasi, hak
asasi manusia, dan pluralisme yang lebih luas.
o Contoh konkret dari perubahan ini adalah adanya lebih banyak seminar, lokakarya,
dan kursus yang membahas isu-isu seperti demokrasi, hak asasi manusia, dan
keragaman budaya dalam konteks Pancasila. Perguruan tinggi juga mulai
mengembangkan program dan inisiatif untuk mempromosikan toleransi, kerja sama
antaragama, dan keadilan sosial sebagai bagian integral dari pendidikan Pancasila.

o Lebih banyak pembetulan pada kebebasan akademik dan pemahaman yang lebih
luas terhadap Pancasila, yang melibatkan diskusi dan dialog.

o Perguruan tinggi memiliki lebih banyak kebebasan untuk mengembangkan


kurikulum yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.

o Perubahan ini mencerminkan pergeseran dalam pendekatan pendidikan Pancasila


dari kontrol ideologis yang ketat menuju pemahaman yang lebih kritis, kontekstual,
dan inklusif dalam menginterpretasikan dan menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam
masyarakat yang berubah secara politik dan sosial.

Seiring berjalannya waktu, pendidikan Pancasila di perguruan tinggi terus berkembang dan
disesuaikan dengan perkembangan sosial, politik, dan budaya. Hal ini dimaksudkan untuk
memastikan bahwa nilai-nilai Pancasila tetap relevan dalam konteks Indonesia yang selalu berubah.
Pendidikan Pancasila di perguruan tinggi tetap menjadi salah satu upaya penting dalam membentuk
karakter dan kesadaran nasionalisme mahasiswa Indonesia.

2. Kronologis proklamasi kemerdekaan

Kronologis proklamasi kemerdekaan Indonesia adalah urutan peristiwa yang mengarah kepada
deklarasi kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945. Berikut adalah kronologis proklamasi
kemerdekaan tersebut:

1. Zaman Penjajahan Belanda: Sebelum proklamasi kemerdekaan, Indonesia telah lama


menjalani masa penjajahan Belanda yang berlangsung selama berabad-abad. Selama masa
ini, muncul berbagai gerakan perlawanan terhadap penjajahan.

2. Perang Dunia II (1939-1945):

o Jepang menyerbu Hindia Belanda (sekarang Indonesia) pada tahun 1942 selama
Perang Dunia II dan berhasil menguasainya. Mereka menggantikan pemerintahan
Belanda dengan pemerintahan militer Jepang.

o Selama masa pendudukan Jepang, kondisi politik dan sosial di Indonesia mengalami
perubahan signifikan. Munculnya rasa nasionalisme dan keinginan untuk merdeka
semakin kuat.

3. Pertemuan Pemuda-Pemuda di Jakarta (28 Oktober 1945):

o Pada 28 Oktober 1945, sebuah pertemuan pemuda-pemuda Indonesia dari berbagai


organisasi dan latar belakang politik diadakan di Jakarta. Pertemuan ini menjadi
penting dalam mempersiapkan terbentuknya pemerintahan yang akan datang.

o Mereka membentuk Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia


(BPUPKI) yang bertugas untuk merancang dasar negara dan konstitusi yang akan
digunakan setelah kemerdekaan.

4. Rancangan Dasar Negara (Panitia Sembilan):


o Panitia sembilan anggota BPUPKI, yang juga dikenal sebagai Panitia Sembilan,
bertugas merancang dasar negara Indonesia yang kemudian menjadi dasar
Pancasila.

5. Sidang PPKI (9 Agustus 1945):

o Sidang PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia) yang dipimpin oleh


Soekarno dan Mohammad Hatta, diadakan pada 9 Agustus 1945.

o Pada sidang ini, dibahas dan disahkan teks proklamasi kemerdekaan yang akan
diumumkan nanti.

6. Proklamasi Kemerdekaan (17 Agustus 1945):

o Pada pukul 10 pagi tanggal 17 Agustus 1945, Soekarno dan Hatta


memproklamasikan kemerdekaan Indonesia dari rumah Soekarno di Jalan
Pegangsaan Timur 56, Jakarta.

o Proklamasi ini berbunyi: "Kami, bangsa Indonesia, dengan ini menyatakan


kemerdekaan Indonesia. Hal-hal yang mengenai pemindahan kekuasaan dan lain-
lain diselenggarakan dengan cara saksama dan dalam tempo yang sesingkat-
singkatnya."

7. Perlawanan Belanda:

o Setelah proklamasi kemerdekaan, Indonesia menghadapi perlawanan sengit dari


Belanda yang berusaha mengkonsolidasi kembali kekuasaannya di wilayah
Indonesia. Ini memicu Perang Kemerdekaan Indonesia yang berlangsung hingga
tahun 1949.

8. Pengakuan Kemerdekaan oleh Belanda (27 Desember 1949):

o Setelah tekanan internasional dan perlawanan yang gigih dari Indonesia, Belanda
akhirnya mengakui kemerdekaan Indonesia pada tanggal 27 Desember 1949,
dengan penandatanganan Perjanjian Linggarjati yang mengakui kedaulatan
Indonesia.

Proklamasi kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 menjadi tonggak sejarah penting
yang menandai awal perjalanan Indonesia sebagai negara merdeka. Hari tersebut diperingati setiap
tahun sebagai Hari Kemerdekaan Indonesia (Hari Proklamasi) untuk mengenang momen bersejarah
tersebut.

3. Kronologis perumusan Pancasila dasar filsafat negara, Pembukaan dan Pasal-pasal UUD 1945

1. Pancasila sebagai Dasar Filsafat Negara:

o Pada tahun 1945, selama Sidang Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan


Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI), perdebatan intensif terjadi mengenai dasar
filsafat negara Indonesia yang akan menjadi landasan konstitusi.

o Pada tanggal 1 Juni 1945, Ir. Soekarno menyampaikan pidato di hadapan BPUPKI
yang mengusulkan Pancasila sebagai dasar filsafat negara. Pancasila, yang berarti
"lima prinsip," mencakup nilai-nilai dasar yang menjadi pedoman bagi bangsa
Indonesia.

2. Penyusunan Naskah Pembukaan UUD 1945:

o Pada tanggal 18 Agustus 1945, sebuah Panitia Kecil yang dipimpin oleh Soekarno,
Hatta, dan beberapa anggota BPUPKI, menghasilkan naskah Pembukaan UUD 1945
yang dikenal sebagai Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945. Pembukaan ini berisi
prinsip-prinsip dasar negara Indonesia yang mencerminkan Pancasila.

3. Penyusunan Pasal-pasal UUD 1945:

o Setelah pembentukan Pembukaan, anggota BPUPKI dan Panitia Kecil mulai


menyusun pasal-pasal UUD 1945 yang menjadi konstitusi dasar Indonesia.

o Proses penyusunan pasal-pasal UUD 1945 berlangsung sejak Agustus hingga


September 1945, dan terdapat perdebatan intensif mengenai berbagai aspek
pemerintahan dan hak asasi manusia.

4. Pengesahan UUD 1945:

o Pada tanggal 18 Agustus 1945, sidang BPUPKI secara resmi menyetujui teks
Pembukaan UUD 1945.

o Pasal-pasal UUD 1945 disetujui dan ditandatangani dalam sidang BPUPKI yang
berlangsung pada tanggal 18-19 Agustus 1945.

5. Proklamasi Kemerdekaan (17 Agustus 1945):

o Pada tanggal 17 Agustus 1945, Soekarno dan Hatta memproklamasikan


kemerdekaan Indonesia. Proklamasi ini menyatakan bahwa Indonesia adalah negara
merdeka dengan dasar negara Pancasila, yang diwakili oleh Pembukaan dan Pasal-
pasal UUD 1945.

6. Pengukuhan Pasal-pasal UUD 1945 oleh PPKI (18 Agustus 1945):

o Setelah proklamasi, Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) mengadakan


sidang dan mengesahkan secara resmi Pasal-pasal UUD 1945 pada tanggal 18
Agustus 1945.

o Ini melengkapi konstitusi dasar Indonesia sebagai negara merdeka.

Dengan proklamasi kemerdekaan dan pengesahan UUD 1945, Pancasila menjadi dasar filsafat
negara dan konstitusi Indonesia. UUD 1945 dan Pancasila tetap menjadi landasan dasar negara
Indonesia hingga saat ini, meskipun telah mengalami beberapa amendemen selama sejarah Republik
Indonesia.

Tokoh-tokoh dalam penyusunan pancasila dan isi rumusannya

Penyusunan Pancasila melibatkan berbagai tokoh dan perdebatan intensif di Badan Penyelidik
Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) dan Panitia Kecil. Berikut adalah beberapa
tokoh yang berperan penting dalam penyusunan Pancasila beserta isi rumusannya:

1. Soekarno:
o Soekarno adalah salah satu pemimpin kunci dalam penyusunan Pancasila.

o Isi rumusan Pancasila yang diajukannya meliputi lima prinsip: Ketuhanan Yang Maha
Esa, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang
Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan, dan
Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia.

2. Mohammad Hatta:

o Mohammad Hatta adalah salah satu tokoh yang berperan dalam penyusunan
Pancasila.

o Hatta memberikan kontribusi pada rumusan ketiga Pancasila, yaitu "Persatuan


Indonesia."

3. Ki Hajar Dewantara:

o Ki Hajar Dewantara adalah seorang pendidik dan tokoh nasionalis yang


memperjuangkan pendidikan merdeka di Indonesia.

o Meskipun bukan anggota BPUPKI, pemikiran Ki Hajar Dewantara tentang pendidikan


merdeka dan nilai-nilai Indonesia memengaruhi perdebatan tentang Pancasila.

4. Supomo:

o Supomo adalah anggota BPUPKI yang aktif dalam perdebatan mengenai isi Pancasila.

o Kontribusinya adalah membantu merumuskan dan mengartikulasikan nilai-nilai


Pancasila dalam perdebatan di dalam BPUPKI.

5. Dr. Radjiman Wedyodiningrat:

o Dr. Radjiman adalah tokoh lain yang ikut berperan dalam penyusunan Pancasila.

o Dia juga memberikan pandangan dan kontribusi dalam perdebatan di BPUPKI.

Isi rumusan Pancasila yang akhirnya diterima oleh BPUPKI dan diumumkan pada 1 Juni 1945 adalah
sebagai berikut:

1. Ketuhanan Yang Maha Esa: Mengakui dan percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa.

2. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab: Menjunjung tinggi martabat manusia, menjunjung
hak asasi manusia, serta menciptakan masyarakat yang adil dan beradab.

3. Persatuan Indonesia: Mempertahankan kesatuan bangsa dan negara Indonesia.

4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan


Perwakilan: Menjalankan negara dengan sistem demokrasi yang menganut prinsip
musyawarah untuk mufakat.

5. Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia: Memastikan kesejahteraan sosial, ekonomi,
dan keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia.

Pancasila sebagai dasar negara Indonesia menjadi landasan bagi pembentukan negara dan
pemerintahan Indonesia yang merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945, dan nilai-nilai ini tetap
menjadi pedoman bagi negara Indonesia hingga saat ini.
Tokoh-tokoh dalam Penyusunan Naskah Pembukaan UUD 1945

Penyusunan Naskah Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 (UUD 1945) melibatkan sejumlah
tokoh kunci yang berperan dalam merumuskan isi dan prinsip-prinsip yang akan menjadi landasan
konstitusi Indonesia. Berikut adalah beberapa tokoh yang terlibat dalam penyusunan Naskah
Pembukaan UUD 1945:

1. Ir. Soekarno:

o Soekarno adalah Presiden pertama Indonesia dan pemimpin proklamasi


kemerdekaan.

o Beliau memainkan peran utama dalam penyusunan Pembukaan UUD 1945 dan
mengemukakan visi dasar yang harus tercermin dalam naskah tersebut.

2. Dr. Mohammad Hatta:

o Mohammad Hatta adalah Wakil Presiden pertama Indonesia dan tokoh kunci dalam
perjuangan kemerdekaan.

o Hatta juga turut berperan dalam penyusunan Pembukaan UUD 1945 dan
memberikan kontribusi penting terhadap teks tersebut.

3. Abdul Hakim:

o Abdul Hakim adalah seorang ahli hukum dan tokoh Islam yang ikut terlibat dalam
penyusunan Pembukaan UUD 1945.

o Perannya adalah untuk memastikan bahwa nilai-nilai Islam dan nilai-nilai agama
diakui dalam Pembukaan.

4. Mr. Subardjo:

o Mr. Subardjo adalah seorang ahli hukum yang juga berkontribusi dalam
pembentukan Pembukaan UUD 1945.

o Ia membantu dalam merumuskan teks yang mencerminkan prinsip-prinsip hukum


yang berlaku di Indonesia.

5. Ki Hadjar Dewantara:

o Ki Hadjar Dewantara adalah seorang pendidik dan tokoh nasionalis yang juga terlibat
dalam pembahasan Pembukaan UUD 1945.

o Beliau memainkan peran dalam menekankan pentingnya pendidikan dalam


pembukaan.

6. Dr. Radjiman Wedyodiningrat:

o Dr. Radjiman adalah seorang dokter dan anggota BPUPKI yang berperan dalam
merumuskan Pembukaan UUD 1945.

o Kontribusinya adalah membantu membangun naskah yang mencerminkan semangat


kemerdekaan dan persatuan.

7. Sutan Sjahrir:
o Sutan Sjahrir adalah seorang pemimpin politik dan diplomat yang berkontribusi
dalam pembentukan Pembukaan UUD 1945.

o Ia turut membawa gagasan-gagasan tentang demokrasi dan hak asasi manusia ke


dalam Pembukaan.

Naskah Pembukaan UUD 1945 mencerminkan semangat, prinsip, dan nilai-nilai dasar yang ingin
dipegang oleh bangsa Indonesia dalam membentuk negara yang merdeka. Pembukaan ini
mengandung prinsip-prinsip seperti keadilan sosial, persatuan, dan harkat dan martabat manusia
yang telah menjadi pedoman bagi negara Indonesia hingga saat ini.

Tokoh-tokoh dalam Proklamasi Kemerdekaan (17 Agustus 1945) dan kronologinya

Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 adalah momen bersejarah yang
menghasilkan deklarasi kemerdekaan Indonesia. Dua tokoh utama yang terlibat dalam peristiwa ini
adalah Soekarno dan Mohammad Hatta. Berikut adalah kronologi peristiwa tersebut:

1. Pemantapan Rencana Proklamasi:

o Sejak pertengahan tahun 1945, terdapat persiapan untuk proklamasi kemerdekaan.

o Pada awal Agustus 1945, Soekarno, Hatta, dan sejumlah tokoh lainnya berkumpul di
Jakarta untuk memantapkan rencana proklamasi.

2. Sidang BPUPKI (6-17 Agustus 1945):

o Sebelum proklamasi, BPUPKI mengadakan sidang terakhir dari 6 hingga 17 Agustus


1945.

o Pada tanggal 14 Agustus 1945, BPUPKI menyetujui teks Pembukaan Undang-Undang


Dasar 1945, yang mengandung nilai-nilai dasar yang akan menjadi landasan negara
Indonesia merdeka.

3. Persiapan Rumah Proklamasi:

o Soekarno, Hatta, dan beberapa tokoh lainnya merencanakan tempat untuk


proklamasi kemerdekaan.

o Rumah Soekarno di Jalan Pegangsaan Timur 56 dipilih sebagai tempat untuk


membacakan teks proklamasi.

4. Pengumuman Proklamasi (17 Agustus 1945):

o Pada pagi hari tanggal 17 Agustus 1945, Soekarno dan Hatta, didampingi oleh
beberapa saksi, berkumpul di rumah Soekarno.

o Pukul 10 pagi, Soekarno membacakan teks proklamasi kemerdekaan. Teks tersebut


berisi pernyataan bahwa Indonesia merdeka dan merdeka atas dasar hukum yang
menggantikan negara Hindia Belanda.

5. Penandatanganan Piagam Proklamasi:


o Setelah pembacaan teks proklamasi, Piagam Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
ditandatangani oleh Soekarno, Hatta, dan saksi-saksi lainnya yang hadir, termasuk
Mohammad Yamin dan Dr. Radjiman Wedyodiningrat.

6. Penyebaran Berita Proklamasi:

o Setelah proklamasi, berita tentang kemerdekaan Indonesia disebarluaskan oleh


seorang pejuang kemerdekaan, Suwiryo, dengan menggunakan sepeda motor dan
radio milik Jepang.

o Berita proklamasi menyebar ke seluruh wilayah Indonesia.

7. Perlawanan Terhadap Belanda:

o Proklamasi kemerdekaan Indonesia memicu perlawanan dari pihak Belanda yang


berusaha untuk merebut kembali kendali atas wilayah Indonesia.

o Ini mengawali Perang Kemerdekaan Indonesia yang berlangsung hingga tahun 1949.

Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 adalah titik awal bagi perjalanan
Indonesia sebagai negara merdeka. Hari tersebut diperingati setiap tahun sebagai Hari Kemerdekaan
Indonesia (Hari Proklamasi) untuk mengenang momen bersejarah tersebut.

Anda mungkin juga menyukai