Anda di halaman 1dari 43

PRAKTIKUM

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN HUTAN

Oleh :
TIM

LABORATORIUM KOMPUTER DAN BIOMETRIKA


DEPARTEMEN MANAJEMEN HUTAN
FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA 2022/2023
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.............................................................................................................................. 2
ACARA I PEMODELAN SISTEM INFORMASI DENGAN ANALISIS TERSTRUKTUR 3
1.1. Tujuan.............................................................................................................................. 3
1.2. Alat dan Bahan ................................................................................................................ 3
1. 3. Pokok Bahasan ............................................................................................................... 3
1.3.1 Komponen-komponen DFD. ..................................................................................... 3
1.3.2 Leveling DFD. ........................................................................................................... 9
1.3.3 Pedoman Menyusun DFD ....................................................................................... 10
ACARA II PEMODELAN DATA LOGIKA DENGAN ENTITIES RELATIONSHIP
DIAGRAM (ERD) .................................................................................................................... 15
2.1. Tujuan............................................................................................................................ 15
2.2. Alat dan Bahan .............................................................................................................. 15
2. 3. Pokok Bahasan ............................................................................................................. 15
2.3.1. Model data dan Elemennya .................................................................................... 15
2.3.2. Simbol dalam ERD ................................................................................................. 17
2.3.3. Kardinalitas ............................................................................................................. 18
2.3.4. Prosedur Menyusun ERD ....................................................................................... 19
ACARA III DATABASE MANAGEMENT SYSTEM ............................................................... 25
3.1. Tujuan............................................................................................................................ 25
3.2. Alat dan Bahan .............................................................................................................. 25
3. 3. Pokok Bahasan ............................................................................................................. 25
3.3.1. Membuat Database............................................................................................. 25
3.3.2. Membuat Tabel .................................................................................................. 26
3.3.3. Input Data Tabel ................................................................................................ 28
3.3.4. Membuat Releationship ..................................................................................... 30
3.3.5. Membuat Query ................................................................................................. 32
3.3.6. Membuat Form................................................................................................... 38
3.3.7. Membuat Report ................................................................................................ 40

2
ACARA I
PEMODELAN SISTEM INFORMASI DENGAN ANALISIS TERSTRUKTUR

1.1. Tujuan
a. Praktikan dapat memahami batasan dan prinsip-prinsip pemodelan sistem informasi
b. Praktikan dapat menerapkan analisis terstruktur untuk pemodelan sistem informasi pada
kasus manajemen hutan

1.2. Alat dan Bahan


a. Permen LHK No 8 Tahun 2021
b. Komputer
c. Aplikasi Microsoft Visio

1. 3. Pokok Bahasan
Di dalam perancangan sebuah sistem informasi. sistem analis perlu membuat Model dari
sistem yang diinginkan oleh User-nya. Model menggambarkan suatu konsep yang sangat
sering digunakan sehari-hari, misalnya peta yang merupakan model-model dimensi dari dunia
dimana kita berada, atau gambar arsitektur yang merupakan penyajian skematis dari suatu
bangunan.
Mengapa seorang Sistem Analis harus mendesain model dan tidak langsung membangun
aplikasinya. Jawabannya adalah bahwa model dari suatu sistem dapat digunakan untuk
menggambarkan fitur suatu sistem dan bahkan menekankan pada fitur kritis dari suatu sistem.
Hal ini sangat berguna bagi Sistem Analis didalam berkomunikasi baik dengan pemakai sistem
maupun dengan tim teknis pembangun sistem. Kemampuan membuat model dalam hal ini
gambar sistem menunjukkan tingkat pemahaman analisis terhadap semua tingkatan
kompleksitasnya.
Banyak alat bantu pembuat model yang bisa digunakan namun yang diterapkan dalam
acara praktikum ini adalah adalah Data Flow Diagram (DFD) yang mampu menggambarkan
proses-proses dalam sistem tersebut dan aliran-aliran data kedalam dan keluar dari proses-
proses tersebut.
1.3.1 Komponen-komponen DFD.
Data Flow Diagram (DFD) adalah representasi grafik sebuah sistem yang menggambarkan
komponen-komponen sebuah sistem, aliran-aliran data diantara komponen-komponen
tersebut, penyimpanan, dan pemrosesan dari data tersebut. Terdapat 2 versi simbolisasi DFD,

3
yaitu versi E.Yourdan dan De Marco dan versi Chris Gane dan Trish Sarson seperti yang
disajjikan gambar berikut.

a. External Entity (Entitas)/terminator


Menggambarkan suatu entitas eksternal (bagian lain, sebuah perusahaan, seseorang
atau sebuah mesin) yang dapat mengirim data atau menerima data dari sistem. Entitas
ini disebut juga sumber atau tujuan data, dan dianggap eksternal terhadap sistem yang
sedang digambarkan. Setiap entitas diberi label dengan sebuah nama yang sesuai.
Meskipun berinteraksi dengan sistem, namun dianggap di luar batas-batas sistem.

Entitas-entitas harus diberi nama dengan kata benda entitas. Bentuk dari eksternal entity
diantaranya adalah sebagai berikut:
• Suatu kantor, departemen atau divisi dalam perusahaan tetapi di luar sistem yang
sedang dikembangkan.
• Orang/sekelompok orang di organisasi tetapi di luar sistem yang sedang
dikembangkan
• Suatu organisasi atau orang yang berada di luar organisasi seperti misalnya
langganan, pemasok, dll.
• Sistem informasi yang lain di luar sistem yang sedang dikembangkan

4
• Sumber asli dari suatu transaksi
• Penerima akhir dari suatu laporan yagn dihasilkan oleh sistem

b. Aliran data / Data flow


Aliran data/arus data atau data flow di DFD diberi simbol panah. Aliran data ini
mengalir diantara proses (process), simpanan data (data store) dan kesatuan luar
(external entity). Aliran data ini menunjukkan aliran data yang dapat berupa masukan
untuk proses atau simpanan data dan berupa keluaran atau hasil dari suatu proses yang
dapat berbentuk sebagai berikut ini : ƒ
• Formulir atau dokumen yagn digunakan di perusahaan
• Laporan tercetak yang dihasilkan oleh sistem
• Tampilan atau output di layar komputer yang dihasilkan oleh sistem
• Masukan untuk komputer
• Komunikasi lisan
• Surat-surat atau memo
• Data yang dibaca atau direkamkan ke suatu file
• Suatu isian yang dicatat pada buku agenda
• Transmisi data dari suatu komputer ke komputer yang lain

c. Proses Transformasi
Suatu proses adalah kegiatan yang dilakukan oleh komputer – untuk Physical Data
Flow Diagram, proses juga dilakukan oleh orang atau peralatan yang lain - dari hasil
suatu aliran data yang masuk kedalam proses untuk dihasilkan aliran data yang keluar
dari proses. Suatu proses dapat ditunjukkan dengan simbol lingkaran (Yourdan) atau
dengan simbol empat persegi panjang tegak dengan sudut-sudutnya tumpul (Gane dan
Sarson).

5
Setiap simbol proses harus diberi penjelasan yang lengkap dengan ketentuan seperti
berikut ini :
a. Identifikasi proses. Identifikasi ini umumnya berupa suatu angka yang
menunjukkan nomor acuan dari proses, ditulis pada bagian atas di simbol proses.
b. Nama proses. Nama proses menunjukkan apa yang dikerjakan oleh proses tersebut.
Nama dari proses harus jelas dan lengkap yang menggambarkan kegiatan
prosesnya. Nama dari suatu proses diletakkan dibawah identikasi proses di simbol
proses.
c. Pemroses. Pemroses ini menunjukkan siapa atau dimana suatu proses dilakukan -
untuk Physical DFD, pemroses amat penting karena bisa dilakukan oleh komputer,
mesin atau orang - sedangkan untuk Logical DFD, pemroses bisa diabaikan, bila
disebutkan dapat juga menyebutkan nama dari program yang melakukan
prosesnya.

Suatu proses terjadi karena adanya aliran data yang masuk dan hasil dari proses
juga berupa aliran data yang mengalir keluar, seperti contoh berikut ini

Contoh proses yang salah :

6
• Proses nomor 1.1 tidak menghasilkan output tetapi mendapatkan dua input,
kesalahan ini disebut dengan Black hole. ƒ
• Proses nomor 1.2 menghasilkan dua output tetapi tidak pernah mendapatkan
input, kesalahan ini disebut dengan Miracle.

d. Simpanan data / Data store.


Simpanan data atau Data store merupakan tempat menyimpan data yang berupa file
atau tabel di database - untuk Physical DFD dapat berupa buku besar, kotak atau agenda
- ditunjukkan dengan simbol sepasang garis horizontal paralel (Yourdan) atau yang
tertutup salah satu ujungnya (Gane dan Sarson)

Nama simpanan Atau Setiap simbol simpanan data diberi penjelasan yang lengkap
dengan ketentuan seperti berikut ini :
▪ Identifikasi simpanan data Identifikasi ini berguna sebagai acuan dalam
merancang database.
▪ Nama simpanan data. Nama simpanan data menunjukkan nama file atau nama
tabelnya, misalnya file PIB, file Jaminan dsb. Ss

Didalam penggambaran simpanan data perlu diperhatikan beberapa hal seperti berikut
iniHanya proses saja yang berhubungan dengan simpanan data, karena yang
menggunakan atau merubah data di simpanan data adalah suatu proses.

a) Hanya proses saja yang berhubungan dengan simpanan data, karena yang
menggunakan atau merubah data di simpanan data adalah suatu proses.

7
b) Aliran data yang menuju ke simpanan data dari suatu proses menunjukkan proses
insert, write atau rewrite
c) Aliran data yang berasal dari simpanan data ke suatu proses menunjukkan bahwa
proses tersebut menggunakan atau membaca data yang ada di simpanan data
d) Untuk suatu proses yang melakukan kedua-duanya, yaitu menggunakan data
kemudian setelah di update data disimpan kembali maka penggambarannya dapat
dilih salah satu, seperti berikut ini.

Untuk menghindari garis aliran data yang saling berpotongan sehingga membuat
gambar DFD menjadi ruwet maka simpanan data yang sama dapat digambarkan
lebih dari sekali sebanyak yang dibutuhkan. Duplikasi dari simpanan data dapat
diidentifikasikan dengan garis vertikal ( ! ) atau dengan asterisk ( * ).

8
1.3.2 Leveling DFD.
Pendekatan dari representasi DFD adalah pendekatan Structure Analysis. Pendekatan
terstruktur ini mencoba untuk melihat sistem pertama kali secara garis besar (disebut dengan
top level) dan kemudian memecahnya menjadi bagian yang lebih terinci (disebut dengan lower
level).
DFD level teratas disebut dengan Context Diagram atau disebut juga dengan top level.
Kemudian dari context diagram ini akan dipecah menjadi lebih rinci yang disebut dengan
Overview Diagram atau disebut juga dengan level 0. Tiap-tiap proses di overview diagram
akan dipecah secara lebih rinci lagi dan disebut dengan level1. Tiap-tiap proses di level1 akan
dipecah secara lebih rinci lagi dan disebut dengan level 2, demikian seterusnya sampai tiap-
tiap proses tidak dapat dipecah menjadi lebih rinci lagi. Proses yang sudah tidak bisa dipecah
lebih rinci lagi disebut dengan proses Primitif dan proses ini diidentifikasikan dengan huruf P
yang ditempatkan disamping nomor proses.

9
1.3.3 Pedoman Menyusun DFD
a. Identifikasikan terlebih dahulu semua kesatuan luar yang terlibat dalam sistem.
Kesatuan luar ini merupakan sumber aliran data ke sistem dan tujuan penerima aliran
data hasil sebuah sistem
b. Identifikasi semua input dan output yang terlibat dengan kesatuan luar catat dalam
sebuah matrik

Entitas Penyedia Data Entitas Pengguna Data


1 2 … N
1
2

N

10
c. Gambarkan Context Diagram berdasarkan kesatuan luar dan input out put yang
sudah diidentifikasI

Karakter Tegakan pada Petak


Kegiatan Pengamatan Tapak
Pengukuran Pohon
Kegiatan Pengamatan Tapak
Hasil Pengamatan Tapak PU Pengukuran Pohon
Hasil Pengukuran
Pohon PU Daftar dan sebaran
Petak Ukur
Divisi Penelitian Daftar dan
dan sebaran Kegiatan Tebangan Divisi Pemanenan
Pengembangan Petak Ukur Pada PU Hasil Hutan

Petak dan Dinamika Tebangan Pada PU


Karakteristiknya
Rekomendasi Pengelolaan Hutan
Kegiatan Tebangan
Pada PU Dinamika Tegakan
0 Pada PU
Monitoring
Hasil Tebangan Pada PU
Pertumbuhan Sistem
Dinamika Tegakan Daftar dan sebaran
Tegakan Perencanaan
Pada PU Petak Ukur
Rekomendasi Pengelolaan Hutan Hutan
Rekomendasi Pengelolaan Hutan
Karakter Tegakan pada Petak
Daftar dan sebaran Petak dan
Petak Ukur Karakteristiknya
Sistem Penataan
Kegiatan Kawasan
Divisi Silvikultur Pengamatan Tapak Rekomendasi
Pengukuran Pohon Pengelolaan Hutan

Dinamika Kegiatan Silvikutlur


Pada PU

Daftar dan sebaran


Petak Ukur
Rekomendasi
Dinamika Gangguan Pengelolaan Hutan
Petak Ukur

Perlindungan
Hutan

d. Dalam satu Context Diagram hanya mengandung satu dan hanya satu proses saja
dan biasanya diberi nomor proses 0, proses ini mewakili proses dari seluruh sistem.
e. Gambarlah bagan berjenjang untuk semua proses yang ada di sistemterlebih dulu.
Bagan berjenjang atau Hierarchy chart digunakan untukmempersiapkan
penggambaran DFD ke level yang lebih bawah lagi.

11
0
Monitoring
Pertumbuhan
Tegakan

3
1 2
Penyusunan
Pengumpulan Data Analisis Data
Rekomendasi

1.1
1.2 1.3 2.1 2.M 3.1 3.N
Pengumpulan
Pengamatan Pengamatan ? ? ? ?
Data
Tapak Tapak
Sekunder

f. Gambarlah DFD untuk Overview Diagram (level 0) berdasarkan prosesdibagan


berjenjang.

12
Rekomendasi Pengelolaan Hutan

Karakter Tegakan pada Petak Petak dan


Karakteristiknya
Sistem Penataan
Kegiatan Pengamatan Tapak Kegiatan Kawasan
Pengukuran Pohon Pengamatan Tapak
Hasil Pengamatan Tapak PU Pengukuran Pohon

Hasil Pengukuran
Divisi Penelitian Pohon PU Kegiatan Pengamatan Kegiatan
dan Tapak dan Pengukuran Pengamatan Tapak
Daftar dan sebaran Pohon Pengukuran Pohon
Pengembangan
Petak Ukur
Kegiatan Pengamatan Tapak
Pengukuran Pohon
Petak dan
Karakteristiknya Kegiatan Tebangan Pada PU
Divisi Pemanenan
Kegiatan Tebangan Hasil Hutan
Pada PU
1 Dinamika Tebangan Pada PU

Hasil Tebangan Pada PU Pengumpulan Dinamika Tebangan Pada PU


Data
Karakter Tegakan pada Petak
Divisi Silvikultur
Dinamika Tebangan
Daftar dan sebaran Pada Petak Ukur
Petak Ukur
Daftar dan sebaran
Hasil Pengukuran Petak Ukur
Pohon PU
Petak dan
Karakteristiknya Daftar dan sebaran
Hasil Pengamatan
Tapak PU Petak Ukur

Karakteristik Tegakan Karakteristik Petak Ukur Daftar dan sebaran


Petak Ukur
Petak Ukur
Petak dan Daftar dan sebaran
Karakteristiknya Petak Ukur
Daftar dan sebaran
Petak Ukur Dinamika
Sebaran Pohon Tebangan Perlindungan
Menurut Pada PU Hutan
Kondisi tapak

Dinamika Gangguan
Petak Ukur Dinamika
Dinamika Tegakan Kegiatan
Pada PU Silvikutlur
Dinamika Gangguan
Dinamika Tegakan Pada PU Pada PU
Petak Ukur

Dinamika Kegiatan
Dinamika Tegakan Pada Dinamika Gangguan Silvikulturr
PU Petak Ukur Rekomendasi
Pengelolaan
Dinamika Tegakan 2 Hutan
Pada PU Analisis Data Rekomendasi
Pengelolaan
Dinamika Kegiatan Silvikutlur Hutan
Dinamika Tegakan Pada PU
Pada PU
Kegiatan
Pengamatan Tapak
Pengukuran Pohon
Sistem
Perencanaan
Hutan
Rekomendasi Rekomendasi Pengelolaan Hutan
Pengelolaan Hutan 3
Penyusunan
Rekomendasi

g. Gambarlah DFD untuk level berikutnya, yaitu level 1 untuk masing-masing proses
pada diagram level 0.
h. Demikian seterusnya, untuk setiap proses yang ada di level 0 dipecah sesuai dengan
bagan berjenjang. Untuk DFD level 1 dan seterusnya simbol kesatuan luar tidak
perlu digambarkan, kesatuan luar hanya digambarkan pada top level atau context
diagram dan level 0.

13
1. 4. Prosedur Praktikum
a. Pelajari dengan cermat pedoman penyusunan DFD
b. Anggaplah Anda sedang menyusun rancangan sistem informasi untuk kegiatan
Inventarisasi Menyeluruh Berkala yang diatur dalam Peraturan Menteri. Pelajari
Peraturan Menteri yang berkaitan dengan hal ini.
c. Buat Diagram konteks dan DFD Overview
d. Cermati konsistensi diantara keduanya dan pastikan tidak terdapat kesalahan deskripsi.

14
ACARA II
PEMODELAN DATA LOGIKA DENGAN ENTITIES RELATIONSHIP DIAGRAM
(ERD)

2.1. Tujuan
a. Praktikan dapat memahami batasan dan fungsi model data dalam pembangunan sistem
manajemen basis data
b. Praktikan dapat menyusun model data dengan ERD untuk penyusunan sisem manajemen
basis data yang terkait dengan manajemen hutan

2.2. Alat dan Bahan


a. DFD hasil Acara I
b. Komputer
c. Aplikasi Microsoft Visio

2. 3. Pokok Bahasan
2.3.1. Model data dan Elemennya
Model data merupakan suatu cara untuk menjalaskan tentang data yang tersimpan dalam basis
data dan bagaimana hubungan antar data tersebut untuk para pemakai secara logis (Edhy
Sutanta).Definisi yang lain menyatakan bahwa model data merupakan sekumpulan konsep
untuk menerangkan data, hubungan-hubungan antar data, dan batasan-batasan yang
terintegrasi di dalam suatu organisasi (Linda Marlinda)

Secara garis besar model data dikelompokkan menjadi 1) model data berbasis obyek, 2) model
data berbasis record, dan 3) model data fisik. Model data berbasis obyek merupakan himpunan
data dan prosedur/relasi yang menjelaskan hubungan lofis antar data dalam suatu basis data.
Model ini terdiri atas Entity Relationship Model (E-R Model), Semantik model dan Binary
Model. Di antara ketiganya E-R Model adalah yang paling sering digunakan. Model ini
didasarkan pada persepsi terhadap dunia nyata yang tersusun atas kumpulan objek-objek dasar
yang disebut entitas dan relasi. Diagram hubungan entitas (model E-R) tidak menyatakan
bagaimana memanfaatkan data, membuat data, menghapus data dan mengubah data.

Representasi dari model ini diwujudkan dalam Entity Relationship diagram (ERD), yang
merupakan teknik untuk memodelkan kebutuhan data dari suatu organisasi, biasanya oleh
System Analys dalam tahap analisis persyaratan proyek pengembangan system. Sementara
seolah-olah teknik diagram atau alat peraga memberikan dasar untuk desain database relasional
yang mendasari sistem informasi yang dikembangkan. ERD bersama-sama dengan detail
pendukung merupakan model data yang pada gilirannya digunakan sebagai spesifikasi untuk
database.

15
Dalam pembentukan ERD terdapat 3 komponen yang akan dibentuk yaitu :

a. Entitas
Entity (entitas) adalah sesuatu apa saja yang ada di dalam sistem, nyata maupun abstrak
di mana data tersimpan atau di mana terdapat data. Entitas diberi nama dengan kata
benda dan dapat dikelompokkan dalam 4 (empat) kelas, yaitu: role (peran), events
(kejadian), locations (lokasi), tangible things / concepts (sesuatu yang tidak nyata /
konsep). Contoh: pegawai, pembelian, kampus, buku, pembayaran. Detil dari suatu
entity (entitas) disebut instance. Contoh: pegawai bernama Dodo, Noni, dll.

b. Atribut
Atribut memberikan informasi lebih rinci tentang jenis entitas. Atribut memiliki
struktur internal berupa tipe data. Jenis-jenis atribut :
1) Atribut Kunci (Key)
Atribut Key adalah satu atau gabungan dari beberapa atribut yang dapat
membedakan semua baris data ( Row/Record ) dalam tabel secara unik. Dikatakan
unik jika pada atribut yang dijadikan key tidak boleh ada baris data dengan nilai
yang sama Contoh : Nomor pokok mahasiswa (NPM), NIM dan nomor pokok
lainnya

2) Atribut sederhana
Atribut yang bernilai atomic, tidak dapat dipecah/ dipilah lagi, Contoh : penerbit,
tahun terbit, judul buku.

3) Atribut Multivalue
Attribute yang mempunyai lebih dari satu nilai (multivalue). Contoh : dari sebuah
buku, yaitu terdapat beberapa pengarang.

4) Atribut Komposit
Atribut composite adalah suatu atribut yang terdiri dari beberapa atribut yang lebih
kecil yang mempunyai arti tertentu yang masih bisah dipecah lagi atau mempunyai
sub attribute. Contoh : dari entitas nama yaitu nama depan, nama tengah, dan nama
belakang

16
5) Atribut Derivatif
Atribut yang tidak harus disimpan dalam database Ex. Total. atau atribut yang
dihasilkan dari atribut lain atau dari suatu relationship. Atribut ini dilambangkan
dengan bentuk oval yang bergaris putus-putus

c. Hubungan (relasi/relationship)
Relationship adalah hubungan alamiah yang terjadi antara entitas. Contohnya: Entitas
Mahasiswa dengan NIM = “14534” dan NamaMhs = “Dodo” yang mempunyai relasi
dengan Entitas Kuliah dengan KodeKul = “SI-140” dan NamaMK = “Basis Data”,
sehingga struktur data dari Relasi ini : mahasiswa tersebut mengambil mata kuliah pada
suatu perguruan tinggi.
Hubungan antara entitas akan menyangkut dua komponen yang menyatakan jalinan
ikatan yang terjadi, yaitu: derajat (kardinalitas) dan partisipasi hubungan..

2.3.2. Simbol dalam ERD


Dalam representasinya ERD menggunakan simbol-simbol berikut

17
2.3.3. Kardinalitas
Cardinality (kardinalitas) menyatakan jumlah anggota entitas yang terlibat di dalam relasi yang
terjadi. Dalam hal ini relasi yang terjadi akan membentuk relasi hubungan (relationship
instances). Contoh:
• Seorang dosen paling banyak mengepalai satu jurusan, tetapi ada dosen yang tidak
menjadi ketua jurusan (relasi one to one atau relasi 1:1)
• Seorang dosen bisa menerima honor beberapa kali, tetapi mungkin juga tidak menerima
honor jika ia tidak mengajar ( relasi one to many atau relasi 1:M)
• Seorang customer dapat membeli beberapa barang dan sebuah barang dapat dibeli oleh
beberapa customer (relasi many to many atau relasi M:N)

Pasangan antara anggota entitas A dan B dapat dilakukan sesuai dengan derajat
hubungannya, yaitu relasi 1:1, 1:M atau relasi M:N

1) Derajat hubungan 1:1


Derajat hubungan 1:1 terjadi bila setiap anggota entitas A hanya boleh berpasangan
dengan satu anggota dari entitas B, dan sebaliknya tiap anggota entitas B hanya boleh
berpasangan dengan satu anggota dari entitas A.

E-R diagram antara entitas A dan B dengan derajat hubungan 1:1 dilukiskan dengan
mencantumkan pada garis hubungan. Sedangkan instance hubungan antar anggota
entitas yangterjadi adalah pasangan a2 – b1, a3 – b2 dan a4 – b5. Sedangkan a1, a5, b3
dan b4 masing-masing tidak mempunyai pasangan. Dengan demikian dapat dikatakan
bahwa derajat hubungan 1:1 mencakup juga 1:0 dan 0:1

18
2) Derajat hubungan
Derajat hubungan ini terjadi bila tiap anggota entitas A boleh berpasangan dengan ebih
dari satu anggota entitas B. Sebaliknya tiap anggota entitas B hanya boleh berpasangan
dengan satu anggota entitas A.

3) Derajat hubungan
Derajat hubungan antar entitas m:n terjadi bila tiap anggota entitas A dapat berpasangan
dengan lebih dari satu anggota entitas B. Sebaliknya setiap anggota entitas B juga dapat
berpasangan dengan lebih dari satu anggota entitas A.

2.3.4. Prosedur Menyusun ERD


Contoh Kasus:

• Sebuah perusahaan memiliki beberapa departemen. Setiap departemen terdiri dari


seorang supervisor dan paling sedikit satu orang pegawai.

19
• Pegawai dapat bekerja paling tidak di satu departemen, tapi mungkin juga lebih dari
satu departemen.
• Sedikitnya satu orang pegawai diikutsertakan dalam sebuah proyek, seorang pegawai
mungkin berlibur dan tidak diikutsertakan dalam proyek apapun.
• Field data yang penting adalah nama departemen, proyek, supervisor, dan pegawai,
serta no.supervisor, no.pegawai, dan no.proyek sebagai key.

Langkah penciptaan ERD pada kasus ini adalah :


a. Identifikasi Entitas
Entitas dalam sistem ini adalah Departemen, Pegawai, Supervisor dan Proyek. Seseorang
mungkin saja membuat Perusahaan sebagai sebuah entitas, tetapi ini adalah entitas yang
salah, karena hannya memiliki satu instance dalam permasalahan ini. Entitas yang benar
harus memiliki lebih dari satu instance.

b. Menentukan Relationship
Dibentuk matrik relationship seperti berikut

c. Menggambar ERD secara kasar


Menghubungkan entitas yang mempunyai relasi seperti yang ditunjukkan pada matriks
relasi entitas.

20
d. Menentukan Kardinalitas
Berdasarkan deskripsi permasalahan, dapat diketahui bahwa:
• Setiap Departemen dipimpin oleh satu Supervisor
• Seorang Supervisor hanya memimpin satu Departemen
• Setiap Departemen memiliki paling sedikit satu Pegawai
• Setiap Pegawai bekerja paling sedikit pada satu Departemen
• Setiap Proyek paling sedikit melibatkan satu orang Pegawai
• Seorang Pegawai dapat terlibat dalam beberapa Proyek atau bahkan tidak sama
sekali.

21
e. Menentukan Primary Keys
Kunci utama (primary keys) adalah Nama Departemen (NmDept), Nomor Supervisor
(NoSpv), Nomor Pegawai (NoPeg) dan Nomor Proyek (NoPryk)

22
f. Melengkapi ERD dengan Primary Keys

g. Mengidentifikasi dan menentukan atribut-atribut dari tiap entitas

23
h. Melengkapi ERD dengan Atribut Yang telah Ditentukan

Jika ada suatu relationship (hubungan antara 2 entitas) yang tidak digambarkan
atributnya, hal ini berarti relationship tersebut hanya memiliki atribut minimal, yaitu
atribut yang berasal dari key atribut 2 entitas yang dihubungkannya.

i. Periksa Kembali ERD


Lakukan pemeriksaan terhadap ERD, bila tidak ada koreksi maka ERD akhir yang ada telah
dapat memodelkan data dalam sistem dengan baik.

2. 4. Prosedur Praktikum
a. Pelajari dengan cermat pedoman penyusunan ERD
b. Buatlah ERD berdasarkan DFD yang telah disusun pada acara sebelumnya

24
ACARA III
DATABASE MANAGEMENT SYSTEM

3.1. Tujuan
a. Praktikan dapat memahami batasan dan prinsip-prinsip manajemen database
b. Praktikan dapat merancang sistem manajemen database

3.2. Alat dan Bahan


a. Komputer
b. Aplikasi Microsoft Acces

3. 3. Pokok Bahasan
Microsoft Access merupakan aplikasi basis data yang merupakan paket aplikasi
Microsoft Office. Microsoft Access dapat dijadikan program standar untuk merancang,
membuat, dan mengelola database secara mudah dan sederhana. Dalam praktikum ini akan
dipelajari mulai dari pembuatan database hingga menghasilkan laporan dengan studi kasus
perhitungan struktur tegakan di hutan rakyat.

3.3.1. Membuat Database

Pada sub bab ini akan dibahas beberapa hal yang bersifat aplikatif dengan menitikbertkan
pada pembuatan database. Dalam sebuah database Ms. Access terdapat kumpulan table,
query, form, dan report. Sebelum membuat objek tersebut, perlu untuk membuat database
dengan langkah sebagai berikut:
1. Membuka Ms Access 2016
2. Klik menu File > New > Blank Database

3. Simpan nama file pada tekxt box File Name> pilih lokasi penyimpanan > Create

25
4. Berikut adalah contoh hasil pembuatan database.

3.3.2. Membuat Tabel

Langkah yang dilakukan untuk membuat dan mengatur fields table adalah sebagai
berikut:
1. Buka Create> Table

2. Klik kanan table dan pilih Design View

3. Muncul kotak dialog dan simpan nama table dengan Kode_PU

26
4. Isikan table dengan contoh berikut: sesuaikan nama dan Data Type> kemudian Save
Beberapa istilah dalam pembuatan table yang perlu diperhatikan adalah:
• Record : adalah data yang dimasukkan dalam table.
• Field : adalah nama kolom yang terdapat pada table.
• Primary key : adalah field kunci yang digunakan sebagai acuan table untuk operasi
relasional antar table.
• Row selector : merupakan pointer yang digunakan untuk menunjuk pada suatu
record tertentu.

5. Kemudian buat table lagi dengan nama Kode_Pohon (contoh berikut) kemudian Save

27
3.3.3. Input Data Tabel

Input data dapat dilakukan dengan manual atau dengan cara mengcopy dari excel yang sudah
ada. Input data dalam praktikum ini dengan data berikut (buat dalam Ms. Excel)
1. Persiapan data dengan Ms. Excel

28
2. Copy data dari Ms. Excel

3. Hasil pengisian data adalah sebagai berikut

29
3.3.4. Membuat Releationship

Hubungan antartabel dapat dilakukan dengan menghubungkan antara field primary key
dari satu table pada field yang berisikan informasi yang sama pada table lain. Field yang berada
pada table yang lain disebut dengan foreign key. Langkah dalam pembuatan hubungan adalah
sebagai berikut:
1. Pilih Database Tools> Releationship

2. Klik dan muncul kotak dialog> Add

30
3. Drag file kemudian muncul Edit Relitionship> ceklist Enforce Referential Integrity>
Create

4. Hasilnya akan menjadi seperti berikut ini:

31
3.3.5. Membuat Query

Query dalam Ms. Acces terdapat macam wizard yaitu simple, find duplicaties, find
unmatched, dan crosstab. Namun demikian, dalam praktikum ini hanya akan mempraktekkan
jenis query simple. Berikut langkah-langkah pengerjaannya:
1. Klik Query Wizard> pilih Simple Query Wizard

2. Muncul Kotak dialog> pilih semua untuk Kode_Pohon> Next

3. Pilih Detail> Open the query to view information

32
4. Edit dengan klik kanan Design view

5. Klik kanan di bagian edit> pilih Build

33
6. Kemudian buat rumus seperti contoh berikut> OK
Volume Per Pohon
• Volume (V)

34
• Jumlah Tegakan (N)

• Luas Bidang Dasar (LBDs)

35
7. Volume Per Petak Ukur

8. Kemudian ikuti pada bagian field dengan Klik Kanan> Total

9. Volume Per Hektar


• Pilih Table Query = Volume_PU dan Kode_PU

36
• Masukkan Rumus sebagai berikut:

• Menghitung n/ha

• Menghitung rata-rata dbh dan tinggi

37
3.3.6. Membuat Form

Form merupakan user interface yang digunakan untuk memasukkan record. Berikut
adalah langkah-langkah pembuatan form:
1. Klik pada table Kode_PU> pilih Create> klik Form > Design View

38
2. Menambah Tombol

39
3.3.7. Membuat Report

Report merupakan hasil pengolahan data menjadi sebuah informasi yang dapat
digunakan bagi pengguna. Berikut adalah langkah pembuatan report:
1. Klik pada query Volume_Ha> pilih Create> klik Report > Design View

40
2. Kemudian edit desain dan ubah decimal dengan cara berikut:

3. Menambah Grafik

41
42
4. Berikut adalah contoh report yang dihasilkan

43

Anda mungkin juga menyukai