Anda di halaman 1dari 5

9.3.1.

Alat-alat Komunikasi di Tahap Analisis


Analisis sistem perlu berkomunikasi dengan pemakai sistem. Komunikasi
ini terjadi di proses analisis pada tahap pengembangan sistem. Pada tahap ini,
analis sistem perlu menyampaikan hasil analisisnya kepada pemakai sistem. Hasil
analisisnya adalah pemahaman tentang sistem yang lama dan kebutuhankebutuhan informasi yang dibutuhkan oleh pemakai sistem. Analis sistem
membutuhkan alat supaya komunikasi dengan pemakai mengena. Alat-alat
komunikasi yang digunakan di tahap ini adalah bagan alir sistem (systems
flowchart), diagram arus data (data flow diagram), dan kamus data (data
dictionary).
Bagan Alir Sistem dan Bagan Alir Dokumen
Bagan alir sistem (system flowchart) digunakan untuk menggambarkan
proses dari sistem yang lama atau sistem baru yang diusulkan. Bagan alir sistem
juga menunjukkan arus dari dokumen-dokumen yang ada di organisasi, sehingga
disebut juga dengan nama bagan alir dokumen (document flow chart).
Diagram Arus Data
Proses dari sistem yang alam dan yang baru dapat digambarkan dengan
diagram arus data (DFD). Jika bagan alir dokumen juga menunjukkan dokumen
yang mengalir di dalam organisasi, diagram arus data (DAD) atau data flow
diagram (DFD) lebih menunjukkan data yang mengalir dari satu entiti ke entiti
yang lain. DAD mencoba untuk menggambarkan sistem pertama kali secara garis
besar (disebut dengan top level) dan memecah-mecahnya menjadi bagian-bagian
yang lebih kecil dalam bentuk modul-modul (disebut dengan lower level). Karen
prinsip kerja DAD adalah dekomposisi yaitu memecah sistem yang kompleks
menjadi beberapa modul-modul yang lebih mudah dipahami dan lebih terinci,
maka alat ini sangat tepat untuk pendekatan struktur yang juga menyarankan cara
dekomposisi seperti ini.
Yang akan digambar pertama kali dalam DAD adalah diagram level atas
(top level diagram) yang juga disebut dengan diagram konteks (context diagram).
Dari context diagram ini kemudian akan digambar menjadi lebih terinci lagi yang

disebut dengan overview diagram atau diagram level 0. Dalam diagram level 0 ini
dapat dipecah-pecah kembali menjadi diagram-diagram yang lebih terinci menjadi
diagram level 1, diagram level 2 dan seterusnya sampai dianggap sudah cukup
rinci untuk tidak dipecah kembali.
Context diagram sebagai diagram paling tinggi (top level) hanya
mengambarkan sistem secara garis besar. Context diagram hanya mempunyai satu
proses saja, yaitu proses dengan nomor 0. Context diagram ini menunjukkan
hubungan antara sistem dengan lingkungan luarnya. Sebagai misal adalah context
diagram untuk sistem penjualan yang melibatkan empat entiti yaitu pelanggan,
manajer kredit, gudang, dan bagian pengiriman. Beberapa data mengalir dari satu
entiti ke entiti lain atau dari entiti ke proses atau dari proses ke entiti. Arus data
yang tampak adalah arus data order langganan, status langganan, tembusan
permintaan sediaan dan faktur.
Dalam diagram level 0 sistem penjualan terlihat bahwa sistem ini terdiri
dari tiga proses utama yaitu memproses order, menverifikasi kredit, dan
merekamkan serta posting ke buku besar. Sistem ini melibatkan empat entiti dan
tujuh file basis data yaitu file induk langganan (D1), file transaksi order penjualan
(D2), file transaksi penjualan (D3), file transaksi piutang dagang (D4), file
transaksi barang (D5), file induk persediaan (D6), dan file induk buku besar (D7).
Beberapa data juga mengalir dari satu entitike proses (data order langganan) atau
dari proses ke proses (misalnya data order penjualan) atau dari proses ke entiti
(misalnya data tembusan permintaan sediaan) atau dari proses ke file basis data
(misalnya data transaksi penjualan) atau dar file basis data ke proses (misalnya
data order penjualan).
Kamus Data
Data yang mengalir di diagram arus data perlu dijelaskan detailnya. Alat
kamus data (KD) dapat digunakan untuk maksud ini. Kamus data (KD) atau data
dictionary (DD) adalah katalog fakta tentang data yang mengalir di sistem. Kamus
data ini menjelaskan atribut dari data yaitu tentang nama dari arus data, aliasnya,
bentuk media data (dokumen dasar atau laporan atau layar kmputer, variabel,

parameter), arusnya (dari mana ke mana), penjelasannya, periode waktunya,


volume datanya, dan struktur datanya.
9.3.1. Alat-alat Komunikasi di Tahap Perancangan
Ditahap perancangan, analis sistem banyak berkomunikasi dengan teknisi
sistem yaitu dengan pemprogram komputer, ahli basis data, ahli telekomunikasi
dan lain sebagainya. Sistem analis membutuhkan alat komunikasi yang efektif
supaya teknisi sistem dapat memahami dan memudahkan hasil analis untuk
dirubah menjadi sistem secara fisik.
Ditahap ini, analis sistem masih memerlukan beberapa alat yang sama
dengan yang dibutuhkan untuk berkomunikasi dengan pemakai sistem. Alat-alat
ini adalah diagram arus data dan kamus data. Alasan analis sistem juga
menggunakan alat-alat ini untuk berkomunikasi dengan teknisi sistem adalah
teknisi sistem juga perlu memahami hasil analis sebagai langkah awal
membangun sistemsecara fisik.
Alat-alat komunikasi lainnya seperti bagan alir program, bagan terstruktur,
tabel keputusan, structured english dan pseudo code dibutuhkan oleh teknisi
sistem untuk membangun sistem secara fisik, misalnya untuk membuat program
komputer, membangun basis data dan lain sebagainya. Pertama kali yang
umumnya dilakukan oleh teknisi sistem adalah memahami logik dari alur program
di bagan alir program, bagan terstruktur dan label keputusan. Setelah teknisi
sistem memahami logik dari alur program, teknisi sistem harus membuat kodekode dari program.
Membuat kode-kode program akan sangat terbantu dengan melihat ke alur
program yang sudah dituliskan dalam bentuk structured english dan pseudo code.
Analis sistem sudah merubah alur dari program yang lebih umum di bagn alir
program, bagan terstruktur dan tabel keputusan menjadi alur program yang lebih
detail di structured english dan pseudo code. Teknisi sistem hanya merubah katakata di structured english dan pseudo code dengan kata-kata yang digunakan di
bahasa pemrograman yang dipilih tanpa merubah alur logik dari program. Dengan
menggunakan alat-alat komunikasi seperti ini, pekerjaan pembuatan program oleh
teknisi sistem akan sangat terbantu.

Bagan Alir Program


Bagan alir program selanjutnya dapat digunakan untuk menggambarkan
proses dari program dari modul-modul yang ada di bagan terstruktur. Bagan alair
program (program flowchart) adalah bagan alir yang menunjukkan logaritma dari
proses program.
Bagan Terstruktur
Untuk keperuan pembuatan program, proses di bagan alir program yang
lebih rinci dengan menujukkan variabel-variabel atau parameter-parameter yang
akan digunakan di program dapat digambarkan dalam bentuk bagan terstruktur
(sructured chart). Bagan terstruktur (structured chart) digunakan untuk
mendefinisikan dan mengilustrasikan hubungan elemen data dan elemen kontrol
antar modul-modul sistem secara berjenjang.
Dari bagan terstruktur untuk menghitung nilai penjualan dapat terlihat
bahwa sistem ini mempunyai satu modul utama yaitu hitung penjualan dan tiga
modul bagian yaitu potongan untuk dealer, potongan untuk pengecer, dan hitung
penjualan bersih. Simbol berlian di modul utama menunjukkan proses
penyeleksian kondisi, yaitu apakah langganannya dealer atau pengecer. Jika
langganannya adala dealer maka yang akan diproses adalah modul potongan
untuk dealer, sedang jika langganannya adalah pengecer maka yang akan diproses
adalah modul potongan untuk pengecer. Modul hitung penjualan bersih akan
selalu diproses karen tidak dalam proses penyeleksian kondisi.
Tabel Keputusan
Jika program menggandung banyak sekali penyelesaian kondisis yang
harus dilakukan, penulisan langsung ke pseudo code akan sangat sulit dan
mempunyai risiko kesalahan. Tabel keputusan dapat digunakan terlebih dahulu
untuk maksud ini. Tabel keputusan (decision table) adalah tabel yang digunakan
sebagai alat bantu penyelesaian logika penyelesaian kondisi di dalam program.

Pseudo Code
Pseudo berarti imitasi atau mirip dan code berarti kode program, sehingga
pseudo code dapat diartikan sebagai kode yang mirip dengan instruksi kode
program komputer. Pseudo code berbasis pada statemen-statemen dari bahasa
program yang akan digunakan oleh pemrogram. Pseudo code akan sangat
bermanfaat bagi pemrogram karena mirip dengan kode-kode program yang
digunakan oleh pemrogram.
Variasi lain dari pseudo code adalah structured english. Perbedaannya
adalah jika pseudo code berbasis pada statemen kode program, stuctured english
berbasis pada bahasa Inggris. Berikut ini contoh pseudo code untuk modul utama
di aplikasi menghitung nilai penjualan.
if langganan adalah dealer then
PotonganUntukDealer(Penjualan, Potongan)
else
PotonganUntukPengecer(Penjualan,Potongan)
HitungPenjualanBersih (Penjualan, Potongan, Dibayar)
Write (Penjualan Bersih = , Dibayar);

Anda mungkin juga menyukai