Anda di halaman 1dari 19

MINI PROJECT

Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Tugas


Dokter Internship Puskesmas Kauman Ponorogo

Disusun Oleh :
dr. Amalia Elvira A.
dr. Nabila Maharani A. P.

Pembimbing :
dr. Yunita

INTERNSIP PERIODE MARET 2021


PUSKESMAS KAUMAN PONOROGO
JAWA TIMUR
2021
HALAMAN PENGESAHAN

Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan Pelaksanaan Protokol Kesehatan Di Masa Pandemi


Covid 19 Pada Masyarakat Di Wilayah Kerja Puskesmas Kauman

Telah dipresentasikan pada tanggal -- Mei 2021

Mengetahui
Kepala Puskesmas Kauman

dr. Yunita
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunia- Nya
penulis dapat menyelesaikan tugas dalam menyusun tugas penelitian yang berjudul: “mengetahui
hubungan antara tingkat pengetahuan dengan pelaksanaan protokol kesehatan di masa pandemi covid
19 pada masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Kauman ”. Penulisan tugas ini dimaksudkan sebagai
upaya untuk memenuhi salah satu syarat Program dokter Internship Indonesia.

Dalam menyusun penelitian ini, penulis telah mendapatkan banyak bantuan dan
dorongan dari berbagai pihak baik langsung maupun tidak langsung. Sehingga, penyusuan
proposal ini dapat diselesaikan tepat waktu. Untuk itu ucapan terima kasih penulis sampaikan
kepada:

1. dr. Yunita selaku kepala Puskesmas Kauman dan dokter Pembimbing Internship yang
telah berkenan memberikan bantuan, pengarahan, dan bimbingan dari awal sampai
selesainya Mini Project ini.

2. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dorongan saat penulis menyusun
penelitian.
Akhir kata penulis berharap semoga amal kebaikan Bapak/Ibu/Saudara mendapat
imbalan yang setimpal dari Allah SWT Yang Maha Kuasa. Aamiin.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Ponorogo, -- Mei 2021

Penulis
DAFTAR ISI
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pandemi COVID-19 (Coronavirus Disease2019) yang disebabkan oleh virus
SARSCoV-2 (Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus-2) menjadi peristiwa yang
mengancam kesehatan masyarakat secara umum dan telah menarik perhatian dunia. Pada
tanggal 30 Januari 2020, WHO (World Health Organization) telah menetapkan pandemi
COVID-19 sebagai keadaan darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian dunia
internasional (Güner, Hasanoğlu, & Aktaş, 2020). Berdasarkan data Gugus Tugas COVID-19
Republik Indonesia, per tanggal 30 Marer 2021, jumlah pasien total positif COVID-19 di
Indonesia mencapai 1.505.775 orang, yang diakumulasikan dari pasien positif dirawat, pasien
positif sembuh, serta pasien positif meninggal. Provinsi Jawa Timur telah menempati posisi
keempat di Indonesia dalam jumlah pasien positif COVID-19, yaitu sebesar 139.245 orang,
sedangkan Kota Ponorogo menduduki posisi teratas di Provinsi Jawa Timur dalam jumlah
pasien positif COVID-19 pada Akhir Maret 2021, yaitu sebesar 3127 orang. Secara spesifik,
Kecamatan , jumlah pasien positif COVID-19 cukup tinggi bila dibandingkan berbagai desa di
Kota Ponorogo , yaitu sebesar 126 orang (Gugus Tugas COVID-19, 2021). Berdasarkan data
tersebut, maka semua pihak terkait, baik pemerintah ataupun masyarakat, semakin terdesak
untuk segera mengambil tindakan dalam melakukan deteksi dini infeksi serta mencegah
penyebaran COVID-19 terjadi guna menurunkan jumlah kasus COVID-19.
Proses penularan COVID-19 kepada manusia harus diperantarai oleh reservoir kunci
yaitu alphacoronavirus dan betacoronavirus yang memiliki kemampuan menginfeksi manusia.
Kontak yang erat dengan pasien terinfeksi COVID-19 akan mempermudah proses penularan
COVID-19 antara manusia. Proses penularan COVID-19 disebabkan oleh pengeluaran droplet
yang mengandung virus SARS-CoV-2 ke udara oleh pasien terinfeksi pada saat batuk ataupun
bersin. Droplet di udara selanjutnya dapat terhirup oleh manusia lain di dekatnya yang tidak
terinfeksi COVID-19 melalui hidung ataupun mulut. Droplet selanjutnya masuk menembus
paruparu dan proses infeksi pada manusia yang sehat berlanjut (Shereen, Khan, Kazmi, Bashir,
& Siddique, 2020; Wei et al., 2020).
Secara klinis, representasi adanya infeksi virus SARS-CoV-2 pada manusia dimulai dari
adanya asimtomatik hingga pneumonia sangat berat, dengan sindrom akut pada gangguan
pernapasan, syok septik dan kegagalan multiorgan, yang berujung pada kematian (Guan et al.,
2020). Hal ini akan meningkatkan ancaman dalam masa pandemi COVID-19 sehingga jumlah
kasus COVID-19 di masyarakat dapat terus meningkat. Guna melawan adanya peningkatan
kasus COVID-19, maka berbagai tindakan preventif mutlak harus dilaksanakan, baik oleh
pemerintah ataupun masyarakat. Upaya preventif sejauh ini merupakan praktik terbaik untuk
mengurangi dampak pandemi COVID19, mengingat belum adanya pengobatan yang dinilai
efektif dalam melawan virus SARS-CoV-2.
Saat ini, sudah da vaksin untuk SARS-CoV-2 yang tersedia dan telah memenuhi
berbagai fase uji klinis, namun penyebaran vaksin masih belum merata, sehingga upaya
preventif terbaik yang dilakukan adalah dengan menghindari paparan virus dengan didasarkan
pada PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat). Untuk mencapai tujuan ini, langkah-langkah
utama yang hendak dilaksanakan masyarakat seperti penggunaan masker; menutup mulut dan
hidung saat bersin ataupun batuk; mencuci tangan secara teratur dengan sabun atau desinfeksi
dengan pembersih tangan yang mengandung setidaknya 60% alkohol; menghindari kontak
dengan orang yang terinfeksi; menjaga jarak dari orang-orang; dan menahan diri dari
menyentuh mata, hidung, dan mulut dengan tangan yang tidak dicuci (Di Gennaro et al., 2020).
Pengetahuan dan tindakan yang nyata dari pemerintah dan masyarakat terkait PHBS
akan senantiasi mampu menurunkan jumlah kasus COVID-19, sehingga masa pandemi
COVID-19 dapat berakhir dengan cepat. Maka dari itu, penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui hubungan tingkat pengetahuan dengan kepatuhan pelaksanaan protokol kesehatan
di masa pandemi covid-19 pada masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Kauman, sehingga
dapat dijadikan dasar dalam menyusun berbagai program oleh Puskesmas Kauman sehingga
terbebas dari pandemi COVID-19.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan suatu rumusan permasalahan
sebagai berikut:
1. Bagaiman gambaran pengetahuan masyarakat tentang covid 19 pada wilayah kerja
Puskesmas Kauman?
2. Bagaimana gambaran perilaku kepatuhan masyarakat terhadap kepatuhan pelaksanaan
ptotokol covid 19 pada wilayah kerja Puskesmas Kauman?
3. Adakah hubungan antara tingkat pengetahuan dengan pelaksanaan protokol kesehatan
di masa pandemi covid 19 pada masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Kauman?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan dengan
pelaksanaan protokol kesehatan di masa pandemi covid 19 pada masyarakat di wilayah kerja
Puskesmas Kauman
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi peneliti
a. Dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang gambaran tingkat pengetahuan
masyarakat tentang covid 19 dan gambaran perilaku kepatuhan masyarakat terhadap
kepatuhan pelaksanaan ptotokol covid 19 pada wilayah kerja Puskesmas Kauman .
b. Mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan dengan pelaksanaan protokol
kesehatan di masa pandemi covid 19 pada masyarakat di wilayah kerja Puskesmas
Kauman.
2. Bagi institusi kesehatan
Sebagai bahan masukan dalam pelaksanaan program oleh Puskesmas Kauman sehingga
terbebas dari pandemi COVID-19.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Coronavirus Disease

COVID-19 adalah penyakit yang disebabkan oleh virus SARS-CoV-2 (Severe Acute

Respiratory Syndrome Coronavirus 2). SARS-CoV-2 berasal dari kelompok virus yang sama
dengan virus SARS dan MERS yang juga pernah menyebabkan epidemi beberapa tahun silam.
Masa inkubasi COVID-19 rata-rata 5-6 hari, dengan range antara 1 dan 14 hari namun dapat
mencapai 14 hari. Risiko penularan tertinggi diperoleh di hari- hari pertama penyakit
disebabkan oleh konsentrasi virus pada sekret yang tinggi. Orang yang terinfeksi dapat langsung
menularkan sampai dengan 48 jam sebelum onset gejala (presimptomatik) dan sampai dengan
14 hari setelah onset gejala. 6
Sebuah studi dari Du Z, et. al, melaporkan bahwa 12,6% menunjukkan penularan
presimptomatik. Berdasarkan studi epidemiologi dan virologi saat ini membuktikan bahwa
COVID-19 utamanya ditularkan dari orang yang bergejala (simptomatik) ke orang lain yang
berada jarak dekat melalui droplet. Droplet merupakan partikel berisi air dengan diameter > 5 -
10 μm. Penularan droplet terjadi ketika seseorang berada pada jarak dekat (dalam 1 meter)
dengan seseorang yang memiliki gejala pernapasan (misalnya, batuk atau bersin) sehingga
droplet berisiko mengenai mukosa (mulut dan hidung) atau konjungtiva (mata). Penularan juga
dapat terjadi melalui benda dan permukaan yang terkontaminasi droplet di sekitar orang yang
terinfeksi. Oleh karena itu, penularan virus COVID-19 dapat terjadi melalui kontak langsung
dengan orang yang terinfeksi dan kontak tidak langsung dengan permukaan atau benda yang
digunakan pada orang yang terinfeksi (misalnya, stetoskop atau termometer). Transmisi melalui
udara dapat terjadi dalam keadaan khusus misalnya prosedur atau perawatan suportif yang
menghasilkan aerosol seperti intubasi endotrakeal, bronkoskopi, suction terbuka, pemberian
pengobatan nebulisasi, ventilasi manual sebelum intubasi, mengubah pasien ke posisi
tengkurap, memutus koneksi ventilator, ventilasi tekanan positif non-invasif, trakeostomi, dan
resusitasi kardiopulmoner. Meskipun demikian, transmisi melalui udara masih membutuhkan
penelitian yang lebih lanjut.1 Bidang Keselamatan dan Kesehatan Kerja menggunakan hierarki
pengendalian dalam pengendalian bahaya potensial di tempat kerja. Mengeliminasi bahaya
potensial merupakan cara terbaik dibandingkan dengan mengurangi bahaya potensial tersebut.
Namun, apabila bahaya potensialnya bersifat biologis, terutama yang menyebabkan pandemi,
maka tidak mungkin menghilangkannya. Oleh karena itu, langkah-langkah perlindungan yang
paling efektif dimulai dari eliminasi, pengendalian teknik, administrasi, dan alat pelindung diri.
Pengendalian paling efektif adalah eliminasi bahaya potensial SARS-CoV-2 dengan vaksinasi,
sehingga perlu disiapkan anggaran pembiayaannya. Ada kelebihan dan kekurangan dalam setiap
pengendalian ini sehingga perlu dipertimbangkan kemudahan implementasi, efektivitas, dan
biayanya.7

Gambar 1. Tingkatan
Pengendalian Transmisi

B. Tingkat Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan

pengindraan terhadap suatu obyek tertentu. Pengindraan terjadi melalui pancaindra manusia,
yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan
manusia diperoleh melalui mata dan telinga. 16 Pengetahuan atau kognitif merupakan domain
yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (overt behaviour). Tingkat
pengetahuan di dalam domain kognitif mempunyai enam tingkatan 16 yaitu:
1. Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya.
Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) sesuatu
yang spesifik dan seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.
Oleh sebab itu, tahu merupakan tingkatan pengetahuan yang paling rendah.

2. Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang
obyek yang diketahui, dan dapat mengintrepretasikan materi tersebut secara benar.
Orang yang telah paham terhadap obyek atas materi dapat mnejelaskan, menyebutkan
contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadap obyek yang dipelajari.

3. Aplikasi (aplication)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari
pada situasi atau kondisi real (sebenarnya). Aplikasi di sini dapat diartikan sebagai
aplikasi atau pengguanaan hukum-hukum, metode, prinsip, dan sebagainya dalam
konteks atau yang lain.

4. Analisis (analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu obyek ke dalam
komponen-komponen, tetapi masih di dalam suatu struktur organisasi, dan masih ada
kaitannya satu sama lain.

5. Sintesis (synthesis)

Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan


bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis
adalah suatu bentuk kemampuan menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi
yang baru.
6. Evaluasi (evaluation)

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justfikasi atau


penilaianvterhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian ini didasarkan pada
suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.

Menurut Arikunto (2010) pengetahuan seseorang dapat diketahui dan diinterpretasikan


dengan skala yang bersifat kualitatif, yaitu:

1. Baik, bila subyek menjawab benar ≥75% seluruh pertanyaan.


2. Kurang, bila subyek menjawab benar ≤74% poin dari seluruh pertanyaan.
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif, dengan desain penelitian non
eksperimental. Penelitian ini menggunakan metode observasional analitik dengan
rancangan penelitian survey cross sectional. Metode yang digunakan yaitu observasional
analitik, yaitu penelitian yang mencoba menggali pengetahuan dan kepatuhan protokol
kesehatan. Kemudian, peneliti melakukan analisis dinamika korelasi antara jenis tingkat
pengetahuan dengan kepatuhan protokol kesehatan. Rancangan penelitian ini
menggunakan rancangan survey cross sectional, yaitu suatu penelitian untuk mempelajari
dinamika korelasi antara faktor resiko dengan efek, dengan cara pendekatan, observasi
atau pengumpulan data. Penelitian ini dilakukan dalam waktu yang sama dan tidak
dilakukan follow-up.
B. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi
Populasi adalah suatu keseluruhan objek yang hasilnya dapat mewakili dan
mencangkup seluruh objek yang diteliti. Populasi pada penelitian ini adalah
masyarakat sekitar Puskesmas Kauman Ponorogo.
2. Sampel
Sampel adalah objek yang diteliti dan dapat mewakili seluruh populasi ini. Sampel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah simple random sampling
a) Kriteria inklusi dalam sampel ini adalah :
- Warga yang bertempat tinggal di wilayah Puskesmas Kauman
- Warga yang bersedia mengisi kuisioner
- Warga laki-laki atau perempuan yang berusia 20 tahun ke atas
- Warga yang berpendidikan minimal SD
b) Kriteria Eksklusi
- Warga yang tidak bisa membaca dan menulis
- Warga yang tidak mengisi kuisioner dengan lengkap

C. Lokasi dan waktu penelitian


Wilayah kerja Puskesmas Kauman periode Februari 2021- Mei 2021
D. Variable penelitian
Variable merupakan konsep yang mempunyai bermacam-macam nilai. Variabel terikat
(dependent Variable) adalah variable yang nilainya ditentuan oleh variable lain dengan
kata lain variable terikat adalah faktor yang diamati dan diukur untuk menentukan ada
tidaknya hubungan atau pengatuh dari variable bebas. Variable terikat dalam penelitian ini
adalah kepatuhan protokol Kesehatan. Sedangkan variable bebas (independent variable)
adalah variable yang menentukan variable lain. Dalam penelitian ini variable bebasnya
adalah pengetahuan masyarakat wilayah Puskesmas Kauman Ponorogo.

E. Definisi operasional
a. Pengetahuan terhadap covid :
b. Kepatuhan protokol kesehatan :
F. Alat dan bahan penelitian
Alat ukur yang digunakan untuk menilai kedua variabel tersebut adalah kuesioner
online. Kuesioner pengetahuan terdiri dari 10 pertanyaan dengan pilihan jawaban benar dan
salah. Benar diberikan skor 1 dan salah skor 0. Kuesioner perilaku yang digunakan terdiri dari
tujuh item pernyataan dengan pilihan jawaban menggunakan skala Likert. Skor kuesioner
perilaku untuk pernyataan positif adalah: Sangat Setuju skor 4, Setuju skor 3, Tidak Setuju skor
2, Sangat Tidak Setuju skor 1, sedangkan untuk pernyataan negatif skor sebaliknya. Kuesioner
telah diuji validitasnya dengan nilai r hitung 0,187-1 > r tabel 0,1409 dan reliabilitasnya dengan
Alpha Cronbach 0,770.
G. Jalannya penelitian
1. Peneliti meminta persetujuan kepada dokter pembimbing untuk melaukan penelitian
di puskesmas Kauman Ponorogo.
2. Peneliti menemui calon responden dan meminta kesediaan utuk berpartisipasi dalam
penelitian.
3. Peneliti menyebarkan lembar kuesioner yang sebelumnya telah diuji validitasinya
oleh peneliti terdahulu.
4. Peneliti mengecek kelengkapan data koesioner yang telah diisi oleh responden.
5. Peneliti mengumpulkan dan mencatat data yang dibutuhkan untuk keperluan
penelitian.

H. Uji validitas dan reliabilitas


Uji validitas dan reliabilitas telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya di Desa Sumerta
Kelod, Denpasar, Bali dengan jumlah 150 masyarakat pada bulan Agustus 2020. Alat ukur
untuk mengumpulkan data pada penelitian ini adalah kuesioner untuk menentukan tingkat
pengetahuan dan kepatuhan protokol kesehatan. Sebelum kuesioner dapat digunakan harus
dilakukan uji validitas dan reliabilitas terdahulu.

I. Analisis data
a. Analisis Univariat
Analisis ini digunakan untuk menganalisa secara deskriptif yaitu menghitung
frekuensi dan presentase masing-masing variable yaitu mengetahui gambaran
pengetahuan masyarakat tentang pandemi COVID-19 dan perilaku kepatuhan protokol
masyarakat di masa pandemi COVID-19.
b. Analisis Bivariat
Analisis ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara variable independen
yaitu pengetahuan dengan variable dependen yaitu perilaku kepatuhan protokol
kesehatan menggunakan uji Fishers Exact Test
6.
BAB IV

PEMBAHASAN
BAB V

KESIMPULAN
TINJAUAN PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai