Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH BIOKIMIA PANGAN

GLIKOLISIS/EMBDEN MEYERHOF DAN TCA/SIKLUS


KREBS

Oleh
EZRA AGITIAN
NIM : 2352811004

PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNOLOGI PANGAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2023
1. Glikolisis/Embden Meyerhof
a. Pengertian
Glikolisis adalah reaksi pertama dari metabolisme sel. Tujuannya
adalah untuk memecah glukosa menjadi ATP, NADH dan asam
piruvat. ATP dapat langsung digunakan sebagai sumber energi siap
pakai. NADH digunakan untuk sintesis biomolekul, produksi ATP di
transpor elektron, dll. Asam piruvat dipecah lebih lanjut untuk
memanen energi yang masih tersimpan dalam ikatan-ikatan kimia
senyawa ini.

Secara garis besar, glikolisis Embden-Meyerhof-Parnas terdiri dari dua


tahap: Tahap penggunaan energi dan tahap pemanenan energi. Pada
tahap penggunaan energi, digunakan dua molekul ATP untuk
menambahkan gugus fosfat pada glukosa. Penambahan gugus fosfat
akan membuat ikatan-ikatan kimia dalam glukosa lebih reaktif.
Molekul tersebut akibatnya akan lebih mudah dipecah menjadi
molekul organik yang lebih sederhana yakni gliseraldehid-3-fosfat
(G3P)
b. Tahapan Glikolisis
1) Pertama, glukosa diubah terlebih dahulu menjadi glukosa 6-fosfat
dengan bantuan enzim hexokinase. Pada tahap ini memerlukan ATP
atau adenosin trifosfat yang dapat melepaskan energi untuk diubah
menjadi ADP.
2) Kemudian, glukosa 6-fosfat diubah menjadi fruktosa 6-fosfat yang
akan di katalis enzim fosfohexosa isomerase.
3) Tahap ketiga, fruktosa 6-fosfat diubah menjadi fruktosa 1,6-bifosfat,
pada reaksi ini akan dikatalisis oleh enzim fosfofruktokinase dan
membutuhkan energi dalam bentuk ATP.
4) Selanjutnya 1,6-bifosfat yang mempunyai 6 atom C dipecah
menjadi gliserildehid 3-fosfat yang memiliki 3 atom C serta dihidroksil
aseton fosfat (3 atom C) yang mana proses reaksi yang terjadi di
katalisis oleh enzim aldolase.
5) Pada satu molekul dihidroksil aseton fosfat yang terbentuk
selanjutnya diubah menjadi gliserildehid 3-fosfat dengan bantuan
enzim triosa fosfat isomerase. Yang mana enzim tersebut bekerja
secara bolak-balik. Itu berarti bahwa bisa mengubah gliserildehid 3-
fosfat diubah menjadi dihidroksil aseton fosfat.
6) Gliserildehid 3-fosfat selanjutnya diubah menjadi 1,3 bifosfogliserat
dengan bantuan enzim gliseraldehid 3-fosfat dehydrogenase. Dalam
proses ini terbentuk NADH.
7) Lalu 1,3 bifosfogliserat diubah menjadi 3-fosfogliserat dengan
bantuan enzim fosfogliserat kinase. Energi yang dilepaskan dalam
reaksi ini dalam bentuk ATP.
8) Selanjutnya 3-fosfogliserat tersebut diubah menjadi 2-fosfogliserat
dengan bantuan enzim fosfogliserat mutase.
9) 2-fosfogliserat tersebut selanjutnya diubah menjadi fosfoenol
piruvat dengan bantuan enzim enolase.
10) Fosfoenol piruvat yang dihasilkan selanjutnya diubah menjadi
piruvat yang akan dikatalisis enzim piruvat kinase. Dalam tahap yang
ini juga dihasilkan ATP.
c. Fungsi Glikolisis
a) Fungsi glikolisis adalah untuk memecah glukosa
b) Memetabolisme gula enam karbon sederhana untuk senyawa tiga
karbon yang lebih kecil yang kemudian baik sepenuhnya
dimetabolisme oleh mitokondria untuk menghasilkan karbon dioksida
dan sejumlah besar ATP atau digunakan untuk sintesis lemak untuk
penyimpanan.
c) Menghasilkan Jalur glikolitik hampir di mana-mana, yang
ditemukan di setiap sel hampir semua makhluk hidup.
d. Peranan Glikolisis
Tujuan utama dari glikolisis adalah untuk menyediakan sel dengan
pasokan ATP (adenosine triphosphate) yang penting untuk fungsi
tubuh.
Tanpa glikolisis, tubuh tidak akan mampu menghasilkan energi yang
dibutuhkan sel manusia untuk bertahan hidup. Ada dua jenis glikolisis,
yaitu aerobik dan anaerobik. Glikolisis aerobik terjadi dengan adanya
oksigen, sedangkan glikolisis anaerobik tidak memerlukan oksigen.
Kegagalan proses glikolisis dapat menyebabkan masalah dengan
produksi energi. Pasalnya, ATP sangat penting untuk fungsi tubuh, dan
masalah dengan produksinya dapat menyebabkan gejala seperti
kelemahan, kelelahan, dan nyeri otot. Penyakit yang dapat disebabkan
oleh masalah glikolisis antara lain diabetes, kanker, dan penyakit
jantung. Kekurangan enzim glikolitik seperti heksokinase dapat
menyebabkan diabetes. Cacat pada piruvat kinase juga dapat
menyebabkan penyakit jantung. Penyakit yang disebabkan karena
proses glikolisis yang terlalu aktif sangat jarang, tetapi bisa saja terjadi.
Glikolisis yang terlalu aktif dapat menyebabkan asidosis laktat, yang
merupakan penumpukan laktat dalam darah.
Asidosis laktat dapat disebabkan oleh masalah dengan enzim yang
terlibat dalam glikolisis atau karena kekurangan oksigen. Asidosis
laktat dapat menyebabkan masalah kesehatan yang serius seperti koma
dan kematian. Proses glikolisis membutuhkan beberapa hal termasuk
sel hidup, enzim, glukosa dan molekul transfer energi nikotinamida
adenin dinukleotida (NAD+) dan adenosin trifosfat (ATP).

2. TCA/Siklus Krebs
a. Pengertian
Siklus krebs adalah siklus yang digunakan oleh organisme untuk
menghasilkan energi. Karena siklus krebs juga menghasilkan asam
sitrat, siklus ini kerap kali disebut sebagai siklus asam sitrat. Siklus
krebs merupakan tahap kedua dari tahapan respirasi sel, yang diawali
dengan proses glikolisis. Glikolisis adalah pemecahan glukosa menjadi
asam piruvat dan i-fosforilasi oksidatif.
Kemudian, proses tersebut akan menghasilkan 2 ATP dan 2
NADH, yang disebut juga dengan istilah adenotriphosphate. Setelah
itu, asam piruvat diproses untuk memasuki tahap siklus krebs.
Sebelum masuk ke tahap siklus krebs, asam piruvat terlebih dahulu
masuk ke tahap dekarboksilasi oksidatif yang berada di dalam
mitokondria sel tubuh. Setelah itu barulah terjadi delapan tahapan
dalam proses siklus krebs

b. Tahapan Siklus Krebs


Tahap Pertama
Tahap pertama adalah proses pembentukan sitrat. Dalam proses ini,
terjadi penggabungan molekul Asetil ko-A dengan oksaloasetat yang
membentuk asam sitrat, dibantu oleh enzim asam sitrat sintase.
Tahap Kedua
Sitrat yang dihasilkan dari proses sebelumnya kemudian diubah
menjadi isositrat dengan bantuan enzim akotinase yang mengandung
Fe2+.
Tahap Ketiga
Terjadi proses dekarboksilasi atau perombakan pertama kali. Isositrat
yang terbentuk dari tahapan sebelumnya dioksidasi menjadi
oksalosuksinat yang terikat oleh enzim isositrat dehidrogenase. Pada
tahap ini juga, isositrat diubah menjadi alfa-ketoglutarat oleh enzim
yang sama dan dibantu NADH.
Tahap Keempat
Terjadi proses pengubahan alfa-ketoglutarat menjadi suksinil ko-A
oleh enzim alfa-ketoglutarat kompleks dan proses oksidasi.
Tahap Kelima
Suksinil-koA kemudian diubah menjadi suksinat. Tidak hanya dibantu
dengan enzim, tahap pengubahan ini dibantu juga oleh Mg2+ dan GDP
yang dengan fosfat membentuk GTP. GTP inilah yang diubah menjadi
ATP, sehingga menjadi energi yang dibutuhkan jaringan.
Tahap Keenam
Pada tahapan ini, suksinat akan dioksidasi menjadi fumarat dengan
bantuan enzim suksinat dehidrogenase.
Tahap Ketujuh
Tahap ketujuh adalah proses hidrasi. Pada proses ini, terjadi
penambahan atom hidrogen pada ikatan karbon (C=C) sehingga
menghasilkan produk berupa malat.
Tahap Kedelapan
Malat kemudian dioksidasi untuk menghasilkan oksaloasetat, yang
dibantu dengan enzim malat dehidrogenase. Oksaloasetat selanjutnya
akan menangkap asetil-koA, sehingga siklus krebs dapat terus-menerus
terjadi. Selain itu, pada tahap ini juga berupa NADH.
Untuk mencukupi kebutuhan energi, maka siklus krebs harus
berlangsung selama dua kali. Hal ini karena reaksi oksidasi pada
molekul glukosa untuk sekali proses siklus krebs hanya menghasilkan
2 molekul asetil-koA saja.
c. Konsep dan Fungsi Siklus krebs
Siklus krebs merupakan salah satu proses metabolisme yang
fundamental dalam sel. Siklus krebs terjadi di mitokondria, yakni
organel yang berfungsi menghasilkan energi dalam sel. Siklus krebs
merupakan bagian dari proses respirasi seluler, yaitu cara sel
mendapatkan energi melalui penguraian berbagai macam molekul
nutrisi seperti glukosa.
Proses ini terdiri dari beberapa langkah yang berurutan, di mana
molekul-molekul yang terlibat diubah dan dipecah agar dapat
menghasilkan energi yang diperlukan oleh sel.Siklus krebs memiliki
fungsi yang sangat penting dalam produksi energi seluler. Dirangkum
dari Biokimia Kebidanan oleh Rahmi Mudia Alti, dkk., (2022: 74-75),
berikut beberapa fungsinya.
1. Biosintesis Molekul
Siklus krebs memainkan peran dalam biosintesis ragam molekul yang
yang sangat diperlukan dalam sel, termasuk pembentukan asam lemak,
steroid, kolesterol, asam amino, serta basa nitogen penyusun DNA dan
RNA berupa purin dan pirimidin.
2. Menghasilkan Energi
Siklus krebs menghasilkan energi dalam bentuk adenosina trifosfat
(ATP) yang dibutuhkan oleh sel untuk melakukan berbagai aktivitas
biologis. Reaksi oksidasi dalam siklus ini menghasilkan energi yang
kemudian digunakan dalam fosforilasi oksidatif.
3. Menghasilkan Pembawa Elektron
Selama proses oksidasi, siklus krebs menghasilkan molekul pembawa
elektron seperti NADH dan FADH2. Molekul-molekul ini kemudian
berperan dalam electron transfer chain untuk menghasilkan lebih
banyak ATP melalui fosforilasi oksidatif di mitokondria.
4. Regenerasi Koenzim
Siklus krebs juga berperan dalam regenerasi koenzim seperti
oksaloasetat, NAD+, dan FAD. Selain itu, koenzim ini juga diperlukan
dalam berbagai reaksi metabolisme lainnya.
d. Manfaat Siklus Krebs
Siklus krebs memiliki sejumlah manfaat penting dalam metabolisme
energi sel. Adapun beberapa manfaat siklus krebs dalam produksi
energi dan fungsi seluler, yaitu:
 Mengoksidasi molekul asetil ko-A dan mengubahnya menjadi
energi yang tersimpan dalam bentuk NADH dan FADH2.
 Mengatur metabolisme seluler melalui serangkaian reaksi kimia.
 Membantu menjaga keseimbangan metabolisme dan memastikan
ketersediaan prekursor metabolit yang diperlukan dalam berbagai
proses seluler.
 Berperan dalam metabolisme lemak dan penggunaan energi yang
efisien dalam tubuh.
 Berperan dalam pertumbuhan dan pemeliharaan sel. Aktivitas
siklus krebs yang optimal mendukung pembentukan ATP yang
cukup untuk pertumbuhan sel dan regenerasi jaringan.
Sementara itu, ada beberapa manfaat mengetahui proses siklus krebs
bagi manusia, di antaranya:
 Dapat memahami bagaimana substrat seperti lemak, protein, dan
karbohidrat dipecah dan dioksidasi menjadi energi yang
tersimpan dalam bentuk ATP.
 Dapat menghargai pentingnya asupan nutrisi yang seimbang
untuk memenuhi kebutuhan energi tubuh.
 Dapat memahami bagaimana energi dihasilkan dan diatur dalam
sel.
 Dapat memahami proses metabolisme dan peran mitokondria
dalam mengendalikan produksi energi.
 Dapat menyadari pentingnya asupan nutrisi yang seimbang dan
diet yang tepat untuk mendukung produksi energi yang optimal
dalam tubuh.
 Dapat memahami peran penting mitokondria dalam pengendalian
energi dan keseimbangan seluler.
 Dapat memberikan wawasan baru dalam pengobatan penyakit
degeneratif, gangguan metabolik, dan kondisi yang terkait dengan
gangguan siklus krebs.

Anda mungkin juga menyukai