Halaman Lokasi Tanggal Pukul ( WIT ) PIC HP SUPPLY UTAMA CADANGAN 1 (PRIORITAS)
D.1.2 Beban.
D. 1 PROSEDUR TETAP OPERASI SISTEM JAYAPURA
1.1. UMUM
Prosedur Tetap (Protap) Operasi Bersama ini disusun untuk dipergunakan sebagai pedoman
operasional bersama pada pelaksanaan pengendalian pengoperasian Sistem Kelistrikan Jayapura.
Pengendalian pengoperasian yang dimaksud adalah pengoperasian pembangkitan dan switching
peralatan sistim tenaga listrik tegangan menengah 20 kV dan Tegangan Tinggi 70 kV Sistem
kelistrikan Jayapura.
Protap ini dipergunakan sebagai panduan bagi Pelaksana tugas operasional pada :
1. Pengendali Operasi Pembangkit (GI Skyline)
2. Pengendali Operasi Sistem (Mini Scada)
3. Pengendali Operasi Sistem Penyaluran UPPK Jayapura
4. Pengendali Operasi Distribusi UP3 Jayapura
5. Piket Distribusi UP3 Jayapura
Protap tersebut mengatur operasional tegangan menengah dan tegangan tinggi baik pada kondisi
normal, kondisi gangguan , kondisi pemadaman akibat defisit daya dan kondisi penormalan pasca
pemadaman. Kondisi-kondisi tersebut perlu diatur dalam suatu Pedoman Operasional bersama
dengan tujuan menghindari kerusakan peralatan instalasi, ekonomis dan menjaga kontinuitas suplai.
- PLTA ORYA
Ch 4
Ch4 Ch 5
Ch4 Ch 4
Ch 5
55
UPB DCC
Ch 5Ch 4
2.1. DEFINISI
Yang dimaksud dengan “Kondisi Pemeliharaan” adalah kegiatan yang dilakukan untuk
mempertahankan atau mengembalikan unjuk kerja peralatan/instalasi. Hal yang dimaksud berlaku
juga untuk pemberian tegangan (energized) dan pembebanan peralatan atau instalasi yang baru
dioperasikan. Kegiatan tersebut kemungkinan menyebabkan pemadaman pada peralatan yang akan
dipelihara atau berubahnya kondisi normal pada instalasi (manuver)
3. Tindakan yang dilakukan oleh Piket Distribusi UP3 Jayapura (PIDIS) adalah sebagai berikut
:
- Menginformasikan ke Kantor Rayon atau Ranting bahwa terjadi gangguan Black-Out
dan minta untuk melepas LBS/Recloser manual yang diperlukan yang terdekat dari
pangkal penyulang.
- Menginformasikan ke Kantor Rayon atau Ranting untuk mendahulukan penyulang-
penyulang yang diprioritaskan agar nantinya bisa dinormalkan secara bertahap.
Untuk pemulihan menunggu informasi selanjutnya dari Pengendali Operasi Sistem (Mini
Scada)
B. Gangguan Pembangkit
1. Tindakan yang dilakukan oleh Pengendali Operasi Pembangkit (Operator PLTD) adalah
sebagai berikut :
- Menginformasikan kondisi tersebut ke Pengendali Operasi Sistem (Mini Scada)
- Mencatat semua kejadian sebelum dan saat terjadi gangguan
- Mencatat indikasi relay dan signal yang muncul pada monitor display kontrol mesin
- Melaporkan kejadian dan indikasi gangguan yang muncul pada Pengendali Operasi dan
Pemeliharaan Pembangkit dan Operasi Sistem Penyaluran UPPK Papua dan Papua
Barat
2. Tindakan yang dilakukan oleh Pengendali Operasi Sistem dan Penyaluran (Mini Scada)
- Menginformasikan kondisi tersebut kepada PIDIS UP3 Jayapura
- Merekap semua Indikasi gangguan ,mengevaluasi dan Membuat Kronologis apabila
terjadi kondisi Blackout
C. Gangguan Penyulang
Tindakan-tindakan berikut pada Jaringan Distribusi Tegangan Menengah 20 kV yang
dilengkapi dengan LBS dan Recloser remote maupun LBS dan Recloser yang masih
dioperasikan secara manual.
1. Tindakan yang dilakukan oleh Pengendali Operasi Sistem dan penyaluran (Mini Scada)
adalah sebagai berikut :
- Informasikan kondisi tersebut ke PIDIS UP3 Jayapura.
- Lepaskan LBS, Recloser atau Motorized Remote. Informasikan ke Pengendali Operasi
Pembangkit (Call Sign DCC) untuk dicoba masukan kembali PMT penyulang.
- Untuk gangguan yang menyebabkan beberapa penyulang lain atau terjadi Black Out
maka penyulang penyebab gangguan harus diperiksa atau ditelusuri oleh PIDIS Area
Jayapura sebelum di masukkan kembali.
- Untuk gangguan penyulang yang tidak menyebabkan penyulang lain gangguan dapat
dilakukan penormalan sekali, jika gagal maka harus diperiksa atau ditelusuri oleh PIDIS
UP3 Jayapura sebelum di masukkan kembali.
- Jika masuk kembali, informasikan kembali ke Pengendali Operasi Pembangkit (Call
Sign DCC) untuk mengecek kesiapan pembangkit apakah bisa menampung beban yang
masuk bila penyulang gangguan dimasukan bertahap.
- Jika gagal, informasikan ke Piket Distribusi UP3 Jayapura (PIDIS) untuk memeriksa
jaringan distribusinya.
- Lakukan manuver untuk mengurangi pemadaman dengan terlebih dahulu
meninformasikan ke Pengendali Operasi Distribusi (Call Sign Jaya 2) apakah
memungkinkan bagi sistem jaringan distribusi dan Pengendali Operasi Pembangkit (Call
Sign DCC) untuk mengecek kesiapan pembangkit apakah masih bisa menampung beban
yang masuk bila dimanuver.
- Infromasikan ke Pengendali Operasi Pembangkit (Call Sign DCC) untuk memasukan
kembali PMT Penyulang jika ada pernyataan aman dari Piket Distribusi UP3 Jayapura
(PIDIS).
- Catat indikasi Relay, Signal, jam keluar masuk PMT/LBS dan penyebab gangguan.
2. Tindakan yang dilakukan oleh Piket Distribusi UP3 Jayapura (PIDIS) adalah sebagai
berikut :
- Jika ada informasi dari Pengendali Operasi Sistem (Mini Scada), lepas LBS terdekat dari
pangkal penyulang atau LBS sebelum LBS remote atau LBS pada area jaringan
distribusi yang gangguan dengan berkordinasi dengan ULP dalam area penyulang yang
mengalami gangguan tersebut.
- Setelah dilakukan pemeriksaan, informasikan ke Pengendali Operasi Sistem (Mini
Scada)
3. Tindakan yang dilakukan oleh Pengendali Operasi Pembangkit (Call Sign DCC)
- Menginformasikan ke Pengendali Operasi Sistem (Mini Scada) mengenai kondisi
pembangkit.
- Mencatat indikasi relay, signal yang terbaca di pangkal penyulang dan
menginformasikan hal tersebut ke Pengendali Operasi Sistem (Mini Scada)
- Mencatat jam keluar masuk PMT dan penyebab gangguan.
5.1. DEFINISI
Yang dimaksud dengan “Kondisi Darurat atau Emergency” adalah kejadian musibah, misalnya
: kebakaran, bencana alam (berupa banjir dan gempa), angin kencang, pendudukan/huru-hara
yang dapat membahayakan jiwa manusia dan kerusakan peralatan instalasi listrik asset PLN.
5.2. TINDAKAN
Dalam kondisi darurat (emergency),
- Operator Pusat Listrik dan Gardu induk dapat langsung melakukan
pelepasan/pembebasan tegangan pada mesin instalasi atau PMT pangkal penyulang yang
terganggu, hanya jika hal tersebut diperlukan untuk mencegah timbulnya bahaya atau
kerugian yang lebih besar.Operator PL dan GI segera menginformasikan ke Pengendali
Operasi Sistem (Mini Scada) setelah tindakan darurat dilakukan.
- PIDIS UP3 Jayapura dapat langsung melakukan tindakan pelepasan/pembebasan
tegangan pada LBS atau Recloser penyulang yang terganggu, hanya jika hal tersebut
diperlukan untuk mencegah timbulnya bahaya atau kerugian yang lebih besar. PIDIS
UP3 Jayapura segera menginformasikan ke Pengendali Operasi Sistem (Mini Scada)
setelah tindakan darurat dilakukan.
6. PEMADAMAN AKIBAT DEFISIT DAYA
6.1. DEFINISI
Yang dimaksud dengan “Pemadaman akibat Defisit Daya” adalah kondisi dimana tidak
tersedianya daya pembangkitan untuk melayani beban sistem pada suatu kurun waktu
tertentu.Kondisi ini dapat disebabkan oleh defisit daya atau defisit energy pada pembangkitan.
1. Profil tegangan busbar 20 kV Sistem Kelistrikan Jayapura berada pada range 19,5 kV- 21,0 kV.
2. Pengaturan profil tegangan oleh Pengendali Operasi Sistem (Mini Scada) dari penunjukan
metering SCADA.
3. Operator PLTD menginformasikan segera kepada Pengendali Oeprasi Sistem (Mini Scada)
apabila profil tegangan berada di luar range yang ditentukan.
4. Profil Frekuensi Sistem Kelistrikan Jayapura berada pada range 49,75 Hz – 50,02 Hz. Pada
kondisi tertentu (Acara Kenegaraan dan Keagamaan) diperbolehkan frekuensi mencapai 50,20
Hz.
5. Status PMT/PMS 20 kV sesuai Single Line Diagram kondisi normal Sistem Kelistrikan
Jayapura.
6. Pengendali Operasi Sistem (Mini Scada) harus senantiasa mengikuti kondisi mutakhir
penyulang-penyulang 20 kV dan mesin pembangkit melalui jalur komunikasi radio.
7. Piket Distribusi UP3 Jayapura (PIDIS) senantiasa mengikuti kondisi mutakhir penyulang-
penyulang distribusi dan pembangkitan melalui jalur komunikasi radio dengan Pengendali
Operasi Sistem (Mini Scada).
8. Apabila terjadi gagal remote dari Pengendali Operasi Sistem (Mini Scada) maka Operator
PLTD dan Piket Distribusi UP3 Jayapura dapat melaksanakan secara manual setelah
berkoordinasi dengan Pengendali Operasi Sistem (Mini Scada)
8. PENUTUP
1. Protap ini dibuat di Jayapura pada tanggal 15 Agustus 2020 dan berlaku sejak 16 Agustus 2020.
2. Dengan berlakunya Protap ini, maka Prosedur Bersama pada tegangan menengah lainnya
dinyatakan tidak berlaku.
3. Jika terdapat hal-hal lain yang dianggap perlu dan belum diatur dalam Protap ini, maka akan
disempurnakan melalui mekanisma perubahan Protap di kemudian hari.
4. Protap ini akan diperbaharui bila ada penambahan instalasi dan atau tidak sesuai lagi dengan
perkembangan kondisi sistem.
Menyetujui,
Manager UP3 Jayapura, Manager Bagian Jaringan,