Anda di halaman 1dari 16

DAFTAR LOKASI-LOKASI PENTING ACARA KUNJUNGAN HUT RI Ke - 76

Halaman Lokasi Tanggal Pukul ( WIT ) PIC HP SUPPLY UTAMA CADANGAN 1 (PRIORITAS)

Stadion Mandala Jayapura 09.00 – 11.00


1 17 Agustus 2020 Jimmy G. Sapulete 0822-4838-5633 Genset Penyulang Mambruk/ Nuri
16.00 – 18.00
Kantor Walikota 17 Agustus 2020 09.00 – 11.00
2 Jimmy G. Sapulete 0822-4838-5633 Genset Penyulang Cendrawasih
16.00 – 18.00
Lapangan Brimob Kotaraja 17 Agustus 2020 09.00 – 11.00
3 Erick Sineri 0857-3093-3859 Genset Penyulang Bougenvil/ Melati
16.00 – 18.00
Lapangan Trikora 17 Agustus 2020 09.30 – 12.30
4 Erick Sineri 0857-3093-3859 Genset Penyulang Saga Mall/ Soka
16.00 – 18.00
5 Kantor Bupati Sentani 17 Agustus 2020 09.00 – 11.00
Volta Amcos K. M 0813-3311-9789 Genset Penyulang Bupati Polres
16.00 – 18.00
DAFTAR POS SIAGA HARI RAYA IDUL ADHA 1441 H/ 2020

NO POS SIAGA TANGGAL PENANGGUNG JAWAB HP

1 UP3 JAYAPURA 17 Agustus 2020 PAULINUS MAHUSE 0811-4865-550

2 ULP JAYAPURA 17 Agustus 2020 JIMMY G. SAPULETE 0822-4838-5633

3 ULP ABEPURA 17 Agustus 2020 ERICK SINERI 0857-3093-3859

4 ULP SENTANI 17 Agustus 2020 VOLTA AMCOS K. M. 0813-3311-9789

5 ULP ARSO 17 Agustus 2020 MOHAMMAD AMIN SALIM 0821-2497-8524

6 ULP GENYEM 17 Agustus 2020 HARSEN NIMPA 0812-3202-8328


FARIZZA ALIFATUL
7 ULP SARMI 17 Agustus 2020 INNAMULAH
0822-3334-5597

8 POS INDUK ENTROP 17 Agustus 2020 YANCE F. KOAGOUW 0812-4806-652


STANDAR OPERASI SISTEM JAYAPURA
D.1 Kondisi Normal Sistem.
Dalam Konsisi Normal Pasokan Utama Sistem Kelistrikan Jayapura adalah pusat listrik
Waena (57,9 MW), PLTMG Holtekamp (22 MW), dan PLTA Orya Genyem (20 MW).
Konfigurasi sitem jayapura mengguanakan trasmisi 70 kV untuk menghubungkan PLTMG
Holtekamp dan PLTA Orya Genyem ke pusat beban di Jayapura melalui saluran kabel Line
1 dan Line 2 menuju GI Skyline dan GI Harapan yang terhubung dengan pusat listrik waena
(57,9 MW) melalui Interkoneksi 5 dan 4, dan terhubung dengan pusat listrik yarmok (9,20
MW) melalui Interkoneksi 5, dan terhubung dengan pusat listrik Sentani (8 MW) melalui
Interkoneksi 4. Dan Pusat listrik waena (57,9 MW) dan pusat listrik yarmock (9,20 MW)
terhubung dengan interkoneksi 1,2 dan 3 sedangkan untuk penyulang pada Sistem Jayapura
menggunakan sistem radial namun semua penyulang bisa di manuver (ujung penyulang
saling bertemu). Pada kondisi Normal topologi Sistem Kelistrikan Jayapura adalah seperti
konfigurasi berikut:

Single Line Existing Sistem Jayapura


D.1.1 Sumber Pasokan.

D.1.2 Beban.
D. 1 PROSEDUR TETAP OPERASI SISTEM JAYAPURA

1.1. UMUM
Prosedur Tetap (Protap) Operasi Bersama ini disusun untuk dipergunakan sebagai pedoman
operasional bersama pada pelaksanaan pengendalian pengoperasian Sistem Kelistrikan Jayapura.
Pengendalian pengoperasian yang dimaksud adalah pengoperasian pembangkitan dan switching
peralatan sistim tenaga listrik tegangan menengah 20 kV dan Tegangan Tinggi 70 kV Sistem
kelistrikan Jayapura.
Protap ini dipergunakan sebagai panduan bagi Pelaksana tugas operasional pada :
1. Pengendali Operasi Pembangkit (GI Skyline)
2. Pengendali Operasi Sistem (Mini Scada)
3. Pengendali Operasi Sistem Penyaluran UPPK Jayapura
4. Pengendali Operasi Distribusi UP3 Jayapura
5. Piket Distribusi UP3 Jayapura
Protap tersebut mengatur operasional tegangan menengah dan tegangan tinggi baik pada kondisi
normal, kondisi gangguan , kondisi pemadaman akibat defisit daya dan kondisi penormalan pasca
pemadaman. Kondisi-kondisi tersebut perlu diatur dalam suatu Pedoman Operasional bersama
dengan tujuan menghindari kerusakan peralatan instalasi, ekonomis dan menjaga kontinuitas suplai.

1.2. TANGGUNG JAWAB PENGOPERASIAN


• Pengendali Operasi UPPK Papua dan Papua Barat (Call Sign Sektor 2)
a. Mengatur Pola pembangkit di UPPK Papua dan Papua Barat dengan memberi instruksi
kepada Pengendali Operasi Pembangkit (Call Sign DCC) dan berpedoman pada Rencana
Operasi Harian yang telah ditetapkan untuk mencapai sistem ketenagalistrikan yang handal,
bermutu baik dan ekonomis sehingga didapatkan kinerja pembangkitan yang sesuai target
kinerja UPPK.
b. Melakukan tindakan yang terbaik bila kondisi sistem telah menyimpang dari Rencana
Harian setelah sebelumnya berkoordinasi dengan Pengendali Operasi Sistem (Mini Scada)
dan Bagian Operasi Sistem dan penyaluran UPPK Papua dan Papua Barat.
c. Berkoordinasi dengan Pengendali Operasi Sistem (Mini Scada) dan Bagian Operasi Sistem
dan Penyaluran UPPK Papua dan Papua Barat untuk mengupayakan penormalan
sistem/gangguan instalasi sesingkat mungkin.
• Pengendali Operasi Pembangkit (Call Sign DCC) adalah
a. Pengendali Operasi Pembangkit terdiri dari Operator PLTD pada unit pembangkit di PLTD
Waena, PLTD Yarmokh (Yangke 10) dan PLTD Sentani (Sera 10) yang bertugas
melaksanakan operasional instalasi unit pembangkitan terkait dan menjamin
terselenggaranya kontinuitas tenaga listrik.
b. Operator PLTD membuat dan mengirimkan laporan beban dan daya mampu pembangkitan
harian ke Pengendali Operasi Pembangkitan Sektor Papua dan Papua Barat untuk di rekap
sebagai laporan bulanan.
c. Apabila terjadi gangguan yang bersifat emergency maka Pengendali Operasi Pembangkit
(Call Sign Giga 20) harus segera menginformasikan kondisi tersebut kepada Pengendali
Operasi Sistem (Mini Scada)
d. Dalam tugasnya menerima instruksi untuk pengoperasian mesin di sistem pembangkitan
Jayapura.
• Pengendali Operasi Distribusi UP3 Jayapura (Call Sign DCC)
a. Mengatur Pola Operasi Distribusi Tegangan Menengah
b. Berkoordinasi dengan Pengendali Pembangkitan dan Pengendali Operasi Sistem terkait
dengan perubahan pola operasi sistem distribusi tegangan menengah.
c. Berkoordinasi dengan Pengendali Operasi Sistem (Mini Scada) untuk mengupayakan
penormalan sistem/gangguan sesingkat mungkin.
• Pengendali Operasi Sistem (Mini Scada) dan Bagian Operasi Sistem dan Penyaluran UPPK
Papua dan Papua Barat. Tugas dan tanggung Jawab adalah sebagai berikut :
a. Berkoordinasi dengan Pengendali Operasi Pembangkit dan Piket Distribusi dalam
mengupayakan kelangsungan pasokan listrik secara real time.
b. Mengoperasikan secara remote PMT 20 kV d Penyulang/Feeder dan LBS maupun Recloser
yang terpasang di Jaringan Distribusi Tegangan Menengah 20 kV dan juga PMT 70 kV di
Gardu induk.
c. Memberikan petunjuk Piket operator gardu Induk 70 kV (Giga10, Giga 20, Giga 30, Giga
40), berkordinasi dengan pengendali Operasi Pembangkit (DCC) dan Pengatur distribusi
UP3 Jayapura (DCC), dalam memulihkan sistem kelistrikan Jayapura dari gangguan serta
memberikan arahan tentang tindakan terbaik bila kondisi sistem telah menyimpang dari
Rencana Operasi Harian akibat gangguan sistem/instalasi.
d. Mengawasi pelaksanaan penyaluran operasi sistem real time sistem Jaringan distribusi
Tegangan Menengah 20 kV dan tegangan Tinggi 70KV sesuai dengan rencana operasi.
e. Menganalisa sebab-sebab penyimpangan kondisi real time dari rencana operasi termasuk
analisa terhadap gangguan sistem atau gangguan instalasi.
• Piket Distribusi UP3 Jayapura (PIDIS)
Piket Distribusi Area Jayapura (Call Sign = Jaya 10)adalah Piket di UP3 Jayapura yang bertugas
berkomunikasi dengan Pengendali Operasi Sistem (Mini Scada) dalam menjamin
terselenggaranya kontinuitas dan pelayanan listrik ke konsumen dan pemulihan jaringan
distribusi tegangan menengah yang terganggu.

1.3. PERUBAHAN TAHAPAN UFR


1. Under Frequency Relay (UFR) pada penyulang distribusi adalah mekanisme pelepasan beban
secara otomatis (load Shedding) untuk mempertahankan frekuensi sistem yang kritis akibat
berkurangnya pasokan daya ke sistim karena tripnya satu atau lebih unit pembangkit.
Perubahan terhadap setting atau tahapan UFR menjadi kewenangan Pengendali Operasi
Pembangkit (Operator PLTD) sebagai pelaksana operasional instalasi unit pembangkit dengan
tetap berkoordinasi dengan Pengendali Operasi Sistem (Mini SCADA),Bagian Penyaluran
Operasi Sistem UPPK papua dan Papua Barat dan Pengendali Operasi Sistem Distribusi UP3
Jayapura.
2. Selector switch Under Frequency Relay (UFR) penyulang distribusi berada pada tahap sesuai
dengan lampiran
3. Permintaan perubahan tahapan UFR penyulang distribusi yang bersifat tetap ke tahapan
prioritas dilakukan secara tertulis ke bagian Operasi Sistem dan Penyaluran Sektor Papua Dan
Papua Barat
4. Perubahan tahapan UFR yang bersifat sementara karena permintaan Pengendali Operasi Sistem
Distribusi UP3 Jayapura disampaikan ke Pengendali Operasi Sistem (Mini SCADA),
selanjutnya secara lisan ke Pengendali Operasi Pembangkit untuk kemudian menginstrusikan
ke Operator PLTD dan Operator Gardu Induk.
5. Setiap perubahan settingan proteksi harus disertai dengan Berita Acara Perubahan Settingan
Proteksi dari kedua pihak (UPPK P2B dan UP3 Jayapura).
1.4. PENGOPERASIAN Netral Grounding Resistor (NGR)
NGR adalah suatu sistem pentanahan trafo yang menggunakan resistor. NGR di jayapura
menggunakan tahanan resistor 40Ω dengan menggunakan sistem parallel 2x80Ω.
a) Kondisi Normal
Pemasangan NGR di sistem jayapura pada posisi normal NGR dipasang di 2 lokasi yaitu di
PLTD Waena 1X80Ω dan dipasang di GI Sentani 1x80Ω apabila sudah terpasang menjadi
satu sistem menjadi sistem NGR 40Ω.

b) Kondisi gangguan Inter 4 (Tidak normal)


Kondisi tidak normal adalah kondisi dimana Interkoneksi 4 yang menghubungkan PLTD
Waena dan GI Sentani dalam posisi OPEN. Pada posisi tersebut terdapat 2 sistem yang
terpisah(Island system) sistem Sentani dan sistem Jayapura, sehingga untuk mendapatkan
nilai tahanan isolasi 40Ω pada GI Sentani harus aktifkan NGR 1x40Ω sedangkan di sistem
Jayapura harus di Aktifkan NGR 2x80Ω sehingga nilai NGR di masing-masing sistem adalah
40Ω dan setingan GFR bisa tetap selektif.
ALUR KOMUNIKASI OPERASI

Sistem Pembangkitan Sistem Transmisi dan Sistem Distribusi


Kelistrikan Jayapura Gardu Induk Jayapura Kelistrikan Jayapura
(Operator PLTD) (Operator GI) - ULP Jayapura
- PLTD Waena - GI Sentani - ULP Abepura
- PLTD Yarmokh - GI Skyline - ULP Sentani
- PLTD Sentani - GI Holtekanp - ULP Arso
- PLTD Arso - GI Orya Genyem - ULP Genyem
- PLTD Sewatama
- PLTD PRM
- PLTD BGM
- PLTU HOLTEKAMP Ch4

- PLTA ORYA
Ch 4
Ch4 Ch 5

Pengendali Pengendali Pengendali


Ch5
Operasi dan Operasi Sistem dan Operasi Distribusi
Ch 4
Pemeliharaan Penyaluran SP2B UP3 Jayapura
SP2B

Ch4 Ch 4
Ch 5
55

UPB DCC
Ch 5Ch 4

Alur komunikasi pada sistem jayapura terdapat 2 chanel yaitu:


• Chanel 4 (khusus sistem pembangkit UPK)
Chanel 4 digunakan oleh Pusat listrik ,Gardu induk , Bagian OPHAR dan penyaluran di UPK
P2B untuk koordinasi sistem pembangkit dan pengoperasian Transmisi di sistem Jayapura

• Chanel 5 (semua sistem Jayapura )


Chanel 5 digunakan oleh Scada untuk mengkoordiniasi seluruh sistem kelistrikan di Jayapura
baik untuk berkordinasi dengan sisi pembangkitan,sisi transmisi sisi distribusi dan sisi
pelayanan Teknik.
Channel Radio Jayapura :
1. Jayapura City : ULP Jayapura, DCC, Pos Induk, ULP Abepura, Koya, Sebagian
Arso.
2. Ifar Gunung : ULP Sentani, Sebagian daerah Waena, Sebagian Arso
3. Bring : ULP Genyem, Sebagian Arso
4. Boasom : ULP Genyem, Nimbontong
5. Sistem Jayapura : Analog Sistem, Sebagian Abepura, Entrop
2. PEMELIHARAAN / ENERGIZED PERALATAN

2.1. DEFINISI
Yang dimaksud dengan “Kondisi Pemeliharaan” adalah kegiatan yang dilakukan untuk
mempertahankan atau mengembalikan unjuk kerja peralatan/instalasi. Hal yang dimaksud berlaku
juga untuk pemberian tegangan (energized) dan pembebanan peralatan atau instalasi yang baru
dioperasikan. Kegiatan tersebut kemungkinan menyebabkan pemadaman pada peralatan yang akan
dipelihara atau berubahnya kondisi normal pada instalasi (manuver)

2.2. PEMBEBASAN TEGANGAN


1. Manuver pembebasan tegangan pada instalasi kubikel dilakukan setelah mendapat izin
pekerjaan pembebasan tegangan dari Pengendali Operasi Sistem dan Penyaluran SP2B (Scada),
dan jika pembebasan tersebut mengakibatkan pemadaman pada penyulang 20 kV, maka perlu
koordinasi dengan Pengendali Operasi Distribusi Area Jayapura .
2. Jika pekerjaan pembebasan tegangan tidak melibatkan unit lain maka tidak perlu mengirim
Surat Permintaan Izin Pekerjaan, cukup dengan menginformasikan secara lisan melalui media
komunikasi radio call ke Mini Scada.
3. Jika pekerjaan pembebasan tegangan melibatkan unit lain maka diperlukan Surat Izin Pekerjaan
pembebasan tegangan yang disampaikan secara tertulis minimal 3 (tiga) hari sebelum pekerjaan
pemeliharaan dilakukan.
4. Manuver pembebasan tegangan pada instalasi Pusat Listrik dan Gardu INDUK dilaksanakan
sesuai dengan urutan manuver pembebasan tegangan yang diterbitkan oleh Pengendali Operasi
Pembangkit Sektor Jayapura.

2.3. MANUVER JARINGAN DISTRIBUSI


1. Manuver pada jaringan distribusi untuk pekerjaan terencana dilakukan setelah Pengendali
Operasi Distribusi UP3 Jayapura mengirimkan surat pemberitahuan pekerjaan dan konfigurasi
jaringan ke Pengendali Operasi Sistem (Mini Scada), minimal 3 (tiga) hari sebelumnya. Dan
jika manuver tersebut mengakibatkan pemadaman pada penyulang 20 kV, maka perlu
berkoordinasi dengan Pengendali Operasi Pembangkitan UPPK Papua dan Papua Barat.
2. Manuver jaringan distribusi untuk pekerjaan korektif pada jaringan distribusi yang memerlukan
pelepasan PMT Penyulang 20 kV di Pusat Listrik dan Gardu Induk dilakukan setelah
Pengendali Operasi Sistem (Mini Scada)
3. KONFIGURASI JARINGAN SISTEM

3.1. KONDISI NORMAL


Yang dimaksud dengan “Kondisi Normal” , adalah suatu keadaan dimana semua peralatan utama,
peralatan bantu, dan peralatan pendukung dapat dioperasikan sesuai batas-batas keamanan
pengusahaan serta sesuai dengan fungsinya.
Kondisi Normal Sistem Jayapura per penyulang sesuai Lampiran 1

3.2. KONDISI GANGGUAN


Yang dimaksud dengan kondisi gangguan adalah suatu keadaan operasional yang menyatakan
keluarnya peralatan pembangkitan dan/atau peralatan distribusi tegangan menengah
(TM),Tegangan Tinggi(TT) yang terganggu oleh keadaan tertentu, sehingga fungsi penyaluran atau
distribusi tenaga listrik ke konsumen menjadi tidak optimal, serta beroperasi tidak sesuai dengan
konfigurasi seperti yang ditetapkan pada kondisi normal.
A. Gangguan padam total (Black-Out) Sistem Jayapura
1. Tindakan yang dilakukan oleh Pengendali Operasi dan Pembangkit (Operator PLTD) adalah
sebagai berikut :
- Menginformasikan kondisi tersebut kepada Pengendali Operasi Sistem (Mini Scada)
- Membuka semua PMT Pangkal Penyulang Distribusi di Pusat Listrik dan Gardu Induk
- Mencatat semua kejadian sebelum dan saat terjadi gangguan
- Mencatat indikasi relay dan signal yang muncul pada monitor display
- Melaporkan kondisi mesin bila ada gangguan
- Melakukan tindakan seperti dimaksud pada SOP Pengoperasian Unit Pembangkit
- Melakukan tindakan pemulihan
2. Tindakan yang dilakukan oleh Pengendali Operasi Sistem (Mini Scada)
- Menginformasikan kondisi tersebut ke Piket Distribusi UP3 Jayapura
- Mencatat semua kejadian sebelum dan saat terjadi
- Melepas LBS/Recloser remote dan untuk LBS/Recloser manual Pengendali Operasi
Sistem (Mini Scada) menginformasikan ke PIDIS UP3 Jayapura untuk melepas
LBS/Recloser pertama dari Pangkal Penyulang.
- Mencatat indikasi relay dan signal yang muncul pada monitor Mini Scada.
- Menginformasikan ke Gardu Induk untuk memposisikan peralatan GI dan transmisi
posisi standby (siap dioperasikan)
Untuk pemulihan menunggu informasi selanjutnya dari Pengendali Operasi Pembangkit
(Operator PLTD) dengan memperhatikan frekuensi sistem dan berdasarkan urutan prioritas.

3. Tindakan yang dilakukan oleh Piket Distribusi UP3 Jayapura (PIDIS) adalah sebagai berikut
:
- Menginformasikan ke Kantor Rayon atau Ranting bahwa terjadi gangguan Black-Out
dan minta untuk melepas LBS/Recloser manual yang diperlukan yang terdekat dari
pangkal penyulang.
- Menginformasikan ke Kantor Rayon atau Ranting untuk mendahulukan penyulang-
penyulang yang diprioritaskan agar nantinya bisa dinormalkan secara bertahap.
Untuk pemulihan menunggu informasi selanjutnya dari Pengendali Operasi Sistem (Mini
Scada)
B. Gangguan Pembangkit
1. Tindakan yang dilakukan oleh Pengendali Operasi Pembangkit (Operator PLTD) adalah
sebagai berikut :
- Menginformasikan kondisi tersebut ke Pengendali Operasi Sistem (Mini Scada)
- Mencatat semua kejadian sebelum dan saat terjadi gangguan
- Mencatat indikasi relay dan signal yang muncul pada monitor display kontrol mesin
- Melaporkan kejadian dan indikasi gangguan yang muncul pada Pengendali Operasi dan
Pemeliharaan Pembangkit dan Operasi Sistem Penyaluran UPPK Papua dan Papua
Barat
2. Tindakan yang dilakukan oleh Pengendali Operasi Sistem dan Penyaluran (Mini Scada)
- Menginformasikan kondisi tersebut kepada PIDIS UP3 Jayapura
- Merekap semua Indikasi gangguan ,mengevaluasi dan Membuat Kronologis apabila
terjadi kondisi Blackout

C. Gangguan Penyulang
Tindakan-tindakan berikut pada Jaringan Distribusi Tegangan Menengah 20 kV yang
dilengkapi dengan LBS dan Recloser remote maupun LBS dan Recloser yang masih
dioperasikan secara manual.
1. Tindakan yang dilakukan oleh Pengendali Operasi Sistem dan penyaluran (Mini Scada)
adalah sebagai berikut :
- Informasikan kondisi tersebut ke PIDIS UP3 Jayapura.
- Lepaskan LBS, Recloser atau Motorized Remote. Informasikan ke Pengendali Operasi
Pembangkit (Call Sign DCC) untuk dicoba masukan kembali PMT penyulang.
- Untuk gangguan yang menyebabkan beberapa penyulang lain atau terjadi Black Out
maka penyulang penyebab gangguan harus diperiksa atau ditelusuri oleh PIDIS Area
Jayapura sebelum di masukkan kembali.
- Untuk gangguan penyulang yang tidak menyebabkan penyulang lain gangguan dapat
dilakukan penormalan sekali, jika gagal maka harus diperiksa atau ditelusuri oleh PIDIS
UP3 Jayapura sebelum di masukkan kembali.
- Jika masuk kembali, informasikan kembali ke Pengendali Operasi Pembangkit (Call
Sign DCC) untuk mengecek kesiapan pembangkit apakah bisa menampung beban yang
masuk bila penyulang gangguan dimasukan bertahap.
- Jika gagal, informasikan ke Piket Distribusi UP3 Jayapura (PIDIS) untuk memeriksa
jaringan distribusinya.
- Lakukan manuver untuk mengurangi pemadaman dengan terlebih dahulu
meninformasikan ke Pengendali Operasi Distribusi (Call Sign Jaya 2) apakah
memungkinkan bagi sistem jaringan distribusi dan Pengendali Operasi Pembangkit (Call
Sign DCC) untuk mengecek kesiapan pembangkit apakah masih bisa menampung beban
yang masuk bila dimanuver.
- Infromasikan ke Pengendali Operasi Pembangkit (Call Sign DCC) untuk memasukan
kembali PMT Penyulang jika ada pernyataan aman dari Piket Distribusi UP3 Jayapura
(PIDIS).
- Catat indikasi Relay, Signal, jam keluar masuk PMT/LBS dan penyebab gangguan.
2. Tindakan yang dilakukan oleh Piket Distribusi UP3 Jayapura (PIDIS) adalah sebagai
berikut :
- Jika ada informasi dari Pengendali Operasi Sistem (Mini Scada), lepas LBS terdekat dari
pangkal penyulang atau LBS sebelum LBS remote atau LBS pada area jaringan
distribusi yang gangguan dengan berkordinasi dengan ULP dalam area penyulang yang
mengalami gangguan tersebut.
- Setelah dilakukan pemeriksaan, informasikan ke Pengendali Operasi Sistem (Mini
Scada)

3. Tindakan yang dilakukan oleh Pengendali Operasi Pembangkit (Call Sign DCC)
- Menginformasikan ke Pengendali Operasi Sistem (Mini Scada) mengenai kondisi
pembangkit.
- Mencatat indikasi relay, signal yang terbaca di pangkal penyulang dan
menginformasikan hal tersebut ke Pengendali Operasi Sistem (Mini Scada)
- Mencatat jam keluar masuk PMT dan penyebab gangguan.

D. Gangguan Transmisi 70KV


Tindakan-tindakan berikut pada Jaringan Transmisi 70KV Yang dioperasikan melalui Gardu
induk
1. Tindakan yang dilakukan Pengendali Operasi sistem dan Penyaluran (Sektor 3)
- Membuat pola operasi /Instruksi pada Pelaksana pengendali operasi sistem (Mini Scada)
untuk mempercepat proses penormalan
- Memastikan penormalan sesuai dengan SOP atau Protap yang telah di sepakati.
- Mengevaluasi gangguan supaya tidak terjadi di waktu yang akan datang.
5. KEADAAN DARURAT

5.1. DEFINISI
Yang dimaksud dengan “Kondisi Darurat atau Emergency” adalah kejadian musibah, misalnya
: kebakaran, bencana alam (berupa banjir dan gempa), angin kencang, pendudukan/huru-hara
yang dapat membahayakan jiwa manusia dan kerusakan peralatan instalasi listrik asset PLN.

5.2. TINDAKAN
Dalam kondisi darurat (emergency),
- Operator Pusat Listrik dan Gardu induk dapat langsung melakukan
pelepasan/pembebasan tegangan pada mesin instalasi atau PMT pangkal penyulang yang
terganggu, hanya jika hal tersebut diperlukan untuk mencegah timbulnya bahaya atau
kerugian yang lebih besar.Operator PL dan GI segera menginformasikan ke Pengendali
Operasi Sistem (Mini Scada) setelah tindakan darurat dilakukan.
- PIDIS UP3 Jayapura dapat langsung melakukan tindakan pelepasan/pembebasan
tegangan pada LBS atau Recloser penyulang yang terganggu, hanya jika hal tersebut
diperlukan untuk mencegah timbulnya bahaya atau kerugian yang lebih besar. PIDIS
UP3 Jayapura segera menginformasikan ke Pengendali Operasi Sistem (Mini Scada)
setelah tindakan darurat dilakukan.
6. PEMADAMAN AKIBAT DEFISIT DAYA

6.1. DEFINISI
Yang dimaksud dengan “Pemadaman akibat Defisit Daya” adalah kondisi dimana tidak
tersedianya daya pembangkitan untuk melayani beban sistem pada suatu kurun waktu
tertentu.Kondisi ini dapat disebabkan oleh defisit daya atau defisit energy pada pembangkitan.

6.2. PEMADAMAN DEFISIT


1. Pemadaman Defisit yang dimaksud adalah kondisi defisit daya yang disebabkan oleh gagal
parallel pada unit pembangkit yang sebelumnya telah dinyatakan siap operasi.
2. Keluar paksa akibat factor internal unit pembangkit yang sedang beroperasi maupun factor
eksternal.
3. Pada kondisi ini . Pengendali Operasi Sistem (Mini Scada)menyampaikan kondisi tersebut
ke Pengendali Operasi Pembangkit (Call Sign DCC) dan Pengendali Operasi Distribusi
(Call Sign DCC) sebelum dilakukan pelepasan beban.]
4. Waktu Pemadaman di bagi menjadi 4 section masing-masing 3 jam dengan
pembagiansebagaiberikut :
- Section 1 : 10.00 – 13.00
- Section 2 : 13.00 – 16.00
- Section 3 : 16.00 – 19.00
- Section 4 : 19.00 – 22.00
5. Berdasarkan matriks yang dibuat dengan defisit 10 MW dan untuk pemadaman 3 jam maka
setiap lokasi pemadaman akan berulang setiap 2 hari.
6. Pada kondisi beban puncak maka captive power harus di maksimalkan.
7. Penyulang prioritas Gedung Negara, Kantor Gubernur dan Bandara Sentani.
8. Pada kondisi defisit UFR tahap 1 dapat di nonaktifkan (posisi OFF) untuk mengurang
ifrekuensi pemadaman di penyulang tersebut, eksekusi tahap 1 (49,5 Hz) diambil alih oleh
SCADA. Apabila ada perubahan ON-OFF pada UFR harus seizing Asman Jaringan Area
danA sman OP-HAR Sektor.
9. Jadwal pemeliharaan JTM oleh Area Jayapura disesuaikan dengan jadwal pemadaman.
10. Perubahan jadwal pemadaman harus seizing Manager Bagian Jaringan UP3 Jayapura.
11. Jika defisit lebih besar dari jadwal maka tambahan pemadaman diambil daripenyulang yang
terjauh pada jadwal pemadaman (di hari berikutnya).Dapat di perintahkan langsung oleh
SCADA berdasarkan penurunanf rekuensi.
12. Untuk penyulang yang mengalami gangguan sebelum jadwal pemadaman maka ditukar
dengan penyulang lain pada hari berikutnya.
13. Area Jayapura berkoordinasi dengan Humas UIWP2B untuk membuat pengumuman di
media cetak dan elektronik terkait pemadaman lengkap dengan lokasi yang di padamkan.
14. UP3 Jayapura Mengirimkan Surat pemberitahuan dan Jadwal pemadaman ke RumahSakit,
instalasi pemerintah dan fasilitas yang penting lainnya.
15. Matriks akan di evaluasi oleh petugas Posko.
16. Petugas Posko di Bentuk oleh wilayah dan ditentukan oleh Wilayah.
17. Untuk Penurunan frekuensi 0,1 Hz dapat melepaskan beban ±800 KW sebagai acuan dalam
melepaskan beban.
7. HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN

1. Profil tegangan busbar 20 kV Sistem Kelistrikan Jayapura berada pada range 19,5 kV- 21,0 kV.
2. Pengaturan profil tegangan oleh Pengendali Operasi Sistem (Mini Scada) dari penunjukan
metering SCADA.
3. Operator PLTD menginformasikan segera kepada Pengendali Oeprasi Sistem (Mini Scada)
apabila profil tegangan berada di luar range yang ditentukan.
4. Profil Frekuensi Sistem Kelistrikan Jayapura berada pada range 49,75 Hz – 50,02 Hz. Pada
kondisi tertentu (Acara Kenegaraan dan Keagamaan) diperbolehkan frekuensi mencapai 50,20
Hz.
5. Status PMT/PMS 20 kV sesuai Single Line Diagram kondisi normal Sistem Kelistrikan
Jayapura.
6. Pengendali Operasi Sistem (Mini Scada) harus senantiasa mengikuti kondisi mutakhir
penyulang-penyulang 20 kV dan mesin pembangkit melalui jalur komunikasi radio.
7. Piket Distribusi UP3 Jayapura (PIDIS) senantiasa mengikuti kondisi mutakhir penyulang-
penyulang distribusi dan pembangkitan melalui jalur komunikasi radio dengan Pengendali
Operasi Sistem (Mini Scada).
8. Apabila terjadi gagal remote dari Pengendali Operasi Sistem (Mini Scada) maka Operator
PLTD dan Piket Distribusi UP3 Jayapura dapat melaksanakan secara manual setelah
berkoordinasi dengan Pengendali Operasi Sistem (Mini Scada)
8. PENUTUP

1. Protap ini dibuat di Jayapura pada tanggal 15 Agustus 2020 dan berlaku sejak 16 Agustus 2020.
2. Dengan berlakunya Protap ini, maka Prosedur Bersama pada tegangan menengah lainnya
dinyatakan tidak berlaku.
3. Jika terdapat hal-hal lain yang dianggap perlu dan belum diatur dalam Protap ini, maka akan
disempurnakan melalui mekanisma perubahan Protap di kemudian hari.
4. Protap ini akan diperbaharui bila ada penambahan instalasi dan atau tidak sesuai lagi dengan
perkembangan kondisi sistem.

Menyetujui,
Manager UP3 Jayapura, Manager Bagian Jaringan,

SALMON KARETH PAULINUS MAHUSE

Anda mungkin juga menyukai