Anda di halaman 1dari 56

MONITORING SISTEM INJEKSI POLY ALUMINIUM CHLORIDE

(PAC) MENGGUNAKAN VARIABLE SPEED DRIVE INVERTER ACS


150 DAN CRONOS PROCESS INSTRUMENT PADA INSTALASI
PENGOLAHAN AIR 2 PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM)
WAY RILAU BANDAR LAMPUNG

(Laporan Kerja Praktik)

Oleh

RIO NURMAN SAPUTRA

1715031082

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
2020
MONITORING SISTEM INJEKSI POLY ALUMINIUM CHLORIDE
(PAC) MENGGUNAKAN VARIABLE SPEED DRIVE INVERTER ACS
150 DAN CRONOS PROCESS INSTRUMENT PADA INSTALASI
PENGOLAHAN AIR 2 PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM)
WAY RILAU BANDAR LAMPUNG

Oleh

RIO NURMAN SAPUTRA

1715031082

Laporan Kerja Praktik

Diajukan Untuk Memenuhi Kurikulum Tugas Mata Kuliah Kerja Praktik


Pada Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik
Universitas Lampung

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
2020

i
LEMBAR PENGESAHAN

MONITORING SISTEM INJEKSI POLY ALUMINIUM CHLORIDE


(PAC) MENGGUNAKAN VARIABLE SPEED DRIVE INVERTER ACS
150 DAN CRONOS PROCESS INSTRUMENT PADA INSTALASI
PENGOLAHAN AIR 2 PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM)
WAY RILAU BANDAR LAMPUNG

LAPORAN KERJA PRAKTIK

Diajukan Untuk Memenuhi Kurikulum Tugas Mata Kuliah Kerja Praktik


Pada Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik
Universitas Lampung

Oleh

Rio Nurman Saputra


NPM: 1715031082

Mengetahui
Dosen Pembimbing Kerja Praktik

Emir Nasrullah, S.T.,M.Eng


NIP. 19600614 199402 1 001

Menyetujui,
Ketua Jurusan Teknik Elektro

Khairudin, S.T.,M.Sc.,Ph.D.Eng
NIP. 19700719 200012 1 001

ii
LAPORAN KERJA PRAKTIK

MONITORING SISTEM INJEKSI POLY ALUMINIUM CHLORIDE


(PAC) MENGGUNAKAN VARIABLE SPEED DRIVE INVERTER ACS
150 DAN CRONOS PROCESS INSTRUMENT PADA INSTALASI
PENGOLAHAN AIR 2 PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM)
WAY RILAU BANDAR LAMPUNG

Diajukan sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Teknik


Elektro pada Jurusan Teknik Elektro

Disusun oleh :

Nama : Rio Nurman Saputra

NPM : 1715031082

Tanggal Mulai Kerja Praktek : 18 Agustus 2020


Tanggal Selesai Kerja Praktek : 18 September 2020

Bandar Lampung, 2020

Disetujui,

Pembimbing Kerja Praktik

Taufik Hidayat S.T

iii
HALAMAN PERSEMBAHAN

Laporan Kerja Praktik ini saya persembahkan kepada;

Ibu dan Ayah Tercinta

Sebagai tanda bakti, hormat, dan rasa terima kasih yang tiada

terhingga aku persembahkan karya kecil ini untuk ibu dan ayah

yang telah memberikan kasih dan sayang, dukungan serta cinta kasih

yang diberikan yang tak terhingga yang tidak mungkin terbalas dengan

selembar kata cinta dan persembahan ini. Semoga ini menjadi langkah

awal untuk membuat ayah dan ibu bahagia.

Kedua adik Tersayang

Untuk kedua adiku, Tiada yang paling menyenangkan saat kumpul akur

bersama,walaupun sering bertengkar, tapi hal itu slalu memberikan

warna yang tidak akan bisa digantikan dengan apapun. Terimakasih

dukungannya.

iv
ABSTRAK

MONITORING SISTEM INJEKSI POLY ALUMINIUM CHLORIDE


(PAC) MENGGUNAKAN VARIABLE SPEED DRIVE INVERTER ACS
150 DAN CRONOS PROCESS INSTRUMENT PADA INSTALASI
PENGOLAHAN AIR 2 PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM)
WAY RILAU BANDAR LAMPUNG

Oleh

RIO NURMAN SAPUTRA

Kemajuan teknologi membuat banyak sekali perangkat-perangkat yang semakin


canggih. Hingga dapat membantu manusia memudahkan pemantauan sebuah
sistem pada suatu industri yang bisa mengganggu suatu proses pendistribusian
pada industri tersebut. Teknologi instrumentasi elektronika telah membuat banyak
industri melakukan pengendalian & pemantauan pendistribusian secara safety dan
otomatis. Salah satunya adalah monitoring sistem injeksi poly aluminium chloride
(PAC) yang dikontrol dengan variable speed drive dan cronos pocess instrument.
Salah satu perangkat yang berfungsi untuk mengukur kualitas air baku dan
mengirimkan data adalah cronos process instrumrnt. cronos process instrumrnt
akan mengirimkan data berupa Signal elektrik. Dimana data tersebut akan di olah
oleh variable speed drive untuk mengatur kecepatan dari motor pompa dosing.
Jenis variable speed drive yang dipakai disidtribusi Perusahaan Daerah Air
Minum (PDAM) Way Rilau Bandar Lampung adalah acs 150 yang terkoneksi
pada pompa dosing. yang terintegrasi dengan pipa saluran Poly Aluminium
Cloride yang kemudian di ijneksikan ke dalam Instalasi Pengolahan Air.

Kata kunci: injeksi poly aluminium cloride, variable speed drive


,cronos process instrument.

v
KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmannirrohim.

Alhamdulillah, Puja dan puji syukur saya panjatkan ke hadirat Allah SWT
atas rahmat yang diberikan-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan laporan kerja
praktik dengan judul “ Monitoring Sistem Injeksi Poly Aluminium Cloride
(PAC) Menggunakan Variable Speed Drive Inverter ACS 150 dan Cronos
Process Instrument Pada Instalasi Pengolahan Air 2 Perusahaan Daerah Air
Minum (PDAM) Way Rilau Bandar Lampung ”. Laporan kerja praktik ini
disusun sebagai bentuk pertanggung jawaban kerja praktik saya yang telah
dilaksanakan di perusahaan daerah air minum (PDAM) way rilau Bandar
Lampung yang dilaksanakan tanggal 18 Agustus 2020 sampai dengan 18
September 2020. Laporan ini ditujukan untuk memenuhi mata kuliah kerja praktik
yang ditempuh pada semester VII (Tujuh) Program Studi S1 Teknik Eelektro di
Universitas Lampung.

Dalam penyusunan laporan kerja praktik saya menyadari bahwa selama


pelaksanaan kerja praktik hingga penyusunana laporan ini dapat terlaksana
dengan baik tidak lain karena bantuan dan dukungan serta motivasi dari berbagai
pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini saya ingin mengucapkan terima
kasih kepada

1. Khairudin, S.T., M.Sc., Ph. D. Eng sebagai Ketua Jurusan Teknik


Elektro Universitas Lampung

2. Herlinawati, S.T.,M.T. sebagai Sekretaris Jurusan Tenik Elektro.


3. Dr. Eng. Nining Purwasih, S.T., M.T. sebagai Koordinator Program
Studi Teknik Elektro

vi
4. Emir Nasrullah, S.T.,M.Eng selaku pembimbing dalam penyusunan
laporan kerja praktik yang telah banyak membantu dalam penyelesaian
Laporan Kerja Praktik ini.
5. Bapak Taufik Hidayat selaku pembimbing lapangan serta seluruh
tenaga kerja di Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Way Rilau
Bandar Lampung yang telah memberikan pengarahan serta ilmu
selama Kerja Praktik.
6. Afrisca Hartianeza, S.Si yang selalu memberi semangat dan dukungan
kepada penulis
7. Dampit Wijayanto, Syehran dan Randy selaku rekan Kerja Praktik di
di Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Way Rilau Bandar
Lampung yang telah berjuang bersama dalam menyelesaikan Kerja
Praktik.
8. Rekan-rekan Teknik Elektro Universitas Lampung angkatan 2017
yang telah membantu dukungan dan motivasi kepada penulis.
9. Semua pihak yang terlibat dalam menyelesaikan laporan Kerja Praktik
yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Saya menyadari bahwa dalam laporan ini masih terdapat kekurangan,


maka dari itu segala kritik dan saran yang membangun akan selalu saya
terima dengan sepenuh hati. Semoga laporan yang saya buat ini bisa
bermanfaat bagi pembacanya dan akan membantu di kemudian hari.

Bandar Lampung, Oktober 2020

Rio Nurman Saputra


1715031082

vii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................................... i

BAB I .................................................................................................................................. 1

PENDAHULUAN .............................................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang.................................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................ 2

1.3 Batasan Masalah ............................................................................................... 2

1.4 Tujuan Kerja Praktik ....................................................................................... 2

1.5 Waktu dan Lokasi Kerja Praktik .................................................................... 3

1.6 Metode Penulisan .............................................................................................. 3

1.7 Sistematika Penulisan ....................................................................................... 4

BAB II ................................................................................................................................ 6

TINJAUAN UMUM ........................................................................................................... 6

2.1 Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM)....................................................... 6

2.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) ........................... 6

2.1.2 Visi dan Misi Perusahaan .......................................................................... 12

2.2 Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Way Rilau Bandar Lampung .. 13

2.2.1 Sejarah Singkat Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Way Rilau Bandar
Lampung 13

2.2.2 Visi & Misi Perusahaan.............................................................................. 14

2.2.3 Struktur Organisasi PT.PGAS Telekomunikasi Nusantara Regional Office


Lampung 14

viii
2.3 Fasilitas produksi di perushaan daerah air minum (PDAM) way rilau
Bandar lampung ......................................................................................................... 16

2.3.1.Sumber ............................................................................................................ 16

2.3.2.Saringan Air ................................................................................................... 17

2.3.3.Valve................................................................................................................ 17

2.3.4.Pipa Alir .......................................................................................................... 18

2.3.6.Bak Penampungan Poly Aluminium Chloride (PAC) ................................ 19

2.3.7.Resevoar.......................................................................................................... 20

2.3.8.Pompa Air ...................................................................................................... 20

2.3.9.Pompa Dosing ................................................................................................. 20

BAB III ............................................................................................................................. 21

TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................................... 21

3.1 Monitoring........................................................................................................ 21

3.2 Sensor ............................................................................................................... 22

3.2.1 Sensor Aktif ..................................................................................................... 23

3.2.2 Sensor Pasif ..................................................................................................... 23

3.2.3 Sensor Analog .................................................................................................. 23

3.2.4 Sensor Digital .................................................................................................. 24

3.2.5 Jenis-Jenis Sensor ........................................................................................... 24

3.3 Variable Speed Drive ....................................................................................... 25

3.3.1 Jenis – Jenis Variable Speed Drive........................................................ 26

3.3.2 Komponen Variable Speed Drive............................................................ 29

3.4 Pompa ............................................................................................................... 30

3.4.1 Positive Displacement Pump .................................................................. 31

3.4.2 Dynamic Pump .......................................................................................... 33

3.5 Poly Aluminium Cloride ......................................................................................... 34

BAB IV ............................................................................................................................. 35

ix
PEMBAHASAN .............................................................................................................. 35

4.1 Variable Speed Drive Inverter ACS 15 ............................................................ 35

4.1 Pompa Dosing .................................................................................................. 36

4.2 Monitoring sistem injeksi PAC ...................................................................... 37

4.3 Maintenance ..................................................................................................... 38

BAB V .............................................................................................................................. 40

KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................................................ 40

5.1. Kesimpulan ....................................................................................................... 40

5.2. Saran ................................................................................................................ 41

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 42

x
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Struktur Organisasi PT. PGASCOM Regional Office Lampung ..... 14

Gambar 3.1 Pressure Transmitter......................................................................... 21

Gambar 3.2 Flow Transmitter............................................................................... 22

Gambar 3.3 Temperature Transmitter .................................................................. 23

Gambar 3.4 Komponen Pressure Transmitter ...................................................... 24

Gambar 3.5 Pressure Monitoring Device ............................................................. 25

Gambar 4.1 Skematik jaringan pipa dan fasilitas distribusi PT. Perusahaan Gas
Negara (PGN) area Lampung .............................................................................. 29

Gambar 4.2 Ruang Monitoring Master Control Station (MCS) ........................... 32

Gambar 4.3 Display Lokal Pressure Transmitter &Pressure gauge 14-08-2020 33

Gambar 4.4 Display Interface PMD 14-08-2020 ................................................. 34

Gambar 4.5 Display Master Control Station 14-08-2020………………………..34

xi
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Semakin tinggi angka jumlah penduduk di kota Bandar lampung membuat

kebutuhan air bersih untuk kebutuhan air bersih untuk kebutuhan sehari hari juga

semakin meningkat. Setiap orang pasti membutuhkan air bersih untuk memenuhi

kebutuhan pokok seperti bersih bersih rumah, mencuci pakaian, mencuci

peralatan makan, mencuci kendaraan, sampai kebutuhan mandi dan minum.

Hal seperti ini harus cepat di tangani oleh perusahaan yang bergerak di bidang

penyedia air bersih, salah stunya Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Way

Rilau Bandar Lampung. Kebutuhan air bersih yang setiap hari semakin

meningkat membuat perusahaan penyedia air bersih seperti Perusahaan Daerah

Air Minum (PDAM) Way Rilau Bandar Lampung meningkatkan penyediaan air

bersih untuk memenuhi kebutuhan pelanggan.

Keadaan sperti ini berdampak pada mengurangnya persediaan air bersih dari

alam, salah satu cara untuk mengurangi dampak semakin menipisnya persediaan

caangan air bersih di bumi adalah dengan memanfaatkan air sungai sebagai

bahan baku untuk menyediakan air bersih, begitupun yang dilakukan oleh

Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Way Rilau Bandar Lampung.

1
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, laporan kerja praktik ini disusun untuk

membahas mengenai Bagaimana Monitoring Sistem injeksi Poly Aluminium

Chloride (PAC) Menggunakan Variable Speed Drive Inverter ACS 150 dan

Cronos Process Instrument Pada Instalasi Pengolahan Air 2 di Perusahaan Daerah

Air Minum (PDAM) Way Rilau Bandar Lampung

1.3 Batasan Masalah

Batasan masalah pada laporan ini adalah:

1. Sistem injeksi Poly Aluminium Chloride (PAC) secara umum

2. Sistem Monitoring injeksi Poly Aluminium Chloride (PAC) pada instalasi

pengolahan air 2 menggunakan Variable Speed Drive Inverter ACS 150 dan

cronos process instrument secara umum

1.4 Tujuan Kerja Praktik

Tujuan penyusunan laporan kerja praktik sebagai berikut :

1. Memenuhi syarat untuk menyelesaikan studi tingkat sarjana di Program Studi

Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Lampung

2. Mengetahui aplikasi dari ilmu yang didapat di bangku perkuliahan dengan

yang terdapat di lapangan

2
3. Mendapatkan pengalaman di lapangan yang berguna untuk mengembangkan

ilmu pengetahuan

3. Untuk mengetahui Sistem injeksi Poly Aluminium Chloride (PAC) secara

umum

4. Sistem Monitoring pompa dosing instalasi pengolahan air 2 menggunakan

Variable Speed Drive Inverter ACS 150

1.5 Waktu dan Lokasi Kerja Praktik

Waktu pelaksanaan kerja Praktik Pada :

Waktu : 18 Agustus 2020 – 18 September 2020

Tempat : Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Way Rilau Bandar

Lampung

1.6 Metode Penulisan

Dalam penyusunan laporan kerja praktik, penulis mempunyai beberapa

metode yang digunakan sebagai berikut :

1. Metode Studi Lapangan dan Observasi

Dengan cara penulis melakukan pengamatan langsung terhadap apa yang

terjadi di lapangan untuk mengetahui bagian-bagian yang terkait dengan topik

yang dibahas serta melakukan pengamatan secara langsung bagian-bagian alat.

3
2. Studi Literatur

Penulis melakukan pembelajaran dari berbagai literature seperti buku-

buku, jurnal-jurnal dari pembimbing ataupun internet untuk melengkapi

data- data dalam penyusunan laporan.

3. Interview dan Diskusi

Penulis melakukan Wawancara dan diskusi ringan dengan beberapa pegawai

Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Way Rilau Bandar Lampung karena

merupakan cara yang paling efektif dalam mendapatkan data karena mereka

telah berpengalaman dan mengetahui hampir seluruh alat dan proses.

1.7 Sistematika Penulisan

Untuk memberikan gambaran secara keseluruhan dari laporan kerja

praktik,maka penulisan disusun sebagai berikut

BAB I : Pendahuluan

Berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah,

tujuan, waktu dan tempat kerja praktik,metode pengumpulan data

dan sistematika penulisan

BAB II : Tinjauan Umum

Berisikan tentang sejarah singkat Perusahaan Daerah Air

Minum (PDAM) Way Rilau Bandar Lampung, visi misi

instansi, fungsi instansi, tujuan instansi dan struktur organisasi

instansi.

4
BAB III : Dasar Teori

Berisi Tentang Pembahasan teoritis mengenai sistem injeksi poly

alunimium chloride (PAC) seperti definisi, prinsip kerja,

komponen-komponen utama dan jenis-jenis pompa dosing serta hal

pendukung lainnya.

BAB IV : Pembahasan

Berisi tentang penjelasan prinsip kerja yang telah dikerjakan dan

juga memberikan informasi tentang keluaran yang dihasilkan serta

Monitoring Kinerja Pompa Dosing Pada Sistem Injeksi Poly

Aluminium Cloride (PAC) Menggunakan Variable Speed Drive

Inverter ACS 150 Pada Instalasi Pengolahan Air 2 Perusahaan

Daerah Air Minum (PDAM) Way Rilau Bandar Lampung.

BAB V : Penutup

Berisi kesimpulan dan saran. Simpulan merupakan jawaban dari

tujuan yang dilakukan dan saran yang diberikan berdasarkan

analisis yang ada untuk memberikan suatu rekomendasi yang

dilakukan.

5
BAB II

TINJAUAN UMUM

2.1 Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM)

2.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM)

PDAM atau Perusahaan Daerah Air Minum merupakan salah satu unit

usaha milik daerah, yang bergerak dalam distribusi air bersih bagi masyarakat

umum, PDAM terdapat di setiap provinsi, kabupaten, dan kotamadya di seluruh

Indonesia. PDAM merupakan perusahaan daerah sebagai sarana penyedia air

bersih yang di awasi dan di monitor oleh aparat eksekutif maupun legislative

daerah. Perusahaan air minum yang di kelola negara secara modern sudah ada

sejak zaman penjajahan belanda pada tahun 1920an dengan nama waterleiding

sedangkan pada pada pendudukan jepang perusahaan air minum dinamai suido

syo.

a. Kurun 1400an

Pada tahun 1443 terekam adanya bukti tertulis sebagaimana dilaporkan

bahwa pada masa itu air yang merupakan minuman sehari hari orang asia

tenggara dilahirkan dari gunung mengalir ke rumah rumah penduduk

dengan pipa bambu

b. Kurun 1600an

Dimulailah penjajahan belanda melalui misi dagangnya yang dikenal

dengan VOC, kemudian mereka membumi hanguskan bandar sunda

6
kelapa dan mengganti jayakarta dengan Batavia, resmilh belanda menjajah

Indonesia dengan diselingi ole penjajah perancis (1808-1811) dan

penjajahan inggris (1811-1816) penduduk Jakarta saat itu sekitar 15000

jiwa dan air minum masih sangat sederhana dengan memanfaatkan sumber

air permukaan (sungai) pada masa itu kualitasnya masih baik. Di asia

tenggara kebiasaan penduduk untuk mendapakan air sungai dalam gentong

atau kendi selama 3 minggu atau satu bulan lebih dilakukan untuk

mendapatan air minum yang sehat.

c. Kurun 1800an

Di pulau jawa sebagaimana di laporkan oleh raffles pada tahun 1817

penduduk selalu memasak air terlebih dahulu dan diminum hangat hangat

untuk mejamin kebersihan dan kesehatan serta dilaporkan bahwa orang

belanda mulai mengikuti kebiasaan ini terutama di kota Banjarmasin yang

airnya keruh.

Pada tahun 1818 salah satu syarat penting untuk pemilihan pusat kota serta

istana raja ditentukan oleh faktor tersedianya air minum. Pada tahun 1882

di Jakarta tercatat keberadaan air minum di tanah abang yang mempunyai

kualitas jernih dan baik yang dijual oleh pemilik tanah dengan harga 1.5

sen per drum, sedangkan untuk air sungai dijual 2-3 sen per pikul (isi dua

kaleng minyak tanah).

Pada masa pra-kemerdekaan, dinas pengairan Hindia Belanda (1800-1890)

membangun saluran air sepanjang 12 kilometer dan bendungan yang

mengalirkan air dari sungai elo ke pusat kota magelang untuk memenuhi

kebutuhan air bersih dan mengairi sawah di wilayah magelang. Pemerintah

7
penjajahan hindia belanda di Surabaya, tahun 1890 memberikan hak

konsesi kepada pengusaha belanda warga kota Surabaya, mouner dan

Bernie, yang dinilai berjasa merintis penyediaan air bersih di Surabaya.

Tahun 1900 pemerintah mendirikan perusahaan air minum dan

instalasinya diresmikan tiga tahun kemudian. Untuk memberikan proteksi

pada perusahaan tersebut, pemerintah mewajibkan penghuni rumah

mewah untuk menjadi pelanggan, tiga tahun setelah berdirinya perusahaan

air minum itu, sambungan instalasi air minum di Surabaya mencapai 1588

pelanggan, status perusahaan air minum pada bulan juli 1906 dialihkan

dari pemerintah pusat menjadi dinas air minum kotapraja (kini PDAM

kota Surabaya).

d. Kurun 1900-1945

Pada tahun 1905 terbentuklah pemerintah kota Batavia dan pada tahun

1918 berdiri PAM Batavia dengan sumber air bakunya berasal dari mata

air ciomas, pada masa itu penduduk kurang menyukai air sumur bor yang

berada di lapangan banteng karena bila dipakai menyeduh the menjadi

berwarna hitam (kandungan Fe/besi nya tinggi).

e. Kurun 1945-1965

Tahun 1953 dimulailah pembangunan kota baru kebayoran Jakarta, pada

saat itu dilakukan pelimpahan urusan air minum ke pemerintah provinsi

pulau jawa dan Sumatra.

Pada tahun 1959 terbantuklah djawatan teknik penjehatan yang di mulai

mengurusi air minum, dimulai pembangunan air minum di kota Jakarta

(3000 l/dt), Bandung (250 l/dt), Manado (250 l/dt), Banjarmasin (250 l/dt),

8
Padang (250 l/dt) dan Pontianak (250 l/dt) dengan sistim “turn key

project” loan dari pemerintah prancis, terbitlah UU no. 5 tahun 1962

tentang perusahaan daerah dan muailah dibentuk PDAM sampai sekarang.

f. Kurun 1965-1969

Melalui SK menteri PUTL no 3/PRT/1968 lahir direktorat teknik

penyehatan, ditjen cipta karya. Tiga waduk yang dibangun di wilayah jawa

barat dengan membendung sungai citarum, yaitu waduk jatiluhur (1966),

waduk cirata (1987), dan waduk siguling (1986) menandai era dimulainya

penanganan sumberdaya air secara terpadu. Waduk jatiluhur seluas sekitar

8300 hektare, dimanfaatkan untuk mengairi sekitar 240000 hektare sawah

di empat kabupaten utara jawa barat. Air waduk juga dimanfaatkan untuk

pembangkit listrik tenaga air (PLTA) dengan kapasitas terpasang 150 MW

dan sebagai sumber air baku untuk air minum Jakarta (sekitar 80%

kebutuhan air baku untuk Jakarta dipasok dari waduk ini melalui saluran

tarum barat).

g. Kurun 1969-1973 (pelita I – pelita II)

Dalam pelita I (1969-1973), kebijakan pembangunan air minum di

titikberatkan pada rehabilitas maupun perluasan sarana sarana yang telah

ada, serta peningkatan kapasitas produksi melalui pembangunan baru dan

seluruhnya didanai oleh APBN. Target pembangunan sebesar 8000 l/detik.

Pembangunan air minum melalui pinjaman OECF (overseas economic

cooperation fund) di kota kota jambi, purwokerto, malang, banyuwangi

dan samarinda.

9
Pada pelita II (1974-1978) pemerintah mulai menyusun rencana induk air

bersih, perencanaan rinci dan pembangunan fisik di sejumlah kota pada

saat itu pemerintah mulai menyusun rencana induk (master plan) air

minum bagi 120 kota, DED untuk 110 kota dan RAB untuk 60 kota, dan

pengembangan institusi pemerintah mengambil langkah langkah untuk

memperbaiki pengelolaan air minum dengan mendorong dilakuknnya

peralihan status dari jawatan/dinas menjadi perusahaan daerah air minum.

Dimulai pembangunan air minum di 106 kabupaten/kota, yang dilanjutkan

pembentukan BPAM (Badan Pengelola Air Minum) sebagai embrio

PDAM yang mengelola prasarana dan sarana air minum yang telah selesai

di bangun. Pemerintah pusat bertanggung jawab dalam pembangunan

“unit produksi” dan pemda di jaringan distribusi, dalam perjalanan waktu

keijakan ini agak tersendat oleh kerena keterlambatan pemda dalam

menyiapkan dana.

h. Kurun 1979-1983 (Pelita III)

Periode berikutnya (pelita III, 1979-1983), pembangunan sarana air

minum diperluas sampai kota kota kecil dan ibukota kecamatan, melalui

pendekatan kebutuhan dasar. Pada awal tahun 1981 pula diperkenalkan

“decade air minum” (water decade) yang di deklarasikan oleah PBB.

i. Kurun 1984-1998 (Pelita IV – Pelita VI)

Pada pelita IV (1984-1988) pembangunan sarana air minum mulai

dilaksanakan sampai ke pedesaan, target pedesaan 14 juta jiwa di 3000

desa, di awal era 90-an terjadi perubahan orgaisasi yang tadinya berbasis

sektoral menjadi berbsis wilayah, dimulai di dengungkannya program KPS

10
(kerjasama pemerintah dan swasta) di sector air minum, contohnya mulai

digarap air minum “umbulan” kabupaten pasuruan namun sayangnya

belum bisa terealisir karena adanya kendala dan masalah kebijakan pemda

lainnya.

j. Kurun waktu 1998 – sekarang

Pada tahu pertama terbit permen OTDA No. 8/2000 tentang pedoman

sistim akuntasi PDAM yang berlaku sampai sekarang. Program WSSLIC I

dilanjutkan pada tahun ini dengan nama WSLIC II (Water and Sanitation

for Low Income Community).

Pada tahun 2002 terbit keputusan menteri kesehatan No. 907 tahun 2002

tentang syarat syarat dan pengawasan kualitas air minum, yang akan

menjadikan pedoman dalam monitoring kualitas air minum yang di

produksi oleh PDAM. Dalam rangka meningkatkan kinerja PDAM dan

pembangunan sistem penyedia air minum, dilakukan upaya perumusan

kebijakan melalui komite kebijakan percepatan pembangunan infrastuktur

(KKPPI), untuk merumuskan kebijakan dan strategi percepatan

penyehatan PDAM melalui peningkatan kerjasama kemitraan dengan

pihak swasta/investor.

Dimulai tahun 2004 inilah merupakan tonggak terbitnya peraturan dan

perundangan yang memayungi air minum yaitu dimulai dengan terbitnya

UU no 7 tahun 2004 tentang SDA (Sumber Daya Air).setelah 60 tahun

Indonesia merdeka, barulah memiliki peraturan tertinggi diektor air

minum dengan terbitnya PP (Peraturan Pemerintah) no 16 tahun 2005

tentang pengembangan SPAM (sistem penyediaan air minum). Dengan

11
dimulainya dengan dimulainya kembali pembinaan air minum dari yang

semula berbasis wilayah menjadi berbasis sektor lahir kembali direktorat

jendral cipta karya dan direktorat pengembangan air minum keluarlah

kebijakan “Penyehatan PDAM” yang dimuai dengan dilakukannya bantek

penyehatan PDAM.

Tahun 2009 adanya gagasan 10 juta SR (Sambungan Rumah) dimana

direktorat jendral cipta karya, dep PU telah menghitung dana yang

dibutuhkan sekitar Rp 78.4 trilyun, yang terdiri dari kebutuhan

pembangunan unit air baku 85000 l/dt sebesar Rp 7,4 trilyun, peningkatan

unit produksi 65000 l/dt sebesar Rp 17 trilyun, dan peningkatan unit

distribusi dan sambungan rumah sebesar Rp 54 trilyun pembangunan IKK

yang telah dimulai kembali tahun 2007 juga dilanjukan dengan

membangun 150an IKK.

2.1.2 Visi dan Misi Perusahaan

Visi dan Misi Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM)

Visi dan Misi Perusahaan Daerah Air Minum adalah sebagai berikut :

Visi:

Menjadi Asosiasi Perusahaan Air Minum Yang Profesional Dan Berkualitas

Dalam Pelayanan

Misi :

 Memberikan pelayanan prima kepada anggota

 Mendorong (Encourage) anggota dalam mewujudkan kinerja yang

12
unggul

 Membangun jejaring kemitraan/kerjasama (networking)

 Memfasilitasi pengembangan Capacity building

 Memberikan kontribusi positif bagi seluruh pemangku kepentingan

 Mewujudkan tata kelola organisasi yang baik dan akuntabel

 Berperan aktif dalam pelestarian ketersediaan sumber air baku

2.2 Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Way Rilau Bandar Lampung

2.2.1 Sejarah Singkat Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Way Rilau

Bandar Lampung

Sistem penyediaan sarana dan prasarana air bersih di kota bandar

lampung dikelola sejak zaman pemerintahan belanda, yaitu tahun 1917 dengan

mengusahakan/memanfaatkan sumber mata air “Way Rilu” yang berkapasitas

produksi 18 liter/detik, yang bertujuan untuk melayani kebutuhan air bersih bagi

masyarakat tanjung karang dan sekitarnya.

Pada tanggal 11 maret 1976 dikeluarkan peraturan daerah (perda) nomor: 02

tahun 1976 yang mengatur tentang pendirian perusahaan air minum, dengan

nama PDAM “WAY RILAU” kotamadya daerah tingkat II tanjung karang –

teluk betung dan merupakan salah satu badan usaha milik daerah kotamadya

tingkat II tanjung karang – teluk betung

Dengan adanya perubahan nama kotamadya daerah tingkat II tanjung karang –

teluk betung menjadi kotamadya daerah tingkat II bandar lampung, sesuai

dengan peraturan daerah nomor: 24 tahun 1983, maka nama perusahaan daerah

13
air minum “Way Rilau” berubah menjadi Perusahaan Daerah Air Minum “Way

Rilau” Kota Bandar Lampung.

Perusahaan Daerah Air Minum ”Way Rilau” Kota Bandar Lampung yang

menjadi salah satu perusahaan milik daerah yang mempunyai tugas

melaksanakan, mengelola prasarana dan sarana di bidang penyediaan air bersih

dengan tujuan memberikan pelayanan air bersih secara adil dan terus menerus,

disamping mempunyai fungsi ganda yaitu fungsi social dan profit dengan

penerapan prinsip prinsip ekonomi perusahaan.

2.2.2 Visi & Misi Perusahaan

Visi dan Misi Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Way Rilau Bandar

Lampung adalah sebagai berikut:

Visi:

 Mewujudkan Pelayaan Yang Baik Efisiensi Dalam Pengelolaan

Misi:

 Mewujudkan PROFESIONALISME DAN PENGELOLAAN

2.2.3 Struktur Organisasi PT.PGAS Telekomunikasi Nusantara Regional

Office Lampung

Sebuah perusahaan yang besar memiliki banyak karyawan yang

bekerja di perusahaan tersebut. Struktur organisasi perusahaan sangat

penting untuk mengetahui bagian-bagian dari tanggung jawabnya sendiri.

14
Struktur organisasi pada sebuah perusahaan yang semakin besar akan

memiliki struktur organisasi yang semakin kompleks. Secara

umum, struktur organisasi juga digunakan untuk menggambarkan secara

skematis mengenai hubungan kerja, pembagian kerja, tanggung jawab dan

wewenang dalam mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan semula.

Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Way Rilau Bandar Lampung

struktural dilaksanakan sesuai dengan divisinya masing-masing seperti

pada gambar 2.1 tersebut tentang Struktur Organisasi Perusahaan Daerah

Air Minum (PDAM) Way Rilau Bandar Lampung

Gambar 1 Struktur Organisasi Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Way Rilau

Bandar Lampung

15
2.3 Fasilitas produksi di perushaan daerah air minum (PDAM) way rilau

Bandar lampung

Fasilitas produksi dapat didefinisikan sebagai seperangkat sistem dan

peralatan yang digunakan dalam industri. Fungsi dari fasilitas produksi

yaitu untuk mengekstrak, mengolah, dan mengalirkan air dengan cara

yang aman serta efisien untuk dapat di produksikan. Fasilitas produksi

pada industri khususnya di bidang air bersih yang ada di Perusahaan

Daerah Air Minum (PDAM) Way Rilau Bandar Lampung meliputi

sumber, saringan air, valve, pipa alir, instalasi pengolahan air (IPA),

pompa, bak penampungan poly aluminium chloride, resevoar

(penampungan akhir), pompa.

2.3.1.Sumber

Sumber air merupakan bagian utama dalam sistem pengolahan air

bersih. Sumber air memiliki fungsi utama yaitu untuk memenuhi

kebutuhan air baku yang akan di olah menjadi air bersih oleh perusahaan

dan akan di distribusikan kepada seluruh konsumen dari perusahaan

daerah air minum (PDAM) way rilau bandar lampung. Terdapat dua

sumber sumber air yang ada di PDAM way rilau bandar lampung, yaitu

sumber sumur putri dan sumber air batu putih.

2.3.1.1. sumber air sumur putri

Sumber air sumur putri yang berada tidak jauh dari perusahaan

daerah air minum (PDAM) way rilau adalah aliran sungai yang berfungsi

sebagai sumber air utama bagi PDAM way rilau untuk mendapatkan air

baku yang akan di olah menjadi air bersih.

16
2.3.1.2 sumber air batu putih

Sumber air batu putih adalah sumber air yang berasal dari

pegunungan yang berada di daerah kemiling, sumber air batu putih

menghasilkan air yang lebih bersih jika dibandingkan dengan sumber air

sumur putri, namun voume air yang di hasilkan dari sumber ini lebih

sedikit. Hasil air yang berasal dari sumber air batu putih ini akan di

gunakan untuk memenuhi kebutuhan konsumen PDAM way rilau yang

berada di daerah kemiling dan sekitarnya.

2.3.2.Saringan Air

Saringan air yang berada di Perusahaan Daerah Air Minum

(PDAM) Way Rilau Bandar Lampung berfungsi untuk menyaring air baku

yang akan digunakan oleh perusahaan untuk mengurangi bahan bahan lain

yang terbawa oleh air baku seperti sampah atau yang lainnya agar tidak

ikut di olah dan menjadi penyumbat saluran air dalam pipa saluran air dan

dapat merusak komponen lainnya.

2.3.3.Valve

Valve yang digunakan oleh PDAM Way Rilau memiliki kesamaan

dengan valve yang digunakan pada industri lain yang berfungsi untuk

mengatur aliran air atau menutup aliran air tersebut. Terdapat beberapa

jenis valve yang digunakan oleh PDAM Way Rilau yaitu

2.3.3.1 gate valve

17
Valve jenis ini berfungsi untuk membuka dan menutup layaknya

gerbang, valve ini dipasang pada bagian sumber air atau bagian ujung dari

pipa alir yang berfungsi untuk membuang kotoran yang mengendap pada

penampungan.

2.3.3.2 globe valve

Valve jenis ini biasanya dipasang di tengah pipa alir yang

berfungsi untuk menghentikan aliran air saat terjadi kebocoran pipa

sehingga kebocoran tersebut dapat segera diatasi.

2.3.3.2 butterfly valve

berfungsi untuk mengatur gerak laju air dalam pipa, valve jenis ini

dipasang pada pipa yang memiliki tekanan lebih rendah.

2.3.3.3 check valve

Berfungsi untuk mengalirkan air menuju satu arah saja, valve ini

dipasang untuk menghindari meledaknya pipa akibat terjadi arah aliran air

yang berlawanan.

2.3.3.4 safety valve

Berfungsi untuk menahan atau menghentikan aliran air secara

sementara ketika daya tampung air yang mengalir ke penampungan telah

penuh agar tidak terjadi kerusakan atau ledakan ketika kelebihan kapasitas.

2.3.4.Pipa Alir

Pipa alir yang digunakan di PDAM Way Rilau Bandar Lampung

adalah pipa alir yang terbuat dari bahan besi pilihan yang dilapisi dengan

cat berwarna biru agar tidak mudah terkena korosi dan memiliki ukuran

18
yang beragam. Fungsi dari pipa alir pada perusahaan adalah untuk

mengalikan air dari sumber ke tempat penampungan atau ke tempat

pengolahan hingga di alirkan menuju rumah konsumen.

2.3.5.Instalasi Pengolahan Air (IPA)

Berfungsi untuk mengolah air baku yang berasal dari sungai atau

sumber air pegunungan menjadi air bersih yang siap di kirim kepada

konsumen. Terdapat dua instalasi pengolahan air yang ada di PDAM Way

Rilau Bandar Lampung, yaitu instalasi pengolahan air 1 dan instalasi

pengolahan air 2 yang di dalamnya tedapat ruang ruang untuk menampung

air dan dilengkapi dengan saringan yang berbeda jenisnya dalam setiap

ruang.

2.3.6.Bak Penampungan Poly Aluminium Chloride (PAC)

Berfungsi untuk menampung atau menyimpan bahan kimia Poly

Aluminium Chloride (PAC) yang berfungsi untuk menjernihkan,

membunuh bakteri, mengatur tingkat keasaman, serta mengatur suhu dari

air baku. Bak penampungan atau penyimpanan Poly Aluminium Chloride

(PAC) yang digunakan di PDAM Way Rilau Bandar Lampung terdiri dari

6 buah dan terbuat dari bahan campuran plastik dan pvc agar tidak mudah

rusak akibat korosi yang di hasilkan oleh PAC.

19
2.3.7.Resevoar

Resevoar atau penampungan akhir merupakan tempat

penampungan atau penyimpanan air bersih dari hasil pengolahan atau

produksi yang mana air tersebut akan di kirim kepada seluruh konsumen

dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Way Rilau Bandar

Lampung. Resevoar yang dimiliki oleh PDAM berukuran besar dan

terbuat dari bahan beton yang cukup tebal untuk mengurangi kemungkinan

terjadi kebocoran dari resevoar itu sendiri

2.3.8.Pompa Air

Pompa air pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Way

Rilau Bandar Lampung digunakan untuk mengalirkan atau memindahkan

air dengan menggunakan pipa, baik dari sumber ke instalasi pengolahan

air, dari instalasi pengolahan air ke resevoar, dan dari resevoar menuju

rumah pelanggan.

2.3.9.Pompa Dosing

Pompa dosing yang ada di Perusahaan Daerah Air Minum

(PDAM) Way Rilau Bandar Lampung digunakan untuk menyuplai cairan

kimia yang bernama Poly Aluminium Cloride (PAC) yang digunakan

oleh perusahaan untuk menjernihkan, menhilangkan bau, mengatur

keasaman, mengatur suhu dan membuhuh bakteri yang ada di dalam air

baku dengan cara di injeksikan ke dalam Instalasi Pengolahan Air (IPA)

20
BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

3.1 Monitoring

Monitoring adalah pemantauan yang dapat dijelaskan sebagai kesadaran

(awareness) tentang apa yang ingin diketahui. Pemantauan berkadar tingkat tinggi

dilakukan agar dapat membuat pengukuran melalui waktu yang menunjukkan

pergerakan ke arah tujuan atau menjauh dari itu. Monitoring akan memberikan

informasi tentang status dan kecenderungan bahwa pengukuran dan evaluasi

yansg diselesaikan berulang dari waktu ke waktu. Pemantauan umumnya

dilakukan untuk tujuan tertentu, untuk memeriksa terhadap proses berikut objek

atau untuk mengevaluasi kondisi atau kemajuan menuju tujuan hasil manajemen

atas efek tindakan dari beberapa jenis antara lain tindakan untuk mempertahankan

manajemen yang sedang berjalan.

Adapun pengertian monitoring menurut para ahli :

1. (Cassely dan Kumar 1987) Monitoring merupakan program yang

terintegrasi, bagian penting dipraktek manajemen yang baik dan arena itu

merupakan bagian integral di manajemen sehari-hari.

2. (Calyton dan Petry 1983) Monitoring sebagai suatu proses mengukur,

mencatat, mengumpulkan, memproses dan mengkomunikasikan informasi

untuk membantu pengambilan keputusan manajemen program/proyek.

21
3. (Oxfam 1995) Monitoring adalah mekanisme yang sudah menyatu untuk

memeriksa yang sudah untuk memeriksan bahwa semua berjalan untuk

direncanakan dan memberi kesempatan agar penyesuaian dapat dilakukan

secara metodologis.

4. ( SCF 1995) Monitoring adalah penilaian yang skematis dan terus menerus

terhadap kemauan suatu pekerjaan.

5. (WHO) Monitoring adalah suatu proses pengumpulan dan menganalisis

informasi dari penerapan suatu program termasuk mengecek secara

reguler untuk melihat apakah kegiatan/program itu berjalan sesuai

rencana sehingga masalah yang dilihat /ditemui dapat diatasi.

3.2 Sensor

Sensor adalah perangkat yang digunakan untuk mendeteksi perubahan

besaran fisik seperti tekanan, gaya, besaran listrik, cahaya, gerakan, kelembaban,

suhu, kecepatan dan fenomena-fenomena lingkungan lainnya. Setelah mengamati

terjadinya perubahan, Input yang terdeteksi tersebut akan dikonversi mejadi

Output yang dapat dimengerti oleh manusia baik melalui perangkat sensor itu

sendiri ataupun ditransmisikan secara elektronik melalui jaringan untuk

ditampilkan atau diolah menjadi informasi yang bermanfaat bagi penggunanya.

Sensor pada dasarnya dapat digolong sebagai Transduser Input karena dapat

mengubah energi fisik seperti cahaya, tekanan, gerakan, suhu atau energi fisik

lainnya menjadi sinyal listrik ataupun resistansi (yang kemudian dikonversikan

lagi ke tegangan atau sinyal listrik).

22
3.2.1 Sensor Aktif

Sensor aktif adalah sensor yang membutuhkan sumber energi tambahan

untuk bekerja. Sumber energi luar biasanya disebut sinyal eksitasi (excitation

signal), sinyal tersebut oleh sensor dimodifikasi untuk memproduksi sinyal

output. Beberapa contoh sensor aktif yaitu termokopel, piezoelectric, fotodioda.

3.2.2 Sensor Pasif

Sensor pasif adalah sensor yang tidak membutuhkan sumber energi

tambahan dan secara langsung mengeluarkan sinyal elektrik untuk merespon

rangsangan. Dengan kata lain energi pada rangsangan oleh sensor menjadi sinyal

output. Contoh sensor pasif yaitu microphone.

3.2.3 Sensor Analog

Ada berbagai jenis sensor yang menghasilkan sinyal keluaran analog

kontinu dan sensor ini dianggap sebagai sensor analog. Sinyal keluaran kontinu

yang dihasilkan oleh sensor analog ini sebanding dengan pengukuran dan. Ada

berbagai jenis sensor analog; contoh praktis dari berbagai jenis sensor analog

adalah sebagai berikut: akselerometer, sensor tekanan, sensor cahaya, sensor

suara, sensor suhu, dan sebagainya.

23
3.2.4 Sensor Digital

Sensor digital adalah Sensor elektronik atau sensor elektrokimia di mana

konversi data dan transmisi data berlangsung secara digital. Sensor digital ini

menggantikan sensor analog karena mampu mengatasi kelemahan sensor analog.

Sensor digital terdiri dari tiga komponen utama: senor, kabel, dan pemancar.

Dalam sensor digital, sinyal yang diukur secara langsung dikonversi menjadi

output sinyal digital di dalam sensor digital itu sendiri. Dan sinyal digital ini

ditransmisikan melalui kabel secara digital. Ada berbagai jenis sensor digital yang

mengatasi kelemahan sensor analog.

3.2.5 Jenis-Jenis Sensor

Jenis – jenis sensor yang biasanya digunakan dalam berbagai aplikasi. Semua

sensor ini digunakan untuk mengukur salah satu sifat fisik seperti Temperatur,

Resistansi, Kapasitansi, Konduksi, Perpindahan Panas, dll.

a) Temperature Sensor (Sensor temperatur atau sensor suhu) sensor Suhu,

seperti namanya, merasakan suhu. sensor suhu itu bekerja dengan

mengukur perubahan suhu. Dalam Sensor Suhu, perubahan dalam Suhu

berhubungan dengan perubahan dalam sifat fisiknya seperti tahanan atau

tegangan. Ada berbagai jenis Sensor Suhu seperti IC Sensor Suhu (seperti

LM35), Termistor, Termokopel, RTD (Perangkat Suhu Resistif).

b) Pressure Sensor (Sensor tekanan) Sensor tekanan adalah sensor untuk

mengukur tekanan suatu zat. Tekanan (p) adalah satuan fisika untuk

24
menyatakan gaya (F) per satuan luas (A). Satuan tekanan sering digunakan

untuk mengukur kekuatan dari suatu cairan atau gas.

c) Ultrasonic Sensor Sensor Ultrasonik adalah perangkat jenis non-kontak

yang dapat digunakan untuk mengukur jarak serta kecepatan suatu objek.

Sensor Ultrasonik bekerja berdasarkan sifat-sifat gelombang suara dengan

frekuensi lebih besar daripada rentang suara manusia.

3.3 Variable Speed Drive

Inverter / variable frecuency drive / variable speed drive merupakan sebuah

alat pengatur kecepatan motor dengan mengubah nilai frekuensi dan tegangan

yang masuk ke motor. Pengaturan nilai frekuensi den tegangan ini di

maksudkan untuk mendapatkan kecepatan putaran dan torsi motor yang di

inginkan atau sesuai dengan kebutuhan. Secara sederhana prinsip dasar

inverter untuk dapat mengubah frekuensi menjadi lebih kecil atau besar yaitu

dengan mengubah tegangan AC menjadi DC kemudian dijadikan tegangan

AC lagi dengan frekuensi yang berbeda atau dapat di atur.

Gambar 2 Rangkaian Pengubah Tegangan

25
Untuk mengubah tegangan AC menjadi DC dibutuhkan penyearah

(converter AC-DC) dan biasanya menggunakan penyearah tidak terkendali

(rectifier diode) namun juga ada yang menggunakan penyearah terkendali (thristor

rectifier). Setelah tegangan diubah menjadi DC maka diperlukan perbaikan

kualitas tegangan dc dengan menggunakan tendon kapasitor sebagai perata

tegangan. Kemudian tegangan dc diubah menjadi tegangan ac kmbali oleh

inverter dengan teknik PWM (Pulse Width Modulation).

3.3.1 Jenis – Jenis Variable Speed Drive

Adapun jenis-jenis variable speed drive adalah sebagai berikut:

a) Variable Voltage Inverter (VVI)

Tipe inverter ini menggunakan enam langkah untuk menyelesaikan satu putaran

360°(6 langkah masing-masing 60°). Oleh karena hanya enam langkah, inverter

jenis ini memiliki kekurangan yaitu torsi yang pulsatif (peningkatan/penurunan

nilai yang mendadak) setiap penyaklaran terjadi. Istilah teknis dari putaran yang

bervariasi ini adalah cogging. Selain itu, bentuk gelombang sinyal keluaran yang

tidak sinusoidal sempurna mengakibatkan pemanasan berlebih di motor yang

mengakibatkan motor mesti dijalankan di bawah nilai rating-nya.

Gambar 3 Variable Voltage Inverter Circuit


26
Tipe inverter ini menggunakan enam langkah untuk menyelesaikan satu

putaran 360°(6 langkah masing-masing 60°). Oleh karena hanya enam langkah,

inverter jenis ini memiliki kekurangan yaitu torsi yang pulsatif

(peningkatan/penurunan nilai yang mendadak) setiap penyaklaran terjadi. Dan ini

dapat ditemui pada operasi kecepatan rendah seiring variasi putaran motor. Istilah

teknis dari putaran yang bervariasi ini adalah cogging. Selain itu, bentuk

gelombang sinyal keluaran yang tidak sinusoidal sempurna mengakibatkan

pemanasan berlebih di motor yang mengakibatkan motor mesti dijalankan di

bawah nilai rating-nya.

b) Current Source Inverter (CSI)

Jenis inverter satu ini menggunakan SCR untuk menghasilkan tegangan

DC-link yang bervariasi untuk suplai ke bagian inverter yang juga terdiri

dari SCR untuk menyaklarkan keluaran ke motor. Beda dengan VVI yang

mengontrol tegangan, CSI justru mengontrol arus yang akan disuplai ke

motor. Karena inilah pemilihan motor haruslah hati-hati agar cocok

dengan drive. Berikut gambaran sederhana inverter sumber arus.

Gambar 4.current source inverter schematic

27
Percikan arus akibat proses penyaklaran dapat dilihat pada keluaran jika kita

mengukurnya menggunakan osciloscope. Pada kecepatan rendah sifat arus yang

pulsatif dapat mengakibatkan motor tersendat „cog„.

c) Pulse Width Modulation

Teknik penyaklaran satu ini memberikan output yang lebih sinusoidal dibandingkan dua
jenis inverter sebelumnya. Drive yang menggunakan PWM terbukti lebih efisien dan
memberikan tingkat performa yang lebih tinggi. Sama seperti VVI, sebuah PWM juga
terdiri atas rangkaian konverter, DC link, control logic, dan sebuah inverter. Biasanya
konverter yang digunakan adalah tipe tidak terkontrol (dioda biasa) namun juga ada
yang menggunakan setengah terkontrol atau kontrol penuh.

Perhatikan gambar sebuah PWM berikut ini.

Gambar 5 PWM drive basic

schematic

28
3.3.2 Komponen Variable Speed Drive

Gambar 6. Komponen Variable Speed Drive

Variable Speed Drive adalah peralatan yang digunakan untuk mengatur

kecepatan putaran motor. Pengunaan Variable Speed Drive bisantuk di

aplikasikan pada motor AC atau motor DC dengan cara merubah

frekuensitegangan yang masuk ke motor yang sedang digunakan.

Rata-rata Variable Speed Drive adalah memiliki tiga bagian utama, yaitu:

1. Elemen penginderaan / sensor, biasanya berada dibagian bawah, dan

2. Bagian elektronika yang biasanya berada pada posisi atas.

3. Bagian display yang biasanya berada pada bagian depan.

Memiliki beberpa tombol yang dapat digunakan untuk mengubah nilai frekuesi

yang masuk ke motor secara manual, namun pada prakteknya tomol tombol ini

jarang di gunakan karna Variable Speed Drive sudah terintegrasi dengan alat lain

yang memiliki sensor dan mengirimkan sinyal kepada Variable Speed Drive untuk

merubah nilai frekuensi yang masuk ke motor.

29
3.4 Pompa

Pompa adalah salah satu jenis mesin fluida untuk memindahkan jenis fluida

melalui pipa dari tempat bertekanan rendah ke tempat dengan tekanan yang lebih

tinggi, untuk mengatasi perbedaan tekanan ini maka diperlukan tenaga (energi).

Spesifikasi pompa dinyatakan dengan jumlah fluida yang dapat dialirkan per

satuan waktu (kapasitas) dan energi angkat (head) dari pompa.

a. Kapasitas (Q)

Merupakan volume fluida yang dapat dialirkan persatuan waktu.

Dalam pengujian ini pengukuran dari kapasitas dilakukan dengan

menggunakan vanturimeter. Satuan dari kapasitas (Q) adalah m3/s,

liter/s, atau ft3/s.

b. Putaran (n)

Yang dimaksud dengan putaran disini adalah putaran poros

(impeller) pompa, dinyatakan salamsatuan rpm. Putaran diukur dengan

menggunakan tachometer.

c. Torsi (T)

Torsi didapatkan dari pengukuran gaya dengan menggunakan

dinamometer, kemudian hasilnya dikalikan dengan lengan pengukur

momen (L). satuan dari torsi adalah Nm.

d. Daya (P)

Daya dibagi menjadi dua macam, yaitu daya poros yang

merupakan daya dari motor listrik, serta daya air yang dihasilkan oleh

pompa. Satuan daya adalah watt.

30
e. Efisiensi

Merupakan perbandingan antara daya air yang dihasilkan dari

pompa, dengan daya poros dari motor listrik. Terdapat beberapa jenis

pompa yang biasa digunakan, diantaranya :

3.4.1 Positive Displacement Pump

Merupakan pompa yang menhhasilkan kapasitas yang intermittent, karena

fluida ditekan di dalam element element poma dengan volume tertentu. Ketika

fluida masuk, langsung dipindahkan ke sisi buang sehingga tidak ada kebocoran

(aliran balik) dari sisi buang ke sisi masuk. Kapasitas dari pompa ini kurang lebih

berbanding lurus dengan jumlah putaran atau banyaknya gerak bolak balik pada

tiap satuan dari poros atau engkol yang menggerakan. Pompa jenis ini

menghasilkan head yang tinggi dengan kapasitas rendah. Pompa ini di bagi lagi

menjadi:

a. Repricoating pump (pompa torak)

Pada pompa ini, tekanan dihasilkan oleh gerak bolak-balik translasi dari

elemen-elemennya, dengan perantaran crankshaft, camshaft, dan lain-lainnya.

Pompa jenis ini dilengkapi dengan katup masuk dan katup buang yang mengatur

aliran fluida keluar atau masuk ruang kerja. Katup-katup ini bekerja secara

otomatis dan derajat pembukaannya tergantung pada fluida yang dihasilkan.

Tekanan yang dihasilkan sangat tinggi, yaitu lebih dari 10 atm. Kecepatan

putar rendah yaitu 250 sampai 500 rpm. Oleh karena itu, dimensinya besar dan

31
sangat berat. Pompa ini banyak dipakai pada pabrik minyak dan industri kimia

untuk memompa cairan kental, dan untuk pompa air ketel pada PLTU.

Skema pompa torak ditunjukkan pada gambar berikut.

Gambar 7. Skema pompa torak

b. Rotary Pump

Tekanan yang dihasilkan dari pompa ini adalah akibat gerak putar dari

elemen-elemennya atau gerak gabungan berputar. Bagian utama dari pompa jenis

ini adalah rumah pompa yang stasioner,rotor, yang di dalamnya terdapat elemen-

elemen yang berputar dalam rumah pompa

Prinsip kerjanya adalah fluida yang masuk ditekan oleh elemen-elemen yang

memindahkannya ke sisi buang kemudian menekannya ke pipa tekan. Karena

tidak memiliki katup-katup, maka pompa ini dapat bekerja terbalik, sebagai

pompa maupun sebagai motor. Pompa ini bekerja pada putaran yang tinggi

sampai dengan 5000 rpm atau lebih. Karena keuntungan tersebut, pompa

ini banyak dipakai untuk pompa pelumas dan pada hydraulic power transmission.

32
3.4.2 Dynamic Pump

Merupakan pompa yang ruang kerjanya tidak berubah selama pompa bekerja.

Untuk merubah kenaikan tekanan, tidak harus mengubah volume aliran fluida.

Dalam pompa ini terjadi perubahan energi, dari energi mekanik menjadi energi

kinetik, kemudian menjadi energi potensial. Pompa ini memiliki elemen utama

sebuah rotor dengan suatu impeler yang berputar dengan kecepatan tinggi. Yang

termasuk di dalam jenis pompa ini adalah pompa aksial dan pompa sentrifugal.

a. Pompa Aksial

Prinsip kerja dari pompa ini adalah berputarnya impeler akan menghisap fluida

yang dipompakan dan menekannya ke sisi tekan dalam arah aksial. Pompa ini

cocok untuk aplikasi yang membutuhkan head rendah dan kapasitas tinggi, seperti

pada sistem pengairan

b. Pompa Sentrifugal

Elemen pokok dari pompa ini adalah sebuah rotor dengan sudu-sudu yang

berputar pada kecepatan tinggi. Fluida yang masuk dipercepat oleh impeler yang

menaikkan tekanan maupun kecepatannya, dan melempar fluida keluar

melalui volute atau rumah siput. Pompa ini digunakan untuk memenuhi

kebutuhan head medium sampai tinggi dengan kapasitas aliran medium. Dalam

aplikasinya, pompa sentrifugal banyak digunakan untuk proses pengisian air pada

ketel dan pompa rumah tangga. Bagian-bagian dari pompa sentrifugal

adalah stuffling box, packing, shaft, shaft sleeve, vane, casing, eye of impeller,

impeller, casing wear ring dan discharge nozzle.

33
3.5 Poly Aluminium Cloride
Poly Aluminium Cloride (PAC) adalah salah satu bahan kimia yang biasa

di pakai oleh perusahaan yang bergerak dibidang industri. Bahan kimia ini

biasanya digunakan untuk menjernihkan, membunuh bakeri, menghilangkan bau,

serta mengatur tingkat keasaman suatu air atau fluida.

Penggunaan dari bahan kimia inipun tidak bisa sembarangan, karena akan

menjadi berbahaya jika samoaimasuk kedalam tubuh manusia dengan dosis yang

melebihi batas, karnanya setiap perusahaan yang menggunakan produk ini harus

memiliki izin dari dinas terkait dan memiliki pengetahua yang cukup dibidang

kimia.

34
BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Variable Speed Drive Inverter ACS 15

Variable Speed Drive Inverter ACS 15 pada Perusahaan Daerah Air

Minum (PDAM) Way Rilau Bandar Lampung berfungsi untuk mengubah

putaran motor pada pompa dosing dengan cara menaikkan atau menurunkan

nilai frekuensi yang akan masuk ke motor pompa dosing tersebut.

Gambar 8. Variable Speed Drive Inverter ACS 15

35
4.1 Pompa Dosing

Pompa dosing pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Way Rilau

Bandar Lampung berfungsi untuk mencampurkan cairan kimia Poly Aluminium

Cloride (PAC) ke dalam Instalasi Pengolahan Air (IPA) untuk menjernihkan,

menghilangkan bau dan membunuh bakteri dengan cara menginjeksikan cairan

Poly Aluminium Cloride (PAC) sehingga dapat tercampur secara merata di dalam

Instalasi Pengolahan Air (IPA) yang di gunakan untuk menampung air baku.

Pompa Dosing di gerakkan oleh energy putar yang dihasilkan motor listrik dan di

injeksikan melalui pipa yang sudah di modifikasi sehingga dapat mengalirkan

cairan Poly Aluminium Cloride (PAC) secara merata, sehingga penggunaan bahan

kimia tersebut lebih efisien, pompa dosing yang berada di perusahaan ini akan

bekerja selama 24 jam setiap hari selama tidak ada masalah dan menyesuaikan

dengan data yang dikirim oleh Variable Speed Drive yang akan menyesuaikan

dengan kualitas air baku yang digunakan untuk dijadikan air bersih untuk

memenuhi kebutuhan seluruh pelanggan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM)

Way Rilau Bandar Lampung.

Gambar 9. Pompa Dosing

36
4.2 Monitoring sistem injeksi PAC

Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Way Rilau Bandar Lampung

menggunakan cronos process instrument untuk memonitoring hasil pembacaan

dari sensor sensor yang terpasang untuk membaca kualitas air baku yang

digunakan oleh PDAM Way Rilau Bandar Lampung. Selain untuk hal itu

penggunaan cronos process unstrument juga dapat mengurangi pengunaan bahan

kimia berupa Poly Aluminium Cloride (PAC) yang menjadi bahan utama dalam

pengolahan air baku pada perusahaan ini dikarenkan dengan mengunakan alat

tersebut penguaannya dapat lebih efisien sehingga tidak ada yang berlebihan

dalam penggunaannya.

Dalam pemantauan ini di dalam perangkat cronos process instrument terdapat

sensor sensor yang berfungsi untuk membaca kualitas air baku yang digunakan,

seperti sensor suhu, sensor kekeruhan air dan juga sensor keasaman air yang

terpasang menjadi satu kesatuan

Gambar 10. cronos process instrument

37
Cronos process instrument yang berada di bawah kedali operator dari Perusahaan

Daerah Air Minum (PDAM) Way Rilau Bandar Lampung seperti yang ada dalam

tampilan gambar di bawah ini berisi data data yang terbaa oleh sensor sensor yang

di gunakan untuk mengetahui kualitas air baku, seperti kadar keasaman, kadar

kekeruhan sampai suhu dari air baku tersebut.

4.3 Maintenance

Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Way Rilau Bandar Lampung rutin

melakukan Maintance yang di lakukan tiap bulannya. Adapun manfaat

perawatan yang di lakukan adalah :

1. Untuk meningkatkan reliability, acuracy,dan efficiency

2. Mengurangi resiko terjadinya kegagalan atau kerusakan pada komponen

sistem injeksi PAC termasuk pompa dosing dan variable speed drive serta

cronos process instrument

3. Menjamin peralatan selalu dalam kondisi optimal

38
Perawatan sangat penting untuk di lakukan guna pengoptimalan suatu sistem

ataupun dalam bekerja. Pada pompa dosing biasanya di lakukan pemeriksaan

kebocoran cairan kimia yang digunakan, seperti seal dan pipa pipa yang

digunakan untuk tempat mengalirnya cairan kimia tersebut.

Perawatan yang dilakukan pada variable speed drive dan cronos process

instrument biasanya berupa pembersihan bagian cover dan perbersihan kipas

pendingin yang telah terpasang di baian belakang dari masing masing perangkat

tersebut.

39
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang didapat setelah melakukan kerja praktek adalah sebagai
berikut:

1. Cronos process instrument adalah suatu alat untuk mendukung proses injeksi
cairan Poly Aluminium Cloride (PAC) sehingga proses pengolahan air baku di
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Way Rilau Bandar Lampung dapat di
laksanakan.

2. Hasil pengukuran sensor sensor yang mengetahui kualitas air baku akan di
kirim kepada Cronos process instrument akan dikonversikan menjadi nilai
Analog dalam bentuk arus listrik sehingga Variable Speed Drive dapat
mengatur frekuensi yang masuk ke motor pompa dosing.

3. Variable Speed Drive adalah suatu alat yang di gunakan untuk mengatur
kecepatan motor pompa dosing dengan cara menaikkan atau menurunkan
frekuensi yang masuk ke motor pompa dosing sehingga cairan kimia yang di
gunakan tidak berlebihan.

4. Pompa dosing adalah suatu alat untuk mendukung proses injeksi cairan Poly
Aluminium Cloride (PAC) sehingga proses pengolahan air baku di Perusahaan
Daerah Air Minum (PDAM) Way Rilau Bandar Lampung dapat di
laksanakan.

40
5.2. Saran
Adapun saran yang dapat diberikan adalah dengan menambah waktu Maintanace
agar alat-alat yang digunakan pada proses injeksi Poly Aluminium Cloride (PAC)
dapat selalu berjalan lancar.

41
DAFTAR PUSTAKA

1. Abdilah, M.2017.Macam-macam sensor dan Aplikasinya pada Sistem

Otomatis.Pontianak:Yayasan Kemajuan Teknik

2. David,Coper Wiliam.1999.Instrumentasi Elektronik dan Teknik

Pengukuran .Jakarta:Erlangga

3. https://dokumen.tips/engineering/aplikasi-scada-di-pt-pgn.html

4. https://www.slideshare.net/mohamadansorullah/metering-and-regulating-

system

42
LAMPIRAN

43
DOKUMENTASI KEGIATAN KERJA PRAKTIK

44

Anda mungkin juga menyukai