Anda di halaman 1dari 53

PROPOSAL SKRIPSI

PERKIRAAN UMUR TRANSFORMATOR DAYA


60 MVA GARDU INDUK NEW GARUDA SAKTI
BERDASARKAN PEMBEBANAN
MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY

Dosen Pembimbing :
Disusun Oleh : Nurhalim, ST.,MT
Daniel Panggabean NIP.19740820 200212 1
1607116020 001
LATAR BELAKANG
Gardu Induk (GI) New Garuda Sakti (NGS) merupakan GI yang beroperasi pada Tahun 2018, GI NGS
memiliki 1 buah transformator daya 60 MVA, dan melayani beban pada 6 penyulang, wilayah yang dilayani
oleh GI NGS adalah Kecamatan Rumbai dan Rumbai Pesisir pada Kota Pekanbaru, dan Kecamatan Minas
pada Kabupaten Siak.

Kecamatan Rumbai, memiliki laju pertumbuhan penduduk dalam 5 tahun terakhir adalah 1,86% dengan
jumlah penduduk 78.185 jiwa.
Kecamatan Rumbai Pesisir memiliki laju pertumbuhan penduduk sebesar 0,83% dengan jumlah penduduk
70.488 jiwa. (BPS Kota Pekanbaru, 2021).
Kecamatan Minas , jumlah penduduk pada awal tahun 2020 adalah 27.670 jiwa (BPS Kabupaten Siak, 2020)
, dan pada tahun 2021 jumlah penduduk Kecamatan Minas berubah menjadi 28.948 jiwa (BPS Kabupaten
Siak, 2021) itu artinya ada pertumbuhan penduduk sebesar 1.278 jiwa pada Kecamatan Minas.

“Di Provinsi Sumatera Utara terjadi peningkatan pelanggan sebesar 15,42% dikarenakan tingkat
pertumbuhan penduduk yang terus mengalami peningkatan.” (Syafriwel, 2010).
Penelitian F.Rajagukguk, dkk (2015) juga menyatakan bahwa “Perkembangan dan pertambahan jumlah
penduduk, dan faktor ekonomi suatu daerah sangat berpengaruh terdahap permintaan energi listrik.”
LATAR BELAKANG
Pertumbuhan penduduk yang terjadi di Kecamatan Rumbai dan Rumbai Pesisir, tentu akan menimbulkan
peningkatan pada beban listrik yang harus disalurkan dan dilayani oleh GI New Garuda Sakti, dalam
penyaluran tenaga listrik menuju beban, salah satu peralatan penting yang akan terpengaruh oleh keadaan
beban adalah transformator daya

Transformator daya merupakan peralatan yang akan menyalurkan daya listrik dari tegangan tinggi ke
tegangan rendah, atau sebaliknya, karena pentingnya peralatan ini, maka peralatan harus bisa berumur
panjang, beberapa faktor yang akan mempengaruhi usia pakai transformator daya adalah, temperatur
sekitar (ambient temperature), temperatur minyak transformator, dan pola pembebanan transformator.
(Sigid, 2011)

Penelitian ini didasarkan pada penelitian Purnama Sigid ditahun 2011 yang menyatakan bahwa, salah
salah satu faktor pengurangan umur transformator daya adalah pola pembebanannya, berdasarkan hal
tersebut dan melihat perkembangan beban pada wilayah Kecamatan Rumbai, Rumbai Pesisir, dan Minas,
yang dilayani oleh transformator daya GI New Garuda Sakti , maka penelitian ini akan melakukan analisa
terhadap usia pakai transformator daya pada GI New Garuda Sakti berdasarkan pembebanannya.
PERUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana memperkiraan pembebanan puncak tahunan pada transformator daya dengan


menggunakan logika fuzzy?
2. Berapa nilai rugi tembaga transformator daya 60 MVA GI New Garuda Sakti?
3. Berapa nilai kenaikan temperatur hotspot transformator daya 60 MVA GI New Garuda
Sakti?
4. Bagaimana menentukan laju penuaan isolasi transformator daya 60 MVA GI New Garuda
Sakti?
5. Bagaimana memperkirakan umur transformator daya 60 MVA GI New Garuda sakti
berdasarkan pembebanan puncaknya?
BATASAN MASALAH
1. Studi kasus penelitian pada Tranformator daya 60 MVA , GI New Garuda Sakti, ULTG
Teluk Lembu, Pekanbaru.
2. Data yang digunakan adalah beban puncak/tertinggi tiap tahunnya dari transformator
daya yang tercatat di tahun 2019 sampai tahun 2021.
3. Penelitian ini hanya menganalisis berdasarkan pengaruh temperatur sekitar dalam rata –
rata, dan perubahan pembebanan terhadap umur transformator.
BATASAN MASALAH
4. Dalam memperkirakan beban puncak tahunan transformator daya dengan menggunakan
logika Fuzzy, input yang digunakan adalah:
• Data jumlah penduduk di Kecamatan Rumbai,Rumbai Pesisir, dan Minas, dari
tahun 2019 sampai 2021 yang didapat dari BPS Kota Pekanbaru dan BPS
Kabupaten Siak.
• Data jumlah infrasturktur kesehatan & infrastruktur pendidikan di Kecamatan
Rumbai,Rumbai Pesisir, dan Minas, dari tahun 2019 sampai 2021 yang didapat
dari BPS Kota Pekanbaru dan BPS Kabupaten Siak.
5. Perhitungan logika Fuzzy dilakukan dengan metode mamdani dengan menggunakan
software Matlab 2017.
TUJUAN PENELITIAN
1. Menentukaan perkiraan pembebanan puncak tahunan pada transformator
daya dengan menggunakan logika fuzzy.
2. Menentukan nilai rugi tembaga transformator daya 60 MVA GI New
Garuda Sakti.
3. Menentukan nilai kenaikan temperatur hotspot transformator daya 60
MVA GI New Garuda Sakti.
4. Menentukan laju penuaan isolasi transformator daya 60 MVA GI New
Garuda Sakti.
5. Menentukan umur transformator daya 60 MVA GI New Garuda Sakti
berdasarkan pembebanan puncaknya.
LUARAN YANG
DIHARAPKAN

1. Menghasilkan perkiraan umur transformator berdasarkan pembebanan puncaknya.


2. Mengetahui kelayakan umur transformator berdasarkan standar International
Electrotechnical Commission (IEC) No.60076 & 60354 dan SPLN 17A:1997
3. Jurnal Online Mahasiswa
MANFAAT PENELITIAN

Adapun manfaat penelitian ini adalah memberikan informasi kepada pihak PT.PLN
(Persero), ULTG Teluk Lembu, GI New Garuda Sakti, mengenai perkiraan masa pakai
transformator daya berdasarkan beban yang diterimanya.
TINJAUAN PUSTAKA

Pada penelitian yang dilakukan oleh Purnama Sigid, dengan judul “Analisa Pengaruh
Pembebanan Terhadap Susut Umur Transformator Tenaga”, menyatakan bahwa
pembebanan transformator akan mempengaruhi temperatur minyaknya, semakin besar
bebannya maka semakin tinggi temperatur minyaknya, dan semakin kecil bebannya
maka temperatur minyak transformator akan lebih rendah. Penelitian yang dilakukan
oleh Purnama Sigid juga menyatakan bahwa, pembebanan sebesar 80% pada
transformator daya akan menyebabkan susut umur minimal 0,24 pu/ hari, dengan
transformator standar IEC 354, dan bertemperatur lingkungan 20o C akan menghasilkan
susut umur transformator minimal sebesar 1 pu/hari jika pembebanan pada
transformator sebesar 100% (Sigid, 2011).
TINJAUAN PUSTAKA

Penelitian yang berjudul “Perkiraan Umur Transformator Berdasarkan Pengaruh


Pembebanan dan Temperatur Lingkungan Menggunakan Metode Trend Linear” penelitian ini
melakukan pengambilan data histori pembebanan dari transformator daya 3 dan
transformator daya 4 GI Garuda Sakti per tiga bulannya, dari tahun 2016 hingga tahun 2018,
data yang diambil tersebut kemudian diolah dan dijadikan acuan untuk perkiraan data beban
periode berikutnya dengan menggunakan metode trend linear, penelitian ini mencatatkan
bahwa transformator daya 3 pada GI Garuda Sakti yang dioperasikan pada tahun 2010
mengalami penyusutan umur pada pembebanan sebesar 91,87% yang melewati batas aman
pemakaian beban dengan perkiraan usia paling lama hingga tahun 2024, dan transformator
daya 4 yang beroperasi pada tahun 2015 mengalami penyusutan umur pada pembebanan
sebesar 91,39% dengan perkiraan masa pakai terlama adalah hingga tahun 2031 (Rizki &
TINJAUAN PUSTAKA

Penelitian yang dilakukan oleh Pratiwi dkk (2020) yang berjudul “Optimalisasi Forecasting
Pembebanan Gardu Induk Jember Menggunakan Perbandingan Metode Time Series dan
Fuzzy Sebagai Dasar Uprating Trafo”, menyimpulkan bahwa nilai eror pada forecasting
menggunakan metode fuzzy lebih kecil daripada time series, dengan nilai eror metode time
series di trafo I sebesar 4,5%; trafo II 3,9%; trafo III 3,87%; trafo IV 2,85%. Sedangkan nilai
error metode fuzzy di trafo I sebesar 2,03%; trafo II 1,97%; trafo III 2,68%; trafo IV 1,83%.
Sehingga tingkat akurasi antara metode time series dan fuzzy untuk forecasting pembebanan
Gardu Induk Jember, jika dibandingkan akan terlihat bahwa metode fuzzy memiliki nilai
error yang lebih kecil dibanding time series.
TEORI DASAR
TRANSFORMATOR
DAYA
Transformator daya adalah peralatan yang berfungsi untuk menyalurkan daya
listrik berarus bolak balik, dari daya yang rendah menjadi daya yang lebih tinggi,
ataupun sebaliknya, daya yang tinggi menjadi daya yang lebih rendah.
Transformator daya berdasarkan rating dayanya dapat dikelompokkan menjadi
tiga kelompok (Sofyan, 2015):
1. Transformator distribusi
2. Transformator daya menengah
3. Transformator daya besar
SISTEM KELISTRIKAN
GI New Garuda Sakti Memiliki 2 Jalur Transmisi
2. Bay Penghantar Garuda Sakti
SISTEM KELISTRIKAN
GI New Garuda Sakti Memiliki Bus Couple dan Bay
Transformator
BUS ATAU REL

Bus atau Rel adalah titik pertemuan atau hubungan antara


transformator daya, dan Saluran udara tegangan tinggi
(SUTT) atau Penghantar.

Ada juga yang mengartikan bahwa Bus atau Rel dalam


sistem tenaga adalah lokasi dimana jalur transmisi,sumber
listrik dari pembangkit,dan beban distribusi bertemu.
PEMISAH (PMS) /
DISCONNECTING SWITCH
Disconnecting switch atau pemisah (PMS) merupakan peralatan
sistem tenaga listrik yang berfungsi sebagai saklar pemisah
rangkaian listrik tanpa arus beban

PMS ini hanya dapat dioperasikan dalam kondisi tidak


berbeban, karena PMS tidak memiliki pengamanan terhadap
loncatan busur api.
PEMISAH (PMS) /
DISCONNECTING SWITCH
PMS yang terpasang pada bay penghantar ada dua jenis
1. PMS BUS
PMS Bus dipasang di antara pemutus (PMT) dan busbar

2. PMS LINE
PMS Line dipasang di antara sumber tenaga listrik dan pemutus
(PMT)
PEMISAH (PMS) /
DISCONNECTING SWITCH
PMS yang terpasang pada bay Transformator
PMS yang terpasang pada bay Transformator hanyalah PMS bus,
Terpasang di antara bus bar dan PMT
PEMISAH (PMS) /
DISCONNECTING SWITCH
Berdasarkan gerakan pisau pemisahnya, PMS terbagi menjadi :
1. PMS Engsel. 2. Pemisah Putar 3. Pemisah 4.Pemisah Luncur
Siku.

5. Pemisah Pantograph
PEMUTUS TENAGA(PMT) /
CIRCUIT BREAKER

Circuit Breaker (CB) atau Pemutus Tenaga (PMT) merupakan


peralatan saklar / switching mekanis, yang mampu menutup,
mengalirkan atau memutus arus beban dalam kondisi normal
serta mampu menutup, mengalirkan (dalam periode waktu
tertentu)
. atau memutus arus beban dalam kondisi abnormal /
gangguan seperti kondisi short circuit / hubung singkat
PEMUTUS TENAGA(PMT) /
CIRCUIT BREAKER

Fungsi utama PMT adalah sebagai alat Sebagai pengaman atau proteksi dalam rangkaian
pembuka atau penutup suatu rangkaian kelistrikan maka PMT harus memiliki syarat – syarat
listrik dalam kondisi berbeban, serta pengaman atau proteksi, yaitu :
mampu membuka atau menutup saat
terjadi
. arus gangguan ( hubung singkat ) 1. Sensitif yaitu mampu merasakan gangguan sekecil
pada jaringan atau peralatann lain, atau apapun.
dengan kata lain PMT berfungsi sebagai 2. Handal yaitu akan bekerja bila diperlukan
pengaman atau proteksi (dependability) dan tidak akan bekerja bila tidak
diperlukan (security).
3. Selektif yaitu mampu memisahkan jaringan yang
terganggu saja.
4. Cepat yaitu mampu bekerja secepat - cepatnya.
PEMUTUS TENAGA(PMT) /
CIRCUIT BREAKER
Berdasarkan besar tegangan atau kelas tegangannya, PMT dibedakan menjadi :

1. PMT Tegangan Rendah (Low Voltage)


PMT tegangan rendah adalah PMT yang sering ditemukan pada panel pembagi beban (Besaran yg efektif berkisar
15 A s/d 1500 A).
.
2. PMT Tegangan Menengah (Medium Voltage)
PMT tegangan menengah adalah PMT yang dipasang pada cubicle gardu induk , pada kabel masuk ke busbar
tegangan (incoming cubicele) maupun pada setiap rel/busbar keluar (out going cubicle)yang menuju penyulang
keluar dari gardu induk. PMT ini mempunyai batas tegangan 1 s/d 35 kV.
PEMUTUS TENAGA(PMT) /
CIRCUIT BREAKER
Berdasarkan besar tegangan atau kelas tegangannya, PMT dibedakan menjadi :
3. PMT Tegangan Tinggi (High Voltage)
PMT tegangan tinggi memiliki batas tegangan dari 35 s/d 245 kV, klasifikasi PMT untuk tegangan tinggi
berdasarkan media insulator dan material dielektriknya, adalah terbagi menjadi empat jenis, yaitu:
a. Sakelar PMT Minyak
b.
. Sakelar PMT Udara Hembus
c. Sakelar PMT vakum
d. Sakelar PMT Gas SF6

4. PMT Tegangan Ekstra Tinggi (Extra High Voltage)


PMT jenis ini biasanya dipasang di GITET (Gardu Induk Ekstra Tinggi) yang sudah
memiliki bermacam-macam peralatan canggih. Salah satunya Gas Circuit Breaker. (GCB).
GCB merupakan pemutus tenaga yang menggunakan gas SF6 sebagai bahan pemadam
busur api. PMT untuk tegangan ekstra tinggi memiliki batas tegangan lebih besar dari 245
kV.
PEMUTUS TENAGA(PMT) /
CIRCUIT BREAKER
Berdasarkan jumlah mekanik penggerak atau tripping coil, PMT dibedakan menjadi :
1. PMT Single Pole
Mekanik penggerak terdapat pada masing-masing
pole, sehingga saat terjadi gangguan, pemutusan
yang dilakukan hanya pada line phasa yang
bermasalah
. saja, PMT jenis ini biasanya dipasang
pada bay penghantar, karena pada bay penghantar
untuk menyelesaikan permasalahannya cukup
melepas fasa yang bermasalah saja
PEMUTUS TENAGA(PMT) /
CIRCUIT BREAKER
Berdasarkan jumlah mekanik penggerak atau tripping coil, PMT dibedakan menjadi :
2. PMT Three Pole
PMT jenis ini mempunyai satu mekanik penggerak
untuk tiga fasa, dengan menghubungkan fasa satu
dengan fasa lainnya menggunakan kopel mekanik,
umumnya
. PMT jenis ini di pasang pada bay kopel ,
PMT 20 kV untuk distribusi, serta bay trafo, karena jika
terjadi gangguan pada bay kopel, ataupun bay trafo,
tidak boleh dilakukan pemutusan hanya pada satu
fasanya, karena akan menimbulkan ketimpangan arus
yang sangat besar.
PEMUTUS TENAGA(PMT) /
CIRCUIT BREAKER
PERBEDAAN PMT SINGLE POLE DAN PMT THREE POLE

.
TRANSFORMATOR ARUS /
CURRENT TRANSFORMATOR (CT)
Transformator Arus (Current Transformator) yaitu peralatan yang digunakan untuk melakukan pengukuran
besaran arus pada intalasi tenaga listrik yang berskala besar seperti tegangan ekstra tinggi, tegangan tinggi,
ataupun tegangan menengah, dengan melakukan transformasi dari besaran arus yang besar menjadi besaran
arus yang kecil secara akurat dan teliti untuk keperluan pengukuran dan proteksi.
Pada sistem tenaga listrik memiliki relai-relai proteksi yang mengontrol kinerja sistem tenaga listrik, relai-
relai tersebut juga membutuhkan besaran sensor berupa arus lemah, oleh karena itu, diperlukan trafo arus.

Keakurasian sebuah current transformer ditentukan melalui besar kecilnya error yang ditimbulkan dari
perbedaan antara nilai ideal arus RMS dengan nilai arus sebenarnya pada sisi sekunder
TRANSFORMATOR ARUS /
CURRENT TRANSFORMATOR (CT)
Jenis trafo arus berdasarkan konstruksi jenis inti
a. Trafo arus dengan inti besi
Trafo arus dengan inti besi adalah trafo arus yang umum digunakan pada arus yang kecil (jauh dibawah nilai
nominal) terdapat kecenderungan kesalahan dan pada arus yang besar (beberapa kali nilai nominal) trafo arus
akan mengalami saturasi.
b. Trafo arus tanpa inti besi
Trafo arus tanpa inti besi tidak memiliki saturasi dan rugi histerisis, transformasi dari besaran primer ke besaran
sekunder adalah linier di seluruh jangkauan pengukuran, contohnya adalah koil rogowski (coil rogowski).
TRANSFORMATOR ARUS /
CURRENT TRANSFORMATOR (CT)
Jenis trafo arus berdasarkan jenis isolasi
c.Trafo arus isolasi minyak
Trafo arus isolasi minyak banyak digunakan pada pengukuran arus tegangan tinggi, umumnya digunakan pada
pasangan di luar ruangan (outdoor) misalkan trafo arus tipe bushing yang digunakan pada pengukuran arus
penghantar tegangan 70 kV dan 150 kV.
d.Trafo arus isolasi SF6/compound
Trafo arus ini banyak digunakan pada pengukuran arus tegangan tinggi, umumnya digunakan pada pasangan di luar
ruangan (outdoor) misalkan trafo arus tipe top-core.
TRANSFORMATOR ARUS /
CURRENT TRANSFORMATOR (CT)
Jenis trafo arus berdasarkan pemasangan
a.Trafo arus pemasangan luar ruangan (outdoor)
Trafo arus pemasangan luar ruangan memiliki konstruksi
fisik yang kokoh, isolasi yang baik, biasanya menggunakan
isolasi minyak untuk rangkaian elektrik internal dan bahan
keramik/porcelain untuk isolator ekternal

b. Trafo arus pemasangan dalam ruangan


(indoor)
Trafo arus pemasangan dalam ruangan
biasanya memiliki ukuran yang lebih kecil dari
pada trafo arus pemasangan luar ruangan,
menggunakan isolator dari bahan resin
TRANSFORMATOR TEGANGAN /
POTENSIAL TRANSFORMATOR
(PT)
Tranasformator (trafo) tegangan adalah peralatan yang mentransformasi tegangan sistem yang lebih tinggi ke
suatu tegangan sistem yang lebih rendah untuk kebutuhan peralatan indikator, alat ukur/meter dan relai.

Transformator (trafo) tegangan memiliki fungsi untuk mentransformasikan besaran tegangan sistem dari
tegangan tinggi ke besaran tegangan istrik yang lebih rendah sehingga dapat digunakan untuk peralatan
proteksi dan pengukuran yang lebih aman, akurat dan teliti. Transformator (trafo) tegangan juga dapat
mengisolasi bagian primer yang tegangannya sangat tinggi dengan bagian sekunder yang tegangannya rendah
untuk digunakan sebagai system proteksi dan pengukuran peralatan dibagian primer.
TRANSFORMATOR TEGANGAN /
POTENSIAL TRANSFORMATOR
(PT)
Transformator tegangan dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu
:
1. Trafo tegangan magnetik (Magnetik Voltage Transformer )
Disebut juga Trafo tegangan induktif. Terdiri dari belitan primer dan sekunder pada inti besi yang prinsip kerjanya
belitan primer menginduksikan tegangan kebelitan sekundernya.
TRANSFORMATOR TEGANGAN /
POTENSIAL TRANSFORMATOR
(PT)
Transformator tegangan dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu
:
2.Transformator Tegangan Kapasitif (Capacitive Voltage Transformator)
Trafo tegangan ini terdiri dari dua bagian yaitu Capacitive Voltage Divider (CVD) dan inductive Intermediate Voltage
Transformer (IVT). CVD merupakan rangkaian seri 2 (dua) kapasitor atau lebih yang berfungsi sebagai pembagi
tegangan dari tegangan tinggi ke tegangan rendah pada primer, selanjutnya tegangan pada satu kapasitor
ditransformasikan oleh IVT menjadi teganggan sekunder.
TRANSFORMATOR DAYA
Transformator (trafo) daya memiliki peran penting dalam
sistem tenaga kelistrikan. Transformator daya berfungsi
unruk menyalurkan tenaga/daya listrik dari tegangan
tinggi ke tegangan rendah atau sebaliknya dari tegangan
rendah ke tegangan tinggi. Secara umum transformator
terdiri dari tiga komponen pokok yaitu, kumparan primer
yang terhubung dengan sumber tengangan AC yang
bertindak sebagai imput, kumparan sekunder yang
terhubung dengan beban listrik AC yang bertindak
sebagai output, dan inti besi yang berfungsi untuk
memperkuat medan magnet yang dihasilkan.
Trafo menggunakan prinsip elektromagnetik yaitu
hukum-hukum ampere dan induksi dan induksi faraday,
dimana perubahan suatu arus atau medan listrik dapat
membangkitkan medan magnet dan perubahan medan
magnet yang dapat membangkitkan tengangan induksi
MANUVER
Manuver adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk memodifikasi jaringan kelistrikan yang
berada dalam kondisi oprasional normal, manuver biasanya dilakukan karena adanya gangguan pada
jaringan atau pekerjaan pada jaringan yang membutuhkan pemadaman tenaga listrik, sehingga
jaringan yang akan dilakukan pekerjaan harus mendapatkan tindakan pemadaman agar pekerjaan
yang dilakukan tetap aman, dan tetap tercapai kondisi penyaluran tenaga listrik yang semaksimal
mungkin

Kegiatan yang dilakukan dalam manuver jaringan


antara lain :
1. Manuver Pembebasan Tegangan
2. Manuver Pemberian Tegangan
MANUVER
1. Manuver Pembebasan Tegangan
Manuver pembebasan tegangan maksudnya adalah membebaskan peralatan dari tegangan ataupun
gangguan,dengan cara memisahkan bagian–bagian jaringan yang semula terhubung dalam keadaan
bertegangan menjadi tidak bertegangan dalam kondisi normalnya, dengan standar operasional prosedur (SOP)
yang sudah ditentukan, adapun hal – hal yang harus diperhatikan sebelum melaksanakan SOP manuver
pembebasan tegangan adalah :
1. Sebelum melakukan manuver pembebasan, harus terlebih dahulu diawali dengan membuat rencana manuver
(digambar dan dicatat) yang harus diperiksa dengan teliti sebelum digunakan sebagai panduan.
2. Harus diingat, bahwa jika terjadi kesalahan dalam manuver pembebasan tegangan, dapat mengakibatkan
gangguan listrik, kerusakan alat dan sangat mungkin kecelakaan dari manusia / petugas manuver.
MANUVER
2. Manuver Pemberian Tegangan
Manuver pemberian tegangan maksudnya adalah memberikan tegangan pada setiap peralatan, dengan cara
menghubungkan bagian – bagian jaringan yang semula terpisah dari sumber tegangannya, dengan standar
operasional prosedur (SOP) yang sudah ditentukan, adapun hal – hal yang harus diperhatikan sebelum
melaksanakan SOP manuver pemberian tegangan adalah :
1. Dalam manuver pemberian tegangan, yang pertama harus dilakukan adalah memastikan tidak ada lagi
pekerjaan atau gangguan yang berada pada jaringan yang akan di manuver, dan pastikan daerah yang akan di
manuver sudah aman.
2. Harus diingat, bahwa jika terjadi kesalahan dalam manuver pemberian tegangan dapat mengakibatkan
gangguan listrik, kerusakan alat dan sangat mungkin kecelakaan dari manusia.
PERSYARATAN PEMBEBASAN
DAN PEMBERIAN TEGANGAN
Persyaratan Pembebasan Tegangan : Persyaratan Pemberian Tegangan :
1. Melapor ke UPB bahwa pelaksanaan Pembebasan 1. Melapor ke UPB bahwa pelaksanaan pemberian
Tegangan pada Bay Transformator siap untuk pada Bay Transformator siap untuk dilaksanakan.
dilaksanakan. 2. Perintah manuver dari UPB dicatat pada kertas
2. Perintah manuver dari UPB dicatat pada kertas kerja perintah manuver.
kerja perintah manuver. 3. Kertas kerja perintah manuver harus dibawa pada
3. Kertas kerja perintah manuver harus dibawa pada saat melaksanakan manuver pemberian tegangan
saat melaksanakan manuver pembebasan tegangan sesuai Formulir No. FR-TRS-LKK-006 pada DP3
sesuai formulir No. FR-TRS-LKK-004 pada DP3 (pemberian) PMT dan PMS.
(pemasukan) PMT dan PMS. 4. Setiap memasuki Switchyard 150 KV harus
4. Setiap memasuki Switchyard 150 KV harus memakai APD (Sepatu 20 KV, Helm, sarung
memakai APD (Sepatu 20 KV, Helm, sarung tangan karet 20 KV, Voltage Detektor).
tangan karet 20 KV, Voltage Detektor).
KONDISI NORMAL

Konfigurasi Normal GI New Garuda Sakti


Saat kondisi operasi normal, switch Supervisory Control and Data Acquisition (SCADA) di panel control
gardu induk pada posisi supervisori
KONDISI NORMAL
Pemeliharan Instalasi Terencana Pemeliharaan Instalasi Tidak Terencana
Pemeliharaan instalasi penyaluran yang Pemeliharaan instalasi penyaluran yang tidak
direncanakan dapat dilaksanakan setelah ada terencana dapat dilaksanakan setelah ada
kesepakatan yang dibahas pada pertemuan bulanan permintaan dari UPT Pekanbaru dan mendapat
antara PT.PLN (Persero) UIP3BS, UP2B persetujuan UP2B Sumbagteng. Jika terkait
Sumbagteng, UPT Pekanbaru dan UP2D Riau. dengan pemadaman konsumen harus mendapat
Manuver PMT persetujuan dari UP2D Riau.
Saat melakukan buka buka-tutup PMT 150 kV,
petugas pemeliharaan / manuver tidak Rekonfigurasi Jaringan
diperbolehkan berada di switchyard. Untuk mempertahankan kondisi keandalan sistem
atau untuk manuver keandalan dalam rangka
pemeliharaan, maka dilakukan rekonfigurasi
jaringan yang bersifat sementara, dan segera
dikembalikan ke kondisi normal apabila pekerjaan
pemeliharaan telah selesai.
KONDISI GANGGUAN
Padam Total (hilang tegangan)
Jika terjadi gangguan tegangan di Gardu Induk New Garuda Sakti, Operator harus memastikan bahwa
penunjukan kV meter pada panel penghantar dan busbar menunjuk nol dan selanjunya melaksanakan tugas
sesuai dengan batas wewenangnya.
Batas wewenang Operator GI New Garuda Sakti :
1. Memberikan informasi sementara kepada Dispatcher UP2B bahwa Gardu Induk hilang tegangan.
2. Memindahkan switch SCADA dari posisi supervisory ke posisi remote Gardu Induk.
3. Membuka PMT untuk persiapan pengiriman atau penerimaan tegangan dari gardu induk lain. PMT yang
dibuka sebagai berikut :
a. PMT 150 KV Balai Pungut.
b. PMT 20 kV semua feeder kecuali PS (pemakaian sendiri).
4. Mencatat serta mereset semua indikator dan relay yang muncul.
5. Menyesuaikan tab Transformator Daya.
6. Memindahkan switch SCADA dari posisi remote Gardu Induk ke posisi supervisori.
7. Melapor kepada Dispatcher UP2B bahwa gardu induk sudah sesuai dengan SOP dan siap menerima
tegangan.
KONDISI GANGGUAN
Gangguan Persial

Jika terjadi gangguan persial (PMT 150 kV atau incoming 20 kV trip), Operator Gardu Induk harus
memastikan indikator PMT tersebut dalam posisi keluar. Batas wewenang Operator GI New Garuda Sakti :
1. Memberikan informasi sementara kepada Dispatcher UP2B bahwa telah tejadi gangguan
2. Mencatat serta mereset semua indicator dan relai yang muncul
3. Melaporkan kepada Dispacher UP2B bahwa instalasi yang teganggu siap menerima tegangan.
PELAKSANAAN
PEMBEBASAN TEGANGAN
PADA BAY TRANSFORMATOR
DAYA 60 MVA
PELAKSANAAN PEMBEBASAN TEGANGAN PADA BAY
TRANSFORMATOR DAYA 60 MVA
Pembebasan Tegangan pada Bay Transformator 60 MVA
1. Melepas PMT 20 kV
KONDISI SCADA SAAT PMT PADA KUBIKEL SUDAH TERLEPAS
PELAKSANAAN PEMBEBASAN TEGANGAN PADA BAY
TRANSFORMATOR DAYA 60 MVA
2. Melepas PMT 150 kV Transformator Daya

3. Melepas PMS 150 kV Transformator Daya

4. Melapor ke UPB Sumbagteng bahwa Bay Transformator Daya dan Kubikel 20 kV sudah bebas
tegangan.
PELAKSANAAN PEMBEBASAN TEGANGAN PADA BAY
TRANSFORMATOR DAYA 60 MVA

Kondisi Monitoring SCADA saat Bay Transformator sudah di padamkan


PELAKSANAAN PEMBERIAN
TEGANGAN PADA BAY
TRANSFORMATOR DAYA 60
MVA
PELAKSANAAN PEMBERIAN TEGANGAN PADA BAY
TRANSFORMATOR DAYA 60 MVA
Pelaksanaan Pemberian Tegangan Pada BAY Transformator Daya 60 MVA dan Kubikel 20kV
1. Pemberian Tegangan pada Penyulang 20 kV Kubikel Transformator Daya
a. Melepas PMS Ground Penyulang
b. Memposisikan Truck PMT keposisi
c. Memasukkan PMT penyulang Transformator
d. Melapor ke UPB bahwa Pemberian Tegangan pada Penyulang 20 kV Transformator Daya telah siap dilaksanakan
2. Pemberian Tegangan Pada Bay Transformator Daya 60 MVA
1. Memasukkan PMS Bus 150 kV Transformator
2. Memasukkan PMT 150 kV Transformator Daya (Energize Transformator)
3. Mengatur tegangan sisi sekunder transformator dengan Tap Charger (± 20 kV)
4. Mengamati kondisi Transformator Daya secara visual.
5. Memasukkan PMT Incoming 20 kV
6. Melapor ke UPB Sumbagteng bahwa pemberian tegangan pada Bay Transformator Daya dan Kubikel 20 kV telah
selesai dilaksanakan.
KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan pada Bab IV, maka dapat disimpulkan :
1. Manuver pada bay transformator adalah pekerjaan yang dilakukan untuk membebaskan ataupun memberikan
tegangan pada penghantar transformator, sehingga pekerjaan yang dilakukan dapat terlaksana dengan aman.
2. Melakukan manuver baik pembebasan maupun pemberian tegangan harus seusai dengan SOP yang sudah
ditetapkan oleh PT.PLN
3. Komunikasi dengan Unit Penyalur Beban (UPB), sangat diperlukan agar pelaksanaan manuver dapat diawasi.
4. Pastikan semua pekerjaan sudah selesai dan para pekerja tidak berada di area penghantar sebelum memberikan
tegangan pada penghantar.
DAFTAR PUSTAKA
Ariwibowo D, P. E. (2018). Analisis Hasil Uji PMT 150kV Pada Gardu Induk Cilegon Baru BAY KS
1. Seminar FORTEI, 59-65.
Buku Instruksi Kerja Gardu Induk New Garuda Sakti, (IK-PKU-OPH-001) 1 Juli 2013
Buku Pedoman Operasi (SOP 20 KV) Gardu Induk New Garuda Sakti, (No. Dokumen : 11.01/SOP-
20 KV/2018/GIGS), EDISI 2018
Buku Pedoman Operasi (SOP) Gardu Induk New Garuda Sakti, (No:
UP2BSBT/PED/OPS/045/NGDSK) Januari 2019
Buku Pedoman Pemeliharaan Pemisah,PT.PLN(Persero) No. 0520-2.K/DIR/2014,Dokumen :
PDM/PGI/08:2014
Buku Pedoman Pemeliharaan Trafo Arus,PT.PLN(Persero) No. 0520-2.K/DIR/2014,Dokumen :
PDM/PGI/02:2014
Buku Pedoman Pemeliharaan Trafo Tegangan,PT.PLN(Persero) No.
0520-2.K/DIR/2014,Dokumen : PDM/PGI/03:2014
Data Name Plate Peralatan Sistem 150 KV, Gardu Induk New Garuda Sakti, PT. PLN (Persero)
UIP3B SUMATRA TRAGI Pekanbaru, 2012.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai