Pedoman Pelayanan Unit Rekam Medis
Pedoman Pelayanan Unit Rekam Medis
TENTANG
Menimbang : a. bahwa Rumah sakit terdiri dari berbagai unit yang merupakan
subsistem dari sistem rumah sakit itu sendiri;
b. bahwa operasional rumah sakit memerlukan kejelasan dan
koordinasi yang sangat erat antara satu dan lain unit sesuai dengan
perkembangan pelayanan rumah sakit;
c. untuk terlaksananya koordinasi diperlukan berbagai kegiatan yang
mempunyai landasan yang jelas dan pasti untuk mencegah
terjadinya kesalahan, khususnya dalam memberikan pelayanan
kepada pelanggan, terutama pasien;
d. bahwa Peraturan Direktur Nomor XXXXX tentang ditetapkan
Pedoman Pelayanan Unit Rekam Medis Rumah Sakit Bakti KARS
perlu disesuaikan dengan kebutuhan sehingga perlu adanya
penyempurnaan sebagai dasar dalam pelaksanaan program kerja;
e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam a,
b, c dan d, perlu ditetapkan Peraturan Direktur;
Pasal 1
(1) Rekam Medis adalah dokumen yang berisikan data identitas pasien, pemeriksaan,
pengobatan, tindakan, dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien.
(2) Rekam Medis Elektronik adalah Rekam Medis yang dibuat dengan menggunakan sistem
elektronik yang diperuntukkan bagi penyelenggaraan Rekam Medis.
(3) Tenaga Kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan
serta memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan melalui pendidikan di bidang
kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya
kesehatan.
(4) Perekam Medis dan Informasi Kesehatan adalah seorang yang telah lulus pendidikan
Rekam Medis dan informasi kesehatan sesuai ketentuan peraturan perundang
undangan.
Pasal 2
menjamin keamanan, kerahasiaan, keutuhan, dan ketersediaan data Rekam Medis; dan d.
mewujudkan penyelenggaraan dan pengelolaan Rekam Medis yang berbasis digital dan
terintegrasi.
BAB II
PENYELENGGARAAN
Pasal 3
(1) Setiap Fasilitas Pelayanan Kesehatan wajib menyelenggarakan Rekam Medis Elektronik.
(2) Fasilitas Pelayanan Kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas:
a. tempat praktik mandiri dokter, dokter gigi, dan/atau Tenaga Kesehatan lainnya;
b. puskesmas;
c. klinik;
d. rumah sakit;
e. apotek;
f. laboratorium kesehatan;
g. balai; dan
(3) Kewajiban penyelenggaraan Rekam Medis Elektronik juga berlaku bagi Fasilitas
Pelayanan Kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan telemedisin.
(4) Penyelenggaraan Rekam Medis Elektronik sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan sesuai dengan ketentuan dalam Peraturan Menteri ini.
Pasal 4
(1) Penyelenggaraan Rekam Medis Elektronik dilakukan sejak Pasien masuk sampai Pasien
pulang, dirujuk, atau meninggal.
(1) Kegiatan penyelenggaraan Rekam Medis Elektronik paling sedikit terdiri atas:
a. registrasi Pasien;
(2) Kegiatan penyelenggaraan Rekam Medis Elektronik sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf a, huruf b, dan huruf d sampai dengan huruf h dilakukan oleh tenaga Perekam
Medis dan Informasi Kesehatan dan dapat berkoordinasi dengan unit kerja lain.
(3) Kegiatan penyelenggaraan Rekam Medis Elektronik sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf c dilakukan oleh Tenaga Kesehatan pemberi pelayanan kesehatan.
Pasal 6
(1) Registrasi Pasien sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (1) huruf a merupakan
kegiatan pendaftaran berupa pengisian data identitas dan data sosial Pasien rawat jalan,
rawat darurat, dan rawat inap.
(2) Data identitas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit berisi nomor Rekam
Medis, nama Pasien, dan Nomor Induk Kependudukan (NIK).
Pasal 7
Pendistribusian data Rekam Medis Elektronik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (1)
huruf b merupakan kegiatan pengiriman data Rekam Medis Elektronik dari satu unit
pelayanan ke unit pelayanan lain di Fasilitas Pelayanan Kesehatan.
Pasal 8
(1) Pengisian informasi klinis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 pada ayat (1) huruf c
berupa kegiatan pencatatan dan pendokumentasian hasil pemeriksaan, pengobatan,
tindakan, dan pelayanan kesehatan lain yang telah dan akan diberikan kepada Pasien.
(2) Pencatatan dan pendokumentasian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus lengkap,
jelas, dan dilakukan setelah Pasien menerima pelayanan kesehatan dengan
mencantumkan nama, waktu, dan tanda tangan Tenaga Kesehatan pemberi pelayanan
kesehatan.
(3) Pencatatan dan pendokumentasian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus
dilakukan secara berurutan pada catatan masing-masing Tenaga Kesehatan pemberi
pelayanan kesehatan sesuai dengan waktu pelayanan kesehatan yang diberikan.
BAB IV
PENGOLAHAN INFORMASI REKAM MEDIS ELEKTRONIK
Pasal 9
(1) Pengolahan informasi Rekam Medis Elektronik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13
ayat (1) huruf d terdiri atas:
a. pengkodean;
b. pelaporan; dan
c. penganalisisan.
(2) Pengkodean sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a merupakan kegiatan
pemberian kode klasifikasi klinis sesuai dengan klasifikasi internasional penyakit dan
tindakan medis yang terbaru/International Statistical Classification of Disease and
Related Health Problems, sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan.
(3) Pelaporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b terdiri atas:
a. pelaporan internal Fasilitas Pelayanan Kesehatan; dan
(4) Penganalisisan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c dilakukan terhadap data
Rekam Medis Elektronik secara kuantitatif dan kualitatif.
(5) Selain pengolahan informasi Rekam Medis Elektronik sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), Fasilitas Pelayanan Kesehatan yang dengan alasan tertentu tidak dapat
menyelenggarakan Rekam Medis Elektronik harus melakukan pengindeksan.
a. nama Pasien;
b. alamat;
c. jenis penyakit;
d. tindakan/operasi; dan
e. kematian.
BAB V
PENYIMPANAN REKAM MEDIS ELEKTRONIK
Pasal 10
(1) Penyimpanan Rekam Medis Elektronik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (1)
huruf f merupakan kegiatan penyimpanan data Rekam Medis pada media penyimpanan
berbasis digital pada Fasilitas Pelayanan Kesehatan.
(2) Penyimpanan Rekam Medis Elektronik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus
menjamin keamanan, keutuhan, kerahasiaan, dan ketersediaan data Rekam Medis
Elektronik.
(3) Media penyimpanan berbasis digital sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa:
a. server;
b. sistem komputasi awan (cloud computing) yang tersertifikasi sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan; dan/atau
(5) Cadangan data (backup system) sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dilaksanakan
dengan ketentuan:
Pasal 11
(2) Fasilitas Pelayanan Kesehatan bertanggung jawab atas hilang, rusak, pemalsuan
dan/atau penggunaan oleh orang, dan/atau badan yang tidak berhak terhadap
dokumen Rekam Medis sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
Pasal 12
(2) Isi Rekam Medis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan kepada Pasien
Pasal 13
(1) Isi Rekam Medis Elektronik terdiri atas: a. dokumentasi administratif; dan b.
dokumentasi klinis.
(2) Dokumentasi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a paling sedikit
berisi dokumentasi pendaftaran.
(3) Dokumentasi klinis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b berisi seluruh
dokumentasi pelayanan kesehatan yang diberikan kepada Pasien di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan
Pasal 14
(1) Rekam Medis Elektronik harus memenuhi prinsip keamanan data dan informasi,
meliputi:
a. kerahasiaan;
b. integritas; dan
c. ketersediaan.
(2) Kerahasiaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a merupakan jaminan
keamanan data dan informasi dari gangguan pihak internal maupun eksternal yang
tidak memiliki hak akses, sehingga data dan informasi yang ada dalam Rekam Medis
Elektronik terlindungi penggunaan dan penyebarannya.
(3) Integritas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b merupakan jaminan terhadap
keakuratan data dan informasi yang ada dalam Rekam Medis Elektronik, dan
perubahan terhadap data hanya boleh dilakukan oleh orang yang diberi hak akses
untuk mengubah.
(4) Ketersediaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c merupakan jaminan data
dan informasi yang ada dalam Rekam Medis Elektronik dapat diakses dan digunakan
oleh orang yang telah memiliki hak akses yang ditetapkan oleh pimpinan Fasilitas
Pelayanan Kesehatan.
Pasal 15
(1) Hak akses sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas hak untuk:
a. penginputan data;
c. melihat data.
(2) Perbaikan data sebagaimana dimaksud pada ayat (5) hanya dapat dilakukan oleh
Tenaga Kesehatan pemberi pelayanan kesehatan dan petugas administrasi termasuk
Perekam Medis dan Informasi Kesehatan dengan batas waktu paling lama 2x24 jam
sejak data diinput.
Pasal 16
(1) Selain pemberian hak ases sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30, dalam rangka
keamanan dan perlindungan data, penyelenggaraan Rekam Medis Elektronik di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan dapat dilengkapi dengan tanda tangan elektronik.
(2) Tanda tangan elektronik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) digunakan sebagai alat
verifikasi dan autentifikasi atas isi Rekam Medis Elektronik dan identitas penanda
tangan.
(3) Tanda tangan elektronik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diselenggarakan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
BAB VI
KERAHASIAN
Pasal 17
Isi Rekam Medis wajib dijaga kerahasiaannya oleh semua pihak yang terlibat dalam
pelayanan kesehatan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan walaupun Pasien telah meninggal
dunia.
Pasal 18
(2) Permintaan pembukaan isi Rekam Medis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus
dilakukan secara tertulis atau secara elektronik.
(3) Pembukaan isi Rekam Medis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan terbatas
sesuai dengan kebutuhan
Pasal 19
(1) Pasien dan/atau keluarga Pasien yang menginformasikan isi Rekam Medis kepada publik
melalui media massa dianggap telah melakukan pelepasan hak rahasia isi Rekam Medis
kepada umum.
(2) Pelepasan hak rahasia isi Rekam Medis kepada umum sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) memberikan kewenangan kepada Fasilitas Pelayanan Kesehatan untuk
mengungkapkan rahasia isi Rekam Medis sebagai hak jawab Fasilitas Pelayanan
Kesehatan.
BAB VII
JANGKA WAKTU PENYIMPANAN
Pasal 20
(1) Penyimpanan data Rekam Medis Elektronik di Fasilitas Pelayanan Kesehatan dilakukan
paling singkat 25 (dua puluh lima) tahun sejak tanggal kunjungan terakhir Pasien.
(2) Setelah batas waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berakhir, data Rekam Medis
Elektronik dapat dikecualikan untuk dimusnahkan apabila data tersebut masih akan
dipergunakan atau dimanfaatkan.
(3) Pemusnahan Rekam Medis Elektronik dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 21
(1) Sistem Pelayanan Rekam Medis merupakan suatu sistem yang mengorganisasikan
formulir, catatan dan laporan yang dikoordinasikan sedemikian rupa untuk
menyediakan informasi yang dibutuhkan manajemen rumah sakit guna memudahkan
pengelolaan rumah sakit, yang dilaksanakan untuk melayani pasien sebagai manusia
seutuhnya sehingga pelayanan medis dapat dilihat dan dinilai di dalam rekam medis
pasien sebagai bukti adanya proses pelayanan di rumah sakit.
(2) Sistem Pelayanan Rekam Medis yang diterapkan di Rumah Sakit Umum Bethsaida
adalah sistem pelayanan rekam medis menggunakan kertas dan data elektronik
dengan menggunakan Hospital Information Sistem
(3) Setiap pasien yang berkunjung di RS Bakti KARS wajib dibuatkan berkas rekam medis.
(4) Kerahasiaan Rekam Medis :
Informasi tentang identitas, diagnosis, riwayat penyakit dan riwayat pengobatan
pasien harus dijaga kerahasiannya oleh dokter, dokter gigi, tenaga kesehatan tertentu,
petugas pengelola dan pimpinan rumah sakit
Informasi tentang identitas, diagnosis, riwayat penyakit, riwayat pemeriksaan dan
riwayat pengobatan dapat dibuka dalam hal :
Untuk kepentingan kesehatan pasien.
Memenuhi permintaan aparatur hukum dalam rangka penegakan hukum atas
perintah Pengadilan
Permintaan dan/atau persetujuan pasien sendiri
Permintaan institusi/ lembaga berdasarkan ketentuan perundang-undangan
Untuk kepentingan penelitian, pendidikan dan audit medis, sepanjang tidak
menyebutkan identitas pasien
(5) Penjelasan tentang rekam medis hanya boleh dilakukan oleh dokter atau dokter gigi
yang merawat pasien dengan izin tertulis pasien atau berdasarkan peraturan
perundang-undangan.
(6) Pimpinan rumah sakit dapat menjelaskan isi rekam medis secara tertulis atau
langsung kepada permohonan tanpa izin pasien berdasarkan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 22
Pedoman Pelayanan Unit Rekam Medis ini digunakan sebagai acuan bagi petugas dalam
melaksanakan kegiatan.
Pasal 23
Adapun Pedoman Pelayanan Unit Rekam Medis ini sebagaimana terlampir dalam lampiran
Surat Peraturan ini.
Pasal 24
Peraturan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan Peraturan Nomor XXXXX tentang
Pedoman Pelayanan Unit Rekam Medis dicabut dan dinyatakan sudah tidak berlaku.
Pasal 25
Hal-hal yang belum cukup diatur dalam Peraturan Direktur Rumah Sakit Bakti KARS ini atau
jika terdapat perubahan maka akan diatur kemudian hari.
Ditetapkan : Di Jakarta
Pada Tanggal : XX XXXX 2022
DIREKTUR RUMAH SAKIT BAKTI KARS
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
2. Korespondensi
Yaitu melayani segala permintaan informasi medis kepada pasien maupun pihak ke
3 yang sudah mendapat kuasa dari pasien seperti perusahaan penjamin atau
asuransi.
4. Distribusi
Mendistribusikan berkas rekam medis sesuai dengan pasien yang berkunjunng di
Bethsaida baik rawat jalan, rawat inap ataupun pasien UGD, juga mendistribusikan
segala sesuatu yang dibutuhkan unit lain seperti stiker identitas pasien.
BAB II STANDAR
KETENAGAAN
B. Distribusi Ketenagaan
TOTAL 11
4. Pengaturan Dinas
c. Asembling
f. Laporan Sensus
BAB III
STANDAR FASILITAS
b. Ruang Kerja
c. Ruang Penyimpanan
d. Ruang inaktif/Gudang
C. Daftar Sarana dan Prasarana
KONDISI
NO ITEM JUMLAH URAIAN KEGUNAAN
SAAT INI
ALAT KANTOR
ELEKTRONIK
1. Prinsip Ergonomi
a) Sikap tubuh dalam pekerjaan sangat dipengaruhi oleh bentuk, susunan, ukuran
dan penempatan mesin-mesin, penempatan alat-alat penunjuk dan cara-cara
menjalankan mesin.
b) Sikap duduk yang baik adalah sikap duduk yang tegak dengan diselingi istirahat
sedikit membungkuk
1) Tinggi dataran duduk dapat diatur dengan papan kaki agar sesuai dengan
tinggi lutut dan paha dalam keadaan datar
4) Tinggi meja merupakan ukuran dasar sesuai dengan ukuran ukuran kerja
diatas
d) Kemampuan seorang bekerja seharinya adalah 8-10 jam, lebih dari itu efisiensi
dan kualitas kerja sangat menurun.
1) Tinggi alas duduk sebaiknya dapat disetel antara 38-48 cm (pakai tambah alas
kaki)
3) Dalamnya tompangan pinggang adalah 35-38 cm dari ujung dapan alas duduk
Penataan meja kerja di IRM juga harus sesuai dengan urutan kerja dari unit rekam
medik lainnya agar dapat meningkatkan kualitas mutu pelayanan dokumen rekam
medik itu sendiri.
Ruang filing adalah sebuah ruangan yang digunakan untuk menyimpan berkas Rekam
Medik pasien, sedangkan filing adalah kegiatan penataan berkas di sebuah tempat khusus
sehingga untuk kebutuhan referensi dapat dilakukan pengambilan (retrieval) kembali
dengan cepat dan mudah.
b. File Expansion
Perancangan untuk perluasan file dipengaruhi oleh pilihan sistem penomoran.
1) Pada sistem penomoran dan pengarsipan unit, perlu tersedia daerah kosong 25%
karena akan dipakai untuk perluasan catatan medik
2) Pada sistem pengarsipan serial unit yang mengambil catatan medik lama ke depan,
akan terdapat celah-celah di rak arsip karena catatan tersebut dipindahkan. Hal ini
akan mudah terjadi kalau tingkat readmission tinggi
3) Sistem penomoran dan pengarsipan serial jumlah rak akan konstan dan perluasan
hanya terjadi pada satu arah pada saat diterbitkannya nomor baru untuk pasien
yang akan datang
4) Beban Kerja, Kebutuhan Tenaga Kerja dan Produktifitas.
Beban Kerja
Untuk menghitung jumlah beban kerja pertahun dapat menggunakan metode kuadrat
terkecil dengan rumus :
y=a+bx
Keterangan :
Kebutuhan tenaga kerja dapat dihitung menggunakan metode WISN (Workload Indicators
of Staffing Need )
1. Komunikasi
a) Telepon
2. Distribusi
a) Dumbweiter
3. Penyimpanan
a) Rak Penyimpanan
b) Rak sortir
c) Meja sortir
3. Kebutuhan Barang
Unit rekam medis membuat stock min-max untuk kebutuhan formulir da kertas yang
dibutuhkan.
Kertas berlogo
Form Kematian
Unit rekam medis membuat stock min-mac untuk kebutuhan formulir-formulir yang
dibutuhkan.
Pulpen
Pensil
Spidol
Tinta printer
dll.
Setiap berkas rekam medis akan dipeliharan kerapihan dan keamanannya dengan
menggati map yang sudah rusak dan dipantau dengan buku ekspedisi atau history
dalam HIS sehingga dapat dimonitor keberadaannya.
b. Fasilitias Kerja
Fasilitas kerja secara rutin dipelihara agar dapat berfungsi dengan baik seperti :
Dumbweiter
Roll o’pack
Dll
ISI REKAM MEDIS
a. Isi Rekam Medis untuk pasien rawat jalan, sekurang-kurangnya memuat :
1) Identitas pasien
2) Tanggal dan waktu
3) Hasil anamesis, mencakup sekurang-kurangnya keluhan dan riwayat penyakit
4) Hasil pemeriksaan fisik dan penunjang medic
5) Diagnosis
6) Rencana penatalaksanaan
7) Pengobatan dan/ atau tindakan
8) Pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien
9) Untuk pasien kasus gigi dilengkapi dengan odotogram klinik
10) Persetujuan tindakan bila diperlukan
Isi Rekam Medis pasien dalam keadaan bencana, selain memenuhi ketentuan sebagaimana
dimaksud pada poin (c) ditambah dengan :
1) Jenis bencana dan lokasi dimana pasien ditemukan
2) Kategori kegawatan dan nomor pasien bencana massal
3) Identitas yang menemukan pasien
Isi Rekam Medis untuk pelayanan dokter spesialis atau dokter gigi spesialis dapat
dikembangkansesuai dengan kebutuhan
Pelayanan yang diberikan dalam ambulans atau pengobatan massal dicatat dalam rekam
medis sesuai ketentuan sebagaimana yang tercantum pada poin (c) dan disimpan pada
sarana pelayanan kesehatan yang merawatnya.
Kepemilikan
Kepemilikan Rekam Medis :
1) Berkas rekam medis milik sarana pelayanan kesehatan
2) Isi rekam medis merupakan milik pasien
3) Isi rekam medis sebagaimanan dimaksud pada poin (b) dalam bentuk ringkasan
rekam medis
4) Ringkasan rekam medis sebagaimana dimaksud pada poin (c) dapat diberikan,
dicatat atau dicopi oleh pasien atau orang yang diberi kuasa atau atas persetujuan
tertulis pasien atau keluarga yang berhak untuk itu
Sistem Penyelenggaraan Rekam Medis RUMAH SAKIT BAKTI KARS: Sistem penyelenggaraan
rekam medis di Rumah Sakit Bakti KARS adalah Rekam medis manual (kertas) dan data
elektronik
Sistem identifikasi adalah cara melakukan identifikasi pasien dan identifikasi berkas/
dokumen rekam medis. Identifikasi berkas rekam medis ini mutlak diperlukan untuk
mempermudah dan mempercepat pencarian berkas rekam medis melalui peng-indeksan
yang diatur dalam SPO (Standar Prosedur Operasional).
Sistem Penomoran menggunakan Unit Numbering System yaitu sistem penomoran rekam
medis dengan memberikan satu nomor rekam medis yang secara otomatis muncul dari
sistem komputer kepada pasien rawat jalan maupun rawat inap pada waktu pertama kali
berobat ke rumah sakit dan akan digunakan selamanya
Alokasi untuk penomoran rekam medis (nomor rekam medis pasien), secara otomatis oleh
Hospital Information System.
Identifikasi pasien rawat inap, di kamar perawatan yang terletak di atas tempat tidur, harus
segera diisi setelah pasien masuk kamar. Identifikasi tersebut antara lain :
Nama pasien yang sedang dirawat
Nama dokter penanggungjawab pasien (DPJP)
Nama perawat penanggungjawab. Khusus untuk nama perawat penanggung jawab shift
jaga akan diubah sesuai dengan nama perawat penanggung jawab yang sedang
bertugas.
Identifikasi pada sampul dokumen rekam medis untuk pasien rawat inap, memakai
simbol-simbol khusus. Simbol tersebut antara lain :
A.Simbol Penyakit Menular
Simbol Penyakit Menular adalah segitiga merah dalam lingkaran. Untuk pasien dengan
penyakit menular. Ada tambahan simbol per penyakitnya, yang pencatatannya ditulis
di dalam segitiga. Simbol tersebut antara lain :
A : Pasien dengan diagnosis positif HIV/ ADIS
H : Pasien dengan diagnosis Hepatitis
T : Pasien dengan diagnosis Tuberculosis (TBC) atau Koch Pulmonum
(KP )
G: Pasien dengan diagnosis Gonorhea (GO)
K : Pasien dengan diagnosis Kusta/ Lepra
Kosong : penyakit menular lainnya yang memerlukan perhatian khusus
Susunan Berkas Rekam Medis dan Otorisasi pengisian formulir dalam berkas rekam medis.
A. Susunan Formulir Rekam Medis Rawat Inap
ADA
I Pasien
Continues
1.6 Patient Admission / Pendaftaran Pasien*) FORM-KEU-xx-xx lbr
form
Bedah/ICU/Pe
a. Persetujuan Tindakan Medis*) FORM-PMD-xx-xx lbr
mbiusan
1.15
1.16
1.17
1.18
II Dokter
III Perawat
Dewasa/Geriat
3.11 Asesmen dan Intervensi Risiko Jatuh Pasien *) FORM-KEP-19-xx lbr
ri
3.24
3.25
3.26
3.27
3.28
IV Hasil penunjang
a. Laboratorium lbr
b. Radiologi lbr
c. Diagnostik lbr
d. lbr
V lain - lain
a. lbr
b. lbr
c. lbr
d. lbr
OTORISASI
NO FORMULIR KODE FORMULIR
PENGISIAN FORM
48 PEMAKAIAN ALKES DAN OBAT KAMAR BEDAH FORM-PMD-27-00 Dokter & Perawat
58 DAFTAR PEMBERIAN OBAT & OBSERVASI HARIAN FORM-KEP-117-00 Dokter & Perawat
83 INFORMASI DAN EDUKASI PASIEN / KELUARGA TERINTEGRASI FORM-KEP-11-01 Dokter & Perawat
88 PENGKAJIAN AWAL NYERI DAN PEMANTAUAN NYERI FORM-KEP-22-00 Dokter & Perawat
89 CATATAN OBSERVASI KHUSUS DAN PENGKAJIAN NYERI FORM-KEP-27-02 Dokter & Perawat
90 PENGKAJIAN DAN INTERVENSI RISIKO JATUH PADA GERIATRIK FORM-KEP-50-02 Dokter & Perawat
98 SERAH PASIEN DARI KERERAWATAN KEPENUNJANG MEDIS FORM-KEP-129-00 Dokter & Perawat
108 CATATAN PERHITUNGAN KASSA / JARUM / INSTRUMENT FORM-KEP-16-01 Dokter & Perawat
109 FORM KEGIATAN AMBULANCE FORM-KEP-25-00 Dokter & Perawat
OTORISASI
NO FORMULIR KODE FORMULIR
PENGISIAN FORM
Email + Manajamen
2 Harian - Sensus Harian Bethsaida jam 07.30
Manual RS Bakti KARS
Dinkes Kab …. +
7 Bulanan - Laporan Persalianan Manual Puskesmas …. Tanggal 5
Dinkes Kab …. +
Email +
8 Bulanan - Laporan Imunisasi Puskesmas …. Tanggal 5
Manual
Manajamen
12 Bulanan Laporan Kematian Manual Tanggal 3
RS Bakti KARS
Januari
13 Tahunan RL1.1 Data Dasar Rumah Sakit On Line Kemenkes RI
Tanggal 15
Januari
16 Tahunan RL2 Ketenagaan On Line Kemenkes RI
Tanggal 15
Januari
17 Tahunan RL3 Pelayanan On Line Kemenkes RI
Tanggal 15
Januari
18 Tahunan RL3.1 Rawat Inap On Line Kemenkes RI
Tanggal 15
Januari
19 Tahunan RL3.10 Pelayanan Khusus On Line Kemenkes RI
Tanggal 15
Januari
20 Tahunan RL3.11 Kesehatan Jiwa On Line Kemenkes RI
Tanggal 15
Januari
21 Tahunan RL3.12 Keluarga Berencana On Line Kemenkes RI
Tanggal 15
Januari
22 Tahunan RL3.13 Farmasi Rumah Sakit On Line Kemenkes RI
Tanggal 15
Januari
23 Tahunan RL3.14 Rujukan On Line Kemenkes RI
Tanggal 15
Januari
24 Tahunan RL3.15 Cara Bayar On Line Kemenkes RI
Tanggal 15
Januari
26 Tahunan RL3.3 Gigi dan Mulut On Line Kemenkes RI
Tanggal 15
Januari
27 Tahunan RL3.4 Kebidanan On Line Kemenkes RI
Tanggal 15
Januari
28 Tahunan RL3.5 Perinatologi On Line Kemenkes RI
Tanggal 15
Januari
29 Tahunan RL3.6 Pembedahan On Line Kemenkes RI
Tanggal 15
Januari
30 Tahunan RL3.7 Radiologi On Line Kemenkes RI
Tanggal 15
Januari
31 Tahunan RL3.8 Laboratorium On Line Kemenkes RI
Tanggal 15
Januari
32 Tahunan RL3.9 Rehabilitasi Medik On Line Kemenkes RI
Tanggal 15
Januari
33 Tahunan RL4 Morbiditas dan Mortalitas On Line Kemenkes RI
Tanggal 15
Januari
34 Tahunan RL4a Penyakit Rawat Inap On Line Kemenkes RI
Tanggal 15
Januari
35 Tahunan RL4b Penyakit Rawat Jalan On Line Kemenkes RI
Tanggal 15
B. Laporan Internal
Laporan Internal disesuaikan dengan kebutuhan manajemen dan direksi, berupa laporan
rutin dan laporan insidentil.
Kegiatan pelaporan internal rekam medis harus dilaporkan ke manajemen dan direksi.
C. Laporan Eksternal
Laporan eksternal dikirimkan sesuai jadwal yang telah ditentukan DEPKES RI dan jajarannya
dengan merujuk pada :
i. Buku Pedoman Pelaporan dari DepKes RI tahun 2003
ii. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit tentang semua
kegiatan penyelenggaraan Rumah Sakit sebagaimana ketentuan dalam pasal
52 ayat (1).
iii. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang keterbukaan Informasi
Public (KIP)
C. Jenis Pelaporan Eksternal :
i. KDRS : Penyakit Potensial KLB / WABAH
ii. W2 : Laporan Mingguan Wabah
iii. STPRS : Surveilans Terpadu Penyakit Berbasis Rumah Sakit Sentinel
iv. PD3I : Penyakit Dapat Dicegah Dengan Imunisasi
v. RL 1 : Data Dasar Rumah Sakit
a) RL 1.2_Indikator Pelayanan
b)RL 1.3_Tempat Tidur
vi. RL 2 : Ketenagaan
vii. RL3 : Pelayanan
a) RL 3.1_Rawat inap
b)RL 3.2_Rawat darurat
c) RL 3.3_gigi mulut
d)RL 3.4_kebidanan
e) RL 3.5_perinatologi
f) RL 3.6_pembedahan
g) RL 3.7_radiologi
h)RL 3.8_laboratorium
i) RL 3.9_rehab medik
j) RL 3.10_pelayanan khusus
k) RL 3.11_kesehatan jiwa
l) RL 3.12_keluarga berencana
m) RL 3.13_Obat Pelayanan Resep
n)RL 3.13_Obat Pengadaan
o)RL 3.14_rujukan
p)RL 3.15_cara bayar
viii. Morbiditas dan Mortalitas
a) RL 4A penyakit rawat inap (sebab luar)
b)RL 4A Penyakit rawat inap
c) RL 4B_penyakit rawat jalan (sebab luar)
d)RL 4B_penyakit rawat jalan
ix. Pengunjung Rumah Sakit
a) RL 5.1_Pengunjung
b)RL 5.2_Kunjungan Rawat Jalan
c) RL5.3_Daftar_10_Besar_Penyakit_Rawat_Jalan_Report
d)RL5.4_Daftar_10_Besar_Penyakit_Rawat_Inap_Report
F. Semua jenis Laporan Eksternal harus diketahui oleh Direktur Rumah sakit.
G.Pengiriman laporan eksternal melalui email salinannya (cc) ke Direktur Rumah sakit.
H.Pengiriman Laporan eksternal, disesuaikan dengan periode pelaporan masing-masing
dengan bukti tanda terima pelaporan, yang ditandatangani oleh petugas Dinas
Kesehatan yang menerima dan petugas rumah sakit yang mengirim. Bukti serah
terima disimpan oleh Unit Rekam Medis sebagai dokumen.
I. Pengiriman laporan eksternal melalui email bukti tanda terima dengan mencetak
balasan email yang telah di terima oleh Depkes RI atau jajarannya.
Sistem Penjajaran berkas rekam medis menggunakan Sistem Angka Akhir (Terminal
Digit Filling System) yaitu sistem penjajaran dengan mengelompokkan angka-angka
(nomor rekam medis) yaitu dua kelompok angka terakhir menjadi angka pertama, dua
angka terakhir kedua adalah kelompok angka kedua, dan seterusnya.
a) Sistem pewarnaan pada sampul/ folder berkas rekam medis berdasarkan dua digit
angka terakhir sesuai dengan system penyimpanan.
b) Sistem Penyimpanan yang diberlakukan di Unit Rekam Medis adalah Sentralisasi.
Yaitu penyimpanan rekam medis dalam satu kesatuan baik berkas rekam medis
rawat jalan, rawat inap maupun Gawat Darurat disimpan dalam satu folder yang
sama dan satu ruangan penyimpanan.
c) Pemeliharaan berkas rekam medis dilakukan dengan cara menjaga temperature
suhu ruang penyimpanan, membuat jadwal rutin untuk melakukan vakum di ruang
penyimpanan, membuat jadwal rutin untuk penyemprotan ruang penyimpanan
agar terhindar dari binatang perusak.
Retensi dan pemusnahan berkas rekam medis dilakukan sesuai dengan peraturan yang
berlaku.
A. Retensi
Secara umum jadwal retensi berkas rekam medis di Rumah Sakit Bakti KARS,
mengacu pada PERMENKES No. 269/MENKES/PER/II/2008, Bab IV, tentang
Penyimpanan, Pemusnahan dan Kerahasiaan, pasal 8, disebutkan :
Rekam Medis rawat inap di rumah sakit wajib disimpan sekurang-kurangnya
untuk jangka waktu 5 tahun, terhitung dari tanggal terakhir pasien berobat
dan dipulangkan
Setelah batas 5 tahun sebagaimana dimaksud poin (1), rekam medis dapat
dimusnahkan kecuali ringkasan pasien pulang dan persetujuan tindakan
medis.
Ringkasan pulang dan persetujuan tindakan medis sebagaimana dimaksud
poin (2) harus disimpan untuk jangka waktu 10 tahun terhitung dari tanggal
dibuatnya ringkasan tersebut.
Penyimpanan rekam medis dan ringkasan pulang sebagaimana dimaksud
poin (1) dan poin (3) dilaksanakan oleh petugas yang ditunjuk oleh pimpinan
sarana pelayanan kesehatan
B. Pemusnahan
Pemusnahan berkas rekam medis inaktif adalah suatu proses kegiatan penghancuran
secara fisik arsip berkas rekam medis yang sudah berakhir fungsi dinilai gunanya
setelah batas waktu masa in-aktif terlampaui terhitung dari tanggal terakhir pasien
berobat. Penghancuran tersebut dilakukan secara total dengan cara mencacah dan
mendaur ulang sehingga tidak dapat lagi dikenali isi maupun bentuknya, sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.
Pelepasan Informasi medis dibuat apabila ada permintaan tentang data/ informasi
medis dari pasien/ keluarga pasien atau dari pihak ketiga (asuransi/ jaminan
perusahaan) dengan catatan atas persetujuan pasien. Pelepasan informasi medis
kepada pihak ketiga harus menggunakan surat kuasa dari pasien.
A. Surat kuasa bisa diwakilkan apabila (berdasarkan Keputusan Direktur Jendral
Pelayanan Medik) Nomor : HK.00.3.5.1866 tentang Pedoman Persetujuan Tindakan
Medik (Informed Consent) :
B. Bagi pasien di bawah umur 21 tahun yang bisa mewakili adalah Ayah/ Ibu kandung
dan saudara-saudara kandung.
C. Bagi pasien di bawah umur 21 tahun dan tidak mempunyai orang tua, yang
mewakili adalah Ayah/ Ibu adopsi, saudara-saudara kandung dan induk semang
D. Bagi pasien dewasa yang telah menikah/ orang tua, yang bisa mewakili adalah
suami/ istri, ayah/ ibu kandung, anak-anak kandung dan saudara-saudara kandung.
E. Bagi pasien dewasa yang berada di bawah pengasuhan (curatelle), yang bisa
mewakili adalah wali atau curator.
Peraturan Informed Consent (IC) di Rumah Sakit Bakti KARS mengacu pada
Permenkes RI No.585/MENKES/PER/IX/1989 tentang Persetujuan Tindakan Medis dan
Keputusan Dirjen Yanmed. No.HK .00.06.3.5.1866 tentang Pedoman Persetujuan
Tindakan Medis (informed Consent) tanggal 21 April 1999:
A. Dokter harus memberikan penjelasan secara verbal dan tertulis sebelum tindakan
medis dilakukan dan apabila ada kesulitan bahasa maka akan didampingi oleh
penerjemah yang ada di rumah sakit.
B. Setelah penjelasan diberikan, harus meminta persetujuan pasien dan keluarganya.
C. Informed Consent (IC) harus ditandatangani oleh dokter yang memberikan
penjelasan, pasien/ keluarga dan saksi.
D. Meninggal di rumah
Meninggal di rumah, dimana dokter Rumah Sakit Bakti KARS datang ke rumah
pasien dengan menggunakan formulir tersendiri yang menyatakan bahwa Kematian
di Luar Rumah Sakit.
Data pasien rawat inap yang harus dimasukkan dalam Rekam Medis sekurang-kurangnya
antara lain:
Identitas Pasien
Kondisi saat pasien tiba di sarana pelayanan kesehatan
Identitas pengantar pasien
Tanggal dan waktu.
Hasil Anamnesis (sekurang-kurangnya keluhan, riwayat penyakit).
Hasil Pemeriksaan Fisik dan penunjang medis.
Diagnosis
Pengobatan dan/atau tindakan
Ringkasan kondisi pasien sebelum meninggalkan pelayanan unit gawat darurat dan
rencana tindak lanjut.
Nama dan tanda tangan dokter, dokter gigi atau tenaga kesehatan tertentu yang
memberikan pelayanan kesehatan.
Sarana transportasi yang digunakan bagi pasien yang akan dipindahkan ke sarana
pelayanan kesehatan lain dan
Pelayanan lain yang telah diberikan oleh tenaga kesehatan tertentu.
4. Sistem identifikasi
A. Identifikasi
a) Penulisan Nama
Sistem penamaan pada dasarnya untuk memberikan identitas kepada seorang pasien
serta untuk membedakan antara pasien yang satu dengan yang lain, sehingga
mempermudah dan memperlancar di dalam memberikan pelayanan rekam medis.
Sistem Penamaan yang digunakan di RS Bakti KARS adalah Sistem Penamaan Langsung.
Nama pasien diinput kedalam sistem informasi dengan urutan nama depan dan nama
belakang. Nama depan adalah nama yang pertamakali diucapkan oleh pasien atau yang
dituliskan lebih dulu di kartu identitas pasien (KTP atau kartu identitas lainnya). Nama
belakang adalah nama atau nama-nama yang tercantum setelah itu.
Nama yang dituliskan atau dimasukkan petugas ke sistem informasi adalah nama yang
disebutkan pasien atau nama sesuai kartu identitasnya.
Nama pasien sendiri, apabila nama sudah terdiri dari dua suku kata atau lebih.
Nama pasien yang hanya terdiri dari satu suku kata dilengkapi dengan nama suami (jika
pasien sudah menikah) dan nama orang tua (jika pasien belum menikah).
Perkataan Tuan, Saudara, Bapak, tidak dicantumkan dalam penulisan nama pasien
Pencantuman gelar diletakkan sesudah nama lengkap, dengan pemisah tanda koma
Nama warga asing ditulis sesuai dengan yang tercantum dalam paspornya atau sesuai
dengan kebiasaannya menuliskan nama.
c) Penyimpanan KIUP
Karena sudah tersedia fasilitas Master Indeks Pasien di sistem komputer, maka KIUP
kertas tidak dibuat lagi, namun bisa dicetak apabila diperlukan. Back up data dilakukan
secara rutin oleh IT setiap hari dan bulan.
Perubahan nama, alamat, atau nomor telpon pasien harus segera diubah oleh petugas
pendaftaran dengan mengisi formulir perubahan data pasien dan bukti fotokopi kartu
identitas pasien.
a. Definisi
Yang dimaksud dengan nomor rekam medis adalah nomor identitas yang diberikan
kepada setiap berkas rekam medis yang akan disimpan menjadi dokumen rekam
medis. Nomor ini bersifat unik untuk tiap berkas, sedangkan tiap berkas dokumen
hanya untuk menyimpan data dari satu orang pasien saja.
b. Tujuan Pemberian Nomor Rekam Medis
Tujuan pemberian nomor pada berkas rekam medis adalah untuk memberi pengenal
pada setiap berkas rekam medis pasien, dan memudahkan pencarian berkas tersebut.
c. Sistem Pemberian Nomor Rekam Medis
Di RS Bakti KARS, Sistem Penomoran yang digunakan adalah Sistem Penomoran Unit.
Sistem Penomoran Unit (Unit Numbering System) adalah memberikan satu nomor
unit kepada pasien yang akan digunakan seumur hidup dan digunakan pasien untuk
berobat ke semua pelayanan medis di RS Bakti KARS. Bayi lahir hidup dan bayi lahir
meninggal dibuatkan berkas rekam medis yang terpisah dengan nomor pasien ibunya.
Nomor terdiri dari 8 digit numerik. Disamping Nomor Pasien, seorang pasien yang
berobat ke RS Bakti KARS akan mendapat Nomor Registrasi yang akan berganti
setiap kali pasien tersebut mendapat pelayanan kesehatan.
d. Sumber Nomor
Sumber nomor di RS Bakti KARS telah diprogram secara komputerisasi, terdiri dari 8
digit angka.
e. Pelaksanaan dan Koordinasi
Pemberian nomor rekam medis baru dilakukan pada tempat pendaftaran di:
- Pendaftaran Rawat Jalan
- Pendaftaran Gawat Darurat
- Pendaftaran Rawat Inap
- Pendaftaran MCU bila diperlukan
Petugas pendaftaran memastikan bahwa pasien benar-benar belum pernah
mendapatkan nomor rekam medis.
6. Klasifikasi penyakit
Yaitu membuat klasifikasi penyakit sesuai dengan dengan kebutuhan dan manfaat yang
akan diambil oleh pengguna data maupun informasi, sebelum dibuat dan untuk
mempermudah pengolahan klasifikasi maka setiap diagnosa akan di koding terlebih
dahulu dengan cara mengkode setiap diagnosa sesuai dengan ICD X. Jenis klasifikasi
terdiri dari :
10 penyakit terbanyak
dll.
Adalah suatu proses pengumpulan, pengolahan, dan penyajian data rumah sakit untuk
keperluan internal manajemen Bethsaida maupun untuk keperluan eksternal atau
instansi pemerintah yang berwenang
Penulisan Simbol, singkatan dan tanda khusus bertujuan agar memudahkan mengenali
tanda-tanda bahaya yang terjadi pada pasien. Dengan adanya simbol dan tanda khusus,
tenaga kesehatan dapat melihat dengan cepat .
No. URUT ABJAD KEPANJANGAN
2 Ab Abortus
4 A-B-C Airway-Breathing-Circulation
6 Abd Abdomen
7 AC Ante Coenam
12 AF Atrial Fibrilasi
26 AP Ante Partum
27 App Appendiktomy
35 B Makanan Biasa
38 BB Berat Badan
41 BC Balance Cairan
43 BJ Bunyi Jantung
46 BO Blighted Ovum
47 BP Bronchopneumonia
51 BU Bising Usus
53 Ca Carcinoma
59 Cath Catheterisasi
62 CC Common Cold
67 CF Cystic Fibrosis
74 CM Compos Mentis
77 CO Cardiac Output
89 DA Dermatitis Acute
92 DC Dillatse Curettage
95 DH Diet Hati
96 DHEAS Dehydroepiandrosterone-Sulfate
99 DHT Dihydrotestosterone
114 E Eye
139 FU
157 GO Gonore
163 Hb Hemoglobin
192 Ht Hematokrit
193 HTSOB Hysterectomy Salphingo Oophorectomy Bilateral
248 M Motorik
268 N Normal
289 P Pernapasan
326 R Right
347 S Suhu
348 SAB Subarachnoid Bleeding
382 TE Tpnsylectomy
409 TU Tumor
415 UF Ultrafiltrasi
424 V Verbal
Simbol Alergi
Alergi Simbol untuk pasien Alergi digunakan
3
untuk pasien dengan alergi sesuatu (obat/
makanan). Simbol Alergi berupa kotak
merah, sedangkan untuk pencatatan detail
alerginya dilakukan pada kolom alergi.
Penempelan symbol alergi pada berkas
rekam medis pasien.
1 Symbol B3 Infeksius
3 Symbol B3 Korosif
4 Symbol B3 Reaktif
5 Symbol B3 Beracun
8 Symbol B3 Karsogenik
16 Petunjuk Exit
19 Toilet laki-laki
20 Toilet Perempuan
SINGKATAN/
MAKSUD SALAH INTERPRETASI KOREKSI
DOSIS EKSPRESI
Pengembalian berkas rekam medis adalah sistem yang cukup penting di Unit Rekam
Medis, karena pengembalian berkas rekam medis pasien pulang rawat inap ke Unit
Rekam Medis merupakan awal kegiatan pengolahan rekam medis pasien. Ketepatan
waktu pengembalian sesuai dengan kebijakan rumah sakit yaitu 2 x 24 jam setelah
pasien pulang rawat atau mendapatkan pelayanan kesehatan.
Pengembalian berkas rekam medis untuk rawat jalan dilakukan pada hari yang sama
setelah pasien selesai berkunjung atau poliklinik akan ditutup.
Pasal 10 Pennenkes No. 749a menyatakan secara tegas bahwa Rekam Medis harus
disimpan sekurang-kurangnya selama 5 tahun terhitung sejak saat pasien terakhir
berobat. Jika dibandingkan dengan negara-negara lain, masa penyimpanan ini tennasuk
singkat. Di negara bagian California Amerika Serikat, penyimpanan rekam medis adalah
7 tahun sejak terakhir kali pasien berobat. Untuk pasien anak-anak, penyimpanan
berkasnya bahkan sampai yang bersangkutan berusia 21 tahun , dan kalau perlu bahkan
sampai 28 tahun. Di Pensylvania masa penyimpanannya lebih lama yaitu sampai 15
tahun, bahkan di negara Israel sampai 100 tahun. Dalam rangka penghematan ruangan
penyimpanan, ada beberapa negara yang membolehkan berkas, yang berusia lebih dari
3 tahun dari saat terakhir pasien berobat, dialihkan menjadi berkas dalam microfilm.
Pelepasan Informasi medis dibuat apabila ada permintaan tentang data/ informasi
medis dari pasien/ keluarga pasien atau dari pihak ketiga (asuransi/ jaminan
perusahaan) dengan catatan atas persetujuan pasien. Pelepasan informasi medis
kepada pihak ketiga harus menggunakan surat kuasa dari pasien.
Untuk memastikan informasi medis yang diberikan kepada pasien /wali pasien telah
memenuhi syarat pelepasan informasi medis.
Aktivitas
1) Menerima permintaan data medis Memastikan formulir pelepasan informasi sudah
diisi lengkap dan ditandatangani oleh pasien / wali yang sah
2) Menangani pengisian form medis
3) Mengisi form medis
4) Menyimpan salinan informasi medis yang diminta beserta formulir pelepasan
informasi medis dan bukti serah terima pada rekam medis pasien tersebut.
5) Menyerahkan informasi medis yang diminta dengan membuat tanda terima
Berkas rekam medis bersifat rahasia, jadi tidak setiap peminjaman akan disetujui.
Peminjam yang berhak :
1) Dokter yang merawat
2) Perawatan yang menangani.
3) Manajemen rumah sakit yang berwenang
4) Pihak ke 3 yang mendapat persetujuan dari manajemen rumah sakit.
Pengadilan.
Tujuannya adalah menjaga kerahasian dan keamanan berkas rekam medis.
Aktifitas :
Berkas rekam medis pasein yang disimpan minimal 5 tahun dihitung sejak tanggal
terakhir pasien tersebut dilayani di RS Bakti KARSs Tangerang. Tujuannya memisahkan
berkas rekam medis pasein aktif dengan berkas pasien rekam medis pasein yang inaktif.
Aktifitas :
1) Mengkoordinasi pelaksanaan retensi dengan bagian IT agar siapkan daftar pasien
inaktif pada peiode tertentu.
2) Membentuk tim retensi yang terdiri dari petugas rekam medis.
3) Memastikan bahwa berkas rekam medis yang diretensi sesuai dengan kriteria berkas
rekam medis inaktif.
4) Memisahkan berkas rekam medis yang mempunyai sifat khusus, yaitu berkas rekam
medis yang tercipta dari kegiatan orthopedi dan prothese, penyakit jiwa, penyakit
akibat ketergantungan obat dan kusta.
5) Melakukan penilaian terhadap berkas rekam medis inaktif.