Nim : 31190001
Prodi : DIV MIK
Tugas membuat resume webinar
Moderator 1 : Dr.dr. Beni Satria, M.Kes., S.H., M.H., CPMed., CPArb., CPCLE
Memahami PMK NO 24 Tahun 2022 tentang Rekam Medis
PMK No 269 Tahun 2008 dicabut pada tanggal 31 Agustus 2022 dan digantikan oleh PMK
No 24 Tahun 2022. Seluruh fasilitas pelayanan kesehatan wajib menyelenggarakan rekam
medis elektronik paling lambat tanggal 31 desember 2023.
RM elektronik adalah rekam medis yang dibuat menggunakan sistem elektronik yang
diperlukan bagi penyelenggaran rekam medis. Tujuan dari RM elektronik ini untuk
meninkatkan mutu pelayanan kesehatan, memberikan kepastian hukum dalam
penyelenggaraan dan pengelolaan rekam medis, menjamin keamaan kerahasiaan,
keutuhan, dan ketersediaan data rekam medis, serta mewujudkan penyelenggaraan dan
pengelolaan rekam medis. Sistem elektronik yang digunakan dalam penyelenggaaraan
rekam medis elektronik harus memiliki kemampuan kompabilitas dan atau
interoperabilitas. Isi rekam medis ini wajib dijaga kerahasiannya oleh semua pihak yang
terlibat dalam pelayanan kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan walaupun pasien telah
meninggal dunia. Pembukaan isi rekam medis dapat dilakukan atas persetujuan pasien,
tidak atas persetujuan pasien, permintaan pembukaan isi rekam medis harus dilakukan
secara tertulis atau secara elektronik, dan pembukaan isi rm dilakukan terbatas sesuai
dengan kebutuhan. Pelepasan hak atas isi RM tertuang dalam Pasal 38. Untuk
pemusnahan RME dilakukan paling singkat selama 25 tahun sejak tanggal kunjungan
terakhir pasien. Pada pasal 42 menjelaskan sanksi bagi fasilitas pelayanan kesehatan yang
melakukan pelanggaran dapat berupa sanksi administratif ( terguran tertulis, rekomendasi
pencabutan).
Kewajiban fasyankes tertuang dalam pasal 3, pasal 6, pasal 7, dan pasal 12.
Sistem elektronik pada penyelenggaraan rekam medis elektronik dapat berupa:
a. Sistem elektronik yang dikembangkan oleh kementrian kesehatan
b. Penyelenggara rekam medis elektronik dilakukan dengan mengajukan permohonan
tertulis kepada kementrian kesehatan
c. Fasilitas pelayanan kesehatan sendiri
d. Penyelenggara sistem elektronik pada rekam medis elektronik harus terdaftar sebagai
penyelenggata sistem elektronik
e. Penyelenggara sistem elektronik melalui kerja sama
f. Penyelenggara sistem elektronik pada rekam medis elektronik harus terdaftar sebagai
penyelenggara sistem elektronik pada sektor
Moderator 2:
Oleh Bapak M.Nasser
Ketua Asosiasi Dosen Hukum Kesehatan Indonesia
Dalam pelaksaan EMR dapat berpotensi untuk gagal jika ada sesuatu yg menganggu
kerahasiaan pasien sehingga mereduksi kepercayaan publik pada rumah sakit/dokter, ada
yg tidak menjaga standard dan ada yg tidak taat pada regulasi operasional rs, ada
penyimpangan pada sistim, ada pelanggaran pada kondisi obyektif yg sudah disepakati
(data dijual pada perusahaan famasi)
Moderator 3:
Oleh Ibu Indah Febrianti, SH, MH
Sistem Elektronik RME berupa sistem yang dikembangkan oleh Kemenkes, Fasyankes
sendiri, atau Penyelenggara Sistem Elektronik (PSE) melalui kerja sama, Sistem
Elektronik yang digunakan dalam penyelenggaraan Rekam Medis Elektronik harus
memiliki kemampuan kompatibilitas dan/atau interoperabilitas.
Dokumen Rekam Medis milik Fasyankes dan Isi Rekam Medis milik Pasien, dan dapat
disampaikan kepada keluarga terdekat atau pihak lain setelah mendapat persetujuan
pasien. Pihak lain yang dimaksud meliputi pasien di bawah umur 18 tahun dan/atau,
Pasien dalam keadaan darurat. Rekam Medis Elektronik harus memenuhi prinsip
keamanan data dan informasi, meliputi kerahasiaan, integritas, dan ketersediaan.
Penyelenggaraan RME dapat dilengkapi dengan tanda tangan elektronik, yg digunakan
sebagai alat verifikasi dan autentifikasi atas isi RME dan identitas penanda tangan. Tanda
tangan elektronik diselenggarakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan. Untuk pembukaan isi Rekam Medis tanpa persetujuan pasien harus
mendapatkan persetujuan Menteri dengan mengajukan permohonan melalui Dirjen
Yankes.