Anda di halaman 1dari 6

Nama : Agata Murdayati Jatayu

Nim : 31190001
Prodi : DIV MIK
Tugas membuat resume webinar

Moderator 1 : Dr.dr. Beni Satria, M.Kes., S.H., M.H., CPMed., CPArb., CPCLE
Memahami PMK NO 24 Tahun 2022 tentang Rekam Medis

Rekam medis memiliki dasar regulasi yaitu:


1. Undang – undang
a. UU No 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran
b. UU No 11 Tahun 2008 tentang Informasi Elektronik
c. UU No 19 Tahun 2016 tentang Perubahan UU No 11/2008
d. UU No 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
e. UU No 36 Tahun 2016 tentang Tenaga Kesehatan
2. Peraturan Pemerintah
PP No 46 Tahun 2014 tentang SIK
3. Peraturan Presiden
Perpres No 18 Tahun 2021 tentang Kementrian Kesehatan
4. Peraturan Menteri Kesehatan
a. PMK No 290 Tahun 2008 tentang Persetujuan Tindakan Kedokteran
b. PMK No 36 Tahun 2012 tentang Rahasia Kedokteran
c. PMK No 5 Tahun 2022 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementrian Kesehatan

PMK No 269 Tahun 2008 dicabut pada tanggal 31 Agustus 2022 dan digantikan oleh PMK
No 24 Tahun 2022. Seluruh fasilitas pelayanan kesehatan wajib menyelenggarakan rekam
medis elektronik paling lambat tanggal 31 desember 2023.

Perubahan yang terjadi pada PMK No 24 Tahun 2022 yaitu:


a. Adanya regulasi mengenai teknologi digital
b. Kewajiban penyelenggaraan rekam medis elektronik bagi fasyankes
c. Ketentuan mengenai pembukaan isi rekam medis dan pelepasan hak
d. Adanya ketentuan mengenai sistem elektronik, informasi elektronik dan tanda tangan
elektronk
e. Ada aturan mengenai kepemilikan dan kerahasiaan rekam medis
f. Ketentuan jangka wakktu penyimpanan dan sanksi

RM elektronik adalah rekam medis yang dibuat menggunakan sistem elektronik yang
diperlukan bagi penyelenggaran rekam medis. Tujuan dari RM elektronik ini untuk
meninkatkan mutu pelayanan kesehatan, memberikan kepastian hukum dalam
penyelenggaraan dan pengelolaan rekam medis, menjamin keamaan kerahasiaan,
keutuhan, dan ketersediaan data rekam medis, serta mewujudkan penyelenggaraan dan
pengelolaan rekam medis. Sistem elektronik yang digunakan dalam penyelenggaaraan
rekam medis elektronik harus memiliki kemampuan kompabilitas dan atau
interoperabilitas. Isi rekam medis ini wajib dijaga kerahasiannya oleh semua pihak yang
terlibat dalam pelayanan kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan walaupun pasien telah
meninggal dunia. Pembukaan isi rekam medis dapat dilakukan atas persetujuan pasien,
tidak atas persetujuan pasien, permintaan pembukaan isi rekam medis harus dilakukan
secara tertulis atau secara elektronik, dan pembukaan isi rm dilakukan terbatas sesuai
dengan kebutuhan. Pelepasan hak atas isi RM tertuang dalam Pasal 38. Untuk
pemusnahan RME dilakukan paling singkat selama 25 tahun sejak tanggal kunjungan
terakhir pasien. Pada pasal 42 menjelaskan sanksi bagi fasilitas pelayanan kesehatan yang
melakukan pelanggaran dapat berupa sanksi administratif ( terguran tertulis, rekomendasi
pencabutan).

Jenis fasilitas pelayanan kesehatan pada PMK No 24 Tahun 2022:


a. Tempat praktik mandiri tenaga kesehatan
b. Pusat kesehatan masyarakat
c. Klinik
d. Rumah sakit
e. Apotek
f. Laboratorium kesehatan

Kewajiban fasyankes tertuang dalam pasal 3, pasal 6, pasal 7, dan pasal 12.
Sistem elektronik pada penyelenggaraan rekam medis elektronik dapat berupa:
a. Sistem elektronik yang dikembangkan oleh kementrian kesehatan
b. Penyelenggara rekam medis elektronik dilakukan dengan mengajukan permohonan
tertulis kepada kementrian kesehatan
c. Fasilitas pelayanan kesehatan sendiri
d. Penyelenggara sistem elektronik pada rekam medis elektronik harus terdaftar sebagai
penyelenggata sistem elektronik
e. Penyelenggara sistem elektronik melalui kerja sama
f. Penyelenggara sistem elektronik pada rekam medis elektronik harus terdaftar sebagai
penyelenggara sistem elektronik pada sektor

Kegiatan penyelenggaraan RME paling sedikit mencangkup mengenai:


a. Registrasi pasien
b. Pendistribusian data RME
c. Pengisian informasi klinis
d. Pengolahan informasi RME
e. Penginputan data untuk klaim pembiayaan
f. Penyimpanan RME
g. Penjaminan mutu RME
h. Transfer isi RME

Ketentuan dalam penyelenggaraan RME:


a. Tenaga perekam medis
Didalam kegiatan penyelenggaraan RME dilakukan oleh tenaga perekam medis dan
informasi kesehatan dan dapat dikoordinasi dengan unit kerja lain
b. Pengisian informasi klinis dilakukan oleh tenaga kesehatan pemberi pelayanan
kesehatan. Bila tenaga perekam medis terbatas dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan
lain yang mendapatkan pelatihan pelayanan rekam medis elektronik
c. Kegiatan penyelenggaraan RME menjadi tanggung jawav dokter dan dokter gigi, atau
tenaga kesehatan lain

Moderator 2:
Oleh Bapak M.Nasser
Ketua Asosiasi Dosen Hukum Kesehatan Indonesia

UU No 12 Tahun 2011 membahas mengenai tata cara pembentukan peraturan


perundangan.
EMR dilakukan sebagai bagian dari upaya kongkrit yang menyangkut Hospital in System
yang merupakan basis dari EMR. EMR ini merupakan code dari bisnis RS. Ini
bermanfaat untuk meningkatkan efisiensi perlindungan keamanan dokumen medik. Untuk
dokter, EMR dapat membuat catatan medis yang jelas sehingga menghindari bahaya
medis tersembunyi karena tulisan potensial keliru terbaca.

Manfaat penggunaan EMR:


a. Penghematan biaya karena mengelola kinerja tanpa kertas
b. Mendorong profesionalisme tenaga medik & tenaga kesehatan via driving the medical
service management utk bekerja lebih taat standard dan taat kompetensi
c. Mereduksi kesalahan dan kelalaian pencatatan medik
d. Mendorong rs digital berkualitas tinggi menuju e-hospital

Dalam pelaksaan EMR dapat berpotensi untuk gagal jika ada sesuatu yg menganggu
kerahasiaan pasien sehingga mereduksi kepercayaan publik pada rumah sakit/dokter, ada
yg tidak menjaga standard dan ada yg tidak taat pada regulasi operasional rs, ada
penyimpangan pada sistim, ada pelanggaran pada kondisi obyektif yg sudah disepakati
(data dijual pada perusahaan famasi)

Dampak EMR pada yankes:


a. Akan sangat memudahkan yankes karena kemudahan membuka riwayat penyakit
sebelumnya
b. Terkait dengan unsur kecepatan kerja
c. Ada hubungan dengan akurasi data, terhindar dari salah baca tulisan
d. Memudahkan semua pihak dalam pelayanan karena dibantu dengan data.

Moderator 3:
Oleh Ibu Indah Febrianti, SH, MH

Transformasi sistem kesehatan memiliki 6 pilar yaitu:


a. Transformasi layanan primer
b. Transformasi layanan rujukan
c. Transformasi sistem kesehatan
d. Transformasi sistem pembiayaan kesehatan
e. Transformasi SDM Kesehatan
f. Transformasi teknologi keshetan

Landasan Filosofis, Sosiologis, dan Yuridis Penyelenggaran Rekam Medis Elektronik


yaitu:
a. Perkembangan teknologi digital dalam masyarakat mengakibatkan transformasi
digitalisasi pelayanan kesehatan
b. Penyelenggaraan rekam medis secara elektronik dengan prinsip keamanan dan
kerahasiaan data dan informasi
c. Permenkes Nomor 269/Menkes/Per/III/2008 tentang Rekam Medis sudah tidak sesuai
dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, kebutuhan pelayanan
kesehatan, dan kebutuhan hukum masyarakat.

Sistem Elektronik RME berupa sistem yang dikembangkan oleh Kemenkes, Fasyankes
sendiri, atau Penyelenggara Sistem Elektronik (PSE) melalui kerja sama, Sistem
Elektronik yang digunakan dalam penyelenggaraan Rekam Medis Elektronik harus
memiliki kemampuan kompatibilitas dan/atau interoperabilitas.

Kegiatan Penyelenggaraan RME berupa:


a. Registrasi Pasien : kegiatan pendaftaran berupa pengisian data identitas dan data
sosial Pasien rawat jalan, rawat darurat, dan rawat inap
b. Pendistribusian data RME : kegiatan pengiriman data RME dari satu unit pelayanan
ke unit pelayanan lain di Fasyankes
c. Pengisian informasi klinis : pencatatan dan pendokumentasian hasil pemeriksaan,
pengobatan, tindakan, dan pelayanan kesehatan lain yg telah dan akan diberikan
kepada Pasien.
d. Penginputan data untuk klaim pembiayaan : kegiatan penginputan kode klasifikasi
penyakit pada aplikasi pembiayaan berdasarkan hasil diagnosis dan tindakan yang
ditulis oleh nakes pemberi pelayanan kesehatan sesuai dengan Rekam Medis, dalam
rangka pengajuan penagihan biaya pelayanan
e. Penyimpanan RME : kegiatan penyimpanan data Rekam Medis pada media
penyimpanan berbasis digital pada Fasyankes.
f. Penjaminan mutu RME : dilakukan secara internal oleh Fasyankes, yaitu merupakan
audit mutu RME yg dilakukan berkala oleh tim reviu Rekam Medis yg dibentuk oleh
pimpinan Fasyankes dan dilakukan sesuai dengan pedoman RME
g. Transfer isi RME : kegiatan pengiriman Rekam Medis dalam rangka rujukan
pelayanan kesehatan perorangan ke Fasyankes penerima rujukan

Dokumen Rekam Medis milik Fasyankes dan Isi Rekam Medis milik Pasien, dan dapat
disampaikan kepada keluarga terdekat atau pihak lain setelah mendapat persetujuan
pasien. Pihak lain yang dimaksud meliputi pasien di bawah umur 18 tahun dan/atau,
Pasien dalam keadaan darurat. Rekam Medis Elektronik harus memenuhi prinsip
keamanan data dan informasi, meliputi kerahasiaan, integritas, dan ketersediaan.
Penyelenggaraan RME dapat dilengkapi dengan tanda tangan elektronik, yg digunakan
sebagai alat verifikasi dan autentifikasi atas isi RME dan identitas penanda tangan. Tanda
tangan elektronik diselenggarakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan. Untuk pembukaan isi Rekam Medis tanpa persetujuan pasien harus
mendapatkan persetujuan Menteri dengan mengajukan permohonan melalui Dirjen
Yankes.

Anda mungkin juga menyukai