Anda di halaman 1dari 16

INTRODUKSI IMUNISASI

IPV DOSIS KE 2 (IPV2)


Pelaksanaan
01 Tempat dan Waktu Pelaksanaan

02 Distribusi Vaksin dan Logistik

Outline
03 Manajemen Vaksin dan Logistik

04 Jadwal dan Cara Pemberian

05 Pemberian Imunisasi Ganda

06 Manajemen Limbah
Tempat dan Waktu Pelaksanaan

Tempat Pelaksanaan Waktu Pelaksanaan


1. Posyandu Terintegrasi dengan pelaksanaan
2. Puskesmas, Puskesmas Pembantu imunisasi rutin lainnya sesuai
3. Rumah Sakit dengan jadwal yang ditentukan.
4. Klinik, Praktik Dokter Swasta, Tempat
Praktik Mandiri Bidan
5. Fasilitas Pelayanan Kesehatan Lainnya
Distribusi Vaksin dan Logistik
Pendistribusian vaksin dilakukan menggunakan cold box atau vaccine carrier
yang sesuai standar WHO/PQS, sebagai berikut :

a. Provinsi ke Kabupaten/Kota menggunakan


cold box yang disertai penahan suhu dingin
berupa kotak dingin cair (cool pack).
b. Kabupaten/Kota ke Puskesmas
menggunakan cold box atau vaccine carrier
disertai cool pack.
c. Puskesmas ke tempat pelayanan imunisasi INGAT!
JANGAN MENYIMPAN BARANG LAIN SELAIN VAKSIN
menggunakan vaccine carrier yang diisi cool DI DALAM VACCINE CARRIER
pack.
Manajemen Vaksin dan Logistik

Manajemen Stok Vaksin


Provinsi

Stok maksimal 3 bulan termasuk stok minimal 1


Untuk menjamin ketersediaan vaksin, setiap
bulan
tingkat penyimpanan harus menghitung stok
minimal untuk menentukan waktu permintaan Kabupaten/Kota

vaksin dan stok maksimal untuk menentukan Stok maksimal 2 bulan termasuk stok minimal 1
bulan
batas di setiap tingkat penyimpanan, sbg
berikut : Puskesmas

Stok maksimal 1 bulan termasuk stok minimal 1


minggu
Manajemen Vaksin IPV

Vaksin sensitif terhadap beku, harus disimpan pada suhu


2−8°C. 𝐕𝐚𝐤𝐬𝐢𝐧 𝐈𝐏𝐕 𝐭𝐢𝐝𝐚𝐤 𝐛𝐨𝐥𝐞𝐡 𝐛𝐞𝐤𝐮. Uji kocok tidak Setelah pelayanan, vaksin yang sudah dibuka
dapat mendeteksi kerusakan vaksin IPV akibat pembekuan. pada pelayanan luar gedung harus
dimusnahkan mengikuti panduan manajemen
Vaksin IPV dapat bertahan selama 24-36 bulan apabila limbah
disimpan dalam lemari es pada suhu 2−8°C dan terlindung
dari paparan sinar matahari langsung. Vaksin yang belum terbuka saat
pelayanan diberi tanda dan dapat
Vaccine carrier jangan terpapar sinar matahari disimpan kembali kedalam lemari es pada
langsung. Vaksin yang sudah dibuka ditempatkan pada suhu 2−8°C.
spons atau
busa penutup vaccine carrier, sedangkan vaksin yang
belum Vaccine carrier disimpan kembali di ruang
dibuka tetap disimpan di bawah busa penutup. penyimpanan dalam kondisi bersih,
Vaksin yang sudah dibuka pada pelayanan dalam sedangkan cool pack dimasukkan kedalam
gedung dapat digunakan kembali sampai 4 vaccine refrigerator
minggu dengan syarat memenuhi kriteria Multi-
Dose Vial Policy (MDVP)
Jadwal dan Cara
Pemberian (1)
Catatan:
1. Dengan mempertimbangkan situasi KLB Polio
IPV2 diberikan kepada bayi usia 9 bulan
cVDPV2 yang terjadi di 2 provinsi pada tahun ini,
yang telah mendapatkan IPV1,
maka pada awal pelaksanaan di tahun 2023
bersamaan dengan Campak-Rubela1. imunisasi IPV2 diberikan pada bayi usia 9-11
Apabila terlambat dapat diberikan bulan yang telah mendapatkan imunisasi IPV1
dengan interval 4 bulan setelah sebelumnya (sekurang-kurangnya 4 minggu).
imunisasi IPV1 2. Mulai tahun 2024 dan seterusnya, imunisasi IPV2
diberikan pada usia 9 bulan bersamaan dengan
imunisasi Campak-Rubela.
Jadwal dan Cara
Pemberian (2) Kondisi
Demam, batuk, pilek
Berikan Tidak Tunda

Malnutrisi √
Kondisi Imunodefisiensi √

Alergi streptomisin, √
Kontraindikasi neomisin atau
polimiksin B
dan Perhatian Khusus
Gangguan Perdarahan √
pada Pemberian IPV (rekomendasi dokter)

Pernah terjadi reaksi √


berat terhadap IPV
sebelumnya
Sedang pengobatan √
yang menekan respon (rekomendasi dokter)
imun
Jadwal dan Cara
Pemberian (3)
Vaksin IPV diberikan secara
intramuskular, dengan dosis 0,5
ml, pada paha atas bagian
lateral

Setelah selesai, masukkan jarum suntik kedalam safety box


tanpa dilakukan penutupan kembali (no recapping)
Pemberian Imunisasi Ganda Pemberian Imunisasi
Ganda Aman, Efektif
dan Efisien
1. Jelaskan manfaat dan keamanan vaksin
kepada orang tua/pengantar
2. Atur posisi bayi/anak senyaman mungkin
3. Pemberian imunisasi ganda dilakukan
ditempat yang berbeda, imunisasi
Campak-Rubela1 diberikan di lengan kiri
dan imunisasi IPV2 di paha kiri
4. Tidak diperlukan aspirasi sebelum
penyuntikan
Manajemen Limbah

1. Menyiapkan kantong plastik kuning atau plastik lain, safety box dan tempat sampah tertutup.
2. Melapisi tempat sampah dengan plastik kuning atau plastik lain dengan label/logo limbah medis/infeksius.
3. Masukkan limbah berupa vial vaksin yang sudah dipakai atau dibuka dan dirusak label/kemasannya, masker,
sarung tangan, APD lainnya ke dalam plastik kuning atau plastik lain dengan label/logo limbah medis/infeksius.
Bila kantong plastik sudah ¾ penuh segera diikat dan diganti dengan yang baru.
4. Tempatkan limbah medis/infeksius di Tempat Penyimpanan Sementara Limbah B3 (TPSLB3) yang dilengkapi
dengan lemari pendingin (suhu < 0°C) bila menyimpan lebih dari 48 jam.
5. Angkut limbah medis/infeksius ke TPSLB3 secara hati-hati sehingga tidak terjadi tumpahan atau ceceran.
6. Pengolahan limbah medis sesuai dengan beberapa alternatif yaitu:
a. Bekerjasama dengan perusahaan pengolah limbah berizin
b. Menggunakan incinerator, autoclave atau microwave yang dilengkapi pencacah
c. Untuk daerah yang tidak terjangkau perusahaan pengolah limbah berizin maka dapat dilakukan
penguburan dengan berkoordinasi dengan Dinas Lingkungan Hidup setempat.
Pencatatan dan Pelaporan

Cakupan Vaksin dan Logistik


Pecatatan dan pelaporan dilakukan Pencatatan dan pelaporan pemakaian vaksin
secara elektronik dengan dan logistik dilakukan secara elektronik
menggunakan aplikasi ASIK menggunakan aplikasi SMILE

Monitoring Suhu
Suhu yang dicatat secara berkala 2x sehari. Dapat
menggunakan temperature logger dan juga
Internet of Things (IoT) yang terintegrasi dengan
aplikasi SMILE
Pemantauan

Pemantauan Ada 2 jenis pemantauan yang dilakukan


Cakupan IPV1 dan IPV2
1. Sebelum kegiatan : dilakukan secara
Variabel yang dipantau antara lain cakupan
elektronik dengan menggunakan daftar
imunisasi IPV dosis 1 dan 2, dan angka drop- tilik penilaian kesiapan (readiness
out. Assessment/RA) 2
2. Saat Pelaksanaan : Supervisi dilakukan
Target cakupan imunisasi IPV2
terintegrasi dengan supervisi suportif
adalah minimal 90% merata di
imunisasi rutin yang dilakukan
seluruh tingkatan administrasi
MONITORING DAN EVALUASI
KESIAPAN
Melalui tautan
https://bit.ly/Kesiapan-Introduksi-
IPV2

SUPERVISI PELAKSANAAN
Melalui tautan
https://linktr.ee/data_analytics_team
EVALUASI

Evaluasi dilakukan untuk mengidentifikasi Peserta :

pencapaian hasil kegiatan : • Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota

 Cakupan masing-masing wilayah • Kepala Puskesmas

 Pemanfaatan logistik • Pengelola Program Imunisasi

 Masalah-masalah yang dijumpai di • Petugas Kesehatan lainnya

lapangan • Lintas Sektor terkait

 Laporan KIPI
 Aspek yang menyebabkan terjadinya KIPI

Evaluasi dampak dilakukan melalui surveilans Acute Flaccid


Paralysis (AFP) maupun surveilans polio-lingkungan
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai